BAB IV PEMANDU-GELOMBANG OPTIK TERPADU
|
|
- Vera Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PEMANDU-GELOMBANG OPTIK TERPADU Tujua Istruksioal Umum Pada bab ii aka dibahas megeai pemadugelombag yag bayak diguaka utuk metrasfer cahaya di atara kompoe-kompoe jariga, megeai bermacam-macam strukturya, serta mode-mode perambata didalamya, higga dispersi yag dapat terjadi. Tujua Istruksioal Khusus Setelah mempelajari bab ii, mahasiswa diharapka :. Memahami tetag pemadu-gelombag optik da fugsiya.. Mejelaska tetag mode-mode perambata cahaya yag dapat terjadi di dalam pemadu-gelombag sesuai dega jeis polarisasiya. 3. Dapat meetuka jumlah mode yag dapat didukug oleh sebuah pemadu-gelombag. 4. Dapat membuat chart mode perambata. 5. Dapat mejelaska berbagai jeis dispersi yag terjadi di dalam pemadu-gelombag.
2 49 Pedahulua Optik terpadu adalah tekologi pembuata peralata da jariga optik pada suatu substrat, seperti megkostruksi sirkuit elektroika terpadu. Optik terpadu meawarka kemampua utuk megkombiasika kompoe elektroik da optik pada sebuah substrat sehigga terbetuk sub sistem atau sistem yag fugsioal. Tekologi ii mempuyai beberapa kelebiha, diataraya kompak, berukura kecil, da hargaya relatif murah. Pemacar optik, peerima, da pegulag dapat diracag pada satu substrat utuk hubuga iterkoeksi jarak jauh megguaka serat optik. Pada jariga optik terpadu, cahaya ditrasfer ke kompoe-kompoe oleh pemadu-gelombag plat dielektrik. Pemadu-gelombag plat mempuyai kesamaa dega serat optik, sehigga proses perambata gelombag dalam plat ii dapat diguaka sebagai dasar utuk megaalisa perambata gelombag pada serat. 4. Pemadu-Gelombag Plat Dielektrik Pada gambar 4. diperlihatka pemadu-gelombag plat dielektrik. Gelombag merambat terutama dalam lapisa tegah yag mempuyai ideks bias. Lapisa ii sagat tipis (kurag dari satu mikrometer), da biasa disebut film. Film ii diapit oleh lapisa atas da lapisa bawah yag mempuyai ideks bias da 3. Cahaya
3 50 terjebak dalam film oleh pematula iteral total. Seperti telah dibahas pada bab terdahulu, hal ii dapat terjadi jika da 3 lebih kecil dari. Gambar 4. Pemadu-gelombag plat dielektrik dega > da > 3 Sudut kritis yag harus dicapai agar terjadi pematula iteral total tergatug pada ideks bias baha lapisa atas da lapisa bawah, yaitu sebagai berikut. - Sudut kritis pada bidag batas bawah ( atara da ) si θ c =...( 4. )
4 5 - Sudut kritis pada bidag batas atas ( atara da 3 ) si θ 3 c =...( 4. ) Utuk mejami terjadiya patula iteral total pada lapisa film, maka sudut datag θ harus lebih besar dari kedua sudut kritis tersebut di atas. Pematula total juga mesyaratka permukaa bidag pematul yag halus; jika permukaa pematul kasar maka aka terjadi pematula diffuse yag aka meghamburka cahaya. Ihomogeitas baha juga aka meghamburka cahaya da megakibatka peambaha rugi-rugi. Baha yag diguaka sebagai substrat da film juga harus mempuyai rugi-rugi peyerapa yag kecil. Lithium Niobat (LiNbO 3 ) mempuyai rugi-rugi db/cm da Galium Arseid (GaAs) mempuyai rugi-rugi sekitar db/cm. Rugi-rugi sebesar ii masih dapat diterima utuk jarak pedek (pada pemadu-gelombag), sedagka baha yag diguaka utuk membuat serat optik mempuyai rugi-rugi yag jauh lebih kecil lagi (misalya db/km). Berdasarka strukturya, pemadu-gelombag plat dibagi mejadi dua, yaitu :. Simetris, yaitu = 3
5 5 Struktur simetris ii sagat mirip dega struktur serat optik; ideks bias iti serat adalah da ideks bias kulit serat adalah.. Asimetris, yaitu 3 Cotoh struktur asimetris adalah kofigurasi 3 =,0, yaitu sirkuit optik terpadu yag terbuka pada bagia atas. Gelombag cahaya dalam film berjala zig-zag ke atas da ke bawah pada arah sudut sebesar θ, sehigga dapat dipadag sebagai jumlaha dua buah gelombag (masig-masig berjala ke atas da ke bawah pada arah sudut sebesar θ). Gelombag ii mempuyai faktor propagasi k = k 0. dega k 0 adalah faktor propagasi ruag bebas. Pada gambar 4. berikut ii diperlihatka kompoe-kompoe faktor propagasi utuk kedua gelombag. Kompoe β disebut faktor propagasi logitudial da h adalah kompoe vertikal dari k. β = k si θ = k si θ 0...( 4.3 ) h = k cosθ = k cosθ 0...( 4.4 )
6 53 β k θ h k θ h β Gambar 4. Faktor propagasi utuk gelombag dalam pemadu-gelombag plat Karea iterferesi gelombag yag berjala ke atas da ke bawah, maka gelombag mejadi tidak seragam sepajag arah sumbu y tetapi bervariasi secara siusoidal. Faktor propagasi logitudial adalah perbadiga atara frekuesi sudut ω dega kecepata fase dalam pemadu-gelombag, yaitu v g. ω β = atau v g ω v g =...( 4.5 ) β Jika ideks bias adalah kecepata cahaya di ruag hampa dibagi kecepata dalam suatu medium, maka dapat didefiisika ideks bias efektif, eff, yaitu perbadiga atara kecepata cahaya di ruag hampa dega kecepata dalam pemadu. c β = = c...( 4.6 ) eff v ω g
7 54 Karea k 0 = ω / c maka : eff = sehigga β k 0 k si θ = k 0 k si θ = 0 k 0 = si θ...( 4.7 ) eff 4. Mode-Mode Dalam Pemadu Plat Simetris Pematula iteral total terjadi jika sudut datag mempuyai ilai lebih besar dari sudut kritis sampai dega sudut 90. Jika sudut datag sama dega 90, maka ideks bias efektif sama dega ideks bias film da hal ii berarti bahwa gelombag merambat sejajar plat. Jika sudut datag sama dega sudut kritis, maka ideks bias efektif sama dega. Dega demikia, maka besarya ideks bias efektif adalah : eff...( 4.8 )
8 Syarat Mode Gelombag atau cahaya yag datag dega sudut datag atara sudut kritis da 90 terjebak dalam film oleh pematula iteral total, tetapi tidak semua gelombag ii aka dapat merambat sepajag struktur. Gelombag yag dapat merambat dalam pemadu tergatug pada mode pemadu itu sediri. Pola iterferesi yag stabil terbetuk jika pergesera fase total pada satu siklus adalah kelipata bilaga bulat dari π, yaitu : Δφ = m. π...( 4.9 ) dega m adalah bilaga bulat. Pergesera fase terjadi akibat perjalaa sepajag struktur pemadu da karea patula. Pergesera fase dapat dihitug dega cara membuat λ tetap da megubah-ubah arah θ. Dega demikia persamaa ( 4.9 ) aka terpeuhi utuk beberapa arah θ yag berbeda; iilah yag disebut mode pemadugelombag. Gelombag atau cahaya yag mempuyai arah θ tidak memeuhi persamaa ( 4.9 ), aka dega cepat meluruh akibat iterferesi merusak (destructive iterferece).
9 56 θ θ 3 Gambar 4.3 Satu siklus litasa zig-zag sebuah mode dalam pemadu-gelombag 4.. Polarisasi TE da TM Polarisasi dalam pemadu-gelombag dapat dibedaka mejadi dua macam :. Polarisasi TE ( Trasverse Electric ) Yaitu polarisasi dimaa vektor meda listrik berada pada bidag yag tegak lurus arah perambata gelombag ( arah z ). Jeis polarisasi ii berhubuga dega mode TE dari pemadu gelombag.. Polarisasi TM ( Trasverse Magetic ) Yaitu polarisasi dimaa vektor meda magetik berada pada bidag yag tegak lurus arah perambata
10 57 gelombag ( arah z ). Jeis polarisasi ii berhubuga dega mode TM dari pemadu gelombag Chart Mode TE Utuk mode-mode geap TE ( yaitu yag mempuyai simetri geap ), peyelesaia persamaa ( 4.9 ) adalah sebagai berikut : ta( hd / ) = si θ...( 4.0 ) cosθ da utuk mode-mode gajil : hd π ta = cos θ si θ...( 4. ) Dalam praktek aka lebih memudahka jika dipilih beberapa sudut datag, yag besarya atara sudut kritis da sudut siku-siku, da kemudia meyelesaika persamaa utuk meetuka ketebala d. Cotoh berikut ii dapat memberika ilustrasi. Utuk plat simetris = 3,6 da = 3,55 maka : o sudut kritis θ c = arc si ( / ) = 80,4 o sudut datag agar cahaya terjebak adalah 80,4 θ 90 o ideks bias efektif mempuyai ilai 3,55 eff 3,6 Utuk mecari ketebala d maka : o pilih sudut θ
11 58 o hitug eff = si θ o hitug ilai ta ( hd / ) o hitug ilai hd o hitug ilai π cos θ o karea π hd = cosθ.d λ d hd = π cosθ λ sehigga o hitug d / λ d hd = λ π cosθ...( 4. ) o jika λ ruag hampa diketahui, maka d dapat ditemuka, da grafik dari peyelesaia ii disebut chart mode o hasil perhituga tersebut di atas dapat dilihat pada pada tabel 4. Dari hasil tabel 4., dapat dibuat grafik yag disebut chart mode (gambar 4.4). Hasil tersebut merupaka ilai terkecil dari ketebala terormalisasi d/λ (disebut d/λ 0 ) da berkaita dega mode pemadu-gelombag yag disebut mode TE 0.
12 59 Tabel 4. Perhituga Mode TE θ eff ta (hd/) hd π cos θ d/λ 80,4 3, , ,565 0,65,55 3,48 0, ,580,35,780,364 0, ,59,6,75,578, ,598 4,653,78 0,789 3, ,600 3,4 0 Gambar 4.4 Chart mode utuk plat simetris dega = 3,6 da = 3,55
13 Mode-mode TE Orde Tiggi Karea fugsi tage periodik, maka persamaa (4.0) da (4.) mempuyai peyelesaia gada. Utuk ilai θ tertetu, ada sejumlah ilai d yag mugki (yag aka melewatka cahaya). Pada cotoh terdahulu, yag diperoleh adalah d/λ terkecil (biasa diotasika dega (d/λ 0 ). Peyelesaia yag lai (baik utuk mode gajil da geap) adalah : m ( d / λ) m = (d / λ) +...( 4. 3 ) 0 cosθ dega m adalah bilaga bulat positif. Setiap ilai m berhubuga dega jumlah mode pemadu-gelombag. Masig-masig peyelesaia utuk (d/λ) 0 mempuyai perbedaa sebesar : Δ( d / λ) =...( 4. 4 ) cosθ yaitu perbedaa besar (d/λ) atara mode yag satu dega mode yag berikutya. Pada cotoh (lihat cotoh soal da peyelesaiaya), mode TE 3 tidak dapat merambat karea d/λ tidak cukup besar. Mode TE 3 da mode-mode yag lebih tiggi (dega m yag lebih tiggi) terpotog (cutoff). Syarat cutoff mode TE ke-m adalah :
14 6 (d / ) = m,c m λ...( 4.5 ) Jika d/λ kurag dari ilai ii, maka mode ke-m tidak aka merambat. Dari persamaa (4.5) ilai m tertiggi (orde tertiggi) : d m =...( 4.6 ) λ Dega demikia jumlah mode dalam pemadugelombag : N = + m d = + λ...( 4.7 ) Utuk memiimalka jumlah mode yag merambat dalam pemadu-gelombag, dapat dilakuka dega membuat d/λ sekecil mugki atau dega membuat (ilai hampir sama dega ). Jika dikehedaki haya satu mode saja yag merambat (TE 0 ), maka mode TE harus cut off, yag mesyaratka : d λ <...( 4.8 ) Pemadu-gelombag multimode (mode jamak) adalah pemadu-gelombag yag dapat medukug lebih dari
15 6 satu mode perambata. Dega tebal film yag tertetu, mode-mode orde tiggi merambat dega sudut yag lebih kecil daripada sudut perambata mode-mode orde redah. Dega demikia, mode orde tiggi melalui litasa yag lebih pajag daripada litasa yag dilalui oleh mode orde redah. Hal ii dapat diilustrasika pada gambar 4.5. α α θ θ θ θ Gambar 4.5 Litasa cahaya utuk mode-mode orde tiggi da orde redah Chart Mode TM Peyelesaia persamaa (4.9) utuk mode geap TM adalah sebagai berikut. ta( hd / ) = si θ...( 4.9 ) cosθ Utuk mode-mode gajil :
16 63 ta hd π = cosθ si θ...( 4.0 ) Jika, maka peyelesaia ii hampir sama dega peyelesaia utuk mode TE. Hal ii megakibatka kurva mode TE da mode TM berimpit da harga cutoff utuk kedua macam polarisasi juga sama. Jika cahaya yag merambat dalam pemadu tidak dipolarisasika, maka aka terdapat dua macam mode yaitu mode TE da TM. Jumlah keseluruha mode yag merambat dalam pemadu adalah dua kali jumlah mode TE (atau jumlah mode TM) yag dapat didukug oleh pemadu. Akibat lebih lajut adalah bahwa tidak mugki utuk meghasilka mode tuggal haya dega membuat film setipis mugki, karea aka selalu ada mode TE 0 da TM 0. Satu-satuya cara agar dapat dihasilka mode tuggal adalah dega membuat film setipis mugki da mempolarisasika cahaya sesuai dega salah satu mode yag dikehedaki (mode TE atau mode TM saja). 4.3 Dispersi Dalam Pemadu-Gelombag Plat Sejauh pembahasa tetag perambata gelombag/cahaya dalam pemadu-gelombag plat, maka terdapat tiga macam dispersi yag mugki terjadi. Ketiga macam dispersi ii tetu saja aka megakibatka distorsi pada gelombag/cahaya yag merambat, da utuk kasus
17 64 terburuk dalam meyebabka kesalaha iformasi. Berikut ii adalah tiga macam dispersi tersebut :. Dispersi baha Ideks bias baha dielektrik pembetuk pemadugelombag berubah meurut pajag-gelombag cahaya yag merambat. Akibatya adalah bahwa cepat rambat cahaya dalam baha tersebut aka bervariasi da cahaya datag ke detektor pada waktu yag tidak bersamaa, sehigga aka terjadi pelebara pulsa output. Hal ii disebut dispersi baha. Pelebara pulsa akibat dispersi baha dapat dihilagka dega cara megguaka cahaya (sumber cahaya) yag mookromatis (lebar-spektral = ol).. Dispersi pemadu-gelombag Ideks bias efektif utuk tiap mode perambata bervariasi sesuai pajag-gelombag utuk tebal film yag tertetu, meskipu baha pemadu-gelombag tidak bersifat dispersif. Ii disebut dispersi pemadugelombag. Variasi ideks bias efektif megakibatka pelebara pulsa seperti variasi ideks bias. Jika baha pemadu-gelombag bersifat dispersif, maka dispersi baha da dispersi pemadu-gelombag aka mucul bersamaa. Pelebara pulsa akibat dispersi pemadugelombag dapat dihilagka dega cara megguaka cahaya (sumber cahaya) yag mookromatis (lebar-spektral = ol).
18 65 3. Dispersi multimode (dispersi modal) Jika beberapa mode merambat dalam pemadugelombag, masig-masig mode aka merambat dega kecepata yag berbeda. Hal ii aka megakibatka cahaya datag ke detektor pada waktu yag tidak bersamaa, da akibat selajutya aka meyebabka pelebara pulsa. Iilah yag disebut dispersi multimode. Dispersi multimode tidak tergatug pada lebar-spektral sumber cahaya, da tidak dapat dihilagka dega haya megguaka sumber cahaya yag mookromatis. Dega megguaka sumber cahaya yag mookromatis, masih ada kemugkia beberapa mode dapat merambat dalam pemadu da megakibatka dispersi multimode. Cara utuk meghilagka dispersi jeis ii adalah dega membuat mode tuggal dalam pemadu. 4.4 Rigkasa Pada pemadu-gelombag plat, dapat disimpulka hal-hal berikut.. Gelombag cahaya dipadu dega adaya pemamtula sudut kritis.. Gelombag cahaya membetuk mode-mode perambata. Setiap mode berkaita dega arah perambata yag spesifik da mempuyai pola meda trasversal yag uik.
19 66 3. Ideks bias efektif dari sebuah mode tertetu dapat ditetuka dega megguaka chart mode. Dega besara ii maka faktor propagasi logitudial dapat ditetuka pula. 4. Terdapat dua polarisasi orthogoal, yag didefiisika sebagai traverse electric (TE) da traverse magetic (TM). 5. Jumlah mode yag dapat merambat aka aik sesuai keaika ketebala film da keaika perbedaa ideks bias atara fillm dega baha disekitarya. 6. Utuk film dega tipis, pemadu-gelombag dapat meghasilka satu mode perambata saja. 7. Sebuah pulsa daka megalami pelebara oleh karea dispersi baha, dispersi pemadu-gelombag, da dispersi multimode. 4.5 Cotoh Soal da Peyelesaiaya. Hitug sudut propagasi θ, eff, da jumlah mode TE dalam pemadu-gelombag AlGaAs jika d =,64 μm da λ ruag bebas sebesar 0,8 μm. Peyelesaia,64μm 0,8μm Pertama-tama hitug = = d λ Utuk ilai ii, chart mode gambar 4.4 memberi solusi : TE 0 ; eff = 3,594 ; θ = 86,7
20 67 TE ; eff = 3,578 ; θ = 83,7 TE ; eff = 3,557 ; θ = 8, Sehigga ada 3 mode TE yag merambat dalam pemadu-gelombag.. Hitug tebal maksimal pemadu-gelombag plat AlGaAs ( = 3,6 da = 3,55) yag haya aka melewatka mode TE tuggal pada pajag-gelombag 0,8 μm! Peyelesaia Dega megguaka persamaa (4.8), tebal maksimalya adalah : d = = λ 0,8 3,6 3,55 = 0,686μm 4.6 Soal-soal Latiha. Hitug sudut propagasi θ, eff, da jumlah mode TE dalam pemadu-gelombag AlGaAs jika d = μm da λ ruag bebas sebesar 0,8 μm.. Hitug tebal maksimal pemadu-gelombag plat AlGaAs ( = 3,6 da = 3,5) yag haya aka melewatka mode TE tuggal pada pajag-gelombag 0,8 μm!
21 68 3. Tetuka tebal film masig-masig agar mode TE 0, TE, TE, TE 3 cutoff, jika =,48, = 3 =,46 da pajag-gelombagya = 0,8 μm! 4. Jelaska berbagai macam dispersi yag dapat terjadi dalam pemadu-gelombag plat? 5. Bagaimaa caraya agar dispersi modal dapat dimiimalka? Megapa demikia?
B a b 1 I s y a r a t
34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat
Lebih terperinciBAB 5 OPTIK FISIS. Prinsip Huygens : Setiap titik pada muka gelombang dapat menjadi sumber gelombang sekunder. 5.1 Interferensi
BAB 5 OPTIK FISIS Prisip Huyges : Setiap titik pada muka gelombag dapat mejadi sumber gelombag sekuder. 5. Iterferesi - Iterferesi adalah gejala meyatuya dua atau lebih gelombag, membetuk gelombag yag
Lebih terperinciOleh: Bambang Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta
Oleh: Bambag Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta PETA KONSEP Prisip Superposisi Liier Sefase π π beda faseya : 0,2, 4,. beda litasa : 0,,2, 3,. terjadi iterferesi Kostruktif/ salig meguatka, amplitudo
Lebih terperinci3. Struktur Fiber Optik
03/0/0 3. Struktur Fiber Optik Ahar, MT. Edisi Gajil 0/03 Outlie : Betuk geometrik optik Kosep mode Fiber optik step ideks Fiber graded-idexs Baha peyusu optik Sifat mekais fiber Edisi Gajil 0/03 03/0/0
Lebih terperinci6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi
6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0
Lebih terperinciSecara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:
BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif
Lebih terperinciI. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT
I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da
Lebih terperinciMata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4
Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika
Lebih terperinciterurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2
Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama
Lebih terperinciBab 3 Metode Interpolasi
Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui
Lebih terperinciPenyelesaian Persamaan Non Linier
Peyelesaia Persamaa No Liier Metode Iterasi Sederhaa Metode Newto Raphso Permasalaha Titik Kritis pada Newto Raphso Metode Secat Metode Numerik Iterasi/NewtoRaphso/Secat - Metode Iterasi Sederhaa- Metode
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan
Istitut Tekologi Sepuluh Nopember Surabaya Model Sistem dalam Persamaa Keadaa Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Latiha Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Istilah-istilah Dalam Persamaa Keadaa Aalisis Sistem
Lebih terperinciREGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan
REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k
Lebih terperinciJl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage :
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA Jl. Gaesha No. 0 Badug, 4032 Telp. (022) 2500834, 253427, Fax. (022) 2506452 Homepage : http://www.fi.itb.ac.id
Lebih terperinciPendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X
Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..
Lebih terperincitheresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS :
theresiaveiwordpresscom NAMA : KELAS : 1 theresiaveiwordpresscom BARISAN DAN DERET Barisa da deret dapat diguaka utuk memudahka peyelesaia perhituga, misalya buga bak, keaika produksi, da laba/rugi suatu
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Aljabar Liier Defiisi 2. 1. 1 Grup Himpua tak kosog G disebut grup (G, ) jika pada G terdefiisi operasi, sedemikia rupa sehigga berlaku : a. Jika a, b eleme dari G, maka a b eleme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya
Lebih terperinciBAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)
BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) Setiap peelitia selalu berkeaa dega sekelompok data. Yag dimaksud kelompok disii adalah: Satu orag mempuyai sekelompok data, atau sekelompok orag mempuyai satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap
Lebih terperinciDefinisi Integral Tentu
Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.
Lebih terperinciProjek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16,
Projek Himpulah miimal tiga masalah peerapa barisa da deret aritmatika dalam bidag fisika, tekologi iformasi, da masalah yata di sekitarmu. Ujilah berbagai kosep da atura barisa da deret aritmatika di
Lebih terperinciFungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
TKS 4007 Matematika III Fugsi Kompleks (Pertemua XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Brawijaya Pedahulua Persamaa x + 1 = 0 tidak memiliki akar dalam himpua bilaga real. Pertayaaya,
Lebih terperinciPERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3
PERTEMUAN VEKTOR dalam R Pegertia Ruag Vektor Defiisi R Jika adalah sebuah bilaga bulat positif, maka tupel - - terorde (ordered--tuple) adalah sebuah uruta bilaga riil ( a ),a,..., a. Semua tupel - -terorde
Lebih terperinciPETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO
PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah
III PEMBAHASAN Pada bagia ii aka diformulasika masalah yag aka dibahas. Solusi masalah aka diselesaika dega Metode Dekomposisi Adomia. Selajutya metode ii aka diguaka utuk meyelesaika model yag diyataka
Lebih terperinciSTATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP
STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,
Lebih terperinciMETODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc.
METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/0 SUGENG00 Copyright 996-98 Dale Caregie & Associates, Ic. Kesalaha ERROR: Selisih atara ilai perkiraa dega ilai eksakilai
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk
Lebih terperinciBAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor
Bab 6 Deret Taylor da Deret Lauret BAB 6 DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT 6 Deret Taylor Misal fugsi f aalitik pada - < R ligkara dega pusat di da jari-jari R Maka utuk setiap titik pada ligkara itu f dapat
Lebih terperinciMODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11
SMA IPA Kelas BARISAN DAN DERET ARITMATIKA. Betuk umum: a, ( a b), ( a b) ( a b). Rumus suku ke- ( ) a ( ) b a : suku pertama b : beda. Jumlah suku pertama (S ) S ( a ) atau S (a ( ) b) Dega S dapat juga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya
5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel
Lebih terperinciPrestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL
SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 010 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 0 Prestasi itu diraih buka didapat!!! SOLUSI SOAL Bidag Matematika Disusu oleh : Eddy Hermato, ST Olimpiade Matematika Tk
Lebih terperinciProgram Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret
Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ii aka dituliska beberapa aspek teoritis berupa defiisi, teorema da sifat-sifat yag berhubuga dega aljabar liear, struktur aljabar da teori kodig yag diguaka sebagai
Lebih terperinci2 BARISAN BILANGAN REAL
2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu
Lebih terperincii adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.
4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha
Lebih terperinciSolusi Pengayaan Matematika
Solusi Pegayaa Matematika Edisi 11 Maret Peka Ke-, 2007 Nomor Soal: 101-110 101. Bilaga desimal 0,7777 diyataka dalam hasil bagi bilaga rasioal sebagai a b, dega a da b relatif prima. Nilai dari ab A.
Lebih terperinciTeorema Nilai Rata-rata
Nilai Kus Prihatoso April 27, 2012 Yogyakarta Nilai Suatu Fugsi Masih igatkah ada tetag ilai rata-rata dari sekmpula bilaga? Berapakah ilai rata-rata dari sebayak bilaga y 1, y 2,..., y? Nilai Suatu Fugsi
Lebih terperinciModul Kuliah statistika
Modul Kuliah statistika Dose: Abdul Jamil, S.Kom., MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER MUHAMMADIYAH JAKARTA Bab 2 Populasi da Sampel 2.1 Populasi Populasi merupaka keseluruha pegamata
Lebih terperinciDeret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul Deret Fourier Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDAHULUAN ada modul ii dibahas masalah ekspasi deret Fourier Sius osius utuk suatu fugsi periodik ataupu yag diaggap periodik, da dibahas pula trasformasi
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa istilah, definisi serta konsep-konsep yang
II. LANDASAN TEORI Pada bab ii aka diberika beberapa istilah, defiisi serta kosep-kosep yag medukug dalam peelitia ii. 2.1 Kosep Dasar Teori Graf Berikut ii aka diberika kosep dasar teori graf yag bersumber
Lebih terperinciRESPONSI 2 STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015
RESPONSI STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 015 A. PENYAJIAN DAN PERINGKASAN DATA 1. PENYAJIAN DATA a. Sebutka tekik peyajia data utuk data kualitatif! Diagram kueh, diagram batag, distribusi
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan
POSITRON, Vol. II, No. (0), Hal. -5 ISSN : 30-4970 Peetua Eergi Osilator Kuatum Aharmoik Megguaka Teori Gaggua Iklas Saubary ), Yudha Arma ), Azrul Azwar ) )Program Studi Fisika Fakultas Matematika da
Lebih terperinciKALKULUS 4. Dra. D. L. Crispina Pardede, DEA. SARMAG TEKNIK MESIN
KALKULUS Dra. D. L. Crispia Pardede DEA. SARMAG TEKNIK MESIN KALKULUS - SILABUS. Deret Fourier.. Fugsi Periodik.2. Fugsi Geap da Gajil.3. Deret Trigoometri.. Betuk umum Deret Fourier.. Kodisi Dirichlet.6.
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1. : 6 jam pelajaran
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1 Satua Pedidika Mata Pelajara Kelas/Semester Materi Pokok Waktu : SMA N 6 YOGYAKARTA : Matematika : XII IPS/ : Barisa da Deret : 6 jam pelajara 1. Stadar Kompetesi 4.
Lebih terperinciLIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n
LIMIT 4.. FUNGSI LIMIT Defiisi 4.. A R Titik c R adalah titik limit dari A, jika utuk setiap δ > 0 ada palig sedikit satu titik di A, c sedemikia sehigga c < δ. Defiisi diatas dapat disimpulka dega cara
Lebih terperinciHendra Gunawan. 12 Februari 2014
MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2013/2014 12 Februari 2014 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 82 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg
Lebih terperinciUKURAN PEMUSATAN DATA
Malim Muhammad, M.Sc. UKURAN PEMUSATAN DATA J U R U S A N A G R O T E K N O L O G I F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P U R W O K E R T O DEFINISI UKURAN PEMUSATAN
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:
PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.
Lebih terperinciPendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual
Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah
Lebih terperinciGalat dan Perambatannya
Modul 1 Galat da Perambataya Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDHULUN ada Modul 1 ii dibahas masalah galat atau derajat kesalaha da perambataya, dega demikia para peggua modul ii diharapka telah memahami
Lebih terperinci,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNMUH PONOROGO SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA 03/04 Mata Ujia : Aalisis Real Tipe Soal : REGULER Dose : Dr. Jula HERNADI Waktu : 90 meit Hari, Taggal : Selasa,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian
TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pegumpula Data Dalam melakuka sebuah peelitia dibutuhka data yag diguaka sebagai acua da sumber peelitia. Disii peulis megguaka metode yag diguaka utuk melakuka pegumpula
Lebih terperinciBAB II TEORI MOTOR LANGKAH
BAB II TEORI MOTOR LANGKAH II. Dasar-Dasar Motor Lagkah Motor lagkah adalah peralata elektromagetik yag megubah pulsa digital mejadi perputara mekais. Rotor pada motor lagkah berputar dega perubaha yag
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO INVESTASI
MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya
Lebih terperinciBarisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1
Barisa Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 9/0/06 Matematika Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka susua dari bilaga bilaga yag urutaya berdasarka bilaga
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN
JURAL MATEMATKA DA KOMPUTER Vol. 6. o., 77-85, Agustus 003, SS : 40-858 DSTRBUS WAKTU BERHET PADA PROSES PEMBAHARUA Sudaro Jurusa Matematika FMPA UDP Abstrak Dalam proses stokhastik yag maa kejadia dapat
Lebih terperinciDEGRADASI SINYAL PD FIBER OPTIK
DEGRADASI SINYAL PD FIBER OPTIK Ref : Keiser, Palais Fakultas Tekik Elektro 1 Degradasi siyal : Degradasi siyal dlm fiber : Redama Dispersi Redama diklasifikasika : Absorpsi Hambura Raleigh Efek geometri
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 7. No. 1, 31-41, April 2004, ISSN :
Vol. 7. No. 1, 31-41, April 24, ISSN : 141-8518 Peetua Kestabila Sistem Kotrol Lup Tertutup Waktu Kotiu dega Metode Trasformasi ke Betuk Kaoik Terkotrol Robertus Heri Jurusa Matematika FMIPA UNDIP Abstrak
Lebih terperinciHALAMAN Dengan definisi limit barisan buktikan limit berikut ini : = 0. a. lim PENYELESAIAN : jadi terbukti bahwa lim = 0 = 5. b.
Didowload dari ririez.blog.us.ac.id HALAMAN 36 37 5. Dega defiisi limit barisa buktika limit berikut ii : a. lim = 0 lim 1 2 + 3 = 0 > 0 h 1 = 2 + 3 0 = 1 2 + 3 1 2 1 2 1 2 < jadi terbukti bahwa lim =
Lebih terperinciIII BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar
BAB III BARISAN DAN DERET Tujua Pembelajara Setelah mempelajari materi bab ii, Ada diharapka dapat:. meetuka suku ke- barisa da jumlah suku deret aritmetika da geometri,. meracag model matematika dari
Lebih terperinciPENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR
PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR Nur Aei Prodi Matematika, FST-UINAM uraeiatullah@gmail.com Ifo: Jural MSA Vol. 3 No. 2 Edisi: Juli Desember
Lebih terperinciSOAL-SOAL. 1. UN A Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n n
Husei Tampomas, Barisa da Deret, 06 SOAL-SOAL. UN A 0 Jumlah suku pertama deret aritmetika diyataka dega S. Suku ke-0 A. B. C. 0 D. 8 E. 6. UN A, D7, da E8 0 Sebuah pabrik memproduksi barag jeis A pada
Lebih terperinciUKURAN PEMUSATAN UKURAN PENYEBARAN
UKURAN PEMUSATAN DATA TUNGGAL DATA KELOMPOK. MEAN / RATA-RATA. MODUS 3. MEDIAN 4. KUARTIL. MEAN / RATA-RATA. MODUS 3. MEDIAN 4. KUARTIL UKURAN PENYEBARAN JANGKAUAN HAMPARAN RAGAM / VARIANS SIMPANGAN BAKU
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai bentuk program linear fuzzy
BAB III PEMBAHASAN Pada BAB III ii aka dibahas megeai betuk program liear fuzzy dega koefisie tekis kedala berbetuk bilaga fuzzy da pembahasa peyelesaia masalah optimasi studi kasus pada UD FIRDAUS Magelag
Lebih terperinciBab IV. Penderetan Fungsi Kompleks
Bab IV Pedereta Fugsi Kompleks Sebagaimaa pada fugsi real, fugsi kompleks juga dapat dideretka pada daerah kovergesiya. Semua watak kajia kovergesi pada fugsi real berlaku pula pada fugsi kompleks. Secara
Lebih terperinciKompetisi Statistika Tingkat SMA
. Arya da Bombom melakuka tos koikoi yag seimbag yag mempuyai sisi, agka da gambar Arya melakuka tos terhadap 6 koi, sedagka Bombom melakuka tos terhadap koi, maka peluag Arya medapatka hasil tos muka
Lebih terperinciBAB IV PENELITIAN. menggunakan sensor mekanik limit switch sebagai mekanis hitungnya
BAB IV PENELITIAN 4.1 Spesifikasi Alat Coloy couter didesai khusus agar diperutuka bagi user utuk membatu meghitug sekaligus megaalisa jumlah media dega megguaka sesor mekaik limit switch sebagai mekais
Lebih terperinciBAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)
Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT
Buleti Ilmiah Math. Stat. da Terapaya (Bimaster) Volume 02, No. 1(2013), hal 1-6. PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT Demag, Helmi, Evi Noviai INTISARI Permasalaha di bidag tekik
Lebih terperinciPENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR
PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR Nur Aei Prodi Matematika, FST-UINAM uraeiatullah@gmail.com Ifo: Jural MSA Vol. 3 No. 2 Edisi: Juli Desember
Lebih terperinciSINYAL WAKTU Pengolahan Sinyal Digital Minggu II
SINYAL WAKTU Pegolaha Siyal Digital Miggu II 24 Goodrich, Tamassia PENDAHULUAN Defiisi Siyal x(t) Fugsi dari variabel bebas yag memiliki ilai real/skalar yag meyampaika iformasi tetag keadaa atau ligkuga
Lebih terperinciBarisan Aritmetika dan deret aritmetika
BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika
Lebih terperinciBAB V. INTEGRAL. Lambang anti-turunan (integral tak-tentu) oleh Leibniz adalah... dx, sehingga
BAB V. INTEGRAL 5.. Ati Turua (Itegral Tak-tetu) Defiisi: F suatu ati-turua f pada selag I jika da haya jika D F() = f() pada I, yaki F () = f() utuk semua dalam I. (Jika suatu titik ujug I, F () haya
Lebih terperinciSOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL
SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL Peserta didik memiliki kemampua memahami kosep pada topik barisa da deret aritmetika da geometri. Peserta didik memilki kemampua
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT
Prosidig Semiar Nasioal Matematika da Terapaya 06 p-issn : 0-0384; e-issn : 0-039 PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT Liatus
Lebih terperinciBab III Metoda Taguchi
Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.
Lebih terperinciBAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS
BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada
Lebih terperinciDistribusi Pendekatan (Limiting Distributions)
Distribusi Pedekata (Limitig Distributios) Ada 3 tekik utuk meetuka distribusi pedekata: 1. Tekik Fugsi Distribusi Cotoh 2. Tekik Fugsi Pembagkit Mome Cotoh 3. Tekik Teorema Limit Pusat Cotoh Fitriai Agustia,
Lebih terperinciLEVELLING 1. Cara pengukuran PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Poliban Teknik Sipil 2010LEVELLING 1
LEVELLING 1 PENGUKURAN SIPAT DATAR Salmai,, ST, MS, MT 21 PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Jika dua titik mempuyai ketiggia yag berbeda, dikataka mempuyai beda tiggi. Beda tiggi dapat
Lebih terperinci1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu
Secara umum persamaa rekursif liier tigkat-k bisa dituliska dalam betuk: dega C 0 0. C 0 x + C 1 x 1 + C 2 x 2 + + C k x k = b, Jika b = 0 maka persamaa rekursif tersebut diamaka persamaa rekursif liier
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh
Lebih terperinciXI. OPTIKA. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan. Optika XI - 1
XI - XI. OPTIKA. Pedahulua adalah ilmu yag mempelajari tetag cahaya atau lebih luasya lagi tetag spektrum elektromagetik. Karea itu aspek-aspek gelombag dari cahaya harus medapatka perhatia yag utama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham adalah surat berharga yag dapat dibeli atau dijual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Sebagai istrumet ivestasi, saham memiliki
Lebih terperinciBAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT
BAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT. Deret Taylor Misal fugsi f() aalitik pada - < R ( ligkara dega pusat di da jari-jari R ). Maka utuk setiap titik pada ligkara itu, f() dapat diyataka sebagai : f
Lebih terperinciKestabilan Rangkaian Tertutup Waktu Kontinu Menggunakan Metode Transformasi Ke Bentuk Kanonik Terkendali
Jural Tekika ISSN : 285-859 Fakultas Tekik Uiversitas Islam Lamoga Volume No.2 Tahu 29 Kestabila Ragkaia Tertutup Waktu Kotiu Megguaka Metode Trasformasi Ke Betuk Kaoik Terkedali Suhariyato ) Dose Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi da Waktu Pegambila Data Pegambila data poho Pius (Pius merkusii) dilakuka di Huta Pedidika Guug Walat, Kabupate Sukabumi, Jawa Barat pada bula September 2011.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dibahas tentang teori-teori dasar yang. digunakan untuk dalam mengestimasi parameter model.
BAB II LANDASAN TEORI Pada bagia ii aka dibahas tetag teori-teori dasar yag diguaka utuk dalam megestimasi parameter model.. MATRIKS DAN VEKTOR Defiisi : Trace dari matriks bujur sagkar A a adalah pejumlaha
Lebih terperinciRange atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu
BAB 4 UKURAN PENYEBARAN DATA Pada Bab sebelumya kita telah mempelajari beberapa ukura pemusata data, yaitu ukura yag memberika iformasi tetag bagaimaa data-data ii megumpul atau memusat Pada bagia Bab
Lebih terperinci4.7 TRANSFORMASI UNTUK MENDEKATI KENORMALAN
4.7 TRANSFORMASI UNTUK MENDEKATI KENORMALAN Saat asumsi keormala tidak dipuhi maka kesimpula yag kita buat berdasarka suatu metod statistik yag mesyaratka asumsi keormala meadi tidak baik, sehigga mucul
Lebih terperinciDalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak benda yang bergetar.
Getara (Vibratio) Dalam kehidupa sehari-hari terdapat bayak beda yag bergetar. Sear gitar yag serig ada maika, Soud system, Garpu tala, Demikia juga rumah ada yag bergetar dasyat higga rusak ketika terjadi
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas
Lebih terperinciγ = gayaberat normal diatas dipermukaan ellipsoid. 2.1 Pendekatan Stokes T + T + g = anomali gayaberat (mgal) = g = gayaberat diatas permukaan geoid.
BAB II MODEL PENENTUAN UNDULASI GEOID Terdapat beberapa model pedekata utuk peetua udulasi geoid, diataraya adalah pedekata Stokes da pedekata Molodesky. Dalam Bab ii aka dibahas megeai masig-masig model
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya
Lebih terperinciSolusi Numerik PDP. ( Metode Beda Hingga ) December 9, 2013. Solusi Numerik PDP
( Metode Beda Higga ) December 9, 2013 Sebuah persamaa differesial apabila didiskritisasi dega metode beda higga aka mejadi sebuah persamaa beda. Jika persamaa differesial parsial mempuyai solusi eksak
Lebih terperinciOleh : Bambang Supraptono, M.Si. Referensi : Kalkulus Edisi 9 Jilid 1 (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal
BAB. Limit Fugsi Ole : Bambag Supraptoo, M.Si. Referesi : Kalkulus Edisi 9 Jilid (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal 56 - Defiisi: Pegertia presisi tetag it Megataka bawa f ( ) L berarti bawa utuk tiap yag
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur
0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia
Lebih terperinci