IR. STEVANUS ARIANTO 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IR. STEVANUS ARIANTO 1"

Transkripsi

1 OPTIKA GEOMETRI Oleh : Ir. ARIANTO PEMANTULAN PEMBIASAN BERKAS CAHAYA CONTOH SOAL CONTOH SOAL INDEX BIAS INDEX BIAS RELATIF HUKUM PEMBIASAN MACAM PEMANTULAN HUKUM PEMANTULAN CONTOH SOAL CONTOH SOAL HUKUM SNELIUS SUDUT KRITIS PERJANJIAN TANDA CERMIN DATAR CERMIN DATAR CONTOH SOAL PEMANTULAN TOTAL KACA PLAN PARALEL CONTOH SOAL PEMBIASAN PADA PRISMA (UMUM) CONTOH SOAL DEVIASI MINIMUM CONTOH SOAL PERMUKAAN LENGKUNG CARA MELUKIS BAYANGAN CERMIN CEKUNG SIFAT BAYANGAN CONTOH SOAL DI RUANG BENDA DI FOKUS DI RUANG TEPAT DI PUSAT PERJANJIAN TANDA LENSA TEBAL LENSA TIPIS JENIS LENSA KEKUATAN LENSA CERMIN CEMBUNG DI RUANG 3 LENSA GABUNGAN CONTOH SOAL CERMIN GABUNGAN CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL IR. STEVANUS ARIANTO

2 PEMANTULAN Macam-macam berka cahaya..diverge (berka cahaya yag memacar) yaitu iar datag dari atu titik..koverge (berka cahaya yag megumpul) yaitu iar yag meuju ke atu titik. 3.Paralel yaitu iar ejajar atu ama lai. MACAM PEMANTULAN Pematula cahaya dibedaka macam yitu : Pematula teratur (Speculer reflectio) Yaitu : pematula cahaya dalam atu arah. Cotoh : pematula pada kerta lapi dari perak, alumiium atau dari baja. Pematula baur (diffue reflectio) Yaitu : pematula cahaya ke egala arah. Cotoh : pematula kerta putih tapa lapi. Di dalam bab ii haya dibicaraka pematula teratur. IR. STEVANUS ARIANTO

3 HUKUM PEMANTULAN hukum-hukum pematula cahaya yaitu :.Siar datag, gari ormal da iar patul terletak pada bidag datar..sudut datag ( i ) = udut patul ( r ). PERJANJIAN TANDA PEMBENTUKAN BAYANGAN KARENA PEMANTULAN. a.semua jarak diukur dari vertex (v) ke titik yag beragkuta. b. Siar datag dari kiri ke kaa c.jarak beda () adalah poitip, jika arah pegukura berlawaa dega arah iar datag. d.jarak bayaga (`) adalah poitip, jika arah pegukura berlawaa arah iar, egatif jika earah dega iar. e.jari-jari (R) : poitif jika diukur berlawaa dega iar, egatif jika earah dega iar. ` f m h` ` h S (-) bayaga maya S (+) bayaga ejati M (-) bayaga terbalik M (+) bayaga tegak IR. STEVANUS ARIANTO 3

4 CERMIN DATAR Permukaa datar dapat diaggap permukaa feri dega R = Jadi, jarak titik api (focu) utuk permukaa datar ialah : f R Oleh karea itu ifat ifat cermi datar :.Jarak beda () = jarak bayaga (`).Bayaga berifat maya ` : egatip 3.Tiggibeda (h) = tiggi bayaga (h`) m = 4.Bayaga tegak m : poitip PEMANTULAN CERMIN DATAR BERSUDUT Utuk dua buah cermi yag alig membetuk udut atu dega yag laiya, jumlah bayaga yag terjadi dari ebuah beda yag diletakka diataraya adalah : 360 IR. STEVANUS ARIANTO 4

5 Cara meluki bayaga 60 derajat Cotoh oal dua cermi datar berudut Dua buah cermi alig membetuk udut 30 derajat da da 60 derajat, hituglah eliih bayakya bayaga yag dibetuk dua keadaa terebut di ata. IR. STEVANUS ARIANTO 5

6 Jawab cotoh oal buah cermi datar ( ) ( ) = 5 = 6 Cotoh oal dua cermi datar berudut Dua buah cermi datar diletaka alig membetuk udut x derajat, Jika udut terebut diperkecil 35 derajat maka bayaga yag terbetuk mejadi 5 kali bayaga emula. (beda diletakka diatara dua buah cermi) Hituglah bear udut x IR. STEVANUS ARIANTO 6

7 Jawab Cotoh oal dua cermi datar berudut m : 5m ( ) : ( ) : ( ) : ( ) x x 35 x x ( ) ( ) x 360 x 35 x x 35 x x x 35 x x 360 x 35 x x 35 ( 800 5x )( x 35) (395 x) x 800x x 75x 395x x 4x 580x x 395x ( x 45)( x 350) 0 x 45derajat CERMIN CEKUNG Sifat ifat iar da peomora ruag :.Berka iar yag ejajar dega umbu utama dipatulka lewat foku (f) 3.Berka iar lewat foku dipatulka ejajar umbu utama. 3.Berka iar lewat titik puat kelegkuga cermi dipatulka lewat titik itu juga..ruagi atara0<<f.ruagii ataraf<<r 3.Ruag III atara > R 4.Ruag IV daerah di belakag cermi (bagia gelap) IR. STEVANUS ARIANTO 7

8 SIFAT BAYANGAN SIFAT BAYANGAN DI RUANG I 0 < < f f ` Pembeara : ` ` m f = Sedag : m > berarti diperbear. ` f. ( f) xf f f m f f < 0 Sehigga : ` adalah egatip berarti bayagaya maya m = poitip berarti tegak. SIFAT BAYANGAN Utuk beda tepat di f. ( = f ) ` f 0 ` f f ` ` 0 berarti bayagaya tak terhigga. IR. STEVANUS ARIANTO 8

9 SIFAT BAYANGAN 3 SIFAT BAYANGAN DI RUANG f < < f f ` Pembeara : ` ` m f = Sedag : m > berarti diperbear. ` f. ( f) xf f f > 0 Sehigga : ` adalah poitif berarti bayagaya yata/ejati f m f m = egatif berarti terbalik. SIFAT BAYANGAN 4 SIFAT BAYANGAN DI PUSAT LINGKARAN = f f ` Pembeara : ` ` m f Sedag :m= berarti ama bear. = f. ( f) xf ` f f f > 0 Sehigga : ` adalah poitif berarti bayagaya yata/ejati f m = egatif berarti m f f terbalik. IR. STEVANUS ARIANTO 9

10 SIFAT BAYANGAN 5 SIFAT BAYANGAN DI RUANG 3 > f f ` Pembeara : ` ` m f = Sedag : m < berarti diperkecil. ` f. ( f) xf f f > 0 Sehigga : ` adalah poitif berarti bayagaya yata/ejati f m f m = egatif berarti terbalik. JUMLAH DARI NO RUANG BENDA DAN NO RUANG BAYANGAN = 5 CERMIN CEMBUNG 3.Berka iar ejajar umbu utama dipatulka eolah-olah beraal dari foku (f)..berka iar eolah-olah meuju foku Dipatulka ejajar umbu utama. 3.Berka iar yag meuju titik puat kelegkuga cermi ( R ) dipatulka eolah beraal dari titik itu juga. ifat cermi cembug elalu maya, tegak da diperkecil karea m elalu lebih kecil dari atu. ( utuk poitip ). IR. STEVANUS ARIANTO 0

11 Cotoh oal cermi legkug Jarak atara beda da bayaga maya yag ditimbulka oleh cermi legkug adalah 0 cm. Jika tiggi beda cm da tiggi bayaga 0,5 cm. Tetuka jari-jari cermi da macam cermi. h' m h Jawab oal cermi legkug + = 0 / 4 ' cm f = ' 96 f 3cm R = -64 cm cm Jei cermi cembug IR. STEVANUS ARIANTO

12 CERMIN GABUNGAN Bila kita letakka dua cermi, cermi I da cermi II dega bidag pematula alig berhadapa da umbu utamaya berimpit da bayaga yag dibetuk oleh cermi I merupaka beda oleh cermi II maka : d m total ` m m d = jarak atara kedua cermi ` = jarak bayaga cermi I = jarak beda cermi II. CONTOH SOAL CERMIN GABUNGAN Terdapat buah cermi yag berimpit umbu utamaya. cermi A adalah cermi cembug dega foku 8 cm da cermi B cermi cekug dega foku 6 cm. Kedua cermi berhadapa pada jarak 36 cm. Didepa cermi A diletakka beda pada jarak 4 cm. bayaga oleh cermi A dipatulka oleh cermi B. Hituglah : a. Jarak bayaga akhir ke beda emula. b. Hituglah perbeara totalya. IR. STEVANUS ARIANTO

13 Jawab cotoh oal cermi gabuga ' ' ' f A A ' A A A 4 4 A S A = -6 cm d = A + B 36 = -6 + B B = 4 cm f ' B B B Jarak bayaga ke Beda emula = 7 = 5 cm ' 6 4 ' B B 6 cm 4 cm cm 36 cm 7 cm M 6 4 ' B M M. M ' A ' B M. A S B = 7 cm B INDEX BIAS Pembiaa atau refraki adalah uatu peritiwa cahaya yag meembu permukaa uatu baha tertetu melalui atu medium ke medium laiya, cahaya aka dibelokka. Idex bia mutlak : adalah perbadiga atara kecepata cahaya di ruag hampa atau di udara ( c) dega kecepata cahaya di dalam baha (v). b c v Karea : v = f. b b u b fu u fb b f f b u IR. STEVANUS ARIANTO 3

14 INDEX BIAS RELATIF Idex bia relatif baha terhadap baha dapat dituli : perbadiga kecepata cahaya didalam baha dega kecepata cahaya di dalam baha. atau perbadiga atara pajag gelombag cahaya di dalam medium dega pajag gelombag cahaya di dalam medium. v v ATAU CONTOH SOAL INDEX BIAS Seberka cahaya datag pada ebuah medium A yag beridex bia 3 Hituglah kecepata cahaya ketika merambat dalam medium A. kemudia cahaya mauk kemedium B yag beridek bia 3 Hituglah idex bia relatif medium B terhadap medium A, hitug pula perbadiga pajag gelombag ketika mauk ke medium A da medium B. IR. STEVANUS ARIANTO 4

15 v v Jawaba cotoh oal idex bia u m : : A B vm 8 vm ,8.0 / B AB 5 A 5 3 u u A : : 4 : 5 A B B A 4:5 B 3 3 m HUKUM PEMBIASAN Jika eberka cahaya datag pada bidag bata dua medium yag tidak ama da trapara, maka berka cahaya terebut :.Sebagia dierap..sebagia diteruka. 3.Sebagia dibiaka. 4.Sebagia dipatulka. i i = ` i r * Siar datag, gari ormal da iar bia terletak pada ebuah bidag datar. * Perbadiga iu udut datag ( i ) da udut udutbia ( r ) merupaka kotata. IR. STEVANUS ARIANTO 5

16 HUKUM SNELLIUS i i = ` i r Bila eberka iar mauk dari medium yag idex biaaya lebih bear kedalam medium yag idex biaya lebih kecil, maka udut biaya lebih bear daripada udut datagya. (iar bia mejauhi gari ormal). SUDUT KRITIS/BATAS Adalah : udut datag (ik) yag meghailka iar bia 90 derajat. ik Syarat :. Siar datag dari medium yag rapat ke medium yag reggag >. Siar biaya 90 derajat i ik = i 90 Si ik = ' IR. STEVANUS ARIANTO 6

17 CONTOH SOAL SUDUT KRITIS Sebuah berka iar datag dari kaca dega idek bia bia 3/ mauk ke air yag idex biaya 4/3, jika udut datag ya 30 o maka: a.hituglah udut iar biaya. b.hituglah udut kritiya. Jawaba cotoh oal udut kriti 3/ i 30 o =4/3ir i i air. ii= kaca. Si r 3/./ 9 i r r = 34,89 o 4 / 3 6 air. ii k = kaca. Si 90 o kaca k i k = 6,7340 o air IR. STEVANUS ARIANTO 7

18 PEMANTULAN TOTAL Bila udut datagya diperbear dari ik maka iar tidak aka dibiaka, aka tetapi dipatulka eluruhya. Cotoh : - cahaya mauk kedalam ebuah berlia, ehigga berlia tampak meawa, karea cahaya dipacarka ke egala arah. - Lapia jala apal pada iag hari ehigga kelihata eperti berair. Syarat terjadi pematula total adalah :.Siar haru datag dari medium yag lebih rapat ke medium yag kurag rapat..udut datag lebih bear daripada udut kriti. KACA PLANPARALEL ialah : kaca yag dibatai oleh dua bidag datar yag ejajar atu ama lai. maka terjadi pergeera iar: d t co r i( i r) IR. STEVANUS ARIANTO 8

19 CONTOH SOAL KACA PLANPARALEL Seberka iar didatagka pada ebuah kaca plaparalel dega tebal 3 cm berada di udara, jika udut datagya 30 o, maka hituglah pergeera iar yag keluar, Jika idex bia kaca 4/3. Jawaba cotoh oal kaca plaparalel i i i r udara 3 i r 8 o 4 kaca i 30 i r 3 d co r r,043 o t i ir 3 t i(30,043) co,043 t 3(0,388) 0,449cm 0,970 4 i r 3 IR. STEVANUS ARIANTO 9

20 umum PEMBIASAN PADA PRISMA i r i r = udut pucak / udut pembia. = idex bia prima. = idex bia media ekitar prima. = udut datag dari iar udara ke prima. = udut bia dari iar udara ke prima. = udut datag dari iar prima ke udara. = udut bia dari iar prima ke udara. Sudut deviai ( ) adalah : udut yag dibetuk atara iar yag mauk dega iar yag keluar dari prima. () () i i 'i r r i (3) (4) 'i i i r i r CONTOH SOAL PRISMA Seberka iar didatagka pada alah atu prima yag mempuyai udut pembia 45 o da idex biaya 3/ jika udut datag ya adalah 60 o, maka hituglah udut deviaiya jika prima berada di udara. IR. STEVANUS ARIANTO 0

21 Jawaba cotoh oal prima 3 udara.i i r 3 3 i r i r 0,5774 r 35,644 o o prima.i i 60 i r r i i 45 35, 644 9,7356 o.i i.i r prima o r udara 3 i 9,7356.i i r 0, 537 r 4,6938 o i r 60 4, ,6938 o DEVIASI MINIMUM deviai miimum terjadi bila : i = r Utuk > 0 derajat i Utuk < 0 derajat = ` ( ) i m ` m ( ) IR. STEVANUS ARIANTO

22 CONTOH SOAL PRISMA DEVIASI MINIMUM Seberka iar didatagka pada alah atu prima yag mempuyai udut pembia 45 o da idex biaya 3/, maka hituglah udut datagya agar megalami deviai miimum. Cotoh oal prima deviai miimum i ( ) i prima m udara o i ( m 45 ) 0,5740 o i ( m 45 ),5i.45 o i ( m 45 ) i 35, 034 ( 45 o m ) 35,034 m 5,068 i i i r m 5, o i 35,034 5, o o IR. STEVANUS ARIANTO

23 PEMBIASAAN PADA PERMUKAAN LENGKUNG ` ( ` ) ` R ` m ` Lea adalah uatu item optik yag di batai oleh dua permukaa bia baik itu cekug, cembug maupu datar dega umbu utama yag berimpit. PERJANJIAN TANDA. Semua diukur dari vertex (o) (titik potog legkuga dega gari ormal). Siar datag dari kiri ke kaa. 3. Jarak beda () poitif (+) jika berlawaa dega iar egatif (-) jika e arah dega iar. 4. Jari-jari (R) poitif (+) jika e arah iar. egatif (-) jika berlawaa dega iar. 5. Jarak bayaga ( ) poitif (+) jika earah dega iar egatif (-) jika berlawaa dega iar iar S (+) (+) o R (+) IR. STEVANUS ARIANTO 3

24 Cotoh oal permukaa legkug Sebuah akuarium dari bola dega baha yag idex bia tipi da ama dega air 4/3 da berjari-jari 6 meter, jika terdapat ika yag berada 4 meter dari didig, da dilihat orag yag berjarak 80 cm dari didig akuarium, hituglah : a.bayaga ika dilihat orag. b.bayaga orag dilihat oleh ika. ` ( ` ) ` R Jawaba oal permukaa legkug 80 cm udara 4 m air a. Bayaga ika dilihat orag, berarti iar dari ika, maka : air udara ( udara air ) ` R 4/3 4/3 4 ' 6 ' ' 8 ' 3,6meter Di ebelah kaa (didalam akuarium) IR. STEVANUS ARIANTO 4

25 Lajuta jawaba oal permukaa legkug ` ( ` ) ` R 80 cm udara 4 m air a. Bayaga orag dilihat ika, berarti iar dari orag, maka : udara air ( air udara) ` R 4 4/3 0,8 3 ' ' ' 36 5 ' meter 43 Di ebelah kiri (di luar akuarium) LENSA TEBAL ` ` ` R S t S Ikuti perjajia tada!!! ` ` S S ` 3 ` R IR. STEVANUS ARIANTO 5

26 Cotoh oal lea tebal Sebuah lea tebal bikovexdega ketebala 0 cm da beridex bia 3/ berada di udara, jika didepa diletakka beda pada Jarak 0 cm, hituglah jarak bayagaya jika jari-jari lea 40 cm. Jawaba cotoh oal lea tebal ' R udara lea lea udara lea ' R lea udara udara lea udara 3/ 3/ 0 ' 40 3 ' cm ' 80 R R ' 40cm d ' cm udara 3/ 3/ 50 ' 40 5 ' 400 ' 57 cm 7 IR. STEVANUS ARIANTO 6

27 LENSA TIPIS Lea tipi adalah lea tebal dega d = 0 S S` ` ( )( ) R R perhatika perjajia tada ` ( )( ) f R R Rumu ii merupka Rumu utuk jarak titik api lea tipi. R R R R < 0 maka f < 0, lea diebut lea egatif atau lea cekug > 0 maka f > 0, lea diebut lea poitip atau lea cembug. Cotoh oal lea tipi Sebuah lea cembug-cekug dega jarijari kelegkuga maig-maig 0 cm da 30 cm dega idex bia 3/ berada di udara Hituglah foku lea tipi terebut. IR. STEVANUS ARIANTO 7

28 Jawaba cotoh oal lea tipi lea ( )( ) f R R udara 3/ ( )( ) f ( ) f 600 f 0cm JENIS LENSA Lea Koverge / lea poitip : + Lea Diverge / lea egatip : - IR. STEVANUS ARIANTO 8

29 Cotoh oal lea Sebuah lea di depaya terdapat beda da meghailka bayaga maya diperbear kali, jika beda didekatka cm teryata meghailka bayga maya di perbear 3 kali. Hituglah : Foku lea da jarak beda mula-mula ke lea. ' Jawaba cotoh oal lea Keadaa pertama : Keadaa kedua : ' 4 ' 4 ' ( ) 3 3 4( ) f 3 f 4( ) 4( ) 4( ) 8 4cm foku 8 f cm IR. STEVANUS ARIANTO 9

30 KEKUATAN LENSA Defiii : Keaggupa lea utuk memacarka atau megumpulka iar iar. P f ( ` )( ) R R SATUAN P = dioptri Dioptri adalah kekuata lea dega jarak titik api meter f p gab gab LENSA GABUNGAN f p f gab f p f f P f d f f LENSA GABUNGAN Bila kita letakka dua LENSA, lea I da lea II dega bidag pembiaa alig berhadapa da umbu utamaya berimpit da bayaga yag dibetuk oleh lea I merupaka beda oleh lea II maka : d m total ` m m d = jarak atara kedua lea ` = jarak bayaga lea I = jarak beda lea II. IR. STEVANUS ARIANTO 30

31 Cotoh oal lea gabuga Dua buah lea poitif da egatif maigmaig berjarak 40 cm da fokuya maig-maig 0 cm da 0 cm, jika terdapat ebuah beda berjarak 4 cm dari lea cembug, da bayagaya kemudia dibiaka oleh lea cekug. Hituglah perbeara total. Lea I ' Jawaba cotoh oal lea gabuga 0 4 ' d 65 ' ' 40 0 Lea M M. M ' 0cm 80cm 8 ' ' cm / 7 5 M. M kali IR. STEVANUS ARIANTO 3

32 PROFICIAT SELAMAT ANDA TELAH MENYELESAIKAN MATERI SUHU KALOR - PERAMBATAN BERLATIHLAH DENGAN : SOAL-SOAL URAIAN TESTLAH KEMAMPUANMU DENGAN SOAL TEST YANG TERSEDIA IR. STEVANUS ARIANTO 3

OPTIK GEOMETRI. 2) Sebuah titik di letakkan diantara 2 cermin yang membentuk sudut Jumlah bayangan yang terjadi

OPTIK GEOMETRI. 2) Sebuah titik di letakkan diantara 2 cermin yang membentuk sudut Jumlah bayangan yang terjadi OPTIK GEOETRI A. Pematula i r i r B. Cermi Datar ) Sebuah beda diletakka di depa cermi datar Siat bayaga : a. (jarak beda didepa cermi = jarak bayaga dibelakag cermi) b. (tiggi/bear beda = tiggi/bear bayaga)

Lebih terperinci

XI. OPTIKA. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan. Optika XI - 1

XI. OPTIKA. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan. Optika XI - 1 XI - XI. OPTIKA. Pedahulua adalah ilmu yag mempelajari tetag cahaya atau lebih luasya lagi tetag spektrum elektromagetik. Karea itu aspek-aspek gelombag dari cahaya harus medapatka perhatia yag utama.

Lebih terperinci

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar. BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

Oleh: Bambang Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta

Oleh: Bambang Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta Oleh: Bambag Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta PETA KONSEP Prisip Superposisi Liier Sefase π π beda faseya : 0,2, 4,. beda litasa : 0,,2, 3,. terjadi iterferesi Kostruktif/ salig meguatka, amplitudo

Lebih terperinci

INTERVAL KEPERCAYAAN

INTERVAL KEPERCAYAAN INTERVAL KEPERCAYAAN Tujua utama diambil ebuah ampel dari ebuah populai adalah utuk memperoleh iformai megeai parameter populai.. Ada cara meetuka parameter populai yaitu peakira da pegujia hipotei. Peakira

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI ALAT OPTIK

RANGKUMAN MATERI ALAT OPTIK RANGKUAN ATERI ALAT OPTIK Priip Huyg Dari uatu umbr cahaya, tiap aat lalu trbtuk muka glmbag / wavrt (tmpat kduduka titik-titik yag aya ama). Titik-titik pada muka glmbag ii brtidak bagai umbr titik (wavlt)

Lebih terperinci

BAB 5 OPTIK FISIS. Prinsip Huygens : Setiap titik pada muka gelombang dapat menjadi sumber gelombang sekunder. 5.1 Interferensi

BAB 5 OPTIK FISIS. Prinsip Huygens : Setiap titik pada muka gelombang dapat menjadi sumber gelombang sekunder. 5.1 Interferensi BAB 5 OPTIK FISIS Prisip Huyges : Setiap titik pada muka gelombag dapat mejadi sumber gelombag sekuder. 5. Iterferesi - Iterferesi adalah gejala meyatuya dua atau lebih gelombag, membetuk gelombag yag

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas BARISAN DAN DERET ARITMATIKA. Betuk umum: a, ( a b), ( a b) ( a b). Rumus suku ke- ( ) a ( ) b a : suku pertama b : beda. Jumlah suku pertama (S ) S ( a ) atau S (a ( ) b) Dega S dapat juga

Lebih terperinci

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 17 Menurunkan hukum pembiasan. 21 Mendeskripsikan pengertian bayangan nyata dan bayangan maya. INDIKATOR KD - 6.4 ( B. LENSA ) 18 Menjelaskan makna indeks bias medium. 19 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK 1 ALAT ALAT OPTIK. Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik,

ALAT-ALAT OPTIK 1 ALAT ALAT OPTIK. Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik, ALAT ALAT OPTIK. 8.4.1 MATA DAN KACA MATA. M A T A Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik, karena mata dapat dipandang ebagai alat optik maka pembahaan kita tentang

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pendahuluan Optika geometri adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat cahaya Sifat-sifat Cahaya yang dipelajari meliputi. Pemantulam cahaya 2. Pembiasan cahaya 3. Alat-alat optik Cahaya

Lebih terperinci

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya.

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. 1 Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Optika geometri mempelajari sifat pemantulan HUKUM PEMANTULAN CAHAYA 1. Sinar dating(i),garis normal(n),dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.

Lebih terperinci

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu. OPTIK A. OPTIKA GEOMETRI Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. 1. Pemantulan Cahaya Cahaya adalah kelompok sinar yang kita lihat.

Lebih terperinci

O P T I K A G E O M E T R I K.

O P T I K A G E O M E T R I K. OPTIKA GEOMETRI O P T I K A G E O M E T R I K. P E N D A H U L U A N. TEORI CAHAYA. Kita dapat melihat melalui indra mata kita, dan hal ini sudah diperbincangkan sejak abad ke-empat sebelum masehi, Proses

Lebih terperinci

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A. Pembinaan Juara OSN isika SMP Jateng 2009 - Page 1 of 15 A. ERMIN DATAR OPTIKA Pemantulan teratur : jika berkas sinar datang sejajar, maka berkas sinar pantulnyapun sejajar pula. Gb.1. Pemantulan teratur

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FIIKA OPTIK Diuu oleh : Dr. Dr. Jaja Kutija, M.c. JUUAN TEKNIK ELEKTO UNIVEITA PENDIDIKAN INDONEIA 04 DAFTA II Halama DAFTA II... i Modul I Teori Tetag Cahaya... Modul II Pematula da Pembiaa berdaarka

Lebih terperinci

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung. Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat

Lebih terperinci

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I CAHAYA O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I PETA KONSEP Cahaya Dualisme Cahaya Kelajuan Cahaya

Lebih terperinci

Pedahulua Pedugaa Parameter Pedugaa Parameter Populai dilakuka dega megguaka ilai Statitik Sampel, Mial :. x diguaka ebagai peduga bagi µ. diguaka ebagai peduga bagi σ 3. p atau p$ diguaka ebagai peduga

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN DISPERSI

A. PENGERTIAN DISPERSI UKURAN DISPERSI A. PENGERTIAN DISPERSI Ukura diperi atau ukura variai atau ukura peyimpaga adalah ukura yag meyataka eberapa jauh peyimpaga ilai-ilai data dari ilaiilai puatya atau ukura yag meyataka eberapa

Lebih terperinci

OPTIKA GEOMETRI. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

OPTIKA GEOMETRI. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama OPTIKA GEOMETI Ole : Sabar Nuroman,M.Pd Ke Menu Utama Beberapa Pengertian Daar Benda (Objek) : Segala euatu darimana inar caaya diradiaikan, Bayangan maya : Terjadi apabila bayangan terbentuk ole inar-inar

Lebih terperinci

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK KOMPETENSI INTI 3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga,

Lebih terperinci

13. Cahaya; Optika geometri

13. Cahaya; Optika geometri mitrayana@ugm.ac.id 3. Cahaya; Optika geometri 9/7/202 Benda terlihat Benda tersebut sumber cahaya: bola lampu, matahari, bintang dll Benda terlihat dari cahaya yang dipantulkannya . Model Berkas Cahaya

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER. Ledhyane Ika Harlyan

PENDUGAAN PARAMETER. Ledhyane Ika Harlyan PENDUGAAN PARAMETER Ledhyae Ika Harlya Jurua Pemafaata Sumberdaya Perikaa da Kelauta Uiverita Brawijaya 03 Statitik Ifereia Mecakup emua metode yag diguaka dalam pearika keimpula atau geeraliai megeai

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

PENDALAMAN MATERI CAHAYA PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya

Lebih terperinci

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata. BAB III OPTIK Kompetensi dasar : Memahami ciri-ciri cermin dan lensa Indikator Tujuan pembelajaran : : - Sifat dan fungsi cermin datar, cekung, dan cembung diidentifikasi - Hukum pemantulan dibuktikan

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepatcepatnya sesudah detik, yaitu sesudah suku kata itu selesai diucapkan. Jarak yang ditempuh bunyi selama itu 340 m/detik detik

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval Pedugaa Parameter. Pedahulua Pedugaa Parameter Popoulai dilakuka dega megguaka ilai Statitik Sampel Mial :. x diguaka ebagai peduga bagi. diguaka ebagai peduga bagi 3. p atau p diguaka ebagai peduga bagi

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [FISIKA] [1.6 Sifat Cermin] [Susilo] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 1.6 Materi

Lebih terperinci

Topi petani itu berbentuk kerucut. Dalam matematika, kerucut tersebut digambarkan seperti Gambar 2.8 di bawah ini.

Topi petani itu berbentuk kerucut. Dalam matematika, kerucut tersebut digambarkan seperti Gambar 2.8 di bawah ini. 2.2 Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan lua ii Menghitung lua ii Menyatakan volume Menghitung volume prima. Kata Kunci: Kerucut Lua ii Kerucut Selimut Volume Tinggi P Lua Sii Kerucut ernahkah kamu

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Optika Geometri - Soal Doc Name : RK13AR11FIS1101 Version : 2016-12 halaman 1 01. Seberkas sinar datang menumbuk bidang pantul I kemudian dipantulkan menuju bidang

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL OLIMPIADE SAINS NASIOANAL Pelajaran Rumpun Materi Tingkat : Fisika : Cahaya dan Optika : Kabupaten / Kota A. PILIHAN GANDA 1. Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang berkaitan dengan cahaya : 1. Umbra

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

Metode Statistika Pertemuan IX-X

Metode Statistika Pertemuan IX-X /7/0 Metode Statitika Pertemua IX-X Statitika Ifereia: Pedugaa Parameter Populai : Parameter Cotoh : Statitik Statitik merupaka PENDUGA bagi parameter populai Pegetahua megeai ditribui amplig PENDUGA TAK

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium II. Pembiasan Cahaya (Refraksi) Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 10 FISIKA Optika Geometri - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0501 Version : 2012-08 halaman 1 01. Seberkas sinar datang menumbuk bidang pantul I kemudian dipantulkan menuju bidang pantul

Lebih terperinci

1. Pembiasan Cahaya pada Prisma

1. Pembiasan Cahaya pada Prisma Pembiasan Cahaya pada Prisma dan pada Kaca Plan Paralel 1. Pembiasan Cahaya pada Prisma Prisma ialah sebuah zat bening yang dibatasi oleh dua buah bidang datar. Pembiasan pada Prisma Apabila seberkas sinar

Lebih terperinci

A.Interval Konfidensi pada Selisih Rata-rata

A.Interval Konfidensi pada Selisih Rata-rata A.Iterval Kofidei pada Seliih Rata-rata. Bila kita mempuyai da maig-maig adalah mea ample acak beba berukura da yag diambil dari populai dega ragam da diketahui, maka elag kepercayaa 00-% bagi - adalah

Lebih terperinci

Rosari Saleh dan Sutarto. Bab yang akan dipelajari: Tujuan Pembelajaran:

Rosari Saleh dan Sutarto. Bab yang akan dipelajari: Tujuan Pembelajaran: Meda litrik da meda maget dapat merambat melalui ruag dalam betuk gelombag elektromagetik dega kecepata 3 x 0 8 m/. Kecepata terebut tidak lai adalah kecepata cahaya. Keimpula mecegagka kedua yag diperoleh

Lebih terperinci

Perancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami Berbasis Optik Geometri

Perancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami Berbasis Optik Geometri JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Prit) 1 Peracaga Reflektor utuk Sistem Pecahayaa Alami Berbasis Optik Geometri Joko Nugroho, Gatut Yudoyoo, da Suyato Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 010 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 0 Prestasi itu diraih buka didapat!!! SOLUSI SOAL Bidag Matematika Disusu oleh : Eddy Hermato, ST Olimpiade Matematika Tk

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Statistik Inferensial

Mata Kuliah: Statistik Inferensial PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL KECIL Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id DEFINISI Pegertia Sampel Kecil Sampel kecil yag jumlah sampel kurag dari 30, maka ilai stadar deviasi (s)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval Pedugaa Parameter Pedahulua Pedugaa Parameter Populai dilakuka dega megguaka ilai Statitik Sampel Mial :. x diguaka ebagai peduga bagi. diguaka ebagai peduga bagi 3. p atau p diguaka ebagai peduga bagi

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT MATEMATIKA SMP/MTS KABUPATEN LEMBATA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT MATEMATIKA SMP/MTS KABUPATEN LEMBATA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT MATEMATIKA SMP/MTS KABUPATEN LEMBATA TAHUN PELAJARAN 4/5 3. Hasil dari 3 : adalah... 4 4 A. B. C. 7 D. 5 3 3 3 5 3 : = : 4 4 4 4 3 4 5 = 4 3 5 = 6 55 = 8 = 5 = 3. Dalam try

Lebih terperinci

ESTIMASI. Jika parameter populasi disimbolkan dengan θ maka θ yang tidak diketahui harganya ditaksir oleh harga

ESTIMASI. Jika parameter populasi disimbolkan dengan θ maka θ yang tidak diketahui harganya ditaksir oleh harga ESTIMASI Salah atu aek utuk mearik keimula megeai uatu oulai dega memakai amel yag diambil dari oulai terebut megguaka etimai (eakira) Jika arameter oulai diimbolka dega θ maka θ yag tidak diketahui hargaya

Lebih terperinci

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage :

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage : INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA Jl. Gaesha No. 0 Badug, 4032 Telp. (022) 2500834, 253427, Fax. (022) 2506452 Homepage : http://www.fi.itb.ac.id

Lebih terperinci

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16,

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16, Projek Himpulah miimal tiga masalah peerapa barisa da deret aritmatika dalam bidag fisika, tekologi iformasi, da masalah yata di sekitarmu. Ujilah berbagai kosep da atura barisa da deret aritmatika di

Lebih terperinci

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnyakenaikan curah hujan terbesar terjadi pada bulan A. Oktober D. Januari B. November E. Februari C.

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnyakenaikan curah hujan terbesar terjadi pada bulan A. Oktober D. Januari B. November E. Februari C. Page of. Diatara data berikut, yag merupaka data kualitatif adalah Tiggi hotel-hotel di Yogyakarta B. Bayakya mobil yag melewati jala Mawar C. Kecepata sepeda motor per jam D. Luas huta di Sumatra E. Meigkatya

Lebih terperinci

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan g. Lensa Cembung Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh bidang lengkung. Pada pembahasan lensa dianggap tipis sehingga dapat diabaikan apa yang terjadi dengan sinar didalam lensa dan pembahasan hanya

Lebih terperinci

SMA NEGERI 5 BEKASI UJIAN SEKOLAH

SMA NEGERI 5 BEKASI UJIAN SEKOLAH PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI BEKASI Jl. Gamprit Jatiwarigi Asri Podok Gede -88 UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN / L E M B A R S O A L Mata Pelajara : Matematika Kelas/Program : IPA Hari/Taggal

Lebih terperinci

1. Rumus descrates umum pada cermin Cara 1. Maka diperoleh

1. Rumus descrates umum pada cermin Cara 1. Maka diperoleh . Rumus descrates umum pada cermin Cara. Maka diperoleh b = a + i dan c = b + i a + c = 2i Dengan menganggap sudut b, c, dan i sangat kecil (yaitu sinar-sinarnya paraksial dan karen jarak OB sangat kecil

Lebih terperinci

Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa

Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa 1. Pengerian Lensa Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung.dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris

Lebih terperinci

Bab6 PENAKSIRAN PARAMETER

Bab6 PENAKSIRAN PARAMETER Bab6 PENAKSIRAN PARAMETER MENAKSIR RATARATA μ Mialka kita memuyai ebuah oulai berukura N dega ratarata µ da imaga baku σ Dari oulai ii arameter ratarata µ aka ditakir Utuk keerlua ii,ambil ebuah amel acak

Lebih terperinci

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan 1 Latihan Soal Optik Geometrik Kelas XI Semua Jurusan Oleh Tenes Widoyo 1. Mata dapatmelihat sebuah benda apabila terbentuk bayangan a. Sejati, tegak di retina b. Sejati, terbalik di retina c. Maya, tegak

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN AKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pembentukan bayangan pada cermin dan lensa untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU

Lebih terperinci

1. Ubahlah bentuk kuadrat di bawah ini menjadi bentuk

1. Ubahlah bentuk kuadrat di bawah ini menjadi bentuk OPERASI ALJABAR. Ubahlah betuk kuadrat di bawah ii mejadi betuk ( a b) c 4 8 4 4 0 4. Uraika betuk di bawah ii ( 5)( ) [ ]( )( )( ) [ ]( ) ( ) ( ). Tetuka ilai a, b, da c, jika ( )( 4 )( ) = a b c 6 (

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis untuk selisih dua nilai tengah populasi

Pengujian Hipotesis untuk selisih dua nilai tengah populasi Pegujia Hipotei utuk eliih dua ilai tegah populai Hipotei Hipotei atu arah: H 0 : - 0 v H : - < 0 H 0 : - 0 v H : - > 0 Hipotei dua arah: H 0 : - = 0 v H : - 0 Statitik uji z h ( ( ) ) 0 Formula klik diketahui

Lebih terperinci

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol TUGS FISIK KELS 8 (LTIHN US) 1. pabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup rapat (hampa udara) maka cahaya tersebut akan... dipantulkan botol c. diserap botol menembus botol masuk dan

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II adaa eori Bab ii meyajika kajia item da teori-teori yag aka medaari da diguaka dalam mecari betuk model tereduki. Beberapa hal yag aka dikaji dalam bab ii adalah item PV da beberapa teori daar yag

Lebih terperinci

[RUMUS CEPAT MATEMATIKA] http://meetabied.wordpress.com

[RUMUS CEPAT MATEMATIKA] http://meetabied.wordpress.com http://meetabied.wordpress.com SMAN Boe-Boe, Luwu Utara, Sul-Sel Setiap pria da waita sukses adalah pemimpipemimpi besar. Mereka berimajiasi tetag masa depa mereka, berbuat sebaik mugki dalam setiap hal,

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER METSTAT ANIK DJURAIDAH

PENDUGAAN PARAMETER METSTAT ANIK DJURAIDAH PENDUGAAN PARAMETER METSTAT ANIK DJURAIDAH PENDUGAAN PARAMETER Populai : Parameter Sampel : Statitik Statitik merupaka PENDUGA bagi parameter populai Pegetahua megeai ebara cotoh PENDUGA TAK BIAS DAN MEMPUNYAI

Lebih terperinci

1 4 A. 1 D. 4 B. 2 E. -5 C. 3 A.

1 4 A. 1 D. 4 B. 2 E. -5 C. 3 A. . Seorag pedagag membeli barag utuk dijual seharga Rp. 0.000,00. Bila pedagag tersebut meghedaki utug 0 %, maka barag tersebut harus dijual dega harga A. Rp. 00.000,00 D. Rp. 600.000,00 B. Rp. 00.000,00

Lebih terperinci

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Bab 14 Sumber: Dokumentasi Penerbit Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus

Lebih terperinci

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai

Lebih terperinci

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus. Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya

Lebih terperinci

theresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS :

theresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS : theresiaveiwordpresscom NAMA : KELAS : 1 theresiaveiwordpresscom BARISAN DAN DERET Barisa da deret dapat diguaka utuk memudahka peyelesaia perhituga, misalya buga bak, keaika produksi, da laba/rugi suatu

Lebih terperinci

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi. Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel). Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI 2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI Agar dapat berfungsi dengan balk, maka secara praktis semua piranti fotometri dalam beberapa hal tergantung kepada bagian-bagian optiknya. Jumlah serta jenis bagian optik

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor

BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor Bab 6 Deret Taylor da Deret Lauret BAB 6 DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT 6 Deret Taylor Misal fugsi f aalitik pada - < R ligkara dega pusat di da jari-jari R Maka utuk setiap titik pada ligkara itu f dapat

Lebih terperinci

Metode Statistika Pertemuan XI-XII

Metode Statistika Pertemuan XI-XII /4/0 Metode Statitika Pertemua XI-XII Statitika Ifereia: Pegujia Hipotei Populai : = 0 Butuh pembuktia berdaarka cotoh!!! Apa yag diperluka? > 0? Maa yag bear? Sampel : 5 Ok, itu adalah pegujia hipotei,

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY OPTIK

FORMAT JAWABAN INQUIRY OPTIK FORMAT JAWABAN INQUIRY OPTIK Eksp. 1 Pemantulan pada cermin datar Perhatikan cermin datar yang dihadapanmu, coba gerakan tangan kananmu apa yang terjadi? Sekarang tangan kirimu? Apa yang terkadi? Mengapa

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

Laboratorium inquiry : Cermin cembung dan Lensa Cekung

Laboratorium inquiry : Cermin cembung dan Lensa Cekung Laboratorium inquiry : Cermin cembung dan Lensa Cekung Kompetensi yang diharapkan : Menggambarkan pembentukan bayangan akibat pemantulan dan pembiasan. Menentukan titik fokus cermin cembung dan lensa cekung

Lebih terperinci

HALAMAN Dengan definisi limit barisan buktikan limit berikut ini : = 0. a. lim PENYELESAIAN : jadi terbukti bahwa lim = 0 = 5. b.

HALAMAN Dengan definisi limit barisan buktikan limit berikut ini : = 0. a. lim PENYELESAIAN : jadi terbukti bahwa lim = 0 = 5. b. Didowload dari ririez.blog.us.ac.id HALAMAN 36 37 5. Dega defiisi limit barisa buktika limit berikut ii : a. lim = 0 lim 1 2 + 3 = 0 > 0 h 1 = 2 + 3 0 = 1 2 + 3 1 2 1 2 1 2 < jadi terbukti bahwa lim =

Lebih terperinci

Eksperimen 1 : Pemantulan Fenomena pemantulan berulang pada cermin datar.

Eksperimen 1 : Pemantulan Fenomena pemantulan berulang pada cermin datar. Cermin Cembung dan Lensa Cekung Modul Inkuiri 5 Eksperimen Fisika Dasar 2/FI432 Kompetensi yang diharapkan Menggambarkan pembentukan bayangan akibat pemantulan dan pembiasan. Menentukan titik fokus cermin

Lebih terperinci

Gambar 1. Partisi P dari empat persegi panjang R = [a, b] x [c, d] adalah dua himpunan i i

Gambar 1. Partisi P dari empat persegi panjang R = [a, b] x [c, d] adalah dua himpunan i i INTEGAL LIPAT. Itegral Lipat Dua dalam Koordiat Kartesius Pada bagia ii, dipelajari itegral lipat dua dalam. Misalka diketahui dua iterval tertutup [a, b] da [c, d]. Hasil kali kartesius dari kedua iterval

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA A. Dekripi Data Peelitia ii megguaka peelitia ekperime, ubyek peelitiaya dibedaka mejadi dua kela, yaitu kela kotrol da kela ekperime. Kela kotrol pada peelitia ii merupaka

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

fisika CAHAYA DAN OPTIK

fisika CAHAYA DAN OPTIK Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan dengan Distribusi z (Tabel hal 175) Nilai α dan Selang kepercayaan yang lazim digunakan antara lain:

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan dengan Distribusi z (Tabel hal 175) Nilai α dan Selang kepercayaan yang lazim digunakan antara lain: Peahulua Peugaa Parameter Peugaa Parameter Populai ilakuka ega megguaka ilai Statitik Sampel, Mial :. x iguaka ebagai peuga bagi µ. iguaka ebagai peuga bagi σ 3. p atau p$ iguaka ebagai peuga bagi π Peugaa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter: Kasus Dua sampel saling bebas. Selisih rataan dua populasi

Pendugaan Parameter: Kasus Dua sampel saling bebas. Selisih rataan dua populasi Pedugaa Parameter: Kau Dua amel alig beba Seliih rataa dua oulai - x x.96 x x.96 x x - SAMPLING ERROR Dugaa Selag bagi µ - µ ( x x z ( x x z Formula klik diketahui ama & Syarat : & Tidak ama Formula klik

Lebih terperinci

UJI KUALITAS MINYAK GORENG BERDASARKAN INDEKS BIAS CAHAYA MENGGUNAKAN ALAT REFRAKTOMETER SEDERHANA

UJI KUALITAS MINYAK GORENG BERDASARKAN INDEKS BIAS CAHAYA MENGGUNAKAN ALAT REFRAKTOMETER SEDERHANA 48 D. R. Praetyo et al. Uji Kualita Miyak Goreg Berdaarka Idek Bia Cahaya UJI KUALITAS MINYAK GORENG BERDASARKAN INDEKS BIAS CAHAYA MENGGUNAKAN ALAT REFRAKTOMETER SEDERHANA Dody Rahayu Praetyo * Mahardika

Lebih terperinci

BAB 4: PELUANG DAN DISTRIBUSI NORMAL.

BAB 4: PELUANG DAN DISTRIBUSI NORMAL. BAB 4: PELUANG DAN DISTRIBUSI NORMAL. PELUANG Peluag atau yag biasa juga disebut dega istilah keugkia, probablilitas, atau kas eujukka suatu tigkat keugkia terjadiya suatu kejadia yag diyataka dala betuk

Lebih terperinci

Tetapi apabila n < 5% N maka digunakan :

Tetapi apabila n < 5% N maka digunakan : Jei- jei pedugaa Iterval:. Pedugaa Parameter dega ampel bear (>30) a. Pedugaa terhadap parameter rata-rata Diketahui; z Maka; Z Z Tetapi apabila tadard deviai populai tidak diketahui, maka diguaka tadar

Lebih terperinci

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel) Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel) 1. Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL

SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL Peserta didik memiliki kemampua memahami kosep pada topik barisa da deret aritmetika da geometri. Peserta didik memilki kemampua

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

SOAL-SOAL HOTS. Fungsi, komposisi fungsi, fungsi invers, dan grafik fungsi.

SOAL-SOAL HOTS. Fungsi, komposisi fungsi, fungsi invers, dan grafik fungsi. SOL-SOL HOTS. LJBR Pagkat Bulat Positif, Betuk kar, da Logaritma 1. Jumlah bakteri pada saat mula-mula adalah M 0. Karea suatu hal, setiap selag satu hari jumlah bakteri aka leyap r%. Jika M0 1.0 da r

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH DASAR DASAR DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH

MEKANIKA TANAH DASAR DASAR DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH MEKANIKA TANAH DASAR DASAR DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bitaro Sektor 7, Bitaro Jaa Tagerag Selata 154 PENDAHULUAN Megapa mempelajari kekuata taah? Keamaa

Lebih terperinci

ALAT OPTIK. Oleh : Ir. ARIANTO MATA SEBAGAI ALAT OPTIK CACAT PADA MATA KACA MATA LOUPE MIKROSKOP TEROPONG BINTANG TEROPONG BUMI TEROPONG PANGGUNG

ALAT OPTIK. Oleh : Ir. ARIANTO MATA SEBAGAI ALAT OPTIK CACAT PADA MATA KACA MATA LOUPE MIKROSKOP TEROPONG BINTANG TEROPONG BUMI TEROPONG PANGGUNG ALAT OPTIK Oleh : Ir. ARIANTO MATA SEBAGAI ALAT OPTIK CACAT PADA MATA KACA MATA LOUPE MIKROSKOP TEROPONG BINTANG TEROPONG BUMI TEROPONG PANGGUNG IR. STEVANUS ARIANTO 1 M A T A SEBAGAI ALAT OPTIK Kegunaan

Lebih terperinci