DESAIN BUCK-BOOST CHOPPER SEBAGAI MPPT BERBASIS MIKROKONTROLER. Slamet Riyadi, Fl. Budi Setiawan Teknik Elektro Unika Soegijapranata Semarang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN BUCK-BOOST CHOPPER SEBAGAI MPPT BERBASIS MIKROKONTROLER. Slamet Riyadi, Fl. Budi Setiawan Teknik Elektro Unika Soegijapranata Semarang"

Transkripsi

1 S KAJAN LMAH, lume 15, Nmr 1, Januari 013 SAN BUCK-BOOST CHOPP SBAGA MPPT BBASS MKOKTOL Slame iyadi, Fl. Budi Seiawan Teknik lekr Unika Segijapranaa Semarang ABSTAKS This paper describes a buck-bs chpper ha can be implemened as maximum pwer pin racker (MPPT). This can be cnneced he lad which are greaer r less han MPP resisance. The cnrl f his device is based n micrcnrller s i is very simple and cheap. Analysis is dne give basic hery and finally simulain and labrary experimen are dne verify. Based n he resuls, he chpper is able give gain less r greaer han uniy. Keywrds : chpper, MPPT, P, gain PNAHULUAN Krisis bahan bakar fsil secara glbal sanga berdampak bagi penyediaan energi lisrik di ndnesia. Pemerinah elah menyerukan upaya penghemaan dan pencarian energi alernaif dalam menganisipasi dampak krisis energi berbasis fssil. Psisi gegrafis ndnesia memberi nilai ambah dalam pemanfaaan energi dari maahari. Melalui panel surya maka energi maahari dapa diubah secara langsung menjadi energi lisrik dalam benuk egangan/arus searah (C). i ndnesia, panel surya banyak dimanfaakan unuk menyediakan energi lisrik secara mandiri di daerah yang belum erjangkau leh kelisrikan PLN. Sedangkan di daerah di mana ersedia energi lisrik PLN, panel surya dapa digabungkan melalui P-Grid Cnneced Sysem. Unuk mengpimalkan daya yang dihasilkan leh panel surya maka diperlukan Maximum Pwer Pin Tracker (MPPT). Suau MPPT umumnya berupa bs chpper sehingga hanya mampu diperasikan pada kndisi di mana resisansi beban lisrik lebih besar dari resisansi ekuivalen panel surya. Pada pembebanan di lapangan dapa erjadi kndisi di mana resisansi beban lisrik lebih kecil dari resisansi ekuivalen panel surya sehingga MPPT idak mampu diperasikan secara pimal. nergi maahari menjadi fkus pengembangan energi alernaif karena sifanya yang erbarukan dan ramah lingkungan. Melalui panel surya maka energi maahari dapa diubah menjadi energi lisrik secara langsung. alam implemenasinya, energi lisrik yang dihasilkan leh panel surya sanga dipengaruhi leh inensias sinar maahari dan emperaur sehingga unuk meningkakan efisiensinya maka dalam pengperasiannya diperlukan suau MPP Tracker. Berbagai knsep kendali bagi MPPT elah dipaparkan [sram & Chapman, 007], [Jiang dkk, 005]. Sebagai implemenasi MPPT pada umumnya digunakan C-C cnverer jenis bs eapi cnverer jenis buck dapa digunakan sebagai MPPT dengan kendali digial berbasis pada kmparasi perhiungan pengukuran daya sesaa dan algrima MPPT [Azab, 008]. Meda kendali MPPT lain juga diurunkan unuk meningkakan unjuk kerja panel surya melalui meda berbasis cnsan vlage cnrl [Kiranmayi, 008]. Kendali MPPT di aas umumnya berbasis digial dan diimplemenasikan menggunakan 59

2 S KAJAN LMAH, lume 15, Nmr 1, Januari 013 rangkaian digial signal prcessr (SP) karena algrimanya yang cukup kmpleks. Kelemahan dari sisem digial ini adalah munculnya delay dan akan memperlamba respnnya sera mahal. Pada makalah ini diusulkan suau knverer energi berbasis buck-bs chpper yang diperasikan sebagai MPPT yang fleksibel. Knverer ini mampu diperasikan bersama panel surya yang dihubungkan beban lisrik dengan resisansi sebarang. Kendali yang digunakan berbasis mikrknrler. MAXMUM POW PT TACK Suau sel surya dapa dimdelkan dengan suau sumber arus yang erhubung paralel dengan dida dan resisansi shun sera erhubung seri dengan resisansi s, dinyaakan dengan persamaan (1) ph ph sh sh Gambar-1 Mdel dari sel surya sh ph e s exp mkt di mana m = dealizing facr k = Blzmann gas cnsan = resisansi seri s = resisansi shun sh = arus akiba sinar maahari ph e = muaan elekrn = nrmal dide curren c 1 s sh sh s (1) = dark saurain curren Persamaan (1) menunjukkan hubungan egangan dan arus dari suau sel surya idak linier (Gambar-). Gambar- Karakerisik sel surya Pada kndisi sel surya erbuka (idak erhubung ke beban) maka arus sel surya akan sama dengan nl sehingga egangannya berada pada nilai maksimumnya, yaiu egangan pen circui c. Kndisi sebaliknya erjadi jika sel surya erhubung singka yang mengakibakan egangannya sama dengan nl dan arusnya berada pada nilai maksimumnya, yaiu arus hubung singka sc. Pada kedua kndisi ersebu maka sel surya idak akan menghasilkan daya. aya yang dihasilkan akan dapa dimanfaakan jika egangan dan arus sel surya idak sama dengan nl, sedangkan daya maksimum erjadi jika berada pada lekukan kurva -. Tiik di mana suau sel surya mampu menghasilkan daya maksimum sering dinamakan maximum pwer pin (MPP). Pada iik ini akan diperleh suau nilai egangan MPP dan arus MPP. Unuk memahami bagaimana kinerja panel surya maka pada Gambar-4 dan Gambar-5 disajikan suau kurva - dan P- suau sel surya pada iradiasi dan emperaur erenu. 60

3 S KAJAN LMAH, lume 15, Nmr 1, Januari 013 Pemasangan suau beban lisrik secara langsung pada panel surya akan menyebabkan arus mengalir menuju beban lisrik ersebu. Mengacu pada mdel yang kurva --nya disajikan pada Gambar-4 maka pembebanan dengan beban yang berubah secara langsung akan menyebabkan daya yang dikirimkan ke beban berubah. Operasi pada lekukan kurva - akan memberikan daya maksimum. P P P beban Gambar-3 Pembebanan langsung pada panel surya Operasi panel surya seperi di aas unuk aplikasi erenu kurang disukai karena idak bekerja pada kndisi pimalnya. Agar dapa bekerja pada kndisi pimalnya maka arus dan egangan panel surya harus berada pada nilai MPP, yaiu pada nilai egangan MPP dan arus MPP. Kndisi demikian dapa dicapai jika beban idak dihubungkan secara langsung dengan panel surya melainkan melalui suau pwer cndiiner yang sering dikenal dengan MPPT. Suau MPPT akan mengaur egangan/arus ke beban sehingga akan sama dengan daya maksimal suau panel surya. Gambar-6 Pembebanan melalui MPPT pada panel surya Gambar-4 Kurva - suau sel surya pada iradiasi dan emperaur erenu erhadap pembebanan Gambar-5 Kurva P- suau sel surya pada iradiasi dan emperaur erenu erhadap pembebanan Suau MPPT bekerja sebagai kelengkapan P agar daya yang dihasilkan leh P mencapai nilai maksimum pada kndisi lingkungan erenu. engan mengacu kurva karakerisik P- dan - dari suau P maka dapa diliha bahwa iik perasi yang menghasilkan daya maksimum erleak di puncak kurva P- aau di psisi lekukan (knee) dari kurva -. Unuk memahami bagaimana MPPT bekerja maka dapa diliha Gambar-7 yang menyajikan kurva P- dari P. imisalkan iik perasi awal di iik A di sebelah kiri iik perasi (iik MPP) dan jauh dari nilai daya maksimum ( P MPP ) maka iik perasi harus digeser lebih ke kanan. engan mengacu pada kurva - maka 61

4 S KAJAN LMAH, lume 15, Nmr 1, Januari 013 pergeseran ke kanan dapa dilakukan dengan menaikkan egangan P ( P ) aau menurunkan arus P ( P ). Berbeda jika iik awal perasi berada di sebelah kanan iik MPP (dimisalkan iik C) maka unuk menaikkan daya P dilakukan dengan menggeser ke kiri iik perasi dari C menuju. Langkah ini dilakukan dengan menurunkan egangan P ( P ) aau menaikkan arus P ( P ). Gambar-7 Pergeseran iik perasi menuju nilai daya maksimum Kedua langkah menaikkan nilai daya P (dari A ke B aau dari C ke ) dibedakan dengan menaikkan egangan P aau menurunkan egangan P berganung apakah iik awal perasi berada di sebelah kiri aau kanan dari iik MPP. Pergeseran iik perasi dari A ke B akan berimplikasi pada perubahan daya P A (daya di iik A) menuju PB di mana P A PB selain iu juga erjadi pergeseran nilai egangan perasi P dari A menuju B di mana A B. Jika kndisi ini yang erjadi, di mana pergeseran ke kanan akan menaikkan nilai daya P maka langkah selanjunya yang dilakukan adalah menggeser iik perasi P makin ke kanan hingga daya P mencapai P MPP. ari dp d sini dapa disimpulkan jika dan d d bernilai psiif maka unuk menuju nilai P MPP egangan P harus diambah aau arus P harus diurunkan. BUCK-BOOST CHOPP Pada Gambar-8 disajikan suau buckbs chpper dengan egangan C masukan dan egangan keluaran raa-raa sebesar yang erhubung dengan beban sebesar u. Karena saklar S akan dikendalikan unuk dan OFF dengan duy cycle sebasar d. Pada saa saklar S pada kndisi maka arus akan mengalir melalui indukr L menuju ke egangan sumber. Pada kndisi ini egangan indukr ( v L ) akan bernilai, arus indukr L dapa diurunkan dengan persamaan v L i L L.. () i in i L S L vl C u Gambar-8 angkaian buck-bs chpper Pada kndisi ini arus indukr akan naik dengan selisih arus dari kndisi awal sebesar selama inerval. Sedangkan saa saklar S membuka maka arus indukr akan erus mengalir menuju sisi beban dan kembali melalui dida. persamaan yang dapa diurunkan pada kndisi ini adalah v L 6

5 S KAJAN LMAH, lume 15, Nmr 1, Januari 013 L i L. (3) OFF i in i L S L vl C u Pada kndisi ini arus indukr akan urun dengan selisih arus dari kndisi awal sebesar selama inerval OFF. engan menyamakan persamaan () dan (3) akan didapa hubungan beriku... T OFF. T d (4) 1 d Mengacu pada hukum kekekalan energi maka jika dianggap sisem ideal, daya sisi masukan sama dengan daya sisi keluaran dan akan didapa hubungan.. in in in u u d 1 d u 1 d in (5) u d i in i L S Gambar-10 angkaian ekuivalen buck-bs chpper saa saklar S membuka (OFF) Gambar-11 Kurva perbandingan ahanan masukan dan keluaran erhadap duy cycle pada buck-bs chpper in Sehingga nilai 0 sehingga suau u buck-bs chpper akan selalu memandang ahanan beban sebagai ahanan ekuivalen yang lebih besar/kecil nilainya. engan demikian jika buck-bs chpper diimplemenasikan sebagai MPPT maka beban yang erpasang pada P melalui MPPT dapa lebih besar/kecil dari. MPP in L vl C u u 1 d d Gambar-9 angkaian ekuivalen buck-bs chpper saa saklar S menuup () Gambar-1 angkaian ekuivalen sisi masukan buck-bs chpper 63

6 S KAJAN LMAH, lume 15, Nmr 1, Januari 013 P Mdule/ Arrays MPP buck-bs chpper as MPPT LOA MPP MPP Gambar-15 Skema P dan MPPT be beban resisif unuk simulasi Gambar-13 mplemenasi buck-bs chpper sebagai MPPT unuk beban dengan ahanan lebih besar/kecil dari MPP HASL AN PMBAHASAN Unuk melakukan verifikasi aas analisis yang dilakukan maka dilakukan simulasi dengan menggunakan perangka lunak PSM. Pada Gambar-14 dan Gambar-15 disajikan kurva P dan rangkaian unuk simulasi. Gambar-16 Hasil simulasi nilai egangan P dan egangan MPPT jenis buck-bs chpper sebagai MPPT unuk daya P dengan beban 8,6 Ohm, beban 4,13 Ohm dan beban,75 Ohm Gambar-14 Kurva - dari phvlaic sebagai mdel simulasi Lk-Up Table + - v i pv + vpv - driver uc Lad Gambar-17 Hasil simulasi nilai daya P dan egangan MPPT jenis buck-bs chpper sebagai MPPT unuk daya P dengan beban 8,6 Ohm, beban 4,13 Ohm, beban,75 Ohm Pada Gambar-18 diunjukkan prip MPPT jenis buck-bs chpper yang dirancang unuk pengujian labrarium. engan menggunakan prip yang dirancang diperleh hasil pengujian chpper jenis buck-bs seperi diunjukkan pada Tabel-1. ari hasil ersebu ampak bahwa chpper mampu melakukan fungsi buck dan bs. Sedangkan gelmbang egangan pada indukr yang dipakai chpper disajikan pada Gambar-19 dan Gambar-0. 64

7 S KAJAN LMAH, lume 15, Nmr 1, Januari 013 Gambar-19a Tegangan pada indukr dengan d=3,14% Gambar-18 Prip unuk pengujian labrarium Gambar-19b Tegangan pada indukr dengan d=86,3% Tabel-1 Pengujian chpper d(%) in (l) u (l) Gain 7,8 10,19 0,55 0,05 15,7 10,19 1,43 0,14 3,5 10,19,70 0,6 31,4 10,19 4,09 0,40 39, 10,19 5,63 0,55 47,1 10,19 7,0 0,71 54,9 10,19 8,74 0,86 6,7 10,19 9,87 0,97 70,6 10,17 10,31 1,01 78,4 9,77 10,84 1,11 86,3 6,8 10,80 1,59 94,1 4,8 10,91,7 ari pengamaan dapa diunjukkan bahwa chpper mampu melakukan fungsi buck dan bs dengan baik. Hal ini dapa dibukikan dengan nilai Gain yang dapa lebih kecil aau lebih besar dari 1. KSMPULAN Suau chpper jenis buck-bs mampu menghasilkan egangan keluaran yang lebih kecil/besar dibanding egangan masukan. engan demikian implemenasi sebagai MPPT akan mampu dibebani dengan ahanan sebarang. Teapi yang perlu diperhaikan adalah nilai penguaan erbesar hanya,7 sehingga ahanan maksimum yang dapa dipasang pada MPPT adalah,7 kali MPP. UCAPAN TMA KASH Kami sanga bererima kasih kepada irjen KT Kemdiknas aas banuan dana pada Prgram Peneliian Hibah Besaing sehingga makalah ini dapa disusun. 65

8 S KAJAN LMAH, lume 15, Nmr 1, Januari 013 AFTA PUSTAKA Azab M A New Maximum Pwer Pin Tracking fr Phvlaic Sysems, Prceedings f Wrld Acadeny f Science, ngineering and Technlgy l. 34, Oc 008 sram T., and Chapman P. L Cmparisn f Phvlaic Array Maximum Pwer Pin Tracking Techniques, Transc. On nergy Cnversin, l., N., pp Jiang J. A, Huang T. L, Hsia Y. T, and Chen C. H Maximum Pwer Tracking fr Phvlaic Pwer Sysems, Tamkang Jurnal f Science and ngineering, l. 8, N, pp Kiranmayi., eddy. K., and Kumar M.., 008. Mdeling and a MPPT fr Slar Cell, Jurnal f ngineering and Applied Science 3(1), pp iyadi,s., 010. Cnrlled Curren Surce sebagai nerface P-Grid Cnneced Sysem, Prsiding CCS (lecrical Pwer, lecrnics, Cmmunicains, Cnrls and nfrmaics), Malang 010, hal. A5.1-A5.5 iyadi,s., 010. Kneksi Phvlaic melalui S berbasis Kendali Arus unuk Pembagian Beban, JT (The Jurnal f nfrmain Technlgy and lecrical ngineering), l., April 010 hal. 3-37, UGM Ygyakara 66

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Panel Surya Dengan Teknik MPPT

Pemodelan dan Simulasi Panel Surya Dengan Teknik MPPT Pemdelan dan Simulasi Panel Surya Dengan eknik MPP Mhammad aufik Departemen eknik Elektr FMPA Universitas Padjadjaran e-mail : m.taufik@unpad.ac.id Nendi Suhendi Syafei, Bernard Y umbelaka Departemen eknik

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONVERSI DAYA MAKSIMAL MODUL SURYA MELALUI DETEKSI TEGANGAN. Leonardus Heru Pratomo Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranana

SISTEM PENGKONVERSI DAYA MAKSIMAL MODUL SURYA MELALUI DETEKSI TEGANGAN. Leonardus Heru Pratomo Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranana E KAJAN MAH, lume 15, Nmr 1, Januari 2013 EM PENGKONE DAYA MAKMA MODU UYA MEAU DEEK EGANGAN enardu Heru Pram eknik Elekr Univeria Kalik egijapranana ABAK Krii energi yang diebabkan keerbaaan eredianya

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Bergantung Waktu

Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Bergantung Waktu Mah Educa Jurnal () (7): 86-95 Jur na l Maem aika Pend i di ka n Maema i ka Email: mejuinibpag@gmailcm Hubungan anara Keerbservasian Keerknsruksian Sisem Linier Kninu Berganung Waku Ezhari Asfa ani adris

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

HAL HAL PRAKTIS DALAM PERANCANGAN DC CHOPPER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC BERDAYA RENDAH. 2. Untai DC Chopper untuk motor DC berdaya rendah

HAL HAL PRAKTIS DALAM PERANCANGAN DC CHOPPER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC BERDAYA RENDAH. 2. Untai DC Chopper untuk motor DC berdaya rendah Hal Hal Prakis dalam Perancangan DC Chopper unuk Pengauran Puaran Moor DC erdaya Rendah (Okki Doku) HAL HAL PRAKTIS DALAM PERANCANGAN DC CHOPPER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC ERDAYA RENDAH Okki Doku

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MPPT BERBASIS METODE P&O MENGGUNAKAN BOOST CONVERTER

PENGENDALIAN MPPT BERBASIS METODE P&O MENGGUNAKAN BOOST CONVERTER PENGENDALIAN MPPT BERBASIS METODE P&O MENGGUNAKAN BOOST CONVERTER Frediaan Yuniar fr_ays@yahoo.co.id Universias Braijaya Rini Nur Hasanah rini.hasanah@ub.ac.id Universias Braijaya Onny Seyaai oseyaai@ub.ac.id

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Amai lampu pijar! nformasi apa yang dapa kamu emukan? Dan apa ari informasi ersebu! 2. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik?

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

& RANGKAIAN RC M. Ishaq

& RANGKAIAN RC M. Ishaq HAND OUT FISIKA DASA /LISTIKMAGNET/ ELEKTODINAMIK /kkapasito LISTIK DINAMIK : KAPASITO & ANGKAIAN M. Ishaq KAPASITO Mdel Kapasir perama dicipakan di Belanda, epanya ka Leyden pada abad ke8 leh para eksperimenalis

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Regulator Tegangan. Regulator Tegangan Continuous. Regulator Tegangan Switched. Kuliah 8-1. Penyearah. Filter. Switching. Filter Regulator Beban

Regulator Tegangan. Regulator Tegangan Continuous. Regulator Tegangan Switched. Kuliah 8-1. Penyearah. Filter. Switching. Filter Regulator Beban Kuliah 8 1 Regulaor Tegangan Regulaor Tegangan Coninuous vac vfil Transformaor Penyearah Filer Regulaor Beban vrec vreg Regulaor Tegangan Swiched jalajala jalajala Penyearah Filer Swiching Filer Regulaor

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik? 2. Dapakah kalian membukikannya? 3. Bagaimana caranya kia mengukur hambaan lampu

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB VIII DAYA PADA RANGKAIAN RLC

BAB VIII DAYA PADA RANGKAIAN RLC 8 BAB DAYA PADA ANGKAAN L Pengerian daya : perkalian anara egangan yang diberikan dengan hasil arus yang engalir. Secara aeais : P suber searah aau D Daya dikaakan psiif, keika arus yang engalir bernilai

Lebih terperinci

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh ELEKTRONIKA DASAR PENGGUNAAN DIODA SEBAGAI PENYEARAH Penyearah Seengah Gelombang Dan Gelombang Penuh Tujuan Insruksional Umum Pesera mengenal rangkaian penyearah / recifier Tujuan Insruksional Khusus Pesera

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER

PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER W. Kurniawan * Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI SEMARANG Jl. Lonar no Semarang, Indonesia Tel: 8...88 ; Email: wawan.hiam@gmail.com ABSTRAK Arikel ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk Arus Bolak-Balik Arus bolak balik dihasilkan oleh generaor yang enghasilkan egangan bolak-balik dan biasanya dala benuk fungsi sinusoida sinus aau cosinus. Tegangan dan arus bolak balik dapa dinyaakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka N. 4 Bandung 0. 414714 Fax. 0. 4587 hp//: www.smasanaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yah.c.id MODUL BAB 1 Page 1 f

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA 3.1 Gambaran Umum Robo Meode naik angga yang dierapkan pada model robo ugas akhir ini, yaiu meode karol dan rasio diameer roda-inggi anak angga/undakan. Gambar 3.1 Ilusrasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM Analisa perancangan erdasarkan hasil simulasi dan pengukuran rangkaian, dimaksudkan unuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s.

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s. Arus Lisrik Surya Darma, M.Sc Deparemen Fisika Universias Indonesia Arus Lisrik Arus dan Gerak Muaan Arus lisrik didefinisikan sebagai laju aliran muaan lisrik yang melalui suau luasan penampang linang.

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

BAB 3PERANCANGAN SISTEM

BAB 3PERANCANGAN SISTEM 16 BAB 3PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sensor Cahaa ATMEGA8535 DRIVER LAMPU LAMPU LED DC LCD Gambar 3.1.Diagram Blok Beriku deskripsi fungsi seiap blok : 1 Blok Sensor Cahaa (TSL2561) : sensor cahaa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik. MODUL 2 : LISTRIK RANGKAIAN TERTUTUP Rangkaian eruup ialah rangkaian yang ak berpangkal dan ak berujung yang erdiri dari komponen lisrik (seperi kawa penghanar), ala ukur lisrik, dan sumber daya lisrik

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik Transpor Poluan Persamaan Konveksi Difusi Penelesaian Analiik Referensi Graf and Alinakar, 1998, Fluvial Hdraulis: Chaper 8, pp. 517-609, J. Wile and Sons, Ld., Susse, England. Teknik Sungai Transpor Poluan

Lebih terperinci