Peluruhan Pion Berdasarkan Teori Perturbasi Chiral

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peluruhan Pion Berdasarkan Teori Perturbasi Chiral"

Transkripsi

1 Peluruhan Pion Berdasarkan Teori Perturbasi Chiral Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains Nofirwan Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Depok 004

2 Lembar Persetujuan Judul Skripsi : Peluruhan Pion Berdasarkan Teori Perturbasi Chiral Nama : Nofirwan NPM : Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui Depok, 7 Juni 004 Mengesahkan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Terry Mart Penguji I Penguji II Dr. L.T. Handoko Dr. Anto Sulaksono

3 Gambar 1: Foto Tunangan iii

4 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas selesainya penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains. Skripsi ini merupakan rangkaian terakhir dari sekian banyak tugas yang penulis harus jalani ketika menempuh pendidikan di Departemen Fisika UI. Topik penelitian yang penulis angkat pada kesempatan kali ini adalah mengenai neutrino. Topik ini cukup menarik karena beberapa tahun belakangan ini banyak dibicarakan mengenai neutrino bermassa yang tentu berlawanan dengan konsep dalam Standard Model. Pada kesempatan kali ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dr. L. T. Handoko dan Dr. Terry Mart yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyampaikan apresiasi yang setinggitingginya kepada mereka berdua. Juga kepada penguji penulis, Dr. Na Peng Bo dan Dr. Muhammad Hikam atas masukannya, dan kepada Dr. Anto Sulaksono dan Dr. Chairul Bahri untuk diskusi-diskusi yang menarik dan juga untuk bantuan literatur. Penulis menyadari bahwa tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa dukungan dari rekan-rekan penulis. Oleh karena itu penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada para kolega penulis di grup fisika nuklir dan partikel dan teman-teman penulis lainnya di Departemen Fisika UI, khususnya angkatan 99 untuk saat-saat menyenangkan selama kuliah. Pada akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan adik-adik penulis atas dukungan dan doanya selama ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua. Tiada diskusi melainkan pengayaan pemikiran dan perenungan. Terus berpikir berarti terus hidup. Sedangkan terus berpikir dan berbuat berarti hidup dalam kesejatian. iii

5 iv Nofirwan

6 Abstrak Diberikan elemen-elemen utama dan metode-metode dari teori perturbasi chiral ChPT, teori medan efektif dari Standard Model menurut skala kerusakan simetri chiral secara spontan. Dasar teori ini adalah simetri global SU3 L SU3 R U1 V dari Lagrangian QCD dalam batas quark u, d, dan s tak bermassa, diasumsikan secara spontan rusak ke SU3 V U1 V yang menghasilkan delapan boson Goldstone tak bermassa. Teori medan efektif memperkenalkan Lagrangian efektif dengan orde terendah yang akan digunakan untuk menerangkan proses pada peluruhan pion. Kata kunci: chiral. Abstract The main elements and methods of chiral perturbation theory, the effective field theory of the Standard Model below the scale of sponaneous chiral symmetry breaking, are summarized. The basis of ChPT is the global SU3 L SU3 R U1 V symmetry of the QCD Lagrangian in the limit of massless u, d, and s quarks, is assumed to be spontaneously broken down to SU3 V U1 V giving rise to eight massless Goldstone bosons. The effective field theory, introducing to the effective Lagrangian at lowest order is used to describe pion decay processes. Keywords: chiral. v

7 Daftar Isi Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar iii v vi viii ix 1 Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Metode Penelitian Tujuan Tinjauan Pustaka 5.1 Quantum Electrodynamics QED Quantum Chromodynamics QCD Beberapa Sifat pada SU Lagrangian QCD Simetri Chiral Medan quark Left-Handed dan Right-Handed Teorema Noether Arus Simetri Global dari Sektor Quark Ringan Aljabar Chiral QCD Dalam Kehadiran Medan-medan Eksternal vi

8 3 Kerusakan Simetri Spontan dan Lagrangian Efektif Kerusakan Simetri Chiral Karena Suku Massa Quark Kerusakan Spontan Dari Simetri Global, Kontinu, Non-Abelian Teorema Goldstone Kerusakan Simetri Spontan Dalam QCD Spektrum Hadron Condensate Quark skalar qq Lagrangian Efektif Orde Terendah Konstruksi Lagrangian Efektif Hasil dan Pembahasan Peluruhan Pion π + µ + ν µ Pembahasan Kesimpulan dan Saran 61 A Mekanika Kuantum Relativistik 6 A.1 Notasi A. Aljabar Dirac B Transformasi Grup U1,U3 dan SU3 66 Daftar Acuan 67 vii

9 Daftar Tabel.1 Konstanta struktur anti-simetrik dari SU3 yang seluruhnya tidak nol. 8. Simbol d dari simetri SU3 yang seluruhnya tidak nol Flavor-flavor quark, muatan dan massa-massanya. Besar mutlak m s ditentukan menggunakan aturan jumlah QCD. Hasil tersebut diberikan untuk massa berlari MS pada skala µ = 1 GeV. Massa quark-quark ringan dihasilkan dari rasio massa yang ditemukan menggunakan teori perturbasi chiral, menggunakan massa quark strange sebagai masukan. Massa quark-quark berat m c dan m b masing -masing ditentukan oleh massa charmonium dan D, dan massa bottomium dan B Sifat-sifat transformasi dari matriks-matriks Dirac Γ terhadap paritas. 5.5 Sifat-sifat transformasi dari matriks-matriks Dirac terhadap konjugasi muatan Perbandingan kerusakan simetri spontan Sifat-sifat transformasi terhadap grup G, konjugasi muatan C, dan paritas P viii

10 Daftar Gambar 1 Foto Tunangan iii 3.1 Potential dua dimensi yang invarian terhadap rotasi: Vx, y = x + y + x +y Peluruhan Pion π + µ + ν µ ix

11 Bab 1 Pendahuluan Sampai sekarang orang masih mencari tahu apa yang menjadi penyusun alam semesta ini. Secara garis besar, partikel yang menyusun alam semesta dibagi menjadi dua golongan, yaitu quark dan lepton. Quark dibedakan menjadi enam citarasa flavor yaitu, u up, d down, s strange, c charm, t top, dan b bottom yang datang dengan tiga derajat kebebasan warna color dan bertransformasi sebagai triplet menurut transformasi fundamental SU3. Lepton terdiri atas elektron ν e, e, muon ν µ, µ, dan tau ν τ, τ. Lepton terbagi menjadi dua kelas menurut muatan listriknya, neutrino netral ν e, ν µ, ν τ dan yang bermuatan negatif e, µ, τ. Selain lepton ada juga yang dinamakan meson dan baryon. Meson memiliki massa yang terletak di antara massa lepton dan massa baryon. Partikel-partikel di atas dapat saling berinteraksi melalui empat interaksi dasar, yaitu interaksi elektromagnetik, lemah, kuat, dan gravitasi. Meson memiliki spin nol atau satu sedangkan baryon memiliki spin kelipatan 1/. Meson dan baryon dapat mengalami interaksi kuat, karena itu mereka termasuk dalam golongan hadronik. Saat ini hanya interaksi elektromagnetik yang benar-benar dapat dimengerti, yang tercantum dalam Quantum Electrodynamics QED. Interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah tergabung dalam interaksi elektro lemah electroweak. Sedangkan untuk interaksi kuat terdapat dalam Quantum Chromodynamics QCD. Keseluruhan teori mengenai partikel dan interaksinya di atas tidak termasuk gravitasi, merupakan kesatuan teori yang disebut Standard Model SM. SM adalah teori yang mampu menjelaskan hampir sebagian besar fenomena interaksi dalam fisika energi tinggi. 1

12 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1950-an, gambaran tentang interaksi kuat dalam kerangka teori medan kuantum nampaknya gagal karena menimbulkan konstanta kopling yang terlalu besar pada energi tingkat rendah. Spektrum hadron yang kaya bersama dengan ukurannya merupakan petunjuk awal terhadap substruktur dalam unsur-unsur pokok yang lebih fundamental. Saat ini, hadron adalah obyek-obyek kompleks yang dibangun dari banyak derajat kebebasan yang fundamental. Banyak hasil-hasil empiris dari fisika medium dan fisika energi tinggi seperti produksi hadron dalam pemusnahan elektron-positron, berhasil diterangkan menggunakan metode gangguan dalam kerangka kerja dari teori gauge SU3 yang mengacu pada Quantum Chromodynamics QCD. Masih belum ada metode analitik yang menjelaskan QCD pada jarak yang jauh, yaitu pada energi-energi rendah. Sebagai contoh, bagaimana hadron-hadron diamati secara asimtotik, termasuk spektrum resonansinya yang kaya, yang diciptakan oleh QCD masih belum secukupnya dipahami. Ada tiga masalah QCD pada level kuantum, yaitu, masalah gap, quark confinement, dan kerusakan simetri chiral secara spontan. Pada energi sangat rendah cenderung ke nol, konstanta kopling QCD akan sangat besar. Namun pada energi tinggi, didapat konstanta kopling yang rendah dan lebih rendah lagi. Inilah yang biasanya dikenal sebagai asymptotic freedom. Hanya terhadap masalah asymptotic freedom teori perturbasi dapat dilakukan. Masih ada usaha lain dalam mengatasi hal ini, yakni dengan teori simetri, yang terdiri dari simetri chiral SU3 L SU3 R dan realisasinya, yaitu kerusakan simetri spontan ke SU3 V pada apa yang dinamakan kerapatan Lagrangian efektif. Hal ini kemudian ditulis dalam suku-suku dari medan boson Goldstone pseudoskalar yang diamati secara asimtotik dan menjelaskan sifat energi rendah dari QCD. Sekarang boleh dilakukan perturbasi non-konvensional, yaitu perturbasi bukan lagi dalam pangkat konstanta kopling tapi dalam pangkat momentum boson Goldstone eksternal rendah dan massa quark kecil. Metode ini yang dikenal sebagai mesonic chiral perturbation theory teori perturbasi chiral sektor meson.

13 1. Perumusan Masalah Pada energi rendah, perturbasi tidak dapat dilakukan karena adanya konstanta kopling yang besar sehingga dibutuhkan suatu teori dimana perturbasi masih dapat dilakukan. Teori tersebut dikenal sebagai teori perturbasi chiral. Spektrum hadron yang diamati dalam percobaan masih belum dapat dimengerti. Ternyata derajat kebebasan hadronik pada energi rendah muncul sebagai keadaan asimtotik yang dapat diamati. Timbul pertanyaan bagaimana keadaan ini dapat dijelaskan secara teoritik? Keadaan ini hanya dapat diperiksa melalui teori perturbasi chiral yang diperkenalkan oleh Gasser dan Leutwyler [16, 17]. Karena dasar teori ini memeriksa proses-proses interaksi kuat QCD pada tingkat energi rendah atau keadaan dengan suku massa quark sama dengan nol yang biasa disebut sebagai batas chiral. Pada batas ini, medan quark left- dan right-handed dipisahkan satu sama lain dalam Lagrangian efektif QCD. Pada tingkat klasik, Lagrangian efektif memperlihatkan simetri global SU3 L SU3 R. Namun, pada tingkat kuantum arus aksial vektor singlet mengembangkan suatu anomali [1,, 3, 4, 5] sehingga perbedaan bilangan quark left- dan right-handed bukanlah suatu konstanta gerak. Dengan kata lain, dalam batas chiral, Hamiltonian QCD mempunyai simetri SU3 L SU3 R U1 V. Dengan ini orang dapat mempelajari lebih dalam tentang struktur hadron yang sampai saat ini masih hangat dibicarakan. 1.3 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan di sini sifatnya hanya teoritik. Karena itu diperlukan suatu kerangka kerja yang sistematis dalam menerangkan proses-proses fisika yang terjadi. Kerangka kerja teoritik yang digunakan adalah teori Medan Kuantum Efektif Effective Quantum Field Theory yang di dalamnya tercakup teori perturbasi chiral. Teori ini dikembangkan oleh Gasser dan Leutwyler [16, 17] yang menganalisis konsekuensi simetri SU3 L SU3 R dari L QCD dengan memperkenalkan kopling dari sembilan arus vektor dan delapan arus aksial vektor dan juga kerapatan quark skalar dan pseudoskalar ke dalam Lagrangian QCD dan mempromosikan simetri global ke simetri lokal. 3

14 1.4 Tujuan Pada energi rendah QCD terdapat konstanta kopling yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukannya teori gangguan. Sementara itu pada energi tinggi terdapat kopling yang kecil dan makin kecil yang biasa dikenal sebagai asymptotic freedom kebebasan asimtotik. Hanya pada daerah asimtotik teori perturbasi gangguan dapat dilakukan. Namun, agar teori perturbasi dapat dilakukan pada energi rendah, maka ekspansi pangkat dalam perturbasi bukan dilakukan terhadap kopling melainkan terhadap momentum boson Goldstone dan massa quark. Metode ini yang dikenal sebagai chiral perturbation theory teori perturbasi chiral. Dengan teori ini akan dilihat bagaimana menjelaskan dinamika boson Goldstone termasuk pion pada tingkat energi rendah dalam kerangka kerja teori medan efektif. 4

15 Bab Tinjauan Pustaka Teori perturbasi chiral memberikan suatu kerangka kerja yang sistematis untuk memeriksa proses-proses interaksi kuat pada energi rendah. Dasar teori perturbasi chiral adalah simetri global SU3 L SU3 R U1 V dari Lagrangian QCD dalam batas quark tak bermasa u, d, dan s yang diasumsikan rusak ke SU3 V U1 V secara spontan dan menimbulkan delapan boson Goldstone. Sebelumnya akan diperkenalkan prinsip gauge. Prinsip gauge adalah metode yang amat sukses dalam fisika partikel elementer untuk membangkitkan interaksi antara medan-medan materi melalui pertukaran boson-boson gauge tera tak bermassa..1 Quantum Electrodynamics QED Quantum Electrodynamics QED adalah teori gauge yang menerangkan interaksiinteraksi elektromagnetik antar partikel, dihasilkan dari promosi simetri global U1 dari Lagrangian yang menggambarkan elektron bebas ke dalam bentuk simetri lokal. 1 Ψ exp iθ Ψ : L free = Ψ iγ µ µ m Ψ L free,.1 Dalam proses ini parameter 0 Θ π menggambarkan sebuah elemen dari U1 yang diperbolehkan untuk bervariasi secara mulus dalam ruang-waktu, Θ Θx, yang menunjuk kepada menterakan grup U1. Untuk menjaga keinvarianan Lagrangian menurut transformasi lokal, diperkenalkan potensial-empat A µ ke dalam teori yang bertransformasi menurut transformasi gauge A µ A µ µ Θ/e. Agar 1 Penulis menggunakan representasi matriks-matriks Dirac. 5

16 diperoleh suku kinetik dalam A µ harus juga dimasukkan suku interaksi berupa tensor kuat medan F µν. Oleh karena itu dengan merujuk pada menterakan Lagrangian yang berkenaan dengan U1 diperoleh Lagrangian QED: L QED = Ψ [iγ µ µ iea µ m] Ψ 1 4 F µνf µν,. dimana F µν = µ A ν ν A µ. Kemudian turunan kovarian µ dari Ψ diganti dengan D µ, D µ µ iea µ Ψ, didefinisikan sedemikian hingga menurut transformasi gauge jenis kedua Ψx exp [ iθx] Ψx, A µ x A µ x µ Θx/e,.3 turunan kovarian bertransformasi dengan cara yang sama, yaitu hanya bekerja pada Ψ sendiri: D µ Ψx D µψ x [ ] = µ iea µx exp [ iθx] Ψ x = [ µ ie A µ x µ Θ/e] exp [ iθx] Ψx = exp[ iθx][ µ ieax]ψx = exp[ iθx]d µ Ψx.4 Suku massa M A / tidak dimasukkan ke dalam Lagrangian karena suku ini akan melanggar invarian gauge dan oleh karena itu prinsip gauge membutuhkan bosonboson gauge tak bermassa. Dalam hal ini dikenal A µ sebagai potensial-empat elektromagnetik dan F µν sebagai tensor kuat medan yang mengandung medan listrik dan medan magnet. Prinsip gauge ini secara alami telah mengembangkan interaksi medan elektromagnetik dengan materi.. Quantum Chromodynamics QCD..1 Beberapa Sifat pada SU3 Grup SU3 memainkan peranan penting dalam konteks interaksi kuat, karena SU3 adalah grup tera gauge dari QCD. Pada sisi lain flavor SU3 kira-kira direalisasikan sebagai simetri global dari spektrum hadron [6, 7, 8], supaya hadron-hadron Massa dari medan-medan gauge dimunculkan melalui kerusakan spontan dari simetri gauge. 6

17 massa rendah yang diamati dapat disusun kira-kira dalam multiplet-multiplet yang terdegenerasi dengan mencocokkan dimensi dari representasi irredusibel SU3. Pada akhirnya, hasil kali langsung dari SU3 L SU3 R adalah grup simetri chiral untuk menghilangkan massa-massa quark u, d dan s. Grup SU3 ditentukan sebagai himpunan matriks unitari, unimodular, 3 3 U, yakni U U = 1 dan det U=1. Dalam hal matematika, SU3 adalah delapan parameter yang secara sederhana dihubungkan dengan grup Lie yang compact. Elemen-elemen SU3 dapat ditulis dalam bentuk 8 λ a UΘ = exp i Θ a,.5 dengan Θ a bilangan-bilangan riil, dan delapan matriks λ a disebut matriks-matriks Gell-Mann, yang memenuhi λ a = i U 0,..., 0,.6 Θ a λ a = λ a,.7 Trλ a λ b = δ ab,.8 Trλ a = 0..9 Representasi eksplisit dari matriks Gell-Mann adalah i 0 λ 1 = 1 0 0, λ = i 0 0, λ 3 = λ 4 = λ 7 = i 0 i 0, λ 5 =, λ 8 = i i 0 0 3, λ 6 = ,,.10 Himpunan {iλ a } merupakan basis aljabar Lie su3 dari SU3, yakni, himpunan semua matriks skew Hermitian 3 3 yang tidak mempunyai trace. Hasil dari grup Lie kemudian ditentukan dalam suku-suku perkalian matriks biasa sebagai komutator dua elemen dari su3. Definisi seperti itu secara alami memenuhi sifat-sifat antikomutatif Lie [A, B] = [B, A].11 7

18 abc f abc Tabel.1: Konstanta struktur anti-simetrik dari SU3 yang seluruhnya tidak nol. dan juga identitas Jacobi [A, [B, C]] + [B, [C, A]] + [C, [A, B]] = 0..1 Struktur dari grup Lie diberi kode dalam hubungan komutasi dari matriksmatriks Gell-Mann, [ λa, λ ] b λ c = if abc,.13 dimana f abc adalah konstanta struktur riil yang sepenuhnya anti-simetrik. [λ a, λ b ] = if abc λ c [λ a, λ b ] λ c = if abc λ c Tr [λ a, λ b ].8 = if abc Tr λ c Tr [λ a, λ b ] = 4if abc f abc = 1 4i Tr [λ a, λ b ] λ c.14 Lebih jelasnya, konstanta-konstanta stuktur ini adalah sebuah pengukuran nonkomutatif dari grup SU3. Hubungan anti-komutasi memberikan dimana simetri d abc sepenuhnya diberikan oleh {λ a, λ b } = 4 3 δ ab + d abc λ c,.15 d abc = 1 4 Tr {λ a, λ b } λ c.16 Selain itu, ada baiknya memperkenalkan matriks ke-sembilan λ 0 = diag1, 1, 1, 3 agar persamaan.7 dan.8 masih dipenuhi oleh sembilan matriks λ a. Khususnya, kumpulan {iλ a a = 1,, 8} merupakan basis aljabar Lie u3 dari U3, yakni, 8

19 abc d abc abc d abc Tabel.: Simbol d dari simetri SU3 yang seluruhnya tidak nol. kumpulan dari semua matriks 3 3 skew Hermitian matriks sembarang 3 3 dapat ditulis sebagai kompleks. Akhirnya, sebuah 8 M = λ a M a,.17 dimana M a adalah bilangan-bilangan kompleks yang diberikan oleh λ b M = Tr λ b M = Tr λ b M =.. Lagrangian QCD a=0 8 λ b λ a M a a=0 8 Tr λ b λ a M a a=0 8 δ ba M a a=0 Tr λ b M = M b M b = 1 Tr λ bm M a = 1 Tr λ am QCD adalah teori gauge dari interaksi-interaksi kuat [9, 10, 11] dengan color SU3 yang mendasari grup gauge. Medan materi QCD adalah quark-quark yang merupakan fermion spin-1/, dengan enam flavor berbeda untuk tiga warna yang mungkin lihat tabel.3. Karena quark tidak diamati sebagai keadaan bebas secara asimtotik, pengertian massa quark dan nilai-nilai numeriknya sangat dekat dihubungkan dengan metode dimana massa quark diekstrak dari sifat-sifat hadronik. Berkenaan dengan apa yang dinamakan nilai-nilai massa current-quark dari quark-quark ringan, seharusnyalah memandang suku-suku massa quark semata-mata hanya sebagai parameter-parameter symmetry breaking kerusakan simetri dengan besar massa 9

20 flavor u d s muatan[e] /3 1/3 1/3 massa[mev] 5.1 ± ± ± 5 flavor c b t muatan[e] /3 1/3 /3 massa[gev] ± 3. ± 4.0 Tabel.3: Flavor-flavor quark, muatan dan massa-massanya. Besar mutlak m s ditentukan menggunakan aturan jumlah QCD. Hasil tersebut diberikan untuk massa berlari MS pada skala µ = 1 GeV. Massa quark-quark ringan dihasilkan dari rasio massa yang ditemukan menggunakan teori perturbasi chiral, menggunakan massa quark strange sebagai masukan. Massa quark-quark berat m c dan m b masing - masing ditentukan oleh massa charmonium dan D, dan massa bottomium dan B. tersebut memberikan pengukuran secara luas untuk simetri chiral yang telah rusak. Sebagai contoh, rasio dari massa-massa quark ringan dapat diduga dari massa-massa oktet psudoskalar ringan [1]. Perbandingan antara massa proton, m p = 938 MeV, dengan jumlah dua massa current-quark up dan down lihat tabel.3 m p m u + m d,.18 menunjukkan bahwa interpretasi massa proton dalam suku-suku parameter massa current-quark harus sangat berbeda dari, katakan saja keadaan atom hidrogen, dimana massa secara esensial diberikan oleh jumlah massa proton dan elektron yang dikoreksi oleh sejumlah kecil energi ikat. Lagrangian QCD dihasilkan dari prinsip gauge yaitu [13, 14] L QCD = f= u,d,s c,b,t q f id/ m f q f 1 4 G µν,ag µν a..19 Untuk setiap flavor quark f, medan quark q f terdiri dari triplet warna indeks bawah r, g, dan b untuk red, green, dan blue, q f,r q f = q f,g q f,b,.0 yang bertransformasi menurut transformasi gauge gx yang digambarkan oleh him- 10

21 punan parameter-parameter Θx = [Θ 1 x,, Θ 8 x] menurut 3 q f q f = exp [ i 8 Θ a x λc a ] q f = U[gx]q f..1 Secara teknis, setiap medan quark q f bertransformasi menurut representasi fundamental dari warna SU3. Karena SU3 adalah delapan parameter grup, turunan kovarian persamaan.19 mengandung delapan parameter potensial gauge A µ,a, q f,r q f,r 8 D µ q f,g = µ q f,g λ C q f,r a ig A µ,a q f,g. q f,b q f,b q f,b Perlu dicatat bahwa interaksi antara quark dan gluon tidak bergantung pada flavor quark. Dengan menuntut adanya invarian gauge L QCD, memaksa sifat transformasi berikut dari medan-medan gauge λ C a A µ,ax U[gx] λc a A µ,axu [gx] i g µu[gx]u [gx]..3 Sekali lagi, dengan syarat ini turunan kovarian D µ q f bertransformasi pada q f, yakni D µ q f D µq f = UgD µq f. D µq f = = [ ] 8 λ C a µ ig A µ,a q f [ 8 ] λ C a µ igu A µ,a U µ UU Uq f = µ Uq f + U µ q f igu = U = UD µ q f µ ig 8 λ C a A µ,a 8 q f λ C a A µ,aq f µ Uq f Menurut transformasi gauge jenis pertama, yakni transformasi global SU3, suku kedua pada sisi sebelah kanan pers. gauge akan bertransformasi menurut representasi adjoint..3 akan menghilang dan medan-medan 3 Demi kejelasan, matriks-matriks Gell-Mann mengandung indeks atas C yang menjelaskan bekerja pada ruang warna. 11

22 Sejauh ini hanya bagian medan materi L QCD yang dipertimbangkan termasuk interaksinya dengan medan-medan gauge. Persamaan.19 juga berisi generalisasi dari tensor kuat medan untuk kasus non-abelian, G µν,a = µ A ν,a ν A µ,a + gf abc A µ,b A ν,c,.4 dengan f abc konstanta struktur SU3 yang diberikan dalam tabel.1. Seperti pers..3 tensor kuat medan bertransformasi menurut SU3 sebagai G µν λc a G µν,a U[gx]G µν U [gx]..5 Dengan menggunakan pers..8 bagian gluonic murni L QCD dapat ditulis maka λ C Tr a G µν,a G µν,a G µν b Tr λ C b Gµν b λ C a λ C b = Tr UG µν U UG µν U = TrG µν G µν U U 1 G µν,aδ ab G µν b = TrG µν G µν G µν,a G a µν = TrG µν G µν 1 4 G µν,ag µν a = 1 Tr CG µν G µν yang diperoleh dengan menggunakan sifat trace, TrABCD=TrBCDA, bersama dengan UU = U U = 1, dengan mudah dapat dilihat Lagrangian QCD invarian terhadap transformasi pers..5. Perbedaannya terhadap kasus Abelian QED, tensor kuat medan yang dikuadrati menimbulkan interaksi diri medan gauge yang melibatkan verteks dengan tiga dan empat medan gauge masing-masing dengan kekuatan g dan g. Suku-suku interaksi seperti ini merupakan karakteristik dari teori gauge non-abelian dan suku-suku tersebut membuat non-abelian lebih rumit daripada teori Abelian. 1

23 .3 Simetri Chiral Enam flavor quark secara umum dibagi menjadi tiga kuark ringan u, d, dan s, dan tiga flavor berat c, b, dan t. m u = GeV m d = GeV 1 GeV m s = GeV m c = GeV m b = GeV m t = 174 GeV,.6 dimana skala Λ CSB = 1 GeV dikaitkan dengan massa-massa hadron paling ringan yang berisi quark-quark ringan, contohnya m ρ = 770 MeV, yang bukan merupakan boson Goldstone yang diakibatkan dari kerusakan simetri spontan. dikaitkan dengan kerusakan simetri spontan, 4πF π Skala yang 1170 MeV, memiliki besar orde yang sama. Berikutnya, akan diperkirakan Lagrangian QCD lengkap dengan versi flavor quark ringan, yakni, mengabaikan efek pasangan quark-antiquark berat h h. Secara khusus, persamaan.18 memberi kesan bahwa Lagrangian L 0 QCD hanya mengandung flavor quark-quark ringan di dalam apa yang dinamakan batas chiral m u, m d, m s 0, menjadi awal yang baik dalam membicarakan QCD energi-rendah: L 0 QCD = l=u,d,s q l id/q l 1 4 G µν,ag µν a.7 Turunan kovarian D/ q l hanya bekerja pada color warna dan indeks Dirac, tetapi tidak bergantung flavor..3.1 Medan quark Left-Handed dan Right-Handed Agar selengkapnya simetri-simetri global dari persamaan.7 terlihat, dipertimbangkanlah suatu matriks chirality γ 5 = γ 5 = iγ 0 γ 1 γ γ 3, {γ µ, γ 5 } = 0, γ 5 = 1, dan memperkenalkan operator-operator proyeksi P R = γ 5 = P R, P L = 1 1 γ 5 = P L.8 dimana indeks R dan L mengacu pada right-handed dan left-handed, seperti akan menjadi lebih jelas di bawah ini. memenuhi hubungan kelengkapan Nampak jelas bahwa matriks 4 4 P R dan P L P R + P L =

24 P R = P R, P L = P L.30 dan hubungan ortogonalitas P R P L = P L P R = γ 5 = 0.31 Sifat-sifat gabungan dari persamaan menjamin bahwa P R dan P L sungguh-sungguh operator proyeksi yang memproyeksikan variabel medan Dirac q ke komponen-komponen chiral-nya q R dan q L. q R = P R q, q L = P L q..3 Kita ingat dalam konteks ini variabel medan chiral adalah variabel yang terhadap paritas ditransformasikan menjadi varabel asal maupun variabel negatifnya. Terhadap paritas, medan quark ditransformasikan menjadi konjugate paritasnya, maka P : qt, x γ 0 qt, x, q R t, x = P R qt, x P R γ 0 qt, x = γ 0 P L qt, x = γ 0 q L ±q R t, x, dan serupa untuk q L. P R γ 0 = γ 5γ 0 = 1 γ 0 + γ 5 γ 0 = 1 γ 0 γ 0 γ 5 = γ γ 5 = γ 0 P L q L t, x = P L qt, x P L γ 0 qt, x = γ 0 P R qt, x = γ 0 q R ±q L t, x Istilah medan right-handed dan left-handed dengan mudah dapat divisualisasikan di dalam suku-suku dari solusi untuk persamaan Dirac partikel bebas. Untuk maksud tersebut, akan dipertimbangkan solusi energi-positif relativistik ekstrim dengan momentum-tiga p 4 u p, ± = E + M χ± σ p E+M χ ± E M E χ± ±χ ± u ± p, 4 Disini penulis mengadopsi normalisasi kovarian dari spinor-spinor, u α pu β p = Eδ αβ, dan sebagainya. 14

25 dimana telah diasumsikan bahwa spin dalam kerangka diam sejajar terhadap yang lain atau antiparalel terhadap arah momentum σ p χ ± = σ ˆp p χ ± = p σ ˆp χ ± jika momentum diambil arah z ˆp = ˆk, σ ˆp = σ ˆk 1 0 = σ z = χ + =, χ 0 1 σ ˆk = σ z maka σ z χ + = = = +χ σ z χ = = = χ dan σ ˆpχ ± = ±χ ± σ pχ ± = σ ˆp p χ ± = p σ ˆpχ ± = E M ±χ ± u p, ± = E + M E χ± ±χ ± u + = E χ± σ p χ E+M ± u ± p χ+ χ + = E + M χ ± E M E+M ± χ ±, u = χ E χ E M Dalam representasi standar matriks-matriks Dirac kita dapatkan P R = γ 5 = 1 1 1, P 1 1 L = sehingga P R u + = 1 E χ+ χ + = 1 χ+ E χ + = E χ+ χ + = u + 15

26 P L u + = χ+ E 1 1 χ + P R u = χ E 1 1 χ = 1 0 E 0 = 1 0 E 0 = 0 = 0 P L u = 1 E χ χ = 1 E χ χ = E χ χ = u Dalam batas relativistik ekstrim atau lebih baik, dalam batas massa nol, operator P R dan P L melakukan proyeksi ke keadaan eigen dengan helisitas positif dan negatif, yaitu dalam batas ini chirality sama dengan helicity. Di sini tujuannya adalah untuk menganalisis simetri dari lagrangian QCD dengan mematuhi sifat transformasi global yang independen dari medan left-handed dan right-handed. Untuk mengkomposisikan 16 bentuk kuadratik menjadi proyeksinya masing-masing terhadap medan left-handed dan right-handed, dibuatlah menggunakan dimana dengan qγ i q = { qr Γ 1 q R + q L Γ 1 q L untuk Γ 1 {γ µ, γ µ γ 5 } q R Γ q L + q L Γ q R untuk Γ {1, γ 5, σ µν },.33 q R = q R γ 0 = P R q γ 0 = q P R γ 0 = q γ 5γ 0 = q γ γ 5 = qp L q L = q L γ 0 = P L q γ 0 = q P L γ 0 = q 1 1 γ 5γ 0 = q γ γ 5 = qp R σ µν = i γµ γ ν γ ν γ µ Persamaan.33 dengan mudah dibuktikan dengan memasukkan hubungan kelengkapan dari persamaan.9 sekaligus ke sebelah kiri dan kanan dari Γ i, qγ i q = qp R + P L Γ i P R + P L q = q L + q L Γ i q R + q L dan dengan catatan {Γ 1, γ 5 } = 0 dan [Γ, γ 5 ] = 0. Untuk Γ 1 = γ µ : qγ µ q = q L + q L γ µ q R + q L = q L γ µ q R + q R γ µ q R + q L γ µ q L + q R γ µ q L q L γ µ q R = qp R γ µ P R q = 1 4 q1 + γ 5γ µ 1 + γ 5 q = 1 4 qγµ 1 γ γ 5 q = 0 q R γ µ q L = qp L γ µ P L q = 1 4 q1 γ 5γ µ 1 γ 5 q = 1 4 qγµ 1 + γ 5 1 γ 5 q = 0 16

27 qγ µ q = q R γ µ q R + q L γ µ q L dengan cara yang sama dapat dibuktikan untuk Γ i yang lain. Bersama dengan hubungan orthogonalitas dari persamaan.31 kemudian dihasilkan P R Γ 1 P R = γ 5Γ γ 5 = 1 4 Γ 1 + γ 5 Γ γ 5 = 1 4 Γ 11 γ γ 5 = Γ 1 P L P R = 0, P L Γ 1 P L = γ 5Γ 1 1 γ 5 = 1 4 Γ 1 γ 5 Γ 1 1 γ 5 = 1 4 Γ 11 + γ 5 1 γ 5 = 0, P R Γ P L = γ 5Γ 1 γ 5 = 1 4 Γ + γ 5 Γ 1 + γ 5 = 1 4 Γ 1 + γ γ 5 = 0, P L Γ P R = γ 5Γ 1 + γ 5 = 1 4 Γ γ 5 Γ 1 + γ 5 = 1 4 Γ 1 γ γ 5 = 0. Sekarang dengan menggunakan persamaan.33 untuk suku yang mengandung kontraksi dari turunan kovarian dengan γ µ, bentuk kuadratik quark ini memisah menjadi jumlah dua suku yang hanya menghubungkan medan quark left-handed dan right-handed. Maka lagrangian QCD dapat ditulis dalam batas chiral sebagai berikut L 0 QCD = l=u,d,s q R,l id/q R,l + q L,l id/q L,i 1 4 G µν,ag µν a..34 Karena flavor tidak saling bergantung, turunan kovarian invarian terhadap u L u L 8 u d L U L d L = exp i Θ L λ L a a e iθl d L s L s L s L u R d R s R U R u R d R s R = exp i 8 Θ R λ a a } {{ } SU 3 e iθr }{{} U 1 dimana U L dan U R adalah matriks-matriks unitari 3 3 yang saling bebas. u R d R s R.35 17

28 L 0 QCD mempunyai simetri global klasik U3 L U3 R. Dengan mempergunakan teorema Noether dari invarian semacam itu, diharapkan seluruhnya ada 8+1 = 18 arus yang kekal..3. Teorema Noether Teorema Noether : Simetri-simetri kontinu Kuantitas-kuantitas yang kekal. Teorema Noether menentukan hubungan antara simetri-simetri kontinu dari sistem yang dinamis dan kuantitas-kuantitas yang kekal konstanta gerak. Untuk memeriksa kekekalan arus yang diasosiasikan dengan invarian di atas, digunakan metode dari acuan [15] dan mempertimbangkan variasi dari pers..34. Agar lebih sederhana hanya dipertimbangkan simetri-simetri internal dimulai dengan sebuah lagrangian L yang bergantung pada n medan bebas Φ i dan turunan-turunan parsial pertamanya, dimana akan dihasilkan n persamaan gerak L = LΦ i, µ Φ i,.36 L L µ = 0, i = 1,, n..37 Φ i µ Φ i Andaikata dipertimbangkan transformasi yang bergantung pada r parameterparameter lokal yang riil ɛ a x. Untuk masing-masing r generator dari transformasi infinitesimal yang merepresentasikan dasar grup simetri, dipertimbangkan suatu transformasi infinitesimal lokal dari medan. Φ i x Φ ix = Φ i x + δφ i x = Φ i x iɛ a xf a i [Φ j x],.38 dan dengan mengabaikan suku kedua orde ɛ, kita menghasilkan variasi lagrangian δl = LΦ i, µ Φ i LΦ i, µ Φ i = L δφ i + L µ δφ i φ i µ Φ i = ɛ a x i L Fi a L i µ F a L i + µ ɛ a x i Fi a Φ i µ Φ i µ Φ i ɛ a x µ J µ,a + µ ɛ a xj µ,a

29 Teorema Noether: Untuk setiap transformasi simetri global kontinu, yang memberikan Lagrangian dan persamaan gerak invarian akan menimbulkan suatu kekekalan arus J µ,a dan suatu konstanta gerak Q a. Di sini didefinisikan kerapatan arus-empat J µ,a L = i Fi a..40 µ Φ i Dengan menghitung divergensi µ J µ,a dari persamaan.40 µ J µ,a L = i µ F a L i i µ Fi a µ Φ i µ Φ i = i L F a L i i µ Fi a, Φ i µ Φ i dimana telah digunakan persamaan gerak.37. Dari persamaan.39 dihasilkan persamaan arus-empat dan divergensinya sebagai berikut J µ,a = δl µ ɛ a,.41 µ J µ,a = δl ɛ a..4 dan Untuk arus yang kekal, µ J µ,a = 0, muatan Q a t = d 3 xj0 a t, x.43 dq a t dt = 0 adalah tidak bergantung waktu, artinya sebuah konstanta gerak..3.3 Arus Simetri Global dari Sektor Quark Ringan Metode acuan [15] sekarang dapat dengan mudah dipergunakan pada Lagrangian QCD untuk menghitung variasi menurut bentuk lokal yang infinitesimal. Lagrangian dari persamaan.34 dapat ditulis L 0 QCD = q R iγ µ µ iga µ q R + q L iγ µ µ iga µ q L 1 4 G µν,ag µν a. 19

30 Bentuk lokal infinitesimal persamaan.35 [ ] 8 8 q L = 1 i Θ L λ a a + ΘL q L, q L = q L [1 + i [ 8 ] 8 q R = 1 i Θ R λ a a + ΘR q R, q R = q R [1 + i Untuk medan quark right-handed Θ L a Θ R a λ a + ΘL λ a + ΘR ] ] δl 0 R QCD = L0 QCD q R = q R iγ µ iga µ + q R iγ µ µ [ i + q R [i δq R + L0 QCD µ q R µ δq R + δ q R L 0 QCD q R 8 [ Θ R a i 8 8 Θ R λ a a λ a + ΘR λ a Θ R λ a a + ΘR ] + ΘR ] ] q R + µ δ q R L 0 QCD µ q R }{{} 0 q R iγ µ µ iga µ q R 8 8 = i q R γ µ ga µ Θ R a + ΘR q R + q R γ µ µ Θ R a + µθ R q R γ µ Θ R λ a a + ΘR µ q R q R Θ R λ a a + ΘR γ µ µ q R 8 +i q R Θ R λ a a + ΘR γ µ ga µ q R 8 = q R iγ µ Θ R λ a a + ΘR q R dengan cara yang sama untuk medan quark left-handed 8 δl 0 QCD L = q L iγ µ Θ L λ a a + ΘL Maka diperoleh δl 0 QCD = δl 0 R QCD + δl 0 L QCD = q R iγ µ 8 Θ R a λ a + ΘR q L q R + q L iγ µ 8 Θ L a λ a λ a + ΘL q R q L.44 0

31 dari sini dengan memakai sifat persamaan.41 dan.4 akan dihasilkan arusarus yang dikaitkan dengan transformasi quark left-handed dan right-handed L µ,a = δl0 QCD µ Θ L a R µ,a = δl0 QCD µ Θ R a = q L γ µ λ a q L, µ L µ,a = 0, = q R γ µ λ a q R, µ R µ,a = 0.45 Delapan arus L µ,a bertransformasi menurut SU3 L SU3 R sebagai multiplet 8,1, yaitu masing-masing sebagai oktet dan singlet menurut transformasi medan left-handed dan right-handed. sebagai multiplet 1,8 menurut SU3 L SU3 R. lebih sering digunakan kombinasi linear, dan Hal yang sama, arus right-handed bertransformasi V µ,a = R µ,a + L µ,a = q R γ µ λ a q R + q L γ µ λ a q L = qγ µ P R + P L λ a q Sebagai pengganti arus chiral = qγ µ λ a q.46 A µ,a = R µ,a L µ,a = q R γ µ λ a q R q L γ µ λ a q L = qγ µ P R P L λ a q = qγ µ γ 5 λ a q.47 masing-masing bertransformasi terhadap paritas sebagai kerapatan arus vektor dan kerapatan arus aksial-vektor, P : V µ,a t, x V a µ t, x,.48 P : A µ,a t, x A a µt, x.49 Dari persamaan.41 dan.4 juga diperoleh arus vektor singlet yang diakibatkan oleh transformasi semua medan quark left-handed dan right-handed dengan 1

32 fase yang sama, L µ = δl µ Θ = q Lγ µ q L L R µ = δl µ Θ = q Rγ µ q R R V µ = R µ + L µ = q R γ µ q R + q L γ µ q L = qγ µ P R + P L q = qγ µ q, µ V µ = µ R µ + µ L µ = karena Arus aksial-vektor singlet, µ R µ = δl Θ R = 0, µl µ = δl Θ L = 0 A µ = R µ L µ = q R γ µ q R q L γ µ q L = qγ µ P R P L q = qγ µ γ 5 q.51 berasal dari transformasi semua medan quark left-handed dengan fase sama dan semua medan right-handed dengan fase berlawanan. Bagaimanapun juga, arus aksial-vektor singlet hanya kekal pada tingkatan klasik. Simetri ini tidak dipertahankan oleh kuantisasi dan akan ada suku-suku ekstra, yang merujuk pada keanehan anomali, yang menghasilkan dimana faktor 3 berasal dari jumlah flavor..3.4 Aljabar Chiral µ A µ = 3g 3π ɛ µνρσg µν a Ga ρσ, ɛ 013 = 1,.5 Invarian L 0 QCD menurut transformasi global SU3 L SU3 R U1 V juga menyatakan secara tidak langsung bahwa operator Hamilton QCD, HQCD 0, dalam batas chiral, memperlihatkan simetri global SU3 L SU3 R U1 V. Seperti biasanya,

33 operator-operator muatan didefinisikan sebagai integral ruang dari kerapatan muatan, Q a Lt = = Q a Rt = = Q V t = = d 3 x L 0,a = d 3 x q L γ 0 λ a q L = d 3 x q L γ0 γ 0 λ a q L d 3 x q L t, xλ a q Lt, x, a = 1,, 8,.53 d 3 x R 0,a = d 3 x q R γ 0 λ a q R = d 3 x q R γ0 γ 0 λ a q R d 3 x q R t, xλ a q Rt, x, a = 1,, 8,.54 d 3 x V 0 = d 3 x q R γ 0 q R + q L γ 0 q L = d 3 x q R γ0 γ 0 q R + q L γ0 γ 0 q L d 3 x q R t, xq Rt, x + q L t, xq Lt, x..55 untuk arus simetri yang kekal, operator-operator ini tidak bergantung waktu, yaitu operator-operator tersebut komutatif dengan Hamiltonian, [Q a L, H 0 QCD] = [Q a R, H 0 QCD] = [Q V, H 0 QCD] = Hubungan komutasi dari operator muatan dengan yang lainnya dihasilkan dengan menggunakan hubungan komutasi kesamaan waktu equal-time dari medan-medan quark dalam gambaran Heisenberg, {q α,r x, t, q β,s y, t} = δ3 x yδ αβ δ rs,.57 {q α,r x, t, q β,s y, t} = 0,.58 {q α,r x, t, q β,s y, t} = 0,.59 dimana α dan β adalah indeks-indeks Dirac dan r dan s indeks-indeks flavor. Komutator equal-time dari dua bentuk quark berbentuk [q x, tγ 1 F 1 q x, t, q y, tγ F q y, t] = Γ 1,αβ Γ,γδ F 1,rs F,tu [q α,r x, tq β,s x, t, q γ,t y, tq δ,u y, t],.60 dimana Γ i dan F i berturut-turut adalah matriks-matriks Dirac 4 4 dan matriksmatriks flavor 3 3. Dengan memakai [ab, cd] = a{b, c}d ac{b, d} + {a, c}db c{a, d}b,.61 3

34 ekspresi komutator dari medan-medan Fermi dalam suku-suku anti-komutator dan dengan memakai hubungan komutasi pers menjadi [q α,r x, tq β,s x, t, q γ,t y, tq δ,u y, t] = q α,r x, tq δ,u y, tδ 3 x yδ βγ δ st q γ,t y, tq β,s x, tδ 3 x yδ αδ δ ru. Dengan hasil ini pers..60 [q x, tγ 1 F 1 q x, t, q y, tγ F q y, t] = δ 3 x y [ q x, tγ 1 Γ F 1 F q y, t q y, tγ Γ 1 F F 1 q x, t ]..6 Setelah memasukkan proyektor-proyektor yang cocok P L/R, pers..6 dengan mudah dipergunakan untuk operator-operator dari pers..53,.54, dan.55, menunjukkan bahwa operator-operator ini sungguh-sungguh memenuhi hubungan komutasi yang berkorenpondensi dengan aljabar Lie dari SU3 L SU3 R U1 V, [ ] Q a L, Q b L = ifabc Q c L,.63 [ ] Q a R, Q b R = ifabc Q c R,.64 [ ] Q a L, Q b R = 0,.65 [Q a L, Q V ] = [Q a R, Q V ] = Bukti ingat P L = P L dan PL = P L [ ] [ ] Q a L, Q b L = d 3 xd 3 y q λ a L q L, q λ b L q L [ = d 3 xd 3 y P L q λ a P Lq, P L q λ b [ = d 3 xd 3 y q t, xp L = if abc Q c L. ] P Lq λ a P Lqt, x, q t, yp λ b L P Lqt, y.3.5 QCD Dalam Kehadiran Medan-medan Eksternal Mengikuti prosedur dari Gasser dan Leutwyler [16, 17], diperkenalkan ke dalam Lagrangian QCD kopling dari sembilan arus vektor dan delapan arus aksial-vektor dan juga kerapatan quark skalar dan pseudoskalar untuk medan-medan eksternal bilangan kompleks v µ x, v µ s, aµ x, sx, dan px, L = L 0 QCD + L ext = L 0 QCD + qγ µ v µ vµ s + γ 5a µ q qs iγ 5 pq..67 ] 4

35 Γ 1 γ µ σ µν γ 5 γ µ γ 5 γ 0 Γγ 0 1 γ µ σ µν γ 5 γ µ γ 5 Tabel.4: Sifat-sifat transformasi dari matriks-matriks Dirac Γ terhadap paritas. Medan-medan eksternal adalah color-netral, matriks Hermitian 3 3, dimana v µ = 8 λ a vµ a, a µ = 8 λ a aµ a, s = 8 λ a s a, p = 8 λ a p a,.68 Biasanya tiga flavor lagrangian QCD diperoleh dengan memasang v µ = v µ s = aµ = p = 0 dan s = diagm u, m d, m s di dalam pers..67. Lagrangian yang dibutuhkan dari pers..67 adalah Hermitian dan invarian terhadap P, C, dan T yang menimbulkan batasan-batasan pada sifat transformasi dari medan-medan eksternal. Kenyataannya, keadaan ini hanya cukup dengan memikirkan P dan C karena T kemudian secara otomatis memperlihatkan penggabungan ke teorema CP T. Terhadap paritas, medan-medan quark bertransformasi sebagai dan syarat kekekalan paritas q f t, x P γ 0 q f t, x,.69 Lt, x P Lt, x,.70 dengan memakai hasil-hasil dari tabel.4, medan-medan eksternal bertransformasi terhadap paritas seperti v µ P vµ, v µ s P v s µ, a µ P aµ, s P s, p P p..71 Pada pers..71 tersebut, dipahami bahwa argumen-argumen berubah dari t, x ke t, x. Hal yang sama, terhadap konjugasi muatan medan-medan quark bertransformasi sebagai q α,f C C Cαβ q β,f, q α,f qβ,f C 1 βα,.7 dimana indeks bawah α dan β adalah indeks-indeks spinor Dirac, 0 σ C = iγ γ σ = i σ = i σ 0 5

36 Γ 1 γ µ σ µν γ 5 γ µ γ 5 CΓ T C 1 γ µ σ µν γ 5 γ µ γ 5 Tabel.5: Sifat-sifat transformasi dari matriks-matriks Dirac terhadap konjugasi muatan. = = C 1 = C = C T adalah matriks konjugasi muatan dan f merujuk pada flavor. Dengan menggunakan qγf q = q α,f Γ αβ F ff q β,f C Statistik Fermi = q δ,f F ff q γ,f C 1 γα Γ αβ F ff q δ,f }{{} F T ff 1 Cγα Γ αβ C βδ } {{ } C 1 ΓC T δγ = qf T C 1 ΓC T q }{{} C T Γ T C 1T = qcγ T CF T q dengan kombinasi dalam tabel.5 secara langsung ditunjukkan bahwa invarian dari L ext terhadap konjugasi muatan membutuhkan sifat-sifat transformasi v µ C v T µ, v s µ q γ,f C v st µ, a µ C a T µ, s, p C s T, p T,.73 Akhirnya, pers..67 dapat ditulis dalam suku-suku medan quark left-handed dan right-handed. Disamping sifat-sifat dari pers dan, menggunakan formula pembantu γ 5 P R = P R γ 5 = P R, γ 5 P L = P L γ 5 = P L dan γ µ P R = P L γ µ, γ µ P L = P R γ µ untuk menghasilkan qγ µ v µ vs µ + γ 5 a µ q = qγ µ vµ + a µ + v µ a µ vs µ + γ 5 a µ q, 6

37 dan juga memisalkan r µ = v µ + a µ, l µ = v µ a µ v µ = 1 r µ + l µ, a µ = 1 r µ l µ..74 sehingga qγ µ v µ vs µ + γ 5 a µ q = 1 [ qγµ r µ + l µ + ] 3 vs µ + γ 5 r µ l µ q = 1 [ q L + q R γ µ r µ q R + 3 vs µ q R + l µ q L + ] 3 vs µ q L = q R γ µ r µ vs µ q R + q L γ µ l µ vs µ q L. Hal yang sama, dapat ditulis kembali bagian kedua yang berisi medan skalar dan pseudoskalar eksternal, qs iγ 5 pq = qp R + P L s iγ 5 pp R + P L q = q L sq R + q R sq L i q L pq R + i q R pq L = q L s ipq R + q R s + ipq L, yang Lagrangian.67 menjadi L = L QCD 0 + qγ µ v µ vs µ + γ 5 a µ q qs iγ 5 pq = L 0 QCD + q L γ µ l µ vs µ q L + q R γ µ r µ vs µ q R s + ipq L q L s ipq R..75 Persamaan.75 tetap invarian terhadap transformasi lokal q R exp i Θx V R xq R, 3 q L exp i Θx V L xq L,.76 3 dimana V R x and V L x adalah matriks-matriks SU3 yang bergantung ruangwaktu yang bebas, asalkan medan-medan eksternal tunduk pada transformasi r µ V R r µ V R + iv R µ V R, l µ V L l µ V L + iv L µ V L, v s µ v s µ µ Θ, s + ip V R s + ipv L, s ip V L s ipv R q R

38 Suku-suku turunan di dalam pers..77 menyajikan maksud yang sama seperti dalam konstruksi teori gauge, yaitu, suku-suku tersebut membatalkan suku-suku analog yang berasal dari bagian kinetik dari Lagrangian quark. Pada penggambaran interaksi-interaksi semileptonik seperti π µ ν µ, π π 0 e ν e, atau peluruhan neutron n pe ν e, diperlukan interaksi quark dengan boson lemah bermuatan dan massive W ± µ = W 1µ iw µ /, r µ = 0, l µ = g W + µ T + + h.c.,.78 dimana h.c. mengacu pada konjugat Hermitian dan 0 V ud V us T + = Disini, V ij merupakan elemen-elemen matriks quark-mixing Cabibbo-Kobayashi- Maskawa CKM yang menggambarkan transformasi antara keadaan eigen QCD dan keadaan eigen lemah V ud = ± , V us = ± Pada orde paling rendah dalam teori perturbasi, konstanta Fermi dihubungkan ke kopling gauge g dan massa W sebagai Dengan menggunakan G F = g 8M W = GeV. q L γ µ W µ + T + q L = qp R γ µ W µ + T + P L q = W µ + ū d s P R γ }{{ µ } γ µ P L = W µ + ū d sγ µ 1 1 γ 5 0 V ud V us P L V ud d + V us s 0 0 = 1 W+ µ [V ud ūγ µ 1 γ 5 d + V us ūγ µ 1 γ 5 s], dengan memasukkan pers..78 ke dalam pers..75 menimbulkan interaksi lemah arus muatan standar dalam sektor quark ringan, L ext = q L γ µ l µ vs µ q L + q R γ µ r µ vs µ 8 q R u d s

39 q R s + ipq L q L s ipq R = q L γ µ l µ q L = q L γ µ g W + T + + h.c q L = g { W + µ [V ud ūγ µ 1 γ 5 d + V us ūγ µ 1 γ 5 s] + h.c. }. 9

40 Bab 3 Kerusakan Simetri Spontan dan Lagrangian Efektif 3.1 Kerusakan Simetri Chiral Karena Suku Massa Quark Persamaan.4 memperbolehkan untuk mendiskusikan divergensi dalam kehadiran massa-massa quark. Untuk mencapai maksud tersebut, sekarang dipertimbangkan matriks massa quark dari tiga quark ringan dan proyeksinya pada sembilan matriks λ dari persamaan.17, m u 0 0 M = 0 m d m s = m u + m d + m s 6 λ 0 + m u + m d / m s 3 λ 8 + m u m d λ Pada khususnya, menggunakan pers..33 dapat dilihat bahwa suku massa quark mencampur medan left-handed dan right-handed, L = qmq = q R Mq L + q L Mq R 3. Dari L M dihasilkan variasi δl M terhadap transformasi pers..35 δl M = L M q R δq R + L M µ q R µ δq R L M q L δq L + L M } {{ } 0 µ δq L µ q } L {{} 0 +δ q R L M q R +δ q L L M q L 30 + µ δ q R L M µ q R }{{} 0 + µ δ q L L M µ q L }{{} 0

41 = q L M = i = i q R M [ [ [ i i 8 8 q R 8 Θ R a + q L 8 Θ L a + [ 8 8 Θ L a Θ R a Θ R a Θ L λ a a λ a + ΘR + ΘL λ a + ΘR λ a + ΘL q R ] q L ] q R i q L i Mq L q R M Mq R q L M q R λ a Mq L q L M λ a q R q L λ a Mq R q R M λ a q L yang menghasilkan divergensi-divergensi berikut µ L µ,a = δl M = i Θ L a µ R µ,a = δl M Θ R a = i Θ R a Θ R a Θ L a Θ L a λ a + ΘR λ a + ΘL λ a + ΘL λ a + ΘR q L q R ] Mq L Mq R + Θ R q R Mq L q L Mq R ] + Θ L q L Mq R q R Mq L q L λ a Mq R q R M λ a q L,, q R λ a Mq L q L M λ a q R µ L µ = δl M Θ L = i q LMq R q R Mq L, 3.3 µ R µ = δl M Θ R = i q RMq L q L Mq R. 3.4 Anomali masih belum dipikirkan. Mempergunakan pers..33 untuk masalah arus vektor dan memasukkan operator-operator proyeksi dalam penurunan pers..51 untuk arus aksial-vektor, divergensi yang sesuai adalah µ V µ,a = µ R µ,a + µ L µ,a λ a = i q R Mq L q L M λ a q R [ = i q M, λ ] a q, µ A µ,a = µ R µ,a µ L µ,a λ a = i q R Mq L q L M λ a q R = i q L M λ a q λ a R + q L Mq R i λ a i q L Mq R q R M λ a q L + i q L λ a Mq R q R M λ a q L q R λ a Mq L + q R M λ a q L 31

42 { λa = i q, M µ V µ = µ R µ + µ L µ } γ 5 q, = i q R Mq L q L Mq R i q L Mq R q R Mq L = 0 µ A µ = µ R µ µ L µ = i q R Mq L q L Mq R + i q L Mq R q R Mq L = i qmp R P L q = i qmγ 5 q + 3g 3π ɛ µνρσg a µν Ga ρσ, ɛ 013 = 1, 3.5 dimana anomali aksial juga diambil ke dalam hitungan. Kesimpulan yang diperoleh dalam variasi simetri dari interaksi kuat dalam kombinasi arus-arus terkait dan divergensinya adalah sebagai berikut. Di dalam batas quark tak bermassa, 16 arus L µ,a dan R µ,a, atau dengan alternatif V µ,a dan A µ,a adalah kekal. Hal yang sama juga benar untuk arus vektor singlet V µ, sedangkan arus aksial-vektor A µ mempunyai anomali. Untuk beberapa nilai dari massa-massa quark, arus flavor individu ūγ µ u, dγ µ d, dan sγ µ s selalu kekal dalam interaksi kuat yang mencerminkan kebebasan flavor dari kopling kuat dan diagonalitas dari matriks massa quark. Tentunya, arus vektor singlet V µ adalah jumlah dari tiga arus flavor, selalu kekal. Disamping anomali, arus aksial-vektor singlet mempunyai divergensi eksplisit karena massa-massa quark. Untuk massa quark sama, m u = m d = m s, delapan arus vektor V µ,a kekal, karena [λ a, 1] = 0. Skenario semacam itu adalah awal dari simetri SU3 yang mula-mula diajukan oleh Gell-Mann dan Ne eman. Delapan arus aksial A µ,a tidak kekal. Divergensi dari arus aksial-vektor oktet dari pers. 3.5 sebanding dengan bentuk kuadratik pseudoskalar. Ini dapat diartikan sebagai asal mula mikroskopik dari hubungan PCAC partially conserved axial-vector current yang menyatakan bahwa divergensi dari arus aksial-vektor sepadan terhadap operator-operator medan ternormalisasi yang mewakili oktet pseudoskalar terendah. 3

43 3. Kerusakan Spontan Dari Simetri Global, Kontinu, Non-Abelian Sekarang akan dibahas masalah kerusakan simetri yang nantinya akan menimbulkan massa boson Goldstone. Untuk tujuan tersebut akan diperhatikan sistem dengan simetri SO3 yang kontinu, non-abelian dan mempertimbangkan suatu lagrangian berikut L Φ, µ Φ = LΦ1, Φ, Φ 3, µ Φ 1, µ Φ, µ Φ 3 = 1 µφ i µ Φ i m Φ iφ i λ 4 Φ iφ i, 3.6 dimana m < 0, λ > 0, dengan medan-medan Hermitian Φ i. Lagrangian dari pers. 3.6 adalah invarian terhadap rotasi isospin global, 1 g SO3 : Φ i Φ i = D ij gφ j = e iα kt k ij Φ j. 3.7 Untuk Φ i juga Hermitian, T k harus Hermitian yang murni imajiner dan anti-simetrik. it k memberikan basis dari sebuah representasi aljabar Lie so3 dan yang memenuhi hubungan komutasi [T i, T j ] = iɛ ijk T k. Di sini akan dipakai representasi dengan elemen-elemen matriks yang diberikan oleh t i jk = iɛ ijk. Potensial minimum yang tidak bergantung pada x adalah Φ min = VΦ = m Φ + λ 4 Φ4 V Φ = m Φ + λφ 3 = 0 Φm + λφ = 0 m Φ = m λ λ v, Φ = Φ 1 + Φ + Φ Perturbasi eksternal yang infinitesimal dan tidak invarian terhadap SO3 akan dipilih pada satu arah tertentu, dengan orientasi yang tepat dari kerangka koordinat internal, yaitu arah-3, Φ min = vê Tentunya, Lagrangian invarian terhadap grup lengkap O3 yang dapat diuraikan menjadi dua komponennya : rotasi sebenarnya yang dihubungkan terhadap identitas, SO3, dan rotasi-refleksi. Maksud kita adalah cukup membicarakan SO3. Lihat apendiks 33

44 Jelas, Φ min dari pers. 3.8 tidak invarian menurut grup lengkap G = SO3 karena rotasi melalui sumbu-1 dan sumbu- mengubah Φ min. Untuk kasus tertentu, jika 0 Φ min = v 0, 1 diperoleh T 1Φmin = v 0 i 0, T Φmin = v i 0 0, T 3 Φmin = Catatan bahwa himpunan transformasi yang tidak membiarkan Φ min invarian tidak membentuk sebuah grup, karena transformasi tidak berisi identitas. Pada sisi lain, Φ min invarian terhadap subgrup H dari G, yaitu, rotasi melalui sumbu-3 : h H : Φ = Dh Φ = e iα 3T 3 Φ, Dh Φmin = Φ min Sekarang dengan menambahkan suatu medan disekitar Φ min yaitu v, maka dan menghasilkan ekspresi baru untuk potensial Φ 3 = v + η, 3.1 Ṽ = m Φ + λ 4 Φ4 = m Φ 1 + Φ + v + η + λ Φ Φ + v + η = m Φ 1 + Φ + η + λ Φ Φ + η m + v + vη + λ 4 v + vη + λ Φ 1 + Φ + η v + vη = Φ 1 + Φ + η m λ + }{{} v + vη + λ Φ Φ + η + v + vη m = λv λ v + λ4 v + λ vη = λvη Φ 1 + Φ + η + λ Φ Φ + η λ 4 v4 λ v3 η + λ v3 η + }{{} λv = m η + λvη Φ 1 + Φ + η + λ 4 = 1 m η + λvη Φ 1 + Φ + η + λ 4 Φ 1 + Φ + η λ 34 4 v4 m η Φ 1 + Φ + η λ 4 v

45 Gambar 3.1: Potential dua dimensi yang invarian terhadap rotasi: Vx, y = x + y + x +y 4. Dengan memeriksa suku-suku kuadratik dalam medan-medan, setelah kerusakan simetri spontan, diperoleh dua boson Goldstone tak bermassa dan satu boson yang massive: m Φ 1 = m Φ = 0, m η = m Ciri-ciri model bebas dari contoh di atas diberikan oleh kenyataan bahwa untuk setiap generator T 1 dan T yang tidak memusnahkan keadaan dasar, dihasilkan boson Goldstone tak bermassa. Dengan memakai penyederhanaan dua dimensi lihat potensial topi orang Meksiko yang ditunjukkan Gb. 3.1 mekanisme yang ada dapat dengan mudah dibayangkan. Variasi-variasi infinitesimal yang ortogonal tegak lurus terhadap lingkaran dari potensial minimum menghasilkan suku-suku kuadratik, yaitu, gaya-gaya pemulih yang linear terhadap pergeseran, mengingat variasi-variasi tangensial mengalami gaya-gaya pemulih hanya pada orde-orde yang lebih tinggi. 3.3 Teorema Goldstone Diberikan sebuah operator Hamilton dengan grup simetri global G = SO3, misalkan Φx = Φ 1 x, Φ x, Φ 3 x merupakan triplet dari operator-operator Her- 35

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah banyak model fisika partikel yang dikembangkan oleh fisikawan untuk mencoba menjelaskan keberadaan partikel-partikel elementer serta interaksi yang menyertainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.4. Hipotesis 1. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki perbedaan mulai kisaran energi 0.3 sampai 1.0. 2. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki kesamaan pada kisaran energi

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s) DAFTAR SIMBOL n κ α R μ m χ m c v F L q E B v F Ω ħ ω p K s k f α, β s-s V χ (0) : indeks bias : koefisien ekstinsi : koefisien absorpsi : reflektivitas : permeabilitas magnetik : suseptibilitas magnetik

Lebih terperinci

Fisika Partikel: Tinjauan Kualitatif

Fisika Partikel: Tinjauan Kualitatif 2 Fisika Partikel: Tinjauan Kualitatif Tujuan Perkuliahan: Setelah mempelajari bab 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui nama, sifat dan massa dari partikel-partikel elementer 2. Mengerti proses

Lebih terperinci

KAJIAN BAURAN NEUTRINO TRI-BIMAKSIMAL- CABIBBO (TBC)

KAJIAN BAURAN NEUTRINO TRI-BIMAKSIMAL- CABIBBO (TBC) KAJIAN BAURAN NEUTRINO TRI-BIMAKSIMAL- CABIBBO (TBC) Muhammad Taufiqi Dosen Pembimbing Agus Purwanto, D.Sc JURUSAN FISIKA Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam (LaFTiFA) Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Relativitas Umum Einstein

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Relativitas Umum Einstein BAB II DASAR TEORI Sebagaimana telah diketahui dalam kinematika relativistik, persamaanpersamaannya diturunkan dari dua postulat relativitas. Dua kerangka inersia yang bergerak relatif satu dengan yang

Lebih terperinci

Bab 2. Magnetohidrodinamika. 2.1 Persamaan Gerak Plasma

Bab 2. Magnetohidrodinamika. 2.1 Persamaan Gerak Plasma Bab 2 Magnetohidrodinamika Pada bab ini akan dibahas secara umum persamaan gerak dari plasma yang dinyatakan oleh persamaan momen dan secara singkat tentang quark dan plasma quark-gluon. 2.1 Persamaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2.

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2. BAB II DASAR TEORI A. Kemagnetan Bahan Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 2: Diagram pengelompokan bahan magnet (Stancil &

Lebih terperinci

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 7, Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus. M. Satriawan Teori Relativitas

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 7, Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus. M. Satriawan Teori Relativitas Teori Relativitas Mirza Satriawan December 7, 2010 Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus Quiz 1 Tuliskan perumusan kelestarian jumlah partikel dengan memakai vektor-4 fluks jumlah partikel. 2 Tuliskan

Lebih terperinci

Dinamika Magnetofluida Abelian dan non-abelian dengan Lagrangian Gauge

Dinamika Magnetofluida Abelian dan non-abelian dengan Lagrangian Gauge Dinamika Magnetofluida Abelian dan non-abelian dengan Lagrangian Gauge Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains Andrias Fajarudin 0304027021 Departemen Fisika Fakultas

Lebih terperinci

MASSA NEUTRINO SETELAH PERUSAKAN SIMETRI GUT SU(6) DIMENSI-5

MASSA NEUTRINO SETELAH PERUSAKAN SIMETRI GUT SU(6) DIMENSI-5 UNIVESITAS INDONESIA MASSA NEUTINO SETEAH PEUSAKAN SIMETI GUT SU6 DIMENSI-5 BUNDI EKO WIJAYA 7663 FAKUTAS MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN AAM POGAM STUDI FISIKA DEPOK JUNI UNIVESITAS INDONESIA MASSA NEUTINO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem inti dapat dipelajari melalui kesatuan sistem penyusun inti sebagai akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi proton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Fisika partikel dibangun dari mekanika kuantum relativistik yang kemudian dikembangkan menjadi teori medan kuantum (Quantum Field Theory) disertai

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan JURNAL. Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone. ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka )

Lembar Pengesahan JURNAL. Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone. ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka ) Lembar Pengesahan JURNAL Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka ) Oleh La Sabarudin 4 4 97 Telah diperiksa dan disetujui oleh TELAAH FUNDAMENTAL

Lebih terperinci

Teori Dasar Gelombang Gravitasi

Teori Dasar Gelombang Gravitasi Bab 2 Teori Dasar Gelombang Gravitasi 2.1 Gravitasi terlinearisasi Gravitasi terlinearisasi merupakan pendekatan yang memadai ketika metrik ruang waktu, g ab, terdeviasi sedikit dari metrik datar, η ab

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1 Pendahuluan Tujuan perkuliahan Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1. Mengetahui gambaran perkuliahan. Mengerti konsep dari satuan alamiah dan satuan-satuan dalam fisika partikel 1.1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Atom Pion Atom pion sama seperti atom hidrogen hanya elektron nya diganti menjadi sebuah pion negatif. Partikel ini telah diteliti sekitar empat puluh tahun yang lalu, tetapi

Lebih terperinci

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR A V PERAMATAN GELOMANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR 5.. Pendahuluan erkas (beam) optik yang merambat pada medium linier mempunyai kecenderungan untuk menyebar karena adanya efek difraksi; lihat Gambar

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton

Lebih terperinci

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu: KB.2 Fisika Molekul 2.1 Prinsip Pauli. Konsep fungsi gelombang-fungsi gelombang simetri dan antisimetri berlaku untuk sistem yang mengandung partikel-partikel identik. Ada perbedaan yang fundamental antara

Lebih terperinci

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD. BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET Hani Nurbiantoro Santosa, PhD hanisantosa@gmail.com 2 BAB 1 PENDAHULUAN Atom, Interaksi Fundamental, Syarat Matematika, Syarat Fisika, Muatan Listrik, Gaya Listrik, Pengertian

Lebih terperinci

Penentuan Polarisasi Spin Λ 0 pada Peluruhan Λ 0 p + π

Penentuan Polarisasi Spin Λ 0 pada Peluruhan Λ 0 p + π Penentuan Polarisasi Spin Λ 0 pada Peluruhan Λ 0 p + π JA Simanullang 039900454 Universitas Indonesia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Depok Penentuan Polarisasi Spin Λ 0 pada

Lebih terperinci

KUANTISASI DIRAC PADA SISTEM KUANTUM TERKONSTRAIN

KUANTISASI DIRAC PADA SISTEM KUANTUM TERKONSTRAIN UNIVERSITAS INDONESIA KUANTISASI DIRAC PADA SISTEM KUANTUM TERKONSTRAIN SYAEFUDIN JAELANI 07066810 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA DEPOK MEI 011 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 23, Pengantar Kelengkungan. M. Satriawan Teori Relativitas

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 23, Pengantar Kelengkungan. M. Satriawan Teori Relativitas Teori Relativitas Mirza Satriawan December 23, 2010 Pengantar Kelengkungan Quiz 1 Apakah basis vektor dalam sistem koordinat melengkung selalu konstan? 2 Dalam sistem koordinat apakah basis vektornya selalu

Lebih terperinci

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon di dalam inti atom yang menggunakan potensial Yukawa. 2. Dapat

Lebih terperinci

Supergravitasi dan Kompaktifikasi Orbifold

Supergravitasi dan Kompaktifikasi Orbifold Bab III Supergravitasi dan Kompaktifikasi Orbifold III.1 Pendahuluan Bab ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi teori 4-dimensi yang memiliki generator supersimetri melalui kompaktifikasi orbifold dari

Lebih terperinci

Model Korespondensi Spinor-Skalar

Model Korespondensi Spinor-Skalar Albertus H. Panuluh, dkk / Model Korespondensi Spinor-Skalar 119 Model Korespondensi Spinor-Skalar Albertus H. Panuluh, Istikomah, Fika Fauzi, Mirza Satriawan Jurusan Fisika Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

Bab IV Gravitasi Braneworld IV.1 Pendahuluan

Bab IV Gravitasi Braneworld IV.1 Pendahuluan Bab IV Gravitasi Braneworld IV.1 Pendahuluan Pada Bab III, telah diperoleh sebuah deskripsi teori efektif 4-dimensi dari teori 5- dimensi dengan cara mengkompaktifikasi pada orbifold dalam kerangka kerja

Lebih terperinci

MEKANISME PERUSAKAN SIMETRI DENGAN DIMENSI EKSTRA

MEKANISME PERUSAKAN SIMETRI DENGAN DIMENSI EKSTRA MEKANISME PERUSAKAN SIMETRI DENGAN DIMENSI EKSTRA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Fisika Muhandis Shiddiq 0305027041 Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Koreksi Boson Gauge SU(6) dalam Anomali NuTeV

Koreksi Boson Gauge SU(6) dalam Anomali NuTeV Koreksi Boson Gauge SU(6) dalam Anomali NuTeV Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains Ardy Mustofa 030000111 Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Ringkasan Relativitas Umum

LAMPIRAN A. Ringkasan Relativitas Umum LAMPIRAN A Ringkasan Relativitas Umum Besaran fisika harus invarian terhadap semua kerangka acuan. Kalimat tersebut merupakan prinsip relativitas khusus yang pertama. Salah satu besaran yang harus invarian

Lebih terperinci

BAB III TENSOR. Berdasarkan uraian bab sebelumnya yang telah menjelaskan beberapa

BAB III TENSOR. Berdasarkan uraian bab sebelumnya yang telah menjelaskan beberapa BAB III TENSOR Berdasarkan uraian bab sebelumnya yang telah menjelaskan beberapa istilah dan materi pendukung yang berkaitan dengan tensor, pada bab ini akan dijelaskan pengertian dasar dari tensor. Tensor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik V dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik V dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Analisis Elektrohidrodinamik Analisis elektrohidrodinamik dimulai dengan mengevaluasi medan listrik dan medan hidrodinamik. Pertama, dengan menentukan potensial listrik

Lebih terperinci

Simetri dan Kekekalan

Simetri dan Kekekalan Simetri dan Kekekalan Miftachul Hadi Disupervisi oleh: Unggul Pundjung Juswono, M.Sc Abdurrouf, S.Si Departemen Fisika FMIPA Universitas Brawijaya E-mail: itpm.id@gmail.com 9 Juni 2014 1 Supervisor I:

Lebih terperinci

Perspektif Baru Fisika Partikel

Perspektif Baru Fisika Partikel 8 Perspektif Baru Fisika Partikel Tujuan Perkuliahan: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui perkembangan terbaru dari fisika partikel. 2. Mengetahui kelemahan-kelemahan

Lebih terperinci

2.11 Penghitungan Observabel Sebagai Rerata Ensambel

2.11 Penghitungan Observabel Sebagai Rerata Ensambel 2.11. PENGHITUNGAN OBSERVABEL SEBAGAI RERATA ENSAMBEL33 2.11 Penghitungan Observabel Sebagai Rerata Ensambel Dalam pendahuluan ke teori ensambel, kita mengasumsikan bahwa semua observabel dapat dituliskan

Lebih terperinci

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Bagian 2 Matriks dan Determinan Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL POINT-KOPLING DENGAN KONSTANTA KOPLING BERGANTUNG DENSITAS TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL POINT-KOPLING DENGAN KONSTANTA KOPLING BERGANTUNG DENSITAS TESIS UNIVERSITAS INDONESIA MODEL POINT-KOPLING DENGAN KONSTANTA KOPLING BERGANTUNG DENSITAS TESIS SYAEFUDIN JAELANI 1206306312 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PASCASARJANA FISIKA MURNI

Lebih terperinci

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA VISKOSITAS MATERI QUARK-GLUON PLASMA DISERTASI

UNIVERSITAS INDONESIA VISKOSITAS MATERI QUARK-GLUON PLASMA DISERTASI UNIVERSITAS INDONESIA VISKOSITAS MATERI QUARK-GLUON PLASMA DISERTASI TJONG PO DJUN 1206327922 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MATERIAL SAINS DEPOK 2015 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) Tingkat Nasional Bidang Fisika: FISIKA MODERN & MEKANIKA KUANTUM (Tes 4) 16 Mei 2017 Waktu: 120 menit Petunjuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Medan Bila bicara tentang partikel-partikel, maka akan selalu terkait dengan apa yang disebut dengan medan. Medan adalah sesuatu yang muncul merambah ruang waktu, tidak

Lebih terperinci

Bab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton

Bab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton Bab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton III.1 Stress dan Strain Salah satu hal yang penting dalam pengkonstruksian model proses deformasi suatu fluida adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron PENDAHUUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron bebas dalam satu dimensi dan elektron bebas dalam tiga dimensi. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D Keadaan Stasioner Pada pembahasan sebelumnya mengenai fungsi gelombang, telah dijelaskan bahwa potensial dalam persamaan

Lebih terperinci

QGP BERVISKOSITAS DALAM FLUIDA QCD DENGAN PERUSAKAN SIMETRI GAUGE

QGP BERVISKOSITAS DALAM FLUIDA QCD DENGAN PERUSAKAN SIMETRI GAUGE UNIVERSITAS INDONESIA QGP BERVISKOSITAS DALAM FLUIDA QCD DENGAN PERUSAKAN SIMETRI GAUGE EUNIKE FERA 0706262325 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA DEPOK OKTOBER 2011 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena optik dapat mendeskripsikan sifat medium dalam interaksinya dengan gelombang elekromagnetik. Hal tersebut ditentukan oleh beberapa parameter optik, yaitu indeks

Lebih terperinci

Bab 2. Persamaan Einstein dan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann

Bab 2. Persamaan Einstein dan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann Bab 2 Persamaan Einstein dan Ricci Flow 2.1 Geometri Riemann Sebuah himpunan M disebut sebagai manifold jika tiap titik Q dalam M memiliki lingkungan terbuka S yang dapat dipetakan 1-1 melalui sebuah pemetaan

Lebih terperinci

Bab 2. Geometri Riemann dan Persamaan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann Manifold Riemannian

Bab 2. Geometri Riemann dan Persamaan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann Manifold Riemannian Bab 2 Geometri Riemann dan Persamaan Ricci Flow 2.1 Geometri Riemann Geometri Riemann pertama kali dikemukakan secara general oleh Bernhard Riemann pada abad ke 19. Pada bagian ini akan diberikan penjelasan

Lebih terperinci

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17, 3. ORBIT KEPLERIAN AS 2201 Mekanika Benda Langit 1 3.1 PENDAHULUAN Mekanika Newton pada mulanya dimanfaatkan untuk menentukan gerak orbit benda dalam Tatasurya. Misalkan Matahari bermassa M pada titik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENAMPANG LINTANG DIFERENSIAL PROSES PRODUKSI HIPERON-SIGMA TAK BERMUATAN PADA HAMBURAN ELEKTRON-NETRON

PERHITUNGAN PENAMPANG LINTANG DIFERENSIAL PROSES PRODUKSI HIPERON-SIGMA TAK BERMUATAN PADA HAMBURAN ELEKTRON-NETRON PERHITUNGAN PENAMPANG LINTANG DIFERENSIAL PROSES PRODUKSI HIPERON-SIGMA TAK BERMUATAN PADA HAMBURAN ELEKTRON-NETRON TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister SIDIKRUBADI

Lebih terperinci

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR Disusun oleh: Dwi Lestari, M.Sc email: dwilestari@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U September 2015 MZI (FIF Tel-U) Ruang Vektor R 2 dan R 3 September 2015

Lebih terperinci

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1 Daftar Isi 1 Mengapa Perlu Belajar Geometri 1 1.1 Daftar Pustaka.................................... 1 2 Ruang Euclid 3 2.1 Geometri Euclid.................................... 8 2.2 Pencerminan dan Transformasi

Lebih terperinci

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.

Lebih terperinci

EFEK SEBARAN BOSON INHOMOGEN PADA BINTANG BOSON

EFEK SEBARAN BOSON INHOMOGEN PADA BINTANG BOSON EFEK SEBARAN BOSON INHOMOGEN PADA BINTANG BOSON M. Fitrah Alfian R. S. *), Anto Sulaksono Departemen Fisika FMIPA UI, Kampus UI Depok, 1644 *) fitrahalfian@sci.ui.ac.id Abstrak Bintang boson statis dengan

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

Skyrmion, Soliton, Baryon, Pemetaan Harmonik dan Teori Medan

Skyrmion, Soliton, Baryon, Pemetaan Harmonik dan Teori Medan Skyrmion, Soliton, Baryon, Pemetaan Harmonik dan Teori Medan Miftachul Hadi 1, Hans J. Wospakrik 2 1 Applied Mathematics for Biophysics Group Physics Research Centre LIPI Puspiptek, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Analisis Fungsional Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Lingkup Materi Ruang Metrik dan Ruang Topologi Kelengkapan Ruang Banach Ruang Hilbert

Lebih terperinci

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-5002 Mekanika Statistik SEMESTER/ Sem. 2-2016/2017 QUIZ 2 Waktu : 120 menit (TUTUP BUKU) 1. Misalkan sebuah

Lebih terperinci

Verifikasi Perhitungan Partial Wave untuk Hamburan!! n

Verifikasi Perhitungan Partial Wave untuk Hamburan!! n Verifikasi Perhitungan Partial Wave untuk Hamburan n L dy Mascow Abdullah, Imam Fachruddin, Agus Salam 1. Departemen Fisika, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Departemen Fisika, Universitas

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

Kemudian, diterapkan pengortonormalan terhadap x 2 dan x 3 pada persamaan (1), sehingga diperoleh

Kemudian, diterapkan pengortonormalan terhadap x 2 dan x 3 pada persamaan (1), sehingga diperoleh SOLUSI VAKUM PERSAMAAN MEDAN EINSTEIN UNTUK BENDA SIMETRI AKSIAL STASIONER MENGGUNAKAN PERSAMAAN ERNST Aldytia Gema Sukma 1, Drs. Bansawang BJ, M.Si, Dr. Tasrief Surungan, M.Sc 3 Universitas Hasanuddin,

Lebih terperinci

VI. Teori Kinetika Gas

VI. Teori Kinetika Gas VI. Teori Kinetika Gas 6.1. Pendahuluan dan Asumsi Dasar Subyek termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk

Lebih terperinci

2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel

2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel . Deskripsi Statistik Sistem Partikel Formulasi statistik Interaksi antara sistem makroskopis.1. Formulasi Statistik Dalam menganalisis suatu sistem, kombinasikan: ide tentang statistik pengetahuan hukum-hukum

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LINTASAN BEBAS RATA-RATA NEUTRINO DI BINTANG QUARK SKRIPSI SAIPUDIN

UNIVERSITAS INDONESIA LINTASAN BEBAS RATA-RATA NEUTRINO DI BINTANG QUARK SKRIPSI SAIPUDIN UNIVERSITAS INDONESIA LINTASAN BEBAS RATA-RATA NEUTRINO DI BINTANG QUARK SKRIPSI SAIPUDIN 0706262741 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA DEPOK NOPEMBER 2012 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

Aplikasi Lagrangian Navier-Stokes pada Turbulensi. Jani Suhamjani G

Aplikasi Lagrangian Navier-Stokes pada Turbulensi. Jani Suhamjani G Aplikasi Lagrangian Navier-Stokes pada Turbulensi Jani Suhamjani G7101013 Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Bogor 2005 Ringkasan Telah diketahui Lagrangian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Hukum gravitasi Newton mampu menerangkan fenomena benda-benda langit yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi antar benda. Namun, hukum gravitasi Newton ini tidak sesuai dengan teori

Lebih terperinci

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor ANALISIS VEKTOR Aljabar Vektor Operasi vektor Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran

Lebih terperinci

BAB 16. MEDAN LISTRIK

BAB 16. MEDAN LISTRIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB 6. MEDAN LISTRIK... 6. Muatan Listrik... 6. Muatan Listrik dalam Atom... 6.3 Isolator dan Konduktor...3 6.4 Hukum Coulomb...3 6.5 Medan Listrik dan Kondusi Listrik...5 6.6

Lebih terperinci

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut : 1.1 Pengertian Persamaan Differensial Banyak sekali masalah terapan (dalam ilmu teknik, ilmu fisika, biologi, kimia, sosial, dan lain-lain), yang telah dirumuskan dengan model matematika dalam bentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III OPERATOR 3.1 Pengertian Operator Dan Sifat-sifatnya

BAB III OPERATOR 3.1 Pengertian Operator Dan Sifat-sifatnya 1 BAB III OPERATOR 3.1 Pengertian Operator Dan Sifat-sifatnya Perhatikan persamaan Schrodinger satu dimensi bebas waktu yaitu: d + V (x) ( x) E( x) m dx d ( x) m + (E V(x) ) ( x) 0 dx (3-1) (-4) Suku-suku

Lebih terperinci

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu 1 Muatan Listrik Contoh klassik: Penggaris digosok-gosok pada kain kering tarik-menarik dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LINTASAN BEBAS RATA-RATA NEUTRINO DI BINTANG QUARK SKRIPSI SAIPUDIN 0706262741

UNIVERSITAS INDONESIA LINTASAN BEBAS RATA-RATA NEUTRINO DI BINTANG QUARK SKRIPSI SAIPUDIN 0706262741 UNIVERSITAS INDONESIA LINTASAN BEBAS RATA-RATA NEUTRINO DI BINTANG QUARK SKRIPSI SAIPUDIN 0706262741 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA DEPOK NOPEMBER 2012 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II

BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

Fisika Matematika II 2011/2012

Fisika Matematika II 2011/2012 Fisika Matematika II 2/22 diterjemahkan dari: Mathematical Methods for Engineers and Scientists, 2, dan 3 K. T. Tang Penterjemah: Imamal Muttaqien dibantu oleh: Adam, Ma rifatush Sholiha, Nina Yunia, Yudi

Lebih terperinci

Listrik Statik. Agus Suroso

Listrik Statik. Agus Suroso Listrik Statik Agus Suroso Muatan Listrik Ada dua macam: positif dan negatif. Sejenis tolak menolak, beda jenis tarik menarik. Muatan fundamental e =, 60 0 9 Coulomb. Atau, C = 6,5 0 8 e. Atom = proton

Lebih terperinci

Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik

Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik Moh. Ivan Azis September 13, 2011 Daftar Isi 1 Pendahuluan 1 2 Masalah nilai batas 1 3 Persamaan integral batas 2 4 Hasil

Lebih terperinci

Bab II Konsep Dasar Metode Elemen Batas

Bab II Konsep Dasar Metode Elemen Batas Bab II Konsep Dasar Metode Elemen Batas II.1 II.1.1 Kalkulus Dasar Teorema Gradien Misal menyatakan domain pada ruang dimensi dua dan menyatakan batas i x + j 2 2 x 2 + 2 2 elanjutnya, penentuan integral

Lebih terperinci

Listrik Statik. Agus Suroso

Listrik Statik. Agus Suroso Listrik Statik Agus Suroso Muatan Listrik Ada dua macam: positif dan negatif. Sejenis tolak menolak, beda jenis tarik menarik. Muatan fundamental e =, 60 0 9 Coulomb. Atau, C = 6,5 0 8 e. Atom = proton

Lebih terperinci

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. ILMU FISIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DEFINISI ILMU FISIKA? Ilmu Fisika dalam Bahasa Yunani: (physikos), yang artinya alamiah, atau (physis), Alam

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SYMMETRIC NUCLEAR MATTER PADA TEMPERATUR NOL

KARAKTERISTIK SYMMETRIC NUCLEAR MATTER PADA TEMPERATUR NOL KARAKTERISTIK SYMMETRIC NUCLEAR MATTER PADA TEMPERATUR NOL Annisa Fitri 1, Anto Sulaksono 2 1,2 Departemen Fisika FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424 1 annisa.fitri11@sci.ui.ac.id 2 anto.sulaksono@sci.ui.ac.id

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

Penentuan Fungsi Struktur Proton dari Proses Deep Inelastic Scattering e + p e + X dengan Menggunakan Model Quark - Parton

Penentuan Fungsi Struktur Proton dari Proses Deep Inelastic Scattering e + p e + X dengan Menggunakan Model Quark - Parton Penentuan Fungsi Struktur Proton dari Proses Deep Inelastic Scattering e + p e + X dengan Menggunakan Model Quark - Parton M.Fauzi M., T. Surungan, dan Bangsawan B.J. Departemen Fisika, Universitas Hasanuddin,

Lebih terperinci

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam Elektron Bebas Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi untuk golongan logam

Lebih terperinci

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG 1. KOORDINAT CARTESIUS DALAM RUANG DIMENSI TIGA SISTEM TANGAN KANAN SISTEM TANGAN KIRI RUMUS JARAK,,,, 16 Contoh : Carilah jarak antara titik,, dan,,. Solusi :, Persamaan

Lebih terperinci

Skenario Randal-Sundrum dan Brane Bulk

Skenario Randal-Sundrum dan Brane Bulk Bab VI Skenario Randal-Sundrum dan Brane Bulk VI.1 Pendahuluan Bab ini bertujuan untuk menggeneralisasi hasil yang diperoleh untuk sistem dua buah brane, dengan memperluas skema perturbasi yang telah dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi-diri sebuah elektron adalah energi total elektron tersebut di dalam ruang bebas ketika terisolasi dari partikel-partikel lain (Majumdar dan Gupta, 1947).

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi:

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi: Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: 1. Sebuah batang uniform bermassa dan panjang l, digantung pada sebuah titik A. Sebuah peluru bermassa bermassa m menumbuk ujung batang bawah, sehingga

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

APLIKASI LAGRANGIAN NAVIER-STOKES PADA KRISTAL

APLIKASI LAGRANGIAN NAVIER-STOKES PADA KRISTAL APLIKASI LAGRANGIAN NAVIER-STOKES PADA KRISTAL Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains FAHD G07400033 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Teori Medan Klasik. USSR Academy of Sciences. Miftachul Hadi. Applied Mathematics for Biophysics Group. Physics Research Centre LIPI

Teori Medan Klasik. USSR Academy of Sciences. Miftachul Hadi. Applied Mathematics for Biophysics Group. Physics Research Centre LIPI Teori Medan Klasik L. D. Landau 1, E. M. Lifshitz 2 1,2 Institute of Physical Problems USSR Academy of Sciences Miftachul Hadi Applied Mathematics for Biophysics Group Physics Research Centre LIPI Puspiptek,

Lebih terperinci

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1) PLATIHAN OSN JAKATA 2016 LISTIK MAGNT (AGIAN 1) 1. Partikel deuterium (1 proton, 1 neutron) dan partikel alpha (2 proton, 2 neutron) saling mendekat dari jarak yang sangat jauh dengan energi kinetik masing-masing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Linear Definisi 2.1.1 Matriks Matriks A adalah susunan persegi panjang yang terdiri dari skalar-skalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk berikut: [ ] Definisi 2.1.2

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensial Coulomb untuk Partikel yang Bergerak Dalam bab ini, akan dikemukakan teori-teori yang mendukung penyelesaian pembahasan pengaruh koreksi relativistik potensial Coulomb

Lebih terperinci

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l'

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l' Rangkuman: bawah ini! Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di 1. Elemen-elemen matrik L lm,l'm' = h l ( l +1) δ ll' L l m, l 'm' dapat dihitung sebagai beriktut:

Lebih terperinci

Chap 7a Aplikasi Distribusi. Fermi Dirac (part-1)

Chap 7a Aplikasi Distribusi. Fermi Dirac (part-1) Chap 7a Aplikasi Distribusi Fermi Dirac (part-1) Teori Bintang Katai Putih Apakah bintang Katai Putih Bintang yg warnanya pudar/pucat krn hanya memancarkan sedikit cahaya krn supply hidrogennya sudah tinggal

Lebih terperinci