BAB VI PELUANG DAN STATISTIKA DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PELUANG DAN STATISTIKA DASAR"

Transkripsi

1 BB VI PELUNG DN STTISTIK DSR. Kosep Peluag da Pegelolaa Data Peluag serigkali diperluka oleh seseorag utuk melihat besarya kemugkia atau kesempata utuk terjadiya sesuatu. Sebagai cotoh, coba ada perhatika tabel berikut ii. Tabel 6.1 Data Pemiat da Daya Tampug Suatu Program Studi Tahu kademik Pemiat SPMB Daya tampug SPMB Pemiat PMDK Daya tampug PMDK 2000/ / / / / Tabel tersebut berisika data tetag jumlah pemiat da daya tampug pada suatu program studi di sebuah uiversitas egeri, baik yag melalui jalur Seleksi Peerimaa Mahasiswa Baru (SPMB) maupu Peelusura Miat da Kemampua (PMDK). Data ii aka sagat bermafaat bagi seorag peserta seleksi utuk megetahui seberapa besar kemugkiaya utuk dapat diterima di program studi tersebut. Pada tahu akademik 2004/2005 misalya, 420 orag peserta harus bersaig utuk memperebutka 45 kursi yag tersedia pada jalur SPMB da 61 peserta harus bersaig memperebutka 17 kursi yag disediaka pada jalur PMDK. Hal ii berarti peluag seorag peserta SPMB utuk diterima 223

2 224 adalah atara 1 : 10 sampai 1 : 9, sedagka seorag peserta PMDK memiliki peluag lebih besar utuk diterima yaki atara 1 : 4 sampai 1 : 3. Tabel di atas juga memperlihatka fluktuasi jumlah pemiat da perkembaga daya tampug dari tahu ke tahu. Hal ii semaki jelas terlihat bila data tersebut disajika dalam betuk grafik, sebagaimaa yag tertera dalam gambar berikut ii /01 01/02 02/03 03/04 04/05 Pemiat SPMB Pemiat PMDK Daya tampug SPMB Daya tampug PMDK Gambar 6.1 Grafik Pemiat da Daya Tampug suatu Program Studi Grafik tersebut dega jelas memvisualisasika fluktuasi pemiat da perkembaga daya tampug dari tahu ke tahu serta perbadiga atara pemiat da daya tampug per tahu akademik. Dega data yag cukup, maka pola yag ditujukka oleh grafik bisa juga diguaka utuk memprediksika kodisi yag aka terjadi pada tahu-tahu selajutya. Selai memberika visualisasi secara jelas tetag keadaa pemiat da daya tampug, maka dari sumber data yag sama juga dapat dihitug rata-rata jumlah pemiat da daya tampug selama 5 tahu terakhir serta rata-rata besarya

3 225 peluag seorag peserta seleksi utuk diterima selama 5 tahu terakhir. Hasilhasil perhituga tersebut sagat petig, selai utuk memperkiraka kodisi yag aka terjadi pada tahu-tahu selajutya, juga dapat mejadi sumber iformasi bagi lembaga uiversitas yag bersagkuta dalam megambil suatu kebijaka atau merecaaka suatu tidaka. Cotoh di atas memberika gambara petigya pegetahua tetag peluag, peyajia da pegelolaa data. Kosep-kosep dasar berkaita dega ketiga hal tersebut aka disajika dalam uraia berikut ii. 1. Permutasi, Kombiasi da Peluag Kosep peluag merupaka sebuah kajia matematis yag diguaka sebagai ladasa dalam pembahasa statistika. Semetara itu utuk dapat memahami kosep peluag diperluka suatu pemahama terhadap kosep permutasi da kombiasi. a. Permutasi Sebuah paitia ditugasi utuk meetuka wara kostum baru bagi sebuah tim sepak bola. Pihak maajer meyediaka 4 piliha wara: merah (M), putih (P), hijau (H) da biru (B), baik utuk celaa maupu kaosya, dega catata wara celaa tidak boleh sama dega wara kaos. Paitia tersebut harus meetuka satu pasag wara dari semua pasag wara yag mugki. Oleh kareaya pada tahap pertama, paitia meyusu daftar semua kemugkia tersebut.

4 226 Kaos M M M P P P H H H B B B Celaa P H B M H B M P B M P H Dari daftar tersebut jelas bahwa pasaga-pasaga yag mucul merupaka pasaga terurut, yag berarti pasaga (M,P) misalya, berbeda dega pasaga (P,M). Pasaga (M,P) berarti kaos merah da celaa putih, sedagka pasaga (P,M) berarti kaos putih da celaa merah. Peyusua usur-usur semacam ii disebut dega permutasi. Permutasi r dari usur dega r adalah susua terurut terdiri dari r usur berbeda yag diambil dari usur berbeda. Pada cotoh di atas, susua terurut dari wara kaos da celaa meghasilka 12 kemugkia susua. Bayakya kemugkia tersebut dapat dijelaska dalam chart berikut ii. Wara kaos M P H B Wara celaa P H B M H B M P B M P H

5 227 Utuk wara kaos terdapat 4 kemugkia da utuk setiap wara kaos dapat dipasagka 3 wara celaa, sehigga bayakya kemugkia pasaga wara kaos da celaa adalah ! 4! 2! (4 2)! Rumusa tersebut merupaka bayakya permutasi 2 usur yag diambil dari 4 usur yag berbeda. Secara umum bayakya permutasi r usur berbeda yag diambil dari usur adalah P r!, dega (1 r ) ( r)! Selajutya jika r = maka otasi P, dapat disigkat P. Bayakya permutasi dari usur berbeda adalah P! Sekarag bagaimaa jika dari usur tadi terdapat k kelompok usur yag sama? Misalya, berapa bayakya permutasi huruf-huruf dari kata MT. Jika kedua huruf tersebut dipadag sebagai dua usur yag berbeda, sehigga kumpula huruf tersebut mejadi M 1 T 2, maka berdasarka formula di atas aka dihasilka 4! 24 permutasi: M 1 T 2 M 2 T 1 M 1 2 T M 2 1 T 1 M 2 T 2 M 1 T 1 2 MT 2 1 MT 1 MT 2 2 MT 1 MT 1 2 MT 2 1 T 1 M 2 T 2 M 1 T 1 2 M T 2 1 M 1 T 2 M 2 T 1 M 1 2 TM 2 1 TM 1 TM 2 2 TM 1 TM 1 2 TM 2 1 Tetapi jika kedua tersebut dipadag sebagai usur yag sama, maka dari permutasi-permutasi tersebut terdapat 12 pasag permutasi yag sama, sehigga permutasi-permutasi berbeda yag terjadi tiggal 12 permutasi saja. Kedua belas permutasi tersebut dapat ditelusuri melalui chart berikut ii.

6 228 M T T T M T T T M M T M M T T M M M Sehigga didapat: MT MT MT MT MT TM TM TM MT TM TM TM Pada cotoh di atas permutasi M 1 T 2 da M 2 T 1, misalya, dipadag sebagai satu permutasi saja yaki MT. Permutasi M 1 2 T da M 2 1 T dipadag sebagai satu permutasi yaki MT, demikia seterusya karea setiap kali kita meemuka kelompok-kelompok dega 2 permutasi yag sama maka bayakya permutasi yag berbeda didapat dari bayakya seluruh kemugkia permutasi, yaki 4!, dibagi 2. Bilaga 2 ii didapat dari 2!, yaki bayakya permutasi dari 1 2. Cotoh lai misalya permutasi utuk kata RY. Jika ketiga huruf yag ada diaggap berbeda, maka ada 5! = 120 permutasi. Tetapi jika ketiga huruf dipadag sama maka setiap kali kita aka medapatka kelompok permutasi sama yag terdiri dari 3! = 6 permutasi. Misalya utuk permutasi RY, kita memiliki 1 R 2 Y 3, 1 R 3 Y 2, 2 R 1 Y 3, 2 R 3 Y 1,

7 229 3 R 1 Y 2, da 3 R 2 Y 1. Utuk permutasi RY, kita memiliki R Y, R Y, R Y, R Y, R Y, da R Y. Demikia seterusya, sehigga bayakya permutasi yag berbeda dari kelompok 5! 120 huruf RY adalah 20 permutasi. 3! 6 Sekarag pehatika kata GGSN. Pada kata tersebut terdapat dua kelompok usur yag sama, yaki huruf G ada 2 da huruf ada 3. alog dega dua cotoh sebelumya maka seluruh kemugkia permutasi terbagi ke dalam kelompok-kelompok yag terdiri dari 2!3! = 12 permutasi yag sama. Dega demikia bayakya permutasi yag berbeda utuk kata GGSN 7! 5040 adalah 420 permutasi. 2!3! 12 Secara umum, jika dalam suatu himpua usur terdapat k kelompok yag setiap kelompok ke i, (1 i k), terdiri atas i aggota yag sama, maka seluruh kemugkia permutasi dari himpua tersebut aka terbagi ke dalam kelompok-kelompok yag terdiri dari!!! permutasi yag sama. Oleh 1! 2 3 k karea itu bayakya permutasi yag berbeda dari himpua tersebut adalah P,! 1 2!!!... 3 k! Sebagai latiha tetag permutasi, kerjaka cotoh soal berikut ii. 1. Buatlah suatu diagram utuk meetuka bayakya kemugkia bilaga 3 agka yag dapat disusu dari agka-agka 3, 4, 5, 9, dega syarat bahwa agka yag meempati ratusa, puluha da satua pada suatu bilaga tidak boleh sama.

8 Seorag ketua koperasi terpilih diberi keweaga utuk meetuka sediri susua tim pegurusya yag terdiri dari wakil ketua, sekretaris, bedahara. Sag ketua melihat ada 5 orag yag memeuhi criteria utuk meduduki jabata-jabata tersebut. da berapa macam susua pegurus yag mugki dibetuk? 3. Tetuka bayakya permutasi dari huruf-huruf yag diambil dari kata M T E M T I K! b. Kombiasi Cara peyusua usur-usur selai permutasi adalah kombiasi. Bedaya, jika pada permutasi, uruta usur diperhatika, yaki misalya "a,d,i" tidak sama dega "i,d,a", maka pada kombiasi uruta usur tersebut diabaika. Fokus permutasi adalah pada susua terurut, sedagka fokus dari kombiasi adalah himpua, sehigga {a,d,i} = {a,i,d} = {d,i,a} = {d,a,i} = {i,d,a} = {i,a,d}. Cotoh persoala yag peyelesaiaya megguaka kombiasi adalah memprediksika 2 dari 5 besar Idoesia Idol yag aka maju ke babak grad-fial. Misal iisial kelima fialis adalah, B, C, D da E, maka ada 10 kemugkia pasag fialis yag bisa tampil di babak grad-fial, yaki -B, -C, -D, -E, B-C, B-D, B-E, C-D, C-E, da D-E. Hasil 10 kombiasi ii dapat dijelaska sebagai berikut. Bayakya permutasi dari 2 usur yag diambil dari 5 5! usur yag berbeda adalah 20. Karea setiap permutasi ada 2 usur, (5 2)!

9 231 maka setiap dua permutasi aka memiliki usur yag sama, sehigga bayakya kombiasi yag terjadi adalah ! 2 (5 2)! 2! Secara umum rumus bayakya kombiasi r usur dari usur yag berbeda dapat dituruka dari rumus permutasi. Sebagaimaa telah kita ketahui bahwa permutasi r usur dari usur yag berbeda adalah P, r!. Karea ( r)! kombiasi tidak memperhatika uruta, maka permutasi-permutasi yag memiliki usur yag sama dipadag sebagai 1 kombiasi. Dalam hal ii setiap permutasi terdiri dari r usur, sehigga setiap r! permutasi memiliki usur yag sama. Oleh karea itu bayakya kombiasi r usur yag diambil dari usur yag berbeda adalah P, r C, r atau r! C, r! dega 1 r ( r)! r! Sebagai latiha pada kombiasi, kerjaka soal latiha berikut. 1. da 10 mahasiswa yag memeuhi syarat utuk memperoleh suatu bea siswa. da berapa cara utuk memilih mereka jika bea siswa haya diperutukka 5 orag saja? 3 orag saja? 1 orag saja? 2. da empat kelompok pemai dalam sebuah tim sepak bola, yaki pejaga gawag, pemai belakag, pemai tegah da pemai depa. Susua kelompok iilah yag diperguaka utuk meamai pola yag dimaika oleh suatu tim. Pada saat meghadapi timas Thailad, timas Idoesia

10 232 meerapka pola Jika timas Idoesia terdiri dari 3 pejaga gawag, 7 pemai belakag, 8 pemai tegah da 5 pemai depa, ada berapa kemugkia susua pemai utama yag dapat dibetuk? 3. Satu katog berisi 4 kelereg merah da 7 kelereg putih. Secara acak diambil 5 buah kelereg. Tetuka bayakya semua kemugkia susua 5 kelereg tersebut! c. Peluag Peluag dimaksudka sebagai ilai kemugkia muculya sebuah kejadia sebagai hasil dari suatu percobaa. Percobaa adalah proses pegamata atau pegukura yag hasilya megadug ketidaktetua. Ii berarti bahwa kita tidak bisa memastika hasilya sebelum proses pegamata atau pegukura tersebut dilakuka. Seleksi Peerimaa Mahasiswa Baru (SPMB) sebagaimaa yag di cotohka di awal bab ii, dapat dipadag sebagai sebuah percobaa, karea hasilya tidak bisa dipastika sebelum proses tersebut dilakuka. Kapasitas peluag dalam hal ii haya utuk meetuka seberapa besar kemugkia seorag peserta lulus seleksi, da buka utuk memastika apakah seseorag lulus atau tidak lulus. Oleh karea hasil sebuah percobaa megadug ketidaktetua, maka peluagpu juga bersifat tak tetu. Cotoh lai dari percobaa adalah Percobaa melambugka mata uag logam; hasil yag mugki adalah mucul agka () atau gambar (G);

11 233 Percobaa melambugka dadu; hasil yag mugki adalah mucul muka 1, 2, 3, 4, 5 atau 6. Percobaa tedaga pialti pada sebuah pertadiga sepak bola; hasil yag mugki adalah gol atau tidak gol. Sebuah percobaa aka megakibatka muculya kemugkia hasil yag bermacam-macam. Himpua semua hasil yag mugki dari suatu percobaa disebut ruag sampel (S). Ruag sampel sebuah percobaa yag terbetuk bisa berbeda-beda da sagat tergatug dari tujua dari percobaa itu sediri. Cotoh: Sebuah percobaa pelempara sebuah dadu dega tujua utuk megamati muka yag mucul; maka ruag sampelya adalah {1,2,3,4,5,6}; tetapi jika tujuaya utuk megamati apakah yag diperoleh adalah muka geap atau gajil, maka ruag sampelya adalah {geap, gajil}. Percobaa melambugka sebuah mata uag logam sebayak dua kali; jika yag diamati adalah bagia yag mucul dega memperhatika uruta, maka ruag sampelya berupa himpua permutasi, yaki S={(G,G),(G,),(,G),(,)}; jika tapa memperhatika uruta maka ruag sampelya berupa himpua kombiasi, yaki S={(2G),(1G,1),(2)}; atau jika yag diamati adalah bayakya gambar yag mucul maka S={0,1,2}.

12 234 Serigkali kosetrasi sebuah pegamata tidak meliputi semua eleme dalam ruag sampel. Himpua bagia dari ruag sampel yag mejadi fokus perhatia pegamata disebut dega kejadia. Misalya dalam percobaa melambugka sebuah mata uag logam sebayak dua kali dega ruag sampel S={GG,G,G,}, maka kejadia memperoleh palig sedikit satu mata uag mucul gambar adalah {GG,G,G}. Sekarag seberapa besar kemugkia muculya sebuah kejadia dalam suatu percobaa? Peluag sebuah kejadia K dalam ruag sampel S, diotasika dega P(K), memeuhi sifat-sifat: 0 P ( K) 1; jumlah peluag semua hasil percobaa sama dega P ( S) 1. Jika setiap hasil percobaa pada ruag sampel berkesamaa maka ruag sampel tersebut dikataka seragam. Misalka S ruag sampel dega (S) bayakya hasil percobaa yag berkesamaa da K sebarag kejadia pada S, maka jika K himpua kosog maka P(K) = 0; jika K seluruh ruag sampel maka P(K) = P(S) = 1; jika K kejadia terdiri atas (K) hasil percobaa maka P( K) ( K) ( S) Cotoh: Dalam percobaa melambugka sebuah mata uag logam sebayak dua kali dega ruag sampel S={GG,G,G,}, maka kejadia memperoleh palig

13 235 sedikit satu gambar adalah {GG, G, G}. Oleh kareaya peluag muculya palig sedikit satu gambar adalah ¾. pa maka peluag sebuah kejadia? mbil suatu cotoh percobaa melambugka sebuah dadu berbetuk kubus sebayak satu kali. Jika tujua percobaa adalah megamati muka yag mucul, maka ruag sampelya adalah S {1,2,3,4,5,6}. Ruag sampel ii merupaka ruag sampel seragam karea setiap elemeya memiliki peluag yag sama utuk mucul, yaki 1/6. Lalu apa maka 1/6 ii? mbil suatu kejadia muculya muka 5. Sama seperti peluag muculya muka yag laiya, maka peluag kejadia muculya muka 5 adalah 1 P ({ 5}). Ii berarti semaki bayak percobaa melambugka dadu tersebut 6 dilakuka, maka bayakya kemucula muka 5 aka semaki medekati 1/6 kali seluruh percobaa yag dilakuka. Misalya jika percobaa tersebut dilakuka sebayak kali maka kemucula muka 5 aka semaki medekati kali. Dega demikia maka 1/6 tersebut dalam satu kali percobaa adalah bahwa keeam muka dadu aka bersaig da memiliki kesempata yag sama utuk meduduki satu tempat kemucula sebagai hasil dari percobaa. 2. Peyajia Data Suatu peelitia pada umumya berkeaa dega sebuah populasi. Misalya, peelitia tetag jeis kegiata ekstrakurikuler yag bayak dimiati oleh siswa SD di kota Surabaya. Populasi dari peelitia ii meliputi seluruh

14 236 siswa dari semua SD yag ada di kota Surabaya. ka tetapi karea keterbatasa waktu, daa da teaga, tidak semua aggota populasi dapat diteliti satu persatu. Oleh kareaya seorag peeliti kemudia megambil sampel, yaki himpua bagia dari populasi yag diasumsika dapat mewakili populasi, utuk diteliti. Cara pegambila sampel ii ada bermacam-macam. Sampel bisa berasal dari semua SD dimaa dari setiap SD diambil beberapa siswa sebagai perwakila, atau dari seluruh SD yag ada di kota Surabaya diambil beberapa SD saja sebagai tempat peelitia, atau bisa juga kombiasi dari keduaya. gar dapat diperoleh gambara yag jelas tetag data yag diambil dari hasil peelitia terhadap sampel, maka data tersebut perlu diolah da kemudia disajika. Pegelolaa data semacam ii merupaka bagia dari statistika deskriptif. Deskripsi yag dihasilka dari sampel tersebut kemudia perlu diaalisis lebih lajut agar dapat diperoleh geeralisasi terhadap populasi. Proses semacam ii merupaka iti dalam statistika iferesial. Pada bagia ii aka dibahas sebagia dari statistika deskriptif, yag meliputi peyajia data da perhituga ukura terpusat. Proses pegamata, pegukura atau perhituga dalam sebuah peelitia aka meghasilka data yag salah satuya berupa sekumpula bilaga. Utuk merigkas da meyajika data tersebut perlu dibuatka tabel distribusi frekuesi da diagramya. Sebagai cotoh, berikut disajika tabel sebara jumlah peserta pada 10 item kegiata ekstrakurikuler yag diikuti oleh 600 siswa di sebuah sekolah dasar. Tabel 6.2 Jumlah Peserta Kegiata Ekstrakurikuler Teater Gamela Bia Vokalia Bia Musika Pramuka Pers Cilik Padua Suara Meari Olah Raga Melukis

15 Jumlah peserta 237 Data tersebut dapat diyataka dalam diagram batag berikut ii Kegiata Ekstrakurikuer Teater Gamela Bia Vokalia Bia Musika Pramuka Pers Cilik Padua Suara Meari Olah Raga Melukis Gambar 6.2 Diagram Batag dari Data Jumlah Peserta Ekstrakurikuler Data di atas dapat juga ditampilka dalam diagram ligkara. Utuk meggambar diagram ligkara perlu diperhatika bahwa pembagia pada ligkara harus dilakuka secara proporsioal sesuai dega frekuesi masigmasig item. Misalya, Jumlah peserta Teater digambar sebagai jurig ligkara dega sudut pusat = , 8 ; Jumlah peserta Gamela digambar sebagai jurig ligkara dega sudut pusat = , 8 ; Demikia seterusya sehigga jumlah sudut pusat dari keseluruha data adalah 360.

16 238 Teater Gamela Bia Vokalia Bia Musika Pramuka Pers Cilik Padua Suara Meari Olah Raga Melukis Gambar 6.3 Diagram Ligkara dari Data Jumlah Peserta Ekstrakurikuler Data di atas juga dapat disajika dalam diagram garis berikut ii Teater Gamela Bia Vokalia Bia Musika Pramuka Pers Cilik Padua Suara Meari Olah Raga Melukis Gambar 6.4 Diagram Garis dari Data Jumlah Peserta Ekstrakurikuler pabila item dataya sagat besar, maka data dapat dikelompokka dalam kelas-kelas pada daftar distribusi frekuesi. Misalya dari hasil tes matematika di kelas VI diperoleh data ilai sebagai berikut. 84, 75, 68, 63, 69, 64, 80, 73, 58, 60, 75, 78, 46, 86, 84, 72, 76, 98, 79, 91, 56, 71, 64, 78, 81, 70, 79, 99, 63, 50, 84, 60, 65, 87, 74, 68, 92, 81, 78, 86, 76, 92

17 239 Utuk membuat daftar distribusi frekuesi dari data di atas, perlu peetapa retaga data, bayak kelas iterval, da pajag kelas iterval. Retaga data adalah data terbesar dikuragi data terkecil. Dalam hal ii data terbesar adalah 99 da data terkecil adalah 46, sehigga retag data adalah Bayak kelas iterval biasaya atara 5 sampai 15 kelas, disesuaika dega kebutuha. Utuk yag besar, yaki 200, dapat megguaka atura Sturges (Sudjaa, 2002:47): bayak kelas = 1 + (3,3) log dega meyataka bayak data da hasil akhir dijadika bilaga bulat. Sekedar utuk meujukka atura tersebut, maka pada cotoh di atas, = 42, sehigga bayak kelas = 1 + (3,3) log 42 = 1 + (3,3) (1,623) = 6,357 Dega demikia kita bisa membuat daftar distribusi frekuesi dega bayak kelas 6 atau 7 buah. Pajag kelas iterval (p) adalah retaga data dibagi bayak kelas. Utuk data di atas maka p = p 53: 7 7, 57, sehigga agar kelas-kelas yag dihasilka dapat memuat seluruh data yag ada maka pajag tiap kelasya adalah 7 atau 8. Megguaka bayak kelas 7 buah da pajag tiap kelas 8, maka daftar distribusi frekuesi dari data di atas dapat diyataka dalam tabel berikut ii.

18 240 Tabel 6.3 Distribusi Frekuesi Nilai Matematika Siswa Kelas VI Kelas Titik tegah Frekuesi , , , , , , ,5 2 Diagram batag yag diperguaka utuk megekspresika distribusi frekuesi data berkelompok semacam ii disebut histogram. Histogram bisa digambarka berdasarka itervalya atau berdasarka titik tegahya ,5 53,5 61,6 69,5 77,5 85,5 93,5 101,5 Gambar 6.5 Histogram berdasarka itervalya Pada histogram tersebut, jika titik tegah pucak batag yag berdekata dihubugka maka aka diperoleh sebuah poligo yag disebut sebagai poligo frekuesi..

19 Perhituga Ukura Tedesi Pusat Ukura tedesi pusat dimaksudka sebagai kecederuga pemusata data pada ilai tertetu berdasarka kriteria yag ditetuka. Ukura tedesi pusat terdiri atas rata-rata hitug (mea), ilai tegah (media) da ilai yag serig mucul (modus). Rata-rata hitug (mea) dari sekumpula data tuggal x x, x,, x 1, 2 3 adalah x x x 1 2 x 3 x atau apabila frekuesi dari x x, x,, x 1, 2 3 berturut-turut adalah f, 1, f 2, f3, f maka rata-rata hitugya adalah: x f 1 x 1 f 1 f 2 x f 2 2 f x f x 3 f f 3 3 i1 i1 f i f x i i Misalka diberika data 3,3,5,6,7,6,5,5,7,4,4,3,3,6,6,7,8,8,5,6 maka distribusi frekuesi tuggalya adalah sebagai berikut. Tabel 6.4 Daftar Distribusi Frekuesi Tuggal x f fx sehigga mea utuk data di atas adalah x 5,

20 242 pabila data yag disajika merupaka data berkelompok, rumusa mea sama dega mea utuk data tuggal, haya saja merupaka titik tegah da frekuesi kelas. x i da f i masig-masig Cotoh: Perhatika kembali cotoh pada tabel 6.3. Pada tabel tersebut haya perlu ditambahka kolom perkalia frekuesi da titik tegah. Tabel 6.5 Persiapa peghituga mea Kelas Titik tegah f fx , , , , , , , , , Rata-rata hitug data di atas adalah x i1 i1 f i f x i i ,8 42 Nilai tegah (media) dari sekumpula data adalah bilaga yag terletak di tegah apabila data tersebut diurutka meurut besarya. Jika x 1, x2, x3,, x telah diurutka meurut besarya, maka mediaya adalah Me x 1 jika gajil; 2 x x Me jika geap. 2 Cotoh: Media dari 4,6,6,6,7,8,9,9,9 adalah 7

21 243 Media dari 4,6,6,6,7,8,9,9 adalah 6,5 Media dari 4,6,6,6,8,9,9,9 adalah 7. pabila data yag disajika merupaka data berkelompok, maka media dihitug megguaka rumusa: dega Me ( tb) Me ( tb) Me = tepi bawah kelas media 1 F2 2 p f Me F 2 = jumlah seluruh data = frekuesi kumulatif sebelum kelas media f Me = frekuesi kelas media p = pajag kelas Cotoh: perhatika kembali data dari tabel 6.3 Tabel 6.6 Persiapa peghituga media Kelas Frekuesi Frekuesi kumulatif Utuk kelas media diperluka frekuesi ½, yaki 21. Kelas media adalah kelas yag memuat frekuesi kumulatif 21, yaki kelas Frekuesi kelas media adalah 9. Tepi bawah kelas ii adalah 69,5. Frekuesi kumulatif sebelum

22 244 kelas media adalah 14. Dega pajag kelas 8 da jumlah seluruh data adalah 42, maka 2114 Me 69,5 8 9 = 75,7 Media disii berkapasitas sebagai pembatas ilai dua kelompok data. Misalya jika media meujuk 75,7 maka 50 % data dari kumpula data tersebut ilaiya di bawah 75,7 da 50 % yag laiya ilaiya di atas 75,7. Modus dari sekelompok data adalah data yag palig serig mucul. Jika semua data memiliki frekuesi yag sama maka kelompok data tersebut tidak memiliki modus, jika bermodus tuggal maka diamaka ui modal, jika ada dua data yag berfrekuesi tertiggi maka disebut bi modal, da jika modusya lebih dari dua maka disebut multi modal. Cotoh: 4,6,8,7,9,3 da 6,7,7,4,9,3,4,6,3,9,8,8, keduaya merupaka kelompok yag tidak bermodus; 3,4,6,2,2,6,1,2,4,5,7,9,2,6 merupaka kelompok ui modal dega modusya adalah 2; 5,2,6,3,3,6,1,8,9,0,4 merupaka kelompok bi modal dega modusya adalah 3 da 6; 4,7,2,1,5,6,5,7,5,2,7,4,2 merupaka kelompok multi modal dega modusya 2, 5 da 7. pabila data yag disajika merupaka data berkelompok, maka modus dihitug megguaka rumusa:

23 245 L1 Mo tb L1 L2 p dega tb L 1 = tepi bawah kelas modus = frekuesi kelas modus frekuesi kelas sebelumya L 2 p = frekuesi kelas modus frekuesi kelas sesudahya = pajag kelas Cotoh: perhatika kembali tabel 6.6. Kelas modus adalah kelas yag memiliki frekuesi tertiggi, yaki kelas dega frekuesi 11. Tepi bawah kelas modus adalah 77,5. L ; L ; sehigga L L Dega demikia modus dari kelompok data di atas adalah: 2 Mo 77,5 8 79,8 7 Pada data berkelompok, modus 79,8 meujukka bahwa data yag palig bayak mucul adalah data-data yag ilaiya medekati 79,8. Sebagai latiha coba ada buatka tabel distribusi frekuesi da tetuka mea, media serta modus dari data hasil tes Matematika di bawah ii

24 246 B. Materi Pegukura da Statistika Dasar di SD Berdasarka stadar kompetesi pada kurikulum 2004 mata pelajara matematika SD/MI, peaama kosep pegukura sudah dimulai sejak kelas I. Dimulai dega ituisi tetag pegukura da megguaka alat ukur yag tidak baku, siswa dilatih utuk memiliki rasa da imajiasi terhadap pegukura. Pada tahap awal, beberapa tugas pegukura yag diberika pada siswa atara lai: membadigka berat dari dua beda yag berbeda, misalya buku tulis da peghapus, dega cara megagkat kedua beda bersama-sama; meyebutka cotoh beda-beda yag berat da yag riga; membadigka pajag dua beda; megukur pajag beda dega satua tak baku, seperti depa, jegkal, atau dega memafaatka pajag suatu beda sebagai satua pajag, misalya pesil, kapur tulis da sebagaiya. Setelah memiliki gambara tetag pegukura, secara bertahap siswa kemudia dilatih utuk melakuka pegukura pajag da berat megguaka alat ukur da satua yag baku, selai juga dikealka pada pegukura waktu da sudut. Pada perkembaga lebih lajut, siswa juga diarahka utuk bisa melakuka aalisa utuk meetuka hubuga atar satua dalam pegukura pajag, berat da waktu, serta memperguakaya utuk meyelesaika masalah dalam kehidupa sehari-hari. Masalah pegukura dalam kurikulum 2004 lebih bayak diorietasika pada geometri, terutama yag berkaita dega perhituga luas da volume

25 247 bagu-bagu geometri. Namu demikia kemampua siswa dalam pegukura aka bayak membatu dalam mempelajari statistika dasar, karea pegukura merupaka salah satu cara utuk megumpulka data. Statistika Dasar dalam kurikulum SD/MI 2004 baru dimuculka di kelas VI. Stadar kompetesi dalam pegelolaa data meliputi megumpulka, meyajika da meafsirka data. Pada awalya siswa dilatih utuk memiliki kemampua dalam membaca data yag disajika dalam betuk diagram garis, batag, maupu ligkara. Kemampua membaca data ii terutama utuk meetuka ilai data dega ukura tertetu, data terbesar da data terkecil. Pada tahap selajutya siswa juga diharapka mampu utuk megumpulka da meyajika data sediri. Kemampua-kemampua tersebut merupaka kompetesi dasar pegelolaa data yag harus dimiliki oleh siswa SD da aka diperluka dalam mempelajari materi-materi statistika pada sekolah lajuta. C. Siswa Mampu Megelola Data Pecapaia kompetesi dasar pegelolaa data sebagaimaa telah disebutka di atas, sagat memugkika utuk siswa praktek lagsug di lapaga. Praktek ii merupaka pemataba kemampua siswa setelah mereka medapatka dasar-dasar pegelolaa data di kelas. Berikut beberapa cotoh kegiata yag dapat diberika kepada siswa dalam ragka praktek pegelolaa data:

26 Data jeis da jumlah kedaraa yag lewat di jala depa sekolah: Bagilah siswa dalam beberapa kelompok (1 kelompok terdiri dari 4-5 orag); Bekali setiap kelompok dega jam da lembar kerja; jak siswa ke piggir jala di depa sekolah da aturlah jarak atar kelompok; Tugasi masig-masig kelompok utuk mecatat jeis da jumlah kedaraa yag lewat di hadapa mereka dalam batas waktu tertetu, misalya selama 15 meit sejak waktu yag ditetapka; Di dalam kelas setiap kelompok harus meyajika data yag telah diperoleh melalui diagram. Dari data yag disajika oleh suatu kelompok, mitalah siswa dari kelompok lai utuk meetuka jeis kedaraa yag palig bayak da yag palig sedikit lewat di depa sekolah. 2. Data tiggi bada siswa: Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok (1 kelompok terdiri dari 8-10 orag); Bekali masig-masig kelompok dega metera da lembar kerja; Tugasi setiap kelompok utuk megukur da mecatat tiggi bada semua aggota kelompokya serta meyajika hasilya melalui diagram; Dari data yag disajika oleh suatu kelompok, mitalah siswa dari kelompok lai utuk meetuka tiggi maksimal, tiggi miimal, da rata-rata tiggi bada aggota kelompok tersebut. Kegiata ii juga dapat dilakuka utuk medapatka data berat bada da usia siswa. 3. Tugas pecatata yag diberika kepada setiap kelompok yag terbetuk dalam sebuah kegiata tidak harus sama, mereka bisa diberika tugas yag berbeda-beda, misalya mecatat da meyajika dalam betuk diagram data tetag: Jeis da jumlah barag dalam kelas; Nama-ama beda di sekolah da sekitarya yag berbetuk ligkara, segitiga, persegi da persegi pajag; Jumlah siswa pada masig-masig kelas dega sumber data dokumetasi sekolah; Jeis da jumlah poho yag ditaam di ligkuga sekolah; Jeis da jumlah ruag yag ada di sekolah.

27 249 Kegiata-kegiata tersebut selai utuk membuat variasi pada pembelajara, juga utuk meigkatka motivasi da kemampua siswa karea mereka bisa mempraktekka pegelolaa data secara lagsug. Idikator keberhasila dari kegiata ii adalah apabila siswa mampu megklasifikasi da mecatat data sesuai dega ketetua yag diberika, mampu meyajika dataya dalam betuk tabel da diagram, serta mampu meetuka ilai tertiggi, ilai teredah da ilai rata-rata baik dari data yag didapatka oleh kelompokya maupu data yag disajika oleh kelompok lai.

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada

Lebih terperinci

PELUANG KEJADIAN. 3. Permutasi siklis adalah permutasi yang susunannya melingkar.

PELUANG KEJADIAN. 3. Permutasi siklis adalah permutasi yang susunannya melingkar. PELUANG KEJADIAN A. Atura Perkalia/Pegisia Tempat Jika kejadia pertama dapat terjadi dalam a cara berbeda, kejadia kedua dapat terjadi dalam b cara berbeda, kejadia ketiga dapat terjadi dalam c cara berbeda,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI UKURAN PEMUSATAN DATA

PERTEMUAN 3 CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI UKURAN PEMUSATAN DATA PERTEMUAN 3 CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI UKURAN PEMUSATAN DATA Cara Peyajia Data dega Tabel Distribusi Frekuesi Distribusi Frekuesi adalah data yag disusu dalam betuk kelompok baris berdasarka

Lebih terperinci

RESPONSI 2 STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015

RESPONSI 2 STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015 RESPONSI STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 015 A. PENYAJIAN DAN PERINGKASAN DATA 1. PENYAJIAN DATA a. Sebutka tekik peyajia data utuk data kualitatif! Diagram kueh, diagram batag, distribusi

Lebih terperinci

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) Setiap peelitia selalu berkeaa dega sekelompok data. Yag dimaksud kelompok disii adalah: Satu orag mempuyai sekelompok data, atau sekelompok orag mempuyai satu

Lebih terperinci

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA Matematika Kelas IX Semester BAB Statistika STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA A. Statistika Pegertia Statistika Statistika adalah ilmu yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA

UKURAN PEMUSATAN DATA Malim Muhammad, M.Sc. UKURAN PEMUSATAN DATA J U R U S A N A G R O T E K N O L O G I F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P U R W O K E R T O DEFINISI UKURAN PEMUSATAN

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia

Himpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia Himpua Suatu himpua atau gugus adalah merupaka sekumpula obyek. Pada umumya aggota dari gugus tersebut memiliki suatu sifat yag sama. Suatu himpua bagia atau aak gugus merupaka sekumpula obyek yag aggotaya

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN UKURAN PENYEBARAN

UKURAN PEMUSATAN UKURAN PENYEBARAN UKURAN PEMUSATAN DATA TUNGGAL DATA KELOMPOK. MEAN / RATA-RATA. MODUS 3. MEDIAN 4. KUARTIL. MEAN / RATA-RATA. MODUS 3. MEDIAN 4. KUARTIL UKURAN PENYEBARAN JANGKAUAN HAMPARAN RAGAM / VARIANS SIMPANGAN BAKU

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Badar Lampug tahu pelajara 2009/2010 sebayak 279 orag yag terdistribusi dalam tujuh

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

Telp. / Fax (0362) PO.BOX : 236

Telp. / Fax (0362) PO.BOX : 236 Judul Modul : Statistika Bidag Studi Keahlia : Sei Kerajia da Pariwisata Kelas / Semester : XII / Gajil Tahu Pelajara : 017 / 01 Sekolah Meegah Kejurua Negeri 1 Sukasada ( SMK Negeri 1 Sukasada ) Alamat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di SMP Negeri 1 Seputih Agug. Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agug sebayak 248 siswa

Lebih terperinci

PELUANG. Kegiatan Belajar 1 : Kaidah Pencacahan, Permutasi dan kombinasi

PELUANG. Kegiatan Belajar 1 : Kaidah Pencacahan, Permutasi dan kombinasi PELUANG Kegiata Belajar : Kaidah Pecacaha, Permutasi da kombiasi A. Kaidah Pecacaha. Prisip Dasar Membilag Jika suatu operasi terdiri dari tahap, tahap pertama dapat dilakuka dega m cara yag berbeda da

Lebih terperinci

Statistika MAT 2 A. PENDAHULUAN NILAI MATEMATIKA B. PENYAJIAN DATA NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA STATISTIKA. materi78.co.nr

Statistika MAT 2 A. PENDAHULUAN NILAI MATEMATIKA B. PENYAJIAN DATA NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA STATISTIKA. materi78.co.nr materio.r Statistika A. PENDAHULUAN Statistika adalah ilmu yag mempelajari pegambila, peyajia, pegolaha, da peafsira data. Data terdiri dari dua jeis, yaitu data kualitatif (sifat) da data kuatitatif (agka).

Lebih terperinci

Kompetisi Statistika Tingkat SMA

Kompetisi Statistika Tingkat SMA . Arya da Bombom melakuka tos koikoi yag seimbag yag mempuyai sisi, agka da gambar Arya melakuka tos terhadap 6 koi, sedagka Bombom melakuka tos terhadap koi, maka peluag Arya medapatka hasil tos muka

Lebih terperinci

MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : STATISTIKA

MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : STATISTIKA MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : STATISTIKA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Memahami kosep dalam statistika, serta meerapkaya dalam pemecaha masalah. INDIKATOR

Lebih terperinci

STATISTIKA MAT 2 NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA A. PENDAHULUAN B. PENYAJIAN DATA. Diagram garis

STATISTIKA MAT 2 NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA NILAI MATEMATIKA A. PENDAHULUAN B. PENYAJIAN DATA. Diagram garis materio.r A. PENDAHULUAN Statistika adalah ilmu yag mempelajari pegambila, peyajia, pegolaha, da peafsira data. Data terdiri dari dua jeis, yaitu data kualitatif (sifat) da data kuatitatif (agka). B. PENYAJIAN

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

: XII (Dua Belas) Semua Program Studi. : Gisoesilo Abudi, S.Pd

: XII (Dua Belas) Semua Program Studi. : Gisoesilo Abudi, S.Pd R e f r e s h Program Diklat K e l a s M a t e r i Pegajar : M A T E M A T I K A : XII (Dua Belas) Semua Program Studi : S t a t i s t i k a : Gisoesilo Abudi, S.Pd Kajia Materi Peyampaia Data Diagram

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Keberhasila dalam suatu peelitia sagat ditetuka oleh ketepata pegguaa metode peelitia. Oleh karea itu, metode yag aka diguaka haruslah sesuai dega data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

Aturan Pencacahan. Contoh: Berapa banyak kemungkinan jalur yang dapat dilalui dari Kota A ke Kota D?

Aturan Pencacahan. Contoh: Berapa banyak kemungkinan jalur yang dapat dilalui dari Kota A ke Kota D? Atura Pecacaha A. Atura Perkalia Jika terdapat k usur yag tersedia, dega: = bayak cara utuk meyusu usur pertama 2 = bayak cara utuk meyusu usur kedua setelah usur pertama tersusu 3 = bayak cara utuk meyusu

Lebih terperinci

EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI

EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI Oleh: Sutopo Jurusa Fisika FMIPA UM sutopo@fisika.um.ac.id Ditulis pada sekitar bula Maret 2011. Diuggah pada 3 Desember 2011 PROBLEM Gambar di bawah ii meyataka

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

Modul Kuliah statistika

Modul Kuliah statistika Modul Kuliah statistika Dose: Abdul Jamil, S.Kom., MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER MUHAMMADIYAH JAKARTA Bab 2 Populasi da Sampel 2.1 Populasi Populasi merupaka keseluruha pegamata

Lebih terperinci

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia tidaka kelas yag dilaksaaka pada siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Kabupate Lampug Selata semester geap tahu pelajara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Meurut Sukardi, (003:7) Metodologi peelitia adalah cara yag dilakuka secara sistematis megikuti atura-atura, direcaaka oleh para peeliti utuk memecahka permasalaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya

Lebih terperinci

UKURAN TENDENSI SENTRAL

UKURAN TENDENSI SENTRAL BAB 3 UKURAN TENDENSI SENTRAL Kompetesi Mampu mejelaska da megaalisis kosep dasar ukura tedesi setral. Idikator 1. Mejelaska da megaalisis mea.. Mejelaska da megaalisis media. 3. Mejelaska da megaalisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu BAB 4 UKURAN PENYEBARAN DATA Pada Bab sebelumya kita telah mempelajari beberapa ukura pemusata data, yaitu ukura yag memberika iformasi tetag bagaimaa data-data ii megumpul atau memusat Pada bagia Bab

Lebih terperinci

BAB 2 PELUANG LKS 1 8. C hanya angka 3 yang memenuhi syarat kurang dari 400 Banyak bilangan yang kurang dari 400 : = = 12 9.

BAB 2 PELUANG LKS 1 8. C hanya angka 3 yang memenuhi syarat kurang dari 400 Banyak bilangan yang kurang dari 400 : = = 12 9. A. Evaluasi egertia atau Igata. B (A x B) (A). (B). 0. B huruf vokal Bayak susua huruf yag dapat dibuat :..... 0. B ( agka dapat berulag ) Bayak bilaga puluha yag dapat disusu dari agka tersebut :. 9.

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

- Yadi Nurhayadi - M O D U L S T A T I S T I K A BAB 2 DISTRIBUSI FREKUENSI

- Yadi Nurhayadi - M O D U L S T A T I S T I K A BAB 2 DISTRIBUSI FREKUENSI - Yadi Nurhayadi - M O D U L S T A T I S T I K A BAB DISTRIBUSI FREKUENSI A. Review Pelajara SMA A. Pegumpula Data. Peelitia lapaga (Pegamata Lagsug). Wawacara (Iterview). Agket (Kuisioer) 4. Berdasarka

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu

Lebih terperinci

STATISTIKA SMA (Bag.1)

STATISTIKA SMA (Bag.1) SMA - STATISTIKA SMA (Bag. A. DATA TUNGGAL. Ukura Pemusata : Terdapat ilai statistika yag dapat dimiliki oleh sekumpula data yag diperoleh yaitu : a. Rata-rata Rata-rata jumlah seluruh data bayakya data

Lebih terperinci

Statistika Deskriptif Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran

Statistika Deskriptif Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran Statistika Deskriptif Ukura Pemusata da Ukura Peyebara Ukura Pemusata Data Rata-rata Hitug Rata-rata hitug data tuggal: = x 1 + x 2 + x 3 + + x atau =. (1 : rata-rata hitug data tuggal (baca x-bar : bayakya

Lebih terperinci

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2) Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara

Lebih terperinci

MODUL IRISAN KERUCUT

MODUL IRISAN KERUCUT MATERI MODUL 1 : IRISAN KERUCUT Stadar Kompetesi : Meerapka Kosep Irisa Kerucut dalam memecaha masalah Kompetesi Dasar : 1. Meyelesaika model matematika dari masalah yag berkaita dega ligkara. Meyelesaika

Lebih terperinci

9 Departemen Statistika FMIPA IPB

9 Departemen Statistika FMIPA IPB Supleme Resposi Pertemua ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351 9 Departeme Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasa Sub Pokok Bahasa Referesi Waktu Pegatar Aalisis utuk Data Respo Kategorik Data respo kategorik Sebara

Lebih terperinci

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar BAB III BARISAN DAN DERET Tujua Pembelajara Setelah mempelajari materi bab ii, Ada diharapka dapat:. meetuka suku ke- barisa da jumlah suku deret aritmetika da geometri,. meracag model matematika dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah

Lebih terperinci

[RUMUS CEPAT MATEMATIKA]

[RUMUS CEPAT MATEMATIKA] http://meetabied.wordpress.com SMAN Boe-Boe, Luwu Utara, Sul-Sel Kita meilai diri kita dega megukur dari apa yag kita rasa mampu utuk kerjaka, orag lai megukur kita dega megukur dari adap yag telah kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

Kuliah 3.Ukuran Pemusatan Data

Kuliah 3.Ukuran Pemusatan Data Kuliah 3.Ukura Pemusata Data Mata Kuliah Statistika Dr. Ir. Rita Rostika MP. Prodi Perikaa Fakultas Perikaa da Ilmu Kelauta Uiversitas Padjadjara Cotet (1) modus Media Rata-rata Telada peerapa Cotet (2)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU 1 Desi Kuriati, 2 Dewi Rahimah, 3 Rusdi 1,2,3 Prodi Pedidika Matematika JPMIPA FKIP Uiversitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan. 9 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di MTs Muhammadiyah Natar Lampug Selata. Populasiya adalah seluruh siswa kelas VIII semester geap MTs Muhammadiyah Natar Tahu Pelajara

Lebih terperinci

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real: BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif

Lebih terperinci

Ilustrasi. Statistik dan Statistika. Data nilai ujian Statistik Dasar dari 15 mahasiswa Program Studi tertentu semester ganjil tahun 2008:

Ilustrasi. Statistik dan Statistika. Data nilai ujian Statistik Dasar dari 15 mahasiswa Program Studi tertentu semester ganjil tahun 2008: Ilustrasi Data ilai ujia Statistik Dasar dari 5 mahasiswa Program Studi tertetu semester gajil tahu 008: 87 37 59 49 69 95 83 87 39 95 83 76 83 6 46 Statdas, Februari 009. Populasi da Sampel. Statistik

Lebih terperinci

Oleh: Yunissa Rara Fahreza Akuntansi Teknologi Sistem Informasi KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT : PERMUTASI MATEMATIKA DISKRIT

Oleh: Yunissa Rara Fahreza Akuntansi Teknologi Sistem Informasi KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT : PERMUTASI MATEMATIKA DISKRIT Oleh: Yuissa Rara Fahreza Akutasi Tekologi Sistem Iformasi KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT : PERMUTASI MATEMATIKA DISKRIT ILUSTRASI 1 Misal ada 3 buah kelereg yag berbeda wara : merah (m), kuig (k) da

Lebih terperinci

ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH

ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH Lapora Praktikum Hari/taggal : Rabu 7 Oktober 2009 HIDROLOGI Nama Asiste : Sisi Febriyati M. Yohaes Ariyato. ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH Lilik Narwa Setyo Utomo J3M108058 TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum BAB II TEORI DASAR 2.1 Aljabar Liier Defiisi 2. 1. 1 Grup Himpua tak kosog G disebut grup (G, ) jika pada G terdefiisi operasi, sedemikia rupa sehigga berlaku : a. Jika a, b eleme dari G, maka a b eleme

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki 18 III. METODE PENELITIAN A. Subyek da Tempat Peelitia Subjek peelitia adalah siswa kelas X2 SMA Budaya Badar Lampug Tahu Ajara 2010-2011 dega jumlah siswa 40 orag yag terdiri dari 19 siswa lakilaki da

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia pada peelitia ii adalah peelitia eksperime semu atau biasa disebut pre-eksperime. Karea pada peelitia ii, peeliti haya megguaka kelas eksperime

Lebih terperinci

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika Wed 6/0/3 ETIMAI (PENDUGAAN TATITIK) Ir. Tito Adi Dewato tatistika Deskriptif Iferesi Estimasi Uji Hipotesis Titik Retag Estimasi da Uji Hipotesis Dilakuka setelah peelitia dalam tahap pegambila suatu

Lebih terperinci

2 BARISAN BILANGAN REAL

2 BARISAN BILANGAN REAL 2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Dalam peelitia ii peeliti megguaka jeis Peelitia Tidaka Kelas (Classroom Actio Research) dega megguaka metode Diskriptif Kuatitatif. Peelitia Tidaka Kelas

Lebih terperinci

Kombinatorial dan Peluang. Adri Priadana ilkomadri.com

Kombinatorial dan Peluang. Adri Priadana ilkomadri.com Kombiatorial da Peluag Adri Priadaa ilkomadri.com Pedahulua Sebuah kata-sadi (password) pajagya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau agka. Berapa bayak kemugkia kata-sadi yag dapat dibuat?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari.

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari. Selag Kepercayaa Cotoh Besar Jika ukura cotoh (sample size) besar, maka meurut Teorema Limit Pusat, bayak statistik megikuti/mempuyai sebara yag medekati ormal (dapat diaggap ormal). Artiya jika adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Objek Peelitia Peelitia ii dilakuka di RPH Tejo Petak 10i, BKPH Parug Pajag KPH Bogor, Perum Perhutai Uit III Jawa Barat da Bate. Objek peelitia adalah waktu kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 010 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 0 Prestasi itu diraih buka didapat!!! SOLUSI SOAL Bidag Matematika Disusu oleh : Eddy Hermato, ST Olimpiade Matematika Tk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika. Meurut Arikuto (99 :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel. II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Distribusi Samplig Distribusi samplig adalah distribusi probibilitas dari suatu statistik. Distribusi tergatug dari ukura populasi, ukura sampel da metode memilih sampel.

Lebih terperinci

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnyakenaikan curah hujan terbesar terjadi pada bulan A. Oktober D. Januari B. November E. Februari C.

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnyakenaikan curah hujan terbesar terjadi pada bulan A. Oktober D. Januari B. November E. Februari C. Page of. Diatara data berikut, yag merupaka data kualitatif adalah Tiggi hotel-hotel di Yogyakarta B. Bayakya mobil yag melewati jala Mawar C. Kecepata sepeda motor per jam D. Luas huta di Sumatra E. Meigkatya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Berdasarka pertayaa peelitia yag peeliti ajuka maka jeis peelitia ii adalah peelitia diskriptif kuatitatif. Dalam hal ii peeliti aka mediskripsika kemampua relatig,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

Ukuran tendensi sentral merupakan setiap pengukuran aritmatika yang ditujukan untuk menggambarkan suatu nilai yang mewakili nilai pusat atau nilai

Ukuran tendensi sentral merupakan setiap pengukuran aritmatika yang ditujukan untuk menggambarkan suatu nilai yang mewakili nilai pusat atau nilai Ukura tedesi setral merupaka setiap pegukura aritmatika yag ditujuka utuk meggambarka suatu ilai yag mewakili ilai pusat atau ilai setral dari suatu gugus data (himpua pegamata). UKURAN DATA 2 Macam-Macam

Lebih terperinci

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel) Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel) 1. Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Distribusi Ekspoesial Fugsi ekspoesial adalah salah satu fugsi yag palig petig dalam matematika. Biasaya, fugsi ii ditulis dega otasi exp(x) atau e x, di maa e adalah basis logaritma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujua Peelitia Peelitia ii bertujua utuk megetahui apakah terdapat perbedaa hasil belajar atara pegguaa model pembelajara Jigsaw dega pegguaa model pembelajara Picture ad Picture

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat da Waktu Peelitia Pegambila data peelitia dilakuka di areal revegetasi laha pasca tambag Blok Q 3 East elevasi 60 Site Lati PT Berau Coal Kalimata Timur. Kegiata ii dilakuka

Lebih terperinci