ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC W-300 TERHADAP PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN
|
|
- Yohanes Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7 No. 7 (2014) ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC W-300 TERHADAP PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN Nmas Puspto Pratw 1 Gunawan Nugroo 2 Nur Lala Hamda 3 Jurusan Teknk Fska Fakultas Teknolog Industr Insttut Teknolog Sepulu Nopember (ITS) Jl. Aref Raman Hakm Surabaya E-mal: nmaspusptopratw@yaoo.co.d 1 gunawan@ep.ts.ac.d 2 nur_lala_amda@yaoo.com 3 Abstrak Tela dlakukan analsa knerja coolng tower (CT) nduced draft tpe LBC W 300 dengan metode kesetmbangan kalor dan massa. Analsa n dgunakan untuk menurunkan model matemats yang selanjutnya dgunakan untuk mensmulaskan proses yang ada d coolng tower. Dar asl smulas ddapatkan temperatur ar keluaran coolng tower yang dpengaru ole temperatur dry bulb dan wet bulb yang selalu beruba-uba. Knerja yang palng optmal d bulan September pukul sebesar C saat temperature ambent dry bulb 26.6 C. Pada musm ujan d bulan Februar 2013 knerja coolng tower leb maksmal. Temperatur ar keluaran pada pukul adala C saat temperatur dry bulb 25.5 C. Efsens coolng tower saat musm kemarau antara 41% sampa 72% sedangkan pada musm ujan efsensnya 60% sampa 80%. Knerja coolng tower dapat dtngkatkan dengan cara menngkatkan kecepatan putaran fan sebesar 1550 rpm dan menurunkan laju alran massa ar menjad kg/s sengga daya fan dapat dtngkatkan sebesar 7.96 kw serta efsens coolng tower akan nak menjad 81.63%. Kata Kunc Coolng tower temperatur ambent knerja. I. PENDAHULUAN oolng Tower (CT) merupakan peralatan yang dgunakan Cuntuk menurunkan suu alran ar dengan cara mengekstraks panas dar ar dan mengemskan panas ke atmosfer. Coolng tower memanfaatkan ar dan udara pada proses perpndaan panas yang dbuang ke atmosfer. D dalam sstem coolng tower terdapat fan dstrbuton system spray nozzle (sprngkel) fll (packng) basn dan pump. Coolng tower yang dgunakan pada permasalaan n adala coolng tower yang terdapat pada PT. Toyota Motor Manufacturng Indonesa-Sunter 1 tpe nduced draft counter flow LBC-W 300. Coolng tower dgunakan sebaga meda untuk mendngnkan ar panas yang keluar dar compressor turbo joy 2 d PT.Toyota Motor Manufacturng Indonesa. Compressor Turbo Joy 2 memerlukan ar pendngn sebesar m³/ar. Ar panas dar compressor masuk ke coolng tower supaya temperature ar turun sengga ar yang dngn bsa dgunakan kembal. Sstem pendngnan pada mesn d ndustr bertujuan untuk menjaga kestablan temperature dan penurunan temperatur melalu proses pertukaran panas. Namun temperatur lngkungan sektar akbat (temperatur ambent) mempengaru knerja coolng tower. Hal tersebut dkarenakan pada tngkat udara tertentu yang bergerak melalu sebua coolng tower/menara pendngn mengalam perpndaan panas yang dapat terjad dpengaru ole jumla ar permukaan yang terkena udara. Peneltan yang perna dlakukan sebelumnya membaas tentang pemodelan desan coolng tower mecanc counter flow (laju alran paksa). Pemodelan dnamk coolng tower n menggambarkan analsa knerja coolng tower berdasarkan kesetmbangan kalor dan massa pada ar serta udara. Peneltan n bertujuan untuk menggambarkan pemodelan dnamk teradap performance coolng tower yang dsmulaskan dengan software Dymola Verson 6.1 pengembangan dar Dynasm (Dynasm2007) (Xao L dkk. 2010). Untuk tu knerja desan coolng tower sangat dpengaru ole temperatur lngkungan sektar. Parameter yang mempengaru knerja coolng tower yatu : Pengaru temperatur lngkungan merupakan temperatur ambent (dry bulb dan wet bulb) akan mempengaru perpndaan panas atau knerja d dalam coolng tower. Knerja coolng tower dpengaru ole proses perpndaan panas secara sensbel dan laten d dalam fll (ruang pengs). Analsa knerja coolng tower nduced draft tpe LBC W 300 akan dbuat dalam model matemats sengga memudakan untuk menark ubungan antara pengaru temperatur udara lngkungan (dry bulb dan wet bulb) teradap beban panas d dalam coolng tower. Dar analsa knerja coolng tower nduced draft tpe LBC W 300 teradap pengaru temperatur lngkungan akan danalsa melalu smulas menggunakan software smulas komputas untuk mempertungkan asl. Smulas yang dlakukan berdasarkan penurunan model matemats dar proses pendngnan d coolng tower. Sengga darapkan dar analsa knerja coolng tower yang menggunakan metode kesembangan kalor dan massa dapat dketau pengaru temperatur ambent pada proses pendngnan yang terjad. Serta ddapatkan nla efsens coolng tower nduced darft LBC W-300 yang dpengaru ole temperatur wet bulb temperatur lngkungan. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Taapan Peneltan Beberapa taapan dalam melakukan peneltan n antara lan: melakukan stud lteratur mengena coolng tower dan proses pendngnan yang terjad d dalam coolng tower.
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7 No. 7 (2014) Selanjutnya membuat process flow dagram sebaga acuan untuk dentfkas proses d dalam coolng tower. Langka selanjutnya akan dturunkan model matemats dar tap-tap komponen yang mempresentaskan proses yang terjad d dalam fll (ruang pengs) berdasarkan ukum perpndaan kalor dan massa (ukum perpndaan kalor dan massa). Model matemats yang tela dbuat selanjutnya dsmulaskan dengan mempergunakan software komputas untuk mempresentaskan asl pendngnan pada coolng tower. Kemudan dlakukan pengujan software analsa knerja dar coolng tower serta mengtung effsens coolng tower melakukan rekomendas dan penyusunan laporan tugas akr. B. Blok Dagram Sstem Ar panas yang masuk ke coolng tower dalrkan dengan cara spray melalu nozzle (sprngkel). Ar mengalam perubaan temperatur dar panas ke dngn melalu fll atau ruang pengs. D dalam fll udara panas dtark dan dbuang ke atmosfer dengan bantuan fan. Ar yang tela beruba temperaturnya dar keluaran fll masuk ke basn (kolam ar dngn sementara). Ar penambaan (make up water) pada coolng tower dtambakan dalam basn. Ar penambaan dar PDAM n untuk menambakan volume ar dalam kolam yang terjad karena sebagan ar lang akbat penguapan. Ar dngn yang tela dtampung d dalam basn. Blok dagram untuk kerja pendngnan d dalam coolng tower yatu : q Nozzel m n T n n Udara m w T m a nta Gambar 2. Prnsp Kerja Kesembangan Kalor dan Massa Ar dan Udara d dalam Kontrol Volum. Hukum kesetmbangan energ d dalam coolng tower : dmana : m = Massa ar yang d dalam coolng tower (kg/s) w c p m w n m w w n w dt dt q 1 w n T n m n Ar = Kalor spesfk dar ar (kj/kg) = Laju alran massa yang masuk (kg/s) = Laju alran massa yang keluar (kg/s) = Entalp ar masuk (kj/kg) =Entalp ar keluar (kj/kg) w = Entalp ar d dalam fll. W fan = Kerja Fan (kw) w ) m c p = m n ( n ) m ( q + W fan (1) m T a a n Fll Cold Water Basn m T Dagram blok dar coolng tower dapat dgambarkan dalam smulas software komputas untuk mempertungkan asl yang dgambarkan sebaga berkut : Gambar 1. Blok dagram kerja coolng tower dmana : m n = Laju alran massa ar masuk (kg/s) T n = temperatur ar masuk coolng tower( C) m = Laju alran massa ar keluar (kg/s) m = Laju alran massa udara yang masuk (kg/s) a T an =Temperatur udara masuk ke coolng tower( C) T = Temperatur ar yang tela ddngnkan n = Entalp ar masukkan = Entalp ar keluaran. C. Penurunan Model Matemats Penurunan model matemats akan dlakukan pada komponen coolng tower sebaga berkut : Udara ambent bsa masuk ke dalam coolng tower karena ada tarkan paksa dar kerja fan. Terjadnya proses kesembangan kalor dan massa d dalam sstem coolng tower berada pada fll. Perpndaan ar dan udara sesua dengan kesembangan energ d dalam kontrol volum sebaga berkut: Gambar 3. Knerja Coolng Tower Menggunakan Software Komputas Untuk Mempertungkan Hasl III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pemodelan Pada Smulk Knerja coolng tower untuk mendngnkan ar panas yang dpengaru temperature lngkungan (temperatur ambent) dgambarkan dengan pemodelan matemats. Smulnk berfungs untuk menggambarkan knerja coolng tower nduced draft LBC W-300. Grafk d bawa n
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7 No. 7 (2014) menggambarkan knerja coolng tower yang dwakl beberapa data berkut : 300 selama musm kemarau pengaru ole : penngkatan temperatur ar masukkan dan temperatur dry bulb. Hal tersebut mempengaru asl temperatur keluaran (let) coolng tower. Semakn tngg temperatur dry bulb maka semakn tngg temperatur ar let. Gambar 4. Grafk Knerja Coolng Tower Tanggal 1 September 2013 Grafk tersebut merupakan asl smulas software komputas untuk mempertungkan asl. Software n berfungs menggambarkan knerja dar coolng tower yang dpengaru ole temperatur ar masukkan dan temperatur udara dry bulb. Grafk jam ke-1 sampa jam ke-9 menunjukkan knerja coolng untuk mendngnkan temperatur ar pada pukul sampa Berdasarkan data BMKG pusat pada koordnat ttk LS : & BT : tanggal 1 September 2013 yatu temperatur wet bulb sebesar 25 C sampa 27.2 C dan dry bulb sebesar 26.8 C sampa 34 C. Gambar 6. Grafk Knerja Coolng Tower Tanggal 1 Februar 2013 Grafk datas menunjukkan temperatur ar keluaran coolng tower pada tanggal 1 Februar 2013 pada musm ujan. Perbedaan grafk saat musm ujan dan musm kemarau dlat dar grafk temperatur dry bulb dan data wet bulb. Pada musm ujan temperatur wet bulb berksar antara 24 C sampa 26 C sedangkan temperatur dry bulb berada d antara 25.5 C sampa 30.2 C. Temperatur wet bulb dan dry bulb pada musm ujan leb renda dar pada saat musm kemarau. Pada jam ke-2 pukul temperatur ar masukkan tngg yatu 39 C dan temperatur dry bulb yang renda sebesar 26.8 C mampu mempertaankan knerja coolng tower. Coolng tower mampu mempertaankan knerja pendngnannya agar tetap optmal pengaru dar temperatur dry bulb dan wet bulb. Setap jamnya mengalam kenakkan secara perlaan. Pukul bukan waktu puncak musm ujan karena semakn sore temperatur dry bulb akan semakn menngkat. Knerja coolng tower saat musm ujan leb optmal atau leb bagus pada musm ujan. Gambar 5. Grafk Knerja Coolng Tower Tanggal 25 September 2013 Grafk dtas menggambarkan knerja coolng tower pada tanggal 25 September Pada grafk jam ke-1 menggambarkan knerja coolng tower yang palng optmal selama satu ar tersebut yatu C. Dalam konds n ar panas masuk ke coolng tower pada temperatur 37 C sampa 39 C. Knerja coolng tower palng tngg terjad pada jam ke-6 (pukul 13.00). Berdasarkan data BMKG Jakarta Pusat tanggal 25 September 2013 pukul merupakan konds panas puncak selama musm kemarau dengan dry bulb sebesar 35.2 C. Hal n mempengaru knerja pendngnan dalam coolng tower sengga ar letnya menngkat menjad C. Analsa knerja coolng tower nduced draft LBC W- Gambar 7. Grafk Knerja Coolng Tower Tanggal 23 Februar 2013 Grafk ar keluaran coolng tower pada tanggal 23 februar 2013 saat musm ujan. Temperatur wet bulb selama satu ar berada pada temperatur 24 C sampa 25.8 C dmana temperatur wet bulb cenderung konstan pada jam ke-5 s/d ke-8
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7 No. 7 (2014) (pukul sampa pukul 15.00). Temperatur wet bulb yang konstan memberkan pengaru ar keluaran coolng tower. Dalam menganalsa grafk datas berbeda dengan knerja pada tanggal 1 Februar 2013 karena pada pukul terjad penurunan temperatur dar konds sebelumya. Seberapa tngg temperatur ar masukkan ke coolng tower arus mampu dturunkan sampa mendekat temperatur wet bulb lngkungan. Apabla semakn tngg temperatur ar nlet maka semakn besar kebutuan temperatur ambent renda untuk menurunkan temperatur masukkan. dry bulb 26.6 C laju panas total d dalam coolng tower kw mampu mendngnkan ar sampa temperatur 28 C. Namun ketka temperatur ar masuk sebesar 39 C temperatur dry bulb d temperatur 35.2 C sengga ar putnya 33 C dan laju alran panasnya kw. Untuk tu kalor yang mampu dbuang ke atmosfer juga dpengaru ole kemampuan udara untuk membuang panas melalu atas menara. Saat konds temperatur dry bulb terlalu tngg maka kerja laju perpndaan panas yang dbawa udara semakn kecl. Gambar 8. Valdas Data Hasl Pengukuran dengan Smulas Grafk 8 menunjukkan bawa data asl pengukuran dengan data asl smulas memlk nla yang sama anya ada sels sebesar 0.11 C. Nla devas dar pertungan menggunakan smulnk sebesar 0.33 %. Nla devas n berupa presentas dar sels antara nla smulas dengan nla pengukuran. Hasl smulas bsa menunjukkan dengan tepat knerja dar coolng tower pada setap jamnya yang dpengaru ole temperatur ambent untuk mendngnkan ar. B. Analsa Laju Panas d Coolng Tower Laju panas d dalam coolng tower terjad secara sensbel dan laten. Untuk menganalsa pengaru temperatur dry bulb udara ambent terarap laju alran panas yang terjad d dalam coolng tower. Gambar 10. Grafk Hubungan Laju Panas teradap Temperatur dry bulb dan Temperatur ar masuk Bulan Februar Grafk datas menggambarkan perubaan laju kalor pada bulan Februar. Laju alran panas d dalam coolng tower dpengaru ole besarnya temperatur ar masuk sedangkan pengaru temperatur dry bulb sangat kecl sekal pengarunya. Saat temperatur ar masuk 32 C temperatur dry bulb 25.5 dan laju panas sebesar kw. Laju alran panas yang terjad d coolng tower menngkat sebesar kw ketka temperatur ar masuk ke nak menjad 39 C. Sengga temperatur dry bulb udara luar mempengaru agar memaksmalkan besar kalor yang mampu d buang ke atmosfer melalu cerobong coolng tower. C. Efsens Coolng Tower Effsens coolng tower ddapatkan dar : T n T η = 100% T n Ta wb (2) Effsens merupakan knerja atau kemampuan coolng tower untuk menurunkan ar sampa dengan temperatur wet bulb atau 1 C datas temperatur wet bulb. Maka ddapatkan nla efsens coolng tower nduced draft tpe LBC W-300 Gambar 9. Grafk Hubungan Laju Panas teradap Temperatur Dry Bulb dan Temperatur Ar Masuk Bulan September Grafk datas menunjukkan pengaru temperatur ambent (dry bulb) teradap knerja coolng tower pada musm kemarau. Temperatur dry bulb mempengaru laju perpndaan panas secara sensble dan laten. Saat temperatur ar panas masuk ke coolng tower sebesar 36 C temperatur
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7 No. 7 (2014) Gambar 11. Grafk Efsens coolng tower bulan September ke dalam coolng tower. Menakkan kerja fan dar 1460 rpm menjad 1500 rpm berart menngkatkan knerja fan sebesar 2.8% sengga mampu menurunkan temperatur sebesar 2.8% dar knerja fan sebelumnya. Modfkas kecepatan fan sampa 1600 rpm akan menamba daya kebutuan lstrk yang besar. Saat kecepatan fan dnakkan lag menjad 1550 rpm daya yang dbutukan 7.96 artnya menngkat sebesar 6.5%. Penngktan kerja fan sebesar 6.5% mampu menurunkan temperatur ar coolng tower 2 C dar temperatur sebelum menggunakan knerja fan awal. Jka kerja fan dnakkan lag sebesar 9.6% dengan kecepatan putar 1600 rpm dan daya 8.22 kw maka knerja temperatur ar keluaran coolng tower turun 3 C dar knerja fan sebelumnya. Gambar 12. Grafk Efsens Coolng Tower Bulan Februar 2013 Grafk n menggambarkan perbedaan nla efsens coolng tower pada musm kemarau yang dwakl data bulan September dan musm ujan yang dwakl data bulan Februar. Efsens coolng tower pada bulan September berksar antara 45% sampa 73% sedangkan pada bulan Februar efsensnya antara 62% sampa 80%. Nla efsens coolng tower saat musm ujan leb bak dar pada musm kemarau. Hal n dakbatkan saat musm ujan coolng tower mampu mendngnkan ar sampa mendekat temperatur wet bulb. D. REKOMENDASI Pada konds saat kerja coolng tower kurang maksmal akbat temperatur ar yang masuk ke coolng tower tngg atau temperatur temperatur lngkungan yang tngg. Permasalaan tersebut membutukan solus untuk menngkatkan knerja coolng tower nduced draft LBC W-300. Hasl rekomendas pada tabel 1. Gambar 13. Hubungan Daya Fan dengan Kecepatan rpm Knerja coolng tower selama n dengan kecepatan 1460 rpm daya sebesar 7.5 kw. Perlu suatu modfkas antara menngkatkan knerja coolng tower dengan menngkatkan knerja fan atau mengurang laju alran massa ar yang masuk Gambar 14. Hubungan Laju Alran Massa Ar dengan Knerja Coolng Tower Grafk datas menggambarkan ubungan antara knerja coolng tower penurunan laju alran massa ar untuk menngkatkan knerja sstem. Grafk n menggambarkan data tabel 1 plan rekomendas knerja coolng tower. Tabel tersebut berfungs untuk mempermuda operator dalam menjalankan sstem operas coolng tower. Untuk menurunkan knerja coolng tower bsa dengan cara menurunkan laju alran massa ar yang masuk. Apabla penngkatan kerja fan dan penurunan laju massa ar yang masuk dlakukan secara bersamaan maka akan memaksmalkan knerja coolng tower nduced draft d PT. Toyota Motor Manufacturng Indonesa. Hasl rekomendas pada tabel 1 penngkatan knerja dengan cara menurunkan laju alran massa ar masuk menjad C kerja fan 1500 rpm daya 7.71 kw maka temperatur ar keluarannya 31.3 C turun 1.5 C dar konds sebelumnya. Rekomendas selanjutnya laju alran massa turun menjad C kerja fan 1550 rpm daya 7.96 kw maka temperatur put sebesar C. Knerja coolng tower semakn menngkat dar knerja sebelumnya. Mengatur knerja coolng tower dengan cara mengatur volume ar yang masuk agar tdak berleban mengukur konds temperatur udara sektar dan mengukur kerja fan supaya leb maksmal. Namun ada al yang perlu dpertmbangkan yatu jka menngkatkan daya fan maka konsums lstrk akan bertamba.
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7 No. 7 (2014) Tabel 1. Rekomendas Penngkatan Knerja Coolng Tower dengan Cara Menngkatkan Kecepatan Putaran Fan dan Menurunkan Laju Alran Massa Ar Varable Unt Case m dot ar kg/s Tn C Tan C Twb C fg kj/kg m dot evap kg/s n kj/kg kj/kg Rpm fan rpm Wfan kw T C Efsens % V. KESIMPULAN Berdasarkan asl analsa data pertungan dan smulas maka ddapatkan kesmpulan sebaga berkut : Tela dturunkan model matemats dar knerja coolng tower nduced draft LBC W-300 teradap pengaru temperatur lngkungan. Tela dnalsa knerja dar coolng tower nduced draft LBC W-300 dengan menggunakan metode kesetmbangan kalor dan massa. Knerja coolng tower dpengaru ole temperatur dry bulb dan wet bulb yang selalu berubauba. Knerja coolng tower yang optmal pada bulan September 2013 pukul sebesar C saat temperatur dry bulb 26.6 C. Pada musm ujan d bulan Februar 2013 temperatur ar keluaran pukul adala C saat dry bulb 25.5 C. Pada musm ujan knerja coolng tower leb optmal dbandngkan musm kemarau sengga saat temperatur dry bulb renda knerja coolng tower akan leb optmal. Knerja coolng tower nduced draft LBC W-300 dpengaru ole beberapa al yatu : temperatur dry bulb temperatur wet bulb temperatur ar masukkan/nlet laju alran ar yang masuk dan knerja fan. Efsens coolng tower pada musm kemarau sebesar 41% sampa 72% sedangkan pada musm ujan efsensnya antara 60% sampa 80%. Knerja coolng tower dapat dtngkatkan dengan cara menngkatkan kecepatan putaran fan sebesar 1550 rpm dan menurunkan laju alran massa ar menjad kg/s sengga daya fan dapat dtngkatkan sebesar 7.96 kw serta efsens coolng tower akan nak menjad 81.63%. UCAPAN TERIMA KASIH Terma kas kepada seluru dosen dan staff pengajar jurusan Teknk Fska yang tela memberkan lmunya kepada seluru Maasswa Teknk Fska atas bantuan kerjasamanya selama kula d jurusan Teknk Fska. DAFTAR PUSTAKA Amercan Socety of Heatng Refrgeraton and Ar Condtonng ASHRAE Handbook. Fourt edton. Braun J. E. et al Effectveness Models for Coolng Tower and Coolng Cols. ASHRAE Trans. 10 pp. Bureau of Energy Effcency Mnstry of Power Inda Coolng Towers. In : Energy Effcency n Electrcal Utltes. Capter 7 PG Ceremsnoff Ncolas.P and Ceremsnoff Paul.N Coolng Towers Slecton Desgn and Practse. Ann Arbor Scence. El Dessouky HTA Al-Haddad A Al-Jumayel F A Modfed Analyss Of Counter Flow Coolng Towers. ASME Heat Transf. 26 pp. IncroperaF.P.DewttD.P Fundamentals of Heat and Mass Transfer. 6 t ed. New York : Jon Wley and Sons nc. Irsand Analsa Unjuk Kerja Coolng Tower Unt 5 d PLTP PT X.Teknk Mesn Fakultas Teknk Industr Unverstas Jayabaya. Jaber H Webb RL Desgn of coolng towers by effectveness-ntu metod. ASME J Heat Transf. 43 pp. JameelU. M.Y and Syed M.Z Performance Caracterstcs of Counter Flow Wet Coolng Towers. Energy Converson and Management. 19 pp. KLM Tecnology Group Coolng Tower Selecton and Szng. Engneerng Desgn Gudelne. Page Mcael J.Moran Howard N.Sapro Termodnamka Teknk. Erlangga : Jakarta. Ncolas. P.C. and Paul.N.C Coolng Tower Selecton Desgn and Practce. Ann Arbor Scence : Amerka. XaoL.Y.L and J.E.Seem Dynamc Modelng of Mecancal Draft Counter-Flow Wet Coolng Tower wt Modelca. Internatonal Refrgeraton and Ar Condtonng Conference. 8 pp. Ylmaz Alper Analytcal Calculaton Of Wet Coolng Tower Performance Wt Large Coolng Ranges. J of Termal Scence and Tecnology. 11 pp.
7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7 No. 7 (2014) 1-6 7
ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI
TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Penelitian
A VIII PENUTUP 8.. Kesmpulan Peneltan Dalam peneltan yang tela dlakukan, dperole nformas knerja transms dan spektrum gelombang serta stabltas terumbu ottle Reef TM sebaga peredam gelombang ambang terbenam
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciEksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi
1 Eksstens Bfurkas Mundur pada Model Penyebaran Penyakt Menular dengan Vaksnas Intan Putr Lestar, Drs. M. Setjo Wnarko, M.S Jurusan Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Insttut Teknolog
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciIntegrasi. Metode Integra. al Reimann
Integras Metode Integra al Remann Metode Integral Trapezoda Metode Integra al Smpson Permasalaan Integras Pertungan ntegral adala pertungan dasar yang dgunakan dalam kalkulus, dalam banyak keperluan. Integral
Lebih terperinciPERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT
BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com
Lebih terperinciHukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1
ERMODINAMIKA Hukum ermodnamka ke-0 Hukum ermodnamka ke-1 Hukum ermodnamka k ke-2 Mesn Kalor Prnsp Carnot & Mesn Carnot FI-1101: ermodnamka, Hal 1 Kesetmbangan ermal & Hukum ermodnamka ke-0 Jka dua buah
Lebih terperinciU JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK
Jurusan Teknk Spl dan Lngkungan FT UGM U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK SABTU, JULI OPEN BOOK WAKTU MENIT PETUNJUK ) Saudara bole menggunakan komputer untuk mengerjakan soal- soal ujan n. Tabel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 004 Yogyakarta, 19 Jun 004 Aplkas Pemrograman Komputer Dalam Bdang Teknk Kma Arf Hdayat Program Stud Teknk Kma Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Islam Indonesa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciSTUDI TERMAL HIDRAULIC DESAIN PWR BERDAYA KECIL BERUMUR PANJANG DENGAN BAHAN BAKAR (TH,U)O 2 ABSTRAK. Topan Setiadipura, Arya Adhyaksa Waskita *
Rsala Lokakarya Komputas dalam Sans dan Teknolog Nuklr XVII, Agustus 2006 (39-49) STUDI TERMAL HIDRAULIC DESAIN PWR BERDAYA KECIL BERUMUR PANJANG DENGAN BAHAN BAKAR (TH,U)O 2 ABSTRAK Topan Setadpura, Arya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA SOLAR KOLEKTOR TIPE PLAT DATAR
PENGARUH SUDU PENYINARAN DAN LAJU ALIRAN ERHADAP EFISIENSI ERMAL PADA SOLAR KOLEKOR IPE PLA DAAR ulus B. Storus, Hmsar Ambarta, Mulf Hazw, ekad Stepu Departemen eknk Mesn Fakultas eknk USU Jl Almamater,
Lebih terperinciIV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa
Lebih terperinciSolusi Termodinamika Bab VIII
Solus ermodnamka Bab VIII 8. Art Proses, proses kuasstatk, dspas kalor dan sat proses reversbel: a. Art Proses dan Proses Kuasstatk Proses: Perubahan koordnat dar suatu sstem Proses Kuasstatk: Perubahan
Lebih terperinciPENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,
Lebih terperinciANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT01 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK
25 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 3, Juni 207 ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT0 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK Hutriadi Pratama Siallagan Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan
Lebih terperinciKAJIAN TERBENTUKNYA GELEMBUNG UAP PADA PIPA-PIPA EVAPORATOR KETEL PIPA AIR
KAJIAN TERBENTUKNYA GELEMBUNG UAP PAA PIPA-PIPA EVAPORATOR KETEL PIPA AIR Tekad Stepu Sta Pengajar epartemen Teknk Mesn Fakultas Teknk Unverstas Sumatera Utara Abstrak Proses pembentukan uap pada ppa evaporator
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA SISTEM THERMAL
MODEL MATEMATIA SISTEM THERMAL PENGANTAR Sstem thermal merupakan sstem yang melbatkan pemndahan panas dar bahan yang satu ke bahan yang lan. Sstem thermal dapat danalsa dalam bentuk tahanan dan kapastans,
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Kerangka Teor Teor-teor ang berkatan dengan pembuatan skrps n dantarana adala teor tentang valuta ag (valas) dan penebab terjadna nla valas tu beruba-uba (berfluktuas). Dpaparkan juga
Lebih terperinciAnalisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank
ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciMENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK
Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran
III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada
Lebih terperinciPerhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation
PROSEDING SEINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS, JUNI 2012 1 Perhtungan Crtcal Clearng Tme dengan enggunakan etode Tme Doman Smulaton Surya Atmaja, Dr. Eng. Ardyono Pryad, ST,.Eng, Ir.Teguh Yuwono
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER
BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KAJIAN TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN BENSOL SEBAGAI BAHAN BAKAR MOTOR EMPAT LANGKAH 105 CC DENGAN VARIASI CDI TIPE STANDAR DAN RACING
TUGAS AKHIR KAJIAN TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN BENSOL SEBAGAI BAHAN BAKAR MOTOR EMPAT LANGKAH 105 CC DENGAN VARIASI CDI TIPE STANDAR DAN RACING Dajukan guna memenuh persyaratan untuk mencapa derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciImplementasi Simulasi Sistem untuk Optimasi Proses Produksi pada Perusahaan Pengalengan Ikan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-236 Implementas Smulas Sstem untuk Optmas Proses Produks pada Perusahaan Pengalengan Ikan Fenk Sugarto dan Joko Lanto Bulal Jurusan Teknk Informatka,
Lebih terperinciPerbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama untuk Mengatasi Multikolinearitas
Statstka, Vol. No., 33 4 Me 0 Perbandngan Metode Partal Least Square (PLS) dengan Regres Komponen Utama untuk Mengatas Multkolneartas Nurasana, Muammad Subanto, Rka Ftran Jurusan Matematka FMIPA UNSYIAH
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciJurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 2, No. 4, Tahun 2014 Online:
Onlne: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/jtm PEMBUATAN MODEL DAN SIMULASI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL DENGAN SUDUT BLADE PITCH AKTIF *Nurmnda Eka Indra Pramana 1, Joga Dharma Setawan 2,Eflta Yohana
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN. Mojokerto pada kelas IX-A yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini dilaksanakan
57 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN A. Deskrps Pelaksanaan Peneltan Kegatan peneltan n tela dlaksanakan ole penelt d MTs Neger Mojokerto pada kelas IX-A yang berjumla 34 sswa. Peneltan n dlaksanakan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH PANAS BALIK (BACKWARD HEAT PROBLEM)
PENYELESAIAN MASALAH PANAS BALIK (BACKWARD HEAT PROBLEM) Rcha Agustnngsh, Drs. Lukman Hanaf, M.Sc. Jurusan Matematka, Fakultas MIPA, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciRegistrasi Point Cloud Objek Berkontur Menggunakan Metode Red Green Blue Color Iterative Closest Point
Regstras Pont Cloud Objek Berkontur Menggunakan Metode Red Green Blue Color Iteratve Closest Pont Yoedo Ageng Suryo 1, Eko Mulyanto 2, Amad Zan 3, I Ketut Eddy Purnama 4 Jurusan Teknk Elektro Insttut Teknolog
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciPreferensi untuk alternatif A i diberikan
Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang
Lebih terperinciDesainKontrolFuzzy BerbasisPerformansiH dengan Batasan Input-Output untuk Sistem Pendulum-Kereta
ugasakhr E 91399 DesanKontrolFuzzy BerbassPerformansH dengan Batasan Input-Output untuk Sstem Pendulum-Kereta to Febraranto (8116) Dosen Pembmbng: Prof. Dr. Ir. Achmad Jazde, M.Eng. Jurusan eknk Elektro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP. Abstrak
OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan 1 1 *Emal: reza.fauzan@gmal.com Abstrak Peneltan tentang penngkatan jumlah produks mnyak yang dperoleh dar sumur produks
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus
Lebih terperinciPage 1
Image Recognton Tresold Sebelum melangka pada proses pendeteksan ss terleb daulu ctra duba ke dalam ctra yang anya terdr dar dua warna saa yatu warna tam yang menampakkan ss obek dan yang lannya akan dbuat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan
Lebih terperinciOPTIMASI HARDNESS, TENSILE STRENGTH DAN ELONGATION PADA PRODUK LADDER DENGAN METODE MULTI RESPONSE SURFACE
Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog II Program Stud MMT-ITS, Surabaya 30 Jul 2005 OPTIMASI HARDNESS, TENSILE STRENGTH DAN ELONGATION PADA PRODUK LADDER DENGAN METODE MULTI RESPONSE SURFACE Eduward
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. George Boole dalam An Investigation of the Laws of Thought pada tahun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aljabar Boolean Barnett (2011) menyatakan bahwa Aljabar Boolean dpublkaskan oleh George Boole dalam An Investgaton of the Laws of Thought pada tahun 1954. Dalam karya n, Boole
Lebih terperinciUNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLlM
UNSUR-UNSUR CUACA DAN KLlM HANDOKO Jurusan Geofska dan Meteorolog, FMlPA PB Cuaca adalah gambaran konds atmosfer jangka pendek (kurang dar 24 jam) pada suatu lokas tertentu. Pernyataan sepert "har n d
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI
ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5
33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA
ANALISA LAJU PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PERALATAN DESTILASI MINYAK ATSIRI ANTARA MENGGUNAKAN PIPA STAINLESS STEEL, PIPA ALUMUNIUM DAN PIPA TEMBAGA Tugas Akr n Dsusun Sebaga Sala Satu Persyaratan
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat
BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)
PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013
Lebih terperinciPengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804
Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Lstrk Berbass Lm-35 Dan Sstem Akuss Data Adc-0804 Ummu Kalsum Unverstas Sulawes Barat e-mal: Ummu.kalsum@unsulbar.ac.d Abstrak Peneltan n merupakan pengukuran laju temperatur
Lebih terperinci