Implementasi Simulasi Sistem untuk Optimasi Proses Produksi pada Perusahaan Pengalengan Ikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Implementasi Simulasi Sistem untuk Optimasi Proses Produksi pada Perusahaan Pengalengan Ikan"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-236 Implementas Smulas Sstem untuk Optmas Proses Produks pada Perusahaan Pengalengan Ikan Fenk Sugarto dan Joko Lanto Bulal Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Informas, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya E-mal: Abstrak Proses produks d perusahaan pengalengan kan merupakan suatu sstem yang kompleks dan terdr dar banyak proses yang berjalan secara berurutan. Beberapa proses dantaranya melbatkan proses dengan mesn dan manusa yang memlk ketdakpastan waktu pengerjaan. Skala produks yang besar membuat uj coba rl untuk mendapatkan optmas dar sstem tdak efektf untuk dlakukan karena membutuhkan waktu yang lama dan baya yang besar. Dengan menggunakan smulas, peneltan n bertujuan membuat model yang dapat merepresentaskan sstem tersebut serta membuat sstem alternatf yang menngkatkan optmas dar sstem lama. Setelah model terbentuk, dlakukan verfkas dan valdas untuk meyaknkan bahwa model berjalan dengan benar dan dapat merepresentaskan proses rl dengan tepat. Model dverfkas dan dvaldas dsmulaskan dalam rentang waktu tertentu sehngga dapat danalss haslnya untuk membuat sstem-sstem alternatf yang bertujuan untuk mengoptmalkan knerja sstem tersebut. Hasl yang dperoleh dar peneltan n adalah adanya analss terhadap knerja sstem serta kemudan dbuat 3 buah sstem alternatf yang dapat menngkatkan knerja dar sstem lama. Perbakan tersebut dperoleh dar sstem-sstem alternatf yang dbuat melalu smulas sebaga hasl dar proses optmas dar sstem yang lama.. Kata Kunc smulas sstem, model, verfkas dan valdas, perbakan knerja sstem, perusahaan pengalengan kan I. PENDAHULUAN emodelan adalah cara untuk mengembangkan representas Psederhana dar sstem yang kompleks dengan tujuan untuk menyedakan predks dar ukuran performa sstem. Representas sederhana tersebut dnamakan model. Sebuah model drancang untuk menangkap aspek perlaku tertentu dar sstem yang dmodelkan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dan dapat melhat ke dalam s perlaku sstem tersebut. Pemodelan menyangkut hal abstraks dan smplfkas [1]. Langkah-langkah dalam membangun model smulas adalah sebaga berkut [1]: 1. Menganalss masalah dan mengumpulkan nformas 2. Mengumpulkan data 3. Membangun model 4. Melakukan verfkas model 5. Melakukan valdas model 6. Mendesan dan membuat skenaro smulas 7. Melakukan analss output 8. Membuat rekomendas akhr Peneltan n melaporkan hasl pembuatan model smulas yang dapat merepresentaskan sstem nyata dar suatu perusahaan pengalengan kan untuk kemudan dbuatkan sstem alternatf yang mampu menngkatkan knerja sstem nyata tersebut. Sstem nyata sendr yang akan dmodelkan terdr dar proses thawng, cuttng, cookng, showerng, coolng, dan pre-cleanng. Thawng merupakan proses pencaran kan beku yang d ambl dar gudang pendngn. Cuttng adalah proses pemotongan kan dengan mengeluarkan tulang punggung dar kan. Setelah tu kan masuk ke proses cookng, yatu proses memasak kan melalu mesn cooker. Setelah selesa dmasak, kan melalu tahap showerng d mana kan ddngnkan dengan dsram oleh ar dar shower serta proses coolng, yatu proses pendngnan lebh lanjut dengan cara mendamkan kan dalam suatu ruangan sampa ar dalam kan tersebut kerng. Proses terakhr adalah precleanng, proses d mana d mana kan dbershkan dar kult, tulang dan organ-organ dalamnya. Peneltan n bertujuan untuk membuat model smulas dar proses produks pada perusahaan pengalengan kan, mensmulaskan dengan sejumlah sstem alternatf, menganalss haslnya, dan menentukan sstem alternatf yang terbak. II. METODE A. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Langkah awal dalam peneltan n adalah mengumpulkan data waktu proses produks dar perusahaan yang mencakup waktu d mana enttas mula memasuk suatu proses, waktu d mana enttas mennggalkan suatu proses dan duras lamanya enttas berada dalam suatu proses. Selan data tersebut juga dperlukan data tentang karakterstk tap proses dalam sstem, melput kapastas resources tap proses dan penjadwalan setap proses sehngga model smulas yang dbuat dapat merepresentaskan proses-proses tersebut secara tepat. Data yang ddapat dar perusahaan merupakan data produks selama bulan Nopember dan Desember Data tersebut tdak semuanya dbutuhkan untuk smulas sehngga dplh data mana saja yang dperlukan dan data mana yang tdak. Data yang dperlukan adalah data waktu proses produks sepert yang telah djelaskan d atas. Langkah selanjutnya adalah mengelmnas data-data yang bermasalah, yatu data-data yang mengandung kesalahan pencatatan waktu msalnya data duras waktu yang bernla negatf. Data-data

2 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-237 yang telah terkumpul kemudan dkelompokkan berdasarkan jens dan ukuran kan. Dalam peneltan n, kan yang dtelt adalah kan jens Skpjack (dsngkat dengan SJ) dengan 7 jens ukuran, yatu mula dar yang terbesar sampa yang terkecl adalah SJL3, SJL2, SJL1, SJM, SJS, SJSS, dan SJSSS. Data dar ketujuh jens kan SJ kemudan drekaptulas untuk mendapatkan nla nput bag model. Nla nput yang dmaksud berupa dstrbus data dar duras tap proses, data duras delay (waktu tunda) antar proses dan dstrbus penduplkasan kan pada proses pre-cleanng (keranjang besar yang bers kan dpecah menjad keranjang-keranjang yang lebh kecl untuk dproses secara paralel). Nla data tersebut kemudan dolah dengan nput analyzer dar Arena untuk mendapatkan nla dstrbusnya. Potongan tabel yang menunjukkan hasl dstrbus dar tap proses pada semua jens kan dapat dlhat pada Tabel 1. B. Tahap Perancangan Model Smulas Model smulas drancang sesua dengan karakterstk dar sstem nyata d mana kapastas resources dan penjadwalan tap proses dsesuakan dengan sstem nyata. Duras tap proses dan delay antar proses juga mengkut dstrbus data yang dambl dar sstem nyata. Sedangkan kedatangan enttas dsesuakan dengan waktu kedatangan enttas pada sstem nyata. Tamplan model smulas secara keseluruhan dapat dlhat pada Gambar 1 d bawah n. Jens Ikan SJSSS SJSS SJS Gambar 1. Tamplan Model Smulas Secara Keseluruhan Tabel 1. Nla dstrbus duras proses dan delay dalam model smulas Jens Duras Dstrbus Duras Thawng POIS(148) Delay Tha-Cut * BETA(0.699, 2.33) Cuttng ERLA(9.47, 2) Delay Cut-Cook LOGN(155, 603) Cookng TRIA(44.5, 60, 70.5) Showerng * BETA(2.88, 1.51) Coolng 120 Delay Cool-Pcl NORM(275, 124) Pemsahan Pcl DISC( , 1, , 2, , 3, , 4, , 5, , 6, , 7, 1.0, 8) Pre-cleanng 6 + LOGN(107, 104) Thawng NORM(149, 14.9) Pre-cleanng LOGN(107, 77.9) Thawng NORM(152, 14.2) Pre-cleanng LOGN(109, 70.8) SJM SJL1 SJL2 SJL3 Thawng 10 + WEIB(193, 12.6) Pre-cleanng 3 + LOGN(106, 64.4) Thawng WEIB(90.1, 4.9) Pre-cleanng LOGN(103, 62.2) Thawng * BETA(4.78, 0.292) Pre-cleanng 16 + LOGN(84.1, 72.2) Thawng * BETA(0.863, 0.182) Pre-cleanng 15 + GAMM(37, 2.49) C. Tahap Verfkas Model Smulas Verfkas adalah proses untuk memastkan apakah model smulas berjalan sesua dengan yang dharapkan dan dlakukan untuk memastkan bahwa model bebas dar error dan berjalan sesua dengan konsep yang dngnkan [2]. Verfkas pada peneltan n dlakukan dengan memastkan bahwa model smulas berjalan sesua dengan yang dharapkan. Untuk tu perlu dlakukan uj statstka untuk mengetahu apakah komponen-komponen dalam model sudah berjalan sesua dengan konsep yang dngnkan. Hal yang akan duj dalam verfkas n adalah waktu d mana enttas keluar dar proses yang ada d dalam model apakah sama secara sgnfkan dengan waktu yang tercatat dar sstem nyata. Uj verfkas n dlakukan dengan uj-t 2-sample. Uj-t 2 sample dgunakan untuk melakukan uj hpotess dan menghtung nla confdence nterval dar perbedaan antara dua nla rata-rata populas d mana standar devas dar populas tersebut ( ') tdak dketahu. Hpotess yang akan dpaka untuk uj-t 2-sample pada peneltan n adalah: H 0 : 1 = 0 (1) H 1 : 1-0 (2) dengan H 0 adalah hpotess null, H 1 adalah hpotess alternatf, 1 merupakan nla rata-rata populas pertama, 2 merupakan nla rata-rata populas kedua dan 0 adalah perbedaan nla rata-rata antara dua populas yang duj [3]. Pengujan n dlakukan dengan bantuan perangkat lunak Mntab. Nla convdence nterval (α) yang dgunakan adalah 0,05, jka pada hasl uj-t 2-samples nla P-Value > nla α maka H 0 dterma artnya data secara sgnfkan sama dan sebalknya. Hasl rekaptulas dar verfkas dapat dlhat pada Tabel 2. Dar tabel tersebut terlhat bahwa seluruh nla P- Value > nla α maka model dnyatakan telah terverfkas dengan bak. Uj verfkas dlakukan terhadap 3 har smulas yang dplh dengan menguj 4 proses, yatu thawng, cuttng, showerng dan coolng. Tabel 2. Hasl verfkas model smulas Jens Ikan Proses 7 Nopember 11 Nopember 5 Desember Thawng 0,553 0,055 0,451 SJSSS Cuttng 0,580 0,296 0,477 Showerng 0,491 0,545 0,126 Coolng 0,491 0,545 0,126 Thawng 0,813 0,254 0,277 SJSS Cuttng 0,562 0,063 0,114 Showerng 0,068 0,564 0,053 Coolng 0,068 0,564 0,053

3 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-238 Thawng 0,784 0,883 0,905 SJS Cuttng 0,457 0,620 0,859 Showerng 0,204 0,641 0,142 Coolng 0,204 0,641 0,142 Thawng 0,985 0,071 0,957 SJM Cuttng 0,226 0,290 0,980 Showerng 0,194 0,366 0,475 Coolng 0,194 0,366 0,475 Thawng 0,780 0,120 0,472 SJL1 Cuttng 0,131 0,129 0,128 Showerng 0,136 0,065 0,234 Coolng 0,136 0,065 0,234 Thawng 0,536 0,117 0,229 SJL2 Cuttng 0,499 0,058 0,149 Showerng - 0,077 0,358 Coolng - 0,162 0,855 Thawng 0,089 0,277 0,350 SJL3 Cuttng 0,151 0,366 0,696 Showerng 0,082 0,255 0,226 Coolng 0,570 0,349 0,650 Keterangan: jumlah kan SJL2 pada tanggal 7 Nopember yang dproduks kurang dar 5 buah sehngga memenuh kuota mnmal untuk batch cookng jad tdak sampa melalu proses cookng, showerng, coolng, dan precleanng. D. Tahap Valdas Model Smulas Valdas model adalah proses menentukan apakah model smulas yang dbuat dapat merepresentaskan sstem nyata dengan tepat [3]. Proses valdas yang akan dlakukan pada model adalah membandngkan data waktu enttas keluar dar sstem pada model dengan data waktu enttas keluar dar sstem pada sstem nyata. Pembandngan tu dlakukan dengan menguj tngkat sgnfkans kemrpan dua data waktu tersebut dengan uj-t 2-sample sepert pada proses verfkas. Dar hasl uj stattstka tersebut ddapat hasl sepert pada Tabel 3. Tabel 3. Hasl verfkas model smulas Sstem Nyata Model Smulas Jens Ikan Jumlah Jumlah P-Value Mean Mean Output Output SJSSS ,038 SJSS ,000 SJS ,000 SJM ,000 SJL ,000 SJL ,491 SJL ,000 Dar hasl valdas d atas maka model hanya dnyatakan vald (P-Value > 0,05) hanya pada kan jens SJL2 saja. Alasan mengapa model tdak tervaldas dengan bak adalah karena proses pre-cleanng yang tdak dapat drepresentaskan dengan sempurna oleh model. Jumlah duplkas pada proses n dbuat dengan dsrbus probabltas dskrt karena tdak memlk pola tertentu (sfatnya kondsonal). Hal n dapat dbuktkan dengan melhat hasl valdas d mana jumlah output data asl jauh berbeda dengan jumlah output data dar model dkarenakan jumlah duplkas yang tdak terrepresentas dengan bak. Perbedaan yang cukup tngg nlah yang membuat model menjad tdak tervaldas dengan bak. III. UJI COBA DAN ANALISIS HASIL SIMULASI A. Penentuan Jumlah Replkas Untuk mengurang varans maka smulas harus dlakukan sebanyak n kal replkas. Untuk mendapatkan nla n maka perlu dlakukan replas awal n 0 yatu sebanyak 10 kal replkas. Hasl dar 10 replkas tersebut terdapat dalam Tabel 4. Kolom n menunjukkan replkas ke-n. Selanjutnya untuk mendapatkan nla n (n replkas yang dbutuhkan) maka dlakukan perhtungan sebaga berkut: n = 10 (replkas awal) n-1 = 9 α = , /2 = 9, 0,025 = 2,26 Tabel 4. Hasl replkas awal (n=10) n SJSSS SJSS SJS SJM SJL1 SJL2 SJL3 TOTAL Rata rata 9378,2 Standar Devas (s) 144,70 Varans Nla Half Wdth dhtung dengan rumus [2]: Half Wdth = = 103,41812 Dar perhtungan d atas d dapat nla half wdth sebesar 103,41812 atau jka dhtung prosentase error terhadap ratarata dar data adalah sebesar: 103,41812/rata-rata x 100% = 103,41812/9378,2 x 100 % = 1,1% Jad nla error terhadap rata-rata data sebesar 1,1%. Nla error n tentunya harus dperkecl. Penuls memutuskan untuk memperkecl nla error tersebut hngga menjad 0,8% sehngga nla half wdth yang dngnkan menjad: 9378,2 x 0,008 = 75,256. Jad, nla half wdth baru yang dngnkan adalah 75,256. Selanjutnya menghtung nla n yatu nla replkas baru yang dbutuhkan dengan menggunakan nla half wdth baru yang ddapat dar perhtungan sebelumnya dengan menggunakan rumus [2]: n = (4) = = 14, 2 = 14 (3)

4 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-239 Jad jumlah replkas yang dbutuhkan adalah sejumlah 14 kal replkas. B. Evaluas Sstem yang Dgunakan Saat In Model djalankan dengan replkas sejumlah 14 kal dan dalam rentang waktu 51 har (sesua dengan total har kerja smulas). Dar hasl smulas akan devaluas utltas dar masng-masng resources dar tap proses. Utltas memlk nla dalam rentang mnmum 0 sampa maksmum 1. Utltas bernla 0 artnya resources tdak bekerja sama sekal dalam sstem. Sebalknya utltas bernla 1 berart utltas bekerja terus menerus tanpa berhent selama smulas. Utltas yang bak adalah utltas yang berada dalam rentang 0,5 sampa 0,7. Jka suatu proses memlk utltas resources rendah (kurang dar 0,5) berart resources pada proses tersebut lebh banyak menganggur darpada bekerja sehngga perlu dkurang jumlahnya agar nla utltasnya akan menngkat. Sebalknya, jka suatu proses memlk utltas resources tngg (lebh dar 0,7) berart resources pada proses tersebut terlalu sbuk sehngga jumlah nya harus dtambah agar nla utltasnya akan menurun. Hasl evaluas utltas resources dapat dlhat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasl evaluas sstem nyata Resources Ratarata Thawng 0,23 Cuttng 0,38 Cookng 0,11 Showerng 0,08 Coolng 0,05 PCL 0,74 Dar Tabel 5. dapat danalss utltas resources-resources yang dgunakan sstem nyata, mula dar thawng sampa precleanng. Rata-rata utltas resources thawng adalah 0,23. Utltas n mash terlalu kecl artnya resources lebh banyak menganggur darpada bekerja. Resources thawng berupa suatu ruangan yang mampu menampung maksmal 138 buah enttas sekalgus. Untuk menngkatkan nla utltas resources thawng maka kapastas maksmum ruangan tersebut perlu dkurang sehngga ssa ruangan yang tdak terpaka bsa dgunakan untuk keperluan lan. Berkutnya adalah utltas resources cuttng. Rata-rata utltas n adalah 0,38. Nla utltas n mash harus dtngkatkan. Resources cuttng berupa ruangan yang d dalamnya terdapat 3 lajur yang mampu menangan masngmasng 1 enttas secara bersamaan. Untuk dapat menngkatkan utltasnya maka jumlah lajur dalam proses cuttng perlu dkurang. Pada resources cookng, nla utltasnya adalah 0,11 dan nla n sangat rendah yang artnya mesn-mesn cooker sebaga resources cookng yang jumlahnya ada 10 lebh banyak menganggur darpada dgunakan. Jumlah mesn cooker perlu dkurang untuk dapat menngkatkan utltas resources cookng. Rata-rata utltas resources showerng adalah 0,08. Tentu saja nla utltas n sangat rendah namun mengngat resources showerng hanya berupa ruangan untuk mendngnkan kan (dengan alran ar dar shower) yang baru selesa dmasak maka penuls beranggapan resources n tdak perlu dubah karena tdak terlalu berpengaruh dan memakan cost yang tngg. Untuk resources coolng, nla rata-rata utltasnya adalah 0,05. Sama sepert resources showerng, nla utltas pada resources coolng sangat rendah namun juga mengngat bahwa resources n hanya sebaga tempat untuk mendngnkan kan yang telah dmasak dan d-shower maka penuls berasums tdak perlu dlakukan optmas pada resources n. Terakhr, rata-rata utltas resources pre-cleanng adalah 0,74. Nla rata-rata resources pre-cleanng terlalu tngg yang artnya resource tersebut terlalu sbuk dgunakan. Perlu dadakan penambahan jumlah resources untuk menurunkan nla utltas yang terlalu tngg n. Resources dalam proses n adalah berupa set yang terdr dar 16 buah lajur yang bekerja secara paralel. Jumlah lajur n perlu dtambah untuk mengurang tnggnya nla utltas. IV. PERANCANGAN DAN ANALISIS SISTEM ALTERNATIF A. Sstem Alternatf Pertama Pada sstem alternatf pertama penuls akan melakukan perubahan berupa: 1. Mengurang kapastas resources proses thawng menjad 3/4 nya sehngga kapasstas yang baru adalah ruangan untuk proses thawng hanya mampu menampung enttas sebanyak 104 buah enttas. 2. Mengurang lajur dalam proses cuttng menjad hanya 2 buah lajur saja. 3. Mengurang jumlah mesn cooker dalam proses cookng menjad 8 buah. 4. Menambah lajur untuk proses pre-cleanng menjad 20 buah lajur. B. Sstem Alternatf Kedua Pada sstem alternatf kedua penuls akan melakukan perubahan berupa: 1. Mengurang kapastas resources proses thawng menjad 2/3 nya sehngga kapasstas yang baru adalah ruangan untuk proses thawng hanya mampu menampung enttas sebanyak 92 buah enttas. 2. Mengurang lajur dalam proses cuttng menjad hanya 2 buah lajur saja. 3. Mengurang jumlah mesn cooker dalam proses cookng menjad 7 buah. 4. Menambah lajur untuk proses pre-cleanng menjad 26 buah lajur. C. Sstem Alternatf Ketga Pada sstem alternatf ketga penuls akan melakukan perubahan berupa: 1. Mengurang kapastas resources proses thawng menjad 1/2 nya sehngga kapasstas yang baru adalah ruangan untuk proses thawng hanya mampu menampung enttas sebanyak 69 buah enttas. 2. Mengurang lajur dalam proses cuttng menjad hanya 1

5 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-240 buah lajur saja. 3. Mengurang jumlah mesn cooker dalam proses cookng menjad 5 buah. 4. Menambah lajur untuk proses pre-cleanng menjad 32 buah lajur. D. Hasl Uj Coba Sstem Alternatf Evaluas sstem alternatf akan dlakukan dengan perbandngan utltas pada empat resources yang telah dmodfkas, yatu resources thawng, resources cuttng, resources cookng, dan resources pre-cleanng yang haslnya dapat dlhat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasl evaluas rata-rata utltas resources sstem alternatf Resources Sstem Sstem Sstem Sstem Nyata Alternatf 1 Alternatf 2 Alternatf 3 Thawng 0,2353 0,2658 0,2796 0,3249 Cuttng 0,3867 0,5766 0,5773 0,7562 Cookng 0,1121 0,1411 0,1594 0,1615 Pre-Cleanng 0,7388 0,7415 0,7357 0,7278 E. Analss Hasl Uj Coba Sstem Alternatf Hasl evaluas dar sstem alternatf pertama yatu: 1. Utltas resources thawng menngkat dar 0,2353 menjad 0,2658 atau sebesar 12,96%. 2. Utltas resources cuttng menngkat dar 0,3867 menjad 0,5766 atau sebesar 49,11%. 3. Utltas resources cookng menngkat dar 0,1121 menjad 0,1411 atau sebesar 25,87%. 4. Utltas resources pre-cleanng menngkat dar 0,7388 menjad 0,7415 atau sebesar 0,36%. Hasl evaluas dar sstem alternatf kedua yatu: 1. Utltas resources thawng menngkat dar 0,2353 menjad 0,2796 atau sebesar 18,83%. 2. Utltas resources cuttng menngkat dar 0,3867 menjad 0,5773 atau sebesar 49,29%. 3. Utltas resources cookng menngkat dar 0,1121 menjad 0,1594 atau sebesar 42,19%. 4. Utltas resources pre-cleanng menurun dar 0,7388 menjad 0,7357 atau sebesar 0,42%. Hasl evaluas dar sstem alternatf ketga yatu: 1. Utltas resources thawng menngkat dar 0,2353 menjad 0,3249 atau sebesar 38,08%. 2. Utltas resources cuttng menngkat dar 0,3867 menjad 0,7562 atau sebesar 95,52%. 3. Utltas resources cookng menngkat dar 0,1121 menjad 0,1615 atau sebesar 44,07%. 4. Utltas resources pre-cleanng menurun dar 0,7388 enjad 0,7278 atau sebesar 1,49%. F. Analss Waktu Tunggu Antran Selan menganalss utltas, waktu tunggu antran juga perlu danalss untuk mengetahu seberapa lama enttas harus menunggu sebelum masuk ke dalam suatu proses dalam sstem. Tabel 7. menunjukkan perbandngan rata-rata waktu tunggu antran (dalam ment) dar sstem asl dan ketga sstem alternatf. Tabel 7. Rata-rata waktu tunggu antran Proses Sstem Asl Sstem Alternatf 1 Sstem Alternatf 2 Sstem Alternatf 3 Thawng 81,692 83,230 82,603 88,909 Cuttng 136, , , ,336 Cookng 3,825 3,585 3,655 4,390 Pre-Cleanng 20961, , ,79 788,13 Dar Tabel 7. dapat dlhat bahwa Rata-rata waktu tunggu antran proses cuttng menngkat sejauh 290,78% pada sstem alternatf pertama, menngkat sebesar 297,18% pada sstem alternatf kedua, dan 6135,62% pada sstem alternatf ketga. Hal n dakbatkan jumlah lajur untuk proses cuttng yang dkurang sehngga waktu antran menngkat sangat drasts. Sebalknya, rata-rata waktu tunggu antran pada proses precleanng menurun sebesar 17,76% pada sstem alternatf pertama, menurun sebesar 37,03% pada sstem alternatf kedua, dan menurun drasts sebesar 96,24% pada sstem alternatf kedua. Hal n dkarenakan jumlah lajur pada proses pre-cleanng dtambah sehngga rata-rata waktu antrannya berkurang. G. Penentuan Sstem Alternatf Terbak Penentuan sstem alternatf terbak dlakukan dengan uj statstka yatu uj pared t d mana akan dbandngkan sstem alternatf mana yang merupakan sstem alternatf terbak. Untuk = 0, 1, 2, 3, nla X 1, X 2,... adalah nla utltas sstem ke-, dan untuk n 1 = n 2 = n dapat dpasangkan nla X j dengan X 2j untuk mendapatkan nla Z j = X 1j -X 2j, untuk j = 1, 2,..., n. Selanjutnya ddapat nla [4]: kemudan akan ddapat pendekatan nterval 100(1-α) persen confdence nterval sebaga berkut: Msal danggap sstem nyata sebaga sstem 1, sstem alternatf pertama sebaga sstem 2, sstem alternatf kedua sebaga sstem 3, dan sstem alternatf ketga sebaga sstem 4 maka dapat dlakukan analss untuk membandngkan ketga sstem alternatf terhadap sstem nyata pada masng-masng utltas proses thawng, cutng, cookng, dan showerng sepert tampak pada Tabel 8., Tabel 9., Tabel 10., dan Tabel 11. dengan menggunakan nla confdence nterval sebesar 95 persen. Tabel 8. Perbandngan Utltas Resources Thawng dengan Uj Pared-t , ,00636 (0,02732; 0,03368) 3 0, ,00706 (0,04077; 0,04783) 4 0, ,00862 (0,08533; 0,09395) Tabel 9. Perbandngan Utltas Resources Cuttng dengan Uj Pared-t , ,00753 (0,18606; 0,19359) (5) (6) (7)

6 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A , ,00946 (0,18579; 0,19525) 4 0, ,0056 (0,36671; 0,37231) Tabel 10. Perbandngan Utltas Resources Cookng dengan Uj Pared-t , ,00583 (0,02610; 0,03193) 3 0, , (0,046232; 0,048297) 4 0, , (0,048225; 0,050503) Tabel 11. Perbandngan Utltas Resources Pre-cleanng dengan Uj Pared-t , ,01924 (-0,00697; 0,01227) 3-0, , (-0,004193; -0,002164) 4-0, ,02108 (-0,02162; -0,00054) Dar tabel-tabel d atas dapat kta lhat sstem alternatf mana yang mampu memberkan perbedaan secara sgnfkan terhadap sstem nyata. Hal n terlhat dar nla nterval confdence nterval nya, jka nla nterval tersebut tdak mengandung nla 0 maka sstem tersebut berbeda secara sgnfkan dengan sstem nyata. Sebalknya jka nla nterval mengandung nla 0 maka sstem tersebut tdak berbeda sgnfkan dengan sstem nyata. Dar ketga tabel d atas, hanya sstem alternatf pertama pada resources pre-cleanng yang menghaslkan nla negatf pada ntervalnya sehngga sstem alternatf pertama tdak memberkan perubahan yang sgnfkan terhadap utltas resources pre-cleanng. Selanjutnya dlakukan juga analss uj statstka pared-t terhadap rata-rata waktu tunggu antran dar ketga sstem alternatf dbandngkan dengan sstem nyata. Tabel 12., Tabel 13., Tabel 14., dan Tabel 15. masng-masng menunjukkan hasl uj statstka pared-t terhadap rata-rata waktu tunggu antran pada proses thawng, cuttng, cookng, dan pre-cleanng. Tabel Tabel Perbandngan Rata-rata Waktu Tunggu Antran Resources Thawng dengan Uj Pared-t ,51 6,58 (-1,78; 4,80) 3 0,89 7,63 (-2,93; 4,70) 4 7,19 7,92 (3,23; 11,15) Tabel Tabel Perbandngan Rata-rata Waktu Tunggu Antran Resources Cuttng dengan Uj Pared-t ,5 43,2 (374,9; 418,1) 3 405,2 47,8 (381,3; 429,1) ,0 334,4 (8198,8; 8533,2) Tabel Tabel Perbandngan Rata-rata Waktu Tunggu Antran Resources Cookng dengan Uj Pared-t ,240 1,398 (-0,939; 0,459) 3-0,170 1,727 (-1,033; 0,694) 4 0,565 2,824 (-0,847; 1,977) Tabel Tabel Perbandngan Rata-rata Waktu Tunggu Antran Resources Pre-cleanng dengan Uj Pared-t (-3380; -2943) (-8099; -7425) (-20510; ) Berdasarkan keempat tabel d atas maka terlhat bahwa tdak terjad perbedaan kenakan rata-rata waktu tunggu antran yang sgnfkan pada sstem alternatf 2 dan 3 d proses thawng dan cookng karena terdapat nla 0 dalam ntervalnya. Hal n justru menunjukkan bahwa sstem alternatf pertama dan kedua lebh bak darpada sstem alternatf ketga karena modfkas yang dlakukan pada kedua sstem alternatf tersebut tdak membuat terjad perbedaan yang sgnfkan dalam rata-rata waktu tunggu antrannya. Jka dgabungkan dengan hasl uj statstka pared-t untuk utltas maka dperoleh kesmpulan bahwa sstem alternatf kedua yang terbak dkarenakan sstem alternatf pertama tdak memberkan dampak perubahan utltas yang sgnfkan pada proses pre-cleanng sehngga sstem alternatf pertama lebh buruk darpada sstem alternatf kedua dan ketga dalam hal perbakan utltas. Sedangkan dalam hal penngkatan nla rata-rata waktu tunggu antran, ddapat bahwa sstem alternatf ketga lebh buruk darpada sstem alternatf pertama dan kedua karena memberkan dampak perubahan yang berbeda secara sgnfkan dbandngkan sstem alternatf pertama dan kedua. Kedua pernyataan n menghaslkan kesmpulan bahwa sstem alternatf yang terbak adalah sstem alternatf kedua. V. KESIMPULAN Peneltan n berhasl menganalss utltas resources dar tap proses pada sstem nyata. Resources thawng, cuttng, dan cookng mash terlalu rendah dan perlu dtngkatkan dengan cara mengurang jumlah resources pada masng-masng proses tersebut. Sedangkan utltas resources pre-cleanng mash sedkt terlalu tngg dan perlu dturunkan dengan cara menambah jumlah resources pada proses tersebut. Tga buah sstem alternatf telah drancang guna mengoptmas sstem nyata dan setelah melalu proses analss dputuskan bahwa sstem alternatf kedua adalah yang terbak. Sstem alternatf kedua memodfkas kapastas resources thawng menjad 2/3 dar kapastas ruangan mula-mula, mengurang lajur pada proses cuttng menjad hanya 2, mengurang mesn cooker pada proses cookng menjad 7 buah serta menambah lajur pada proses pre-cleanng menjad 26 buah. UCAPAN TERIMA KASIH Penuls mengucapkan terma kash kepada orang tua penuls yang senantasa mendampng penuls lewat doadoanya serta seluruh dosen dan staf Teknk Informatka ITS yang telah banyak memberkan sumbangshnya dem kelancaran peneltan n. DAFTAR PUSTAKA [1] T. Altok and B. Melamed, Smulaton Modellng and Analyss wth Arena, Cyber Research, Inc. Enterprse Technology Soluton, Inc. (2007) 1-6, , [2] W. D. Kelton, R. P. Sadowsk, and D. A. Sadowsk, Smulaton wth Arena Second Edton, New Jersey: McGraw-Hll (2001) 3-15, 49-95, , [3] R. E. Walpole, R. H. Myers, S. L. Myers and K. Ye, Probablty & Statstcs for Engneers & Scentsts Eght Edton, Pearson Prentce-Hall (2007) [4] A. M. Law and W. Davd Kelton, Smulaton Modellng and Analyss, New Jersey: McGraw-Hll (2000)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PREDIKSI PENYELESAIAN PROYEK EARNED VALUE MANAGEMENT DAN EARNED SCHEDULE

PERBANDINGAN METODE PREDIKSI PENYELESAIAN PROYEK EARNED VALUE MANAGEMENT DAN EARNED SCHEDULE PERBANDINGAN METODE PREDIKSI PENYELESAIAN PROYEK EARNED VALUE MANAGEMENT DAN EARNED SCHEDULE Elsa Oktavtr And Tenrsukk Tenrajeng 2 Fakultas Teknk Spl Unverstas Gunadarma Abstrak Tujuan utama dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci