Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi V, Juli - Desember"

Transkripsi

1 ANALISIS KEUNTUNGAN PADA PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM DENGAN MENERAPKAN SISTEM ISO 9000 Oleh : Mardiaman Dsen Universitas Mpu Tantular, Jakarta ABASTAK Stasiun pengisian bahan bakar telah banyak dibangun, terutama di kta yang pertumbuhan jumlah kendaraannya cukup tinggi. Tujuan penulisan ini adalah untuk mencari nilai perbandingan biaya pelaksanaan dan nilai kntrak pembangunan stasiun pengisian bahan bakar leh kntraktr. Metde yang digunakan ialah dengan cara survey dengan mengambil data pengeluaran biaya pelaksanaan dan kntrak pada 13 pryek yang dilaksanakan leh Kntraktr. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perbandingan biaya pelaksanaan dan nilai kntrak sebesar 81,837 %. Kata kunci: stasiun bahan bakar, biaya pelaksanaan, nilai kntrak, kntraktr. ABSTRACT Many the fuel tank fill statin have been built, primarily in cities in which mtrizatin grwth rate is highly enugh. The bjective f this paper is t find rati f the cnstructin cst and cntract value by cntractr. Methd used by surveying with taking cnstructin cst and cntract value f 13 prject cnducted by cntractr. The data analysis shws that rati cnstructin cst and cntract value is %. Keywrds: fuel tank statin, cnstructin cst, cntract value, cntractr PENDAHULUAN Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah banyak dibangun leh peratr SPBU di seluruh Indnesia, khususnya di Jakarta Jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta sebanyak 264 dan harus melayani sekitar 4,9 juta unit kendaraan bermtr (www. Jakarta.cm). Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sangat cepat karena adanya peningkatan jumlah pengguna kendaraan bermtr (Tabel 1) Tabel 1. Jumlah Kendaraan Bermtr yang Terdaftar (tidak termasuk TNI, Plri, CD), Tahun Jenis Kendaraan Bermtr Tahun Sepeda Mbil Mbil Mbil Jumlah Mtr Penumpang Beban Bis Majalah Ilmiah Panrama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

2 Pembangunan SPBU sangat penting bagi kelangsungan usaha pemilik usaha. Selain itu, pesatnya pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga akan menjadi salah satu faktr pendrng peningkatan aktivitas eknmi dan bisnis nasinal. Pelaksanaan pembangunan pryek SPBU dilakukan kntraktr melalui prses tender ataupun penunjukan langsung. Pemilik pryek memberikan kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab pembangunan SBU kepada Kntraktr Pelaksana dengan sistem kntrak tertentu. Pelaksanaan semua pryek knstruksi termasuk pryek SPBU leh PT. Sinar Mutiara Indah akan dikerjakan dengan perencanaan yang baik. Pada pembangunan SPBU ini akan dikerjakan menurut standar mutu ISO 9000 seri 9001:2000 untuk meningkatkan kinerja mutu. Manajemen kntraktr harus mampu memimpin sebuah rganisasi pelaksana pryek sampai pada pemilihan sumber daya manusia yang prfesinal dan handal. Dalam hal ini Kntraktr Pelaksana membentuk Tim Manajemen yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pryek tersebut dengan knsep pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu dan secara berkelanjutan meningkatkan keefektifan melalui kmunikasi kepada rganisasi yang dibentuk tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan termasuk peraturan-peraturan hukum didalamnya, penetapan kebijakan mutu, menjamin bahwa sasaran-sasaran mutu telah ditetapkan, melaksanakan tinjauan manajemen dan yang juga penting yaitu menjamin tersedianya sumber daya. Organisasi yang dibentuk leh Kntraktr Pelaksana harus dapat menetapkan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan pryek pembangunan SPBU. Pembangunan SPBU leh kntraktr diharapkan mendapatkan keuntungan dari perbedaan antara biaya pelaksanaan dan kntrak. Permasalahan Pada pembangunan SPBU leh kntraktr diperlukan manajemen yang dapat memuaskan secara eknmi tetapi tetap menjaga mutu. Masalah yang ada adalah berapa besar perbedaan antara biaya pelaksanaan dan kntrak sehingga pada saat melakukan tender, kntraktr dapat memnentukan penawaran harga yang tepat. Sehingga tujuan dari penulisan ini adalah untuk menentukan besarnya simpangan persentase biaya pelaksanaan dan kntrak. PEMBAHASAN Sistem manajemen mutu ISO 9000 seri 9001:2000 merupakan sistem yang berfkus pada prses dan pelanggan. Pemahaman terhadap persyaratan-persyaratan standar dari ISO 9000 seri 9001:2000 akan membantu rganisasi dalam menetapkan dan mengembangkan sistem manajemen mutu secara sistematik untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Salah satu acuan standar sebuah kntrak kerjasama berdasarkan ISO 9000 seri 9001:2000 adalah mengacu kepada tingkat kedisiplinan pihak-pihak yang terkait di dalam sebuah kntrak kerja. Maksud kntrak kerja dimaksudkan bahwa setiap pihak yang lalai dari tugas/tanggung jawabnya akan mendapatkan sangsi(denda) sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Interpretasi terhadap persyaratan standar ISO 9000 seri 9001:2000 dilakukan berdasarkan pemahaman serta pengalaman penulis ketika menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 seri 9001:2000 pada pryek pembangunan SPBU Sunter dan SPBU lainnya. Karakteristik Pryek SPBU Rincian pelaksanaan pekerjaan pembangunan sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), mulai dari tahap awal pekerjaan sampai selesai adalah: pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan tangki pendam, pekerjaan instalasi pemipaan, bangunan SPBU, pekerjaan struktur lantai tingkat, pekerjaan struktur atap bangunan kantr, bangunan SPBU, pekerjaan pndasi dan lantai dasar, pekerjaan struktur atap bangunan kantr, pekerjaan arsitektur, pekerjaan pemasangan kanpi SPBU, pemasangan kanpi trailer 5x9.3 m, pekerjaan pemasangan kanpi mtr, pekerjaan jalan betn slab, dinding penahan tanah, pekerjaan instalasi listrik, pekerjaan BRC, pekerjaan saluran tertutup, pekerjaan saluran terbuka, bak kntrl, pekerjaan saluran grill, pekerjaan rumah racun api, pekerjaan kansteen jalan, perlengkapan, pekerjaan pertamanan/rumput gajah dan tanaman kecil, pekerjaan rekndisi saluran kta, pekerjaan genset dan rumah genset Aplikasi Manajemen Mutu Apabila ada persyaratan-persyaratan dari Standar Internasinal ISO 9000 seri 9001:2000 yang tidak dapat diterapkan karena keadaan rganisasi dan prduknya, maka persyaratan itu dapat dipertimbangkan untuk dikeluarkan. Akan tetapi, persyaratan-persyaratan yang tidak dapat diterapkan tetap harus dibuktikan sehingga tidak akan mempengaruhi kemampuan rganisasi dan juga tanggung jawabnya untuk memberikan prduk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan peraturan-peraturan yang dapat diterapkan. Majalah Ilmiah Panrama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

3 Manajemen mutu dapat dijalankan melalui Ttal Quality Management (TQM), yang sesungguhnya merupakan payung dari segala sistem manajemen mutu pada penerapan TQM. Pada penerapan TQM dituntut adanya siklus yang berjalan terus menerus yang meliputi perencanaan (plan), pendidikan dan latihan, tindakan/pelasanaan (actin), pemeriksaan (mnitr), perbaikan (imprve) dan peninjauan (review). Menekankan pada kmitmen manajemen puncak (tp management cmmitment). Manajemen rganisasi harus memberikan kmitmen menuju pengembangan dan peningkatan sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 melalui beberapa hal berikut : 1). Memiliki kesadaran yang cukup terhadap persyaratan dan peraturan-peraturan yang ada serta diterapkan pada lingkup rganisasi dari prduk yang ditawarkan. 2). Memulai atau mengajukan tindakan/ukuran-ukuran serta mengkmunikasikannya keseluruh rganisasi tentang pentingnya memenuhi kebutuhan pelanggan. 3). Menetapkan Kebijakan Mutu (Quality Plicy) dan tujuan Mutu (Quality Objectives). Dalam sektr industri knstruksi, keterlambatan waktu penyelesaian pryek adalah suatu resik yang paling sering terjadi. Hal ini merupakan refleksi dari sifat dan karakteristik pryek itu sendiri dimana dipengaruhi leh faktr-faktr internal maupun eksternal dari pryek tersebut (Gambar 1). Kntrak k Pemilik Mutu Sukses/ Resik Waktu Biaya Biaya Jadwal Perencanaan Kntraktr Keterlambatan dalam pelaksanaan pryek knstruksi, dimana waktu Changes Gambar 1. Success-Risk Triangle (Abdulaziz A.B dan Michael, C. 1998) Majalah Ilmiah Panrama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

4 penyelesaian pelaksanaan pryek knstruksi adalah merupakan suatu pertimbangan yang penting bagi pemilik pryek dan bagi pelaksana knstruksi/kntraktr. Setiap perjanjian kerja antara kntraktr dan pemilik pryek, waktu penyelesaian knstruksi menjadi salah satu bahasan utama. Kntraktr diwajibkan dalam perjanjian kerja tersebut untuk menyelesaikan pelaksanaan knstruksi sesuai dengan waktu penyelesaian yang ditentukan beserta denda/sangsi keterlambatannya. Dalam pelaksanaan knstruksi beberapa hal yang tidak diharapkan dan tidak diantisipasi dapat terjadi dan mempengaruhi waktu penyelesaian yang dibutuhkan, dan jika kntraktr gagal menyelesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam perjanjian kerja, maka keterlambatan dipastikan terjadi dalam pryek tersebut dan berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan. Terjadinya keterlambatan pelaksanaan pryek knstruksi dapat disebabkan leh kntraktr dan faktrfaktr lain yang mempengaruhi pelaksanaan knstruksi pryek seperti schedule kerja yang mundur, keterlambatan material, dan lain-lain. Keterlambatan juga dapat disebabkan leh pihak pemilik pryek, perencana pryek, kndisi alam, dan rganisasi-rganisasi/pihakpihak lainnya yang terlibat dalam prses pelaksanaan knstruksi. Menurut CM Ppescu dan C Charengam, (1995) ada beberapa kategri keterlambatan diatas, sebagai berikut 1. Excusable Delay, adalah suatu keterlambatan yang bukan merupakan tanggung jawab kntraktr, dan dibedakan menjadi 2 tipe yaitu : 2. Cmpensatry Delay, yaitu diakibatkan leh pihak wner atau pihak perencana, dan keterlambatan ini memberikan hak kepada kntraktr untuk mendapatkan kmpensasi tambahan biaya dan waktu atas keterlambatan tersebut. Faktr-faktr penyebab keterlambatan ini adalah sebagai berikut : Penyebab dari pihak pemilik pryek/wner: 1. Gagal menyediakan lahan 2. Keterlambatan memberikan Surat Perintah Kerja 3. Menyediakan dana yang tidak mencukupi 4. Kegagalan dalam menyediakan perlengkapan atau kmpne material 5. Menghambat pekerjaan Penyebab dari pihak perencana : 1. Rencana dan spesifikasi yang tidak sempurna 2. Tidak dapat menyediakan gambar kerja sesuai dengan jadwal 3. Keterlambatan dalam prses persetujuan gambar kerja 4. Keterlambatan dalam Changes Order 5. Instruksi penghentian pekerjaan 3. Nncmpensatry Delay, yaitu keterlambatan yang tidak disebabkan leh pihak manapun yang terlibat, dan pihak kntraktr mendapatkan hak untuk ntambahan waktu dengan tanpa penambahan biaya. Penyebab keterlambatan ini adalah seperti Acts f Gd, kerusuhan, embarg, cuaca buruk, dan pemgkan. 4. Nnexusable Delay, adalah suatu keterlambatan yang tidak dapat ditleransi dan tidak dapat penggantian biaya atau perpanjangan waktu karena penyebabnya sepenuhnya merupakan kesalahan dan tanggung jawab kntraktr. Faktr-faktr yang menyebabkan keterlambatan ini antara lain : 1. Lambatnya pengiriman material 2. Lambatnya mbilisasi 3. Keahlian tenaga kerja yang tidak sesuai 4. Jumlah tenaga kerja yang tidak mencukupi 5. Pemgkan tenaga kerja yang disebabkan leh perlakuan yang tidak adil 6. Gagal dalam mengkrdinasi sub kntraktr Cncurrent Delay, Merupakan keterlambatan yang disebabkan leh faktr-faktr dari Nn Excusable Delays dan faktr-faktr dari Excusable Delays yang terjadi secara bersamaan. Jika hal ini terjadi maka harus dilakukan pengkajian lebih dalam leh pihakpihak yang terlibat dalam pryek untuk melihat penyebab keterlambatan pryek, sehingga dapat dilakukan tindakan untuk mengatasi keterlambatan. Ada beberapa faktr penyebab keterlambatan yang mempengaruhi kinerja kntraktr yang akan diuraikan pada Tabel 2. Majalah Ilmiah Panrama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

5 Tabel 2. Faktr-faktr penyebab keterlambatan yang mempengaruhi kinerja kntraktr (MZ Abdul Majid and Rnald MC Caffer, 1998) PENYEBAB FAKTOR KONTRIBUSI KETERLAMBATAN Keterlambatan pengiriman Kemampuan suplier/sub kntraktr Kerusakan material Material Jeleknya mutu Tidak adanya kmunikasi Kurangnya perencanaan dan pengendalian Keterlambatan mbilisasi Ketrampilan dan keahlian Tenaga Kerja Kurangnya mtivasi Tidak adanya kmunikasi Kurangnya perencanaan dan pengendalian Peralatan Keterlambatan mbilisasi Jenis dan jumlah peralatan Peralatan yang tidak layak pakai Tidak adanya kmunikasi Kurangnya perencanaan dan pengendalian Perencanaan yang Kurangnya pengalaman/keahlian tidak matang Kurangnya fasilitas Prsedur yang tidak menunjang Kurangnya mnitring dan pengendalian Keuangan Kemampuan pendanaan Keterlambatan pembayaran ke suplier/subkntraktr Kurangnya pengalaman/keahlian Kurangnya Kurangnya fasilitas pengendalian dan Keterbatasan persnil mnitring Kurangnya mtivasi Parameter-parameter dalam kntrak yang tidak jelas Prsedur yang tidak menunjang Keterlambatan pengiriman /mbilisasi Kemampuan subkntraktr Sub Kntraktr Jeleknya mutu Kurangnya mnitring dan pengendalian Keterkaitan dengan suplier lain Subkntraktr bangkrut Krdinasi yang Kurangnya pengalaman tidak baik Prsedur yang tidak menunjang Keterbatasan persnil PENYEBAB KETERLAMBATAN Metde knstruksi yang tidak sesuai Keterbatasan tenaga ahli Kmunikasi yang tidak baik FAKTOR KONTRIBUSI Kurangnya pengalaman Prsedur yang tidak menunjang Keterbatasan sumber daya Kesalahan metde Keterlambatan mbilisasi Perencanaan yang tidak memadai Kurangnya pengalaman Ketersediaan tenaga ahli Kurangnya pengalaman Kurangnya fasilitas Prsedur yang tidak menunjang Majalah Ilmiah Panrama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

6 Selanjutnya ada beberapa faktr yang mempengaruhi jadwal pelaksanaan knstruksi, yang diuraikan dalam Tabel 3. sebagai berikut ; Tabel 3. Faktr-faktr yang mempengaruhi Jadwal Pelaksanaan Knstruksi(B. Mulhland dan J.Christian) pryek Fasilitas sementara Persetujuan gambar kerja Persyaratan dan standar Standar dkumen kntrak Fasilitas yang ada Perijinan pemerintah Hubungan tenaga kerja Perencanaan sumber daya tenaga kerja Pengendalian kualitas Keselamatan kerja Prduktivitas Krdinasi dalam pelaksanaan Jalan masuk pryek Keterlibatan pihak ketiga Rencana Start up Perencanaan peralatan utama Pengalaman manajemen pryek Anggaran manajemen pryek Prses pengendalian pryek Sumber daya manajemen pengellaan Jaminan kualitas Kmpleksitas pryek Durasi pryek kerja Prsedur dalam pryek Kejelasan wewenang dan tanggung jawab Campur tangan wner Kesalahan desain Pekerjan tambah Perubahan desain Peninjauan Cnstructability Strategi kntrak Kndisi lapangan yang berbeda Ketersediaan material dan peralatan Pengendalian prestasi pekerjaan Lkasi pryek Staf manajemen dilapangan Pengaruh cuaca Kesalahan dalam pelaksanaan Manajemen penyimpanan material Kerusakan material Mdel Organisasi pryek Estimasi dan definisi lingkup pekerjaan Pendanaan dan anggaran pryek Penjadwalan pryek Manajemen dkumentasi Aturan dan pelapran Pengendalian Changes Order Pengukuran dan pemantauan prduk. Sebuah perusahaan kntraktr pelaksana harus menetapkan tahap-tahap yang ketat untuk mengukur dan memantau karakteristik prduk, memiliki bukti yang mengknfirmasikan bahwa karakteristik prduk memenuhi persyaratan sesuai standar mutu serta memiliki bukti-bukti kesesuaian dengan kriteria penerimaan yang didkumentasikan. Di sisi lain itu, perusahaan kntraktr pelaksana juga harus menjamin bahwa prduk yang akan diserahkan kepada pelanggan apabila semua aktivitas yang di spesifikasikan telah diselesaikan secara memuaskan, kecuali hal-hal lain yang sebelumnya telah disetujui leh pelanggan. Penerapan Sistem Mutu ISO 9000 seri 9001:2000 Standar Manajemen Mutu ISO 9000 seri 9001:2000 merupakan standar yang mengatur prses. Industri manufaktur maupun knstruksi jelas memiliki suatu prses, yaitu sejak menerima rder ataupun mengikuti tender sampai dengan penyerahan hasil kerja. Prses inilah yang diatur dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 sedemikian rupa, sehinga setiap langkahnya akan mengarah dan mendukung tercapainya hasil akhir yang disyaratkan pelanggan, pemberi tugas/pemilik pryek yang antara lain adalah waktu penyelesaian pryek. Dengan menetapkan persyaratan-persyaratan dalam ISO 9000 seri 9001:2000 maka sebabsebab ketidaksesuaian prduk seperti antara lain sebab-sebab keterlambatan waktu penyelesaian pryek dapat dicegah/diminimalkan. Dengan menerapkan ISO 9000 seri 9001:2000, maka faktr-faktr penyebab keterlambatan dapat dicegah dan diminimalisasi, sehingga masalah kinerja waktu pryek tersebut menjadi semakin terkendali dan meningkat. Knsep Nilai Hasil Knsep dasar nilai hasil yang digunakan untuk menganalisis kinerja dan membuat prakiraan pencapaian sasaran biaya. Ada tiga indikatr yang dipergunakan untuk prakiraan pencapaian biaya yaitu: 1. ACWP (actual cst f wrk perfrmed) Adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, yang merupakan jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang Majalah Ilmiah Panrama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

7 digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu. Biaya ini diperleh dari data-data akuntansi atau keuangan pryek pada tanggal pelapran (misalnya akhir bulan), yaitu catatan segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kde akuntansi termasuk perhitungan verhead. 2. BCWS (budgeted cst f wrk scheduled). Anggaran yang disusun untuk paket pekerjaan tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal, dan lingkup kerja, dimana pada tiap elemen pekerjaan telah diberi alkasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tlk ukur dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan menggunakan indikatr di atas dapat dihitung berbagai faktr yang menentukan kemajuan dan kinerja pelaksanaan pryek. Kinerja pryek SPBU ditentukan dengan perbandingan ACWP dan BCWS dinyatakan dengan persentase. Makin kecil nilai perbandingan ini, maka keuntungan makin tinggi METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta dengan Objek penelitian pryek-pryek pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dikerjakan leh PT. Sinar Mutiara Indah. Peride pekerjaan dilakukan mulai bulan Oktber 2008 sampai dengan Bulan Maret Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data primer berupa data pengeluaran biaya masing-masing pada 13 pryek Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dikerjakan leh PT. Sinar Mutiara Indah. Biaya tersebut adalah biaya yang tercantum sesuai data kntrak kerja dan biaya realisasi di lapangan. Sampel data pryek yang digunkan sebanyak 13 (tiga belas) berkas pryek. Data yang diambil dari kntraktr PT. Sinar Mutiara Indah adalah data biaya pelaksanaan knstruksi dan data nilai kntrak yang diterima. Dengan membagi biaya pelaksanaan dan nilai kntrak, maka akan diperleh persentasi biaya pelaksanaan untuk ke tiga belas pryek. Hasil dan Analisis Hasil Data-data kntrak kerja dan analisis data simpangan untuk ke 13 (tiga belas) data/nilai kntrak kerja pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), disajikan pada Tabel 4. Tabel. 4 Data BCWS dan ACWP Pryek SPBU N Jenis Pryek Kntrak (Rp) ( BCWS) Realisasi (Rp) (ACWP) P= (BCWS/ACWP) (%) SPBU 1 SPBU 2 SPBU3 SPBU 4 SPBU 5 SPBU6 SPBU 7 SPBU8 SPBU 9 SPBU 10 SPBU 11 SPBU 12 SPBU ,998 82,749 60,567 55,313 85,668 92,657 95,787 90,077 94,441 78,004 77,944 82,848 68,835 Rata-rata rati biaya pelaksanaan dan kntrak P = 81,837 Dari hasil perhitungan diperleh (%) persentase biaya pengeluaran yang dikeluarkan leh perusahaan kntraktr pelaksana untuk 13 sampel pryek yang dianalisis, yaitu sebesar 81,837 % dari nminal nilai kntrak kerja. Dengan hasil tersebut, maka kntraktr mendapatkan keuntungan rata-rata 18,163 % untuk setiap pryek yang dikerjakan. Sebuah perusahaan kntraktr pelaksana harus merencanakan dan menetapkan tahap-tahap yang ketat untuk mengukur dan memantau karakteristik prduk, memiliki bukti yang mengknfirmasikan bahwa karakteristik prduk memenuhi persyaratan sesuai standar mutu serta memiliki bukti-bukti kesesuaian dengan kriteria penerimaan yang didkumentasikan. Sebuah Majalah Ilmiah Panrama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

8 perusahaan kntraktr harus menjamin bahwa prses realisasi prduk di bawah pengendalian mutu agar memenuhi persyaratan prduk sesuai standar mutu guna mencapai tujuan kualitas prduk, kebutuhan menetapkan prses-prses dan dkumentasi serta memberikan sumber daya dan fasilitas yang spesifik terhadap prduk, aktifitas verifikasi dan validasi serta kriteria untuk penerimaan prduk, catatancatatan yang diperlukan agar memberikan keyakinan akan kesesuaian dari prses-prses dan prduk yang dihasilkan. Dengan hasil rata-rata dari simpangan baku sebesar 81,837 % dapat disimpulkan bahwa (%) persentase biaya pengeluaran yang dikeluarkan leh perusahaan kntraktr PT. Sinar Mutiara Indah untuk 13 sampel pryek sebesar 81,837 % dari nminal nilai kntrak kerja. Dengan hasil tersebut, maka kntraktr mendapatkan keuntungan rata-rata 18,163 % untuk setiap pryek yang dikerjakan. Banyak upaya telah dirumuskan para pakar Manajemen Mutu untuk mendefinisikan kualitas jasa atau pelayanan agar dapat didesain, dikendalikan dan dikella sebagaimana halnya dengan mutu prduk yang dihasilkan. Secara knseptual manajemen mutu dapat diterapkan pada semua aspek kegiatan eknmi khususnya yang menyangkut hubungan dengan kepuasan pelanggan seperti penerapan manajemen mutu pada perusahaan barang/perusahaan jasa. Penekanan dalam sistem manajemen mutu adalah perbaikan sistem kualitas secara terus menerus, bukan pada waktu-waktu tertentu saja. Dengan menetapkan persyaratanpersyaratan dalam ISO 9000 seri 9001:2000 maka sebab-sebab ketidaksesuaian prduk seperti antara lain sebab-sebab keterlambatan waktu pengiriman/distribusi barang dapat dicegah/diminimalkan. Dengan kata lain, dengan menerapkan ISO 9000 seri 9001:2000, maka faktr-faktr penyebab keterlambatan dapat dicegah dan diminimalisasi, sehingga masalah kinerja waktu tersebut menjadi semakin terkendali dan semakin ditingkatkan untuk meraih kepuasan pelanggan. Dengan demikian yang perlu yang perlu diperhatikan dalam pengembangan manajemen mutu adalah pengembangan sistem kualitas yang terdiri dari : 1. Perencanaan sistem kualitas 2. Yang mencakup didalamnya adalah perencanaan sumber daya yang akan dijalankan, sistem rganisasi yang akan melaksanakan/menjual prduk agar sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. 3. Pengendalian sistem kualitas 4. Pengendalian sistem ini mencakup keberlanjutan (kntinuitas) dari rgansasi pelaksana untuk terus menjaga agar mutu prduk terjaga dan pelayanan terhadap pelanggan (custmer) semakin baik dan terus ditingkatkan. 5. Perbaikan sistem kualitas 6. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa apabila terjadi hal-hal yang kurang baik, hendaknya segera diambil tindakan perbaikan-perbaikan secepat mungkin agar permasalahan yang terjadi tidak menjadi semakin serius dan semakin sulit dikendalikan. Beberapa hal lain yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa sebuah perusahaan jasa knstruksi adalah : 1. Ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan perlu dicermati dalam hal ketepatan pelaksanaan jadwal kerja yang telah ditentukan. 2. Akurasi pekerjaan, dalam hal ini apabila dederapa item pekerjaan mengalami penundaan/keterlambatan maka dapat dipastikan kegiatan lainnya juga akan mengalami imbas dari pekerjaan yang mengalami masalah tersebut. 3. Tanggung jawab, seluruh kmpnen dalam rganisasi yang terkait dalam manajemen sebuah pryek harus saling melengkapi dan bertanggung jawab kepada tugas masingmasing sesuai dengan yang telah diamanatkan. Berbagai dimensi kualitas pekerjaan di atas harus diperhatikan leh manajemen sebuah perusahaan jasa kntraktr terutama dalam menerapkan biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan sebuah pryek guna mendapatkan hasil maksimal dan mendapatkan keuntungan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam mengidentifikasi faktr-faktr keterlambatan yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan knstruksi dalam penerapan sistem Manajemen Mutu sesuai standar ISO 9000:2000 seri 9001 dengan 13 sampel pryek didapatkan pembahasan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis didapat bahwa semua faktr-faktr keterlambatan dapat mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan sebuah pryek. 2. Terdapat banyak item pekerjaan yang saling mempengaruhi, dimana apabila salah satunya mengalami keterlambatan maka pekerjaan yang lainnya juga akan mengalami keterlambatan. 3. Beberapa faktr keterlambatan yang dapat mempengaruhi kinerja waktu dan dapat berpengaruh pada pembengkakan biaya, Majalah Ilmiah Panrama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

9 diantaranya adalah: Keterlambatan karena kurangnya peralatan penunjang, keterlambatan pengadaan tenaga kerja, keterlambatan pengiriman material, keterlambatan prses perijinan, mutu pekerjaan dari perusahaan sub kntraktr yang kurang baik sehingga perlu adanya pengulangan pekerjaa dan lain-lain. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Rata-rata pengeluaran nminal biaya realisasi yang dikeluarkan leh perusahaan kntraktr PT. PT. Sinar Mutiara Indah untuk 13 sampel pryek yang dianalisis sebesar 81,837 % dari nminal nilai kntrak. 2. Persentase keuntungan rata-rata yang didapat PT. Sinar Mutiara Indah adalah 18,163 % untuk setiap pryek yang dikerjakan, dan diharapkan agar bagian estimatr perusahaan sebisa mungkin menggunakan angka estimasi 18,163 % tersebut sebagai acuan untuk memperhitungkan besaran keuntungan untuk pryek-pryek 3. Estimasi keuntungan perusahaan tidak berada pada kisaran angka dibawah 18,163 % guna mencapai hasil yang ptimal dengan tetap mencapai target kepuasan wner sebagai pemilik pryek serta meningkatkan mutu secara terus menerus guna mencapai standar ISO 9000 seri 9001:2000. Saran 1. Sebaiknya perusahaan mengupayakan biaya pengeluaran rata-rata untuk pryek-pryek berikutnya maksimal sebesar 81,837 % dari besar nilai nminal kntrak dan keuntungan perusahaan tidak berada dibawah 18,163 % guna mencapai hasil yang ptimal dengan tetap mencapai target kepuasan wner sebagai pemilik pryek dan dapat meningkatkan mutu pekerjaan secara terus menerus guna mencapai standar ISO 9000 seri 9001: Sebaiknya kntraktr SPBU menghindari kesalahan estimasi/perhitungan pekerjaan yang dapat mengakibatkan beban biaya sebuah pryek sampai dengan % yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kecilnya keuntungan yang akan diterima perusahaan dan menyebabkan kerugian. DAFTAR PUSTAKA Abdulaziz A Bubshait, Michael Cuninghan, Cmparisn f Delay Analisis Methdlgies, Jurnal f Cnstructin Engineering and Management, July/Agustus Bambang H. H dan Wibisn, S. Memasuki Pasar Internasinal dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu Chalia Indnesia B. Mulhland dan J.Christian. Risk Assesment in Cnstructin Schedules. Jurnal f Cnstructin Engineering & Management, vl.1, January/February, C.M. Ppescu, C Charengam, Prject Planning, Scheduling, and Cntrl In Cnstructin, Jhn Wiley & Sns, Canada, Djjwirn, Segeng ir, Manajemen Knstruksi, KMTS FT UGM Esther Iriana. Pengaruh Sertifikasi ISO 9000 terhadap Kinerja Mutu Pryek Knstruksi di Indnesi. Tesis PPSBIT- UI Hartp. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan Prduktifitas dan Kualitas, Makalah Seminar Nasinal Imprving Cnstructin Prductifity and Quality, Universitas Atmajaya-Ygyakarta Internatinal Organizatin fr Standarizatin, ISO Title ISO 9001:2000 Quality Management System Requirements, ISO/TC/176 ISC2/1994. Jnathan Jing Sheng Shi, S Cheung, David Arditi. Cnstructin Delay Cmputatin Methd. Jurnal f Cnstructin Engineering and Management Klma A. dan C.J.M. Van de Scht, Manajemen Pryek. UI PRESS KS. Pribadi, F Afandi, A Firmandi, Analisis Penerapan Standar Sistem Manajemen Kualitas ISO 9000 pada Pryek Knstruksi, Studi Kasus Suatu Perusahaan Knstruksi Nasinal, Jurnal Teknik Sipil, Vl.5 n.1, Januari MZ Abdul Majid and Rnald MC Caffer, Factrs f Nnexcusable Delays That Influence Cntractrs Perfrmance, Jurnal f Management in Engineering vl.14, May/June, 1998 Paul A Nee. ISO 9000 In Cnstructi. Jhn Wiley & Sns Setrisn P.H, Drs, Dasar-Dasar Evaluasi dan Manajemen Pryek. Ygyakarta, www. Jakarta.cm Majalah Ilmiah Panrama Nusantara, edisi V, Juli - Desember

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR Handaru Witjaksana dan Tri Jk Wahyu Adi Prgram Studi Magister Manajemen Teknlgi Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Halaman 1 dari Pertemuan 1 1.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut Kntz, H. adalah: prses merencanakan, mengrganisir, memimpin dan mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang menjadi dasar evaluasi untuk menjadikan sistem ptimal di prduksi tekstil pada PT. ISTEM adalah dengan menggunakan metde DMAIC. Define

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK DI LINGKUNGAN BPJN XI

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK DI LINGKUNGAN BPJN XI URAIIAN PENDEKATAN,,METODOLOGII DAN PROGRAM KERJA E.1. Pla Pikir Pendekatan Pla pikir pendekatan merupakan salah satu upaya untuk menentukan metdlgi yang tepat bagi pelaksanaan pekerjaan. Dengan mengacu

Lebih terperinci

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Menurut Ir. Abrar Husen, MT., Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 Pengadilan Tinggi Agama Grntal Jl. Tinalga N. 5 Kta Grntal Telp. 0435-831591 Fax. 0435-831625 E-mail: admin@pta-grntal.g.id KATA PENGANTAR Assalamualaikum

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI APA ITU PROYEK? ADALAH SUATU RANGKAIAN PEKERJAAN YANG DIADA-KAN DALAM SELANG WAKTU TERTENTU & MEMPUNYAI TUJUAN KHUSUS. YANG MEMBEDAKAN PROYEK DENGAN PEKERJAAN LAIN ADALAH

Lebih terperinci

Pertemuan ke 13 KONSEP NILAI HASIL

Pertemuan ke 13 KONSEP NILAI HASIL Halaman 1 dari Pertemuan ke - 13 Pertemuan ke 13 KONSEP NILAI HASIL 13.1 Pengertian Konsep Nilai Hasil Konsep nilai hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang sesuai dengan pekerjaan yang telah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Prfil Singkat Perusahaan Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2006 yang berbentuk perusahaan mitra PT.Pertamina yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Dalam beberapa kesempatan training, saya sering menanyakan, apa yang lebih penting: target atau activity plan? Hampir 90% peserta training

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGENDALIAN. 2.1 Konsep & Metode Pengendalian

BAB II SISTEM PENGENDALIAN. 2.1 Konsep & Metode Pengendalian BAB II SISTEM PENGENDALIAN 2.1 Konsep & Metode Pengendalian Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Tit Mau Pelu Benjamin*, Yudha Prasetyawan, Ahmad Rusdiansyah Prgram Pasca Sarjana, Bidang Keahlian Manajemen Kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Prduksi Lading dan Scheduling merupakan salah satu pin dalan fungsi dan kegiatan pengawasan prduksi. Pemuatan (Lading) mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG INDEPT, Vl, N., Oktber 0 ISSN 087-90 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG Erlian Supriyant.,ST Dsen Tetap Teknik Industri Universitas Nurtani Bandung

Lebih terperinci

TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2028 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2028 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Issue yang sedang hangat menjadi pembicaraan adalah rencana pemindahan aktivitas pelabuhan laut khusus penumpang lintas Semarang - Kumai pada Pelabuhan Tanjung Emas.Tanjung

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) Sutrisn Badri, Rmadhn Prgram Studi Manajemen Fakultas Eknmi-Universitas

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Modul MM (Material Management)

Modul MM (Material Management) KAMPUS IBI KWIK KIAN GIE JAKARTA, MEI 2017 KISI-KISI UAS dan QUIZ SAP SAP Materials Management (SAP-MM) adalah salah satu mdul di SAP ERP yang mendukung prses manajemen/pengellaan material di perusahaan,

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

SILABUS. Sifat: Pendukung

SILABUS. Sifat: Pendukung SILABUS Prgram Studi : Sistem Infrmasi Kde Mata Kuliah : Nama Mata Kuliah : Pryek Sistem Infrmasi (MPSI) Kelmpk Mata Kuliah : Kde / SKS : RIS1/3 Nama Dsen : Ir. Riswan, MMSI Jam/Minggu 2 Jam Kde MataKuliah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Dan Manajemen Proyek Proyek adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, dan dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran-keluaran

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN, PELAT DAN GULUNGAN CANAI PANAS NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN, PELAT DAN GULUNGAN CANAI PANAS NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN Kde Dkumen : SS-34 Halaman : 1 dari 5 NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI 1. Permhnan Sesuai Persyaratan Permhnan yang tercantum dalam Prsedur Penanganan Permhnan Sertifikasi (PrM-7.1).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Knseptual Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk dipahami

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin maju dengan ditemukannya inovasi-inovasi dalam bidang teknologi. Perekmbangan tersebut sangat berpengaruh terhadap kebutuhan

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sriwijaya : C : 1. Rachmad Sarw Bekti 2. Chlis Abrri 1. Kmentar Umum Prgram Hibah Kmpetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Lebih terperinci

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 *

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Fitur Pemeringkatan ICRA Indnesia Maret 2014 Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Real Estat 1 * Tinjauan sekilas Industri real estate memiliki tingkat vlatilitas dan siklus yang tinggi dan kinerjanya

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi Kmpensasi Definitin hmas H. Stne : Cmpensatin is any frm f payment t emplyees fr wrk they prvide t their emplyer Kmpensasi adalah segala bentuk pembayaran kepada karyawan karena pekerjaan yang dia telah

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kde dan nama mata kuliah Tpik Bahasan 1 1. Mahasiswa memahami silabus, kntrak kerja dan membuat kelmpk 2. Mahasiswa memahami manajemen SDM:perspektif masa lalu, sekarang, dan yang

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI ALUMUNIUM SULFAT NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI ALUMUNIUM SULFAT NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN LEMBAGA Kde Dkumen : SS-15 Halaman : 1 dari 5 NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI 1. Permhnan Sesuai Persyaratan Permhnan yang tercantum dalam Prsedur Penanganan Permhnan Sertifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Procedure &

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Procedure & BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas prsedur audit. Ada tujuh prsedur audit, yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Prcedure & Steps fr Data Gathering, Prsedur

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AIR MINUM DALAM KEMASAN NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

SKEMA SERTIFIKASI AIR MINUM DALAM KEMASAN NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN Kde Dkumen : SS-01 Halaman : 1 dari 5 NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI 1. Permhnan Sesuai Persyaratan Permhnan yang tercantum dalam Prsedur Penanganan Permhnan Sertifikasi (PrM-7.1)

Lebih terperinci

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Prfil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Tiara Utffar Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri pertambangan mineral

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

Owner (Pemilik Proyek)

Owner (Pemilik Proyek) Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MATERI: STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MODUL 4 AKUNTANSI DOSEN: Dr. Arif Setyawan, SE, MSi, Ak PERKULIAHAN KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 217 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedkteran Universitas Brawijaya : A : 1. Siti Aminah TSE 2. Segiant Ali 1. Kmentar Umum Pelaksanaan PHK-PKPD leh Fakultas Kedkteran

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN SISTEM INVENTORY GUNA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA. Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang

ANALISA PERANCANGAN SISTEM INVENTORY GUNA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA. Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang 2010 Antni Yhanes 1 ANALISA PERANCANGAN SISTEM INVENTORY GUNA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA Antni Yhanes Dsen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vl. IV, N. 1 Januari 2010

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROYEK (Pengendalian Proyek-1)

PENGENDALIAN PROYEK (Pengendalian Proyek-1) PENGENDALIAN PROYEK (Pengendalian Proyek-1) Pertemuan ke-9 Dosen: Ir. Bambang Herumanta, M.T. / Suwardo, S.T., M.T., Ph.D. UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl.

Lebih terperinci

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Seminar Nasinal Peternakan clan Vetermer 1000 RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI Kats kunch Respn, ayam ras pedaging, pendapatan ELAN MAssutAN', A. PRIYANTO, dan U. KusNAD12

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Jember : B : 1. Susanti Ratunanda 2. R.Varidiant Yud 1. Kmentar Umum

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Pengertian sederhana dari manajemen proyek adalah proses dalam pencapaian suatu tujuan yang telah disepakati dan dibatasi dengan waktu dan sumber daya

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

PERANAN MANAJEMEN RISIKO KUALITATIF PADA TAHAP INISIASI PROYEK

PERANAN MANAJEMEN RISIKO KUALITATIF PADA TAHAP INISIASI PROYEK Knferensi Nasinal Teknik Sipil 4 (KNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERANAN MANAJEMEN RISIKO KUALITATIF PADA TAHAP INISIASI PROYEK I Nyman Nrken Prgram Studi Teknik Sipil, Universitas Udayana Kampus

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN Peluncuran Dkumen Kebijakan Respnsif Gender: Kertas Kebijakan: Pengarusutamaan Gender dalam Adaptasi Perubahan

Lebih terperinci

BAB I STANDARA OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

BAB I STANDARA OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG BAB I STANDARA OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG A. Tujuan Standar Operasinal Prsedur (SOP) Pengabdian Masyarakat ini dimaksudkan untuk : 1. Transparansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sewaktu kita anak-anak, kita memiliki cita-cita yang kita impikan. Kita sering membayangkan bagaimana kalau ketika sudah dewasa nanti kita akan bekerja ataupun menekunin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating BAB 1 PENDAHULUAN TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditunjukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar merupakan bagian terpenting dalam kegiatan eknmi dan kesejahteraan masyarakat. Pasar adalah wadah dimana penjual atau pembeli dapat langsung bertemu secara fisik.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT, L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 i KATA PENGANTAR Segala puji syukur atas segala rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT telah menyelesaikan

Lebih terperinci

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Manajemen Risik K3 di Perusahaan Pertambangan Psted n 21 Januari 2011 by Aria Gusti by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Pendahuluan Pertambangan memiliki peran

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN CIPTADANA TAHUN 2015 Knglmerasi

Lebih terperinci

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Oleh: Kurniasih Yuni Pratiwi* Pratiwikurnia399@gmail.cm Pustakawan Pertama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja

Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja 1 P age I. PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kmpetitif menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam persaingan, prduksi, pemasaran, pengellaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Skema Reviewer : B : 1. Sri Asriyani 2. Hemma Yulfi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I I.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak dalam proyek perbaikan mesin sangat sarat dengan namanya resiko dalam masalah biaya, jadwal pelaksanaan dan mutu produk, karena dalam prosesnya

Lebih terperinci

EARNED VALUE ANALYSIS TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan Sarana/Prasarana Pengamanan Pantai)

EARNED VALUE ANALYSIS TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan Sarana/Prasarana Pengamanan Pantai) EARNED VALUE ANALYSIS TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan Sarana/Prasarana Pengamanan Pantai) Indri Meliasari 1, M. Indrayadi 2, Lusiana 2 Abstrak Perencanaan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013

INSPEKTORAT. Laporan Keuangan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013 INSPEKTORAT Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Lapran Keuangan Untuk Peride Yang Berakhir 31 Desember 2013 Jalan Pramuka N. 33 Jakarta 13120 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang

Lebih terperinci

Agus Purnomo. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan

Agus Purnomo. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan EVALUASI PENGENDALIAN PROYEK DENGAN METODE ANALISIS VARIANS DAN KONSEP NILAI HASIL PADA PEMBANGUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Agus Purnomo Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Proyek Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja yang didasari leh pengetahuan, sikap, keterampilan dan mtivasi dalam menghasilkan

Lebih terperinci

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari ) Prsiding Seminar Nasinal Manajemen Teknlgi III Prgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN EKONOMI TEKNIK

KONTRAK PEMBELAJARAN EKONOMI TEKNIK KONTRAK PEMBELAJARAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN EKONOMI TEKNIK Prf. Dr. Rni Kastaman, Ir., M.T. Dr. Dwi Purnm, S.T.P., M.T. n Eknmi Teknik n Dr Dwi Purnm, STP.,MT. n dwighy@gmail.cm n @dwiindrapurnm

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran. Penelitian tersebut dilakukan di PT. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Almunir Yudha Putra Raharja, mahasiswa Universitas Islam Indnesia pada tahun 2004 dengan judul "Evaluasi Pengendalian Kualitas Prduk Menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KEMACETAN AKIBAT TUNDAAN LALU LINTAS

ANALISIS BIAYA KEMACETAN AKIBAT TUNDAAN LALU LINTAS ANALISIS BIAYA KEMACETAN AKIBAT TUNDAAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Persimpangan Jl.Melati-Jl.Hayam Wuruk sampai persimpangan Jl.Nusa Indah-Jl.Hayam Wuruk Denpasar) Agung Yana, A.A. Gde Agung 1, Suparsa,

Lebih terperinci

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL Sebagai alternatif pengellaan subsidi bantuan untuk peningkatan mutu pendidikan Oleh : Danny Meirawan Bahan News Letter Kantr Dinas Pendidikan Jawa Barat A. LATAR BELAKANG Wajib

Lebih terperinci

engineering, procurement dan contraction (EPC) dalam proyek Petrochemical, semen,

engineering, procurement dan contraction (EPC) dalam proyek Petrochemical, semen, 54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Rekadaya Elektrika PT Rekadaya Elektrika berperasi pada pengembangan pryek-pryek tenaga listrik khususnya pembangkit

Lebih terperinci

CONTROLLING IDENTIFIKASI VARIANS

CONTROLLING IDENTIFIKASI VARIANS CONTROLLING Ada dua macam teknik dan metode untuk pengendalian biaya dan jadual yaitu : 1. Identifikasi varians 2. Konsep nilai hasil (Earned Value Concept) IDENTIFIKASI VARIANS Identifikasi varians digunakan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Dasar Pemikiran Bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan daerah, Perpustakaan, Kearsipan, dan Dkumentasi merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya, serta

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI SIL 314 3 SKS MANAJEMEN BIAYA dalam Monitoring & pengawasan proyek Proses proses dalam manajemen waktu proyek Mengestimasi Biaya KLP PROSES PERENCANAAN Penyusunan Anggaran KLP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknlgi selalu berkembang setiap saat, ada saja yang dilakukan manusia untuk memberikan kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu cnth kemudahan

Lebih terperinci

Software Requirement (Persyaratan PL)

Software Requirement (Persyaratan PL) Sftware Requirement ( PL) Arna Fariza 1 Rekayasa Perangkat Lunak Tujuan Memperkenalkan knsep persyaratan user dan sistem Menjelaskan persyaratan fungsinal dan nnfungsinal Menjelaskan bagaimana persyaratan

Lebih terperinci

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern

Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah adalahapapun akan dilakukan leh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu mendapatkan

Lebih terperinci