KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT,"

Transkripsi

1

2 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 i KATA PENGANTAR Segala puji syukur atas segala rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT telah menyelesaikan pertanggungjawaban penyelenggaraan kegiatan anggaran pemerintah dalam bentuk Lapran Kinerja tahun anggaran Lapran Kinerja ini merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas kami sebagai penyelenggara layanan publik dalam berpartisipasi membangun tata kella pemerintahan yang baik dan bersih (gd gvernance and clean gvernment). Dalam Lapran Kinerja yang telah disusun, kami menyajikan data capaian kinerja, kendala dan slusi dari masing-masing kegiatan yang dilaksanakan pada tahun Selanjutnya, kami berharap lapran kinerja ini dapat menjadi bahan mnitring dan evaluasi dalam penyusunan langkah-langkah perbaikan serta ptimalisasi dan efisiensi realiasasi, baik realisasi kegiatan maupun realisasi anggaran kami di tahun-tahun mendatang. Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang baik kepada seluruh pegawai Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT dan semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penyajian data capaian kinerja dalam Lapran Kinerja Hal ini semata-mata dilakukan untuk mewujudkan penyelenggaraan instansi pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Akhirnya, kami berharap agar Lapran Kinerja ini dapat berguna untuk seluruh pihak terkait, baik internal maupun eksternal. Kami akan terus berupaya meningkatkan kinerja Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT dalam mendukung usaha Badan POM untuk melindungi masyarakat dari Obat dan Makanan yang berisik terhadap kesehatan. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT, Drs. H. G. Kakerissa, Apt. NP Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

3 ii L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 DAFTAR S Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR S... ii DAFTAR LAMPRAN... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR GRAFK... vii RNGKASAN EKSEKUTF... viii BAB PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Gambaran Umum Organisasi... 1 C. Tugas Pkk dan Fungsi... 2 D. Permasalahan Utama (Strategic ssues)... 6 E. Struktur Organisasi F. Sistematika Penyajian BAB PERENCANAAN KNERJA A. Rencana Strategis Pernyataan Visi Pernyataan Misi B. Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan Sasaran Strategis C. Prgram dan Kegiatan Tahun D. Rencana Kinerja Tahunan E. Perjanjian Kinerja BAB AKUNTABLTAS KNERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran ndikatr Kinerja Utama Pengukuran Capaian Kinerja Pendukung ndikatr Kinerja Utama B. Realisasi Anggaran Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

4 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 iii BAB V PENUTUP LAMPRAN Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

5 iv L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 DAFTAR LAMPRAN Halaman Lampiran 1. Target Pembangunan untuk Tahun Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan Tahun Lampiran 3. Pernyataan Penetapan Kinerja Tahun Lampiran 4. Pengukuran Kinerja Tahunan Tahun Lampiran 5. Pengukuran Kinerja Kegiatan Tahun Lampiran 6. Pengukuran Efisiensi Kegiatan Tahun Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

6 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis Badan POM, Sasaran Prgram Deputi Bidang Pengawasan Prduk Terapetik dan NAPZA dengan Sasaran Kegiatan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT peride Tabel 2. Perubahan ndikatr Kinerja Utama Tahun Tabel 3. Pencapaian ndikatr Kinerja Utama Tahun Tabel (Tiga Belas) Hasil Kajian Risik Aspek Keamanan Obat Beredar yang Telah Dikmunikasikan Tabel 5. Pencapaian ndikatr Kinerja Tahun Tabel 6. Capaian Kinerja Tahun 2017 dan Perbandingan dengan Target Tahun Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

7 vi L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Struktur Organisasi Badan POM Gambar 2. Struktur Organisasi Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

8 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 vii DAFTAR GRAFK Halaman Grafik 1.10 (Sepuluh) Glngan Obat yang terbanyak dilaprkan sebagai penyebab Efek Samping Obat (ESO) dari data Nakes tahun Grafik (Sepuluh) Jenis ESO yang terbanyak dilaprkan dari Data Tenaga Kesehatan Tahun Gambar 3. Prfil Hasil Analisis Kausalitas Lapran ESO Lkal Tahun Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

9 viii L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 RNGKASAN EKSEKUTF Mulai tahun anggaran 2000/2001 melalui nstruksi Presiden Nmr 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja nstansi Pemerintah, setiap instansi pemerintahan wajib menyampaikan lapran akuntabilitas instansi pemerintah sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan rganisasi. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT yang merupakan salah satu unit eseln di Badan POM juga telah menyampaikan lapran kinerja instansi pemerintah tersebut dari tahun ke tahun. Sebagai salah satu unit yang melaksanakan pengawasan pst market di Badan POM, kegiatan kami mendukung prgram Pengawasan Obat dengan sasaran kegiatan yaitu Meningkatnya mutu sarana distribusi dan keamanan bat beredar. Untuk mencapai sasaran kegiatan tersebut telah dibuat serangkaian kegiatan yang dapat diukur. Pengukuran keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan menetapkan indikatr kinerja yang disertai target kinerja. Dalam melakukan pengukuran capaian kinerja, sesuai Renstra tahun , dan revisi Renstra tahun 2017 Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT menggunakan 4 (empat) ndikatr Kinerja Utama yang masing-masing didukung indikatr kinerja relevan yang mendrng tercapainya ndikatr Kinerja Utama tersebut. ndikatr Kinerja Utama kami adalah 1) Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB; 2) Jumlah tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran; 3) Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan; dan 4) Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji, dan memenuhi ketentuan. ndikatr Kinerja Utama ini juga telah tercantum dalam Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2017 dan Perjanjian Kinerja tahun Di tahun kedua Renstra ini rata-rata capaian kinerja ke 4 (empat) ndikatr Kinerja Utama tersebut adalah sebesar 98,43% dengan kategri Cukup, Selain ndikatr Kinerja Utama tersebut, terdapat juga beberapa ndikatr Pendukung. Apabila seluruh ndikatr Kinerja Utama dan ndikatr Kinerja pendukung diukur capaian kinerjanya, maka secara keseluruhan diperleh capaian kinerja rata-rata sebesar 110,89% yang termasuk kategri Memuaskan. Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT seharusnya mendapatkan dana sebesar Rp ,-,. Beberapa waktu kemudian pemerintah menginstruksikan setiap Kementerian/ Lembaga untuk melakukan penghematan melalui mekanisme self blcking anggaran sebesar Rp ,-., sehingga dana yang bisa digunakan untuk kegiatan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT adalah sebesar Rp ,-. Pada Bulan September 2017 diberikan dana tambahan hibah dari WHO sebesar Rp ,-., sehingga ttal jumlah Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

10 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 ix anggaran Direktrat Pengawasan Distribusi PT dan PKRT menjadi Rp Penghematan anggaran melalui self blcking ini tidak merubah pagu anggaran sehingga realisasi anggaran dan perhitungan efisiensi dihitung dengan menggunakan kedua versi pagu (sebelum dan setelah penghematan). Realisasi anggaran Direktrat Pengawasan Distribusi PT dan PKRT tahun 2017 adalah sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan apabila dibandingkan dengan pagu sebelum self blcking adalah sebesar 79,35%, sedangkan apabila dibandingkan dengan pagu setelah self blcking adalah sebesar 91,31% (Data realisasi kegiatan dan keuangan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5). Hal ini berdampak pada perhitungan efisiensi kegiatan, jika menggunakan pagu sebelum self blcking seluruh penggunaan dana untuk kegiatan yang dilaksanakan di tahun 2017 dikatakan efisien. Namun, jika menggunakan pagu setelah self blcking terdapat 12 (dua belas) kegiatan yang tidak efisien. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah memang kegiatan yang membutuhkan dana yang cukup besar dalam satu kali pelaksanaan, sehingga efek penghematan anggaran sangat berimbas pada pelaksanaan kegiatan. Secara keseluruhan capaian kinerja tersebut di atas, telah memberikan pelajaran untuk meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang. Beberapa langkah-langkah perbaikan telah dirumuskan untuk dikaji lebih lanjut untuk menghasilkan tindakan perbaikan yang tepat sasaran. Beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah atau bahan pertimbangan untuk merumuskan perbaikan di masa yang akan datang, adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang muncul saat tahun berjalan (sebagai cnth adanya pemtngan anggaran) sehingga dapat merumuskan langkah-langkah strategis dan tepat agar kegiatankegiatan yang direncanakan dapat terealisasi dengan efektif dan efisien. 2. Tetap knsisten untuk melakukan krdinasi yang baik di antara unit-unit kerja terkait yang berada dalam lingkungan Badan POM maupun pihak-pihak terkait lainnya dalam merumuskan kebijakan di bidang pengawasan distribusi bat. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

11 BAB PENDAHULUAN

12 L a p r a n K i n e r j a T a h u n BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan kmitmen untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel sesuai amanah nstruksi Pemerintah Nmr 7 Tahun 1999, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT menerapkan Sistem Akuntabilitas nstansi Pemerintah (SAKP) dalam realisasi kegiatannya. Berdasarkan Peraturan Presiden Nmr 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja nstansi Pemerintah, SAKP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prsedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelapran kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Seluruh kegiatan utama yang meliputi tugas pkk dan fungsi instansi pemerintah, prgram kerja yang menjadi isu nasinal serta aktivitas yang dminan dan vital bagi pencapaian visi dan misi instansi pemerintah wajib disampaikan pertanggungjawabannya. Pertanggungjawaban tersebut berupa Lapran Kinerja yang disampaikan kepada Presiden dan Wakil Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Krdinatr Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara serta Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Bagi Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT, Lapran Kinerja merupakan wadah untuk mempertanggungjawabkan dan menjelaskan hasil kinerja baik itu keberhasilan maupun kegagalan selama tahun bersangkutan. Kegagalan atau kegiatan yang kurang efisien akan menjadi bahan evaluasi dan perbaikan kami di masa-masa yang akan datang. Sementara keberhasilan akan kami gunakan untuk pemicu semangat untuk tetap mempertahankan prestasi kinerja yang telah dicapai. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT akan selalu berusaha untuk menciptakan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan dipercaya leh masyarakat dengan mengimplementasikan SAKP dalam setiap sendi penyelenggaraan kegiatan, salah satunya dengan rutin melaprkan pertanggungjawaban kegiatan melalui Lapran Kinerja di setiap tahunnya. B. GAMBARAN UMUM ORGANSAS Sesuai Keputusan Presiden Nmr 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Nn Departemen yang telah diubah dalam Peraturan Presiden Nmr 3 Tahun Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

13 2 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Tentang Perubahan Ketujuh Keputusan Presiden Nmr 103 Tahun 2001, dan sebagaimana telah diubah dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik ndnesia Nmr 80 tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan. Badan POM (BPOM) merupakan Lembaga Pemerintah Nn Kementerian (LPNK) yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pengawasan Obat dan Makanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Selanjutnya Kepala Badan POM menetapkan Surat Keputusan Kepala Badan POM R Nmr HK Tahun 2004 yang menjelaskan kedudukan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT di Badan POM. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT berada di bawah Deputi Bidang Pengawasan Prduk Terapetik dan NAPZA sebagai unit kerja eseln. Pada tahun 2017, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT seluruhnya 53 (lima puluh tiga) rang. Kmpsisi SDM sesuai latar belakang pendidikan terdiri dari S2 sebanyak 6 (enam) rang (11,76 %), prfesi apteker sebanyak 32 (tiga puluh dua) rang (60,37 %) dan prfesi dkter gigi 1 (satu) rang (1,88 %), S1 sebanyak 9 (sembilan) rang (16,98 %), Nn Sarjana sebanyak 5 (lima) rang (9,43 %). Kmpsisi pegawai berdasarkan usia sangat prduktif yaitu usia tahun yaitu sebanyak 41 (empat puluh satu) rang (80,39%) dan usia ditas 49 tahun sebanyak 10 (sepuluh) rang (17,95%). Selain PNS Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT memiliki tenaga hnrer sebanyak 11 (sebelas) rang. Pada triwulan 3 (tiga) kmpsisi PNS di Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT mengalami perubahan yaitu 1 (satu) rang prfesi Apteker pensiun dan 1 (satu) rang prfesi dkter gigi melaksanakan tugas belajar, sehingga pada akhir tahun ttal PNS menjadi 51 (lima puluh satu) rang. C. TUGAS POKOK DAN FUNGS Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nmr HK tanggal 27 September 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nmr 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT memiliki tugas pkk menyiapkan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan distribusi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

14 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Dalam menjalankan tugas pkk tersebut, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Penyusunan rencana dan prgram pengawasan distribusi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. 2. Krdinasi kegiatan fungsinal pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengawasan distribusi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. 3. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan prgram, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi distribusi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. 4. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur serta pelaksanaan pengawasan prmsi dan penandaan prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. 5. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan surveilan dan analisis risik prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. 6. Evaluasi dan penyusunan lapran pengawasan distribusi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. 7. Pelaksanaan urusan tata perasinal dilingkungan Direktrat. Untuk dapat melaksanakan tugas pkk dan fungsinya, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT didukung leh 3 (tiga) Sub Direktrat yang masing-masing mempunyai tugas pkk dan fungsi sebagai berikut: 1. Sub Direktrat nspeksi dan Sertifikasi Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis, penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur serta pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi distribusi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga dan penanggulangan prduk ilegal. Dalam melaksanakan tugasnya, Sub Direktrat nspeksi dan Sertifikasi Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan rencana dan prgram inspeksi dan sertifikasi sarana distribusi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga dan penanggulangan prduk ilegal; b. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan inspeksi sarana distribusi prduk terapetik dan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

15 4 L a p r a n K i n e r j a T a h u n perbekalan kesehatan rumah tangga dan penanggulangan prduk ilegal; c. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan sertifikasi sarana prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; d. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan penanggulangan prduk ilegal; e. Evaluasi dan penyusunan lapran inspeksi dan sertifikasi sarana distribusi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga, dan penanggulangan prduk ilegal. Sub Direktrat nspeksi dan Sertifikasi Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT terdiri dari 3 (tiga) seksi yang mempunyai tugas sebagai berikut : a. Seksi nspeksi Sarana Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan rencana dan prgram/ pedman/ standar kriteria dan prsedur, evaluasi dan lapran di bidang inspeksi sarana distribusi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; b. Seksi Sertifikasi Sarana Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan rencana dan prgram, pedman, standar, kriteria dan prsedur, evaluasi dan lapran di bidang sertifikasi sarana distribusi prduk terapetik; c. Seksi Penanggulangan Prduk legal mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan rencana dan prgram, pedman, standar, kriteria dan prsedur, evaluasi dan lapran di bidang penanggulangan prduk ilegal. 2. Sub Direktrat Pengawasan Prmsi dan Penandaan Prduk Terapetik dan PKRT Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis, penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur serta pelaksanaan pengawasan prmsi dan penandaan prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Sub Direktrat Pengawasan Prmsi dan Penandaan Prduk Terapetik dan PKRT menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

16 L a p r a n K i n e r j a T a h u n a. Penyusunan rencana dan prgram pengawasan prmsi dan penandaan prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; b. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan pengawasan prmsi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; c. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan pengawasan penandaan prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; d. Evaluasi dan penyusunan lapran pengawasan prmsi dan penandaan prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; e. Pelaksanaan urusan tata perasinal di lingkungan Direktrat. Sub Direktrat Pengawasan Prmsi dan Penandaan Prduk Terapetik dan PKRT terdiri dari 3 (tiga) seksi yang mempunyai tugas sebagai berikut: a. Seksi Pengawasan Prmsi Prduk Terapetik dan PKRT mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan rencana dan prgram, pedman, standar, kriteria dan prsedur, evaluasi dan lapran di bidang pengawasan prmsi prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; b. Seksi Pengawasan Penandaan Prduk Terapetik dan PKRT mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan rencana dan prgram, pedman, standar, kriteria dan prsedur, evaluasi dan lapran di bidang pengawasan penandaan prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; c. Seksi Tata Operasinal mempunyai tugas melaksanakan tata perasinal di lingkungan Direktrat. 3. Sub Direktrat Surveilan dan Analisis Risik Prduk Terapetik dan PKRT Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis,penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur serta pelaksanaan surveilan dan analisis risik prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Sub Direktrat Surveilan dan Analisis Risik Prduk Terapetik dan PKRT menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan rencana dan prgram surveilan dan analisis risik prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

17 6 L a p r a n K i n e r j a T a h u n b. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan surveilan prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; c. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan analisis risik prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Sub Direktrat Surveilan dan Analisis Risik Prduk Terapetik dan PKRT terdiri dari 2 (dua) seksi yang mempunyai tugas sebagai berikut : a. Seksi Surveilan Prduk Terapetik dan PKRT mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan rencana dan prgram, pedman, standar, kriteria dan prsedur, evaluasi dan lapran di bidang surveilan prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga; b. Seksi Analisis Risik Prduk Terapetik dan PKRT mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan rencana dan prgram, pedman, standar, kriteria dan prsedur, evaluasi dan lapran di bidang analisis risik prduk terapetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga. D. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGC SSUES) Pelaksanaan sistem jaminan kualitas melalui Cara Prduksi Obat yang Baik (CPOB) yang diterapkan leh industri farmasi belum cukup memberikan jaminan bahwa bat tetap aman, bermanfaat dan bermutu untuk diknsumsi leh masyararat apabila tidak dijaga kualitasnya selama bat berada di jalur distribusi. Dalam perjalanan terdapat faktr lingkungan yang dapat mempengaruhi mutu bat, seperti cahaya, suhu dan kelembaban. Selain faktr lingkungan yang dapat menurunkan mutu bat, terdapat faktr lain seperti campur tangan pihak yang tidak bertangungjawab yang mengakibatkan masuknya bat ilegal kedalam rantai distribusi atau diversi bat legal ke jalur ilegal. Oleh karena itu penting adanya sistem jaminan kualitas pada jalur distribusi bat setelah penerapan CPOB pada sektr prduksi leh industri farmasi. Kewajiban penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di sarana distribusi (Pedagang Besar Farmasi/PBF) tertera dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nmr HK Tahun 2003 tentang Penerapan Pedman Cara Distribusi Obat yang Baik yang selanjutnya diperkuat leh Peraturan Menteri Kesehatan Nmr 1148/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi sebagaimana diubah melalui Permenkes Nmr 34 Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

18 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Tahun 2014 dan Nmr 30 tahun Ketentuan CDOB yang dimaksud mengikuti ketentuan yang dituangkan pada Pedman Teknis CDOB sesuai Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nmr HK Tahun Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT merupakan unit yang bertanggung jawab pada pengawasan implementasi CDOB pada PBF. Untuk itu, telah ditetapkan prgram pengawasan implementasi CDOB di ndnesia yang diikuti dengan sertifikasi CDOB pada seluruh PBF di ndnesia. Akhir-akhir ini sering diberitakan di media tentang temuan bat palsu, bat kedaluwarsa yang banyak ditemukan di sarana pelayanan kefarmasian. Meskipun Badan POM sering menemukan dan mengamankan bat/ vaksin palsu dan bat kedaluwarsa, namun belum membuat efek jera pelakunya, karena pelaku utama sulit ditemukan. Hal ini ditindaklanjuti leh Kementerian Kesehatan R dengan mengubah beberapa Peraturan Menteri Kesehatan R terkait standar pelayanan kefarmasian Rumah Sakit, Aptek dan Puskesmas, yang memperkuat peran Badan POM sebagai pengawas pengellaan bat di sarana pelayanan kefarmasian, serta diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan R Nmr 53 Tahun 2016 tentang pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan R nmr 284 tahun 2007 tentang Aptek Rakyat. Selain itu, dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasinal (JKN), tugas pengawasan bat juga ditujukan untuk memastikan bat JKN yang beredar aman dan bermutu. Dengan kndisi ini, maka Badan POM mempunyai cakupan pengawasan bat yang semakin luas dan kmpleks. Namun demikian, mengingat Sumber Daya Manusia (SDM) masih terbatas, Badan POM dalam hal ini Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT harus melakukan upaya revitalisasi pengawasan bat antara lain dengan memperkuat kerjasama dengan stakehlder dalam rangka peningkatan pengawasan bat seperti dengan Kementerian Kesehatan R, Dinas Kesehatan Prvinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kta, Plri, Kementerian Perdagangan, dan lain-lain. Upaya untuk meningkatkan kmpetensi pengawas bat, akan dilakukan pelatihan terkait pengawasan bat bagi petugas pengawas di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kta, serta pelatihan pengellaan bat kepada petugas pengella bat di sarana pelayanan kefarmasian. Disamping itu Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT memperkuat kmpetensi inspektur CDOB dengan melaksanakan pelatihan inspektur CDOB secara berjenjang, serta mengadakan frum kmunikasi inspektur CDOB untuk menginfrmasikan adanya peraturan/ kebijakan terbaru di bidang pengawasan bat juga untuk menyamakan persepsi terhadap suatu masalah. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT juga akan menyusun atau merevisi peraturan, pedman, petunjuk teknis dan lain - lain dalam rangka perkuatan pengawasan bat. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

19 8 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Dengan banyaknya kasus bat-bat palsu termasuk ilegal dan bat yang kedaluwarsa yang membahayakan masyarakat dan diimbangi dengan langkah-langkah perkuatan Badan POM baik secara internal maupun eksternal, kami berupaya untuk segera menetapkan kewajiban PBF untuk memiliki sertifikat CDOB sebagai dasar perasinal kegiatannya (Sertifikasi CDOB bersifat mandatry). Dalam hal pengawasan keamanan bat beredar, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT melakukan surveilan keamanan bat beredar atau Farmakvigilans. Penguatan Farmakvigilans dengan melakukan Asistensi Regulatry kepada ndustri Farmasi untuk memastikan penerapan Peraturan Kepala Badan POM Nmr HK Tahun 2011 tentang Penerapan Farmakvigilans bagi ndustri Farmasi. Diharapkan dengan penerapan farmakvigilans yang baik, maka industri farmasi dapat dengan segera mengidentifikasi permasalahan dan melakukan tindak lanjut yang tepat, apabila industri farmasi mendapati prduk yang beredar ditemukan tidak memenuhi persyaratan keamanan dan atau mutu yang berpengaruh terhadap keamanan penggunaan bagi masyarakat. Dengan penerapan farmakvigilans yang baik, tanggung jawab jaminan keamanan bat beredar leh industri farmasi semakin meningkat. Di samping itu tenaga kesehatan memiliki peran terdepan dalam pemantauan keamanan bat leh masyarakat, maka peningkatan awareness tenaga kesehatan dalam pemantauan dan pelapran efek samping bat yang terjadi pada praktek klinik sehari-hari juga terus dilakukan. Kegiatan peningkatan awareness dalam hal farmakvigilans pada tahun 2017 antara lain wrkshp farmakvigilans kepada tenaga kesehatan, yaitu di RS Universitas Udayana Denpasar, RSPAD Gatt Subrt Jakarta, RS Universitas Sumatera Utara Medan dan di Htel Harris Bekasi, serta 2 (dua) kali pelatihan farmakvigilans untuk persnil farmakvigilans di industri farmasi yang berlkasi di Surabaya dan Semarang. Diharapkan dengan peningkatan awareness tersebut pelapran efek samping bat dari tenaga kesehatan akan mengalami peningkatan, sehingga diperleh data dan infrmasi prfil keamanan bat yang beredar. Selain melakukan surveilan keamanan bat beredar atau farmakvigilans, pengawasan prmsi dan penandaan bat juga dilakukan dalam pengawasan keamanan bat beredar. Masih ditemukannya peredaran bat dengan penandaan yang tidak sesuai dengan persetujuan Badan POM dan munculnya cara-cara baru dalam prmsi/ iklan bat seperti iklan built-in dalam prgram televisi, iklan bat dengan kuis berhadiah, dan prmsi/ iklan dan penjualan bat pada media internet/ nline menjadi tantangan tersendiri dalam pengawasan penandaan dan prmsi bat di tahun Beredarnya bat dengan penandaan yang berbeda dengan persetujuan Badan POM menimbulkan keresahan dan kebingungan di masyarakat karena masyarakat dapat menemukan prduk bat yang sama dalam lebih dari satu macam Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

20 L a p r a n K i n e r j a T a h u n kemasan/ penandaan yang berbeda. Demikian juga halnya dengan kegiatan prmsi/ iklan melalui built in prgram televisi dan kuis, kegiatan tersebut juga dapat menyebabkan masyarakat terpapar infrmasi yang tidak bjektif dan berlebihan sehingga berdampak pada penggunaan bat yang tidak rasinal akibat dari kegiatan prmsi dengan klaim yang tidak sesuai dengan indikasi yang disetujui Badan POM. Sedangkan prmsi/ iklan dan penjualan bat secara nline berisik terhadap kesehatan masyarakat antara lain risik penggunaan bat yang tidak tepat, kegiatan penyalahgunaan bat yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat ndnesia untuk masa depan. Badan POM melakukan langkah-langkah dari hulu ke hilir untuk meminimalisir efek negatif dari permasalahan tersebut di atas, diantaranya dengan penyusunan regulasi yang dapat digunakan sebagai pedman, baik pedman untuk para pelaku usaha (industri farmasi) maupun untuk instansi pemerintah dalam melakukan pengawasan. Pada tahun 2017 telah disahkan peraturan dalam bidang pengawasan prmsi dan penandaan bat diantaranya Peraturan Kepala Badan POM Nmr 8 Tahun 2017 Tentang Pedman Pengawasan Periklanan Obat dan Peraturan Kepala Badan POM N 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat. Kepada pelaku usaha, Badan POM melakukan kegiatan pembinaan ke industri farmasi untuk meningkatkan kepatuhan dalam pemenuhan ketentuan di bidang iklan dan penandaan bat. Badan POM juga melakukan peningkatan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat agar cermat dalam membaca infrmasi yang ada pada penandaan dan bijak menyikapi iklan bat melalui kegiatan Kmunikasi, nfrmasi dan Edukasi (KE) mengenai Prmsi dan Penandaan bat. Langkah-langkah dari hulu ke hilir tersebut diharapkan dapat memberikan efek signifikan dalam peningkatan jaminan keamanan bat yang beredar di masyarakat. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

21 10 L a p r a n K i n e r j a T a h u n E. STRUKTUR ORGANSAS Dalam Struktur Organisasi Badan POM, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Pengawasan Prduk Terapetik dan NAPZA (Deputi 1) sebagai salah satu unit eseln. Psisi Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT di Badan POM dapat ditunjukkan dalam gambar berikut : Gambar 1. Struktur Organisasi Badan POM Selanjutnya untuk mendukung tugas dan fungsinya, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT mempunyai struktur rganisasi seperti dalam gambar berikut: Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

22 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Gambar 2. Struktur Organisasi Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT F. SSTEMATKA PENYAJAN Lapran Kinerja harus bisa menjelaskan capaian kinerja yang diukur dengan membandingkan realisasi dengan target yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Tahun Bukan hanya menyajikan data capaian, Lapran Kinerja sebisa mungkin memberikan analisis terhadap keberhasilan maupun kegagalan sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk menyusun tindak lanjut yang tepat di masa yang akan datang. Sistematika penyajian Lapran Kinerja Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT Tahun 2017 masih berpedman pada peraturan terbaru, yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refrmasi Birkrasi Nmr 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelapran Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Lapran Kinerja nstansi Pemerintah serta Keputusan Kepala Badan POM R Nmr HK Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Lapran Kinerja nstansi Pemerintah di Lingkungan Badan POM, yang secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut : Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

23 12 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Bab : Pendahuluan, Menjelaskan secara ringkas latar belakang, bagan struktur rganisasi, tugas pkk dan fungsi, aspek strategis dan permasalahan utama (strategic issues) yang sedang dihadapi leh Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT; Bab : Perencanaan Kinerja, Menjelaskan secara ringkas dkumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan prgram, kegiatan dan anggaran Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT Tahun 2017 meliputi Rencana Strategis Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT Tahun dan Penetapan Kinerja Tahun 2017; Bab : Akuntabilitas Kinerja, Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis dan lapran akuntabilitas keuangan untuk tahun 2017; Bab V : Penutup, Menjelaskan simpulan umum atas capaian kinerja Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT tahun 2017 serta menguraikan langkah/rekmendasi untuk meningkatkan kinerja di masa datang. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

24 BAB PERENCANAAN KNERJA

25 L a p r a n K i n e r j a T a h u n BAB PERENCANAAN KNERJA A.RENCANA STRATEGS Rencana strategis mengandung pengertian tujuan-tujuan yang ingin dicapai leh suatu instansi pemerintah dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Penetapan rencana strategis yang baik sebisa mungkin harus memperhitungkan ptensi, peluang dan kendala yang mungkin akan timbul sehingga tujuan dapat terealisasi dengan ptimal dan efisien. Rencana strategis kemudian diuraikan menjadi visi, misi, serta rencana kegiatan yang dijabarkan ke dalam sasaran kerja. Sasaran kerja diusahakan dalam bentuk rumusan yang yang lebih pendek dari tujuan Rencana Pembangunan Jaminan Menengah Nasinal (RPJMN). Untuk dapat mengukur keberhasilan pencapaian sasaran, perlu disusun indikatr sasaran yang dilengkapi dengan target kinerja (Lampiran 1). Sebagai Unit Kerja Eseln di Badan POM dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan rganisasi, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT mengacu kepada visi dan misi Badan POM. 1. Pernyataan Visi Dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT mengacu pada visi Badan POM dimana segenap jajaran bercita-cita untuk mewujudkan suatu keadaan ideal bagi masyarakat ndnesia, yaitu Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa Penjelasan Visi: Dalam melaksanakan pengawasan Obat dan Makanan perlu melibatkan peran aktif masyarakat dan pemangku kepentingan termasuk pelaku usaha. Hal tersebut dilakukan secara akuntabel serta diarahkan untuk menjamin bat dan makanan yang beredar aman, sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa. Penjelasan dari pengertian kata Aman dan Daya Saing dalam visi dimaksud adalah sebagai berikut: Aman : Kemungkinan risik yang timbul pada penggunaan Obat dan Makanan telah melalui analisa dan kajian, sehingga risik yang mungkin masih timbul adalah seminimal mungkin/ dapat ditleransi/ tidak membahayakan saat digunakan pada manusia. Dapat juga diartikan bahwa Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

26 14 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 Daya Saing khasiat/ manfaat Obat dan Makanan meyakinkan, keamanan memadai, dan mutunya terjamin. : Kemampuan menghasilkan prduk barang dan jasa yang telah memenuhi standar, baik standar nasinal maupun internasinal, sehingga prduk lkal unggul dan dapat bersaing di pasar glbal. 2. Pernyataan Misi Tindakan nyata dalam mewujudkan visi di atas terangkum dalam misi yang akan dilaksanakan sesuai dengan peran-peran Badan POM tersebut untuk peride , diantaranya sebagai berikut: a. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risik untuk melindungi masyarakat Pengawasan Obat dan Makanan merupakan satu-kesatuan fungsi (full spectrum) standardisasi, penilaian prduk sebelum beredar, pemeriksaan sarana prduksi dan distribusi, sampling dan pengujian prduk serta penegakan hukum. Menyadari kmpleksnya tugas yang diemban Badan POM dalam melindungi masyarakat dari prduk yang tidak aman dengan tujuan akhir adalah masyarakat sehat, serta berdaya saing, maka perlu disusun suatu sasaran strategis khusus yang mampu mengawalnya. Di satu sisi tantangan dalam pengawasan Obat dan Makanan semakin tinggi, sementara sumber daya yang dimiliki terbatas, maka perlu adanya priritas dalam penyelenggaraan tugas. Untuk itu pengawasan Obat dan Makanan seharusnya di desain berdasarkan analisis risik, hal ini untuk mengptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara prprsinal untuk mencapai tujuan sasaran strategis ini. b. Mendrng kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan Sebagai salah satu pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SSPOM), yaitu pelaku usaha mempunyai peran yang sangat strategis dalam menjamin prduk Obat dan Makanan aman. Pelaku usaha merupakan pemangku kepentingan yang mampu memberikan jaminan prduk yang memenuhi standar dengan memenuhi ketentuan yang berlaku terkait dengan prduksi dan distribusi Obat dan Makanan. Sebagai lembaga pengawas, Badan POM harus bersikap knsisten terhadap pelaku usaha, yaitu dengan melaksanakan prses pemeriksaan serta pembinaan dengan baik. Badan POM harus mampu membina dan mendrng pelaku usaha untuk dapat memberikan prduk yang aman, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

27 L a p r a n K i n e r j a T a h u n bermanfaat/ berkhasiat, dan bermutu. Dengan pembinaan secara berkelanjutan, ke depan diharapkan pelaku usaha mempunyai kemandirian dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan POM tidak dapat berjalan sendiri, sehingga diperlukan kerja sama atau kemitraan dengan pihak lainnya. Dalam era tnmi daerah, khususnya terkait dengan bidang kesehatan, peran daerah dalam menyusun perencanaan pembangunan serta kebijakan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pencapaian tujuan nasinal di bidang kesehatan. Pengawasan Obat dan Makanan bersifat unik karena tersentralisasi, yaitu dengan kebijakan yang ditetapkan leh Pusat dan diselenggarakan leh Balai Besar/ Balai POM di seluruh ndnesia. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan tugas pengawasan, karena kebijakan yang diambil harus disinkrnisasikan dengan kebijakan dari Pemerintah Daerah. Untuk itu, dalam melaksanakan tugas pengawasan di daerah, Badan POM harus bersinergi dengan lintas sektr terkait, sehingga pengawasan dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan. c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan POM Luasnya wilayah Negara ndnesia yang perlu dilindungi dari Obat dan Makanan yang berisik terhadap kesehatan membuat Badan POM harus mengptimalkan sumber daya yang dimiliki. Sumber daya dalam hal ini meliputi 5 M (man, material, mney, methd, and machine), terutama terkait dengan sumber daya manusia dan sarana-prasarana penunjang kinerja yang merupakan mdal penggerak rganisasi. Oleh karena itu, pengellaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan leh seluruh elemen rganisasi. Di samping itu, Badan POM sebagai suatu LPNK yang dibentuk pemerintah untuk melaksanakan tugas tertentu tidak hanya bersifat teknis semata (techn structure), namun juga melaksanakan fungsi pengaturan (regulating), pelaksana (executing), dan pemberdayaan (empwering). Untuk itu, diperlukan penguatan kelembagaan/ rganisasi. Kelembagaan tersebut meliputi struktur yang kaya dengan fungsi, prses bisnis yang tertata dan efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan nilai rganisasi. Badan POM juga melakukan kemitraan dengan pemangku kepentingan terkait kerja sama lintas sektr, lintas wilayah, lintas institusi dan sebagainya yang merupakan ptensi yang perlu diperkuat. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik terhadap Obat dan Makanan yang beredar di pasaran, sehingga mampu melindungi diri sendiri dan terhindar dari prduk Obat dan Makanan yang mengandung bahan baku berbahaya dan ilegal. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

28 16 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 Dari segi rganisasi, perlu meningkatkan kualitas kinerja dengan tetap mempertahankan sistem manajemen mutu dan prinsip rganisasi pembelajar (learning rganizatin). Untuk mendukung itu, maka Badan POM perlu untuk memperkuat krdinasi internal dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta saling bertukar infrmasi (knwledge sharing) dengan pihak-pihak terkait. B. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGS 1. Tujuan Sesuai dengan Visi dan Misi Badan POM, tujuan Deputi Bidang Pengawasan Prduk Terapetik dan NAPZA yang diturunkan dari tujuan Badan POM, yaitu Meningkatnya jaminan prduk Obat dan Makanan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT menetapkan tujuan sebagai berikut : Meningkatnya Jaminan Prduk Obat dan Makanan Aman Ukuran keberhasilan atau indikatr keberhasilan untuk tujuan tersebut di atas, adalah : a. Persentase peningkatan PBF yang memenuhi CDOB b. Jumlah kajian farmakvigilans bat beredar yang dikmunikasikan 2. Sasaran Strategis Mengacu kepada sasaran strategis Deputi Bidang Pengawasan Prduk Terapetik dan NAPZA yaitu Menguatnya Sistem Pengawasan Obat, maka Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT menetapkan sasaran strategis/kinerja sebagai berikut : Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Sasaran strategis/kinerja tersebut dijabarkan dalam ndikatr Kinerja Utama sebagai tlk ukur pelaksanaan kegiatan, yang terdiri dari: a. Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB b. Jumlah tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran c. Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan d. Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji, dan memenuhi ketentuan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

29 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Hubungan Visi, Misi, Tujuan, dengan Sasaran Strategis Kegiatan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT peride dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis Badan POM, Sasaran Prgram Deputi Bidang Pengawasan Prduk Terapetik dan NAPZA dengan Sasaran Kegiatan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT Peride VS MS TUJUAN BPOM SASARAN STRATEGS SASARAN PROGRAM SASARAN KEGATAN NDKATOR KNERJA Obat dan Makanan Aman Meningkatka n Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa Meningkatk an sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risik untuk melindungi masyarakat Meningkatn ya jaminan prduk Obat dan Makanan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat Menguatn ya Sistem Pengawas an Obat dan Makanan Menguatny a sistem pengawas an bat Meningkat -nya mutu sarana distribusi bat dan keamana n bat beredar 1. Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB *); 2. Jumlah PBF yang diberikan bimbingan teknis/ssialisasi terkait CDOB **); 3. Persentase pemenuhan timeline tindak lanjut hasil pengawasan Pedagang Besar Farmasi **); 4. Persentase kasus bat ilegal termasuk palsu yang ditindaklanjuti **); 5. Jumlah Tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran *); 6. Jumlah kajian Farmakvigilan s bat beredar **); 7. Jumlah lapran ESO dari tenaga kesehatan/fasil Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

30 18 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 VS MS TUJUAN BPOM SASARAN STRATEGS SASARAN PROGRAM SASARAN KEGATAN NDKATOR KNERJA itas pelayanan kesehatan dan industri farmasi yang ditindaklanjuti **); 8. Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan *); 9. Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji, dan memenuhi ketentuan *); 10. Persentase klan dan penandaan bat beredar yang memenuhi ketentuan **); *): Sebagai ndikatr Kinerja Utama **): Sebagai ndikatr Pendukung C. PROGRAM DAN KEGATAN TAHUN 2017 Prgram dan kegiatan tahun 2017 di Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT disusun berdasarkan prgram Deputi Bidang Pengawasan Prduk Terapetik dan NAPZA yaitu Prgram Pengawasan Obat. Prgram dan kegiatan tahun 2017 tersebut ditetapkan sesuai tugas pkk dan fungsi kami yang tercantum dalam Keputusan Kepala Badan POM Nmr HK Tahun Sehingga untuk mendukung prgram Pengawasan Obat kami menetapkan sasaran kegiatan yaitu Meningkatnya mutu sarana distribusi bat dan keamanan bat beredar, yang berfkus kepada pengawasan dan pemberian bimbingan teknis sarana distribusi bat; dan peningkatan keamanan bat melalui pengkajian farmakvigilans dan pengawasan iklan dan penandaan bat. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

31 L a p r a n K i n e r j a T a h u n D. RENCANA KNERJA TAHUNAN Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT telah menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2017 dalam rangka mencapai sasaran kinerja sesuai dengan prgram kegiatan tahun RKT terdiri dari sasaran strategis, indikatr kinerja yang akan digunakan dalam pengukuran capaian sasaran, serta besaran target yang akan dicapai. RKT selain sebagai penjabaran langkah-langkah untuk mencapai sasaran juga digunakan untuk penyusunan rencana anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan prgram/kegiatan. Ada 4 (empat) ndikatr Kinerja Utama yang digunakan untuk mengukur kegiatan yang mendukung prgram kerja Deputi Bidang Pengawasan Prduk Terapetik dan NAPZA, yaitu : 1. Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB 2. Jumlah Tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran 3. Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan 4. Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji, dan memenuhi ketentuan RKT Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT Tahun 2017 dapat dilihat pada Lampiran 2. E. PERJANJAN KNERJA Berdasarkan Peraturan Menteri PAN-RB Nmr 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelapran Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Lapran Kinerja nstansi Pemerintah, perjanjian kinerja diartikan sebagai lembar/dkumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan prgram/kegiatan yang disertai dengan indikatr kinerja. Tujuan perjanjian kinerja adalah sebagai bentuk nyata kmitmen antara pemberi dan penerima amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, wewenang dan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur. Selain itu, perjanjian kinerja juga memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Menciptakan tlk ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja, 2. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran, 3. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan mnitring, evaluasi dan supervisi kinerja penerima amanah, 4. Sebagai dasar penetapan sasaran kinerja pegawai. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

32 20 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT telah membuat Perjanjian Kinerja tahun 2017 dengan indikatr kinerja dan besaran target mengacu pada Rencana Strategis Direktrat tahun (Lampiran 3). Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

33 BAB AKUNTABLTAS KNERJA

34 L a p r a n K i n e r j a T a h u n BAB AKUNTABLTAS KNERJA A. CAPAAN KNERJA ORGANSAS Untuk mengukur keberhasilan capaian kinerja suatu unit kerja diperlukan indikatr utama. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT mengalami perubahan indikatr utama pada tahun 2017 yang semula menggunakan 2 (dua) ndikatr Kinerja Utama menjadi 4 (empat) indikatr utama yang disertai dengan indikatr yang relevan untuk menunjang ndikatr Kinerja Utama. Perubahan indikatr tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut ini : Tabel 2. Perubahan ndikatr Kinerja Utama Tahun N ndikatr Kinerja Utama Tahun ndikatr Kinerja Utama Tahun Persentase Peningkatan Pedagang Besar Farmasi (PBF) Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB yang memenuhi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) 2 Jumlah Kajian Farmakvigilans Obat Beredar yang Dikmunikasikan Jumlah tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran 3 Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan 4 Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji, dan memenuhi ketentuan Perubahan tersebut dilatarbelakangi leh masuknya iklan dan penandaan bat sebagai indikatr prgram Gerakan Masyarakat (GerMas) leh Kementerian Kesehatan R. Agar dapat menggambarkan kinerja dengan jelas, indikatr dinyatakan dalam jumlah bukan persentase. Berdasarkan hasil pertemuan Ssialisasi dan Bimbingan Teknis SAKP tanggal 30 Januari 02 Februari 2018, kategri penilaian pencapaian indikatr kinerja menggunakan kategri yang dirumuskan tahun 2017, yaitu kategri Memuaskan dengan rentang nilai rata-rata 100 % < X < 125 %, kategri Baik dengan rentang nilai rata-rata 100 %, kategri Cukup dengan rentang nilai rata-rata 75 % < X < 100 %, kategri Kurang dengan rentang nilai rata-rata X < 75% dan kategri Tidak dapat disimpulkan dengan rentang nilai rata-rata X > 125 %. Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT tahun 2017 dengan rentang nilai rata-rata sebesar 98,43% yang masuk dalam kategri Cukup. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

35 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Pengukuran ndikatr Kinerja Utama Hasil pencapaian ndikatr Kinerja Utama (KU) tahun 2017 Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT adalah sebagai berikut : Tabel 3. Pencapaian ndikatr Kinerja Utama Tahun 2017 N ndikatr Kinerja Target 1. Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB 2. Jumlah Tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran 3. Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan 4. Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji, dan memenuhi ketentuan (a) Realisasi (b) Capaian (b/a x 100%) 150 PBF 150 PBF 100% 14 kajian 13 kajian 92,86% label label 95,02% 3500 iklan 3705 iklan 105,86% Rata-rata capaian kinerja ndikatr Kinerja Utama 98,43% Dari Tabel 2 di atas, capaian masing-masing KU Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut: a. Jumlah Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang Meningkat Pemenuhan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) Pengawalan Badan POM terhadap penerapan CDOB leh sarana distribusi diharapkan dapat meningkatkan jaminan mutu bat selama peredaran dan mencegah terjadinya diversi bat ke jalur ilegal distribusi bat. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT secara praktif melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Ssialisasi Penerapan Pemenuhan CDOB kepada PBF di seluruh ndnesia. Melanjutkan kegiatan Bimtek dan Ssialisasi Penerapan Pemenuhan CDOB yang telah dilaksanakan di tahun 2016, pada tahun 2017 telah dilakukan Bimtek dan Ssialisasi Penerapan Pemenuhan CDOB kepada PBF di 16 (enam belas) prvinsi. Terdapat perubahan ndikatr Utama dari persentase peningkatan PBF yang memenuhi CDOB pada tahun 2015 dan 2016 menjadi jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB pada tahun 2017 sesuai dengan Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) tahun ndikatr ini merupakan salah satu indikatr priritas dari Badan POM. Pada tahun 2017, sebanyak 150 PBF Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

36 L a p r a n K i n e r j a T a h u n telah meningkat pemenuhan CDOB-nya. Realisasi tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan pada indikatr yang ditetapkan yaitu jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB sebanyak 150 PBF dengan capaian kinerja sebesar 100% (kategri Baik). Pencapaian kinerja yang sesuai dengan target tersebut dipengaruhi leh beberapa faktr antara lain sebagai dampak tidak langsung dari kegiatan Bimtek dan Ssialisasi Penerapan Pemenuhan CDOB yang dilakukan leh Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT. Dengan adanya kegiatan Bimtek dan Ssialisasi, kesadaran pelaku usaha PBF terkait pentingnya penerapan CDOB menjadi lebih tinggi. Karena perubahan indikatr pada tahun 2017, maka tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan capaian 2 (dua) tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan target kinerja pada tahun 2019 sebesar 190 PBF, PBF yang meningkat pemenuhan CDOB, maka realisasi indikatr kinerja pada tahun 2017 sebesar 78,95%. Namun demikian dengan tetap mempertahankan kinerja dan sikap praktif memberikan Bimtek dan Ssialisasi, maka realisasi indikatr kinerja pada tahun 2019 tetap dapat tercapai. b. Jumlah Tindak Lanjut Regulatry Keamanan Obat Pasca Pemasaran Pengellaan data farmakvigilans diprses menggunakan pendekatan manajemen risik meliputi deteksi atau identifikasi risik, penilaian risik, pengendalian risik atau minimisasi, dan kmunikasi risik. Dalam prses deteksi risik, Pusat Farmakvigilans/MESO Nasinal mengumpulkan secara rutin kejadian tidak diinginkan (KTD) atau Efek Samping Obat (ESO) yang dilaprkan sebagai individual case safety reprt (CSRs) dari prfesinal kesehatan (dkter, dkter gigi, perawat, apteker, dan lain-lain), serta dari industri farmasi. ndustri farmasi juga diwajibkan untuk menyampaikan Peridic Safety Update Reprts (PSUR) atau Peridic Benefit Risk Evaluatin Reprt (PBRER) untuk prduk-prduk tertentu sesuai ketentuan. Secara berkala, tim farmakvigilans melakukan penelusuran literatur untuk setiap isu keamanan baru yang berasal dari publikasi ilmiah/jurnal/studi, serta isu keamanan terbaru dari tritas pengawas bat di negara lain. Jika ada isu atau sinyal keamanan dari semua sumber tersebut, Badan POM akan memprsesnya lebih lanjut untuk penilaian risik. Penilaian risik akan dilakukan dengan meninjau semua data dan bukti pendukung/dkumen ilmiah yang relevan untuk mengevaluasi keseimbangan manfaat-risik (risk-benefit balance). Apakah risik lebih besar daripada manfaat atau sebaliknya. Tahapan berikutnya adalah pengendalian risik atau minimisasi. Dalam tahapan ini, Badan POM melakukan knsultasi dalam rapat kajian Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

37 L a p r a n K i n e r j a T a h u n keamanan bat (Expert Panel Review) bersama Tim Ahli MESO, Kmite Nasinal Penilaian Obat Jadi (Kmnas POJ), dan dkter/ahli yang relevan. Melalui rapat ini, isu keamanan dibahas dan ditinjau dengan berbagai pertimbangan, antara lain: berdasarkan kemungkinan keseimbangan manfaat risik, kebutuhan klinis, persepsi ssial, analisis dampak terhadap kualitas hidup dan tersedia alternatif atau psi/pilihan lain untuk pasien, serta hal-hal lain yang dianggap penting. Rapat kajian akan menghasilkan rekmendasi untuk Badan POM dalam penetapan tindak lanjut regulatry. Tindak lanjut regulatry dapat berupa perbaikan infrmasi prduk yang disampaikan kepada pihak industri farmasi, pemberian infrmasi kepada tenaga kesehatan, hingga usulan pencabutan ijin edar prduk bat kepada Kepala Badan POM apabila risik lebih besar dari manfaat. Setiap tindak lanjut regulatry yang dibuat leh Badan POM dikmunikasikan kepada semua stakehlder, dalam bentuk Dear Dctr Letter (DDL)/ Healthcare Prfesinal Letter (HCPL), surat ke industri farmasi, penerbitan di subsite e-mes.pm.g.id pada menu safety cmmunicatin, atau menjadi artikel di Buletin Berita MESO. Saat ini, Safety Cmmunicatin dapat secara tmatis ter infrmasi kepada para stakehlder yang telah melakukan subskripsi melalui aplikasi DSRAS (Drug Safety Rapid Alert System) yang tersedia tautannya di subsite e-mes.pm.g.id. Dengan adanya DSRAS, maka infrmasi hasil kajian keamanan bat lebih cepat diterima leh stakehlder sehingga meningkatkan kehati-hatian dalam penggunaan bat. Target tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran pada tahun 2017 adalah 14 (empat belas) kajian. Hingga akhir peride tahun 2017, jumlah tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat mencapai 13 (tiga belas) kajian, sehingga capaian kinerja sebesar 92,85% (kategri cukup). Hal ini dikarenakan beberapa kajian dengan tindak lanjut regulatry berupa pencabutan izin edar yang masih berprses dalam penetapan surat keputusan sebagai legal aspek, sehingga belum dapat dikmunikasikan pada tahun ini. Salah satu tindak lanjut dari kajian baru kami dapatkan ketetapannya dan dikmunikasikan pada bulan Januari Pencapaian kinerja pada tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya yang masuk dalam kategri cukup, hal ini dikarenakan terdapat perubahan rumusan kriteria penilaian indikatr. Namun hal ini tetap membuat kami ptimis target kinerja di tahun-tahun mendatang akan tercapai dengan didukung adanya struktur baru serta perkuatan fungsinal PFM ahli untuk melakukan prses mulai dari deteksi risik hingga kmunikasi risik. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

38 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Tabel (Tiga Belas) Hasil Kajian Risik Aspek Keamanan Obat beredar yang Telah Dikmunikasikan N. Zat Aktif su Keamanan Tindak Lanjut 1 Methxy Plyethylene Glyclepetin beta (Mircera) Risk Minimizatin Activities (RMinA) leh PT Rche ndnesia 2 Ambrxl Risik reaksi alergi kulit yang berat (Severe cutaneus adverse reactin/scars) dan perbaikan indikasi untuk pasien asma brnkial 3 Artesunate Pembahasan lanjutan mengenai KTD yang terjadi setelah pemberian Artesunate njeksi pada lima pasien di salah satu sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Mankwari, Papua Barat 4 Trastuzumab (Herceptin) 5 Vemurafenib (Zelbraf) Direct Healthcare Prfesinal Cmmunicatin (DHPC) PT Rche ndnesia tentang pentingnya mnitring fungsi jantung selama dan setelah penggunaan Herceptin Direct Healthcare Prfesinal Cmmunicatin (DHPC) PT Rche ndnesia tentang risik Dupuytren's cntacture dan plantar fascial fibrmatsis 6 Ruxlitinib Terdapat risik neurpati perifer pada penggunaan Ruxlitinib pada Buletin Signal WHO- UMC 7 Lratadine dan Deslratadine Lapran efek samping peningkatan berat badan pada anak dengan penggunaan Lratadine dan Surat untuk F tanggal 12 Mei Surat untuk F - Safety cmmunicatin tanggal 23 Mei 2017 Safety cmmunicatin tanggal 31 Mei Surat untuk F - Safety cmmunicatin tanggal 14 Juni Surat untuk F - Safety cmmunicatin tanggal 19 Juni 2017 Early cmmunicatin tanggal 19 Oktber 2017 Early cmmunicatin tanggal 19 Oktber 2017 Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

39 L a p r a n K i n e r j a T a h u n N. Zat Aktif su Keamanan Tindak Lanjut Deslratadine pada Buletin Signal WHO-UMC 8 nteraksi Ciprflxacin dan Enalapril Penguatan signal interakasi Ciprflxacin dan Enalapril terhadap Kerusakan Ginjal Akut pada Buletin Signal WHO- UMC Early cmmunicatin tanggal 19 Oktber nteraksi Rsuvastatine dan Ticagrelr Rsuvastatine dan Ticagrelr dan risik Rhabdmylysis pada Buletin Signal WHO-UMC Early cmmunicatin tanggal 19 Oktber Gadlinium nfrmasi keamanan dari badan regulatri negara lain terkait risik retensi Gadlinium di tak pada penggunaan zat kntras gadlinium berulang untuk MR scan 11 Nscapine Menindaklanjuti hasil reevaluasi prduk beredar yang telah dilakukan leh Direktrat Penilaian Obat dan PB yang merekmendasikan agar Nscapine ditarik dari peredaran. 12 Dengue Vaccine nfrmasi keamanan penggunaan vaksin Dengvaxia nfrmasi untuk dkter dimasukkan ke Buletin MESO edisi Nvember 2017 Surat untuk F tanggal 10 Oktber 2017 Penjelasan Badan POM tanggal 12 Desember 2017 di 13 Bendamustine hydrchlride Direct Healthcare Prfesinal Cmmunicatin (DHPC) PT Rche ndnesia tentang peningkatan risik mrtalitas terkait penggunaan Ribmustin - Surat untuk F - Safety cmmunicatin tanggal 12 Desember 2017 Realisasi target di tahun 2017 ini apabila dibandingkan dengan target di tahun 2019 adalah sebesar 72,22 %. Capaian ini cukup menjadi semangat ptimisme akan tercapainya target di tahun 2019 dengan mempertahankan kinerja. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

40 L a p r a n K i n e r j a T a h u n c. Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan Badan POM melakukan pengawasan baik sebelum maupun sesudah bat beredar untuk menjamin keamanan, mutu dan khasiat bat tetap terjaga. Pengawasan label bat menjadi salah satu tugas dan fungsi Badan POM. Secara umum label bat dapat diartikan sebagai infrmasi lengkap yang menyertai prduk bat sampai ke masyarakat. nfrmasi tersebut digunakan sebagai panduan penggunaan bat yang rasinal. Pengawasan label bat yang dilakukan leh Badan POM merupakan hasil pengawasan Balai Besar/ Balai POM di seluruh ndnesia yang kemudian dikirimkan ke Badan POM Pusat untuk dapat dikaji lebih lanjut. Label bat dengan hasil kajian tidak memenuhi ketentuan ditindaklanjuti dengan memberikan surat peringatan kepada industri farmasi pemilik izin edar bat untuk dapat melakukan perbaikan terhadap infrmasi yang tercantum pada label bat tersebut agar sesuai dengan persetujuan izin edar dari Badan POM. Pada tahun 2017 jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan menjadi indikatr kinerja utama Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT yang mendukung Prgram Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dicanangkan leh pemerintah dalam rangka penguatan pembangunan kesehatan yang mengedepankan upaya prmtif-preventif. Pengawasan penandaan bat diharapkan turut berperan dalam tercapainya tujuan GERMAS untuk menurunkan beban penyakit, menghindarkan terjadinya penurunan prduktivitas penduduk, dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan melalui tersedianya infrmasi yang jelas dan benar pada penandaan bat. Target yang ditetapkan untuk indikatr ini adalah sejumlah label bat memenuhi ketentuan. Berdasarkan hasil kajian sepanjang tahun 2017, jumlah label bat yang memenuhi ketentuan adalah sebesar label bat, dengan demikian capaian kinerja untuk indikatr kinerja Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan adalah 95,02% (Cukup). ndikatr ini baru ditetapkan pada tahun 2017 sehingga belum dapat dibandingkan baik dengan tahun sebelumnya maupun dengan target di akhir tahun RPJMN. Namun, dengan ssialisasi target pengawasan label bat yang jelas dan terukur untuk seluruh Balai Besar/Balai POM di ndnesia, dan diadakannya kegiatan pembinaan kepada industri farmasi terkait kepatuhan terhadap regulasi terkait label bat diharapkan capaian kinerja di tahun-tahun mendatang dapat meningkat. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

41 L a p r a n K i n e r j a T a h u n d. Jumlah iklan bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan Sesuai dengan Keputusan Surat Keputusan Kepala Badan POM R Nmr HK Tahun 2004, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT diamanahi fungsi pelaksanaan penyiapan bahan, perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan pedman, standar, kriteria dan prsedur, serta pelaksanaan pengawasan prmsi dan penandaan prduk terapetik dan Perbekalan kesehatan rumah tangga. Fungsi pengawasan prmsi/ iklan yang dilakukan leh Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT bertujuan untuk melindungi masyarakat dari iklan bat yang tidak bjektif, tidak lengkap dan menyesatkan. Pengawasan prmsi/ iklan bat beredar leh Badan POM terdiri dari pengawasan yang dilakukan leh Badan POM Pusat, Balai Besar/Balai POM di seluruh ndnesia, maupun leh masyarakat. Seluruh hasil pengawasan yang diterima leh Badan POM tersebut kemudian dikaji dan dievaluasi dari segi kelengkapan dan bjektivitasnya. Untuk memperkuat pengawasan iklan bat di media internet dan media penyiaran (radi dan televisi) serta di media cetak, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT di tahun 2017 juga bekerja sama dengan PT Pindai Media Kmunika yang bertugas melakukan pemantuan iklan bat di media tersebut untuk kemudian menjadi bahan tindak lanjut. Dari hasil pengawasan prmsi di media internet, telah dibuat rekmendasi penutupan website yang tidak memenuhi ketentuan ke Kementerian Kmunikasi dan nfrmatika sejumlah 156 website. Sedangkan untuk prmsi/ iklan bat yang tidak memenuhi ketentuan di media penyiaran, ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi administratif berupa peringatan atau peringatan keras penghentian iklan bat kepada industri farmasi pemiliki nmr izin edar dengan ditembuskan kepada Kmisi Penyiaran ndnesia selaku instansi yang berwenang dalam mengawasi media penyiaran. Untuk mengukur keberhasilan fungsi pengawasan iklan leh Direktrat Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT digunakan indikatr kinerja jumlah iklan bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan, dengan target sebanyak 3500 iklan. ndikatr ini juga merupakan indikatr kinerja utama Direktrat karena pengawasan iklan menjadi salah satu kmpnen pendukung dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk penguatan pembangunan kesehatan yang mengedepankan upaya prmtif-preventif dalam hal ini melalui tersedianya infrmasi yang byektif, lengkap, dan tidak menyesatkan pada iklan bat. Pada tahun 2017, realisasi capaian kegiatan ini adalah sebesar 3705 iklan yang memenuhi ketentuan. Jika dibandingkan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

42 L a p r a n K i n e r j a T a h u n dengan target yang telah ditetapkan, maka capaian kinerja untuk kegiatan ini mencapai 105,86 % (kategri Memuaskan). ndikatr ini baru ditetapkan pada tahun 2017 sehingga belum dapat dibandingkan baik dengan tahun sebelumnya maupun dengan target di akhir tahun RPJMN. Namun, dengan ditetapkannya target pengawasan iklan bat yang jelas dan terukur untuk seluruh Balai Besar/Balai POM di ndnesia, dan diadakannya kegiatan pembinaan kepada industri farmasi untuk meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi terkait iklan bat serta dengan tetap mempertahankan kinerja di tahun 2017 diharapkan capaian kinerja di tahun-tahun mendatang untuk indikatr ini tetap dalam kategri Memuaskan. 2. Pengukuran Capaian Kinerja Pendukung ndikatr Kinerja Utama Dalam mencapai target KU, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT didukung leh beberapa indikatr kinerja yang relevan untuk mengakselerasi pencapaian target KU. Dari 4 (empat) ndikatr Kinerja Utama, terdapat 6 (enam) ndikatr Kinerja pendukung yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 5. Pencapaian ndikatr Kinerja Tahun 2017 N ndikatr Kinerja 1 Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB * a. Jumlah PBF yang diberikan bimbingan teknis/ssialisasi terkait CDOB ** b. Persentase pemenuhan timeline tindak lanjut hasil pengawasan Pedagang Besar Farmasi ** c. Persentase kasus bat ilegal termasuk palsu yang ditindaklanjuti ** 2 Jumlah Tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran * a. Jumlah kajian Farmakvigilans bat beredar ** b. Jumlah lapran ESO dari tenaga kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan dan industri farmasi yang ditindaklanjuti ** 3 Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan * Capaian Target Realisasi (b/a x (a) (b) 100%) 150 PBF 150 PBF 100% 300 PBF 375 PBF 125 % 85% 88,12% 103,67% 100% 100% 100% ,85% kajian kajian kajian 114,28% kajian % ,02% Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

43 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Capaian Target Realisasi N ndikatr Kinerja (b/a x (a) (b) 100%) 4 Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji, dan memenuhi ketentuan * ,86% a. Persentase klan dan penandaan bat beredar yang memenuhi ketentuan ** 93% 98.60% 106,02% Rata-rata capaian kinerja ndikatr Kinerja 105,87% Catatan : * = ndikatr Kinerja Utama ** = ndikatr Kinerja Pendukung ndikatr Kinerja Utama Pengukuran capaian ndikatr Kinerja yang relevan sebagai pendukung ndikatr Kinerja Utama 1. ndikatr Kinerja Utama Jumlah Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang Meningkat Pemenuhan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), dengan 3 (tiga) ndikatr Kinerja yang relevan sebagai pendukung sebagai berikut : a. Jumlah PBF yang diberikan bimbingan teknis/ ssialisasi terkait CDOB Dengan adanya bimbingan teknis/ssialisasi terkait CDOB kepada PBF, diharapkan PBF memahami dan selanjutnya melaksanakan peraturan CDOB untuk menjamin keamanan bat dan/atau bahan bat di jalur distribusi. Sehingga dengan dilaksanakannya CDOB, dapat meningkatkan PBF yang memenuhi CDOB. Keberhasilan kegiatan ini diukur dengan indikatr Jumlah PBF yang diberikan bimbingan teknis/ssialisasi terkait CDOB dengan target 300 PBF. Hingga akhir tahun anggaran 2017, telah dilaksanakan bimbingan teknis/ssialisasi kepada 375 PBF di 15 prvinsi, yaitu di kta Banda Aceh, Denpasar, Bandung, Pekanbaru, Semarang, Pntianak, Bandar Lampung, Surabaya, Palembang, Makassar, Palu, Banjarmasin, Padang, Medan dan Serang. Dari data tersebut, pencapaian kegiatan ini adalah 125% (kategri memuaskan). Capaian yang melebihi target ini dikarenakan adanya ptimalisasi anggaran untuk meningkatkan cakupan pemberian bimbingan teknis dan ssialisasi sejalan dengan diterbitkannya Perka Badan POM N.25 Tahun 2017 tentang Tata Cara Sertifikasi CDOB yang menjadikan Sertifikasi CDOB bersifat mandatry serta antusiasme dari PBF terhadap infrmasi bagaimana cara menerapkan CDOB dan membuat CAPA sehingga mereka dapat mengikuti sertifikasi CDOB dengan sukses dan cepat. Berdasarkan Renstra Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT, target indikatr kinerja ini mulai dari tahun 2015 hingga 2019 tidak bersifat kumulatif. Apabila dibandingkan dengan target di akhir tahun 2019, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

44 L a p r a n K i n e r j a T a h u n maka capaian di tahun 2017 adalah sebesar 107%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT sudah baik dan sesuai harapan yang diinginkan. b. Persentase pemenuhan timeline tindak lanjut hasil pengawasan Pedagang Besar Farmasi (PBF) Sesuai dengan Pedman Pengawasan dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fasilitas Distribusi Obat dan/atau Bahan Obat dan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian tahun 2016, pemberian tindak lanjut hasil pengawasan di PBF untuk sanksi administratif berupa Penghentian Sementara Kegiatan dan Rekmendasi Pencabutan zin merupakan kewenangan dari Badan POM. Balai Besar/Balai POM mempunyai kewenangan untuk memberikan tindak lanjut berupa pemberian surat perintah perbaikan dan sanksi peringatan tertulis (peringatan dan peringatan keras) dan memberikan rekmendasi ke Badan POM untuk diberikan sanksi administratif yang menjadi kewenangan Badan POM. Pemberian tindak lanjut hasil pengawasan ini merupakan upaya Badan POM dalam melakukan pembinaan dan memberikan efek jera kepada pihak PBF yang melakukan pelanggaran dengan tujuan agar pengellaan bat di PBF sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Dalam rangka ketepatan prses dan keterukuran timeline tindak lanjut hasil pengawasan PBF yang dilakukan leh Badan POM, maka ditetapkan SOP Mikr N. POM CFM.01.SOP.03.K.03 (34) mengenai Tindak Lanjut Hasil nspeksi CDOB. Keberhasilan kegiatan tindak lanjut hasil pengawasan Pedagang Besar Farmasi (PBF) diukur dengan indikatr Persentase pemenuhan timeline tindak lanjut hasil pengawasan Pedagang Besar Farmasi, dengan target 85% pada tahun Hasil pemantauan timeline terhadap tindak lanjut yang diberikan leh Badan POM pada tahun 2017 terpenuhi sebesar 88,12 %. Dengan demikian capaian kinerja untuk indikatr kinerja ini sebesar 103,67% (kategri Memuaskan). Terdapat peningkatan realisasi pemenuhan timeline pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu (81,50%) dan peningkatan capaian kinerja dari kategri Baik pada tahun 2016 menjadi kategri Memuaskan. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari upaya yang dilakukan leh Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT dalam peningkatan kmpetensi dan kapabilitas serta pemantauan terhadap timeline yang dilakukan secara kmprehensif di setiap jenjang. Namun, mengingat masih manualnya prses evaluasi berjenjang dan pemantauan timeline yang dilakukan terhadap tindak lanjut hasil pengawasan, maka diperlukan suatu sistem yang handal untuk mengantisipasi terjadinya human errr. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

45 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Berdasarkan Renstra Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT tahun , capaian indikatr kinerja di tahun 2017 telah mencapai 98,17% jika dibandingkan dengan target pada akhir tahun Namun demikian, capaian indikatr kinerja ini perlu dipertahankan pada kategri Memuaskan dan mencapai target sesuai dengan harapan yang diinginkan sampai dengan akhir peride Renstra. c. Persentase kasus bat ilegal termasuk palsu yang ditindaklanjuti Salah satu tujuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) adalah untuk menjamin terlaksananya lalu lintas bat yang aman dan mencegah masuknya bat illegal ke dalam jaringan distribusi. Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan Sarana Pelayanan Kefarmasian adalah pihak yang sangat berperan dalam jalur distribusi bat dalam perasinalnya harus melakukan kualifikasi terhadap supplier, pelanggan dan pengecekan barang yang diterima dari supplier, bat retur serta bat kembalian sesuai dengan ketentuan. Pengawasan terhadap kasus peredaran bat ilegal termasuk palsu merupakan salah satu cara identifikasi tingkat kepatuhan PBF dalam menjalankan perasinal sesuai dengan CDOB serta sarana pelayanan kefarmasian dalam menjalankan standar pelayanan kefarmasian. Kegiatan ini diukur dengan terlaksananya prses tindak lanjut dari seluruh kasus yang melibatkan sarana distribusi bat yang diterima leh Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT. Cakupan tindak lanjut yang dilakukan dapat berupa mnitring tindak lanjut leh Balai Besar/Balai POM, Kajian meja, sampling surveilans dan/atau penelusuran (audit kmprehensif) yang dilakukan sesuai dengan analisis risik. Dari hasil audit kmprehensif jika PBF atau sarana pelayanan kefarmasian teridentifikasi melakukan pelanggaran dalam penerimaan dan/atau penyaluran bat illegal maka dapat sarana terkait diberikan sanksi sesuai dengan tingkatan pelanggaran yang dilakukan. Keberhasilan kegiatan ini diukur dengan indikatr Persentase kasus bat ilegal termasuk palsu yang ditindaklanjuti, dengan target 100%. Selama tahun 2017 Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT telah menangani sebanyak 13 (tiga belas) jenis kasus mulai dari kasus diversi bahan kimia bat hingga kasus bat ilegal PCC yang sempat menjadi trending tpic di media-media nasinal dan menjadikan perhatian banyak pihak karena memakan krban pada kalangan remaja dan anak-anak. Keseluruhan lapran kasus yang masuk telah dilakukan tindak lanjut, dengan demikian capaian kinerja untuk indikatr kinerja pendukung Persentase kasus bat ilegal termasuk palsu yang ditindaklanjuti tahun 2017 adalah 100 % (kategri Baik). Pada akhir RPJMN (tahun 2019), target kegiatan ini adalah Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

46 L a p r a n K i n e r j a T a h u n % namun dengan adanya perubahan struktur rganisasi Badan POM utamanya dengan adanya kedeputian baru yaitu Kedeputian Bidang Penindakan akan mempengaruhi kebijakan dan penetapan indikatr baru sehingga indikatr Persentase kasus bat ilegal termasuk palsu yang ditindaklanjuti tidak dapat dibandingkan. 2. ndikatr Kinerja Utama Jumlah Tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran, dengan ndikatr Kinerja yang relevan sebagai pendukung sebagai berikut : a. Jumlah kajian Farmakvigilans bat beredar Badan POM, dalam hal ini Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT melalui pendekatan manajemen risik melakukan prses penerimaan lapran terkait aspek keamanan bat dari tenaga kesehatan dan industri farmasi serta melakukan kajian keamanan bat beredar berdasarkan isu glbal atau tindak lanjut regulatry Badan Otritas Negara lain. Lapran tersebut selanjutnya akan diverifikasi dan dikaji leh evaluatr. Jumlah kajian Farmakvigilans bat beredar pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 14 (empat belas) kajian. Hingga akhir tahun, jumlah kajian yang dilakukan terhadap lapran yang masuk adalah sejumlah 16 (enam belas) kajian, sehingga capaian kinerja adalah 114,28 %. Pencapaian kinerja tersebut dalam kategri Memuaskan, seperti capaian tahun 2016 yaitu sebesar 116,67 %. Capaian tahun 2017 dikatakan Memuaskan, karena dapat mempertahankan kinerja seperti yang diharapkan. Apabila realisasi kegiatan tahun 2017 dibandingkan dengan target tahun 2019, maka diperleh capaian kinerja 88,89 %. Dengan melihat kinerja di tahun , target kinerja di akhir tahun RPJMN sebesar 18 kajian dapat secara ptimis kami sampaikan akan tercapai dengan memaksimalkan dan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada. b. Jumlah lapran Efek Samping Obat (ESO) dari tenaga kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan dan industri farmasi yang ditindaklanjuti Pada tahun 2017, jumlah lapran farmakvigilans yang diterima leh Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT adalah lapran, yang terdiri dari lapran spntan efek samping bat (ESO) lkal termasuk Kejadian kutan Pasca munisasi (KP) dari tenaga kesehatan dan industri farmasi, freign reprt, lapran Peridic Safety Update Reprt (PSUR) dan lapran Risk Management Plan (RMP). Jumlah ini meningkat hampir 2 (dua) kali dari jumlah lapran Farmakvigilans di tahun Jumlah lapran spntan ESO lkal termasuk KP yang diterima pada tahun 2017 adalah lapran. Berikut prfil lapran ESO tersebut: Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

47 L a p r a n K i n e r j a T a h u n ) Grafik (Sepuluh) Glngan Obat yang terbanyak dilaprkan sebagai penyebab ESO dari data Nakes tahun ) Grafik (Sepuluh) Jenis Efek Samping Obat (ESO) yang Terbanyak dilaprkan dari Data Tenaga Kesehatan Tahun 2017 Tidak semua lapran ESO lkal yang diterima mencantumkan infrmasi yang lengkap sehingga tidak dapat dilanjutkan ke tahapan analisis kausalitas. Lapran ESO lkal yang dilakukan analisis kausalitas leh tim ahli MESO sebanyak 812 lapran. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

48 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Berikut Grafik 3 Prfil hasil analisis kausalitas berdasarkan kategri Kausalitas WHO: 3) Grafik 3. Prfil Hasil Analisis Kausalitas Lapran ESO Lkal Tahun 2017 Dari grafik 3. diatas dapat dilihat bahwa 206 lapran efek samping memang disebabkan karena bat (25,3%), 279 lapran efek samping kemungkinan besar disebabkan karena bat yang digunakan (34,3%), 215 lapran efek samping kemungkinan kecil disebabkan karena bat (26,4%), 34 lapran efek samping bukan disebabkan karena bat (4,2%) dan lebih kurang 78 lapran efek samping tidak dapat ditentukan hubungannya karena keterbatasan infrmasi pada lapran (9,6%). Berdasarkan Renstra Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT, target jumlah lapran ESO dari tenaga kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan dan industri farmasi yang ditindaklanjuti pada tahun 2017 adalah sebanyak 700 lapran, dan capaian pada tahun 2017 adalah sebanyak 812 lapran, sehingga diperleh persentase sebesar 116%, termasuk kategri Memuaskan. Apabila realisasi kegiatan tahun 2017 dibandingkan dengan target tahun 2019, maka diperleh capaian kinerja 90,22 %. Upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan kegiatan farmakvigilans dilakukan melalui wrkshp farmakvigilans kepada tenaga kesehatan dan pelatihan farmakvigilans untuk persnil farmakvigilans di ndustri Farmasi. Kegiatan-kegiatan tersebut memberi peranan penting dalam peningkatan jumlah lapran yang diterima. Pada tahun 2017, telah dilakukan 4 (empat) kali wrkshp Farmakvigilans kepada tenaga kesehatan, yaitu di RS Universitas Udayana Denpasar, RSPAD Gatt Subrt Jakarta, RS Universitas Sumatera Utara Medan dan di Htel Harris - Bekasi Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

49 L a p r a n K i n e r j a T a h u n serta 2 (dua) kali pelatihan farmakvigilans untuk persnil farmakvigilans di industri farmasi yang berlkasi di Surabaya dan Semarang. Sebagai upaya menghadapi perkembangan farmakvigilans glbal, peningkatan kmpetensi untuk pegawai Badan POM terus dilakukan. Pada tahun 2017 Badan POM turut berpartisipasi dalam pelatihan-pelatihan di dalam negeri dan di luar negeri, antara lain PMDA-ATC Pharmacvigilance Seminar 2017 pada tanggal 6-9 Februari 2017 di Tky, Jepang; Risk Management Plan Training pada tanggal Mei 2017 di Jakarta, ndnesia; JCA-Strengthening f Pharmacvigilance Activities pada tanggal September 2017 di Jepang; 2017 APEC Harmnizatin Center Pharmacvigilance Wrkshp dan 2017 APEC Pharmacvigilance Center f Excellence Prgram pada tanggal September 2017 di Seul, Krea Selatan. 3. ndikatr utama Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan dan Jumlah iklan bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan a. Persentase iklan dan penandaan bat beredar yang memenuhi ketentuan klan dan penandaan bat merupakan infrmasi tentang bat yang menyertai beredarnya bat di masyarakat. nfrmasi tersebut haruslah lengkap bjektif dan tidak menyesatkan serta sesuai dengan persetujuan yang diberikan leh Badan POM melalui Direktrat Penilaian Obat dan Prduk Bilgi. Pengawasan iklan dan penandaan bat bertujuan untuk mengawal dan menjamin penggunaan bat yang tepat, aman dan rasinal, serta sebagai deteksi dini adanya bat palsu dan bat tidak memiliki izin edar dari Badan POM. Menjadi kmpnen pendukung dari GERMAS dalam rangka penguatan pembangunan kesehatan yang mengedepankan upaya prmtif-preventif melalui tersedianya infrmasi yang byektif, lengkap dan tidak menyesatkan pada iklan dan label/penandaan bat, membuat iklan dan penandaan bat yang semula hanya merupakan indikatr kinerja penunjang menjadi indikatr kinerja utama Direktrat di tahun ndikatr kinerja Persentase iklan dan penandaan bat beredar yang memenuhi ketentuan juga mengalami perubahan, yaitu yang semula merupakan indikatr kinerja penunjang dari indikatr kinerja utama Jumlah Kajian Farmakvigilans Obat Beredar yang Dikmunikasikan berubah menjadi indikatr kinerja penunjang dari indikatr kinerja utama Jumlah Label Obat Beredar Yang Diawasi, Dikaji dan Memenuhi Ketentuan dan Jumlah klan Obat Beredar yang Diawasi, Dikaji dan Memenuhi Ketentuan. Berdasarkan Renstra tahun , target indikatr kinerja ini di tahun 2017 adalah sebesar 93%. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

50 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2017, realisasi yang dicapai adalah sebesar 98,60%. Dengan demikian maka capaian kinerja untuk kegiatan pengawasan iklan dan penandaan bat adalah sebesar 106,02%. Pencapaian kinerja indikatr ini termasuk dalam kategri Memuaskan. Apabila realisasi kegiatan tahun 2017 dibandingkan dengan target tahun 2019, maka diperleh capaian kinerja 104,89 %. Capaian kinerja dapat melebihi target disebabkan antara lain dilakukannya kegiatan Pembinaan dalam Rangka Peningkatan Kepatuhan Pemenuhan klan dan Penandaan Obat secara intensif dan Wrkshp Pengawasan klan dan Penandaan Obat yang membuat industri farmasi sebagai prdusen bat dan iklan bat lebih aware terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku. Selanjutnya, karena indikatr ini sudah ada pada Renstra , maka pencapaian kinerja untuk indikatr ini di tahun 2017 dapat dibandingkan dengan pencapaian kinerja di tahun 2015 dan 2016 untuk mendapatkan gambaran kesuksesan/ kegagalan pelaksanaan kegiatan pengawasan iklan dan penandaan bat. Apabila dibandingkan dengan realisasi dan capaian kinerja di tahun 2015 dan 2016, capaian kinerja di tahun ini dapat dikatakan stabil dan tidak berbeda jauh karena masih dalam kategri yang sama, yaitu kategri Memuaskan. Berdasarkan Renstra Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT, untuk indikatr kinerja Persentase Pengawasan klan dan Penandaan Obat yang Memenuhi Ketentuan tahun 2015 sampai dengan 2019 ditargetkan bertambah 0,5 % setiap tahunnya. Capaian kinerja di tahun ketiga Renstra menunjukkan ptimisme tercapainya target di akhir tahun RPJMN. Hal ini diperkuat dengan diberikannya target yang jelas kepada BB/Balai POM di seluruh ndnesia sehingga diharapkan masing-masing BB/Balai POM dapat melaksanakan pengawasan sesuai target pengawasan. Dari uraian di atas, secara keseluruhan capaian kinerja dan perbandingannya dengan target tahun 2019 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 6. Capaian Kinerja Tahun 2017 dan Perbandingan dengan Target Tahun 2019 N ndikatr Kinerja 1 Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB * Kategri Perbandingan Capaian Pencapaian Capaian 2017 Kinerja dengan Target Tahun % Baik 78,95 % a. Jumlah PBF yang diberikan bimbingan teknis/ssialisasi terkait 125% Memuaskan 107% Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

51 L a p r a n K i n e r j a T a h u n N ndikatr Kinerja Capaian 2017 Kategri Pencapaian Kinerja Perbandingan Capaian dengan Target Tahun 2019 CDOB ** b. Persentase pemenuhan timeline tindak lanjut hasil pengawasan Pedagang Besar Farmasi ** c. Persentase kasus bat ilegal termasuk palsu yang ditindaklanjuti ** 2 Jumlah Tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran * a. Jumlah kajian Farmakvigilans bat beredar ** b. Jumlah lapran ESO dari tenaga kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan dan industri farmasi yang ditindaklanjuti ** 3 Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan * 4 Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji, dan memenuhi ketentuan * a. Persentase klan dan penandaan bat beredar yang memenuhi ketentuan ** 103,67% Memuaskan 98,17% 100% Baik 100% 92,85% Cukup 72,22% 114,28% Memuaskan 88,89% 116% Memuaskan 90,22% 95,02% Cukup 78,63% 105,86% Memuaskan 86,16% 106,02% Memuaskan 104,89% Catatan : * = ndikatr Kinerja Utama ** = ndikatr Kinerja pendukung KU Melihat hasil capaian tahun ini, hampir seluruh indikatr mencapai target tahun 2017 dan menunjukkan sinyal psitif terhadap pencapaian kinerja di tahun 2019 sebagai akhir tahun RPJMN. Meskipun terdapat beberapa indikatr kinerja yang menurun capaiannya apabila dibandingkan dengan tahun lalu, dengan perbaikan-perbaikan yang telah diuraikan di atas, diharapkan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT dapat mencapai target di tahun-tahun mendatang dengan kategri memuaskan baik dalam hal keefektifan maupun keefisienannya terhadap anggaran. B. REALSAS ANGGARAN Pelaksanaan pengellaan keuangan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT selama tahun 2017 telah diupayakan sesuai dengan prinsip- Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

52 L a p r a n K i n e r j a T a h u n prinsip akuntansi instansi pemerintah dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT seharusnya mendapatkan dana sebesar Rp ,-,. Beberapa waktu kemudian pemerintah menginstruksikan setiap Kementerian/Lembaga untuk melakukan penghematan melalui mekanisme self blcking anggaran sebesar Rp ,-., sehingga dana yang bisa digunakan untuk kegiatan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT adalah sebesar Rp ,-. Pada Bulan September 2017 diberikan dana tambahan hibah dari WHO sebesar Rp ,-., sehingga ttal jumlah anggaran Direktrat Pengawasan Distribusi PT dan PKRT menjadi Rp ,-. Penghematan anggaran melalui self blcking ini tidak merubah pagu anggaran sehingga realisasi anggaran dan perhitungan efisiensi dihitung dengan menggunakan kedua versi pagu (sebelum dan setelah penghematan). Realisasi anggaran Direktrat Pengawasan Distribusi PT dan PKRT tahun 2017 adalah sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan apabila dibandingkan dengan pagu sebelum self blcking adalah sebesar 79,35%, sedangkan apabila dibandingkan dengan pagu setelah self blcking adalah sebesar 91,31% (Data realisasi kegiatan dan keuangan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5). Hal ini berdampak pada perhitungan efisiensi kegiatan, jika menggunakan pagu sebelum self blcking seluruh penggunaan dana untuk kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2017 dikatakan efisien. Namun, jika menggunakan pagu setelah self blcking terdapat 12 (dua belas) kegiatan yang tidak efisien, yaitu Partisipasi Aktif Dalam Pertemuan, Evaluasi Hasil Pengawasan Distribusi Obat, Krdinasi Dalam Rangka Deteksi Dini Obat Palsu (Pembelian Sampel), Penyebaran nfrmasi Kepada Masyarakat Dalam GNPOPA, Krdinasi Lintas Sektr dalam Kerangka GNPOPA, Supervisi/Partisipasi Dalam Rapat/Seminar/Wrkshp/Training Nasinal (Biaya Registrasi Training dan Belanja perjalanan lainnya (dalam kta), Digitalisasi QR Cde dalam rangka Pengawasan nfrmasi Pada Label Obat, Entry Data Base Retrspective (PKPKO), Pemeliharaan Alat Penglah Data (Pemeliharaan Kendaraan Rda Empat), Penyusunan dan penyebaran infrmasi Buletin Berita Mes, Peningkatan Kmpetensi/ Training/ Wrkshp/ Seminar nternasinal, Frum Krdinasi dan klan Obat. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah memang kegiatan yang membutuhkan dana yang cukup besar dalam satu kali pelaksanaan, sehingga efek penghematan anggaran sangat berimbas pada pelaksanaan kegiatan. Perbedaan persentase realisasi anggaran dan hasil perhitungan efisiensi antara sebelum dan setelah self blcking yang begitu besar disebabkan karena pada saat keluar keputusan dari pemerintah yang mewajibkan seluruh Kementerian/ Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

53 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Lembaga untuk melakukan penghematan melalui mekanisme self blcking, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT tidak melakukan penyesuaian target realisasi fisik (utput). Hal ini dikarenakan semangat ptimisme kami, dimana kami ingin melihat sejauh mana kinerja bisa dimaksimalkan agar tetap menghasilkan utput yang tinggi walaupun dengan anggaran yang sudah diptng. Namun ke depan, perlu dilakukan analisis lebih dalam mengenai perlu tidaknya penyesuaian target apabila terjadi pemtngan anggaran terutama kegiatan-kegiatan yang memerlukan anggaran yang cukup besar dalam pelaksanaannya. Secara garis besar kegiatan di tahun 2017 berhasil terealisasi dengan efektif dan efisien (Data efisiensi kegiatan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 6). Secara keseluruhan capaian kinerja tersebut di atas, telah memberikan pelajaran untuk meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang. Beberapa langkah-langkah perbaikan telah dirumuskan untuk dikaji lebih lanjut untuk menghasilkan tindakan perbaikan yang tepat sasaran. Beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah atau bahan pertimbangan untuk merumuskan perbaikan di masa yang akan datang, adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang muncul saat tahun berjalan (sebagai cnth adanya pemtngan anggaran) sehingga dapat merumuskan langkah-langkah strategis dan tepat agar kegiatankegiatan yang direncanakan dapat terealisasi dengan efektif dan efisien. 2. Tetap knsisten untuk melakukan krdinasi yang baik di antara unit-unit kerja terkait yang berada dalam lingkungan Badan POM maupun pihak-pihak terkait lainnya dalam merumuskan kebijakan di bidang pengawasan distribusi bat. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

54 BAB V PENUTUP

55 41 L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2016 BAB V PENUTUP Tahun 2017 adalah tahun ketiga dalam implementasi Rencana Strategis Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT sebagai pengawas pst market di bidang pengawasan distribusi bat, pengawasan Farmakvigilans serta pengawasan prmsi dan penandaan bat dalam menjalankan tugas pkk dan fungsinya membutuhkan dukungan sistem, infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai, baik dari segi kuantitasnya maupun dari segi kapabilitas dan keahliannya. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT mendukung prgram Pengawasan Obat, dengan sasaran kegiatan adalah Meningkatnya mutu sarana distribusi bat dan keamanan bat beredar. Untuk mencapai sasaran tersebut dibuat serangkaian kegiatan yang dapat diukur. Keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat dari hasil pengukuran dengan menggunakan indikatr kinerja yang disertai target kinerja. Sesuai dengan yang tercantum dalam Rencana Kinerja Tahun 2017 dan Penetapan Kinerja Tahun 2017 dengan 4 (empat) ndikatr Kinerja Utama yaitu : 1. Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan CDOB; dengan 3 (tiga) ndikatr Kinerja Pendukung 2. Jumlah Tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran dengan 2 (dua) ndikatr Kinerja Pendukung 3. Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan 4. Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji, dan memenuhi ketentuan dengan 1 (satu) ndikatr Kinerja Pendukung Hasil capaian kinerja rata-rata ke 4 (empat) ndikatr Kinerja Utama adalah 98,43% dengan kategri Cukup (75% X < 100%). Apabila seluruh indikatr yang relevan sebagai pendukung tercapainya ndikatr Kinerja Utama diperhitungkan, maka capaian kinerja rata-rata 110,89% dengan kategri Memuaskan (100% < X 125%). Realisasi keuangan apabila dibandingkan dengan pagu sebelum self blcking adalah sebesar 79,35% sedangkan apabila dibandingkan dengan pagu setelah self blcking adalah sebesar 91,31%. Hal ini berdampak pada perhitungan efisiensi kegiatan, jika menggunakan pagu sebelum self blcking seluruh penggunaan dana untuk kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2017 dikatakan efisien. Namun, jika menggunakan pagu setelah self blcking terdapat 12 (dua belas) kegiatan yang tidak efisien, yaitu Partisipasi Aktif Dalam Pertemuan, Evaluasi Hasil Pengawasan Distribusi Obat, Krdinasi Dalam Rangka Deteksi Dini Obat Palsu (Pembelian Sampel), Penyebaran nfrmasi Kepada Masyarakat Dalam GNPOPA, Krdinasi Lintas Sektr dalam Kerangka GNPOPA, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

56 L a p r a n K i n e r j a T a h u n Supervisi/Partisipasi Dalam Rapat/Seminar/Wrkshp/Training Nasinal (Biaya Registrasi Training dan Belanja perjalanan lainnya (dalam kta), Digitalisasi QR Cde dalam rangka Pengawasan nfrmasi Pada Label Obat, Entry Data Base Retrspective (PKPKO), Pemeliharaan Alat Penglah Data (Pemeliharaan Kendaraan Rda Empat), Penyusunan dan penyebaran infrmasi Buletin Berita Mes, Peningkatan Kmpetensi/ Training/ Wrkshp/ Seminar nternasinal, Frum Krdinasi dan klan Obat. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah memang kegiatan yang membutuhkan dana yang cukup besar dalam satu kali pelaksanaan, sehingga efek penghematan anggaran sangat berimbas pada pelaksanaan kegiatan. Perbedaan persentase realisasi anggaran dan hasil perhitungan efisiensi antara sebelum dan setelah self blcking yang begitu besar disebabkan karena pada saat keluar keputusan dari pemerintah yang mewajibkan seluruh Kementerian/ Lembaga untuk melakukan penghematan melalui mekanisme self blcking, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT tidak melakukan penyesuaian target realisasi fisik (utput). Hal ini dikarenakan semangat ptimisme kami, dimana kami ingin melihat sejauh mana kinerja bisa dimaksimalkan agar tetap menghasilkan utput yang tinggi walaupun dengan anggaran yang sudah diptng. Namun ke depan, perlu dilakukan analisis lebih dalam mengenai perlu tidaknya penyesuaian target apabila terjadi pemtngan anggaran terutama kegiatan-kegiatan yang memerlukan anggaran yang cukup besar dalam pelaksanaannya. Secara garis besar kegiatan di tahun 2017 berhasil terealisasi dengan efektif dan efisien (Data efisiensi kegiatan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 6). Secara keseluruhan capaian kinerja tersebut di atas, telah memberikan pelajaran untuk meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang. Beberapa langkah-langkah perbaikan telah dirumuskan untuk dikaji lebih lanjut untuk menghasilkan tindakan perbaikan yang tepat sasaran. Beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah atau bahan pertimbangan untuk merumuskan perbaikan di masa yang akan datang, adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang muncul saat tahun berjalan (sebagai cnth adanya pemtngan anggaran) sehingga dapat merumuskan langkah-langkah strategis dan tepat agar kegiatankegiatan yang direncanakan dapat terealisasi dengan efektif dan efisien. 2. Tetap knsisten untuk melakukan krdinasi yang baik di antara unit-unit kerja terkait yang berada dalam lingkungan Badan POM maupun pihak-pihak terkait lainnya dalam merumuskan kebijakan di bidang pengawasan distribusi bat. Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT

57 LAMPRAN

58 Lmpirn 1 lrgel Pembngunn unluk lhun Dlrekl,rl Pengwrn Dlslrlbusl Prduk lcrqp.llk dn PrR TUJUAN Meningklny,qminn prduk Obt dn Mknn mn SASARAN SRAEGS Mengutny sislem pengwsn Obl dn ^^knn NDKAOR KNRJA Persenlse peningkln TARGE r8?19 PBF yng memenuli CDOB 78% 87% Junrlh kjin frmkvigilns bl beredr yng dikmuniksikn t t6 l8 KE. lndiklr Kineri Utm lndikir Kineri Utm 201'

59 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Jl. Percetakan Negara N. 23 Jakarta pusat 105GO lndnesia BADAN POM Telp. 42M755, , L, 42633t1, (ZL7AL,4244S1g, Far : ditwas_dist_ptpkrt@pm.g.id; distribusi-bat@yah.cm Website : KEPUTUSAN DREKTUR PENGAWASAN DSTRBUS PRODUK TERAPETK DAN PKRT NOMOR HK l. 1 t TENTANG RENCANA KNERJA TAHUNAN DREKTORAT PENGAWASAN DSTRBUS PRODUK TERAPETK DAN PKRT TAHUN 2017 DREKTUR PENGAWASAN DSTRBUS PRODUK TERAPETK DAN PKRT, Menimbang Mengingat a b c d 1 bahwa pelaksanaern penjrusunan Rencana Kinerja Tahunan perlu dilakukan leh setiap unit ke{a Eseln ; bahwa setiap dkumen Rencana Kinerja Tahunan dimanfaatkan leh setiap pimpinan instansi untuk memnitr dan mengendalikan pencapa.ian kine{a rganisasi; bahwa Rencana Kinerja Tahunan Direldrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT perlu ditetapkan dengan Keputusan Direlrtur Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRTi bahwa Keputusan Direktur Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT disusun sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2O17. Undang-Undang Nmr 25 Tahun 2OO4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasinal (Lembaran Negara Republik ndnesia Tahun 2OO4 Nmr 1O4, T-bahan kmbaran Negara Nmr 4421l.; 2 Undang-Undang Nmr 17 Tahun 2OO7 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasinal Tahun (Lembaran Negara Republik lndnesia Tahun 2OO7 Nmr 33, tambahan l,embaran Negara Republik ndnesia Nmr atl; 44

60 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Jl. Percetakan Negara N. 23 Jakarta pusat lndnesia BADAN POM felp, , 42W9r, 42O9ZZL, , 4}4fiat, 42448rg,Fax. : 4288:t485 ditwas_dist_ptpkrt@pm.g.id; distribusi_bat@yah.cm Website : 3 Peraturan Pemerintah Republik ndnesia Nmr 8 Tahun 2O06 tentang Pelapran Keuangan dan Kinerja nstansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik ndnesia Republik ndnesia Tahun 2OO6 Nmr 25, Tambahan kmbaran Negara Republik ndnesia Nmr 4614); Peraturan Pemerintah Republik ndnesia Nmr 39 Tahun 2OO6 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (lembaran Negara Republik ndnesia Tahun 20O6 Nmr 96, Tambahaa lembaran Negara Republik ndnesia Nmr 4663); Peraturan Pemerintah Republik ndnesia Nmr 40 Tahun 2OO6 tentang Tata Cara Penyu.sunan Rencana Pembanguna Nasinal (lembaran Negara Republik ndnesia Tahun 2OO6 Nmr 97, Tambahan Lembaran Negara Republik ndnesia Nmr 4664); Keputusan Presiden Nmr lo3 tahun 2OO tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan rganisasi, dan Tata Kerja lrmbaga Pemerintah Nn Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nmr 3 tahun 2O13; Peraturan Presiden Nmr 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasinal 'ahun ; Peraturan Presiden Nmr 6O Tahun 2O15 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2O16 (kmbaran Negirra Republik Tahun 2Ol5 Nmr 137); nstruksi Presiden Republik ndnesia nmr 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja nstansi Pemerintah; 45

61 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Jl. Percetakan Netara {. 23 Jakarta pusat lndnesia BADAN POtt Telp , r, 42O922r, 4a6t3l!, 42417At, 4Z4AAtg, Fax. : ; ditwas-dist-ptpkrt@pm.g.id; distribusi-bat@yah.cm website : Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refrmasi Birkrasi Nmr 29 Tahun 201O tentang Pedman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelapran Akuntabilitas Kinerja nstansi Pemerintah ; 11. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nmr O2OO/SK/KBPOM Tahun 2OOl Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepa-la Badan Pengawas Obat dan Makanan Nmr HK.OO Tahun 2OO4; 12. Keputusan Kepala Badan Penga.was Obat dan Makanan Nmr OSO8/SK/KBPOM Tahun 20Ol Tentang Organisasi dan Tata Keda Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penga.was Obat dan Makanan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengaa Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nmr HK.OO.O Tahun 2OO9; MEUUTUSKAN Menetapkan Pertama KEPUTUSAN DREKTUR PENGAWASAN DSTRBUS PRODUK TERAPETK DAN PKRT TENTANG RENCANA KNERJA TAHUNAN DREKTORAT PENGAWASAN DSTzuBUS PRODUK TERAPETK DAN PKRT TAHUN 2017 Rencana Kinerja Tahunan Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT Tahun 2017 merupakan sasaran strategis dan indikatr kinerja kegiatan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2017; 46

62 BADAN POM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Jl. Percetakan Negata N. 23 Jakarta Pusat lndnesia Telp , , 42l221, , , 42448L9, fax. : 4288! ditwas_dist_ptpkrt@pm.g.id; distribusi_bat@yah.cm Website : Kedua Ketiga Keempat Rencala Kinerja Tahunan merupakan panduan pelaksanaan kegiatan pada tahun 2Ol7; Rencana Kinerja Tahunan 2Ol7 sebagaimana tersebut di atas dalarn lampiran keputusan ini. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 21 Nvember 2O16 DREKTUR PENGAWASAN DSTRBUS PRODUK TERAPETK DAN PKRT )r 0 NP OO2 4t

63 -.AMPRAN KEPUTUSAN DREKTUR PENGAWASAN DSTRBUS PRODUX TERAPEK DAX P!(RT OUOR HX.O4.34r.l l.r6i2 56 TETA}G RENCANA KNER.JA TAHU AN DREKTORAT PENOAWASA{ DST$AUS PRODU( TERAPTN( DAN PKRT TAHUN 2O7 RECAJA XTER'A TA TA DTEXTORA? PEiGAYAAAT DSRSUE PRODX TERAPBTTK DA PTRT TAUT 2OT7 N. SASARAN STR{TEGS NDqTOR XNERJA KEGATAN TARCET 1 Meningkatnya mutu sarana dbtribusi dan keamanan bat b redar l.l. Jumlah PBF yang meningkat pcmcnuhan CDOB 150 PBF 1.2. Jurilah tindak tanjut Egulatry terkait l(camanan bat 14?indak Pasca Pemasar-an snjut 1.3. Jumlah lab.l bst bcrcdar ]lan8 diawasi, dikaji dan 331OO tabel mcmcnuhi katentua-n 1.4. Jumlah ikl,an bet yans diasasi, dikeji. dan rncmcnuhi 35OO lklan Ditetapkan di : Jakana PadB tangsal : 2l Nrcmb r 2016 DREKTUR PENGAWASAN DSTRBUS PRODUK TERAPETX DAX PKR an<{ Dr!. Arustivn. Apt. \,tph. NP, O02 4a

64 BADAN POi/ BADAN PENGAWAS OBAT DAN AAAKANAN Jl. Percetkn Neg N.23 Jkrt Pusl lndnesi Telp. (2 r ) r, 1209i21, 1?63933, 12U755, , 4214E19; Fx: l12ll Emil : infpm@ind.net.id; Websiie : PERNYATAAN PET{ETAPAX KT{ERJA Dalarn rangka m rvujudkan rnanajernen pernerintahan yang e{ektif, tensparan dan akuntabd serta berrbntssi pada hasil, kami yang b rtanda iangbn di baurah ini: Nama : Drs. Anrsfiyn, A![., frph. Jabdan : Diektur Pengarvasan Oisilrbusi prduk Terapefr( dan pt(rt Sdar{uhya dbblx pihak pegma Natna Jabatil S lanjutnya disebut phak kedua : DrB. furi Olvi Sampurn, M-Si., Apt : PL Deputi Bitang Pengau,asan Prduk T rapcdik dan }APZA Sebku dasn largsuru frihaf pertrrla Pihak p rtama pada tahun 2017 ini berianji akan rnevrujudkan target kineda tahunan sesuai lampiran pedan ian ini dahrn rangka msncapai taeef kin r*, jangka rnenere$ sep rti yang tehh ditetapkan daldn dkumen perbrrcanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian targ d kineria tersebut menjadi t6ngguqg jawab pihak pertama. Pihak kedua akan memberikan supervisi ),ang diperlukan serta akan mebkukan evaluasi akuntabilitas kheria t rhadap capaian kinerja dad p r,anjian ini dan mengambil tinclakan Fng diperlukan dahn rangka p rnberbn pengharg:ran dan sanksi. Pihak Kedua, Jakarla, 4 Januari 20'17 Pihak Pertama, Drs. Ondri Drvi Samum. M.Si.. At. NlP NtP

65 \,t BADAN PO!1^ BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAru Jl. percetakan Negara N. 23 Jakarta pusat lndnesia Telp. 42t14755, , 42O922t, , 424L7At, 42448L9, Fax. : ditwas_dist_ptpkrt@pm.g.id; distribusi_bat@yah.cm Website : yy11re1,pm.g.id Ffmulir Penetapan Kinerja Tingkat Unit Organisasi Eseln ll Unit Organisasi Eseln ll PKRT Direktrat PengauEsan Distribusi Prduk Terapetik dan Tahun Anggaran 2017 N SASARAN STRATEGS NDKATOR KNERJA KEGATAN TARG 1 Meningkatnya mutu sarana distribusi dan keamanan bat beredar 1.1. Jumlah PBF lang meningkat pemenuhan CDOB 1.2. Jumlah tindak lanjut regulatry terkait keamanan bat pasca pemasaran 1.3. Jumlah label bat beredar yang diawasi, dikaji dan memenuhi ketentuan 1.4 Jumlah iklan bat yang diawasi, dikaji. dan memenuhi ketentuan 150 PBF 14 Tindak lanjut Label 3500 lklan i Jumlah Anggaran: Kegiatan Pengawasan Dbtribusi Prduk Terapetik dan PKRT: Rp '- Plt. Deputi Bidang Pengawasan Prduk Terapetik dan NAPZA, Jakarta, 4 Januari 2017 DireKur Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT Prs. Onari Owi Samur NrP NrP

66 BADAN POi,l BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN ll. Percetkn Negr N.23 Jkrt Pusqt lndnesi Telp. (021) , 42A9??1, , , , ; Fx : (021) Emil : in{pm@ind.net.id; Webste : wvwprm.g.id PERJANJAN KNERJA TEKNS TAHUN 2017 DREKTORAT PENGAWASAN OSTRAUS PRODUK TERAPETK DAN PKRT Dalam rangka mewujudkan manajemen yang efekif, transparan dan akuntabel serta berrientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Drs. H. G. Kakerissa, Apt. Jabatan : Direktur Pengawasan Distribusi Ptduk Terapetik dan PKRT Selaniutnya disebut sebagai pihak pertama Nama Jabatan : Drs. Ondri Dwi Sampum, M.Si., Apt. : Plt. Deputi Bidang Pengarwsan Prduk Terapetik dan NAPZA Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua Pihak pertama pada tahun 2017 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja iangka menengah seprti yang telah ditetapkan dalam dkumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerra tersebut meniadi tanggung.jawab kami. Pihak kedua akan memberikan supewisi yang dipedukan Serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemb rian penghargaan dan sanksi' Pihak Kedua, Jakarta, Marct2017 Pihak Pertama, \\-.., Drs. Ondri Dwi Samurn. M.Si., Apt. NrP. 1962't Drs. H. G. Kakerissa. At. NrP

67 BADAN NtM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Jl. Percetkn Negr N. 23 Jkd Pusqt lndnesi Telp. (021),{2a{691, 126X333, t24755, , ; Fx : l12tl Emil : inlpm@ind.na.id; Wctrsite : www-pm.g.id PERJA'JAN KXER.,A TEXTS TAHUN 2017 DREKTORAT PENGAWASAN DSTRBUS PRODUK TERAPETK DAN PKRT SASARAN PROGRAM/KEGATAN Meningkatnya mtrtu sarana di trihjsi dan kearnanan bat beredar NDKATOR KNERJA Jumlah PBF yang meningkat pemenuhan cb Jumlah tindak lanjut reguiatry terkait kearnanan bat pasca pernasaran Jumhh label bat beredar yang diawasi, dikan dan rnernenuhi kebntuan Jumbh ldan bd yang diawasi, dikaji, dan nrencnuhi ketenluan TARGET 150 PBF l4ndak laniut Label 3500 lklan Pihak Kedus, Jakarta, Matd 2017 Pihak Pe.t n8 \\-r, Drs. Ondri D i Ssmum. M.Si.. ADt. NrP ',t Drs. H. G. Kakerissa, APt. NlP

68 J BADAN BADAN PO,l1 PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Jl. Percctkn Ngr N. 23 Jkrt Pust lndnesi Telp. (021i,124,+691, r, , , , ; Fx : Emil : infpm@ind.net.id; Websile : wvw.pm.g.id PERJANJAN KNERJA TEKNS DREKTORAT PENGA1YASAN DSTRBUS PRODUK TERAPETK DAN PKRT TAHUN 2017 SASARAN PROGRAM / KEGATAN NOKATOR KNERJA URAAN SATUAN TARGET llr Meningkatnya mulu sarana distribusi dan keamanan bat beredar 'l Jumlah PBF yang m6ingkat pemenuhan CDOB Jumlah lindak laniut regulatry terkait keamanan bat pasca pefiasaran PBF Tidak Lanjut L 1,. Jumbh label bat,eredar yag diau,asi, dikaji dan rnernenuhi k6t6ntuan Label i Jumhh kallan bat yang diawasi, dika$ dan memenuhi ketentuan iklan 350 ' Jakarta, Maret 2017 Oirektur PengawEsan Dis'tribusi PT dan PKRT \\*', Drs. H. G. Kakerisga. At. NtP

69 lmpirn 4 Frmulir Pengukurn KinerJ Tingkl Unil Orgnissl Eseln ll Unil Orgnlssl Eseln ll hun Anggrn : Dlreklrql Pengwsn Distrlbusl Prduk Terpetlk dn PKRT :2017 Ssrn Strlegis ndiktr Kineri Utm rget Relissi Meningktny mutu srn dislribusi dn kemnn bt beredr Jumlh PBF yng meningkt pemenuhn CDOB Jumlh tindk lniut regullry terkit kemnn bt psc pemsrn Jumlh lbel bt beredr yng diwsl, dikii dn memenuhi ketenlun 150 PBF 50 PBF t@% l4 kiin 3 kjin 92.20% lbel lbel 95.O2% Jumlh ikln bt yng diwsi. dikji, cln memenuhi ketentun 3500 ikln 3705 ikln r 05,86% Jumlh Anggrn Kegitn Berdsrkn Perjnjin Kinerj Pemtngn Anggrn Mellui Meknisme APBNP Hibh WHO Jumlh yng Bis Direlissikn Relissi Anggrn Kegiln Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. ' , @, r r.000,

70 PENGUXURAN TNEUA XEGATAN UN TERJA: DNEfiORAT PENGA,ASAN DS]RiUS PRODUK TERAPfX DAN PKRT TAHUX 2O7 tmp rn 5 (egldldn Srrn Meningklny mru srn dishibusicln kemnn bl berdr Prgrm Pengwsn Dislribusi Prcuk rpelik dcn PKRT 2 Urln lndikir (lncd slun Pengw:n Dislribusi/ Peredrn Obt Pemnipn Pengwlin DistribusiObi dengn Linls Seklr Trg.l Sebelum Serr lr.,clk'rg Trg.l S.l.lch Salt lrclkng R6llrrl Paltanlara Pancpln Trgal Scbelul'l Selt,lclkng Vl lnpul: D'r Rp {X) ,5) ulput Ju.nlqh PBt yng PBF l.r t.t0 t43 t02 diedks ---r--- Pcl.anl!a Pancpln rcal Sclelh Sl, Alctkns {%l lndul: Dx Rp ?0.0q) r).000 $,94 89,9 4 utput Jumlh Vkin yng di tc t00 smplin,; Pengembngn Apliksi 56rtiflksi CDOB lnpul: Dn Rp rC Oulpul: Pk l Pngembngn Pi l 100 lc0 Alikdi Frum Kmuniksi lhpt t Pengwsn Dn Rp @ 463.0it @ Distribusi P.duk Terpetik dn PKRT utpul: Jun'-rlh Lprn Kegiln t

71 S!rn Meningklny mllu srn disl busicln kemnn bl beredr Prgrcm Pengwsn Diskibusi Prcuk rpelik dcn PKRT Urln lndiktr Kncd slun 5 Krdins Dlm Rngk Delksi Dini Obl PlsJ Kegllrl Tr9.l Scb.lum Serr Src&rg Trel 56l.lh Sef tlctkng R dlls!l Pcalanlq3e Pencpln Trg.t Seberqm Sel, Ucikng (7") P lt6nlqae Pcncdpln rgel Sct lh Srf Elcl*rE (%l lnput Dn Rp l.t (x) : ,70 94.@ Outpul: Jumlh Lprn (egiin _prn Krdini 0lm Rngk Deleksi Dini Obl Plsu lndut Dn Rp r ,27 Outpuh Jumlh Keiln l(eiin 100 tc0 7 Prlisipsi Aktif dlm Perlemun lnteantinl lndul: Dn Rp ,7 4 92,72 Orrtput lumlh Lprn Kegiln tr t 7 88 s3 8 Evllsi Hsil Pengw!n Dishibusi Obl lndul: Dn Rp 577.1m W @ 45,74 98,34 Oulpulr JLrn]lh (egiin Pengw05n Prduk lleg Ternlsuk Plsu lnpul: Dn Rp 2tl.il fl a ))5 90,33 90,33 Output Jumlh <sus Obi llegl tl tc l t0 tl Trining lnspekiur CDOB Terselruktur Ssilissi Cn Eimlek Pen6rpn Regulsi Diskibusi Obt lnpul: Dn Rp 638.{r5.@O 638.,l t ,08 Output Junllh Keiln l r00 tc lnput: Dn Rp ,94 Outpul: Jumlh PBf P3F 4{0 4tJ0 571 tv),21 120,21 56

72 d < H;3 d:,t, 6 U ^" 6 d9 :, H ). c" Y d lb E q: -6 r 0-5 q i E 2 e-* 6 =d q a3. q f, 6 d ee F qee e de - u d *f a d sg He :6 63.-Q=f3 <a 3 ii 9: 3:ega4q 3g*u*6! r 6's 6'q u 31 r 'tt g Q r:! a ia c tl d a d \l 8 e b 8 d h t' l*l l'l t E! a l,ll l.l ttl lell! p E t- lh t; 8 8 b 8 b t!n E!,! E t[l a.- b r. t b g P 8 8 q!^r 8!, 6!, LJ ae n& 69-6i F*q' 5 il'" Fr-qq 5 $s;t i 8q gr _ 8 lu t' 8 k 8 q 8 Eiai$ d i

73 S3rn Meningklny mrlu srn dislribusi dn kemnn bl beredr Prgrm Pengwsn Diskibusi Prcuk Terpeiik dcn PKRT Uriit lndiklr l(inrj sfun 19 lkln Pelynn Msyqrkal Pengwsn Obl 2A Penyusunn Lkip dn Lprh llnd: lpil-- lutput [u.lh %,1qd"" TpT Rp Kegltn TrgGl Sebalum SerflLclk g -TT TrgGl Sctclh Sert Elclkng Rell;si PcrrcnlaB Pcncpin TrOct Seber{rrn Sel, Blcir, (7") 2.0) ss""t s4r,srr{m 27,13 tl P rlnlca Pencpln Trgcl s.tclh sgf Slc lng lrul tm tc lnpuh D'1 Oulpul: Rp tt , l ,26 96,26 Jumlh Dkumen 0kumen 3a) 30 3C r00 tc0 9A,64 2\ Penngg!ng Jwb Pengell Keungn lnput: Dn Rp 66.t (B aa.2 u,a2 utpul: Jumlh Buln Bn t2 )2 li. t00 rc0 22 Perkuln QMS dn lnput R6frmsi Birkrsi D Rp 8t.600.0@ 8t.600.0@ W) Outpuh Jumlh Sertifikl Serlifikt ts r Rpl Tinjrun Mngemenl Muiu lnpuf: Dn Rp 2',t , ,41 uhut Jumlh Lprn Kegiln KL 1m lc0 24 Pengkji'1 lsu/signl Kemnn Obl Eeredr lnpul: Dn Rp l2,a-23:l. x) (rcO ,38 Outpul: Jumlh (iin Kiin )4 14 t: 92, Pengkjia Lprn Efek Smping Obt dri Teng Kesehln dn lnduslri Frmsi lnpul: Dn Rp l86.97r).00o 99,14 99,14 Ouiput Jumlh Lprn K giln 7(n 7(n ll6 l16 8l t2 58

74 Si(,rn M ningklny mrlu srn dislribusidn kemnn bl beredr Prgrm Pengwsn Dislribusi Prcuk Terpetik dcn PKRT Urlr lndlklr Xlnd slun 26 Mnjamen Dl Frmkvigilns r Keslln Trg6l Sebelum Sen lrcrkng TrgGl S.l.lch Self tlcjkng Rellssi Pal!enl!a Pcncpln Tlg.l Seberum Sel, Blcikng (7"1 Pel3 nl!a Pcncplqn Trc.l S.t.lh Serf }lc,hng V") lnpul: Dn Rp 15t.760.0@ l5't 76@ ,O7 9 4,47 utpuh JLrmlh Kegitn 3 3 1@ 100 2/ tuistensi/krspeksi Peherpn frmkvigilns 2A lnput Dn Rp 8s.970.0@ ,99 9 t,79 utpuh Jumlh (eq in 2) a) 2l t00 t00 WlkshplPeningkt lhpul: n Kmpdensi D.,) Rp fi) 18B.790.O00 87.l r.13 99,13 trmkvigilns Oufput KeDd T,rn Jumlh Keiln -l li Peningkln Kmpelensi Frmkvlgilns Bgi - r- tnpuli Dn Rp 2r7_l /O0.0@ 1)2.OZt.ZJ) 98,t9 98,r 9 Oulpul:.,] lumlh Keiln - 2 r r 30 3t lnput Dn Rp r.846.0@ ).000 lnfrmsi luleiin utput: Beril MESO J!mlh Kegitn Eulelin 2 r00 MFSO r-- r T -T Penerpn lndul: frmkvigilns Dn Rp i.W W 24O.59e.00O 97,71 Unluk Obl Prgrm utpt l: TT-- ATM dn Surveiln Jumlh Keqiln 5 7 i00 56,71 a9, r t00 94,92 t00 59

75 (eqltn Ssrn Meningklny mjiu srn dislribusidn kemnn bl beredr Prgrm Pengwsn Dislribusi PrcLJk Terpelik dcn PKRT Urlh lndiktr (incrl slun 32 Sh6nglh ning Drug Sfely Mnilring Trgal Seb.lum Serf8r.,clk g lgel Sctelch Sr Blclkng R6ll$rl Pencpln trgct Seberum sef Blclkng (7") Pcncpk[l Trg.l sctlh s.j, tlclkng (%l lnut D:1 Rp @ ) 000 r00 rc Outpul: lumlh Keiin 100 t00 33 Pembhsn (lnlernl Crdin in nd Cmnuni:iin Kedeputic n l) 34 P ningkln Kmplersi /triningn{rkshp/s eminr lnlerniinl lnpuli D.1 Rp @ 383.OilO-(xX) r ,23 8,23 Output.lumlh Kegiln tm tm T-- lnput: Dn Rp 7rt-342_(xX) W r6 7A,65 77,93 Output f_e--t-- Jumlh Keiln TR l; 5 t00 ta 35 Pengembngn Apliksi Dlbs6 Pusi Ke\\,spdn dn Pennggulngn Kemnn Obl lnpul: Dn Rp 208" (x) m.000 t00 t00 Output - Jumlh Kegiin t Pill Prje,:, Pelprri Obl Plsu Mel()lui Apliksi Smrlphne lngut Dn Rp m: , Outpuh Jumlh Nkes 85 e3 121 ) 47.6i 147,6 / 30

76 S!rn Meningktny mru srn dislribusicin kemnn bl bsredr Prgrm Pengwsn Disldbr.,rsj Prc uk Terpelik dcn PKRT l," Uain 37 Survey Kepusn PelnOO,1 Terhdp Pelynn Publik Ditws Distdbusi 38 Pengwt,n Pe klnn Obt Sebelum Serdr 39 Frum Krdinsi dn Km!niksi lkln Obl 41 Wrkshp dn Penndn lnlegrsi Apliksi SAPK dn SAM lndiklr ln.rr sfun t- resllrl Trg6l S.b lum Serf 8r. clkas rg.l S.lclh Selt Blclkng Rllr!l Palsenlla Pencpln Tqrg.t Sebarrr,n Self tlcltrlg V.l lnpul: Dn Rp t r.000.0@ 9?.0@ ,93 92,93 Outpul: tt Jumlh Keiln l r00 tm ldn futeut Rp 260.(m.@ 26X Pertanlta PGncpln rgel Salelh Scr,,lclkng ('/"1 iln 2l lndul: Dn Rp W l,30 u,65 Output - m lr lurr h (elln l 100 la lnpul: Dn Rp (rD B4.06 u,06 Oulpul: m E - r Juml h tlpsrs"f rm trl: Dn Rp 15r2.680.@ ,97 93,97 Output:.lumlh Penndn r00 tm fll r--- 8s.r---f ryl 61

77 5fi 6 J O5 q g; 6 *! --0 d3 d E F l d Q f E i s. > l. 6 X -ii s! 9 t', f s. a. ' E 99 9=d EPO x -d J! l 6 - ( L Aa -a s: -' { f, a le E q4. a i 4-. a c 5 O,. 5 =l l] b g li.!., 9 g ll ll= i^ 8 h a T- F llsl tt ll= lll" llle t; F t!.d 0& F' d5 9 8 t., 9 g b a E 9 E!., E!, E 6'' q;',r = F;-!. N.) 8 q t- E l_ le r 8 8 lb ts i.) t)! 5 5) ii llal ll'l i E$sf$ 8q gb 8-1 Fllr l- ls 8 ll,ll 5i {i /r1 Fs-gi ^P-+;.al i 30

78 63 f.mult P.ngukrrcn E{l.ntl (.!ltn lngkt Un[ OrgnlrdJ E bh ll U.n OrgniEd E.ln ll Dir.ldrsl?.6etr&n Dlfilbud Ptduklcrsp. kdn PX?il7 E SE KATEG' TE Meningklny mutu srcn. disidbuli dn kernnn bl Penswsn Distribu3i Prduk apetik dri P.ngwdhn Dl.lribu.l / Pc.dln Obl 99,51% t02,6tx 99,51%,02,00% t,03 1,03 Ef.i.n 0,03 0,03 2 P.rLmudn P.minpn P.newri U3t lbu.l rm0c4 m.0@ l.l l, 0,1 0,tl 94.@% 9A,g/t t.02 :l scrtlfrkticlrl ljt; t 0c% l.a2,02 0,02 l6j% t.0l fqum [nlnltd P.nade. Oltlribut t 00% t,0l 0,01 0,l 1qt6 t0@ 1,09 1,06 5 Kddlndrl Dbm rnrk M.k ldlribl Ein.r 0,06 /4,2/ ta% 74,27% r 1,35 1,35 l EndGn brdlndd Dlm tnek D.Lktl OlilOM tir.n 0,35 0,35 7 Pilllpri Alrtl dlm P.rt.mun hlr.nfihcl 63,74% 92,72* 8A% t,3a 0,95 l Etd.n ldk Bti.,,3a,0,05 Evld H.{ P.nawen Urtlbu{ r)tql 45 7l 50% 5ar% t09 0,51 l 0,09-0.4? 90.33% 90 a't% ln7. l2x ,3 a3 0,33 t0 96.qt% rll% 96,0896 t0( 1,04 1,04 l,0a 0, r% )2CrZ 88,9416 2li 1.35 t! Sd{tl d(n linn.t P.hdpn t gulc 1,35 0,!5 0,35 t2 P.ny.bln lnlrm.l k pd l$.yrkl 13.60% t0@ 93,8t16 rm% 7.35 l,a7 a,3i,7 Ddl6m GadLdh dlln<d P.dullObl ddn Pn.an Am(ln (GNPOP ) (qdind U! S.ltr Dldm (qnrk 79 A,t% r 00% tafl ,05 l3,25 0,05 Sup.ivli/Pcndpi &Lm rpl/s.n{nq^{qbhp/rlanlng Nqdn<i 66,2-.q" rc% 86 / t5t t,t5,5l 0,t 5 t5 Palsp&h lkln dn r.nndcn st.ldh 96,5t9" lvjl 96 5a% lqj7, 1,04 1,0,1 l.0a 0.0{ P.nlnCkcln [.pluhn P.m.nuhn ltl. dn 96,O37. ta% 96,O17" 100% 1,04 1,04 l 0,04 l/ P..E.mbnln Apllkd P.ngwth 96,3ft": ta% 96,37':7, t0 1,04 1,04 l 0,04 0,04 t8 P.ninekt. tcaultl dltldng P.ngwtn 30t,45% $JA 98,039 t.x.)% 0,33,42 0,02,N lldn P.lynn Mryqtl P.ngwtn Obl 21,l at:l 9A,64% 0% 369 t.0r l 2,67 0,01 ldj% 96,2A% r cp, i,04 l,a1 P.nncum J b P..cdl K.ungn u,a7* lcr% a4,aza l,l9 0.0a 0.0/t 2l 0. r,,t t 22 Pcrkrrcl. Ai S dn r.brmd rkq.i 97.44% t0 97,&*A r 00j4, t,02 r,02 0,02,2 23 tpct rniurn Mns.m..n Mdu 1ql 100% l.4 1,04 EnJeh 0,04

79 ti. -rl CNiqn iqcl lnlikt. E SE XATEG'T TE Meningkdlny mutu s ln diltiburi d kemdxh bl PenOwsn Disldbusi Prduk 'rpelik d1 P(RT?4 P.nsllldn lsu/gclrcl (.mhn Obdl 8.r.dd 65,34% 92,46% 6534% 92,86% 1,42 \,42 E[rl.n Effi.h P.nslJln lpq. Et k!.mfln3 Obt dn l.ng. i.-haln dn hdt]rlri trmd! l6% 99,t 1% r t6% tt/ 1.\ 7,17,1f 26 ni.r.n Dl rrm.kvlgllnr 94,0r t0( 94,a7% 100% 1,06 ltul.n ,04 27 AdrLnrl/lntp.kc F.a@pn rdmkvldnt tg:fl" 91 / 10( 105 l,9 l End.n Eirl.h 0,05 0.0? 2e W.trhD/P.dngkln bhp.l.hd rdmbvlgflcd K.pd T.ne k..hin 3 lumh sdkil 99,t3% tw% 99.13r" 100% r,0l t.0l l,1,t 29 P.nlngktn (mp.lnd fdrnkvlgllnr!9l 93.19% ]AVA 98,19% t0@ \,42.2 l E0d.f,2,2 30 P.nyu.un6n dr! P.ny.ban lnhrmd lul.dn Ldl ls 3l P.n.rFh frmkvlgiln! Udukbl?rcrm ATM dn St N.{dn KlPl 56.71% r 00% 4,2/% 100% t.t2 l,7a,'t2 97,71% lr 98,921.. t.42 l,0l l Efltl.h Slr.ncih.nins O.uc stdy Mnltrina vt% \6& r i)cr% ll% lffl t00 l 0 0,00 P.n.mn P.mbhEh (lntrnl c-rdintn 8a 23% )6f7" 4e.23% l0@ l,l3 13 l 0,13 0,t 3 nd Cmmunlccfin (.drpunn ) 31 P.nlnlktn (mp.t nd /dd6..l{qkh/5.ninr n..rltnl 35 P$g.mbngn Aplki Dibr Pu.t (.wrpdcn dn P.nn90l.g. /0,659. t 00% r 00,6 L ,42,2a r@.00r. l0r l00,c% 1U)% l,m 1,00 l Eir.h,@ 0,00 36 Pt Prlcl Pd.p@n OM Pdtu l.llt t 9a,15% 98,15% t 4/,67% r50 t,50 0,50 0,50 37 sury.y XGp@En P.lnggn l.rhndp P.l6v.^a6?ubllk Dlwi Dl.lrlbu.l 92.9!/b 100% 92,99. t0c* r08 t.0a l 0,0!.@ 3a P.ngcwEn P.dllcnn b{i S.b.lm lr.dr 85,90% 95% 45,9 95% 1,t Lll Ei.l.n Eirl.h,l 0, 3t ldum Kcqdini dqn Km!nikrl lkln bl 31,3C*,c@ 81.65% )gjx 3 19 t.t8 l Efri. 2,19 0,16 40 W*thp?.mHnn lkln dn P.nnd.da 44.46% 100% 84,06% )(fr l.19,l9 lnl.grd.l Aplikn 9APX dn SlAlilL 93,97% r0(% 93,9m lujl t06 1,06 0,06 0,a 12 KE Paihgny lntrruli lhn dh Lb.l Obt 93.49% 0c'96 93,89% tca% t0/ t0/ l,7,7 43 AdmlnldBtl P.nc.lle.n X.sngn ilw! 97,4@ 100% 9 /.4Q% ta r,03 r,03 [fftin E[rl.n 0,03 0,01 Ditldburl P dn PXT Op.ndnd Diw, Dlddbul r00% 71,197 tcl% r.35,35 l 0,35 0,35 dr?xn 45 P.rgdn P.d.6gkpn?.lgai P.lynn 100% t0% ral% r 00,6 l,@ r,q l Eid.. 0,00 0,(rc?.m.llhrn Alt P.nglh M r 0c% 92,45% 4,0a t,0a Efili.n 3,04 0,a P.rgdn Ai P.nq.lh h 9at5% t0c% 94,15% t00% t.2 l,a2 l Eii.n.2,2

80

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 Pengadilan Tinggi Agama Grntal Jl. Tinalga N. 5 Kta Grntal Telp. 0435-831591 Fax. 0435-831625 E-mail: admin@pta-grntal.g.id KATA PENGANTAR Assalamualaikum

Lebih terperinci

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Notulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013

Notulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013 Ntulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Refrmasi Birkrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013 Peserta : Kepala Daerah dan Ketua DPRD seluruh Indnesia Agenda : Pencanangan Pelaksanaan Refrmasi Birkrasi

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Dasar Pemikiran Bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan daerah, Perpustakaan, Kearsipan, dan Dkumentasi merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya, serta

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya KATA PENGANTAR Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

Standards for a better innovation and competitiveness..

Standards for a better innovation and competitiveness.. dalam UU Nmr 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Jakarta, 13 Nvember 2014 leh: Drs. Suprapt, M.Sc Deputi Penerapan Standar dan Akreditasi, BSN Standards fr a better innvatin and

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori

Komentar dan Rekomendasi. 2. Cholis Abrori Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sriwijaya : C : 1. Rachmad Sarw Bekti 2. Chlis Abrri 1. Kmentar Umum Prgram Hibah Kmpetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan, beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN PASAR Visi dan Misi Struktur Organisasi Prgram Kerja Prgram Kegiatan 2013 PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN PENDAHULUAN Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG II. KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG 2.1 Sejarah dan Perkembangan BPOM RI Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertugas untuk mengawasi obat dan makanan sehingga dapat melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 8, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa pedoman

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke No. 426, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Akuntabilitas Kinerja. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA, DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN BADAN POM i

LAKIP TAHUN BADAN POM i alam rangka menciptakan good governance dan clean government di lingkungan Badan POM, LAKIP Badan POM tahun 2011 ini disusun. Sebagai bentuk penjabaran prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyampaian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KEPUASAN

LAPORAN SURVEI KEPUASAN LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT INSPEKTORAT BADAN POM 2017 DEWAN PELAKSANA SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2017 Penanggung Jawab Dra. Zulaimah, Apt., M.Si. Pengendali Teknis Kegiatan Ir. Nviana Susanti

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

Kata Pengantar... Daftar Isi... Peraturan Desa... Rencana Kerja Pemerintah Desa Cermee...

Kata Pengantar... Daftar Isi... Peraturan Desa... Rencana Kerja Pemerintah Desa Cermee... KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan Syukur Alhamdulilah kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas RahmatNya sehingga telah terselesaikan pembuatan Dkumen Rencana Kerja Pembanguanan Desa ( RKP Desa

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;

Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman; 1. Pengertian Keuangan Negara Keuangan Negara Menurut UU RI Nmr 17 tahun 2003, keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 217 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Drs. Ondri Dwi Sampurno, Apt, M.Si Plt Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik & NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) 14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak Tahun 2016, merupakan wujud dari

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 700/2129/1.1/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PETUNJUK TEKNIS EVALUASI

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI PRODUK TERAPETIK DAN PKRT

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI PRODUK TERAPETIK DAN PKRT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI PRODUK TERAPETIK DAN PKRT KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK DENGAN

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, karena

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Jember : B : 1. Susanti Ratunanda 2. R.Varidiant Yud 1. Kmentar Umum

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Octavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni

Octavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni Octavery Kamil, Irwant, Ignatius Praptraharj, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitrus, Sari Lengggeni Jumlah kasus AIDS yang tercatat adalah sebesar 33.364 rang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengawasan Obat dan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN FILE EDIT 16 November 2016 Masukan dapat disampaikan kepada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen melalui email mmi_stand_ot@yahoo.com, telp/fax 021-4241038 paling lambat

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES. Tanpa komunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan informasi,

BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES. Tanpa komunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan informasi, 1 BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES 2.1 Petugas Humas Kmunikasi dan infrmasi telah menjadi salah satu kebutuhan dasar mausia. Tanpa kmunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrabbil alamin serta dengan memanjatkan puji dan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.904, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci