MAT. 12. Barisan dan Deret

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAT. 12. Barisan dan Deret"

Transkripsi

1 MAT.. Barisan dan Deret i

2 Kode MAT. Barisan dan Deret U, U, U3,..., Un,... Un a + (n-)b U + U +..., Un +... n?? Sn? BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 004 MAT.. Barisan dan Deret ii

3 Kode MAT. Barisan dan Deret Penyusun: Dr. Manuharawati, MS. Editor: Drs. Mega Teguh Budiyanto, M.Pd. Dra. Kusrini, M.Pd. BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 004 iii MAT.. Barisan dan Deret

4 Kata Pengantar Puji syuur ami panjatan e hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas arunia dan hidayah-nya, ami dapat menyusun bahan ajar modul manual untu SMK Bidang Adaptif, yani mata pelajaran Fisia, Kimia dan Matematia. Modul yang disusun ini menggunaan pendeatan pembelajaran berdasaran ompetensi, sebagai onseuensi logis dari Kuriulum SMK Edisi 004 yang menggunaan pendeatan ompetensi (CBT: Competency Based Training). Sumber dan bahan ajar poo Kuriulum SMK Edisi 004 adalah modul, bai modul manual maupun interatif dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional (SKN) atau standarisasi pada dunia erja dan industri. Dengan modul ini, diharapan digunaan sebagai sumber belajar poo oleh peserta dilat untu mencapai ompetensi erja standar yang diharapan dunia erja dan industri. Modul ini disusun melalui beberapa tahapan proses, yani mulai dari penyiapan materi modul, penyusunan nasah secara tertulis, emudian disetting dengan bantuan alat-alat omputer, serta divalidasi dan diujicobaan empiri secara terbatas. Validasi dilauan dengan teni telaah ahli (expertjudgment), sementara ujicoba empiri dilauan pada beberapa peserta dilat SMK. Harapannya, modul yang telah disusun ini merupaan bahan dan sumber belajar yang berbobot untu membeali peserta dilat ompetensi erja yang diharapan. Namun demiian, arena dinamia perubahan sain dan tenologi di industri begitu cepat terjadi, maa modul ini masih aan selalu dimintaan masuan untu bahan perbaian atau direvisi agar supaya selalu relevan dengan ondisi lapangan. Peerjaan berat ini dapat terselesaian, tentu dengan banyanya duungan dan bantuan dari berbagai piha yang perlu diberian penghargaan dan ucapan terima asih. Oleh arena itu, dalam esempatan ini tida MAT.. Barisan dan Deret iv

5 berlebihan bilamana disampaian rasa terima asih dan penghargaan yang sebesar-besarnya epada berbagai piha, terutama tim penyusun modul (penulis, editor, tenaga omputerisasi modul, tenaga ahli desain grafis) atas dediasi, pengorbanan watu, tenaga, dan piiran untu menyelesaian penyusunan modul ini. Kami mengharapan saran dan riti dari para paar di bidang psiologi, pratisi dunia usaha dan industri, dan paar aademi sebagai bahan untu melauan peningatan ualitas modul. Diharapan para pemaai berpegang pada azas eterlasanaan, esesuaian dan flesibilitas, dengan mengacu pada perembangan IPTEK pada dunia usaha dan industri dan potensi SMK dan duungan dunia usaha industri dalam ranga membeali ompetensi yang terstandar pada peserta dilat. Demiian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi ita semua, hususnya peserta dilat SMK Bidang Adaptif untu mata pelajaran Matematia, Fisia, Kimia, atau pratisi yang sedang mengembangan modul pembelajaran untu SMK. Jaarta, Desember 004 a. n. Diretur Jenderal Pendidian Dasar dan Menengah Diretur Pendidian Menengah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto, M. Sc. NIP MAT.. Barisan dan Deret v

6 DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Francis... ii Kata Pengantar... iii Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Peta Keduduan Modul... vii Daftar Judul Modul... viii Glosary... ix I. PENDAHULUAN A. Desripsi... B. Prasyarat... C. Petunju Penggunaan Modul... D. Tujuan Ahir... E. Kompetensi... 3 F. Ce Kemampuan... 5 II. PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Dilat... 6 B. Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar... 7 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran... 7 b. Uraian Materi... 7 c. Ranguman... d. Tugas... 3 e. Tes Formatif... 3 f. Kunci Jawaban Formatif Kegiatan Belajar... 6 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran... 6 b. Uraian Materi... 6 c. Ranguman... d. Tugas... e. Tes Formatif... f. Kunci Jawaban Formatif... 3 MAT.. Barisan dan Deret vi

7 3. Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran... 6 b. Uraian Materi... 6 c. Ranguman... 3 d. Tugas... 3 e. Tes Formatif f. Kunci Jawaban Formatif III. EVALUASI KUNCI EVALUASI IV. PENUTUP... 4 DAFTAR PUSTAKA... 4 MAT.. Barisan dan Deret vii

8 PETA KEDUDUKAN MODUL MAT.0 MAT.0 MAT.03 MAT.04 MAT.05 MAT.06 MAT.07 MAT.08 MAT.09 MAT.0 MAT. MAT. MAT.4 MAT.5 MAT.3 MAT.6 MAT.. Barisan dan Deret viii

9 Daftar Judul Modul No. Kode Modul Judul Modul MAT.0 Matri MAT.0 Logia Matematia 3 MAT.03 Persamaan dan Pertidasamaan 4 MAT.04 Geometri Dimensi Dua 5 MAT.05 Relasi Dan Fungsi 6 MAT.06 Geometri Dimensi Tiga 7 MAT.07 Peluang 8 MAT.08 Bilangan Real 9 MAT.09 Trigonometri 0 MAT.0 Irisan Kerucut MAT. Statistia MAT. Barisan 3 MAT.3 Aprosimasi Kesalahan 4 MAT.4 ProgramLinier 5 MAT.5 Vetor 6 MAT.6 Matematia Keuangan MAT.. Barisan dan Deret ix

10 Glossary ISTILAH KETERANGAN Barisan bilangan real adalah suatu fungsi dengan domain himpunan semua bilangan asli (? ) dan odomain himpunan semua bilangan real (? ). Jia U merupaan fungsi dari? e?, maa barisannya sering ditulis dengan U, U, U3,..., Un,... Pada barisan U, U, U3,..., Un,..., Un disebut unsur e n atau elemen e n dari barisan itu. Sigma Jumlahan bilangan-bilangan dari deretan bilangan yang mempunyai pola dapat ditulisan dengan notasi? (dibaca: sigma). Unsur atau elemen Pada barisan U, U, U3,..., Un,..., Un disebut unsur e n atau elemen e n dari barisan itu. Deret dan suu Jia U, U, U3,..., Un,... merupaan barisan bilangan real, maa U + U + U3,... + Un +... disebut deret, dan Un disebut suu e n barisan itu. Barisan aritmatia Barisan U, U, U3,..., Un,... disebut barisan aritmatia jia Un - Un- onstan. Un disebut unsur e n barisan itu, dan onstanta tersebut disebut beda, yang dinotasian dengan b. Deret aritmatia Jia U, U, U3,..., Un,... merupaan barisan aritmata, maa U + U + U Un,... disebut deret aritmatia. Un disebut suu e n dari deret itu. Barisan geometri dan Barisan U, U, U3,..., Un,... disebut barisan rasio U n geometri jia U onstan, Deret geometri n? dengan n,, 3,... Konstanta pada barisan geometri di atas disebut rasio dari barisan itu dan sering dinotasian dengan r. Jia U, U, U3,..., Un,... merupaan barisan geometri dengan unsur pertama adalah a U dan rasio r, maa U + U + U Un +... disebut deret geometri dengan Un ar. MAT.. Barisan dan Deret x

11 BAB I. PENDAHULUAN A. Desripsi Dalam modul ini, anda aan mempelajari pola bilangan, barisan, dan deret diidentifiasi berdasaran ciri-cirinya. Notasi sigma dan penggunaannya dalam menyederhanaan penulisan suatu deret. Barisan dan deret aritmatia diidentifiasian berdasaran ciri-cirinya, nilai unsur e n suatu barisan aritmatia ditentuan dengan menggunaan rumus, jumlah n suu pertama suatu deret aritmatia ditentuan dengan menggunaan rumus. Barisan dan deret geometri diidentifiasian berdasaran ciri-cirinya, nilai unsur e n suatu barisan geometri ditentuan dengan menggunaan rumus, jumlah n suu pertama suatu deret geometri ditentuan dengan menggunaan rumus, jumlah tahingga deret geometri ditentuan dengan menggunaan rumus. B. Prasyarat Agar dapat mempelajari modul ini anda harus telah memahami operasi pada bilangan real. C. Petunju Penggunaan Modul. Pelajari daftar isi serta sema eduduan modul dengan cermat dan teliti. Karena dalam sema modul aan nampa eduduan modul yang sedang Anda pelajari ini di antara modul-modul yang lain.. Perhatian langah-langah dalam setiap contoh sehingga mempermudah dalam memahami onsep pola bilangan, barisan maupun deret. 3. Apabila ada soal latihan, erjaanlah soal-soal tersebut sebagai latihan untu persiapan evaluasi. MAT.. Barisan dan Deret

12 4. Jawablah tes formatif dengan jelas sesuai dengan emampuan Anda. Jia Anda masih ragu-ragu dengan jawaban yang Anda peroleh, Anda bisa melihat unci jawaban formatif yang sesuai. 5. Kerjaan soal-soal yang ada pada evaluasi. D. Tujuan Ahir Setelah mempelajari modul ini diharapan Anda dapat:. memahami pola bilangan, barisan, dan deret.. memahami notasi sigma dan penggunaannya dalam menyederhanaan penulisan suatu deret. 3. memahami barisan dan deret aritmatia. 4. menentuan unsur e n suatu barisan aritmatia dengan menggunaan rumus. 5. menentuan jumlah n suu pertama suatu deret aritmatia dengan menggunaan rumus. 6. memahami barisan dan deret geometri. 7. menentuan unsur e n suatu barisan geometri dengan menggunaan rumus. 8. menentuan jumlah n suu pertama suatu deret geometri dengan menggunaan rumus. 9. menentuan jumlah tahingga deret geometri dengan menggunaan rumus. MAT.. Barisan dan Deret

13 E. Kompetensi KOMPETENSI : BARISAN DAN DERET PROGRAM KEAHLIAN : program adaptif KODE : MATEMATIKA/MAT DURASI PEMBELAJARAN : menit SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR. Mengidentifiasi pola bilangan, barisan dan deret.. Menerapan onsep barisan dan deret aritmatia. - Pola bilangan, barisan, dan deret diidentifiasian berdasaran ciricirinya. - Notasi sigma digunaan untu menyederhanaan suatu deret. - Barisan dan deret aritmatia didesripsian berdasaran cirinya. - Nilai suu e-n suatu barisan aritmatia ditentuan menggunaan rumus. - Jumlah n suu suatu deret aritmatia ditentuan dengan menggunaan rumus. - Pola bilangan, barisan, dan deret. - Notasi sigma. - Barisan dan deret aritmatia. - Suu e n suatu barisan aritmatia. - Jumlah n suu suatu deret aritmatia. MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN - Pola bilangan, barisan, dan deret. - Notasi sigma. - Tepat menggunaan rumus dalam menyelesaian permasalahan barisan dan deret. - Tepat menggunaan rumus dalam menyelesaian permasalahan barisan dan deret. - Barisan dan deret aritmatia. - Suu e n suatu barisan aritmatia. - Jumlah n suu suatu deret aritmatia. - Menunjuan pola bilangan dari suatu barisan dan deret. - Menggunaan notasi sigma. MAT.. Barisan dan Deret 3

14 SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR 3. Menerapan onsep barisan dan deret geometri. - Barisan dan deret geometri didesripsian berdasaran cirinya. - Nilai suu e-n suatu barisan geometri ditentuan menggunaan rumus. - Jumlah n suu suatu deret geometri ditentuan dengan menggunaan rumus. - Jumlah ta hingga suatu deret geometri ditentuan dengan menggunaan rumus. - Barisan dan deret geometri. - Suu e n suatu barisan geometri. - Jumlah n suu suatu deret geometri. - Deret geometri ta hingga. MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN - Tepat - Barisan dan menggunaan deret geometri. rumus dalam - Suu e n menyelesaian suatu barisan permasalahan geometri. barisan dan - Jumlah n suu deret. deret geometri. - Deret geometri ta hingga. MAT.. Barisan dan Deret 4

15 F. Ce emampuan ) Tulisan pengertian tentang: Barisan aritmatia Barisan geometri Deret aritmatia Deret geometri ) Tulisan rumus umum: Unsur e n barisan aritmatia Jumlah n suu pertama deret aritmatia Jumlah n suu pertama deret geometri. 3) Unsur e n suatu barisan aritmatia adalah dan unsur e n+3 adalah 95. Tentuan unsur e n+4 dari barisan tersebut. 4) Tentuan jumlah semua bilangan asli yang terdiri dari dua anga dan habis dibagi lima. MAT.. Barisan dan Deret 5

16 BAB II. PEMBELAJARAN A. RENCANA BELAJAR SISWA Kompetensi : Menerapan onsep baris dan deret. Sub Kompetensi : - Mengidentifiasi pola bilangan, barisan dan deret. - Menerapan onsep barisan dan deret aritmatia. - Menerapan onsep barisan dan deret geometri. Tulislah semua jenis egiatan yang Anda lauan di dalam tabel egiatan di bawah ini. Jia ada perubahan dari rencana semula, berilah alasannya emudian meminta tanda tangan epada guru atau instrutur Anda. Jenis Kegiatan Tanggal Watu Tempat Belajar Alasan perubahan Tandatangan Guru MAT.. Barisan dan Deret 6

17 B. KEGIATAN BELAJAR. Kegiatan Belajar Pola Bilangan, Barisan, Deret dan Notasi Sigma a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari egiatan belajar ini, diharapan anda dapat: menentuan pola suatu deretan bilangan, menentuan unsur e n suatu barisan berdasaran sifat/pola yang dimilii, menentuan n unsur pertama suatu barisan jia rumus unsur e n barisan itu dietahui, menentuan suu e n suatu barisan berdasaran sifat/pola yang dimilii oleh barisan yang terait, menentuan n suu pertama suatu deret jia rumus suu e n deret itu dietahui, menyataan suatu penjumlahan dengan menggunaan notasi sigma, menentuan nilai penjumlahan yang dinyataan dalam notasi sigma, memahami beberapa sifat pada notasi sigma. b. Uraian Materi Perhatian deretan bilangan-bilangan beriut: a b c Deretan bilangan di atas mempunyai pola tertentu. Dapatah anda menentuan bilangan yang belum dietahui sesuai dengan aturan yang dipunya MAT.. Barisan dan Deret 7

18 Pada a, bilangan e 4 adalah 4, sebab deretan bilangan nomor, mempunyai aturan: bilangan e +, bilangan e 3 bilangan e Jadi bilangan e 4 bilangan e Pada b, bilangan e 4 adalah 5, sebab deretan bilangan nomor, mempunyai aturan: bilangan e ( + ) 4, bilangan e ( + ) 3 9, bilangan e 3 (3 + ) 4 6. Jadi bilangan e 4 (4 + ) 5 5. Pada c, bilangan e 6 adalah 5, sebab deretan bilangan nomor 3, mempunyai aturan: bilangan e 3 bilangan pertama , bilangan e 4 bilangan e , bilangan e 5 bilangan e ,. Jadi bilangan e 6 bilangan e Aturan yang dimilii oleh deretan bilangan di atas disebut pola bilangan pada deretan itu. Pola sebuah deretan bilangan tida tunggal. Sebagai contoh, pada deretan bilangan nomor, bilangan e n (n + ) dengan n,, 3, 4. Selanjutnya ita aan membicaraan deretan bilangan dengan pola husus yang disebut barisan dan deret. Definisi Barisan bilangan real adalah suatu fungsi dengan domain himpunan semua bilangan asli (? ) dan odomain himpunan semua bilangan real (? ). Jia U merupaan fungsi dari? e?, maa barisannya sering ditulis dengan U, U, U 3,..., U n,... Pada barisan U, U, U 3,..., U n,..., U n disebut unsur e n atau elemen e n dari barisan itu. Contoh..,, 3,... merupaan barisan dengan unsur e n dari barisan itu adalah U n n.., -,, -,... adalah barisan dengan unsur e n dari barisan itu adalah U n (-) n. 3. 4, 9, 6,... adalah barisan dengan unsur e n dari barisan itu adalah U n (n + ). MAT.. Barisan dan Deret 8

19 4. Unsur e n dari barisan adalah U n 3 - n. Lima unsur pertama dari barisan itu adalah, -, 0, -5, Unsur e n dari barisan adalah U n,... 7?? n 3?. Barisan itu adalah 3, 9, Definisi Jia U, U, U 3,..., U n,... merupaan barisan bilangan real, maa U + U + U 3,... + U n +... disebut deret, dan U n disebut suu e n barisan itu. Contoh. ) , maa suu e n barisan itu adalah U n n. ) + (-) + + (-) +..., maa suu e n dari deret itu adalah U n (-) n. 3) , maa e 7 dari barisan itu adalah 3. 4) Jia suu e n suatu barisan adalah U n ?? n 3?, maa barisannya adalah Notasi Sigma Perhatian jumlahan bilangan-bilangan beriut Jumlahan bilangan-bilangan dari deretan bilangan yang mempunyai pola dapat ditulisan dengan notasi? (dibaca: sigma). MAT.. Barisan dan Deret 9

20 Contoh.3 Tulisan jumlahan beriut dengan menggunaan notasi? , 9, U + U + U 3,... + U n +... Hitunglah hasil jumlahan beriut 3 6.? ( 3i? ) 4 7.? i? 5 Penyelesaian: ? ? 6 7 i. i. 3. 3, 9, i 6 6???? 3? ? 5 ( i? ). 5. U + U + U 3,... + U n +...? 3 6.? 4 7.? U i ( 3i? ) (3. + ) + (3. + ) + (3.3 + ) i? 5i ( + 5.) + ( + 5.) + ( ) + ( ) MAT.. Barisan dan Deret 0

21 Beberapa sifat notasi sigma. Jia c merupaan bilangan real, maa.? a i? j? a j? c c. 3. Jia c merupaan bilangan real, maa 4.? ( a i? bi )? a i +? b i? ca i c? 6. Jia n merupaan bilangan asli, maa Contoh. 4 Butian ebenaran sifat:.?.? c c. a i? j? a j n? n a i a n. a i. Penyelesaian:.?.? c c + c + c + + c sebanya suu Jadi?? j? c c. a i a + a +. + a Jadi? a j a + a +. + a a i? j? a j. MAT.. Barisan dan Deret

22 c. Ranguman? Aturan yang dimilii oleh deretan bilangan disebut pola bilangan pada deretan itu.? Barisan bilangan real adalah suatu fungsi dengan domain himpunan semua bilangan asli (N) dan odomain himpunan semua bilangan real (R). Jia U merupaan fungsi dari N e R, maa barisannya sering ditulis dengan U, U, U 3,..., U n,... Pada barisan U, U, U 3,..., U n,..., U n disebut unsur e n atau elemen e n dari barisan itu.? Jia U, U, U 3,..., U n,... merupaan barisan bilangan real, maa U + U + U 3,... + U n +... disebut deret, dan U n disebut suu e n barisan itu.? Jumlahan bilangan-bilangan dari deretan bilangan yang mempunyai pola dapat ditulisan dengan notasi? (dibaca: sigma).? Beberapa sifat notasi sigma a. Jia c merupaan bilangan real, maa? b.? a i? j? a j c. Jia c merupaan bilangan real, maa? d.? ( a i? bi )? a i +? e. Jia n merupaan bilangan asli, maa? b i n n c c. ca i c? a i a n. a i. MAT.. Barisan dan Deret

23 d. Tugas. Buatan contoh deretan bilangan yang berpola, dan tulisan polanya.. Butian bahwa: a. Jia c merupaan bilangan real, maa? b.? ( a i? bi )? a i +? c. Jia n merupaan bilangan asli, maa? 3. Hitunglah jumlahan beriut. 0 a.? 0 b.? i(i? 5) 4 ( i? ). b i n n ca i c? a i a n. 4. Tentuan lima unsur pertama dari barisan yang rumus unsur e n dari barisan itu adalah a. U n (3 + n) b. U n 3 + n + n 5. Tentuan rumus suu e n dari deret beriut. a (-) + (-3) +.. b. 3 + (-3) (-3) a i. e. Tes Formatif Tentuan bilangan yang belum dietahui dalam setiap deretan bilangan beriut sesuai dengan pola yang dimilii MAT.. Barisan dan Deret 3

24 Tentuan lima unsur pertama suatu barisan jia: 3. U n 5n U n -n Tulisan deret yang dibentu oleh barisan dengan unsur e n nya adalah U n? n Tentuan suu e n dari deret: ( ), ( ), ( ),. 7. Tentuan unsur e n dari barisan, 5, 8, 5, 4,. 8. Tentuan nilai dari? 5 3 ( i? 3 ) 9. Tulisan deret beriut dengan menggunaan notasi sigma Butian ebenaran sifat:? b i i, dan 4. ( a i? bi )? a i +? b i jia a i i, f. Kunci Tes Formatif U n 5n + 3, maa lima unsur pertama dari barisannya adalah: U , U , U , U , U U n -n +. maa lima unsur pertama dari barisannya adalah: U - + 0, MAT.. Barisan dan Deret 4

25 U -+ -, U , U , U Deret yang dibentu oleh barisan dengan unsur e n nya adalah U n? n + 5 adalah ( 3 + 5) + ( 4 + 5) + ( 5 + 5) Suu e n dari deret: ( ), ( ), ( ),. adalah U n (3)(-) n Unsur e n dari barisan 8.?, 5, 8, 5, 4,. adalah U n 3n ( i? ) (3 - ) + (4 - ) + (5 - ) Tulisan deret beriut dengan menggunaan notasi sigma ? n? 0. Buti: ( 3n? )? 4 ( a i? bi )? ( i? i) ( + ) + ( + ) + ( 3 +3) + (4 + 4) ? a i +? 4 b i? 4 i +? i ( ) + ( ) ( ) + (0) Jadi terbuti bahwa:? dan 4. ( a i? bi )? a i +? b i jia a i i, b i i, MAT.. Barisan dan Deret 5

26 . Kegiatan Belajar : Barisan Aritmatia dan Deret Aritmatia a. Tujuan Kegiatan pembelajaran Setelah mempelajari egiatan belajar, diharapan Anda dapat: memahami barisan aritmatia, menentuan unsur e n suatu barisan aritmatia, memahami deret aritmatia, menentuan jumlah n suu pertama deret aritmatia. b. Uraian Materi Kadang-adang, suatu barisan mempunyai pola husus. Pada barisan,, 3, 4,, selisih antara unsur yang berurutan, yaitu: e dengan e, e dengan e 3, e n dengan e n +, dan seterusnya adalah tetap, yaitu sama dengan. Barisan semacam ini disebut barisan aritmatia. Secara matemati, pengertian barisan arimatia dapat ditulisan sebagai beriut. Definisi Barisan U, U, U 3,..., U n,... disebut barisan aritmatia jia U n - U n- onstan, dengan n, 3, 4,... Konstanta pada barisan aritmatia di atas disebut beda dari barisan itu dan sering dinotasian dengan b, dan U sering dinotasian dengan a. Contoh..,, 3,... merupaan barisan aritmatia dengan beda, b.., 3, 5, merupaan barisan aritmatia dengan beda, b. 3., -,, -,... buan barisan aritmatia sebab U U - -? (-) U 3 U 4. Dietahui barisan aritmatia dengan unsur e adalah 0 dan beda. MAT.. Barisan dan Deret 6

27 Tentuan unsur e, e 3, dan e 4 dari barisan itu. Penyelesaian: Karena b U n - U n-, maa U - U. Jadi U U Secara sama diperoleh U 3 - U b. Jadi U 3 U + b 0 +, dan U 4 U 3 + b + 4. Menurunan Rumus Unsur e n Barisan Aritmatia Jia U a, U, U 3,..., U n,... merupaan barisan aritmatia, maa unsur e n dari barisan itu dapat diturunan dengan cara beriut. U a U a + b U 3 U + b (a + b) + b a + b U 4 U 3 + b (a + b) + b a + 3b U 5 U 4 + b (a + 3b) + b a + 4b U n a + (n-)b Jadi rumus umum unsur e n suatu barisan aritmatia dengan unsur pertama a dan beda b adalah: U n a + (n-)b Contoh. Dietahui barisan aritmatia dengan unsur e adalah 0 dan beda. Tentuan unsur e 7 barisan itu. Penyelesaian: Dietahui U 0, b. Dengan menggunaan rumus U n a + (n-)b, diperoleh U a + (-)b U a + b a U - b 0-8. MAT.. Barisan dan Deret 7

28 U 7 a + (7-) b a + 6 b () Jadi unsur e 7 dari barisan adalah 0. Contoh.3 Mulai tahun 000, Pa Arman mempunyai ebun tebu. Penghasilan ebun tebu Pa Arman pada ahir tahun 000 adalah Rp ,-. Mulai tahun 00, Pa Arman memupu ebun tebunya dengan pupu andang. Pa Arman memperiraan bahwa setiap ahir tahun, penghasilan ebun tebunya nai Rp ,-. Berapa periraan penghasilan ebun tebu Pa Arman pada ahir tahun 005? Penyelesaian: Misalan: a penghasilan ebun tebu Pa Arman pada ahir tahun 000. b periraan enaian penghasilan ebun tebu Pa Arman setiap ahir tahun. P 005 periraan penghasilan ebun Pa Arman pada ahir tahu 005. Jadi a Rp ,-, b Rp ,-, dan P 005 aan dicari. Karena periraan enaian penghasilan ebun tebu Pa Arman setiap ahir tahun adalah tetap, maa untu menentuan penghasilan ebun Pa Arman pada ahir tahun 005, ita dapat menerapan rumus unsur e n dari barisan aritmatia dengan U a a Rp ,-, b Rp P 005 U 6 a + 5b ( ) MAT.. Barisan dan Deret 8

29 Jadi periraan penghasilan ebun tebu Pa Arman pada ahir tahun 005 adalah Rp ,- Dengan adanya deret aritmatia, ita dapat membentu barisan yang terait dengan deret tersebut. Barisan demiian disebut barisan aritmatia. Definisi Jia U, U, U 3,..., U n,... merupaan barisan aritmata, maa U + U + U U n,... disebut deret aritmatia. U n disebut suu e n dari deret itu. Jia S n menyataan jumlah n suu pertama deret aritmatia U + U + U U n,..., maa S n U + U + U U n dapat diturunan dengan cara sebagai beriut. S n U n + (U n - b) + (U n - b) a S n a + (a - b) + (a + b) U n + S n (a + U n ) + (a + U n ) + (a + U n ) (a + U n ), sebanya n suu. Jadi S n n(a + U n ) atau S n n(a + U n) S n n[a + (a + (n -)b] S n n[a + (n -)b]. Sehingga rumus untu jumlah n suu pertama suatu deret aritmatia U + U + U U n,... adalah S n n[a + (n -)b]. Contoh.4 Tentuan jumlah 5 suu pertama deret MAT.. Barisan dan Deret 9

30 Penyelesaian: Deret adalah deret aritmatia dengan a 3 dan b 3. Oleh arena itu dengan menggunaan rumus S n n[a + (n -)b] diperoleh: S 5 (5) [(3) + (5 -)(3)] (39) 975. [6 + 4(3)] (6 + 7) Jadi jumlah 5 suu pertama dari deret adalah 975. Contoh.5 Tentuan jumlah semua bilangan ganjil antara 50 dan 00. Penyelesaian: Dietahui a 5, b, dan U n 99. Untu mencari jumlah semua bilangan ganjil di antara 50 dan 00, pertamatama ita cari dulu banyanya bilangan ganjil di antara 50 dan 00, yaitu n dengan menggunaan rumus: U n a + (n - ) b (n - )() n n n n 5. Selanjutnya dengan rumus jumlah n suu pertama suatu barisan aritmatia, S n n[a + (n -)b] diperoleh: S 5 (5)[(5) + (5 -)()] MAT.. Barisan dan Deret 0

31 5(5 + 4) 5(75).875. Jadi jumlah semua bilangan ganjil antara 50 dan 00 adalah.875. c. Ranguman? Barisan U, U, U 3,..., U n,... disebut barisan aritmatia jia U n - U n- onstan. U n disebut unsur e n barisan itu, dan onstanta tersebut disebut beda, yang dinotasian dengan b.? Jia U, U, U 3,..., U n,... merupaan barisan aritmata dengan beda b dan unsur pertama U a, maa rumus unsur e n dari barisan itu adalah U n a + (n - )b? Jia U, U, U 3,..., U n,... merupaan barisan aritmata, maa U + U + U U n,... disebut deret aritmatia. U n disebut suu e n dari deret itu.? Jumlah n suu deret aritmatia dengan beda b dan unsur pertama U a adalah S n n[a + (n -)b]. d. Tugas Kerjaan dengan elompo Anda soal-soal beriut.. Selidii, apaah barisan di bawah ini merupaan barisan aritmatia? a., 7 3, 5, 7,... b.,,, Tentuan beda dari masing-masing barisan di bawah, dan emudian tentuan unsur e 5 dari barisannya. a. 3, 7,, 5,. MAT.. Barisan dan Deret

32 b. 50, 45, 40, 35,. c. 99, 0, 03, 05,. 3. Tentuan nilai dari: a b Tentuan x jia: a x 0. b x 835. e. Tes Formatif Selidii, apaah barisan-barisan beriut merupaan barisan aritmatia?. -, 3, -, 48,.... a, a + x, a + x, a + 3x,... Tentuan unsur e n dari barisan beriut untu n yang dietahui. 3., -, -3, -5,...; n , 8,,...; n 50. Hitunglah: (-40) Suu e 5 suatu deret aritmatia adalah, jumlah suu e 7 dengan suu e adalah 39. Tentuan jumlah 5 suu pertamanya. Tentuan suu pertama dan beda dari barisan aritmatia yang mempunyai: 8. U 6 5; U U 3 8; U U 7 4; U 0 0. MAT.. Barisan dan Deret

33 f. Kunci Tes Formatif. -, 3, -, 48,... buan barisan aritmatia sebab U 3 - U ? (-) U 4 - U 3. a, a + x, a + x, a + 3x,... merupaan barisan aritmatia dengan b x. 3. a, b -. U 5 + (5-) (-) + 4(-) a 4, b 4, n 50. U (50-) (4) (4) a 30, b -5, U n -40 U n a + (n - )b (n -)(-5) n + 5 n 5. S n n[a + (n -)b] S 5 S 5 5 5[(30) + (5 -)(-5)]. (60-0) S 5 5 (0) 50 Jadi (-40) a, b 8, U n 7 U n a + (n - )b 7 + (n - )(8) n n 9. S n n[a + (n -)b] S 9 (9)[() + (9 -)(8)]. MAT.. Barisan dan Deret 3

34 S 9 9 (4 + 64) S 9 9 (34) 306. Jadi Karena U 5 dan U + U 7 39, maa a + 4b... (*) (a + b) + (a + 6b) 39 atau a + 7b 39...(**) Dari persamaan (*) dan (**) diperoleh b 5 dan a. S n n[a + (n -)b] S 5 (5)[() + (5 -)(5)] 5 [ + (5)] 5 () a + 5b 5 a + b b 8 b -3. a + 5b 5 a + 5(-3) 5 a a + b 8 a + 6b b -40 b 5.. a + b 8 a + (5) 8 a MAT.. Barisan dan Deret 4

35 0. a + 6b 4 a + 9b b -6 b. a + 6b 4 a + 6() 4 a 4 -. MAT.. Barisan dan Deret 5

36 3. Kegiatan Belajar 3 Barisan Geometri dan Deret Geometri a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari egiatan belajar 3, diharapan Anda dapat: memahami barisan geometri, menentuan unsur e n suatu barisan geometri, memahami deret geometri, menentuan jumlah n suu pertama deret geometri, menentuan jumlah deret geometri ta hingga. b. Uraian Materi Pada barisan,,,, perbandingan antara unsur e dengan e 3 9 6, e 3 dengan e, atau e n + dengan e n adalah tetap, yaitu sama dengan. Barisan demiian disebut barisan geometri. Secara 3 matemati, barisan aritmatia dapat ditulisan sebagai beriut. Definisi Barisan U, U, U 3,..., U n,... disebut barisan geometri jia U n onstan, U n? dengan n,, 3,... Konstanta pada barisan geometri di atas disebut rasio dari barisan itu dan sering dinotasian dengan r. Contoh 3. Apaah barisan-barisan beriut merupaan barisan geometri. Jia merupaan barisan geometri, tentuan rasionya. a., 4, 8, 6,... b. 3, 5, 7, 9,... MAT.. Barisan dan Deret 6

37 Penyelesaian: a., 4, 8, 6,... adalah barisan geometri dengan rasio, sebab U n U n? b. 3, 5, 7, 9,... buan deret geometri, sebab U U 5 7 U? U. Rumus unsur e n barisan geometri U, U, U 3, U 4,..., U n,... dengan U a dan rasio r dapat diturunan dengan cara beriut. U a U a r U 3 U r (a r)r ar U 4 U 3 r (a r )r ar 3 U n U n- r ar n- Jadi rumus unsur e n barisan geometri U, U, U 3, U 4,..., U n,... dengan U a dan rasio r adalah: U n ar n- Contoh 3. Dietahui barisan geometri dengan unsur e 0 barisan itu adalah 3 dan U Tentuan unsur e 9 dan e dari barisan. U Penyelesaian: Karena barisannya adalah barisan geometri, maa r Un? U Un U. Jadi U 0 U 9 r. Aibatnya U 9 U 0 3. Karena U, maa U U 0 ()(3) 6. U0 Dengan adanya barisan geometri, ita dapat menentuan deret geometri. MAT.. Barisan dan Deret 7

38 Definisi Jia U, U, U 3,..., U n,... merupaan barisan geometri dengan unsur pertama adalah a U dan rasio r, maa U + U + U U n +... disebut deret geometri dengan U n ar. Contoh 3.3 a merupaan deret geometri dengan a 3 dan r 3. b buan deret geometri, sebab? 8 6. Rumus jumlah n suu pertama deret geometri dengan suu pertama a dan rasio r, dapat diturunan dengan cara sebagai beriut. Misalan S n U + U + U U n, maa S n a + ar + ar ar n- r S n ar + ar 3 + ar ar n- + ar n S n - r S n a - ar n ( - r) S n ( -r n )a S n a r n (? ).? r Jadi rumus jumlah n suu pertama deret geometri dengan suu pertama a dan rasio r adalah S n a r n (? )? r untu r < atau S n a ( r? ) r? n untu r >. Contoh 3.4 Tentuan jumlah 6 suu pertama deret Penyelesaian: Deret adalah deret geometri dengan a dan r >. Jadi n S n a ( r? ) r? MAT.. Barisan dan Deret 8

39 ( 6 ) S 6?? (64? ) (63) 6. Jadi jumlah 6 suu pertama deret adalah 6. Contoh 3.5 Tentuan jumlah 0 suu pertama deret: Penyelesaian: Deret adalah deret geometri dengan a, r - <. Dengan menggunaan rumus S n a r n (? ),? r diperoleh: S 0 a r n (? )? r 0 (? (? ) )? (? )? 06 3? Jadi jumlah 0 suu pertama dari deret adalah Pada Contoh 3.4, jia n menuju ta hingga, S n aan menuju ta hingga, dan pada Contoh 3.5, jia n menuju ta hingga, S n aan menuju negatip ta hingga. Deret geometri demiian disebut deret geometri divergen. Ada alanya pada sebuah deret geometri, jia n menuju ta hingga, S n aan MAT.. Barisan dan Deret 9

40 menuju e suatu bilangan real tertentu. Deret-deret demiian disebut deret geometri onvergen. Contoh 3.6 Deret , maa jumlah n suu pertama dari deret itu adalah S n (? (? ) 3 Jia n menuju ta hingga, maa S n menuju negatip ta hingga. Jadi deret tersebut merupaan deret geometri yang divergen. n ). Contoh 3.7 Jumlah n suu pertama deret adalah S n (? ( )? (? ( ) n n ) ) Untu n menuju ta hingga, maa S n menuju. Jadi deret geometri merupaan deret yang onvergen Perhatian suatu deret geometri dengan rasio r dan suu pertamanya adalah a. Jumlah n suu pertama dari deret itu adalah: S n a r n (? ).? r Untu n menuju ta hingga dan?r? <, maa r n mendeati 0. Oleh arena itu untu n menuju ta hingga dan?r?< diperoleh a S?? r. MAT.. Barisan dan Deret 30

41 Contoh 3.8 Tentuan jumlah deret geometri beriut. Penyelesaian: Deret: adalah deret geometri dengan a 4 dan r <. Jumlah deret geometri itu adalah a S?? r 4? 4 8. c. Ranguman 3? Barisan U, U, U 3,..., U n,... disebut barisan geometri jia U n onstan, U n? dengan n,, 3,... Konstanta pada barisan geometri di atas disebut rasio dari barisan itu dan sering dinotasian dengan r.? Rumus unsur e n barisan geometri U, U, U 3, U 4,..., U n,... dengan U a dan rasio r adalah: U n ar n-? Jia U, U, U 3,..., U n,... merupaan barisan geometri dengan unsur pertama adalah a U dan rasio r, maa U + U + U U n +... disebut deret geometri dengan U n ar. MAT.. Barisan dan Deret 3

42 ? Rumus jumlah n suu pertama deret geometri dengan suu pertama a dan rasio r adalah: S n a r n (? )? r untu r < atau S n a ( r? ) r? n untu r >. Jia n menuju ta hingga S n berhingga, maa deret yang bersangutan disebut deret onvergen, dan jia tida demiian disebut deret divergen.? Jumlah ta hingga suatu deret geometri dengan suu pertama a dan rasio r dengan?r?< adalah a S?? r. d. Tugas 3 Apaah barisan beriut merupaan barisan geometr Beri penjelasan.. 0, 40, -80, 60,.?,, -,, 4 Tulisan empat suu pertama dari deret beriut. 3. U n 3 n- 4. U n 3(-) n- Tulisan rumus unsur e-n dari barisan beriut. 5. 4,,, 6.,,, 4 8 Tentuan jumlah sepuluh suu pertama dari deret: 7. 0, + 0,05 + 0, Tentuan jumlah deret beriut. 9. 0, + 0,05 + 0, , 4, 8, MAT.. Barisan dan Deret 3

43 e. Tes Formatif 3 Carilah rasio dari setiap barisan geometri beriut, emudian tentuan rumus unsur e-n nya..?,?6, 3?,. 7, 0,7, 0,07, Tentuan jumlah lima suu pertamanya Tentuan nilai n jia: n n Dietahui jumlah ta hingga dari deret geometri adalah 8, sedangan jumlah dari suu-suu genapnya sama dengan. Tentuan suu pertama dan rasio dari deret tersebut. Hitunglah: Hitunglah f. Kunci Tes Formatif 3. Rasio 6?3. Rumus unsur e n adalah U n ar n-? (?3) n- 0, 7. Rasio 7 0,. Rumus unsur e n adalah U n ar n- 7 (0,) n-. MAT.. Barisan dan Deret 33

44 0 3. Deret adalah deret geometri dengan a -0 dan r 3. 6 Jumlah lima suu pertamanya adalah S 5 a(? r? r 5 )? 0 (? ( ) (? 0) ( ) ( ) ? ) 4. Deret merupaan deret geometri dengan a 4 dan r 8. S 5 a(? r? r 5 )? 4? ( )? 8? 8 5?? ( 4)( )( ) Deret n + adalah deret geometri dengan a 3, r n 09 S n+ 09 MAT.. Barisan dan Deret 34

45 3 n?? 3?? 09 3 n n n 43. Aibatnya n Deret n + adalah deret geometri dengan a, r n 55. S n+ 55. n? (? ) 55? n+ 56 n 8. Aibatnya n Jumlah ta hingga dari deret geometri adalah 8. Jadi S? 8 a 8 atau a 8 ( r) ()? r Jumlah suu-suu genapnya adalah. Jadi U + U 4 + U 6 + ar + ar 3 + ar 5 +. ar + ar 3 + ar 5 + merupaan deret geometri dengan suu pertama ar dan rasio r. Aibatnya diperoleh: ar? r atau a (? r r )..() Dengan persamaan () dan () diperoleh: 8( r) (? r r ). Jadi r dan a MAT.. Barisan dan Deret 35

46 Merupaan deret geometri dengan a dan r. Terlebih dahulu dicari nilai n sehingga U n 3. ()() n- n- 3. Aibatnya n 6. Jadi S 6 ( 6 )?? Adalah deret geometri dengan a, r. Untu mencari + + +, terlebih dahulu dicari n sehingga 4 8 U n. 8 ( ) n- 8 atau ( ) n. 64 Aibatnya n 6. Oleh arena itu S 6 (? ( )?? 64 6 ) 63 x MAT.. Barisan dan Deret 36

47 0. Deret dan? 0 r?? 0?? <. 0 - adalah deret geometri dengan a Oleh arena itu S? dengan 3 S? a? r? 0? 6? (-0) ( 5 6 ) Jadi MAT.. Barisan dan Deret 37

48 BAB III. EVALUASI A. SOAL EVALUASI Kerjaan soal beriut dengan benar! Lengapi deretan bilangan beriut berdasaran pola yang dimilii.. 0, 5, 0, 30, 35, 45, 55,,..., -5, 0, 5,, -, 4, 9, 6,,. Tentuan unsur e-0 dari barisan dan deret beriut. 3., -, 3, -4, 5, -6, Tentuan rumus unsur e n dari barisan beriut. 5. 4, 7, 0, 3,. 6.,,,. 4 8 Tentuan jumlah sepuluh suu pertama dari deret: Hitunglah: 4 9.?? i(i? ) MAT.. Barisan dan Deret 38

49 B. KUNCI JAWABAN EVALUASI. Dengan mengamati pola bilangan pada: 0, 5, 0, 30, 35, 45, 55,,., unsur-unsur yang berurutan +5, +5, +0, +5, +5, +0, maa unsur beriutnya adalah 60 diiuti 65.. Dengan mengamati pola bilangan pada:, -5, 0, 5,, -, 4, 9, 6,,, unsur-unsur yang berurutan -3, -3, +5, +5, -3, -3, +5, +5, -3, maa unsur beriutnya adalah 3 diiuti Unsur e-n barisan:, -, 3, -4, 5, -6,. adalah U n dengan U n?? n jian ganjil?? n jia n genap. Oleh arena itu unsur e 0 adalah U Suu e-n deret: adalah U n dengan U n?? 7 jia n ganjil? n jian genap. Oleh arena itu suu e 0 dari deret tersebut adalah U Barisan 4, 7, 0, 3, adalah barisan aritmatia dengan a 4, b 3. Unsur e n dari barisannya adalah U n a + (n )b 4 + 3(n-) atau U n +3n. 6. Barisan, 4, 8, adalah barisan geometri dengan a dan r. Unsur e n dari barisannya adalah U n an n- ( )( ) n- ( ) n. 7. Deret adalah deret aritmatia dengan a 00, b - 5 Jumlah sepuluh suu pertama deret tersebut adalah S 0 (0)[00? (9)(? 5)] 5(00 45) 5 (55) Deret adalah deret geometri dengan a -3, r. Jumlah sepuluh suu pertama dari deret tersebut adalah S 0 0 (? 3)(? )? (-3)(03) MAT.. Barisan dan Deret 39

50 4 9.?? i(i? ) ()( - ) + ()(4 - ) + (3)(9 - ) + (4)(6 - ) Deret adalah deret geometri dengan a 4 dan 8 3 r. 4 8 Oleh arena itu S? dengan S? a? r 4? (4) ( 7 8 ) (4)(8) Jadi C. PETUNJUK PENILAIAN Semua soal mempunyai sor sama, yaitu 0. Jadi jia jawaban benar semua, maa mendapat sor 00. MAT.. Barisan dan Deret 40

51 BAB IV. PENUTUP Setelah menyelesaian modul ini, anda berha untu mengiuti tes prate untu menguji ompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyataan memenuhi syarat elulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maa anda berha untu melanjutan e topi/modul beriutnya. Mintalah pada guru untu melauan uji ompetensi dengan sistem penilaian yang dilauan langsung oleh piha industri atau asosiasi yang berompeten apabila anda telah menyelesaian seluruh evaluasi dari setiap modul, maa hasil yang berupa nilai dari guru atau berupa portofolio dapat dijadian bahan verifiasi oleh piha industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadian sebagai penentu standar pemenuhan ompetensi dan bila memenuhi syarat anda berha mendapatan sertifiat ompetensi yang dieluaran oleh dunia industri atau asosiasi profesi. MAT.. Barisan dan Deret 4

52 DAFTAR PUSTAKA Abdul Kodir, d., 980. Matematia untu SMA Jilid 0, Departemen Pendidian dan Kebudayaan.Jaarta: PT Intermasa, Jaarta. Noormandiri, B.K., Endar Sucipto, 994. Matematia untu SMU Jilid. Jaarta: Erlangga, Jaarta. MAT.. Barisan dan Deret 4

MAT. 13. Aproksimasi Kesalahan

MAT. 13. Aproksimasi Kesalahan MAT. 13. Aproksimasi Kesalahan i Kode MAT.13 Aproksimasi Kesalahan BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MAT. 16. Matematika Keuangan

MAT. 16. Matematika Keuangan MAT. 16. Matematika Keuangan i Kode MAT.16 Matematika Keuangan BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Seolah... Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas/Program XII / IPA Semester 2 STANDAR KOMPETENSI 4. Menggunaan onsep pemecahan masalah. Dasar Kegiatan Penilaian Watu 4.1. Menentuan suu

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL

MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL Sarta Meliana 1, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan

Lebih terperinci

SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA

SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA I Nengah Suparta dan I. B. Wiasa Jurusan Pendidian MatematiaUniversitas Pendidian Ganesha E-mail: isuparta@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema

Lebih terperinci

OSN 2014 Matematika SMA/MA

OSN 2014 Matematika SMA/MA Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan

Lebih terperinci

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya

Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 37 45 Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya Sadjidon Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan I. PENDAHULUAN. Latar Belaang Teori graf merupaan salah satu bagian ilmu dari matematia dan merupaan poo bahasan yang relatif muda jia dibandingan dengan cabang ilmu matematia yang lain seperti aljabar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,

Lebih terperinci

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM Kode FIS. v m b m p x x mg BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 004 Kode FIS. Penyusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman. JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN SAMSUL ARIFIN 04/177414/PA/09899 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS

Lebih terperinci

MODUL BARISAN DAN DERET

MODUL BARISAN DAN DERET MODUL BARISAN DAN DERET SEMESTER 2 Muhammad Zaial Abidi Persoal Blog http://meetabied.wordpress.com BAB I. PENDAHULUAN A. Desripsi Dalam modul ii, ada aa mempelajari pola bilaga, barisa, da deret diidetifiasi

Lebih terperinci

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL. Sistem Bilang Real. Fungsi dan Grafi. Limit dan Keontinuan 4. Limit Ta Hingga 5. Turunan Fungsi 6. Turunan Fungsi Trigonometri 7. Teorema Rantai 8. Turunan Tingat Tinggi 9.

Lebih terperinci

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR 1

BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR 1 BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR K a r y a t i Jurusan Pendidian Matematia FMIPA Uniersitas Negeri Yogyaarta e-mail : yatiuny@yahoo.com Abstra. Misalan R adalah ring, Q

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci

Bilangan Bulat. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Bulat. Modul 1 PENDAHULUAN Modul Bilangan Bulat Prof. Drs. Gatot Muhsetyo, M.Sc. D PENDAHULUAN alam modul Bilangan Bulat ini diuraian tentang awal pembahasan bilangan sebagai ebutuhan hidup manusia, meliputi bilangan asli, bilangan

Lebih terperinci

MAT. 05. Relasi dan Fungsi

MAT. 05. Relasi dan Fungsi MAT. 05. Relasi dan Fungsi i Kode MAT. 05 Relasi dan fungsi BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

3.1 TEOREMA DASAR ARITMATIKA

3.1 TEOREMA DASAR ARITMATIKA 3. TEOREMA DASAR ARITMATIKA Definisi 3. Suatu bilangan bulat > disebut (bilangan) rima, jia embagi ositif bilangan tersebut hanya dan. Jia bilangan bulat lebih dari satu buan bilangan rima disebut (bilangan)

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PEMETAAN MATA KULIAH BERPRASYARAT UNTUK RENCANA STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MATEMATIKA FMIPA UT)

MODEL OPTIMASI PEMETAAN MATA KULIAH BERPRASYARAT UNTUK RENCANA STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MATEMATIKA FMIPA UT) MODEL OPTIMASI PEMETAAN MATA KULIAH BERPRASYARAT UNTUK RENCANA STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MATEMATIKA FMIPA UT) Asmara Iriani Tarigan (asmara@ut.ac.id) Sitta Alief Farihati Jurusan Matematia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGEMBANGAN E-MODULE EKONOMI PADA MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK SISWA KELAS X A SMA NEGERI 1 PANGGUL TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2014/2015 Nelvy Warsi Enggal Lestari Prih Hardinto Lisa Rohmani Abstract

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman

BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal. 271-278 BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman trianisr@yahoo.com.au ABSTRACT.

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4. Fungsi Trigonometri

Kegiatan Belajar 4. Fungsi Trigonometri Page o Kegiatan Belajar A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari egiatan belajar, diharapan siswa dapat a. Menentuan nilai ungsi trigonometri b. Menentuan persamaan grai ungsi trigonometri c. Menggambar

Lebih terperinci

GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH

GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRACT SUNARSIH.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaa Untu menacapai tujuan penulisan sripsi, diperluan beberapa pengertian dan teori yang relevan dengan pembahasan. Karena itu, dalam subbab ini aan diberian beberapa

Lebih terperinci

2.1 Bilangan prima dan faktorisasi prima

2.1 Bilangan prima dan faktorisasi prima BAB 2 BILANGAN PRIMA 2.1 Bilangan prima dan fatorisasi prima Definisi 2.1.1. Bilangan bulat p > 1 diataan prima jia ia hanya mempunyai pembagi p dan 1. Dengan ata lain bilangan prima tida mempunyai pembagi

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Di aman searang sebuah adal yang tersusun rapi merupaan ebutuhan bagi setiap individu. Namun masalah penyusunan sebuah adal merupaan sebuah masalah umum yang teradi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan

Lebih terperinci

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE Desfrianta Salmon Barus - 350807 Jurusan Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung Bandung e-mail: if807@students.itb.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATAKULIAH

PEMBELAJARAN MATAKULIAH .: Daftar Isi :. Daftar Isi.. 1 Kata Pengantar. 2 Analisa Diri. 3 Yang Diperoleh dari Ibu Nunu Wahyuningtyas. 5 Konsep Proye. 5 Keranga Kerja Proye.. 6 Area Pengetahuan Dalam Manajemen Proye 7 Team Building

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON Maalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numeri yang dibimbing oleh Dr. Nur Shofianah Disusun oleh: M. Adib Jauhari Dwi Putra 146090400111001

Lebih terperinci

PANDUAN PELATIHAN GURU MIPA (MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA SMP-SMA) PROVINSI PAPUA BARAT

PANDUAN PELATIHAN GURU MIPA (MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA SMP-SMA) PROVINSI PAPUA BARAT PANDUAN PELATIHAN GURU MIPA (MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA SMP-SMA) PROVINSI PAPUA BARAT Beerjasama dengan FPMIPA UPI Bandung TAHUN 2009 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MATA KULIAH METODE RUNTUN WAKTU. Oleh : Entit Puspita Nip

MATA KULIAH METODE RUNTUN WAKTU. Oleh : Entit Puspita Nip MAA KULIAH MEODE RUNUN WAKU Oleh : Entit Puspita Nip 08 JURUSAN PENDIDIKAN MAEMAIKA FAKULAS PENDIDIKAN MAEMAIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM UNIVERSIAS PENDIDIKAN INDONESIA 00 //00 Entit Puspita BEBERAPA KONSEP

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT

MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/(x DAN h(x/(x Yuliana Saitri 1, Sri Gemawati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV

PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV Nama Mahasiswa : Husien Haial Fasha NRP : 1207 100 011 Jurusan : Matematia FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Drs. Suharmadi, Dipl.

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson

Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson 1 Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunaan Metode Beda Hingga dan Cran-Nicholson Durmin, Drs. Luman Hanafi, M.Sc Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tenologi

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI DASAR GURU DAN KUALITAS LULUSAN AKUNTANSI

EVALUASI KOMPETENSI DASAR GURU DAN KUALITAS LULUSAN AKUNTANSI Evaluasi Kompetensi Dasar... (Rahmadita Nurul1 EVALUASI KOMPETENSI DASAR GURU DAN KUALITAS LULUSAN AKUNTANSI BASIC COMPETENCY EVALUATION OF TEACHER AND THE QUALITY OF ACCOUNTING GRADUATES Oleh: Rahmadita

Lebih terperinci

PERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU

PERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL

TRY OUT UJIAN NASIONAL PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SMA 7 JAKARTA JALAN DHARMA PUTRA XI KEBAYORAN LAMA SELATAN KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN TELEPON 76077FAKSIMILI 76077

Lebih terperinci

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong

Lebih terperinci

VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB

VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB KARYA TULIS ILMIAH VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB Oleh: Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si. Dra. I.G.A. Ratnawati, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK (STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS)

SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK (STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS) Prosiding Semirata15 bidang MIPA BKS-PTN Barat Hal 357-36 SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS) Budi Rudianto 1, Narwen Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM BILANGAN BINER PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK DIGITAL DI SMK N 1 PUNDONG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM BILANGAN BINER PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK DIGITAL DI SMK N 1 PUNDONG 328 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyaarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM BILANGAN BINER PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Jurnal Teni dan Ilmu Komputer ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS AN ANALYSIS OF THE VARIATION PARAMETERS OF THE ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Lebih terperinci

MAT. 04. Geometri Dimensi Dua

MAT. 04. Geometri Dimensi Dua MAT. 04. Geometri Dimensi Dua i Kode MAT.14 Program Linear BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen

Lebih terperinci

NOTASI SIGMA. Lambang inilah yang disebut sebagai SIGMA, but please remove. the exaggerated flower around it! Hahaha...

NOTASI SIGMA. Lambang inilah yang disebut sebagai SIGMA, but please remove. the exaggerated flower around it! Hahaha... NOTASI SIGMA Lambang inilah yang disebut sebagai SIGMA, but lease remove the exaggerated flower around it! Hahaha... Mananya adalah menjumlahan sesuatu. Sesuatu aa? Sesuatu yang muncul di belaangnya. Mengaa

Lebih terperinci

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 8, No. 2, November 2011, 43 49 KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W Sunarsini. 1, Sadjidon 2 Jurusan

Lebih terperinci

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA BANK SULUT MANADO 1 Selvia Hana, Tohap Manurung 1 Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi Abstra Antrian merupaan

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Watu Penelitian Penelitian ini dilauan di Jurusan Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Watu penelitian dilauan selama semester

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009)

Lebih terperinci

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program

Lebih terperinci

Sifat-sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Maxplus

Sifat-sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Maxplus J. Sains Dasar () Sifat-sifat Nilai Eigen dan Vetor Eigen Matris atas ljabar Maxplus (The Properties of Eigen Value and Eigen Vector of Matrices Over Maxplus lgebra) Musthofa * dan Nienasih inatari * Jurusan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com

Lebih terperinci

Konsep Peningkatan Profesi Guru + Lesson Study. Konsep Peningkatan Profesi Guru + Lesson Study. Konsep Peningkatan Profesi Guru + Lesson Study

Konsep Peningkatan Profesi Guru + Lesson Study. Konsep Peningkatan Profesi Guru + Lesson Study. Konsep Peningkatan Profesi Guru + Lesson Study A. Jadwal Kegiatan 1, Hari/Tanggal: Senin / 11 Januari 2010 Chec-in mulai jam 12.00 Watu 16.00-16,45 Pembuaan Pembuaan Pembuaan Pembuaan Pembuaan Pembuaan Kepala Dinas Pendidian Provinsi Papua Barat 16,45-17,30

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER

PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER PENDETEKSIAN GERAK TANGAN MANUSIA SEBAGAI INPUT PADA KOMPUTER Wiaria Gazali 1 ; Haryono Soeparno 2 1 Jurusan Matematia, Faultas Sains dan Tenologi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining

Lebih terperinci

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS Seminar Sains Penidi Sains VI UKSW Salatiga Juni 0 MSLH VEKTOR EIGEN MTRIKS INVERS MONGE DI LJBR MX-PLUS Farida Suwaibah Subiono Mahmud Yunus Jurusan Matematia FMIP Institut Tenologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

CHECKLIST PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH. A. Persiapan Tahapan Pencalonan Persyaratan Pencalonan: JAWABAN

CHECKLIST PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH. A. Persiapan Tahapan Pencalonan Persyaratan Pencalonan: JAWABAN 12 LAMPIRAN I BAWASLU REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH CHECKLIST

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh : ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh : ABSTRAK UPAYA MEIGKATKA HASIL BELAJAR MATA PELAJARA ILMU PEGETAHUA ALAM MELALUI METODE DEMOSTRASI Oleh : Erhan Rizi Aprian 1, edin Badruzzaman, Saur M. Tampubln 3 ABSTRAK Upaya Meningatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Lebih terperinci

MAKALAH STATISTIK 1. Disusun Oleh : Kelompok 6 Sesi : 12

MAKALAH STATISTIK 1. Disusun Oleh : Kelompok 6 Sesi : 12 MAKALAH STATISTIK 1 Disusun Oleh : Kelompo 6 Sesi : 12 1. Adzanny belina nusha (201466043) 2. Via ariesti Audini (201466140) 3. Meldiana agustin putri (201466063) 4. Ramdhan setiawan (201466117) 5. Miftahul

Lebih terperinci

Danang Mursita Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2002

Danang Mursita Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2002 Bandung DAFTAR ISI Judul Kata Pengantar Daftar Isi i ii iv Bab Fungsi Real. Sistem Bilangan Real. Fungsi dan Grafi 6. Limit dan eontinuan.4 Limit ta Hingga dan Limit di Ta Hingga 7 Bab Turunan dan Penggunaan.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK POHON FUZZY

KARAKTERISTIK POHON FUZZY KARAKTERISTIK POHON FUZZY Yuli Stiawati 1, Dwi Juniati 2, 1 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, 60231 2 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan

Lebih terperinci

MUSIK KLASIK DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS TINGGI

MUSIK KLASIK DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS TINGGI Volume, Nomor 1, April 013 http://doi.org/10.1009/jppp MUSIK KLASIK DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS TINGGI Jayanti Dwiputri Abdi* ** *Faultas Ilmu Pendidian, Universitas Negeri

Lebih terperinci