ALGORITMA KOMPRESI FRAKTAL SEQUENTIAL DAN PARALEL UNTUK KOMPRESI CITRA. Satrya N. Ardhytia dan Lely Hiryanto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALGORITMA KOMPRESI FRAKTAL SEQUENTIAL DAN PARALEL UNTUK KOMPRESI CITRA. Satrya N. Ardhytia dan Lely Hiryanto"

Transkripsi

1 ALGORITMA KOMPRESI FRAKTAL SEQUENTIAL DAN PARALEL UNTUK KOMPRESI CITRA Satrya N. Ardhytia dan Lely Hiryanto Laboratoriu Perosesan Paralel, Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Taruanagara, Kantor Rektorat Kapus I Gedung Utaa Lt. 5Jl. Letjen S. Paran No. 1, Jakarta Barat, 11440, Indonesia E-ail: lely@fti.untar.ac.id Abstrak Kopresi citra adalah proses engurangi ukuran dari citra dengan engurangi kualitas dari citra tersebut. Metode Fraktal yang digunakan bekerja dengan encari keiripan pada piksel-piksel citra dan engelopokkannya dala beberapa cluster. Seakin tinggi tingkat keiripan pada citra, rasio kopresi akan seakin baik. Pada citra berwarna (RGB) etode tersebut diulang sebanyak tiga kali, asing-asing untuk satu eleen warna. Hasil akhir dari proses kopresi adalah tiga virtual codebook, asing-asing untuk satu eleen warna, yang enyipan nilai dari brightness, contrast, dan tipe transforasi affine yang digunakan untuk tiap cluster. Proses dekopresi dari etode ini adalah dengan ebentuk citra kosong dengan resolusi yang saa dengan citra asli dan engisikan nilai RGB pada tiap piksel yang bersangkutan dengan enghitung nilai yang tersipan pada virtual codebook. Dengan enggunakan nilai Coefficient of Variation (CV) sebagai penyesuaian nilai standar deviasi dan 57 citra BMP24-bit, hasil pengujian enunjukkan rasio kopresi rata-rata sebesar 41.79%. Dengan etode paralel yang digunakan, proses kopresi citra berwarna enunjukkan ratarata nilai speed-up sebesar 1.69 dan nilai efisiensi prosesor sebesar 56.34%. Kata Kunci: kopresi citra, kopresi fraktal paralel, kopresi fraktal sequential Abstract Iage copression is a process of reducing the size of the iage by reducing the quality of the iage. Fractal ethod is used to work by searching for siilarities in the iage pixels, and group the in clusters. The higher the degree of reseblance to the iage, the better the copression ratio. In the color iage (RGB) the ethod is repeated three ties, each for one color eleent.the end result of the copression process is a three virtual codebook, each for one color eleent, which stores the value of the brightness, contrast, and the type of affine transforation are used for each cluster. Decopression process of this ethod is to for a blank iage with the sae resolution with the original iage and fill in the RGB values at each pixel corresponding to the count value stored in the virtual codebook.by using the Coefficient of Variation (CV) as an adjustent value and standard deviation of 57 pieces of 24-bit BMP iages, test results showed an average copression ratio of 41.79%. With the parallel ethod is used, the copression process of color iage shows the average speed-up values of 1.69 and the processor efficiency of 56.34%. Keywords: iage copression, parallel fractal copression, sequential fractal copression 1. Pendahuluan Algorita Fraktal adalah salah satu dari berbagai etode lossy iage copression [1]. Metode kopresi ini engusung fakta bahwa dala suatu citra ada bagian yang irip dengan bagian lainnya pada citra tersebut. Gabar 1 enunjukkan cara kerja dari algorita kopresi Fraktal. Bayangkan ada tiga atriks, asingasing dengan 1 eleen warna (erah, hijau, dan biru) dari citra input, proses kopresi diulai dengan ebuat doain iage dari range iage (citra asli). Doain iage dibentuk dengan elakukan down-sapling terhadap range iage. Terhadap doain iage dan range iage dilakukan partisi dengan etode fixed block partition. Keudian proses clustering dilakukan terhadap doain block dan range block yang telah terbentuk enghasilkan doain block cluster dan range block cluster. Pada setiap doain block cluster dilakukan transforasi affine dan dibandingkan terhadap range block cluster untuk dicari keiripannya dengan enghitung faktor brightness, contrast, dan root ean square error (RMSE). 108

2 Ardhytia, dkk., Algorita Kopresi Fraktal Sequential dan Paralel untuk Kopresi Citra 109 Proses tersebut dilakukan untuk encari nilai RMSE iniu untuk setiap range block cluster. Keudian virtual codebook disusun berisikan nilai brightness, contrast, dan jenis transforasi yang dilakukan untuk setiap range block cluster dengan RMSE iniu. Setiap piksel-piksel pada sebuah citra berwarna, eiliki tiga nilai dari setiap eleen warna: [Merah, Hijau, Biru]. Sebagai contoh, sebuah piksel RGB [255,0,0] enapilkan warna erah, dan RGB [255,255,0] enapilkan warna kuning. Untuk citra berwarna, proses kopresi dilakukan tiga kali, asing-asing untuk setiap eleen warna dan enghasilkan tiga virtual codebook. Proses dekopresi dari kopresi Fraktal diulai dengan ebentuk sebuah citra kosong dengan resolusi yang saa dengan citra asli dan keudian dipartisi dengan ukuran blok yang saa dengan citra asli. Setiap blok partisi diisikan nilai dari transforasi doain blok yang sesuai setelah dikalikan dengan nilai contrast dan dijulahkan dengan nilai brightness, sesuai dengan indeks pada virtual codebook. Seiring dengan peningkatan kualitas citra, ukuran dari citra tersebut juga seakin eningkat. Dala penyipanannya harus eperhatikan kapasitas dari edia penyipanan dan ukuran dari citra itu sendiri. Oleh karena itu dilakukan kopresi citra. An Input Iage Separate color eleent of the input iage RED GREEN GREEN 6-Step Fractal Copression Resapling with Down-sapling to obtain doain iage fro range iage Clustering on range block and doain block Affine Transforation on cluster doain block, coparing, and finding iniu RMSE 6-Step Fractal Copression Copressed Iage Fixed Iage Block Partition to for range block and doain block Calculate standard deviation and CV value of range iage and doain iage Create Virtual Codebook Gabar 1. Proses kopresi Fraktal. 6-Step Fractal Copression Berdasarkan proses kopresi Fraktal secara sequential, waktu untuk proses kopresi yang dilakukan pada setiap citra sangat bervariasi. Untuk citra dengan resolusi besar dan variasi warna yang banyak, waktu proses akan eningkat secara signifikan. Disinilah perosesan paralel akan engurangi waktu perosesan citra. Pada dasarnya perosesan paralel adalah ebagi tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara bersaaan kepada sejulah prosesor. Seakin banyak julah prosesor yang dilibatkan, proses pun akan seakin cepat. Perosesan paralel yang digunakan adalah Massage Passing Coputing. Prosesor-prosesor yang digunakan dibagi enjadi sebuah aster dan beberapa slave. Data input dari aster akan dikirikan atau dibagi-bagi kepada seua slave terasuk aster sendiri untuk diproses lebih lanjut secara bersaaan. Proses paralel ini akan ebuat proses kopresi citra enjadi lebih efisien. Beberapa pendekatan telah diajukan oleh para peneliti seperti pada [2][3] untuk engurangi waktu perosesan dengan enggunakan perosesan paralel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk enghasilkan citra dengan ukuran yang lebih kecil sehingga lebih efisien dala penyipanan aupun proses transfer. Dengan proses paralel yang diterapkan pada progra ini diharapkan waktu kopresi citra akan seakin cepat. Di sini, peneliti tidak hanya ebahas kualitas dari hasil kopresi dengan algorita kopresi Fraktal, tetapi juga eaparkan solusi paralel untuk endapatkan percepatan untuk proses kopresi. Citra digital terbagi dua, yaitu citra yang berupa vektor atau raster. Pada uunya citra digital lebih engacu pada citra raster. Citra raster erupakan kupulan dari piksel-piksel yang berisi inforasi warna yang tersusun dala baris dan kolo. Nilai baris dan kolo dala suatu citra disebut resolusi [4]. Tipe dari citra raster dapat diklasifikasikan enurut warnanya sebagai contoh adalah citra binari (black & white), grayscale, dan color. Dala pebuatan progra ini, citra yang diproses adalah citra berwarna. Lebih spesifiknya adalah odel warna RGB (Red, Green, dan Blue) [4]. Model warna RGB adalah sebuah odel warna yang berdasarkan pada penjulahan dari tiga warna dasar yaitu, erah, hijau, dan biru. Dala sebuah citra RGB, sebuah piksel euat nilai dari tiga warna dasar tersebut. Dala sebuah citra RGB 24-bit, nilai RGB asing-asing

3 110 Jurnal Ilu Koputer dan Inforasi, Volue 3, Noor 2, Juni 2010 berkisar antara Sebagai contoh representasi warna pada sebuah piksel antara lain, RGB [255,0,0] enghasilkan warna erah, RGB [0,255,0] enghasilkan warna biru, RGB [0,0,255] enghasilkan warna hijau, RGB [255,0,255] enghasilkan warna agenta, RGB [255,255,0] enghasilkan warna kuning, RGB [0,255,255] enghasilkan warna sian, RGB [0,0,0] enghasilkan warna hita, RGB [255,255,255] enghasilkan warna putih. 2. Metodologi Kopresi citra erupakan ipleentasi kopresi data pada citra digital. Tujuan dari kopresi citra adalah untuk engurangi redundancy data sebuah citra agar dapat engurangi ukuran byte dari sebuah citra. Kopresi citra dibagi enjadi kopresi lossless dan kopresi lossy. Kopresi lossless tidak akan engurangi kualitas citra saat didekopresi, sedangkan kopresi lossy akan enghasilkan artifak, terlebih pada saat rasio kopresi tinggi. Kopresi citra dengan etode Fraktal ini terasuk kopresi lossy [5]. Secara uu, fraktal dikenal sebagai suatu bentuk geoetri yang dapat dipecah-pecah enjadi beberapa bagian, di ana bagian-bagian tersebut erupakan bentuk yang sebelunya dengan ukuran yang lebih kecil. Bentuk geoetri ini pertaa kali dikeukakan oleh Benoît Mandelbrot pada tahun Barnsley dan Hurd enggunakan konsep Fraktal ini untuk engeukakan suatu pendekatan kopresi baru [1]. Kopresi fraktal engusung fakta bahwa dala sebuah citra ada suatu bagian yang irip dengan bagian lain dari citra tersebut [1-3]. Algorita Fraktal engubah bagian-bagian yang irip tersebut enjadi data eteatis yang disebut kode Fraktal yang akan digunakan untuk ebentuk ulang citra yang dikopresi. Citra yang dikopresi dengan etode Fraktal akan kehilangan resolusinya, sehingga eungkinkan untuk ebentuk kebali citra tersebut dala resolusi yang berbeda tanpa adanya artifak. Gabar 1 enunjukkan cara kerja dari proses kopresi Fraktal. Proses kopresi citra diulai dari pebuatan doain iage dari citra input (range iage). Doain iage didapat dari proses down sapling pada range iage. Keudian pada doain iage dan range iage dilakukan proses partisi dengan etode fixed partition block untuk endapatkan doain block dan range block. Pada doain block dan range block yang terbentuk dilakukan clustering dan dilakukan perbandingan keiripan dari tiap cluster range block terhadap cluster doain block yang telah dilakukan transforasi affine dengan enghitung faktor contrast, brightness, dan root ean square error (RMSE). Proses ini dilakukan untuk encari nilai RMSE iniu pada tiap cluster range block. Setelah didapat nilai RMSE iniu, selanjutnya dibentuk virtual codebook yang berisi nilai faktor contrast, brightness, indeks dari cluster doain block dan koefisien transforasi. Dengan engacu pada gabar 1, ada ena langkah untuk elakukan kopresi citra dengan etode Fraktal [1]. Pertaa, resapling adalah sebuah proses untuk engubah diensi dari suatu citra digital. Ada dua jenis dari resapling, yaitu down-sapling untuk engurangi ukuran, dan up-sapling untuk enabah ukuran [1]. Peneliti enggunakan down-sapling sebagai langkah pertaa dari proses kopresi. Proses downsapling dilakukan dengan enghitung nilai ratarata dari blok 2 2 piksel sebagai nilai dari piksel yang bersangkutan pada citra hasil. Sebagai contoh, proses down-sapling pada citra berukuran piksel akan enghasilkan citra dengan ukuran piksel. Langkah kedua, partisi berarti eecah atau eisahkan suatu objek enjadi bagian-bagian [6]. Jenis partisi yang digunakan di sini adalah fixed block partition. Dengan etode ini, citra dipecah-pecah enjadi bagian berbentuk persegi dengan ukuran yang saa. Ukuran blok yang digunakan di sini adalah blok 4 4 piksel, di ana citra dengan ukuran piksel akan enghasilkan 4096 blok berukuran 4 4 piksel. Ilustrasi untuk proses partisi dapat dilihat pada gabar 2. Gabar 2. Fixed iage block partition of 4x4 block [7]. Langkah ketiga, Coefficient of Variation. Setelah proses partisi selesai, nilai standar deviasi pada asing-asing range iage dan doain iage dihitung. Standar deviasi adalah nilai perbedaan dari objek yang dibandingkan. Seakin besar nilai standar deviasi berarti perbedaan seakin besar [8]. Persaaan 1 digunakan untuk enghitung nilai standar deviasi.

4 Ardhytia, dkk., Algorita Kopresi Fraktal Sequential dan Paralel untuk Kopresi Citra 111 x = 1 n σ = n i=1 x i, x = x 1 + x 2 + x n n 1 n 1 + (x i x ) 2 n i=1 (1) Keterangan: Σ = root ean square deviation n = julah sapel x_i = nilai sapel ke-i x = nilai rata-rata sapel Nilai dari standar deviasi keudian digunakan untuk enghitung nilai Coefficient of Variation (CV). CV adalah rasio nilai standar deviasi dengan nilai rata-rata sapel [9]. Persaaan 2 enunjukkan perhitungan nilai CV. cv = σ x Χ 100% (2) Keterangan: CV = Coefficient of variation σ = root ean square deviation x = nilai rata-rata sapel Langkah keepat, clustering. Setelah seua proses di atas selesai, terhadap range iage dan doain iage dilakukan clustering. Clustering adalah suatu proses untuk engelopokkan berbagai objek ke dala cluster-cluster berdasarkan keiripan. Algorita clustering yang digunakan adalah subtractive clustering. Metode ini elakukan clustering dengan ebandingkan setiap objek dengan objek setelahnya sapai seua objek selesai dibandingkan. Metode perbandingan yang digunakan adalah root ean square error (RMSE) [6][10]. Dengan enggunakan clustering, tingkat keiripan antar blok citra dihitung, dan dikelopokkan dala cluster-cluster sesuai dengan tingkat keiripannya. Tingkat keiripan tiap blok dihitung berdasarkan nilai contrast dan brightness, enggunakan persaaan 3 dan 4 [9]. S i = [ O i = 1 i=1 D i R i D i=1 i i=1 R i ] [ i=1(d i ) 2 ( i=1 D i ) 2 ] (3) i=1 R i S i i=1 D i (4) RMSE 2 = 1 R 2 2 i=1 i + S i S i i=1 D i 2 i=1 D i R i + 2 O i i=1 D i + O i O i 2 R i i=1 (5) Keterangan: R_i = rangeblock ke-i D_(i ) = doain block transforation ke-i = julah piksel dala satu block S_i = faktor contrast block ke-i O_i = faktor brightness block ke-i RMSE = root ean square error Nilai RMSE (persaaan 5) yang didapat keudian dibandingkan dengan nilai standar deviasi. Jika nilai RMSE lebih kecil atau saa dengan nilai standar deviasi, blok yang dibandingkan dikelopokkan dala satu cluster, keudian nilai piksel dari cluster tersebut adalah nilai rata-rata dari seluruh blok dala cluster tersebut. Selaa proses ini berlangsung, tabel indeks juga dibuat untuk enentukan lokasi blok yang bersangkutan untuk kepentingan proses dekopresi. Langkah kelia adalah elakukan transforasi affine untuk setiap doain cluster. Transforasi affine adalah kupulan dari berbagai aca transforasi linear. Transforasi yang digunakan antara lain refleksi terhadap x dan y, refleksi terhadap garis x-y dan x=y, rotasi 0, 90, 180, dan 270. Hasil transforasi keudian dibandingkan terhadap rangecluster dan dihitung kebali faktor contrast, brightness dan RMSE. Jenis transforasi dengan nilai RMSE paling rendah disipan bersaa nilai brightness, contrast, dan jenis transforasi yang digunakan. Proses ini dilakukan untuk seua doain cluster. Langkah keena, creating virtual codebook. Faktor contrast (S), faktor brightness (O), nilai RMSE dan jenis transforasi yang digunakan disipan dala virtual codebook. Nilai RMSE dala setiap codebook akan dibandingkan untuk encari nilai RMSE iniun yang disipan dala virtual codebook final. Langkah 1 sapai 6 dilakukan untuk setiap eleen warna diulai dari erah, hijau, dan terakhir biru enghasilkan tiga virtual codebook final. Setelah seua eleen warna selesai diproses, langkah terakhir adalah enulis ketiga virtual codebook tersebut ke dala file kopresi diulai dari eleen erah, hijau, dan terakhir biru. Untuk proses dekopresi, tahapan diulai dengan ebuat layar citra baru dengan resolusi yang saa dengan citra asli. Layar citra baru keudian dipartisi dengan blok partisi yang saa dengan citra asli. Keudian setiap blok partisi tersebut diisi dengan nilai dari transforasi doain block yang terbaik dikalikan dengan faktor contrast keudian dijulahkan dengan faktor brightness dan disusun berdasarkan indeks yang berada dala virtual codebook.

5 112 Jurnal Ilu Koputer dan Inforasi, Volue 3, Noor 2, Juni 2010 Untuk enunjukkan kopleksitas waktu dari langkah-langkah di atas, peneliti enggunakan notasi Big-Oh. Berikut ini adalah hasil analisis dengan engasusikan variabel n sebagai panjang dan lebar dari citra input-nya: Pertaa adalah resapling: n x n = n 2 O(n 2 ) Kedua adalah partisi blok: n 2 + n 2 n 2 = n2 + n2 4 Ketiga adalah standar deviasi: n 2 + n2 4 O(n2 ) Keepat adalah range clustering: n (n + 1) 16 = ( n n 2 ) = O n2 n n2 32 O n4 Kelia adalah doain clustering: n (n + 1) 64 = ( n 4 + n 2 ) = ( n n2 128 ) O(n 4 ) Keena adalah VCB: n n2 64 = 7n O(n4 ) Ketujuh adalah file writing: n n2 16 = n2 8 O(n4 ) Setiap proses tersebut diulang sebanyak tiga kali, enghasilkan kopleksitas total untuk algorita sequential sebesar 3 (n 2 + n 2 + n 2 + n 4 + n 4 + n 4 + n 2 ) = O(n 4 ). Pada algorita Fraktal sequential (bagian 2), keena langkah tersebut diulang sebanyak tiga kali asing-asing untuk setiap eleen warna. Oleh karena itu, peneliti engajukan algorita Fraktal yang eisahkan proses tersebut agar dikerjakan secara terpisah untuk asing-asing eleen warna. Dengan engacu pada gabar 1, peneliti hanya ebutuhkan tiga unit prosesor, yang asing-asing engerjakan satu eleen warna. Gabar 3 engilustrasikan peetaan proses paralel untuk setiap prosesor dengan lebih detil. Saat progra enulis file fractal (file citra hasil kopresi), setiap koputer enulis virtual codebook satu persatu diulai dari eleen warna pertaa, yaitu erah, keudian hijau, dan terakhir biru ke dala satu file. Untuk enghitung kinerja dari algorita Fraktal paralel yang diajukan, peneliti epertibangkan dua faktor, yaitu faktor speed-up dan nilai efisiensi dari setiap prosesor, di ana persaaan untuk enghitung kedua nilai tersebut adalah sebagai berikut: S p = t s t p (7) Keterangan: S(p) = nilai speed-up t s = waktu perosesan sequential t p = waktu perosesan paralel dengan p prosesor E = t s t p p 100% (8) Keterangan: E = nilai efisiensi dala persen t s = waktu perosesan sequential t p = waktu perosesan paralel dengan p prosesor p = julah prosesor yang digunakan Karena ena langkah proses kopresi untuk eleen warna erah, hijau, dan biru dilakukan terpisah pada tiga koputer yang berbeda, kopleksitas algorita paralel dipisahkan enjadi waktu kounikasi dan waktu koputasi. Dengan engasusikan kounikasi data antar prosesor hanya terjadi saat proses penulisan virtual codebook ke dala file kopresi, hasil kopleksitas akhir adalah(n 2 + n 2 + n 2 + n 4 + n 4 + n 4 + n 2 ) = O(n 4 ) untuk waktu koputasi ditabah O(n 2 ) untuk waktu kounikasi. Sehingga total kopleksitas algorita paralel adalah O(n 4 ). Meskipun kopleksitas waktu paralel dan sequential saa, dengan analisis yang lebih detil dapat dilihat bahwa waktu koputasi paralel akan tiga kali lebih cepat dari pada sequential. Dengan eperhitungkan waktu kounikasi antara tiga prosesor, dala ipleentasinya sangat sulit untuk encapai speed-up sapai tiga kali. Naun karena waktu kounikasi tidak akan terlalu signifikan dibanding waktu koputasi, peneliti yakin speed-up akan tetap didapat. Hal tersebut telah dibuktikan dari hasil pengujian pada bagian berikutnya.

6 Ardhytia, dkk., Algorita Kopresi Fraktal Sequential dan Paralel untuk Kopresi Citra Hasil dan Pebahasan Progra kopresi Fraktal ini dibuat dengan enggunakan Microsoft Visual C/C++ dan MPICH NT versi 1.2 untuk Microsoft Windows yang dirancang oleh Argonne National Laboratory [11]. Progra ini dijalankan dala sebuah cluster koputer. Coputer cluster adalah kelopok dari sejulah koputer yang biasanya terkoneksi dala Local Area Network (LAN), yang bekerja seakan-akan ereka adalah sebuah koputer. Tujuan dari coputer cluster ini adalah untuk eningkatkan perfora koputer dengan biaya yang relatif urah. Coputer cluster yang akan digunakan adalah odel Beowulf [12]. Dengan naa yang berasal dari cerita kepahlawanan Inggris zaan dahulu, Coputer Cluster dengan odel Beowulf ini enggunakan koputer-koputer identik yang relatif urah. Koputer-koputer ini saling terhubung dala sebuah LAN dan di dalanya terdapat prograprogra yang eungkinkan untuk ebagibagi proses diantara koputer-koputer tersebut. Pada uunya, odel perosesan paralel yang digunakan adalah MPI (Message Passing Interface). Cluster koputer ini terdiri dari tiga unit koputer dengan spesifikasi yang saa yaitu, prosesor Intel Pentiu IV 1.66 GHz, 1GB RAM, dan NIC Broadband gigabit Ethernet. Spesifikasi progra kopresi Fraktal yang pertaa adalah odul for kopresi di ana for kopresi ini digunakan saat akan elakukan kopresi citra. Pada for ini terdapat tapilan citra awal, tapilan citra setelah kopresi, radio button sequential-paralel, button open, button kopresi, button save, dan button back. Button open digunakan untuk ebuka file citra yang akan dikopresi. Radio button sequential-paralel untuk eilih apakah proses akan dilakukan secara sequential atau paralel. Button kopresi digunakan untuk eulai proses kopresi setelah elakukan pengaturan. Button save digunakan untuk enyipan file citra yang telah dikopresi. Button back digunakan untuk kebali ke enu utaa. Tapilan for dapat dilihat pada gabar 4. Spesifikasi kedua yaitu odul for dekopresi di ana for dekopresi ini digunakan saat akan elakukan kopresi citra. Pada for ini terdapat tapilan citra awal, tapilan citra setelah dekopresi, radio button sequential-paralel, button open, button dekopresi, button save, dan button back. Button open digunakan untuk ebuka file citra yang akan didekopresi. Radio button sequentialparalel untuk eilih apakah proses akan dilakukan secara sequential atau paralel. Button dekopresi digunakan untuk eulai proses dekopresi. Button save digunakan untuk enyipan file citra yang telah didekopresi. Button back digunakan untuk kebali ke enu utaa. Tapilan for dapat dilihat pada gabar 5. Gabar 3. Peetaan proses kopresi Fraktal paralel.

7 114 Jurnal Ilu Koputer dan Inforasi, Volue 3, Noor 2, Juni 2010 Gabar 4. Tapilan for untuk odul kopresi. Pengujian progra aplikasi ini dilakukan secara epat tahap. Tahap pertaa adalah pengujian prosedur pengabilan data piksel dari tiap eleen warna enggunakan Visual Basic (VB) dan disipan ke dala tiga file teks, red.txt, green.txt, blue.txt. Tahap kedua adalah pengujian proses kopresi citra secara sequential dari ebaca nilai-nilai piksel tiap eleen warna dari file teks hingga pebuatan file *.FRAC pada C. Tahap ketiga adalah pengujian proses kopresi sapai dengan pebuatan file *.FRAC secara paralel di C. Tahap terakhir adalah pengujian dengan 57 citra sapel untuk endapatkan hasil citra output. Pengujian prosedur pengabilan data piksel pada setiap eleen citra input dilakukan pada VB, dengan citra input berupa citra RGB berforat BMP dengan resolusi 256x256. Prosedur ini enghasilkan output berupa tiga file teks, red.txt yang berisi data piksel eleen warna erah, green.txt yang berisi data piksel eleen warna hijau, dan blue.txt yang berisi data piksel eleen warna biru. Ketiga file tersebut disipan pada direktori X:\. Contoh isi file red.txt dapat dilihat pada gabar 6. Gabar 5. Tapilan for untuk odul dekopresi.

8 Ardhytia, dkk., Algorita Kopresi Fraktal Sequential dan Paralel untuk Kopresi Citra 115 Gabar 7. Tapilan virtual codebook Gabar 6. Isi file Red.txt. Pengujian proses kopresi citra secara sequential dilakukan pada C++ dengan input berupa tiga file teks yang berisi data piksel tiap eleen warna hasil dari prosedur pengabilan data piksel sebelunya. Proses ini enghasilkan output berupa tapilan virtual codebook final pada coand propt, file *.FRAC yang disipan pada direktori X:\. Tapilan virtual codebook yang dihasilkan dapat dilihat pada gabar 7. Pengujian proses kopresi citra secara paralel dilakukan pada C dengan input berupa tiga file teks yang berisi data piksel tiap eleen warna hasil dari prosedur pengabilan data piksel sebelunya. Proses ini berhasil elakukan kounikasi dengan dua unit koputer lainnya yang terlibat dala proses paralel. Proses ini juga berhasil enghasilkan output berupa tapilan virtual codebook final pada coand propt, file *.FRAC yang disipan pada direktori X:\. Citra yang diproses dala pengujian terhadap file citra berjulah 57 citra BMP 24 bit. Pada citra-citra yang diuji tersebut akan dilakukan pendataan terhadap nilai rasio kopresi, waktu proses sequential, waktu koputasi proses paralel, waktu kounikasi proses paralel, rasio waktu koputasi atau kounikasi, total waktu proses paralel, nilai speed-up, dan nilai efisiensi tiap prosesor. Pengujian proses kopresi citra secara paralel dilakukan pada C dengan input berupa tiga file teks yang berisi data piksel tiap eleen warna hasil dari prosedur pengabilan data piksel sebelunya. Proses ini berhasil elakukan kounikasi dengan dua unit koputer lainnya yang terlibat dala proses paralel. Proses ini juga berhasil enghasilkan output berupa tapilan virtual codebook final pada coand propt, file *.FRAC yang disipan pada direktori X:\. Citra yang diproses dala pengujian terhadap file citra berjulah 57 citra BMP 24 bit. Pada citra-citra yang diuji tersebut akan dilakukan pendataan terhadap nilai rasio kopresi, waktu proses sequential, waktu koputasi proses paralel, waktu kounikasi proses paralel, rasio waktu koputasi/kounikasi, total waktu proses paralel, nilai speed-up, dan nilai efisiensi tiap prosesor. Dari gabar 8 yang enapilkan rasio kopresi dari 57 citra 24-bit BMP, hasil pengujian enunjukkan bahwa rasio kopresi rata-rata dengan enggunakan etode fraktal adalah 41.79%. Dapat dilihat juga dari grafik tersebut, Rasio kopresi yang dihasilkan sangat bervariasi. Hal ini terjadi karena penggunaan nilai CV, yang sangat dipengaruhi oleh tingkat

9 116 Jurnal Ilu Koputer dan Inforasi, Volue 3, Noor 2, Juni 2010 kedetilan suatu citra. Seakin kecil nilai CV yang digunakan seakin banyak cluster yang terbentuk dan seakin kecil pula rasio kopresi citra tersebut. Sehubungan dengan waktu eksekusi dari pengujian beberapa citra uji, hasil yang didapat cukup signifikan dengan nilai speed-up sebesar Hasil ini dapat dilihat dengan jelas pada gabar 9 dan gabar 10. Lebih lanjut, dari hasil pengujian juga didapatkan bahwa setiap prosesor digunakan lebih dari separuh total koputasi. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata efisiensi prosesor sebesar 56.34%. Dala perosesan paralel, granularity adalah suatu rasio perbandingan antara kounikasi dan koputasi dala sebuah algorita paralel. Dua odel dari granularity ini adalah fine-grain dan coarse-grain. Pada odel fine-grain rasio koputasi terhadap kounikasi cukup kecil. Model ini eungkinkan untuk engoptialkan load balancing, tetapi sulit untuk eningkatkan perfora karena overhead kounikasi yang tinggi. Pada odel coarsegrain, rasio koputasi terhadap kounikasi relatif besar. Keungkinan untuk eningkatkan perfora lebih besar, tetapi lebih sulit untuk engipleentasikan load balancing. Granularity dari algorita paralel ini adalah coarse-grain, di ana rasio koputasi per kounikasi dari kebanyakan citra uji enunjukkan nilai di atas 1. Grafik yang enunjukkan rasio koputasi per kounikasi dapat dilihat pada gabar 11. hapir saa, waktu kounikasi akan enjadi lebih singkat. Tetapi waktu proses yang laa pada eleen warna yang diproses setelah eleen awal (eleen warna hijau atau biru) akan enghasilkan waktu kounikasi yang lebih laa. 4. Kesipulan Berdasarkan hasil pengujian dari bagian sebelunya, peneliti dapat enjabarkan beberapa kesipulan yaitu algorita paralel yang digunakan berhasil epersingkat waktu kopresi dengan nilai speed-up rata-rata sebesar 1.69 dan tingkat efisiensi sebesar 56.34%. Algorita paralel yang digunakan eiliki granularity coarse-grain, di ana total waktu koputasi lebih besar daripada total waktu kounikasi. Citra dengan tingkat kopleksitas yang lebih tinggi berpotensi eningkatkan julah cluster, sehingga ebuat waktu kopresi enjadi lebih labat dan engurangi rasio kopresi. Dependensi saat enulis file FRAC ebuat citra dengan julah cluster yang lebih sedikit pada eleen warna awal (eleen warna yang lebih dulu ditulis ke file) eiliki waktu kounikasi yang lebih laa. Gabar 9. Nilai speed-up dari proses kopresi algorita Fraktal dengan 57 citra 24-bit BMP. Gabar 8. Rasio kopresi dari 57 citra 24-bit BMP. Pada beberapa citra uji rasio eiliki nilai di bawah 1. Hal tersebut terjadi karena tingkat dependensi yang tingga saat penulisan file FRAC, di ana proses penulisan file harus dilakukan berurutan dari proses 0 ke proses 2. Untuk citra dengan watku proses pada tiap eleen warna yg Untuk penelitian selanjutnya, eksperien yang akan dilakukan difokuskan pada beberapa hal antara lain, elakukan pengujian dengan enggunakan partisi blok citra sebesar 2x2 untuk eningkatkan kualitas kopresi dan ebuat waktu perosesan lebih labat, sehingga lebih baik jika enerapkan algorita paralel. Meningkatkan nilai speed-up pada proses paralel dengan eneliti keungkinan earalelkan langkah-langkah dari proses kopresi Fraktal

10 Ardhytia, dkk., Algorita Kopresi Fraktal Sequential dan Paralel untuk Kopresi Citra 117 engurangi sapai enghilangkan dependensi saat enulis file FRAC pada algorita paralel. Gabar 10. Perbandingan waktu sequential, waktu koputasi paralel, dan waktu kounikasi paralel dari 57 citra 24-bit BP. Gabar 11. Granularity pada algorita paralel dari 57 citra 24-bit BMP. Referensi [1] Uni-Oldenburg, Fractal Iage Copression, Uni-Oldenburg lgoriths/adv/fraccop/index.htl, retrieved August 20, [2] G. Ong & L. Fan, An Efficient Parallel Algorith for Hexagonal-based Fractal Iage copression, International Journal of Coputer Matheatics, vol. 84, pp , [3] H. Peng, M. Wang, & C.H. Lai, Design of Parallel Algoriths for Fractal Video Copression, International Journal of Coputer Matheatics, vol. 84, pp , [4] R.C. González & R.E. Woods, Digital Iage Processing, 3rd ed., Prentice Hall, New Jersey, [5] P.J. Burt & E.H. Adelson, The Laplacian Pyraid as a Copact Iage Code, IEEE Trans. on Counications, vol. 31, pp , [6] H.A. Anton & C. Rorres, Eleentary Linear Algebra Applications Version, 8th ed., John Wiley & Sons, Inc., United States, [7] Texas Instruent, An Introduction to Fractal Iage Copression, Texas Instruent Incorporated, f, 1997, retrieved August 19, [8] A.J. Hobson, Statistic 3, University of East Anglia, df, retrieved August 23, [9] Math Central, Quandaries and Queries, Math Central, Q.09.05/Jan1.htl, retrieved August 23, [10] Alexandria University, A Novel Secure Iage Coding Schee Using Fractal Transforation, longwood, h/paper/ursi98.pdf, retrieved August 20, [11] Argonne National Laboratory, MPICH for Windows NT, Matheatics and Coputer Science Division, d.htl, retrieved April 12, [12] R.G. Brown, Engineering a Beowulf-style Copute Cluster, Duke University Physics Departent, wulf_book/beowulf_book/index.htl, 2004, retrieved May 8, 2008.

ALGORITMA KOMPRESI FRAKTAL SEKUENSIAL DAN PARALEL UNTUK KOMPRESI CITRA

ALGORITMA KOMPRESI FRAKTAL SEKUENSIAL DAN PARALEL UNTUK KOMPRESI CITRA ALGORITMA KOMPRESI FRAKTAL SEKUENSIAL DAN PARALEL UNTUK KOMPRESI CITRA Satrya N. Ardhytia dan Lely Hiryanto Laboratory of Parallel Processing Faculty of Information Technology, Tarumanagara University

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANORAMIC IMAGE MOSAIC DENGAN METODE 8 PARAMETER PERSPECTIVE TRANSFORMATION

IMPLEMENTASI PANORAMIC IMAGE MOSAIC DENGAN METODE 8 PARAMETER PERSPECTIVE TRANSFORMATION IMPLEMENTSI PNORMIC IMGE MOSIC DENGN METODE 8 PRMETER PERSPECTIVE TRNSFORMTION Rud dipranata, Hendra Litoo, Cherr G. Ballangan Teknik Inforatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini enjelaskan engenai berbagai teori yang digunakan untuk elakukan penelitian ini. Bab ini terdiri dari penjelasan engenai penghitung pengunjung, lalu penjelasan engenai

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Keamanan Data dengan Menggunakan Teknik Steganografi End of File (EOF) dan Rabin Public Key Cryptosystem

Implementasi Sistem Keamanan Data dengan Menggunakan Teknik Steganografi End of File (EOF) dan Rabin Public Key Cryptosystem Ipleentasi Siste Keaanan Data dengan Menggunakan Teknik Steganografi End of File (EOF) dan Rabin Public Key Cryptosyste Henny Wandani 1, Muhaad Andri Budian, S.T, M.Cop.Sc, MEM 2, Aer Sharif. S.Si, M.Ko

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN POSTEST PEMBINAAN GURU OLIMPIADE MADRASAH ALIYAH (MA) NARASUMBER: DODDY FERYANTO

SOAL DAN PEMBAHASAN POSTEST PEMBINAAN GURU OLIMPIADE MADRASAH ALIYAH (MA) NARASUMBER: DODDY FERYANTO SOAL DAN PEMBAHASAN POSTEST PEMBINAAN GURU OLIMPIADE MADRASAH ALIYAH (MA) NARASUMBER: DODDY FERYANTO 31 Juli-1 Agustus 2016 KAMPUS PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN POSTTEST PEMBINAAN GURU

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA J. J. Siang BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA Intisari Dala tulisan ini dipaparkan engenai sejarah peneuan bilangan pria, pengujian bilangan pria besar, serta salah satu aplikasinya dala kriptografi

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA Zuhnia Lega 1, Agusni, Supriadi Putra 1 Mahasiswa Progra Studi S1 Mateatika Laboratoriu Mateatika

Lebih terperinci

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA Elvi Syahriah 1, Khozin Mu taar 2 1,2 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta Siposiu Nasional Ilu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 207 ISBN: 978-602-6268-4-9 Rancang Bangun Siste Inforasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 7 Jakarta Kurniawati, Ghofar Taufik 2 STMIK Nusa

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA S. M. ROBIAL 1, S. NURDIATI 2, A. SOPAHELUWAKAN 3 Abstrak Data global Suhu Perukaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

PEMOSAIKAN PADA CITRA-CITRA DENGAN TINGKAT KECERAHAN, KONTRAS, JENIS DERAU, DAN/ATAU TINGKAT DERAU BERBEDA

PEMOSAIKAN PADA CITRA-CITRA DENGAN TINGKAT KECERAHAN, KONTRAS, JENIS DERAU, DAN/ATAU TINGKAT DERAU BERBEDA PEMOSAIKAN PADA CITRA-CITRA DENGAN TINGKAT KECERAHAN, KONTRAS, JENIS DERAU, DAN/ATAU TINGKAT DERAU BERBEDA R. Rizal Isnanto, Achad Hidayatno, Wahyu Nugroho Santoso Signal and Iage Processing Research Group

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD

PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol., No.3 Deseber 015 Page 8035 PENANGANAN MASALAH COLD START DAN DIVERSITY REKOMENDASI MENGGUNAKAN ITEM-BASED CLUSTERING HYBRID METHOD The Handling of Cold

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

TRANSFORM FOURIER CEPAT MATEMATIS UNTUK MENGANALISIS SPEKTRUM FREKUENSI LINIER SINYAL TUTUR

TRANSFORM FOURIER CEPAT MATEMATIS UNTUK MENGANALISIS SPEKTRUM FREKUENSI LINIER SINYAL TUTUR ISS: 1693-6930 31 TRASFORM FOURIER CEPAT MATEMATIS UTUK MEGAALISIS SPEKTRUM FREKUESI LIIER SIYAL TUTUR Salan Abd. Cadu 1, Prayoto 2, Adhi Susanto 3, Kirbani Sri Brotopuspito 4 1 Jurusan Teknik Eektro Fakultas

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Horspool dan Algoritma Zhu-Takaoka dalam Pencarian String Berbasis Desktop

Perbandingan Algoritma Horspool dan Algoritma Zhu-Takaoka dalam Pencarian String Berbasis Desktop erbandingan Algorita Horspool dan Algorita Zhu-Takaoka dala encarian String Berbasis Desktop Adhi Kusnadi 1, Abraha Khrisnandi Wicaksono 2 Fakultas Teknologi Inforasi dan Kounikasi, Universitas Multiedia

Lebih terperinci

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Seinar Nasional Teknologi Inforasi dan Kounikasi 01 (SENTIKA 01 ISSN: 089-981 Yogyakarta, 8 Maret 01 PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sauel Manurung 1 1Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date Perfora (2003) Vol. 2, No.: - 5 Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pebatas Coon Due-Date Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Abstract This paper

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PADA PENGELOMPOKKAN STASIUN POS HUJAN UNTUK MEMBUAT ZONA PRAKIRAAN IKLIM (ZPI) (Studi Kasus Pengelopokkan Zona Prakiraan Ikli (ZPI) dengan Data Curah Hujan di Kabupaten

Lebih terperinci

KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR Kiki Reski Ananda 1 Khozin Mu taar 2 12 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Aplikasi Pada bagian ini, Penulis akan menjelaskan kebutuhan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak, serta menjelaskan bagaimana cara program

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04 50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8. BAB III BAHASAN KONSTRUKSI GF( ) Untuk engonstruksi GF( ) dala penelitian ini dapat dilakukan dengan engacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 28 Karena adalah bilangan pria, aka berdasarkan

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Proses Belajar Mengajar Menggunakan Model View Control

Sistem Monitoring Proses Belajar Mengajar Menggunakan Model View Control Siste Monitoring Proses Belajar Mengajar Menggunakan Model View Control Aswandi,Mursyidah 2, Chairul Azdaan 3 2,3 Jurusan Tekniknologi Inforasi dan Koputer Politeknik Negeri Lhokseuawe Jln. B.Aceh Medan

Lebih terperinci

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp SIMULASI PERILAKU PONDASI GABUNGAN TELAPAK DAN SUMURAN DENGAN VARIASI DIMENSI TELAPAK DAN DIAMETER SUMURAN PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS DITINJAU DARI NILAI PENURUNAN Habib Abduljabar Waskito 1), Niken Sili

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU

FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Jurnal Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer (JTIIK) Vol., No. 1, April 015, hl. 73-78 FITUR LENGTH OF EDGE DAN MOMENT INVARIAN UNTUK GESTURE RECOGNITION DENGAN MENGGUNAKAN KINECT UNTUK KONTROL LAMPU Rekyan

Lebih terperinci

Algoritma Pencarian A* dengan Fungsi Heuristik Jarak Manhattan

Algoritma Pencarian A* dengan Fungsi Heuristik Jarak Manhattan Algorita Pencarian A* dengan Fungsi Heuristik Jarak Manhattan Puanta Della Maharani Riyadi - 13507135 Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha no. 10, Bandung If17135@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 2009, pp. 4-50 ISSN 4-2485 KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Pratikto, Tanti Octavia 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN METODE ELIMINATION AND CHOICE TRANSLATION REALITY (ELECTRE)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN METODE ELIMINATION AND CHOICE TRANSLATION REALITY (ELECTRE) KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Inforasi dan Koputer) Volue I, Noor, Oktober 27 ISSN 259765 (edia online) ISSN 25976 (edia cetak) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE Aeri Rachmad Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

PENGARUH DISTRIBUSI PEMBOBOTAN TERHADAP POLA ARRAY PADA DELAY AND SUM BEAMFORMING

PENGARUH DISTRIBUSI PEMBOBOTAN TERHADAP POLA ARRAY PADA DELAY AND SUM BEAMFORMING INDEPT, Vol., No., Juni 0 ISSN 087 945 PENGARUH DISTRIBUSI PEBOBOTAN TERHADAP POLA ARRAY PADA DELAY AND SU BEAFORING Ananto E. Prasetiadi Dosen Tetap Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

User-Based Collaborative Filtering Dengan Memanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dalam Sistem Rekomendasi

User-Based Collaborative Filtering Dengan Memanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dalam Sistem Rekomendasi User-Based Collaborative Filtering Dengan Meanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dala Siste Rekoendasi Arvid Theodorus 1, Djoko Budiyanto Setyohadi 2, Ernawati 3 Magister Teknologi

Lebih terperinci

Sphaira Mobile Electronic Medical Record (m-emr) Mobile Application untuk pelayanan medis yang lebih baik

Sphaira Mobile Electronic Medical Record (m-emr) Mobile Application untuk pelayanan medis yang lebih baik Sphaira Mobile Electronic Medical Record (-EMR) Mobile Application untuk pelayanan edis yang lebih baik Para narasuber di peluncuran aplikasi Sphaira Mobile pada tablet Windows 8 (ki-ka) Rudy Surjanto

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO PENGENALAN UCAPAN KATA BERKORELASI TINGGI Mery Subito * Abstract The research on speech recognition by using stochastic ethods has been carried out intensively since 1970

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Graf Graf G= (V G,E G ) adalah suatu siste yang terdiri dari hipunan berhingga tak kosong V G dari objek yang dinaakan titik (ertex) dan hipunan E G, pasangan tak berurut dari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER Myrda Septi Rahantika 1, Dwi Puspitasari 2, Rudy Ariyanto 3 1,2 Teknik Inforatika, Teknologi Inforasi,

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

Identifikasi Penyakit Periodontitis Kronis pada Citra Dental Panoramic dengan Algoritma Line Strength dan Line Tracking

Identifikasi Penyakit Periodontitis Kronis pada Citra Dental Panoramic dengan Algoritma Line Strength dan Line Tracking Identifikasi Penyakit Periodontitis Kronis pada Citra Dental Panoraic dengan Algorita Line Strength dan Line Tracking Dosen Pebibing : Dr H Agus Zainal Arifin, SKo, MKo Anny Yuniarti, SKo, MCopSc Ia Cholissodin

Lebih terperinci