PENDAPATAN PER KAPITA DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP JUMLAH SIMPANAN DEPOSITO PADA BANK UMUM DI KOTA CIREBON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAPATAN PER KAPITA DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP JUMLAH SIMPANAN DEPOSITO PADA BANK UMUM DI KOTA CIREBON"

Transkripsi

1 EKO-REGIONAL, Vol.4, No., September 9 PENDAPATAN PER KAPITA DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP JUMLAH SIMPANAN DEPOSITO PADA BANK UMUM DI KOTA CIREBON Oleh: Aan Jajul 1), Nunk Kadarwat ), dan Agus Arfn 3) 1) Alumn Mahasswa Fakultas Ekonom Unverstas Jenderal Soedrman ) Fakultas Ekonom Unverstas Jenderal Soedrman 3) Fakultas Ekonom Unverstas Jenderal Soedrman ABSTRACT Ths research s amed to understand the ncreasng of depost account of commercal bank n Crebon whch s seen from the ncreasng of ncome percapta n Crebon, offered depost account nterest rate by bank, and nflaton rate n Crebon. Ths research was executed by descrptve and quanttatve method. Data was obtaned from Bank Indonesa of Crebon, Badan Pusat Statstk (BPS) of Crebon, and the perod of tme whch s used n ths research was durng 1 7. Ths research used Natural Logarthmc Multple Regresson Analyss, Classcal Assumng Test, and Elastcty test. Regardng to the result of natural logarthmc multple analyss estmaton, t can be concluded that sgnfcantly ncome percapta, depost account nterest rate, and nflaton smultaneously affectng depost account values of commercal bank n Crebon, meanwhle, partally ncome percapta and depost account nterest rate sgnfcantly affectng depost account values of commercal bank n Crebon, and nflaton n Crebon dd not gve any sgnfcant affect toward depost account values of commercal bank n Crebon. Regardng to Elastcty test, ncome percapta s the most affectng varable toward depost account value of commercal bank n Crebon. Keywords: depost account, ncome percapta, nterest rate, nflaton PENDAHULUAN Salah satu masalah tpkal yang dhadap negara sedang berkembang adalah kurangnya modal untuk nvestas. Sumber pembayaan pembangunan dapat berasal dar dalam neger dan luar neger. D tengah serangkaan pemkran dan perdebatan tentang penolakan terhadap ketergantungan hutang luar neger, maka sumber pembayaan domestk menjad su yang menark. Jka dbandngkan dengan sumber eksternal dalam pembayaan pembangunan, menggantungkan harapan pada sumber-sumber domestk memang relatf lebh aman terhadap fluktuas perekonoman global. Modal pembangunan yang berasal dar dalam neger basanya dhmpun dar dana masyarakat. Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunya potens untuk menghmpun dana masyarakat. Dana yang dhmpun bank basanya dalam bentuk deposto, tabungan dan gro. Guna mendukung penngkatan knerja perbankan, pemerntah telah banyak mengeluarkan kebjakan d bdang keuangan (Djwandono, 1). Dalam mekansme pasar sepert d Indonesa, tngkat suku bunga yang terjad pada dasarnya merupakan refleks dar kekuatan permntaan dan penawaran dana d masyarakat, karena tngkat suku bunga sangat pentng dalam kebjaksanaan perekonoman suatu negara dalam pengaruhnya terhadap supply dan demand. Menngkatnya kebutuhan terhadap sumber-sumber pembayaan akan menyebabkan naknya suku bunga, kebjakan d Indonesa dalam rangka menekan laju nflas, tetap mempertahankan tngkat suku bunga tngg dan pendapatan masyarakat. Dengan kata lan, peredaran yang dperketat dapat mempertahankan tngkat harga pada tngkat aman. D sampng tu, tngkat suku bunga mempunya katan yang cukup erat dengan berbaga ndkator ekonom lannya. D ss nternal, tngkat suku bunga deposto berpengaruh terhadap jumlah smpanan deposto. Dalam lngkup eksternal, nflas sangat berperan terhadap pertumbuhan ekonom dan pendapatan perkapta. Oleh karena tu, upaya pengendalan tngkat suku bunga yang dlakukan harus selalu memperhatkan kesembangan d antara berbaga faktor. Menyadar pentngnya fungs perbankan dalam penyedaan sumber dana yang dperoleh dar penghmpun dana dar masyarakat melalu smpanan deposto, bag kelancaran pembangunan, maka pemerntah berusaha lebh memperbak sstem perbankan melalu serangkaan kebjakan-kebjakan deregulas. Salah satu kebjakan deregulas yang dkeluarkan pemerntah pada tanggal 7 oktober 1988, yang memungknkan lembaga perbankan untuk memperluas jarngan operasonal perbankan ke daerah-daerah, mencptakan berbaga bentuk dan jens smpanan yang sesua dengan kebutuhan dan kengnan masyarakat, serta mewujudkan keuntungan-keuntungan yang menark dalam program smpanan untuk menngkatkan hasrat 111

2 Pendapatan Perkapta dan Suku Bunga Deposto Berpengaruh Sgnfkan (Aan J., Nunk K., dan Agus A.) dan kemampun menympan untuk mengnvestaskan dana masyarakat (Syahrr, 199). Berdasarkan uraan d atas, tampaknya ada perkembangan dar tngkat pendapatan perkapta, perubahan nflas yang berpengaruh terhadap pola konsums masyarakat, dan perkembangan suku bunga deposto yang dtawarkan oleh perbankan untuk menark permntaan deposto terhadap perkembangan jumlah smpanan deposto. Berangkat dar snlah penuls tertark untuk menelaah lebh lanjut tentang su n. Dar uraan d atas maka perumusan masalah yang dajukan dalam peneltan n adalah sebaga berkut: 1. Seberapa besar pengaruh pendapatan perkapta, suku bunga deposto, dan nflas terhadap jumlah deposto berjangka pada bank umum d Kota Crebon,.I-7.IV.. Manakah d antara ketga varabel tersebut yang memlk pengaruh terbesar terhadap jumlah deposto berjangka pada bank umum d Kota Crebon,.I-7.IV. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS 1. Metode Peneltan a. Metode Peneltan yang dgunakan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah analss data sekunder. Objek yang dperhatkan adalah smpanan berjangka pada bank umum d Kota Crebon pada perode.i-7.iv. b. Sumber Data Peneltan n menggunakan data sekunder yang dperoleh dar publkas Bank Indonesa cabang Crebon, Badan Pusat Statstk Kota Crebon, dan sumber-sumber lan yang relevan dengan peneltan n. c. Data yang Dperlukan 1) Jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon,.I-7.IV. ) Inflas d Kota Crebon,.I-7.IV. 3) Suku bunga deposto pada bank umum tahun.i-7.iv. 4) Pendapatan perkapta d Kota Crebon dalam bentuk (juta rupah),.i-7.iv. d. Defns Operasonal 1) Smpanan deposto yang dmaksud dalam peneltan n adalah jumlah smpanan berjangka (smpanan deposto), yang terkumpul pada bank umum tahun.i- 7.IV d Kota Crebon. Masyarakat yang dmaksud dalam peneltan n adalah masyarakat secara umum tanpa d klasfkas. ) Pendapatan perkapta yang dmaksud dalam peneltan n adalah jumlah pendapatan perkapta Kota Crebon, peneltan n dsajkan dalam juta rupah, data yang hanya terseda dalam bentuk tahunan dubah ke dalam bentuk kuartalan dengan cara nterpolas lner. 3) Suku bunga deposto yang dmaksud dalam peneltan n adalah tngkat suku bunga deposto 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 bulan dan 4 bulan pada bank umum, yang d rata-ratakan ke bentuk kuartalan. 4) Inflas merupakan kecendrungan kenakan harga-harga barang dan jasa secara terus menerus. Dalam peneltan n data nflas menggunakan data bulanan yang d ubah dalam bentuk kuartalan (Sumber: BPS Kota Crebon).. Metode Analss Untuk mengetahu besarnya pengaruh pendapatan perkapta, suku bunga deposto, dan nflas terhadap jumlah smpanan deposto dgunakan regres berganda logartma natural sebaga berkut (Gujarat, 1995): Ln S 1Ln y1 Lnr 3Ln3 e d mana, S = Jumlah smpanan deposto (juta rupah) = Konstanta B 1,, 3 Koefsen regres y = Tngkat pendapatan perkapta (juta Rp) r = Suku bunga deposto kuartalan (persen) = Tngkat nflas (persen) e = resdual a. Uj Asums Klask Model regres tersebut d atas, sebelum dpergunakan untuk analss, maka perlu duj apakah model tepat atau tdak untuk dgunakan sebaga alat mempredks, yatu dengan melalu uj asums klask: 1) Uj Multkolneartas Untuk mendeteks adanya multkolneartas dlakukan dengan uj Varance Inflaton factor (VIF). Krtera pengujan VIF adalah VIF<1 tdak ada gejala Multkolneartas. ) Uj Autokorelas Uj autokorelas bertujuan untuk mengetahu apakah ada korelas antara anggota serangkaan data observas yang durakan menurut waktu ( tme seres) atau ruang ( cross secton). Untuk mendeteks ada atau tdaknya, autokorelas salah satunya yatu dengan menggunakan metode Durbn-Waston (DW). 3) Uj Heteroskedaststas Untuk mengetahu ada atau tdak ada heteroskedaststas yakn dapat dlhat pada dagram Sccaterplot pada hasl temperatur (tdak membentuk pola yang sstemats), maka dapat dsmpulkan data homoskedaststas atau tdak terjad heteroskedaststas ( Nachrow, 5). 11

3 EKO-REGIONAL, Vol.4, No., September 9 b. Uj Statstk 1) Uj Koefsen Determnas (Adjusted R ) Pengujan n bertujuan untuk mengetahu propors varas dalam varabel tak bebas yang dapat djelaskan oleh varas beberapa varabel bebas secara bersama-sama. Besaran yang memberkan nformas n adalah koefsen determnas, dnyatakan dengan adjusted R. ) Uj Bersama (Uj-F) Uj F dgunakan untuk mengetahu pengaruh sgnfkan varabel bebas secara bersama-sama, untuk tu dgunakan rumus (Gujarat, 1993): R /( k 1) F (1 R ) /( n k) Rumusan Hpotess: H, artnya bahwa tdak : 1 3 terdapat pengaruh secara sgnfkan dar seluruh varabel bebas terhadap varabel terkat. H a : H1 H H3, artnya bahwa terdapat pengaruh secara sgnfkan dar seluruh varabel bebas terhadap varabel terkat. Krtera pengujan: H dterma apabla F- htung H a dtolak apabla F- htung F- tabel < f- tabel 3) Uj Parsal (Uj-t) Uj t dgunakan untuk mengetahu pengaruh sgnfkan varabel bebas secara parsal terhadap varabel terkat. untuk tu dgunakan rumus (Supranto, 1995): Rumusan Hpotess: t b j Sb H :, artnya tdak terdapat pengaruh j sgnfkan varabel X j j terhadap varabel terkat Y H :, artnya terdapat pengaruh sgnfkan a j dar varabel X j terhadap varabel terkat Y Krtera pengujan: H dterma apabla t tabel > t htung atau t htung > t tabel H a dtolak apabla t tabel t htung t tabel Untuk mengetahu varabel bebas yang mempunya pengaruh palng besar terhadap varabel terkat akan dbandngkan elaststasnya dengan menggunakan perhtungan elaststas (Gazperz, 1991: 195) sebaga berkut: E d mana, E = elaststas ke x = rata-rata ke j b y = rata-rata ke y b = koefsen regres parsal = pendapatan perkapta, suku bunga deposto dan nflas Krtera pengujan: - Hpotess dterma apabla varabel pendapatan perkapta > nla elaststas tngkat suku bunga deposto dan nla elaststas nflas. - Hpotess dtolak apabla varabel pendapatan perkapta nla elaststas tngkat suku bunga deposto dan nla elaststas nflas. x HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasl Estmas Regres Berganda Untuk mengetahu pengaruh pendapatan perkapta, suku bunga deposto, dan nflas terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon, dgunakan analss regres berganda logartma natural. Tabel 1. Hasl Estmas Regres Lner Berganda Varabel Koefsen t-htung t-tabel Pendapatan 5,491 7,91,8 perkapta Suku,8,4 bunga deposto Inflas -,16-1,17 Konstanta = -69,99 Adj R =,73 F-htung =,36 F-tabel = 3,1 Sumber: data dolah Persamaan logartma naturalnya sebaga berkut: ^LnS = -69,99 + 5,491LnY 1 +,8Lnr -,16Ln 3 a. Uj Asums Klask 1) Uj Multkolneartas Untuk mengetahu ada atau tdak gejala multkolneartas antar varabel, dapat dndkaskan dar nla Varance Inflaton Factor (VIF) dar masng-masng varabel bebas terhadap varabel terkatnya. y 113

4 Pendapatan Perkapta dan Suku Bunga Deposto Berpengaruh Sgnfkan (Aan J., Nunk K., dan Agus A.) Tabel. Nla VIF Varabel Nla VIF Pendapatan perkapta 1,618 Suku bunga deposto 1,63 Inflas 1,19 Sumber: data dolah Nla VIF kurang dar 1. Dengan demkan, dapat dnyatakan bahwa tdak terdapat gejala multkolneartas pada model yang dgunakan. ) ) Uj Heteroskedaststas Untuk mengetahu ada tdaknya heteroskedaststas dlakukan dengan mengunakan dagram Scatter (Scatterplot). Dagram tdak membentuk suatu pola tertentu atau bersfat acak. In menunjukan bahwa dalam model tdak terjad gejala heteroskedaststas. Regresson Studentzed Resdual Scatterplot Dependent Varable: JmhDepsto.Ln Regresson Standardzed Predcted Value Gambar 1. Dagram Scatterplot 3) Uj Autokorelas Gejala autokorelas dapat ddeteks dengan menggunakan metode Durbn Watson (uj DW). Berdasarkan hasl analss dperoleh DW=1,17, berada pada daerah tdak ada keputusan (1,1 < 1,17 < 1,66) sehngga gejala autokorelas mash dapat dtolerans. b. Uj Statstk Koefsen determnas Adjusted R sebesar,736 atau 73.6 persen, berart jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon 73,6 persen dapat djealskan oleh varabel pendapatan perkapta, suku bunga deposto, dan nflas, sedangkan 6,4 persen djelaskan oleh varabel lan d luar model. Dar hasl perhtungan dengan tngkat keyaknan sebesar 95 persen dperoleh nla F- tabel sebesar 3,1 sedangkan nla F- htung sebesar,36 atau nla F- htung > nla F- tabel. Artnya, varabel pendapatan perkapta, suku bunga deposto, dan nflas secara bersama-sama mempunya pengaruh yang sgnfkan terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon. 1 Untuk mengetahu pengaruh pendapatan perkapta, suku bunga deposto, dan nflas secara parsal terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon dgunakan uj-t. Dar hasl analss uj-t, menggunakan tngkat kesalahan ( ) =,5 dketahu nla t- tabel sebesar,8 (Tabel 1). Dar hasl perhtungan dperoleh nla t- htung dapat djelaskan bahwa pendapatan perkapta dan Suku bunga deposto secara parsal berpengaruh sgnfkan terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon sedangkan nflas tdak berpengaruh sgnfkan terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon. 1) Pengaruh Pendapatan Perkapta terhadap Jumlah Smpanan Deposto Koefsen varabel pendapatan perkapta 5,491, artnya penngkatan varabel pendapatan perkapta mempunya pengaruh postf terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon. Apabla varabel pendapatan perkapta nak satu persen, maka akan menngkatkan jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon sebesar 5,491 persen, ceters parbus. Hasl n sesua dengan pendapat Keynes dalam Fundamental Psychologcal Law. Keynes menyatakan apabla pendapatan seseorang menngkat maka konsumsnya akan menngkat pula namun dengan propors yang lebh kecl atau dengan kata lan akan menurunkan hasrat untuk melakukan konsums rata-rata (Average Propensty to Consume) dan akan mengakbatkan menngkatnya hasrat untuk menabung ( Average Propensty to Save) (Sukrno, ). Hasl peneltan n sesua dengan peneltan yang dlakukan oleh World Bank Economc Revew, dpublkaskan oleh Rashm Shangker pada tahun yang menyatakan bahwa beberapa negara d Kawasan Asa, yang haslnya menunjukkan bahwa kenakan pendapatan akan mendorong kenakan tngkat smpanan. ) Pengaruh Suka Bunga Deposto terhadap Jumlah Smpanan Deposto Koefsen varabel suku bunga deposto sebesar,8, artnya suku bunga deposto mempunya pengaruh postf terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon. Apabla varabel suku bunga deposto nak satu persen, maka akan menngkatkan jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon sebesar,8 persen, ceters parbus. Hasl peneltan n sesua dengan teor Keynes yang menjabarkan masalah tngkat bunga smpanan (deposto). D dalam teornya tentang permntaan uang pada lembaga perbankan, uang yang dmaksudkan dalam hal n adalah untuk memperoleh keuntungan dar suku bunga depoato yang dtawarkan lembaga perbankan 114

5 EKO-REGIONAL, Vol.4, No., September 9 pada masyarakat. Adapun faktor yang mempengaruh tngg rendahnya jumlah smpanan deposto pada lembaga perbankan adalah tngkat suku bunga deposto. Artnya, pada tngkat suku bunga yang lebh tngg, masyarakat akan lebh terdorong untuk mengorbankan atau mengurang pengeluaran konsums dengan tujuan menambah jumlah smpanan sedangkan pada tngkat bunga yang rendah, jumlah uang tuna yang dmnta untuk keperluan spekulas akan tngg karena orang lebh senang memegang uang tuna dar pada menympan d bank (Sup armoko, 199). Hasl peneltan n sesua dengan hasl peneltan BI- Unsoed tahun yang menyatakan kenakan tngkat suku bunga berpengaruh postf terhadap kenakan tngkat smpanan masyarakat pada bank umum d Kabupaten Banyumas. 3) Pengaruh Inflas terhadap Jumlah Smpanan Deposto Inflas tdak berpengaruh sgnfkan terhadap jumlah smpanan deposto karena smpanan deposto pada dasarnya adalah smpanan untuk jangka panjang (tempo) sehngga jumlah smpanan deposto yang yang tersmpan pada lembaga perbankan tdak berpengaruh sgnfkan terhadap perubahan penngkatan nflas. Inflas dapat berpengaruh terhadap perkembangan tabungan dan gro yang sfatnya jangka pendek. Smpanan deposto basanya dlakukan oleh orang-orang yang mempunya pendapatan menengah ke atas yang tdak membeban tanggungan hdup, sehngga untuk kebutuhan hdupnya relatf tdak dpengaruh oleh penngkatan perkembangan nflas. Hasl peneltan n mendukung peneltan sebelumnya yang dtelt oleh Tut Unverstas Islam Indonesa, dengan judul Analss Permntaan Deposto Berjangka Dalam Neger pada Bank Umum d Indonesa, yang menyatakan bahwa suku bunga deposto, dan nla tukar rupah terhadap dollar AS, berpengaruh sgnfkan terhadap permntaan deposto, sedangkan varabel nflas tdak berpengaruh sgnfkan terhadap permntaan deposto berjangka pada bank umum d Indonesa.. Hasl Uj Elaststas a. Elaststas Varabel Pendapatan Perkapta Elaststas varabel pendapatan perkapta sebesar 5,49 (> 1), maka penngkatan jumlah smpanan deposto dsebut elasts. Artnya, dengan perubahan tngkat varabel pendapatan perkapta sedkt dapat mengakbatkan jumlah smpanan deposto bertambah dengan persentase yang lebh besar. b. Elaststas Varabel Suku Bunga Deposto Elaststas varabel suku bunga deposto sebesar,1 (>1), maka penngkatan jumlah smpanan deposto dsebut elasts. Artnya, dengan perubahan tngkat varabel suku bunga sedkt dapat mengakbatkan jumlah smpanan deposto bertambah dengan prosentase yang lebh besar. c. Elaststas Varabel Inflas Elaststas varabel nflas sebesar -, (<1) dsebut nelasts, artnya perentase perubahan jumlah smpanan deposto lebh kecl dar persentase perubahan nflas. Tanda negatf menunjukkan pengaruh yang berlawanan, d mana kenakan satu persen dar suku bunga deposto akan menurunkan jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon sebesar, persen. Dar hasl perhtungan elaststas tersebut dapat dketahu bahwa elaststas varabel pendapatan perkapta lebh besar dbandngkan dengan elaststas varabel suku bunga deposto dan elaststas varabel nflas (E 1 > E > E 3 ), artnya perubahan tngkat varabel pendapatan perkapta sedkt dapat mengakbatkan jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon bertambah dengan persentase yang lebh besar. Dengan demkan, varabel yang palng berpengaruh terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon adalah varabel pendapatan perkapta. KESIMPULAN Berdasarkan seluruh tahap peneltan yang dlakukan dapat dsmpulkan sebaga berkut: 1. Pendapatan perkapta, suku bunga deposto, dan nflas, secara smultan mempunya pengaruh yang sgnfkan terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon. Secara parsal, varabel pendapatan perkapta dan suku bunga deposto mempunya pengaruh yang sgnfkan terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon sedangkan varabel nflas tdak berpengaruh sgnfkan terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon karena smpanan deposto pada dasarnya merupakan smpanan untuk jangka panjang sehngga jumlah smpanan deposto yang tersmpan pada lembaga perbankan tdak terpengaruh oleh perubahan nflas.. Pendapatan perkapta merupakan varabel yang palng berpengaruh terhadap jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon, d mana koefsen elaststasnya terbesar d antara dua varabel yang lan. Implkas yang dapat dajukan adalah: 1. Untuk menngkatkan jumlah smpanan deposto pada bank umum d Kota Crebon perlu adanya usaha dar pemerntah untuk menngkatkan pendapatan perkapta d Kota Crebon karena penngkatan pendapatan merupakan kemampuan masyarakat dalam 115

6 Pendapatan Perkapta dan Suku Bunga Deposto Berpengaruh Sgnfkan (Aan J., Nunk K., dan Agus A.) menympan pendapatannya pada lembaga perbankan. D sampng tu, perlu adanya perhatan dar lembaga perbankan melalu kebjakan lembaga perbankan dalam menentukan penetapan suku bunga deposto supaya tercpta konds yang senantasa deal.. Pendapatan perkapta mempunya pengaruh yang palng berart terhadap smpanan deposto. Oleh karena, tu perlu d tngkatkan pembangunan ekonom khususnya pembangunan ekonom d sektor rl dengan cara menngkatkan nvestas d sektor-sektor produktf dengan tujuan untuk menngkatkan Produk Domestk Regonal Bruto (PDRB), msalnya penambahan peralatan modal dan pengucuran kredt nvestas. Hal n akan memcu tngkat produktvtas daerah yang akan menngkatkan pendapatan perkapta dan pada akhrnya akan mendorong masyarakat untuk menympan. Tut. 1. Analss Permntaan Deposto Berjangka Dalam Neger Pada Bank Umum D Indonesa 1.I-4.IV. Skrps. Unverstas Islam Indonesa. Fakultas Ekonom. Yogyakarta. (Tdak dpublkaskan). DAFTAR PUSTAKA Djwandono, J. Soedradjad. 1. Bergulat dengan Krss dan Pemulhan Ekonom Indonesa. Pustaka Snar Harapan. Jakarta. Gazpersz, Vncent Ekonometrka Terapan I. Tarsto. Bandung. Gujarat, Damodar Erlangga. Jakarta Ekonometrka Dasar. Nachrow, D.N., 5. Penggunaan Teknk Ekonometr: Pendekatan Populer dan Praktk Ekonometr. PT Raja Grafndo Persada. Jakarta. Nurhayat, St Fatmah dan Nladew K. 3. Analss Permntaan Deposto dalam Valuta Asng pada Bank Swasta Nasonal d Indonesa. Jurnal Ekonom Pembangunan. Volume 4. No.. pp Setyanngsh, Wahyu. 1. Analss Faktor-Faktor yang Mempengaruh Deposto Berjangka Rupah Sesudah Deregulas Perbankan 1 jun 1983 d Indonesa kurun waktu Skrps. Unverstas Islam Indonesa. Fakultas Ekonom. Yogyakarta. (Tdak dpublkaskan). Sukrno, Sadono Makro Ekonom Pengantar Teor. Eds Kedua. PT Raja Grafndo. Jakarta. Supranto, J. 5. Ekonometr. Buku Satu. Cetakan Pertama. Ghala Indonesa Bogor. Syahrr Moblsas Dana. Deregulas dan Implementas Bag Duna Perbankan. Penerbt Yayasan Pad dan Kapas. Jakarta. 116

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor Analss Indkator Makroekonom Negara Tujuan Ekspor terhadap Knerja Ekspor Non Mgas Indonesa: Stud Kasus Lma Negara Tujuan Utama Ekspor Skrps Dajukan Sebaga Kelengkapan dan Syarat Untuk Menyelesakan Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonom, Volume 4, No., Oktober 015 ISSN : 301-568 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA Engla Desnm Slva, Fakultas Ekonom Unverstas Putra Indonesa YPTK

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method Model Regres Varabel dengan Metode Selsh Mutlak Moderatng Varable Regresson Model wth an Absolute Dfference Method Desy Ika Rachmawat 1, Des Yunart, dan Darnah And Nohe 3 1 Mahasswa Program Stud Statstka

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor, Nopember 05 ISSN 085-789 Pemodelan Regres Varabel Moderas Dengan Metode Sub-Group Regresson Modelng of Moderatng Varable wth a Method of Sub Group Rsna Septawat, Des

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

ELASTISITAS PENAWARAN TENAGA KERJA INTENSIVE MARGIN DI INDONESIA

ELASTISITAS PENAWARAN TENAGA KERJA INTENSIVE MARGIN DI INDONESIA ELASTISITAS PENAWARAN TENAGA KERJA INTENSIVE MARGIN DI INDONESIA Dw Hasmdyan Emal : dw.hasmdyan@gmal.com ABSTRACT Ths research provded the ntensve margn elastcty of labor supply theory, that was to fnd

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM Wahyu Dw Lesmono, Ftra Vrgantar, Hagn Wjayant Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN Willa Lusita

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN Willa Lusita PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2000-2014 Wlla Lusta 113401045 Program Stud Ekonom Pembangunan Fakultas Ekonom Unverstas Slwang (Jl..

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian 58 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan merupakan varabel-varabel yang menjad perhatan penelt. Peneltan n terdr dar dua varabel yatu ndependent varable/varabel bebas (X)

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi

Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi Al-Jabar: Jurnal Penddkan Matematka Vol. 8, No., 07, Hal 63-7 Uj Park Dan Uj Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksan Heteroskedaststas Pada Analss Regres Sska Andran UIN Raden Intan Lampung: sskaandran@radenntan.ac.d

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar pembangunan pertanan secara umum dan bertujuan untuk menngkatkan pendapatan dan taraf hdup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneltan Guna dapat bersang dalam era perdagangan bebas yang ddukung oleh teknolog nformas dan komunkas yang tumbuh pesat, perusahaan dharuskan berusaha untuk menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah jens peneltan assosatf kausal, yatu peneltan yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh antara dua varabel

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data prmer dan data sekunder. Data prmer berupa data prmer (cross secton) Surve Khusus Tabungan dan Investas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan dan Unt Analss Peneltan n dlakukan d wlayah Yogyakarta pada konsumen yang sudah pernah atau sedang mengkonsums produk Kalmlk Susu Yogyakarta. 3.2 Unt Analss

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL IV TNR 1 Space.0 ANALISIS

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : ISSN : ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Nicotiana sp.

SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : ISSN : ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Nicotiana sp. SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : 39 50 ISSN : 1829-9946 ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Ncotana sp.) DI INDONESIA SILVANA MAULIDAH 1, TJONG AGUNG SURYAWIJAYA 2 1 Staf Pengajar d Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, objek yang dianalisis adalah data-data sekunder dari Non

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, objek yang dianalisis adalah data-data sekunder dari Non BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Peneltan Dalam peneltan n, objek yang danalss adalah data-data sekunder dar Non Performng Loans (X 1 ), Dana Phak Ketga (X 2 ), Net Interest Margn (X 3 ),

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jens dan Desan Peneltan Berdasarkan judul dan permasalahan, maka jens peneltan n adalah peneltan kausaltas yang berguna untuk menganalss pengaruh antara suatu varabel dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

PENGUJIAN ELASTISITAS HARGA PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

PENGUJIAN ELASTISITAS HARGA PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA PENGUJIAN ELASTISITAS HARGA PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA ALIASUDDIN Fakultas Ekonom Unverstas Syah Kuala Darussalam, Banda Aceh ABSTRAK Peneltan n mencoba untuk menguj elaststas harga permntaan uang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS PERMODELAN TARIKAN PERGERAKAN LAHAN PARKIR DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 1 INTISARI

ANALISIS PERMODELAN TARIKAN PERGERAKAN LAHAN PARKIR DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 1 INTISARI ANALISIS PERMODELAN TARIKAN PERGERAKAN LAHAN PARKIR DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 1 Muhammad Adrul Jhan, Sr Atmaja Rosyd 3, Anta Rahmawat 4 INTISARI Model tarkan pergerakan transportas mempun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam BAB LANDASAN TEORI Pengertan Regres Istlah regres dperkenalkan oleh seorang yang ernama Francs Gulton dalam makalah erjudul Regresson Towerd Medacraty n Heredtary Stature Menurut hasl peneltan elau, meskpun

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

RESPON PERMINTAAN DAGING DI PROVINSI RIAU

RESPON PERMINTAAN DAGING DI PROVINSI RIAU RESPON PERMINTAAN DAGING DI PROVINSI RIAU ZataAman Harahap, Djam Bakce, Ahmad Rfa Fakultas Pertanan Unverstas Rau Hp: 082166660474; Emal: zata_agb08@yahoo.com Abstract Anmal proten s benefcal for the cells

Lebih terperinci