BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian"

Transkripsi

1 58 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan merupakan varabel-varabel yang menjad perhatan penelt. Peneltan n terdr dar dua varabel yatu ndependent varable/varabel bebas (X) dan dependen varable/varabel terkat (Y). Varabel bebas pada peneltan n Baya Promos Parwsata (X 1 ) dan Jumlah Wsatawan (X 2 ) dan Rata-rata lama mengnap (X 3 ) sedangkan varabel terkat adalah Pendapatan Asl Daerah sektor parwsata (Y) d Kota Bandung untuk tahun 2001 sampa dengan Sesua dengan gambar 3-1, keempat varabel tersebut akan menjad objek peneltan. Baya Promos Parwsata (X 1 ) r 1 Jumlah Wsatawan (X 2 ) R r 2 Pendapatan Asl Daerah Sektor Parwsata (Y) Rata-rata Lama Mengnap (X 3 ) r 3 Gambar 3-1 Paradgma peneltan Dar paradgma peneltan sepert Gambar 3-1, dapat dartkan peneltan n mencar hubungan antara varabel bebas dengan varabel terkat bak secara parsal maupun secara smultan.

2 59 Adapun defns dar masng-masng varabel peneltan, yatu: 1. Baya Promos Parwsata (X 1 ) Promos keparwsataan alah suatu upaya yang dlakukan untuk menyesuakan produk parwsata dengan permntaan wsatawan sehngga produk menjad lebh menark. Jad, baya promos adalah baya yang dkeluarkan untuk menyesuakan produk parwsata dengan permntaan wsatawan sehngga produk menjad lebh menark. 2. Jumlah Wsatawan (X 2 ) Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang keparwsataan, pengertan wsatawan adalah orang yang melakukan wsata. Jad, jumlah wsatawan adalah banyaknya wsatawan yang berkunjung ke suatu destnas parwsata pada waktu tertentu. 3. Rata-rata Lama Mengnap (X 3 ) Untuk menghtung waktu kunjungan wsatawan ke suatu daerah wsata dapat dlhat pada rata-rata lama tamu mengnap d suatu daerah wsata. Menurut Departemen Kebudayaan dan Parwsata (2006), pengertan rata-rata lama tamu mengnap adalah banyaknya malam, tempat tdur yang dpaka dbag dengan banyaknya tamu yang mengnap d akomodas tersebut. 4. Pendapatan Asl Daerah Sektor Parwsata (Y) Berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Permbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, pengertan pendapatan asl daerah adalah Pendapatan yang dperoleh daerah yang dpungut berdasarkan peraturan daerah sesua dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan

3 60 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerntah Daerah, pendapatan asl daerah bersumber dar: hasl pajak daerah, retrbus daerah, hasl pengelolaan keuangan daerah yang dpsahkan dan lan-lan pendapatan daerah yang sah. Jad, PAD sektor parwsata merupakan pendapatan yang berasal dar sektor parwsata sepert pajak hotel, pajak restoran, pajak hburan dan retrbus usaha parwsata. Peneltan n akan dlaksanakan pada Dnas Kebudayaan dan Parwsata Kota Bandung. Adapun alasan pemlhan lokas peneltan tersebut, dsebabkan karena Kota Bandung merupakan bukota Provns yang menjad pntu gerbang perekonoman Jawa Barat dan pengelolaan parwsata Kota Bandung berbeda dengan kabupaten/kota lan d Jawa Barat karena Kota Bandung tdak mempunya objek daya tark wsata yang dkelola Pemerntah Daerah sendr. 3.2 Metode Peneltan Desan Peneltan Metode peneltan pada dasarnya merupakan cara lmah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode peneltan merupakan cara lmah untuk mendapatkan data yang vald dengan tujuan dapat dtemukan, dbuktkan, dan dkembangkan suatu pengetahuan sehngga pada glrannya dapat dgunakan untuk memaham, memecahkan, dan mengantspas masalah (Sugyono, 2006: 4). Ada banyak defns mengena desan peneltan, dalam peneltan n defns desan peneltan yang dgunakan menurut M. Iqbal Hasan (2002: 33)

4 61 adalah keseluruhan proses yang dperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan peneltan, sehngga pertanyaan-pertanyaan yang ada dapat djawab. Desan dalam peneltan n termasuk ke dalam desan kausal yang berguna untuk menganalss hubungan-hubungan antara satu varabel dengan varabel lannya atau bagamana suatu varabel mempengaruh varabel lannya. Sfat hubungan yang mungkn terjad d antara varabel-varabel n berdasarkan M. Iqbal Hasan (2002: 33) dapat dbedakan atas tga, yatu: 1. Hubungan smetrs terjad jka kedua varabel salng berfluktuas secara bersama-sama dan danggap d antara keduanya tdak terdapat hubungan apaapa 2. Hubungan asmetrs terjad jka varabel bebas mempengaruh varabel terkatnya. Hubungan n dsebut hubungan kausal 3. Hubungan tmbal balk terjad jka kedua varabel salng mempengaruh dan salng memperkuat, atau salng memperlemah Berdasarkan tujuan yang ngn dcapa dalam peneltan n, maka metode yang dgunakan adalah metode korelasonal. Metode korelasonal sebenarnya adalah kelanjutan metode deskrptf. Pada metode korelasonal, hubungan antara varabel dtelt dan djelaskan. Metode korelas bertujuan untuk menelt sejauh mana varabel pada satu faktor berkatan dengan varas pada faktor lannya (M. Iqbal Hasan, 2002: 23). Korelas yang terjad antara dua varabel atau lebh menurut M. Iqbal Hasan (2002: 23) dapat berupa, hal-hal sebaga berkut: b. Korelas postf, yatu korelas dar dua varabel atau lebh d mana jka varabel yang satu menngkat, maka varabel lannya cenderung untuk menngkat pula, atau sebalknya jka varabel yang satu turun, maka varabel lannya juga akan turun. c. Korelas negatf, yatu korelas dar dua varabel atau lebh d mana jka varabel yang satu menngkat, maka varabel lannya cenderung untuk menurun, atau sebalknya. d. Tdak ada korelas, yatu kedua varabel atau lebh tdak menunjukkan hubungan antara keduanya

5 62 e. Korelas sempurna, yatu korelas dar dua varabel atau lebh d mana kenakan atau penurunan varabel yang satu berbandng sembang dengan kenakan atau penurunan varabel lannya. Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah korelas parsal dan korelas berganda (multple correlaton), karena terdapat lebh dar dua varabel yang dhubungkan Unt Analss Suharsm Arkunto (2006: 143) menyatakan bahwa unt analss adalah satuan tertentu yang dperhtungkan sebaga subyek peneltan. Berdasarkan pengertan tersebut, maka unt analss dalam peneltan n adalah tahun yatu data tahunan Laporan Akuntabltas Knerja Dnas Kebudayaan dan Parwsata Kota Bandung tahun dan Realsas APBD Kota Bandung tahun Defns dan Operasonalsas Varabel Varabel peneltan adalah suatu atrbut atau sfat atau nla dar orang, obyek atau kegatan yang mempunya varas tertentu yang dtetapkan oleh penelt untuk dpelajar dan dtark kesmpulannya (Sugyono, 2006: 32). Menurut hubungan antara satu varabel dengan varabel yang lan maka macam varabel dalam peneltan n terdr dar (Sugyono, 2006: 33): 1) Varable Independent, dalam bahasa Indonesa serng dsebut varabel bebas. Varabel bebas merupakan varabel yang mempengaruh atau yang menjad sebab perubahannya atau tmbul varabel dependen (terkat).

6 63 2) Varable Dependen, dalam bahasa Indonesa serng dsebut sebaga varabel terkat. Varabel terkat merupakan varabel yang dpengaruh atau yang menjad akbat karena adanya varabel bebas. Dalam peneltan n, penuls akan menggunakan satu varabel terkat dan tga varabel bebas, secara operasonal sebaga berkut: Tabel 3.1 Operasonalsas Varabel Varabel Dmens Konsep Analts Skala Varabel Bebas Baya Promos untuk Parwsata ( X 1 ) Jumlah Wsatawan (X 2 ) Baya promos Destnas Parwsata Kota Bandung 1. Jumlah wsatawan nusantara 2. Jumlah wsatawan mancanegara Realsas anggaran baya promos untuk Destnas Parwsata Kota Bandung Jumlah wsatawan yang berkunjung ke Kota Bandung Raso Raso Rata-rata Lama Mengnap (X 3 ) Varabel Terkat (Y) Pendapatan Asl Daerah Sektor Parwsata 1. Rata-rata lama mengnap wsatawan nusantara 2. Rata-rata lama mengnap wsatawan mancanegara Pajak hotel, pajak restoran, pajak hburan dan retrbus usaha parwsata Kota Bandung Rata-rata lama mengnap wsatawan yatu banyaknya malam, tempat tdur yang dpaka dbag dengan banyaknya tamu yang mengnap Realsas pendapatan asl daerah sektor parwsata Kota Bandung Raso Raso Populas dan Sampel Peneltan Populas Peneltan Menurut M. Iqbal Hasan (2002: 58) populas adalah totaltas dar semua objek atau ndvdu yang memlk karakterstk tertentu, jelas dan lengkap yang

7 64 akan dtelt. Sedangkan Sugyono (20076: 72) menyatakan lebh luas dalam bukunya bahwa populas adalah wlayah generalsas yang terdr atas: objek atau subjek yang mempunya kualtas dan karakterstk tertentu yang dtetapkan oleh penelt untuk dpelajar dan kemudan dtark kesmpulannya. Dalam setap peneltan, populas yang dplh erat katannya dengan masalah yang akan dtelt. Dalam peneltan n yang menjad populas adalah Laporan Akuntabltas Knerja Dnas Kebudayaan dan Parwsata Kota Bandung tahun anggaran 2001 sampa dengan tahun Alasan pengamblan tahun anggaran menjad populas adalah karena pelaksanaan otonom daerah dmula dar tahun Teknk Samplng Menurut Sugyono (2006: 73), sampel adalah bagan dar jumlah dan karakterstk yang dmlk oleh populas tersebut. Sedangkan teknk samplng adalah cara untuk mengambl sampel yang akan dgunakan dalam peneltan. Sehngga dalam peneltan n teknk pengamblan sampel yang dgunakan adalah teknk samplng jenuh. Samplng jenuh adalah teknk penentuan sampel bla semua anggota populas dgunakan sebaga sample. Hal n serng dlakukan bla jumlah populas relatf kecl, kurang dar 30 orang (Sugyono, 2006: 78). Maksud dar pengamblan sampel n adalah dsesuakan dengan populas peneltan yatu Laporan Akuntabltas Knerja Dnas Kebudayaan dan Parwsata Kota Bandung tahun anggaran 2001 sampa dengan tahun 2008, yang berjumlah 8 tahun.

8 Teknk Pengumpulan Data Teknk pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan n adalah telaah dokumen. Telaah dokumen yatu untuk mencar data mengena varabelvarabel berupa catatan-catatan, laporan-laporan, dan dokumen-dokumen yang dmlk oleh Dnas Kebudayaan dan Parwsata Kota Bandung, Dnas Pendapatan Daerah Kota Bandung, dan Bro Pusat Statstk Kota Bandung. Berdasarkan jensnya, data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data kuanttatf yatu data yang berupa angka-angka. Dan termasuk pada jens data prmer dan sekunder yatu telaah dokumen berupa pencaran data-data yang mendukung yang dperoleh. Sugyono (2006:129) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang sumbernya tdak langsung memberkan data kepada pengumpul data, msalnya lewat orang lan atau lewat dokumen. Sumber data yang dperoleh dalam peneltan n terangkum dalam tabel 3.2 berkut: Tabel 3.2 Jens dan Sumber Data Peneltan NO KETERANGAN JENIS DATA SUMBER DATA 1 Baya Promos Parwsata Data prmer Dnas Kebudayaan dan Parwsata Kota Bandung 2 Jumlah Wsatawan Data prmer Dnas Kebudayaan dan Parwsata Kota Bandung dan BPS 3 Rata-rata Lama Mengnap Data sekunder Dnas Kebudayaan dan Parwsata Kota Bandung dan BPS 4 Pendapatan Asl Daerah Data prmer Dnas Kebudayaan dan Parwsata dan Dnas Pendapatan Daerah Kota Bandung Teknk Analss Data dan Rancangan Pengujan Hpotess Teknk Analss Data Untuk menjawab pertanyaan yang dungkapkan dalam rumusan masalah, maka alat analss data yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode

9 66 statstk. Penggunaan statstk dalam analss data menurut M. Iqbal Hasan (2002: 98) memlk beberapa kelebhan, yatu sebaga berkut: 1) Dengan statstk memungknkan deskrps tentang sesuatu secara eksak. Smbol-smbol verbal lebh efsen darpada bahasa verbal. 2) Dengan statstk memungknkan seseorang untuk bekerja secara eksak dan past dalam proses dan cara berpkr. Meskpun tdak mutlak benar, namun dapat menetapkan sampa tngkat mana kesmpulan tersebut benar. 3) Penelt dapat memberkan rangkuman hasl peneltan dalam bentuk yang lebh berart dan lebh rngkas, karena memberkan aturan-aturan tertentu. 4) Dapat menark kesmpulan umum (membentuk konsep-konsep dan genaralsas). 5) Memungknkan untuk mengadakan ramalan Uj Hpotess Sebelum melakukan pengujan hpotess terhadap data yang danalss, perlu dlakukan pengujan asums klask. Uj asums klask dperlukan untuk memaksmalkan keakuratan dalam hasl pengolahan data. Adapun uj asums klask yang perlu dlakukan adalah sebaga berkut: 1. Uj Multkolneartas Uj multkolneartas bertujuan untuk menguj apakah d dalam model dtemukan adanya korelas antar varabel bebas. Sebuah model yang bak seharusnya tdak terjad korelas dantara varabel ndependen. Jka varabel ndependen salng berkorelas, maka varabel-varabel n tdak ortogonal. Menurut Ghozal (2001: 91) bahwa, Varabel ortogonal adalah varabel ndependen yang nla korelas antar sesama varabel ndependen = 0. Salah satu cara yang dapat dgunakan untuk melhat multkolnertas pada sebuah modal adalah dengan melhat nla dar nla tolerance dan nla varance nflaton factor (VIF). Kedua ukuran n menunjukan setap varbel bebas

10 67 manakah yang djelaskan oleh varabel bebas lannya. Tolerance mengukur varabltas varabel bebas yang terplh yang tdak dapat djelaskan oleh varabel bebas lannya. Dan nla tolerance yang rendah sama dengan nla VIF yang tngg. Nla cutoff yang umum dpaka adalah nla tolerance < 0,10 atau sama dengan nla VIF > 10 (Ghozal, 2001: 91-92). Jka model peneltan mengandung multkolnertas maka ada dua plhan yatu membarkan model tetap mengandung multkolnertas dan memperbak model agar terbebas dar masalah multkolnertas dengan menghlangkan varabel ndependen, transformas varabel dan penambahan data. 2. Uj Autokorelas Secara harfah autokorelas berart adanya korelas antara anggota observas satu dengan observas lan yang berlanan waktu (Agus Wdarjono, 2005: 177). Uj autokorelas bertujuan menguj apakah d dalam model terdapat korelas antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan pengganggu pada perode t-1. Jka terjad korelas, maka dnamakan ada problem autokorelas. Autokorelas muncul karena observas yang berurutan sepanjang waktu berkatan satu sama lannya. Masalah n tmbul karena kesalahan pengganggu tdak bebas dar satu observas ke observas lannya. Hal n serng dtemukan pada data runtut waktu, karena gangguan pada seorang ndvdu atau kelompok cenderung mempengaruh gangguan pada ndvdu atau kelompok yang sama pada perode berkutnya. Sebagan besar dar data tme seres menunjukkan adanya autokorelas postf darpada autokorelas negatf. Hal n terjad karena

11 68 data tme seres serng kal menunjukkan adanya trend yang sama yatu adanya kesamaan pergerakan nak dan turun. Pada data slang waktu, masalah autokorelas relatf jarang terjad karena gangguan pada observas yang berbeda berasal dar ndvdu atau kelompok yang berbeda. Model regres yang bak adalah regres yang bebas dar autokorelas. Adapun cara yang dapat dgunakan untuk mendeteks ada atau tdaknya autokorelas adalah dengan menggunakan Uj Durbn-Watson (DW test). Uj n menghaslkan nla DW htung (d) yang dbandngkan dengan DW tabel (d L dan d U ), dengan aturan penyajan sebaga berkut (Agus Wdarjono, 2005: 182): 0 < d < d L : Menolak hpotess nul, ada autokorelas postf d L d d U : Daerah keragu-raguan; tdak ada keputusan d U d 4-d U : Menerma hpotess nul, tdak ada autokorelas postf/negatf 4-d U d 4-d L : Daerah keragu-raguan; tdak ada keputusan 4-d L d 4 : Menolak hpotess nul, ada autokorelas negatf Apabla dalam peneltan terdapat masalah peneltan, penyembuhan masalah autokorelas sangat tergantung dar sfat hubungan antara resdual atau bentuk struktur autokorelasnya. 3. Uj Heteroskedaststas Uj Heteroskedaststas bertujuan menguj apakah d dalam model terjad ketdaksamaan varans dar resdual satu pengamatan ke pengamatan yang lan. Jka varans dar resdual dar satu pengamatan tetap, maka dsebut homoskedaststas, dan jka berbeda dsebut heteroskedaststas. Sebuah model yang bak adalah yang homoskedaststas atau tdak terjad heteroskedaststas. Kebanyakan data slang waktu mengandung stuas heteroskedaststas karena data n menghmpun data yang mewakl berbaga ukuran (kecl, sedang, dan besar)

12 69 sedangkan data runtut waktu jarang mengandung unsur heteroskedaststas karena ketka menganalss perlaku data yang sama dar waktu ke waktu fluktuasnya akan relatf stabl. Adapun Salah satu cara yang dapat dgunakan untuk mengetahu ada tdaknya gejala heteroskedaststas adalah dengan melhat pada grafk scatter plot. Adapun dasar analss yang dapat dlakukan pada grafk scatter plot menurut Ghozal (2001: 105) adalah sebaga berkut: 1. Jka ada pola tertentu sepert ttk-ttk yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudan menyempt) maka mengndkaskan telah terjad heteroskedaststas. 2. Jka tak ada pola yang jelas dan ttk-ttk menyebar dbawah dan datas angka nol pada sumbu Y maka tdak terjad gejala heteroskedaststas. Apabla terjad masalah heteroskedaststas, penyembuhannya tergantung pada pengetahuan kta tentang varan resdual. Jka varan dketahu maka bsa mengatas dengan metode Weghted Least Squares, apabla kta tdak mengetahu varan resdual sehngga perlu dcar pola dar varan resdual dan kemudan melakukan tndakan penyembuhan. 4. Uj Normaltas Uj normaltas bertujuan untuk menguj apakah dalam suatu model lner, varabel terkat dan varabel bebas keduanya mempunya dstrbus normal atau tdak. Menurut Ghozal (2001: 110) dalam bukunya mentakan bahwa: Cara untuk melhat normaltas adalah dengan melhat hstogram yang membandngkan antara data observas dengan dstrbus yang mendekat dstrbus normal. Namun demkan dengan hanya dengan melhat hstogram hal n dapat menyesatkan khususnya untuk sampel yang kecl jumlahnya. Metode yang lebh handal adalah dengan melhat normal probablty plot yang membandngkan dstrbus kumulatf dar data sesungguhnya dengan dstrbus kumulatf dar dstrbus normal. Dstrbus normal akan membentuk satu gars lurus dagonal, dan plootng data akan

13 70 dbandngkan dengan gars dagonal. Jka dstrbus data adalah normal, maka gars yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengkut gars dagonalnya. Uj normaltas secara grafk dapat menyesatkan kalau tdak hat-hat. Oleh sebab tu danjurkan dlengkap dengan uj statstk. Uj statstk sederhana dapat dlakukan dengan melhat nla kurtoss dan swekness. 5. Uj Lnertas Uj lnertas menunjukan bahwa untuk persamaan model dalam peneltan, hubungan yang terjad antara varabel dependen dengan varabel ndependen harus lner. Analss n juga akan menunjukan model estmas yang dgunakan, apakah persamaan kuadrat, kubk, logartma, atau nvers. Adapun cara yang dapat dlakukan dengan menggunakan analss uj Lagrange Multpler. Uj Lagrange Multpler n merupakan uj alternatf dar Ramsey Test dan dkembangkan oleh Engle tahun Estmas dengan uj n bertujuan untuk mendapatkan nla c 2 htung atau n x R 2. Adapun langkah pengujan dlakukan dengan membandngkan c 2 htung < c 2 tabel, maka dapat dsmpulkan, model yang benar adalah model lner (Ghozal, 2001: 119). Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujan hpotess. Pengujan hpotess dlakukan terhadap hpotess yang telah drumuskan untuk mengetahu hubungan antara keempat varabel dalam peneltan n, yatu baya promos untuk parwsata, jumlah wsatawan dan rata-rata lama mengnap dengan Pendapatan Asl Daerah sektor parwsata. Adapun hpotess yang pertama sampa hpotess ketga adalah: 1. Terdapat pengaruh secara parsal baya promos untuk parwsata terhadap Pendapatan Asl Daerah sektor parwsata

14 71 2. Terdapat pengaruh secara parsal jumlah wsatawan dengan Pendapatan Asl Daerah sektor parwsata 3. Terdapat pengaruh secara parsal rata-rata lama mengnap terhadap Pendapatan Asl Daerah sektor parwsata Untuk melakukan pengujan terhadap hpotess pertama sampa hpotess ketga tersebut, maka korelas yang dgunakan adalah Korelas Parsal. Dalam M. Iqbal Hasan (2002: 98), koefsen korelas adalah ndeks atau blangan yang dgunakan untuk mengukur derajat hubungan, melput kekuatan hubungan dan bentuk/arah hubungan. Koefsen korelas parsal, yatu koefsen korelas untuk mengukur keeratan hubungan dar dua varabel, sedangkan varabel lannya danggap konstan (tdak memberkan pengaruh). Tujuan dlakukannya korelas parsal atau pengontrolan terhadap varabelvarabel adalah untuk memperoleh korelas yang sebenarnya, yang murn, yang tdak dkotor oleh varabel-varabel lan yang mungkn saja berpengaruh terhadap kedua varabel yang sedang dkorelaskan tu. Istlah dkotor menunjuk pada pengertan dtadakan pengaruhnya terhadap varabel-varabel yang sedang dkorelaskan (Murgyantoro, 2004: 153). Jad hasl perhtungan korelas parsal akan menunjukan koefsen korelas yang lebh murn dan lebh bersh, dar kedua varabel yang dkorelaskan tu, dan karenanya juga lebh dapat dpertanggungjawabkan dar pada koefsen korelas pada jenjang nhl. Hal n juga menunjukan bahwa semakn tngg jenjangjenjang korelas yang dlakukan, akan semakn bersh dan murn koefsen korelas yang dhaslkan (Murgyantoro, 2004: 153). Adapun langkah-langkah untuk melakukan korelas parsal, agar memperoleh hubungan yang lebh murn antara dua varabel adalah sebaga berkut:

15 72 1. Korelas parsal jenjang nhl: Ket: n X Y r XY r XY : : : : = n n n n = 1 X Y n 2 X = 1 = 1 2. Korelas parsal jenjang pertama: X n n X Y = 1 n n Y = = 1 = 1 Jumlah sampel Unsur atau elemen varabel X pada bars ke- Unsur atau elemen pada bars ke-j Korelas antara varable X terhadap varable Y n 2 Y (Sudjana, 1997: 244) (Murgyantoro, 2004:154) Ket: r y1-2 : korelas antar varabel Y (krterum) dengan varabel X 1 (predktor), dengan d kontrol oleh varabel X 2. r y2 : korelas antar varabel Y dengan varabel X 2. r 12 : korelas antar varabel X 1 dan X Korelas parsal jenjang kedua: (Murgyantoro, 2004: 158) Ket: r y1-12 :korelas antar varabel Y (krterum) dengan varabel X 1 (predktor), dengan d kontrol oleh varabel X 2 (predktor) dan X 3. r y2-13 :korelas antar varabel Y (krterum) dengan varabel X 2 (predktor), dengan d kontrol oleh varabel X 1 (predktor) dan X 3. r y3-12 :korelas antar varabel Y (krterum) dengan varabel X 3 (predktor), dengan d kontrol oleh varabel X 1 (predktor) dan X 2. Untuk kekuatan hubungan, nla koefsen korelas berada -1 dan +1. untuk bentuk arah hubungan, nla koefsen korelas dnyatakan dalam postf (+) dan negatf (-), atau (-1 KK +1).

16 73 Hpotess yang keempat adalah terdapat pengaruh antara Baya Promos untuk Parwsata, Jumlah Wsatawan dan Rata-rata Lama Mengnap secara smultan terhadap Pendapatan Asl Daerah Sektor Parwsata d Kota Bandung. Untuk melakukan pengujan terhadap hpotess kedua tersebut, maka korelas yang dgunakan adalah korelas berganda. Korelas n dgunakan untuk mengetahu adanya hubungan antara semua varabel ndependen secara bersamasama dengan varabel dependen. Adapun formula dar korelas berganda dalam peneltan n yang menggunakan empat varabel adalah sebaga berkut: 1 R 2 y.123 = (1 - r 2 y1)(1 r 2 y 2.1)(1 - r 2 y 3.12) (Sudjana, 1997: 266) Keterangan: Ry.123 = koefsen korelas lner berganda 4 varabel r y1 = koefsen korelas varabel Y dan X 1 r y 2.1 = koefsen korelas parsal antara Y dan X 2 apabla X 1 konstan = koefsen korelas antara Y dan X 3 apabla X 1 dan X 2 konstan r y 3.12 Untuk mengetahu besarnya sumbangan sebuah varabel atau lebh (varabel bebas, X) terhadap varas (nak/turunnya) varabel lan (varabel terkat, Y) menggunakan Koefsen Penentu atau koefsen determnas. Nla koefsen penentu dalam M. Iqbal Hasan (2002: 113) berada antara 0 sampa 1 (0 < KP < 1), yatu: 1. Jka nla koefsen penentu (KP) = 0, berart tdak ada pengaruh varabel ndependen (X) terhadap varable dependen (Y). 2. Jka nla koefsen penentu (KP) = 1, berart varas (nak/turunnya) varabel dependen (Y) adalah 100% dpengaruh oleh varabel ndependen (X). 3. Jka nla koefsen penentu (KP) berada d antara 0 dan 1 (0 < KP < 1), maka besarnya pengaruh varabel ndependen terhadap varas (nak/turunya)

17 74 varabel dependen adalah sesua dengan nla KP tu sendr, dan selebhnya berasal dar faktor-faktor lan. Koefsen penentu drumuskan sebaga berkut: Keterangan: KK = Koefsen Korelas KP = (KK) % (M. Iqbal Hasan 2002: 113) Untuk menafsrkan angka korelas dalam Rduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007: 62), dgunakan krtera sebaga berkut: 0,80 1,000 : Korelas Sangat Kuat 0,60 0,799 : Korelas Kuat 0,40 0,599 : Korelas Cukup Kuat 0,20 0,399 : Korelas Rendah 0,00 0,199 : Korelas Sangat Rendah 3.3. Jadwal Peneltan Peneltan n drencanakan akan dlaksanakan selama lebh kurang enam bulan mula dar pengajuan usulan peneltan sampa dengan ujan hasl peneltan. Jadwal rencanan peneltan dapat dlhat pada tabel berkut: Tabel 3.3 Jadwal Kegatan Peneltan No. Uraan kegatan Bulan ke Persapan Usulan Peneltan 2. Semnar Usulan Peneltan 3. Pengumpulan Data 4. Pengolahan dan Analss Data 5. Penyusunan Laporan Peneltan 6. Sdang Skrps dan Perbakan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan dan Unt Analss Peneltan n dlakukan d wlayah Yogyakarta pada konsumen yang sudah pernah atau sedang mengkonsums produk Kalmlk Susu Yogyakarta. 3.2 Unt Analss

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data prmer dan data sekunder. Data prmer berupa data prmer (cross secton) Surve Khusus Tabungan dan Investas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Setap melakukan peneltan lmah dperlukan suatu metode peneltan tertentu yang dharapkan dapat memberkan arah dan cara dalam memecahkan permasalahan peneltan.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n menggunakan desan peneltan deskrptf verfkatf dengan pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawaw (003: 61), peneltan deskrptf adalah peneltan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metodolog peneltan adalah cara yang dlakukan secara sstemats mengkut aturan-aturan, drencanakan oleh para penelt untuk memecahkan permasalahan yang hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor, Nopember 05 ISSN 085-789 Pemodelan Regres Varabel Moderas Dengan Metode Sub-Group Regresson Modelng of Moderatng Varable wth a Method of Sub Group Rsna Septawat, Des

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jens dan Desan Peneltan Berdasarkan judul dan permasalahan, maka jens peneltan n adalah peneltan kausaltas yang berguna untuk menganalss pengaruh antara suatu varabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah jens peneltan assosatf kausal, yatu peneltan yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh antara dua varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1 Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Indomaret yang berada d Jalan Tubagus Ismal Raya No. 18 bandung dengan menelt keragaman produk sebaga varabel bebas (ndependen)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci