IV. METODOLOGI PENELITIAN. mencakup penyusunan proposal hingga penyusunan draft skripsi dilaksanakan di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Metode Pengumpulan Data

BAB V METODE PENELITIAN

KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

IV. METODE PENELITIAN

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI. Modul ke: 06Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. sampai dengan April 2008, di DAS Waeruhu, yang secara administratif terletak di

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan yang mengkaitkan berbagai

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

IV METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. Untuk mendapatkan jenis peramalan yang dinginkan terdapat banyak

JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI BUAH NAGA (HYLOCEREUS COSTARICANSIS) DI PEKANBARU (Studi di Kelurahan Sail Tenayan Raya Pekanbaru)

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 3 No. 4, OKTOBER 2015

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI (Financial and Added Value Analysis of Micro and Small Scale Banana Chip Agroindustries in Metro City)

Prospek Pengembangan Usahatani Jernang di Kabupaten (Farming Development Prospects jernang in Aceh Jaya)

Universitas Sumatera Utara

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

Oleh: Deden Abdul Wahab*) dan Budi Dharmawan**) *) Dosen tetap Prodi Manajemen STIESA **) Dosen Tetap Unsud

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

PENGUJIAN HIPOTESIS. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB METODOLOGI. Bab 2 Metodologi berisikan :

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN IKAN SALAI PATIN SYSTEM LIQUID SMOKE

B A B III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan

V. PENGUJIAN HIPOTESIS

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 15, NO. 1, FEB 2016 ISSN

IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Black dan Scholes (1973) menyatakan bahwa nilai aset mengikuti Gerak

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

IV. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman jagung (Zea mays, L.) Kelompok

NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Rumus-rumus yang Digunakan

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Prediksi Penjualan Sepeda Motor Merek X Di Kabupaten Dan Kotamadya Malang Dengan Metode Peramalan Hierarki

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Lhok Geulumpang, Aceh Jaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan objek pada anak kelompok B TK Damhil

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

B. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Desa Pringgondani Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, dengan areal

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN ARMADA TRANSPORTASI DAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN PERGUDANGAN (STUDY KASUS PT

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN COLD STORAGE DI DESA SENAKEN KABUPATEN PASER

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU (STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INTEGRAL TAK TENTU (pecahan rasional) Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) DALAM MERAMAL PRODUKSI KELAPA SAWIT PTPN XIII Faradhila Amry, Dadan Kusnandar, Naomi Nessyana Debataraja

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Peramalan Jumlah Penduduk Kota Samarinda Dengan Menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda dan Tripel Dari Brown

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER

III METODE PENELITIAN

ANALISIS RETURN ON INVESTMENT PROYEK PEMBANGUNAN GOR KEROBOKAN TERHADAP PENGGUNAAN MODAL KERJA KONTRAKTOR

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

BAB III PENAKSIR DERET FOURIER. Dalam statistika, penaksir adalah sebuah statistik (fungsi dari data sampel

ANALISIS BEDA Fx F.. S u S g u i g y i an a t n o t da d n a Ag A u g s u Su S s u wor o o

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

Transkripsi:

IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waku Peeliia Peeliia yag dilakuka pada Bula Jauari higga Mei 2008 yag mecakup peyusua proposal higga peyusua draf skripsi dilaksaaka di empa kecamaa di Kabupae Garu, empa kecamaa ersebu yaiu Kecamaa Leles, Kecamaa Samarag, Kecamaa Bayogbog, da Kecamaa Cilawu. Hal ii dapa diliha pada Tabel 10. Pemiliha lokasi ersebu dilakuka secara segaja (purposive) karea beberapa perimbaga, diaaraya: perama, sera produksi miyak akar wagi Idoesia 89 perse dihasilka dari Kabupae Garu (Bappeda Kab Garu, 2005). Kedua, kecamaa-kecamaa ersebu merupaka daerah peaama akar wagi dari 40 kecamaa di Kabupae Garu yag merupaka komodias uggula igka kecamaa (BPS KabupaeGaru, 2003). Keiga, pegembaga usaha akarwagi di daerah ersebu melalui pemafaaa laha yag masih belum opimal. Tabel 10. Daerah Peaama Akarwagi di Kabupae Garu Tahu 2005 No Kecamaa Poesi Areal (Ha) Realisasi Luas Taam (Ha) Produksi (To) Produkivias (To/Ha) 1. Leles 750 683 8.196 12 2. Samarag 1.200 850 10.200 12 3. Bayogbog 250 85 1.020 12 4. Cilawu 200 115 1.380 12 Jumlah 2.400 1.733 20.796 12 Sumber: Dias Taama Paga Horikulura da Perkebua Kabupae Garu, 2006 4.2 Jeis da Sumber Daa Daa yag diguaka dalam peeliia ii melipui daa primer da daa sekuder. Daa primer diperoleh melalui pegisia kuesioer da wawacara dega peai da peyulig. Pada ahap awal wawacara haya dilakuka pada

42 peai da peyulig akarwagi eapi erugkap bahwa erdapa peai yag meragkap sebagai peyulig da peyulig yag meragkap sebagai peai. sehigga iformasi yag diperoleh mejadi beragam. Selai iu, wawacara dilakuka dega sakeholders pegamaa secara lagsug di lapaga. Daa sekuder diperoleh dari Dias Taama Paga Horikulura & Perkebua Kabupae Garu, Dias Peridusria da Perdagaga Kabupae Garu, BAPPEDA Kabupare Garu, BPS, iere, lieraur da peeliia-peeliia erdahulu yag dapa dijadika baha rujuka yag berhubuga dega peeliia ii. 4.3. Tekik Pegambila Respode Tekik pegambila respode yag diguaka pada peeliia ii adalah ekik proporioal simple radom samplig. Dari empa kecamaa di Kabupae Garu yaiu Kecamaa Leles, Kecamaa Samarag, Kecamaa Bayogbog, da Kecamaa Cilawu diambil sampel secara radom (acak) sesuai dega proporsi dari masig-masig kecamaa. Rumus yag diguaka uuk meghiug seluruh jumlah respode ersebu adalah rumus Solvi (1960). = N 1 + N. e 2 Keeraga : = Ukura Sampel (orag) N = Ukura Populasi (orag) e = Nilai Kriis (baas keeliia) yag diigika (10 perse)

43 Berdasarka daa yag diperoleh dari Dias Taama Paga Horikulura da Perkebua Kabupae Garu (2006), peai yag melakuka budidaya akarwagi secara mookulur di Kabupae.Garu berjumlah 66 orag. Jumlah populasi ii berdasarka jumlah peai yag melakuka usahaai pada musim aam 2006/2007. Maka, jumlah sampel dalam peeliia ii berjumlah 41 orag, Jumlah ersebu berdasarka perhiuga sebagai beriku: = 66 1 + 66 (10 perse) 2 = 41 orag Tabel 11 merupaka jumlah pembagia sampel secara proporsioal berdasarka jumlah subpopulasi. Jumlah sampel erbayak erdapa di Kecamaa Samarag yaiu sebayak 19 orag. Hal ii dikareaka jumlah peai yag melakuka kegiaa budidaya akarwagi palig bayak dibadigka dega kecamaa-kecamaa laiya. Tabel 11. Pembagia Respode Secara Proporsioal di Kabupae Garu No. Kecamaa Jumlah Peai Mookulu Pada Musim Taam 2006/2007 (orag) Jumlah Sampel (orag) 1. Leles 12 7 2. Samarag 29 19 3. Bayogbog 15 9 4. Cilawu 10 6 Toal 66 41 Pada keyaaaya di lapaga, idak semua peai respode meaam akarwagi secara mookulur. Hal ii dikareaka periode musim aam yag berbeda yaiu musim aam 2007/2008. Oleh karea iu, proses pegambila daa yag dilakuka idak haya pada peai mookulur eapi juga pada peai umpagsari eapi dafar ama respode masih megguaka dafar peai dari Dias Taama Paga Horikulura da Perkebua Kabupae Garu.

44 Selai iu, keyaaa di lapaga meujukka bahwa idak semua peai adalah peai budidaya. Dari pegambila sampel yag dilakuka secara acak eryaa erdapa peai yag selai peai budidaya juga sebagai peyulig. Hal ii dimugkika, karea beberapa peai yag memiliki modal yag besar da memiliki akses pasar erhadap produk miyak akarwagi, berusaha uuk megelola sediri aau meghasilka sediri miyak akarwagi da selajuya dijual kepada para pedagag pegumpul aaupu eksporir. Selai erdapa peai muri da peai yag meragkap sebagai peyulig, erdapa iga orag respode peyulig muri. Hal ii disebabka daa respode yag diguaka adalah daa yag diperoleh dari musim aam 2006/2007. Pegambila daa (uru lapag) yag dilakuka pada Bula Mare 2008, meyebuka keiga respode ersebu sebagai peyulig muri, walaupu pada musim aam ahu 2006/2007 mereka beridak sebagai peai da peyulig, karea beberapa fakor seperi alasa keerbaasa waku uuk merawa aama akarwagi, maka sejak musim aam 2007/2008 respode ersebu memilih uuk mejadi peyulig muri. Fakor kua lai yag meyebabka adalah igka keuuga yag diperoleh keika melakuka kegiaa peyuliga yag jauh lebih besar bila dibadigka dega kegiaa budidaya akarwagi saja. Jumlah da persease respode peai da peyulig akarwagi dapa diliha pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah da Persease Respode Peai/Peyulig Akarwagi Respode Jumlah (Orag) Persease ( perse) Peai akarwagi 28 68,3 Peyulig akarwagi 3 7,3 Peai da Peyulig akarwagi 10 24,4 Toal 41 100

45 4.4. Pegolaha da Aalisis Daa Daa da iformasi yag elah erkumpul diolah dega baua kompuer program Excel Widows XP da kalkulaor. Seelah iu dikelompokka da disajika dalam beuk abel (abulasi) kemudia diaalisis secara kualiaif da kuaiaif uuk mempermudah proses aalisis daa. Aalisis secara kualiaif dilakuka uuk medapaka gambara usaha dari iap-iap aspek dalam sudi kelayaka usaha. Aspek-aspek ersebu aara lai: aspek ekis, pasar, sera aspek sosial.da ligkuga. Aalisis secara kuaiaif dilakuka erhadap aspek fiasial da megaalisis dampak adaya risiko erhadap perubaha harga oupu da volume produksi. Aspek fiasial yag diaalisis adalah Ne Prese Value (NPV), Ieral Rae of Reur (IRR), Ne0 Beefi-Cos Raio (Ne B/C), da Payback Period (Husa da Muhamad, 2000). 4.4.1. Aalisis Aspek Tekis Aspek ekis ii mecakup lokasi proyek dimaa suau proyek aka didirika baik uuk perimbaga pabrik maupu buka pabrik, seberapa besar skala operasi yag dieapka uuk mecapai skala ekoomis, krieria pemiliha mesi da peralaa uama sera ala pembau mesi, bagaimaa proses produksi dilakuka da layou pabrik dipilih, da keepaa pegguaa ekologi. 4.4.2. Aalisis Aspek Pasar Pada aspek ii erdapa beberapa hal yag perlu dikaji. Perama, permiaa baik secara oal maupu diperici meuru daerah, jeis kosume, da proyeksi permiaa. Kedua, peawara baik berasal dari dalam egeri

46 maupu impor, bagaimaa perkembagaya pada masa lalu da perkiraa masa yag aka daag. Keiga, harga melipui perbadiga dega barag-barag impor, produksi dalam egeri, apakah erdapa kecederuga perubaha harga. Keempa, program pemasara mecakup sraegi pemasara, ideifikasi siklus produk, da baura produk. Kelima, perkiraa pejuala yag bisa dicapai perusahaa da marke share yag dikuasai perusahaa 4.4.3. Aalisis Aspek Sosial da Ligkuga Aspek sosial merupaka mafaa da pegorbaa sosial yag mugki dialami oleh masyaraka eapi suli dikuaifikasika yag bisa disepakai secara bersama. Teapi mafaa da pegorbaa ersebu dirasaka ada. Misalya, pegaruh adaya kemiraa peai akarwagi erhadap pegembaga usaha. Selai iu, aalisis ii meliha pegaruh suau usaha erhadap kelesaria ligkuga sekiar. 4.4.4. Aalisis Aspek Fiasial Krieria peilaia ivesasi uuk megaalisa aspek fiasial aara lai: Ne Prese Value (NPV), Ieral Rae of Reur (IRR), Ne Beefi-Cos Raio (Ne B/C), da Payback Period. Seiap krieria megguaka Prese Value yag elah di discou dari arus-arus beefi da biaya selama umur proyek. 1. Ne Prese Value (NPV) Meuru Kadariah e al (1999), NPV merupaka selisih aara Prese Value da Beefi da Prese Value dari biaya. Dalam evaluasi suau proyek ereu, ilai NPV 0 meadaka bahwa proyek ersebu layak uuk dijalaka. Jika NPV = 0, berari proyek ersebu megembalika epa sebesar

47 Social Opporuiy Cos of Capial. Jika NPV < 0, proyek ersebu idak layak uuk dijalaka. Peeua ilai NPV dapa diuliska sebagai beriku: NPV = = 1 B C ( 1+ i) dimaa: B C i = Beefi bruo proyek pada ahu = Biaya bruo proyek pada ahu = Tigka suku buga = Umur ekoomis proyek = Tahu ke- 2. Ieral Rae of Reur (IRR) Meuru Kadariah e al (1999), IRR merupaka igka keuuga aas ivesasi bersih dalam suau proyek. Seiap beefi bersih yag diwujudka secara oomais diaam kembali dalam ahu berikuya da medapaka igka keuuga suku buga yag sama yag diberi buga selama sisa umur proyek. Jika eryaa IRR dari suau proyek sama dega ilai i yag berlaku sebagai social discou rae, maka NPV dari proyek iu adalah sebesar 0. Jika IRR < social discou rae, berari NPV < 0. Oleh karea iu, suau ilai IRR yag lebih besar daripada/ sama dega social discou rae meujuka suau proyek layak dijalaka, sedagka IRR kurag dari social discou rae-ya memberika ada idak layak uuk dijalaka. Peeua ilai IRR sebagai beriku: B C NPV = (1 + i) = 1 = 0 NPV 1 IRR = ii + NPV 1 NPV 2 ( i 2 i1)

48 dimaa: B C = Beefi bruo proyek pada ahu = Biaya bruo proyek pada ahu NPV 1 = Nilai NPV yag posiif NPV 2 = Nilai NPV yag egaif I 1 I 2 = Tigka suku buga pada saa NPV posiif = Tigka suku buga pada saa NPV egaif 3. Ne Beefi-Cos Raio (Ne B/C), Meuru Kadariah e al (1999), Ne B/C merupaka perbadiga sedemikia rupa sehigga pembilagya erdiri aas prese value oal dari beefi bersih dalam ahu-ahu dimaa beefi bersih ersebu bersifa posiif, sedagka peyebuya erdiri aas prese value oal dari biaya bersih dalam ahu-ahu ereu dimaa biaya koor lebih besar daripada beefi koor. Ne B/C 1 meadaka bahwa proyek layak uuk dijalaka da bila Ne B/C < 1 meadaka bahwa proyek idak layak uuk dijalaka. Peeua Ne B/C sebagai beriku: Ne B/C = dimaa: = 1 = = 1 B C ( 1+ i) aau C B (1 + i) PV ( + ) NeB / C = PV ( ) B C = Beefi bruo proyek pada ahu = Biaya bruo proyek pada ahu

49 i = Tigka suku buga = Umur ekoomis proyek PV (+) = Prese Value yag berilai posiif PV (-) = Prese Value yag berilai egaif 4. Payback Period. Meuru Husa da Muhamad (2000), payback period merupaka krieria ambaha dalam aalisis kelayaka uuk meliha periode waku yag diperluka uuk meluasi seluruh pegeluara ivesasi. Semaki pedek periode pegembalia ivesasi suau proyek aka semaki baik. Daa yag diguaka uuk meghiug payback period ii megguaka daa yag elah didiskooka. 4.4.5. Peilaia Risiko dalam Ivesasi Seiap kepuusa ivesasi meyajika risiko da reur ereu. Berdasarka pada keyaaa ersebu, semua kepuusa peig harus diijau dari reur yag diharapka da risiko yag dihadapi. Semaki iggi risiko dari suau ivesasi maka semaki iggi igka pegembalia. Dalam peeliia ii, ekik megukur risiko yag diguaka adalah aalisis skeario. Aalisis skeario merupaka ekik uuk megaalisis risiko dega membadigka siuasi yag palig memugkika aas skeario dasar (semacam siuasi ormal) dega keadaa yag baik da buruk (Weso & Copelad, 1995). Skeario erburuk adalah keadaa dimaa uuk semua variabel masuka diberika ilai erburuk berdasarka perkiraa yag wajar. Skeario erbaik adalah keadaa dimaa uuk semua variabel masuka diberika ilai

50 erbaik berdasarka perkiraa yag wajar. Skeario dasar merupaka keadaa dimaa uuk semua variabel diberika ilai yag palig memugkika. Fariyai (2008) meyaaka bahwa ilai-ilai variabel yag diguaka dalam skeario erburuk uuk memperoleh NPV erburuk da ilai-ilai variabel dalam skeario erbaik uuk memperoleh NPV erbaik. Oleh karea iu, hasilhasil dari skeario ersebu diguaka uuk meeuka NPV yag diharapka, deviasi sadar dari NPV, da koefisie variasi (CV). Dalam hal ii, perluya megesimasi probabilias erjadiya keiga skeario (baik, dasar/ormal, buruk) yag diyaaka dega P. Dalam aalisis skeario erdapa iga ukura uuk meilai igka risiko dalam ivesasi yaiu NPV yag diharapka, deviasi sadar dari NPV, da koefisie variasi. 4.4.5.1 NPV yag Diharapka Weso & Copelad (1995), NPV yag diharapka merupaka pejumlaha dari seiap probabilias dikalika dega NPVya. Peeua ilai NPV yag diharapka sebagai beriku: E( NPV ) = dimaa: = 1 pi( NPVi) Pi NPVi i = Probabilias ke-i = Ne Prese Value ke-i = 1, 2, 3,... (1= Kodisi Teriggi, 2= Kodisi Normal, 3= Kodisi Teredah) E (NPV) = NPV yag Diharapka

51 Peeua probabllias diperoleh berdasarka kemugkia dari suau kejadia pada kegiaa budidaya da peyuliga yag dapa diukur berdasarka pegalama yag elah dialami peai da peyulig dalam megusahaka akarwagi. Probabiliiy dari masig-masig kegiaa budidaya da peyuliga pada seiap kodisi (eriggi, ormal, da eredah) aka diperoleh. Toal peluag dari beberapa kejadia berjumlah sau da secara maemais dapa diuliska sebagai beriku: = 1 pi j = 1 Semaki iggi NPV yag diharapka, maka igka risiko yag dihadapi semaki besar. Pegukura peluag (p) pada seiap kodisi skeario diperoleh dari frekuesi kejadia seiap kodisi yag dibagi dega jumlah ahu selama umur pegusahaa akarwagi, baik uuk kegiaa budidaya maupu kegiaa peyuliga. Hal ii dapa diliha dari Tabel 13. Tabel 13. Peluag Seiap Kodisi Pada Kegiaa Budidaya da Peyuliga Akarwagi Kegiaa Kodisi Peluag (Probabliy) Budidaya Teriggi 0,20 Normal 0,62 Teredah 0,18 Peyuliga Teriggi 0,11 Normal 0,72 Teredah 0,17 4.4.5.2. Sadard Deviaio Maka dari ukura sadard deviaio dari NPV, ariya semaki kecil ilai sadard deviaio dari NPV maka semaki redah risiko yag dihadapi dalam kegiaa usaha. Secara maemais sadard deviaio dari NPV dapa diuliska sebagai beriku:

52 NPV = = 1 pi( NPVi E( NPV )) 4.4.5.3. Coefficie Variaio (CV) Coefficie variaio dari NPV diukur dari rasio sadard deviaio dari NPV dega NPV yag diharapka. Semaki kecil ilai coefficie variaio maka semaki redah risiko yag dihadapi. Secara maemais, CVNPV dapa diuliska sebagai beriku: CVNPV = δnpv / E (NPV) 4.5. Asumsi Dasar Aalisis kelayaka pegembaga usaha akarwagi di Kabupae Garu megguaka beberapa asumsi, yaiu: 1. Aalisis kelayaka dibagi mejadi dua yaiu aalisis kelayaka budidaya da peyuliga. Hal ii dikareaka kompoe cashflow yag berbeda dalam proses produksi. 2. Dari masig masig aalisis kelayaka erdapa dua kodisi yaiu kodisi I da kodisi II. Kodisi I merupaka aalisis kelayaka apa risiko (kodisi ormal) da kodisi II merupaka aalisis kelayaka dega adaya risiko. Kodisi II memiliki iga skeario. Skeario I yaiu aalisis kelayaka dega adaya kodisi produksi. Skeario II yaiu aalisis kelayaka dega adaya kodisi harga oupu. Skeario III yaiu aalisis kelayaka dega adaya kodisi produksi da harga oupu. 3. Umur proyek dari aalisis kelayaka budidaya yaiu selama iga ahu. Hal ii didasarka pada umur bibi (boggol) opimal yag dapa diaam selama 3

53 kali masa aam yag diperoleh dari pecaha uas sebelumya. Umur proyek dari aalisis kelayaka peyuliga yaiu salama delapa ahu. Hal ii didasarka pada umur ekis ase erpeig dalam kegiaa peyuliga yaiu keel sailess. 4. Sau kali musim aam akarwagi yaiu selama 12 bula. Jadi, ahu yag diguaka adalah ahu perama karea pada ahu perama akarwagi sudah dapa dipae. 5. Dalam kodisi ormal, sau hari dilakuka dua kali peyuliga. Dalam sau bula dilakuka 28 kali peyuliga. 6. Tigka suku buga yag diguaka adalah igka suku buga deposio di Bak Idoesia (BI) yaiu 8 perse pada bula Jauari ahu 2008. Alasa pemiliha igka suku buga deposio dikareaka peai da peyulig megguaka modal pribadi buka pijama. Oleh karea iu peai da peyulig dihadapka pada piliha aka megivesasika modal pada usaha akarwagi aau medeposioka di bak. 7. Nilai sisa pada kegiaa budidaya diperoleh dari ilai sisa barag-barag yag sifaya ivesasi da masih berilai sera berada di akhir ahu proyek. Perhiuga ilai sisa peralaa dieapka 10 perse yaiu dari asumsi bahwa jeis ivesasi aka dapa erjual dega ilai 10 perse dari ilai beli ivesasi. Perhiuga ilai sisa uuk aah diaggap meigka seiap ahuya yaiu sebesar 6,59 perse berdasarka iflasi ahu 2007. Hal ii dikareaka adaya iflasi seiap ahuya. Nilai sisa moor dieapka 60 perse yaiu dari asumsi bahwa pemakaia moor baru empa ahu sedagka umur ekis moor selama 10 ahu.

54 8. Nilai sisa pada kegiaa peyuliga diperoleh dari ilai sisa barag-barag yag sifaya ivesasi da masih berilai sera berada di akhir ahu proyek. Perhiuga ilai sisa dari pabrik, gudag, da moor dieapka 20 perse. Hal ii dikareaka umur ekisya selama 10 ahu sedagka pemakaiaya baru 8 ahu. Perhiuga ilai sisa dari keel sailess da blader dieapka 30 perse yaiu dari asumsi bahwa jeis ivesasi ii aka dapa erjual dega ilai 30 perse dari ilai beli ivesasi. Nilai sisa mobil dieapka 50 perse dari harga beliya karea umur ekis mobil 15 ahu sedagka baru diguaka 8 ahu. Sedagka kompoe ivesasi laiya memiliki ilai sisa sebesar 10 perse. Perhiuga ilai sisa uuk aah diaggap meigka seiap ahuya yaiu sebesar 6,59 perse berdasarka iflasi ahu 2007. Hal ii dikareaka adaya iflasi seiap ahuya. 9. Biaya yag dikeluarka uuk kegiaa budidaya da peyuliga adalah biaya ivesasi da biaya operasioal. Biaya ivesasi dikeluarka pada ahu ke-1 da erdapa biaya reivesasi yag dikeluarka uuk peralaa-peralaa yag sudah habis umur ekoomisya. Biaya operasioal adalah semua biaya yag dikeluarka pada saa melakuka usaha. Biaya operasioal dibedaka mejadi biaya eap da biaya variabel. 10. Dalam kegiaa budidaya dalam kodisi ormal pada ahu perama diasumsika kapasias produksi belum opimal yaiu 69,31 perse. Hal ii dikareaka peai belum memilki pegalama dalam ekik budidaya akarwag. Namu, pada ahu berikuya pegeahua aka budidaya akarwagi meigka, seirig berambahya pegalama peai dalam membudidayaka aama akarwagi ersebu sehigga kapasias produksi

55 ahu kedua higga ahu keempa elah opimal. 11. Dalam kegiaa peyuliga dalam kodisi ormal pada ahu perama diasumsika kapasias produksi belum opimal yaiu 91,5 perse. Namu, pada ahu kedua higga keujuh kapasias produksi elah opimal. Tahu kedelapa kapasias produksi 91,5 perse karea usia mesi yag elah usag da berpegaruh erhadap jumlah produksi. 12. Harga oupu da jumlah produksi yag berlaku adalah berdasarka pegalama peai da peyulig selama melakuka usaha akarwagi.