IV. METODE PENELITIAN
|
|
- Suryadi Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga Peranian Seha (LPS) di bawah Badan Amil Zaka Nasional (BAZNAS) dan Dompe Dhuafa Republika di Desa Ciburuy, Kecamaan Cigombong, Kabupaen Bogor. Pemilihan lokasi peneliian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan perimbangan bahwa uni usaha KKT Lisung Kiwari merupakan sau-saunya usaha pengomposan di Desa Ciburuy yang memiliki poensi unuk pengembangan usaha dan juga sebagai salah sau desa yang berkomimen mendukung program pemerinah Go Organic 2010 melalui program P3S Bogor yang dipopulerkan LPS-DD (Lembaga Peranian Seha-Dompe Dhuafa). Selain iu, pelaksanaan pengusahaan pupuk kompos ini belum pernah melakukan sudi kelayakan erhadap usahanya. Pengambilan daa ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Daa dan Insrumenasi Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa primer dan daa sekunder. Daa primer merupakan daa hasil wawancara dengan pihak-pihak erkai dan observasi langsung di lapangan. Daa primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan peani anggoa uni usaha koperasi mengenai aspek produksi, keua KKT Lisung Kiwari mengenai perkembangan uni usaha dan aspek kelayakan, LPS-DD mengenai kemiraan yang dijalin sera wawancara dengan saf Pemerinah Desa unuk mengeahui kondisi pengusahaan pupuk kompos dan benuk dukungan pemerinah daerah erhadap usaha pengomposan di Kabupaen Bogor. Sedangkan daa sekunder diperoleh dari hasil laporan perusahaan, sudi lieraur berbagai buku dan skripsi, inerne, sera daa dari insansi yang erkai dengan peneliian ini seperi Badan Pusa Saisik (BPS), Deparemen Peranian, Pemerinah Daerah. Ala pengumpul daa aau insrumenasi yang digunakan adalah ala pencaa, ala perekam, dan ala penyimpan elekronik.
2 4.3 Meode Pengumpulan Daa Proses pengumpulan daa dilakukan di beberapa lokasi pada bulan Februari-April Pengumpulan daa primer diperoleh pada saa urun lapang ke lokasi peneliian yaiu Desa Ciburuy yang melipui usaha pengomposan dan Desa Harjasari yang melipui sisem kemiraan LPS. Meode yang digunakan unuk pengumpulan daa primer adalah wawancara langsung dan mendalam sera observasi lapang. Sedangkan lokasi pengumpulan daa sekunder melipui Pemerinah Daerah, perpusakaan IPB, Badan Pusa Saisik, Deparemen Peranian. Meode yang digunakan unuk pengumpulan daa sekunder dilakukan dengan cara sudi lieraur dan browsing inerne. 4.4 Meode dan Analisis Daa Analisis daa dilakukan secara kuaniaif dan kualiaif melipui ahap pengolahan daa dan inerpreasi daa secara deskripif. Daa kuaniaif yang diperoleh selama peneliian diolah dengan menggunakan program Microsof Excel 2007 yang relaif mudah unuk dioperasikan. Sedangkan daa kualiaif diolah dan disajikan secara deskripif. Analisis kualiaif dilakukan unuk memperoleh gambaran mengenai pengusahaan pupuk kompos sebagai benuk pengolahan limbah organik diliha dari aspek pasar, aspek eknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya sera aspek lingkungan. Analisis kuaniaif dilakukan unuk mengkaji kelayakan usaha pupuk kompos diliha dari aspek finansial. Analisis finansial mengolah daa berdasarkan krieria kelayakan finansial yaiu Ne Presen value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C), dan Payback Period (PP). Selain iu, analisis sensiivias juga perlu dilakukan apabila erjadi perubahan pada fakor yang dapa mempengaruhi usaha dengan menggunakan meode swiching value. 4.5 Analisis Kelayakan Usaha Analisis kelayakan yang dilakukan erhadap berbagai aspek dalam sudi kelayakan usaha yaiu: analisis aspek pasar, aspek eknis, aspek manajemen dan 46
3 hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, aspek lingkungan sera aspek finansial. Analisis aspek-aspek ersebu adalah: 1. Analisis Aspek Pasar Pemasaran melipui keseluruhan sisem yeng berhubungan dengan kegiaan-kegiaan usaha yang berujuan unuk merencanakan, menenukan harga, hingga mempromosikan dan mendisribusikan barang aau jasa yang akan memuaskan kebuuhan pembeli. Aspek pasar mengkaji perminaan, penawaran, harga jual produk, program pemasaran, sera perkiraan penjualan. Suau perusahaan dapa dikaakan layak secara aspek pasar, apabila usaha ersebu memiliki peluang dan poensi pasar unuk memasarkan produk yang dihasilkannya sera dapa menghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan mengunungkan. 2. Analisis Aspek Teknis Pada aspek eknis, variabel-variabel yang dianalisis melipui lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layou, dan pemilihan jenis eknologi. Dalam suau bisnis, beberapa variabel yang perlu diperhaikan unuk pemilihan lokasi bisnis dianaranya keersediaan bahan baku, leak pasar yang diuju, enaga lisrik dan air, supply enaga kerja, dan fasilias ransporasi (Nurmalina e al. 2009). Pemilihan lokasi yang epa dapa mengurangi sebanyak mungkin seluruh dampak negaif dan mendapakan lokasi dengan paling banyak fakor-fakor produksi (Umar 2005). Parameer kelayakan suau usaha berdasarkan aspek eknisnya, yaiu apakah usaha ersebu menjalankan usahanya sesuai dengan sandard operaion procedure (SOP). Jika perusahaan elah menjalankan usaha sesuai SOP (baik dalam proses produksi maupun keepaan penggunaan peralaan dan eknologi), maka usaha ersebu layak secara aspek eknis, dan sebaliknya. 3. Analisis Aspek Manajemen dan Hukum Aspek manajemen membicarakan mengenai bagaimana perencanaan pengelolaan proyek ersebu dalam pengoperasian. Analisis ini dilakukan secara kualiaif unuk meliha bagaimana penerapan fungsi dari manajemen pada kegiaan. Aspek manajemen memfokuskan pada kondisi inernal perusahaan. Adapun hal-hal yang dibahas pada aspek ini melipui manajemen sumber daya manusia, benuk organisasi, dan srukur organisasi. Sedangkan aspek hukum 47
4 mempelajari enang benuk badan usaha yang akan digunakan (dikaikan dengan kekuaan hukum dan konsekuensinya), dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai aka, serifika, dan izin. Diinjau dari aspek manajemen dan hukumnya, suau usaha dapa dikaakan layak apabila usaha ersebu elah menjalankan fungsi manajemen yang menjadikan usaha berjalan efekif dan efisien sera memiliki kekuaan hukum yang dapa memperlancar kegiaan bisnis. 4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya Aspek sosial mengkaji penambahan kesempaan kerja aau pengurangan pengangguran dan pengaruh usaha erhadap lingkungan sekiar lokasi bisnis. Dari segi ekonomi suau usaha dapa memberikan peluang peningkaan pendapaan masyaraka, pendapaan asli daerah (PAD), pendapaan dari pajak, dan dapa menambah akivias ekonomi. Perubahan dalam eknologi aau peralaan mekanis dalam bisnis dapa secara budaya mengubah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh masyaraka (Nurmalina e al. 2009). Suau usaha dapa dikaakan layak diinjau dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya, apabila usaha ersebu secara sosial budaya dierima dan secara ekonomi memberikan kesejaheraan aaupun manfaa kepada negara umumnya dan masyaraka sekiar proyek khususnya, dan sebaliknya. 5. Analisis Aspek Lingkungan Aspek lingkungan mengkaji mengenai dampak posiif maupun negaif erhadap lingkungan sekiar dari suau usaha. Pelaku proyek perlu memperimbangkan pola dan kebiasaan-kebiasaan sosial dari pihak yang akan dilayani oleh proyek. Pelaku proyek juga perlu menelii secara cerma mengenai masalah dampak lingkungan yang merugikan dari invesasi yang diusulkan. 6. Analisis Aspek Finansial Analisis aspek finansial menggunakan ala ukur kelayakan melalui pendekaan krieria invesasi sehingga dapa dikeahui ingka kelayakan pengusahaan pupuk kompos. Krieria kelayakan invesasi yang akan digunakan anara lain Ne Presen Value (NPV), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C), Inernal Rae Reurn (IRR), dan Payback Period (PP). 48
5 Ne Presen value (NPV) Ne Presen Value (NPV) merupakan selisih anara nilai benefi sekarang dan nilai biaya sekarang pada ingka suku bunga erenu selama umur proyek. Krieria kelayakan invesasi ini menjelaskan bahwa suau bisnis dapa dinyaakan layak apabila jumlah seluruh manfaa yang dierimanya melebihi biaya yang dikeluarkan. NPV dirumuskan sebagai beriku: n B C NPV = (1 i = 1 + ) Sumber : Nurmalina e al. (2009) Keerangan: NPV : Jumlah nilai bersih sekarang (Rupiah) B C n : Manfaa yang diperoleh pada ahun ke- (Rupiah) : Biaya yang dikeluarkan pada ahun ke- (Rupiah) : Periode waku ( = 1,2,3,.,n ahun) : Umur Proyek (Tahun) i : Tingka suku bunga/diskono (%) Krieria kelayakan invesasi berdasarkan NPV mencakup iga krieria, yaiu: (1) nilai NPV > 0, arinya bisnis layak unuk dijalankan, (2) nilai NPV = 0, arinya usaha ersebu mengembalikan sama besarnya dengan nilai uang yang dianamkan unuk mencapai hasilnya dan usaha eap layak dijalankan, (3) nilai NPV < 0, arinya usaha ersebu idak layak unuk dijalankan. Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C) Ne B/C merupakan manfaa bersih yang diperoleh seiap penambahan sau rupiah pengeluaran bersih. Secara maemais Ne B/C dapa dirumuskan sebagai beriku: n = 1 Ne B/C = n = 1 B C (1 + i) B C (1 + i) Dimana ( B ( B C C > 0) < 0) Sumber : Nurmalina e al. (2009) 49
6 Keerangan: B C n : Manfaa yang diperoleh pada ahun ke- (Rupiah) : Biaya yang dikeluarkan pada ahun ke- (Rupiah) : Periode waku ( = 1,2,3,.,n ahun) : Umur Proyek (Tahun) i : Tingka suku bunga/diskono (%) Krieria kelayakan invesasi berdasarkan Ne B/C mencakup iga krieria, yaiu: (1) Ne B/C > 1, arinya bisnis layak unuk dijalankan dan dapa menghasilkan keunungan, (2) Ne B/C = 1, arinya bisnis layak unuk dijalankan eapi idak mendapakan keunungan aaupun kerugian, (3) Ne B/C < 1, arinya bisnis idak layak dijalankan karena menimbulkan kerugian. Inernal Rae of Reurn (IRR) Inernal Rae of Reurn (IRR) merupakan krieria invesasi yang digunakan unuk mengukur seberapa besar pengembalian proyek aau usaha erhadap invesasi yang dianamkan. IRR merupakan nilai discoun rae yang membua NPV dari usaha sama dengan nol. IRR dirumuskan sebagai beriku: NPV IRR = i + ( i' i) NPV NPV ' Sumber : Nurmalina e al. (2009) Keerangan : i : ingka discoun rae yang menghasilkan NPV posiif (%) i : ingka discoun rae yang menghasilkan NPV negaif (%) NPV : NPV yang bernilai posiif (Rupiah) NPV : NPV yang bernilai negaive (Rupiah) Krieria kelayakan invesasi berdasarkan IRR mencakup dua krieria, yaiu: (1) nilai IRR lebih besar aau sama dengan ingka discoun rae yang berlaku, arinya usaha layak unuk dijalankan karena pada kondisi ersebu nilai NPV lebih besar aau sama dengan nol, (2) nilai IRR lebih kecil dari ingka discoun rae yang berlaku, arinya usaha idak layak dijalankan karena ada alernaif penggunaan lain yang lebih mengunungkan. 50
7 Payback Period (PP) Payback Period aau masa pengembalian invesasi merupakan jangka waku yang diperlukan unuk membayar kembali semua biaya-biaya yang elah dikeluarkan di dalam invesasi suau proyek. Semakin cepa pengembalian biaya invesasi suau usaha, semakin baik usaha ersebu karena semakin lancar perpuaran modal dan semakin kecil risiko yang dihadapi invesor. Payback period dapa dirumuskan sebagai beriku: Payback period = I A b Sumber : Nurmalina e al. (2009) Keerangan : I A b : Jumlah modal invesasi yang dibuuhkan (Rupiah) : Keunungan bersih yang diperoleh pada seiap ahunnya(rupiah/ahun) Nilai payback period berbanding erbalik dengan nilai NPV, semakin inggi nilai NPV maka nilai payback period yang dihasilkan semakin kecil. Semakin kecil nilai payback period yang didapa maka manfaa yang diperoleh semakin besar karena invesasi yang dianamankan cepa dikembalikan. 4.6 Analisis Nilai Penggani (Swiching Value) Dalam analisis sudi kelayakan bisnis, adanya kemungkinan erjadinya perubahan pada variabel-variabel yang dapa mempengaruhi keberlangsungan suau usaha menjadikan analisis sensiivias pening unuk dilakukan. Pada peneliian ini, analisis sensiivias dilakukan dengan menggunakan meode nilai penggani (swiching value) unuk meliha baas ingka kelayakan dari usaha ini jika erjadi perubahan-perubahan pada variabel-variabel yang mempengaruhi usaha. Analisis nilai penggani ini merupakan cara perhiungan unuk mengukur perubahan maksimum dari peningkaan harga inpu aau perubahan maksimum dari penurunan harga oupu dan jumlah produksi yang masih dapa dioleransi agar pengusahaan pupuk kompos ini masih eap layak unuk dijalankan. Perhiungan mengacu kepada berapa besar perubahan erjadi sampai 51
8 menghasilkan nilai NPV sama dengan nol, nilai Ne B/C sama dengan sau, dan nilai IRR sama dengan ingka suku bunga yang berlaku. Swiching value dilakukan erhadap variabel-variabel yang paling mempengaruhi kelayakan usaha pupuk kompos baik dari sisi penerimaan maupun dari sisi pengeluaran. Penenuan variabel ersebu didasarkan pada pengalaman usaha selama ini. Dari sisi pengeluaran, analisis swiching value dilakukan pada variabel harga bahan baku kooran sapi karena pengaruh fakor cuaca. Dari sisi penerimaan, analisis swiching value dilakukan pada variabel jumlah produksi dan harga jual karena adanya kemungkinan pasokan bahan baku yang berkurang dan penurunan kualias pupuk kandang. 4.7 Asumsi Dasar yang Digunakan Asumsi dasar yang digunakan dalam peneliian ini, sebagai beriku : 1. Umur uni usaha pupuk kompos KKT Lisung Kiwari dieapkan selama 10 ahun berdasarkan umur ekonomis lanai pengomposan yang dimilikinya, dimana variabel ersebu merupakan pengeluaran invesasi erbesar pada bangunan produksi dengan umur ekonomis erlama yang berpengaruh dalam kondisi pengusahaan. 2. Oupu yang dihasilkan oleh uni usaha hanya berupa pupuk kompos anpa kemasan. Hak cipa eknologi produksi dan merk dagang OFER (Organic Ferilizer) adalah milik LPS. 3. Bahan baku unuk menghasilkan pupuk kompos adalah jerami giling, arang sekam, dedak halus, kooran sapi, dolomi, molase, bioakivaor EM4 (effecive microorganisme), dan air. 4. Penenuan harga yang digunakan dalam perhiungan adalah harga yang berlaku pada saa peneliian dilakukan ahun 2010 dan diasumsikan konsan hingga umur usaha berakhir. 5. Pengemasan pupuk kompos dilakukan oleh uni usaha namun karung kemasan berasal dari LPS. Hal ini berimplikasi pada harga beli raa-raa yang dierima uni usaha hanya sebesar harga curah yaiu Rp 450,- per kg. LPS sendiri hanya membayarkan upah pengemasan sebesar Rp ,- per HOK. 52
9 6. Lanai peakan pengomposan yang digunakan seluas 50 m 2 unuk 4 peak. Sau peakan pengomposan seluas 12,5 m 2 dengan kapasias 1 on per 10 hari. Kapasias oal empa peakan pengomposan sebesar 4 on per 10 hari aau 12 on per bulan seara 144 on per ahun. 7. Modal yang digunakan dalam usaha ini berasal dari modal sendiri. 8. Biaya invesasi dikeluarkan pada ahun perama usaha yaiu ahun 2010 karena pembangunan rumah produksi hanya membuuhkan waku dua bulan dan diasumsikan awal invesasi berada pada bulan perama di ahun perama. 9. Biaya reinvesasi dikeluarkan unuk peralaan-peralaan yang elah habis umur ekonomisnya. 10. Ala pencacah jerami aau chopper diperoleh dari Dinas Peranian Kabupaen Bogor sehingga dalam analisis digunakan pendekaan opporuniy cos sebesar Rp ,- per uni. 11. Biaya serifikasi produk dan uji kandungan hara idak ermasuk bagian dari biaya uni usaha karena proses penjaminan produk sepenuhnya dilakukan oleh LPS sebagai mira peani. 12. Biaya pemeliharaan bangunan sepuluh persen dari biaya invesasi bangunan dan diasumsikan konsan selama umur usaha. 13. Upah enaga kerja per HOK sebesar Rp ,- per orang. 14. Penyusuan barang invesasi menggunakan meode garis lurus. Perhiungan beban penyusuan dilakukan unuk perhiungan laba-rugi yang akan menghasilkan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh pengelola koperasi seiap ahunnya. 15. Tingka diskono yang digunakan unuk kelayakan pengusahaan pupuk kompos diasumsikan eap hingga akhir umur usaha, yaiu ingka suku bunga deposio Bank Indonesia sebesar 6,5 persen. Penenuan didasarkan pada social opporuniy cos of capial dari dana yang dimiliki uni usaha. 16. Pada analisis finansial skenario I didasarkan pada kondisi usaha saa ini dengan jumlah produksi pupuk kompos raa-raa sebesar 12 on per bulan. Pada analisis finansial skenario II didasarkan pada kondisi pengembangan usaha dengan peningkaan jumlah produksi menjadi 21 on per bulan melalui perluasan bangunan pengomposan. 53
10 17. Pajak pendapaan yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 ahun 2008, pasal 17 aya 2 a dan 31 E, yang merupakan perubahan keempa aas undang-undang nomor 7 ahun 1983 enang pajak penghasilan, yaiu : Pasal 17 aya 1 b. Wajib Pajak badan dalam negeri dan benuk usaha eap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Pasal 17 aya 2 a.tarif sebagaimana dimaksud pada aya (1) huruf b menjadi 25% (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak ahun pajak Pasal 31 E Bagi WP UMKM yang berbenuk badan diberikan insenif pengurangan arif sebesar 50% dari arif normal yang berlaku erhadap bagian peredaran bruo sampai dengan Rp 4,8 miliar. Pemberian insenif ersebu dimaksudkan unuk mendorong berkembangnya UMKM yang pada kenyaaannya memberikan konribusi yang signifikan bagi perekonomian di Indonesia. Pemberian insenif juga diharapkan dapa mendorong kepauhan WP yang bergerak di UMKM. 54
IV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciAnalisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu
Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname
Lebih terperinciKELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK
KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciTuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014
ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU
ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciKELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT
KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT
KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI
Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale
ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu
Lebih terperinciAnalisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan 1.4. Sistematika Penulisan
.. Laar Belakang.2. Maksud, Tujuan, Manfaa dan Sasaran.3. Ruang Lingkup Kegiaan.4. Sisemaika Penulisan Penyusunan Incremenal Capial Oupu Raio Kabupaen Sinang 2008-203 PENDAHULUAN.. Laar Belakang Pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Tujuan Perusahaan Dewasa ini dengan meningkanya perumbuhan indusri indusri baik manufakur aaupun non manufakur menunu banyak pihak eruama pihak pihak yang berhubungan langsung dengan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciLATIHAN SOAL KWU XII
LATIHAN SOAL KWU XII A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling epa dengan memilih huruf a, b, c, d aau e dalam lembar jawab online. 1. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya
Lebih terperinciKAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)
57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
54 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kabupaen Siubondo, Lumajang dan Jember di Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur dilakukan secara purposive dengan perimbangan bahwa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciGambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang
METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,
Lebih terperinciPENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN
M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciOleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /
4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosisem lau memiliki banyak manfaa ekonomi, baik yang selama ini elah erkuanifikasikan maupun manfaa-manfaa yang belum erhiung, dikarenakan nilainya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa
Lebih terperinciIII METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data
III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan
Lebih terperinci