ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

IV. METODE PENELITIAN

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

IV. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

BAB 2 TINJAUAN TEORI

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

III METODE PENELITIAN

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

IV METODE PENELITIAN

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

Bab 2 Landasan Teori

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Model dan Contoh Numerik

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku, semakin banyak pelanggan bus yang menunggu unuk dilayani dengan jumlah areal pemberangkaan yang erbaas akan mengakibakan erjadinya suau anrian. Hal ini juga erjadi di erminal. Dengan hanya erdapa sau erminal pemberangkaan sedangkan jumlah bus yang masuk erus menerus dan dalam jumlah yang banyak, menyebabkan erjadinya anrian yang panjang di erminal pemberangkaan. Sehingga aku yang diperlukan selama menganri sebelum dilayani di areal pem-berangkaan relaif lama. Tahap pelaksanaan peneliian dilakukan beruruan dimulai dari perumusan masalah, sudi lieraur, persiapan pelaksanaan survei, pengumpulan daa (daa primer dan daa sekunder), pengolahan daa, analisis daa dan pembahasan sera diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Kesimpulan mengenai karakerisik sisem anrian bus di erminal adalah sebagai beriku : () Lama menunggu unuk bus jurusan Malang Surabaya dalam sisemnya 55, 8659 meni dan unuk jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyu-angi 42,5532 meni semenara unuk jurusan Surabaya-Ma-lang- Bliar sebesar 63,29 meni. (2) Jumlah raa raa dalam anriannya unuk jurusan Malang Surabaya sebanyak 5 bus, Jurusan malang Probolinggo/ Jember/Banyuangi 4 bus dan unuk bus jurusan Surabaya Malang Bliar ada sebanyak 3 bus. Semenara jumlah raa raa bus dalam sisemnya, unuk jurusan Malang Sura-baya sebanyak 6 bus, dan jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyuangi sebanyak 5 bus sedangkan jurusan Surabaya Malang Bliar ada 4 bus. (3) Semenara keika areal pemberangkaan diubah menjadi dua, jumlah bus dalam sisemnya buah dengan aku unggu raa raa 4,333 meni unuk jurusan Malang Surabaya. Dan unuk jurusan Malang Probo-linggo/ jember/ Banyuangi ada bus dalam sisem dengan aku unggu raa raa 42,5532 meni. Kaa Kunci : anrian, pelanggan, area pemberangkaan Seiring dengan berkembangnya aku, Semakin banyak pelanggan (dalam hal ini bus) yang menunggu unuk dilayani dengan jumlah pelayan (areal pemberangkaan) yang erbaas akan mengakibakan erjadinya suau anrian. Hal ini juga erjadi di erminal. Dengan hanya erdapa sau erminal pemberangkaan sedangkan jumlah bus yang masuk erus - menerus dan dalam jumlah yang banyak, menyebabkan erjadinya anrian yang panjang di erminal pemberangkaan. Sehingga aku yang diperlukan selama menganri sebelum dilayani di areal pemberangkaan relaif lama. Teori Anrian adalah suau eori yang menyangku sudi maemais dari barisan-barisan penungguan. Pada dasarnya eori anrian (Queuing Theory) merupa-kan suau sudi yang berkaian dengan perancangan dan operasi dari sisem pelayanan Definisi Anrian Suau anrian dapa didefinisikan sebagai suau garis unggu dari sauan langganan yang memerlukan layanan dari sau aau lebih fasilias pelayanan. Terjadi- Seno Achmadi adalah Dosen Fakulas Teknik Indusri Insiu Teknologi Malang 53

54 TEKNO, Vol : 2, Sepember 2009, ISSN: 693-8739 nya anrian ini disebabkan adanya kebuuhan akan layanan melebihi kemampuan fasilias pelayanan (Morlok,985) yang perama kosong aau siap melayani, dari sejumlah empa pelayanan yang beroperasi pada sisem pelayanan ersebu. Karakerisik Sisem Anrian Dalam sisem anrian ada 4 karakerisik anrian yang harus dienukan unuk maramalkan variabel-variabel yang diperlukan yaiu : Disribusi Headay (aku anara) dari kedaangan lalu linas, Disribusi aku pelayanan, pola- pola yang erjadi mungkin konsan aau poisson, Jumlah saluran- saluran pelayanan. Disiplin anrian / pelayanan, yaiu kebijaksanaan dalam memilih konsumen aau pelanggan dari anrian unuk dilayani yang menenukan uruan pelayanan sauan lalu linas yang iba. Ada iga benuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan yaiu :. Sisem Anrian FIFO ( Firs In Firs Ou), yaiu sisem anrian dimana kendaraan aau orang yang masuk perama akan dilayani perama (keluar erlebih dahulu). 2. Sisem Anrian LIFO ( Las In Firs Ou), yaiu sisem anrian dimana kendaraan aau orang yang masuk erakhir akan dilayani erlebih dahulu, umumnya dipakai dalam sisem adminisrasi aau conainer. 3. Sisem Anrian FVFS ( Firs Srukur Kedaangan Sauan Penerima Pelayanan. Sau barisan dan sau fase pelayanan ( single chanel single phase). Sebagai conoh adalah seorang pelayan oko (unggal). Seorang ukang cukur, dan sebagainya. Secara skemais adalah sebagai beriku : Daang Keluar Gambar. Single Channel Single Phase 2. Sau barisan dan beberapa beberapafase pelayanan (single channel muli phase) Proses pelayanan merupakan uruan pekerjaan. Proses pelayanan semacam ini misalnya mengurus ijin usaha melalui beberapa orang pejaba pemerinah. Secara skemais dapa digambarkan sebagai beriku : Daang Keluar Gambar 2. Single Channel Muli Phase Vacan Firs Service), yaiu sis-3em Beberapa barisan dan sau fase anrian dimana keadaan kendaraan aau orang yang masuk akan dilayani di empa (server) yang kosong. ada prinsipnya pelayanan ( muli channel single phase) Sebagai conoh dari proses pelayanan seperi ini adalah pelayanan sama dengan FIFO, pembelian ike yang dilayani lebih namum sauan di dalam lalu linas diarahkan unuk lebih dulu dari sau loke, pelayanan poong rambu dimana erdapa lebih dari memasuki empa pelayanan sau ukang poong, pelayanan di

Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal 55 suau bank dimana ada beberapa loke. Secara skemais sebagai beriku : Daang Keluar kepada seorang kasir saja (single channel). Ada pula yang mempergunakan srukur campuran yang lain, misalnya pelayanan ( service) erhadap pengunjung rumah makan, dan lain sebagainya Seady Sae Gambar 3. Muli Channel Single Phase 4. Beberapa barisan dan beberapa fase pelayanan ( muli channel muli phase). Conoh dari srukur semacam ini adalah pelayanan kepada pasien di rumah saki. Di dalam rumah saki ersebu, beberapa peraa akan mendaangi pasien secara eraur dan memberikan pelayanan dengan koninu (sebagai suau uruan pekerjaan).skemanya sebagai beriku : Daang Keluar Gambar 4. Muli Channel Muli Phase 5. Campuran Srukur campuran ini adalah merupakan campuran dari dua aau lebih srukur fasilias pelayanan ersebu di aas. Srukur ini dipergunakan misalnya oleh oko oko besar, dimana ada beberapa pelayan oko yang melayani pembeli ( muli channel), namun pembayaran hanya Jika suau sisem anrian elah mulai berjalan, keadaan sisem (jumlah uni dalam sisem) akan sanga dipengaruhi oleh sae (keadaan) aal dan aku yang elah dilalui. Dalam keadaan seperi ini, sisem dikaakan dalam kondisi ransien. Teapi, semakin lama keadaan sisem akan independen erhadap sae aal ersebu, dan erhadap aku yang dilaluinya. Keadaan sisem seperi ini dikaakan dalam kondisi seady sae. Teori anrian cenderung memusakan pada kondisi seady sae, sebab kondisi ransien lebih sukar dianalisis. Noasi noasi beriku ini digunakan unuk sisem dalam kondisi seady sae : Pn E(n) E(n) E(T) E(T) : kemungkinan baha epa ada n calling uni dalam sisem anrian : ekspekasi panjang anrian : ekspekasi panjang garis : ekspekasi aku menunggu dalam sisem : ekspekasi aku menunggu dalam anrian Diasumsikan baha λn adalah konsan unuk semua n sehingga cukup diulis λ. Maka dalam proses anrian yang seady sae didapa : E n E(T) E n E(T)

56 TEKNO, Vol : 2, Sepember 2009, ISSN: 693-8739 sekarang diasumsikan baha seady sae unuk P n ini bisa didapa dengan 2 pendekaan, yaiu : aku pelayanan raa raa adalah konsan unuk semua n sehingga cukup diulis sebagai. Dengan menyelesaikan Pn dalam kasus ransien dengan, maka : 2. Dengan meneapkan E(T) E T dpn 0 d dikalikan dengan λ, didapa : E n E n. Jika sisem anrian elah mencapai kondisi seady sae, maka probabilias P menjadi konsan dan n independen erhadap aku. Solusi Rumus rumus eori anrian Hubungan anrian pada sasiun unggal dengan kedaangan poisson dan aku pelayanan eksponensial unuk berbagai kondisi eap dapa diliha pada abel beriku ini. Tabel. Rumus-rumus Teori Anrian.No Model Anrian Deskripsi Model. n 2. 3. 4. 5. p n E(n) 2 2 q n E(T) E(T) : Jumlah kendaraan (bus) yang iba : Jumlah kendaraan (bus) yang dilayani : p n kemungkinan erdapanya epa n kendaran dalam sisem E(n) jumlah raa raa kendaraan dalam sisem q : panjang anrian raa raa E(T): aku raa raa yang digunakan dalam sisem E(T): aku raa raa dalam anrian : Inensias lalu linas fakor pemakaian Sumber : Penganar Teknik dan Perencanaan Transporasi, Edard K Morlok METODE Tahap pelaksanaan peneliian dilakukan beruruan dimulai dari perumusan masalah, sudi lieraur, persiapan pelaksanaan survei, pengumpulan daa (daa primer dan daa sekunder), pengolahan daa, analisis daa dan pembahasan sera diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Pengambilan daa primer berupa aku kedaangan bus di

Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal 57 erminal Arojasari, aku masuk dan keluar areal parkir bus, dan aku berangka ermasuk jumlah penumpang yang urun dan naik bus sera aku pelayanan unuk menaikkan penumpang. Pengumpulan daa ini dilakukan dengan meode seiap bus yang lea dicaa pla nomor, nama bus dan aku bus ersebu meleai iik yang dienukan oleh surveyor. Alokasi aku survei dilakukan dengan mengambil daa 6 hari (kecuali hari juma). Ala survei yang digunakan adalah sop ach (unuk mengukur aku bus meleai iik yang dienukan). Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah survei yang dilakukan di lokasi peneliian yang berupa pengamaan visual dengan meliha secara langsung kondisi yang ada sera pengumpulan informasi melalui inervie kepada pihak pihak erkai, sebelum dilakukan survei lebih lanju unuk pengambilan daa primer. Hal ini dimaksudkan unuk : () Mengeahui keadaan di lapangan, (2) Menenukan meode survei yang cocok di lapangan (3) Memperhiungkan kebuuhan enaga survey, dan (4) Menenukan aku dan hari survei Pengumpulan Daa Daa yang diperlukan unuk ahap analisis adalah daa yang berupa daa primer (melalui pengamaan langsung) dan daa sekunder (di dapa melalui inervie pihak pihak erkai) Tiik Tiik Surveyor Adapun iik iik yang dienukan oleh penulis unuk pengambilan daa adalah sebagai beriku :. Pinu masuk bus di erminal 2. Sheler bus 3. Ruang unggu bus unuk menaikkan penumpang. Ada iga iik ruang unggu yang dienukan oleh penulis yaiu ruang unggu unuk bus jurusan Malang Surabaya, ruang unggu bus jurusan Malang Probolinggo, Jember, dan Banyuangi, sera ruang unggu bus jurusan Surabaya Malang Bliar. 4. Pinu keluar bus di erminal Semenara aku pelayanan unuk masing masing bus dihiung mulai bus ersebu meleai sheler bus sampai meleai pinu keluar erminal yang sudah dienukan oleh penulis. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakerisik sisem anrian bus jurusan Malang Surabaya Tingka kedaangan ( ) jumlah bus yang masuk erminal oal aku peneliian 2 0,293 bus per meni 720 Tingka pelayanan ( ) jumlah bus yang menerima layanan oal aku di areal pemberangkaan 2 0,30 bus per meni 678,55 Peluang masa sibuk (ρ) 0,293 0,30 0,9424

58 TEKNO, Vol : 2, Sepember 2009, ISSN: 693-8739. Jumlah raa raa bus dalam sisem E (n) 0, 293 0,30 0, 293 6,3743 bus 6 bus 2. Jumlah raa raa bus dalam anrian E (n) 0, 293 0, 293 0,30 0,30 0, 293 5,4344 bus 5 bus 3. Waku menunggu raa raa dalam sisem E(T) 0,30 0, 293 55,8659 meni 4. Waku menunggu raa raa dalam anrian E(T) 0, 293 0,30 0,30 0, 293 52,659 meni Karakerisik sisem anrian bus jurusan Malang _ Probolinggo /Jember/Banyuangi Tingka kedaangan ( ) jumlah bus yang masuk erminal oal aku peneliian 84 720 0,67 bus per meni Tingka pelayanan ( ) jumlah bus yang menerima layanan oal aku di areal pemberangkaan 84 599,3333 0,402 bus per meni Peluang masa sibuk (ρ) 0,67 0,402 0,8324. Jumlah raa raa bus dalam sisem E (n) 0,67 0,402 0,67 4,9660 bus 5 bus 2. Jumlah raa raa bus dalam anrian E (n) 0,67 0,67 0,402 0,402 0,67 4,337 bus 4 bus 3. Waku menunggu raa raa dalam sisem E(T) 0,402 0,67 42,5532 meni 4. aku menunggu raa raa dalam anrian E(T) 0,67 0,402 0,402 0,67 35,423 meni

Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal 59 Karakerisik sisem anrian bus jurusan Surabaya Malang-Bliar Tingka kedaangan ( ) jumlah bus yang masuk erminal oal aku peneliian 42 0,0583 bus per meni 720 Tingka pelayanan ( ) jumlah bus yang menerima layanan oal aku di areal pemberangkaan 42 0,074 bus per meni 566.8833 Peluang masa sibuk (ρ) 0,0583 0,074 0,7872. Jumlah raa raa bus dalam sisem E (n) 0, 074 3,6899 bus 4 bus 2. Jumlah raa raa bus dalam anrian E (n) 0,0583 0,0583 0, 074 0, 074 2,9047 bus 3 bus 3. Waku menunggu raa raa dalam sisem E(T) 0, 074 63,29 meni 4. aku menunggu raa raa dalam anrian E(T) 0,0583 0, 074 0, 074 49,8228 meni Tabel 2. Karakerisik sisem anrian bus di erminal Malang Malang Surabaya Malang Probolinggo / Jember/Banyuangi c c 2 c c 2 Surabaya Malang - Bliar Peluang masa 94,24% 30,9% 83,24% 24,46% 78,72% sibuk E(n) (bus) 6 5 4 E(n) (bus) 5 0 4 0 3 E(T)(meni) 55,8659 4,333 42,5532 8,6269 63,29 E(T)(meni) 52,659 0,979 35,423,4942 49,8228 Dari abel 2 diaas, didapakan hasil baha peluang masa sibuk unuk bus jurusan Malang Surabaya adalah sebesar 94,24%. Hal ini menunjukkan baha erminal pemberangkaan bus jurusan malang Surabaya ini hampir idak pernah menganggur.aau dengan kaa lain peluang menganggurnya kecil sekali yaiu hanya sebesar 5,76%. Berari selalu ada bus yang menganri unuk dilayani dalam menaikkan penumpang. Dan dari perhiungan diaas juga didapakan jumlah bus yang menganri juga relaif besar yaiu sebanyak 5 bus

60 TEKNO, Vol : 2, Sepember 2009, ISSN: 693-8739 dengan aku raa raa sebesar 52,659 meni. Selain iu juga dari abel diaas dapa dikeahui baha bus yang menunggu di dalam sisem (dalam hal ini ermasuk yang menunggu dalam anrian) adalah sebanyak 6 bus dengan aku raa raa dalam sisem adalah sebesar 55,8695 meni. Semenara keika diasumsikan menjadikan erminal pemberangkaan bus unuk jurusan Malang Surabaya menjadi 2(dua) empa, didapakan hasil yang sanga berbeda dengan hasil sebelumnya (keika erminal pembe - rangkaan hanya sau). Seperi misalnya unuk peluang masa sibuk erminal pemberangkaan yang sebelumnya mencapai 94, 24% bisa berkurang menjadi hanya 30,9%. Arinya peluang menganggurnya lebih besar yaiu 69,8%. Sedangkan unuk bus yang menunggu di dalam sisem hanya erdapa bus dengan aku raa raa dalam sisem sebesar 4,333 meni, yang jika dibandingkan hasil ini dengan sebelumnya ada pengurangan yang cukup signifikan. Begiupun dengan jumlah raa raa bus yang menunggu dalam anrian. Seelah diasumsikan menjadikan erminal pemberangkaan bus jurusan Malang Surabaya menjadi dua, bus yang menunggu dilayani dalam anrian ini menjadi 0 bus. Arinya, seiap bus jurusan Malang Surabaya yang daang ke erminal bisa langsung masuk erminal pemberangkaan (unuk menaikkan penumpang) anpa harus menganri lama. Dan unuk aku raa raa dalam anrian menjadi 0,979 meni. Unuk bus jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyuangi dari abel diaas bisa didapakan baha peluang masa sibuk erminal pemberangkaan unuk bus jurusan ini adalah sebesar 83,24%. Aau bisa dikaakan juga peluang menganggurnya 6,76%. Dan dari perhiungan sebelumnya juga didapa bus yang menunggu dilayani dalam anrian adalah sebanyak 4 buah bus dengan jumlah aku raa raa dalam anrian sebesar 35,423 meni. Dan banyaknya bus jurusan ini dalam sisem adalah sejumlah 5 bus dengan aku raa raa dalam sisemnya 42,55 meni. Sedangkan keika diasumsikan sama dengan bus jurusan Malang Surabaya, yaiu diambah unuk jumlah erminal pemberangkaannya, didapakan hasil yang relaif lebih kecil dari sebelumnya. Misalnya unuk peluang masa sibuk erminal pemberangkaan bus jurusan Malang probolinggo/ Jember/Banyuangi ini menjadi 24,46% yang sebelumnya mencapai 83,24%. Arinya peluang menganggurnya juga lebih besar dibandingkan sebelumnya yaiu 75,54%. Begiu juga dengan jumlah bus yang menunggu dalam anrian berkurang menjadi 0 dengan aku raa raa dalam anrian (sebelum dilayani di eminal pemberangkaan) adalah sebesar,4942 meni. Aau bisa dikaakan juga, seiap bus jurusan Malang Probolinggo/ Jember/ Banyuangi yang daang bisa langsung dilayani (menaikkan penumpang) di erminal pemberangkaan. Dan dari abel diaas, dapa diliha juga baha banyaknya bus jurusan ini dalam sisem adalah dengan aku raa raa dalam sisemnya selama 8,6269 meni. Sedangkan unuk bus jurusan Surabaya - Malang Bliar dari abel di aas, periode masa sibuk-

Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal 6 nya adalah 78,72% dengan peluang menganggurnya 2,28%. Dan jumlah raa raa bus jurusan ini dalam anriannya adalah sebanyak 3 bus dengan aku raa raa 49,8228 meni. Dan unuk jumlah raa raa bus jurusan Surabaya Malang Bliar dalam sisem adalah sebesar 4 bus dengan aku raa raanya (dalam sisem) 63,29 meni. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari perhiungan dapa diambil suau kesimpulan mengenai karakerisik sisem anrian bus di erminal seperi beriku :. Lama menunggu unuk bus jurusan Malang Surabaya dalam sisemnya 55, 8659 meni dan unuk jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyuangi 42,5532 meni semenara unuk jurusan Surabaya-Malang-Bliar sebesar 63,29 meni. 2. Jumlah raa raa dalam anriannya unuk jurusan Malang Surabaya sebanyak 5 bus, Jurusan malang Probolinggo/ Jember/Banyuangi 4 bus dan unuk bus jurusan Surabaya Malang Bliar ada sebanyak 3 bus. Semenara jumlah raa raa bus dalam sisemnya, unuk jurusan Malang Surabaya sebanyak 6 bus, dan jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyuangi sebanyak 5 bus sedangkan jurusan Surabaya Malang Bliar ada 4 bus. 3. Semenara keika areal pemberangkaan diubah menjadi dua, jumlah bus dalam sisemnya buah dengan aku unggu raa raa 4,333 meni unuk jurusan Malang Surabaya. Dan unuk jurusan Malang Probolinggo/ jember/ Banyuangi ada bus dalam sisem dengan aku unggu raa raa 42,5532 meni. DAFTAR PUSTAKA Dimyai, Tjuju Tarliah dan Ahmad Dimyai. 987. Operaion Research: Model Model Pengambilan Kepuusan. Bandung : PT Sinar Baru Algesindo. Gross, Donald dan Carl M Harris. 994. Fundamenal of Queueing Theory. Canada: John Wiley and Sons Inc. Morlok, Edard K.978. Penganar Teknik dan Perencanaan Transporasi. Jakara: Erlangga. Morlok, Edard K.985. Penganar Teknik dan Perencanaan Transporasi.Jakara: Erlangga. Pangesu, Subagyo.983. Dasar Dasar Operaion Research. Yogyakara: BPFE Shamblin, James E dan G.T Sevens, Jr. 974. Operaion Research : A Fundamenal Aprroach. Ne York: Mc Gra- Hill Inc. Siagian, P.987. Peneliian Operasional Teori dan Prakek. Jakara: Universias Indonesia Press. Siegel, Sidney.990. Saisik Non Paramerik Unuk Ilmu Ilmu Sosial. Jakara: PT Gramedia. Suprano, Johannes.997. Rise Operasi Unuk Pengambilan Kepuusan.Jakara: Universias Indonesia Press.