Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana ( ) 2 Daryano, S.Kom, M.Kom, 3 Henny Wahyu, S.Kom Jurusan Teknik Informaika Fakulas Teknik Universias Muhammadiyah Jember ABSTRAK Peramalan ( forecasing ) adalah kegiaan mengisemasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan kesenjangan waku ( imelag ) anara kesadaran akan dibuuhkannya suau kebijakan baru dengan waku pelaksanaan kebijakan ersebu. Adapun diseiap perusahaan, kompuer menjadi ala unuk mempermudah kinerja seiap pegawai yang berugas, dan khususnya dalam pengelolaan daa penjualan di Toko Uama. Toko Uama Daerah Lumajang merupakan salah saunya yang memanfaakan eknologi kompuer unuk mendukung kegiaan operasional sehari-harinya. Conohnya adalah pemanfaaan eknologi kompuer dalam proses penjualan di Toko Uama. Pada proses ransaksi di Toko Uama Daerah Lumajang masih mengalami permasalahan, peugas Toko Uama belum dapa mengeahui nilai peramalan penjualan erbaik dalam seiap periodenya. Sehubungan dengan hal ersebu sanga pening melakukan perbandingan ingka akurasi peramalan penjualan di Toko Uama guna unuk mengeahui bagaimana membandingkan kedua meode unuk menghasilkan nilai peramalan erbaik diseiap bulannya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pengukuran kesalahan MAPE (Mean Absolue Percenage error) unuk mengukur ingka keakurasian anara DES (Double Exponenial Smoohing) dan TES (Triple Exponenial Smoohing). Pengukuran MAPE merupakan persamaan yang sanga berguna unuk menghiung kesalahan-kesalahan peramalan dalam benuk presenase. Hasil akhir dari peneliian ini berupa Perbandingan Tingka Akurasi anara Double Exponenial Smoohing dengan Triple Exponenial Smoohing yang naninya akan menghasilkan nilai peramalan erbaik seiap periode. Dalam pembukian uji coba di dapakan meode Double Exponenial Smoohing lebih akura dengan meode Triple Exponenial Smoohing dengan nilai α = 0,5 dengan MAPE = 15,262 % Kaa kunci : forecasing, imelag, DES (Double Exponenial Smoohing), TES (Triple Exponenial Smoohing). MAPE. Perbandingan meode 1 1. Pendahuluan Dalam membandingkan ingka akurasi peramalan khususnya pada penjualan di Toko Uama, dapa sanga mudah dilakukan karena manusia mampu dapa unuk mengeahui nilai erbaik dari apa yang dibandingkan, walaupun erkadang menemukan kesulian dalam membandingkan seiap buku. Peramalan ( forecasing ) adalah kegiaan mengisemasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan kesenjangan waku ( imelag ) anara kesadaran akan dibuuhkannya suau kebijakan baru dengan waku pelaksanaan kebijakan ersebu. Adapun diseiap perusahaan, kompuer menjadi ala unuk mempermudah kinerja seiap pegawai yang berugas, dan khususnya dalam pengelolaan daa penjualan di Toko Uama. Toko Uama merupakan salah saunya yang memanfaakan eknologi kompuer unuk mendukung kegiaan operasional sehari-harinya. Conohnya adalah pemanfaaan eknologi kompuer dalam proses penjualan di Toko Uama. Andreas Yon dan Imbar Radian Vicor (2012) Sudi kasus yang di bahas adalah peramalan sok barang. Dalam peneliiannya

2 meode yang digunakan adalah meode Double Exponenial Smoohing (DES). Meode ini merupakan model linier yang dikemukakan oleh Brown. Didalam meode Double Exponenial Smoohing dilakukan proses smoohing dua kali. Kekurangan dari meode ini adalah harus dilakukan mainenance berkala dan pengecekan ruin dengan cara pemerikasaan kembali apakah daa daa yang sudah dimasukan sudah benar aau ada kesalahan, melakukan updae aplikasi jika ada bug aau penambahan fiur baru yang dirasa pening. Unuk mendapakan permalan sok barang yang akura harus memiliki banyak daa penjualan barang per-bulannya.. Inayah (2010) menjelaskan bahwa keunungan aau kelebihan dari meode Triple Exponenial Smoohing adalah dapa menggunakan daa yang relaif sediki jika dibandingkan dengan meode yang lainnya, parameer yang digunakan lebih sediki sera ipe daa yang digunakan idak mengandung unsur musiman dan mudah dalam pengelolaan daa (idak perlu ransformasi daa jika daa yang digunakan idak sasioner dan idak perlu melakukan analisis auoregresi) dalam meramalkan. Dan menuru Febry Arhadini (2015), Meode peramalan Triple Exponenial Smoohing khusus digunakan unuk daa yang berpola rend dan musiman adalah meode pemulusan eksponensial linear dan musiman dari Winer. Meode ini didaasarkan aas iga persamaan pula yaiu unuk unsur sasioner, rend dan musiman. Karena dua hal ersebu penulis membandingkan kedua meode unuk meminimalisir kekurangan pada penjualan rokok. Dengan harapan mengeahui meode mana yang paling akura unuk peramalan penjualan rokok yaiu keseluruhan brand rokok di Toko Uama. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pengukuran kesalahan MAPE (Mean Absolue Percenage error) unuk mengukur ingka keakurasian anara DES (Double Exponenial Smoohing) dengan TES (Triple Exponenial Smoohing). Pengukuran MAPE merupakan persamaan yang sanga berguna unuk menghiung kesalahan-kesalahan peramalan dalam benuk presenase. Hasil akhir dari peneliian ini berupa Perbandingan Tingka Akurasi anara Double Exponenial Smoohing dengan Triple Exponenial Smoohing yang naninya akan menghasilkan nilai peramalan erbaik seiap periode dan mengeahui meode mana yang lebih akura unuk peramalan penjualan rokok di Toko Uama. Pada peneliian ini, peramalan akan dilakukan unuk periode 1 ahun mendaang dan akan dihasilkan penjualan rokok unuk seluruh brand di Toko Uama. Diharapkan analisis penyebab peningkaan dan penurunan penjualan ini dapa dijadikan evaluasi unuk erus meningkakan penjualan produk eruama pada penjualan rokok di Toko Uama. Unuk iu dilakukan peneliian enang PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) UNTUK PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA). 2. Dasar Teori 2.1 Peramalan Andreas Yon dan Imbar Radian Vicor (2012) Sudi kasus yang di bahas adalah peramalan sok barang. Dalam peneliiannya meode yang digunakan adalah meode Double Exponenial Smoohing (DES). Meode ini merupakan model linier yang dikemukakan oleh Brown. Didalam meode Double Exponenial Smoohing dilakukan proses smoohing dua kali. Kekurangan dari meode ini adalah harus dilakukan mainenance berkala dan pengecekan ruin dengan cara pemerikasaan kembali apakah daa daa yang sudah dimasukan sudah benar aau ada kesalahan, melakukan updae aplikasi jika ada bug aau penambahan fiur baru yang dirasa pening. Unuk mendapakan permalan sok barang yang akura harus memiliki banyak daa penjualan barang per-bulannya. Inayah (2010) menjelaskan bahwa keunungan aau kelebihan dari meode Triple Exponenial Smoohing adalah dapa menggunakan daa yang relaif sediki jika dibandingkan dengan meode yang lainnya, parameer yang digunakan lebih sediki sera ipe daa yang digunakan idak mengandung unsur musiman dan mudah 2

3 3 dalam pengelolaan daa (idak perlu ransformasi daa jika daa yang digunakan idak sasioner dan idak perlu melakukan analisis auoregresi) dalam meramalkan. Dan menuru Febry Arhadini (2015), Meode peramalan Triple Exponenial Smoohing khusus digunakan unuk daa yang berpola rend dan musiman adalah meode pemulusan eksponensial linear dan musiman dari Winer. Meode ini didaasarkan aas iga persamaan pula yaiu unuk unsur sasioner, rend dan musiman. 2.2 Exponenial Smoohing Exponenial Smoohing merupakan prosedur perbaikan erus-menerus pada peramalan erhadap objek pengamaan erbaru. Ia meniik berakan pada penurunan priorias secara eksponenial pada objek pengamaan yang lebih ua. Dengan kaa lain, observasi erbaru akan diberikan priorias lebih inggi bagi peramalan daripada observasi yang lebih lama. Ada beberapa meode yang dikelompokkan kedalam meode Exponenial Smoohing yaiu : Single Exponenial Smohing Juga dikenal sebagai simple exponenial smoohing yang digunakan pada peramalan jangka pendek, biasanya hanya 1 bulan kedepan. Model mengasumsikan bahwa daa berflukuasi di sekiar nilai mean yang eap, anpa rend aau pola perumbuhan konsisen. Rumus unuk mencari forecas pada meode Single Exponenial Smoohing : F + 1 = α X + (1-α) F Dalam eori nilai α = 0,1 aau 0,5 aau 0,9 (erganung dalam persoalan dan pencapaian hasil yang diinginkan) Conoh : F (feb + 1)=0, (1-0,1) 9325 F Mare = 9319 F = Nilai ramalan unuk periode waku ke- F-1 = Nilai ramalan unuk periode waku yang lalu, -1 X + (1-α) = Nilai acual ime series Double Exponenial Smohing Meode ini digunakan keika daa menunjukkan adanya rend. Exponenial smoohing dengan adanya rend seperi pemulusan sederhana kecuali bahwa dua komponen harus diupdae seiap periode level dan rendnya. Level adalah esimasi yang dimuluskan dari nilai daa pada akhir masing-masing periode. Trend adalah esimasi yang dihaluskan dari perumbuhan raa-raa pada akhir masing-masing periode. Rumus yang digunakan S = αs + (1-α )S -1 a = 2S S b = Dimana : S = Nilai pemulusan exponenial unggal S = Nilai pemulusan exponenial ganda Triple Exponenial Smohing Meode ini digunakan keika daa menunjukkan adanya rend. Exponenial smoohing dengan adanya rend seperi pemulusan sederhana kecuali bahwa dua komponen harus diupdae seiap periode level dan rendnya. Level adalah esimasi yang dimuluskan dari nilai daa pada akhir masing-masing periode. Trend adalah esimasi yang dihaluskan dari perumbuhan raa-raa pada akhir masing-masing periode. Rumus yang digunakan S = αs + (1-α )S -1 a = 2S S b = 2.3 Ukuran Akurasi Peramalan Persamaan ini sanga berguna unuk menghiung kesalahan kesalahan peramalan dalam benuk persenase daripada jumlah. MAPE (mean absolue percenage error) dihiung dengan menggunakan kesalahan absolu pada iap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyaa unuk periode iu. Kemudian, meraa- raa kesalahan persenase absolue ersebu. Pendekaan ini berguna keika ukuran aau besar variabel ramalan iu pening dalam mengevaluasi keepaan ramalan. MAPE mengindikasi sseberapa besar kesalahan dalam meramal yang dibandingkan dengan nilai nyaa pada dere. Meode MAPE digunakan jika nilai X besar. MAPE juga dapa digunakan unuk membandingkan keepaan dari eknik yang sama aau

4 4 berbeda dalam dua dere yang sanga berbeda dan mengukur keepaan nilai dugaan model yang dinyaakan dalam benuk raa raa persenase absolue kesalahan. MAPE dapa dihiung dengan rumus sebagai beriku : n 1 X F MAPE n 1 X Keerangan : X = daa akual pada periode ke F = nilai ramalan pada periode ke = banyaknya periode waku 3. Meodelogi Peneliian 3.1 Tahap ahap kegiaan peneliian Dalam pengerjakan Tugas Akhir ini diperlukan langkah-langkah Kegiaan Peneliian unuk mendapakan hasil yang maksimal. Unuk iu penulis merencanakan suau langkah-langkah yang dapa memaksimalkan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Langkah-langkah iu adalah sebagai beriku : a. Sudy Lieraur Melakukan pencarian lieraure, referensi, dan uorial enang Perbandingan Tingka Akurasi Triple Exponenial Smoohing dan Triple Exponenial Smoohing dan semua maeri yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. b. Pengumpulan Daase Peneliian ini akan menggunakan daase penjualan di Toko Uama. Daa diperoleh langsung dari Toko Uama. Implemenasi dan Rancangan Sisem Sisem ini akan di implemenasikan dengan menggunakan bahasa Visual Basic.Ne adalah sebuah ala unuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak diaas sisem.net Framework, dengan menggunakan bahasa BASIC. Pada Gambar 3.1 dijelaskan bahwa blok diagram Perbandingan Tingka Akurasi ini menjelaskan alur dari aplikasi perbandingan dengan menggunakan meode Triple Exponenial Smoohing dan Triple Exponenial Smoohing. Perama inpu daa penjualan, seelah di inpu daa diramalkan, seelah daa diramalkan, hasil yang didapa akan dihiung nilai kesalahannya menggunakan MAPE (mean absolue percenage error) dan hasilnya dapa dibandingkan. 3.2 Blok Diagram 3.3 Pengujian Peramalan Seelah semua daa di inpukan dilakukan perhiungan peramalan penjualan menggunakan meode Double Exponenial Smoohing dengan Triple Exponenial Smoohing Tahap perhiungan DES Pada pemulusan eksponensial unggal dilakukan peramalan dengan sau kali penghalusan saja, meode Brown dilakukan dua kali penghalusan. Kemudian dilakukan peramalan, sehingga meode ini sering disebu Meode penghalusan Eksponensial Rangkap Dua (Double Exponenial Smoohing). Jenis masalah inisialisasi ini muncul dalam seiap meode pemulusan (smoohing) eksponensial. Jika parameer pemulusam idak mendekai nol, pengaruh dari proses inisialisasi ini dengan cepa menjadi kurang berari dengan berlalunya waku. Teapi, jika mendekai nol proses inisialisasi ersebu dapa memainkan peranan yang nyaa selama periode waku ke muka yang panjang. Beriku ini akan digunakan peramalan dengan meode pemulusan eksponensial dengan =

5 5 0 = 0.9, dimana nilai parameer besarnya anara 0 < < 1 dengan rial dan error (sesuai dengan langkah yang diempuh dalam pemecahan meode linier sau parameer dari brown). Perhiungan peramalan dengan Double Exponenial Smoohing dari hol s dengan parameer = 0.1 Bulan Ke -2 (Februari 2014), = 138, daa Paraceamol Perhiungan Eksponensial Tunggal S X 1 S 1 S 2 = 0,1 (138) + 0,9 (195) = = Perhiungan Eksponensial Ganda S S 1 S 1 S 2 = 0,1 (189.3) + 0,9 (195) = = Perhiungan Nilai a = 2 - = 2 (189.3) = = Perhiungan Nilai b = ( - ) = ( ) = (-5.13) = Hasil Peramalan unuk Bulan Ke 2 yaiu : Febuari 2014 m = 1 = + m = (-0.57) (1) = Tahap perhiungan TES Pada pemulusan eksponensial unggal dilakukan peramalan dengan sau kali penghalusan saja, meode Double dilakukan dua kali penghalusan dan meode Triple dilakukan iga kali penghalusan. Kemudian dilakukan peramalan, sehingga meode ini sering disebu Meode penghalusan Eksponensial Rangkap Tiga ( Triple Exponenial Smoohing ). Jenis masalah ini ini muncul dalam seiap meode pemulusan ( smoohing ) eksponensial. Jika parameer pemulusam idak mendekai nol, pengaruh dari proses inisialisasi ini dengan cepa menjadi kurang berari dengan berjalannya waku. Teapi, jika mendekai nol proses inisialisasi ersebu dapa memainkan peranan yang nyaa selama periode waku yang panjang. Beriku ini akan digunakan peramalan dengan meode pemulusan eksponensial dengan =0 =0.9, dimana nilai parameer besarnya anara 0 < < 1 dengan rial dan error. Perhiungan peramalan dengan Triple Exponenial Smoohing dari Hol s dengan parameer = 0.1 Bulan Ke -2 (Februari 2014), = 138, menggunakan daa penjualan rokok. Perhiungan Eksponensial Tunggal S X 1 S 1 S 2 = 0,1 (138) + 0,9 (195) = = Perhiungan Eksponensial Ganda S S 1 S 1 S 2 = 0,1 (189.3) + 0,9 (195) = = Perhiungan Eksponensial Rangkap Tiga S S 1 S S 2 1 = 0,1 (194.43) + 0,9 (195) = = Perhiungan Nilai a a 3S 3S S = 3 (189.30) 3 (194.43)+( ) = Perhiungan Nilai b b = ((a/2(1-a)) x ((6-(5x0.1)S )) ((10-(8x0.1)S ))+((4- (3x0.1)S )) = (0.1/(2x0.9)x((6- (5x0.1)189.3) (10-(8x0.1) )+(4-

6 (3x0.1) )) = Perhiungan Nilai c 2 2 c a /(1 a) ( S 2S S ) = / (1-0.1) 2 * ( ) = Hasil peramalan unuk bulan Februari adalah : F a b 1) ½ c (1) m ( = (1) + (½ * (1)) = Ukuran Kesalahan Peramalan Perhiungan raa-raa kesalahan yang dibua oleh model peramalan seiap waku merupakan ukuran seberapa epa peramalan. Dalam perhiungan peramalan diaas dilakukan dengan meode Kesalahan Peramalan MAPE (mean absolue percenage error). Hasil peramalan anara Double Exponenial Smoohing dengan Triple Exponenial Smoohing akan dihiung nilai kesalahannya menggunakan ukuran kesalahan MAPE (mean absolue percenage error) lalu hasil perhiungan MAPE akan dibandingkan nilai mana yang erbaik (yang lebih akura). bulannya dengan cara akual hasil ramalan. Dari perhiungan nilai kesalahan diaas dapa dikeahui nilai kesalahan DES lebih akura dibandingkan nilai kesalahan TES. 4. Uji Coba Aplikasi Form Inpu Daa Beriku adalah Form inpu daa yang digunakan unuk menginpu penjualan rokok. Form Meode Double dan Triple Exponenial Smoohing 6 Tabel di aas merupakan proses perhiungan nilai kesalahan dalam ramalan dengan menggunakan MAPE. Pada able di aas kia dapa meliha daa akual seluruhnya dan hasil ramalan seluruhnya sesuai dengan daase yang sudah kia gunakan. Unuk mengeahui seberapa besar nilai kesalahan seluruhnya kia harus menghiung nilai kesalahan pada iap Form diaas merupakan perbandingan perhiungan peramalan penjualan dengan meode Double Exponenial Smoohing dan Triple Exponenial Smoohing. Penjuaalan yang kia ramalkan diaas adalah penjualan rokok selama 1 ahun dengan menggunakan α = 0.9 Adapun perhiungannya Double Exponenial Smoohing sebagai beriku : Perhiungan Eksponensial Tunggal

7 7 1 S 1 S X S 2 = 0,1 (138) + 0,9 (195) = = Perhiungan Eksponensial Ganda S S 1 S 1 S 2 = 0,1 (189.3) + 0,9 (195) = = Perhiungan Nilai a = 2 - = 2 (189.3) = = Perhiungan Nilai b = ( - ) = ( ) = (-5.13) = Hasil Peramalan unuk Bulan Ke 2 yaiu : Febuari 2014 m = 1 = + m = (-0.57) (1) = 184 Bulan Ke -2 (Februari 2014), = 138, menggunakan daa penjualan rokok. Perhiungan Eksponensial Tunggal S X 1 S 1 S 2 = 0,1 (138) + 0,9 (195) = = Perhiungan Eksponensial Ganda S S 1 S 1 S 2 = 0,1 (189.3) + 0,9 (195) = = Perhiungan Eksponensial Rangkap Tiga S S 1 S S 2 1 = 0,1 (194.43) + 0,9 (195) = = Perhiungan Nilai a a 3S 3S S = 3 (189.30) 3 (194.43)+( ) = Perhiungan Nilai b b = ((a/2(1-a)) x ((6-(5x0.1)S )) ((10- (8x0.1)S ))+((4- (3x0.1)S )) = (0.1/(2x0.9)x((6-(5x0.1)189.3) (10- (8x0.1) )+(4- (3x0.1) )) = Perhiungan Nilai c 2 2 c a /(1 a) ( S 2S S ) = / (1-0.1) 2 * ( ) = Hasil peramalan unuk bulan Februari adalah : F a b 1) ½ c (1) m ( = (1) + (½ * (1)) = Kesimpulan Dari peramalan penjualan di Toko Uama dengan meode Double Exponenial Smoohing dan Single Exponenial Smoohing didapa beberapa kesimpulan anara lain : 1. Dari pembukian perhiungan peramalan diaas kia dapa menyimpulkan bahwa Double Exponenial Smoohing lebih akura dibandingkan Triple Exponenial Smoohing 2. Nilai α erkecil yang mendekai nol didapa dari perhiungan peramalan Double Exponenial Smoohing α=0.5 dengan nilai prosenase MAPE = 15,262 % DAFTAR PUSTAKA A.M. Hirin, 2011, Belajar Tunas VB.NET 2010, PT.Presasi Pusakarya, Jakara Anggio. L, dan Nurhasanah. N Usulan Penenuan Harga HRC dengan Simulasi Sisem Dinamis di PT. KS. Jurnal AL AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, vol. 1,No. 2, pp

8 8 Andreas. Y, dan Imbar. R. V Aplikasi Peramalan Sok Barang Menggunakan Meode Double Exponenial Smoohing. Jurnal Sisem Informasi, vol. 7,No 2, pp Andrew. F, dan Tannady. H Analisis Perbandingan Meode Regresi Linier Dan Exponenial Smoohing Dalam Parameer Tingka Eror. Jurnal Teknik dan Ilmu Kompuer, vol. 02, No. 07, pp Makridakis Peramalan. Penerapan Meode Exponenial Smoohing Unuk Peramalan Pengguna Waku Telepon Di PT.TELKOMSEL DIVRE3 SURABAYA Makridakis Meode Exponenial Smoohing. Penerapan Meode Exponenial Smoohing Unuk Peramalan Pengguna Waku Telepon Di PT.TELKOMSEL DIVRE3 SURABAYA Sahli. M Penerapan Meode Exponenial Smoohing Dalam Sisem Informasi Pengendalian Persidaan Bahan Baku (Sudi Kasus Toko Tira Harum). Jurnal SIMETRIS, vol. 3, No 1, pp Kusrini Sraegi Perancangan dan Pengelolaan Basis Daa. Yogyakara: ANDI. Arief, M.Rudiano Pemrograman Web Dinamis Menggunakan Php dan Mysql. Yogyakara: ANDI.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY Ruli Uami 1, Suryo Amojo 2 1, Universias Wijaya Pura 2 e-mail: ruli.uami@ias.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped Pemulusan Eksponensial dengan Meode Hol Winer Addiive Damped Hurul in 1),Dr. Erna Tri Herdiani, M.Si 2), Andi Kresna Jaya, S.Si., M.Si 3) Program Sudi Saisika Jurusan Maemaika FMIPA Unhas Jln. Perinis

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

Exponential smoothing

Exponential smoothing Exponenial smoohing This is a widely used forecasing echnique in reailing, even hough i has no proven o be especially accurae, www,cl,asae,edu/crbrown/smoohing07,pp 1 Exponenial Smoohing n Period Moving

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER Moh Afwan 1) S1 / Jurusan Sisem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Kompuer & Teknik Kompuer Surabaya, email

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Komparasi Meode Peramalan (Beik E.) KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Beik Endaryai 1, Rober Kurniawan 2 1,2

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisem Aplikasi Menuru Jogiano (2004), sisem berasal dari bahasa lain Sysema dan bahasa Yunani Susema yang berari sau kesauan yang aas komponen aau elemen-elemen yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkaian kegiaan yang membua barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiaan membua barang dan jasa erjadi di

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS TOKO TIRTA HARUM)

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS TOKO TIRTA HARUM) Jurnal SIMETRIS, Vol 3 No 1 April 013 ISSN: 5-4983 PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS TOKO TIRTA HARUM) Muchamad Sahli Fakulas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) Arseo Pramono 1) 1) S1/Jurusan Sisem Informasi, STIKOM Surabaya, email: oejayaraya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci