Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing"

Transkripsi

1 Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria Apriliano 1, Imam Fauzi 2 STMIK ASIA Malang raporapril@gmail.com, 2 imamfauzi07@gmail.com ABSTRAK. Peramalan jumlah penjualan oba adalah salah sau cara unuk menenukan sok oba di gudang. Selain iu ujuan dari peramalan penjualan agar idak erjadi penumpukan sok di gudang UD ACHMAD JAYA. Karena jika erjadi penumpukan sok akan mempengaruhi jumlah pembelian aau order ulang di bulan berikunya. Meode yang biasanya digunakan unuk meramalkan adalah meode riple exponenial smohing. Dengan memanfaakan sisem saisika khususnya riple exponenial smoohing dibua perancangan sisem peramalan sok barang pada UD ACHMAD JAYA berdasarkan daa penjualan oba. Oupu yang dihasilkan berupa hasil peramalan penjualan oba dari perhiungan dengan menggunakan meode riple exponenial smoohing. Pengujian dilakukan dengan jumlah daase yang berbeda. Hasil akhir yang diperoleh dengan menginpukan daa penjualan dua ahun erakhir ahun 2013 dan ahun Seelah daa dihiung akan mengasilkan nilai peramalan dan nilai keepaan meode. Hasil peramalan dibulan berikunya Januari ahun 2015 adalah 194,60 dengan alpha 0,1 dan nilai kesalahan dalam peramalan aau MAPE 29,29. Kaa kunci: Peramalan Penjualan, Oba, Triple Exponenial Smoohing 1. PENDAHULUAN Oba adalah semua bahan unggal aau campuran yang dipergunakan oleh semua mahluk unuk bagian dalam dan luar ubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyaki. Kebuuhan akan oba-obaan merupakan hal pening yang harus diperhaikan, dikarenakan populasi penduduk di Indonesia cenderung meningka, ini berpengaruh erhadap kebuuhan akan oba-obaan. UD ACHMAD JAYA adalah salah sau pemasok oba obaan yang menjual oba di berbagai oko dan apoek. Ada banyak jenis dan merek oba yang ada di UD ACHMAD JAYA dianaranya Alboyl, Faigon, Konidin, Mixagrip dan sebagainya. UD ACHMAD JAYA melakukan pengambilan (order) oba ke produsen, unuk proses pengambilan (order) pemilik UD harus memprediksi erlebih dahulu berapakah yang harus diambil unuk dijadikan sok di gudang UD ACHMAD JAYA. Selain iu adapun kendala lain di UD ACHMAD JAYA yaiu gudang di UD ACHMAD JAYA yang berukuran kecil dan hanya sau ruangan. Unuk memprediksikan penjualan oba agar idak erjadi penumpukan sok, pemilik UD ACHMAD JAYA idak menggunakan meode peramalan seperi meode riple exponenial smoohing. Sehingga pemilik UD ACHMAD JAYA mengalami kesulian dalam memprediksikan sok dibulan berikunya. Efek negaif kedepannya jika salah memprediksikan penjualan akan mengalami penumpukan sok yang berlebihan. Adapun meode peramalan yang dapa memberi solusi dari permasalahan yang diuraikan diaas, seperi meode riple exponenial smoohing, mengapa menggunakan meode peramalan riple exponenial smoohing karena pola daa penjualan oba berunsur musiman. Dengan adanya meode riple exponenial smoohing diharapkan dapa membanu UD ACHMAD JAYA dalam menenukan sok di bulan berikunya. Unuk mengaasi berbagai permasalahan diaas maka di rancang aplikasi unuk peramalan penjualan barang khususnya oba-obaan di UD ACHMAD JAYA dengan menggunakan meode Triple Exponenial Smoohing. 2. KAJIAN TEORI 2.1 Saisika Menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008) bahwa saisika adalah ilmu enang cara-cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis, dan mencari keerangan yang berari dari daa yang berupa angka; aau pengeahuan yang berhubungan dengan pengumpulan daa yang penyelidikan caaan bilangan (angka-angka). Dengan demikian dapa dijelaskan bahwa saisika adalah pengeahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan faka, pengolahan sera penganalisisnya, penarikan kesimpulan sera pembuaan kepuusan yang cukup beralasan berdasarkan faka dan penganalisaan yang dilakukan. Saisika juga dapa dikaakan merupakan pengeahuan enang penguraian, penjelasan aau kesimpulan enang persoalan-persoalan yang dihadapi. Sebelum kesimpulan dibua, keerangan aau daa yang elah dikumpulkan erlebih dahulu dipelajari, dianalisis, aau diolah dan berdasarkan pengolahan inilah baru kesimpulan dibua. Dalam pengumpulan faka aau keerangan, pengolahan dan pembuaan kesimpulan harus dilakukan dengan baik, cerma, elii, hai-hai, mengikui cara-cara dan eori yang benar dan dapa diperanggung jawabkan (Yusri, 2009). 73

2 Unuk mempelajari saisika dapa diempuh dengan dua cara, yaiu: a. Mempelajari Saisika Maemais aau Saisika Teoriis. Dalam hal ini saisika dibahas secara mendalam dan eoriis. Unuk iu diperlukan dasar maemaika yang kua dan mendalam, yang dibahas anara lain penemuan sifa-sifa, dalil-dalil, rumus-rumus, mencipakan model-model dan segi-segi lainnya lagi yang eoriis dan maemais. b. Mempelajari saisika semaa-maa dari segi penggunaannya. Auran-auran, rumus-rumus, sifa-sifa dan sebagainya yang elah dicipakan oleh saisika eoriis diambil dan digunakan mana yang perlu dalam berbagai bidang pengeahuan. Dalam hal ini idak dipersoalkan bagaimana didapanya rumus-rumus aau auran-auran, melainkan hanya dipeningkan bagaimana cara aau meode saisika digunakan. 2.2 Peramalan Peramalan berasal dari kaa ramalan yang arinya adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi pada masa yang akan daang. Sedangkan peramalan adalah benuk kegiaannya. Ramalan ersebu dapa didasarkan aas bermacam-macam cara yaiu meode single exponenial smoohing, meode double exponenial smoohing, meode riple exponenial smoohing. Semua iu dikenal dengan meode peramalan. Peramalan adalah memperkirakan keadaan dimasa yang akan daang melalui pengujian keadaan dimasa lalu. Dalam kehidupan sosial segala sesuau iu serba idak pasi, sukar diperkirakan secara epa. Dalam hal ini diperlukan peramalan. Peramalan yang dibua selalu diupayakan agar dapa meminimumkan pengaruh keidakpasian ini erhadap sebuah masalah. Dengan kaa lain peramalan berujuan mendapakan peramalan yang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecas error) yang biasanya diukur dengan mean square error, mean absolue error, dan sebagainya (Spyros Makridakis,1999). Meode peramalan adalah cara unuk memperkirakan secara kuaniaif apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan dasar daa yang relevan pada masa lalu. Dengan kaa lain meode peramalan yang bersifa objekif. Disamping iu meode peramalan memberikan uruan pengerjaan dan pemecahan aas pendekaan aas pendekaan suau masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekaan yang sama dalam suau permasalahan dalam suau kegiaan peramalan, akan dapa dasar pemikiran dan pemecahan yang sama. Baik idaknya suau peramalan yang disusun selain dienukan oleh meode yang digunakan, juga dienukan oleh baik idaknya informasi yang digunakan. Selama informasi yang digunakan idak dapa meyakinkan unuk mendapa hasil yang bagus, hasil peramalan yang disusun juga akan sukar dipercaya keepaannya. Keberhasilan dari suau peramalan sanga dienukan oleh: A. Pengeahuan eknik enang pengumpulan informasi (daa) masa lalu, daa aaupun informasi ersebu bersifa kuaniaif B. Teknik dan meode yang eap dan sesuai dengan pola daa yang di kumpulkan. Gambaran perkembangan pada masa lalu yang akan daang diperoleh dari hasil analisa daa yang didapa dari peneliian yang elah dilakukan. Perkembangan pada masa depan merupakan perkiraan apa yang akan erjadi, sehingga dapa dikaakan bahwa peramalan selalu diperlukan didalam peneliian. Keepaan peneliian merupakan hal yang pening, walaupun demikian perlu dikeahui bahwa sesuau ramalan selalu ada unsur kesalahannya, sehingga yang perlu diperhaikan adalah usaha unuk memperkecil kesalahan dari ramalan ersebu. Kegunaan peramalan erliha pada saa pengambilan kepuusan. Kepuusan yang baik adalah kepuusan yang didasarkan aas perimbangan-perimbangan yang akan erjadi pada waku kepuusan iu dilaksanakan. Menuru Arsyad (1994:54) Jangka waku ke depan (ime horizon) merupakan fakor yang paling pening yang harus diperhaikan dalam pemilihan eknik peramalan. Unuk peramalan jangka pendek dan jangka menengah, beberapa eknik ersebu yang kurang epa unuk dierapkan. 2.3 Penenuan Pola Daa Hal pening yang harus diperhaikan dalam meode dere berkala adalah menenukan jenis pola daa hiorisnya, sehingga pola daa yang epa dengan pola daa hisoris ersebu dapa diuji, pola daa umumnya dapa dibedakan sebagai beriku: A. Pola Daa Horizonal Pola ini erjadi bila nilai berflukasi disekiar nilai raa-raa yang konsan, dapa di liha pada Gambar 1. 74

3 Gambar 1. Pola Daa Horizonal B. Pola Daa Musiman (Seasonal) Pola yang menunjukkan perubahan yang berulang-ulang secara periodik dalam dere waku. Pola yang ini erjadi bila suau dere dipengaruhi oleh fakor musiman misalnya ahun-ahun erenu, bulanan aau hari-hari pada minggu erenu, dapa di liha pada Gambar 2. Gambar 2. Pola Daa Musiman C. Pola Daa Siklis (Cyclical) Pola daa yang menunjukkan gerakan naik urun dalam jangka panjang dari suau kurva rend, yang erjadi akiba pengaruh oleh flukuasi ekonomi jangka panjang seperi yang berhubungan dengan siklus bisnis, dan dapa diliha pada Gambar 3. Gambar 3. Pola Daa Siklis D. Pola Daa Trend Pola yang menunjukkan kenaikan aau penurunan jangka panjang dalam daa, dan dapa diliha pada Gambar 4. Gambar 4. Pola Daa Trend 75

4 2.4 Meode Pemulusan (Smoohing) Smoohing adalah mengambil raa-raa dari nilai pada beberapa periode unuk menaksir pada suau periode. Exponenial Smoohing adalah suau meode peramalan raa-raa bergerak yang melakukan pemboboan secara menurun secara exponenial erhadap nilai observasi yang lebih ua. Bobo yang diberikan ersebu berciri menurun secara exponensial dari iik daa erakhir sampai daa yang erawal. Jika dalam perhiungan peramalaan diamsusikan nilai mean nya konsan sepanjang waku, maka akan diberikan bobo yang sama erhadap seiap observasi. Namun akan lebih beralasan bila diamsusikan mean akan bergerak secara lamba sepanjang waku. Oleh karena iu diberikan bobo yang lebih pada nilai observasi yang baru dan mengurangi bobo pada observasi yang lebih lama. Meode Exponenial Smoohing merupakan pengembangan dari meode moving average. Dalam meode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhiungan secara erus menerus dengan menggunakan daa erbaru. Meode ini erdiri dari aas: 1. Meode Single Exponenial Smoohing Meode single exponenial smoohing merupakan perkembangan dari meode moving average sederhana, Meode ini lebih cocok digunakan unuk daa yang sasioner/raa-raa konsan Dengan rumus sebagai beriku : F' F F ' 1 ' 1 F X F N N 1 X 1 N ax (1 a F 1 ) 1 N 1 F Dapa diliha bahwa ramalan ini ( F' 1 ) didasar kan aas pemboboan observasi yang erakhir dengan suau nilai bobo (1/N) dan pemboboan ramalan yang erakhir sebelum nya (F ) dengan suau bobo [1-(1/N)]. Karena N merupakan suau bilangan posiif, 1/N akan menjadi suau kosana anara nol (jaka N ak erhingga) dan 1 (jika N=1). Dengan menggani 1/N dengan α. = Merupakan nilai peramalan unuk periode F' 1 X = Daa akual pada perode ke N = jumlah daa α = Nilai konsana F 1 = Hasil Ramalan Sebelumnya 2. Meode Double Exponenial Smoohing Dengan cara analogi yang dipakai pada waku berangka dari raa-raa bergerak unggal ke pemulusan single exponenial smoohing kia dapa juga berangka dari raa-raa bergerak ganda ke pemulusan double exponenial smoohing. Perpindahan seperi iu mungkin menarik karena salah sau keerbaasan dari raa-raa bergerak unggal yaiu perlunya menyimpan N nilai erakhir, masih erdapa pada raa-raa bergerak linear, kecuali bahwa jumlah nilai daa yang diperlukan sekarang adalah 2N-1. Pemulusan exponenial linear dapa di hiung hanya iga nilai daa dan sau nilai unuk α. Meode ini lebih cocok digunakan unuk daa yang musiman Didalam meode double exponenial smoohing dilakukan proses smoohing dua kali sebagai beriku: S' X (1 ) S' 1 S' ' S' (1 ) S" 1 a 2S' S" b S' S" (1 ) F a b m m Keerangan : S = Nilai pemulusan single exponenial S = Nilai pemulusan double exponenial a = nilai raa-raa unuk periode b F' = nilai kecenderungan / rend linear = Merupakan nilai peramalan unuk periode 76

5 m = jumlah periode ke muka yang di ramalkan. 3. MeodeTriple Exponenial Smoohing Sebagaimana halnya dengan pemulusan double exponenial linear yang dapa digunakan unuk meramalkan daa dengan suau pola rend. Meode ini lebih cocok digunakan unuk membua forecas hal yang berflukuasi aau mengalami gelombang pasang suru maksudnya kenaikan aau penurunan jumlah dari daa ersebu biasanya erjadi secara iba-iba dan sukar diprediksikan (Pangesu Subagyo, 1986,27). Dalam meode riple exponenial smoohing dilakukan proses smoohing iga kali. Prosedur pembuaan forecas dengan meode ini sebagai beriku S ' ax(1 a) S' 1 S '' as' (1 a) S" 1 S ''' as'' (1 a) S''' 1 a 3S' 3S" S' '' b = [(6 2(1 α) 2 5α)S (10 8α)S + (4 3α)S ] 2 a c ( S' 2S' ' S' '' ) 2 (1 a) 1 F a b C 2 Keerangan : S = Nilai pemulusan single exponenial S = Nilai pemulusan double exponenial S = Nilai pemulusan riple exponenial = nilai raa-raa unuk periode a b c F' = nilai kecenderungan / rend linear = nilai kecenderungan / rend parabolik = Merupakan nilai peramalan unuk periode 3. PEMBAHASAN 3.1 Analisa Daa Diarikan sebagai upaya mengolah daa menjadi informasi, sehingga karakerisik aau sifa-sifa daa ersebu dapa dengan mudah dipahami dan bermanfaa unuk menjawab masalah-masalah yang berkaian dengan kegiaan peneliian. 1. Tahap mengumpulkan daa Daa yang didapa adalah penjualan oba seiap bulan di UD ACHMAD JAYA Di Koa Balikpapan. 2. Tahap Seleksi Daa Daa yang ada pada perusahaan dilakukan seleksi sebelum dimasukan dalam daabase. 3. Tahap pembersihan daa Pembersihan daa merupakan proses menghilangkan noise aau daa yang idak relevan. Conoh daa belum diolah dapa diliha pada Tabel 1. Tabel 1. Daa yang belum diolah. 77

6 Daa seelah diolah dapa diliha pada Tabel 2. Tabel 2. Daa seelah diolah. 4. Tahap evaluasi pola Proses mengidenifikasi pola-pola menarik ke dalam knowledge base yang diemukan sebagai landasan unuk meramalkan jumlah sok barang oba-obaan yang akan daang dengan meramalkan daa penjualan oba. 3.2 Meode Triple Exponenial Smoohing Penerapan meode riple exponenial smoohing ini dapa dianalisa dalam proses perhiungan peramalan. Flowchar riple exponenial smoohing diunjukan pada gambar 5 beriku: Mulai Masukan nilai X S = α.x + (1- α)s -1 S = α.s + (1- α)s -1 S = α.s + (1- α)s -1 a = 3S -3S +S B =α²/2(1-α)² (6-α)S -(10-8α)S +(4-3α)S C =α/(1-α)² (S -2S +S ) F =a + b + 1/2C Tampilkan X, S, S, S, a,b,c dan F Selesai Gambar 5. Flowchar Triple Exponenial Smoohing 78

7 Jan- Mar Mei Jul-13 Sep Nov Jan- Mar Mei Jul-14 Sep Nov JITIKA 3.3 Sudi Kasus Dalam sudi kasus akan dihiung peramalan penjualan perbulan salah sau oba Alboyl 5 ml dari ahun 2013 sampai ahun Beriku Tabel 3 merupakan daa oba Alboyl ahun 2013 sampai dengan ahun Tabel 3. Daa oba Alboyl ahun Tahun Bulan Penjualan 2013 Januari 267 Februari 110 Mare 150 April 235 Mei 355 Juni 222 Juli 160 Agusus 200 Sepember 301 Okober 244 November 150 Desember Januari 300 Februari 211 Mare 150 April 222 Mei 355 Juni 150 Juli 160 Agusus 200 Sepember 301 Okober 244 November 140 Desember 170 Gambar 6 adalah pola daa oba Alboyl sau ahun erakhir. Dari plo daa ini nani akan dihiung peramalannya di bulan Januari ahun Daa penjualan oba Alboyl Tahun Daa penjualan oba Alboyl 5 ml Gambar 6. Grafik Penjualan Oba Alboyl 5 ml 79

8 Peramalan akan dilakukan pada bulan Februari ahun 2013 hingga bulan November ahun 2014, yang naninya akan mencari peramalan di bulan Januari ahun Langkah-langkah seperi pada flowchar yang sudah dierangkan diaas. Alpha yang digunakan bervariasi mulai alpha 0,1 hingga alpha 0,9. 1. Peramalan dimulai dari bulan Februari ahun 2013 unuk meramalkan bulan Mare ahun 2013 dengan nilai alpha 0,1 Pemulusan unggal S = α. X + (1 - α) S 1 S 2 = 0, (1 0,1) 267 S 2 = 251,30 Lanju keperhiungan pemulusan ganda S = α. S + (1 - α) S 1 S 2 = 0,1. 251,30 + (1 0,1) 267 S 2 = 265,43 Lanju keperhiungan pemulusan riple S = α. S + (1 - α) S 1 S 2 = 0,1. 265,43 + (1 0,1) 267 S 2 = 266,84 Lanju keperhiungan mencari nilai a a = 3S - 3S + S a 2 = 3(251,30) 3(265,43) + 266,84 a 2 = 224,45 Lanju perhiungan mencari nilai b b = [(6 2(1 α) 2 5α)S (10 8α)S + (4 3α)S ] b 2 = [(6 2(1 0,1) ,1)251,30 ( ,1)265,43 + (4 3. 0,1)266,84] b 2 = -0,45 Lanju perhiungan mencari nilai c C = (1 α) 2 (S 2S + S ) C 2 = (1 0,1) 2 (251, , ,84) C 2 = -0,16 Lanju perhiungan mencari nilai peramalan F F = a + b + 1 c 2 F 3 = 224,45 0, ( 0,16) F 3 = Hasil ramalan unuk bulan Mare ahun 2013 adalah Peramalan bulan Mare ahun 2013 unuk meramalkan bulan April ahun 2013 dengan nilai alpha 0,1 Pemulusan unggal S = α. X + (1 - α) S 1 S 3 = 0, (1 0,1) 251,30 S 3 = 241,17 Lanju keperhiungan pemulusan ganda S = α. S + (1 - α) S 1 S 3 = 0,1. 241,17 + (1 0,1) 265,43 S 3 = 263,00 Lanju keperhiungan pemulusan riple S = α. S + (1 - α) S 1 S 3 = 0,1. 263,00 + (1 0,1) 266,84 S 3 = 266,46 Lanju keperhiungan mencari nilai a a = 3S - 3S + S a 3 = 3(241,17) 3(263,00) + 266,46 a 3 = 200,96 Lanju perhiungan mencari nilai b 80

9 b = [(6 2(1 α) 2 5α)S (10 8α)S + (4 3α)S ] b 3 = [(6 2(1 0,1) ,1)241,17 ( ,1)263,00 + (4 3. 0,1)266,46] b 3 = -0,66 Lanju perhiungan mencari nilai c C = (1 α) 2 (S 2S + S ) C 3 = (1 0,1) 2 (241, , ,46) C 3 = -0,23 Lanju perhiungan mencari nilai peramalan F F = a + b + 1 c 2 F 4 = 200,96 0, ( 0,23) F 4 = 200,18 Hasil ramalan unuk bulan April ahun 2013 adalah 200,18 3. Peramalan bulan April ahun 2013 unuk meramalkan bulan Mei ahun 2013 dengan nilai alpha 0,1 Pemulusan unggal S = α. X + (1 - α) S 1 S 4 = 0, (1 0,1) 241,17 S 4 = 240,55 Lanju keperhiungan pemulusan ganda S = α. S + (1 - α) S 1 S 4 = 0,1. 240,55 + (1 0,1) 263,00 S 4 = 260,76 Lanju keperhiungan pemulusan riple S = α. S + (1 - α) S 1 S 4 = 0,1. 260,76 + (1 0,1) 266,46 S 4 = 265,89 Lanju keperhiungan mencari nilai a a = 3S - 3S + S a 4 = 3(240,55) 3(260,76) + 265,89 a 4 = 205,27 Lanju perhiungan mencari nilai b b = [(6 2(1 α) 2 5α)S (10 8α)S + (4 3α)S ] b 4 = [(6 2(1 0,1) ,1)240,55 ( ,1)260,76 + (4 3. 0,1)265,89] b 4 = -0,57 Lanju perhiungan mencari nilai c C = (1 α) 2 (S 2S + S ) C 4 = (1 0,1) 2 (240, , ,89) C 4 = -0,19 Lanju perhiungan mencari nilai peramalan F F = a + b + 1 c 2 F 5 = 205,27 0, ( 0,19) F 5 = 204,61 Hasil ramalan unuk bulan Mei ahun 2013 adalah 204,61 4. Peramalan bulan Mei ahun 2013 unuk meramalkan bulan Juni ahun 2013 dengan nilai alpha 0,1 Pemulusan unggal S = α. X + (1 - α) S 1 S 5 = 0, (1 0,1) 240,55 S 5 = 252,00 Lanju keperhiungan pemulusan ganda S = α. S + (1 - α) S 1 S 5 = 0,1. 252,00 + (1 0,1) 260,76 S 5 = 259,88 Lanju keperhiungan pemulusan riple 81

10 S = α. S + (1 - α) S 1 S 5 = 0,1. 259,88 + (1 0,1) 265,89 S 5 = 265,29 Lanju keperhiungan mencari nilai a a = 3S - 3S + S a 5 = 3(252,00) 3(259,88) + 265,29 a 5 = 241,63 Lanju perhiungan mencari nilai b b = [(6 2(1 α) 2 5α)S (10 8α)S + (4 3α)S ] b 5 = [(6 2(1 0,1) ,1)252,00 ( ,1)259,88 + (4 3. 0,1)265,29] b 5 = -0,14 Lanju perhiungan mencari nilai c C = (1 α) 2 (S 2S + S ) C 5 = (1 0,1) 2 (252, , ,29) C 5 = -0,03 Lanju perhiungan mencari nilai peramalan F F = a + b + 1 c 2 F 6 = 241,63 0, ( 0,03) F 6 = 241,47 Hasil ramalan unuk bulan Juni ahun 2013 adalah 241,47 5. Peramalan dari bulan Juni ahun 2013 unuk meramalkan bulan Juli ahun 2013 dengan nilai alpha 0,1 Pemulusan unggal S = α. X + (1 - α) S 1 S 6 = 0, (1 0,1) 252,00 S 6 = 249,00 Lanju keperhiungan pemulusan ganda S = α. S + (1 - α) S 1 S 6 = 0,1. 249,00 + (1 0,1) 259,88 S 6 = 258,79 Lanju keperhiungan pemulusan riple S = α. S + (1 - α) S 1 S 6 = 0,1. 258,79 + (1 0,1) 265,29 S 6 = 264,64 Lanju keperhiungan mencari nilai a a = 3S - 3S + S a 6 = 3(249,00) 3(258,79) + 264,64 a 6 = 235,25 Lanju perhiungan mencari nilai b b = [(6 2(1 α) 2 5α)S (10 8α)S + (4 3α)S ] b 6 = [(6 2(1 0,1) ,1)249,00 ( ,1)258,79 + (4 3. 0,1)264,64] b 6 = -0,20 Lanju perhiungan mencari nilai c C = (1 α) 2 (S 2S + S ) C 6 = (1 0,1) 2 (249, , ,64) C 6 = -0,05 Lanju perhiungan mencari nilai peramalan F F = a + b + 1 c 2 F 7 = 235,25 0, ( 0,05) F 7 = 235,03 Hasil ramalan unuk bulan Juli ahun 2013 adalah 235,03 Hasil perhiungan ramalan dari daa akual bulan Januari ahun 2013 sampai dengan Juni ahun 2013 unuk menghiung hasil ramalan unuk bulan Juli ahun 2013 dengan alpha 0,1 adalah 235,03. Unuk perhiungan 82

11 peramalan bulan selanjunya dengan alpha 0,1, alpha 0,2 sampai dengan 0,9 dapa dihiung dengan cara yang sama seperi dengan perhiungan alpha 0,1, eapi pada bagian ini idak diuliskan secara deail rumus dan perhiungannya. Perhiungan dengan alpha 0,1 dapa diliha abel 4 beriku ini: Tabel 4. Perhiungan Triple Exponenial Smoohing dengan α = 0,1 No TH BLN JMLH a 1-a S' S'' S''' A b c F JAN FEB MAR APRL MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APRL MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES JAN

12 3.4 Mean Absolu Percenage Error mulai Masukan nilai X, F PE = ((X - F)/ X)x100 APE = ABS(PE) MAPE = APE/22 Nilai MAPE selesai 84 Gambar 7. Flowchar Mean Absolu Percenage Error (MAPE) Unuk lebih jelasnya perhiungan MAPE dengan alpha 0,1 dapa diliha abel 5. Tabel 5. Perhiungan nilai persenase kesalahan dengan α = 0,1 Tahun Bulan Jumlah Peramalan PE APE 2013 JAN 267,00 FEB 110,00 MAR 150,00 223,93-49,28 49,28 APRIL 235,00 200,18 14,28 14,28 MEI 355,00 204,61 42,36 42,36 JUNI 222,00 241,47-8,77 8,77 JULI 160,00 235,03-46,89 46,89 AGST 200,00 212,91-6,46 6,46 SEPT 301,00 206,19 31,50 31,50 OKT 244,00 228,73 6,26 6,26 NOV 150,00 231,52-54,35 54,35 DES 171,00 208,11-21,70 21, JAN 300,00 195,10 34,97 34,97 FEB 211,00 220,24-4,38 4,38 Tahun Bulan Jumlah Peramalan PE APE 2014 MAR 150,00 216,37-44,24 44,24 APRIL 222,00 196,64 11,42 11,42 MEI 355,00 200,63 43,48 43,48 JUNI 150,00 240,59-60,39 60,39 JULI 160,00 216,76-35,47 35,47 AGST 200,00 200,25-0,13 0,13 SEPT 301,00 198,03 34,21 34,21 OKT 244,00 224,13 8,14 8,14

13 NOV 140,00 229,72-64,09 64,09 DES 170,00 205,72-21,01 21,01 TOTAL 4736,85-190,00 644,33 Tabel 6 Perhiungan nilai MPE dan MAPE dari α = 0,1 sampai α = 0,9 α Peramalan Bulan Januari ahun 2015 MPE MAPE 0,10 194,60-8,64 29,29 0,20 180,10-9,51 32,72 0,30 163,28-9,67 36,58 0,40 149,99-8,93 43,05 0,50 143,00-7,14 50,11 0,60 147,33-3,95 57,46 0,70 168,76 0,85 62,93 0,80 210,27 7,06 69,52 0,90 268,72 13,98 82,83 Dari abel 6 di aas ingka kesalahan erkecil ada pada alpha 0,1 dengan hasil mean absolue percenage error 29,29 dengan hasil peramalan 194, PENUTUP a. Daa hasil ramalan dengan daa asli pada bulan Desember ahun 2014 mempunyai selisih 35,72. Dengan meode riple exponenial smoohing daa acak cukup bisa diselesaikan dengan baik. b. Mape erkecil erdapa pada alpha 0,1 dengan hasil peramalan pada bulan Januari ahun 2015 adalah 194,60. Dari mape bisa dijadikan bahan perimbangan unuk peramalan di bulan berikunya. c. Unuk peneliian selanjunya daa yang digunakan unuk peramalan disarankan daa 3 ahun aau 4 ahun. DAFTAR PUSTAKA [1] Ainurmaidah. (2012), Penerapan Meode Eksponensial Smoohing Hol-Winer Dalam Sisem Peramalan Curah Hujan. UPI. [2] Arsyad, L. (1994), Peramalan Bisnis. Edisi 1. Yogyakara. [3] Assauri Sofjan. (1984), Teknik dan Meode Peramalan Penerapaanya Dalam Ekonomi dan Dunia Usaha. Edisi 1. Jakara. Lembaga penerbian Fakulas Ekonomi UI. [4] Edyasyahpuralubis. (2009), Aplikasi Meode Pemulusan Eksponensial Ganda Dari Brown Unuk Peramalan Produksi Kelapa Sawi Pada PT. Perkebunan Nusanara III ahun 2010 Dan USU. [5] Jayani, Ni Keu Dewi Ari. (2015), Penerapan Meode Triple Exponenial Smoohing pada Sisem Peramalan Penenuan Sok Oba. Vol. 9, No. 2. STMIK STIKOM Bali. [6] Koler, Philip. (1998), Dasar-Dasar Pemasaran:Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakara. [7] Kusuma, J,M.A. (2000), Saisik (eori dan aplikasi). Edisi keenam jilid 1. Jakara. Erlangga. [8] Makridakis, Spyros. (1999), Meode dan aplikasi peramalan. Edisi ke-2. Jakara. Binarupa Aksara. [9] Subagyo, Pangesu. (1986), Forecasing Konsep dan Aplikasi. Yogyakara. Binarupa Aksara. [10] Sugiyono. (2010), Saisika Unuk Peneliian. Bandung. Alfabea. [11] Yusri. (2009), Saisika Sosial. Edisi perama. Yogyakara. Graha Ilmu. 85

14 X ISSN: 86

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped Pemulusan Eksponensial dengan Meode Hol Winer Addiive Damped Hurul in 1),Dr. Erna Tri Herdiani, M.Si 2), Andi Kresna Jaya, S.Si., M.Si 3) Program Sudi Saisika Jurusan Maemaika FMIPA Unhas Jln. Perinis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY Ruli Uami 1, Suryo Amojo 2 1, Universias Wijaya Pura 2 e-mail: ruli.uami@ias.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER Moh Afwan 1) S1 / Jurusan Sisem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Kompuer & Teknik Kompuer Surabaya, email

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Exponential smoothing

Exponential smoothing Exponenial smoohing This is a widely used forecasing echnique in reailing, even hough i has no proven o be especially accurae, www,cl,asae,edu/crbrown/smoohing07,pp 1 Exponenial Smoohing n Period Moving

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORY DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN BARANG (STUDI KASUS KOPEGTEL MOJOKERTO) Arseo Pramono 1) 1) S1/Jurusan Sisem Informasi, STIKOM Surabaya, email: oejayaraya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT aisika, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016 PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING ATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING DUA PARAMETER HOLT Julnia Bidangan 1, Ika Purnaasari

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 6, No. 3 (27), hal 83 2. MODEL SPACE-TIME DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Ella Kurniawai, Naomi Nessyana

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2. Pengerian Peramalan Di dalam melakukan suau kegiaan dan analisis usaha aau produksi di bidang manufakur aau perekonomian, suau peramalan aau yang lebih kia kenal dengan forecasing

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci