BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum

KONSTRUKSI KODE LINEAR BINER OPTIMAL KUAT BERJARAK MINIMUM 9 DAN

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ruang Vektor. Definisi (Darmawijaya, 2007) Diketahui (V, +) grup komutatif dan (F,,. ) lapangan dengan elemen identitas

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

BAB III RUANG HAUSDORFF. Pada bab ini akan dibahas mengenai ruang Hausdorff, kekompakan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR. Dosen Pengampu : Darmadi, S.Si, M.Pd

PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR

PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR

) didefinisikan sebagai persamaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk: a x a x a x b... b adalah suatu urutan bilangan dari bilangan s1, s2,...

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar (pengertian) yang akan digunakan dalam. pembahasan penelitian. 2.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 <

Homomorfisma Pada Semimodul Atas Aljabar Max-Plus

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

RING MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF. Achmad Abdurrazzaq, Ari Wardayani, Suroto Universitas Jenderal Soedirman

SKEMA PEMBAGIAN RAHASIA DENGAN KODE LINEAR

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi suatu ring serta

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;

RUANG BASIS SOLUSI. Ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah. Aljabar Linier DISUSUN OLEH : DONNA SEPTIAN CAHYA RINI (08411.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dibahas tentang teori-teori dasar yang. digunakan untuk dalam mengestimasi parameter model.

theresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS :

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

BARISAN PANGKAT TERURUT MATRIKS PADA ALJABAR MAX PLUS

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

SISTEM PERSAMAAN LINEAR PADA ALJABAR MIN-PLUS

SISTEM PERSAMAAN LINEAR PADA ALJABAR MIN-PLUS. Abstrak

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa istilah, definisi serta konsep-konsep yang

KALKULUS 4. Dra. D. L. Crispina Pardede, DEA. SARMAG TEKNIK MESIN

KETERKAITAN ANTARA MODUL BEBAS DENGAN MODUL DILIHAT DARI SIFAT-SIFAT HOMOMORFISME MODUL

Himpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia

Semigrup Matriks Admitting Struktur Ring

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

CATATAN KULIAH Pertemuan I: Pengenalan Matematika Ekonomi dan Bisnis

Definisi Integral Tentu

Beberapa Sifat Semigrup Matriks Atas Daerah Integral Admitting Struktur Ring 1

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

GRUP TERURUT PARSIAL PADA MATRIKS SIMETRI BERUKURAN 2 2

Bab 3 Metode Interpolasi

ISIAN SINGKAT! 1. Diberikan hasil kali digit digit dari n harus sama dengan 25

BAB I PENDAHULUAN. , membentuk struktur ring terhadap operasi penjumlahan matriks dan operasi pergandaan matriks baku. Himpunan bagian dari

SIFAT-SIFAT SEMIGRUP SIMETRIS INTERVAL

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

LANDASAN TEORI. Secara umum, himpunan kejadian A i ; i I dikatakan saling bebas jika: Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 1, 41-48, April 2003, ISSN : MATRIKS STOKASTIK GANDA DAN SIFAT-SIFATNYA

Solusi Soal OSN 2012 Matematika SMA/MA Hari Pertama

Distribusi Pendekatan (Limiting Distributions)

MATEMATIKA DISKRIT FUNGSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

2 BARISAN BILANGAN REAL

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan

BAB III PEMBAHASAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai bentuk program linear fuzzy

Himpunan Kritis Pada Graph Caterpillar

Modul Kuliah statistika

DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES)

Fungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, , Agustus 2003, ISSN : METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT

SIFAT SIFAT RUANG VEKTOR ATAS LAPANGAN (FIELD)

B a b 1 I s y a r a t

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014

ANALISIS RIIL I. Disusun oleh Bambang Hendriya Guswanto, S.Si., M.Si. Siti Rahmah Nurshiami, S.Si., M.Si.

PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT

SEMI MODUL POLINOMIAL FUZZY ATAS ALJABAR MAX-PLUS FUZZY

III PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah

SIFAT SIFAT RUANG VEKTOR ATAS LAPANGAN

Fungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.

UKURAN PEMUSATAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n

Bab 2. Sistem Bilangan Real Aksioma Bilangan Real Misalkan adalah himpunan bilangan real, P himpunan bilangan positif dan fungsi + dan.

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana f(x) adalah fungsi tujuan dan h(x) adalah fungsi pembatas.

ANALISIS REAL I PENGANTAR. (Introduction to Real Analysis I) M. Zaki Riyanto, S.Si DIKTAT KULIAH ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SAP. Pertemu Materi Pokok Sub-Materi Tugas KBM Bentuk. Matriks. Projector/Vie proses penunjang. software. pembelajaran. Sistem

SIFAT-SIFAT DAN STRUKTUR ALJABAR MATRIKS PENYAJIAN DARI PERSEGI AJAIB

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 7. No. 1, 31-41, April 2004, ISSN :

,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.

Supriyadi Wibowo Jurusan Matematika F MIPA UNS

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu

Matematika Terapan Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 3

II LANDASAN TEORI. Sebuah bilangan kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk. z = x jy. (2.4)

KARAKTERISTIK GRUP YANG DIBANGUN OLEH MATRIKS N X N DENGAN ENTRI BILANGAN BULAT MODULO P, P PRIMA

SINYAL WAKTU Pengolahan Sinyal Digital Minggu II

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 1, 39-46, April 2002, ISSN :

Kestabilan Rangkaian Tertutup Waktu Kontinu Menggunakan Metode Transformasi Ke Bentuk Kanonik Terkendali

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ii aka dituliska beberapa aspek teoritis berupa defiisi, teorema da sifat-sifat yag berhubuga dega aljabar liear, struktur aljabar da teori kodig yag diguaka sebagai ladasa teori utuk peulisa tesis ii 21 Struktur Aljabar Defiisi 211 Operasi Bier Operasi bier pada suatu himpua S adalah suatu fugsi dari S S yag membawa setiap (a,b) S S ke a b S yag uik Jadi (a,b) a b Karea a b juga berada dalam S maka dikataka S tertutup di bawah operasi Defiisi 212 Grup ( Aliatiigtyas 2002) Struktur aljabar G dega operasi bier disebut grup jika memeuhi aksiomaaksioma berikut ii: 1 operasi bersifat assosiatif ( z = y,,, 2 ada usur idetitas e, sehigga berlaku e, 3 utuk setiap ada usur -1 sehigga -1 = -1 = e Defiisi 213 Subgrup (Aliatiigtyas 2002) Misalka G grup da H Maka H disebut subgrup dari G jika H grup di bawah operasi bier yag sama dega G( otasi: H ) (Aliatiigtyas 2002) Teorema 214 ( teorema Lagrage) Jika G grup higga da H adalah subgrup G, maka order dari H membagi order dari G (Aliatiigtyas 2002) Defiisi 214 ield Suatu himpua yag padaya didefiisika operasi jumlah (+) da operasi kali () disebut field, otasi (, +, ), jika memeuhi sifat-sifat berikut: 1 (, + ) merupaka grup komutatif terhadap +, yaitu memeuhi sifat-sifat:

4 a Assosiatif: (,,, b mempuyai usur idetitas: (! 0 0 0, c Setiap usur dari mempuyai ivers:!, 0, 0, dalam hal ii d Ko mutatif:, 2 (, ), dimaa = \ 0, merupaka grup komutatif terhadap, bersifat: a Assosiatif:,,, b mempuyai usur idetitas: (! 1 1 1 c Setiap usur dari mempuyai ivers:( ) (! ) 1, dalam hal ii da d : (,, 3 Berlaku sifat distributif terhadap + :,, atau (Guritma 2005) 215 Defiisi iite ield Suatu field dikataka berhigga (fiite field) jika himpuaya memiliki bayak eleme yag berhigga Order adalah bayakya aggota (Meezes et al 1997) 22 Aljabar liear Defiisi 221: Ruag Vektor Misalka merupaka field higga dega order Himpua tak kosog V (dega pejumlaha vektor da perkalia skalar oleh eleme ) merupaka ruag vektor dari jika utuk semua u, v V da utuk semua λ, μ, maka berlaku: 1 u + v V 2 ( u+ v) + w= u+ ( v+ w) 3 usur 0 V dimaa 0+ v= v= v+ 0, v V 4, dimaa ( ) 0 ( ) u V u V u+ u = = u + u 5 u+ v= v+ u 6 λ v V

5 λ u+ v = λ u+ λ v 7 ( ) 8 ( λ + μ) u = λu + μ u 9 ( λμ ) u = λ ( μ u) 10 Jika 1 merupaka usur idetitas utuk perkalia di maka 1u =u Defiisi 222: Pejumlaha Vektor da Perkalia Skalar di Misalka (Lig & Xig 2004) merupaka himpua dari vektor-vektor dega pajag usur-usurya merupaka eleme dari yag, yaitu: = { u, u, u, K, u } u ; 1 2 3 i Misalka pula v = ( v, v, K, v ) { v v v }, w ( w w K w ) λ 1 2,,K, r 1 2 = 1, 2,,, da maka pejumlaha vektor di didefiisika sebagai ( 1 1 2 2 u+ w= v + w, v + w, K, v + w ( ) sebagai λ v = λv, λv, K, λv 1 2 ), sedagka perkalia skalar didefiisika (Lig & Xig 2004) Defiisi 223: Subruag (Subspace) Suatu himpua tak kosog C dari ruag vektor V merupaka subruag (ruag bagia) dari V jika C merupaka ruag vektor da memiliki sifat pejumlaha vektor da perkalia vektor yag sama dega V (Lig & Xig 2004) Defiisi 224: Kombiasi Liear Misalka V merupaka ruag vektor atas, λi sembarag, maka λ1u1+ λ2u2+k + λrur merupaka kombiasi liear dari u1, u2, K, ur eleme V (Lig & Xig 2004) Defiisi 225: Bebas Liear Misalka V merupaka ruag vektor terhadap, himpua vektor { v1, v2, K, vr } dalam V dikataka salig bebas liear jika λ v + λ v 2 + K+ λ v = 0 λ = λ = K= λ = 0, tak bebas liear jika, 1 1 2 r r 1 2 r λ1v1+ λ2v2+ K + λrvr = 0 λi 0

6 Defiisi 226: Retag Liear Misalka V merupaka ruag vektor atas da himpua tak kosog dari V Retag liear dari { λ1 1 λ + K + λk k i } S = v + 2 v 2 v ; λ Jika S = Defiisi 227: Basis S = { v v K v } S 1 2 (Lig & Xig 2004),,, k merupaka didefiisika sebagai maka didefiisika S = { 0 } (Lig & Xig 2004) Misalka V merupaka ruag vektor dari Himpua tak kosog { } B= v1, v2, K, vk dari V dikataka basis utuk V jika V = B da B bebas liear = 1, 2, K, k basis utuk V, maka sembarag vektor v V dapat Misalka B { v v v } diyataka sebagai kombiasi liear dari vektor B Teorema 221 Misalka V merupaka ruag vektor atas k i V memiliki eleme ii k 1 1 V memiliki ( k! i= 0 Defiisi 228: Hasil Kali Skalar k i ) basis yag berbeda secara uik Jika dim( V) Misalka = (,, K, ), = (,, K, ) V v v v W w w w 1 2 1 2 = k, maka: (Lig & Xig 2004) product) dari V da W didefiisika sebagai V W = vw 1 1+ v2w2 + K + vw Defiisi 229: Kompleme Orthogoal Misalka = (,,, ), = (,,, ) V v v K v W w w K w 1 2 1 2 Hasil kali skalar (dot i Vektor V da W dikataka salig tegak lurus (orthogoal) jika V W = 0 ii Misalka S merupaka himpua bagia dari Kompleme orthogoal dari S, yaitu S didefiisika sebagai S = { v v s = 0, s S} Jika S =, maka didefiisika S = Jika S merupaka subruag dari ruag vektor, maka S merupaka subruag dari ruag vektor da S = S (Lig & Xig 2004)

7 Teorema 222 Diberika ruag vektor dim ( S ) dim( S ) + = Misalka S himpua bagia dari Maka (Lig S, Xig C 2004) 23 Model Aljabar Kode Liear Misalka meotasika vektor berdimesi atas field bier 2= {0,1} Kode liear bier dega pajag didefiisika sebagai sub ruag C dari Aggota suatu kode disebut dega kata kode (codeword) Kode liear C dega pajag da dimesi k diamaka kode liear dega parameter [, k] Jika jarak miimum d diketahui maka C diyataka sebagai kode liear dega parameter [,kd ] Setiap kata kode dalam kode liear C memiliki pajag tetap disebut blok yag terbagi mejadi dua bagia yaitu: simbol pesa da simbol cek Dimesi k merupaka pajag dari simbol pesa Meurut Mac Williams da Sloae (1981) setiap kode aka memiliki kata kode sebayak 2 k Defiisi 231 Jarak (Hammig distace) atara dua vektor,y, diotasika d(,y), adalah bayakya posisi digit dari da y dimaa simbol mereka berbeda Jarak miimum (miimum hammig distace) dari suatu kode liear C didefiisika: d(c) = mi { d(,y),y C, y } Defiisi 232 Bobot (Hammig weight) dari suatu vektor, diotasika, adalah bayakya simbol takol dalam Bobot miimum (miimum hammig weight ) dari suatu kode C didefiisika: mi {, 0 } Berdasarka defiisi 231 da 232 maka diperoleh d(,y)= ebagai ilustrasi, di dalam ruag, jika =10011 da y =11010, maka d(,y) = 10011 11010 01001 2 Proposisi 231 Jarak miimum dari suatu kode liear C adalah bobot miimum dari sembarag kata kode tak ol

8 Bukti Perhatika bahwa karea C liear, maka d(c) = mi { d(,y ),y C, y } = mi {,y C, y } = mi ) z C, z 0 } = ( terbukti ) Defiisi 233 Ort ogoal dari C (dibaca : kode dual dari C ), otasi, didefiisika = {y y = 0 utuk setiap C } Dimaa adalah produk dalam stadar pad a yag didefiisika sebagai : y =, = (,, ), y = (,, ) Dega demikia, jika C berdimesi k, maka berdimesi r = - k 24 Matriks Cek Paritas Suatu matriks H berukura r yag semua barisya merupaka suatu basis utuk disebut matriks cek paritas ( parity check matri ) dari C Pegertia matrik paritas ii berimplikasi pada pedefiisia kode liear yag berkaita dega cara kostruksiya, yaitu C = { H = 0 } Dega kata lai, C adalah ker ( H) Megkostruksi ( membuat ) kode liear dega pajag da k sama artiya dega medefiisika matriks cek paritas seperti yag dimaksud diatas Di sampig itu matriks cek paritas berfugsi megubah pesa mejadi katakode, dega kata lai ia merupaka parameter didalam ekodig 25 Ekodig Kode Liear diilustrasika misalya k Ekodig kode liear dega megguaka matriks cek paritas H, sebagai berikut Diberika blok simbol pesa dega pajag k u= uu 1 2 u, k aka diekode mejadi kata kode = 12 dimaa dega megguaka matriks cek paritas H yag telah didefiisika sebelumya Maka, pertama kali didefiisika =, =, = da diikuti dega pedefiisia r ( k) = simbol cek + 1 + 1 yag k k

9 ilaiya bergatug pada ilai simbol pesa Ketergatuga ii ditetuka oleh H dega meyelesaika SPL homoge berikut: 1 0 T 2 0 H = 0 H = M M 0 Utuk memudahka peyelesaia, matriks A biasaya diberika dalam betuk stadar, yaitu ( ) H= A I r Dega A adalah matriks bier berukura r k, da I r adalah matriks idetitas berukura r r Jika matriks H belum berbetuk stadar, maka dilakuka operasi baris / kolom elemeter utuk medapatka matriks ekivale stadarya Berikut ii diilustrasika proses kalkulasi ekodig dega megguaka H Didefiisika matriks cek paritas H berikut: 0 1 1 1 0 0 H= 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 Dari ukura H diperoleh =6, k =3, sehigga k = 3 Terlihat bahwa H mempuyai betuk stadar dega Pesa 0 1 1 A= 1 0 1 1 1 0 u= aka diekode mejadi = 1 2 3 4 5 6 Hal ii dimulai dari uuu 1 2 3 = u, = u, = u, 1 1 2 2 3 3 T kemudia 4, 5, 6 dipilih sehigga memeuhi H = 0, sehigga diperoleh Sistem Persamaa Liear (SPL) + + = 0, 2 3 4 + + = 0, 1 3 5 + + = 0 1 2 6

10 da disebut SPL cek paritas Misalya pesa 3 = 0, da dari SPL diperoleh 4 5 6 = 1= 1, = 1= 1, = 1 1= 1+ 1= 0 u= 110, maka 1 = 1, 2 = 1, Ii berarti H megubah pesa u= 110 mejadi katakode = 110110 Secara keseluruha, karea k = 3, maka ada 3 2 = 8 pesa berbeda yag bertidak sebagai iput dalam ekodig, sehigga H medefiisika kode C dega aggota 8 katakode C = {000000, 001110, 010101, 011011, 100011, 101101, 110110, 111000} Selai megguaka matriks cek paritas H, utuk megkostruksi C juga dapat megguaka matriks geerator dari C, biasaya diotasika dega G Semua baris dari G merupaka basis utuk C Akibatya G berukura k da setiap kata kode merupaka kombiasi liear dari semua vektor baris dari G, dega kata lai C = Spa({,, }) Dimaa {,, } adalah himpua semua baris dari G, hubuga atara H da G dapat diyataka dalam persamaa berikut: G H T = HG T 26 Dasar-dasar kostruksi kode 261 Peambaha pada matriks cek paritas (Addig a overall parity check/etedig a code) Misalka C adalah suatu kode liear bier dega parameter [ kd,, ] yag beberapa kata kode ya berbobot gajil Dari kode tersebut aka dibetuk kode baru Ĉ dega meambahka bit "0" di akhir kata kode yag berbobot geap, da bit "1" di akhir kata kode yag berbobot gajil Dega peambaha ii, jarak tiap pasag kata kode mejadi geap Jika jarak miimum kode C gajil, maka kode yag baru memiliki jarak miimum d + 1, sehigga Ĉ memiliki parameter [ + 1, k, d+ 1] Secara umum, proses peambaha simbol pada matriks cek paritas disebut sebagai etedig a code (Williams & Sloae 1981)

11 262 Pemotoga kode dega cara meghapus koordiat tertetu (Pucturig a code by deletig coordiates) Misalka C adalah suatu kode liear Proses pemotoga kode (pucturig) merupaka ivers/kebalika dari proses memperluas kode (etedig a code) Proses ii meghapus satu atau lebih koordiat dari setiap kata kode Ketika suatu koordiat dihapus, pajag da jarak miimum dari kode aka berkurag satu (amu, pada kasus tertetu, ada kalaya jarak miimum tetap) Dega kata lai, jika kode awal C memiliki parameter [ kd,, ], kode yag baru * C memiliki parameter [ 1, k, d 1] (Williams & Sloae 1981) 263 Peghapusa dega cara meghilagka beberapa kata kode (Epurgatig by thowig away codewords) Misalka kode liear bier C memiliki parameter [ kd,, ] da memiliki kata kode dega bobot gajil da geap Kata kode dega bobot gajil dapat dihapus utuk medapatka kode baru dega parameter [ k, 1, d' ] Pada umumya d' > d (Williams & Sloae 1981) 264 Memperbesar suatu kode dega cara meambahka kata kode baru ( Augmetig by addig ew codeword) Salah satu cara utuk memperbesar suatu kode adalah dega cara meambahka satu baris vektor 1 pada matriks geerator Jika C adalah suatu kode dega parameter [ kd,, ] da tidak memiliki kata kode 1 (vektor satu), a kode yag telah diperbesar berbetuk C = C 1+ C ( a) ( ) ( ) ( C megadug/memiliki kata kode dari kode C beserta komplemeya) Dega d ( a) demikia { d d } = mi, ' ( a) C memiliki parameter, d ' = bobot terbesar dari kata kode di C ( a) k, + 1, d, dega (Williams & Sloae 1981)

12 265 Memperpajag suatu kode dega meambahka simbol pesa (Legtheig by addig message symbols) Utuk memperpajag suatu kode liear C, dapat dilakuka dega cara meambahka kata kode baru, yaitu vektor 1 (augmetig a code) Setelah itu, dilajutka dega memperluas (etedig) kode sebayak satu bit Proses ii aka meambah satu simbol pesa (Williams & Sloae 1981) 266 Memperpedek kode (Shorteig a code) Memperpedek kode merupaka ivers/kebalika dari proses memperpajag suatu kode (legth a code) Utuk memperpedek suatu kode, diambil kata kode yag dimulai dega 1 = 0 (symbol pertama = 0) Selajutya koordiat dari 1 dihapus Proses seperti ii disebut megambil cross-sectio dari suatu kode (takig a cross-sectio of the code) (Williams & Sloae 1981)