Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

dokumen-dokumen yang mirip
Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

Kalkulus Multivariabel I

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Kalkulus Multivariabel I

PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER NON HOMOGEN

BAB VI INTEGRAL LIPAT

PD Orde 2 Lecture 3. Rudy Dikairono

SIFAT-SIFAT INTEGRAL LIPAT

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde II

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Persamaan Diferensial Orde II

PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER

Kalkulus Multivariabel I

1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih

Kalkulus Multivariabel I

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom [MA1124] KALKULUS II

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi

MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka

Persamaan Diferensial

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d

Persamaan Di erensial Orde-2

MEDAN LISTRIK. Oleh Muatan Kontinu. (Kawat Lurus, Cincin, Pelat)

Kalkulus Multivariabel I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Bab II Konsep Dasar Metode Elemen Batas

DIKTAT KALKULUS MULTIVARIABEL I

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Kalkulus Multivariabel I

Persamaan Diferensial

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

INTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

BAB 2 PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA

Bagian 7 Koordinat Kutub

Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran. January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU

Hendra Gunawan. 23 April 2014

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Kalkulus II. Institut Teknologi Kalimantan

Kalkulus Multivariabel I

Matematika Teknik Dasar-2 10 Aplikasi Integral - 1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari

Persamaan Diferensial

Teorema Divergensi, Teorema Stokes, dan Teorema Green

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y.

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 11 Matematika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

FT UNIVERSITAS SURABAYA VARIABEL KOMPLEKS SUGATA PIKATAN. Bab V Aplikasi

Open Source. Not For Commercial Use

Materi UTS. Matematika Optimisasi. Semester Gasal Pengajar: Hazrul Iswadi

Kalkulus Multivariabel I

Listrik Statik. Agus Suroso

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui.

Kalkulus Multivariabel I

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

BAB IV PERSAMAAN TAKHOMOGEN

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

Catatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

KALKULUS MULTIVARIABEL II

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

Listrik Statik. Agus Suroso

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

MATEMATIKA TEKNIK 2 S1-TEKNIK ELEKTRO. Mohamad Sidiq

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

Soal dan Solusi Materi Elektrostatika

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35

III HASIL DAN PEMBAHASAN

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

BAB III Diferensial. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Kalkulus Variasi. Persamaan Euler, Masalah Kalkulus Variasi Berkendala, Syarat Batas. Toni Bakhtiar. Departemen Matematika IPB.

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

Transkripsi:

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang Perhatikan fungsi z = f(x, y) pada = {(x, y) : a x b, c y d} Bentuk partisi P atas daerah berupa n buah persegipanjang 2 yang dibentuk dari garis 2 yang sejajar dengan sumbu-x dan sumbu-y seperti pada gambar di atas. Sebut partisi tersebut sebagai k, k = 1, 2,,n. Perhatikan persegipanjang ke k, yaitu k. Luasnya adalah A k = x k y k. Selanjutnya pilih titik wakil (x k, y k ) k. Perhatikan balok yang terbentuk dengan alas k dan tinggi f(x k, y k ). Volumenya adalah f(x k, y k ) A k (lihat gambar di atas yang di tengah). Jumlah iemann dari z = f(x, y) atas partisi P adalah: n J = f(x k, y k ) A k k=1 Mialkan P adalah elemen partisi yang paling luas, integral lipat dua atas daerah adalah: n f(x k, y k ) A k f(x, y) da = lim P 0 k=1 Sifat (jaminan integral lipat dua ada): Bila fungsi f(x, y) terdefinisi pada persegipanjang tertutup dan kontinu (kecuali mungkin di sebanyak berhingga titik) maka f terintegralkan. UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 2 Secara geometri, bila f(x, y) 0, integral lipat dua menyatakan volume benda yang alasnya dan atapnya permukaan z = f(x, y). Bila ada daerah dengan f(x, y) 0, integral lipat dua menyatakan volume benda pada daerah z positif dikurangi volume benda pada daerah z negatif (lihat gambar di samping). Sifat 2 : a. kf(x, y) da = k f(x, y) da (f(x, y) + g(x, y)) da = f(x, y) da + g(x, y) da b. Jika = 1 2 maka f(x, y) da = f(x, y) da + f(x, y) da 1 2 c. Jika f(x, y) g(x, y) maka f(x, y) da g(x, y) da d. 1 da = A dengan A adalah luas daerah. UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 3 Latihan: 1. Misalkan = {(x, y) : 0 x 3, 0 y 3}. Tentukan 1 0 x 3, 0 y 1 f(x, y) da bila f(x, y) = 2 0 x 3, 1 < y 2 3 0 x 3, 2 < y 3 2. Misalkan = {(x, y) : 0 x 4, 0 y 8}. Tentukan jumlah 64 8x + y 2 iemann dari da dengan membagi atas empat bagian yang 16 sama dan titik wakilnya dipilih pusat dari masing-masing persegipanjang. UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 4 Perhitungan Integral Lipat Sebagai Integral Berulang Pada pasal ini akan dibahas cara menghitung integral lipat dua atas daerah persegipanjang untuk fungsi sebarang. Perhatikan f(x, y) atas daerah = {(x, y) : a x b, c y d}. Pembahasan rumus berikut akan berlaku untuk sebarang fungsi f, namun demikian untuk memudahkan intepretasi geometri, diambil f(x, y) > 0. Irislah benda yang akan dihitung volumenya (gambar paling kiri) menjadi keping-keping tipis yang sejajar dengan bidang xz (gambar tengah). Misalkan lebar keping tersebut y. Luas permukaan keping tersebut hanya bergantung pada posisi y (jelaskan!), notasikan A(y). Volume keping tipis tersebut adalah V = A(y) y. Dengan demikian volume benda adalah: V = d c A(y) dy Dilain pihak, luas permukaan keping sejauh y dari bidang xz (y konstanta) adalah b a f(x, y) dx. Dengan demikian volume benda adalah: V = d c [ b a ] f(x, y) dx dy Alternatif lain bila kita membuat irisan kepingnya sejajar dengan bidang yz maka rumus yang diperoleh adalah b [ d ] V = f(x, y) dy dx a c Hati 2 : Batas-batas integrasi harus sesuai dengan urutan perhitungan integral. UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 5 Contoh-contoh: 4 [ 2 ] 1. Hitung 6x 2 y dx 2 1 dy 2. Hitung soal no 1. dengan urutan pengintegralan yang berbeda. 3. Hitung volume benda dibawah permukaan f(x, y) = x 2 + y 2 + 2 pada = {(x, y) : 1 x 1, 0 y 2} dan di atas bidang z = 1. Integral Lipat Dua atas Daerah Sebarang Perhitungan integral lipat atas daerah sebarang secara umum sulit dilakukan. Kita akan melihatnya pada dua jenis daerah berikut: S = {(x, y) : a x b, φ 1 (x) y φ 2 (x)} disebut y-sederhana S = {(x, y) : ψ 1 (y) x ψ 2 (y), c y d} disebut x-sederhana Jenis daerah lain yang tidak termasuk ke dalam dua tipe di atas pada umumnya dapat dipartisi menjadi beberapa bagian yang masing-masingnya berbentuk daerah x-sederhana atau y-sederhana. Diskusi: a. Adakah daerah yang sekaligus x-sederhana dan y-sederhana? b. Carilah daerah yang tidak dapat dipartisi jadi bagian-bagian daerah x-sederhana dan y-sederhana. UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 6 Untuk daerah y-sederhana, rumus integrasinya adalah sebagai berikut: [ b ] φ2 (x) f(x, y) da = f(x, y) dy dx a φ 1 (x) dengan argumentasi serupa, rumus untuk daerah x- sederhana: [ d ] ψ2 (x) f(x, y) da = f(x, y) dx dy Contoh 2 : 1. Hitung 1 y 2 0 0 c 2ye x dx dy ψ 1 (x) 2. Hitung volume benda pada oktan pertama yang terletak diantara paraboloida z = x 2 + y 2 dan silinder x 2 + y 2 = 4. 3. Hitung 4 2 0 y 2 e x2 dx dy (petunjuk: gambar daerah integrasinya lalu ubah urutan integrasinya) UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 7 Integral Lipat Dua pada Koordinat Polar Seringkali daerah integrasi dari integral lipat dua berbentuk sebuah busur. Daerah seperti ini lebih mudah direpresentasikan dalam bentuk koordinat polar ketimbang dalam koordinat kartesius. Perhatikan sistem koordinat polar seperti terlihat pada gambar di samping. Di sini sebuah titik pada bidang dinyatakan sebagai (r, θ) dengan r menyatakan jarak dari titik pusat koordinat dan θ adalah sudut yang dibentuk antara sumbu polar dengan garis yang menghubungkan pusat koordinat dan titik tersebut. Hubungan titik di koordinat kartesius dan koordinat polar adalah: x = r cosθ dan y = r sin θ Perhatikan sebuah persegi panjang polar (gambar di atas, sebelah kiri) = {(r, θ) : a r b, α θ β}. Fungsi dua peubah z = f(x, y) terdefinisi pada daerah tersebut (gambar sebelah kanan). Dalam bentuk polar, fungsi tersebut berbentuk z = f(r cos θ, r sin θ) Perhatikan persegipanjang (pp) polar di samping. Partisikan pp tersebut atas n bagian. Selanjutnya perhatikan elemen partisi ke k. Ukuran elemen ini adalah r k dan θ k. Pilih wakil ( r k, θ k ) dengan r k titik tengah antara r k 1 dan r k sedangkan θ k sebarang. Luas elemen ini adalah A k = r k r k θ k (buktikan!) Bila z = f(x, y) > 0 maka volume benda di atas elemen tersebut adalah: V = f( r k cos θ k, r k sin θ k ) r k r k θ k UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 8 Dengan demikian, volume benda di bawah permukaan f(x, y) dan di atas daerah adalah: V = f(r cosθ, r sin θ) r dr dθ Contoh: Tentukan volume benda di bawah permukaan z = e x2 +y 2 dan di atas daerah = {(r, θ) : 1 r 3, 0 θ π/4} Sebuah daerah S disebut daerah r-sederhana bila berbentuk S = {(r, θ) : φ 1 (θ) r φ 2 (θ), α θ β} Integral lipat dua atas r-sederhana: β φ2 (θ) f(x, y) da = f(r cosθ, r sinθ) r dr dθ α φ 1 (θ) Sebuah daerah S disebut daerah θ-sederhana bila berbentuk S = {(r, θ) : a r b, ψ 1 (r) θ ψ 2 (r)} Integral lipat dua atas daerah θ-sederhana: b ψ2 (r) f(x, y) da = f(r cosθ, r sin θ) r dθ dr a ψ 1 (r) UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 9 Contoh 2 : 1. Tentukan volume benda di bawah permukaan x = x 2 + y 2 di atas bidang xoy dan di dalam silinder x 2 + y 2 = 2y 2. Gunakan koordinat polar untuk menghitung e x2 +y 2 da dengan S = {(x, y) : x 2 + y 2 4}. 3. Ubahlah dalam koordinat kartesius, lalu hitunglah 4π/3 5 secθ 3π/4 0 r 3 sin 2 θ dr dθ UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 10 Momen dan Pusat Massa Perhatikan sebuah lamina (keping tipis 2 dimensi) tak homogen S (gambar sebelah kiri). Misalkan rapat masssanya adalah δ(x, y). Partisikan S atas pp-pp kecil seperti pada gambar sebelah kanan. Perhatikan elemen ke k. Pilih wakil ( x k, ȳ k ). Massa elemen ini adalah m = δ( x k, ȳ k ) A k. Massa lamina: m = δ(x, y) da Sedangkan momen terhadap sumbu x dan sumbu y masing-masing: M x = yδ(x, y) da dan M y = xδ(x, y) da Pusat massa dari lamina: ( x, ȳ) = ( M y m, M x m ) Contoh 2 : 1. Sebuah lamina dengan rapat massa δ(x, y) = xy dibatasi oleh sumbu-x, garis x = 8 dan kurva y = x 2 3. Tentukan massa dan pusat massanya. 2. Sebuah lamina berbentuk seperempat linkaran berjari-jari a, rapat massanya sebanding dengan jaraknya dari pusat lingkaran tersebut. Tentukan pusat massanya (gunakan koordinat [polar). UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 11 Momen Inersia Perhatikan sebuah benda (berbentuk titik) bermassa m dan berjarak sejauh r dari suatu garis. Momen inersia dari benda didefinisikan sebagai: momen inersia : I = mr 2 Sekarang perhatikan sebuah lamina pada bidang xy. Misalkan rapat massanya δ(x, y). Momen inersia benda terhadap sumbu-x, sumbu-y dan pusat koordiant adalah: I x = y 2 δ(x, y) da, I y = x 2 δ(x, y) da dan I z = (x 2 + y 2 ) δ(x, y) da = I x + I y Contoh: Tentukan momen inersia terhadap sumbu-x, sumbu-y dan pusat koordinat dari dua contoh terakhir. I Jari-jari girasi didefinisiakan sebagai : r = m. UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 12 Persamaan Diferensial Persamaan diferensial (Biasa), disingkat PD, adalah persamaan yang melibatkan turunanturunan dari suatu fungsi f(x). contoh 2 : 1. y + 2 sinx = 0 2. d2 y dx 2 + 3x dy dx 2y = 0 3. y + (y ) 5 e x = 0 Turunan tertinggi yang muncul pada suatu PD disebut orde dari PD tersebut. Pada contoh di atas ordenya masing-masing satu, dua dan tiga. Fungsi y = f(x) disebut solusi dari suatu PD bila fungsi tersebut memenuhi PD tersebut. Sebagai contoh fungsi y = sinx merupakan solusi dari y + y = 0 (tunjukan!). Fungsi y = cosx, juga merupakan solusi dari PD tersebut. Secara umum solusinya berbentuk y = A sin x+b cosx dengan A dan B konstanta. Solusi umum dari PD orde n selalu memuat n buah konstanta. Bila sebuah PD dilengkapi dengan syarat-syarat maka konstanta pada solusi umum dapat dieliminasi. Solusi ini disebut solusi khusus. Sebagai ilustrasi bila PD y + y = 0 dilengkapi syarat y(0) = 3 dan y (0) = 0 maka solusi khususnya y = 3 cosx PD linear orde n: y (n) + a 1 (x) y (n 1) + + a n 1 (x) y + a n (x) y = k(x) Fungsi a 1 (x), a 2 (x),, a n (x) disebut koefisien dari PD linear tersebut. Perkuliahan ini akan membahas pencarian solusi untuk PD linear orde satu dan orde dua saja. UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 13 Perasamaan Diferensial Linear Orde Satu Bentuk Umum : y + p(x) y = q(x) Tetapkan faktor pengintegral e p(x)dx, lalu kalikan pada PD semula. y e p(x)dx + y p(x) e p(x)dx = q(x) e p(x)dx d dx [y e p(x)dx ] = q(x) e p(x)dx y e p(x)dx = q(x) e p(x)dx dx Contoh: y = e p(x)dx q(x) e p(x)dx dx 1. Tentukan solusi dari dy dx + 2 x y = sin(3x) x 2, y(1) = 0. 2. Tangki berisi 120 liter air asin, mengandung 75 gram garam. Air asin yang berisi 1,2 gram garam per liter memasuki tangki dengan laju 2 liter/menit dan air asin keluar dari tangki dengan laju sama. Jika larutan garam dalam tangki selalu homogen, tentukan konsentrasi garam dalam tangki setelah 1 jam dan setelah 100 jam. Tugas baca: Kalkulus Purcell (terjemahan bahasa Indonesia) Edisi 5 hal 437, tentang kelistrikan. UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 14 Persamaan Diferensial Linear Orde Dua Bentuk Umum : y + a 1 (x) y + a 2 (x) y = k(x) Pembahasan akan dilakukan hanya untuk a 1 (x) dan a 2 (x) berupa fungsi konstan, yaitu y + a 1 y + a 2 y = k(x) Bila k(x) = 0 maka PD tersebut disebut PD linear orde 2 homogen. Untuk mencari solusi PD linear homogen (dengan koefisien konstan), kita harus mencari dahulu solusi PD homogennya. Perhatikan PD linear orde dua homogen berikut: y + a 1 y + a 2 y = 0 Misalkan solusinya adalah y = e rx dengan r suatu konstanta. Kita harus menentukan nilai r. Substitusikan solusi ini pada PD homogen semula: r 2 e rx + a 1 re rx + a 2 e rx = 0 ( r 2 + a 1 r + a 2 ) e rx = 0 r 2 + a 1 r + a 2 = 0 (disebut persamaan karakteristik) Misalkan r 1 dan r 2 solusi persamaan karakteristik tersebut, maka tiga bentuk yang mungkin terjadi a. r 1 & r 2 real berbeda, solusi PD homogen: y = c 1 e r 1x + c 2 e r 2x b. r 1 & r 2 real kembar, solusi PD homogen: y = c 1 e r 1x + c 2 xe r 1x c. r 1 & r 2 kompleks r 1 = α + β i dan r 2 = α β i solusi PD homogen: y = c 1 e αx sin(βx) + c 2 e αx cos(βx) Contoh: Tentukan solusi umum dari PD berikut: 1. y 2y y = 0 2. y 6y + 9y = 0 3. y 4y + 13y = 0 4. y + y = 0 UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 15 Sekarang kita akan mencari solusi umum dari PD linear orde dua tak homogen. Perhatikan PD tak homogen y + a 1 y + a 2 y = k(x) Tahap pencarian solusinya adalah sebagai berikut: Cari solusi PD homogennya, misalkah y h = c 1 u 1 (x) + C 2 u(2x) Fungsi u 1 (x) dan u 2 (x) disebut solusi fundamental. Cari sebuah solusi PD tak homogennya, misalkan y p. Solusi umum PD tak homogen adalah y = y h + y p. Mencari y h sudah dibahas, jadi sekarang tinggal mencari sebuah y p. Ada dua metode pencarian y p yang akan dibahas: Metode koefisien tak tentu (metode coba-coba) Metode variasi parameter Metode Koefisien Tak Tentu Metode ini hanya dapat dipakai untuk beberapa bentuk dari k(x) seperti yang tercantum pada tabel berikut: k(x) a. ce αx te αx b. c cos(αx) d sin(αx) c cos(αx) + d sin(αx) y p dimisalkan s cos(αx) + t sin(αx) c. c 0 + c 1 x + + c n x n t 0 + t 1 x + + t n x n Solusi y p dimisalkan seperti yang tercantum pada kolom tiga, dengan catatan: Bila k(x) merupakan kombinasi linear dari bentuk (a), (b) dan (c) maka pemisalan y p juga diambil dari kombinasi kolom ketiga. Bila pemisalan y p bentuknya sama dengan solusi fundamental, maka pemisalan tersebut harus dikali dengan x atau x 2 sampai bentuk pemisalan tersebut tidak sama dengan solusi fundamental. UL:materikuliah.math.itb.ac.id

ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 16 Contoh 2 : 1. y 3y 4y = 3x 2 + 2 2. y + 2y = 3x 2 + 2 3. y + 4y = sin(2x) 4. y 3y 4y = 3e x + 3x 2 + 2 Metode Variasi Parameter Metode ini dapat dipakai untuk sebarang bentuk k(x). Perhatikan kembali PD tak homogen y + a 1 y + a 2 y = k(x). Misalkan solusi homogennya y h = c 1 u 1 (x) + c 2 u 2 (x). Salosi y p yang memenuhi PD tak homogennya adalah: y p = v 1 (x) u 1 (x) + v 2 (x) u 2 (x) dengan v 1 dan v 2 fungsi-fungsi yang memenuhi hubungan { v 1 u 1 + v 2 u 2 = 0 v 1 u 1 + v 2 u 2 = k(x) Contoh: Tentukan solusi umum PD y + y = sec x. Tugas Baca: Penerapan PD linear orde 2 pada masalah pegas. UL:materikuliah.math.itb.ac.id