IDENTIFIKASI PENGINTEGRASIAN SOFT SKILLS MELALUI MATA PELAJARAN PADA PROGRAM STUDI TATA BUSANA DI SMK NEGERI 1 SEWON SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI PENGINTEGRASIAN SOFT SKILLS MELALUI MATA PELAJARAN PADA PROGRAM STUDI TATA BUSANA DI SMK NEGERI 1 SEWON SKRIPSI"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI PENGINTEGRASIAN SOFT SKILLS MELALUI MATA PELAJARAN PADA PROGRAM STUDI TATA BUSANA DI SMK NEGERI 1 SEWON SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Meenuhi Sebagian Persyaratan Guna Meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan DISUSUN OLEH: HANIFAH NUR ISTANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 i

2 HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI IDENTIFIKASI PENGINTEGRASIAN SOFT SKILLS MELALUI MATA PELAJARAN PADA PROGRAM STUDI TATA BUSANA DI SMK NEGERI 1 SEWON Disusun oleh : Hanifah Nur Istanti Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pebibing untuk diujikan. Yogyakarta, Januari 2012 Dosen Pebibing Dr. Sri Wening NIP ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada keudahan (QS. Al Insyiraah: 5) Bekerjalah kau, aka Allah akan elihat pekerjaanu, begitu juga Rasul-Nya serta orang-orang berian (At-Taubah : 105) Tetapi boleh jadi kau tidak enyenangi sesuatu, padahal itu baik bagiu, dan boleh jadi kau enyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagiu. Allah engetahui, sedang kau tidak engetahui. (Al-Baqarah : 216) Belajarlah kalian, tuntutlah ilu, sesungguhnya jika kini kalian adalah orangorang yang kecil dan tidak diperhitungkan anusia, aka kelak kalian akan enjadi orang-orang besar yang diperlukan anusia. (Al-Hasan bin Ali) Kejadian hari ini adalah ipiu kearin, aka beripilah yang baik untuk asa yang akan datang PERSEMBAHAN Kupersebahkan tulisanku ini untuk orang orang yang kusayangi : o Kedua orang tuaku, Ibu tersayang dan Bapak tercinta yang berkorban begitu banyak untuk anaknya, yang senantiasa elafalkan doa dala hati dan lisannya o Saudaraku (Hudan dan Luthfi) yang selalu eberikan seangat dan perhatiannya dala keadaan susah dan senang o Keluarga dan tetanggaku di Kulon Progo yang selalu enanyakan kapan kelulusanku. Itu enjadi otivasi tersendiri o Guru guru dan dosenku yang dengan sabar ebibing dan enyapaikan ilu yang sangat beranfaat o Keluarga seperjuanganku, keluarga besar KMM FT UNY, Tutorial PAI UNY, Takir Masjid AlMujahidin UNY dan kelopok lingkaran kecilku yang senantiasa engingatkan, enasehati dan ebelajarkan banyak hal, teriakasih atas ukhuwah selaa ini, seoga tidak pernah terhenti. o Keluarga Bluztart house dan aluni-aluninya teria kasih banyak atas bantuannya selaa ini o Sahabat S1 Busana 2006, yang selaa ini berjuang bersaa o Seluruh sahabat dan tean yang berjasa dan kukenal yang tidak dapat kusebutkan satu persatu o Alaaterku Universitas Negeri Yogyakarta v

6 IDENTIFIKASI PENGINTEGRASIAN SOFT SKILLS MELALUI MATA PELAJARAN PADA PROGRAM STUDI TATA BUSANA DI SMK NEGERI 1 SEWON Hanifah Nur Istanti ( ) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) engetahui bagaiana enggali soft skills yang akan digunakan untuk engidentifikasi soft skills yang diintegrasikan, (2) engetahui soft skills apa saja yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon, (3) engetahui seberapa besar soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon. Penelitian ini enggunakan pendekatan deskriptif dengan etode survey. Populasi dala penelitian ini adalah siswa kelas XII progra studi tata busana yang engikuti ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita di SMK Negeri 1 Sewon yang berjulah 135 siswa dengan sapel sebanyak 95 siswa. Variabel penelitian adalah identifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran. Instruen yang digunakan adalah angket dengan skala Likert. Metode pengupulan data enggunakan etode angket. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian enunjukkan bahwa (1) penggalian soft skills elalui FGD dengan para guru diperoleh 14 soft skills yang eiliki keterkaitan dengan dunia kerja, (2) soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan, ebuat busana pria/wanita adalah engelola diri, keandirian, keapuan berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, daya saing, kerja saa, kepeipinan, dan keapuan kounikasi; pada ata pelajaran ebuat busana pria/wanita ditabah soft skills engebangkan diri dan daya juang, (3) soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran (a) pendidikan kewarganegaraan sebesar (78,6%) yaitu: engelola diri (45,3%), keandirian (49,5%), keapuan untuk berpikir (49,5%), disiplin (50,5%), tanggung jawab (57,9%), sikap profesional (55,8%), ulet (48,4%), daya saing (49,5%), kerja saa (50,5%), kepeipinan (47,4%), keapuan kounikasi (56,8%); (b) kewirausahaan sebesar (78,6%) yaitu: engelola diri (48,4%), keandirian (49,5%), keapuan untuk berpikir (54,7%), disiplin (51,6%), tanggung jawab (70,5%), sikap profesional (50,5%), ulet (52,6%), daya saing (60,0%), kerja saa (54,7%), kepeipinan (49,5%), keapuan kounikasi (68,4%); (c) ebuat busana pria/wanita sebesar (92,9%) yaitu: engelola diri (62,1%), engebangkan diri (72,6%), keandirian (65,3%), keapuan untuk berpikir (75,8%), disiplin (55,8%), tanggung jawab (54,7%), sikap profesional (54,7%), ulet (51,6%), daya juang (66,3%), daya saing (66,3%), kerja saa (50,5%), kepeipinan (53,7%), dan keapuan kounikasi (49,5%). Kata Kunci: pengintegrasian soft skills, ata pelajaran vi

7 KATA PENGANTAR Alhadulillah, puji syukur bagi Allah SWT, pelipah rahat dan nikat sehingga peneliti dapat enyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dengan judul Identifikasi Pengintegrasian Soft Skills elalui Mata Pelajaran pada Progra Studi Tata Busana di SMK Negeri 1 Sewon. Skripsi ini diajukan untuk eenuhi sebagian persyaratan guna eperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Busana. Peneliti sadar sepenuhnya bahwa laporan penelitian ini tidak ungkin terselesaikan tanpa petunjuk, bibingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti enyapaikan teria kasih kepada: 1. Prof. Dr. Rochat Wahab, M.Pd., M.A, selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Noor Fitrihana, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Kapti Asiatun, M.Pd, selaku Koordinator Progra Studi Pendidikan Teknik Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dan sekretaris ujian Tugas Akhir Skripsi. 5. Dr. Sri Wening, selaku Dosen Pebibing Proyek Akhir Skripsi. 6. Triyanto, M.A, selaku penguji Tugas Akhir Skripsi. 7. Enny Zuhni Khayati, M.Kes, selaku validator ahli ateri soft skills. vii

8 8. Siti Haidah, M.Pd, selaku validator ahli ateri soft skills. 9. Agus Basuki, M.Pd, selaku validator ahli ateri soft skills. 10. Kasdilah, S.Pd, selaku validator dan guru ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMK Negeri 1 Sewon. 11. Wihartadi, S.Pd, selaku validator dan guru ata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Sewon. 12. Dra. Siti Fauziah Mardiana, M.Pd, selaku validator dan guru ata pelajaran ebuat busana pria/wanita di SMK Negeri 1 Sewon. 13. Seua pihak yang telah eberikan bantuan dala enyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir skripsi ini. Seoga skripsi ini dapat enabah wawasan keiluan dan anfaat bagi kita seua. Peneliti enyadari keterbatasan dala enulis skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti engharapkan saran, kritik dan asukan dari seua pihak dei kesepurnaan skripsi ini. Yogyakarta, Januari 2012 Peneliti Hanifah Nur Istanti viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR SKRIPSI... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 9 C. Batasan Masalah D. Ruusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Instruen SMK a. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan b. Visi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon c. Misi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon d. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon e. Mata Pelajaran PendidikanKewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita Pengintegrasian Soft Skills di SMK a. Soft Skills di SMK b. Aplikasi Soft Skills di SMK c. Pengintegrasian Soft Skills elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita d. Pengukuran Pengintegrasian Soft Skills B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Pertanyaan Penelitian ix

10 BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Tepat dan Waktu Penelitian Jenis Penelitian B. Definisi Operasional Variabel C. Populasi dan Sapel Populasi Sapel D. Teknik Pengupulan Data E. Instruen Penelitian F. Uji Coba Instruen Validitas Instruen Reliabilitas Instruen G. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tepat Penelitian Tepat Penelitian Gabaran Uu Responden B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Soft skills Hasil Penggalian elalui FGD dengan Para Guru Soft Skills yang Diintegrasikan Guru elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Soft Skills yang Diintegrasikan elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon C. Pebahasan Hasil Penelitian Soft skills Hasil Penggalian elalui FGD dengan Para Guru Soft Skills yang Diintegrasikan Guru elalui ata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Soft Skills yang Diintegrasikan elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon x

11 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesipulan B. Iplikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis Kesenjangan deand (tenaga kerja industri) dan supply (lulusan SMK) (Siti Mariah dan Machud Sugandi, 2010)... 4 Tabel 2. Cara Menentukan Ukuran Sapel dengan Proportional Rando Sapling Tabel 3. Skor jawaban dan kriteria penilaian pada identifikasi pengintegrasian soft skills Tabel 4. Kisi-kisi instruen angket tentang identifikasi pegintegrasian soft skills elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan, ebuat busana pria/wanita Tabel 5. Pedoan untuk Meberikan Interpretasi terhadap Koefisien Reliabilitas Alpha Chronbach Tabel 6. Kategori Keterkaitan Soft Skills di SMK dengan Soft Skills di Dunia Kerja Tabel 7. Soft skills yang diintegrasikan elalui Mata Pelajaran pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Tabel 9. Keterkaitan Soft Skills di SMK dengan Soft Skills di Dunia Kerja Tabel 10. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan Tabel 11. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran kewirausahaan Tabel 12. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita Tabel 13. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan Tabel 14. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan xii

13 Tabel 15. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lapiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instruen Lapiran 2. Analisis Data Lapiran 3. Instruen Penelitian Lapiran 4. Surat Ijin Penelitian xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan sebagaiana ditegaskan dala penjelasan pasal 15 UU Sisdiknas Noor 20 Tahun 2003 yaitu SMK erupakan pendidikan enengah yang epersiapkan peserta didik terutaa untuk bekerja dala bidang tertentu. Selain itu, dala kurikulu SMK ditegaskan engenai tujuan uu pendidikan enengah kejuruan antara lain: (1) peserta didik agar dapat enjalani kehidupan secara uu dan layak, (2) eningkatkan keianan dan ketaqwaan peserta didik, (3) enyiapkan peserta didik agar enjadi warga negara yang andiri dan bertanggungjawab, (4) enyiapkan peserta didik agar dapat enerapkan dan eelihara hidup sehat, eiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni. Adapun tujuan khusus dari pendidikan enengah kejuruan antara lain: (1) enyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik andiri atau sebagai tenaga kerja di dunia usaha/industri (DU/DI) sesuai bidang dan progra keahliannya, (2) ebekali peserta didik agar apu eilih karir, ulet dan gigih berkopetisi dan apu engebangkan sikap profesional dala bidang dan progra keahliannya, (3) ebekali peserta didik dengan iptek, apu engebangkan diri elalui jenjang yang lebih tinggi, (4) ebekali peserta didik dengan kopetensi-kopetensi yang sesuai dengan progra keahlian yang dipilih. 1

16 2 Diungkapkan juga dala struktur kurikulu pendidikan kejuruan, peserta didik disiapkan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta engebangkan keahlian dan keterapilannya, harus eiliki staina yang tinggi, enguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilu pengetahuan dan teknologi, eiliki etos kerja yang tinggi, dan apu berkounikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta eiliki keapuan engebangkan diri. Iplikasi dari struktur kurikulu adalah ata pelajaran dibagi dala tiga kelopok yaitu kelopok noratif, adaptif dan produktif. Indra Djati Sidhi dala Atwi Suparan (2003) yang dikutip oleh Wagiran (2007) bahwa beberapa upaya peningkatan utu pendidikan sudah dilakukan, naun deikian upaya ini belu berhasil secara optial. Hal ini tapak dari beberapa indikator antara lain: (1) rendahnya indikator utu, (2) banyaknya kritik yang terkait dengan asalah rendahnya kualitas, disiplin, kreativitas, oral serta sikap deokratis,(3) keapuan guru yang bervariasi, (4) kondisi lingkungan sekolah yang tidak eadai. Hal ini diungkinkan karena ateri pebelajaran yang diberikan asih berupa teori dan praktik saja, naun belu ada pengintegrasian soft skills. Selain itu, enurut artikel Lebaga Pendidikan dan Pengebangan Soft Skills oleh DEPDIKNAS elalui J. Ardan Mardan yang enyatakan bahwa pada periode Februari 2008 tercatat pengangguran terdidik di Indonesia sebesar juta orang yang leah pada aspek atribut soft skills, yaitu bekerja keras, kepercayaan diri tinggi, epunyai visi ke depan, apu bekerja dala ti, eiliki kepercayaan atang, apu berpikir analitis,

17 3 udah beradaptasi, apu bekerja dala tekanan, cakap berbahasa Inggris dan apu engorganisasi pekerjaan. Hal ini diperkuat dari penelitian di Harvard University Aerika Serikat (Ali Ibrahi Akbar, 2000 elalui Keendiknas, 2010:2), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan seata-ata oleh pengetahuan dan keapuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh keapuan engelola diri dan orang lain (soft skills). Penelitian ini engungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skills dan sisanya 80% oleh soft skills. Menyaksikan keterpurukan lulusan dan sikap peserta didik bangsa ini, perlu kirnya pencegahan dini elalui soft skills. Pengertian soft skills enurut Enny Zuhni Khayati (2006) bahwa soft skills erupakan keapuan non teknis yang diiliki seseorang untuk eudahkan seseorang untuk engerti kondisi psikologi diri sendiri, engatur ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan nora di asyarakat, berinteraksi dan berkounikasi dengan lingkungannya. Siti Mariah dan Machud Sugandi (2010) engungkapkan ada beberapa keluhan pengguna lulusan SMK antara lain lulusan SMK kurang percaya diri sehingga bekal keterapilan yang diiliki tidak dapat digunakan secara optial, tidak tahan bekerja di bawah tekanan, tanggung jawab kurang, kurang dapat engikuti siste kerja di industri yang berorientasi pada target (kualitas, waktu, dan service). Adapun analisis kesenjangan soft skills antara deand (tenaga kerja industri) dan supply (lulusan SMK) adalah sebagai berikut.

18 4 Tabel 1. Analisis Kesenjangan deand (tenaga kerja industri) dan supply (lulusan SMK) (Siti Mariah dan Machud Sugandi, 2010) Sedangkan 23 atribut soft skills yang doinan dibutuhkan di lapangan kerja enurut hasil survey di Aerika, Canada, dan Inggris dari center for enterpreuneurship education and developent, Halifax, Nova Scotia (2004) yang dikutip oleh Hafiz Mu addab (2010) yaitu inisiatif, etika/ integritas, berfikir kritis, keauan belajar, koiten, otivasi, berseangat, dapat diandalkan, kounikasi lisan, kreatif, keapuan analitis, dapat engatasi stress, anejeen diri, enyelesaikan persoalan, dapat eringkas, berkooperasi, fleksibel, kerja dala ti, andiri, endengarkan, tangguh, berarguen logis, enejeen waktu. Dala lapiran peraturan Presiden Republik Indonesia noor 5 tahun (BAPPENAS) 2010 tentang tencana pebangunan jangka panjang enengah nasional tahun disebutkan bahwa siswa sekolah enengah harus

19 5 eiliki soft skills antara lain keapuan untuk berpikir analitis atau keapuan kognitif, berkounikasi, bekerjasaa dala ti, interaksi sosial, peecahan asalah, engebangkan diri, saling enghargai, sportif, kerjasaa, kepeipinan, keandirian, partisipatif, kreatif, inovatif dansikap profesional. Aspek soft skills erupakan unsur dari pendidikan karakter yang belu diperhatikan secara optial bahkan cenderung diabaikan (Siti Irene Astuti D, 2010: 41). Hal ini saa dengan yang diungkapkan Dariyati Zuchdi, dkk (2010: 2) yakni soft skills yang terkait dengan nilai dan oralitas juga belu aksial. Oleh karena itu, enjadi tantangan dunia pendidikan untuk engintegrasikan kopetensi soft skills tersebut secara terpadu dengan hard skill agar apu enyiapkan SDM utuh yang eiliki keapuan bekerja dan berkebang di asa depan, apu berpikir, bersikap dan berbuat secara kreatif dala situasi yang tidak dapat diduga sebelunya. Dengan soft skills yang baik, aka siswa enjadi suber daya anusia yang berkualitas. Telah diungkapkan di atas bahwa aspek soft skills erupakan unsur dari pendidikan karakter. Selaras dengan hal tersebut, dala kurikulu SMK diungkapkan bahwa salah satu ata pelajaran di kelopok noratif yaitu ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan erupakan ata pelajaran yang enfokuskan pada pebentukan warga negara yang eahai dan apu elaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk enjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terapil, dan berkarakter yang diaanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (kurikulu SMK N 1 Sewon, 2010: 70).

20 6 Selain itu, pengintegrasian soft skills di SMK progra studi tata busana juga diintegrasikan elalui kelopok ata pelajaran adaptif dala ata pelajaran kewirausahaan dan kelopok produktif dala ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. Sesuai dengan yang diungkapkan Munzir (2010) bahwa selaras dengan keapuan soft skills, aka para peserta didik perlu dibekali dengan pendidikan keapuan kewirausahaan (entrepreneurship) yang handal. Keendiknas (2010) engungkapkan bahwa perlunya sekolah terutaa sekolah kejuruan eberikan soft skills yang berkaitan dengan kewirausahaan yang apu eberikan persepsi positif akan profesi wirausaha. Sedangkan pada ata pelajaran ebuat busana pria/wanita erupakan salah satu ata pelajaran produktif kopetensi dasar yang diberikan pada kelas XII dan telah dipertibangkan apu enjawab kebutuhan anak didik tentang peningkatan suberdaya anusia yang siap guna (kurikulu SMK N 1 Sewon, 2010). Lulusan akan apu engebangkan karier dengan baik pada bidang keahlian tertentu apabila yang bersangkutan benar-benar enguasai seluk beluk keterapilan secara tuntas, ulai dari penguasaan aspek technical skill dan soft skills yang terkait hingga aspek personal skill dan social skill yang diperlukan untuk engaplikasikannya dala kehidupan sehari-hari (Hadi Priowirjanto, 2003; I Gede Sudirtha, 2007). Oleh karena itu, ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan, dan ebuat busana pria/wanita perlu adanya pengintegrasian soft skills pada saat pebelajaran.

21 7 Menurut hasil pengaatan dan hasil wawancara dengan guru dan karyawan pada saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik Pengalaan Lapangan (PPL) di SMK N 1 Sewon pada tanggal 1 Juli 2009 sapai 12 Septeber 2009 dan pada tanggal 31 Agustus 2010 yang engungkapkan bahwa kurangnya aspek soft skills yang diiliki siswa antara lain yaitu siswa sering terlabat engupulkan tugas, beberapa siswa terlabat asuk kelas saat ja pertaa, beberapa siswa terlabat asuk kelas saat pergantian pelajaran karena saat guru keluar siswa tersebut juga ikut keluar dan terlabat seusai ja istirahat, berain telepon selluler, peakaian sepatu dengan warna yang berbeda dari ketentuan sekolah, pakaian yang dikenakan siswa terlalu ketat, kurang eperhatikan saat dijelaskan oleh guru, berbicara dengan tean saat guru enjelaskan, saat kerja kelopok ada siswa yang hanya bercanda dengan tean seentara yang lain engerjakan. Dari hal yang dilakukan siswa di atas, guru sebagai indikator penting dala keberhasilan seorang siswa karena paling banyak berinteraksi dengan siswa sehingga harus epunyai perhatian khusus pada siswa dengan engintegrasikan soft skills dengan baik isalnya eberikan teguran kepada siswa jika tidak sesuai dengan aturan, datang tepat waktu, jujur pada siswa, epersiapkan ateri dan bahan engajar dengan baik, eberikan panduan pada siswa untuk eahai ateri pada siswa sehingga siswa encontoh dari guru.

22 8 SMK N 1 Sewon erupakan salah satu SMK di Kabupaten Bantul yang visinya adalah ewujudkan lebaga pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan profesional. Misi SMK N 1 Sewon yaitu: (1) enyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan standar utu anajeen pendidikan, (2) eberikan layanan pendidikan dan pelatihan dibidang pariwisata secara profesional dan up to date, (3) enghasilkan taatan yang berkualitas dibidangnya sesuai kebutuhan dunia kerja. Adapun tujuan pendidikan SMK Negeri 1 Sewon yaitu: (1) epersiapkan peserta didik agar enjadi anusia yang produktif, apu bekerja andiri, engisi lowongan pekerjaan yang ada di DUDI sebagai tenaga kerja tingkat enengah, sesuai dengan Kopetensi Keahlian pilihannya, (2) ebekali peserta didik agar apu eilih karir, ulet, dan gigih dala berkopetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan engebangkan sikap profesional dala kopetensi Keahlian yang diinatinya, (3) ebekali peserta didik dengan pengetahuan, teknologi, dan seni agar apu engebangkan diri dikeudian hari baik secara andiri aupun elalui pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan berbagai uraian tentang soft skills, tujuan pendidikan sekolah enengah kejuruan yang telah diungkapkan di atas, visi dan isi SMK, dan struktur kurikulu SMK enunjukkan adanya pengintegrasian soft skills yaitu engelola diri, kerjasaa, kepeipinan, keandirian, engebangkan diri, keapuan untuk berpikir, berkounikasi, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, adaptasi, daya juang, dan daya saing. Pengintegrasian soft

23 9 skills yang optial dala pebelajaran sangat penting bagi siswa agar enjadi pribadi yang unggul dan tangguh tidak hanya dala kopetensi hard skillsnya akan tetapi pada soft skillsnya juga. Atas dasar hal di atas, peneliti ingin engkaji lebih endala tentang identifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran pada Progra Studi Keahlian Tata Busana SMK N 1 Sewon. B. Identifikasi Masalah Meperhatikan berbagai hal yang telah diuraikan dala latar belakang asalah, dapat diidentifikasi beberapa asalah sebagai berikut: 1. Peningkatan utu pendidikan belu berhasil secara optial yang diungkinkan karena ateri pebelajaran yang diberikan baru teori dan praktik saja dan belu ada pegintegrasian soft skills. 2. Lulusan SMK kurang percaya diri sehingga bekal keterapilan yang diiliki tidak dapat digunakan secara optial, tidak tahan bekerja di bawah tekanan, tanggung jawab kurang, kurang dapat engikuti siste kerja di industri yang berorientasi pada target (kualitas, waktu, dan service). 3. Adanya kesenjangan soft skills antara deand (tenaga kerja industri) dan supply (lulusan SMK). 4. Kurangnya aspek soft skills yang diiliki siswa yang ditunjukkan pada saat pebelajaran berlangsung sehingga perlunya pengintegrasian soft skills oleh Guru.

24 10 C. Batasan Masalah Dilihat dari tujuan uu dan khusus pendidikan sekolah enengah kejuruan, struktur kurikulu, visi dan isi SMK N 1 Sewon, serta tujuan pendidikan SMK Negeri 1 Sewon, pengintegasian soft skills elalui ata pelajaran sangat penting bagi siswa dala enghadapi tantangan yang ada, baik sekarang aupun untuk asa endatang. Ada berbagai soft skills yang berkebang saat ini. Peneliti ebatasi soft skills yang diteliti yaitu sesuai dengan tujuan uu dan khusus pendidikan sekolah enengah kejuruan, struktur kurikulu, visi dan isi SMK N 1 Sewon, serta tujuan pendidikan SMK Negeri 1 Sewon antara lain yaitu engelola diri, engebangkan diri, keandirian, keapuan untuk berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, adaptasi, daya juang, daya saing, kerja saa, kepeipinan, keapuan kounikasi. Kelopok ata pelajaran di SMK terdiri dari kelopok ata pelajaran noratif, adaptif dan produktif. Pada kelopok noratif, peneliti ebatasi pada ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kelopok adaptif dibatasi pada ata pelajaran kewirausahaan dan kelopok produktif dibatasi pada ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. Penelitian ini akan encoba engidentifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran pada Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon. Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon terdiri dari kelas X, XI dan XII. Akan tetapi, siswa yang peneliti abil adalah siswa kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon tahun ajaran

25 /2011. Peilihan kelas XII karena diharapkan siswa pada tingkat ini erupakan tingkat akhir pada jenjang sekolah enengah sehingga diharapkan telah endapatkan pengintegrasian soft skills yang lebih baik dan lebih banyak dari tingkat sebelunya, telah eiliki tujuan sesuai dengan tujuan SMK yaitu lulusan dapat eenuhi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI) atau dapat ebuka lapangan pekerjaan sendiri ataupun eneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. D. Ruusan Masalah Dari uraian yang telah peneliti sapaikan di atas, aka asalah yang dapat diruuskan adalah sebagai berikut : 1. Bagaiana enggali soft skills yang akan digunakan untuk engidentifikasi soft skills yang diintegrasikan? 2. Soft skills apa saja yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon? 3. Seberapa besar soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon?

26 12 E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah : 1. Mengetahui bagaiana enggali soft skills yang akan digunakan untuk engidentifikasi soft skills yang diintegrasikan. 2. Mengetahui soft skills apa saja yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon. 3. Mengetahui seberapa besar soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Menabah pengetahuan tentang pengintegrasian soft skills. b. Meberikan pengalaan penelitian. 2. Bagi progra studi a. Meberikan referensi untuk penelitian tentang soft skills. b. Meberikan inforasi tentang pengintegrasian soft skills dala pebelajaran pada siswa Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta.

27 13 3. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon Bantul a. Sebagai bahan asukan dala enentukan kebijakan yang tepat untuk eningkatkan kualitas siswa elalui pengintegrasian soft skills sehingga tujuan pendidikan kejuruan dapat tercapai. b. Masukan bagi pendidik agar eberikan pengintegrasian soft skills yang lebih baik lagi sehingga siswa eiliki pribadi yang unggul, dapat berkopetisi dala berbagai keterapilan di bidangnya.

28 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Instruen SMK a. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaiana yang ditegaskan dala penjelasan Pasal 15 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas, 2008) yang erupakan pendidikan enengah yang epersiapkan peserta didik terutaa untuk bekerja dala bidang tertentu. Adapun tujuan uu dan tujuan khusus pendidikan enengah kejuruan adalah sebagai berikut: 1) Tujuan uu a) Peserta didik agar dapat enjalani kehidupan secara uu dan layak. b) Meningkatkan keianan dan ketakwaan peserta didik. c) Menyiapkan peserta didik agar enjadi warga negara yang andiri dan bertanggungjawab. d) Menyiapkan peserta didik agar eahai dan enghargai keanekaragaan budaya bangsa Indonesia. e) Menyiapkan peserta didik agar dapat enerapkan dan eelihara hidup sehat, eiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni. 2) Tujuan khusus a) Menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik andiri atau sebagai tenaga kerja di dunia usaha/industri sesuai bidang dan progra keahliannya. b) Mebekali peserta didik agar apu eilih karir, ulet dan gigih berkopetesi dan apu engebangkan sikap profesional dala bidang dan progra keahliannya. c) Mebekali peserta didik dengan IPTEK agar apu engebangkan diri elalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 14

29 15 d) Mebekali peserta didik dengan kopetensi-kopetensi yang sesuai dengan progra keahlian yang dipilih (kurikulu SMK N 1 Sewon, 2010: 14). Dala Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat 3 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Noor 22 Tahun 2006 (UU Sisdiknas, 2008) tentang Standar Isi yang enegaskan bahwa standar kopetesi lulusan pada satuan pendidikan enengah kejuruan bertujuan untuk eningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak ulia, serta keterapilan untuk hidup andiri dan engikuti pendidikan yang lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Noor 22 Tahun 2006 (UU Sisdiknas, 2008) tentang Standar Isi pada bagian Struktur Kurikulu Pendidikan enjelaskan bahwa agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta engebangkan keahlian dan keterapilan, siswa harus eiliki staina yang tinggi, enguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilu pengetahuan dan teknologi, eiliki etos kerja yang tinggi, dan apu berkounikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta eiliki keapuan engebangkan diri. b. Visi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon Visi dari SMK Negeri 1 Sewon adalah ewujudkan lebaga pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan profesional (kurikulu SMK N 1 Sewon, 2010: 15).

30 16 c. Misi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon Adapun isi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon adalah sebagai berikut: 1) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan standar utu anajeen pendidikan. 2) Meberikan layanan pendidikan dan pelatihan dibidang pariwisata secara profesional dan up to date. 3) Menghasilkan taatan yang berkualitas dibidangnya sesuai kebutuhan dunia kerja (kurikulu SMK N 1 Sewon, 2010: 15). d. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon Tujuan SMK Negeri 1 Sewon adalah agar enjadi anusia yang produktif, apu bekerja andiri, engisi lowongan pekerjaan yang ada di DUDI sebagai tenaga kerja tingkat enengah, sesuai dengan kopetensi keahlian pilihannya yaitu: 1) Mepersiapkan pesserta didik agar enjadi anusia produktif, apu bekerja andiri, engisi lowongan pekerjaan yang ada di DUDI sebagai tenaga kerja tingkat enengah, sesuai dengan kopetensi keahlian pilihannya. 2) Mebekali peserta didik agar apu eilih karier, ulet dan gigih dala berkopetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan engebangkan sikap profesional dala Kopetensi Keahlian yang diinatinya. 3) Mebekali peserta didik dengan pengetahuan, teknologi, dan seni agar apu engebangkan diri dikeudian hari baik secara andiri aupun elalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi (kurikulu SMK N 1 Sewon, 2010: 15). e. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita 1) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

31 17 Pendidikan kewarganegaraan erupakan salah satu ata pelajaran dari kelopok noratif. Hal ini terdapat dala Lapiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Noor 22 Tahun 2006 (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, 2008: 193) bahwa kelopok noratif adalah ata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang eliputi pendidikan agaa, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, pendidikan jasani olahraga dan kesehatan, dan seni budaya. Naun, dala penelitian ini dibatasi pada ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dala kurikulu SMK N 1 Sewon (2010: 70), dinyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan erupakan ata pelajaran yang efokuskan pada pebentukan warga negara yang eahai dan apu elaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk enjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terapil, dan berkarakter yang diaanatkan oleh Pancasila dan UUD Untuk enjadikan siswa eiliki karakter yang sesuai aka perlu adanya pengintegrasian soft skills. Hal ini sesuai dengan ungkapan dari Siti Irene Astuti D (2010: 41) bahwa aspek soft skills yang erupakan unsur pendidikan karakter perlu dikebangkan. Jadi, pengebangan soft skills dapat elalui pendidikan kewarganegaraan sehingga dapat sesuai dengan kurikulu SMK.

32 18 Adapun tujuan dari pendidikan kewarganegaraan adalah agar peserta didik eiliki keapuan sebagai berikut: a) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dala enanggapi isu kewarganegaraan. b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas dala kegiatan berasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi. c) Berkebang secara positif dan deokratis untuk ebentuk diri berdasarkan karakter-karakter asyarakat Indonesia agar dapat hidup bersaa dengan bangsa-bangsa lainnya. d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dala percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dala eanfaatkan teknologi inforasi dan kounikasi (kurikulu SMK N 1 Sewon, 2010: 70). Ruang lingkup ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dala kurikulu SMK N 1 Sewon ( : 70) eliputi aspek-aspek sebagai berikut: a) Persatuan dan kesatuan bangsa. b) Nora, huku dan peraturan. c) Hak asasi anusia. d) Kebutuhan warga negara. e) Konstitusi negara. f) Kekuasaan dan politik. g) Pancasila. h) Globalisasi. Dari tujuan pendidikan kewarganegaraan dan ruang lingkup ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, tapak dan perlu

33 19 adanya pengintegrasian soft skills elalui pendidikan kewarganegaraan. 2) Mata Pelajaran Kewirausahaan Dala Lapiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Noor 22 Tahun 2006 (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, 2008: 193) yang enjelaskan tentang kelopok adaptif terdiri atas ata pelajaran bahasa Inggris, ateatika, IPA, IPS, keterapilan koputer dan pengelolaan inforasi, dan kewirausahaan. Mata pelajaran ini alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan progra keahlian dan dapat diselenggarakan dala blok atau waktu alternatif lain. Dala penelitian ini, peneliti ebatasi pada ata pelajaran kewirausahaan. Sesuai dengan yang diungkapkan Munzir (2010) bahwa selaras dengan keapuan soft skills, aka para peserta didik perlu dibekali dengan pendidikan keapuan kewirausahaan (entrepreneurship) yang handal. Senada dengan yang diungkapkan Keendiknas (2010) bahwa perlunya sekolah terutaa sekolah kejuruan eberikan soft skills yang berkaitan dengan kewirausahaan yang apu eberikan persepsi positif akan profesi wirausaha. Dala kurikulu SMK N 1 Sewon (2010: 108), isi ata pelajaran kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha

34 20 sebagai fenoena epiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut lebih aktif untuk epelajari peristiwa-peristiwa ekonoi yang terjadi di lingkungannya. Pebelajaran kewirausahaan dapat enghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepeipinan, yang sangat terkait dengan cara engelola usaha untuk ebekali peserta didik agar dapat berusaha secara andiri. Mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar peserta didik eiliki keapuan sebagai berikut: a) Meahai dunia usaha dala kehidupan sehari-hari, terutaa yang terjadi di lingkungan asyarakat. b) Berwirausaha dala bidangnya. c) Menerapkan perilaku kerja prestatif dala kehidupannya. d) Mengaktualisaikan sikap dan perilaku wirausaha (kurikulu SMK, 2010: 108). Ruang lingkup ata pelajaran kewirausahaan eliputi aspek-aspek sebagai berikut: a) Sikap dan perilaku wirausaha. b) Kepeipinan dan perilaku prestatif. c) Solusi asalah. d) Pebuatan keputusan (kurikulu SMK N 1 Sewon, 2010: 109). Joseph Schupeter dala Gunawan Trihantoro (2011) sebagai pakar ekonoi kelebagaan berpendapat kewirausahaan sangat penting dala enentukan keajuan perekonoian suatu negara. Peikiran Schupeter bertupu kepada ekonoi jangka panjang yang terlihat dala analisisnya baik engenai terjadinya

35 21 invensi dan inovasi peneuan-peneuan baru yang dapat enentukan pertubuhan ekonoi yang tinggi. Dengan pendidikan kewirausahaan, pengintegrasian soft skills akan lebih aksial karena dala pebelajarannya eberikan ateri yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha. 3) Mata Pelajaran Mebuat Busana Pria/Wanita Menurut Lapiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Noor 22 Tahun 2006 (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, 2008: 193) enyatakan bahwa kelopok produktif terdiri atas sejulah ata pelajaran yang dikelopokkan dala Dasar Kopetensi Kejuruan dan Kopetensi Kejuruan. Dala kurikulu SMK N 1 Sewon (2010: 111), ata pelajaran Dasar Kopetensi Kejuruan terdiri dari enerapkan K3LH, elaksanakan peeliharaan esin jahit dan elaksanakan layanan secara pria kepada pelanggan. Sedangkan Kopetensi Kejuruan untuk kopetensi keahlian Busana Butik adalah sebagai berikut: a) Menggabar busana (fashion drawing) b) Mebuat pola (pattern aking) c) Mebuat busana wanita d) Mebuat busana pria e) Mebuat busana anak

36 22 f) Mebuat busana bayi g) Meilih bahan baku busana h) Mebuat hiasan pada busana (ebroidery) i) Mengawasi utu busana j) Meproduksi busana k) Measarkan busana (kurikulu SMK N 1 Sewon, 2010: 116). Materi pebelajaran dasar kopetensi kejuruan dan kopetensi kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan progra keahlian untuk eenuhi standar kopetensi kerja di dunia kerja yang saat ini lebih engutaakan keapuan soft skills yang diiliki selain keapuan hard skills. Progra produktif bersifat elayani perintaan pasar kerja, karena itulebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Mata pelajaran ebuat busana pria/wanita erupakan salah satu ata pelajaran dala kopetensi kejuruan kelopok produktif untuk kelas XII pada progra studi tata busana yang telah dipertibangkan apu enjawab kebutuhan anak didik tentang peningkatan suberdaya anusia yang siap guna (kurikulu SMK, 2010). Lulusan akan apu engebangkan karier dengan baik pada bidang keahlian tertentu apabila yang bersangkutan benar-benar enguasai seluk beluk keterapilan secara tuntas, ulai dari penguasaan aspek technical skill dan yang terkait hingga aspek personal skill dan social skill yang

37 23 diperlukan untuk engaplikasikannya dala kehidupan sehari-hari (Priowirjanto, Hadi, 2003; I Gede Sudirtha, 2007). Oleh karena itu, untuk eenuhi tuntutan dari dunia usaha aupun industri, perlu adanya pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran sehingga lulusan apu engebangkan karier dengan baik pada bidang keahlian tertentu ulai dari penguasaan aspek technical skill dan soft skills yang diperlukan untuk engaplikasikannya dala kehidupan sehari-hari. 2. Pengintegrasian Soft Skills di SMK a. Soft Skills di SMK 1) Pengertian Soft Skills Pengertian soft skills enurut Enny Zuhni Khayati (2006) bahwa soft skills erupakan keapuan non teknis yang diiliki seseorang untuk eudahkan seseorang dapat engerti kondisi psikologi diri sendiri, engatur ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan nora di asyarakat, berinteraksi dan berkounikasi dengan lingkungannya. Dala perulaan pekerjaan, keapuan teknis eegang peran penting dala pekerjaan, naun deikian dala perkebangan selanjutnya aspek soft skills erupakan faktor penentu keberhasilan dala bersaing eraih jabatan yang lebih tinggi.

38 24 Dinas Kounikasi dan Inforasi Provinsi Jati (2009) bahwa soft skills erupakan kesadaran yang ebuat seseorang terotivasi dan pantang enyerah sehingga bisa enepatkan diri di tengah orang lain secara proporsional (interpersonal) dan keterapilan dala engatur dirinya sendiri (intra-personal skill) yang apu engebangkan unjuk kerja secara aksial. Menurut Miller, Rankin dan Neathey (2001) dala Parulian Hutapea dan Nurianna Thoha (2008: 4) engungkapkan bahwa soft skills adalah kopetensi yang enggabarkan bagaiana seseorang diharapkan berperilaku agar dapat elaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pengertian jenis ini dikenal dengan naa kopetensi perilaku (behavioural copetencies) atau dapat juga disebut dengan istilah kopetensi lunak (soft skills/soft copetency). Dari berbagai pengertian di atas, aka dapat disipulkan bahwa soft skills adalah keapuan non teknis (kesadaran) yang diiliki seseorang dala eberdayakan diri untuk engerti kondisi psikologi diri sendiri, engatur ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan nora di asyarakat, berinteraksi dan berkounikasi dengan lingkungannya dala enyiasati realitas sehingga apu engebangkan unjuk kerja secara aksial.

39 25 2) Indikator Soft Skills Secara garis besar soft skills bisa digolongkan ke dala dua kategori yaitu intrapersonal dan interpersonal skills. Intrapersonal skills encakup self awareness (self confident, self assessent, trait & preference, eotional awareness) dan self skill (iproveent, self control, trust, worthiness, tie/source anageent, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skills encakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, epathy) dan social skill (leadership, influence, counication, conflict anageent, cooperation, tea work, synergy) (H. Gardner, 1993; Djoko Hari Nugroho, 2009). Keterapilan Intrapersonal encakup kesadaran diri (keyakinan diri, penilaian diri, sifat dan pilihan, sadar eosi) dan keterapilan diri (perbaikan, kontrol diri, kepercayaan, dapat dipercaya, engelola waktu, proaktif, berhati nurani). Sedangkan Keterapilan interpersonal encakup kesadaran sosial (kesadaran politik, engebangkan orang lain, epengaruhi perubahan, orientasi elayani, epati) dan keterapilan sosial (kepeipinan, epengaruhi, berkounikasi, engelola konflik, kerjasaa, kerjasaa ti, sinergi). Menurut Golean et. al., (2002) dala Parulian Hutapea dan Nurianna Thoha (2008: 53) bahwa soft skills yang digunakan di dunia kerja terdiri dari personal skills (intrapersonal skills) dan social skills (interpersonal skills). Personal skills (intrapersonal skills) adalah keapuan yang enentukan bagaiana cara eanajeeni diri sendiri. Keapuan ini encakup sadar diri

40 26 (self awareness) dan anajeen diri (self anageent). Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut: a) Sadar diri (self awareness) (1) Sadar eosi diri (eotional self awareness): ebaca eosi sendiri dan engetahui dapaknya, enggunakan rasa keberaniaan untuk engarahkan keputusan. (2) Manajeen akurasi diri (accurateself anageent): engetahui kekuatan dan keterbatasan diri. (3) Percaya diri (self confidance): sadar nilai dan keapuan diri yang baik. b) Manajeen diri (self anageent) (1) Pengendalian eosi diri (eotional self control): apu engendalikan keinginan dan eosi yang erusak. (2) Transparansi: enunjukkan kejujuran, integritas, dan dapat dipercaya. (3) Adaptasi: fleksibilitas dala beradaptasi pada situasi yang berbeda atau enyelesaikan rintangan yang ada. (4) Pencapaian (achieveent): dorongan untuk eperbaiki kinerja untuk eenuhi standar terbaik. (5) Inisiatif: kesiapan untuk bertindak dan eraih kesepatan. (6) Keoptiisan: elihat bagian positif dari setiap kejadian (Golean et. al., 2002 dala Parulian Hutapea dan Nurianna Thoha, 2008: 53-54). Social skills (interpersonal skills) adalah keapuan tentang bagaiana seseorang eanajeeni relasi. Lebih lanjut keapuan sosial terdiri dari sadar sosial dan enejeen relasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Sadar sosial (social awareness) (1) Epati: erasakan eosi orang, engerti perspektif orang dan tertarik terhadap kepentingan orang. (2) Kesadaran organisasi: ebaca arus, jaringan keputusan dan politik pada tingkat organisasi. (3) Pelayanan: engenal dan eenuhi kebutuhan pelanggan.

41 27 b) Manajeen relasi (relationship anageent) (1) Kepeipinan inspirasional: engarahkan dan eotivasi dengan visi yang tegas. (2) Pengaruh: enggunakan sejulah taktik untuk ebujuk. (3) Mengebangkan orang lain: engebangkan keapuan orang lain elalui upan balik dan petunjuk. (4) Katalisator perubahan: berinisiatif, aanajeeni, dan eipin dengan arah yang baru. (5) Manajeen konflik: eecahkan perselisihan. (6) Mebangun hubungan: enciptakan dan eelihara sejulah hubungan. (7) Kerjasaa kelopok dan kolaborasi: ebangun kelopok dan kerja saa (Golean et. al., 2002 dala Parulian Hutapea dan Nurianna Thoha, 2008: 54). Menurut John Doe (2001) yang dikutip oleh An Ubaedy (2008: 69-72) engungkapkan bahwa indikator soft skills antara lain: keefektifan pribadi, fleksibel, pengelolaan, kreativitas/inovasi, berpikir kedepan, kepeipinan, ebujuk, berorientasi pada tujuan, belajar terus-enerus, pengabilan keputusan, bernegosiasi, kounikasi tertulis, pengebangan karyawan/pelatihan, eecahkan asalah, kerja kelopok, epresentasikan, diploasi, engelola konflik, epati, pelayanan pelanggan, perencanaan/engorganisir, keapuan antar pribadi, dan engelola diri. Menurut Robinson Situorang dala Dewi Sala Prawiladilaga dan Eveline Siregar (2004 : 64-65) engungkapkan tentang kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan interpersonal adalah keapuan eersepsi dan ebedakan suasana hati, aksud, otivasi serta perasaan orang

42 28 lain. Sedangkan kecerdasan intrapersonal adalah keapuan eahai diri sendiri dan bertindak berdasarkan peahaan tersebut. Kecerdasan interpersonal eliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, gerak isyarat, keapuan ebedakan berbagai aca tanda interpersonal, dan keapuan eengaruhi orang lain untuk elakukan sesuatu. Adapun ciri-ciri orang yang eiliki kecerdasan ini adalah : a) Mepunyai banyak tean di sekolah aupun di lingkungannya. b) Suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tepat tinggal. c) Sangat engenal lingkungannya. d) Banyak terlibat dala kegiatan kelopok di luar ja sekolah. e) Berperan sebagai penengah ketika terjadi pertikaian atau konflik di antara tean. f) Menikati berbagai perainan kelopok. g) Berepati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain. h) Suka dicari sebagai penasihat atau peecah asalah oleh teannya. i) Sangat enikati pekerjaan engajari orang lain. j) Berbakat enjadi peipin dan berprestasi dala ata pelajaran Ilu Sosial (Robinson Situorang dala Dewi Sala Prawiladilaga dan Eveline Siregar, 2004 : 64). Kecerdasan intrapersonal eliputi kesadaran akan suasana hati, aksud, otivasi, teperaen, keinginan, berdisiplin diri, dan keapuan enghargai diri. Adapun ciri-ciri orang yang eiliki kecerdasan ini adalah sebagai berikut:

43 29 a) Meperhatikan sikap independen dan keauan yang kuat. b) Bersikap realistis terhadap kekuatan dan keleahannya. c) Meberikan reaksi keras terhadap topik-topik kontroversial terhadap dirinya. d) Bekerja dan belajar dengan baik seorang diri. e) Meiliki rasa percaya diri yang tinggi. f) Kecenderungan epunyai pandangan yang lain dari pandangan uu. g) Banyak belajar dari kesalahan asa lalu. h) Dengan tepat engekspresikan perasaannya. i) Berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan. j) Banyak terlibat dala hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri (Robinson Situorang dala Dewi Sala Prawiladilaga dan Eveline Siregar, 2004 : 65). Menurut A. Wiratno (2008) dala Djoko Hari Nugroho (2009) engungkapkan bahwa institusi foral terutaa sekolah lebih cenderung sebagai edia yang paling kondusif untuk engasah keahlian soft skills seseorang. Hal tersebut dikarenakan soft skills dipelajari elalui interaksi dengan orang lain dan bagaiana seseorang enghadapi perasalahan dala kehidupannya. Menurut A. Wiratno (2008) dala Djoko Hari Nugroho (2009), soft skills yang perlu diasah dikelopokkan ke dala ena kategori antara lain: (a) keterapilan kounikasi lisan dan tulisan, (b) keterapilan berorganisasi (c) kepeipinan, (d) keapuan berpikir kreatif dan logis, (e) ketahanan enghadapi tekanan (effort), (f) kerjasaa ti dan interpersonal serta etika kerja. Dala lapiran Peraturan Presiden Republik Indonesia noor 5 tahun 2010 (BAPPENAS, 2010) tentang tencana pebangunan jangka panjang enengah nasional tahun

44 30 disebutkan bahwa siswa sekolah enengah harus eiliki soft skills antara lain: a) Keapuan untuk berpikir analitis atau keapuan kognitif. b) Berkounikasi. c) Bekerjasaa dala ti. d) Interaksi sosial. e) Peecahan asalah. f) Mengebangkan diri g) Saling enghargai. h) Sportif. i) Kerjasaa. j) Kepeipinan. k) Keandirian. l) Partisipatif. ) Kreatif. n) Inovatif. o) Sikap profesional. Dengan adanya berbagai indikator dari soft skills di atas, aka peneliti enyipulkan berbagai indikator soft skills yang sesuai dengan tujuan uu dan khusus pendidikan sekolah enengah kejuruan, struktur kurikulu, visi dan isi SMK N 1 Sewon, serta tujuan pendidikan SMK Negeri 1 Sewon yang eliputi intrapersonal skills dan interpersonal skills yaitu

45 31 engelola diri, engebangkan diri, keandirian, keapuan untuk berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, adaptasi, daya juang, daya saing, kerjasaa, kepeipinan, dan keapuan berkounikasi. a) Mengelola Diri Yusi Riksa Yuatiana (2010: 1) yang engungkapkan anajeen diri adalah engelola diri. Mengelola diri diulai dengan eiliki konsep diri atau persepsi diri tentang diri. Langkah yang kedua adalah engebangkan harga diri. Langkah yang ketiga adalah kesepurnaan diri atau keunggulan diri (self efficacy) adalah persepsi individu terhadap keapuan dirinya pada suatu tingkatan penapilan dengan eenuhi syarat-syarat situasional. Keapuan adalah apu eadukan tantangan tugas dengan usaha pada suatu situasi. Menurut John Doe dala An Ubaedy (2008: 72), engelola diri adalah keapuan engontrol diri atau engelola potensi dan waktu untuk encapai hasil yang lebih bagus. Jadi, engelola diri adalah keapuan engontrol diri atau engelola potensi dengan cara eiliki konsep diri, engebangkan harga diri, eahai keunggulan dan keleahan diri untuk encapai hasil yang lebih bagus.

46 32 Untuk dapat engelola potensi yang diiliki, indikator yang paling enonjol dari seseorang yang eiliki pengetahuan diri yang bagus antara lain adalah sebagai berikut: (1) Self-concept: bagaiana enyipulkan diri secara keseluruhan, bagaiana elihat potret diri secara keseluruhan, bagaiana engonsepsikan diri secara keseluruhan. (2) Self-estee: sejauh ana epunyai perasaan positif terhadap diri, sejauh ana seseorang epunyai sesuatu yang dirasakan bernilai atau berharga bagi diri seseorang, sejauh ana seseorang eyakini adanya sesuatu yang bernilai, berartabat, atau berharga bagi diri seseorang. (3) Self-efficacy: sejauh ana seseorang epuyai keyakinan atas kapasitas yang diiliki untuk dapat enjalankan tugas atau enangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed) atau sejauh ana seseorang eyakini kapasitas diri dala enangani urusan tertentu sesuai dengan bidang yang dikuasai. (4) Self confidance: sejauh ana seseorang epunyai keyakinan terhadap penilaian diri atas keapuan yang diiliki dan sejauh ana seseorang dapat erasakan adanya kepantasan untuk berhasil (An Ubaedy, 2008: 7). Seseorang yang eiliki pengetahuan diri yang bagus, akan dapat eahai keunggulan dan keleahan diri untuk dapat enghadapi dan enyelesaikan suatu tantangan baik saat ini aupun diasa yang akan datang. b) Mengebangkan Diri Sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah enengah kejuruan yaitu ebekali peserta didik dengan IPTEK agar apu engebangkan diri elalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Menurut An Ubaedy (2008: 50) engungkapkan

47 33 bahwa engebangkan diri adalah engebangkan kelebihan dengan niat untuk ensyukuri nikat atau eksplorasi diri. Mengebangkan diri dapat dilakukan dengan cara eningkatkan keahlian, eningkatkan jaringan, enaikkan standar prestasi, enabah pengalaan, dan enghilangkan kesobongan. Hidup enjadi dinais karena selalu ada pengebangan dan peningkatan. Dari hal di atas dapat disipulkan bahwa engebangkan diri adalah engebangkan keapuan yang diiliki elalui jenjang-jenjang pendidikan aupun elalui berbagai edia, eningkatkan keapuan diri dengan latihan-latihan, eningkatkan jaringan dan enaikkan standar prestasi. c) Keandirian USU (2010) enyatakan sikap andiri adalah keapuan seseorang berdiri sendiri dala segala aspek kehidupannya. Bandura dala Utari Suaro (2010) endefinisikan keandirian sebagai keapuan eantau perilaku sendiri, dan erupakan kerja keras personaliti anusia. Dengan deikian individu yang berdiri di atas kaki sendiri akan engabil inisiatif, engatasi sendiri kesulitankesulitannya dan ingin elakukan hal-hal oleh dirinya sendiri. Tanda-tanda dari sikap andiri adalah pengabilan inisiatif,

48 34 encoba engatasi rintangan-rintangan dala lingkungannya, encoba engarahkan tingkah laku kearah yang sepurna, eperoleh kepuasan dari bekerja, dan encoba engerjakan sendiri tugas-tugas rutinnya. Bandura dala Utari Suaro (2010) enyarankan tiga langkah dala elaksanakan keandirian yaitu: (1) engaati dan engawasi diri sendiri, (2) ebandingkan posisi diri dengan standar tertentu dan (3) eberikan respons sendiri (respons positif dan respons negatif). Strategi keandirian euat kegiatan antara lain: engevaluasi diri, engatur dan entranforasi, enetapkan tujuan dan rancangan, encari inforasi, encatat dan eantau, enyusun lingkungan, encari konsekuensi sendiri, engulang dan engingat, encari bantuan sosial, dan ereview catatan. Deikian pula Yang (dala Hargis dala Utari Suaro, 2010) elaporkan bahwa siswa yang eiliki keandirian yang tinggi: (1) cenderung belajar lebih baik dala pengawasannya sendiri dari pada dala pengawasan progra, (2) apu eantau, engevaluasi, dan engatur belajarnya secara efektif, (3) engheat waktu dala enyelesaikan tugasnya, (4) engatur belajar dan waktu secara efisien.

49 35 Dari pengertian di atas dapat ditarik kesipulan bahwa keandirian adalah suatu proses di ana individu berinisiatif belajar dengan atau tanpa bantuan orang lain, endiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, eruuskan tujuan belajar, engidentifikasi suber belajar yang dapat digunakannya, eilih dan enerapkan strategi belajar, dan engevaluasi hasil belajarnya. Adapun saran kepada guru atau orang tua untuk ebantu siswa atau anak agar enjadi andiri dengan cara: (1) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan enghindarkan sesuatu yang akan engganggu belajar siswa/anak isalnya video-gae atau perainan yang tidak relevan. (2) Meberi tahu siswa/anak bagaiana cara engikuti suatu petunjuk. (3) Mendorong siswa/anak agar eahai etode dan prosedur yang benar dala enyelesaikan suatu tugas. (4) Mebantu siswa engatur waktu. (5) Menubuhkan rasa percaya diri pada siswa/anak bahwa ereka apu engerjakan tugas yang diberikan. (6) Mendorong siswa/anak untuk engontrol eosi dan tidak udah panik ketika enyelesaikan tugas atau enghadapi kesulitan. (7) Meperlihatkan keajuan yang telah dicapai siswa/anak. (8) Mebantu siswa/anak cara encari bantuan belajar (Schunk dala Utari Suaro, 2010: 7). Jika saran kepada guru dan orang tua telah dilakukan, aka siswa atau anak akan eiliki soft skills keandirian yang baik yang akan dapat ebantu enjalani kehidupannya tanpa tergantung dengan orang lain, naun tidak engabaikan hubungan sosial.

50 36 d) Keapuan untuk Berpikir Menurut Sugihartono (2007: 12), berfikir sebagai suatu proses ental yang bertujuan eecahkan asalah. Solso (dala Sugihartono, 2007: 13) enyatakan bahwa berpikir erupakan proses yang enghasilkan representasi ental yang baru elalui transforasi inforasi yang elibatkan interaksi yang kopleks antara berbagai proses ental seperti penilaian, abstraksi, panalaran, iajinasi, dan peecahan asalah. Proses berpikir enghasilkan suatu pengetahuan baru yang erupakan tranforasi inforasi-inforasi sebelunya. Menurut Darwyn Syah (2007: 302) yang engungkapkan kecakapan berpikir erupakan kecakapan enggunakan akal pikiran dala enggali, engolah serta eanfaatkan inforasi dala rangka enyelesaikan asalah-asalah yang diteukan dala kehidupan seharihari. Darwyn Syah (2007: 302) engungkapkan yang terasuk kecakapan berpikir adalah sebagai berikut: (1) Menggali inforasi (2) Mengolah inforasi (3) Menyelesaikan asalah secara kreatif dan arif, serta engabil keputusan secara cepat dan tepat.

51 37 Sedangkan seorang peikir yang kopleks (ruit) telah eperoleh berbagai kecakapan berpikir dan apu enggunakannya secara tepat dala berbagai situasi eiliki ciri-ciri adalah sebagi berikut: (1) Mendeonstrasikan berbagai proses berpikir, eliputi: (a) enggunakan berbagai kecakapan berpikir; (b)eadukan berbagai kecakapan berpikir ke dala proses yang enyeluruh; (c) enggunakan proses berpikir dala hal-hal yang konkret dan abstrak. (2) Meadukan inforasi yang baru dengan pengetahuan dan pengalaan yang ada, elalui: (a) enggunakan proses berpikir untuk enafsirkan inforasi; (b) engorganisasi dan engelola inforasi; (c) enggabungkan atau enyatukan inforasi dala cara-cara yang baru dan unik. (3) Menerapkan kecakapan berpikir secara strategis, eliputi: (a) engakui dan eonitor pengunaan proses berpikirnya sendiri; (b) eprediksi konsekuensinya ketika ebuat keputusan; (c) epertibangkan ide-ide baru dan pandangan yang bervariasi untuk eperluas wawasan dan enabah peahaan; (d) enyeibangkan rasio dan eosi dala ebuat keputusan; (e) eadukan inforasi baru dengan pengetahuan dan pengalaan yang ada (Muhaiin, dkk, 2008: 85). Menurut Sugihartono (2007: 14), orang yang kreatif dala berpikir apu eandang sesuatu dari sudut pandang yang baru, dan dapat enyelesaikan asalah yang berbeda dari orang secara uunya. Rhodes (Munandar, 1999; Sugihartono, 2007: 15) enyebutkan ada 4 (epat) ciri kreativitas yaitu: (1) Person, erupakan keunikan individu dala pikiran dan ungkapannya. (2) Proses, yaitu kelancaran, fleksibilitas dan orisinilitas dala berpikir.

52 38 (3) Press, erupakan situasi kehidupan dan lingkungan sosial yang eberi keudahan dan dorongan untuk enapilkan tindakan kreatif. (4) Product, diartikan sebagai keapuan dala enghasilkan karya yang baru dan orisinil dan berakna bagi individu dan lingkungannya. Menurut SiriNa S. Khalsa (2008: 45), enyatakan langkah pengajaran prosedur dan rutinitas agar siswa dapat berpikir baik adalah sebagai berikut: (1) Jelaskan prosedur Guru enjelaskan dengan gablang engenai prosedur kelas keudian eberi contoh atau enujukkan prosedur. Jika prosedur eiliki sejulah langkah, guru enunjukkan asing-asing langkah. (2) Praktikkan prosedur Setelah enjelaskan dan enunjukkan prosedur. Meinta siswa epraktikkan prosedur akan ebantu ereka erasakan lebih banyak perasaan teratur dan aan, dengan pengharapan perilaku yang apan. Praktik ini eberikan peluang terbaik engerjakan dengan benar. (3) Ajarkan kebali dan kuatkan Setelah epraktikkan prosedur, tentukan apakah seua siswa telah epelajari prosedur itu. Jika siswa enunjukkan bahwa ereka tidak dapat elakukan prosedur baru, guru enguatkan pebelajaran dengan pujian atau peberian keistiewaan.

53 39 Suardi (2007) enyapaikan syarat-syarat asalah yang baik untuk dipecahkan oleh siswa untuk elatih keapuan berpikir yaitu sebagai berikut: (1) Masalah harus nyata (realis) dan dirasakan oleh guru sebagai asalah. (2) Masalah harus kritis (perlu segera dipecahkan), dan didala kewenangan guru. (3) Masalah harus feasible (dapat dipecahkan). (4) Masalah harus eaningful (bila dipecahkan terasa anfaatnya). Jadi keapuan untuk berpikir proses yang enghasilkan representasi ental yang baru elalui transforasi inforasi yang elibatkan interaksi yang kopleks antara berbagai proses ental seperti penilaian, abstraksi, panalaran, iajinasi, dan enyelesaikan asalah. Keapuan untuk berpikir dapat diasah elalui berbagai aca cara antara lain endeonstrasikan berbagai proses berpikir, eadukan inforasi yang baru dengan pengetahuan dan pengalaan yang ada, enerapkan kecakapan berpikir secara strategis isalnya dengan berlatih eecahkan asalah. Dari guru sendiri dapat dengan cara enjelaskan prosedur dala pebelajaran, siswa diinta epraktikkan

54 40 prosedur, engajarkan kebali dan enguatkan kebali yang telah dijelaskan. e) Disiplin Pribadi eiliki dasar-dasar dan apu engebangkan disiplin diri. Berarti eiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai oral. Disiplin diri dibangun dari asiilasi dan penggabungan nilai-nilai oral untuk diinternalisasi oleh subjek didik sebagai dasar untuk engarahkan perilakunya (Wayson dala Moh. Shochib, 2000: 2). Anak berdisiplin diri diaksudkan sebagai keteraturan perilaku berdasarkan nilai oral yang telah epribadi dala dirinya tanpa tekanan atau dorongan dari faktor eksternal (Moh. Shochib, 2000: 16). Disiplin adalah rapi, teratur dan terencana (An Ubaedy, 2008: 20). Moh. Shochib (2000: 16) juga enyatakan tentang dinaika anak eiliki dan engebangkan dasar-dasar disiplin diri elibatkan tiga proses yang asing-asing bersifat dialektik, yaitu pengenalan dan peahaan nilai-nilai oral, pengendapan nilai-nilai oral, dan pepribadian nilainilai oral. Proses dialektik aksudnya adalah setiap proses yang terjadi akan senantiasa ada penolakan dan peneriaan siswa terhadap nilai baru karena adanya konflik atau benturan dengan nilai laa yang telah engendap dala dirinya.

55 41 Adapun disiplin sekolah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: (1) Tujuan disiplin sekolah dinyatakan dengan jelas. (2) Perilaku yang diharapkan dinyatakan dengan jelas. (3) Prosedur-prosedur untuk engajarkan periaku-perilaku yang diharapkan tersedia. (4) Praktik-praktik untuk eberikan contoh perilaku yang diharapkan sudah berjalan. (5) Anggota staf sudah paha perilaku seperti apa yang harus ditangani oleh ereka dan perilaku apa yang harus diberi rujukan ke kantor. (6) Prosedur-prosedur bagi para staf untuk bekerja saa enangani pelanggaran kecil yang terus terjadi. (7) Serangkaian langkah tersedia untuk enangani perilaku serius yang eerlukan rujukan ke kantor. (8) Prosedur untuk elibatkan unsur pendukung guna ebantu urid yang enunjukkan perilaku serius dan kronis sudah tersedia. (9) Telah tersedia prosedur-prosedur untuk enangani krisis atau keadaan darurat. (10) Prosedur-prosedur pengupulan data sudah tersedia untuk elacak perilaku siswa. (11) Data digunakan untuk ebuat keputusan-keputusan perencanaan. (12) Prosedur-prosedur untuk enjaga keberlangsungan rencana telah tersedia (Geoff Colvin, 2008: 31). Ada beberapa asalah ketidak disiplinan siswa yang dirujuk ke kantor untuk penanganannya, antara lain: (1) Meninggalkan gedung sekolah atau area tepat berain tanpa izin. (2) Meiliki zat-zat psikotropoka. (3) Berkelahi/ enyerang. (4) Mencuri. (5) Pengerusakan. (6) Mebawa senjata. (7) Tidak patuh. (8) Gangguan. (9) Perilaku kronis lainnya (Geoff Colvin, 2008: 71).

56 42 Geoff Colvin (2008: 74) engungkapkan ada beberapa strategi penanganan perilaku yang berasalah, urutan respons berikut disarankan untuk eperbaiki perilaku berasalah antara lain: (1) Mengalihkan perhatian guru dan urid lain dari urid yang enunjukkan perilaku yang tidak benar dan eperhatikan urid-irid di dekatnya yang berperilaku seperti yang diharapkan. (2) Mengarahkan urid kebali pada perilaku yang diharapkan dengan gerakan tubuh atau peringatan lisan, dan beraksud untuk enghargai kerja saa serta pelaksanaan perilaku yang diharapkan selanjutnya. (3) Jaga perhatian urid dan secara langsung beritahu perilaku yang diharapkan, berikan segera kesepatan untuk praktik, dan hargai kerja saa serta pelaksanaan perilaku yang sesuai dengan harapan. (4) Beri sebuah peringatan dengan eberi kesepatan bagi urid untuk eilih antara perilaku yang diharapkan atau hukuan atau kehilangan hak. Contoh: kehilangan hak untuk istirahat. (5) Tindak lanjuti dan berikan hukuan atau pencabutan hak (isal: dikurangi waktu istirahatnya) dengan segera atau pada kesepatan yang paling dini dengan sikap tenang dan nyata. (6) Gunakan sarana ekstra untuk enangani asalah bila setelah tiga atau epat kesepatan setelah langkahlangkah ini diabil, tidak terjadi peningkatan perilaku siswa. Pada titik ini, asalah harus diangkat ke tingkat berikutnya dala rangkaian respons staf, yaitu rapat guru pendukung. (7) Catatan-catatan dan dokuentasi asalah dan intervensi-intervensi yang digunakan untuk enangani asalah harus dikebangkan. Menurut SiriNa S. Khalsa (2008: 35), enyatakan tentang perbedaan disiplin dengan penghukuan. Disiplin eiliki ciri endidik siswa, eberikan akibat logis, fokus pada perilaku prososial, dan eningkatkan disiplin diri.

57 43 Sedangkan penghukuan cirinya dengan earahi siswa, eaksakan akibat yang dibesar-besarkan dan tidak berkaitan, fokus pada perilaku buruk dan engganggu keapuan belajar. Dari beberapa pengertian di atas, disiplin adalah keteraturan perilaku berdasarkan nilai oral yang telah epribadi dala dirinya tanpa tekanan atau dorongan dari faktor eksternal, rapi dan terencana. Guru dapat enerapkan langkah-langkah di atas untuk elatih siswa eiliki soft skills disiplin. f) Tanggung Jawab Menurut Diyati (2010: 94) enyatakan bahwa guru yang enunjukkan tanggung jawab adalah guru yang secara oral bertanggungjawab atas tindakannya dan eenuhi tugasnya. Ketika guru enciptakan dan epertahankan lingkungan belajar yang positif dan fokus pada penyesuaian pelayanan pendidikan kepada siswa dan asyarakat dapat dikatakan bertindak secara bertanggungjawab. Guru yang bertanggungjawab apabila au ebantu secara optial engebangkan psikootorik, kognitif dan keapuan afektif siswa. Mengadakan persiapan dengan baik untuk setiap kelas dan eberikan upan balik yang cepat kepada siswa

58 44 untuk ebantu efasilitasi proses pebelajaran juga erupakan tanggung jawab guru. Menurut Suryaputra N. A. (2008) dala Suharni (2010), engeukakan tanggung jawab adalah bentuk dari sikap seseorang secara eosi aupun pikiran berani enanggung resiko terhadap pilihan yang telah diabil atas perbuatannya. Adanya keinginan untuk eneria wewenang sehingga segala perbuatannya dilakukan dengan sungguhsungguh dan enganggapnya sebagai tantangan. Dorothy Rich (2008: 36) engungkapkan tentang tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan. Tanggung jawab terhadap diri isalnya guru eberi contoh pada siswa agar siswa engheat biaya sehingga perlunya perencanaan. Contoh lain, guru eberi arahan agar siswa enggunakan alat dan bahan secara efisien. Tanggung jawab lingkungan isalnya guru eberi contoh ebuang sapah pada tepatnya sehingga siswa enirunya, saat di kelas guru eperhatikan kebersihan kelas. Soft Skill tanggung jawab seseorang dapat dikebangkan. Dorothy Rich (2008: 39) enyatakan beberapa cara enubuhkan tanggung jawab antara lain:

59 45 a) Bagi anak-anak, tanggung jawab yang berupa usaha untuk enyelesaikan koiten tertentu seperti enyelesaikan pekerjaan ruah. b) Bagi seorang guru yakni berusaha elakukan koiten tertentu seperti elakukan pekerjaan dengan baik, eerhatikan dan bertanggungjawab pada siswa, elakukan apa yang dikatakan akan segera dikerjakan. Dapat disipulkan bahwa disiplin adalah bentuk dari sikap seseorang secara eosi aupun pikiran berani enanggung resiko terhadap pilihan yang telah diabil atas perbuatannya. Seseorang yang eiliki tanggung jawab yang baik akan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap perkebangan dirinya, engabil pelajaran dari setiap perasalahan yang akan digunakan untuk encapai tujuan. Selain itu, orang yang bertanggung jawab akan elakukan pekerjaannya secara aksial. g) Sikap Profesional Menurut Vandzandt dala Sjarkawi (2008: 61) engeukakan bahwa kualitas profesional ditunjukkan oleh lia unjuk kerja yaitu: (1) keinginan untuk selalu enapilkan perilaku yang endekati standar ideal, (2) eningkatkan dan eelihara citra profesi, (3) keinginan untuk senantiasa engejar kesepatan pengebangan

60 46 profesional yang dapat eningkatkan dan eperbaiki kualitas pengetahuan dan keterapilan, (4) engejar kualitas dan cita-cita dala profesi, dan (5) eiliki kebanggaan terhadap profesi. Disaping itu, sesuai dengan tugas guru dala pengelolaan pebelajaran yang eliputi: (1) ebangun hubungan baik dengan siswa, (2) enggairahkan inat, perhatian, dan eperkuat otivasi belajar, (3) engorganisasi belajar, (4) elaksanakan belajar secara tepat, (5) engevaluasi hasil belajar secara jujur dan objektif, dan (6) elaporkan hasil belajar siswa kepada orang tuanya yang berguna bagi orientasi asa depan siswa (Sjarkawi, 2008: 61). Menubuhkan sikap profesional siswa dengan engajarkan keterapilan lewat praktik kerja, bukan lewat ceraah (Noeng Muhadjir, 2003: 4). Dari uraian di atas dapat disipulkan bahwa sikap profesional adalah keinginan untuk selalu enapilkan perilaku yang endekati standar ideal, eningkatkan dan eelihara citra profesi, engejar kesepatan pengebangan profesional, engejar kualitas dan cita-cita dala profesi, dan eiliki kebanggaan terhadap profesi. Pengelolaan pebelajaran jika dilakukan guru dengan baik, aka dengan sendirinya siswa akan eiliki sikap profesional. Sikap

61 47 profesional ini penting ditanakan kepada siswa untuk enubuhkan kecintaan siswa terhadap bidang yang ditekuninya sehingga siswa apu enunjukkan unjuk kerja sacara aksial. h) Ulet Ulet yaitu tidak udah putus asa yang disertai dengan keauan keras dala berusaha encapai tujuan dan cita-cita. Orang yang eiliki sikap ulet tidak akan udah enyerah. Suardi (2007: 74) engeukakan bahwa kecerdasan keuletan adalah keapuan seseorang dala enghadapi kesulitan yang enghadangnya. Orang yang eiliki keuletan tinggi, akan eandang kesulitan sebagai tantangan. Jika gagal, aka akan tabah, cepat bangkit dan optiis. Orang yang eiliki keuletan rendah eiliki keungkinan akan enyerah sebelu bertanding. Suardi (2007: 82) enyatakan bahwa keuletan ini dapat dikebangkan secara alaiah atau direkayasa. Pengebangan secara alaiah banyak berlaku pada lingkungan keluarga yang kehidupannya sulit dan pengebangan secara rekayasa banyak berlangsung pada lingkungan keluarga yang apan yang apu endidik puteranya secara cerdas. Pengebangan keuletan secara rekayasa dapat dilakukan di sekolah. Misalnya tidak

62 48 ebedakan anak dari tingkat kekayaan, setiap anak eiliki porsi yang saa dala engerjakan tugas, eberikan tantangan yang terarah dan terukur, tugas yang diberikan eiliki tingkatan kesulitan. Dapat disipulkan bahwa ulet adalah keapuan seseorang tidak udah enyerah dala enghadapi kesulitan yang enghadangnya. Dengan sikap ulet yang diiliki, siswa akan eandang kesulitan sebagai tantangan berusaha dala enghadapi tantangan yang ada. i) Adaptasi Adaptasi (adaptability) adalah keapuan seseorang yang udah enyesuaikan diri dan tenang dala enghadapi situasi endadak yang tidak sesuai dengan rencana (An Ubaedy, 2008: 18). W. A. Gerungan (dala Sunaryo, 2004: 221) enyatakan bahwa penyesuaian diri adalah engubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga engubah lingkungan sesuai dengan diri. Menurut Sunaryo (2004: 221), adaptasi adalah suatu cara penyesuaian yang berorientasi pada tugas. Adapun tujuan adaptasi antara lain sebagai berikut: (1) Menghadapi tuntutan keadaan secara sadar. (2) Menghadapi tuntutan keadaan secara realistik. (3) Menghadapi tuntutan keadaan secara objektif. (4) Menghadapi tuntutan keadaan secara rasional (Sunaryo, 2004: 221).

63 49 Cara yang dapat ditepuh enurut Sunaryo (2004: 221) bersifat terbuka aupun tertutup antara lain: (1) Menghadapi tuntutan secara frontal (terang-terangan). (2) Regresi (enarik diri) atau tidak au tahu saa sekali. (3) Koproi (kesepakatan). Jenis adaptasi ada dua yaitu adaptasi fisiologis dan psikologis. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut: (1) Adaptasi fisiologik (bisa terjadi secara lokal atau uu) Contoh: (a) Seseorang yang apu engatasi stress, tangannya tidak berkeringat dan tidak geetar, serta wajahnya tidak pucat. (b) Seseorang yang apu enyesuaikan diri dengan keadaan yang berat dan erasa engalai gangguan apa-apa pada organ tubuhnya. (2) Adaptasi psikologi Bisa terjadi secara: (a) Sadar: individu encoba eecahkan, enyesuaikan diri dengan asalah (b) Tidak sadar: enggunakan ekanise pertahanan diri. (c) Menggunakan gejala fisik (konversi) atau psikofisiologik/psikosoatik (Sunaryo, 2004: 221). Jadi adaptasi adalah keapuan seseorang yang udah enyesuaikan diri dan tenang dala enghadapi situasi yang berupa tekanan, perubahan, aupun ketegangan. Seseorang yang eiliki soft skill adaptasi akan dapat engubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau engubah lingkungan sesuai dengan dirinya.

64 50 j) Daya Juang Daya juang tidak hanya dari segi fisik saja, elainkan dari sisi psikis. Oleh karenanya, enjalankan tugas ebutuhkan ketekunan dan ketelitian dala waktu yang cukup panjang untuk engukur daya juang seorang anak dari aspek non fisik. Daya juang adalah sikap batin dala enjawab tantangan dan perasalahan hidup. Naun daya juang ini akan berpengaruh pada daya juang fisik (Paul Suparno dkk (2011: 81). Untuk elatih daya juang dapat dilaksanakan elalui berbagai aca cara diantaranya dengan tes-tes pada bidang studi apapun. Menurut Paul Suparno dkk (2011: 81), tes dala bentuk uraian yang julahnya cukup banyak dala waktu yang agak laa dengan aturan harus ditepat sapai waktu tertentu dapat enjadi cara untuk elatih daya juang. Jika anak keluar ruangan sebelu waktunya selesai, aka ada dua keungkinan. Yang pertaa selesai karena dapat engerjakan atau yang kedua yaitu siswa erasa tidak apu engerjakan dan enyerah tanpa usaha lebih lanjut. Tes di sekolah enengah kejuruan tidak hanya dengan tes teori saja, akan tetapi dapat dengan tes praktik atau ujian praktik. Misalnya saja epraktikkan ebuat busana dengan target waktu tertentu sehingga siswa dapat

65 51 engoptialkan daya juangnya untuk enyelesaikan tes tersebut. Dari uraian di atas dapat disipulkan bahwa daya juang adalah keapuan seseorang baik untuk enyelesaiakan suatu tantangan dan perasalahan hidup. Guru dapat eberikan tes-tes aupun latihan-latihan kepada siswa untuk elatih daya juang. k) Daya Saing Daya saing adalah keapuan individu dala enghadapi tekanan dan persaingan di sekitarnya. Dala era global saat ini, setiap orang dituntut eiliki daya saing yang tinggi. Ginanjar Kartasasita (2003), engungkapkan bahwa unsur yang sangat enentukan daya saing adalah kualitas suber daya anusia (SDM) serta ilu pengetahuan (IPTEK). Kalau globalisasi dianggap sebagai suatu perlobaan, aka yang diperlobakan sebenarnya adalah kualitas SDM dan penguasaan IPTEK. Suardi(2004) engungkapkan untuk ebentuk daya saing siswa, aka siswa harus dibuat agar tidak erasa tertolak oleh lingkungannya baik oleh tean-teannya aupun oleh guru. Meneria siswa apa adanya, guru akan ebuat siswa erasa tetap sebagai anggota kelopok dala kelasnya, dan tetap epunyai seangat untuk bersaing

66 52 secara wajar dan positif dengan teannya. Hal-hal yang selalu diingat oleh setiap guru adalah bahwa siswa tidak selalu secara otoatis belajar dari apa yang diajarkan. Kegiatan belajar akan sulit terjadi apabila penjelasan dan tindakan guru ebingungkan dan eragukan. Dapat disipulkan bahwa daya saing adalah keapuan individu dala enghadapi tekanan dan persaingan di sekitarnya. Oleh karena itu, untuk eningkatkan daya saing lulusan, guru eerlukan proses pebelajaran yang terstruktur dala kelas, praktiku di laboratoriu, dan praktik di sekolah aupun di lapangan. l) Kerjasaa John Doe (dala An Ubaedy, 2008: 71) engeukakan bahwa keapuan bekerjasaa adalah keapuan individu dala bekerjasaa dengan orang lain secara efektif dan produktif. Menurut Darwyn Syah (2007: 302) yang enyatakan kecakapan bekerjasaa erupakan keterapilan individu untuk dapat bekerjasaa dan diteria orang lain baik dala kelopok kecil aupun dala kelopok besar serta ikut berperan aktif dala kegiatankegiatan yang diadakan secara kelopok. Ciri-ciri kecakapan kerjasaa/kolaborasi antara lain sebagai berikut:

67 53 (1) Meahai dan elayani dala berbagai peran, eliputi: (a) engabil peran sebagai peipin atau partisipan secara tepat; (b) engubah atau enggeser peran-peran secara halus; (c) engajar kecakapan-kecakapan yang baru kepada yang lain dan eprosesnya. (2) Mefasilitasi kelopok secara efektif, eliputi: (a) enjelaskan tujuan, (b) epertibangkan berbagai ide dan engusulkan odifikasi; (c) eneukan pokok pebicaraan uu di antara berbagai perhatian yang berbeda; (d) enghasilkan sekupulan pilihan; (e) engevaluasi kualitas ideide dan hasil-hasil yang potensial; (f) elaksanakan cara engakhiri perdebatan atau perselisihan yang tepat; (g) eninjau kebali proses kelopok dan enganalisis efektivitasnya. (3) Menggunakan suber-suber secara efektif, eliputi: (a) engidentifikasikan suber-suber yang diperlukan untuk eecahkan asalah; (b) bekerja secara efektif di dala suber-suber yang terbatas. (4) Bekerja dengan berbagai penduduk, eliputi: (a) enghargai perbedaan dan kesaaan diantara anggota-anggota kelopok; (b) ebedakan individu dari peranan kelopoknya; (c) enggunakan pengalaan latar belakang individual untuk eningkatkan proses kelopok; (d) enghargai perbedaan budaya dan etnik dan eanfaatkan ereka dala cara-cara yang positif; (e) eperlakukan yang lain dengan kasih sayang. (5) Merespon secara tepat terhadap hubungan tibal balik yang koples, eliputi: (a) enyeibangkan kebutuhan pribadi dan kelopok; (b) ebangun konsensus; (c) engakui peranan dari dinaika kelopok; (d) enyelesaikan beberapa konflik secara positif (Muhaiin, dkk, 2008: 85) Dapat disipulkan bahwa kerja saa adalah keterapilan individu untuk dapat bekerjasaa dan diteria orang lain baik dala kelopok kecil aupun dala kelopok besar serta ikut berperan aktif dala kegiatankegiatan yang diadakan secara kelopok.

68 54 ) Kepeipinan Kepeipinan enurut John Doe dala An Ubaedy (2008: 69) adalah keapuan encapai hasil dengan eberdayakan orang lain. Menurut Golean (2002) dala Parulian Hutapea dan Nurianna Thoha (2008: 54), kepeipinan adalah keapuan engarahkan dan eotivasi dengan visi yang tegas. Sarlito W. Sarwono, Eko A. Meinarno, dkk (2009: 190) enyipulkan bahwa kepeipinan erupakan upaya seseorang eengaruhi sekelopok orang untuk bersaa-saa encapai sebuah tujuan. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh John M. Ivancevich dkk (2007: 194) bahwa kepeipinan sebagai proses epengaruhi orang lain untuk endukung pencapaian tujuan organisasi secara relevan. Menurut Cheers dala Sarwono, Meinarno, dkk (2009: 190), fungsi dari kepeipinan adalah untuk epertahankan keutuhan internal organisasi dan ebawa sebuah organisasi agar dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan luarnya. Sarlito W. Sarwono, Eko A. Meinarno, dkk (2009: 190), terdapat tiga perspektif dala enjelaskan kepeipinan yaitu perspektif kepribadian, perspektif situasional, dan perspektif proses kelopok. Perspektif

69 55 kepribadian berasusi bahwa keberhasilan sebuah kelopok untuk encapai tujuannya bergantung pada sifat-sifat bawaan (traits) si peipin. Sifat-sifat bawaan yang diasusikan berpengaruh adalah keinginan yang kuat, pengetahuan yang luas dan keandirian. Sarlito W. Sarwono, Eko A. Meinarno, dkk (2009: 191) engungkapkan perspektif situasional, keberhasilan seseorang dala eipin kelopoknya untuk encapai sebuah tujuan bukan hanya bergantung pada karakteristiknya, tetapi lebih pada interaksi antara peipin dengan kondisi situasional, kultur, dan konteks dari kelopok. Tidak elihat faktor bawaan dan lebih fokus pada perilaku yang diperlihatkan oleh peipin. Sedangkan perspektif proses kelopok enganggap bahwa disaping kepribadian peipin dan situasi organisasi atau kelopok, proses di dala kelopok juga epengaruhi kepeipinan. John M. Ivancevich dkk (2007: 194) engungkapkan ada 3 (tiga) variabel penting yang harus dihadapi setiap peipin yaitu: (a) orang yang dipipin, (b) tugas yang dijalankan oleh orang-orang tersebut, (c) lingkungan tepat orang dan tugas tersebut berada. Meskipun terdapat perbedaan dari definisi, harapan dan perbedaan tiga variabelnya, Wareen Bennis dala John M. Ivancevich dkk (2007: 194)

70 56 enyipulkan bahwa seluruh peipin dari kelopok yang efektif eiliki epat ciri utaa sebagai berikut: (1) Mereka eberikan arahan dan arti bagi orang-orang yang ereka pipin. Artinya, ereka bisa engingatkan para pengikutnya akan hal-hal yang penting dan ebibing pengikutnya enyadari bahwa apa yang ereka lakukan apu ebuat perbedaan penting. (2) Mereka enubuhkan kepercayaan. (3) Mereka endorong tindakan dan pengabilan resiko. Mereka proaktif dan berani gagal dei eraih kesuksesan. (4) Mereka eberikan harapan. Dengan cara yang nyata atau sibolis ereka enekankan bahwa kesuksesan akan dapat diraih. Jadi yang diaksud dengan kepeipinan dala penelitian ini adalah upaya seseorang eengaruhi sekelopok orang, engarahkan dan eotivasi dengan visi yang tegas untuk bersaa-saa untuk encapai sebuah tujuan. Seseorang yang eiliki jiwa kepeipinan akan dapat eberikan arahan dan arti bagi orang-orang yang ereka pipin, enubuhkan kepercayaan, endorong tindakan dan pengabilan resiko, serta eberikan harapan bagi orang lain.

71 57 n) Keapuan Kounikasi An Ubaedy (2008: 65) enyatakan keapuan kounikasi adalah keapuan ebangun jaringan, engatasi konflik dengan cara-cara positif dan apu eperkenalkan gagasan baru. Menurut Darwyn Syah (2007: 302), yang engungkapkan kecakapan kounikasi adalah kecakapan yang berkaitan dengan keterapilan engolah dan enyapaikan pesan kepada pihak yang diajak berkounikasi. Menurut T. Safaria (2005) dala Suharni (2010) engungkapkan bahwa pada dasarnya ada 4 (epat) keterapilan kounikasi dasar yang perlu dikebangkan yaitu eberikan upan balik, engungkapkan perasaan, endukung dan enanggapi orang lain, eneria diri dan orang lain. Jika seseorang apu enguasai keepatnya aka akan berhasil ebangun dan epertahankan hubungan dengan orang lain. Keapuan kounikasi ini eliputi : (1) Keterapilan engeas atau erau pesan yang akan disapaikan. (2) Keterapilan enggunakan alat atau edia untuk enyapaikan pesan. (3) Keterapilan eyakinkan peneria pesan bahwa inforasi atau pesan yang disapaikan penting dan berharga (Darwyn Syah, 2007: 302).

72 58 Dala enyapaikan pesan atau inforasi bisa dilakukan elalui kounikasi lisan atau elalui kounikasi tertulis. Menurut Muhaiin, dkk (2008: 85) enyatakan tentang ciri-ciri berkounikasi yang efektif adalah sebagai berikut: (1) Menggunakan etode yang tepat dala berkounikasi dengan yang lain, eliputi: (a) erencanakan, engorganisasikan dan enyeleksi ide-ide untuk berkounikasi; (b) fleksibel dan bertanggungjawab dala berkounikasi; (c) eilih ode atau cara kounikasi yang tepat untuk encapai tujuan, isalnya ebaca, enulis, berbicara, endengar, bernyanyi, enggabar, berain alat usik, berdansa, eainkan peran (dala sandiwara dan lain-lain); (d) engakui atau enghargai sifat-sifat audiens (pendengar); (e) berkounikasi secara jelas dala ucapan (lisan), artistik, bentuk-bentuk tertulis dan nonverbal; (f) engekspresikan atau engungkapkan gagasan, perasaan dan kepercayaan (keyakinan) secara estetis; (g) berkounikasi dengan yang lain dala suatu cara yang beradab, penuh penghargaan dala bekerja dan berjalan ke arah tujuan-tujuan yang saa. (2) Merespon secara tepat ketika eneria kounikasi, eliputi: (a) eneria dan eahai ide-ide yang dikounikasikan elalui berbagai ode/cara; (b) engakses pengetahuan sebelunya perlu untuk enafsirkan inforasi dan ebangun akna; (c) endukung kounikasi yang efektif elalui pencarian klarifikasi dan eberikan upan balik yang tepat; (d) engakui atau enghargai kounikasi yang efektif; (e) beradaptasi dan enyesuaikan kounikasi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dari audiens (pendengar) yang diaksud. Manfaat dari kounikasi lisan enurut An Ubaedy (2008: 78-79) adalah sebagai berikut: (1) Mendapatkan inspirasi dan kesadaran baru (altered state of consciousness).

73 59 (2) Meneukan cara baru dala elakukan sesuatu (new way of doing thing). (3) Meningkatkan keapuan dala enghadapi orang atau dala berinteraksi dengan orang lain, antara lain bagaiana agar kita percaya diri enghadapi orang, bagaiana agar kita punya standing yang bagus ketika berhadapan dengan orang, apa yang perlu kita hindari saat enghadapi orang, apa yang kurang dari kita saat berbicara dengan orang, dan lain-lain. Menurut An Ubaedy (2008: 81-82), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk enghangatkan kounikasi lisan antara lain sebagai berikut: (1) Meberi tanggapan langsung. (2) Jawaban yang diberikan harus relevan. (3) Menyelingi dengan huor. (4) Menggunakan bahasa atau kaliat yang kira-kira artinya tidak enibulkan salah tafsir, tafsiran ganda, atau tafsiran yang kurang enak dirasakan, apalagi jika sapai enyinggung soal RAS. (5) Meberi dan eneria kesepatan untuk bicara. (6) Harus efisien. (7) Menunjukkan ketulusan.

74 60 Menurut Harry A. Mills dala An Ubaedy (2008: 82), yang enyatakan odel pertanyaan dan pernyataan yang berpotensi engganggu itu antara lain: (1) Menuduh atau enyalahkan. (2) Menegur seperti layaknya seorang atasan enegur bawahan. (3) Menjebak/easukkan perangkap. (4) Meaksa. (5) Mereehkan/ enyinggung. Keapuan kounikasi adalah keapuan ebangun jaringan, engatasi konflik dengan cara-cara positif, apu eperkenalkan gagasan baru, engolah dan enyapaikan pesan kepada pihak yang diajak berkounikasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat berkounikasi agar berrjalan baik antara lain eberikan upan balik, engungkapkan perasaan, endukung dan enanggapi orang lain, eneria diri dan orang lain.

75 61 3) Urgensi Soft Skills di SMK Wagiran (2007: 45) engungkapkan bahwa skill dan knowledge sering disebut dengan hard copetencies, sedangkan self concept, traits dan otives disebut soft copetence. Dala enghadapi era global dengan akselerasi yang cepat aka diperlukan tenaga kerja yang tidak hanya epunyai keapuan bekerja dala bidangnya (hard copetencies) naun juga sangat penting untuk enguasai keapuan enghadapi perubahan serta eanfaatkan perubahan itu sendiri/eiliki keapuan soft copetence. Orang yang eiliki hard skills belu tentu akan sukses dala karirnya jika tidak ditunjang dengan soft skills. Hal ini sesuai dengan ungkapan dari Ketua Dewan Pendidikan Jawa Tiur, Zainuddin Maliki, di Surabaya, Juat (23/10) yang dikutip oleh Dinas Kounikasi dan Inforasi Propinsi Jati (2009) bahwa seseorang yang eiliki hard skills atau kecerdasan tanpa sikap ental yang berkebang (soft skills) ungkin saja tidak berseangat berkarya hanya karena enghadapi tantangan. Seorang yang tidak eiliki rasa bangga pada pekerjaannya juga tidak akan terotivasi untuk berkarya. Jadi, sikap ental enentukan ketahanan ental dala enghadapi tantangan. Life skills erupakan kecakapan untuk eanfaatkan pengetahuan dan keterapilan yang diiliki untuk bertahan hidup. Sedangkan soft

76 62 skills erupakan kesadaran yang ebuat seseorang terotivasi dan pantang enyerah sehingga bisa enepatkan diri di tengah orang lain secara proporsional (interpersonal) dan ketrapilan dala engatur dirinya sendiri (intra-personal skill) yang apu engebangkan unjuk kerja secara aksial. Menurut Indra Djati Sidhi dala Atwi Suparan (2003)yang dikutip oleh Wagiran(2007) bahwa beberapa upaya peningkatan utu pendidikan sudah dilakukan, naun deikian upaya ini belu berhasil secara optial. Hal ini tapak dari beberapa indikator antara lain: (1) rendahnya indikator utu, (2) banyaknya kritik yang terkait dengan asalah rendahnya kualitas, disiplin, kreativitas, oral serta sikap deokratis,(3) keapuan guru yang bervariasi, (4) kondisi lingkungan sekolah yang tidak eadai. Aspek soft skills erupakan unsur dari pendidikan karakter yang belu diperhatikan secara optial bahkan cenderung diabaikan (Siti Irene Astuti D, 2010: 41). Hal ini saa dengan yang diungkapkan Zuchdi, dkk (2006) dala Dariyati Zuchdi, dkk (2010: 2) yakni soft skills yang terkait dengan nilai dan oralitas juga belu aksial. Menurut Syahniar (2008: 128), perlunya keapuan interpersonal dapat dilihat dari kondisi dunia kerja yang kini banyak engalai perubahan. Penilaian dala dunia kerja

77 63 sekarang didasarkan pada tolok ukur baru, yakni penilaian yang tidak hanya berdasarkan tingkat kepandaian, pelatihan dan pengalaan kerja, tetapi juga berdasarkan seberapa baik seseorang engelola diri sendiri dala berhubungan dengan orang lain, atau disebut dengan keapuan interpersonal. Tolok ukur ini seakin banyak diterapkan dala seleksi, penilaian kinerja, proosi jabatan, dan peutusan hubungan kerja, dan untuk enentukan karyawan ana yang paling produktif dan karyawan yang cenderung kurang produktif. Agar sesuai dengan tujuan dari pendidikan sekolah enengah kejuruan, visi dan isi sekolah aka di sekolah enengah kejuruan, sangat penting adanya pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Wagiran (2007: 46) bahwa enjadi tantangan dunia pendidikan untuk engintegrasikan soft skills tersebut secara terpadu dengan hard skills agar apu enyiapkan SDM utuh yang eiliki keapuan bekerja dan berkebang di asa depan, apu berpikir, bersikap dan berbuat secara kreatif dala situasi yang tidak dapat diduga sebelunya.

78 64 b. Aplikasi Soft Skills di SMK Menurut Herinarto Sofyan (2008) dala Suharni (2010: 19) yang engungkapkan bahwa prinsip-prinsip pelaksanaan pebelajaran soft skills adalah: 1) Tidak engubah siste yang berlaku. 2) Tidak engubah kurikulu, naun diperlukan adanya penyiasatan kurikulu yang difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup (life skill education). 3) Etika sosio-religius bangsa dapat diintegrasikan dala proses pebelajaran. 4) Pebelajaran enggunakan prinsip learning to know, learning to learn, learning to be, learning to live together. 5) Paradiga learning for life and school to work dapat dijadikan dasar kegiatan pebelajaran, sehingga terjadi kesesuaian antara pebelajaran di sekolah dan kebutuhan di kehidupan nyata peserta didik. Agar siswa dapat eiliki soft skills, aka diperlukan progra pendidikan yang endidik dan engebangkan keapuan anak didik dari aspek internal (intrapersonal) dan antara personal (interpersonal) dala: 1) Meningkatkan rasa percaya diri, senantiasa engedepankan etika, serta apu engebangkan kecerdasan intelektual dan eosional secara seibang 2) Kounikasi personal, keterapilan kounikasi (soft skill counications), serta kounikasi persuasi, untuk itu perlu dilakukan riset kounikasi agar dapat dihasilkan karya kounikasi kreatif. 3) Kapasitas kepeipinan, berfikir dan bertindak strategis, serta keapuan dala engidentifikasi dan eecahkan asalah. 4) Mebangun jejaring (networking) serta engelola kegiatan (event anageent) Djoko Hari Nugroho (2009: 122)

79 65 Menanakan pendidikan soft skills elalui pebelajaran erupakan langkah yang tidak udah, tetapi bukan berarti hal tersebut tidak ungkin. Menurut Herinarto Sofyan (2008) yang dikutip oleh Suharni (2010: 20) yang engungkapkan bahwa terdapat tiga odel pebelajaran dari ipleentasi soft skills antara lain: 1) Model integratif, yaitu ipleentasi soft skills elekat dan terpadu dala progra kurikuler, kurikulu, ata pelajaran, proses pebelajaran. Untuk itu kepala sekolah dan guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dala enentukan proses pebelajaran yang tepat. Keuntungan odel integratif adalah biaya relatif urah, beban sekolah tidak bertabah. 2) Model kopleentatif, yaitu ipleentasi soft skills ditabahkan ke dala progra pendidikan kurikuler dan struktur kurikulu yang ada, bukan dala ata pelajaran. Pelaksanaannya dapat dengan enabahkan ata pelajaran kecakapan hidup dala struktur kurikulu atau penyelenggaraan progra kecakapan hidup dala kalender pendidikan. Model kopleentatif ebutuhkan waktu tersendiri atau waktu tabahan, biaya yang ahal. Selain itu, odel kopleentatif enabah beban tugas kepala sekolah, guru, siswa. 3) Model diskrit (terpisah), yaitu ipleentasi pendidikan soft skills disendirikan, dipisah, dilepas dari progra kurikuler/ata pelajaran. Pelaksanaannya dikeas dan disajikan secara khusus pada peserta didik, penyajiannya dapat berkaitan dengan progra kurikuler atau ekstrakurikuler. Model diskrit ebutuhkan persiapan yang atang, biaya yang relatif ahal, dan kesiapan sekolah yang eadai. Peilihan odel pebelajaran soft skills yang akan digunakan sangat tergantung dari berbagai kesiapan beberapa aspek terasuk karakteristik asing-asing sekolah. Peneliti engadakan penelitian dengan enggunakan odel integratif, tentang apakah berbagai aca soft skills diintegrasikan di SMK N 1 Sewon elalui ata

80 66 pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Untuk engatasi perubahan-perubahan dala bidang pendidikan diperlukan usaha yang dapat engatasi hal tersebut. Menurut Wagiran (2007: 46) engungkapkan beberapa usaha yang dilakukan untuk erespon perubahan tersebut antara lain: 1) Dengan pendekatan kopetensi yang pada dasarnya didorong keinginan untuk endekatkan dunia pendidikan dengan kebutuhan users, terasuk dunia kerja. 2) Pebelajaran kearah kontekstual, work based learning, pelatihan siap pakai dan konsep link and atch. Asusinya adalah dengan lebih dulu engidentifikasi perangkat kopetensi lulusan atau konteks aplikasi pengetahuan,atau kebutuhan dunia bisnis dan industri, isi dan proses pendidikan di sekolah atau tepat pelatihan lebih berpeluang untuk encapai tujuan yang diruuskan. 3) Gerakan kearah sebaliknya dengan endesain koponen kurikulu yang ebekali keapuan dasar yang diperluas (broad-based curriculu), enabah koponen kurikulu adaptif yang diharapkan dapat eningkatkan fleksibilitas lulusan, atau bahkan di beberapa negara ada kecenderungan kearah kurikulu yang terintegrasi dan engarah kepada penyatuan kebali jalur akadeik dan vokasional. 4) Konsep pendidikan sepanjang hayat yaitu dengan kurikulu yang sesuai dengan kebutuhan segala uur sesuai dengan tingkat pertubuhan, bahkan untuk kebutuhan pengebangan karir ereka yang sudah bekerja. Asusinya adalah bahwa ebekali anak didik untuk dapat easuki dunia kerja eang penting, tetapi belu cukup untuk enjain ereka bertahan dan berkebang engikuti dinaika dunia kerja. Pebekalan calon tenaga kerja harus diperluas sapai ereka eiliki pengetahuan, keapuan dan otivasi untuk enjadi pebelajar yang efektif sepanjang hidup ereka. 5) Coprehensive courses yang enyajikan pendidikan uu dan kejuruan secara terpadu dala berbagai ata pelajaran pilihan sesuai dengan inat, keapuan, bakat dan rencana karir asa depannya.

81 67 Agar sesuai dengan hal di atas, aka dala penyapaian ateri tidak hanya sebatas peberian teori dan praktik akan tetapi ditabah dengan pengintegrasian soft skills sehingga peserta didik akan lebih aahai apa yang enjadi tujuan ateri tersebut dan penerapannya dikehidupan nyata. Salah satu usaha eningkatkan keapuan soft skills pada siswa adalah dengan engintegrasikan soft skills dala ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita supaya lebih endekatkan peserta didik dengan kehidupan nyata. Dari uraian di atas dapat disipulkan bahwa soft skills yang terdiri dari berbagai indikator tersebut sangat dibutuhkan dala dunia kerja. Hal ini yang harus dikebangkan bagi SMK sebagai penghasil tenaga kerja yang berkopeten dala pekerjaannya dan dapat engebangkan dirinya. c. Pengintegrasian Soft Skills elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita Dala kaus besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002), pengintegrasian terdiri dari kata integrasi dan ditabah dengan awalan peng- dan akhiran an. Integrasi adalah pebauran hingga enjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Peng-an (pe-an, pe-an, pen-an, pengan, peny-an) adalah konfiks pebentuk noina: (1) proses, cara, pebuatan; (2) hasil perbuatan, (3) tepat. Mengintegrasikan artinya

82 68 enggabungkan, enyatukan. Jadi dapat disipulkan bahwa pengintegrasian adalah proses pebauran hingga enjadi kesatuan yang utuh. Pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran adalah proses pebauran soft skills sehingga enjadi kesatuan yang utuh elalui ata pelajaran. Pegintegrasian ini elalui tiga ata pelajaran di SMK antara lain pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Dakir (2004: 49) engungkapkan bahwa dala pebahasan asalah dapat dilakukan pebahasan secara integral atau enyeluruh yang enjadi sasaran integrated curriculu. Bahan yang dipelajari dala integrated curriculu diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Bahan disajikan secara enyeluruh. 2) Suber bahan tidak hanya terbatas pada buku suber, bahkan eentingkan suber dari pengalaan baik dari pihak guru aupun dari pihak peserta didik. 3) Bahan langsung berhubungan dengan asalah yang diperlukan oleh peserta didik di asyarakat. 4) Bahan ditentukan secara deokratis antara guru dengan peserta didiknya. 5) Bahan dapat diabil dari hal-hal yang dianggap aktual dan eperhatikan situasi dan kondisi sekitar. 6) Dan sebagainya (Dakir, 2004: 49). Jika dilihat dari sudut guru, pelaksanaan integrated curriculu diharapkan guru apu sebagai: 1) Manajer, tugasnya yaitu: a) Sebagai organisator guru hendaknya dapat ebuat progra yang direncanakan, engatur berbagai kegiatan

83 antar peserta didik, engatur bagaiana bahan disajikan, engatur berbagai tugas pada peserta didik. b) Sebagai otivator, guru hendaknya apu eberi seangat belajar dan bekerja pada peserta didiknya. c) Sebagai koordinator, guru hendaknya engatur agar tugas yang diberikan tidak tupang tindih atau overlap antar kelopok. d) Sebagai conduktor, guru hendaknya apu eberi pipinan yang tegas sehingga tidak ebingungkan bagi yang elaksanakannya. 2) Adinistrator, tugasnya yaitu: a) Sebagai dokuentator, guru hendaknya encatat segala kegiatan yang dilaksanakan, enyipan secara sisteatis seua file yang diperlukan. 3) Supervisor, tugasnya yaitu: a) Sebagai conselor, guru hendaknya dapat eberi bibingan dan arahan yang positif. b) Sebagai korektor, guru hendaknya dapat enunjukkan tugas yang baik untuk dilaksanakan dan ana tugas yang harus dihindari. c) Sebagai evaluator, guru hendaknya dapat enilai baik buruk dari segi proses aupun dari segi produk. 4) Instruktor, tugasnya yaitu: a) Sebagai fasilitator, guru hendaknya tidak enjadikan diri noor satu di uka kelas, dapat enibulkan situasi yang kondusif sehingga peserta didik dapat aktif dan inisiatif sendiri. b) Sebagai oderator, hendaknya guru hanya sebagai perantara dala hal untuk eusatkan sesuatu untuk diabil oleh peserta didik. c) Sebagai kounikator,guru hendaknya apu engadakan hubungan yang haronis baik dengan pihak-pihak di dala sekolah aupun pihak-pihak di luar sekolah dan hal-hal yang berhubungan dengan tugas pebelajaran aupun tugas lain yang relevan. 5) Inovator, tugasnya yaitu: a) Sebagai dinaisator, sekolah hendaknya sebagai laboratoriu hidup bagi asyarakat sekitar. Artinya peneuan-peneuan baru yang dipipin oleh guru hendaknya dapat disebarluaskan di lingkungan sekolah Dakir (2004: 49). 69

84 70 Jika guru apu seperti di atas, peserta didik diharapkan dala belajar akan bersikap: 1) Learn to know, yaitu belajar dengan enentukan berbagai cara agar lebih engetahui segala sesuatu, sehingga akan terjadi how to learn yang berlangsung terus enerus. 2) Learn to do, yaitu belajar untuk berbuat sebagaiana estinya, terutaa dala hal peecahan berbagai asalah dala lapangan hidup yang berguna bagi dirinya sendiri. 3) Learn to live together atau live with other, yaitu belajar untuk enyesuaikan diri, adaptasi dengan sekitar sehingga yang bersangkutan dapat bekerja saa dengan pihak lain dan bersifat toleran. 4) Learn to be, yaitu belajar yang dapat engebangkan segala aspek pribadinya atau petensi yang elekat pada dirinya sehingga enjadi anusia yang bulat dan utuh (the coplete fulfient of en) (Dakir, 2004: 51) Disaping itu kalau pelaksanaannya dilaksanakan secara betul, akan epunyai dapak pula pada peserta didik diantaranya yaitu: 1) Mendorong peserta didik untuk lebih andiri, percaya diri, kreatif, dan punya harga diri. 2) Karena dala hal kegiatan dituntut laporan baik lisan aupun tulisan akan berdapak pada perkebangan pikir dan keapuan bahasa. 3) Mengahargai pebedaan individual. 4) Peserta didik punya pengalaan yang luas dan fungsional (Dakir, 2004: 51). berikut: Metode dala pelaksanaan pengintegrasian antara lain sebagai 1) Inguiry learning Peserta didik dihadapkan dengan suatu asalah yang harus dicari jawabannya sendiri, aka kegiatan diskusi tanya jawab, pengupulan data yang keudian diadakan analisis bersaa untuk encari jawabannya.

85 71 2) Proble solving Sesuai dengan pelaksanaan etode inguiry tentu encari berbagai penyebab terjadinya perasalahan, keudian didiagnosa baru dicari cara peecahannya. 3) Investigating Untuk eecahkan asalah yang dihadapi, perlu adanya suatu penelitian yang cerat engenai berbagai koponen atau aspek yang tidak beres. Mengapa sapai terjadi deikian. Dibicarakan bersaa dengan berbagai alternatif tindakan dan saling engkaji, keudian diadakan check and recheck yang akhirnya akan diteukan suatu peecahannya. 4) Brain storing Sejenis perteuan yang inforal yang diulai dari berbagai pernyataan pendapat dari peserta perteuan. Seua pendapat ditapung dan tidak perlu diberi koentar. Setelah seua pendapat asuk, keudian diadakan klasifikasi pendapat yang perlu endapat tanggapan, dan ana pendapat yang disingkirkan, karena tidak relevan dengan perasalahan yang dibahas. 5) Cooperating learning Berbagai asalah yang tibul dipecahkan secara ti dan dibahas secara deokrasi. Ti terdiri dari anggota yang seinat dan sekeahlian (Barbara Mathews dala Dakir, 2004: 52). Jika dilihat dari pelaksanaan evaluasi, diantaranya yaitu: 1) Yang dievaluasi adalah engenai berbagai keleahan atau kekurangan baik dala prosesnya aupun hasil nyatanya (produknya). 2) Bagaiana keefektifan pencapaian hasil? 3) Penilaian dala kelas, yang dinilai engenai hal-hal yang berhubungan dengan kerja saa, sifat toleran anggotanya. 4) Penilaian dala kelopok, yang dinilai dala hal utu laporan tertulis atau lisan, dapat tidaknya anggota bekerja saa dengan kelopok. 5) Penilaian kerja saa antar grup dan hasil nyata dari grup. 6) Penilaian individual atas dasar pengaatan guru dala hal kekreatifannya, toleransinya, subangannya terhadap proses aupun produknya. 7) Hasil nyata kelas dipaerkan untuk uu kalau perlu disebarluaskan ke asyarakat (Dakir, 2004: 52).

86 72 Pengintegrasian dilaksanakan dala bentuk unit yang erupakan satu kesatuan atau satu kebulatan. Tahap-tahap pelaksanaan unit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tahap Persiapan a) Guru dan peserta didik berusyawarah untuk enentukan suatu topik pebahasan, dengan kriteria sebagai berikut: - Sesuai dengan inat, keapuan, dan latar belakang asalah. - Masalah tersebut dipertibangkan layak untuk dibahas. - Berbagai suber pendukung tersedia. - Waktu, situasi dan kondisi eungkinkan. - Dan sebagainya. b) Bahan yang telah ditentukan dibuat progra-progra untuk diselesaikan. c) Tiap-tiap progra dibuatkan lebar pedoan petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis. d) Peserta didik dikelopokkan sebanyak progra yang ada. e) Disusun kepengurusan kecil dengan pengawasan dari pihak guru agar dala elaksanakan tugas ada koordinasi. Oleh karena perlu adanya seorang ketua, sektretaris, dan kalau perlu dibentuk berbagai seksi yang relevan. f) Kelopok ebagi tugas secara individu. 2) Tahap Pelaksanaan a) Tiap-tiap kelopok ditentukan tepat kerja asingasing secara penggunaan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. b) Guru engadakan koordinasi antara kelopok. c) Tiap kelopok/ individu bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan. d) Tiap kelopok engupulkan berbagai asalah yang diteukan, kalau perlu dikonsultasikan kepada guru atau narasuber yang relevan. e) Peserta didik berdiskusi dan berusyawarah untuk enyipulkan peecahan asalah yang dihadapi. f) Tiap-tiap kelopok ebuat laporan tertulis. g) Tiap-tiap kelopok enyerahkan laporan tersebut dan dipresentasikan. h) Dibentuk ti peruus untuk enyipulkan langkahlangkah pelaksanaan kegiatan yang efisien. i) Keudian dipraktikkan di lapangan j) Guru eonitor keleahan dan dicari cara peecahannya. k) Hasil berbagai keleahan dan dicari cara peecahannya.

87 73 l) Hasil konkretnya dilaporkan. ) Hasil dipaerkan kalau perlu diasyarakatkan. 3) Tahap Akhir a) Proses dari langkah persiapan hingga langkah terakhir terus dionitor. b) Seberapa jauh keefektifan pelaksanaan, terutaa dala penggunaan sarana/ prasarana, tenaga, waktu, dan biaya yang dikeluarkan. c) Hasil laporan tertulis. d) Pelaksanaan diskusi usyawarah dan sebagainya. e) Berbagai kegiatan kelopok dan individual. f) Adakah perubahan dari peserta didik untuk lebih eningkat. g) Kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. h) Seberapa jauh penguasaan bahan pelajaran terhadap pelaksanaan pelajaran unit tersebut? i) Bagaiana kesan orang tua dan asyarakat terhadap pelaksanaan pelajaran unit tersebut? (Engkoswara dkk dala Dakir, 2004: 54). Pengintegrasian soft skills dilakukan oleh guru yang bertugas sebagai anajer, adinistrator, supervisor, instruktor, dan inovator. Jika dilakukan dengan baik aka akan endorong peserta didik untuk lebih andiri, percaya diri, kreatif, dan punya harga diri, adanya perkebangan pikir dan keapuan bahasa, enghargai perbedaan individual, eiliki pengalaan yang luas dan fungsional. d. Pengukuran Pengintegrasian Soft Skills Suharni (2010) engungkapkan bahwa pengukuran soft skills enggunakan bentuk skala Likert. Menurut Sugiyono (2010: 134), skala likert adalah skala yang digunakan untuk engukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelopok orang tentang fenoena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang

88 74 selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Variabel yang akan diukur dijabarkan enjadi indikator variabel. Keudian indikator tersebut dijabarkan sebagai titik tolak untuk enyusun ite-ite instruen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap ite instruen yang enggunakan skala Likert epunyai gradasi dan sangat positif sapai sangat negatif. Kata kata yang dapat digunakan isalnya selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Instruen penelitian dengan enggunakan skala Likert dapat dibuat dala bentuk pilihan ganda dan dapat dibuat dala bentuk checklist. Untuk analisis kuantitatif jawaban diberi skor (Sugiyono, 2010: 135). B. Penelitian yang Relevan Penelitian engenai soft skills yang dilakukan oleh Anis Nuryati S. (2009) dengan judul Identifikasi Kopetensi Hard Skills dan Soft Skills ahasiswa Pendidikan Teknik Boga dala Praktek Industri Bidang Produksi dan Pelayanan Restoran. Disebutkan dala penelitian ini bahwa kopetensi soft skills bidang pelayanan yang dikuasai oleh ahasiswa pada aspek interpersonal intelligence enunjukkan kategori baik dengan prosentase 80% dan cukup baik dengan prosetase 20%. Aspek intrapersonal intelligence enunjukkan kategori baik dengan prosentase 20% dan cukup baik dengan prosentase 60% dan kurang baik dengan prosentase 20% Penelitian tentang profil penguasaan soft skills siswa kelas XI jurusan Tata Boga SMK N 4 Yogyakarta dilakukan oleh Suharni (2010) yang

89 75 ebahas engenai penguasaan soft skills pada koponen intrapersonal skill dan pada koponen interpersonal skill. Disebutkan dala penelitian ini bahwa penguasaan koponen intrapersonal skill pada aspek tanggung jawab terasuk kategori sedang dan aspek kreativitas pada kategori baik. Pada koponen interpersonal skill pada aspek keapuan sosialisasi terasuk kategori sedang, aspek keapuan kounikasi terasuk kategori baik, aspek proble solving terasuk kategori baik, aspek keapuan kepeipinan/leadership terasuk dala kategori baik. Adapun penelitian tentang odel bibingan perkebangan untuk eningkatkan kecakapan sosial-pribadi anak berbakat akadeik yang dilakukan oleh Rochat Wahab (2010). Hasil dari penelitian tersebut adalah progra bibingan sosial-pribadi berbasis odel perkebangan secara signifikan apu eningkatkan kecakapan sosial-pribadi anak berbakat akadeik. Untuk eningkatkan kecakapan sosial-pribadi anak berbakat akadeik yang tidak hanya didukung oleh kalitas odul atau aterinya, akan tetapi juga kinerja pendidik. Progra bibingan sosial-pribadi berbasis odel perkebangan apu eberikan kontribusi dala eningkatkan berbagai kecakapan sosial-pribadi anak berbakat akadeik yang sangat dibutuhkannya enuju kehidupan yang andiri dan easuki kehidupan berasyarakat. Penelitian tentang kesiapan berwirausaha ahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta ditinjau dari pengetahuan kewirausahaan, dukungan keluarga, soft skill, dan prestasi

90 76 belajar yang dilakukan oleh Marsono (2010). Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh positif pengetahuan kewirausahaan, dukungan keluarga, soft skills, dan prestasi belajar terhadap kesiapan berwirausaha. Hasil yang diperoleh yaitu koefisien korelasi (R) sebesar 0,501 dan (R2) sebesar 0,225 yang berarti 22,5% perubahan atau variasi pada variabel kesiapan berwirausaha dipengaruhi pengetahuan kewirausahaan, dukungan keluarga dan prestasi belajar, sedangkan 77,5% dipengaruhi faktor lain di luar odel. Hasil dari penelitian pada kesiapan berwirausaha ditinjau dari soft skills dengan nilai korelasi parsial sebesar 0,201 yang artinya terdapat pengaruh positif soft skills terhadap kesiapan berwirausaha..

91 77 C. Kerangka Berfikir Soft skills adalah keapuan seseorang (di luar keapuan teknis dan akadeik) dala eberdayakan diri untuk engerti kondisi psikologi diri sendiri, engatur ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan nora di asyarakat, berinteraksi dan berkounikasi dengan lingkungannya dala enyiasati realitas sehingga apu engebangkan unjuk kerja secara aksial. Dala enghadapi era global dengan akselerasi yang cepat aka diperlukan tenaga kerja yang tidak hanya epunyai keapuan bekerja dala bidangnya (hard skills) naun juga sangat penting untuk enguasai keapuan enghadapi perubahan serta eanfaatkan perubahan itu sendiri/eiliki keapuan soft skills. Seseorang yang eiliki hard skills atau kecerdasan tanpa sikap ental yang berkebang (soft skills) ungkin saja tidak berseangat berkarya hanya karena enghadapi tantangan sehingga engalai kendala dala pekerjaan. Seorang yang tidak eiliki rasa bangga pada pekerjaannya juga tidak akan terotivasi untuk berkarya. Jadi, sikap ental enentukan ketahanan ental dala enghadapi tantangan. Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja adalah seseorang yang berkualitas dan eiliki soft skills yang baik. Oleh karena itu, sekolah khususnya sekolah kejuruan eiliki kontribusi yang besar bagi dunia kerja dala enyiapkan siswa yang akan enjadi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

92 78 Dengan adanya pengintegrasian soft skills oleh sekolah khususnya guru elalui ata pelajaran akan apu enyiapkan SDM (siswa) utuh yang eiliki keapuan bekerja dan berkebang di asa depan, apu berpikir, bersikap, berbuat secara kreatif dala situasi yang tidak dapat diduga sebelunya, dapat engerjakan tugas dengan baik, udah berinteraksi dan bekerjasaa, apu entaati peraturan yang ada, dan siap dala enghadapi berbagai aca tantangan. Dengan deikian, siswa yang eiliki berbagai aca soft skills akan apu enghadapi persaingan dala dunia kerja nantinya. D. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaiana enggali soft skills yang akan digunakan untuk engidentifikasi soft skills yang diintegrasikan? 2. Soft skills apa saja yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon? 3. Seberapa besar soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon?

93 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Tepat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK N 1 Sewon di Pulutan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2011 s/d Juli Jenis Penelitian Penelitian ini enggunakan pendekatan deskriptif dengan etode survey. Menurut Supardi (2005: 27-28) engungkapkan bahwa penelitian deskriptif dilakukan pada taraf atau kadar kajian dan analisis seata-ata ingin engungkapkan suatu gejala/pertanda dan keadaan sebagaiana adanya, ebuat gabaran atau encoba encandra suatu peristiwa atau gejala secara sisteatis, faktual dengan penyusunan yang akurat. Sedangkan enurut Best yang dikutip oleh Sukardi (2003:157), dijelaskan bahwa penelitian deskriptif erupakan etode penelitian yang berusaha enggabarkan dan enginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif tidak diaksudkan untuk enguji hipotesis tertentu tetapi hanya enggabarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Dari beberapa definisi di atas aka dapat disipulkan bahwa penelitian deskriptif adalah usaha ebuat gabaran tentang suatu peristiwa atau gejala secara sisteatis, faktual dengan penyusunan yang 79

94 80 akurat serta kadar kajian dan analisisnya seata-ata ingin engungkapkan suatu gejala/pertanda dan keadaan sebagaiana adanya. Analisis deskriptif yang digunakan hanya sapai pada taraf deskriptif saja yaitu enganalisis dan enyajikan fakta secara sisteatik sehingga lebih udah dipahai dan disipulkan. Kesipulan yang diberikan selalu jelas dasar faktanya seua dapat dikebalikan langsung pada data yang diperoleh. Sugiyono (2010: 12) engungkapkan bahwa penelitian survey digunakan untuk endapatkan data dari tepat tertentu yang alaiah (bukan buatan), tetapi peneliti elakukan perlakuan dala pengupulan data, isalnya dengan engedarkan kuisioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dala penelitian eksperien). Metode penelitian survey terasuk dala penelitian kuantitatif. Dari uraian di atas dapat disipulkan bahwa penelitian survey dilakukan untuk endapatkan inforasi yang akurat dari sapel penelitian yang diabil dari populasi sehingga akan lebih efisien dan praktis. Data yang telah dikupulkan keudian dapat digunakan untuk enggabarkan dan engevaluasi aktivitas atau kegiatan yang telah atau sedang dilaksanakan.

95 81 B. Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang epunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan keudian ditarik kesipulannya (Sugiyono, 2010: 60). Variabel dala penelitian ini erupakan variabel tunggal. Variabel tersebut adalah identifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran. Berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi istilah dala variabel penelitian. 1. Identifikasi Dala kaus besar Bahasa Indonesia (2002), identifikasi adalah (a) tanda kenal diri, bukti diri; (b) penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dsb; (c) Psi proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang karena secara tidak sadar dia ebayangkan pada dirinya seperti orang lain yang dikaguinya, lalu eniru tigkah laku orang yang dikaguinya itu. Mengidentifikasi adalah enentukan atau enetapkan identitas (orang,benda dsb). 2. Soft Skills Soft skills adalah keapuan seseorang (di luar keapuan teknis dan akadeik) dala eberdayakan diri untuk engerti kondisi psikologi diri sendiri, engatur ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan nora di asyarakat, berinteraksi dan berkounikasi dengan lingkungannya dala enyiasati realitas sehingga apu engebangkan unjuk kerja secara aksial.

96 82 3. Pengintegrasian Soft Skills Pengintegrasian adalah proses pebauran hingga enjadi kesatuan yang utuh.pengintegrasian soft skills dala pebelajaran adalah proses pebauran soft skills hingga enjadi kesatuan yang utuh dala proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan suber belajar pada suatu lingkungan belajar. 4. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita a. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan erupakan ata pelajaran yang efokuskan pada pebentukan warga negara yang eahai dan apu elaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk enjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terapil, dan berkarakter yang diaanatkan oleh Pancasila dan UUD b. Mata Pelajaran Kewirausahaan Mata pelajaran kewirausahaan erupakan ata pelajaran yang fokus pada perilaku wirausaha sebagai fenoena epiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Dengan ata pelajaran kewirausahaan diharapkan dapat enghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepeipinan, yang sangat terkait dengan cara engelola usaha untuk ebekali peserta didik agar dapat berusaha secara andiri.

97 83 c. Mata Pelajaran Mebuat Busana Pria/Wanita Mata pelajaran ebuat busana pria adalah upaya enciptakan kondisi dengan sengajaagar apu enjawab kebutuhan anak didik tentang peningkatan suberdaya anusia yang siap guna sehingga lulusan akan apu engebangkan karier dengan baik pada bidang keahlian tata busana apabila yang bersangkutan benar-benar enguasai seluk beluk keterapilan secara tuntas. C. Populasi dan Sapel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang epunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan keudian ditarik kesipulannya (Sugiyono, 2010: 117). Menurut Sudarwan Dani (2007: 87) yang engungkapkan bahwa populasi adalah universu, diana universu itu dapat berupa orang, benda atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti. Dari pengertian di atas, peneliti enyipulkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang epunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan keudian ditarik kesipulannya. Obyek penelitian adalah pengintegrasian soft skills. Subyek penelitian adalah

98 84 siswa kelas XII progra studi keahlian tata busana dan guru ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita kelas XII progra studi keahlian tata busana di SMK N 1 Sewon Bantul. Siswa sebagai subyek penelitian berjulah 135 yang terbagi dala epat kelas, yaitu: a. Kelas XII Busana Butik 1 berjulah 30 siswa. b. Kelas XII Busana Butik 2 berjulah 36 siswa. c. Kelas XII Busana Butik 3 berjulah 35 siswa. d. Kelas XII Busana Butik 4 berjulah 34 siswa. Untuk julah responden dari guru ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita kelas XII progra studi keahlian tata busana di SMK N 1 Sewon diabil dari ata pelajaran yang diteliti. Mata pelajaran tersebut pendidikan kewarganegaraan dengan julah 1 guru yang enjadi responden, kewirausahaan dengan 1 guru yang enjadi responden, dan ebuat busana pria/wanita dengan 6 guru yang enjadi responden. Total responden dari guru adalah 8 orang. 2. Sapel Menurut Sugiyono (2010: 118) sapel adalah bagian dari julah dan karakteristik yang diiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak ungkin epelajari seua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga, aka peneliti dapat enggunakan sapel yang diabil dari populasi. Menurut Sudarwan Dani (2001: 89)

99 85 sapel adalah sub-unit populasi survei atau populasi survei itu sendiri yang dipandang ewakili populasi target. Jadi sapel adalah bagian dari julah dan karakteristik yang diiliki oleh populasi. Dala penelitian ini sapel dari kelas XII progra studi keahlian tata busana di SMK N 1 Sewon yang keudian ukuran sapel ditentukan dengan Noogra Herry King. Cara enentukan dengan Noogra Herry King adalah dari julah populasi 135 responden, dengan tingkat kesalahan 5% adalah dengan cara dari titik 135 (julah populasi elalui angka 5 (tingkat kesalahan), aka akan diteukan titik 70 yang enunjukkan persentase populasi yang diabil sebagai sapel. Julah sapel yang diperlukan adalah 70% dari 135, sehingga didapatkan 94,5 dan dibulatkan enjadi 95 responden. Julah sapel ditabah 10 % dari julah populasi, yaitu 9,5 dibulatkan enjadi 10 orang. Sehingga julah sapel keseluruhan adalah 105 responden. Penabahan ini diaksudkan untuk engantisipasi apabila ada angket yang tidak dapat diolah karena data yang tidak lengkap. Sapel uji coba validitas dan reliabilitas instruen penelitian sebelu digunakan sebagai data penelitian berjulah 30 siswa atau responden yang bukan sebagai sapel. Dala penelitian ini, setiap kelas eiliki julah anggota/siswa yang berbeda-beda sehingga teknik sapling yang digunakan adalah proportional rando sapling. Sevli (2009) enyatakan bahwa teknik proportional rando sapling digunakan bila populasi epunyai

100 86 anggota/unsur yang tidak saa julahnya dan diabil secara acak. Untuk eperoleh sapel yang representative, pengabilan subyek dari setiap wilayah ditentukan seibang atau sebanding dengan banyaknya subyek dari asing-asing wilayah. Cara untuk enentukan julah sapel tiap kelas dapat dilihat seperti tabel berikut. Tabel 2. Cara enentukan ukuran sapel dengan proportional rando sapling No Kelas Cara Menentukan Julah Sapel Julah sapel 1 Kelas XII Busana Butik 1 30/135 x Kelas XII Busana Butik 2 36/135 x Kelas XII Busana Butik 3 35/135 x Kelas XII Busana Butik 4 34/135 x Julah 95 Sedangkan guru sebagai subyek penelitian diabil dengan sapling jenuh. Menurut Sugiyono (2007: 68) enyatakan bahwa sapling jenuh adalah teknik penentuan sapel bila seua anggota populasi digunakan sebagai sapel. Hal ini dilakukan karena julah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang. Rincian sapel yaitu pada ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan 1 guru yang enjadi responden, ata pelajaran kewirausahaan dengan 1 guru enjadi responden, ata pelajaran ebuat busana wanita/pria dengan 6 guru enjadi responden. Total responden dari guru kelas XII progra keahlian tata busana di SMK N 1 Sewon yaitu 8 responden.

101 87 D. Teknik Pengupulan Data Agar endapatkan data yang valid, aka diperlukan teknik pengupulan data yang tepat. Sugiyono (2010: 172) engungkapkan bahwa teknik pengupulan data enggunakan angket bila responden julahnya besar dapat ebaca dengan baik, dan dapat engungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. Pada kuesioner, peneliti enyajikan pilihan alternatif pilihan, dengan tidak enentukan ana pilihan yang salah atau benar. Dilihat dari kedudukan subjek di dalanya, subjek yang enjawab pertanyaanpertanyaan atau pernyataan-pernyataan pada kuesioner disebut responden. Karena responden dala penelitian julahnya banyak, aka teknik pengupulan data yang digunakan dala penelitian ini adalah dengan enggunakan angket. Teknik angket erupakan teknik pengupulan data untuk eecahkan asalah penelitian dengan cara eberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Menurut Sugiyono (2010: 199), angket erupakan teknik pengupulan data yang dilakukan dengan cara eberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Juga enurut Supardi (2005: 127), angket adalah sejulah pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian agar peneliti eperoleh data lapangan/epiris untuk eecahkan asalah penelitian. Responden dala penelitian dari siswa.

102 88 Kelebihan pengupulan data enggunakan teknik angket tertutup adalah sebagai berikut: 1. Mudah diolah. 2. Jawaban lebih terarah dan relevan dengan desain penelitian (Supardi, 2005: 134). Selain itu, Sevli (2009) engungkapkan kelebihan angket adalah sebagai berikut: 1. Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, etode pengupulan data yang paling udah adalah dengan angket. 2. Pertanyaan atau pernyataan yang sudah disiapkan adalah waktu yang efisien untuk enjangkau responden dala julah banyak. 3. Meberi kesepatan udah pada responden untuk enjawab. 4. Responden dapat lebih leluasa enjawab. Sevli (2009) juga engungkapkan keleahan angket antara lain yaitu: 1. Apabila penelitian ebutuhkan reaksi yang sifatnya spontan, aka etode ini kurang tepat. 2. Metode kurang fleksibel karena hanya terpancang dari pertanyaan atau pernyataan yang ada. 3. Jawaban yang diberikan responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan atau pernyataan lain. 4. Ada keungkinan terjadi respon yang salah dari responden karena kurang jelas dengan pertanyaan/pernyataan atau karena keragu-raguan responden.

103 89 Model pertanyaan angket ada dua aca yaitu pertanyaan terbuka, tertutup, sei terbuka, aupun kobinasi terbuka dan tertutup. Model pertanyaan angket yang peneliti gunakan adalah pertanyaan tertutup (closed end ite) dan sei terbuka. Angket tertutup adalah odel pertanyaan diana pertanyaan tersebut telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya eilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan jawaban atau pilihannya. Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan untuk diberikan tanggapan oleh subyek peneliti yang disusun berdasarkan konstruksi teoritik yang telah disusun sebelunya, keudian dikebangkan ke dala indikator-indikator dan selanjutnya dijabarkan enjadi butir-butir pertanyaan, sedangkan pengukuran angket dala penelitian ini enggunakan skala Likert. Tipe jawaban yang digunakan enggunakan chek-list( ). Pada skala likert dengan epat alternatif jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KK), tidak pernah (TP). Tiap alternatif jawaban diberi bobot sebagai berikut. Tabel 3. Skor jawaban dan kriteria penilaian pada identifikasi pengintegrasian soft skills Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Kriteria Skor Kriteria Skor Selalu ( SL) 4 Selalu ( SL) 1 Sering ( SR ) 3 Sering ( SR ) 2 Kadang-kadang ( KK ) 2 Kadang-kadang ( KK ) 3 Tidak pernah (TP) 1 Tidak pernah (TP) 4

104 90 E. Instruen Penelitian Di dala penelitian yang erupakan suatu proses pengukuran terhadap sesuatu hal tertentu diperlukan alat ukur yang biasa disebut dengan istruen penelitian. Instruen penelitian adalah suatu alat yang digunakan engukur fenoena ala aupun sosial yang diaati (Sugiyono, 2010: 148). Instruen penelitian epunyai peranan yang sangat penting dala penelitian terutaa penelitian kuantitatif karena kualitas hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh kualitas instruen. Titik tolak dari penyusunan instruen seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010: 149) adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan variabel-variabel penelitian. 2. Mendefinisikan operasional variabel. 3. Menentukan indikator yang akan diukur. 4. Menjabarkan enjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan enggunakan kisi-kisi instruen. 5. Melakukan uji coba instruen. 6. Menganalisis keandalan, validitas dan reliabilitas. Untuk dapat enentukan indikator yang akan diukur, sebeluya peneliti enentukan indikator tersebut yang keudian diperkuat dengan elakukan FGD. Menurut Hetifah Sjaifudian (2009: ) yang engungkapkan bahwa FGD (Focused Group Discussion) adalah salah satu etode dasar untuk eberikan kesepatan kepada peserta diskusi untuk eberikan pandangannya tentang suatu topik. FGD dipipin oleh peneliti yang bertindak sebagai oderator. Focus Group adalah kelopok khusus

105 91 yang dipandang dari segi tujuan, ukuran, koposisi, dan prosedurnya. Peneliti elakukan FGD dengan enghadirkan 8 guru yang dipilih sesuai dengan ata pelajaran yang diteliti. FGD dala penelitian ini diaksudkan untuk enggali soft skills yang akan digunakan untuk engidentifikasi soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita dengan encari keterkaitan soft skills di SMK dengan soft skills di dunia kerja. Hasil dari FGD yaitu aca-aca indikator soft skills di SMK yang disesuaikan dengan tujuan uu dan khusus pendidikan sekolah enengah kejuruan, struktur kurikulu, visi dan isi SMK N 1 Sewon, serta tujuan pendidikan SMK Negeri 1 Sewon yang terkait dengan soft skills di dunia kerja. Maca-aca indikator soft skills tersebut antara lain (1) engelola diri, (2) engebangkan diri, (3) keandirian, (4) keapuan untuk berpikir, (5) disiplin, (6) tanggung jawab, (7) sikap profesional, (8) ulet, (9) adaptasi, (10) daya juang, (11) daya saing, (12) kerja saa, (13) kepeipinan, dan (14) keapuan kounikasi. Dengan 14 soft skills tersebut, dibuatlah kisi-kisi instruen. Kisi-kisi instruen dibuat berdasarkan kajian pustaka yang endukung penelitian yang selanjutnya enjadi bahan yang akan dituangkan sebagai angket penelitian. Untuk eudahkan penyusunan instruen aka dibuat kisi-kisi sebagai berikut.

106 92 Tabel 4. Kisi-kisi instruen angket tentang identifikasi pegintegrasian soft skills elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan, ebuat busana pria/wanita Pengintegrasian Soft Skills Melalui Mata Pelajaran Variabel Indikator No. Ite Pengintegrasian Soft Skills Melalui Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Pengintegrasian Soft Skills Melalui Mata Pelajaran Kewirausahaan Pengintegrasian Soft Skills Melalui Mata Pelajaran Mebuat Busana Pria/Wanita 1. Mengelola Diri 1, Mengebangkan Diri 2, Keandirian 3, Keapuan Untuk Berpikir 4, 15, Disiplin 5, Tanggung Jawab 6, Sikap Profesional 7, Ulet 8, Adaptasi 9, Daya Juang 10, Daya Saing 11, Kerjasaa 12, Kepeipinan 13, Berkounikasi 14, Mengelola Diri 1, Mengebangkan Diri 2, Keandirian 3, Keapuan Untuk Berpikir 4, 15, Disiplin 5, Tanggung Jawab 6, Sikap Profesional 7, Ulet 8, Adaptasi 9, Daya Juang 10, Daya Saing 11, Kerjasaa 12, Kepeipinan 13, Berkounikasi 14, Mengelola Diri 1, Mengebangkan Diri 2, Keandirian 3, Keapuan Untuk Berpikir 4, 15, Disiplin 5, Tanggung Jawab 6, Sikap Profesional 7, Ulet 8, Adaptasi 9, Daya Juang 10, Daya Saing 11, Kerjasaa 12, Kepeipinan 13, Berkounikasi 14, 16

107 93 Setelah instruen tersusun dilakukan validitas konstruk, keudian uji coba dan enganalisis validitas dan reliabilitasnya. Tingkat validitas (validity) dan reliabilitas (reliability) enunjukkan utu seluruh proses pengupulan data dala suatu penelitian, ulai dari penjabaran konsepkonsep sapai pada saat data siap untuk dianalsis. F. Uji Coba Instruen Instruen yang akan digunakan dala penelitian harus eenuhi 2 syarat yakni kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas), aka sebelu instruen digunakan harus diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba dilakukan pada 30 responden yang bukan erupakan sapel penelitian. Instruen yang yang reliabel belu tentu valid, akan tetapi instruen yang valid uunya pasti reliabel. Uji coba juga diaksudkan untuk enghindari pertanyaanpertanyaan yang kurang jelas aksudnya, epertibangkan kata-kata yang sulit dipahai, epertibangkan penabahan dan pengurangan ite serta agar dapat eberikan inforasi yang akurat. 1. Validitas Instruen Valid berarti instruen dapat digunakan untuk engukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Validitas yang digunakan dala penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity). Secara teknis, pengujian validitas konstruk dibantu dengan engunakan kisi-kisi instruen. Dala kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan noor butir (ite) pertanyaan atau pernyataan yang telah

108 94 dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instruen tersebut aka pengujian validitas dapat dilakukan dengan udah dan sisteatis. Setelah instruen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, aka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (judgent experts). Para ahli diinta pendapatnya tentang instruen yang telah disusun. Dala hal ini, diperoleh dari ahli ateri soft skills yaitu Enny Zuhni Khayati, M.Kes., Siti Haidah, M.Pd., dan Agus Basuki, M.Pd. Sedangkan dari guru ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yaitu Kasdilah, S.Pd. guru ata pelajaran kewirausahaan adalah Wihartadi, S.Pd., dan guru ata pelajaran ebuat busana wanita/pria adalah Dra. Siti Fauziah Mardiana, M.Pd. Setelah pengujian konstruk dari ahli dan berdasarkan pengalaan epiris di lapangan selesai, aka diteruskan dengan uji coba instruen. Setelah data ditabulasikan, aka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis butir (ite), yaitu dengan cara engkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Penghitungan enggunakan ruus korelasi Product-Moent dari Karl Pearson yaitu dengan ruus sebagai berikut: Keterangan: r xy = koefisien korelasi product-oent n = banyaknya data atau julah sapel x = skor tiap ite y = skor tiap kasus x = julah skor tiap ite y = julah skor tiap kasus ( x) = julah kuadrat sekor tiap ite ( y) = julah kuadrat skor tiap kasus (Sugiyono, 2007: 356)

109 95 Kriteria pengujian suatu butir dikatakan valid apabila koefisien ( ) hitung berharga positif atau lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikasi 5%. Sebaliknya jika harga hitung lebih kecil dari r tabel aka butir tersebut dinyatakan gugur. Dala pelaksanaannya, perhitungan untuk validasi ite dala penelitian enggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Ite yang gugur tidak diganti dengan yang baru dengan pertibangan bahwa ada ite yang asih dapat ewakili indikator yang ada. Hasil uji valisitas instruen dengan n = 30 pada taraf signifikasi 5%, butir-butir ite tentang identifikasi pengintegrasian soft skills elalui pebelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan, ebuat busana pria/wanita yang tiap ata pelajaran berjulah 30 ite, tiap ata pelajaran terdapat 1 butir yang gugur sehingga ite yang sahih tiap ata pelajaran adalah 29 butir. Untuk lebih jelasnya tentang hasil uji validitas disajikan dala lapiran halaan Reliabilitas instruen Reliabilitas instruen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, eskipun digunakan secara berulang-ulang pada subjek yang saa atau berbeda (Sudarwan Dani, 2007: 199). Sugiyono (2010: ) engungkapkan tentang pengujian reliabilitas instruen dapat dilakukan secara eksternal aupun internal. Dala penelitian ini, pengujian dilakukan secara internal reliabilitas instruen dengan enganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instruen dengan

110 96 teknik tertentu. Untuk encari derajat reliabilitas instruen digunakan ruus Alpha Cronbach pada instruen yang epunyai lebih dari satu alternatif jawaban yang ungkin (tidak ada jawaban yang benar atau salah). Ruus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: = koefisien reliabilitas Alpha K = ean kuadrat antara subyek = ean kuadrat kesalahan = varians total (Sugiyono, 2007: 365). Pedoan untuk enentukan tinggi rendahnya reliabilitasnya instruen atau penafsiran terhadap koefisien korelasi berdasarkan pada klasifikasi dari Sugiyono (2007: 231) sebagai berikut: Tabel 5. Pedoan untuk eberikan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas Alpha Chronbach Interval Koefisien Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Dala proses analisis reliabilitas instruent enggunakan bantuan seri progra SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan hasil analisis keandalan teknik Alpha Chronbach diperoleh koefisien keterandalan untuk ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebesar 0,909, ata pelajaran

111 97 kewirausahaan sebesar 0,913 dan ata pelajaran ebuat busana pria/wanita sebesar 0,936. Sesuai dengan pedoan untuk eberikan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas Alpha Chronbach enurut Sugiyono berarti bahwa instruen tersebut eiliki koefisien keterandalan yang sangat tinggi. G. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan yang dikutip Sugiyono (2005: 88), analisis data adalah proses encari dan enyusun secara sisteatis data yang diperoleh dan hasil wawancara, catatan lapangan dan lain-lain. Sugiyono (2010: 207) enyatakan tentang kegiatan dala teknik analisis data adalah engelopokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, entabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, enyajikan data tiap variabel yang diteliti, elakukan perhitungan untuk enjawab ruusan asalah, dan elakukan perhitungan untuk enguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian ini tidak eruuskan hipotesis, aka langkah terakhir tidak dilakukan. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2007: 29) yang enyatakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk endeskripsikan atau eberi gabaran terhadap obyek yang diteliti elalui data sapel atau populasi sebagaiana adanya, tanpa elakukan analisis dan ebuat kesipulan yang berlaku untuk uu. Penyajian

112 98 statistik deskriptif enggunakan tabel biasa aupun distribusi frekuensi, grafik garis aupun batang, diagra lingkaran, pictogra. Sugiyono (2007: 45) engeukakan selain dapat dijelaskan dengan enggunakan tabel/gabar, dapat juga dijelaskan dengan enggunakan statistik yang disebut ean (Me), edian (Md), odus (Mo), sipangan baku. Pada penelitian ini, penyajian data enggunakan tabel yang enggunakan statistik yang disebut ean, edian, odus, dan sipangan baku. Mean (Me) erupakan teknik penjelasan kelopok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelopok tersebut. Rata-rata ean ini diperoleh dengan enjulahkan data seluruh individu dala kelopok itu. Keudian dibagi julah individu yang ada pada kelopok tersebut. hal ini dapat diruuskan sebagai berikut: fx Me n Keterangan: Me = ean untuk data fx = julah perkalian antara nilai (x) dengan frekuensi n = julah saple (Sugiyono, 2007: 49). Median adalah suatu teknik penjelasan kelopok yang didasarkan atas nilai tengah kelopok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelopok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sapai yang terbesar atau sebaliknya, untuk enghitung edian enggunakan ruus:

113 99 Md 1/ 2n b p f f Keterangan: Md = Median b = batas bawah, diana edian akan berada n = julah saple f = frekuensi (Sugiyono, 2007: 53). Sipangan baku (standar deviasi) untuk encari sipangan baku digunakan ruus sebagai berikut: 2 x1 x2 SD ( n 1) Keterangan: (X 1 X 2 ) 2 = Sipangan SD = Sipangan baku sapel n = Julah sapel (Sugiyono,2005: 47). Modus (ode) erupakan teknik penjelasan kelopok yang didasarkan atas nilai yang sedang popular atau yang sering uncul dala kelopok tersebut. Untuk enghitung odus dapat digunakan ruus sebagai berikut: Diana: Mo = Modus b = Batas bawah kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = Panjang kelas interval = Frekuensi pada kelas odus (frekuensi pada kelas interval yang terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelunya. = Frekuensi kelas odus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya (Sugiyono, 2007: 52).

114 100 Setelah dihitung dengan ean, edian, odus, dan sipangan baku, aka selanjutnya data dapat digolongkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Menurut Sutrisno Hadi (1994: 135) yang enyatakan bahwa jika hendak digolongkan enjadi tiga golongan besar, aka peisahannya adalah sebagai berikut: Tinggi Sedang Rendah : Mean Score + 1 SD ke atas : Dari Mean - 1 SD sapai + 1 SD : Mean 1 SD ke bawah Sugiyono (2010: 137) enyatakan bahwa data interval dapat dianalisis dengan enghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan pengkategorian di atas dan analisis tersebut, aka untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut : 1. Menggali soft skills yang akan digunakan untuk engidentifikasi soft skills yang diintegrasikan dengan encari keterkaitan soft skills di SMK dengan soft skills di dunia kerja Tabel 6. Kategori Keterkaitan Soft Skills di SMK dengan Soft Skills di Dunia Kerja Penggolongan Skor Kategori Tanda Mean Score + 1 SD ke atas Sangat Terkait + Dari Mean - 1 SD sapai + 1 SD Cukup Terkait o Mean 1 SD ke bawah Tidak Terkait -

115 Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Untuk engetahui soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita dilakukan dengan analisis enghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita (Sugiyono, 2010: 137). Berdasarkan skor yang telah ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut: - Julah skor untuk n responden yang enjawab SL = n x 4 = a - Julah skor untuk n responden yang enjawab SR = n x 3 = b - Julah skor untuk n responden yang enjawab KK= n x 2 = c - Julah skor untuk n responden yang enjawab TP = n x 1 = d+ Julah total = a + b + c + d Untuk selanjutnya dicari rata-rata jawaban berdasarkan skoring yaitu julah total (a + b + c + d) dibagi dengan n total (95). Peneliti enyipulkan bahwa jika rata-rata skor jawaban terletak pada skor 3 4 dala kualitas skor diintegrasikan. Jika rata-rata skor jawaban terletak pada skor 1-2 dala kualitas skor tidak diintegrasikan. Selanjutnya untuk enyeleksi diberi tanda checklist ( ).

116 Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Tabel 7. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Penggolongan Skor Mean Score + 1 SD ke atas Dari Mean - 1 SD sapai + 1 SD Mean 1 SD ke bawah Kategori Baik Cukup Baik Kurang Baik Setelah didapatkan rentang skor dari enghitung penggolongan skor, aka pengolahan datanya enggunakan SPSS versi 16.0 yang keudian penyajian datanya dala bentuk persentase. Adapun ruus perhitungan analisis persentase adalah sebagai berikut: P = Keterangan : f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya n : Nuber of case (julah frekuensi/banyaknya individu) P : angka presentase (Anas Sudijono, 2006:40).

117 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tepat Penelitian 1. Tepat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK N 1 Sewon Bantul, yang berlokasi di Pulutan Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Tepatnya dari pertigaan Diro, Jalan Bantul KM 8 ke arah barat ±1,5 k. Dilihat dari lokasinya SMK N 1 Sewon sangat kondusif untuk kegiatan belajar engajar, karena jauh dari keraaian dan jalan besar sehingga suasana belajar enjadi lebih tenang. Peserta didik di SMK N 1 Sewon Bantul ayoritas perepuan. SMK N 1 Sewon Bantul ebuka progra keahlian tata busana yang didalanya terdapat kelopok ata pelajaran noratif, adaptif dan produktif. Kelopok ata pelajaran noratif terdiri dari ata pelajaran pendidikan agaa, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, pendidikan jasani olahraga dan kesehatan, dan seni budaya. Pada kelopok ata pelajaran adaptif terdiri dari bahasa Inggris, ateatika, IPA, IPS, keterapilan koputer dan pengelolaan inforasi, dan kewirausahaan. Kelopok ata pelajaran produktif terdiri ataas sejulah ata pelajaran yang dikelopokkan dala Dasar Kopetensi Kejuruan (enerapkan K3LH, elaksanakan peeliharaan esin jahit dan elaksanakan layanan secara pria kepada pelanggan) dan Kopetensi Kejuruan (enggabar busana, ebuat pola, ebuat 103

118 104 busana wanita, ebuat busana pria, ebuat busana anak, ebuat busana bayi, eilih bahan baku busana, ebuat hiasan pada busana, engawasi utu busana, eproduksi busana, easarkan busana). Tiap ata pelajaran dapat diterapkan pengintegrasian soft skills. Akan tetapi, tiap kelopok ata pelajaran yang diajarkan untuk kelas XII, ada ata pelajaran yang banyak engintegrasikan soft skills antara lain pada kelopok ata pelajaran noratif elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kelopok ata pelajaran adaptif elalui ata pelajaran kewirausahaan dan kelopok ata pelajaran produktif elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. Mata pelajaran tersebut diselenggarakan 1 kali setiap pekannya. Sebagian besar guru belu eahai tentang soft skills. Naun dari penelitian terungkap bahwa dala proses pebelajaran tiap ata pelajaran telah ada upaya dari guru untuk engintegrasikan soft skills. Guru yang sudah engetahui tentang soft skills juga telah berusaha eberikan inforasi tentang soft skills. Selain dala ata pelajaran, pengintegrasian soft skills juga dilaksanakan oleh pihak sekolah sebelu pelajaran berlangsung dengan beberapa guru enunggu siswa-siswi di depan sekolah untuk enyapa dan berjabat tangan dengan siswa-siswi. Penelitian ini bertujuan untuk engidentifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran pada Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK Negeri 1 Sewon. Penelitian ini diselenggarakan dari bulan April hingga Juli 2011.

119 Gabaran Uu Responden Gabaran uu yang diungkap dala penelitian ini adalah identifikasi pengintegrasian soft skills elalui pebelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan, ebuat busana pria/wanita yang diaati oleh siswa pada progra studi keahlian tata busana selaa engikuti ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana wanita/pria. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan kewirausahaan diselenggrakan untuk tiap tingkat akan tetapi untuk dapat engetahui hasil yang lebih aksial aka diabil populasi pada kelas XII. Sedangkan pada ata pelajaran ebuat busana pria/wanita yang erupakan salah satu ata pelajaran kopetensi kejuruan dari kelopok ata pelajaran produktif untuk kelas XII. Berdasarkan penelitian Identifikasi Pengintegrasian Soft Skills elalui ata pelajaran pada Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK Negeri 1 Sewon subyek penelitian terdiri dari dua kelopok responden diantaranya adalah siswa dan guru. Siswa SMK diabil pada kelas XII keahlian tata busana yang eneria palajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Guru yang enjadi responden adalah guru ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana wanita/pria. Untuk engetahui julah siswa yang digunakan dala penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

120 106 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Kelas Julah sapel Persentase (%) Kelas XII Busana Butik ,2 Kelas XII Busana Butik ,7 Kelas XII Busana Butik ,9 Kelas XII Busana Butik ,2 Julah ,0 Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh julah responden yang digunakan dala penelitian ini berjulah 95 siswa dari kelas XII Busana Butik 1, Busana Butik 2, XII Busana Butik 3 dan XII Busana Butik 4. B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Deskripsi data erupakan gabaran engenai status data untuk enjelaskan hasil penelitian. Penelitian ini tentang identifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran pada progra studi keahlian tata busana di SMK Negeri 1 Sewon. Penelitian ini erupakan penelitian dengan satu variabel yaitu identifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran. Dala penelitian ini peneliti ebatasi pada 14 soft skills yaitu (1) engelola diri, (2) engebangkan diri, (3) keandirian, (4) keapuan untuk berpikir, (5) disiplin, (6) tanggung jawab, (7) sikap profesional, (8) ulet, (9) adaptasi, (10) daya juang, (11) daya saing, (12) kerja saa, (13) kepeipinan, (14) keapuan kounikasi.

121 107 Data penelitian yang diungkapkan ini adalah seua data yang telah diperoleh selaa asa penelitian. Data penelitian yang ada erupakan perhitungan skor yang didapat dari angket. Adapun deskripsi data penelitian yang disajikan eliputi: harga ratarata/ean (Me), edian (Md), odus (Mo), dan sipangan baku (SD). Analisis identifikasi pengintegrasian soft skills elalui pebelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan, ebuat busana pria/wanita pada progra studi keahlian tata busana di SMK Negeri 1 Sewon adalah data disajikan dala distribusi frekuensi. Hasil hitung tersebut diperoleh dengan bantuan SPSS seri Soft skills Hasil Penggalian elalui FGD dengan Para Guru Penggalian soft skills elalui FGD dengan para guru diperoleh 14 soft skills yang eiliki keterkaitan dengan dunia kerja. Guru yang dihadirkan untuk FGD adaah 8 responden. Julah soft skills yang ada di SMK adalah 14 dan julah soft skills di dunia kerja ada 4. Dengan data yang diperoleh tersebut, aka didapatkan hasil keterkaitan soft skills yang ada di SMK dengan soft skills di dunia kerja. Penggolongan dala tiga kategori yaitu sangat terkait, cukup terkait dan tidak terkait. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

122 108 Tabel 9. Keterkaitan Soft Skills di SMK dengan Soft Skills di Dunia Kerja Soft Skills di Dunia Kerja Soft Skills di SMK Sadar Diri Manajeen Diri Sadar Sosial Manajeen Relasi 1 Mengelola diri o 2 Mengebangkan Diri o o Keandirian o + + o 4 Keapuan berpikir + o Disiplin - + o o 6 Tanggung jawab - + o o 7 Sikap profesional Ulet - o Adaptasi - + o o 10 Daya juang o o - o 11 Daya saing - o o o 12 Kerja saa o o o + 13 Kepeipinan o + o + Keapuan - o o + 14 kounikasi Keterangan: + : Sangat terkait o : Cukup terkait - : Tidak terkait Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa soft skills di SMK eiliki keterkaitan dengan soft skills di dunia kerja. Hal ini dapat dilihat dari tanda (+) dan tanda (o) sehingga dapat diketahui bahwa soft skills di SMK eiliki keterkaitan dengan soft skills di dunia kerja. Dapat dijelaskan pula bahwa pendapat guru dilihat dari indikator soft skill engelola diri terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu soft skill sadar diri dan anajeen diri pada kategori sangat terkait serta dala kategori cukup terkait dengan soft skill anajeen relasi. Pada soft skill engebangkan diri dapat diketahui bahwa terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill sadar diri dan anajeen diri pada

123 109 kategori cukup terkait serta pada soft skill anajeen relasi dengan kategori sangat terkait. Soft skill keandirian terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill sadar diri dan anajeen relasi pada kategori cukup terkait, serta pada soft skill anajeen diri dan sadar sosial pada ketegori sangat terkait. Soft skill keapuan berpikir terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill sadar diri dan anajeen relasi dengan kategori sangat terkait serta pada soft skill anajeen diri pada kategori cukup terkait. Pada soft skill disiplin terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill anajeen diri dala kategori sangat terkait dan pada soft skill sadar sosial dan anajeen relasi pada kategori cukup terkait. Pada soft skill tanggung jawab terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill anajeen diri dengan kategori sangat terkait, pada soft skill sadar sosial dan anajean relasi dengan kategori cukup terkait. Pada soft skill sikap profesional terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill anajeen diri dan anajeen relasi dala kategori sangat terkait. Pada soft skill ulet terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill anajeen diri dala kategori cukup terkait dan pada soft skill anajeen relasi pada kategori sangat terkait. Soft skills adaptasi terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill anajeen diri dala kategori sangat terkait dan pada soft skill sadar sosial dan anajeen relasi pada kategori cukup terkait. Pada

124 110 soft skill daya juang terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill sadar diri, anajeen diri dan anajaeen relasi dala kategori cukup terkait. Soft skill daya saing terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill anajeen diri, sadar sosial dan anajeen relasi dala kategori cukup terkait. Pada soft skill kerja saa terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill sadar sosial, anajeen diri dan sadar sosial dala kategori cukup terkait serta pada soft skill anajeen relasi pada kategori sangat terkait. Pada soft skill kepeipinan terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill anajeen diri dan anajeen relasi dala kategori sangat terkait dan pada soft skill sadar diri dan sadar sosial pada kategori cukup terkait. Soft skills keapuan kounikasi terkait dengan soft skills di dunia kerja yaitu pada soft skill anajeen diri dan sadar sosial dala kategori cukup terkait, pada soft skill anajeen relasi dala kategori sangat terkait. Dengan adanya keterkaitan antara soft skills di SMK dengan sebagaian soft skills di dunia kerja, aka peneliti enyipulkan bahwa ada keterkaitan sehingga peneliti elakukan penelitian pada epat belas soft skills di SMK.

125 Soft Skills Yang Diintegrasikan Guru elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon a. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Untuk engetahui soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, data didapat dari pendapat siswa pada ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon yang terdiri dari 14 indikator yang enjadi 29 butir pernyataan yang terdiri dari 4 jawaban alternatif. Dari 4 jawaban alternatif, soft skills pada kualitas skor diintegrasikan dihitung dari skor total untuk tiap indikator yang keudian dibuat rata-rata skor dan hasilnya terletak pada skor 3-4. Sedangkan untuk kualitas skor tidak diintegrasikan dihitung skor total untuk tiap indikator yang keudian dibuat ratarata skor dan hasilnya terletak pada skor 1-2. Untuk endapatkan gabaran yang lebih rinci tentang soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat dilihat elalui tabel sebagai berikut.

126 112 Tabel 10. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan No Indikator Soft Skills di Tidak Diintegrasikan SMK Diintegrasikan 1 Mengelola diri 2 Mengebangkan Diri 3 Keandirian 4 Keapuan berpikir 5 Disiplin 6 Tanggung jawab 7 Sikap profesional 8 Ulet 9 Adaptasi 10 Daya juang 11 Daya saing 12 Kerja saa 13 Kepeipinan 14 Keapuan kounikasi Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 11 soft skills yang diintegrasikan yaitu soft skills engelola diri, keandirian, keapuan berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, daya saing, kerja saa, kepeipinan, dan keapuan kounikasi. Sedangkan soft skills yang tidak diintegrasikan ada 3 aca yaitu soft skills engebangkan diri, adaptasi dan daya juang.

127 113 Dengan deikian, aka dapat disipulkan bahwa ada 11 soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Oleh karena itu, selanjutnya peneliti akan endeskripsikan 11 soft skills yang diintegrasikan seperti di atas pada soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. b. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran kewirausahaan pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Untuk engetahui soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan, data didapat dari pendapat siswa pada ata pelajaran kewirausahaan yang terdiri dari 14 indikator yang enjadi 29 butir pernyataan yang terdiri dari 4 jawaban alternatif. Dari 4 jawaban alternatif, soft skills pada kualitas skor diintegrasikan dihitung dari skor total untuk tiap indikator yang keudian dibuat rata-rata skor dan hasilnya terletak pada skor 3-4. Sedangkan untuk kualitas skor tidak diintegrasikan dihitung skor total untuk tiap indikator yang keudian dibuat rata-rata skor dan hasilnya terletak pada skor 1-2. Untuk endapatkan gabaran yang lebih rinci tentang soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran kewirausahaan dapat dilihat elalui tabel sebagai berikut.

128 114 No Tabel 11. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran kewirausahaan Indikator Soft Skills di Tidak Diintegrasikan SMK Diintegrasikan 1 Mengelola diri 2 Mengebangkan Diri 3 Keandirian 4 Keapuan berpikir 5 Disiplin 6 Tanggung jawab 7 Sikap profesional 8 Ulet 9 Adaptasi 10 Daya juang 11 Daya saing 12 Kerja saa 13 Kepeipinan 14 Keapuan kounikasi Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 11 soft skills yang diintegrasikan yaitu soft skills engelola diri, keandirian, keapuan berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, daya saing, kerja saa, kepeipinan, dan keapuan kounikasi. Sedangkan soft skills yang tidak diintegrasikan ada 3 aca yaitu soft skills engebangkan diri, adaptasi dan daya juang.

129 115 Dengan deikian, aka dapat disipulkan bahwa ada 11 soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Oleh karena itu, selanjutnya peneliti akan endeskripsikan 11 soft skills yang diintegrasikan pada soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan. c. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Untuk engetahui soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita, data didapat dari pendapat siswa pada ata pelajaran ebuat busana pria/wanita terdiri dari 14 indikator yang enjadi 29 butir pernyataan yang terdiri dari 4 jawaban alternatif. Dari 4 jawaban alternatif, soft skills pada kualitas skor diintegrasikan dihitung dari skor total untuk tiap indikator yang keudian dibuat rata-rata skor dan hasilnya terletak pada skor 3-4. Sedangkan untuk kualitas skor tidak diintegrasikan dihitung skor total untuk tiap indikator yang keudian dibuat rata-rata skor dan hasilnya terletak pada skor 1-2. Untuk endapatkan gabaran yang lebih rinci tentang soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita dapat dilihat elalui tabel sebagai berikut.

130 116 Tabel 12. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita No Indikator Soft Skills di Tidak Diintegrasikan SMK Diintegrasikan 1 Mengelola diri 2 Mengebangkan Diri 3 Keandirian 4 Keapuan berpikir 5 Disiplin 6 Tanggung jawab 7 Sikap profesional 8 Ulet 9 Adaptasi 10 Daya juang 11 Daya saing 12 Kerja saa 13 Kepeipinan 14 Keapuan kounikasi Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa ada 13 soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita yaitu soft skills engelola diri, engebangkan diri, keandirian, keapuan berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, daya juang, daya saing, kerja saa, kepeipinan, dan keapuan kounikasi. Sedangkan 1 soft skill yang tidak diintegrasikan yaitu soft skill adaptasi.

131 117 Dengan deikian, aka dapat disipulkan bahwa ada 13 aca soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. Oleh karena itu, selanjutnya pada soft skills yang diintegrasikan, peneliti akan endeskripsikan 13 soft skills yang diintegrasikan seperti di atas. 6. Soft Skills yang Diintegrasikan elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon a. Soft Skills yang Diintegrasikan elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana Untuk engetahui soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, data didapat dari pendapat 95 siswa pada ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dari kesipulan aca-aca soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, ada 11 soft skills yang diintegrasikan atau 78,6% soft skills yang diintegrasikan. Oleh karena itu, selanjutnya peneliti akan endeskripsikan 11 soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dengan analisis data diperoleh hasil deskriptif frekuensi dengan persentase yang keudian digolongkan enjadi 3 kategori

132 118 yaitu baik, cukup baik dan kurang baik. Untuk endapatkan gabaran yang lebih rinci tentang soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat dilihat elalui tabel sebagai berikut. Tabel 13. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan No Indikator Soft Skills di SMK Baik (%) Cukup Baik Kurang Baik (%) (%) 1 Mengelola diri 40,0 45,3 14,7 2 Keandirian 49,5 42,1 8,4 3 Keapuan untuk berpikir 49,5 44,2 6,3 4 Disiplin 50,5 44,2 5,3 5 Tanggung jawab 36,8 57,9 5,3 6 Sikap profesional 42,1 55,8 2,1 7 Ulet 44,2 48,4 7,4 8 Daya saing 49,5 45,3 5,3 9 Kerja saa 50,5 47,4 2,1 10 Kepeipinan 47,4 45,3 7,4 11 Keapuan kounikasi 56,8 38,9 4,2 Soft skill engelola diri yang dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif sehingga skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Hasil perhitungan persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 45,3%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill engelola diri diintegrasikan dengan cukup baik elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Soft skill keandirian yang dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Hasil perhitungan persentase frekuensi terbanyak

133 119 pada kategori baik yaitu sebesar 49,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill keandirian diintegrasikan dengan baik. Soft skill keapuan untuk berpikir yang dihitung dari 3 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 12 dan skor terendah adalah 3. Hasil perhitungan persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 49,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill keapuan berpikir diintegrasikan dengan baik. Soft skill disiplin yang dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Hasil perhitungan dengan persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 50,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill disiplin diintegrasikan dengan baik. Soft skill tanggung jawab yang dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Hasil perhitungan dengan persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 57,9%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill tanggung jawab diintegrasikan dengan cukup baik elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

134 120 Soft skill sikap profesional dengan persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 55,8%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill sikap professional diintegrasikan dengan cukup baik. Soft skill ulet yang dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Hasil perhitungan dengan persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 48,4%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill ulet diintegrasikan dengan cukup baik elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Soft skill daya saing yang dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Hasil perhitungan persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 49,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill daya saing diintegrasikan dengan baik. Soft skill kerja saa yang dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 50,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill kerja saa diintegrasikan dengan baik.

135 121 Soft skill kepeipinan yang dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 47,4%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill kepeipinan diintegrasikan dengan baik. Soft skill keapuan kounikasi yang dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 56,8%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill keapuan kounikasi diintegrasikan dengan baik. b. Soft Skills yang Diintegrasikan elalui Mata Pelajaran Kewirausahaan pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana Untuk engetahui soft skills yang diintegraasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan, data didapat dari pendapat 95 siswa pada ata pelajaran kewirausahaan. Dari kesipulan aca-aca soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan, ada 11 soft skills yang diintegrasikan atau 78,6% soft skills yang diintegrasikan. Oleh karena itu, selanjutnya peneliti akan endeskripsikan 11 soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan.

136 122 No Dengan analisis data diperoleh hasil deskriptif frekuensi dengan persentase yang keudian digolongkan enjadi 3 kategori yaitu baik, cukup baik dan kurang baik. Untuk endapatkan gabaran yang lebih rinci tentang soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan dapat dilihat elalui tabel sebagai berikut. Tabel 14. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan Indikator Soft Skills di SMK Baik (%) Cukup Baik (%) Kurang Baik (%) 1 Mengelola diri 48,4 37,9 13,7 2 Keandirian 46,3 49,5 4,2 3 Keapuan untuk berpikir 38,9 54,7 6,3 4 Disiplin 42,1 51,6 6,3 5 Tanggung jawab 70,5 27,4 2,1 6 Sikap profesional 50,5 47,4 2,1 7 Ulet 41,1 52,6 6,3 8 Daya saing 60,0 35,8 4,2 9 Kerja saa 54,7 43,2 2,1 10 Kepeipinan 41,1 49,5 9,5 11 Keapuan kounikasi 68,4 29,5 2,1 Soft skill engelola diri yang diintegrasikan elalui pebelajaran pendidikan kewarganegaraan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif sehingga skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 48,4%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill engelola diri diintegrasikan dengan baik elalui ata pelajaran kewirausahaan.

137 123 Soft skill keandirian yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 49,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill keandirian diintegrasikan cukup baik. Soft skill keapuan untuk berpikir yang diintegrasikan dihitung dari 3 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 12 dan skor terendah adalah 3. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 54,7%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill keapuan berpikir diintegrasikan dengan cukup baik elalui ata pelajaran kewirausahaan. Soft skill disiplin yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 51,6%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill disiplin diintegrasikan dengan cukup baik. Soft skill tanggung jawab yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 70,5%. Berdasarkan data tersebut,

138 124 aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill tanggung jawab diintegrasikan dengan baik. Soft skill sikap profesional yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 50,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill sikap professional diintegrasikan dengan baik. Soft skill ulet yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 52,6%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill ulet diintegrasikan dengan cukup baik. Soft skill daya saing yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 60,0%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill daya saing diintegrasikan dengan baik. Soft skill kerja saa yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada

139 125 kategori baik yaitu sebesar 54,7%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill kerja saa diintegrasikan dengan baik. Soft skill kepeipinan yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 49,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill kepeipinan diintegrasikan dengan cukup baik. Soft skill keapuan kounikasi yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 68,4%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skill keapuan kounikasi diintegrasikan dengan baik.

140 126 c. Soft Skills yang Diintegrasikan elalui Mata Pelajaran Mebuat Busana Pria/Wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana Untuk engetahui soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita, data didapat dari pendapat 95 siswa pada ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. Dari kesipulan soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita, ada 13 soft skills yang diintegrasikan atau 93% soft skills yang diintegrasikan. Oleh karena itu, selanjutnya peneliti akan endeskripsikan 13 soft skills yang diintegrasikan tersebut elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. Dengan analisis data diperoleh hasil deskriptif frekuensi dengan persentase yang keudian digolongkan enjadi 3 kategori yaitu baik, cukup baik dan kurang baik. Untuk endapatkan gabaran yang lebih rinci tentang soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita dapat dilihat elalui tabel sebagai berikut.

141 127 No Tabel 15. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita Indikator Soft Skills di SMK Baik (%) Cukup Baik (%) Kurang Baik (%) 1 Mengelola diri 62,1 30,5 7,4 2 Mengebangkan Diri 26,3 72,6 1,1 3 Keandirian 65,3 28,4 6,3 Keapuan untuk 4 berpikir 22,1 75,8 2,1 5 Disiplin 55,8 41,1 3,2 6 Tanggung jawab 41,1 54,7 4,2 7 Sikap profesional 54,7 43,2 2,1 8 Ulet 40,0 51,6 8,4 9 Daya juang 66,3 30,5 3,2 10 Daya saing 66,3 29,5 4,2 11 Kerja saa 45,3 50,5 4,2 12 Kepeipinan 53,7 38,9 7,4 13 Keapuan kounikasi 48,4 49,5 2,1 Soft skill engelola diri yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 62,1%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills engelola diri diintegrasikan dengan baik elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. Soft skill engebangkan diri yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 72,6%.

142 128 Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills engebangkan diri diintegasikan dengan cukup baik pada ata pelajaran tersebut. Soft skill keandirian yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 65,3%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills keandirian diintegrasikan dengan baik. Soft skill keapuan untuk berpikir yang diintegrasikan dihitung dari 3 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 12 dan skor terendah ideal adalah 3. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 75,8%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills keapuan berpikir diintegrasikan dengan cukup baik elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. soft skill disiplin yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 55,8%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills disiplin diintegrasikan dengan baik.

143 129 Soft skill tanggung jawab yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 54,7%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills tanggung jawab diintegrasikan dengan cukup baik dala ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. soft skill sikap profesional yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 54,7%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills sikap professional diintegrasikan dengan baik dala ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. Soft skill ulet yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 51,6%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills ulet diintegrasikan dengan cukup baik. Soft skill daya juang yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase Dilihat

144 130 frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 66,3%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills daya juang diintegrasikan dengan baik elalui ata pelajaran tersebut. Soft skill daya saing didapat dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 66,3%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills daya saing diintegrasikan dengan baik. Soft skill kerja saa yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 50,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills kerja saa diintegrasikan dengan cukup baik. Soft skill kepeipinan didapat dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 53,7%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills kepeipinan diintegrasikan dengan baik.

145 131 Soft skill keapuan kounikasi yang diintegrasikan dihitung dari 2 butir pertanyaan dengan 4 jawaban alternatif dengan skor tertinggi ideal adalah 8 dan skor terendah ideal adalah 2. Persentase frekuensi terbanyak pada kategori cukup baik yaitu sebesar 49,5%. Berdasarkan data tersebut, aka dapat diinterpretasikan bahwa soft skills keapuan kounikasi diintegrasikan dengan cukup baik. C. Pebahasan Hasil Penelitian 1. Soft Skills Hasil Penggalian elalui FGD dengan Para Guru Penggalian soft skills dengan para guru elalui FGD terlebih dahulu yang diaksudkan untuk engetahui apakah ada keterkaitan antara soft skills di SMK dengan soft skills di dunia kerja. Dari analisis data diketahui bahwa adanya keterkaitan antara soft skills di SMK dengan soft skills di dunia kerja. Hal ini enunjukkan bahwa jika soft skills di SMK diintegrasikan oleh sekolah khususnya guru dengan baik, aka siswa akan dapat eiliki soft skills yang dibutuhkan di dunia kerja. Menurut Syahniar (2008) bahwa saat ini penilaian dunia kerja untuk encari karyawan atau enilai karyawan lebih diutaakan dari keapuan intrapersonal dan interpersonal yang diiliki (soft skills). Keterkaitan soft skills tersebut erupakan hal endasar bagi pengintegrasian soft skills. Dengan adanya keterkaitan soft skills di SMK dengan soft skills di dunia kerja, diharapkan pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaaan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita dapat berjalan sesuai dengan yang

146 132 diharapkan dunia kerja sehingga siswa apu eiliki soft skills yang dapat diterapkan di dunia kerja nantinya. 2. Soft Skills yang Diintegrasikan Guru elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita pada Kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa soft skills telah diintegrasikan oleh guru elalui pebelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. 11 Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan kewirausahaan enurut siswa adalah soft skill (a) engelola diri, (b) keandirian, (c) keapuan berpikir, (d) disiplin, (e) tanggung jawab, (f) sikap profesional, (g) ulet, (h) daya saing, (i) kerja saa, (j) kepeipinan, dan (k) keapuan kounikasi. Sedangkan pada ata pelajaran ebuat busana pria/wanita terdapat 13 soft skills yang diintegrasikan. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita antara lain yaitu (a) engelola diri, (b) engebangkan diri, (c) keandirian, (d) keapuan untuk berpikir, (e) disiplin, (f) tanggung jawab, (g) sikap profesional, (h) ulet, (i) daya juang, (j) daya saing, (k) kerja saa, (l) kepeipinan, dan () keapuan kounikasi. Soft skills yang diintegrasikan dala ata pelajaran ini lebih banyak dari ata pelajaran pendidikan

147 133 kewarganegaraan dan kewirausahaan. Soft skills yang lebih banyak diintegrasikan akan ebentuk siswa eiliki soft skills yang lebih banyak pula. Dengan deikian, siswa akan apu enghadapi setiap perasalahan yang ada. Soft skills yang eiliki kualitas skor tidak diintegrasikan perlu adanya peningkatan pengintegrasian pada soft skills tersebut dengan cara guru enabah wawasan tentang soft skills, ebuat perencanaan sebelu engajar untuk soft skills apa saja yang diintegrasikan elalui ata pelajaran dan lebih sering engintegrasikan soft skills pada ata pelajaran. Untuk lebih jelasnya engenai soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita akan dibahas sebagai berikut. Soft skill engelola diri yang diintegrasikan elalui tiga ata pelajaran yaitu pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Sesuai dengan ungkapan Yusi Rika Yuatiana (2010: 1), pengintegrasian soft skill engelola diri diulai dengan ebuat siswa eiliki konsep diri atau persepsi diri tentang dirinya, engebangkan harga diri, dan engetahui keunggulan diri. Mengetahui keunggulan diri dari keapuan dirinya pada suatu tingkatan penapilan dengan eenuhi syarat-syarat situasional. Keapuan ini adalah keapuan sala eadukan tantangan tugas dengan usaha pada suatu situasi.

148 134 Hal di atas dapat ditunjukkan oleh guru dengan engarahkan pada siswa agar elaksanakan tugasnya dengan baik. Selain itu juga dengan enanyakan kepada siswa tentang kekurangan dari tugas yang telah dikerjakannya sehingga siswa akan engetahui seberapa apu dirinya enurut peahaannya. Akan tetapi, tidak lepas dari itu guru tetap eberikan asukan-asukan kepada siswa bagaiana seharusnya engerjakan aupun ebenahi tugas tersebut. Soft skill kedua adalah engebangkan diri yang diintegrasikan elalui satu ata pelajaran yaitu ebuat busana pria/wanita. An Ubaedy (2008: 67) enyatakan bahwa engebangkan diri dapat dengan cara eningkatkan keahlian, eningkatkan jaringan, enaikkan standar prestasi, enabah pengalaan, dan enghilangkan kesobongan. Siswa SMK dituntut agar apu engebangkan dirinya sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah enengah kejuruan. Soft skill engebangkan diri diintegrasikan dengan eberikan tugas kepada siswa agar encari inforasi dari berbagai suber. Inforasi ini dapat diperoleh dari buku, internet, televisi, ajalah, surat kabar, juga dari radio. inforasi tersebut dapat eberikan tabahan wawasan kepada siswa sehingga siswa engetahui apa yang terjadi dan berkebang saat ini aupun tentang sejarah yang dapat dikebangkan untuk saat ini. Hal lain yang dapat dilakukan dala pengintegrasian soft skill engebangkan diri adalah dengan eberikan pujian kepada siswa yang engerjakan tugas dengan benar sehingga siswa eiliki keinginan

149 135 untuk eningkatkan keapuannya. Dengan adanya pengebangan dan peningkatan diri aka kehidupan siswa akan lebih dinais. Soft skill yang ketiga adalah keandirian yang diintegrasikan pada ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Keandirian adalah suatu proses di ana individu berinisiatif belajar dengan atau tanpa bantuan orang lain, endiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, eruuskan tujuan belajar, engidentifikasi suber belajar yang dapat digunakannya, eilih dan enerapkan strategi belajar, dan engevaluasi hasil belajarnya. Menurut Yang (dala Hargis dala Utari Suaro, 2010) engungkapkan bahwa siswa yang eiliki keandirian yang tinggi eiliki ciri-ciri: (1) cenderung belajar lebih baik dala pengawasannya sendiri dari pada dala pengawasan progra, (2) apu eantau, engevaluasi, dan engatur belajarnya secara efektif; (3) engheat waktu dala enyelesaikan tugasnya; dan (4) engatur belajar dan waktu secara efisien. Dari hal tersebut, aka soft skill keandirian diintegrasikan dengan cara enegaskan kepada siswa agar belajar dengan sunguhsungguh sehingga dapat engerjakan ujian dengan keapuan sendiri. Selain itu, keandirian siswa dapat diunculkan dengan eberikan kesepatan pada siswa untuk bertanya saat pebelajaran berlangsung. Soft skill yang keepat adalah keapuan untuk berpikir yang diintegrasikan elalui pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Siri Na S. Khalsa (2008: 45), enyatakan

150 136 langkah pengajaran prosedur dan rutinitas agar siswa dapat berpikir baik adalah dengan (a) enjelaskan prosedur, (b)epraktikkan prosedur, (c) engajarkan kebali dan kuatkan prosedur. Dala langkah yang ketiga yaitu engajarkan kebali dan kuatkan, ada hal yang harus diperhatikan isalnya guru eberikan nilai tabah bagi siswa yang au engeukakan pikiran atau tanggapannya terhadap suatu perasalahan yang sedang dipelajari atau eneukan hal yang baru. Sesuai dengan Muhaiin, dkk (2008: 85) yang enyatakan siswa yang eiliki keapuan berpikir eiliki ciri-ciri yaitu (a) apu endeonstrasikan berbagai proses berpikir, (b) eadukan inforasi yang baru dengan pengetahuan dan pengalaan yang ada, (c) dapat enerapkan kecakapan berpikir secara strategis. Untuk eningkatkan keapuan tersebut guru dapat engintegrasikan soft skill keapuan untuk berpikir dengan cara engarahkan siswa agar dapat eperkirakan akibat ketika ebuat keputusan dan engadakan diskusi dengan siswa saat pebelajaran berlangsung. Soft skill yang kelia adalah disiplin yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Disiplin diri dibangun dari asiilasi dan penggabungan nilai-nilai oral untuk diinternalisasi oleh subjek didik sebagai dasar untuk engarahkan perilakunya (Wayson dala Moh. Shochib, 2000: 2). Untuk itu, disiplin perlu dibangun dari dala diri siswa sendiri. Dari hal tersebut, aka guru dapat engintegrasikan soft skill

151 137 disiplin dengan einta siswa agar engupulkan tugas tepat waktu dan eberikan peahaan kepada siswa bahwa disiplin sangat diperlukan. Soft skill yang keena adalah tanggung jawab yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Menurut Suryaputra N. A. (2008) dala Suharni (2010), engeukakan tanggung jawab adalah bentuk dari sikap seseorang secara eosi aupun pikiran berani enanggung resiko terhadap pilihan yang telah diabil atas perbuatannya. Adanya keinginan untuk eneria wewenang sehingga segala perbuatannya dilakukan dengan sungguh-sungguh. Soft skill tanggung jawab dapat diintegrasikan isalnya jika tidak sengaja Guru salah dala enerangkan, bersedia diingatkan oleh siswa atau einta aaf atas kesalahan dala enjelaskan, jika siswa elakukan kesalahan aka siswa diharuskan einta aaf aupun eperbaiki kesalahannya. Hal ini dapat eberikan gabaran kepada siswa ternyata jika elakukan suatu kesalahan, siswa tidak alu untuk engakuinya dan bertanggungjawab atas hal tersebut. Selain itu, tanggung jawab dilakukan terhadap diri sendiri dan lingkungan, sehingga dapat eberikan contoh engajak siswa untuk enjaga kebersihan kelas saat pelajaran belu diulai sapai selesai. Soft skill ketujuh adalah sikap profesional yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Sikap profesional dapat diintegrasikan

152 138 dengan cara eotivasi siswa agar eiliki kebanggaan dala bidang studi yang dipelajari dan dapat eilah-ilah perasalahan ruah tidak dibawa ke sekolah. Menurut Vandzandt dala Sjarkawi (2008: 61) engeukakan bahwa kualitas profesional ditunjukkan oleh lia unjuk kerja yaitu: (1) keinginan untuk selalu enapilkan perilaku yang endekati standar ideal, (2) eningkatkan dan eelihara citra profesi, (3) keinginan untuk senantiasa engejar kesepatan pengebangan profesional yang dapat eningkatkan dan eperbaiki kualitas pengetahuan dan keterapilan, (4) engejar kualitas dan cita-cita dala profesi, dan (5) eiliki kebanggaan terhadap profesi. Soft skill kedelapan adalah ulet yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Soft skill ini dapat diintegrasikan dengan cara eberikan otivasi pada siswa agar eiliki tujuan yang ingin dicapai dala beajar isalnya saja agar dapat eahai pebelajaran, endapatkan nilai yang baik, atau ingin endapatkan pujian dari guru dan tean, dsb. Guru juga dapat eberikan tugas dengan tingkatan kesulitan isalnya saja dari yang udah keudian yang sulit untuk dipecahkan. Ulet erupakan suatu tindakan tidak udah putus asa yang disertai dengan keauan keras dala berusaha encapai tujuan dan cita-cita (Suardi, 2007: 74). Soft skill kesebilan adalah adaptasi. Akan tetapi, hasil dari penelitian enunjukkan bahwa soft skill adaptasi dengan rata-rata skor 1-2

153 139 yang berada pada kualitas skor tidak diintegrasikan pada ketiga ata pelajaran. Padahal soft skill adaptasi sangat diperlukan dala enghadapi perubahan situasi dan kondisi. Menurut An Ubaedy (2008: 18), adaptasi (adaptability) adalah keapuan seseorang yang udah enyesuaikan diri dan tenang dala enghadapi situasi endadak yang tidak sesuai dengan rencana. Dala adaptasi ini, dapat engubah dirinya sesuai dengan keadaan lingkungan aupun lingkungan yang diubah sesuai dengan keadaan dirinya. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan dala pengintegrasian soft skills adaptasi. Soft skill yang kesepuluh adalah daya juang yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita. Daya juang siswa sangat diperlukan agar siswa dapat enghadapi tantangan yang ada di sekeliling siswa. Untuk elatih daya juang dapat dilaksanakan elalui berbagai aca cara diantaranya dengan tes-tes pada bidang studi apapun. Menurut Paul Suparno dkk (2011: 81), tes dala bentuk uraian yang julahnya cukup banyak dala waktu yang agak laa dengan aturan harus ditepat sapai waktu tertentu dapat enjadi cara untuk elatih daya juang. Untuk itu, pengintegrasian soft skill daya juang dapat dilakukan dengan eberikan tes uraian yang julahnya cukup banyak pada ata pelajaran kelopok noratif dan adaptif. Sedangkan pada kelopok produktif dengan eberikan tugas ebuat busana pria/wanita yang harus diselesaikan dengan target julah dan waktu.

154 140 Soft skill kesebelas adalah daya saing yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Daya saing adalah keapuan individu dala enghadapi tekanan dan persaingan di sekitarnya. Suardi (2004) engungkapkan untuk ebentuk daya saing siswa, aka siswa harus dibuat agar tidak erasatertolak oleh lingkungannya baik oleh teanteannyaaupun oleh guru. Meneria siswa apa adanya, guru akan ebuat siswa erasatetap sebagai anggota kelopok dalakelasnya, dan tetap epunyai seangat untuk bersaing secara wajar dan positif denganteannya. Hal-hal yang selalu diingat olehsetiap guru adalah bahwa siswa tidak selalusecara otoatis belajar dari apa yang diajarkan. Selain itu, guru elakukan kontrol terhadap siswa dengan cara engawasi siswa saat ulangan harian berlangsung sehingga siswa dapat bersaing nilai dengan jujur. Soft skill keduabelas adalah kerja saa yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Kerja saa dapat dilatih dengan ebentuk kelopok-kelopok belajar dala kelas atau kelopok diskusi. Menurut Darwyn Syah (2007: 302) yang enyatakan kecakapan bekerjasaa erupakan keterapilan individu untuk dapat bekerjasaa dan diteria orang lain baik dala kelopok kecil aupun dala kelopok besar serta

155 141 ikut berperan aktif dala kegiatan-kegiatan yang diadakan secara kelopok. Dari uraian di atas, soft skill kerja saa dapat diintegrasikan guru dengan ebentuk kelopok diskusi atau kelopok belajar. Dala diskusi, guru juga engarahkan siswa agar enghargai perbedaan diantara anggota kelopok. Perasaan saling enghargai akan ebuat kerja saa diantara anggota akan terjalin dengan baik. Soft skill ketigabelas adalah kepeipinan yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Kepeipinan erupakan upaya seseorang eengaruhi sekelopok orang untuk bersaa-saa encapai sebuah tujuan. Dala pengintegrasian soft skill kepeipinan, guru dapat elakukan dengan cara enunjuk ketua kelas untuk bertanggung jawab terhadap kelasnya dan tean yang lain saling engingatkan. Pengintegrasian yang lain dapat diakukan dengan cara eberi contoh kepada siswa agar disaat kegiatan kelopok harus ebagi tugas sesuai dengan keapuan asing-asing anggota kelopok aupun kesanggupan anggota kelopok. Sesuai dengan pendapat Wareen Bennis dala John M. Ivancevich dkk (2007: 194) yang enyipulkan bahwa seluruh peipin dari kelopok yang efektif eiliki epat ciri utaa sebagai berikut: (a) eberikan arahan dan arti bagi orang-orang yang ereka pipin, yang artinya bisa engingatkan para pengikutnya akan hal-hal yang penting dan

156 142 ebibing pengikutnya enyadari bahwa apa yang ereka lakukan apu ebuat perbedaan penting, (b) enubuhkan kepercayaan, (c) endorong tindakan dan pengabilan resiko, proaktif. Soft skill keepat belas adalah keapuan kounikasi yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Pada soft skill keapuan kounikasi, guru dapat engintegrasikan dengan cara enggunakan edia (isalnya: jobsheet, hand out, odul, buku, papan tulis) yang sesuai dengan ateri saat engajar sehingga siswa dapat tertarik dengan pebelajaran tersebut. Jika siswa telah tertarik dengan pebelajaran, aka akan udah guru dala berinteraksi dengan siswa dan siswa pun dapat berinteraksi dengan guru pula. Selain itu, dapat juga guru eberikan perhatian khusus kepada siswa yang tidak engerjakan tugas dengan baik, einta siswa untuk epresentasikan tugas yang telah dikerjakannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Muhaiin, dkk (2008: 85) enyatakan tentang ciri-ciri berkounikasi yang efektif adalah enggunakan etode yang tepat dala berkounikasi dengan yang lain dan erespon secara tepat ketika eneria kounikasi.

157 Soft Skills yang Diintegrasikan elalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Kewirausahaan dan Mebuat Busana Pria/Wanita pada Kelas XII Progra Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan ada 11 soft skills terdiri dari 7 soft skills yang diintegrasikan dengan baik dan 4 soft skills diintegrasikan dengan cukup baik. Dengan soft skills yang diintegrasikan tersebut, aka pebelajaran elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat eenuhi tuntutan dari dunia kerja. Dala kurikulu SMK N 1 Sewon (2010) diungkapkan bahwa pendidikan kewarganegaraan erupakan ata pelajaran yang efokuskan pada pebentukan warga negara yang eahai dan apu elaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk enjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terapil, dan berkarakter yang diaanatkan oleh Pancasila dan UUD Siti Irene Astuti D (2010: 41) engungkapkan bahwa aspek soft skills yang erupakan unsur pendidikan karakter perlu dikebangkan. Jadi, pengintegrasian soft skills elalui pendidikan kewarganegaraan dapat engebangkan soft skills siswa. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan ada 11 soft skills yang terdiri dari 6 soft skills diintegrasikan baik dan 5 soft skills dala kategori cukup diintegrasikan. Sesuai dengan pendapat guru bahwa soft skills yang diintegrasikan dala

158 144 kategori diintegrasikan dengan baik dan cukup baik. Dengan deikian, siswa akan dapat eberikan persepsi yang baik tentang profesi wirausaha. Senada dengan yang diungkapkan Keendiknas (2010) bahwa perlunya sekolah terutaa sekolah kejuruan eberikan soft skills yang berkaitan dengan kewirausahaan yang apu eberikan persepsi positif akan profesi wirausaha. Selain itu, pengintegrasian soft skills yang berkaitan dengan wirausaha sejak dini dapat einiialisir pengangguran. Joseph Schupeter dala Gunawan Trihantoro (2011) sebagai pakar ekonoi kelebagaan berpendapat kewirausahaan sangat penting dala enentukan keajuan perekonoian suatu negara. Dengan dibekali pengetahuan kewirausahaan yang eadai dan disertai segi-segi praktiknya, aka lulusan epunyai keauan dan keapuan yang eadai, sehingga tidak erasa kebingungan ketika harus easuki pasaran kerja. Gunawan Trihantoro (2011) juga engungkapkan bahwa tujuan pendidikan bukan seata enciptakan seseorang untuk dapat bekerja, akan tetapi seestinya pendidikan yang diperolehnya dapat enyiapkan bekal untuk eperudah endapat pekerjaaan. Dengan pendidikan yang berbasis kewirausahaan aka para lulusannya tidak perlu terpaku hanya sebagai pekerja saja, akan tetapi dapat endirikan usaha sendiri. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita ada 13 soft skills dengan rincian 7 soft skills

159 145 diintegrasikan dengan baik, 6 soft skills dala kategori cukup baik. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita lebih banyak daripada ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan kewirausahaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari guru bahwa soft skills telah diintegraasikan. Dengan soft skills yang diintegrasikan dala kategori baik dan cukup baik aka siswa juga akan eiliki soft skills sehingga akan apu enghadapi setiap perasalahan aupun tantangan yang harus dihadapi dan enjadi lulusan yang dapat engebangkan keahliannya. Hal di atas sesuai dengan ungkapan Hadi Priowirjanto (2003) dala I Gede Sudirtha (2007) bahwa lulusan akan apu engebangkan karier dengan baik pada bidang keahlian tertentu apabila yang bersangkutan benar-benar enguasai seluk beluk keterapilan secara tuntas, ulai dari penguasaan aspek technical skill dan soft skills yang terkait yang diperlukan untuk engaplikasikannya dala kehidupan sehari-hari. Dala pengintegrasian soft skills, guru bertindak sebagai anajer, adinistrator, supervisor, instruktor, dan inovator (Dakir, 2004: 49). Guru sebagai anajer yang tugasnya adalah (1) ebuat progra yang direncanakan, (2) eotivasi siswa, (3) engkoordinir tugas agat tidak tupang tindih, dan (4) eberi pipinan yang tegas sehingga tidak ebingungkan bagi siswa. Dala perencanaan isalnya erencanakan soft skills apa saja yang ada dala ata pelajaran, soft skills apa yang

160 146 perlu ditabah, bagaiana cara enyapaikan kepada siswa agar siswa enyadari dan dapat enerapkan dala kehidupannya. Sedangkan untuk eotivasi siswa, guru hendaknya eahai perasalahan yang sedang dihadapi siswa sehingga guru dapat engintegrasikan soft skills yang sesuai dala enghadapi asalah. Sebagai adinistrator, guru tugasnya enjadi dokuentator yang encatat segala kegiatan yang dilaksanakan dan enyipan secara sisteatis seua file yang diperlukan. Catatan yang ada dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, pertibangan bagi seua pihak yang ada. Sedangkan sebagai supervisor tugas guru adalah (a) conselor yang apu ebei bibingan yang positif kepada siswa sehingga siswa erasa nyaan dala belajar, (b) korektor yang dapat enunjukkan tugas yang baik untuk dilaksanakan dan ana yang harus dihindari, (c) evaluator yang dapat enilai baik buruk dari segi proses aupun dari segi produk sehingga siswa juga dapat engetahui hal-hal yang baik dan buruk untuk dikerjakan dan bagaiana produk yang baik. Sebagai instruktor, guru tugasnya adalah (a) fasilitator yang dapat enibulkan situasi kelas enjadi kondusif sehingga peserta didik dapat aktif dan inisiatif sendiri, (b) oderator yang anjadi perantara dala hal untuk eusatkan sesuatu untuk diabil oleh siswa dan (c) kouniator yang apu engadakan hubungan yang haronis baik dengan pihakpihak di dala sekolah aupun di luar sekolah dan hal-hal yang berhubungan dengan tugas pebelajaran aupun tugas lain yang relevan.

161 147 Sebagai inovator, guru tugasnya enjadi dinaisator yang apu enyebarluaskan peneuan-peneuan baru ataupun inforasi-inforasi baru sehingga siswa pun dapat engikuti perkebangan. Jika guru engintegrasikan soft skills elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang terasuk kelopok noratif, kewirausahaan yang terasuk kelopok adaptif dan ebuat busana pria/wanita yang terasuk kelopok produktif dengan baik, aka akan endorong siswa sebagai generasi unggul, apu enghadapi setiap perasalahan aupun tantangan yang harus dihadapi, enjadi lulusan yang dapat engebangkan keahliannya dan berkontribusi optial kepada asyarakat, baik sebagai pekerja aupun sebagai wirausaha andiri.

162 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN D. Kesipulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab IV, aka dapat diabil kesipulan sebagai berikut: 1. Penggalian soft skills elalui FGD dengan para guru diperoleh 14 soft skills antara lain yaitu: engelola diri, engebangkan diri, keandirian, keapuan berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap professional, ulet, adaptasi, daya juang, daya saing, kerja saa, kepeipinan, keapuan kounikasi. 2. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon adalah sebagai berikut: d. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yaitu soft skills engelola diri, keandirian, keapuan berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, daya saing, kerja saa, kepeipinan, dan keapuan kounikasi yang terasuk kelopok ata pelajaran noratif. e. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran kewirausahaan yaitu: soft skills engelola diri, keandirian, keapuan berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, 148

163 149 daya saing, kerja saa, kepeipinan, dan keapuan kounikasi yang terasuk kelopok ata pelajaran adaptif. f. Soft skills yang diintegrasikan guru elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita yaitu soft skills engelola diri, engebangkan diri, keandirian, keapuan berpikir, disiplin, tanggung jawab, sikap profesional, ulet, daya juang, daya saing, kerja saa, kepeipinan, dan keapuan kounikasi yang terasuk kelopok ata pelajaran produktif. 3. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita pada kelas XII Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon adalah sebagai berikut: a. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang terasuk kelopok ata pelajaran noratif sebesar 78,6% yang diintegrasikan dengan rincian 50% soft skills diintegrasikan dengan baik yaitu: soft skill keandirian (49,5%), keapuan untuk berpikir (49,5%), disiplin (50,5%), daya saing (49,5%), kerja saa (50,5%), kepeipinan (47,4%), dan keapuan kounikasi (56,8%); 28,6% soft skills yang diintegrasikan dala kategori cukup baik yaitu: engelola diri (45,3%), tanggung jawab (57,9%), sikap profesional (55,8%), dan ulet (48,4%).

164 150 b. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran kewirausahaan yang terasuk kelopok ata pelajaran adaptif sebesar 78,6% yang diintegrasikan dengan rincian 42,9% diintegrasikan baik yaitu: soft skill engelola diri (48,4%), tanggung jawab (70,5%), sikap profesional (50,5%), daya saing (60,0%), kerja saa (54,7%), keapuan kounikasi (68,4%); 35,7% soft skills yang diintegrasikan dala kategori cukup baik yaitu: keandirian (49,5%), keapuan untuk berpikir (54,7%), disiplin (51,6%), ulet (52,6%), dan kepeipinan (49,5%). c. Soft skills yang diintegrasikan elalui ata pelajaran ebuat busana pria/wanita yang terasuk kelopok ata pelajaran produktif sebesar 92,9% yang diintegrasikan dengan rincian 50% soft skills diintegrasikan baik yaitu: soft skill engelola diri (62,1%), keandirian (65,3%), disiplin (55,8%), sikap profesional (54,7%), daya juang (66,3%), daya saing (66,3%), kepeipinan (53,7%); 42,9% soft skills diintegrasikan dala kategori cukup baik yaitu: engebangkan diri (72,6%), keapuan untuk berpikir (75,8%), tanggung jawab (54,7%), ulet (51,6%), kerja saa (50,55%), keapuan kounikasi (49,5%).

165 151 E. Iplikasi Berdasarkan hasil pebahasan dan kesipulan yang telah diuraikan di atas, aka dapat dikeukakan iplikasi dari penelitian ini. Hasil penelitian enunjukkan adanya pengintegrasian soft skills yang berbeda-beda elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Hal ini eberikan inforasi bagi pihak guru di SMK Negeri 1 Sewon guna epertahankan soft skills yang telah diintegrasikan elalui ata pelajaran kewarganegaraan, kewirausahaan dan ebuat busana pria/wanita. Selain itu, Guru juga dapat eningkatkan pengintegrasian soft skills dala ata pelajaran dengan enabah wawasan tentang soft skills dan erencanakan soft skills apa saja yang akan diintegrasikan sehingga siswa dapat eiliki soft skills yang sangat dibutuhkan di sekolah dan di dunia kerja. F. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, aka penulis eberikan saran-saran sebaagai berikut: 1. Hasil penelitian enunjukkan adanya keterkaitan soft skills di SMK dengan soft skills di dunia kerja sehingga perlunya guru engintegrasikan soft skills di SMK tersebut elalui ata pelajaran. 2. Soft skills yang berada dala kategori tidak diintegrasikan elalui ata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan kewirausahaan yaitu: soft skill engebangkan diri, adaptasi dan daya juang. Sedangkan soft skills yang berada dala kategori tidak diintegrasikan elalui ata pelajaran

166 152 ebuat busana pria/wanita adalah soft skills adaptasi. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan pengintegrasian pada soft skills tersebut dengan cara guru enabah wawasan tentang soft skills, sebelu engajar guru ebuat perencanaan tentang soft skills apa saja yang diintegrasikan elalui ata pelajaran dan lebih sering engintegrasikan soft skills pada ata pelajaran. 3. Soft skills yang diintegrasikan berada dala kategori diintegrasikan dengan baik dan cukup baik. Dari hal tersebut, aka perlunya epertahankan dan eningkatkan soft skills tersebut. Cara epertahankan dapat dilakukan dengan engintegrasikan soft skills secara berkesinabungan. Sedangkan untuk eningkatkan dengan cara guru enabah pengetahuan dan wawasan tentang soft skills, ebuat perencanaan sebelu engajar untuk soft skills apa saja yang diintegrasikan elalui ata pelajaran sehingga guru akan udah dala engintegrasikan soft skills.

167 DAFTAR PUSTAKA Astuti D., Siti Irene Pendekatan Holistik dan Kontekstual dala Mengatasi Krisis Karakter di Indonesia. Cakrawala Pendidikan Jurnal Iliah Pendidikan. Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Hl Badan Perencanaan Pebangunan Nasional (BAPPENAS) Lapiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Noor 5 Tahun Tersedia pada: Diakses pada tanggal 8 Februari Balai Pustaka Kaus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Colvin, Geoff Langkah untuk Mengusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif. Jakarta: PT Indeks. Dakir Perencanaan dan Pengebangan Kurikulu. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dani, Sudarwan Metode Penelitian untuk Ilu-ilu Perilaku. Jakarta: Bui Aksara. Diyati Peran Guru sebagai Model dala Pebelajaran Karakter dan Kebajikan Moral elalui Pendidikan Jasani. Cakrawala Pendidikan Jurnal Iliah Pendidikan. Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Hl Dinas Kounikasi dan Inforatika Prov. Jati SMK Harus Punya Miliki Soft Skill Lebih Baik daripada Life Skill. Tersedia pada: =5686&Iteid=2. Diakses pada 10 Deseber Hadi, Sutrisno Metodologi Research Jilid II.Yogyakarta: Andi Offset. Hutapea, Parulian dan Thoha, Nurianna Kopetensi Pluss Teori, Desain, Kasus, dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinais. Jakarta: PT Graedia. Ivancevich, John M., Konopaske, Robert., Matteson, Michael T Perilaku dan Manajeen Organisasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Kartasasita, Ginandjar Peningkatan Daya Saing dala Era Global. Tersedia pada: Diakses tanggal: 26 Maret

168 154 Keendiknas Badan Penelitian dan Pengebangan Pusat Kurikulu Bahan Pelatihan: Penguatan Metodologi Pebelajaran Berdasarkan Nilainilai Budaya untuk ebentuk daya saing dan karakter Bangsa. Jakarta: Keendiknas Badan Penelitian dan Pengebangan Pusat Kurikulu Khalsa, SiriNa S., Pengajaran Disiplin & Harga Diri: Strategi, Anekdot, dan Pelajaran Efektif untuk Keberhasilan Manajeen Kelas. Jakarta: PT Indeks. Khayati, Enny Zuhni Pengebangan Soft Skills di Perguruan Tinggi: Soft Skills Sebagai Pendukung Kepribadian untuk Menuju Kesuksesan. Tersedia pada Diakses pada tanggal 7 Deseber Mardan, J. Ardan Lebaga Pendidikan dan Pengebangan Soft Skills. Tersedia pada: Diakses pada tanggal 22 Septeber Mariah, Siti., Sugandi, Machud Kesenjangan Soft Skill Lulusan SMK dengan Kebutuhan Tenaga Kerja di Industri. Tersedia pada: _Siti%20Mariah_PPT.pdf. Diakses pada tanggal 21 Deseber Marsono Kesiapan Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Teknnik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Ditinjau dari Pengetahuan Kewirausahaan, Dukungan Keluarga, Soft Skill, dan Prestasi Belajar. Yogkakarta: FT UNY Mu addab, Hafiz Pengertian Soft Skill dan Hard Skill. Tersedia pada: Diakses pada tanggal 20 April Muhadjir, Noeng Ilu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Teori Pendidikan Perilaku Sosial Kreatif. Yogyakarta: Rake Serasin. Muhaiin dkk Pengebangan Model Kurikulu Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Munzir Pendidikan Kewirausahaan (Entrepreneurship) Menanakan Jiwa Keandirian Siswa. Tersedia pada Diakses Pada Tanggal 6 Deseber 2011

169 155 Nugroho, Djoko Hari Integrasi Soft Skills Pada Kurikulu Prodi Elektronika Instruentasi-STTN untuk Persiapan SDM PLTN. Tersedia pada Diakses pada tanggal 23 Septeber Prawiradilaga, Dewi Sala dan Siregar, Evaline Mozaik Pedidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rich, Dorothy Sukses untuk Anak-anak Sekolah Menengah Menjaga Tetap dala Jalur: Pebelajar yang Disiplin. Jakarta: PT. Indeks. Safaria, T Interpersonal Itelligence. Yogyakarta: Aara Books. Sarwono, Sarlito W., Meinarno,Eko A., dkk Psikologi Sosial. Jakarta: Saleba Huanika. Setyaningsih, Ties Manajeen Suber Daya Manusia dala Ipleentasi Kurikulu Berbasis Kopetensi Di Sk Negeri 9 Surakarta TESIS. Tersedia pada Diakses pada tanggal 15 Oktober Sevli Teknik Pengupulan Data. Tersedia pada: ordpress.co/2009/01/25/teknik-pengupulan- data/&wsi=2436d8c6f50cbdab&ei=rhy5t6b5j6iviqf2- cs4bq&wsc=hq&ct=pq1&whp=30. Diakses pada tanggal 13 Februari Shochib, Moh Pola Asuh Orang Tua dala Mebantu Anak Mengebangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta. Sjarkawi Pebentukan Kepribadian Anak : Peran Moral, Intelektual, dan Sosial sebagai Wujud Integritas Mebangun Jati Diri. Jakarta: Bui Aksara. SMK N 1 Sewon Kurikulu SMK Negeri 1 Sewon Bantul Progra Studi Keahlian Tata Busana. Yogyakarta: SMK N 1 Sewon. Sudirtha, I Gede Ipleentasi Pebelajaran Berbasis Produksi Melalui Media dan Suber Belajar Kontekstual dala Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Desain Busana Mahasiswa Pendidikan Tata Busana FPTK IKIP Negeri Singaraja (versi elektronik). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA.No.1 TH XXXX Januari 2007.

170 156 Sudijono, Anas Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Sugihartono, dkk Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharni Profil Penguasaan Soft Skill siswa Kelas XI jurusan Tata Boga SMK N 4 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : FT UNY Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT.Bui Aksara. Suardi Usaha Meningkatkan Konsentrasi Siswa DalaPebelajaran Mateatika Melalui Ketrapilan GuruMengelola Kelas Pada Siswa Mts. Tersedia pada : Diakses pada tanggal 26 Maret Suaro, Utari Keandirian Belajar: Apa, Mengapa, Dan Bagaiana Dikebangkan Pada Peserta Didik. Tersedia pada: BELAJAR-MAT-Des-06-new.pdf. Diakses pada: 21 Maret Suarto, Hetifah Sj Inovasi, Partisipasi dan God Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif (2 nd ed). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sunaryo Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Supardi Metodologi Penelitian Ekonoi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press. Suparno, Paul Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah Suatu Tinjauan Uu. Tersedia pada: o=3&hl=id&sig=acfu3u0yc1j8bhz-rpprlqj2fl6jhxmexa&w=685. Diakses tanggal: 26 Maret Suprapto, Anis Nuryati Identifikasi Kopetensi Hard Skill dan Soft Skill Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga dala Praktek Industri Bidang Produksi dan Pelayanan Restoran. Skripsi. Yogyakarta: Progra Studi Pendidikan Teknik Boga, FT UNY.

171 157 Suryaputra N. A Tes Eq Plus, Menakar Peluang Sukses Anda dengan Uji Latih Kecerdasan Eosi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, Darwyn Perencanaan Siste Pengajaran Pendidikan Agaa Isla. Jakarta : Gaung Persada Press. Syahniar Tindak Pebelajaran yang Berkontribusi terhadap Peningkatan Keapuan Interperonal Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilu Pendidikan. ISSN Jilid 15 Noor 2 Juni 2008 hl Trihantoro, Gunawan Urgensi Pendidikan Kewirausahaan. Tersedia pada: Diakses pada tanggal: 6 Deseber Ubaedy, An Berkarier di Era Global. Jakarta: Graedia. USU Chapter II. Tersedia di: Diakses pada tanggal 26 Maret 2011 UU Sisdiknas Hipunan Perundang-undangan RI tentang siste pendidikan nasional (SISDIKNAS) undang-undang RI No. 20 tahun 2003 beserta penjelasannya. Bandung: Nuansa Aulia. Wagiran Inovasi Pebelajaran dala Penyiapan Tenaga Kerja Masa Depan. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Volue 16 Noor 1 edisi Mei 2007 halaan Wahab, Rochat Model Bibingan Perkebangan untuk Meningkatkan Kecakapan Sosial-Pribadi Anak Berbakat Akdeik. Cakrawala Pendidikan. Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Hl Yuatiana, Yusi Riksa Manajeen Diri. Tersedia pada: %20FIP/JUR.%20PSIKOLOGI%20PEND%20DAN%20BIMBINGAN/ %20- %20YUSI%20RIKSA%20YUSTIANA/SAP%2C%20RPP/MANAJEMEN %20DIRI.pdf. Diakses pada tanggal: 26 Maret Zuchdi, Dariyati., Prasetya, Zuh dan Kun., Masruri, Muhsinatun Siasah Pengebangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dala Pebelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar. Cakrawala Pendidikan. Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Hl 1-12.

172 LAMPIRAN 158

173 159 LAMPIRAN 1 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

174 160 Hal Lapiran : - : Perohonan Judgeent Exsperts Kepada Yth, Enny Zuhni Khayati, M.Kes Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY Di Yogyakarta Dengan horat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Naa : Hanifah Nur Istanti NIM : Progar Studi : Pendidikan Teknik Busana Fakultas : Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Sehubungan dengan penelitian dala tugas akhir skripsi dengan judul Identifikasi Pengintegrasian Soft Skills elalui Mata Pelajaran pada Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon, saya ohon bantuan Ibu untuk evalidasi instruent penelitian berupa lebar angket. Deikian perohonan ini saya buat, atas kesediaan dan kerjasaa yang baik dari Ibu, saya engucapkan teria kasih. Peohon Hanifah Nur Istanti NIM

175 161 SURAT KETERANGAN JUDGEMENT EXPERT INSTRUMEN PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Naa : Enny Zuhni Khayati, M. Kes. NIP : Bidang Keahlian : Ahli Materi Soft Skills Unit Kerja : Progra Studi Pendidikan Teknik Busana Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Setelah saya encerati, enelaah, eperhatikan dan enganalisis instruent yang berupa lebar angket dala identifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran yang dibuat oleh : Naa : Hanifah Nur Istanti NIM : Progra Studi : Pendidikan Teknik Busana Jurusan : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas : Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Dengan ini enyatakan bahwa instruent penelitian yang berupa lebar angket dala identifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran, ditandai dengan ( ) Yogyakarta,

176 162 Hal Lapiran : - : Perohonan Judgeent Exsperts Kepada Yth, Siti Haidah, M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY Di Yogyakarta Dengan horat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Naa : Hanifah Nur Istanti NIM : Progar Studi : Pendidikan Teknik Busana Fakultas : Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Sehubungan dengan penelitian dala tugas akhir skripsi dengan judul Identifikasi Pengintegrasian Soft Skills elalui Mata Pelajaran pada Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon, saya ohon bantuan Ibu untuk evalidasi instruent penelitian berupa lebar angket. Deikian perohonan ini saya buat, atas kesediaan dan kerjasaa yang baik dari Ibu, saya engucapkan teria kasih. Peohon Hanifah Nur Istanti NIM

177 163 SURAT KETERANGAN JUDGEMENT EXPERT INSTRUMEN PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Naa : Siti Haidah, M.Pd. NIP : Bidang Keahlian : Ahli Materi Soft Skills Unit Kerja : Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Setelah saya encerati, enelaah, eperhatikan dan enganalisis instruent yang berupa lebar angket dala identifikasi pengitegrasian soft skills elalui ata pelajaran yang dibuat oleh : Naa : Hanifah Nur Istanti NIM : Progra Studi : Pendidikan Teknik Busana Jurusan : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas : Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Dengan ini enyatakan bahwa instruent penelitian yang berupa lebar angket dala identifikasi pengitegrasian soft skills elalui ata pelajaran, ditandai dengan ( ) Catatan Deikian tinjauan yang saya lakukan dengan sungguh sungguh, seoga dapat digunakan sebagaiana estinya. Yogyakarta, Hal Lapiran : - : Perohonan Judgeent Exsperts

178 164 Kepada Yth, Agus Basuki, M.Pd. Dosen Jurusan Bibingan dan Konseling Fakultas Ilu Pendidikan UNY Di Yogyakarta Dengan horat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Naa : Hanifah Nur Istanti NIM : Progar Studi : Pendidikan Teknik Busana Fakultas : Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Sehubungan dengan penelitian dala tugas akhir skripsi dengan judul Identifikasi Pengintegrasian Soft Skills elalui Pebelajaran Mata Pelajaran pada Progra Studi Keahlian Tata Busana di SMK N 1 Sewon, saya ohon bantuan Bapak untuk evalidasi instruent penelitian berupa lebar angket. Deikian perohonan ini saya buat, atas kesediaan dan kerjasaa yang baik dari Bapak, saya engucapkan teria kasih. Peohon Hanifah Nur Istanti NIM

179 165 SURAT KETERANGAN JUDGEMENT EXPERT INSTRUMEN PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Naa : Agus Basuki, M.Pd. NIP : Bidang Keahlian : Ahli Materi Soft Skills Unit Kerja : Jurusan Bibingan dan Konseling Fakultas Ilu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Setelah saya encerati, enelaah, eperhatikan dan enganalisis instruent yang berupa lebar angket dala identifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran yang dibuat oleh : Naa : Hanifah Nur Istanti NIM : Progra Studi : Pendidikan Teknik Busana Jurusan : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas : Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Dengan ini enyatakan bahwa instruent penelitian yang berupa lebar angket dala identifikasi pengintegrasian soft skills elalui ata pelajaran, ditandai dengan ( ). Deikian tinjauan yang saya lakukan dengan sungguh sungguh, seoga dapat digunakan sebagaiana estinya. Yogyakarta,

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA CERDAS CERMAT EMPAT PILAR MPR (PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, BHiNNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETJ\PAN

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Lilis Suryani Octavia Jurusan Manajeen Pendidikan, Fakultas Ilu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Eail:

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini pengebangan suber daya anusia (huan resources) telah enjadi fokus perhatian utaa dan upaya terpenting dari langkahlangkah pebangunan di negara kita yang sekarang

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill Modul ke: 01Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Interpersonal Communication Skill Perkenalan Mata Kuliah, Kontrak Belajar dan pemahaman Soft Skill Eppstian Syah As'ari, M.Si Program Studi Periklanan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK II.1 Pengertian Televisi Menurut Soerjokanto (2003, h.24) televisi erupakan siste elektronik yang engirikan gabar dia dan gabar hidup bersaa suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menibang

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT SISWA BERBASIS WEB DENGAN FASILITAS SMS GATEWAY. (Studi Kasus SMK Muhammadiyah Kutowinangun)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT SISWA BERBASIS WEB DENGAN FASILITAS SMS GATEWAY. (Studi Kasus SMK Muhammadiyah Kutowinangun) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT SISWA BERBASIS WEB DENGAN FASILITAS SMS GATEWAY (Studi Kasus SMK Muhaadiyah Kutowinangun) Rendy Eka S, Satyo Nuryadi 2 Progra Studi Teknik Inforatika,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN T A H U N 2 0 1 5 (VIMK15 TAHUNAN) Pedoan Teknis Pipinan BPS Provinsi, Kabupaten/Kota VIMK15 Tahunan

Lebih terperinci

Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas

Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/jipi Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), 2016, 134-144 Pengebangan Tes Kreativitas pada Pebelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto Progra Studi Teknik Inforatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KEPERAWATAN RUMAH SAKIT PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KEPERAWATAN RUMAH SAKIT Muhaad Rofii*) *) Dosen Progra Studi Ilu Keperawatan FK Undip Searang / Mahasiswa Progra Magister Ilu Keperawatan Kekhususan Kepeipinan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru)

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Jurnal Teknik Inforatika, Vol 1 Septeber 2012 RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Dodi Wahyudi, Dadang Syarif

Lebih terperinci

SKRIPSI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGAWASI MUTU BUSANA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

SKRIPSI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGAWASI MUTU BUSANA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA SKRIPSI PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGAWASI MUTU BUSANA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS XI SMKS IBNU CHOLIL BANGKALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS

UPAYA PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS XI SMKS IBNU CHOLIL BANGKALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS UPAYA PENINGKATAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA SISWA KELAS XI SMKS IBNU CHOLIL BANGKALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS Bagus Tri Handoko Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI BANGKALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN UTILITAS

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN UTILITAS NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN UTILITAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI HAL Ii BAB I. PENDAHULUAN.. 1 A : Latar Belakang..

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENCAPAIAN KOMPETENSI BELAJAR MATA DIKLAT INDUSTRI KREATIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA SISWA DI UNIT PRODUKSI SMK NEGERI 1 NGAWEN

KONTRIBUSI PENCAPAIAN KOMPETENSI BELAJAR MATA DIKLAT INDUSTRI KREATIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA SISWA DI UNIT PRODUKSI SMK NEGERI 1 NGAWEN KONTRIBUSI PENCAPAIAN KOMPETENSI BELAJAR MATA DIKLAT INDUSTRI KREATIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA SISWA DI UNIT PRODUKSI SMK NEGERI 1 NGAWEN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016 Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) ANALISIS KECEPATAN LARI METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN THE ANALYSIS OF METERS RUN SPEED WOMEN ATHLETES IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN

FORM (FR) SATUAN ACARA PERKULIAHAN Jl. Angkrek Situ No 19 Kabupaten Sueg Tgl. Terbit : 1 Septeber 2014 Hal : 1/7 Kode Mata Kuliah : SI4015 Mata Kuliah : Rekayasa Siste Inforasi Bobot SKS : 3 Jurusan/Prodi : Siste Inforasi Seester : 6 Dosen

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 1 TANJUNG BATU

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 1 TANJUNG BATU PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 1 TANJUNG BATU Meidahrianti 1, Zulheran 2, Taufiq 2 1 Aluni Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

DATA AWAL PERENCANAAN KARIR GDT

DATA AWAL PERENCANAAN KARIR GDT LAMPIRAN DATA AWAL PERENCANAAN KARIR GDT no abse n ite 1 ite 2 ite 3 ite 4 ite 5 ite 6 ite 7 ite 8 ite 9 ite 10 ite 11 ite 12 ite 13 ite 14 ite 15 ite 16 ite 17 ite 18 ite 19 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT GAMBARAN MATERI DAN KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) YANG TERDAPAT PADA TUJUAN PEMBELAJARAN (RRP) DI SMAN SEKOTA PAINAN Nova Susanti Zafri Liza Husnita Progra Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Suatera Barat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA ANAK LAKI-LAKI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN JOBSHEET DI SMK NEGERI I PANDAK SKRIPSI

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA ANAK LAKI-LAKI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN JOBSHEET DI SMK NEGERI I PANDAK SKRIPSI PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA ANAK LAKI-LAKI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN JOBSHEET DI SMK NEGERI I PANDAK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal yang paling penting bagi kelangsungan suatu organisasi. Karena persaingan organisasi yang semakin ketat dan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran PENEVGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN RPP BERBASIS KTSP OLEH GURU SEJARAH YANG TELAH DISERTIFIKASI DI SMANEGERI 5 PEKANBARU Dra. Bedriati Ibrahi MS.i Universitas Riau ABSTRAK Kata kunci : RPP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

p ean susun berdasarkan pean gun c reative proble solving. 2. T ahap Pelaksanaan Tind Pelaksanaan laksan tanggal 14 Mei 2013 kelas X Akuntansi 3 julah

p ean susun berdasarkan pean gun c reative proble solving. 2. T ahap Pelaksanaan Tind Pelaksanaan laksan tanggal 14 Mei 2013 kelas X Akuntansi 3 julah AB V B ASL PENELTAN DAN PEMBAHASAN H.1 4 n Penelitia asil H 1 Negeri SMK laksan (PTK) kelas Penelitian, 28 julah X AK 3 kelas khususnya Liboto aki l - 1 Serta, 18 perepuan 10 laki 2 laksan Penelitian itra.

Lebih terperinci

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era perkembangan globalisasi seperti sekarang ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang jauh lebih berkualitas dan kompeten menjadi hal yang

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT ^f^ f LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT rr * ^ u^"-' i ^ ^, ^ BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPAC : KABUPATEN GROBOGAN ' ""$ '^p" - " " \ BABl PENDAULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan Publik pada dasaya enyangkut

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU OTOMOTIF SMK NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU OTOMOTIF SMK NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU OTOMOTIF SMK NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MENDESAIN PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PACITAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MENDESAIN PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PACITAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MENDESAIN PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PACITAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

ETIK UMB MANFAAT SOFT SKILL. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

ETIK UMB MANFAAT SOFT SKILL. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi. ETIK UMB Modul ke: 13 MANFAAT SOFT SKILL Fakultas Ekonomi Program Studi Manajamen www.mercubuana.ac.id Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc PENGANTAR McKinsey Global Institute, memperkirakan, pada 2030 Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ACTIVE LEARNING TIPE SMALL GROUP WORK TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MUATAN LOKAL MEMBATIK DI SMP NEGERI 1 MOYUDAN SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN ACTIVE LEARNING TIPE SMALL GROUP WORK TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MUATAN LOKAL MEMBATIK DI SMP NEGERI 1 MOYUDAN SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN ACTIVE LEARNING TIPE SMALL GROUP WORK TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MUATAN LOKAL MEMBATIK DI SMP NEGERI 1 MOYUDAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK Oleh: Dr. Ria Luintuarso, M.Si. NIP. 19621026 198812 1 001 Hotel Patra Jasa Searang Jawa Tengah 26-27 Noveber 2014 Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MACAM- MACAM TUSUK HIAS BAGI SISWA KELAS X SMKN I PANDAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MACAM- MACAM TUSUK HIAS BAGI SISWA KELAS X SMKN I PANDAK PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MACAM- MACAM TUSUK HIAS BAGI SISWA KELAS X SMKN I PANDAK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta Siposiu Nasional Ilu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 207 ISBN: 978-602-6268-4-9 Rancang Bangun Siste Inforasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 7 Jakarta Kurniawati, Ghofar Taufik 2 STMIK Nusa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI SMK PELITA BUANA SEWON Diajukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER Myrda Septi Rahantika 1, Dwi Puspitasari 2, Rudy Ariyanto 3 1,2 Teknik Inforatika, Teknologi Inforasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggalarakan pada semua jenjang

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 29 tahun 1990 bab I pasal 1 ayat 3 tentang pendidikan menengah dimana dijelaskan bahwa Pendidikan menengah

Lebih terperinci

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan i ii Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK14 Triwulanan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

EVALUASI FASILITAS PELABUHAN MERAK DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PENYEBRANGAN

EVALUASI FASILITAS PELABUHAN MERAK DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PENYEBRANGAN 1 EVALUASI FASILITAS PELABUHAN MERAK DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PENYEBRANGAN Dr. Ir. Sunaryo M.Sc, I Nyoan Adriansyah 0906 516 75 Eail : adreetea03@gail.co Departeen Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan KATA PENGANTAR Buku 1 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan tiap triwulan pada tahun 2014 Buku ini euat pedoan bagi para Pipinan

Lebih terperinci

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Penetapan Bahan Kajian dan Mata Kuliah dari Capaian Pembelajaran (CP) Disusun dari Beberapa Sumber.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Penetapan Bahan Kajian dan Mata Kuliah dari Capaian Pembelajaran (CP) Disusun dari Beberapa Sumber. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Penetapan Bahan Kajian dan Mata Kuliah dari Capaian Pembelajaran (CP) Disusun dari Beberapa Sumber Oleh: Noor Endah Mochtar 1 2 ALASAN EKSTERNAL Tantangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI

HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Proses Belajar Mengajar Menggunakan Model View Control

Sistem Monitoring Proses Belajar Mengajar Menggunakan Model View Control Siste Monitoring Proses Belajar Mengajar Menggunakan Model View Control Aswandi,Mursyidah 2, Chairul Azdaan 3 2,3 Jurusan Tekniknologi Inforasi dan Koputer Politeknik Negeri Lhokseuawe Jln. B.Aceh Medan

Lebih terperinci

Dicetak oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

Dicetak oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika PAKET FASILITASI PEMBERDAYAAN KK/MMP MATEMATIKA Pebelajaran SMA Untuk SMA Penulis: Drs. Marsudi Raharjo, M.Sc.Ed. Penilai: Drs. M. Danuri, M.Pd. Editor: Sri Wulandari Danoebroto, M.Pd. Desain: Cahyo Sasongko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA ' '' FinnjfT ' i ^ v - 'V KESEPKTN BERSM NTR MENTERI NEGR LINGKUNGN HIDUP REPUBLIK INDONES KEPL KEPOLISIN NEGR REPUBLIK INDONESI, DN JKS GUNG REPUBLIK INDONESI Noor : 11 /M EN LH/07/2011 Noor : B /2 0

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN BAGI PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN BAGI PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN BAGI PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi persaingan dalam hal apapun dirasa semakin ketat. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang keberadaannya tidak

Lebih terperinci

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID

APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Seinar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 Noveber 207 APLIKASI PEMESANAN PRODUK TIENS BERDASARKAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID Febryna Chaniago, Rikip Ginanjar 2, Rosalina

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure Pelaksanaan Postest

Standard Operating Procedure Pelaksanaan Postest Standard Operating Procedure Pelaksanaan Postest Elektronika Universitas Brawijaya Malang 2017 Hal. i DAFTAR ISI LEMBAR IDENTIFIKASI -----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (Numbered Heads Together) DI SMK NEGERI 8 PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci