Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara: PT. WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA, Tbk (PT. WOM FINANCE), berkedudukan di Mega Glodok Kemayoran Office Tower B Lantai 2,3,5,7 dan 11 di Jalan Angkasa Kavling B-6 Jakarta Pusat, yang memiliki perwakilan Regional di Cileungsi berkedudukan di Jalan Raya Alternatif Cibubur-Cileungsi, Pasar Lama Nomor 21A-21B, RT. 001, RW. 004, Limus Nunggal, Kelurahan Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor- Jawa Barat, diwakili oleh Anthony Y. Panggabean dan kawan, Para Direktur, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Yogi Ridoasi Sihombing dan kawan-kawan, Para Karyawan Perseroan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Juli 2017; Pemohon Kasasi dahulu Tergugat; L a w a n BUDI GUNAWAN, bertempat tinggal di Jalan Batu Ampar Nomor 22, RT. 013/03, Batu Ampar. Kramat Jati, Jakarta Timur, Dalam hal ini memberi kuasa kepada: Tony Panjaitan, S.H., dan kawankawan, Para Advokat dan Konsultan Hukum pada kantor Tony Panjaitan, S.H. & Partners berkantor di Cibubur Times Square B 4 Nomor 16, Jalan Raya Transyogi, Km. 3, Jatisampurna, Bekasi, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 10 Agustus 2017; Termohon Kasasi dahulu Penggugat; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan ; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung pada ahkamaa pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa Perusahaan Tergugat yang bernama PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk (PT. WOM FINANCE) berkedudukan di Jalan Raya Alternatif Halaman 1 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Mahkamaa Cibubur-Cileungsi, Pasar Lama Nomor 21 A-B, RT. 01/04, Limus Nunggal, Cileungsi-Jawa Barat adalah cabang dari PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk (PT. WOM FINANCE) yang berkedudukan di Mega Glodok Kemayoran Office Tower B Lt. 2 Jalan Angkasa Kav. B-6 Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat adalah suatu perseroan berdasarkan hukum Negara Republia, bergerak dalam bidang pembiayaan dengan mempekerjakan kurang lebih 100 (seratus) pekerja/buruh; 2. Bahwa Penggugat adalah pekerja pada Perusahaan Tergugat sejak 10 Agustus 2009 s/d 1 Oktober 2016 (7 tahun), Pada tanggal 01 April 2011, Penggugat memperoleh surat pengangkatan sebagai pekerja tetap/ permanen dari Tergugat yang ditempatkan di PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk (PT. WOM FINANCE) cabang Kota Depok Jawa Barat; 3. Bahwa atas permohonan mutasi Penggugat (permohonan teranggal 01 Agustus 2014), maka Tergugat memutasi kerja Penggugat dari Cabang Kota Depok, Jawa Barat ke cabang Kabupaten Cileungsi Bogor- Jawa Barat pada jabatan/bagian collection officer dengan memperoleh upah (terakhir) sebesar Rp ,00 (tiga juta rupiah) perbulan: 4. Bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari di lapangan (bagian collection officer) yang penuh tantangn dan risiko, kerap kali Penggugat harus keluar rumah dan memulai bekerja sejak subuh hari dan sebaliknya kerap kali pula harus pulang pagi hari, semua dilakukan Penggugat dengan dedikasi, loyalitas serta demi mendapatkan hasil kerja yang maksimal; 5. Bahwa pada awalnya hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat berlangsung dengan baik/harmonis serta belum pernah terjadi perselisihan hubungan industrial yang diselesaikan pada tingkat mediasi maupun pengadilan hubungan industrial; 6. Bahwa terjadinya perselisihan hubungan industrial antara Penggugat dengan Tergugat berawal ketika Penggugat mendapat sanksi berupa Surat Peringatan (tertanggal 11 Agustus 2016) dengan alasan absen periode Juli 2016 datang terlambat masuk kerja sebanyak 13 kali. Kemudian pada tanggal 20 Agustus 2016 kembali Penggugat mendapat Surat Peringatan dengan alasan mangkir pada hari Jumat 19 Agustus 2016, dan 3 hari berikutnya pada tanggal 23 Agustus 2016 Penggugat mendapat Surat Peringatan dengan alasan datang terlambat pada hari ahkamaa Senin dan selasa 22 dan 23 Agustus 2016; 7. Bahwa Penggugat tidak dapat menerima dan bermaksud mengklarifikasi tentang apa yang menjadi alasan dan dasar hukum Pemberian Surat Halaman 2 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Mahkamaa Peringatan tersebut melalui perundingan bipartit; 8. Bahwa pada tanggal 14 September 2016, antara Penggugat dengan Tergugat berlangsung perundingan. Dalam perundingan bipartit ini Penggugat tidak memperoleh klarifikasi alasan pemberian Surat Peringatan dari Tergugat sebagaimana yang diinginkan Penggugat. Yang terjadi justru munculnya tawaran kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja dari Tergugat yang jumlahnya jauh di bawah ketentuan Ketenagakerjaan yang berlaku; 9. Bahwa meskipun perundingan bipartit sudah dimulai, pemberian sanksi terhadap Penggugat masih berlanjut Pada tanggal 15 September 2016 Penggugat mendapat Surat Pemberhentian sementara/skorsing, dengan alasan sesuai dengan Pasal 23 ayat 5 hurup a Peraturan Perusahaan. Adapun masa skorsing berlangsung sejak tanggal 17 September 2016 s/d 10 Oktober 2016; 10. Bahwa untuk melanjutkan perundingan bipartit sebelumnya, pada tanggal 16 September 2016, antara Penggugat dengan Tergugat kembali berlangsung perundingan bipartit. Pada perundingan ini Tergugat menawarkan kompensasi pemutusan hubungan kerja kepada Penggugat yang jumlahnya sedikit mengalami peningkatan namun Penggugat menolaknya karena masih jauh di bawah ketentuan Ketenagakerjaan yang berlaku; 11. Bahwa sesuai dengan pemberlakuan skorsing, pada tanggal 17 September 2016 Penggugat sudah tidak diperkenankan lagi melakukan pekerjaan sehari hari. di perusahaan; 12. Bahwa pada tanggal 20 September 2016, antara Penggugat dengan Tergugat kembali berlangsung perundingan bipartit. Pada perundingan ini Tergugat menawarkan kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja kepada Penggugat yang jumlahnya 1 (satu) kali PMTK sebesar Rp ,00 (empat puluh dua juta Sembilan ratus dua puluh ribu rupiah). Penggugat tetap pada sikap semula agar kompensasi pengakhiran hubungan kerja sesuai dengan ketentuan Ketenagakerjaan. Perundingan tidak mencapai kesepakatan penyelesaian; 13. Bahwa sebelum jatuh tempo masa skorsing yang berakhir (pada tanggal 16 Oktober 2015), Penggugat dikejutkan dengan tindakan Tergugat pada tanggal 21 September 2016 yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja, adapun alasannya dikatakan bahwa Penggugat melakukan pelanggaran ahkamaa Peraturan Perusahaan Pasal 23 ayat 5 hurup a.; 14. Bahwa oleh karena tidak tercapainya penyelesaian pada tingkat perundingan bipartit serta adanya skorsing berlanjut pemutusan hubungan Halaman 3 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Mahkamaa kerjandari Tergugat, maka pada tanggal 21 Oktoberi 2016 Penggugat melalui Pengurus Serikat Pekerja mengajukan permohonan kepada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor untuk memediasi perselisihan; 15. Bahwa mediasi antara Penggugat dengan Tergugat tidak mencapai kesepakatan penyelesaian, sehingga Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor pada tanggal 21 Desember 2016 mengeluarkan surat Nomor 565/ 8256/HI-Syaker 2016 perihal Anjuran, isinya sebagai berikut: M E N G A N J U R K A N 1. Kepada pihak Perusahaan PT. WOM FINANCE Cabang Cileungsi diminta untuk membayar uang pesangon pihak pekerja a/n sdr. Budi Gunawan sebesar 2 kali ketentuan pasal 156 ayat (2) Uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan pasal 156 ayat (3) gan Uang penggantian hak s ebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4). 2. Bahwa berdasarkan pasal 155 UU No. 13 tahun 2003 agar dibayarkan upah selama proses sejak pihak Pekerja di PHK; 3. Kepada masing-masing Pihak agar memberikan tanggapan/jawaban paling 10 (sepuluh) hari kerja setelah diterma surat anjurans ini. Selanjutnya kepada para pihak yang keberatan agar melanjutkan gugatan ke PPHI provinsi Jawa Barat guna penyelesaian lebih lanjut, 16. Bahwa atas anjuran Mediator pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor, Penggugat telah menjawab secara tertulis/menyatakan tidak keberatan terhadap isi anjuran, sedangkan Tergugat menolaknya ( faktanya sampai gugatan ini diajukan, Tergugat belum menjalankan isi anjuran); 17. Bahwa oleh karena tidak adanya niat baik Tergugat untuk menjalankan isi anjuran dan atau melaksanakan kewajibannya membayar hak Penggugat, maka Penggugat mengajukan gugatan Perselisihan Hubungan Hubungan Industrial (Pemutusan Hubungan Kerja) ke Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Bandung Klas IA Khusus: 18. Bahwa tindakan Tergugat yang menerbitkan Surat Peringatan dengan alasan terlambatnya Penggugat masuk kerja adalah tidak adil terkesan dicari-cari, karena bagian pekerjaan Penggugat (sebagai collection) adalah dominan di lapangan yang mau tidak mau, suka tidak suka mengharuskan Penggugat bekerja menantang risikp dengan tidak mengenal jam kerja, berangkat subuh dan pulang kerja larut malam bahkan pagi hari. Bila dihitung jam kerja Penggugat tentunya sudah kayak Tergugat mengkompensasinya dengan pembayaran uang lembur, namun meskipun kelebihan jam kerja tersebut tidak diberi kompensasi, Penggugat tidak pernah mengeluhkannya. ahkamaa Sepatutnya Tergugat bersikap adil/ seimbang dan memberi toleransi bilamana sesekali Penggugat terlambat masuk kerja: Halaman 4 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Mahkamaa 19. Bahwa tindakan Tergugat yang menerbitkan Surat Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berlanjut tindakan pemberian sanksi skorsing belumlah cukup dijadikan alasan Pemutusan Hubungan kerja Sikap keputusan Tergugat terkesan terlalu dini (premature), sepatutnya Tergugat tidak mengabaikan upaya pembinaan lebih dulu. Tindakan tergesa-gesa dan sepihak dari Tergugat tersebut tidak sesuai dengan amanat Pasal pasal 151 ayat (1), (2) dan (3). pasal 152 ayat (1) dan pasal 155 ayat (1) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebagai berikut: Pasal 151 ayat (1): Pengusaha, Pekerja/Buruh, Serikat Pekerja/Serikat BuruhBdan Pemerintah dengan segala upaya harus mengupayakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja ; Pasal 151 ayat (2): Dalam hal segala upaya telah dilakukan tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindarkan, maka maksud pemutusan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan anggota serikat pekerja/buruh ; Pasal 151 ayat (3): tidak menjadi Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) be nar benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial ; Pasal 152 ayat (1): Permohonan penetapan pemutusan hubungan kerja diajukan secara tertulis kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai alasan yang menjadi dasarnya Pasal 155 ayat (1): Pemutusan Hubungan Kerja tanpa Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum ; 20. Bahwa sebelum Surat Keputusan PHK dikeluarkan, pada tanggal 15 September 2016, Tergugat menskorsing Penggugat selama 1 (satu) bulan (terhitung sejak tanggal 17 September 2016 s/d 16 Oktoberi 2016). Faktanya, sebelum masa skorsing Penggugat berakhir, pada tanggal 1 ahkamaa Oktober 2016 Tergugat telah memutuskan hubungan kerja Penggugat pada tanggal 15 September 2016, sehingga dengan demikian secara yuridis skorsing yang diterbitkan Tergugat masih berlangsung/berlaku, Halaman 5 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Mahkamaa karena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi belum mendapat penetapan/keputusan dari lembaga yang berwenang; 21. Bahwa pemutusan hubungan kerja didalilkan Tergugat belum memenuhi unsur sebagaimana tertuang dalam Pasal 164 ayat (3) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Bilamana faktanya Tergugat telah memutuskan hubungan kerja (PHK) kewajiban Tergugat adalah memberikan Penggugat, maka pesangon kepada Penggugat sebesar 2 (dua) kali ketentuan pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3), sebagai berikut: a. Uang Pesangon 2 x 8 x Rp = Rp ,816,,- b. Uang Penghargaan Masa Kerja 3 x Rp = Rp. 9,613,653,- Jumlah = Rp ,- c.. Uang. Penggantian Hak 15 % x Rp ,- = Rp. 9, ,- = Rp ,- Total pesangon Penggugat Rp ,00 (tujuh puluh juta sembilan belas ribu empat ratus tiga puluh sembilan rupiah); 22. Bahwa sejak Tergugat mengeluarkan Surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Penggugat pada tanggal 1 Oktober 2016, maka sejak saat itu hingga didaftarkannya gugatan ini di kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Bandung Klas IA Khusus, maka sejak saat itu Tergugat tidak lagi diizinkan Tergugat menjalankan kewajibannya untuk membayar upah kepada Penggugat, padahal PHK tersebut belum mendapat izin/penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang berkekuatan hukum tetap: 23. Bahwa sesuai dengan pasal 155 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka hubungan karja antara Tergugat dengan Penggugat masih dianggap masih berlangsung dan Tergugat diwajibkan membayar upah Penggugat, sebagai berikut: Upah Per Bulan Upah Oktober 2016 s/d Jumlah Desember 2016 Rp x Rp Rp Upah Per Bulan Upah Januari 2017 s/d Jumlah Maret 2017 (UMK) Rp x Rp Rp ahkamaa Total upah proses yang belum dibayar Tergugat I terhadap Penggugat sebesar Rp ,00 (delapan belas juta enam ratus tiga belas ribu Halaman 6 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Mahkamaa enam ratus lima puluh tiga rupiah); Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung agar memberikan putusan sebagai berikut: Dalam Provisi: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat dalam provisi untuk seluruhnya; 2. Menyatakan surat keputusan skorsing Penggugat yang dikeluarkan Tergugat belum pernah dicabut dan masih berlangsung ; 3. Menyatakan Tergugat terbukti tidak pernah menjalankan kewajibannya membayar upah skorsing Penggugat sejak bulan Oktober dengan bulan Maret 2017; 2016 sampai 4. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk membayar upah skorsing Penggugat sejak bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Maret 2017 sebesar Rp ,00 (delapan belas juta enam ratus tiga belas ribu enam ratus lima puluh tiga rupiah) sebagai berikut: Upah Per Bulan Upah Oktober 2016 s/d Jumlah Desember 2016 Rp x Rp Rp Upah Per Bulan Upah Januari 2017 s/d Jumlah Maret 2017 (UMK) Rp x Rp Rp Dalam Pokok Perkara: 1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak yang dilakukan Tergugat adalah tidak sah dan melanggar Pasal, 51 ayat (1), (2) dan (3). Pasal 152 ayat (1) dan Pasal 155 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 3. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus akibat adanya tindakan pemutusan hubungan kerja tanpa prosedur yang sah; 4. Memerintahkan Tergugat untuk membayar pesangon kepada Penggugat, sebagai berikut: a. Uang Pesangon 2 x 8 x Rp = Rp ,816,- b. Uang Penghargaan Masa Kerja 3 x Rp = Rp. 9,613,653,- ahkamaa Jumlah = Rp ,- c..uang. Penggantian Hak 15 % x Rp ,- = Rp. 9, ,- = Rp ,- Halaman 7 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Mahkamaa Total pesangon Penggugat Rp ,00 (tujuh puluh juta sembilan belas ribu empat ratus tiga puluh sembilan rupiah); 5. Memerintahkan Tergugat untuk melaksanakan kewajibannya membayar upah kepada Penggugat selama proses perselisihan ( Pasal 155 ayat (2) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan), sebagai berikut: Upah Per Bulan Upah Oktober 2016 s/d Jumlah Desember 2016 Rp `3 x Rp Rp Upah Per Bulan Upah Januari 2017 s/d Jumlah Maret 2017 (UMK) Rp x Rp Rp Total upah proses yang belum dibayar Tergugat I terhadap Penggugat sebesar Rp ,00 (delapan belas juta enam ratus tiga belas ribu enam ratus lima puluh tiga rupiah); 6. Menyatakan putusan yang dijatuhkan dapat dijalankan terlebih dahulu ( uit voerbaaar bij vooraad) walaupun ada perlawanan (verzet), kasasi dan upaya hukum lainnya; 7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini; Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung telah memberikan putusan Nomor 57/Pdt.Sus- PHI/2017/PN.Bdg., tanggal 12 Juli 2017 yang amarnya sebagai berikut: Dalam Provisi: Menolak tuntutan provisi Penggugat seluruhnya; Dalam Pokok Perkara: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2. Menyatakan surat keputusan Nomor 002/SK-PHK/HC-BU3/IX/16 tidak sah dan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh Tergugat kepada Penggugat batal demi hukum; 3. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus sejak 21 Desember 2016; 4. Menghukum Tergugat untuk membayar kompensasi kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus dengan total sebesar Rp ,00 (enam ahkamaa puluh empat juta enam ratus delapan puluh tiga ribu seratus satu rupiah); 5. Menghukum Tergugat membayar upah selama proses perselisihan kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus sebesar Rp ,00 (delapan juta Halaman 8 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Mahkamaa delapan ratus delapan puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh lima rupiah); 6. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada negara sebesar Rp ,00 (enam ratus enam ribu rupiah); 7. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya; Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung tersebut telah diberitahukan kepada Tergugat pada tanggal 12 Juli 2017 terhadap putusan tersebut Tergugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Juli 2017 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 26 Juli 2017, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 80/Kas/G/2017/PHI/PN.Bdg., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 26 Juli 2017 itu juga; Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Penggugat pada tanggal 2 Agustus 2017 kemudian Penggugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 18 Agustus 2017; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatankeberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya pada pokoknya adalah: Dalam Pokok Perkara: 1. Judex Facti Pengambilan Keputusan Dalam Perkara Aquo Lalai Mempertimbangkan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku Atau Peraturan Lain Yang Mengaturnya; Ad.1. Bahwa Pemohon Kasasi/dahulu Tergugat tidak sependapat dengan pertimbangan dalam Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Nomor 57/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Bdg yang diputus tanggal 12 Juli 2017, sebagaimana pertimbangan pada halaman Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung ahkamaa a quo halaman 26 alinea ketiga dan keempat yang menyatakan: Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Perusahaan PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. Tahun khususnya Pasal 23 ayat (1) Halaman 9 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Mahkamaa huruf a. yang substansinya menyatakan pekerja yang datang terlambat tanpa suatu alasan yang wajar dan dapat diterima, maka terhadap pekerja tersebut akan diberikan sanksi berupa Teguran Tertulis; Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka majelis hakim berpendapat terhadap kesalahan yang dilakukan oleh Penggugat berupa sering terlambat masuk kerja tersebut, seharusnya Tergugat melakukan pembinaan dengan memberikan surat teguran tertulis kepada Penggugat, bukan langsung diberikan sanksi berupa surat peringatan, sehingga berdasarkan hal tersebut majelis hakim berpendapat terhadap bukti T-8, T-9, dan bukti T-10 berupa surat peringatan yang diterbitkan oleh Tergugat selayaknya untuk dikesampingkan, karena surat peringatan tersebut bertentangan dengan Peraturan Perusahaan PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk Tahun , khususnya Pasal 23 ayat (1) huruf a; Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam perkara a quo sebagaimana disebutkan adalah tidak benar dan hanya berdasarkan asumsi semata. Dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a. Peraturan Perusahaan , dinyatakan untuk Surat Peringatan I sampai dengan Surat Peringatan III dapat dikenakan apabila terjadi pengulangan pelanggaran yang sebelumnya telah memperoleh sanksi yang masih berlaku. Dalam Pasal 161 ayat (1) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juga menyatakan bahwa Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut. Hal ini menyatakan bahwa Surat Teguran merupakan bentuk penanggulangan kesalahan yang dilakukan karyawan dalam hal ini Termohon Kasasi / Dahulu Penggugat yang diatur secara internal dalam Peraturan Perusahaan Hal ini tidak tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, karena memang hal ini mutlak menjadi kebijakan Perusahaan untuk memberikannya ataupun tidak memberikannya. Sanksi yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga, yang mana Perusahaan telah memberikan sanksi tersebut kepada Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat secara berturut-turut, ahkamaa dimana Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat juga membubuhkan tanda tangan pada Surat Peringatan tersebut yang menyatakan bahwa yang bersangkutan juga menerima dan mengakui kesalahan yang telah dilakukannya. Dalam Halaman 10 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Mahkamaa notulensi bipartit pun, Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat juga mengakui adanya kesalahan tersebut. Maka dari itu, sangatlah tidak berdasar apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo menyatakan bukti T-8, T-9, dan bukti T-10 berupa surat peringatan yang diterbitkan oleh Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat selayaknya untuk dikesampingkan, dengan alasan yang tidak ada korelasinya dengan kesalahan itu sendiri. Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo seolah-olah mengesampingkan kesalahan yang telah dilakukan oleh Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat, yang secara langsung maupun tidak langsung telah mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan, dimana Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat sama sekali tidak menghargai kesempatan yang diberikan oleh Pemohon Kasasi / Dahulu Tergugat agar yang bersangkutan memperbaiki attitude dan kehadirannya; Ad.2. Bahwa Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat tidak sependapat dengan pertimbangan dalam Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Nomor 57/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Bdg., yang diputus tanggal 12 Juli 2017, sebagaimana pertimbangan pada halaman 27 alinea ketiga yang menyatakan: Menimbang, bahwa dalam Surat Keputusan Nomor 002/SK-PHK/HC- BU3/IX/16 tersebut substansinya Tergugat telah melakukan PHK kepada Penggugat dengan kualifikasi PHK karena pelanggaran berat, sedangkan dalam jawabannya Tergugat mendalilkan PHK tersebut terjadi karena Penggugat dianggap sering terlambat masuk kerja, sehingga alasan yang disampaikan Tergugat dalam jawabannya bertentangan dengan alasan PHK yang ada didalam surat keputusan Nomor 002/SK-PHK/HC-BU3/IX/16; Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam perkara a quo sebagaimana disebutkan adalah hanya berdasarkan asumsi semata. Secara tegas disebutkan bahwa Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat melakukan pelanggaran Peraturan Perusahaan Pasal 23 ayat (5) huruf a. yaitu: Pengulangan pelanggaran yang sebelumnya telah memperoleh sanksi yang masih berlaku Datang terlambat tanpa suatu alasan yang wajar dan dapat diterima. Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat tidak mengkualifikasikan pelanggaran tersebut sebagai PHK karena pelanggaran berat sebagaimana ahkamaa didalilkan dalam pertimbangan Majelis Hakim dalam perkara a quo. Setidaktidaknya, jika Majelis Hakim dalam perkara a quo hanya memperhatikan dalil kalimat dalam Surat Keputusan Nomor 002/SK-PHK/HC-BU3/IX/16 tersebut terkait dengan Bahwa dalam ketentuan PP Pasal 57 ayat (3), Halaman 11 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Mahkamaa kompensasi untuk Pemutusan Hubungan Kerja untuk kategori Pelanggaran Berat adalah 0,5 (setengah) x 1 (satu) gaji pokok sebulan, diberikan untuk jabatan Supervisor ke bawah dengan masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih, maka hal tersebut adalah sangat tidak berdasar. Bahkan sampai dengan proses mediasi, Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat telah melakukan penawaran kompensasi maksimal kepada Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat atas Pemutusan Hubungan Kerja yang telah ditetapkan, namun tetap tidak terjadi kesepakatan antara Termohon Kasasi/ Dahulu Penggugat dengan Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semata-mata Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat menetapkan kesalahan yang dilakukan Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat adalah kategori pelanggaran berat. Justru penawaran kompensasi yang telah dilakukan oleh Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat sejak bipartit sampai dengan proses tripartit, tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan dan ketetapan internal Perusahaan; Ad.3. Bahwa Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat tidak sependapat dengan pertimbangan dalam Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Nomor 57/Pdt.sus-PHI/2017/PN.Bdg yang diputus tanggal 12 Juli 2017, sebagaimana pertimbangan pada halaman 28 alinea kedua dan ketiga yang menyatakan: Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 155 ayat (1) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan, Pemutusan Hubungan Kerja tanpa Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum, sehi ngga maksud dari pasal tersebut adala setiap pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tidak diajukan melalui pengadilan hubungan industrial (PHI), maka PHK tersebut dianggap tidak pernah terjadi, kecuali diatur lain oleh peraturan perundang-undangan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka majelis hakim berpendapat surat pemutusan hubungan kerja Nomor 002/SK-PHK/HC-BU3/IX/16 atas nama Penggugat yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut layak untuk dinyatakan tidak sah, dan PHK yang dilakukan oleh Tergugat terhadap Penggugat batal demi hukum, sehingga terhadap petitum gugatan Penggugat angka 2 dinyatakan dikabulkan; Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam perkara a quo yang justru ahkamaa menyatakan bahwa nyata-nyata lalai mempertimbangkan esensi utama dari pemberian sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat. Pertimbangan Majelis Hakim dalam perkara a Halaman 12 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Mahkamaa quo lalai mempertimbangkan esensi utama dari pemberian sanksi terhadap pelanggaran yang telah diatur dalam Pasal 161 ayat (1) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juga menyatakan bahwa Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut. Surat Peringatan I sampai dengan Surat Peringatan III telah diterbitkan oleh Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat yang juga telah diterima dan diakui oleh Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat, sehingga Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat. 2. Judex Facti Pengambilan Keputusan Dalam Perkara A Quo Berdasarkan Asumsi Tanpa Didukung Bukti Yang Lengkap Atau Lalai Mempertimbangkan Bukti-Bukti Atau Mengabaikan Fakta/Peristiwa Yang Terjadi; Ad.1. Bahwa Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat tidak sependapat dengan pertimbangan dalam Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Nomor 57/Pdt.sus-PHI/2017/PN.Bdg., yang diputus tanggal 12 Juli 2017, sebagaimana pertimbangan pada halaman 29 alinea kedua dan ketiga yang menyatakan: Menimbang, bahwa dalam risalah penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang diterbitkan oleh Mediator Hubungan Industrial Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Bogor tertanggal 9 Januari 2017, yang mana salah satu isinya menyatakan pihak pekerja menerima isi anjuran tersebut, sedangkan pihak pengusaha menolak isi anjuran, hal tersebut dikuatkan oleh bukti T-7 berupa surat tanggapan atas anjuran Nomor: 5651/9241/HISyaker/V/2016 yang dibuat oleh Tergugat, sehingga terhadap hal tersebut majelis hakim berpendapat pada prinsipnya para pihak sepakat untuk mengakhiri hubungan kerja, hanya saja para pihak belum sepakat tentang besarnya kompensasi sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut diatas dan dengan mempertimbangan asas kemanfaatan bagi para pihak, maka majelis hakim ahkamaa berpendapat hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat dinyatakan putus sejak diterbitkannya anjuran oleh Mediator Hubungan Industrial Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Bogor yaitu terhitung Halaman 13 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Mahkamaa sejak 21 Desember 2016, sehingga terhadap petitum gugatan Penggugat angka 3 dinyatakan dikabulkan; Bahwa Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat tidak sependapat dengan pertimbangan dalam Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Nomor 57/Pdt.sus-PHI/2017/PN.Bdg yang diputus tanggal 12 Juli Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan. Asas kemanfaatan hukum perlu diperhatikan karena setiap pihak termasuk dalam hal ini Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat mengharapkan adanya manfaat dalam pelaksanaan penegakan hukum. Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat tidak menangkap adanya tujuan dari asas kemanfaatan dari putusan perkara a quo. Jika melihat dari hasil bipartit bahkan mulai sejak pertemuan bipartit pertama pada 14 September 2016, Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat juga telah menerima PHK yang dijatuhkan oleh Pemohon Kasasi / Dahulu Tergugat. Sehingga, sangatlah tidak berdasar apabila Majelis Hakim dalam perkara a quo menyatakan bahwa hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat dinyatakan putus sejak diterbitkannya anjuran oleh Mediator Hubungan Industrial Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Bogor yaitu terhitung sejak 21 Desember Jika fokus utama pertimbangan Majelis Hakim adalah pada prinsipnya para pihak sepakat untuk mengakhiri hubungan kerja, hanya saja para pihak belum sepakat tentang besarnya kompensasi sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja tersebut, maka sejak pertemuan bipartit pertama pada 14 September 2016 pun, sebenarnya para pihak juga telah sepakat untuk mengakhiri hubungan kerja, yang mana hubungan kerja diakhiri per 1 Oktober 2016; Bahwa dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, Perundingan Bipartit tentunya merupakan prosedur langkah penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang wajib dilaksanakan para pihak yang berselisih. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa hasil perundingan bipartit juga seharusnya dapat dijadikan dasar pula oleh Majelis Hakim dalam perkara a quo untuk mengambil keputusan, dimana Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat menegaskan kembali bahwa sejak pertemuan bipartit pertama pada 14 September 2016 pun, sebenarnya para pihak juga telah sepakat untuk mengakhiri hubungan kerja, yang mana hubungan kerja diakhiri per 1 Oktober 2016; ahkamaa Ad.2. Bahwa Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat tidak sependapat dengan pertimbangan dalam Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Halaman 14 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Mahkamaa Pengadilan Negeri Bandung Nomor 57/Pdt.sus-PHI/2017/PN.Bdg yang diputus tanggal 12 Juli 2017, sebagaimana pertimbangan pada halaman 30 alinea pertama yang menyatakan: Menimbang, bahwa oleh karena alasan PHK yang dilakukan oleh Tergugat tersebut bertentangan dengan Peraturan Perusahaan yang ada di PT. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk, dan PHK yang terjadi bukan karena kesalahan Penggugat, maka Majelis Hakim berpendapat menghukum Tergugat membayar kompensasi kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus berupa uang pesangon sebesar 2 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) Uang Penghargaan Masa Kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan Uang penggantian hak sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan; Bahwa Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat tetap menyatakan bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam perkara a quo lalai mempertimbangkan esensi utama dari pemberian sanksi terhadap pelanggaran yang telah diatur dalam Pasal 161 ayat (1) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juga menyatakan bahwa Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut. Surat Peringatan I sampai dengan Surat Peringatan III telah diterbitkan oleh Pemohon Kasasi/ Dahulu Tergugat yang juga telah diterima dan diakui oleh Termohon Kasasi/ Dahulu Penggugat, sehingga Pemohon Kasasi/Dahulu Tergugat dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Termohon Kasasi/ Dahulu Penggugat; Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung berpendapat: Bahwa keberatan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 25 Juli 2017 dan kontra memori kasasi tanggal 18 Agustus 2017 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut: ahkamaa 1. Bahwa Pekerja/Penggugat terbukti sering terlambat masuk kerja sebagaimana telah benar dipertimbangkan Judex Facti (vide bukti T.II.rekap absen Tahun 2016); Halaman 15 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan Mahkamaa 2. Bahwa terhadap pelanggaran a quo telah dikenai surat peringatan 1, 2, 3, sesuai Pasal 161 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan penjelasannya maka tepat Pemutusan Hubungan Industrial dengan 1 (satu) x U ang Pesangon (UP), Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) dan Uang Penggantian Hak ( UPH) sesuai Pasal 161 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan upah proses, adil 3 (tiga) bulan; 3. Bahwa perhitungan hak kompensasi Penggugat dengan masa masa kerja 7 (tujuh) tahun, upah Rp ,00 / bulan adalah: 1. UP 8 X Rp ,00 = Rp ,00; 2. UPMK 3 X Rp ,00 = Rp ,00; 3. UPH 15 % X Rp ,00 = Rp ,00; Upah Proses 3 bulan upah = Rp ,00; Jumlah = Rp ,00; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Mahkamah Agung berpendapat, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk, (PT. W OM FINANCE) tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Nomor 57/Pdt.Sus- PHI/2017/PN.Bdg., tanggal 12 Juli 2017 selanjutnya Mahkamah Agung akan mengadili sendiri dengan amar sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah Rp ,00 (seratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana ditentukan dalam Pasal 58 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Negara; Memperhatikan, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I: Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. WAHANA ahkamaa OTTOMITRA MULTIARTHA, TBK, (PT. WOM FINANCE) tersebut; Membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Nomor 57/Pdt.Sus-PHI/2017/PN.Bdg., tanggal 12 Juli 2017; Halaman 16 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Mahkamaa Dalam Provisi: MENGADILI SENDIRI - Menolak tuntutan provisi Penggugat seluruhnya; Dalam Pokok Perkara: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2. Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja antara Penggugat dengan Tergugat sejak tanggal 12 Juli 2017; 3. Menghukum Tergugat untuk membayar kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus dengan total sebesar Rp ,00 (empat puluh enam juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu delapan puluh enam rupiah); 4. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya; 5. Membebankan biaya perkara kepada Negara; Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada Mahkamah Agung pada hari Jumat, tanggal 22 Desember 2017 oleh H. Panji Widagdo, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H. dan Dr. Fauzan, S.H., M.H., Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Anggota-anggota tersebut dan Ayumi Susriani, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak. Hakim-Hakim Anggota: Tt Ketua Majelis, ttd/ Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H. ttd/ Dr. Fauzan, S.H., M.H. Untuk Salinan : Mahkamah Agung RI Atas nama Panitera, Panitera Muda Perdata Khusus, ttd/ H. Panji Widagdo, S.H., M.H. Panitera Pengganti ttd/ Ayumi Susriani, S.H., M.H. ahkamaa RAHMI MULYATI, SH.MH NIP Halaman 17 dari 17 hal.put.nomor 1375 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 17

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 209 K/PDT.SUS-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 493 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 285 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 354 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1021 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 477 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1467 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1411 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 966 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 664 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 961 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 165 K/Pdt.Sus-PHI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 15 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 779 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 142 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1084 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 667 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada pemeriksaan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 313 K/TUN/2000.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 994 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 302 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1116 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 703 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1360 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 11 PK/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 141 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1263 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1094 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus kepailitan prosedur renvoi pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 388 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 908 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 125 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 777 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1352 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 103 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 237 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1126 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 977 K/Pdt/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 605 K/Pdt.Sus-BPSK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang keberatan atas putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 767 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 247 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 35 PK/FP/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara:

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 804 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 4 K/Pdt.Sus-Parpol/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan partai politik

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1354 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 663 PK/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada peninjauan kembali telah memutus sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No 286 K/PdtSus/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Idustrial dalam tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 421 K/Pdt.Sus-Pailit/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus permohonan PKPU atas pernyataan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 658 K/Pdt.Sus-Pailit/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus kepailitan (prosedur

Lebih terperinci

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 284 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 500/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 259/B/2017/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus sengketa

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 238/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 813 K/Pdt.Sus-BPSK/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A HA G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 17 P/HUM/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa dan mengadili perkara permohonan keberatan hak uji materiil terhadap Keputusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 40 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 13/ PDT/G/2013/ PN.JKT.IM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang mengadili perkara perdata pada peradilan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN -------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 186 K/TUN/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 489/PDT/2014/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor 489/PDT/2014/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 489/PDT/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1513 K/Pdt.Sus-BPSK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang alasan atas putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004

P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004 P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 021 K/Pdt. Sus/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N NOMOR :493/PDT/2014/PT. DKI. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jakarta, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam pengadilan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 212 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR 325/PDT/2014/PT. Bdg

P U T U S A N. NOMOR 325/PDT/2014/PT. Bdg P U T U S A N NOMOR 325/PDT/2014/PT. Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 273/Pdt/2015/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 273/Pdt/2015/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 273/Pdt/2015/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 137/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 137/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 137/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 399 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 845 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 262/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 262/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 262/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN di Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci