Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 17 P/HUM/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa dan mengadili perkara permohonan keberatan hak uji materiil terhadap Keputusan Menteri Keuangan Republia Nomor : Kep-545/KM.10/2011 Tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN, pada tingkat pertama dan terakhir telah memutuskan sebagai berikut, dalam perkara: SERIKAT PEKERJA DIRGANTARA INDONESIA (SPEDI), dalam hal ini diwakili oleh 1. Haribes Alinoesin, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di Komplek Taman Mutiara II 2 A-9 RT/RW : 005/016 Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, pekerjaan sebagai Karyawan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung dan selaku Ketua Umum Serikat Pekerja Dirgantara Indonesia (SPEDI), 2.Tri Handoyo, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di Jln. Manyar No.4 RT/RW: 004/021 Kelurahan Cileunyi, Kec. Cileunyi, Kota Bandung, pekerjaan sebagai Karyawan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung dan selaku Sekretaris Umum Serikat Pekerja Dirgantara Indonesia (SPEDI); Selanjutnya disebut sebagai Pemohon; melawan: MENTERI KEUANGAN RI CQ KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN CQ KEPALA BIRO DANA PENSIUN, tempat kedudukan Jalan Dr. Wahidin Nomor 1-Jakarta Pusat: Selanjutnya memberi kuasa kepada : 1 Luthfy Zain Fuady, Pegawai Otoritas Jasa Keuangan ; 2 Mufli Asmawidjaja, Pegawai Otoritas Jasa Keuangan ; 3 Ceceh Harianto, Pegawai Otoritas Jasa Keuangan ; 4 Sri Lestari Agustin, Pegawai Otoritas Jasa Keuangan ; berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 07/SKUOJK.02/2014, Tanggal 26 Maret 2014; Selanjutnya disebut sebagai Termohon; Mahkamah Agung tersebut; ahkamaa Membaca surat-surat yang bersangkutan; DUDUK PERKARA Halaman 1 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Mahkamaa Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 6 Maret 2014 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Agung pada Tanggal 10 Maret 2014 dan diregister dengan Nomor 17 P/HUM/2014 telah mengajukan permohonan keberatan hak uji materiil terhadap Keputusan Menteri Keuangan Republia Nomor : Kep-545/KM.10/2011 Tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN, dengan dalil-dalil yang pada pokoknya sebagai berikut: A Perkenankan Kami : B 1Haribes Alinoesin, Warga Negara Indonesia, Alamat di Komplek Taman Mutiara II 2 A-9 RT/RW : 005/016 Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, dan pekerjaan sebagai Karyawan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung, 2Tri Handoyo, Warga Negara Indonesia, Alamat di Jln. Manyar No.4 RT/ RW :004/021 Kelurahan Cileunyi, Kec. Cileunyi, Kota Bandung, dan pekerjaan sebagai Karyawan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung. Bertindak untuk atas nama pribadi dan juga selaku Pengurus Serikat Pekerja Dirgantara Indonesia atau disingkat SPEDI, yang beralamat di Jalan Pajajaran Nomor 154 Bandung, dan berdasarkan Tanda Bukti Pencatatan Serikat Pekerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Nomor : 250/SPEDI CTT 15 Disnaker / 2009, sehingga juga bertindak untuk dan atas nama anggota Serikat Pekerja Dirgantara Indonesia (SPEDI) dan dalam pengajuan Gugatan Hak Uji Materi pada pekara a quo disebut sebagai Pihak Pemohon. Bahwa dalam pengajuan gugatan hak uji materi yang diajukan oleh Pihak Pemohon, adalah tentang Keputusan Menteri Keuangan RI NOMOR : KEP-545/ KM.10/2011 TENTANG PENGESAHAN PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN IPTN TERTANGGAL 6 JULI 2011 atau alat bukti P-1, dan Pejabat yang diajukan oleh Pihak Pemohon, untuk dapat diuji keputusannya terhadap pemenuhan terhadap persyaratan ketentuan perundangundangan yang berlaku adalah : Pejabat Negara yang telah melakukan Pengesahan terhadap peraturan dana pensiun IPTN pada tanggal 6 Juli 2011, yaitu yang dilakukan oleh pihak Menteri Keuangan Republia melalui Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, u.b. Kepala Biro Dana Pensiun, yang berkantor / berlokasi di Gedung Sumitro Djojohadikusumo ahkamaa lantai 15, di jalan Lapangan Banteng Timur Nomor 1-4 Jakarta, dan selanjutnya dalam Gugatan Hak Uji Materi ini disebut Pihak Termohon. Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Mahkamaa C D Bahwa dalam pengajuan gugatan hak uji materi yang diajukan oleh Pihak Pemohon adalah Keputusan Menteri Keuangan Republia Nomor : KEP-545/KM.10/2011, tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN yang tertuang melalui Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/ 2009, tertanggal atau sebagai alat Bukti P-1, dimana sesuai konsideran Menimbang huruf b. dinyatakan bahwa perubahan peraturan dana pensiun telah memenuhi persyaratan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya, namun kenyataannya persyaratan dalam pemenuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang dimaksud ternyata tidak terpenuhi dan hal ini merupakan bentuk kelalaian dari Pihak Termohon. Bahwa sebelum tanggal 6 Juli 2011, terdapat peraturan tentang Dana Pensiun yang berlaku di PT. Dirgantara Indonesia (Persero), yaitu peraturan tentang Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN berdasarkan pengesahan dari Menteri Keuangan Republia, dengan Keputusan Nomor : KEP/116/ KMK.17/2000, tanggal 24 April 2000, yaitu peraturan dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN berdasarkan Keputusan Direksi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT. IPTN) Nomor : KEP/05/030.02/IPTN/HR0000/12/1999 tentang Peraturan Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN, dengan acuan iuran dan manfaatnya adalah gaji pokok terakhir karyawan, namun sejak tanggal 6 Juli 2011 Pihak Termohon melakukan pengesahan terhadap perubahan peraturan Dana Pensiun sebelumnya yang dibikin secara sepihak oleh PT. Dirgantara Indonesia (Persero), dimana pada peraturan pensiun yang baru disahkan oleh Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 tersebut acuannya dirubah dari besaran gaji pokok menjadi tabel besaran yang besarnya jauh lebih kecil dari besaran gaji pokok, sehingga perhitungan manfaatnya lebih kecil dibandingkan ketentuan yang berlaku sebelum tanggal 6 Juli 2011, dan akibat dari pengesahan terhadap perubahan peraturan pensiun tersebut, ahkamaa telah mengakibatkan berkurangnya hak pihak Pemohon selaku peserta dana pensiun yang seharusnya telah diperoleh selama kepesertaan / sejak awal kepesertaan hingga diberlakukannya ketentuan pensiun perubahan yang baru pada tanggal 6 Juli Halaman 3 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Mahkamaa E F G H Bahwa peraturan pensiun yang disahkan oleh Pihak Termohon, adalah program pensiun manfaat pasti dimana manfaatnya telah dipastikan berdasarkan Rumus Manfaat Pensiun yang telah ditetapkan pada peraturan pensiun yang telah disahkan oleh Pihak Termohon. Bahwa Keputusan Menteri Keuangan Republia Nomor : KEP-545/ KM.10/2011, tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009 tertanggal , setelah kami pelajari terdapat ketentuan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah dipersyaratkan pada Pasal 5 ayat (1) b, dan Pasal 9, serta Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau pada alat bukti P-4, dan Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau pada alat bukti P-7, dan Pasal 38 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia atau pada alat bukti P-10, dan Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 28 D ayat (2), dan Pasal 28 H ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 atau pada alat bukti P-11. Bahwa sebelum Pihak Termohon melakukan pengesahan, Pihak Termohon melalui surat Nomor : S-2683/BL/2011, tertanggal 15 Maret 2011, pada butir 5 telah mengkonfirmasikan kepada Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) agar dapat memenuhi ketentuan yang telah diatur pada Pasal 10 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 76 tahun 1992, dan ketentuan yang telah diatur pada Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun, dan ketentuan yang telah diatur pada penjelasan dari Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun, namun sebelum Pihak Termohon mengesahkan perubahan peraturan Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN, Pihak Termohon telah melakukan kelalaian dalam memeriksa berkas pengajuan permohonan pengesahan sehingga terdapat ketentuan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah dipersyaratkan pada Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun, maupun ketentuan perundang-undangan lainnya. Adapun rincian Kelalaian Termohon sebelum melakukan Pengesahan terhadap ahkamaa perubahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun IPTN berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Mahkamaa SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009, adalah kelalaian dalam memeriksa kelayakan terhadap persyaratan yang telah diatur dalam ketentuan perundangundangan yang berlaku terhadap usulan pengesahan terhadap perubahan peraturan dana pensiun dari Dana Pensiun IPTN yang beralamat di Jalan Pajajaran Nomor 154 Bandung, sehingga selain bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, juga akibat kelalaian Pihak Termohon telah mengakibatkan perubahan ketentuan peraturan Dana Pensiun di Dana Pensiun IPTN yang manfaatnya lebih kecil dan atau merugikan Pihak Pemohon, adapun rincian kelalaian Pihak Termohon yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah diatur pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dengan kronologis dan rincian sebagai berikut : 1 Bahwa ketentuan Dana Pensiun yang telah disahkan oleh Pihak Termohon dan yang berlaku di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) sebelum tanggal 6 Juli 2011, adalah peraturan tentang Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN yang berdasarkan pengesahan dari Pihak Termohon, yaitu Keputusan Menteri Keuangan Republia, dengan Keputusan Nomor : KEP/116/KMK.17/2000, tanggal 24 April 2000, yaitu peraturan dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN berdasarkan Keputusan Direksi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT. IPTN) Nomor : KEP/05/030.02/IPTN/ HR0000/12/1999 tentang Peraturan Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN, atau pada perkara a quo disebut alat bukti P-2, dan hak Pihak Pemohon dihitung berdasarkan rumus manfaat pensiun yang salah satu komponennya adalah Gaji Pokok terakhir, ketentuan ini telah ditetapkan pada Pasal 1 angka (14) Keputusan Direksi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT. IPTN) Nomor : KEP/05/030.02/IPTN/HR0000/12/1999 tentang Peraturan Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN atau pada Pasal 1 ayat 14 alat bukti P- 2 dihalaman 4, yang menyatakan: Penghasilan Dasar Pensiun (PDP) adalah gaji pokok terakhir Karyawan yang menjadi dasar perhitungan besarnya iuran dan manfaat pensiun dimana besaran gaji pokok Pihak Pemohon pada bulan terakhir sebelum ahkamaa adanya perubahan dicontohkan pada alat bukti struk gaji 2 (dua) orang wakil Halaman 5 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Mahkamaa dari Pihak Pemohon atau pada alat bukti P-14, dimana besaran gaji pokok pada bulan Juni 2012 untuk anggota Pihak Pemohon adalah : a Irawan Muspadmono, Gaji Pokok atau base pay sebesar Rp ,- dan b Bambang Sudrajat, Gaji Pokok atau base pay sebesar Rp ,- Bahwa besaran gaji pokok tersebut diatas diambil dari tabel gaji pokok berdasarkan lampiran Surat Keputusan Direksi PT. DI Nomor : SKEP/263/030.02/UT0000/PTD/08/2010, tertanggal 30 agustus 2010 atau pada alat bukti P- 6, atau tabel ini yang merupakan besaran gaji pokok yang berlaku sebelum adanya perubahan peraturan yang disahkan oleh Pihak Termohon. Bahwa sesuai tabel gaji pokok sebagaimana pada alat bukti P-6, besaran gaji pokok terkecil adalah sebesar Rp ,- (satu juta empat ratus empat puluh ribu enam ratus dua puluh lima rupiah) dan besaran gaji pokok yang tertinggi sebesar Rp ,- (dua belas juta sembilan ratus tujuh puluh satu ribu rupiah) dan besaran gaji pokok bagian dari tabel ini yang tercantum pada besaran gaji pokok sebagaimana pada alat bukti P- 13, yaitu struk gaji dengan tertulis base pay. Bahwa selama kepesertaan untuk memenuhi kewajiban Pihak Pemohon dalam mengiur-iuran sebagai peserta Dana Pensiun IPTN, dilakukan oleh pihak perusahaan sebagai wajib pungut dengan cara melakukan pemotongan terhadap penghasilan Pihak Pemohon setiap bulannya dan berdasarkan alat bukti P- 22, pada halaman 2 dapat dibuktikan acuan pemotongannya adalah gaji pokok Pihak Pemohon. Bahwa pada tanggal 6 Juli 2011, Pihak Termohon melakukan pengesahan perubahan peraturan dana pensiun IPTN, berdasarkan Keputusan Pihak Termohon selaku Menteri Keuangan Republia Nomor : KEP-545/ KM.10/2011, tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN yang tertuang melalui Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009, atau alat bukti P-1. Bahwa alasan Pihak Termohon melakukan pengesahan terhadap perubahan ahkamaa peraturan dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN pada tanggal 6 Juli 2011, sesuai yang tertera pada halaman 5 dari P-1 pada Menimbang dinyatakan Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Mahkamaa bahwa perubahan peraturan dana pensiun di Dana Pensiun IPTN dikarenakan adanya ; a Perubahan nama pendiri dana pensiun IPTN, yang sebelumnya dari PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) menjadi PT.Dirgantara Indonesia (Persero), dan b Penambahan ketentuan Mitra Pendiri, c Penambahan tentang batas usia pensiun wajib, d Penyesuaian definisi penghasilan dasar pensiun. dan khususnya untuk alasan butir d yaitu Penyesuaian definisi penghasilan dasar pensiun, ternyata penyesuaiannya tidak lazim karena perubahan peraturan menuju besaran yang lebih baik namun lazimnya berdasarkan Pasal 1 ayat (16) atau pada halaman 8 dari alat bukti P-1 dan atau tabel lampiran P-1, dimana dapat dibuktikan adanya perubahan tentang acuan Penghasilan dasar Pensiun yang besarannya jauh lebih jelek dari sebelumnya, dimana pada peraturan sebelumnya Penghasilan dasar Pensiun adalah besaran gaji pokok terakhir dan dirubah menjadi : Penghasilan Dasar Pensiun adalah sebagian penghasilan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besarnya iuran pensiun dan pembayaran Manfaat Pensiun, sebagaimana yang tercantum pada Tabel Penghasilan Dasar Pensiun yang menjadi Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Dana Pensiun ini dan berdasarkan tabel sebagaimana pada alat bukti P-1 yang telah disahkan oleh Pihak Termohon, besarannya 10% sampai dengan 20% dari besaran Penghasilan Dasar Pensiun atau gaji pokok Pihak Pemohon sebelumnya. Sehingga perubahan tentang besaran Penghasilan dasar Pensiun (PDP) yang besarannya lebih kecil juga telah berdampak terhadap hak yang akan diterima oleh Pihak Pemohon jauh lebih kecil, dan menghilangkan hak atas acuan gaji pokok terakhir yang menjadi hak Pihak Pemohon sejak awal kepesertaan hingga terjadinya perubahan. Bahwa besaran tentang perubahan Penghasilan Dasar Pensiun yang baru disahkan oleh Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011, yang dipermasalahkan oleh Pihak Pemohon sebagaimana terdapat pada lampiran ahkamaa dari alat bukti P-1, yaitu tentang tabel Penghasilan Dasar Pensiun, dimana dapat dibuktikan bahwa besaran terkecilnya adalah sebesar Rp ,- Halaman 7 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Mahkamaa (seratus delapan ribu lima ratus enam belas rupiah) dan besaran tertinggi sebesar Rp ,- (satu juta tiga ratus satu ribu seratus tiga puluh enam rupiah) atau telah terjadi perubahan yang jauh lebih kecil dari hak yang telah diperoleh Pihak Pemohon selama kepesertaan sebelum tanggal 6 Juli 2011, besarannya sangat tidak layak dan tidak akan dapat menghidupi kehidupan Pihak Pemohon beserta keluarga pada saat pensiun. Bahwa yang lebih memprihatinkan Pihak Pemohon karena akibat dari pengesahan Pihak Termohon selain besaran acuan perubahannya sangat tidak wajar dan lebih kecil dari besaran Penghasilan Dasar Pensiun sebelumnya, bahkan berdasarkan Pasal 33 angka (2) Keputusan Direksi Pesawat Terbang Nusantara (PT. IPTN) PT. Industri Nomor : KEP/05/030.02/IPTN/ HR0000/12/1999 tentang Peraturan Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN, atau pada halaman 30 alat bukti P-1, menyatakan : Besarnya Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini setinggi-tingginya 80% (delapan puluh perseratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun, atau kalau dilihat dari tabel Penghasilan Dasar Pensiun yang baru disahkan oleh Terrmohon pada tanggal 6 Juli 2011, Pihak Pemohon akan mendapatkan manfaat pensiun bulanan maksimal 80% dari besaran tabel tersebut diatas sebagai contoh manfaat pensiun bulanan yang terendah menjadi 80% dari besaran tabel Penghasilan Dasar Pensiun, atau yang terkecil menjadi 80% dari Rp ,- atau = Rp ,- per bulan, dan yang tertinggi sebesar 80% dari Rp ,- = Rp ,- per bulan sebagaimana dapat dibuktikan pada alat bukti P-16, dimana besaran manfaat pensiun bulanan untuk atas nama Albert John Pardede sebesar Rp ,- dan untuk Bamabang Tri manfaat pensiun bulanannya sebesar Rp ,- dan besaran ini sangat tidak layak untuk menghidupi keluarga pada saat pensiun. Bahwa jika manfaat pensiun bulanan sebesar 80% dari tabel alat bukti pada P-1, atau penghasilan pensiun setiap bulan sebesar antara Rp ,- sampai dengan yang tertinggi sebesar Rp ,- merupakan besaran pensiun yang sangat tidak layak serta sangat memprihatinkan bagi kehidupan Pihak Pemohon beserta keluarga yang harus hidup di Kota Bandung dan sekitarnya dan selama 30 tahun telah mengabdikan diri pada salah satu Badan ahkamaa Usaha Milik Negara yang menghasilkan produk canggih pesawat terbang, dan berdasarkan besaran upah minimum Kota Bandung 2014 yang sebesar Rp. 2 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Mahkamaa juta, terbukti jika besaran manfaat pensiun sebulan yang diterima Pihak Pemohon sangat tidak layak bagi kemanusiaan. Padahal hak Pihak Pemohon yang seharusnya didapat berdasarkan kepesertaan sejak awal hingga pengesahan perubahan peraturan dana pensiun sebagaimana alat bukti P-1 yang disahkan oleh Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011, adalah 80% dari besaran gaji pokok dari tabel alat bukti P-6, dan sesuai Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-4, mensyaratkan bahwa : Perubahan atas Peraturan Dana Pensiun tidak boleh mengurangi Manfaat Pensiun yang menjadi hak Peserta yang diperoleh selama kepesertaannya sampai pada saat pengesahan Menteri. Sehingga sangat jelas ketentuan ini telah diabaikan oleh Pihak Termohon dalam melakukan pengesahan perubahan peraturan dari Dana Pensiun IPTN. dan juga pada Penjelasan terhadap Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-5, lebih rinci menyatakan bahwa: Perubahan pada peraturan Dana Pensiun yang mengakibatkan berkurangnya hak peserta, hanya dimungkinkan apabila perubahan tersebut bertujuan menyelamatkan Dana Pensiun dari ketidakmampuannya untuk memenuhi kewajibannya. Undang-undang ini menegaskan bahwa walaupun dimungkinkan perubahan peraturan Dana Pensiun, namun ketentuan mengenai hak peserta seperti tercantum dalam peraturan Dana Pensiun yang semula masih tetap harus dipenuhi sampai saat pengesahan oleh Menteri atas perubahan peraturan Dana Pensiun. Sejak saat pengesahan dimaksud, berlaku ketentuan mengenai hak peserta dalam peraturan Dana Pensiun yang telah diubah. Bahwa pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 telah melakukan kelalaian dalam memeriksa berkas persyaratan usulan terhadap alasan perubahan peraturan Dana Pensiun IPTN yang diajukan oleh PT. Dirgantara Indonesia (Persero), yang tertuang melalui Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009, juga telah lalai sehingga perubahan peraturan dana pensiun yang berkurangnya hak peserta hanya dimungkinkan jika tujuannya untuk menyelamatkan dana ahkamaa pensiun dari ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban kepada peserta Halaman 9 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Mahkamaa sebagaimana yang telah disyaratkan pada penjelasan dari Pasal 9 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, yang menyatakan : Perubahan pada peraturan Dana Pensiun yang mengakibatkan berkurangnya hak peserta, hanya dimungkinkan apabila perubahan tersebut bertujuan menyelamatkan Dana Pensiun dari ketidakmampuannya kewajibannya untuk memenuhi dan kenyataanya perubahan atas peraturan dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN yang disahkan oleh Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011, dapat dibuktikan pada halaman 5 dari P-1 pada Menimbang alasan perubahan peraturan dana pensiun di Dana Pensiun IPTN dikarenakan adanya ; a Perubahan nama pendiri dana pensiun IPTN, yang sebelumnya dari PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) menjadi PT.Dirgantara Indonesia (Persero), dan b Penambahan ketentuan Mitra Pendiri, c Penambahan tentang batas usia pensiun wajib, d dan penyesuaian definisi penghasilan dasar pensiun. atau berdasarkan alasan perubahan peraturan dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN yang disahkan oleh Pihak Termohon tersebut di atas bukan bertujuan untuk menyelamatkan dana pensiun dari ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban kepada peserta sebagaimana dimaksud pada penjelasan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, sehingga alasan perubahannya terbukti tidak sesuai sebagaimana yang telah disyaratkan melalui Penjelasan dari Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, sehingga seharusnya perubahan tersebut tidak layak disyahkan oleh Pihak Termohon. Bahwa selain itu juga berdasarkan Pasal 55 ayat (1) Peraturan Dana Pensiun IPTN atau pada halaman 42 dari P-1, menyatakan : Dengan berlakunya Peraturan Dana Pensiun ini, maka Keputusan Direksi PT.IPTN Nomor : KEP/05/030.02/IPTN/HR0000/12/1999 tentang Peraturan Dana Pensiun atau alat bukti P-2, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Pihak Termohon, ketentuan ini merupakan bukti bahwa Pihak Termohon telah menghilangkan hak Pihak Pemohon atas besaran manfaat dengan acuan gaji pokok yang telah ahkamaa diperoleh oleh Pihak Pemohon sejak awal kepesertaan hingga tanggal 6 Juli 2011, dan seharusnya berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Mahkamaa 1992 tentang Dana Pensiun, peraturan sebelumnya yaitu ketentuan yang telah diatur pada Keputusan Direksi PT.IPTN Nomor : KEP/05/030.02/IPTN/ HR0000/12/1999 tentang Peraturan Dana Pensiun atau alat bukti P-2, merupakan peraturan dana pensiun yang berlaku sejak Pihak Pemohon menjadi Peserta Dana Pensiun hingga tanggal 6 Juli Bahwa tindakan Pihak Termohon yang telah mengesahkan perubahan peraturan pensiun pada Dana Pensiun IPTN pada tanggal 6 Juli 2011, yang jelas menghilangkan hak Pihak Pemohon yang telah didapat sejak awal kepesertaan hingga pengesahan Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 adalah dengan acuan gaji pokok dan dirubah secara sepihak menjadi tabel pada alat bukti P-1 yang besarannya jauh lebih kecil, sehingga tindakan Pihak Termohon sangat jelas tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 9 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-4, yang menyatakan : Perubahan atas Peraturan Dana Pensiun tidak boleh mengurangi Manfaat Pensiun yang menjadi hak Peserta yang diperoleh selama kepesertaannya sampai pada saat pengesahan Menteri. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, sangat jelas bahwa: a Tujuan dari perubahan peraturan dana pensiun yang mengurangi hak b Pihak Pemohon yang telah disahkan oleh Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011, tidak sesuai sebagaimana alasan yang dipersyaratkan pada Penjelasan dari Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P- 5, dan Perubahan peraturan dana pensiun yang telah disahkan oleh Pihak Termohon, pada Pasal 55 ayat (1) dari alat bukti P-1, terbukti telah menghilangkan hak Pihak Pemohon yang telah diperoleh sejak awal kepesertaan hingga tanggal 6 Juli 2011 yaitu acuan perhitungan dengan menggunakan besaran gaji pokok terakhir dan diganti dengan besaran gaji pokok / PhDP yang jauh lebih kecil dari besaran gaji pokok riil yang diterima oleh Pihak Pemohon, dan hal ini juga telah melanggar Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-4 dan penjelasannya pada alat bukti P-5. ahkamaa Seharusnya pada Pasal 55 ayat (1) dari alat bukti P-1 tetap memberlakukan peraturan pensiun sebelumnya sejak awal kepesertaan Pihak Pemohon hingga Halaman 11 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Mahkamaa tanggal 6 Juli 2011, dan peraturan pensiun yang baru yang disahkan pihak Terrmohon diberlakukan sejak tanggal 6 Juli 2011 hingga ke depan sebagaimana yang dijelaskan dan dipersyaratkan pada penjelasan dari Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-5. Bahwa berdasarkan Surat dari Pihak Termohon Nomor S-2683/BL/2011, tertanggal 15 Maret 2011 atau alat bukti P-11 pada lembar ke 2 (dua) butir 8, Pihak Termohon telah mengakui permasalahan sebagaimana yang diuraikan oleh Pihak Pemohon di atas, dimana Pihak Termohon menyatakan pada suratnya sebagaimana tertuang pada alat bukti P-11 butir 8 ; Merujuk surat Saudara nomor :PTD/041/KA0000/03/2011 tanggal 3 Maret 2011 perihal Konfirmasi Pengajuan Pengesahan Perubahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun IPTN yang menyatakan mengenai PhDP (Penghasilan Dasar Pensiun) bahwa kesepakatan belum tercapai, dan sesuai dengan ketentuan perundangan di bidang dana pensiun, dapat kami sampaikan bahwa permohonan perubahan PDP (Penghasilan Dasar Pensiun) akan disahkan oleh Menteri apabila dokumen perubahan PDP ahkamaa telah disampaikan secara lengkap dan memenuhi ketentuan Undang-Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya. Namun perlu Saudara pahami bahwa pengesahan Menteri atas PDP yang baru tidak akan menghilangkan permasalahan terkait acuan PhDP (Penghasilan Dasar Pensiun) untuk periode 2001 hingga tanggal pengesahan Menteri. Hal ini merupakan pengakuan dari Pihak Termohon tentang adanya permasalahan tentang hak Pihak Pemohon yang telah didapat sejak tahun 2001 hingga pengesahan Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 yang dihilangkan begitu saja, namun diakui oleh Pihak Termohon tidak akan menghilangkan permasalahannya dengan Pihak Pemohon. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, terbukti Pihak Termohon telah mengabaikan hak Pihak Pemohon sebagaimana yang telah dilindungi dan dipersyaratkan melalui Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Bahwa tindakan Pihak Termohon yang mengesahkan besaran tabel Penghasilan Dasar Pensiun dengan besaran antara Rp ,- hingga yang tertinggi sebesar Rp ,- merupakan besaran yang tidak layak dan Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Mahkamaa dibawah upah minimum Kota Bandung, sehingga Pihak Termohon juga telah mengabaikan hak Pihak Pemohon sebagai Warga Negara Indonesia untuk dapat hidup layak bersama keluarga pada saat memasuki usia pensiun sebagaimana yang telah dilindungi melalui Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Republia menyatakan: Tahun 1945 atau alat bukti P- 10, yang Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahwa tindakan Pihak Termohon untuk mendapatkan imbalan yang layak melalui besaran gaji pokok riil juga telah mengabaikan hak Pihak Pemohon sebagaimana yang telah dilindungi dan dipersyaratkan melalui Pasal 28 D ayat (2) Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945, yang menyatakan : Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Bahwa tindakan Pihak Termohon yang telah menghilangkan hak atas manfaat pensiun Pihak Pemohon yang diperoleh sejak awal kepesertaan dana pensiun hingga pengesahan Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 secara sewenang-wenang, juga telah mengabaikan hak Pihak Pemohon sebagaimana yang telah dilindungi dan dipersyaratkan melalui Pasal 28 H ayat (4) Undang- Undang Dasar RI Tahun 1945 atau pada alat bukti P-10, yang menyatakan : Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun. 2 Bahwa sebelum adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau sebelum tanggal 20 April 1992, Pihak Pemohon telah dijanjikan oleh perusahaan suatu program Jaminan Hari Tua atau Pensiun yang mengatur cara pembayaran secara sekaligus, dan ketentuan ini diatur melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT.IPTN Nomor : SKEP/1433/IPTN/036.03/IV/87, tanggal 08 April 1987 tentang Ketentuan Pokok Jaminan Hari Tua juncto Surat Edaran Nomor :SE/06/036.03/IPTN/30200/V/1989, tanggal 25 Mei 1989 tentang Perhitungan Pensiun Karyawan PT. IPTN, atau alat bukti P-3, dan ketentuan ini masih berlaku berdasarkan Pasal 54 ahkamaa ayat (1) Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009 yang disahkan Halaman 13 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Mahkamaa oleh Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011, atau alat bukti P-1, ( pada halaman 41 dari P-1). Bahwa sejak tanggal 20 April 1992 atau sejak adanya Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun diperlukan penyesuaian serta mengingat sesuai Pasal 61(4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-4, menyatakan : Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Dana Pensiun sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) yang menyelenggarakan program pensiun yang menjanjikan pembayaran uang secara sekaligus, tetap dapat melanjutkan program tersebut sampai selesainya seluruh kewajiban kepada karyawan yang telah menjadi peserta pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini. Dan juga dipertegas berdasarkan Penjelasan dari Pasal 61 ayat (4) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-5, menyatakan : Ketentuan ayat ini memberikan kemungkinan bagi dana pensiun yang telah mendapat pengesahan Menteri untuk tetap melanjutkan penyelenggaraan Tabungan Hari Tua atau pembayaran sejumlah uang secara sekaligus lainnya yang dikaitkan dengan usia tertentu, sampai dengan berakhirnya pembayaran seluruh hak peserta tersebut. Selanjutnya ayat ini mengandung pengertian bahwa dalam menyelesaikan seluruh kewajiban dimaksud, Dana Pensiun dilarang untuk : a. mengubah rumus manfaat ; dan atau b. menerima peserta baru dalam penyelenggarakan Tabungan Hari Tua dimaksud. Bahwa berdasarkan alat bukti P-22, telah diakui oleh Pihak PT.Dirgantara Indonesia (Persero) bahwa acuan perhitungan manfaat pensiun sekaligus / lump-sum adalah gaji pokok terakhir karyawan, dan pada lembar ke 2 (dua) P-22, di akui juga oleh Pihak PT. Dirgantara Indonesia (Persero) bahwa pada ketentuan peraturan pensiun yang lama tidak ada istilah PhDP sebagaimana yang telah disahkan oleh Pihak Termohon pada tabel lampiran alat bukti P-1, dan dijadikan acuan perhitungan pensiun bagi anggota Pihak ahkamaa Pemohon sebagaimana yang tertuang pada alat bukti P-15. Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Mahkamaa Bahwa sejak tanggal 6 Juli 2011 Pihak Termohon melakukan pengesahan peraturan dana pensiun perubahan atau berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republia Nomor : KEP-545/KM.10/2011, tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN yang tertuang melalui Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009, dimana pada Pasal 54 ayat (1) alat bukti P-1, dapat dibuktikan bahwa masih tetap memberlakukan sebagaimana ketentuan manfaat pensiun pembayaran secara sekaligus yang telah diamanahkan dalam Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, namun jika dilihat dan diperhatikan pada lampiran atau tabel SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009 atau tabel lampiran alat bukti P-1, yang telah disahkan oleh Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011, terdapat tulisan Keterangan yang menyatakan Dasar Pensiun / Gaji Pokok sebagaimana yang telah diatur pada peraturan pensiun yang lama ( yang menjanjikan pembayaran sekaligus) berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT.IPTN Nomor : SKEP/1433/ IPTN/036.03/IV/87, tanggal 08 April 1987 tentang Ketentuan Pokok Jaminan Hari Tua juncto Surat Edaran Nomor :SE/06/036.03/IPTN/30200/ v/1989, tanggal 25 Mei 1989 tentang Perhitungan Pensiun Karyawan PT. IPTN, dengan sewenang-wenangnya Pihak Termohon mengesahkan tentang besaran Dasar Pensiun atau Gaji Pokok berdasarkan tabel Penghasilan Dasar Pensiun pada tulisan Keterangan tersebut dengan besaran yang jauh dari besaran gaji pokok riil yang diterima oleh Pihak Pemohon dan adanya besaran gaji pokok yang ganda, dan tindakan ini merupakan bukti telah dilakukan perubahan secara sepihak ketentuan / rumus manfaat pensiun sekaligus dimana sesuai penjelasan Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun dinyatakan dilarang dirubah. Sehingga tindakan dari Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 melakukan pengesahan terhadap perubahan peraturan dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN, terbukti telah mengabaikan dan atau tidak memenuhi persyaratan penjelasan Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang ahkamaa Dana Pensiun. Halaman 15 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan Mahkamaa Bahwa akibat tindakan Pihak Termohon yang melakukan pengesahan secara sewenang-wenang dan telah mengabaikan penjelasan Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-5, dan menghilangkan hak Pihak Pemohon terhadap ahkamaa acuan perhitungan dengan menggunakan besaran gaji pokok terakhir, dan dirubah secara sepihak menjadi besaran sebagaimana yang terdapat pada tabel P-1 yaitu besaran Dasar Pensiun / Gaji Pokok sebagai Penghasilan Dasar Pensiun yang nilainya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan besaran gaji pokok riil Pihak Pemohon yang tertuang pada alat bukti tabel upah pokok atau alat bukti P-6, maka tindakan Pihak Termohon juga telah mengabaikan hak Pihak Pemohon sebagaimana yang telah dilindungi dan dipersyaratkan melalui Pasal 28 H Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 atau alat bukti P-10, yang menyatakan : Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun. Bahwa dampak dari disahkan oleh pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 melalui Keputusan Menteri Keuangan Republia Nomor : KEP-545/KM.10/2011, tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN yang tertuang melalui Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/ UT0000/09/2009, khususnya lampiran atau tabel yang bertuliskan Keterangan, telah terbukti adanya perubahan terhadap ketentuan bagian dari rumus manfaat pensiun sekaligus yang telah dijanjikan dan ditetapkan pada peraturan pensiun yang lama berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT.IPTN Nomor : SKEP/1433/IPTN/036.03/IV/87, tanggal 08 April 1987 tentang Ketentuan Pokok Jaminan Hari Tua juncto Surat Edaran Nomor :SE/06/036.03/IPTN/30200/V/1989, tanggal 25 Mei 1989 tentang Perhitungan Pensiun Karyawan PT. IPTN, dimana Rumus Manfaat Pensiun sekaligus : = Masa Kerja X 2,5% X Tabel X 12 X Dasar Pensiun / Gaji Pokok atau sesuai Putusan Hukum yang telah bersifat tetap berdasarkan alat bukti P-16, dan P-17, dan P-18, dan P-19, dan 20, dimana sesuai putusan hukum yang telah bersifat tetap tersebut Rumus manfaat pensiun sekaligus menjadi ; = Masa Kerja X 2,5% X Tabel X 12 X Gaji Pokok terakhir sesuai struk gaji. Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Mahkamaa dan berdasarkan penjelasan dari Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau pada alat bukti P-5, Rumus Manfaat Pensiun sekaligus tersebut dilarang untuk dirubah. Sehingga sangat jelas tindakan Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011, juga telah mengabaikan larangan melakukan perubahan terhadap ketentuan rumus manfaat pensiun sekaligus sebagaimana yang telah dipersyaratkan berdasarkan Penjelasan dari Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. 3 Bahwa juga tindakan Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 yang telah mengesahkan perubahan peraturan tentang dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN tanpa adanya saran dan kesepakatan bersama dengan Pihak Pemohon, juga telah mengabaikan persyaratan sebagaimana yang telah dipersyaratkan serta diatur pada Penjelasan Pasal 5 ayat (1) b, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-5, dimana persyaratan dimaksud tertulis ; Penyelenggaraan program pensiun bagi karyawan bermula dari janji pemberi kerja. Agar pemenuhan janji dimaksud sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini, maka janji tersebut harus dituangkan dalam peraturan dana pensiun yang ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai pendiri, setelah mendengar dan memperhatikan pendapat dan saran karyawan. Bahwa berdasarkan Surat dari Pihak Termohon Nomor :S-3684/BL/2010, atau alat bukti P-12, pada butir 2 dan butir 3.a. Pihak Termohon telah mensyaratkan perubahan peraturan dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN yang berkaitan dengan besaran Penghasilan Dasar Pensiun perlu adanya kesepakatan dengan seluruh serikat pekerja yang ada di PT. Dirgantara Indonesia (Persero), namun kenyataannya Saran dari Karyawan sebagaimana yang dipersyaratkan pada penjelasan Pasal 5 ayat (1) b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun atau alat bukti P-5, maupun kesepakatan dengan seluruh serikat pekerja sebagaimana yang telah dipersyaratkan oleh Pihak Termohon melalui surat Pihak Termohon pada alat bukti P-12, pada tanggal 6 Juli 2011 secara jelas telah ahkamaa diabaikan oleh Pihak Termohon dalam melakukan pengesahan terhadap perubahan Peraturan Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN. Halaman 17 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori Putusan Mahkamaa Bahwa Pihak Termohon juga lalai dalam memeriksa dokumen usulan perubahan peraturan dana pensiun pada saat proses evaluasi terhadap usulan perubahan peraturan Dana Pensiun PT.IPTN, terhadap persyaratan yang telah diatur pada Penjelasan Pasal 5 ayat (1) b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, sehingga pada tanggal 6 Juli 2011 Pihak Termohon telah mengesahkan melalui Keputusan Menteri Keuangan Republia Nomor : KEP-545/KM.10/2011, tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN, dengan mengabaikan keberatan maupun saran dari Pihak Pemohon selaku karyawan dan juga selaku peserta pada Dana Pensiun IPTN, sebagaimana juga diakui oleh Pihak Termohon melalui surat Pihak Termohon Nomor : S-3684/BL/2010 atau alat bukti 13, dan juga pada surat Pihak Termohon Nomor : S-2683/BL/2011 atau alat bukti P-11 (pada butir 7, dan butir 8 surat Termohon). Sehingga sangat jelas tindakan Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011, dengan telah mengesahkan perubahan peraturan Dana Pensiun IPTN, terbukti tidak memenuhi persyaratan yang telah diatur pada Pasal 5 ayat (1) b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. 4 Bahwa tindakan Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 yang telah mengesahkan peraturan dana pensiun IPTN, yang tertuang melalui Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009, tentang perubahan peraturan dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN, dimana perubahan peraturan tentang Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN yang isinya berkaitan dengan hak dan kewajiban Pihak Pemohon selaku karyawan Badan Usaha Milik Negara dan sebagai peserta Dana Pensiun IPTN, dan perubahannya hanya dibuat dan disahkan oleh Pihak Termohon tanpa adanya kesepakatan yang dituangkan pada Perjanjian Kerja Bersama (PKB), merupakan tindakan Pihak Termohon yang mengabaikan Pasal Pasal 87 ayat (1) Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara atau pada Pasal 87 ayat (1) alat bukti P-7, yang mensyaratkan : Karyawan BUMN merupakan pekerja BUMN yang pengangkatan, ahkamaa pemberhentian, kedudukan, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori Putusan Mahkamaa Perjanjian Kerja Bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang ketenagakerjaan. Bahwa Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009 tentang Peraturan Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN, yang pada tanggal 6 Juli 2011 telah disahkan oleh pihak Termohon, berisikan tentang hak dan kewajiban, serta besaran sebagian dari penghasilan/gaji pokok pihak Pemohon sebagai karyawan dan sebagai peserta Dana Pensiun di PT. Dirgantara Indonesia (Pesero), namun ketentuan tentang hak dan kewajiban sebagai peserta ditetapkan secara sepihak dan disahkan oleh Pihak Termohon pada tanggal 6 Juli 2011 telah disahkan oleh Pihak Termohon, dimana tanpa ahkamaa adanya perundingan dan tanpa adanya kesepakatan yang dituangkan terlebih dahulu melalui Perjanjian Kerja Bersama sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 87 angka (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau alat bukti P-7. Sehingga tindakan Pihak Terrmohon telah mengabaikan hak Pihak Pemohon sebagai karyawan pada Badan Usaha Milik Negara dan sebagaimana telah dilindungi serta dipersyaratkan pada Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 5 Bahwa pada tanggal 6 Juli 2011 tindakan Pihak Termohon yang telah mengesahkan perubahan terhadap peraturan Dana Pensiun pada Dana Pensiun IPTN tersebut, dimana berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh pihak KOMNAS-HAM Republia, dan KOMNAS-HAM telah menyimpulkan melalui surat Nomor : 2.077/ K/PMT/X/2012, tertanggal 12 Oktober 2012 atau pada alat bukti P-8, bahwa terbukti pihak PT. Dirgantara Indonesia (Persero) termasuk pihak Termohon yang telah mengesahkan peraturan Dana Pensiun pada tanggal 6 Juli 2011, telah melanggar Pasal 38 ayat (3) Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asazi Manusia atau Pasal 38 ayat (3) pada alat bukti P-9, dan Komisi Nasional Hak Azasi Manusia Republia berdasarkan alat bukti P-8 juga menyimpulkan tindakan merubah peraturan Dana Pensiun yang telah disahkan oleh Pihak Termohon terbukti telah mengabaikan permasalahan pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya Pihak Halaman 19 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 19

20 Direktori Putusan Mahkamaa D E Pemohon, atau dengan kata lain Pihak Termohon telah mengabaikan Pasal 38 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia. Bahwa mengingat keputusan Pihak Termohon, melalui Keputusan Menteri Keuangan Republia Nomor : KEP-545/KM.10/2011 ahkamaa tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN tertanggal 6 Juli 2011, terbukti dengan meyakinkan telah mengabaikan ketentuan yang telah dipersyaratkan pada : pada Pasal 5 ayat (1) b, dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, serta Pasal 61 ayat (4) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, dan juga mengabaikan yang dipersyaratkan pada Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau pada alat bukti P-7, serta berdasarkan alat bukti P-8 terbukti telah mengabaikan Pasal 38 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia atau pada alat bukti P-9, dan juga Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 28 D ayat (2), dan Pasal 28 H ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 atau telah mengabaikan ketentuan pada alat bukti P-10. Bahwa mengingat Keputusan Pihak Termohon atau berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Repuplia Nomor : KEP-545/KM.10/2011 tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/ 09/2009, tentang peraturan dana pensiun pada Dana Pensiun IPTN, telah terbukti melanggar ketentuan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, dan juga terbukti melanggar ketentuan perundangundangan ketenagakerjaan, dan dan juga terbukti melanggar ketentuan perundang-undangan tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan juga terbukti melanggar ketentuan perundang-undangan tentang Hak Azasi Manusia, dan juga terbukti melanggar Undang-Undang Dasar 1945, sehingga berdasarkan hukum Keputusan Menteri Keuangan Republia Nomor : KEP-545/ KM.10/2011 tentang Pensesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun IPTN, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nomor : SKEP/248/030.02/PTD/UT0000/09/2009, dinyatakan tidak sah, dan setidak-tidaknya dinyatakan tidak berlaku bagi Pihak Pemohon. Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 20

21 Direktori Putusan Mahkamaa F G Bahwa sejak disahkannya oleh Pihak Termohon tentang perubahan peraturan dana pensiun dari Dana Pensiun IPTN pada tanggal 6 Juli 2011, telah terjadi perselisihan hubungan industrial, dan berdasarkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Klas I-A Kota Bandung Nomor : 26 /G/2011/PHI/PN atau alat bukti P-16 dimana pada putusannya yang menjadi hak karyawan dalam menghitung besaran manfaat pensiun sekaligus adalah menggunakan besaran gaji pokok terakhir sesuai struk gaji bukan besaran gaji pokok /PhDP berdasarkan tabel dari alat bukti P-1, dan putusan ini telah diperkuat oleh Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 852 K/ PDT.SUS/2011 atau alat bukti P-17, dan telah diupayakan upaya hukum luar biasa, dan berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 184 PK/ PDT.SUS/2012 atau alat bukti P-18, telah memperkuat putusan sebelumnya sehingga berdasarkan hukum besaran Gaji Pokok yang dipergunakan dalam menghitung manfaat pensiun sekaligus adalah berdasarkan besaran Gaji Pokok riil sebagaimana yang tertulis pada struk gaji tertulis base pay. Bahwa juga terdapat perselisihan hubungan industrial berikutnya, dan berdasarkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Klas I-A Kota Bandung Nomor : 125 /G/2011/PHI/PN.BDG atau alat bukti P-19, terbukti besaran Gaji Pokok yang dipergunakan dalam menghitung manfaat pensiun sekaligus adalah berdasarkan besaran Gaji Pokok riil sebagaimana yang tertulis pada struk gaji tertulis base pay, dan pada tanggal 3 April 2013 putusan ini telah diperkuat oleh Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 657 K/ PDT.SUS/2012, atau pada alat bukti P-20. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka selanjutnya Pemohon mohon kepada Ketua Mahkamah Agung berkenan memeriksa permohonan keberatan dan memutuskan sebagai berikut: 1 Mengabulkan gugatan hak uji materi yang diajukan oleh Pihak Pemohon untuk seluruhnya ; 2 Menyatakan tidak sah serta tidak berlaku bagi Pihak Pemohon tentang Keputusan Pihak Termohon, yaitu Keputusan Menteri Keuangan Repuplia Nomor : KEP-545/KM.10/2011, tertanggal 6 Juli 2011 tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun ahkamaa IPTN, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia Halaman 21 dari 43 halaman. Putusan Nomor. 17 P/HUM/2014 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 21

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIII/2015 Pemberian Manfaat Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIII/2015 Pemberian Manfaat Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIII/2015 Pemberian Manfaat Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun I. PEMOHON Harris Simanjuntak II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 30/Pdt/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 30/Pdt/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 30/Pdt/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 313 K/TUN/2000.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 285 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia kama Direktori Putusan Mahkamaa red79;p U T U S A N NOMOR : 197/B/2010/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 6/PUU-XII/2014 Pemberian Manfaat Pasti Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 6/PUU-XII/2014 Pemberian Manfaat Pasti Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun I. PEMOHON Harris Simanjuntak. RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 6/PUU-XII/2014 Pemberian Manfaat Pasti Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun II. III. IV. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materil Undang-Undang

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 1 Direktori Putusan Maha putusan.mahhagung.go.id P E N E T A P A N No. 8482/Pdt.P/2012/PN.Sby. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 259/B/2017/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus sengketa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 186 K/TUN/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P E N E T A P A N. Nomor : 238/Pdt.P/2012/PN.Ska.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P E N E T A P A N. Nomor : 238/Pdt.P/2012/PN.Ska. Direktori Putusan M P E N E T A P A N Nomor : 238/Pdt.P/2012/PN.Ska. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, Pengadilan Negeri Surakarta yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata permohonan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 966 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1411 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P E N E T A P A N NOMOR : 89/G/2012/PTUN-JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta ; ---------------------------------

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PENETAPAN Nomor 4/Pdt.P/2018/PN Trg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Tenggarong yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 961 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 703 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N NOMOR : 76 / Pdt / 2014 / PT. Smg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Semarang yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jalan Medan Merdeka Utara No. 9 13 JAKARTA PUSAT PETIKAN PUTUSAN PASAL 226 KUHAP Nomor 434 K/PID/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 354 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 237 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 667 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 58 PK/Pid.Sus/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana khusus pada pemeriksaan Peninjauan Kembali

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 2135 K/Pdt/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1126 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 777 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

2 Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4); Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (Lembaran Negara Repub

2 Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4); Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (Lembaran Negara Repub BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2099, 2014 KEMENAKER. Peraturan Perusahaan. Pembuatan dan Pendaftaran. Perjanjian Kerja Sama. Pembuatan dan Pengesahan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa S A L I N A N P U T U S A N Nomor : 75/Pdt.G/2010/PTA.Sby BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 142 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Departemen Keuangan RI Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Panitia Antar Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang Akuntan Publik Gedung A Lantai 7 Jl. Dr. Wahidin No.1 Jakarta 10710 Telepon:

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 74 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 13/ PDT/G/2013/ PN.JKT.IM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang mengadili perkara perdata pada peradilan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG MENTERI KETENAGAKERJAAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PUBLIKDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

Direktori 1 Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori 1 Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori 1 Putusan M P E N E T A P A N Nomor 67/Pdt.P/2014/PN Gpr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 165 K/Pdt.Sus-PHI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1360 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 477 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 209 K/PDT.SUS-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UU 28-2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 11 PK/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N NOMOR : 34/PDT.G/2011/PN.Kdr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Perdata pada Pengadilan Negeri Kediri yang memeriksa dan mengadili perkara Peradilan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1681 K /PID.SUS/ 2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa dan mengadili perkara pidana khsusus pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 59 P/HUM/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa dan mengadili perkara permohonan keberatan hak uji materiil terhadap Pasal 37

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1467 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding Direktori : PUT.46543/PP/M.XII/12/2013 Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa SALINAN P U T U S A N Nomor : 160/Pdt.G/2009/PTA.Sby. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang memeriksa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 493 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 804 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 500/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

LAPORAN HUKUM ACARA PERDATAA ANALISIS PUTUSAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM. Disusun Oleh : Nur Cholifah Wulan IV Sore A

LAPORAN HUKUM ACARA PERDATAA ANALISIS PUTUSAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM. Disusun Oleh : Nur Cholifah Wulan IV Sore A LAPORAN HUKUM ACARA PERDATAA ANALISIS PUTUSAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM Disusun Oleh : Nur Cholifah Wulan 1341173300230 IV Sore A FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG Jl. H.S.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2011 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN SERTA PEMBUATAN DAN PENDAFTARAN PERJANJIAN KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 6/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 6/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 6/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI KEPADA PERSEROAN TERBATAS ANEKA KARYA BOYOLALI DENGAN

Lebih terperinci

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm Page 1 of 12 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004

P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004 P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT

KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT KELAS IA KHUSUS Nomor: W.10.UI/ 984 /Pdt.Sus-PHI.02.I.2018.01 TENTANG: Panjar Pendaftaran Biaya Perkara yang nilai gugatannya diats Rp.150.000.000,- (seratus

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 115, 2004 KESRA. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah.Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

MENTERJKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SP...LINAN

MENTERJKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SP...LINAN MENTERJKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SP...LINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159/PMK.02/2016 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARi TUA BAGI HAKIM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN No.155, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Jaminan Sosial. Pensiun. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5715). PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI KEPADA PERSEROAN TERBATAS ANEKA KARYA BOYOLALI DENGAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 38 K/TUN/1997 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci