Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 021 K/Pdt. Sus/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara : PT. INDO SEMAR SAKTI, berkedudukan di Jalan Jelambar Ilir No. 2, Tubagus Angke, Jakarta Barat, dalam hal ini memberi kuasa kepada Y.M. WITIN, SH., MH. Dkk. Advokat, berkantor di Jalan Sultan Iskandar Muda (Arteri Pondok Indah) No. 25 C, Lantai 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Pemohon Kasasi dahulu Pelawan/Tergugat ; m e l a w a n : 1. RIANA, bertempat tinggal di Jalan Pulo Macan Raya No. 37 RT. 013/RW. 05, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat ; 2. ENDANG SUGANDA, bertempat tinggal di Cidamar, RT. 004 /RW. 06, No. 45 Cibitung Kabupaten Bogor ; Wetan, Kecamatan Pemijahan, 3. MARDIYAH, bertempat tinggal di Jalan Salemba Tengah Gang I C 48 A, RT. 014/RW 04, Kelurahan Kb. Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat ; 4. GUNTUR EFENDI, bertempat tinggal di Aneka Elok Blok D IV No. 15, Kelurahan Penggilangan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur ; Para Termohon Kasasi dahulu Pemohon Kasasi dahulu para Terlawan/para Penggugat ; Mahkamah Agung tersebut ; Membaca surat-surat yang bersangkutan ; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu Pelawan/Tergugat telah mengajukan perlawanan terhadap sekarang para Termohon Kasasi dahulu para Terlawan/para Penggugat di muka persidangan ahkamaa pokoknya atas dalil-dalil : Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Hal. 1 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Mahkamaa 1. Bahwa Pelawan menerima Relaas Pemberitahuan isi putusan PHI untuk perkara nomor 214/PHI. G/2008/PN. JKT. Pst. Pada tanggal 22 Desember 2008 ; 2. Bahwa amar putusan perkara nomor 214/PHI. G/2008/PN. JKT. Pst. Selengkapnya dikutip sebagai berikut : Dalam Provisi : MENGADILI - Menolak tuntutan provisi Penggugat ; Dalam Pokok Perkara : 1. Menyatakan Tergugat telah dipanggil secara patut tetapi tidak hadir ; 2. Mengabulkan gugatan para Penggugat untuk sebagian secara verstek ; 3. Menyatakan Putus Hubungan Kerja antara para Penggugat dengan Tergugat sejak putusan dibacakan ; 4. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada para Tergugat sebesar Rp ,08 (seratus empat puluh tiga juta tujuh ratus dua puluh satu ribu tujuh ratus enam puluh rupiah delapan sen) ; 5. menolak gugatan para Penggugat selain dan selebihnya ; 6. Menetapkan biaya perkara kepada Negara yang hingga kini sebesar Rp ,00 (lima ratus ribu rupiah) ; 3. Bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat nomor 214/PHI. G/2008/PN. JKT. PST. Tanggal 11 November 2008 adalah putusan verstek, Pelawan/Tergugat menerima Relaas Pemberitahuan putusan perkara a quo pada tanggal 22 Desember 2008 dan Pelawan/Tergugat, mengajukan perlawanan (verzet) atas putusan perkara a quo pada tanggal 31 Desember Dengan demikian perlawanan (verzet) yang diajukan ini sesuai dengan ketentuan pasal 129 ayat (1) HIR dan masih dalam tenggang waktu sebagaimana diatur dalam pasal 129 ayat (2) HIR, sehingga patut untuk diterima dan diperiksa oleh Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ; Bahwa selain alasan tersebut diatas, bersama ini Pelawan/Tergugat akan menanggapi gugatan para Terlawan, dahulu para Penggugat, sebagaimana tertuang dalam surat gugatannya tertanggal 06 Agustus 2008, sebagai berikut : DALAM EKSEPSI ahkamaa Gugatan para Terlawan Cacat Formil Mengenai Pihak (Error In Persona) Hal. 2 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Mahkamaa 1. Bahwa Pelawan menolak dengan tegas setiap, semua dan seluruh dalil para terlawan, kecuali yang secara tegas dan nyata diakui kebenarannya oleh Pelawan ; 2. Bahwa berdasarkan surat nomor 0430/Mts./Pers.I.S.S , 0431/Mts./Pers.I.S.S , 0432/Mts./Pers.I.S.S dan 0433/Mts./Pers. I.S.S , kesemuanya tertanggal 06 Desember 2007, perihal : Mutasi Karyawan, para terlawan telah dimutasikan menjadi karyawan PT. INDO SEMAR MULYA KARYA terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008 ; 3. Bahwa gugatan yang diajukan para TERLAWAN melalui surat gugatan tertanggal 06 Agustus 2008 (selanjutnya disebut "surat gugatan para TERLAWAN") menempatkan PELAWAN sebagai Tergugat dengan alasan karena para TERLA WAN adalah pekerja/karyawan PELAWAN ; Bahwa berdasarkan uraian pada poin 2 (dua) di atas, terbukti bahwa terhitung sejak tanggal 01 Januari 2008, para TERLAWAN sudah menjadi pekerja/karyawan dari PT. INDO SEMAR MULY A KARYA ; 4. Bahwa dengan demikian terbukti bahwa gugatan para TERLAWAN cacat formii mengenai pihak yang ditarik sebagai Tergugat (error in persona). Dengan demikian, maka gugatan para TERLAWAN harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) ; Gugatan para TERLAWAN Kurang Pihak (Exceptio Plurium Litis Consortium) 5. Bahwa surat gugatan para TERLAWAN hanya menarik PELAWAN sebagai satu-satunya pihak Tergugat dalam perkara a quo. Padahal berdasarkan uraian poin 2 (dua) sampai 4 (empat) di atas, terbukti bahwa para TERLAWAN terhitung sejak tanggal 01 Januari 2008 adalah karyawan/pekerja dari PT. INDO SEMAR MULYA KARYA ; 6. Bahwa dengan tidak diikutsertakannya PT. INDO SEMAR MULYA KARYA sebagai salah satu Tergugat dalam perkara a quo, maka surat gugatan para TERLAWAN kurang pihak (Exceptio Plurium Litis Consortium). Dengan demikian, maka gugatan para TERLAWAN harus ditolak atau setidaktidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) ; Gugatan para TERLAWAN Kabur Atau Tidak Jelas (Obscure Libels) 7. Bahwa bagian A. Dasar Gugatan dalam surat gugatan para TERLAWAN, ahkamaa pada intinya para TERLAWAN menjelaskan bahwa dasar dari gugatan adalah mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja antara para TERLAWAN dengan PELAWAN, dan selanjutnya para TERLAWAN Hal. 3 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Mahkamaa menuntut kompensasi sebagaimana diuraikan pada poin 2 (dua) dan 3 (tiga) bagian C. Fakta-Fakta hukum ; Bahwa pengertian mengenai Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 4 Undang-undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial pada pokoknya menjelaskan bahwa penyelesaian PHK terjadi karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak ; 8. Bahwa namun demikian pada bagian B. Alasan gugatan dalam surat gugatan para TERLAWAN, para TERLAWAN menjelaskan bahwa yang menjadi alasan gugatannya adalah terhadap mutasi yang dilakukan oleh PELAWAN ; Bahwa perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan mutasi antara PELAWAN dengan para TERLAWAN atau keberatan para TERLAWAN terhadap mutasi adalah perselisihan hak ; 9. Bahwa berdasarkan uraian di atas terbukti adanya penggabungan dasar gugatan, yaitu perselisihan pemutusan hubungan kerja dengan perselisihan hak yang mengakibatkan gugatan para TERLAWAN kabur atau tidak jelas (obscure libels). Dengan demikian, maka gugatan para TERLAWAN harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) ; DALAM POKOK PERKARA 1. Bahwa PELAWAN mohon hal-hal yang disampaikan Eksepsi di atas secara mutatis mutandis dianggap termasuk dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dalil-dalil PELAWAN dalam Pokok Perkara ini ; 2. Bahwa PELAWAN menolak dalil para TERLAWAN pada poin 2 (dua) bagian B. Alasan Gugatan, karena mutasi yang dilakukan oleh PELAWAN kepada para TERLAWAN sama sekali tidak melanggar ketentuan Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ; 3. Bahwa PELAWAN menolak dalil para TERLAWAN pada poin 3 (tiga) bagian B. Alasan Gugatan, karena mutasi pekerja atau karyawan, in casu, mutasi para TERLAWAN dapat dilakukan antara satu perusahaan ke perusahaan lain. Sebagai informasi bagi Yang Mulia Majelis Hakim bahwa pemilik atau pemegang saham pada PT. INDO SEMAR SAKTI/PELAWAN adalah juga ahkamaa pemilik atau pemegang saham pada PT. INDO SEMAR MULIA KARYA ; Bahwa selain itu, mutasi yang dilakukan oleh PELAWAN kepada para TERLAWAN juga telah mempertimbangkan latar belakang pendidikan dan Hal. 4 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Mahkamaa keahlian dari para TERLAWAN, sehingga mutasi tersebut bukanlah pelecehan terhadap hak-hak para TERLAWAN ; 4. Bahwa PELAWAN menolak dalil para TERLAWAN pada poin 4 (empat) dan 5 (lima) yang pada intinya mendalilkan bahwa PELAWAN melakukan pemutusan hubungan kerja sepihak terhadap para TERLAWAN dengan cara melakukan mutasi ke PT. INDO SEMAR MULIA KARYA dengan alasan efisiensi ; Bahwa memang benar PELAWAN melakukan efisiensi. Namun demikian PELAWAN sama sekali tidak bermaksud untuk melakukan pemutusan hubungan kerja dengan para TERLAWAN, malah sebaliknya PELAWAN tidak ingin para TERLAWAN sampai tidak bekerja lagi. Oleh karena itu, PELAWAN memutasikan para TERLAWAN ke PT. INDO SEMAR MULYA KARYA ; Bahwa tindakan yang dilakukan oleh PELAWAN sesuai dengan prinsip hubungan ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam hukum ketenagakerjaan, khususnya Pasal 151 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang selengkapnya dikutip sebagai berikut : "Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja" ; 5. Bahwa PELAWAN menolak dalil para TERLAWAN pada poin 6 (enam) bagian B. Alasan Gugatan, karena ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan merupakan salah satu alternatif bagi pengusaha atau perusahaan yang mengalami kerugian selama 2 (dua) tahun berturut-turut ; Bahwa mutasi juga merupakan salah satu cara, bagi pengusaha atau perusahaan untuk menghindari adanya pemutusan hubungan kerja, termasuk bagi pengusaha atau perusahaan yang mengalami kerugian selama 2 (dua) tahun berturut-turut. Sebagai informasi bagi Yang Mulia Majelis Hakim, bahwa prinsip PELAWAN adalah tidak ingin karyawan/pekerjanya, in casu, para TERLAWAN, tidak bekerja sama sekali ; 6. Bahwa PELAWAN tidak dalam kapasitas untuk menanggapi dalil para ahkamaa TERLAWAN pada poin 7 (tujuh) bagian B. Alasan Gugatan, karena terhitung sejak tanggal 01 Januari 2008, para TERLAWAN bukan lagi merupakan pekerja/karyawan PELAWAN ; Hal. 5 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Mahkamaa 7. Bahwa berdasarkan uraian-uraian dan alasan-alasan tersebut di atas, PELAWAN dengan ini juga menolak dengan tegas seluruh dalil para TERLA WAN pada bagian C. Fakta-Fakta Hukum dan D. Permohonan dalam surat gugatan para TERLAWAN ; 8. Bahwa PELAWAN menolak Permohonan Sita Jaminan yang diajukan oleh para TERLAWAN pada bagian E. Permohonan Sita Jaminan dalam surat gugatan para TERLAWAN, dengan penjelasan sebagai berikut : a. Bahwa permohonan peletakan sita jaminan yang diajukan oleh para TERLAWAN atas harta benda milik PELAWAN haruslah ditolak dan dikesampingkan oleh Majelis Hakim karena permohonan tersebut tidak menjelaskan secara rinci menjelaskan luas dan batas-batas dari tanah dan bangunan yang dimohonkan sita tersebut ; b. Bahwa Pasal 227 HlR menyatakan: "Jika ada sangka yang beralasan, bahwa seseorang yang berutang, selagi belum dijatuhkan putusan hakim yang mengalahkan belum boleh dijalankan, mencari akal akan menggelapkan atau melarikan barangnya, baik yang tetap, baik yang tiada tetap dengan maksud akan menjauhkan barang itu dari pada penagih utang, maka atas surat permintaan orang yang berkepentingan bolehlah Ketua Pengadilan Negeri memberi perintah, supaya disita barang itu, dan harus diberitahukan kepada sipeminta akan menghadap persidangan Pengadilan Negeri yang akan datang untuk menerangkan dan menguatkan gugatannya". Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 227 HIR tersebut di atas, sebelum suatu penetapan Sita Jaminan dapat ditetapkan atas aset-aset milik PELAWAN, para TERLAWAN harus membuktikan adanya persangkaan yang beralasan, bahwa : - PELAWAN akan menggelapkan atau melarikan harta bendanya dan, - Bertujuan untuk menjauhkan harta bendanya dari para TERLAWAN ; c. Bahwa dalam perkara a quo, para TERLAWAN tidak dapat menunjukkan fakta hukum atau bukti untuk membuktikan salah satu dari kedua unsur di atas. Karena itu tidak ada persangkaan yang beralasan bahwa PELAWAN akan menggelapkan atau mengasingkan harta bendanya yang bertujuan untuk menjauhkan harta bendanya dari para TERLAWAN; d. Bahwa Mahkamah Agung telah menegaskan syarat-syarat permohonan ahkamaa Sita Jaminan, yaitu sebagaimana ditentukan dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No. 05 tahun 1975 perihal Sita Jaminan yang dikutip sebagai berikut : Hal. 6 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Mahkamaa a). agar para hakim berhati-hati sekaii dalam menerapkan atau b).... menggunakan lembaga sita jaminan (conservatoir beslag) dan jangan sekali-kali mengabaikan syarat-syarat yang diberikan oleh Undang- Undang (pasal227 HIR/261 RBg), c). agar dalam surat permohonan conservatoir beslag serta surat ketetapan yang mengabuikannya disebut alasan-alasan apa yang menyebabkan conservatoir beslag yang dimohon dan dikabulkan itu, yang berarti bahwa sebelum dikeluarkan surat ketetapan yang mengabulkan permohonan conservatoir beslag adakan penelitian lebih dahulu tentang ada tidak adanya alasan yang dikemukakan oleh pemohon". ; e. Bahwa disamping itu, Mahkamah dalam putusannya No /Sip/1971, tanggal 05 April 1972 telah mempertimbangkan : Apabila para Penggugat tidak mempunyai bukti yang kuat tentang adanya kekhawatiran bahwa Tergugat akan mengasingkan barangbarangnya, maka penyitaan tidak dapat dilakukan" ; f. Bahwa pemenuhan secara mutlak persyaratan yang terdapat dalam pasal 227 ayat (1) HIR sebelum meletakkan sita jaminan telah dipertegas oleh Mahkamah agung dalam putusan Mahkamah Agung No. 597 K/Sip/1983, tanggal 8 Mei 1984 yang menyatakan : "Sita Jaminan yang diadakan bukan atas alasan yang diisyaratkan dalam pasal 227 ayat (1) HIR tidak dibenarkan. ; 9. Berdasarkan uraian-uraian, alasan-alasan dan dasar hukum tersebut di atas, maka permohonan Sita Jaminan yang diajukan oleh para TERLAWAN harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ; 10. Bahwa PELAWAN menolak permohonan membayar Uang Paksa (dwangsom) yang didalilkan oleh para TERLAWAN pada bagian F. Permohonan Membayar Uang Paksa (Dwangsom) dalam surat gugatan para TERLAWAN, dengan alasan sebagai berikut : a) Bahwa permohonan para TERLAWAN tidak mempunyai dasar hukum sama sekali, karena berdasarkan Pasal 606a dan 606b RV, uang paksa (dwangsom) hanya dapat dituntut apabila putusan hakim yang dijatuhkan tidak berupa pembayaran sejumlah uang. Sedangkan tuntutan para ahkamaa TERLAWAN dalam perkara a quo adalah tuntutan pembayaran hak-hak para TERLAWAN, sebesar Rp ,519,- (seratus empat puluh tiga juta empat ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus sembilan belas rupiah), Hal. 7 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Mahkamaa sehingga uang paksa (dwangsom) tidak mempunyai dasar hukum sama sekali. Pasal 606a Rv dikutip sebagai berikut : Sepanjang suatu keputusan hakim mengandung hukuman untuk sesuatu yang lain daripada membayar sejumlah uang. Maka dapat ditentukan, bahwa sepanjang atau setiap kali terhukum tidak memenuhi hukuman tersebut, oleh harus diserahkan sejumlah uang yang besarnya ditetapkan dalam keputusan hakim, dan uang tersebut dinamakan uang paksa." Pasal 606b Rv dikutip sebagai berikut : "Bila keputusan tersebut tidak dipenuhi, maka pihak lawan dari terhukum berwenang untuk melaksanakan keputusan terhadap sejumlah uang paksa yang telah ditentukan tanpa terlebih dahulu memperoleh alas hak baru menurut hukum." b) Bahwa selanjutnya, sudah menjadi Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung Republia bahwa uang paksa (dwangsom) tidak berlaku terhadap tindakan untuk membayar uang (vide Yurisprudensi Indonesia Jilid I, Jakarta : Mahkamaa No. 791 K/Sip/1972) ; c) Berdasarkan uraian-uraian dan hal-hal tersebut di atas, dengan demikian tuntutan pembayaran uang paksa (dwangsom) yang diajukan oleh para TERLAWAN harus ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima ; Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dengan ini PELAWAN, dahulu Tergugat, memohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat agar berkenan memutuskan : DALAM EKSEPSI : 2. Menerima Eksepsi PELAWAN, semula Tergugat untuk seluruhnya ; 3. Menolak gugatan para TERLAWAN, semula para Penggugat, untuk seluruhnya, atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard) ; DALAM POKOK PERKARA : 1. Menyatakan PELAWAN adalah PELAWAN yang benar ; 2. Menyatakan batal putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 214/PHI. G/2008/PN. JKT. PST. Tertanggal 11 ahkamaa November 2008 ; 3. Mengadili kembali dengan menolak atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima gugatan para TERLAWAN, semula para Penggugat ; Hal. 8 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Mahkamaa 4. Membebankan para TERLAWAN, semula para Penggugat, untuk membayar biaya perkara ; Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon keadilan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono). Menimbang, bahwa terhadap perlawanan tersebut Pengadilan Jakarta Pusat telah menjatuhkan penetapan No. 214/PHI. PLW/2008/PN. JKT. PST. tanggal 05 Maret 2009 yang pada pokoknya Pelawan adalah pelawan yang benar ; Menimbang, bahwa berdasarkan Penetapan tersebut para Terlawan/Penggugat telah mengajukan gugatan yang pada pokoknya sebagai berikut : A. DASAR GUGATAN : Bahwa Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mengatur mengenai mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan perburuhan melalui pengadilan industrial. Pasal 1 angka 17 jo angka 1 UU No. 2 tahun 2004, menyatakan perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja dapat diajukan pada pengadilan hubungan industrial. - PasaI 1 angka 17 UU No.2 Tahun 2004 : Pengadilan Hubungan Industrial adalah pengadilan khusus yang dibentuk di Iingkungan Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial ; - Pasal angka 1 UU No.2 Tahun 2004 : Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan ; Bahwa gugatan ini adalah gugatan perselisihan pemutusan hubungan kerja yang timbul pada saat pengakhiran hubungan kerja antara para Penggugat dengan Tergugat yang saat ini telah dimutasikan ke tempat PT. Indo Semar Mulya Karya ; Bahwa yang dimaksud dengan perselisihan pemutusan hubungan ahkamaa kerja dalam pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah : - Pasal angka 4 UU No. 2 Tahun 2004: Hal. 9 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Mahkamaa Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak. Bahwa perselisihan pemutusan hubungan kerja yang dimaksud diawali oleh adanya kebijakan Tergugat pada tanggal 6 Desember 2007 mengeluarkan surat dengan Nomor : 0433/Mts/Pers.I.S.S kepada Penggugat I, Nomor 0431/Mts/Pers.I.S.S kepada Penggugat II, Nomor 0432/Mts/Pers.I.S.S kepada Penggugat Ill, Nomor : 0430/ Mts/Pers.I.S.S kepada Penggugat IV, yang pada intinya menyatakan bahwa para Tergugat memenuhi syarat untuk dilakukan mutasi ; Bahwa para Penggugat menerima anjuran mediator pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta a quo dan mengajukan gugatan ini ke Pengadilan Hubungan Industrial pada kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di alas, jelas bahwa gugatan ini telah memenuhi kewenangan relatif dan absolut untuk diperiksa oleh Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagaimana disyaratkan oleh UU No. 2 tahun B. ALASAN GUGATAN. Bahwa keputusan Tergugat untuk melakukan mutasi terhadap para Penggugat sejak tanggal 6 Desember 2007 telah mengakibatkan para Penggugat saat ini tanpa kepastian status yang jelas yaitu berupa upah dan tunjangan hari raya (THR) yang tidak dibayarkan sejak 1 Januari 2008 ; Bahwa tindakan sepihak Tergugat melakukan mutasi ke tempat PT. Indo Semar Mulya Karya telah melanggar ketentuan Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyatakan sebagai berikut : - Pasal 32 ayat (2) UU No, 13 tahun 2003 : Penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan dengan memperhatikan harkat, martabat, hak asasi, dan perlindungan hukum ; Bahwa pemindahan secara sepihak yang dilakukan oleh Tergugat ke perusahaan lain dalam hal ini PT. Indo Semar Mulya Karya adalah tidak sah ahkamaa dan tidak berdasar hukum karena Tergugat dan PT. Indo Semar Mulya Karya adalah dua badan hukum yang berbeda dan mempunyai tanggung jawab yang berbeda pula satu sama lain sesuai dengan Undang-Undang No. Hal. 10 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Mahkamaa 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang telah ganti dengan Undangundang No. 40 tahun 2007 sehingga proses mutasi itu sendiri menunjukkan adanya Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak ; Bahwa Tergugat melakukan pemutusan hubungan kerja sepihak terhadap para Penggugat dengan cara melakukan mutasi ke PT. Indo Semar Mulya Karya dengan alasan efisiensi perusahaan ; Bahwa hubungan antara Tergugat dan para Penggugat adalah hubungan yang didasarkan pada perjanjian kerja yang tunduk pada Undang- Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan pasal 1320 jo pasal 1338 KUH Perdata tentang perikatan yang berarti tindakan Tergugat yang memutasi para Penggugat sama saja dengan pemutusan hubungan kerja dan masalah pemindahan para Penggugat ke perusahaan lain harus terlebih dahulu mendapat persetujuan kedua belah pihak ; Bahwa tindakan Tergugat juga nyata-nyata telah melanggar ketentuan Pasal 164 ayat 3 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyatakan sebagai berikut : - Pasal 164 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 : Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal 156 ayat (4) ; Bahwa tidak dipenuhinya hak atas pekerjaan dan hak atas upah para Penggugat sejak bulan Januari 2008 telah menimbulkan kerugian, dan oleh karenanya para Penggugat mempunyai kepentingan untuk mengajukan gugatan ini. Adapun kerugian tersebut adalah sebagai berikut : a. Tidak jelasnya status hak bekerja dan tidak dibayarkannya upah, THR, dan pesangon yang merupakan hak yuridis para Penggugat merupakan bentuk pelanggaran hukum dan telah menimbulkan akibat ketidakadilan bagi para Penggugat beserta keluarganya ; b. Tidak jelasnya status hak bekerja dan tidak dibayarkannya upah dan ahkamaa THR yang merupakan hak yuridis para Penggugat telah menimbulkan kerugian immateriil berupa dampak psikologis merasa terhina, tidak dihargai oleh perusahaan tempat para Penggugat mengabdi bertahun- Hal. 11 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Mahkamaa tahun lamanya, dan perasaan dieksploitasi tanpa diperhatikan hakhaknya. C. FAKTA-FAKTA HUKUM. Bahwa alasan dan fakta-fakta hukum yang mendasari gugatan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja ini adalah sebagai berikut : Bahwa para Penggugat adalah pekerja di tempat Tergugat dengan masa kerja lebih dari 3 tahun, berdasarkan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 2 tahun 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial merupakan pekerja/buruh : "Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain". Bahwa para Penggugat telah bekerja pada Tergugat dengan masa kerja, jabatan dan besari upah adalah sebagai berikut : No. Nama Bagian Mulai Bekerja Upah/Bulan 1 Riana Staff Retail 7 Mei 1993 Rp ,- 2 Endang Suganda Staff Gudang 14 Maret 1995 Rp ,- 3 Mardyah Staff Retail 04 Oktober 1991 Rp ,- 4 Guntur Efendi Staff Gudang 22 Maret 1983 Rp ,- Dengan upah terakhir yang diterima oleh masing-masing adalah pembayaran upah untuk bulan Desember Tahun Bahwa para Penggugat telah bekerja pada Tergugat dengan masa kerja, jabatan dan besar upah adalah sebagai berikut : A. Bahwa hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh Penggugat I dapat diuraikan sebagai berikut : Uang pesangon Sebesar 9 x 2 x Rp ,- : Rp ,- Uang penghargaan masa kerja 6 x Rp ,- : Rp ,- Uang pengganti hak berupa a. Sisa cuti sebesar 12/25 x Rp ,- : Rp ,- b. Penggantian perumahan dan ahkamaa pengobatan serta perawatan sebesar 15% x Rp ,- : Rp ,- Upah selama tidak dipekerjakan Hal. 12 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Mahkamaa - Upah Desember 2007 : Rp ,- - Sejak Januari 2008 s/d Juli 2008 sebesar 7 x Rp ,- : Rp ,-+ Jumlah : Rp ,- B. Bahwa hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh Penggugat II dapat diuraikan sebagai berikut : Uang pesangon sebesar 9 x 2 x Rp ,- : Rp ,- Uang penghargaan masa kerja 5 x Rp ,- : Rp ,- Uang pengganti hak berupa a. Sisa cuti sebesar 12/25 x Rp ,- : Rp ,- b. Penggantian perumahan dan pengobatan serta perawatan sebesar 15% X Rp ,- : Rp ,- Upah selama tidak dipekerjakan - Upah Desember 2007 : Rp ,- - Sejak Januari 2008 s/d Juli 2008 sebesar 7 x Rp ,- : Rp ,- + Jumlah : Rp ,- C. Bahwa hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh Penggugat III dapat diuraikan sebagai berikut : Uang pesangon Sebesar 9 x 2 x Rp ,- : Rp ,- Uang penghargaan masa kerja 6 x Rp ,- : Rp ,- Uang pengganti hak berupa c. Sisa cuti sebesar 12/25 x Rp ,- : Rp ,- d. Penggantian perumahan dan pengobatan serta perawatan sebesar 15% x Rp ,- : Rp ,- Upah selama tidak dipekerjakan ahkamaa - Upah Desember 2007 : Rp ,- - Sejak Januari 2008 s/d Juli 2008 sebesar 7 x Rp ,- : Rp ,-+ Hal. 13 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Mahkamaa Jumlah : Rp ,- D. Bahwa hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh Penggugat IV dapat diuraikan sebagai berikut : Uang pesangon Sebesar 9 x 2 x Rp ,- : Rp ,- Uang penghargaan masa kerja 10 x Rp ,- : Rp ,- Uang pengganti hak berupa e. Sisa cuti sebesar 12/25 x Rp ,- : Rp ,- f. Penggantian perumahan dan pengobatan serta perawatan sebesar 15% x Rp ,- : Rp ,- Upah selama tidak dipekerjakan - Upah Desember 2007 : Rp ,- - Sejak Januari 2008 s.d Juli 2008 sebesar 7 x Rp ,- : Rp ,-+ Jumlah : Rp ,- E. Sehingga jumlah hak yang seharusnya diterima oleh para Penggugat keseluruhannya adalah Rp ,- (seratus empat puluh tiga juta empat ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus sembilan belas rupiah). Bahwa para Penggugat seluruhnya adalah pengurus dan anggota pada Serikat Buruh Jabotabek Indo Semar Sakti (SBJISS) Federasi Serikat Buruh Jabotabek (FSBJ) ; Bahwa awal munculnya perselisihan mi disebabkan oleh adanya kebijakan dan Tergugat yang mengeluarkan surat dengan Nomor : 0433/Mts /Pers.I.S.S kepada Penggugat I, Nomor : 0431/Mts/ Pers.I.S.S kepada Penggugat II, Nomor : 0432/Mts/ Pers.I.S.S kepada Penggugat III, Nomor : 0430/Mts/Pers.I.S.S kepada Penggugat IV, yang pada intinya menyatakan bahwa para Tergugat memenuhi syarat untuk dilakukan mutasi ; Bahwa para Penggugat tidak menyetujui mutasi yang dilaksanakan oleh Tergugat karena selain tidak disosialisasikan kepada para Penggugat juga dikarenakan penempatan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian ahkamaa para Penggugat, dan mutasi itu sendiri merupakan pelecehan terhadap hakhak para pekerja ; Hal. 14 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Mahkamaa Bahwa itikad baik untuk menyelesaikan sengketa secara bipartit atas inisiatif para Penggugat tidak direspons dengan baik oleh Tergugat. Hal ini dibuktikan dengan surat para Penggugat Nomor 03/LC-1/2008, 04/LC- I/2008 dan 06/LC-I/2008 kepada Tergugat sebanyak 3 kali yang semuanya DITOLAK oleh Tergugat ; Bahwa sesuai mekanisme yang diatur dalam UU No. 2 tahun 2004, perselisihan PHK ini telah diupayakan melalui perundingan bipartit, namun Tergugat tidak memiliki itikad baik untuk melaksanakan perundingan tersebut. Selanjutnya ditempuh upaya penyelesaian Tripartit, namun pihak Tergugat juga tidak memiliki itikad baik untuk menghadiri perundingan, yang kemudian melalui mediator pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta yang kemudian mengeluarkan anjuran tertulis Nomor 117/ANJ/DNI /008 tertanggal 13 Juli Bahwa berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta Nomor 861/2003 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan Tergugat, di dalam Pasal 18 tentang : "Pelanggaran Tata Tertib Yang Dapat Mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja" menyatakan bahwa : "setiap karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib perusahaan, atau pelanggaran hukum atau merugikan perusahaan, dapat dikenakan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja dan akan dilaksanakan sesuai dengan prosedur UU No. 12/1964 Jo. KTMK No.150/Men/2000. Pelanggaran-pelanggaran tersebut antara lain : 1. melakukan penggelapan, pencurian atau pidana lainnya ; 2. melakukan penganiayaan terhadap pengusaha, keluarga pengusaha dan atau teman sekerja ; 3. memikat pengusaha, keluarga pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan/berbuat sesuatu yang melanggar hukum atau melakukan tindak kejahatan lainnya ; 4. merusak dengan sengaja atau karena kecerobohannya mengakibatkan rusak barang milik/kepunyaan perusahaan ; 5. memberikan keterangan palsu ; 6. mabuk berjudi dan berkelahi di tempat kerja ; 7. menghina secara kasar atau mengancam pengusaha, keluarga pengusaha, pimpinan atau teman sekerja ; ahkamaa 8. membongkar rahasia perusahaan atau rahasia rumah tangga perusahaan ; Hal. 15 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan Mahkamaa 9. dan hal-hal lain yang merupakan pelanggaran terhadap tata tertib perusahaan, hukum dan kelayakan atau merugikan perusahaan ; Bahwa Tergugat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap para Penggugat bertentangan dengan peraturan perusahaan Tergugat karena telah melakukan pemutusan hubungan kerja tidak sesuai dengan peraturan perusahaan tersebut. Bahwa dalam Pasal 155 ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan tegas disebutkan, "Selama Putusan Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya". Selanjutnya dalam pasal 170 dipertegas kembali, sebagai berikut : "Pemutusan Hubungan Kerja yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 151 (3) dan Pasal 168, kecuali Pasal 158 ayat (1), pasal 160 ayat (3), Pasal 162, dan pasal 169 batal demi hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan pekerja/buruh yang bersangkutan serta membayar seluruh upah dan hak yang seharusnya diterima". Bahwa berdasarkan Pasal 155 ayat 2 Jo Pasal 170 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Tergugat juga diwajibkan untuk membayar hak-hak para Penggugat selama proses perselisihan hubungan industrial. D. PERMOHONAN Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan anjuran dari Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka kami para Penggugat menuntut pembayaran hak-hak kami sebesar 9 (sembilan) kali ketentuan pasal 156 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di tambah hak-hak para Penggugat selama dalam proses yang berjumlah Rp ,- (seratus empat puluh tiga juta empat ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus sembilan belas rupiah). E. PERMOHONAN SITA JAMINAN. Bahwa oleh karena para Penggugat mempunyai sangkaan yang cukup beralasan menurut hukum, dan untuk menjamin agar gugatan para Penggugat tidak menjadi iiiusoir, maka para Penggugat mohon agar Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ahkamaa meletakkan sita jaminan terhadap : Sebidang Tanah dan Bangunan (kantor Tergugat) yang beralamat di Jalan Tubagus Angke No. 2 Jakarta Hal. 16 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Mahkamaa Dan selanjutnya terhadap sita jaminan tersebut dinyatakan sah dan berharga (goed en van waarde verklaren); F. PERMOHONAN MEMBAYAR UANG PAKSA (DWANGSOM). Bahwa agar Tergugat mau melaksanakan isi putusan dalam perkara ini dengan tertib maka para Penggugat mohon agar Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp ,- (seratus ribu rupiah) per orang per hari sehingga totalnya sebesar Rp ,- (empat ratus ribu rupiah) per hari dan dibayarkan secara tunai dan sekaligus atas kelalaian Tergugat dalam melaksanakan isi putusan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah putusan sampai dengan dibayarkannya ganti rugi kepada para Penggugat, serta Tergugat dihukum membayar biaya perkara yang timbul hingga putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde); Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas para Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberikan putusan sebagai berikut : DALAM PROVISI - Memerintahkan Tergugat berdasarkan ketentuan Pasal 96 UU No. 2 Tahun 2004 jo Pasal 155 UU No. 13 Tahun 2003 untuk membayar seluruh upah dan hak-hak yang biasa diterima para Penggugat yang pembayarannya dihentikan sejak bulan Desember 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 ; - Menyatakan bahwa sebidang tanah dan bangunan (kantor Tergugat) yang beralamat di Jalan Tubagus Angke No. 2 Jakarta milik Tergugat sah menjadi objek perkara dalam sita jaminan ; DALAM POKOK PERKARA - Menerima dan Mengabulkan gugatan para Penggugat seluruhnya ; - Memerintahkan kepada Tergugat, untuk membayar secara tunai seluruh upah dan hak-hak lain yang seharusnya diterima para Penggugat sebesar Rp ,- (seratus empat puluh tiga juta empat ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus sembilan belas rupiah) ; - Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara ; SUBSIDER Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo ahkamaa et bono) Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut : Hal. 17 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori Putusan Mahkamaa Gugatan Penggugat Cacat Formil Mengenai Pihak (Error In Persona) 1. Bahwa Penggugat dalam surat gugatannya telah menempatkan Tergugat sebagai pihak Tergugat dengan alasan karena Penggugat adalah pekerja/karyawan Tergugat ; 2. Bahwa berdasarkan Surat Nomor : 0430/Mts/Pers.I.S.S , 0431/ Mts/Pers.I.S.S , 0432/Mts/Pers.I.S.S , dan 0433/Mts/ Pers.I.S.S , kesemuanya tertanggal 6 Desember 2007, perihal : Mutasi Karyawan, Penggugat telah dimutasikan menjadi karyawan PT. INDO SEMAR MULYA KARYA terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008 ; 3. Bahwa berdasarkan uraian pada angka 2 (dua) di atas, terbukti bahwa terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008, Penggugat sudah menjadi pekerja/karyawan dan PT. INDO SEMAR MULYA KARYA, bukan karyawan Tergugat lagi ; 4. Bahwa dengan demikian terbukti bahwa gugatan Penggugat cacat formil mengenai pihak yang ditarik sebagai Tergugat (error in persona). Dengan demikian, maka gugatan Penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard); Gugatan Penggugat Kurang Pihak (Exceptio Plurium Litis Consortium) 5. Bahwa surat gugatan Penggugat hanya menarik Tergugat sebagai satusatunya pihak Tergugat dalam perkara a quo. Padahal berdasarkan uraian angka 1 (satu) sampai 4 (empat) di atas, terbukti bahwa Penggugat terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008 adalah karyawan/pekerja dari PT. INDO SEMAR MULYA KARYA ; 6. Bahwa dengan tidak diikutsertakannya PT. INDO SEMAR MULYA KARYA sebagai salah satu Tergugat dalam perkara a quo, maka surat gugatan Penggugat kurang pihak (Exceptio Plurium Litis Consortium). Dengan demikian, maka gugatan Penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard); Gugatan Penggugat Kabur Atau Tidak Jelas (Obscure Libels) 7. Bahwa bagian A. Dasar Gugatan dalam surat gugatan Penggugat, pada intinya Penggugat menjelaskan bahwa dasar gugatan adalah mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat, dan selanjutnya Penggugat menuntut kompensasi sebagaimana diuraikan pada angka 2 (dua) dan 3 (tiga) bagian C. Fakta-Fakta Hukum dalam surat ahkamaa gugatannya ; Bahwa pengertian mengenai Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 4 Undang-undang No. 2 Tahun Hal. 18 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori Putusan Mahkamaa 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial pada pokoknya menjelaskan bahwa perselisihan PHK terjadi karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak ; 8. Bahwa namun demikian pada bagian B. Alasan gugatan dalam surat gugatan Penggugat, Penggugat menjelaskan bahwa yang menjadi alasan gugatannya adalah terhadap mutasi yang dilakukan oleh Tergugat ; Bahwa perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan mutasi antara Tergugat dengan Penggugat atau keberatan Penggugat terhadap mutasi adalah perselisihan hak ; 9. Bahwa berdasarkan uraian di atas terbukti adanya penggabungan dasar gugatan, yaitu perselisihan pemutusan hubungan kerja dengan perselisihan hak yang mengakibatkan gugatan PENGGUGAT kabur atau tidak jelas (obscure libels). Dengan demikian, maka Gugatan PENGGUGAT harus ditolak atau setidaktidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) ; bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 214/PHI/PLW/2008/PN. Jkt. Pst. tanggal 16 Juni 2009 yang amarnya sebagai berikut : DALAM EKSEPSI : - Menolak Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya ; DALAM POKOK PERKARA : 1. Mengabulkan gugatan para Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan Tergugat telah melakukan tindakan pemutusan hubungan kerja kepada para Penggugat ; 3. Menyatakan putus hubungan kerja antara Tergugat dengan para Tergugat sejak dibacakan putusan ini ; 4. Menghukum Tergugat untuk membayar uang kompensasi sebagai akibat pemutusan hubungan kerja kepada para Penggugat secara tunai dengan perincian sebagai berikut : 1. RIANA (Penggugat I) Masa kerja : 16 tahun 1 bulan Upah per bulan : Rp ,- - Uang pesangon : ahkamaa 2 x 9 x Rp. Rp ,- = Rp ,- - Uang Penghargaan Masa Kerja : 1 x 6 x Rp. Rp ,- = Rp ,- Hal. 19 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 19

20 Direktori Putusan Mahkamaa - Uang Penggantian Hak 15% : 15% x Rp ,- = Rp ,- - Sisa cuti yang belum diambil : 12/25 x Rp ,- = Rp ,- - Upah selama tidak dipekerjakan : Desember 2007 s/d Juli x Rp ,- = Rp ,- + Total Keseluruhan Rp ,- 2. ENDANG SUGANDA (Penggugat II) Masa kerja : 14 tahun 3 bulan Upah per bulan : Rp ,- - Uang Pesangon : 2 x 9 x Rp. Rp ,- = Rp ,- - Uang Penghargaan Masa Kerja : 1 x 5 x Rp. Rp ,- = Rp ,- - Uang Penggantian Hak 15% : 15% x Rp ,- = Rp ,- - Sisa cuti yang belum diambil : 12/25 x Rp ,- = Rp ,- - Upah selama tidak dipekerjakan : Desember 2007 s/d Juli x Rp ,- = Rp ,- + Total Keseluruhan = Rp ,- 3. MARDIYAH (Penggugat III) Masa kerja : 17 tahun 8 bulan Upah per bulan : Rp ,- - Uang pesangon : 2 x 9 x Rp. Rp ,- = Rp ,- - Uang Penghargaan Masa Kerja : 1 x 6 x Rp. Rp ,- = Rp ,- - Uang Penggantian Hak 15% : 15% x Rp ,- = Rp ,- - Sisa cuti yang belum diambil : 12/25 x Rp ,- = Rp ,- ahkamaa - Upah selama tidak dipekerjakan : Desember 2007 s/d Juli 2008 Hal. 20 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 20

21 Direktori Putusan Mahkamaa 7 x Rp ,- = Rp ,- + Total Keseluruhan Rp ,- 4. GUNTUR EFENDI (Penggugat IV) Masa kerja : 26 tahun 3 bulan Upah per bulan: Rp ,- - Uang Pesangon : 2 x 9 x Rp. Rp ,- = Rp ,- - Uang Penghargaan Masa Kerja : 1 x 6 x Rp. Rp ,- = Rp ,- - Uang Penggantian Hak 15% : 15% x Rp ,- = Rp ,- - Sisa cuti yang belum diambil : 12/25 x Rp ,- = Rp ,- - Upah selama tidak dipekerjakan : Desember 2007 s/d Juli x Rp ,- = Rp ,- + Total Keseluruhan = Rp ,- Dengan total keseluruhan sebesar Rp (seratus empat puluh tiga rupiah) ; juta empat ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus sembilan belas 5. Membebankan biaya perkara yang timbul dari perkara ini kepada Negara sebesar Rp ,- (lima ratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat/Pelawan pada tanggal 16 Juni 2009 kemudian terhadapnya oleh Tergugat/Pelawan (dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 13 Juli 2009) diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 14 Juli 2009 dengan demikian permohonan kasasi tersebut telah melampaui tenggang waktu 14 (empat belas) hari kerja sebagaimana yang ditetapkan dalam pasal 110 UU No. 2 tahun 2004, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara a quo dibawah Rp maka berdasarkan ketentuan pasal 58 UU No. 2 Tahun 2004 para pihak dibebaskan dari biaya perkara, dan selanjutnya biaya perkara dalam tingkat kasasi dibebankan kepada Negara. ahkamaa Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 2 Tahun 2004, Undang- Undang No. 48 tahun 2009 dan Undang-Undang No. 14 tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Hal. 21 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 21

22 Direktori Putusan Mahkamaa UU No. 3 Tahun 2009 peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ; M E N G A D I L I : Menyatakan, bahwa permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. INDO SEMAR SAKTI tersebut tidak dapat diterima ; Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Negara ; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2010 oleh Prof. Rehngena Purba, SH., MS. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Horadin Saragih, SH., MH. dan Fauzan, SH., MH. Hakim-Hakim Ad Hoc PHI pada Mahkamah Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Misnawaty,SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak. Hakim-Hakim Anggota : K e t u a : ttd./horadin Saragih, SH., MH. ttd./fauzan, SH., MH. Panitera Pengganti : ttd./misnawaty, SH. Untuk Salinan Mahkamah Agung RI An. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus RAHMI MULYATI, SH., MH. NIP ttd./prof. Rehngena Purba, SH., MS. ahkamaa Hal. 22 dari 22 hal. Put. No. 021 K/Pdt. Sus/2010 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 22

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 209 K/PDT.SUS-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 703 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 11 PK/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1021 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 313 K/TUN/2000.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1411 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 966 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 2135 K/Pdt/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 961 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 477 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2789 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 259/B/2017/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus sengketa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 15 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 302 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1360 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 285 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 667 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 777 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 142 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 165 K/Pdt.Sus-PHI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No 286 K/PdtSus/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Idustrial dalam tingkat kasasi

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam persidangan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 664 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg

P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara perkara tertentu pada tingkat banding

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 4 K/Pdt.Sus-Parpol/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan partai politik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KASUS PERKARA. perkara gugatan Perselisihan Hubungan Industrial adapun yang

BAB II GAMBARAN UMUM KASUS PERKARA. perkara gugatan Perselisihan Hubungan Industrial adapun yang BAB II GAMBARAN UMUM KASUS PERKARA A. Kronologi Kasus Sehubungan dengan perkara No. 722/K/Pdt.Sus/2011 tentang perkara gugatan Perselisihan Hubungan Industrial adapun yang mengajukan gugatan adalah Sayed

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 38 K/TUN/1997 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 101/Pdt.G/2016/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar, yang memeriksa dan mengadili perkara Ekonomi Syariah pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 13/ PDT/G/2013/ PN.JKT.IM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang mengadili perkara perdata pada peradilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB XII PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 150 Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang ini meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 125 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG

PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1467 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 237 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 40 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1094 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 52/PDT/2012/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N Nomor : 52/PDT/2012/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor : 52/PDT/2012/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan yang memeriksa dan mengadili perkara - perkara perdata pada peradilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1263 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 493 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 141 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR : 230 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

PUTUSAN NOMOR : 230 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G PUTUSAN NOMOR : 230 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 977 K/Pdt/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 276/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 276/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 276/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam pengadilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 388 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa S A L I N A N P U T U S A N Nomor : 75/Pdt.G/2010/PTA.Sby BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N NO. 494 PK/Pdt/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam peninjauan kembali telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI

BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI Awal permasalahan ini muncul ketika pembayaran dana senilai US$ 16.185.264 kepada Tergugat IX (Adi Karya Visi),

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 28/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor: 87/PDT/2016/PT.DKI DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jakarta yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa

P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007.

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007. 1. Tergugat telah berselingkuh dengan wanita lain bernama Xxx dan telah dikawin sirri tanpa seizin Penggugat ; 2. Tergugat sering menyakiti badan Penggugat dengan tanpa alasan ; 3. Sejak April 2004 Tergugat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1084 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia kama Direktori Putusan Mahkamaa red79;p U T U S A N NOMOR : 197/B/2010/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 354 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.83 K/TUN/07

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.83 K/TUN/07 P U T U S A N No. 83 K/TUN/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1126 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pekerja/buruh dan Pengusaha Berdasarkan Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pekerja/buruh adalah Setiap orang yang bekerja

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 46 K/AG/2006

P U T U S A N NOMOR: 46 K/AG/2006 P U T U S A N NOMOR: 46 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR : 103 K/AG/2007

PUTUSAN NOMOR : 103 K/AG/2007 PUTUSAN NOMOR : 103 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 271/PDT/2011/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N Nomor : 271/PDT/2011/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor : 271/PDT/2011/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, berdasarkan Penetapan penunjukan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN --------------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hubungan industrial

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek) PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek) PENERAPAN HUKUM ACARA PERDATA KHUSUS PENGADILAN HUBUNGAN

Lebih terperinci

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1) HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN XIII) PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1) copyright by Elok Hikmawati 1 Pemutusan Hubungan Kerja Pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 74 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jalan Medan Merdeka Utara No. 9 13 JAKARTA PUSAT PETIKAN PUTUSAN PASAL 226 KUHAP Nomor 434 K/PID/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA

Lebih terperinci

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG. l a w a n :

P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG. l a w a n : P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci