PERANGKAT PEMBELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANGKAT PEMBELAJARAN"

Transkripsi

1 PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH : RISET OPERASI KODE : MKK DOSEN : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. SUPARDI, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

2 KONTRAK PEMBELAJARAN RISET OPERASI MKK Semester III / 3 SKS Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. SUPARDI, M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

3 A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah : RISET OPERASI Semester / SKS : III / 3 SKS Pengampu Mata Kuliah : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. SUPARDI, M.Pd. Kode Mata Kuliah : MKK B. Manfaat Mata Kuliah Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Mengenal riset operasi sebagai penunjang pengambilan keputusan 2. Memahami syarat-syarat pemecahan persoalan riset operasi 3. Memahami masalah teknis dalam riset operasi 4. Memahami berbagai metode pemecahan masalah riset operasi C. Deskripsi Mata Kuliah Riset operasi adalah mata kuliah yang mempelajari tentang model matematis untuk pengambilan keputusan secara ilmiah. Riset operasi mempelajari tentang masalah transportasi (distribusi barang hasil produksi), masalah penugasan unsur-unsur dalam suatu perusahaan/industri untuk pengambilan keputusan. Riset operasi juga mempelajari tentang teori permainan yang aplikasinya dapat digunakan perusahaan untuk melakukan strategi dalam menghadapi kompetitornya. Materi terakhir dalam riset operasi adalah membentuk permasalahan dalam model matematika dan jaringan. Materi ini adalah pengenalan pada materi Teori Graph. D. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 1. Menyelesaikan permasalahan transportasi 2. Menyelesaikan permasalahan penugasan 3. Menerapkan teori permainan dalam penyelesaian masalah Indikator 1.1 Membentuk permasalahan transportasi kedalam model matematika dan tabel transportasi 1.2 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan metode sudut barat laut 1.3 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan metode Least Cost 1.4 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan VAM (Vogel s Approximation Methods) 1.5 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan RAM (Russell s Approximation Methods) 1.6 Menentukan penyelesaian optimal permasalahan transportasi dengan metode Stepping Stone 1.7 Menentukan penyelesaian optimal permasalahan transportasi dengan Metode MODI (Modification of Distribution) 1.8 Mengidenifikasi kejadian khusus pada permasalahan transportasi 2.1 Menentukan model matematika pada permasalahan penugasan 2.2 Menentukan nilai minimal dari suatu permasalahan penugasan 2.3 Menentukan nilai maksimal dari suatu permasalahan penugasan 3.1 Menentukan solusi dari permasalahan teori permainan strategi murni. 3.2 Menentukan solusi dari permasalahan teori permainan

4 4. Membentuk model matematika dan menkonstruksi model jaringan dari suatu permasalahan strategi campuran. 4.1 Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Distribusi terkendali 4.2 Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Aliran Maksimal 4.3 Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Rute terpendek 4.4 Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Rentang Jaringan Minimal E. Organisasi Materi F. Pendekatan Dan Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran yang digunakan mengarah pada Active Learning. Metode-metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Practice Rehearsal Pairs 2. Kelompok Belajar (The Study Group) 3. Two stay two stray 4. Gallery of Learning 5. The Learning Cell G. Sumber Belajar [1] Aminudin Prinsip prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga [2] Siswanto Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga H. Penilaian Dan Kriteria Pembelajaran 1. Presensi dan Keaktifan : 30 % 2. Tugas Terstruktur : 20 % 3. UTS : 20 % 4. UAS : 30 % 100 % I. Jadwal Perkuliahan Pertemuan P E M B E L A J A R A N Materi : Materi : Membentuk permasalahan transportasi kedalam model matematika dan tabel transportasi Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan metode sudut barat laut Materi : Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan metode Least Cost Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan VAM (Vogel s Approximation Methods) Materi : Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan RAM (Russell s Approximation Methods) Materi : Menentukan penyelesaian optimal permasalahan transportasi dengan metode Stepping Stone

5 6 7 Menentukan penyelesaian optimal permasalahan transportasi dengan Metode MODI (Modification of Distribution) Materi : Mengidenifikasi kejadian khusus tidak seimbang pada permasalahan transportasi Materi : Mengidenifikasi kejadian khusus degenerasi dan redundansi pada permasalahan transportasi QUIZ 1 8 Ujian Tengah Semester 9 Materi : Menentukan model matematika pada permasalahan penugasan Menentukan nilai minimal dari suatu permasalahan penugasan 10 Materi : Menentukan nilai maksimal dari suatu permasalahan penugasan QUIZ II Materi : Menentukan solusi dari permasalahan teori permainan strategi murni. Menentukan solusi dari permasalahan teori permainan strategi campuran. Materi : Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Distribusi terkendali Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Aliran Maksimal Materi : Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Rute terpendek Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Rentang Jaringan Minimal 15 REVIEW: Persiapan Ujian Semester 16 Ujian Akhir Semester

6 UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILABUS Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Kode Mata Kuliah : MKK Mata Kuliah : RISET OPERASI Bobot : 3 SKS Semester : III Mata Kuliah Prasyarat : Aljabar, Program Linear Standar Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan transportasi, penugasan dengan menggunakan berbagai metode serta menentukan solusi dari beberapa permasalahan operasional dengan teori permainan dan jaringan. Kompetensi Dasar Indikator Pengalaman Belajar Materi Pokok 1. Menyelesaikan permasalahan transportasi 1.1 Membentuk permasalahan transportasi kedalam model matematika dan tabel transportasi 1.2 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan metode sudut barat laut 1.3 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan metode Least Cost 1.4 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan VAM (Vogel s Approximation Methods) 1.5 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan RAM (Russell s Approximation Methods) 1.6 Menentukan penyelesaian optimal permasalahan transportasi dengan metode Stepping Stone 1.7 Menentukan penyelesaian optimal permasalahan transportasi dengan Tatap muka Memberikan deskripsi tentang permasalahan transportasi Memberikan penjelsana tentang tabel transportasi dan interpretasinya Menjelaskan algoritma pemecahan masalah transportasi, yaitu: 1. Penyelesaian awal Metode Sudut Barat Laut Metode Least Cost Vogel s Approximation Methods Russell s Approximation Methods 2. Penyelesaian Optimal Metode Stepping Stone Metode MODI Memberikan permasalahan transportasi dengan kejadian khusus. 1. Permintaan > Penawaran 2. Permintaan < Penawaran 3. Degenerasi 4. Redundansi Penyelesaian Awal Metode Transportasi Penyelesaian Optimal Metode Transportasi Kejadian Khusus Metode Transportasi Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/ Alat Sumber : Buku panduan mata kuliah Riset Operasi Alat : Laptop, LCD, Whiteboard Penilaian/ Evaluasi Bentuk evaluasi : Pre-test Post-test Instrumen : Lembar Kerja Individu Lembar Kegiatan kelompok

7 2. Menyelesaikan permasalahan penugasan 3. Menerapkan teori permainan dalam penyelesaian masalah 4. Membentuk model matematika dan menkonstruksi model jaringan dari suatu permasalahan Metode MODI (Modification of Distribution) 1.8 Mengidenifikasi kejadian khusus pada permasalahan transportasi 2.1 Menentukan model matematika pada permasalahan penugasan 2.2 Menentukan nilai minimal dari suatu permasalahan penugasan 2.3 Menentukan nilai maksimal dari suatu permasalahan penugasan 3.1 Menentukan solusi dari permasalahan teori permainan strategi murni. 3.2 Menentukan solusi dari permasalahan teori permainan strategi campuran. 4.5 Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Distribusi terkendali 4.6 Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Aliran Maksimal 4.7 Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Rute terpendek 4.8 Menentukan model matematika dan bentuk jaringan dari permasalahan Rentang Jaringan Minimal Kegiatan terstruktur Mendiskusikan berbagai permasalahan trasportasi Post-test Tatap muka Memberikan deskripsi singkat tentang permasalahan penugasan Menjelaskan secara singkat tentang Metode Hungarian untuk memecahkan permasalahan penugasan minimal Meminta mahasiswa mendiskusikan tentang permasalahan penugasan maksimal Kegiatan terstruktur Mendiskusikan berbagai kejadian yang muncul saat optimasi dengan metode Hungarian Post-test Tatap muka Memberikan deskripsi tentang permasalahan pemilihan strategi permainan Memberikan penjelasan tentang penggunaan Teori Permainan dalam memecakan masalah Menjelaskan tentang Permaianan dengan Strategi Murni Menjelaskan tentang Permaianan dengan Strategi Campuran Kegiatan terstruktur Mendiskusikan berbagai kejadian pada teori Permainan Post-test Tatap muka Memberikan deskripsi singkat tentang jaringan Menjelaskan bentuk jaringan dan model matematika dari permasalahan berikut: 1. Distribusi terkendali 2. Aliran Maksimal 3. Rute terpendek 4. Rentang Jaringan Minimal Kegiatan terstruktur Mendiskusikan berbagai permasalahan jaringan Post-test Daerah penyelesaian dari pertidaksamaan linear Penentuan daerah layak (feasible region). Meetode grafik dengan titik ekstrim. Metode grafik dengan isoline Menentukan nilai optimum dari kejadian khusus Permainan dengan Strategi Murni Permainan dengan Strategi Campuran Model jaringan utuk Distibusi Terkendali, Aliran Maksimal, Rute Terpendek dan Rentang Jaringan Minimal Sumber : Buku panduan mata kuliah Riset Operasi Alat : Laptop, LCD, Whiteboard Sumber : Buku panduan mata kuliah Riset Operasi Alat : Laptop, LCD, Whiteboard Sumber : Buku panduan mata kuliah Riset Operasi Alat : Laptop, LCD, Whiteboard Bentuk evaluasi : Pre-test Post-test Instrumen : Lembar Kerja Individu Lembar Kegiatan kelompok Bentuk evaluasi : Pre-test Post-test Instrumen : Lembar Kerja Individu Lembar Kegiatan kelompok Bentuk evaluasi : Pre-test Post-test Instrumen : Lembar Kerja Individu Lembar Kegiatan kelompok

8 RENCANA MUTU PERKULIAHAN (RMP) Nama Dosen : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. SUPARDI, M.Pd. Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Mata Kuliah : RISET OPERASI Kode Mata Kuliah : MKK Bobot : 3 SKS Semester : III Pertemuan ke- : 1 s.d 3 Standart Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan transportasi, penugasan dengan menggunakan berbagai metode serta menentukan solusi dari beberapa permasalahan operasional dengan teori permainan dan jaringan Kompetensi Dasar : 1. Menyelesaikan permasalahan transportasi Indikator : 1.1 Membentuk permasalahan transportasi kedalam model matematika dan tabel transportasi 1.2 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan metode sudut barat laut 1.3 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan metode Least Cost 1.4 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan VAM (Vogel s Approximation Methods) 1.5 Menentukan penyelesaian awal permasalahan transportasi dengan RAM (Russell s Approximation Methods) Tujuan : 1.1 Menyusun permasalahan transportasi kedalam model matematika dan tabel transportasi 1.2 Menentukan penyelesaian awal dengan metode sudut barat laut 1.3 Menentukan penyelesaian awal dengan metode Least Cost 1.4 Menentukan penyelesaian awal dengan VAM (Vogel s Approximation Methods) 1.5 Menentukan penyelesaian awal dengan RAM (Russell s Approximation Methods) MATERI METODE PEMBELAJARAN Learning Cell LANGKAH PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 No. Tahap Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan a. Apersepsi Memberi gambaran tentang permasalahan program linear b. Motivasi Memberikan gambaran tentang permasalahan program linear dalam kehidupan sehari-hari 2. Penyajian Eksplorasi a. Memberikan permasalahan program linear kemudian menjelaskan tentang penentuan variabel keputusan, fungsi kendala dan fungsi Alokasi Waktu 10 menit 15 menit 15 menit

9 tujuan. b. Membentuk siswa dalam beberapa kelompok Elaborasi a. Memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok yang berisi contoh permasalahan. b. Setiap kelompok dibagi lagi menjadi 2 grup. Setiap grup menuliskan pertanyaan berkaitan dengan materi. c. Pada kesempatan pertama, grup I bertugas sebagai penanya dan grup II menjawab pertanyaan. Setelah itu, bergantian grup II bertanya, dan grup I menjawab. Eksplanasi Menunjuk perwakilan dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, untuk kemudian dibahas secara klasikal. 3. Penutup Refleksi dan Evaluasi Secara individu, mahasiswa diminta membuat satu permasalahan program linear kemudian membentuknya dalam model matematika 10 menit 5 menit 10 menit 30 menit 25 menit 30 menit MEDIA PEMBELAJARAN Whiteboard, LCD, Laptop SUMBER BELAJAR [1] Aminudin Prinsip prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga [2] Ruminta Matriks, Persamaan Linear dan Pemorograman Linear. Bandung : Rekayasa Sains [3] Siswanto Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga [4] Handout Kuliah PENILAIAN 1. Teknik : Hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi, hasil post-test 2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

10 RENCANA MUTU PERKULIAHAN (RMP) Nama Dosen : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. NIP : Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Mata Kuliah : PROGRAM LINEAR Kode Mata Kuliah : MKK Bobot : 3 SKS Semester : II Pertemuan ke- : 2 Standart Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan program linear dengan menggunakan berbagai metode Kompetensi Dasar : 2. Menyelesaikan permasalahan program linear dengan metode grafik Indikator : 2.1 Menentukan daerah layak (feasible region) dari permasalahan program linear. Tujuan : Menentukan daerah feasible dari permalsalahan program linear MATERI PENYELESAIAN PERMASALAHAN PROGRAM LINEAR DAERAH LAYAK (FEASIBLE REGION) Pada setiap kasus pemrograman linear, susunan dari kendala-kendala akan membentuk suatu bidang yang menjadi tempat kedudukan bagi variabel-variabel yang memenuhi seluruh kendala. Fungsi Pembatasnya : a b 1 (i) a 7 (iii) 3a + 2b 12 (ii) b 6 (iv) b 3 (v) (i) b (ii) b a 4 a (iii) b (iv) dan (V) b a a Gambar 1.1

11 Jika keempat daerah tersebut dijadikan satu bidang kemudian dicari irisannya diperoleh : Gambar 1.2 Masing-masing kendala pertidaksamaan di atas menjangkau suatu bidang penyelesaian dimana variabel-variabel keputusan memenuhi fungsi-fungsi matematikanya. Perpotongan antara bidang penyelesaian dari masing-masing kendala membentuk suatu bidang baru yang dinamakan dengan daerah layak (feasible region). Oleh karena itu, penyelesaian optimum, yaitu variabel-variabel keputusan yang memenuhi seluruh kendala dan mengakibatkan fungsi tujuan bernilai ekstrim, pasti terletak pada daerah layak. METODE PEMBELAJARAN Learning Cell LANGKAH PEMBELAJARAN No. Tahap Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan a. Apersepsi Memberikan permasalahan program linear kemudian menjelaskan tentang penentuan variabel keputusan, fungsi kendala dan fungsi tujuan b. Motivasi Memberikan gambaran tentang permasalahan program linear dalam kehidupan sehari-hari 2. Penyajian Eksplorasi a. Memberikan permasalahan program linear kemudian meminta mahasiswa menjelaskan tentang penentuan variabel keputusan, fungsi kendala dan fungsi tujuan. b. Membentuk siswa dalam beberapa kelompok Elaborasi a. Memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok yang berisi contoh permasalahan penetuan daerah feasible. b. Setiap kelompok dibagi lagi menjadi 2 grup. Setiap grup menuliskan pertanyaan berkaitan dengan materi. c. Pada kesempatan pertama, grup I bertugas sebagai penanya dan grup II menjawab pertanyaan. Setelah itu, bergantian grup II bertanya, dan grup I menjawab. Eksplanasi Menunjuk perwakilan dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, untuk kemudian dibahas secara klasikal. 3. Penutup Refleksi dan Evaluasi Secara individu, mahasiswa diminta membuat satu permasalahan program linear kemudian membentuknya dalam model matematika Alokasi Waktu 10 menit 15 menit 15 menit 10 menit 5 menit 10 menit 30 menit 25 menit 30 menit MEDIA PEMBELAJARAN Whiteboard, LCD, Laptop

12 SUMBER BELAJAR [1] Aminudin Prinsip prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga [2] Ruminta Matriks, Persamaan Linear dan Pemorograman Linear. Bandung : Rekayasa Sains [3] Siswanto Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga [4] Handout Kuliah PENILAIAN 1. Teknik : Hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi, hasil post-test 2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

13 RENCANA MUTU PERKULIAHAN (RMP) Nama Dosen : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. NIP : Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Mata Kuliah : PROGRAM LINEAR Kode Mata Kuliah : MKK Bobot : 3 SKS Semester : II Pertemuan ke- : 3 Standart Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan program linear dengan menggunakan berbagai metode Kompetensi Dasar : 2. Menyelesaikan permasalahan program linear dengan metode grafik Indikator : 2.2 Menentukan nilai optimum permasalahan program linear dengan metode grafik menggunakan isoline. Tujuan : Menentukan penyelesaian basis awal yang feasible Menggunakan bantuan isoline untuk mengevaluasi optimasi nilai fungsi tujuan MATERI METODE GRAFIK DENGAN ISOLINE Ada dua cara untuk menentukan solusi optimum pada daerah layak (feasible region) dengan metode grafik. Teknik yang pertama adalah dengan teknik kesamaan garis (isoline). Langkah yang dilakukan untuk menentukan solusi optimum dengan teknik isoline adalah : 1. Tentukan kemiringan garis fungsi tujuan (merupakan himpunan infinitif dari isoline) Pilihlah titik tertentu pada daerah layak Gambarkan garis fungsi tujuan yang mengenai titik tersebut 2. Tentukan arah peningkatan/penurunan dari fungsi tujuan persoalan maksimum/minimum. Pilih dua garis (isoline) fungsi tujuan di daerah layak dan evaluasi nilai fungsi tujuan pada kedua garis isoline. 3. Ikuti arah peningkatan/penurunan sampai mencapai titik batas (sudut) dimana peningkatan/penurunan dari fungsi tujuan keluar dari daerah layak. 4. Solusi optimum diperoleh dari titik batas dimana peningkatan atau penurunan dari fungsi tujuan akan meninggalkan daerah layak. Contoh 1.3 Untuk mengetahui proses penentuan solusi optimum dari suatu permasalahan program linear menggunakan metode grafik dengan teknik isoline, lebih jelasnya perhatikan gambar berikut. Z2 Z4 (Solusi Optimum) Maksimum Z3 Z3 (Solusi Optimum) Minimum Z1 Z4

14 METODE PEMBELAJARAN Learning Cell No. Tahap Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan a. Apersepsi Memberi permasalahan program linear kemudian menentukan daerah layaknya serta memberikan gambaran penggunaannya dalam menentukan nilai optimum fungsi b. Motivasi Memberikan gambaran tentang kaitan titik ekstrim dan daerah layak dari sistem pertidaksamaan linear untuk penentuan nilai optimum dari permasalahan program linear 2. Penyajian Eksplorasi a. Memberikan permasalahan program linear kemudian meminta mahasiswa membentuk dalam model matematis, yang meliputi penentuan variabel keputusan, fungsi kendala dan fungsi tujuan. b. Membentuk siswa dalam beberapa kelompok Elaborasi d. Memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok yang berisi contoh permasalahan beserta langkah pemecahannya dengan metode titik ekstrim menggunakan isoline. e. Setiap kelompok dibagi lagi menjadi 2 grup. Setiap grup menuliskan pertanyaan berkaitan dengan materi. f. Pada kesempatan pertama, grup I bertugas sebagai penanya dan grup II menjawab pertanyaan. Setelah itu, bergantian grup II bertanya, dan grup I menjawab. Eksplanasi Menunjuk perwakilan dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, untuk kemudian dibahas secara klasikal. 3. Penutup Refleksi dan Evaluasi Secara individu, mahasiswa diminta membuat satu permasalahan program linear kemudian di selesaikan sendiri dengan metode grafik menggunakan isoline. Alokasi Waktu 15 menit 10 menit 15 menit 10 menit 5 menit 10 menit 30 menit 25 menit 30 menit MEDIA PEMBELAJARAN Whiteboard, LCD, Laptop SUMBER BELAJAR [1] Aminudin Prinsip prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga [2] Ruminta Matriks, Persamaan Linear dan Pemorograman Linear. Bandung : Rekayasa Sains [3] Siswanto Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga [4] Handout Kuliah PENILAIAN 1. Teknik : Hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi, hasil post-test 2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

15 RENCANA MUTU PERKULIAHAN (RMP) Nama Dosen : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. NIP : Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Mata Kuliah : PROGRAM LINEAR Kode Mata Kuliah : MKK Bobot : 3 SKS Semester : II Pertemuan ke- : 4 Standart Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan program linear dengan menggunakan berbagai metode Kompetensi Dasar : 2. Menyelesaikan permasalahan program linear dengan metode grafik Indikator : 2.3 Menentukan nilai optimum permasalahan program linear menggunakan metode grafik dengan menentukan titik ekstrim. Tujuan : Menggunakan bantuan titik ekstrim untuk mengevaluasi optimasi nilai fungsi tujuan MATERI METODE GRAFIK DENGAN BANTUAN TITIK EKSTRIM Teknik kedua untuk menentukan solusi optimum pada daerah layak (feasible region) dengan metode grafik adalah titik ekstrim. Titik ekstrim merupakan titik-titik sudut pada daerah layak. Nilai ekstrim dari fungsi tujuan pasti terletak pada salah satu titik ekstrim. Langkah yang dilakukan untuk menentukan solusi optimum dengan teknik titik ekstrim adalah : 1. Tentukan irisan (intersection) daerah penyelesaian dari semua fungsi kendala, sehingga diperoleh daerah layak (feasible region). 2. Tentukan tiitik ekstrim (titik sudut) dari daerah layak. 3. Evaluasi nilai fungsi tujuan pada setiap titik ekstrim daerah layak. Solusi optimum terletak pada salah satu titik ekstrim daerah layak. 4. Tentukan nilai optimumnya, dengan aturan: nilai terbesar dari evaluasi pada langkah 3 menjadi nilai maksimum, dan nilai terkecilnya menjadi nilai minimum Contoh 1.4 Untuk mengetahui proses penentuan solusi optimum dari suatu permasalahan program linear menggunakan metode grafik dengan teknik isoline, lebih jelasnya perhatikan gambar berikut. C B O A

16 Jika fungsi tujuan dari permasalahan diatas adalah Z, setelah ditentukan koordinat titik O, A, B, dan C, maka selanjutnya eveluasi nilai Z di setiap titik tersebut. Tentukan ZO, ZA, ZB, dan ZC. Nilai maksimum = maks (ZO, ZA, ZB, ZC) Nilai minimum = min (ZO, ZA, ZB, ZC) METODE PEMBELAJARAN Kelompok belajar (The Study Group) LANGKAH PEMBELAJARAN No. Tahap Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan a. Apersepsi Memberi permasalahan program linear kemudian menentukan daerah layaknya serta memberikan gambaran penggunaannya dalam menentukan nilai optimum fungsi b. Motivasi Memberikan gambaran tentang kaitan titik ekstrim dan daerah layak dari sistem pertidaksamaan linear untuk penentuan nilai optimum dari permasalahan program linear 2. Penyajian Eksplorasi a. Memberikan berbagai permasalahan program linear yang memuat kejadian khusus berikut : b. Membentuk siswa dalam beberapa kelompok Elaborasi Setiap kelompok diminta menentukan nilai optimum dari berbagai permasalahan pemrograman linear. Eksplanasi Menunjuk perwakilan dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, untuk kemudian dibahas secara klasikal. 3. Penutup Refleksi dan Evaluasi Secara individu, mahasiswa diminta membuat satu permasalahan program linear kemudian di selesaikan sendiri dengan metode grafik menggunakan titik ekstrim. Alokasi Waktu 15 menit 5 menit 10 menit 50 menit 50 menit 20 menit MEDIA PEMBELAJARAN Whiteboard, LCD, Laptop SUMBER BELAJAR [1] Aminudin Prinsip prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga [2] Ruminta Matriks, Persamaan Linear dan Pemorograman Linear. Bandung : Rekayasa Sains [3] Siswanto Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga [4] Handout Kuliah PENILAIAN 1. Teknik : Hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi, hasil post-test 2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

17 RENCANA MUTU PERKULIAHAN (RMP) Nama Dosen : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. NIP : Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Mata Kuliah : PROGRAM LINEAR Kode Mata Kuliah : MKK Bobot : 3 SKS Semester : II Pertemuan ke- : 5 Standart Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan program linear dengan menggunakan berbagai metode Kompetensi Dasar : 2. Menyelesaikan permasalahan program linear dengan metode grafik Indikator : 2.4 Menentukan nilai optimum dari kejadian khusus yang muncul saat optimasi dengan metode grafik. Tujuan : Mengidentifikasi ciri kasus degenerasi Mengidentifikasi ciri kasus optimal alternatif Mengidentifikasi ciri kasus penyelesaian tidak terbatas Mengidentifikasi ciri kasus penyelesaian tidak feasible MATERI KEJADIAN KHUSUS PADA METODE GRAFIK Permasalahan program linear terkadang ada yang memiliki lebih dari satu penyelesaian, atau memiliki penyelesaian yang nilainya tidak terbatas, bahkan ada permasalahan yang tidak dapat dicari penyelesaiannya. Berikut akan dibahas berbagai kejadian khusus yang dapat muncul saat optimasi fungsi tujuan dengan menggunakan metode grafik. 1. Degenerasi Satu titik terbentuk dari perpotongan antara dua buah garis. Apabila terjadi perpotongan tiga garis melalui satu titik maka kejadian ini disebut dengan over determined. Over deternimed inilah yang menyebabkan salah satu kejadian khusus pada metode grafik, yaitu degenerasi. Dengan alasan ini dapat dikatakan bahwa terdapat satu batasan yang melimpah atau berlebih. Batasan yang seperti ini dinamakan dengan batasan redundan (redundant constarins). 2. Optimal Alternatif Dalam kejadian ini terdapat beberapa alternatif penyelesaian optimal pada suatu permasalahan. Hal ini terjadi apabila fungsi tujuan sejajar dengan fungsi batasan pembentuk penyelesaian optimal. Akibatnya, fungsi tujuanakan bernilai optimal sama pada lebih dari satu titik penyelesaian. 3. Penyelesaian tidak feasible Suatu model pemrograman linear dikatakan memiliki penyelesaian tak feasible apabila fungsi-fungsi batasan dalam model tersebut tidak dapat dipenuhi secara simultan. Dengan kata lain, Interseksi dari semua fungsi batasan yang ada tidak dapat ditemukan. 4. Penyelesaian tidak terbatas Pada model masalaah program linear ada beberapa model dimana variabel-variabel tersebut dapat dinaikkan sampai tak terhingga tanpa melanggar fungsi batasan. Hal ini berarti ruang penyelesaian atau daerah penyelesaian dari permasalahan pemrograman linear tersebut tidak terbatas. Akibatnya, nilai fungsi tujuan dalam kasus memaksimumkan dapat naik sampai tak terhingga. Melihat kejadian

18 ini dikatakan bahwa permasalahan pemrograman linear tersebut memiliki daerah penyelesaian yang tak terbatas dan nilai fungsi tujuannya pun tidak terbatas. METODE PEMBELAJARAN Kelompok belajar (The Study Group) LANGKAH PEMBELAJARAN No. Tahap Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi Memberikan gambaran tentang kejadian khusus permasalahan program linear, karena kemungkinan ada permasalahan yang tidak memiliki penyelesaian atau bahkan penyelesaiannya tidak tunggal. 2. Penyajian Eksplorasi a. Memberikan berbagai permasalahan program linear yang memuat kejadian khusus berikut : 1). Degenerasi 2). Optimal alternatif 3). Penyelesaian tidak terbatas 4). Penyelesaian tidak layak b. Membentuk siswa dalam beberapa kelompok Elaborasi Setiap kelompok diminta menentukan nilai optimum dari berbagai permasalahan pemrograman linear. Eksplanasi Menunjuk perwakilan dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, untuk kemudian dibahas secara klasikal. 3. Penutup Refleksi dan Evaluasi Secara individu, mahasiswa diminta membuat satu permasalahan program linear kemudian di selesaikan sendiri dengan metode grafik menggunakan titik ekstrim. Alokasi Waktu 15 menit 5 menit 10 menit 50 menit 50 menit 20 menit MEDIA PEMBELAJARAN Whiteboard, LCD, Laptop SUMBER BELAJAR [1] Aminudin Prinsip prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga [2] Ruminta Matriks, Persamaan Linear dan Pemorograman Linear. Bandung : Rekayasa Sains [3] Siswanto Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga [4] Handout Kuliah PENILAIAN 1. Teknik : Hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi, hasil post-test 2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

19 RENCANA MUTU PERKULIAHAN (RMP) Nama Dosen : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. NIP : Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Mata Kuliah : PROGRAM LINEAR Kode Mata Kuliah : MKK Bobot : 3 SKS Semester : II Pertemuan ke- : 7 Standart Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan program linear dengan menggunakan berbagai metode Kompetensi Dasar : 3. Menyelesaikan permasalahan program linear dengan metode simpleks Indikator : 3.1 Menentukan bentuk standar dari model matematika. Tujuan : Mengubah permasalahan pemrograman linear menjadi bentuk standar MATERI PENDAHULUAN Apabila suatu persoalan program linear hanya mengandung dua variabel keputusan, maka untuk menentukan solusinya dapat dilakukan dengan metode grafik. Akan tetapi apabila permasalahan mengandung tiga variabel atau lebih, maka akan sangat sulit, bahkan tidak bisa dilakukan optimasi dengan metode grafik sehingga diperlukan metode lain untuk menentukan titik serta nilai optimumnya. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode simpleks. Gagasan metode simpleks adalah menerjemahkan definisi geometris atau grafik dari titik ekstrim atau titik sudut menjadi definisi aljabar. Metode simpleks adalah suatu teknik penyelesaian pemrograman linear secara iterasi. Metode simpleks mencari suatu penyelesaian dasar yang feasible ke penyelesaian dasar feasible lainnya yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga akhirnya tercapai suatu penyelesaian optimum. Setiap tahap penyelesaian menghasilkan nilai fungsi tujuanyang selalu lebih optimum atau sama dari tahap-tahap penyelesaian sebelumnya. Metode simpleks sangat sistematik dan dilengkapi test kriteria yang dapat memberitahukan kapan perhitungan harus dilanjutkan atau dihentikan sampai diperoleh solusi optimum. BENTUK STANDAR MODEL PROGRAM LINEAR Pada metode simpleks permasalahan pemrograman linear selalu diubah menjadi bentuk standart (bentuk kanonik). Ciri dari bentuk kanonik adalah sebagai berikut : 1. Semua batasan atau kendala adalah persamaan dengan sisi kanan yang non negatif. 2. Semua variabel keputusan adalah non negatif. 3. Fungsi tujuan dapat berupa maksimasi dan minimasi. Secara umum bentuk kanonik dari permasalahan program linear adalah sebagai berikut : Optimumkan : Dengan batasan : Z = c1x1 + c2x cnxn a11x1 + a12x a1nxn = b1 a21x1 + a22x a2nxn = b2 am1x1 + am2x amnxn = bm x1, x2,..., xn 0 b1, b2,..., bm 0

20 Berikut ini adalah cara pengubahan dari masalah program linear ke dalam bentuk kanonik. No Tinjauan Cara Pengubahan ke Bentuk Kanonik 1 Fungsi Batasan Fungsi batasan berupa pertidaksamaan dengan tanda Tambahkan variabel slack pada ruas kiri. Variabel slack biasa disimbolkan dengan S dengan S 0. Contoh : 3a + 2b 36 dengan a, b 0 Bentuk kanoniknya menjadi 3a + 2b + S = 36 dengan a, b, S 0 Fungsi batasan berupa pertidaksamaan dengan tanda Tambahkan variabel slack pada ruas kiri. Variabel surplus biasa disimbolkan dengan S dengan S 0. Contoh : 3a + 2b 36 dengan a, b 0 Bentuk kanoniknya menjadi 3a + 2b S = 36 dengan a, b, S 0 Fungsi batasan dengan nilai kanan negatif Mengalikan masing-masing sisi dari fungsi batasan dengan 1. Contoh : 3a + 2b 12 dengan a, b 0 3a + 2b + S = 12 dengan a, b, S 0 Bentuk kanoniknya menjadi 3a 2b S = 12 dengan a, b, S 0 2 Variabel Keputusan Variabel yang tidak dibatasi tanda Misalkan ada variabel x yang nilainya tidak dibatasi, maka x harus disubstitusi dengan x1 x2 dengan x1, x2 0. Substitusi ini menyebabkan perubahan pada fungsi tujuan dan fungsi batasannya. 3 Fungsi Tujuan Catatan : Sisi kanan dari fungsi tujuan dibuat nol (0) Bentuk memaksimumkan fungsi tujuan ekuivalen dengan meminimumkan negatif dari fungsi tujuan tersebut. METODE PEMBELAJARAN Kelompok belajar (The Study Group) LANGKAH PEMBELAJARAN No. Tahap Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi Memberikan gambaran tentang kelemahan metode grafik, yang dapat diselesaikan dengan metode simpleks 2. Penyajian Eksplorasi a. Memberikan sebuah contoh permasalahan program linear, dan meminta siswa mengidentifikasi cara mengubahnya kedalam bentuk standar. b. Memberikan beberapa permasalahan program linear dan membentuk siswa dalam beberapa kelompok Elaborasi Setiap kelompok diminta menentukan bentuk standar dari berbagai permasalahan pemrograman linear berikut. 1. Memaksimumkan : Z = 8p + 6q Terhadap batasan : 4p + 3q 18 6p + 5q 30 2p + q 8 p, q 0 2. Meminimumkan : P = 3x + 2y + 4z Terhadap batasan : x + y z 12 2x + y 3 x, z 0, y tidak dibatasi Alokasi Waktu 15 menit 15 menit 10 menit 40 menit 50 menit

21 3. Meminimumkan : W = 6a + 5b + 2c Terhadap batasan : 3a + 2b + 5c 30 2a + 7b 28 3a 5c 15 a, b 0, c tidak dibatasi Eksplanasi Menunjuk perwakilan dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, untuk kemudian dibahas secara klasikal. 3. Penutup Refleksi dan Evaluasi Secara individu, mahasiswa diminta membuat dua buah permasalahan program linear kemudian mengubahnya ke dalam bentu standar. 20 menit MEDIA PEMBELAJARAN Whiteboard, LCD, Laptop SUMBER BELAJAR [1] Aminudin Prinsip prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga [2] Ruminta Matriks, Persamaan Linear dan Pemorograman Linear. Bandung : Rekayasa Sains [3] Siswanto Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga [4] Handout Kuliah PENILAIAN 1. Teknik : Hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi, hasil post-test 2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

22 RENCANA MUTU PERKULIAHAN (RMP) Nama Dosen : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. NIP : Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Mata Kuliah : PROGRAM LINEAR Kode Mata Kuliah : MKK Bobot : 3 SKS Semester : II Pertemuan ke- : 8 Standart Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan program linear dengan menggunakan berbagai metode Kompetensi Dasar : 3. Menyelesaikan permasalahan program linear dengan metode simpleks Indikator : 3.2 Menentukan nilai optimum permasalahan program linear dengan metode simpleks. Tujuan : Menentukan penyelesaian permasalahan pemrograman linear dengan metode simpleks MATERI KONSEP DASAR METODE SIMPLEKS Konsep dasar metode simpleks bertolak dari konsep dasar metode grafik, yaitu penyelesaian optimum terjadi pada titik ekstrim. Metode simpleks dalam bekerja menggunakan proses iterasi dimulai dari titik ekstrim feasible awal ke titik ke titik ekstrim feasible lain yang terhubung (adjecent), dan iterasi akan berhenti jika penyelesaian optimal telah diperoleh. Perhatikan contoh permasalahan program linear dan penyelesaiannya dengan metode grafik berikut ini: Memaksimumkan : Z = 3a + 5b Terhadap batasan : 2a 6 3b 15 6a + 4b 24 a, b 0 D C B O A Algoritma simpleks dimulai dari titik feasible awal (misalkan titik asal O) dan akan menghasilkan penyelesaian awal. Kemudian iterasi dilanjutkan ke titik ekstrim lain yang terhubung dengan O. Dalam permasalahan ini ada dua kemungkinan titik ekstrim yang terhubung dengan O yaitu titik A dan D. Untuk menentukan titik mana yang terpilih untuk iterasi selanjutnya dapat dilihat dari koefisien-koefisien pada fungsi tujuannya. Jika koefisien a b dan masalahnya memaksimumkan maka penyelesaian akan bergerak sejalan dengan kenaikan b. Jadi,iterasi selanjutnya terjadi di titik D. Di titik D ini proses diulang untuk melihat apakah ada titik ekstrim lain yang dapat memperbaiki nilai fungsi tujuan. Demikian seterusnya sehingga diperoleh nilai optimum. Cara penentuan titik awal feasible pada metode simpleks adalah sebagai berikut : Ubah permasalahan program linear kedalam bentuk kanonik.

23 Misal permasalahan tersebut terdiri atas n buah variabel dan m buah fungsi batasan, titik ekstrim feasible awal ditentukan dengan terlebih dahulu mengambil sebanyak (n m) variabel yang disamadengankan nol, dan disebut sebagai variabel non basis. Variabel selain variabel non basis, disebut sebagai variabel basis. Penyelesaian tunggal yang dihasilkan dengan menetukan variabel basis, disebut dengan penyelesaian basis. Untuk dapat menyelesaikan dengan metode simpleks penyelesaian basis awal yang diperoleh harus merupakan penyelesaian basis awal yang feasible, yang memenuhi syarat non negatif. A. ALGORITMA SIMPLEKS Berikut ini merupakan algoritma penyelesaian permasalahan pemrograman linear dengan menggunakan Metode Simpleks. 1. Langkah 1 : Ubah permasalahan menjadi bentuk kanonik. 2. Langkah 2 : Tentukan variabel basis dan variabel non basis dari bentuk kanonik persamaan linear untuk mencari penyelesaian basis awal yang feasible. 3. Langkah 3 : Susun persamaan-persamaan ke dalam tablo simpleks. Berikut ini adalah cara menyusun bentuk kanonik kedalam tablo simpleks. Variabel Bais Z X1 X2... Xn Xn+1 Xn+2... Xn+m Nilai Kanan Z 1 -c1 -c Xn+1 0 a11 a12... a1n b1 Rasio Xn+2 0 a21 a22... a2n b Xn+m 0 am1 am2... amn bm Keterangan : Nilai kanan adalah nilai di belakang tanda sama dengan dan sering disebut sebagai penyelesaian. Xn+1, Xn+2,..., Xn+m merupakan simbol lain dari variabel slack yang biasa disimbolkan S1, S2,..., Sm. 4. Langkah 4 : Memilih entering variable yang biasa disimbolkan dengan ev. Entering variable adalah variabel non basis yang masuk sebagai variabel basis pada iterasi berikutnya. Cara menentukan ev adalah : Jika fungsi tujuan memaksimumkan Pilih nilai yang terletak pada baris fungsi tujuan yang memiliki nilai negatif dengan angka terbesar. Variabel yang memiliki koefisien nilai terpilih (variabel pada tablo terletak di atas nilai terpilih), ditentukan sebagai ev. Jika pada baris fungsi tujuan, semua koefisien sudah bernilai non negatif, maka penyelesaian selesai dan iterasi berhenti. Jika fungsi tujuan meminimumkan Pilih nilai yang terletak pada baris fungsi tujuan yang memiliki nilai positif dengan angka terbesar. Variabel yang memiliki koefisien nilai terpilih (variabel pada tablo terletak di atas nilai terpilih), ditentukan sebagai ev. Jika pada baris fungsi tujuan, semua koefisien sudah bernilai non positif, maka penyelesaian selesai dan iterasi berhenti. 5. Langkah 5: Memilih leaving variable yang biasa disimbolkan dengan lv. Leaving variable adalah variabel basis yang akan keluar menjadi variabel non basis pada iterasi berikutnya. Berikut adalah cara penentuan lv.

24 Baik untuk fungsi tujuan memaksimumkan dan meminimumkan lv. Dipilih diantara variabal basis yang memiliki nilai rasio terkecil. Rasio ditentukan dengan cara sebagai berikut : Rasio = Nilai Kanan Elemenkolom ev Hal yang perlu diperhatikan dalam mencari nilai rasio adalah sebagai berikut : Baris fungsi tujuan tidak dicari nilai rasionya. Jika elemen pada kolom ev nol atau negatif maka nilai rasio diabaikan. Baris yang memuat variabel yang terpilih sebagai lv disebut sebagai baris pivot. Irisan antara baris pivot dan kolom pivot disebut sebagai elemen pivot. 6. Langkah 6 : Memperbaiki nilai-nilai pada baris persamaan pivot, caranya : 7. Langkah 7 : Nilai baris pivot baru = Nilai baris Elemen pivot pivot Memperbaiki nilai pada baris lain selain baris pivot, dengan aturan : 8. Langkah 8 : lama Nilai baris baru = nilai baris lama (koefisien kolom ev nilai baris pivot baru ) Ulangi langkah 4 sampai dengan 8 sampai diperoleh penyelesaian optimal. METODE PEMBELAJARAN Two Stay Two Stray dan Gallery of Learning LANGKAH PEMBELAJARAN No. Tahap Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi Mengulas pengubahan permasalahan program linear menjadi bentuk standar 2. Penyajian Eksplorasi Memberi penjelasan tentang algoritma metode simpleks. Elaborasi a. Memberikan permaslahan program linear b. Kegiatan Kelompok Meminta mahasiswa secara berkelompok untuk menentukan penyelesaiannya menggunakan metode simpleks Setiap kelompok menempelkan hasil diskusinya pada tempat yang telah disediakan. c. Diskusi antar kelompok 3 orang anggota kelompok diberi tugas untuk tetap berada di posisi semua untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan atau koereksi yang nantinya diberikan kelompok lain. 3 orang yag lain ditugaskan untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk mengomentari dan bertanya pekerjaan kelompok lain. Eksplanasi Diskusi kelas untuk membahas beberapa permasalahan yang sudah dibuat dikerjakan mahasiswa. 3. Penutup Refleksi dan Evaluasi Penarikan kesimpulan mengenai kelebihan metode simpleks. Alokasi Waktu 10 menit 35 menit 5 menit 30 menit 5 menit 40 menit 20 menit 5 menit MEDIA PEMBELAJARAN Whiteboard, LCD, Laptop

25 SUMBER BELAJAR [1] Aminudin Prinsip prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga [2] Ruminta Matriks, Persamaan Linear dan Pemorograman Linear. Bandung : Rekayasa Sains [3] Siswanto Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga [4] Handout Kuliah PENILAIAN 1. Teknik : Hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi, hasil post-test 2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

26 RENCANA MUTU PERKULIAHAN (RMP) Nama Dosen : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. NIP : Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Mata Kuliah : PROGRAM LINEAR Kode Mata Kuliah : MKK Bobot : 3 SKS Semester : II Pertemuan ke- : 10 Standart Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan program linear dengan menggunakan berbagai metode Kompetensi Dasar : 3. Menyelesaikan permasalahan program linear dengan metode simpleks Indikator : 3.3 Menentukan nilai optimum permasalahan program linear dengan metode simpleks menggunakan teknik M. Tujuan : Menetukan bentuk kanonik dari permasalahan dengan penyelesaian awal semu Menggunakan algoritma simpleks untuk menyelesaikan permasalahan yang mengandung variabel semu dengan metode simpleks teknik M. Perhatikan contoh permasalahan linear berikut : MATERI PENYELESAIAN AWAL SEMU Permasalahan Program Linear Meminimumkan : W = 6i + 15j + 24k Terhadap batasan : 2i + 6k 3 (1) 3j + 4k 5 (2) i, j, k 0 Bentuk Kanonik Meminimumkan : W 6i 15j 24k = 0 Terhadap batasan : 2i + 6k S1 = 3 (1) 3j + 4k S2 = 5 (2) i, j, k, S1, S2 0 Bentuk kanonik tersebut terdiri atas dua persamaan dan lima variabel tek diketahui. Sehingga untuk menentukan penyelesaian basis awal terlebih dahulu harus menentukan sebanyak n m = 5 2 = 3 variabel non basis. Misalkan dipilih i = j = k = 0 maka diperoleh variabel basisnya adalah S1, dan S2 dengan nilai S1 = -3 dan S2 = -5. Karena terdapat variabel basis yang nilainya negatif, berarti penyelesaian basis awal yang diperoleh merupakan penyelesaian basis awal yang tidak feasible. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada bentuk kanonik untuk setiap persamaan yang tidak mengandung variabel slack ditambah variabel semu pada ruas kirinya. Variabel semu biasa disimbolkan R dengan R 0. Penambahan variabel ini diperlakukan seperti variabel slack maupun variabel surplus. Sebagai konsekuensi dari penggunaan variabel semu ini adalah penambahan sebesar M R pada ruas kanan fungsi tujuan yang meminimalkan dan adanya pengurangan sebesar M R pada ruas kanan fungsi tujuan yang memaksimalkan (M adalah bilangan positif yang sangat besar) Karena variabel semu tidak berarti pada masalah aslinya, maka prosedur akan valid hanya apabila pada saat optimasi, variabel semu ini bernilai nol. Dengan kata lain, variabel semua hanya digunakan pada awal penyelesaian dan sebagai konsekuensinya harus dinolkan pada penyelesaian akhirnya. Apabila ada variabel semu yang tidak sama dengan nol pada penyelesaian akhirnya berarti penyelesaian tersebut tidak feasible. METODE PENALTI / TEKNIK M Metode ini merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan program linear yang bentuk kanoniknya mengandung variabel semu.

27 Perhatikan contoh berikut. Permasalahan Program Linear Meminimumkan : W = 6i + 15j + 24k Terhadap batasan : 2i + 6k 3 (1) 3j + 4k 5 (2) i, j, k 0 Bentuk Kanonik Meminimumkan : W = 6i + 15j + 24k + M (R1 + R2) Terhadap batasan : 2i + 6k S1 + R1 = 3 (1) 3j + 4k S2 + R2 = 5 (2) i, j, k, S1, S2, R1, R2 0 Karena (1) 2i + 6k S1 + R1 = 3 R1 = 3 2i 6k + S1 (2) 3j + 4k S2 + R2 = 5 R2 = 5 3j 4k + S2 Maka R1 + R2 = 8 2i 3j 10k + S1 + S2 Sehingga bentuk kanoniknya menjadi : Meminimumkan : W = 6i + 15j + 24k + M (R1 + R2) = 6i + 15j + 24k + M (8 2i 3j 10k + S1 + S2) W = (6 2M)i + (15 3M)j + (24 10M)k + MS1 + MS2 + 8M W + ( 6 + 2M)i + ( M)j + ( M)k MS1 MS2 = 8M Terhadap batasan : 2i + 6k S1 + R1 = 3 3j + 4k S2 + R2 = 5 i, j, k, S1, S2, R1, R2 0 Permasalahan tersebut memiliki 2 persamaan dengan 7 variabel yang tidak diketahui. Selanjutnya permasalahan ini diselesaikan dengan metode simpleks sebagai berikut : Mencari penyelesaian basis awal feasible. Ambil sebanyak 7 2 = 5 variabel non basis yaitu : i = j = k = S1 = S2 = 0. Akibatnya R1 = 3, R2 = 5 sebagai variabel basis. Hal ini menghasilkan nilai awal fungsi tujuan W = 8M. Tablo Simpleks secara lengkap dari masalah tersebut adalah sebagai berikut : Ket Var. Basis W I j k S1 S2 R1 R2 Nilai Kanan Rasio Iterasi Awal W 1-6+2M -15+3M M -M -M 0 0 8M - ev = k R /2 lv = R1 R /4 Iterasi (1) W 1 2-(4M/3) -15+3M 0-4+(2M/3) -M 4-(5M/3) M - ev = j k 0 1/ /6 0 1/6 0 ½ - lv = R2 R2 0-4/ /3-1 -2/ Iterasi (2) W 1-14/ /3-5 4/6 - M 5 M 27 Optimal k 0 1/ /6 0 1/6 0 ½ j 0-4/ /9-1/3-2/9 1/3 1 Karena pada iterasi (2) semua nilai pada baris fungsi tujuan sudah non positif maka penyelesaian optimal tercapai. Jadi permasalahan tersebut mencapai nilai optimal di titik (i, j, k) = dengan Wmin = , 1, 2 METODE PEMBELAJARAN Two Stay Two Stray dan Gallery of Learning LANGKAH PEMBELAJARAN No. Tahap Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi Mengulas tentang metode simpleks Alokasi Waktu 10 menit

28 2. Penyajian Eksplorasi Memberi penjelasan tentang algoritma metode simpleks untuk menyelesaiakan permasalahan yang penyelesaian awalnya semu. Elaborasi a. Memberikan permaslahan program linear b. Kegiatan Kelompok Meminta mahasiswa secara berkelompok untuk menentukan penyelesaiannya menggunakan metode simpleks teknik M. Setiap kelompok menempelkan hasil diskusinya pada tempat yang telah disediakan. c. Diskusi antar kelompok 3 orang anggota kelompok diberi tugas untuk tetap berada di posisi semua untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan atau koereksi yang nantinya diberikan kelompok lain. 3 orang yag lain ditugaskan untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk mengomentari dan bertanya pekerjaan kelompok lain. Eksplanasi Diskusi kelas untuk membahas beberapa permasalahan yang sudah dibuat dikerjakan mahasiswa. 3. Penutup Refleksi dan Evaluasi Penarikan kesimpulan mengenai kejadian penyelesaian awal semu. 35 menit 5 menit 30 menit 5 menit 40 menit 20 menit 5 menit MEDIA PEMBELAJARAN Whiteboard, LCD, Laptop SUMBER BELAJAR [1] Aminudin Prinsip prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga [2] Ruminta Matriks, Persamaan Linear dan Pemorograman Linear. Bandung : Rekayasa Sains [3] Siswanto Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga [4] Handout Kuliah PENILAIAN 1. Teknik : Hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi, hasil post-test 2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

29 RENCANA MUTU PERKULIAHAN (RMP) Nama Dosen : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. NIP : Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Program Studi : PENDIDIKAN MATEMATIKA Mata Kuliah : PROGRAM LINEAR Kode Mata Kuliah : MKK Bobot : 3 SKS Semester : II Pertemuan ke- : 11 Standart Kompetensi : Menentukan penyelesaian dari permasalahan program linear dengan menggunakan berbagai metode Kompetensi Dasar : 3. Menyelesaikan permasalahan program linear dengan metode simpleks Indikator : 3.4 Menentukan nilai optimum permasalahan program linear dengan metode simpleks Dua Tahap. Tujuan : Menentukan prasyarat awal pemakaian metode dua tahap Menentukan fungsi tujuan pada tahap I dan tahap II Menentukan kriteria optimum pada tahap I dan tahap II Menentukan nilai optimum dari permasalahan program linear MATERI METODE SIMPLEKS DUA TAHAP Pemberian koefisien M pada variabel semu fungsi tujuan untuk metode penalti, ternyata menghambat sekali. Karena pemberian bilangan yang sangat besar tersebut akan mengurangi kecepatan perhitungan. Jika pada tablo optimal simpleks dari permasalahan yang mengandung variabel semu ternyata R tidak sama dengan nol, maka penyelesaian yang diperoleh adalah penyelesaian optimal yang tidak feasible. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan metode dua tahap. Sesuai dengan namanya, cara kerjanya dibagi menjadi dua tahap. Tahap I bertujuan untuk mengetahui apakah R dalam suatu permasalahan dapat mencapai nilai nol atau tidak. Jika R mencapai nilai nol berarti penyelesaian optimal yang akan diperoleh pada tahap II merupakan penyelesaian optimal yang feasible. Jika R tidak nol berarti penyelesaian optimal yang akan diperoleh pada tahap II merupakan penyelesaian optimal yang tidak feasible. Jika hal ini terjadi maka tahap II pada metode dua tahap tidak perlu dikerjakan. Tahap II pada metode duan tahap bertujuan untuk mencari penyelesaian optimal dari permasalahan aslinya. Tahap I Tahap II LANGKAH METODE DUA TAHAP Mencari nilai minimal dari jumlah variabel-variabel semu terhadap fungsi batasan pada masalah aslinya. Meminimumkan r = i Jika rmin = 0 maka dilanjutkan ke tahap II Jika rmin > 0 maka tidak dilanjutkan ke tahap II Menggunakan penyelesaian basis optimal pada tahap I sebagai penyelesaian basis awal pada masalah aslinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan conoth berikut. n 1 R i

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH : PROGRAM LINEAR KODE : MKK206515 DOSEN : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH KODE DOSEN : GEOMETRI TRANSFORMASI : MKK632515 : Drs. SUYONO, M.Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH : TEORI BILANGAN KODE : MKK206515 DOSEN : JANUAR BUDI ASMARI, S.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis berulang untuk menemukan penyelesaian optimal soal programa

Lebih terperinci

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R Metode Simpleks M U H L I S T A H I R PENDAHULUAN Metode Simpleks adalah metode penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5 METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis berulang

Lebih terperinci

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi Lecture 4: (B) Supaya terdapat penyelesaian basis awal yang fisibel, pada kendala berbentuk = dan perlu ditambahkan variabel semu (artificial variable) pada ruas kiri bentuk standarnya, untuk siap ke tabel

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PENDAHULUAN Metode simpleks ini adalah suatu prosedur aljabar yang bukan secara grafik untuk mencari nilai optimal dari fungsi tujuan dalam masalah-masalah optimisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, pemrograman linear, metode simpleks, teorema dualitas, pemrograman nonlinear, persyaratan karush kuhn

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Masalah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali muncul di Inggris selama Perang Dunia II. Inggris mula-mula tertarik menggunakan metode kuantitatif dalam

Lebih terperinci

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT Danang Triagus Setiyawan ST.,MT Metode ini didasari atas gagasan pergerakan dari satu titik ekstrim ke titik ekstrim yang lain pada satu susunan konvek yang dibentuk oleh set fungsi kendala dan kondisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan METODE SIMPLEKS 2 Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan Untuk menggunakan Metode Simpleks dalam masalah Program Linier

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Kuliah 04 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Metode simpleks dalam bentuk tabel 2 Pemecahan untuk masalah minimisasi

Lebih terperinci

BAB IV. METODE SIMPLEKS

BAB IV. METODE SIMPLEKS BAB IV. METODE SIMPLEKS Penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim (ingat kembali solusi

Lebih terperinci

SILABUS JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

SILABUS JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA SILABUS JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : RISET OPERASI 1 / 2015 SKS : 3 Semester : 3 Kelompok Mata Kuliah : Mata

Lebih terperinci

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan Metode Simpleks (Simplex Method) Kuliah 03 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Rumusan Pemrograman linier dalam bentuk baku 2 Pemecahan sistem persamaan linier 3 Prinsip-prinsip metode simpleks

Lebih terperinci

Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING

Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING Bahan Kuliah Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT. PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM 25 1 ANALISA SISTEM Agar lebih mendekati langkah-langkah operasional, Hall & Dracup

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN (PROGRAM LINEAR)

KONTRAK PERKULIAHAN (PROGRAM LINEAR) KONTRAK PERKULIAHAN (PROGRAM LINEAR) Bobot SKS : 3 SKS Semester : 4 (empat) Hari Pertemuan : Dosen Pengampuh : Drs. M. Yusup,M.Pd 1. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini mencakup: Model Program Linear:

Lebih terperinci

Bentuk Standar dari Linear Programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Sumber daya 1 2. n yang ada

Bentuk Standar dari Linear Programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Sumber daya 1 2. n yang ada Permasalahan dalam linear programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Terdapat dua atau lebih produk yang dibentuk dari campuran dua atau lebih bahan. Terdapat mesin atau fasilitas lain yang digunakan

Lebih terperinci

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan METODA SIMPLEKS Metoda Simpleks Suatu metoda yang menggunakan prosedur aljabar untuk menyelesaikan programa linier. Proses penyelesaiannya dengan melakukan iterasi dari fungsi pembatasnya untuk mencapai

Lebih terperinci

mempunyai tak berhingga banyak solusi.

mempunyai tak berhingga banyak solusi. Lecture 4: A. Introduction Jika suatu masalah LP hanya melibatkan 2 kegiatan (variabel keputu-san) saja, maka dapat diselesaikan dengan metode grafik. Tetapi, jika melibatkan lebih dari 2 kegiatan, maka

Lebih terperinci

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL)

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL) ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL) Artificial Variable Algoritma Simpleks Metode M (Method of penalty) Metode dua fase Tabel Simpleks dalam bentuk matriks Artificial Variable (AV) Apabila terdapat satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Transportasi Masalah transportasi merupakan pemrograman linear jenis khusus yang berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke tujuan (misalnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 0 PENELITIAN OPERASIONAL Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA http://wwwmercubuanaacid JAKARTA 007 PENDAHULUAN Suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan mempunyai variabel surplus, tidak ada variabel slack.

Lebih terperinci

Taufiqurrahman 1

Taufiqurrahman 1 PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS)

PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS) PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS) A. Tujuan Praktikum 1. Memahami bagaimana merumuskan/ memformulasikan permasalahan yang terdapat dalam dunia nyata. 2. Memahami dan dapat memformulasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

Perhatikan model matematika berikut ini. dapat dibuat tabel

Perhatikan model matematika berikut ini. dapat dibuat tabel 4. Metode Simpleks Maks/min : h.m Perhatikan model matematika berikut ini. simpleksnya yaitu. dapat dibuat tabel Cb VDB Q M M Penilai an Z Keterangan: = variabel ke-j (termasuk variabel slack dan surplus)..

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi Oleh : A. AfrinaRamadhani H. 1 PERTEMUAN 7 2 METODE BIG M Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tapi juga oleh pertidakasamaan dan/atau persamaan (=). Fungsi

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PEANGKAT PEMBELAJAAN MATA KULIAH KODE : KALKULUS LANJUT : MKK415515 DOSEN PENGAMPU : ISNA FAAHSANTI, M.Pd. POGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGUUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVESITAS VETEAN BANGUN

Lebih terperinci

Algoritma Simpleks Dan Analisis Kepekaan

Algoritma Simpleks Dan Analisis Kepekaan Modul 1 Algoritma Simpleks Dan Analisis Kepekaan Prof. Bambang Soedijono P PENDAHULUAN ada Modul 1 ini dibahas metode penyelesaian suatu masalah program linear. Pada umumnya masalah program linear mengkaitkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini diberikan beberapa konsep dasar yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini, seperti pengertian persediaan, metode program linier. 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian

Lebih terperinci

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat Muhlis Tahir Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat kelayakan tidak pernah dapat terpenuhi. Adakalanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Distribusi merupakan proses pemindahan barang-barang dari tempat produksi ke berbagai tempat atau daerah yang membutuhkan. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa

Lebih terperinci

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR Metode Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menentukan solusi optimal, yaitu : Metode Stepping Stone Metode Modified Distribution (Modi) Prinsip perhitungan kedua

Lebih terperinci

Penyelesaian Program Linier Menggunakan Algoritma Interior Point dan Metode Simpleks

Penyelesaian Program Linier Menggunakan Algoritma Interior Point dan Metode Simpleks Penyelesaian Program Linier Menggunakan Algoritma Interior Point dan Metode Simpleks Sri Basriati, Elfira Safitri 2,2) Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau ) sribasriati@hotmail.com

Lebih terperinci

Dual Pada Masalah Maksimum Baku

Dual Pada Masalah Maksimum Baku Dual Pada Masalah Maksimum aku Setiap masalah program linear terkait dengan masalah dualnya. Kita mulai dengan motivasi masalah ekonomi terhadap dual masalah maksimum baku. Sebuah industri rumah tangga

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH : TEORI GRAPH KODE : MKK519515 DOSEN : EDY MULYONO, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Riset Operasi (Operation Research) Istilah riset operasi pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil di Inggris bernama Bowdsey.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut ini merupakan pembahasan kajian-kajian tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut ini merupakan pembahasan kajian-kajian tersebut. BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai kajian teori yang digunakan sebagai dasar penulisan tugas akhir ini berdasarkan literatur yang relevan. Berikut ini merupakan pembahasan kajian-kajian

Lebih terperinci

BAB II METODE SIMPLEKS

BAB II METODE SIMPLEKS BAB II METODE SIMPLEKS 2.1 Pengantar Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124303 / Optimisasi Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu : 3

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model 2.1.1 Pengertian sistem Pengertian sistem dapat diketahui dari definisi yang diambil dari beberapa pendapat pengarang antara lain : Menurut Romney (2003, p2) sistem

Lebih terperinci

BAB VII METODE TRANSPORTASI

BAB VII METODE TRANSPORTASI BAB VII METODE TRANSPORTASI Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan

Lebih terperinci

DUALITAS. Obyektif 1. Memahami penyelesaian permasalahan dual 2. Mengerti Interpretasi Ekonomi permasalahan dual

DUALITAS. Obyektif 1. Memahami penyelesaian permasalahan dual 2. Mengerti Interpretasi Ekonomi permasalahan dual DUALITAS 3 Obyektif 1. Memahami penyelesaian permasalahan dual 2. Mengerti Interpretasi Ekonomi permasalahan dual Istilah dualitas menunjuk pada kenyataan bahwa setiap Program Linier terdiri atas dua bentuk

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR T-11 RIVELSON PURBA 1 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE etong_extreme@yahoo.com ABSTRAK Purba, Rivelson. 01. Penerapan Logika

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : B11.5613 / Riset Operasi Revisi ke : 1 Satuan Kredit Semester : 3 (Tiga) SKS Tgl revisi : 27 Januari 2009 Jml Jam kuliah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER 2 KODE : MKK414515 DOSEN PENGAMPU : Annisa Prima Exacta, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 METODE SIMPLEKS KASUS MINIMUM

PERTEMUAN 5 METODE SIMPLEKS KASUS MINIMUM PERTEMUAN 5 METODE SIMPLEKS KASUS MINIMUM PERTEMUAN 5 Metode Simpleks Kasus Minimum Untuk menyelesaikan Persoalan Program Linier dengan Metode Simpleks untuk fungsi tujuan memaksimumkan dan meminimumkan

Lebih terperinci

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354). BAB III MODEL TRANSPORTASI. Pendahuluan Permasalahan transportasi berkaitan dengan pendistribusian beberapa komoditas dari beberapa pusat penyediaan, yang disebut dengan sumber menuju ke beberapa pusat

Lebih terperinci

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1 METODE BIG M Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tapi juga oleh pertidakasamaan dan/atau persamaan (=). Fungsi kendala dengan pertidaksamaan mempunyai surplus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program linear, metode simpleks, dan program linear fuzzy untuk membahas penyelesaian masalah menggunakan metode fuzzy

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Menurut Sitorus, Parlin (1997), Program Linier merupakan suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu suatu

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

METODE dan TABEL SIMPLEX

METODE dan TABEL SIMPLEX METODE dan TABEL SIMPLEX Mengubah bentuk baku model LP ke dalam bentuk tabel akan memudahkan proses perhitungan simplex. Langkah-langkah perhitungan dalam algoritma simplex adalah :. Berdasarkan bentuk

Lebih terperinci

Algoritma Simplex. Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan

Algoritma Simplex. Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan Algoritma Simplex Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan kendala. (George Dantizg, USA, 1950) Contoh Kasus Suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS A. Metode Simpleks Metode simpleks yang sudah kita pelajari, menunjukkan bahwa setiap perpindahan tabel baru selalu membawa semua elemen yang terdapat dalam

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR Bentuk umum persamaan linear dengan n peubah diberikan sebagai berikut : a1 x1 + a2 x2 +... + an xn = b ; a 1, a 2,..., a n R merupakan koefisien dari persamaaan dan x 1,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perencanaan Produksi 1. Pengertian Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan

Lebih terperinci

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase Metode Simpleks Vs. Simpleks Big-M Perbedaan metode simpleks dengan metode simpleks Big-M adalah munculnya variabel artificial (variabel buatan), sedangkan metode

Lebih terperinci

BAB III. METODE SIMPLEKS

BAB III. METODE SIMPLEKS BAB III. METODE SIMPLEKS 3.1. PENGANTAR Metode grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan linear program yang memilki variabel keputusan yang cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya

Lebih terperinci

Modul Mata Kuliah. Pemrograman Linear MAT Disusun Oleh: Rully Charitas Indra Prahmana

Modul Mata Kuliah. Pemrograman Linear MAT Disusun Oleh: Rully Charitas Indra Prahmana Modul Mata Kuliah Pemrograman Linear MAT 3224 Disusun Oleh: Rully Charitas Indra Prahmana Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya Tangerang 2013 Kata Pengantar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI xvi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang yang terdiri dari baris dan kolom dan dibatasi dengan tanda [ ] atau (

Lebih terperinci

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan metode-metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Simpleks dan Metode Branch

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS 6.1 Teori Dualitas Teori dualitas merupakan salah satu konsep programa linier yang penting dan menarik ditinjau dari segi teori dan praktisnya.

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks PEMROGRAMAN LINIER Metode Simpleks Metode Simpleks Metode simpleks digunakan untuk memecahkan permasalahan PL dengan dua atau lebih variabel keputusan. Prosedur Metode Simpleks: Kasus Maksimisasi a. Formulasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application)

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application) Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application) Kuliah 6 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Teori dualitas 2 Metode simpleks dual TI2231 Penelitian Operasional I 2

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Staf Gunadarma Gunadarma University METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berkaitan dengan pengalokasian sumber

Lebih terperinci

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST Deasy Permata Sari A12.2010.04110 Program Studi Sistem Informasi S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : KK023311/ 2 SKS] METODE SIMPLEKS Pengubahan ke dalam bentuk baku Untuk menyempurnakan metode grafik. Diperkenalkan oleh : George B Dantzig Ciri ciri : 1. Semua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear 5 BAB II LANDASAN TEORI A Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear Persamaan linear adalah bentuk kalimat terbuka yang memuat variabel dengan derajat tertinggi adalah satu Sedangkan sistem

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network :

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang berhubungan

Lebih terperinci

TRANSPORTATION PROBLEM

TRANSPORTATION PROBLEM Media Informatika Vol. No. (27) TRANSPORTATION PROBLEM Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 9 Bandung 2 E-mail : Carlo27@telkom.net Abstrak Di sini akan

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu sistem saluran-saluran yang menghubungkan titiktitik

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian) Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, 95-100 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Linier Para ahli mendefinisikan program linier sebagai sebuah teknik analisa yang digunakan untuk memecahkan segala persoalan atau masalah-masalah keputusan yang ada

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 Metode Simpleks Kasus Minimum

PERTEMUAN 5 Metode Simpleks Kasus Minimum PERTEMUAN 5 Metode Simpleks Kasus Minimum Untuk menyelesaikan Persoalan Program Linier dengan Metode Simpleks untuk fungsi tujuan memaksimumkan dan meminimumkan caranya berbeda. Model matematika dari Permasalahan

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6 MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu

Lebih terperinci

TEORI DUALITAS. Pertemuan Ke-9. Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI DUALITAS. Pertemuan Ke-9. Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI DUALITAS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PENGANTAR Diperlukan sebagai dasar interpretasi ekonomis suatu persoalan

Lebih terperinci

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN LECTURE NOTES TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN Rojali, S.Si., M.Si rojali@binus.edu LEARNING OUTCOMES 1. Mahasiswa diharapkan dapat menafsirkan masalah nyata untuk

Lebih terperinci