Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING"

Transkripsi

1 Bahan Kuliah Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT. PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM 25 1

2 ANALISA SISTEM Agar lebih mendekati langkah-langkah operasional, Hall & Dracup (197) lebih menyukai melakukan rekayasa sistem (systems engineering) yang didefinisikan sbb.: Rekayasa Sistem adalah suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam memilih sejumlah banyak pilihan (alternatif) yang layak, dengan memperhatikan aspek perekayasaan guna melakukan tindakan-tindakan yang memenuhi keseluruhan tujuan, untuk pengambilan keputusan di dalam batasanbatasan kendala peraturan, kelakuan manusia, ekonomi, sumberdaya, politik dan sosial, serta kendala hukum-hukum alam dan kehidupan manusia. Sebagai suatu teknik pemecahan masalah, rekayasa sistem merupakan ilmu dan seni. Aspek ilmu terletak pada penggunaan teknik-teknik dan algoritma-algoritma (matematis) dalam memecahkan masalah. Aspek Seni ditunjukkan pada keberhasilan dari solusi model yang digunakan sangat tergantung pada kretivitas dan kemampuan seseorang sebagai penganalisa dalam pembuatan keputusan 2

3 ANALISA SISTEM Kendala-kendala: - Manusia - Ekonomi - Sumberdaya - Sosial/politik - dll. ALTERNATIF ALTERNATIF PEREKAYASAAN TUJUAN 3

4 PENELITIAN OPERASIONAL Istilah Riset Operasional diberikan karena pada saat Perang Dunia ke II, angkatan perang Inggris membentuk tim yang terdiri dari atas para ilmuwan untuk mempelajari persoalan-persoalan strategi dan taktik sehubungan dengan serangan musuh yang dilancarkan terhadap negaranya. Tujuan mereka adalah untuk menentukan penggunaan sumber-sumber kemiliteran yang terbatas, seperti radar dan bom, dengan cara yang paling efektif. Karena tim tersebut melakukan penelitian (research) terhadap operasi militer, maka muncul nama Penelitian Operasional untuk masalah-masalah kemiliteran (Military Operations Research). 4

5 PENELITIAN OPERASIONAL Keberhasilan yang diperoleh angkatan perang Inggris ini kemudian ditiru angkatan perang Amerika dengan membentuk tim penelitian operasioanal dalam memecahkan masalah-masalah pengiriman barang-barang keperluan perang, penerbangan, dan pengoperasian peralatan elektronik. Setelah Perang Dunia II berakhir, cara ini menarik perhatian para industriawan, yang hingga saat ini penelitian operasional digunakan dengan baik diperguruan tinggi, konsultan, rumah sakit, perencanaan kota, dan kegiatan bisnis lainnya. 5

6 PENELITIAN OPERASIONAL Langkah-langkah yang dilakukan pada analisa sistem (Buras, 1972) secara umum meliputi 5 tahap, yaitu: 1. Penentuan Tujuan (Statement of Objectives) Merupakan tahap awal yang harus dipikirkan oleh pengambil keputusan, termasuk pemunculan gagasan langkah-langkah yang akan dilkukan menjadi alternatif-alternatif yang akan dianalisa. 2. Studi Penyidikan (Exploratory) Guna mencari latar belakang, informasi dan data yang diperlukan, yang terutama akan menjadi peubah (variabel) atau kendala/pembatas (constraint) pada saat studi kelayakan. 6

7 PENELITIAN OPERASIONAL 3. Studi Kelayakan (Feasibility Studies) Dengan mengambil keputusan dan memilih dari alternatif yang telah diciptakan sebelumnya, menggunakan model-model pengambilan keputusan. 4. Rancang Bangun (Development Planning) Merupakan perwujudan nyata dari hasil keputusan yang telah diambil sebelumnya. 5. Perekayasaan Kelanjutan (Current Engineering) Dimana penampilan dari suatu sistem harus dipantau secara terus menerus, sehingga akan selalu memperbaiki sistem pengoperasiannya dan menghasilkan sistem serupa yang lebih baik di masa yang akan datang. 7

8 PROGRAMA LINEAR Programa Linear adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan. 8

9 PROGRAMA LINEAR Programa linear ini menggunakan model matematis untuk menjelaskan persoalan yang dihadapinya. Sifat linear disini memberi arti bahwa seluruh fungsi matematis dalam model ini merupakan fungsi-fungsi linear, sedangkan kata programa disini tidaklah berhubungan dengan programa komputer, tetapi hanya merupakan sinonim untuk perencanaan. Programa Linear adalah merencanakan aktivitas-aktivitas untuk memperoleh suatu hasil yang optimum, yaitu suatu hasil yang mencapai tujuan terbaik (berdasarkan model matematisnya) di antara seluruh alternatif penyelesaian yang fisibel. 9

10 PROGRAMA LINEAR Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan sebuah contoh persoalan programa linier, sebagai berikut: Sebuah perusahaan yang memproduksi kaca berkualitas tinggi untuk digunakan sebagai jendela dan pintu kaca. Perusahaan ini memiliki tiga buah pabrik, yaitu pabrik 1 yang membuat bingkai aluminium, pabrik 2 yang membuat bingkai kayu, dan pabrik 3 yang digunakan untuk memproduksi kaca dan merakit keseluruhan produk. Saat ini perusahaan mendapat pesanan berupa dua macam produk baru yang potensial, yaitu: pintu kaca setinggi 8 kaki dengan bingkai aluminium (produk 1), dan jendela berukuran 4 x 6 kaki dengan bingkai kayu (produk 2) Karena perusahaan sedang mengalami penurunan pendapatan sebagai akibat dari krismon, maka pimpinan perusahaan merasa perlu untuk memperbaiki kinerja produksinya, dengan cara menghentikan pembuatan beberapa produk yang tidak menguntungkan sehingga kapasitas produksi dapat digunakan untuk membuat salah satu atau kedua produk pesanan tsb. Akan tetapi karena kedua produk itu akan bersaing untuk menggunakan kapasitas produksi yang sama di pabrik 3, maka persoalannya ialah: Berapa banyakkah masing-masing produk harus dibuat sehingga diperoleh keuntungan terbaik? 1

11 PROGRAMA LINEAR Untuk menyelesaikan persoalan diatas, terlebih dahulu harus mencari data mengenai: 1. Persentase kapasitas produksi masing-masing pabrik yang dapat digunakan untuk kedua macam produk tsb. 2. Persentase kapasitas yang diperlukan oleh masing-masing produk untuk setiap unit yang diproduksi per menit. 3. Keuntungan per unit untuk masing-masing produk. Informasi mengenai ketiga hal di atas dapat dilihat pada Tabel dibawah: Pabrik 1 (bingkai aluminium) 2 (bingkai kayu) 3 (All produk) Keuntungan per unit Kapasitas yg digunakan per unit Ukuran produksi Produk 1 Produk $3 $5 Kapasitas yang dapat digunakan 4 11

12 PROGRAMA LINEAR Karena kapasitas yang telah digunakan oleh suatu produk di pabrik 3 menyebabkan produk lain tidak dapat menggunakannya, maka persoalan diatas dikenal sebagai persoalan programa linear dengan tipe campuran produk atau product mix. Formulasi model matematis: X1 = jumlah unit produk 1 yang diproduksi per menit X2 = jumlah unit produk 2 yang diproduksi per menit Z = keuntungan yang diperoleh per menit Dengan demikian maka x1 dan x2 menjadi variabel-variabel keputusan dari model, dan tujuannya adalah memilih harga-harga x1 dan x2 sehingga diperoleh nilai maksimum dari: Z = 3.X1 + 5.X2 Berdasarkan pembatas yang ada, yaitu kapasitas pabrik yang dapat digunakan. 12

13 PROGRAMA LINEAR Model matematisnya: Maksimum: Z = 3.X1 + 5.X2 Pembatas: X1 4 2.X X1 + 2.X2 18 dan X1, X2 13

14 X2 PENYELESAIAN GRAFIS E D X1 4 2.X2 12 Fungsi Pembatas: X1 4 2.X X1 + 2.X2 18 X1, X2 4 2 A C 3.X1 + 2.X2 18 B X1 Daerah fisibel (ABCDE) Untuk x1 dan x2 STEP-1 14

15 X2 PENYELESAIAN GRAFIS E D X1 4 2.X2 12 Fungsi Pembatas: X1 4 2.X X1 + 2.X2 18 X1, X2 4 Z = 3.X1 + 5.X2 2 A C 3.X1 + 2.X2 18 B X1 tg tg α = α = X2 X1 3 5 Daerah fisibel (ABCDE) Untuk x1 dan x2 Z = 3.X1 + 5.X2 STEP-2 15

16 X2 PENYELESAIAN GRAFIS E D X1 4 Titik optimum (X1 = 2, X2 = 6) 2.X2 12 Fungsi Pembatas: X1 4 2.X X1 + 2.X2 18 X1, X2 4 Z = 3.X1 + 5.X2 2 A C 3.X1 + 2.X2 18 B X1 tg tg α = α = X2 X1 3 5 Daerah fisibel (ABCDE) Untuk x1 dan x2 Z = 3.X1 + 5.X2 STEP-3 16

17 PENYELESAIAN GRAFIS Nilai optimum dapat diperoleh dengan cara menentukan titik potong garis ED (pembatas ke-2) dengan garis CD (pembatas ke-3), sebagai berikut: 2.X2 = 12 3.X1 + 2.X2 = 18-3.X1 = - 6 Sehingga diperoleh nilai X1 = 2 dan X2 = 6 Dengan demikian solusi optimum dari persoalan diatas ialah bahwa perusahaan harus membuat produk 1 sebanyak 2 unit per menit, dan produk 2 sebanyak 6 unit per menit dengan keuntungan yang dapat diperoleh sebesar Z = 3.(2) + 5.(6) = $ 36 per menit. 17

18 PENYELESAIAN GRAFIS Pabrik 1 (bingkai aluminium) 2 (bingkai kayu) 3 (All produk) Keuntungan per unit Kapasitas yg digunakan per unit Ukuran produksi Produk 1 Produk 2 1 x 2 3 x 2 $3 x 2 2 x 6 2 x 6 $5 x 6 Kapasitas yang dapat digunakan Pabrik 1 (bingkai aluminium) 2 (bingkai kayu) 3 (All produk) Keuntungan per unit Kapasitas yg digunakan per unit Ukuran produksi Produk 1 Produk $6 $3 Kapasitas yang dapat digunakan 4 18

19 TEKNIK PEMECAHAN MODEL PROGRAM LINEAR Ada 2 cara yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan program linear ini, yaitu: 1. Cara Grafis 2. Metode Simpleks Cara grafis dapat kita pergunakan apabila persoalan programa linear yang akan diselesaikan itu hanya mempunyai dua buah variabel. Metode Simpleks merupakan teknik yang paling berhasil dikembangkan untuk memecahkan persoalan programa linear yang mempunyai jumlah variabel keputusan dan pembatas yang besar. 19

20 BENTUK STANDAR MODEL PROGRAMA LINEAR Model programa linear dapat memiliki pembatas-pembatas yang bertanda, =, maupun. Model programa linear dalam bentuk standar memiliki sifat sebagai berikut: 1. Seluruh pembatas harus berbentuk persamaan (bertanda =) dengan ruas kanan yang nonnegatif. 2. Seluruh variabel harus merupakan variabel nonnegatif. 3. Fungsi tujuannya dapat berupa maksimal atau minimal. 2

21 BENTUK STANDAR MODEL PROGRAMA LINEAR Cara untuk mengubah suatu bentuk formulasi yang belum standar ke dalam bentuk standar: 1. Pembatas (constraint) a. Pembatas yang bertanda atau dapat dijadikan suatu persamaan (bertanda =) dengan menambahkan atau mengurangi dengan suatu variabel Slack pada ruas kiri pembatas itu. Contoh 1: X1 + 2.X2 6 Kita tambahkan Slack S1 pada ruas kiri sehingga diperoleh persamaan: X1 + 2.X2 + S1 = 6, S1 Contoh 2: 3.X1 + 2.X2 3.X3 5 Karena ruas kirinya lebih besar dari ruas kanan, maka harus dikurangkan variabel Slack S2 pada ruas kiri sehingga diperoleh persamaan: 3.X1 + 2.X2 3.X3 S2 = 5, S2 21

22 BENTUK STANDAR MODEL PROGRAMA LINEAR Cara untuk mengubah suatu bentuk formulasi yang belum standar ke dalam bentuk standar: b. Ruas kanan dari suatu persamaan dapat dijadikan bilangan nonnegatif dengan cara mengalikan kedua ruas dengan -1. Contoh: 2.X1 3.X2 7.X3= 5 Secara matematis adalah sama dengan 2.X1 + 3.X2 + 7.X3 = 5 c. Arah ketidaksamaan dapat berubah apabila kedua ruas dikalikan dengan -1. Contoh: 2 < 4 adalah sama dengan 2 > 4 2.X1 X2 5 adalah sama dengan 2.X1 + X2 5 22

23 BENTUK STANDAR MODEL PROGRAMA LINEAR Cara untuk mengubah suatu bentuk formulasi yang belum standar ke dalam bentuk standar: d. Pembatas dengan ketidaksamaan yang ruas kirinya berada dalam tanda mutlak dapat diubah menjadi dua ketidaksamaan. Contoh 1: untuk b, a1.x1 + a2.x2 b adalah sama dengan a1.x1 + a2.x2 b dan a1.x1 + a2.x2 b Contoh 2: untuk q, p1.x1 + p2.x2 q adalah sama dengan p1.x1 + p2.x2 q atau p1.x1 + p2.x2 q 23

24 BENTUK STANDAR MODEL PROGRAMA LINEAR Cara untuk mengubah suatu bentuk formulasi yang belum standar ke dalam bentuk standar: 2. Variabel Suatu variabel y i yang tidak terbatas dalam tanda dapat dinyatakan sebagai dua variabel nonnegatif dengan menggunakan substitusi: y i = y i y i dimana y i dan y i Substitusi seperti ini harus dilakukan pada seluruh pembatas dan fungsi tujuannya. 3. Fungsi Tujuan Walaupun model standar programa linear ini dapat berupa maksimasi atau minimasi, kadang-kadang diperlukan perubahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam hal ini, maksimasi dari suatu fungsi adalah sama dengan minimasi dari negatif fungsi yang sama. Contoh: Maksimasikan Z = 5.X1 + 2.X2 + 3.X3, secara matematis adalah sama dengan: Minimumkan ( Z) = 5.X1 2.X2 3.X3 24

25 PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS Pengembangan model matematis dapat dimulai dengan menjawab ketiga pertanyaan berikut ini: 1. Apa variabel yang tidak diketahui dari masalah tersebut? 2. Apa batasan yang harus dikenakan atas variabel untuk memenuhi batasan sistem yang dimodelkan tersebut? 3. Apa tujuan (sasaran) yang harus dicapai untuk menentukan pemecahan optimum (terbaik) dari semua nilai yang layak dari variabel tersebut? 25

26 METODE SIMPLEKS George Dantzig Lahir 8/11/1914,, Portland Ilmuwan Inggris pada PD-II Teori "Simplex Method of Optimization" " in

27 METODE SIMPLEKS Metode Simpleks merupakan prosedur aljabar yang bersifat iteratif, yang bergerak selangkah demi selangkah. Dimulai dari suatu titik ekstrem pada daerah fisibel (ruang solusi) menuju ke titik ekstrem yang optimum. Metode ini selalu dimulai pada suatu titik sudut fisibel, dan selalu bergerak melalui titik sudut fisibel yang berdekatan, menguji masing-masing titik mengenai optimalitasnya sebelum bergerak pada titik lainnya. Jumlah iterasi maksimum dalam metode Simpleks adalah sama dengan jumlah maksimum solusi basis dalam bentuk standar, atau dengan rumus: C n m = n! [( n m )! m! ] n = banyaknya variabel m = banyaknya persamaan pembatas fungsional 27

28 Terminologi dasar: METODE SIMPLEKS 1. Solusi fisibel Solusi yang memenuhi seluruh pembatas yang ada pada persoalan tersebut. Titik-titik yang ada di dalam atau pada perbatasan bidang ABCDE. X E D X1 4 2.X2 12 Solusi tidak fisibel Solusi fisibel (ABCDE) 4 2 A C 3.X1 + 2.X2 18 B X1 Daerah fisibel (ABCDE) Untuk x1 dan x2 28

29 Terminologi dasar: METODE SIMPLEKS 2. Solusi Optimum Solusi fisibel yang memberikan nilai terbaik (nilai terbesar atau terkecil) bagi fungsi tujuannya (maksimum atau minimum). X E D X1 4 Titik optimum (X1 = 2, X2 = 6) 2.X2 12 Fungsi Tujuannya: Z = 3.X1 + 5.X2 4 2 A C 3.X1 + 2.X2 18 B X1 29

30 Terminologi dasar: METODE SIMPLEKS 3. Solusi Fisibel Titik Ekstrem/ Titik Sudut Solusi fisibel yang tidak terletak pada suatu segmen garis yang menghubungkan dua solusi fisibel lainnya untuk (n > 3) buah variabel (n) X E D X1 4 2.X2 12 Solusi Fisibel Titik Ekstrem: Titik: (,), (,6), (2,6), (4,3) dan (4,) 4 2 A C 3.X1 + 2.X2 18 B X1 3

31 METODE SIMPLEKS Terminologi dasar: Ada 4 sifat pokok Titik Ekstrem: 1. Jika hanya ada satu solusi optimum, maka pasti ada suatu titik ekstrem. 2. Jika solusi optimumnya banyak, maka paling sedikit ada dua titik ekstrem yang berdekatan. (Dua buah titik ekstrem dikatakan berdekatan jika segmen garis yang menghubungkan keduanya itu terletak pada sudut dari batas daerah fisibel) 3. Hanya ada sejumlah terbatas titik ekstrem pada setiap persoalan 4. Jika suatu titik ekstrem memberikan harga Z yang lebih baik dari yang lainnya, maka pasti solusi itu merupakan solusi optimum Sifat keempat ini menjadi dasar dari metode Simpleks yang prosedurnya meliputi 3 langkah sebagai berikut: 1. Langkah Inisialisasi: mulai dari suatu titik ekstrem 2. Langkah Iteratif: bergerak menuju titik ekstrem berdekatan yang lebih baik. Langkah ini diulangi sebanyak yang diperlukan 3. Aturan penghentian: menghentikan langkah ke-2 apabila telah sampai pada titik ekstrem yang terbaik (titik optimum) 31

32 KONDISI OPTIMALITAS METODE SIMPLEKS Kondisi Optimalitas dari Metode Simpleks menyatakan bahwa: 1. Untuk persoalan dengan fungsi tujuan memaksimumkan, apabila seluruh variabel non basisnya (pada persamaan Z) mempunyai koefisien-koefisien yang berharga non negatif (artinya positif atau nol), maka solusi yang diperoleh sudah optimum. Jika masih ada variabel non basis yang mempunyai koefisien berharga negatif, maka variabel non basis dengan koefisien negatif terbesar dipilih sebagai entering variable (variabel masuk) 2. Sebaliknya untuk persoalan dengan fungsi tujuan meminimumkan, solusi optimum tercapai apabila seluruh variabel non basisnya mempunyai koefisien-koefisien yang berharga negatif atau nol. Jika masih ada variabel non basis yang mempunyai koefisien berharga positif, maka variabel non basis dengan koefisien positif terbesar dipilih sebagai entering variable (variabel masuk) 32

33 ENTERING VARIABLE (VARIABEL MASUK) Cara pemilihan entering variable (variabel masuk): 1. FUNGSI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN, Pilihlah koefisien-koefisien variabel non basis pada fungsi tujuan yang mempunyai koefisien negatif terbesar (harga mutlak) 2. FUNGSI TUJUAN MEMINIMUMKAN, Pilihlah koefisien-koefisien variabel non basis pada fungsi tujuan yang mempunyai koefisien positif terbesar (harga mutlak) 33

34 LEAVING VARIABLE (VARIABEL KELUAR) Cara pemilihan leaving variable (variabel keluar) fungsi tujuan memaksimumkan/meminimumkan: 1. Pilihlah koefisien-koefisien pada kolom entering variable yang berharga positif (> ) 2. Bagilah ruas kanan pada kolom solusi (kecuali untuk persamaan Z) dengan koefisien-koefisien tersebut untuk baris-baris yang sama. Rasio= koefisiensolusi koefisienenteringvariable 3. Tentukan persamaan pembatas mana yang mempunyai hasil bagi (rasio) terkecil, kemudian pilihlah variabel basis pada persamaan tersebut untuk menjadi leaving variable 34

35 ALGORITMA METODE SIMPLEKS Prosedur algoritma Metode Simpleks: Langkah : Gunakan bentuk standar, tentukan solusi fisibel basis awal dengan cara mengenolkan sebanyak (n m) variabel non basis Langkah 1 : Pilihlah sebuah entering variable (variabel masuk) di antara variabel-variabel non basis yang ada, yang apablia nilainya dinaikkan menjadi lebih besar dari nol, dapat memperbaiki nilai fungsi tujuan. Jika tidak ada STOP. Maka solusi basis yang telah dicapai menjadi solusi optimum. Jika ada lanjutkan ke langkah 2. Langkah 2 : Pilihlah sebuah leaving variable (variabel keluar) di antara variabel basis yang ada, yang harus menjadi non basis pada saat entering variable menjadi basis. Langkah 3 : Tentukan solusi basis yang baru dengan cara menjadikan entering variable sebagai basis, dan menjadikan leaving variable sebagai variabel non basis. Kembali ke langkah 1 Setelah diperoleh entering dan leaving variable maka iterasi ditentukan dengan dengan menggunakan Metode Gauss-Jordan. 35

36 ALGORITMA METODE SIMPLEKS Setelah diperoleh entering dan leaving variable maka iterasi ditentukan dengan dengan menggunakan Metode Gauss-Jordan. Metode ini mengubah basis dengan menggunakan 2 tipe perhitungan sebagai berikut: 1. Tipe 1 (persamaan pivot) Persamaan pivot yang baru = Persamaan pivot yang lama koefisien pivot 2. Tipe 2 (persamaan-persamaan yang lainnya, termasuk persamaan Z) Persamaan yang baru koefisien Persamaan = Persamaan lama kolom pivot baru entering 36

37 BENTUK STANDAR METODE SIMPLEKS Metode Simpleks menginterasikan sejumlah persamaan yang mewakili fungsi tujuan dan fungsi-fungsi kendala pada programa linear yang telah disesuaikan menjadi bentuk standar Perhatikan bentuk standar persamaan simpleks sebagai berikut: Maks./Min. Pembatas: Z = c 1 x 1 + c 2 x c n x n a 11 x 1 + a 12 x a 1n x n + x n+1 = b 1 a 21 x 1 + a 22 x a 2n x n - x n+2 = b 2 a m1 x 1 + a m2 x a mn x n + x n+k = b m x 1, x 2, x n 37

38 FORMAT TABEL METODE SIMPLEKS Iterasi Basis Z Peubah Non Basis Peubah Basis X 1 X 2 X n S 2 S 1 Solusi Z 1 S m Z S1 a 11 a 12 a 1n 1 b 1 S2 a 21 a 22 a 2n 1 b 2 S m a m1 a m2 a mn 1 b m 38

39 ALGORITMA METODE SIMPLEKS Model matematis: Maksimum: Z = 3.X1 + 5.X2 Pembatas: X1 4 2.X X1 + 2.X2 18 dan X1, X2 Model Standar: Maksimum: Z -3.X1-5.X2 = Pembatas: X1 + S1 = 4 2.X2 + S2 = 12 3.X1 + 2.X2 + S3 = 18 dan X1, X2, S1, S2, S3 39

40 ALGORITMA METODE SIMPLEKS Kolom Entering Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi (RHS) Rasio Z S S /2 = 6 Persamaan pivot S /2=9 Koefisien pivot Kolom variabel masuk 4

41 ALGORITMA METODE SIMPLEKS Kolom Entering Basis Solusi Z X1 X2 S1 S2 S3 (RHS) Z S1 X2 1 1/2 6 Didapat dari rumus S3 Persamaan pivot yang Persamaan pivot yang baru = koefisien pivot lama 41

42 ALGORITMA METODE SIMPLEKS Kolom Entering Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi (RHS) Rasio Z S S /2 = 6 Kolom Entering S /2=9 Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi (RHS) +5 x Z 1-3 5/2 3 S Iterasi-1 X2 1 1/2 6-2 x S Persamaan yang baru = Persamaan lama koefisien kolom entering Persamaan pivot baru 42

43 ALGORITMA METODE SIMPLEKS Kolom Entering Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi (RHS) Rasio Z 1-3 5/2 3 S /1=4 X2 1 1/2 6 S /3=2 Kolom Entering Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi (RHS) Z S1 X2 X1 1-1/3 1/3 2 43

44 ALGORITMA METODE SIMPLEKS Kolom Entering Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi (RHS) Rasio Z 1-3 5/2 3 Iterasi-2 S /1=4 X2 1 1/2 6 S /3=2 Kolom Entering X1 = 2 X2 = 6 Z optimum = x -1 x Basis Z S1 X2 Z 1 X1 X2 1 S1 1 S2 3/2 1/3 1/2 S3 1-1/3 Solusi (RHS) X1 1-1/3 1/3 2 44

45 TEKNIK VARIABEL ARTIFISIAL Dalam metode Simpleks menggunakan variabel slack sebagai solusi basis awal, sedemikian sehingga masingmasing merupakan ruas kanan yang berharga positif pada masing-masing persamaan. Sekarang bagaimana solusi untuk kasus yang persamaan pembatasnya tidak lagi bertanda, tetapi bertanda = atau. Untuk kasus yang persamaan pembatasnya bertanda =, maka daerah fisibelnya hanya berupa segmen garis saja, sehingga kita tidak dapat memperoleh solusi fisibel basis awal karena tidak ada variabel slack yang dapat digunakan sebagai variabel basis awalnya. Contoh: 3.X1 + 2.X2 18, diubah menjadi 3.X1 + 2.X2 =18, maka daerah fisibelnya hanya berupa segmen garis yang menghubungkan titik (2,6) dengan (4,3). 45

46 TEKNIK VARIABEL ARTIFISIAL Untuk kasus yang persamaan pembatasnya bertanda, kita tidak akan memiliki solusi fisibel basis awal karena ruas kanannya berharga negatif. Contoh: 3.X1 + 2.X2 18, adalah sama dengan -3.X1-2.X2-18 Dengan menambahkan variabel slack menjadi -3.X1-2.X2 + S1 = - 18, S1 tidak bisa menjadi variabel basis awal karena harganya negatif. Untuk menyelesaikan kedua jenis kasus tersebut, kita memerlukan adanya variabel dummy (variabel palsu) yang disebut variable artifisial, sehingga variabel basis awal bisa tetap ada. 46

47 TEKNIK VARIABEL ARTIFISIAL Contoh 1: Maksimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 Pembatas X1 4 2.X X1 + 2.X2 = 18 X1, X2 Bentuk di atas kita ubah menjadi: Maksimumkan Z - 3.X1-5.X2 = Pembatas X1 + S1 = 4 2.X2 + S2 = 12 3.X1 + 2.X2 + R3 = 18 X1, X2, S1, S2, R3 Pengaruh variabel artifisial (R) ini adalah untuk memperluas daerah fisibel. Pada kasus di atas, daerah fisibel berkembang dari semula berupa segmen garis yang menghubungkan titiktitik (2,6) dan (4,3) menjadi bidang ABCDE. 47

48 TEKNIK VARIABEL ARTIFISIAL Contoh 2: Maksimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 Pembatas X1 4 2.X X1 + 2.X2 = 18 X1, X2 Bentuk di atas kita ubah menjadi: Maksimumkan Z - 3.X1-5.X2 = Pembatas X1 - S1 + R1 = 4 2.X2 - S2 + R2 = 12 3.X1 + 2.X2 + R3 = 18 X1, X2, S1, S2, R1, R2, R3 Pada akhirnya, iterasi-iterasi metode Simples akan secara otomatis menjadikan variabel artifisial ini tidak mucul lagi (berharga nol), yaitu apabila persoalan semula telah terselesaikan. 48

49 TEKNIK VARIABEL ARTIFISIAL Dengan kata lain, kita gunakan variabel artifisial ini hanya untuk memulai solusi, dan harus menghilangkannya (menjadikannya berharga nol) pada akhir solusi. Jika tidak demikian, solusi yang diperoleh akan tidak fisibel. Untuk itu, maka harus diberikan penalty M (dimana M adalah bilangan positif yang sangat besar) pada setiap variabel artifisial dalam fungsi tujuannya. Nilai M bertanda negatif (-) untuk fungsi tujuan maksimum, dan bertanda positif (+) untuk fungsi tujuan minimum Ada 2 teknik penyelesaian untuk kasus dengan variabel artifisial, yaitu: 1. Teknik M 2. Teknik dua fase Kedua teknik ini saling berkaitan erat 49

50 METODE PENALTY (TEKNIK M) Contoh 1: Maksimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 Pembatas X1 4 2.X X1 + 2.X2 = 18 X1, X2 Karena pembatas ketiga bertanda =, maka untuk mendapatkan solusi basis awalnya kita harus menambahkan variabel artifisial sehingga diperoleh bentuk: Maksimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 +.S1 +.S2 M.R3 Pembatas X1 + S1 = 4 2.X2 + S2 = 12 3.X1 + 2.X2 + R3 = 18 X1, X2, S1, S2, R3 5

51 METODE PENALTY (TEKNIK M) Untuk memasukkan model di atas ke dalam bentuk tabel, maka terlebih dahulu substitusikan R3 dengan cara: R3 = 18 3.X1 2.X2 Kemudian masukkan ke dalam persamaan Z sebagai berikut: Z = 3.X1 + 5.X2 +.S1 +.S2 M.(18 3.X1 2.X2) atau Z = (3.M + 3).X1 + (2.M 5).X2 +.S1 +.S2 18.M Z (3.M + 3).X1 (2.M 5).X2.S1.S2 = 18.M Hal ini dilakukan dengan maksud agar dalam pembuatan tabel Simpleks awalnya, R3 sudah secara otomatis dipaksa berharga nol. Selanjutnya selesaikan persoalan di atas dengan cara yang sama. 51

52 METODE PENALTY (TEKNIK M) Iterasi Basis Z X1 X2 S1 S2 R3 Solusi Z 1 (-3M-3) (-2M-5) -18M S S R

53 METODE PENALTY (TEKNIK M) Iterasi Basis Z X1 X2 S1 S2 R3 Solusi 1 Z 1 (-3M-3) (-2M-5) -18M S S R Z 1 (-2M-5) (3M+3) (-6M+12) X S R

54 METODE PENALTY (TEKNIK M) Iterasi Basis Z X1 X2 S1 S2 R3 Solusi 1 2 Z 1 (-3M-3) (-2M-5) -18M S S R Z 1 (-2M-5) (3M+3) (-6M+12) X S R Z 1-9/2 (M+5/2) 27 X S X2 1-3/2 1/2 3 54

55 METODE PENALTY (TEKNIK M) Iterasi Basis Z X1 X2 S1 S2 R3 Solusi 2 3 Z 1-9/2 (M+5/2) 27 X S X2 1-3/2 1/2 3 Z 1 3/2 (M+1) 36 X1 1-1/3 1/3 2 S1 1 1/3-1/3 2 X2 1 1/2 6 X1 = 2 X2 = 6 Z optimum = 36 55

56 METODE PENALTY (TEKNIK M) Contoh 2: Minimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 Pembatas X1 4 2.X2 =12 3.X1 + 2.X2 18 X1, X2 Karena pembatas ketiga bertanda =, maka untuk mendapatkan solusi basis awalnya kita harus menambahkan variabel artifisial sehingga diperoleh bentuk: Minimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 +.S1 +.S3 + M.R2 + M.R3 Pembatas X1 + S1 = 4 2.X2 + R2 = 12 3.X1 + 2.X2 S3 + R3 = 18 X1, X2, S1, S3, R2, R3 Perhatikan: Bahwa Penalty M bertanda positif, mengapa? 56

57 METODE PENALTY (TEKNIK M) Untuk memasukkan model di atas ke dalam bentuk tabel, maka terlebih dahulu substitusikan R2 dan R3 dengan cara: R2 = 12 2.X2 R3 = 18 3.X1 2.X2 + S3 Kemudian masukkan ke dalam persamaan Z sebagai berikut: Z = 3.X1 + 5.X2 +.S1 +.S3 + M.(12 2.X2) + M.(18 3.X1 2.X2 + S3) atau Z = ( 3.M + 3).X1 + ( 4.M + 5).X2 +.S1 + M.S3 + 3.M Z ( 3.M + 3).X1 ( 4.M + 5).X2.S1 M.S3 = 3.M 57

58 METODE PENALTY (TEKNIK M) Iterasi Basis Z X1 X2 S1 S3 R2 R3 Solusi Z 1 (3M-3) (4M-5) -M 3M S R R

59 METODE PENALTY (TEKNIK M) Iterasi Basis Z X1 X2 S1 S3 R2 R3 Solusi 1 Z 1 (3M-3) (4M-5) -M 3M S R R Z 1 (3M-3) -M (-2M +5/2) 6M+3 S X2 1 1/2 6 R

60 METODE PENALTY (TEKNIK M) Iterasi Basis Z X1 X2 S1 S3 R2 R3 Solusi 1 2 Z 1 (3M-3) (4M-5) -M 3M S R R Z 1 (3M-3) -M (-2M +5/2) 6M+3 S X2 1 1/2 6 R Z 1-1 (-M +3/2) (-M +1) 36 S1 1 1/3 1/3-1/3 2 X2 1 1/2 6 X1 1-1/3-1/3 1/3 2 X1 = 2 X2 = 6 Z optimum = 36 6

61 TEKNIK DUA FASE Dengan digunakannya konstanta M yang merupakan bilangan positif yang sangat besar sebagai penalty, maka bisa terjadi kesalahan perhitungan, terutama apabila perhitungan itu dilakukan dengan menggunakan program komputer. Kesalahan itu bisa terjadi karena koefisien tujuan relatif sangat kecil dibandingkan dengan harga M, sehingga komputer akan memperlakukannya sebagai koefisien yang berharga nol. Sebagai contoh, apabila pada persoalan teknik M di atas ditetapkan harga M = 1., maka koefisien X1 dan X2 pada fungsi tujuannya menjadi (3. 3) dan (4. 5). 61

62 TEKNIK DUA FASE Kesulitan ini bisa dikurangi dengan menggunakan teknik dua fase. Disini konstanta M dihilangkan dengan cara menyelesaikan persoalan dalam dua fase (dua tingkatan) sebagai berikut: Fase 1: Fase ini digunakan untuk menguji apakah persoalan yang kita hadapi memiliki solusi fisibel atau tidak. Pada fase ini fungsi tujuan semula diganti dengan meminimumkan jumlah variabel artifisialnya. Jika nilai minimum fungsi tujuan baru ini berharga nol (artinya seluruh variabel artifisial berharga nol), berarti persoalan memiliki solusi fisibel, lanjutkan fase 2. Tetapi, jika nilai minimum fungsi tujuan baru ini berharga positif, maka persoalan tidak memiliki solusi fisibel, STOP. Fase 2: Gunakan solusi basis optimum dari fase 1 sebagai solusi awal bagi persoalan semula. Dalam hal ini ubahlah bentuk fungsi tujuan fase 1 dengan mengembalikannya pada fungsi tujuan persoalan semula. Pemecahan persoalan dilakukan dengan cara seperti biasa. 62

63 TEKNIK DUA FASE Contoh 1: Maksimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 Pembatas X1 4 2.X X1 + 2.X2 = 18 X1, X2 Bentuk standar: Maksimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 +.S1 +.S2 M.R3 Pembatas X1 + S1 = 4 2.X2 + S2 = 12 3.X1 + 2.X2 + R3 = 18 X1, X2, S1, S2, R3 Untuk memasukkan model di atas ke dalam bentuk tabel, maka terlebih dahulu substitusikan R3 dengan cara: R3 = 18 3.X1 2.X2 63

64 TEKNIK DUA FASE Fase 1: Minimumkan r = R3 atau r = 18 3.X1 2.X2 Pembatas X1 + S1 = 4 2.X2 + S2 = 12 3.X1 + 2.X2 + R3 = 18 X1, X2, S1, S2, R3 64

65 TEKNIK DUA FASE Fase 1: Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 R3 Solusi r S S R

66 TEKNIK DUA FASE Fase 1: Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 R3 Solusi 1 r S S R r X S R

67 TEKNIK DUA FASE Fase 1: Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 R3 Solusi 1 2 r S S R r X S R r -1 X S X2 1-3/2 1/2 3 Persoalan di atas memiliki solusi fisibel. Selanjutnya R tidak diikutsertakan lagi. 67

68 Fase 2: Dari tabel optimum pada fase 1 di atas dapat dituliskan persamaanpersamaan berikut: X1 + S1 = X1 = 4 S1 3.S1 + S2 = 6 X2 3/2.S1 = X2 = 3 + 3/2.S1 Kembali kepada model persoalan semula, dan dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan di atas, didapatkan: Maksimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 Z = 3.(4 S1) + 5.(3 + 3/2.S1) Z = 9/2.S Pembatas X1 + S1 = 4 3.S1 + S2 = 6 X2 3/2.S1= 3 X1, X2, S1, S2 TEKNIK DUA FASE 68

69 TEKNIK DUA FASE Fase 2: Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 Solusi Z -9/2 27 X S X2 1-3/2 3 69

70 TEKNIK DUA FASE Fase 2: Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 Solusi 1 Z -9/2 27 X S X2 1-3/2 3 Z 3/2 36 X1 1-1/3 2 S1 1 1/3 2 X2 1 1/2 6 X1 = 2 X2 = 6 Z optimum = 36 7

71 TEKNIK DUA FASE Contoh 2: Minimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 Pembatas X1 4 2.X2 =12 3.X1 + 2.X2 18 X1, X2 Minimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 +.S1 +.S3 + M.R2 + M.R3 Pembatas X1 + S1 = 4 2.X2 + R2 = 12 3.X1 + 2.X2 S3 + R3 = 18 X1, X2, S1, S3, R2, R3 Untuk memasukkan model di atas ke dalam bentuk tabel, maka terlebih dahulu substitusikan R2 dan R3 dengan cara: R2 = 12 2.X2 R3 = 18 3.X1 2.X2 + S3 71

72 TEKNIK DUA FASE Fase 1: Minimumkan atau r = R2 + R3 r = (12 2.X2) + (18 3.X1 2.X2+S3) r + 3.X1 + 4.X2 S3 = 3 Pembatas X1 + S1 = 4 2.X2 + R2 = 12 3.X1 + 2.X2 S3 + R3 = 18 X1, X2, S1, S3, R2, R3 72

73 TEKNIK DUA FASE Fase 1: Iterasi Basis X1 X2 S1 S3 R2 R3 Solusi r S R R

74 TEKNIK DUA FASE Fase 1: Iterasi Basis X1 X2 S1 S3 R2 R3 Solusi 1 r S R R r S X2 1 1/2 6 R

75 Fase 1: TEKNIK DUA FASE Iterasi Basis X1 X2 S1 S3 R2 R3 Solusi 1 2 r S R R r S X2 1 1/2 6 R r -1-1 S1 1 1/3 1/3-1/3 2 X2 1 1/2 6 X1 1-1/3-1/3 1/3 2 75

76 Fase 2: Dari tabel optimum pada fase 1 di atas dapat dituliskan persamaanpersamaan berikut: S1 + 1/3.S3 = 2 X2 = 6 X1 1/3.S3 = X1 = 2 + 1/3.S3 Kembali kepada model persoalan semula, dan dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan di atas, didapatkan: Minimumkan Z = 3.X1 + 5.X2 Z = 3.(2 + 1/3.S3) + 5.(6) Z S3 = 36 Pembatas S1 + 1/3.S3 = 2 X2 = 6 X1 1/3.S3 = 2 X1, X2, S1, S3 TEKNIK DUA FASE 76

77 TEKNIK DUA FASE Fase 2: Iterasi Basis X1 X2 S1 S3 Solusi X1 = 2 X2 = 6 Z optimum = 36 Z S1 1 1/3 2 X2 1 6 X1 1-1/3 2 Tabel di atas sudah langsung merupakan tabel optimum Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa variabel-variabel artifisial tidak diikutsertakan lagi dalam perhitungan pada fase 2 apabila pada akhir fase 1 variabel-variabel artifisial itu berstatus sebagai variabel non basis. 77

BahanKuliahKe-3 Penelitian Operasional VARIABEL ARTIFISIAL. (Metode Penalty & Teknik Dua Fase) Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT.

BahanKuliahKe-3 Penelitian Operasional VARIABEL ARTIFISIAL. (Metode Penalty & Teknik Dua Fase) Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT. BahanKuliahKe-3 Penelitian Operasional VARIABEL ARTIFISIAL (Metode Penalty & Teknik Dua Fase) Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT. PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM 2006 1 TEKNIK VARIABEL ARTIFISIAL Dalam

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS 5.1 Metode Simpleks Metode simpleks ialah suatu cara penyelesaian masalah programa linier yang diperkenalkan pertama kali oleh Dantzig pada tahun 1947, yakni suatu

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan METODA SIMPLEKS Metoda Simpleks Suatu metoda yang menggunakan prosedur aljabar untuk menyelesaikan programa linier. Proses penyelesaiannya dengan melakukan iterasi dari fungsi pembatasnya untuk mencapai

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis

Lebih terperinci

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi Lecture 4: (B) Supaya terdapat penyelesaian basis awal yang fisibel, pada kendala berbentuk = dan perlu ditambahkan variabel semu (artificial variable) pada ruas kiri bentuk standarnya, untuk siap ke tabel

Lebih terperinci

Taufiqurrahman 1

Taufiqurrahman 1 PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini diberikan beberapa konsep dasar yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini, seperti pengertian persediaan, metode program linier. 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis berulang untuk menemukan penyelesaian optimal soal programa

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5 METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis berulang

Lebih terperinci

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL)

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL) ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL) Artificial Variable Algoritma Simpleks Metode M (Method of penalty) Metode dua fase Tabel Simpleks dalam bentuk matriks Artificial Variable (AV) Apabila terdapat satu

Lebih terperinci

METODE dan TABEL SIMPLEX

METODE dan TABEL SIMPLEX METODE dan TABEL SIMPLEX Mengubah bentuk baku model LP ke dalam bentuk tabel akan memudahkan proses perhitungan simplex. Langkah-langkah perhitungan dalam algoritma simplex adalah :. Berdasarkan bentuk

Lebih terperinci

mempunyai tak berhingga banyak solusi.

mempunyai tak berhingga banyak solusi. Lecture 4: A. Introduction Jika suatu masalah LP hanya melibatkan 2 kegiatan (variabel keputu-san) saja, maka dapat diselesaikan dengan metode grafik. Tetapi, jika melibatkan lebih dari 2 kegiatan, maka

Lebih terperinci

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R Metode Simpleks M U H L I S T A H I R PENDAHULUAN Metode Simpleks adalah metode penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS 6.1 Teori Dualitas Teori dualitas merupakan salah satu konsep programa linier yang penting dan menarik ditinjau dari segi teori dan praktisnya.

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan Metode Simpleks (Simplex Method) Kuliah 03 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Rumusan Pemrograman linier dalam bentuk baku 2 Pemecahan sistem persamaan linier 3 Prinsip-prinsip metode simpleks

Lebih terperinci

Algoritma Simplex. Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan

Algoritma Simplex. Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan Algoritma Simplex Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan kendala. (George Dantizg, USA, 1950) Contoh Kasus Suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III. METODE SIMPLEKS

BAB III. METODE SIMPLEKS BAB III. METODE SIMPLEKS 3.1. PENGANTAR Metode grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan linear program yang memilki variabel keputusan yang cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya

Lebih terperinci

BAB II METODE SIMPLEKS

BAB II METODE SIMPLEKS BAB II METODE SIMPLEKS 2.1 Pengantar Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN

METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN TUGAS KELOMPOK RISET OPERASI METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN KELOMPOK RINI ANGGRAINI S (H ) NURUL MUTHIAH (H 5) RAINA DIAH GRAHANI (H 68) FATIMAH ASHARA (H 78) PRODI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

TEORI DUALITAS. Pertemuan Ke-9. Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI DUALITAS. Pertemuan Ke-9. Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI DUALITAS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PENGANTAR Diperlukan sebagai dasar interpretasi ekonomis suatu persoalan

Lebih terperinci

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Kuliah 04 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Metode simpleks dalam bentuk tabel 2 Pemecahan untuk masalah minimisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

Bentuk Standar. max. min

Bentuk Standar. max. min Teori Dualitas 2 Konsep Dualitas Setiap permasalahan LP mempunyai hubungan dengan permasalahan LP lain Masalah dual adalah sebuah masalah LP yang diturunkan secara matematis dari satu model LP primal 3

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Staf Gunadarma Gunadarma University METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berkaitan dengan pengalokasian sumber

Lebih terperinci

Metode Simplex. Toha Ardi Nugraha

Metode Simplex. Toha Ardi Nugraha Metode Simplex Toha Ardi Nugraha Pendahuluan Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dengan program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berhubungan

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS Merupakan metode yang biasanya digunakan untuk memecahkan setiap permasalahan pada pemrogramman linear yang kombinasi variabelnya terdiri dari tiga variabel atau lebih. Metode

Lebih terperinci

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat Muhlis Tahir Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat kelayakan tidak pernah dapat terpenuhi. Adakalanya

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PENDAHULUAN Metode simpleks ini adalah suatu prosedur aljabar yang bukan secara grafik untuk mencari nilai optimal dari fungsi tujuan dalam masalah-masalah optimisasi

Lebih terperinci

Konsep Primal - Dual

Konsep Primal - Dual Konsep Primal - Dual Teori Dualitas Persoalan Primal dan Dual Persoalan Primal (asli) Persoalan Dual (kebalikan dari primal) PRIMAL DUAL A. Fungsi Tujuan A. Fungsi Tujuan 1. Maksimisasi Laba 1. Minimisasi

Lebih terperinci

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan mempunyai variabel surplus, tidak ada variabel slack.

Lebih terperinci

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL MATA KULIAH RISET OPERASIONAL [KODE/SKS : KK023311/ 2 SKS] METODE SIMPLEKS Pengubahan ke dalam bentuk baku Untuk menyempurnakan metode grafik. Diperkenalkan oleh : George B Dantzig Ciri ciri : 1. Semua

Lebih terperinci

BAB IV. METODE SIMPLEKS

BAB IV. METODE SIMPLEKS BAB IV. METODE SIMPLEKS Penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim (ingat kembali solusi

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS A. Metode Simpleks Metode simpleks yang sudah kita pelajari, menunjukkan bahwa setiap perpindahan tabel baru selalu membawa semua elemen yang terdapat dalam

Lebih terperinci

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT Danang Triagus Setiyawan ST.,MT Metode ini didasari atas gagasan pergerakan dari satu titik ekstrim ke titik ekstrim yang lain pada satu susunan konvek yang dibentuk oleh set fungsi kendala dan kondisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perencanaan Produksi 1. Pengertian Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan METODE SIMPLEKS 2 Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan Untuk menggunakan Metode Simpleks dalam masalah Program Linier

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi 211 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan aktifitas untuk menetapkan produk yang akan diprodksi untuk periode selanjutnyatujuan

Lebih terperinci

Model umum metode simpleks

Model umum metode simpleks Model umum metode simpleks Fungsi Tujuan: Z C X C 2 X 2 C n X n S S 2 S n = NK FungsiPembatas: a X + a 2 X 2 + + a n X n + S + S 2 + + S n = b a 2 X + a 22 X 2 + + a 2n X n + S + S 2 + + S n = b 2 a m

Lebih terperinci

BAB 2. PROGRAM LINEAR

BAB 2. PROGRAM LINEAR BAB 2. PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1 METODE BIG M Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tapi juga oleh pertidakasamaan dan/atau persamaan (=). Fungsi kendala dengan pertidaksamaan mempunyai surplus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Program Linear adalah suatu cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan berbagai kendala yang dihadapinya. Masalah program

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi Oleh : A. AfrinaRamadhani H. 1 PERTEMUAN 7 2 METODE BIG M Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tapi juga oleh pertidakasamaan dan/atau persamaan (=). Fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks PEMROGRAMAN LINIER Metode Simpleks Metode Simpleks Metode simpleks digunakan untuk memecahkan permasalahan PL dengan dua atau lebih variabel keputusan. Prosedur Metode Simpleks: Kasus Maksimisasi a. Formulasi

Lebih terperinci

contoh soal metode simplex dengan minimum

contoh soal metode simplex dengan minimum contoh soal metode simplex dengan minimum Perusahaan Maju Terus merencanakan untuk menginvestasikan uang paling banyak $ 1.200.000. uang ini akan ditanamkan pada 2 buah cabang usaha yaitu P dan Q. setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka (elemen-elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang, di mana

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (2)

Pemrograman Linier (2) Solusi model PL dengan metode simpleks Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia 2 Bentuk umum model PL Ingat kembali bentuk umum model PL maksimum Maks Z = c x + c 2 x 2 +... + c n x n Dengan kendala:

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan metode-metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Simpleks dan Metode Branch

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Masalah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali muncul di Inggris selama Perang Dunia II. Inggris mula-mula tertarik menggunakan metode kuantitatif dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi yang mampu menyelesaikan masalah optimasi sejak diperkenalkan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi yang mampu menyelesaikan masalah optimasi sejak diperkenalkan di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrograman Linier (Linear Programming) Pemrograman linier (linear programming) merupakan salah satu teknik riset operasi yang mampu menyelesaikan masalah optimasi sejak diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 65 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Kebutuhan Komponen Dalam pembuatan cat, diperlukan beberapa komponen yang menyusun terbentuknya cat tersebut menjadi produk jadi. Data

Lebih terperinci

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application)

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application) Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application) Kuliah 6 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Teori dualitas 2 Metode simpleks dual TI2231 Penelitian Operasional I 2

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM LINEAR

BAB 2 PROGRAM LINEAR BAB 2 PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

Metode Simpleks. Program linier bentuk standar Pengantar metode simpleks

Metode Simpleks. Program linier bentuk standar Pengantar metode simpleks Metode Simpleks Program linier bentuk standar Pengantar metode simpleks Metode-metode Grafis; Jumlah variable yang sedikit Simpleks; Jumlah variable: small - large Interior-point Jumlah variable: etra

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahn yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi terdiri dari kata manajemen, produksi dan operasi. Terdapat beberapa pengertian untuk kata manajemen

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu sistem saluran-saluran yang menghubungkan titiktitik

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Volume, Nomor, Oktober 05 PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR PROGRAM LINIER

BAB I PENGANTAR PROGRAM LINIER BAB I PENGANTAR PROGRAM LINIER Pengertian Program linier merupakan kata benda dari pemogramman linier (linear programming), muncul dalam penelitian operasional (operational research) Menurut George B Dantzing

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

Manajemen Sains. Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Manajemen Sains Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Komponen dasar Variabel keputusan yang kita cari untuk ditentukan Objective (tujuan)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 51 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi 2.1.1 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan di masa yang akan datang,

Lebih terperinci

Ir. Tito Adi Dewanto

Ir. Tito Adi Dewanto Ir. Tito Adi Dewanto Cara dan formulasi masalah ke dalam persamaan linier sama dengan metode grafik. Perbedaan pada langkah-langkah untuk pemecahan optimal. Kelebihan metode Simpleks dibanding dengan metode

Lebih terperinci

Optimasi. Bab Metoda Simplex. Djoko Luknanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil FT UGM

Optimasi. Bab Metoda Simplex. Djoko Luknanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil FT UGM Optimasi Bab Metoda Simplex Djoko Luknanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil FT UGM Masalah Awal x 1 = 0 E(0,9) G(4,6) Maksimumkan Z = 3x 1 + 5x 2 dengan kendala x 1 4 2x 2 12 3x 1 + 2x 2 18 dan x 1 0,

Lebih terperinci

Optimasi. Masalah Awal. Definisi 2. Contoh. Solusi Titik Sudut Feasible. Bab Metoda Simplex

Optimasi. Masalah Awal. Definisi 2. Contoh. Solusi Titik Sudut Feasible. Bab Metoda Simplex Masalah Awal Optimasi Bab Metoda Simplex Djoko Luknanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil FT UGM E(0,9) G(4,6) E(4,0) F(6,0) Maksimumkan dengan kendala x 1 4 2x 2 12 3x 1 + 2x 2 18 dan x 1 0, x 2 0 24/08/2003

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 1. Linier Programming adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumbersumberdaya yang

Lebih terperinci

MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI BATIK DENGAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA BATIK HANA

MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI BATIK DENGAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA BATIK HANA MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI BATIK DENGAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA BATIK HANA Indrayanti, S.T, M.Kom 1 Program Studi Manajemen Informatika,STMIK Widya Pratama Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Linier Para ahli mendefinisikan program linier sebagai sebuah teknik analisa yang digunakan untuk memecahkan segala persoalan atau masalah-masalah keputusan yang ada

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS 06/10/2014. Angga Akbar Fanani, ST., MT. SPL Nonhomogen dengan penyelesaian tunggal (unique) ~ ~

METODE SIMPLEKS 06/10/2014. Angga Akbar Fanani, ST., MT. SPL Nonhomogen dengan penyelesaian tunggal (unique) ~ ~ 6//4 METODE SIMPLEKS Angga Akbar Fanani, ST., MT. SPL Nonhomogen dengan penyelesaian tunggal (unique) Cari penyelesaian dari sistem : x x + x 3 = - 3x + x x 3 = -x + x + x 3 = - Metode Gauss-Jordan : lakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan sebuah rencana transportasi sebuah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS)

PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS) PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS) A. Tujuan Praktikum 1. Memahami bagaimana merumuskan/ memformulasikan permasalahan yang terdapat dalam dunia nyata. 2. Memahami dan dapat memformulasikan

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENELITIAN OPERASIONAL PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

PENELITIAN OPERASIONAL PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI PENELITIAN OPERASIONAL PERTEMUAN #9 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu membandingkan

Lebih terperinci

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2 PENERAPAN PROGRAM LINIER dalam OPTIMASI PRODUKSI Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1 MASALAH yg banyak dihadapi oleh INDUSTRI adalah BAGAIMANA MENGGUNAKAN atau MENENTUKAN ALOKASI PENGGUNAAN SUMBER DAYAYG

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (3)

Pemrograman Linier (3) Pemrograman Linier () Metode Big-M Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia Pada model PL di mana semua kendala memiliki relasi, variabel basis pada solusi awal (tabel simpleks awal) adalah Z dan semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase Metode Simpleks Vs. Simpleks Big-M Perbedaan metode simpleks dengan metode simpleks Big-M adalah munculnya variabel artificial (variabel buatan), sedangkan metode

Lebih terperinci

DIKTAT MATEMATIKA II

DIKTAT MATEMATIKA II DIKTAT MATEMATIKA II (METODE SIMPLEK) Drs. A. NABABAN PURNAWAN, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2004 METODE SIMPLEKS Metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi Produksi yang dalam bahasa inggris disebut production adalah keseluruhan proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa Produk yang dihasilkan sebagai

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM Bahan kuliah Riset Operasional ASSIGNMENT MODELING Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT. PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM 2005 1 Background Assignment Modeling Metode ini dikembangkan oleh seorang berkebangsaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

PENYEDERHANAAN OPERASI PERHITUNGAN PADA METODE SIMPLEKS

PENYEDERHANAAN OPERASI PERHITUNGAN PADA METODE SIMPLEKS PENYEDERHANAAN OPERASI PERHITUNGAN PADA METODE SIMPLEKS Yulia Yudihartanti ABSTRAKSI Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian programasi linear dengan beberapa cara operasi perhitungan

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH : PROGRAM LINEAR KODE : MKK206515 DOSEN : ERIKA LARAS ASTUTININGTYAS, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS VETERAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network :

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS)

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Maximize or Minimize Subject to: Z = f (x,y) g (x,y) = c S1 60 4 2 1 0 S2 48 2 4 0 1 Zj 0-8 -6 0 0 PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH,

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS (MS)

METODE SIMPLEKS (MS) METODE SIMPLEKS (MS) Teori LP: solusi optimal di titik pojok (sudut) daerah solusi feasible. Metode Simpleks memeriksa titik-titik sudut secara sistematik (iteratif), menggunakan konsep aljabar dasar,

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (2)

Pemrograman Linier (2) Solusi model PL dengan metode simpleks Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia 2 Bentuk umum model PL Ingat kembali bentuk umum model PL maksimum Maks Z = c 1 x 1 + c 2 x 2 +... + c n x n Dengan kendala:

Lebih terperinci