KALOR DAN KELEMBABAN SOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KALOR DAN KELEMBABAN SOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN"

Transkripsi

1 SOAL DAN PENYELESAIAN FISIKA BANGUNAN KALOR DAN KELEMBABAN Oleh: MUHAMAD YUNUS NIM. 59 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 3

2 . Bagaianakah berlangsungnya pengalihan kalor? Berikan contohcontoh! Jaaban: Salah satu sifat ari kalor aalah baha ia selalu akan beralih ari suatu baan yang bersuhu lebih tinggi kepaa suatu baan yang bersuhu lebih renah. Pengalihan kalor apat berlangsung elalui tiga cara: b. Konveksi. Disini olekul-olekul berpinah tepat ala tupukan kalor, an hal ini hanya apat terjai ala zat-zat cair an gas. ontoh nya aliran air ala raiator-raiator pesaat penghanat ruangan. Uara yang elaju elalui loga-panas raiator, ulai naik an bersirkulasi an engan jalan seperti ini ebaa serta kalor yag iperolehnya keseluruh ruangan; c. Pancaran. Dala hal ini pun olekul-olekul tetap beraa i tepat an pengalihan kalor ilakukan oleh getaran-getaran agnet listrik. Getaran-getaran ini elaju pula elalui ruang hapa uara an barulah beralih enjai kalor apabila ereka enyentuh bagian sesuatu. ontohnya aalah atahari, sebuah suber kalor yang beraa sangat jauh, yang engalihkan kalor ari perukaan atahari yang enayala ke bui. (a) Terutaa ala zat-zat paat. Molekul-olekul tetap beaa i tepat an eneruskan kalor ari olekul yang satu ke olekul berikut nya (b) Dala zat-zat cair an gas. Molekul-olekul berpinah tepat an ebaa serta kalor yang ereka peroleh (c) Molekul-olekul tetap berapa i tepat kalor ialihkan oleh bagian-bagian yang tiak beruapa zat a. Pengantaran. Dala hal ini kalor ialihkan ari olekul-olekul, naun olekul-olekul itu seniri tetap beraa i tepat asingasing. Paa uunya zat-zat paat epunyai aya hantar yang lebih besar ari paa Zat-zat cair atau gas. Apabila kita eegang sepotong tebaga ala nyala gas, aka beberapa saat keuian akan erasa, bahaa ujung tebaga, yang beraa ala genggaan tangan kita, enjai panas; Gabar -. pengalihan kalor enebus suatu ining Kalor selalu engalir ari suatu baan yang bersuhu lebih tinggi kesuatu baan yang bersuh lebih renah, hingga akhirnya suhu enjai saa (encari keseibangan) Penghipunan kalor erupakan suatu usaha pencarian keseibangan yang bergantung paa aya hantar an jenis kalor

3 . Apakah yang iaksu engan Akuulasi kalor? Jaaban: Penghipunan (akuulasi) kalor erupakan suatu usaha pencarian keseibangan yang bergantung paa aya hantar an jenis kalor. Setiap aterial eiliki keapuan untuk enghitung kalor, untuk berakuulasi, apabila terjai penerusan kalor elalui salah satu ari kleetiga cara yang iperuntukkan bagi itu. Paa uunya bahan-bahan bangunan yang paat, jai yang hanya epunyai seikit ruang kosong apat lebih banyak engakuulasi kalor ketibang apa yang inaai aterial-aterial ringan. Dala hal ini aterial-aterial yang isebut lebih ahulu akan lebih laa pula epertahankan kalor ibaning aterial-aterial yang isebut belakangan. 3. Bergantung kepaa apakah kenyaanan i ala suatu ruangan? Jaaban: Kenyaanan i ala suatu ruangan bergantung kepaa suhu yang terapat iala ruangan tersebut. Suhu ala ini itentukan oleh beberapa faktor yaitu: a) Suhu Uara Harus eiliki suatu nilai tertentu iukur paa ketinggian yang berbea-bea, tiak boleh berselisih terlapau banyak, biasanya suhu uara paa ketinggian,5 an,5 i atas lantai, selisih suhu yang iukur paa biang horizontal tiak boleh lebih ari º untuk ruang tinggal 8º an º. b) Suhu Pancaran Sebagian besar itentukan oleh suhu perukaan alat-alat peanas an ining-ining. Suhu ining yang lebih renah aripaa suhu uara akan terasa tiak enyenangkan. c) Gerakan Uara Jika uara bergerak terlapau cepat yang isebut angin, erupakan hal yang tiak enyenangkan. Kecepatan uara yang terasa eaai terapat iantara,5 an,5 /et ) Kelebaban Uara Jika i suatu bangunan terapat suhu yang tinggi, kelebaban yang tinggi akan enghabat penguapan yang ilakukan suatu baan. e) Keurnian Uara Hal ini bergantung paa zat-zat berbisa (seperti onoksia arang) an juga paa kaar ioksia arang yang kita lepas. Jika kita tiak easang ventilasi, kaar asa arang akan elapaui batas yang iperkenankan yaitu %. Untuk enjaga agar kaar asa arang tiak elapaui batas yang itentukan an juga untuk enjain berearnya zat asa ala julah yang encukupi. Tiap ja seseorang harus enyegarkan -5 3 uara tergantung ari luas ruangan. 4. Hitunglah hilang kalor ala ja elalui sebuah ining beton yang tebalnya, apabila iketahui suhu ala ruangan º suhu luar -º, A ining =, ρ = 4 kg/ 3! Penyelesaian : t i te. T. A Q = = = 9,396MJ A= Jenis bahan : Beton paat tiak bertulang T= ja = 36 s =, 3x36x,74,

4 5. Bagaianakah kita apat enangkal kalor sinar? Kita apat enangkal kalor sinar, engan cara : a) Menggunakan atap seperti paa ruah agar sinar tiak langsung asuk ke ala ruangan b) Menggunakan ining untuk enangkal kalor yang asuk 6. Mengapa kita perlu epertahankan kalor? Kita perlu epertahankan kalor untuk enciptakan kenyaanan jika kita beraa ala suatu ruangan sehingga ruangan tersebut eiliki suhu yang enyenangkan, isalnya saja paa saat usi ingin kita akan eperoleh suhu yang iinginkan engan jalan eanfaatkan suatu suber kalor an berusaha epertahankan kalor yang iapat ini agar suhu tiak enurun ke baah garis kenyaanan. 7. Hitunglah engan bantuan tabel aya tahan kalor konstruksikonstruksi yang ikeukakan ala halaan berikut: 3

5 8. Apakah konstruksi - konstruksi ari pertanyaan no. 7 eenuhi persyaratan-persyaratan NEN 68? Konstruksi konstruksi paa soal no. 7 suah eenihu syarat. Karena kualitas keepat konstruksi tersebut tiak aa yang ibaah kelas kualitas seang. (Lihat tabel 8) 9. Gabarkanlah laju suhu ala ining i baah ini. Bertitik tolaklah ari suhu ala 8 an suhu luar -. Jaaban: Dining teriri ari:. plaster seen =.5. 5 pelat H =. 3. beton (4 kg/ 3 ) =. Dining teriri ari:. plaster seen. 5 pelat H 3. beton (4 kg/ 3 ) t = 3 Menentukan aya tahan kalor (R) R =. R = R = R 3 = R = R + R + R 3 = =.5. 9 i. 43 u Menentukan julah tebusan kalor (R tot ) R tot R u u =.693 Penurunan suhu.9.9 i.693 Plesteran Plat H Beton u x x x x x

6 Gabar laju suhu i ala ining. Jaaban: A,, an 3. Laju uap paa ulanya beraa i baah titik ebun. 4. Tegangan uap enjai aksial segera i baah lapisan tahan uap B. Diketahui: Sebuah ak enatar ari beton gas, tabal 5 an iberi suatu lapisan bituinous yang tahan uap setebal kira-kira, seperti gabar 4 pertanyaan no. 7. D 5. Meotong garis uap aksial lebih banyak ke kanan. Perukaan kelebaban beralih ke baah. Transportasi uap ke atas enjai berkurang Situasi keseibangan: tiak terjai transportasi uap lagi. Perukaan kelebaban tiak beralih lagi Pertanyaan: arilah tepat i ana perukaan kelebaban atang ala fase akhir. Apabila: - Kita beranjak ari rata-rata suhu luar an an rata-rata suhu ala - Rata-rata kelebaban relative i ala 5% Konisi ala plat atap beton gas engan lapisan bituius A. Garis suhu B. Garis tegangan uap fase perulaan. Garis tegangan uap fase berikutnya D. Garis tegangan uap gase terakhir 5

7 . Diketahui Sebuah ining beton, engan ciri-ciri sebagai berikut : a. Tebal ining (ρ = 4 kg/ 3 ) b. Tebal lapisan isolasi busa buatan = 4 c. Suhu luar = º. Suhu ala = º e. Δt = º - º = º f. Rv i ala = 6 % g. Rv i luar = 8 % h. Untuk /α i itentukan =,3 i. Untuk /α u itentukan =,4 j. μ busa buatan = 4 k. λ beton =,86 l. λ busa buatan =,35 Ditanya: a. Gabarkanlah garis suhu b. Gabarkanlah garis tegangan uap yang aksial c. Gabarkanlah garis tegangan uap yang aa. Apakah terjai konensasi i ala konstruksinya? e. Tunjukkanlah iana letaknya! f. Jika lapisan isolaso beraa i sisi luar, apakah asih akan terjai konensasi paa suhu an ata-ata kelebaban yang saa? Telitilah paa hal ini! Penyelesaian : R R,4,35.,43,. R,8,86 R,43,8. R,5 Rtotal R k u i =,3 +,43 +,8 +,4. =,4 Penurunan suhu : a) Paa lapisan uara yang tiak bergerak i sisi luar ;,3 x, 8,4 b) Paa busa buatan ;,43 x 6,,4 c) Paa beton ;,8 x, 5,4 ) Paa uara yang tiak bergerak i sisi luar ;,4 x, 6,4 Bila i ala konstruksi terapat suatu tekanan uap sebesar 4 Pa an i luarnya sebesar 486 Pa, aka selisih antara ala an luar aalah 94 Pa. ( Pa = N/ ; Hg = 33,3 Pa ) μ busa buatan = 4 μ x = 4 x,4 =,6 μ beton = 35 μ x = 35 x, = 7, * 4 Pa i ala,6 : 8,6 x 94 = = 3 Pa Dala 7, : 8,6 x 94 = = 486 Pa Konstruksi * 486 Pa i luar 6

8 Ditanyakan: - Berapakah aya tahan kalor (R) tanpa iisolasi an setebal berapakah seharusnya isolasi ari busa ( =.3) untuk eenuhi kualitas baik? - Keukakanlah ua cara, i ana ana apat easang isolasi ari busa buatan Jaaban: Menentukan aya tahan kalor tanpa isolasi engan busa buatan (R) Jika isolasi beraa i sisi luar. Diketahui: Konstruksi teriri ari:. 3 lapis penutup ari selaput kaca bituinous + =.7. Papan atap 3. elah uara 4. Pasangan balok 5. Langit-langit kaat kasa yang iberi lapisan plester gips. R =. R = R = R 3 = R 4 = R 5 = R = R + R + R 3 + R 4 + R 5 = =

9 Menentukan aya tahan kalor isolasi engan busa buatan (R) R =. R = R = R 3 = R 4 = R 5 = R = R + R + R 3 + R 4 + R 5 >>>>> busa buatan = = 7. Dari hasil analisis, apat inyatakan baha isolasi engan enggunakan buasa buatan paa konstruksi i atas tiak iperlukan. 3. Sebuah ining tebok ari luar keala ibuat ari; pasangan batu bata keras 6 karet busa batu pasir kapur Ditanya; a. Apakah tebok ini eenuhi kelas kualitas baik berasarkan NEN 68? b. Kontruksikanlah garis suhu, garis tegangan uap aksial an garis tegangan uap yang aa c. Apakah paa peristia-peristia i atas terjai konensasi sebelah ala? Anaikata iya, tunjukan letaknya. Penyelesaian a. Apakah tebok ini eenuhi kelas kualitas baik berasarkan NEN 68? R = /λ R pas.bt.bta =,/,6 /. =,95 /. R busa =,6/,7 /. =,353 /. =,/,5 /. =,73 /. R bt.pasir.kpur R total =R p.bb. + R busa + R bt.p.kpur R total =,95 +,353 +,73 =,5 /. Berasarkan NEN 68 tabel 4.. kategori iining SEDANG. b. Kontruksikanlah garis suhu, garis tegangan uap aksial an garis tegangan uap yang aa - Garis suhu Julah koefesien tebusan kalor Rt =,5 /.. Paa lapisan pasangan batu bata keras = (,95/,5)*3 = 5,47. Paa lapisan busa buatan = (,353/,5)*3 =,3 3. Paa lapisan batu pasir kapur =(,73/,5)*3 = 4, - Garis Tegangan Uap Tahap kelebapan iluar 8% = 34 Pa. Tahap kelebapan iala 6% = 4 Pa. Maka selisih antara luar an ala = 4 Pa -34Pa = 66 Pa. 8

10 Lihat tabel 6 (buku fisika banguna, seri MTO; halaan 43) μ pasangan batu bata keras = μ. = x, =, μ busa buatan = 7 μ. = 7 x,6 = 4, μ batu pasir kapur = 3 μ. = 3 x, =,43 4Pa i ala kontruksi, , 66 65, 7.83, pas. batu bata keras = x66 37, 6 Pa 4-37,6 = 7,4 Pa busa buatan = x 4 Pa 7,4-65,4 = 447 Pa batu pasir kapur = x 3 Pa 447-3= 34 Pa 34 Pa i luar kontruksi 4. Diketahui : Konstruksi yang teriri ari : a. Lapisan bituinous = μ = 3 b. Lapisan busa buatan = 5 μ = c. Lapisan beton bertulang (5 kg/ 3 ) = μ = 35. R. V i luar = 8 % e. R. V i ala = 6 % f. Suhu ala = º g. Suhu luar = - º h. Δt = º (- º) = 3 º ala kontruksi Ditanya : a. Apakah atap eenuhi tahap kualitas baik? b. Gabarkanlah garis suhu, garis tegangan uap aksial an garis tegangan uap yang aa! c. Apakah paa peristia-peristia i atas terjai konensasi i ala? Bila ya, tunjukkanlah iana! Penyelesaian: 3 R R R,,7,5,35 3.,59.,49 3,. R3,5 3,33 R =,59 +,49 +,5. R,54 Rtotal R k u i =,9 +,59 +,49 +,5 +,43. =,7 Penurunan suhu : a) Paa lapisan uara yang tiak bergerak i sisi luar ;,9 x3, 3,7 b) Paa lapisan bituinous,59 x3,,7 9

11 c) Paa busa buatan,49 x3 5,7 ) Paa beton bertulang,5 x3, 9,7 e) Paa lapisan uara yang tiak bergerak i sisi ala,43 x3, 8,7 Bila i ala konstruksi terapat suatu tekanan uap sebesar 4 Pa an i luarnya sebesar 6 Pa, aka selisih antara ala an luar aalah 94 Pa. ( Pa = N/ ; Hg = 33,3 Pa ) μ lapisan bituinous = 3 μ x = 3 x, = 3 μ busa buatan = μ x = x,5 = 5 μ beton bertulang = 35 μ x = 35 x, = 4, * 4 Pa i ala 3 : 39, x 94 = = 486 Pa 5 : 39, x 94 = = 334 Pa 4, : 39, x 94 = = 6 Pa * 6 Pa i luar Dala Konstruksi 5. a. Untuk kaca tunggal =,5,,8 /,5 R =,6 /,8 /,4 u,3 i Rtotal R,3,6,4,76 i u Penurunan suhu berjulah :,4. Paa u x 4,55,76,6. Paa x, 68,76,3 3. Paa i x 4,77,76 Julah : /

12 Gabar : b. Untuk =,5,,8 / Untuk =,, Rcelah =,7 / Untuk 3 =,5,,8 / R R,7 / 3 R3 3,5,8,5,8,6 /,6 /,4 u,3 i Rtotal R R R3,3,6,7,6,4,35 / i u Penurunan suhu berjulah : Paau Paa Paa Paa 3 Paai,4,35,6,35,7,35,6,35,3,35 Julah : x x x x x,7,34 9,66,34 7,386

13 6. Diketahui : a. Penapang enatar sebuah kolo beton bertulang beserta kusenkusen yang berhubungan engan itu b. Penapang tegak lurus, sebuah latei yang i cor hingga rata ining luar. Ditanya Perbaikilah konstruksi ini seeikian rupa, sehingga jebatan-jebatan ingin! tiak tibul Penyelesaian: Paa uunya penapang penapang berikut ini erupakan penapang sebuah balkon luar yang terbuat ari beton bertulang (sering isebut juga sebagai jebatan ingin).sehingga untuk tiak tibul jebatan ingin, perlu ipasang sebuah isolasi paa balok an i sebagian lantai. 7. Diketahui : Dining luar sebuah bangunan sekolah ibuat ari beton bertulang setebal 5 (ρ = 5 kg/ 3 ) Ditanya : a. Berapakah tebal isolasi busa buatan untuk apat eenuhi kelas kualitas baik? b. Jika busa ini ipasang i sebelah ala atau i sebelah luar, apa sajakah yang akan enguntungkan an yang erugikan? c. Gabarkanlah bagi keua kejaian garis suhunya, atas asar + º i ala an º i luar! Penyelesaian : a) Untuk eenuhi kualitas baik ibutuhkan ketebalan isolasi buatan setebal 5, aka ;,5. R busa,43,35 sehingga,,43 >,9 OK! ( sesuai engan syarat aya tahan kalor inial berasarkan NEN 68 ) b) Paa bagian sisi sebelah luar Keuntungannya, antara lain : ) Tiak terapat keungkinan bagi terjainya konensasi i ala konstruksi atau konensasi i bagian perukaan. ) Kalor yang terkupul ala aterial akan bertahan lebih laa 3) Di usi panas, beton akan terlinung terhaap pergantian suhu yang terlalu besar an engan eikian beton akan terhinar pula ari peuaian yang elebihi batas. Kerugiannya, antara lain : Kita eerlukan lebih banyak aktu untuk eberikan suhu yang seestinya kepaa suatu ruangan, karena kita pun akan terlebih ahulu eberikan suhu yang seestinya paa ining beton. Paa bagian sisi sebelah ala Keuntungannya, antara lain ; Paa saat penghangatan seang berlangsung, aka tiak ebutuhkan aktu yang terlapau laa, karena kini beton tiak perlu ikenakan penyesuaian suhu. Kerugiannya, antara lain : ) Keungkinan terjainya konensasi i ala konstruksi ) Ruangan akan lebih cepat enjai ingin, jika penghangatan iberhentikan. 3) Paa saat usi panas, konstruksi tiak akan terlinung terhaap pengaruh-pengaruh yang itibulkan oleh suhu. c) Suhu Dala = + º Suhu Luar = º R R R,5,86,5,35 R =,8 +,43.,8.,43. R,5

14 Rtotal R k u i =,9 +,8 +,43 +,43. =,683 Penurunan suhu : a) Paa lapisan uara yang tiak bergerak i sisi luar ;,9 x, 5,683 b) Paa beton bertulang,8 x,,683 c) Paa busa buatan,49 x 9,683 ) Paa lapisan uara yang tiak bergerak i sisi ala,43 x, 5, Apakah yang kita aksukan engan suhu atap terbalik? Keukakanlah ari jenis atap ini hal-hal yang enguntungkan an yang erugikan engan bantuan sebuah sketsa konstruksi! Penyelesaian : Atap terbalik erupakan suatu konstruksi bentuk atap iana perletakan beban atap i atas suatu titik atau lebih tepat paa biang yang begitu kecil sehingga ianggap titik atau penggunaannya paa ruangan yang sepit. Keuntungannya : a) Meinialkan suhu yang aa i ala ruangan b) Lebih cepat ikerjakan Kerugiannya : a) Berat beban atap enjai terpusat paa satu titik b) Bentuk atap terbalik cenerung lebih kurang aan, ibaningkan engan bentuk atap paa uunya. 3

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc BAB KAPASITOR ontoh 5. Definisi kapasitas Sebuah kapasitor 0,4 imuati oleh baterai volt. Berapa muatan yang tersimpan alam kapasitor itu? Jawab : Kapasitas 0,4 4 0-7 ; bea potensial volt. Muatan alam kapasitor,,

Lebih terperinci

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan.

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan. BAB V FONASI RAKIT I. PENAHULUAN Fondasi rakit erupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit elebar keseluruh bagian dasar bangunan. Fondasi rakit digunakan jika lapis tanah eiliki kapasitas dukung

Lebih terperinci

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c Bab X 10.1 Zat murni aalah zat yang teriri atas sutau senyawa kimia tertentu, misalnya CO alam bentuk gas, cairan atau paatan, atau campuran aripaya, tetapi tiak merupakan campuran engan zat murni lain

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

BAB 6 P E G A S M E K A N I S BAB 6 P E G A S M E K A N I S Pegas, aalah suatu elemen mesin yang memperoleh gaya bila iberi perubahan bentuk. Pegas mekanis ipakai paa Mesin untuk menesakan gaya, untuk menyeiakan lenturan an untuk menyimpan

Lebih terperinci

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3 Zat dan Wujudnya Massa Jenis Jika kau elihat kapas yang berassa 1 kg dan batu berassa 1 kg, apa ada di benaku? Massa Jenis adalah perbandingan antara assa benda dengan volue benda Massa jenis zat tidak

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1. BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 4.1. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang geung hotel 7 lantai an 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat paa gambar 4.1 : Gambar

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBESIAN PELAT FONDASI

TEKNIK PEMBESIAN PELAT FONDASI TEKNIK PEMBESIAN Hotma Prawoto Sulistyai Program Diploma Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gajah Maa 1 UPPER STRUCTURE Bagian bangunan yang beraa i atas permukaan tanah SUB STRUCTURE Bagian bangunan

Lebih terperinci

2016, No Noor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Noor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Kooditi (Lebaran Negara Rep

2016, No Noor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Noor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Kooditi (Lebaran Negara Rep No.1513, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPEPPTI. Gudang Tertutup. Persyaratan Uu dan Teknis. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III BERAT VOLUME TANAH

BAB III BERAT VOLUME TANAH BAB III BERAT VOLUME TANAH 3.1 Referensi Das, Braja M. Mekanika Tanah I. Bab Koposisi Tanah : Hubungan Antara Berat Volue, Angka Pori, Kaar Air an Berat Spesifik. 3.2 Dasar Teori Prinsip percobaan yang

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat * Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam

Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 ja 1 (Nilai 15) Sebuah bola pada ketinggian h dari perukaan lantai, ditebakkan secara horizontal dengan kecepatan v 0. Bola engenai lantai dan eantul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Jurusan Matematika FMIPA IPB UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1 Sabtu, 4 Maret 003 Waktu : jam SETIAP NOMOR MEMPUNYAI BOBOT 10 1. Tentukan: (a) (b) x sin x x + 1 ; x (cos (x 1)) :. Diberikan fungsi

Lebih terperinci

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP (diurutkan berdasarkan SKL 2008)

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP (diurutkan berdasarkan SKL 2008) RUMUSRUMUS FISIK SMP (diurutkan berdasarkan SKL 008) M : KELS / O : Design by Denny 008 SMPK 4 BPK PEBUR O RUMUS SIMBOL STU (SI) Massa Jenis ρ = V Peuaian panjang zat padat 3 Kalor o.. T t o a. Kalor untuk

Lebih terperinci

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor

KAPASITOR. Pengertian Kapasitor 7/3/3 KAPASITOR Pengertian Kapasitor Dua penghantar berekatan yang imaksukan untuk iberi muatan sama tetapi berlawanan jenis isebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS

BAB VI PERENCANAAN TEKNIS BAB I PERENCANAAN TEKNIS I.1. Umum Paa Bab telah ipilih satu alternatif jalur penyaluran an sistem pengolahan air buangan omestik Ujung Berung Regency. Paa bab ini akan itentukan imensi jaringan pipa,

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic Suaratno Suirham Stui Maniri Diferensiasi ii Darpublic BAB 3 Turunan Fungsi-Fungsi (3 (Fungsi-Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inersi, Logaritmik, Eksponensial 3.. Turunan Fungsi Trigonometri Jika maka

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG

KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG /8/ KEEIMBANGAN BENDA TERAPUNG Mepelajari asalah : Prinsip huku Archiees Prinsip keseibangan an kestabilan Menghitung besar gaya apung an letak pusat apung Mengevaluasi kestabilan bena terena atau terapung

Lebih terperinci

3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial

3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial Darpublic Nopember 03.arpublic.com 3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial 3.. Turunan Fungsi Trigonometri Jika sin maka sin sin( + ) sin sin cos + cos sin sin Untuk

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Jurnal J-Ensitec: Vol 0 No. 0, Mei 06 RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL Gugun Gunai, Asep Rachmat, Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL KELOMPOK II BRIGITA O.Y.W. 125100601111030 SOFYAN K. 125100601111029 RAVENDIE. 125100600111006 JATMIKO E.W. 125100601111006 RIYADHUL B 125100600111004

Lebih terperinci

, serta notasi turunan total ρ

, serta notasi turunan total ρ LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PAKAN IKAN DI PROVINSI BENGKULU

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PAKAN IKAN DI PROVINSI BENGKULU PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PAKAN IKAN DI PROVINSI BENGKULU A. Penahuluan Pakan erupakan salah satu koponen penting ala kegiatan buiaya ikan. Disatu sisi pakan erupakan suber ateri an energi untuk enopang

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

( ) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO

( ) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO (0612225223) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO Jurnal Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Fisika OLEH WAN

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

METODE MENGIKAT KEBELAKANG

METODE MENGIKAT KEBELAKANG METODE MENGIKAT KEBELAKANG Metoe mengikat ke belakang aalah menentukan suatu titik baru engan jalan mengaakan pengukuran suut paa titik yang tiak iketahui koorinatnya. Ketentuan yang harus ipenuhi aalah

Lebih terperinci

Fluida. Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida

Fluida. Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida LUID luia aa teperatur noral, zat apat erwuju: luia? aatan/soli Cair/Liqui Gas luia Zat an apat enalir an eiliki entuk seperti waah an enapunna to-ato an olekul-olekul eas ererak luia okok ahasan luia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2

11/4/2011 KOHERENSI. koheren : memiliki θ yang tetap (tidak berubah terhadap waktu) y 1 y 2 11/4/011 1 11/4/011 KOHERENSI koheren : memiliki θ yang tetap (tiak berubah terhaap waktu) θ = π y 1 y θ = 0 y 1 y 11/4/011 INTERFERENSI CELAH GANDA G G T 4 T 3 T G T 1 T pusat T 1 G T T 3 T 4 Cahaya bersifat

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

PANJANG PENYALURAN TULANGAN 131 6 PANJANG PENYALURAN TULANGAN Penyauran gaya seara sempurna ari baja tuangan ke beton yang aa i sekeiingnya merupakan syarat yang muthak harus ipenuhi agar beton bertuang apat berfungsi engan baik

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Paa Serat Optik Ragam Tunggal Oleh : Nama : Agus Setiyaan Nim : LF 31 419 Kebutuhan akan serat optik yang tinggi serta kompleksitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR

ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR J. Sains MIPA, Agustus 8, Vol. 14, No., Hal.: 17-113 ISSN 1978-1873 ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP TINGKAT PENGUAPAN AIR Roniyus Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Banar Lampung 35145 Inonesia

Lebih terperinci

BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI

BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI BAB VII KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI 6.. Arus an Kerapatan Arus. Muatan listrik yang bergerak membentuk arus yang memiliki satuan ampere (A) an iefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04 50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

Modul 5 Saluran Transmisi

Modul 5 Saluran Transmisi Saluran Transisi Organisasi Moul 5 Saluran Transisi A. Penahuluan page 3 B. Paraeter Prier Saluran Transisi page 9 C. Paraeter Sekuner Saluran Transisi page 5 D. Koefisien Pantul an SW page 7 E. Tegangan

Lebih terperinci

BAB III INTERFERENSI SEL

BAB III INTERFERENSI SEL BAB NTEFEENS SEL Kinerja sistem raio seluler sangat ipengaruhi oleh faktor interferensi. Sumber-sumber interferensi apat berasal ari ponsel lainya ialam sel yang sama an percakapan yang seang berlangsung

Lebih terperinci

Garis alir pada fluida mengalir terdapat dua jenis, yaitu:

Garis alir pada fluida mengalir terdapat dua jenis, yaitu: DINAMIKA FLUIDA Garis alir pada fluida engalir terdapat dua jenis, yaitu:. Aliran lainar adalah aliran fluida yang engikuti suatu garis lurus atau elengkung yang jelas ujung dan pangkalnya serta tidak

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA 1. PENGETAHUAN DASAR a. Fungsi / Tujuan Sambungan Baja Suatu konstruksi bangunan baja aalah tersusun atas batang-batang baja yang igabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN GELOMBANG CAHAYA Cahaya erupakan energi radiasi berbentuk gelobang elektroagnetik yang dapat dideteksi oleh ata anusia serta bersifat sebagai gelobang

Lebih terperinci

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR BAB III KONROL PADA SRUKUR III. Klasifikasi Kontrol paa Struktur Sistem kontrol aktif aalah suatu sistem yang menggunakan tambahan energi luar. Sistem kontrol aktif ioperasikan engan sistem kalang-terbuka

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC FISIKA KEAS II IPA - KUIKUUM GABUNGAN 09 Sesi NGAN ANGKAIAN AUS BOAK-BAIK A. AUS BOAK-BAIK a. Persaaan Arus dan Tegangan A Arus bolak-balik adalah arus listrik yang arah dan besarnya senantiasa berubah

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005 Prosiing Seminar Nasional Penelitian, Peniikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahi Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005 KAJIAN INDEKS BIAS KACA YANG MENGALAMI PROSES ANNEALING (The Stuy of Refraction Inex of Glass

Lebih terperinci

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 PENGERTIAN KALOR Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1 Planetary Gearbox Untuk pengertian secara umumnya sistem roa gigi planet aalah sebuah sistem roa gigi yang teriri ari sun gear, carrier gear an ring gear atau internal gear Satu

Lebih terperinci

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK METOE MATRIK APIKASI METOE MATRIK UNTUK ANAISA STRUKTUR BAOK PENGERTIAN UMUM Metoe matrik aalah suatu pemikiran baru paa analisa struktur, yang berkembang bersamaan engan populernya penggunaan computer

Lebih terperinci

Formulasi Lentur BAB ANALSS KASUS LENTUR DAN GESER PADA BALOK ELASTS Suatu elemen balok ikatakan alam konisi lentur murni, jika balok tersebut menerima beban ang berupa momen lentur secara konstan tanpa

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL === TKNIK IITL === PRNNN RNKIN KOMINSIONL === Rangkaian logika atau igital apat ibagi menjai 2 bagian yaitu:. Rangkaian Kombinasional, aalah suatu rangkaian logika yang keaaan keluarannya hanya ipengaruhi

Lebih terperinci

Contoh 1. = 3, 75 cm 3 Ditanya : m Jawab : m = ρv = 19,3 x 3,75 = 27,375 gra m

Contoh 1. = 3, 75 cm 3 Ditanya : m Jawab : m = ρv = 19,3 x 3,75 = 27,375 gra m Contoh. Seotong eas yang bentuknya seerti seeda akan di tentukan assanya. Eas di asukkan dala gelas ukur yang sebelunya telah berisi air, seerti gabar. Ternyata, skala yang ditunjukan oleh eukaan air dala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Stui Perbaningan antara Gaya Menggantung engan Gaya Jalan Di Uara terhaap Perestasi Lompat Jauh Paa Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape Irfan., M.Or. Program Stui Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A II LANASAN TEORI. MICRO ULE GENERATOR Micro ubble Generator (MG) aalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung uara i alam air engan ukuran iameter kurang ari 00 µm. Micro bubble apat

Lebih terperinci

TRYOUT 1 MATEMATIKA TAHUN 2012/2013

TRYOUT 1 MATEMATIKA TAHUN 2012/2013 TRYOUT 1 MTEMTIK THUN 12/1 Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. 6 + : 5 199 =. a. 456 c. 41 b. 41. 1 2. Sebuah rumah makan memerlukan air minum kemasan kaleng sebanyak 17 kaleng untuk hari. Harga 1 kaleng

Lebih terperinci

Analisis Desain Sambungan Balok Kolom Sistem Pracetak Untuk Ruko Tiga Lantai

Analisis Desain Sambungan Balok Kolom Sistem Pracetak Untuk Ruko Tiga Lantai JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisis Desain Sambungan Balok Kolom Sistem Pracetak Untuk Ruko Tiga Lantai Aimas Bagus I., Ir. Muji Irmawan, MS., Ir. Faimun MSc., PhD Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL

KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL ELEKTONIK NLOG Pertemuan KKTEISTIK PENGUT OPESIONL Penguat perasinal (p-amp mrpk suatu penguat perlehan tinggi ikpellangsung engan umpan-balik yang itambahkan utk mengenalikan karakteristik tanggapan keseluruhan.

Lebih terperinci

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2 .3 Perbaningan Putaran an Perbaningan Roagigi Jika putaran roagigi yang berpasangan inyatakan engan n (rpm) paa poros penggerak an n (rpm) paa poros yang igerakkan, iameter lingkaran jarak bagi (mm) an

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika. Oleh : PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR BERWARNA HITAM DAN BIRU DENGAN ATAU TANPA LAPISAN KACA PENUTUP DALAM MENGKONVERSI ENERGI RADIASI MATAHARI MENJADI ENERGI TERMAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci