Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 1, No. 1, Agustus 2017 eissn X

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 6 KOTA BENGKULU 1 Sintya Siti Anggraeni, 2 Effie Efrida Muchlis, 3 Rusdi 1,2,3 Program Studi Pendidian Matematia JPMIPA FKIP Universitas Bengulu 1 sintya.a1c013008@gmail.com, 2 effieefrida@unib.com, 3 rusdipendmat12@gmail.com Abstra Penelitian ini bertujuan untu mengetahui upaya meningatan hasil belajar dengan menerapan model pembelajaran ooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada materi segitiga dan segiempat. Metode yang diterapan adalah Penelitian Tindaan Kelas (PTK) yang terdiri dari 23 siswa elas VIIA SMP Negeri 6 Kota Bengulu semester genap tahun ajaran 2016/2017. Berdasaran data dari lembar tes hasil belajar menunjuan terjadi peningatan hasil belajar siswa yang dilauan dengan cara memberian lembar egitan peserta didi (LKPD) berbasis CIRC, menugasan siswa untu membaca memberian soal-soal latihan yang menggunan onsep, meringas materi di rumah, dan menggambar serta menghitung dengan teliti. Peningatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata tes hasil belajar (THB) siswa silus I sampai silus III yaitu 70,17, 78,91 dan 82,87 dengan presentase etuntasan belajar lasial dari silus I sampai silus III yaitu 56,52%, 73,91%, 82,61%. Kata unci: CIRC; hasil belajar. Abstract This study aims to find out how to improve learning outcomes cooperative learning model type Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) in the material triangle and quadrilateral. The method applied is Classroom Action Research (PTK) consisting of 23 students of class VIIA SMP Negeri 6 Kota Bengulu even semester of academic year 2016/2017. Based on the data from the test sheet, the result of the study shows that there is an increase of the students 'learning outcomes done by giving the students' activity based letters (LKPD) based on CIRC, assigning students to read giving practice questions using concepts, summarizing the material at home, and drawing and counting carefully. Improvement of student learning outcomes can be seen from the average of learning outcomes (THB) students cycle I to cycle III that is 70,17, 78,91 and 82,87 with percentage of classical learning completeness from cycle I until cycle III that is 56,52%, 73.91%, 82.61%. Keywords: CIRC; learning outcomes. PENDAHULUAN Matematia merupaan ilmu yang mendasari perembangan tenologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajuan daya piir manusia. Matematia seolah adalah unsurunsur atau bagian-bagian dari matematia yang dipilih berdasaran atau berorientasi epada epentingan ependidian dan perembangan IPTEK (Soedjadi, 2000:37). Oleh arena itu, mata pelajaran matematia merupaan mata pelajaran yang diberian pada setiap jenjang pendidian dari mulai pendidian dasar sampai perguruan tinggi. Berdasaran hasil observasi yang dilauan pada tanggal Januari 2017 dan wawancara dengan ibu roma mestia pardede, S.Pd. sebagai guru matematia elas VII SMP Negeri 6 Kota Bengulu dietahui bahwa uriulum yang digunaan adalah KTSP 2006, sumber belajar hanya menggunaan satu buu siswa yang mengaibatan urangnya minat baca dan eterampilan dalam menggambar 94

2 maupun menyampaian gagasan penting tentang materi yang aan dipelajari. Hal ini berdampa terhadap rendahnya ativitas dan hasil belajar siswa. Nilai mata pelajaran matematia sebagian besar siswa di elas VII A tergolong rendah. Salah satu materi matematia yang selalu membuat siswa bingung dalam menyelesaian soal-soal yang abstra dan banya menggunaan rumus-rumus matematia adalah bangun datar segiempat dan segitiga. Pada materi ini, siswa dituntut untu dapat membaca, menggambar, melauan operasi aljabar, dan menentuan strategi dalam menyelesaian permasalahan. Salah satu tipe pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran ooperatif tipe CIRC. Terjemahan bebas dari Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah omposisi terpadu membaca dan menulis secara elompo. Pembelajaran CIRC diembangan oleh Steven, Madden, Slavin, dan Farnish. Pembelajaran ooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartian sebagai suatu model pembelajaran ooperatif yang mengintegrasian suatu bacaan dari berbagai sumber secara menyeluruh emudian mengomposisiannya menjadi bagian-bagian yang penting. (Shoimin, 2014:51-52). Penerapan model pembelajaran ini diharapan dapat mengubah pemiiran siswa terhadap pembelajaran matematia yang semula menganggapnya sebagai mata pelajaran yang membosanan dan menautan menjadi menyenangan dan mengasyian. Berdasaran uraian dari latar belaang di atas rumusan masalah yang aan diaji dalam penelitian ini yaitu : bagaimana upaya meningatan hasil belajar dengan menerapan model pembelajaran ooperatif tipe CIRC pada materi segitiga dan segiempat elas VII SMP Negeri 6 Kota Bengulu. Adapun tujuan penelitian tindaan elas ini adalah : untu mengetahui bagaimana upaya meningatan hasil belajar dengan menerapan model pembelajaran ooperatif tipe CIRC pada materi segitiga dan segiempat elas VII SMP Negeri 6 Kota Bengulu. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi atif dan reatif adalah model pembelajaran ooperatif. Menurut Suprijono (2014:54) model pembelajaran ooperatif adalah pembelajaran erja elompo yang diarahan oleh guru, di mana guru menetapan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediaan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untu membantu peserta didi menyelesaian masalah yang dimasud. Kegiatan pembelajaran ooperatif dilauan secara berelompo yang saling beerja sama antar anggota elompo. Ada beberapa tipe pembelajaran ooperatif, namun tipe pembelajaran yang sesuai untu mengatasi permasalahanpermasalahan siswa dalam membaca dan menulis matematia adalah tipe CIRC. Menurut Hotimah, Sunardi, & Suharto (2014:112) model CIRC adalah model pembelajaran yang memfousan egiatan pembelajarannya pada pemahaman bacaan dan penyelesaian permasalahan berbentu soal cerita dengan tahapan membaca berpasangan, mengidentifiasi masalah, menentuan ata unci, dan melauan pemerisaan pasangan yang hasilnya ditulisan dalam hasil olaboratif elompo. Ativitas yang dilauaan pada model pembelajaran CIRC yaitu tentang pemahaman dalam membaca dan menulis yang omperhensif dengan mengintegrasian bacaan secara menyeluruh emudian mengomposisian menjadi bagianbagian yang penting. Tujuan utama dari CIRC adalah menggunaan tim-tim ooperatif untu membantu para siswa mempelajari emampuan memahami bacaan yang dapat diapliasian secara luas (Slavin, 2008:203). Adapun langah-langah yang dilauan dalam penerapan model pembelajaran CIRC menurut Shohimin (2014:53) dan (Kurniasih & Sani, 2016:90) adalah sebagai beriut: 1. Fase pertama, yaitu orientasi. Guru memberian apersepsi dan menyampaian tujuan dan manfaat materi yang aan dipelajari. 95

3 2. Fase edua, yaitu organisasi. Guru mengoordinasian siswa dalam beberapa elompo dan membagian bahan bacaan dengan memperhatian eheterogenan dan tingat emampuan aademi siswa. 3. Fase etiga, yaitu pengenalan onsep. Guru mengenalan onsep baru dengan egiatan membaca beberapa sumber bacaan dan menulisan embali hasil bacaan dengan bahasanya sendiri dalam bentu sebuah ringasan. 4. Fase eempat, yaitu esplorasi dan apliasi Guru menyajian LKPD yang berbasis CIRC yang menuntun siswa untu berdisusi dalam menemuan onsep baru atau seedar membutian onsep yang diperoleh dari egiatan membaca. 5. Fase eempat, yaitu fase publiasi. Siswa mengomuniasian hasil temuantemuannya, membutian, memeragaan tentang materi yang aan dibahas, bai dalam elompo maupun di depan elas. 6. Fase eenam, yaitu fase penguatan dan reflesi. guru memberian penguatan berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberian contoh nyata dalam ehidupan sehari-hari. B. Hasil Belajar Kegiatan pembelajaran yang dilauan selalu bertujuan untu memperoleh hasil belajar yang diinginan. Menurut Jihat & Haris (2008: 14) hasil belajar adalah pencapaian bentu perubahan tingah lau yang cenderung menetap dari ranah ognitif, afetif, dan psiomotoris dari proses belajar yang dilauan dalam watu tertentu. Hasil belajar dapat diataan berhasil apabila telah mencapai tujuan pendidian. Di mana tujuan pendidian berdasaran hasil belajar peserta didi secara umum dapat dilasifiasian menjadi tiga yani: aspe ognitif, aspe afetif, dan aspe psiomotori. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: ) etiga ranah tersebut dijelasan sebagai beriut: 1. Aspe ognitif Penggolongan tujuan ranah ognitif oleh Bloom, mengemuaan adanya enam elas yani: pengetahuan, pemahaman, penggunaan atau penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Aspe afetif Tujuan ranah afetif berhubungan dengan hierari perhatian, siap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. 3. Aspe psiomotori Tujuan ranah psiomotori berhubungan dengan etrampilan motori, manipulasi benda atau egiatan yang memerluan oordinasi saraf dan oordinasi badan. Dalam proses belajar mengajar, tida hanya aspe ognitif yang harus diperhatian, melainan aspe afetif dan psiomotorinya juga. Untu melihat eberhasilan edua aspe ini, pendidi dapat melihatnya dari segi siap dan etrampilan yang dilauan oleh peserta didi setelah melauan proses belajar mengajar. METODE Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian tindaan elas (Classroom Action Research). Penelitian tindaan elas (PTK) adalah egiatan mengumpulan, mengolah, menganalisis, dan menyimpulan data untu menentuan tingat eberhasilan jenis tindaan yang dilasanaan oleh guru dalam proses pembelajaran. (Yuliawati, d, 2012:17). Penelitian tindaan elas ini peneliti bertinda sebagai guru yang meneliti terhadap prate pembelajaran yang dilauan di elas, melalui sebuah tindaan-tindaan yang direncanaan (planning), dilasanaan (acting), diamati (observing) dan direflesian (reflecting), agar guru memperoleh umpan bali yang sistemati mengenai apa yang selama ini dilauan dalam egiatan belajar mengajar. Instrumen yang digunaan dalam penelitian ini adalah lembar tes hasil belajar (THB) siswa yang dilauan setiap ahir silus. Sedangan, analisis data dalam penelitian ini adalah data uantitatif berupa 96

4 nilai tes hasil belajar setiap siswa diperoleh dari tes ahir setiap silus. Nilai tes hasil belajar setiap siswa diperoleh dari tes ahir setiap silus. Nilai masimal untu tes ini adalah 100. Analisis dilauan dengan tahap pemberian nilai yang dicapai setiap siswa dengan rumus yang dimodifiasi dari Sudjana (2009: 133) yaitu: x = i=1 x i i=1 x i.max 100 Keterangan: x : nilai siswa I=1 x i : jumlah sor THB I=1 x i.max : jumlah sor mas THB : jumlah soal THB Menurut (Aqib, d., 2014: 41) pembelajaran matematia diataan berhasil dalam meningatan hasil belajar siswa jia memenuhi etuntasan belajar minimal 75 %. Berdasaran Kuriulum Tingat Satuan Pendidian (KTSP) di SMP Negeri 6 Kota Bengulu untu: 1. Individu: jia siswa mendapat nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 untu tes pada setiap ahir silusnya. 2. Klasial: jia 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai 75 untu tes pada setiap ahir silusnya sesuai dengan riteria tingat eberhasilan belajar siswa pada tabel beriut ini: Tabel 3. Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa dalam % Tingat Keberhasilan Arti 80% Sangat Tinggi 60-79% Tinggi 40-59% Sedang 20-39% Rendah <20% Sangat Rendah (Aqib, d., 2014: 41) Rumus yang digunaan untu menghitung Persentase etuntasan belajar lasial (P) yaitu: (Aqib, d., 2014: 41) P = siswa yang mencapai KKM 100% siswa seluruhnya Hasil belajar siswa diataan meningat jia 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai 75 untu tes pada setiap ahir silusnya. Silus penelitian ini aan dihentian jia riteria eberhasilan tindaan telah tercapai. Adapun riteria dan indiator eberhasilan tindaan adalah: a. Hasil ativitas siswa mencapai riteria bai yaitu berada pada interval 3,4 < A 4,2, sehingga guru sudah diataan menerapan model pembelajaran ooperatif tipe CIRC dengan masimal. b. Berdasaran persentase etuntasan belajar secara lasial, maa hasil belajar siswa meningat jia tingat eberhasilan >80% siswa memperoleh nilai 75. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindaan elas melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC untu Meningatan Hasil Belajar Siswa Materi Segitiga dan Segiempat Kelas VII SMP Negeri 6 Kota Bengulu dilasanaan dalam 3 silus. Berdasaran hasil perhitungan terhadap hasil belajar siswa dinilai melalui tes hasil belajar siswa yang dilauan setiap ahir silus I, silus II, dan silus III berdasaran perhitungan pada hasil belajar siswa. Beriut ini adalah reapitulasi hasil perhitungan tes hasil belajar setiap silusnya: Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Setiap Silus Silus Nilai ratarata Ketuntasan belajar Keterangan lasial I 70,13 56,52% Sedang II 78,91 73,91% Tinggi III 82,87 82,61% Sangat Tinggi Berdasaran tabel 5, pada silus I hasil belajar siswa yang masih rendah. Setelah guru mengamati hasil belajar yang diperoleh siswa, siswa yang mencapai KKM adalah 13 orang dan yang tida mencapai KKM yaitu sebanya 10 orang. Hal ini terjadi arena siswa hanya mampu menyimbolan hal-hal yang dietahui pada soal saja dan belum memahami hubungan antar sifat-sifat bangun datar yang ditanyaan, sehingga pada silus I hanya mencapai riteria 97

5 ADK APH EKP ES FADP FYIW GLT JNS JM LTW MAR MY NS NA RSP SYP SM SOR SS WH YBW YHA ZY Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematia Seolah (JP2MS), Vol. 1, No. 1, Agustus 2017 eissn X sedang dengan rata-rata 70,13 dan etuntasan belajar lasial sebesar 56,52%. Pada silus II, hasil belajar siswa mengalami peningatan bai secara lasial maupun rata-rata nilai siswa. Berdasaran hasil pengamatan terhadap jawan THB siswa sudah dapat menyelesaian soal dengan prosedur yang tepat namun etia dihadapan dengan soal yang memerluan emampuan menggambar dan membaca gambar, siswa masih esulitan dalam menyimpulan hal-hal yang dietahui pada gambar. Hal ini menyebaban siswa salah dalam menentuan onsep yang aan digunaan. Pada silus III, guru memberian LKPD yang berguna untu menuntun siswa menemuan onsep sealigus menuntun siswa untu dapat menggambar dan membaca gambar. Tidaan ini terbuti, terjadi peningatan hasil belajar lasial siswa menjadi 82.61% dan mencapai riteria sangat bai. Oleh sebab itu penelitian dihentian pada silus III. Adapun peningatan etuntasan belajar lasial siswa dapat dilihat pada grafi beriut ini: 100% 80% 60% 40% 20% Ketuntasan Belajar Klasial Siswa 0% 56,52% SIKLUS I 73,91% 82,61% SIKLUS II SIKLUS III SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III Gambar 2. Ketuntasan Klasial Siswa pada setiap Silus Peningatan juga terjadi pada nilai setiap individu siswa setiap silusnya. Siswa yang mempunyai nilai yang selalu meningat diarenaan rata-rata siswa tersebut selalu mengiuti setiap fase pembelajaran dengan bersungguh-sunguh dan selalu hadir dalam egiatan pembelajaran di elas sehingga tida mengalami etinggalan pelajaran. Berdasaran nilai tes hasil belajar siswa pada setiap silus, perembangan nilai hasil belajar siswa sangat beragam, hal tersebut dapat dilihat pada grafi beriut ini: Perembangan Hasil Belajar Siswa Setiap Silus Silus I Silus II Silus III Gambar 3. Perembangan Hasil Belajar Siswa pada setiap Tes Silus Dari gambar 3, dapat dilihat bahwa perembangan nilai tes hasil belajar siswa tida selalu meningat pada setiap silusnya. Jumlah siswa yang nilai tes hasil belajarnya selalu mengalami peningatan pada sertiap silusnya adalah 16 siswa, artinya persentasi nilai siswa yang selau mengalami peningatan adalah 69,57%. Sedangan 7 siswa mengalami enaian dan penurunan pada setiap tes silusnya, artinya 30,43% siswa mengalami enaian dan penurunan untu nilai tes pada setiap silusnya. Hasil pengamatan peneliti terhadap nilai tes hasil belajar siswa setiap silusnya, terdapat 3 orang siswa yang tida pernah mencapai nilai 75 yang merupaan riteria etuntasan minimal (KKM) dengan persentasi 13 %. Ada beberapa fator 3 siswa tersebut tida pernah mencapai nilai KKM seperti urangnya persiapan diri menjelang pelasanaan tes silus, urang teliti dalam menyesaian soal, selalu datang terlambat, sering tidur di elas, mengganggu temannya yang presentasi, jarang iut dalam disusi elompo, dan tida memperhatian penjelasan guru. Namun secara umum, hasil belajar siswa elas VIIA mengalami peningatan entutasan belajar pada silus III. 98

6 PENUTUP Simpulan Penerapan model pembelajaran ooperatif tipe CIRC dapat meningatan hasil belajar siswa dengan cara: 1. Guru memberian siswa soal latihan yang mengutamatan proses pengerjaan. 2. Guru menugasan siswa untu membaca dan meringas materi yang aan dipelajari di rumah 3. Guru meminta siswa untu menggambar bangun datar dan menulisan hal-hal yang dietahui pada gambar 4. Guru memberian LKPD dengan egitanan esplorasi dan apliasi untu menemuan onsep baru atau pembutian terhadap pengetahuan awal siswa 5. Guru juga selalu mengingatan siswa untu teliti dalam menghitung dan memperhatian satuan Berdasaran hasil tes hasil belajar siswa terjadi peningatan rata-rata nilai maupun etuntasan belajar secara lasial dari silus I hingga silus III yaitu 70,17 (56,52%); 78,91 (73,91%), dan 82,87 (82,61%). Saran Berdasaran hasil penelitian tindaan elas ini, maa saran-saran yang dapat penyusun berian adalah sebagai beriut: 1. Guru hendanya mengondisian siswa untu disiplin dalam menyelesaian tahapan setiap fasenya sesuai dengan RPP. 2. Guru hendanya mengatur posisi tempat dudu siswa secara berelompo sebelum pelajaran dimulai 3. Guru hendanya menambahan variasi sumber bacaan yang berbeda, seperti buu pelajaran maupun media lainya seperti internet dan alat peraga matematia 4. Guru hendanya mengembangan pembelajaran ooperatif tipe CIRC pada poo bahasan lainnya atau mengombinasian dengan model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z., d. Penelitian Tindaan Kelas untu Guru SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama Widya. Daryanto Penelitian Tindaan Kelas dan Penelitian Tindaan Seolah Beserta Contoh-Contohnya. Yogyaarta: Gava Media. Dimyati, & Murdjiono Belajar dan Pembelajaran. Jaarta: Rinea Cipta. Hanafiah, N., & Suhana, C Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refia Aditama. Hotimah, H., Sunardi, & Suharto Pengembangan Perangat Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Poo Bahasan Kubus dan Balo. Kadima, Vol. 5, No. 2, Hal , Agustus 2014 Jihat, A., & Haris, A Evaluasi Pembelajaran. Yogyaarta: Multi Pressindo. Kurniasih, I., & Sani, B Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untu Peningatan Profesionalitas Guru. Surabaya : Kata Pena. Sardiman Interasi dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jaarta: Kharisma Putra Utama Offset. Shoimin, Aris Model Pembelajaran Inovatif dalam Kuriulum Yogyaarta: Ar- Ruzz Media. Slavin, Robert E Cooperative Learning,diterjemahan oleh NarulitaYusron dengan judul Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Soedjadi, R Kiat Pendidiaan Matematia di Indonesia (Konsentrasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan). Surabaya: Diretorat Jendral Pendidian Tinggi Departeman Pendididan Nasional. Sudjana Metoda Statistia.Bandung: Tarsito. 99

7 Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdaarya. Suprijono, Agus Cooperatif Learning. Yogyaarta: Pustaa Pelajar. Yuliawati, F., d Penelitian tindaan elas untu tenaga pendidi profesional. Yogyaarta: Pedagogia. Widoyoo, Eo Putro Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyaarta: Pustaa Pelaja 100