VALIDASI METODE AANI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT RSG-GAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VALIDASI METODE AANI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT RSG-GAS"

Transkripsi

1 VALIDASI METODE AANI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT RSG-GAS ELISABETH RATNAWATI, TH. RINA M Pusa Reakor Serba Guna (PRSG)-BATAN Kawasan Puspiek Serpong Tangerang Banen Telp Absrak VALIDASI METODE AANI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FASILITAS IRADIASI SYSTEM RABBIT RSG-GAS. Telah dilakukan validasi meode AANI dengan menggunakan beberapa bahan acuan sandar berserifika. Validasi meode ini mengacu pada keenuan yang dikehendaki dalam SNI : Berdasarkan hasil validasi meode yang dilakukan melalui pengujian akurasi dan presisi meode, akan dicoba diliha kaiannya dengan fasilias iradiasi yang digunakan unuk mengakifkan sampel. Akivasi dilakukan pada rabbi sysem (, RS,, dan ). Hasil validasi menunjukkan bahwa akivasi sampel yang dilakukan pada fasilias, RS, cukup baik, sedangkan memberikan hasil pengujian dengan ingka presisi dan akurasi yang idak memenuhi syara (). Perbedaan hasil yang cukup signifikan ini idak dipengaruhi oleh posisi fasilias iradiasi di reakor, karena dari hasil pengukuran menunjukan bahwa fluks neuron pada ke-empa posisi ersebu memiliki kisaran yang hampir sama yaiu n cm - s -1. Kaa kunci : validasi, AANI, Fasilias iradiasi, sisem rabbi Absrac THE VALIDATION OF INAA METHOD IN THE RELATION WITH RABBIT SYSTEM OF RSG-GAS IRRADIATION FACILITY. The validaion of INAA mehod has been done by sandard reference maerial. This validaion of INAA mehod is implemened based on he crieria of SNI : Based on he resul of his work will be shown he relaion beween performance of irradiaion faciliy used by sample acivaed wih he resul of accuraion and precision es. The samples ware acivaed in he rabbi sysem (, RS,, and ). The resul of validaion showed ha he sample was acivaed in he, RS, and gave good resul, bu is no so good. The significan deference resul is no been influenced by posiion of irradiaion faciliy in he reacor, because of he neuron flux measuremen gave same resul for he all posiion (, RS,, and ) is 10 13ncm - s -1. Key words: validaion, INAA, irradiaion faciliy, rabbi sysem 37

2 JFN, Vol No. 1, Mei 008 ISSN PENDAHULUAN Meode analisis akivasi neron (AAN) adalah meode pengujian idak baku. Unuk memperoleh pengakuan sebagai meode analisis yang digunakan di laboraorium pengujian erakrediasi, maka harus divalidasi erlebih dahulu. Melalui kegiaan validasi ini akan diuji kemampuan personil dan fasilias yang digunakan. Pengujian presisi perlu dilakukan unuk mendapakan gambaran besar kesalahan acak dalam suau analisis. Sedangkan pengujian akurasi perlu dilakukan unuk mendapa gambaran keepaan penyimpangan daa hasil analisis erhadap harga sesungguhnya. Kegiaan validasi ini merupakan kelanjuan dari kegiaan sebelumnya, dimana elah dilakukan validasi unuk jenis bahan acuan sandar yang berbeda. Reakor Serba Guna GA Siwabessy dilengkapi dengan fasilias iradiasi 5 sisem rabbi, yaiu 4 sisem rabbi dengan kecepaan normal (sisem hidrolik) dan 1 sisem rabbi dengan kecepaan inggi (sisem pneumaik). Fasilias ini berguna unuk iradiasi bahan di dalam reakor. Selama reakor beroperasi, sisem rabbi memungkinkan pemindahan sampel yang akan diiradiasi ke dalam daerah ini/core reakor unuk diiradiasi dan pengeluaran sampel yang elah diiradiasi unuk dievaluasi. Pada analisis/pengujian bahan dengan akiivasi neuron yang mana akivasi ini dilakukan di fasilias sisem rabbi reakor, maka kinerja sisem ini sanga menenukan. Unuk mendapakan hasil pengujian yang akura dan memiliki reprodusibilias inggi, maka akan coba diliha hubungan anara kemampuan fasilias iradiasi sisem rabbi dengan hasil pengujian yang diperoleh. Hal ini berkaian dengan nilai fluks neuron yang mungkin bervariasi pada seiap lokasi di reakor. Karena iu pada peneliian ini akan dilakukan validasi meode AANI dengan Bahan acuan sandar yang dikeluarkan oleh NIST, sebagai dasar unuk mengeahui kinerja fasilias iradiasi yang ada di RSG-GAS. Sisem rabbi hidrolik yang saa ini biasa digunakan pada proses iradiasi bahan, yaiu Rabbi Sysem 1 (), RS, dan. Sebelumnya sisem rabbi yang sering digunakan adalah dan RS. Dari hasil peneliian ini diharapkan bahwa proses akivasi dengan menggunakan ke empa posisi sisem rabbi hidrolik memberikan hasil yang dapa dipercaya. Evaluasi hasil akan diliha hubungan anara hasil validasi meode (uji presisi dan akurasi) iap unsur erhadap lokasi yaiu fasilias iradiasi sysem rabbi dimana akivasi sampel dilakukan. DASAR TEORI Fasilias Iradiasi Fasilias-fasilias iradiasi yang ada di RSG-GAS [1] diinjau dari posisinya dapa dibagi menjadi iga yaiu: fasilias yang erleak di eras reakor, fasilias yang erleak di berilium dan fasilias yang erleak di samping eras reakor. Fasilias 38

3 ISSN Validasi Meode (Elizabeh Ranawai, dkk) yang erleak di eras reakor digunakan unuk produksi radioisoop, dan peneliian elemen bakar reakor daya yang memerlukan fluks neuron inggi. Fasilias iradiasi yang erleak diberilium digunakan unuk produksi radioisoop dan peneliian akivasi neuron. Fasilias yang erleak di samping eras reakor digunakan unuk silikon doping, neuron radiografi dan penyediaan abung berkas neuron. Rabbi Sysem (RS) RS adalah fasilias iradiasi unuk melakukan peneliian akivasi neuron dan produksi radioisoop. Ada dua jenis sisem rabbi yaiu hidrolik dan pnumaik. Media pengangku kapsul iradiasi pada sisem rabbi hidrolik adalah air sedangkan media pengangku pada sisem rabbi pneumaik adalah gas nirogen. Di samping sebagai media pengangku, air dan gas ini berfungsi sebagai pendingin kapsul selama iradiasi berlangsung. Sisem rabbi pada dasarnya erdiri aas: 1. sasiun iradiasi. abung/pipa 3. sasiun pengiriman dan penerimaan, 4. sisem proses 5. elekroeknikal, insrumenasi dan sisem conrol Neuron dan Reaksi Nuklir Ada beberapa jenis sumber neuron (reakor, akselaor dan radioisoop pemancar neuron), eapi yang paling baik digunakan unuk keperluan analisis akivasi neuron adalah reakor nuklir, karena memiliki fluks neuron yang inggi dari hasil reaksi fisi 35 U. Neuron yang dihasilkan dari reaksi fisi memiliki kisaran energi hingga 15 MeV dan energi raa-raa sekiar MeV. Melalui umbukan elasik dengan ini moderaor, dengan cepa neuron hasil fisi erermalisasi menjadi neuron hermal, epiermal dan neuron cepa. Neuron hermal memiliki energi rendah di bawah 0,5 ev. Pengukuran fluks neuron ermal pada umumnya dilakukan dengan fluks monior cobal dengan reaksi 59 C0(n, γ) 60 Co, yang memiliki ampang linang 37,1 barn (1 barn=10-4 cm 39

4 JFN, Vol No. 1, Mei 008 ISSN Tabel 1. Rancangan Dasar Sisem Rabbi [1] Deskripsi Sisem rabbi hidrolik Sisem rabbi pneumaik Jumlah 4 1 Ukuran pipa ransfer Diameer dalam 36 mm Diameer dalam 0 mm Media pengangku dan pendingin Air Gas nirogen Maerial pipa ransfer Dalam kolam AlMg 3, luar kolam sainless seel Tekanan operasi Tekanan sekeliling 1,5 bar Kecepaan ransfer 0,6 m/d 10 m/d Maerial rabbi Plasik, aluminium Plasic Lama iradiasi minimum Kecepaan pendingin disekeliling kapsul Bahan diiradiasi 0, d 0, d Minimum 0,6 m/d - kimia anorganik (KCl, KBr, dll) - kimia organik (glikogen,polysyrene,dll) - Eksperimen physic (Gd+Eu, dll) - Biofisik (iroid, Iodin, dll) - Kelauan (Mn, kerang, dll) - Teknologi semikondukor (Ge, Si, dll) - maerial fisik (Co, Ni, Cd, dll) - Makanan Dalam kolam AlMg 3, luar kolam sainless seel Minimum 35 m/d Aluminium Tembaga Perak Vanadium Chromium Samarium Gadolinium Cobal Tallium Ukuran sampel Diameer 5 mm Panjang 96 mm Bola s.d diameer mm Bera sampel Maksimum 70 g 0,01 0,05 g Ukuran kapsul Diameer luar 33 mm Diameer luar 18 mm Panjang 96 mm Panjang 46 mm Bera sampel dan kapsul Maksimum 100 g Maksimum 10 g Panas spesifik 15 W/g 5 W/g Akivasi dan Persamaan Peluruhan Dalam AAN, kecepaan cacah A dari peluruhan sinar gamma yang dipancarkan oleh radionuklida pada saa pengukuran erganung pada kecepaan disinegrasi (D), pada akhir iradiasi, yang proposional dengan jumlah unsur arge dalam cuplikan. Rumus dasar dalam AAN unuk akivasi dan peluruhan radionuklida dengan waku paruh 1/ adalah sebagai beriku [] : D = ( NWF/M) R[ 1 exp( )] (1) λt i A = εtdexp( λt ) () d Dimana : N = bilangan Avogadro, 6,03x10 3 aom/mol W = bera unsur diiradiasi dalam gram F = abundance dari isoop arge 40

5 ISSN Validasi Meode (Elizabeh Ranawai, dkk) M = bera aom unsur R = kecepaan reaksi nuklir per ini isoop arge λ = konsana peluruhan (ln/ 1/ ) radionuklida T = branching raio dari sinar gamma yang eridenifikasi ε = efisiensi deekor Ti = lama iradiasi Td = lama peluruhan Pada reaksi dengan neuron, pembenukan produk erganung pada besar fluks neuron [3]. Semakin besar fluks neuron, maka semakin besar kecepaan akivasi, yang juga sebanding dengan jumlan ini yang erakivasi dalam arge. Jumlah ini dalam arge ini erganung pada isoopic abundance dari isoop yang diamai. Sedangkan bilangan Avogadro menyaakan jumlah oal aom didalam iap unsur dengan bera aom erenu. Akurasi dan Presisi Akurasi adalah kesesuaian anara hasil suau analisis dan nilai benar anali/unsur, karena nilai hasil analisis pada kenyaaannya merupakan perkiraan nilai benar dengan memperhiungkan nilai keidakpasiannya. Pengujian akurasi dapa dilakukan dengan cara, yaiu : a. Analisis bahan acuan, hasilnya dibandingkan dengan nilai anali sebenarnya. Selisihnya memberikan nilai penyimpangan dari meode. b. Analisis bahan acuan/uji, hasilnya dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan menggunakan meode lain. Selisihnya memberikan nilai penyimpangan meode relaif erhadap meode lain. Hal ini biasanya dilakukan apabila idak ersedia bahan acuan. Perbedaan anara nilai arge (nilai dalam serifika) dengan nilai hasil analisis dinyaakan dengan empa parameer [4] : 1. Bias relaif anara nilai hasil analisis dengan nilai arge yang dinyaakan dalam persenase: Nilai Nilai arge BR = x100% (3) Nilai analisis arge. Nilai z-score, dihiung dengan persamaan beriku Z score Nilaianalisis Nilaiarge = (4) σ Sandar deviasi (σ) merupakan fungsi Horwiz dengan nilai 0,8495 σ = 0,0 c dimana c adalah fraksi konsenrasi H 41

6 JFN, Vol No. 1, Mei 008 ISSN Simpangan baku z z Nilai Nilai analisis arge = (5) U analisis + U arge 4. Nilai u-es dihiung berdasarkan rumus beriku u es Nilai U arge arge Nilai + U analisis = (6) analisis Nilai u-es erhiung dibandingkan dengan nilai kriikal dalam Tabel 1, unuk menenukan apakah hasil yang dilaporkan berbeda secara signifikan dengan nilai arge dengan ingka probabilias sebagai beriku [4] Tabel. Tabel T-Saisik Kondisi Probabilias Saus u < 1,64 lebih besar dari 0,1 Hasil yang dilaporkan idak berbeda secara signifikan dari nilai arge 1,95 > u >1,64 anara 0,1 dan 0,05 Hasil yang dilaporkan kemungkinan idak berbeda secara signifikan dengan nilai arge,58 > u >1,95 anara 0,05 dan 0,01 Tidak jelas apakah hasil yang dilaporkan berbeda secara signifikan dari nilai arge 3,9 > u >,58 anara 0,01 dan 0,001 Hasil yang dilaporkan kemungkinan berbeda secara signifikan dari nilai arge u > 3,9 kurang dari 0,001 Hasil yang dilaporkan secara signifikan berbeda dari nilai arge. Krieria Penerimaan Krieria penerimaan unuk pengujian ingka akurasi dan presisi meode digunakan persamaan beriku : 1. Akurasi hasil pengujian baik (lolos) apabila memenuhi persamaan beriku: Nilai arge Nilaianalisis 1,95 U arge + U analisis (7). Presisi (erganung pada ingka konsenrasi) hasil pengujian, baik(lolos) apabila : U arge U U arge analisis + 100% + ( σ H ) 100% Nilai arge Nilai (8) analisis Nilai arge PELAKSANAAN PENELITIAN Preparasi Sampel Bahan Pada kegiaan ini digunakan beberapa bahan acuan sandar NIST 1573a Tomao Leaves, SRM 70 Inorganic Marine Sedimen, SRM 1547 Peach Leaves, SRM 780 Hard Rock Mine Wase, dan SRM 711 Monana Soil. 4

7 ISSN Validasi Meode (Elizabeh Ranawai, dkk) Cara Kerja Sampel diimbang dalam vial poliehylen bersih dengan bera anara mg, sebanyak ujuh kali replika. Dibua sau laruan sandar ees campuran dengan komposisi dan konsenrasi yang mendekai dengan nilai yang erera dalam serifika unuk unsur-unsur yang akan diuji. Laruan sandar mulielemen sebanyak 100 µl dieeskan ke dalam vial yang elah dicuci kemudian dibiarkan mengering dengan cara menyimpannya dalam desikaor selama 3-4 hari. Kemudian dilakukan pengkapsulan sampel dan sandar dengan kapsul iradiasi yang erbua dari poliehylene, dimana seiap layer dalam kapsul iradiasi diberi laruan sandar yang akan digunakan unuk kuanifikasi. Iradiasi Sampel, unsur sandar dan blanko diiradiasi secara bersamaan pada posisi dan kondisi iradiasi yang sama. Iradiasi dilakukan dalam fasilias sisim rabbi RSG- GAS selama 5 10 meni.unuk unsur dengan waku paruh medium dan 1 jam unuk unsur dengan waku paruh panjang. Kemudian didinginkan selama waku erenu sebelum dilakukan pencacahan. Pencacahan Pencacahan sampel pasca iradiasi yang elah didinginkan dilakukan dengan deekor resolusi inggi (HpGe), dengan lama pengukuran sekiar meni unuk unsur waku paruh medium, dan 1 jam unuk unsur dengan waku paruh panjang. Posisi sampel dan unsur sandar erhadap deekor adalah sama. Analisis Daa Dari hasil pencacahan dilakukan analisis kualiaif dan kuaniaif. Nilai hasil analisis kemudian dibandingkan erhadap nilai serifika dari masing-masing bahan, unuk diuji nilai akurasi dan presisinya. Dari hasil pengujian ersebu dapa digunakan unuk mengeahui kemapuan kinerja fasilias sisem iradiasi yang digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian diperoleh pada peneliian ini, diunjukkan oleh Tabel 3 dan Tabel 4. Dari Tabel 3 dapa dikeahui hasil analisis sampel SRM 70, dimana iradiasi sampel dilakukan pada posisi RS 1, dengan waku cooling selama 7 hari dan waku couning 1 jam unuk radionuklida dengan umur panjang. Dapa erdeeksi unsur-unsur waku paruh panjang dianaranya adalah Sc yang memiliki ingka akurasi dan presisi bagus, memiliki nilai konsenrasi yang mendekai nilai sebenarnya (ercanum dalam serifika dari NIST). Unsur Sc ini erbenuk dari reaksi 45 Sc(n,γ) 46 Sc, memiliki isoop abundance 1,00 dan ampang linang reaksi neuron (σ h ) 6,3 barn (6, m ). Demikian juga dengan unsur Cr, Fe, Co, Pa, Ba dan Rb didapa hasil pengujian yang memiliki nilai akurasi dan presisi 43

8 JFN, Vol No. 1, Mei 008 ISSN baik. Sedangkan Sb memiliki nilai akurasi bagus eapi presisi idak baik, ini karena pada saa pengulangan pengujian dihasilkan nilai yang agak berjauhan /bervariasi. Pada pengujian dimana akivasi dilakukan pada fasilias Rabbi sysem- (RS) dengan pengulangan sebanyak ujuh kali, menunjukkan bahwa hasil analisis unuk unsur Sc memberikan nilai konsenrasi di dalam kisaran nilai benar dari nilai yang sebenarnya, demikian juga dengan unsur Cr, Fe, Co, Pa, dan Rb memberikan nilai akurasi dan presisi yang cukup bagus. Sedangkan unuk unsur Ba konsenrasi erukur jauh di bawah nilai serifika dan seelah diuji ingka akurasi dan presisinya idak bagus. Konsenrasi unsur Sb erukur di aas nilai serifika. Unuk akivasi yang dilakukan pada memberikan hasil pengujian lebih baik dibandingkan RS. Pada iradiasi dengan fasilias ini memberikan hasil analisis unuk unsur Sc, Cr, Fe, Co, Pa, Ba, dan Rb dengan ingka akurasi dan presisi yang baik. Kecuali unuk unsur Sb memberikan hasil yang cukup akura, eapi presisinya jelek. Sedangkan akivasi yang dilakukan pada memberikan hasil analisis unsur-unsur yang idak akura dan presisi. Semua unsur yang erdeeksi nilainya jauh di bawah nilai serifika, sehingga seelah dilakukan pengujian akurasi, semuanya idak lolos (), walaupun pada pengulangan memiliki ingka presisi yang baik. Dari keseluruhan kegiaan pengujian unuk validasi meode yang elah dilakukan, bila diliha hasilnya dapa dikeahui bahwa pada analisis sampel jenis yang sama, eapi dilakukan pada fasilias memberikan hasil validasi yang kurang bagus. Fluks neuron di lokasi iradiasi dilakukan, berpengaruh erhadap hasil akivasi yang didapa. Semakin besar fluks neuron, maka semakin bagus kecepaan akivasinya dan ini sebanding pula dengan jumlah ini erakivasi dalam arge. Dari hasil pengukuran yang dilakukan erhadap fluks neuron hermal di, RS, dan (Tabel ) pada saa peneliian ernyaa memberikan nilai kisaran luks neuron yang hampir sama sekiar 4, , m - s -1. Sehingga dapa dipasikan bahwa pada pengujian ini pengaruh posisi iradiasi erhadap hasil analisis idak signifikan. Waku iradiasi sampel dibua sama yaiu masing-masing 1 jam. Sampel juga dicacah pada deekor yang sama, dengan jarak anara sampel dan sandar pembanding erhadap permukaan deekor juga dibua sama. Jadi perbedaan hasil pengujian yang diperoleh bukan disebabkan karena perbedaan posisi/kondisi akivasi, kemungkinan disebabkan karena fakor lainnya seperi : perbedaan bera sampel yang diakivasi. Sensiifias pengujian akan semakin baik dengan adanya kenaikan bera sampel, dan pada pengujian ini bera sampel yang diakivasi pada, memang paling besar.(liha Tabel 5) Bera aom, isoopic abundance dan ampang linang iap 44

9 ISSN Validasi Meode (Elizabeh Ranawai, dkk) unsur arge dalam sampel juga berpengaruh erhadap sensiifias hasil, semakin besar nilainya maka sensiifias hasil yang diperoleh akan semakin baik. Pada peneliian ini juga elah dilakukan analisis bahan SRM unuk unsurunsur dengan waku paruh medium, dimana akivasi bahan dilakukan pada fasilias iradiasi dan RS. Hasil analisis dan pengujian diunjukkan oleh Tabel 4. Dari abel hasil dapa dikeahui konsenrasi beberapa unsur yang dapa dianalisis dan hasil perhiungan keidakpasiannya sera pengujian ingka akurasi dan presisi hasil analisis dengan dibandingkan erhadap nilai serifika. Pada analisis NIST SRM 70 Inorganic Marine Sedimen dapa dikuanifikasi 5 unsur yaiu La, Sb, As, Na dan W. Empa buah unsur (La, Sb, As, Na) seelah dilakukan pengujian ernyaa memiliki nilai akurasi dan presisi bagus, sedangkan unsur W idak dapa diuji ingka akurasi dan presisinya, karena unsur ersebu nilai kuanifikasinya pada serifika ermasuk dafar unsur yang nilainya belum cerified, eapi memiliki nilai yang merupakan nilai informasi (informaion mass fracion). Pada analisis NIST SRM 1547 Peach Leaves dan NIST SRM 1573a Tomao Leaves dapa dikuanifikasi unsur-unsur Br, La, K, As dan ambahan Sb unuk SRM 1573a. Pada peach leaves unsur K seelah diuji ernyaa memiliki nilai presisi yang baik demikian juga dengan akurasinya sehingga hasil pengujian akhir memberikan hasil baik. Sedangkan pada pengujian unsur As, akurasinya baik akan eapi ingka presisinya idak lolos. Pada pengujian ingka akurasi dan presisi unsur As, Sb, dan K dengan omao leaves, hanya unsur K yang lolos. Demikian juga pada pengujian menggunakan NIST 780 Hard Rock Mine Wase dan NIST SRM 711 Monana Soil, hanya unsur-unsur yang memiliki nilai cerified saja yang bisa diuji ingka akurasi dan presisinya. Tabel 3. Flux Neuron Thermal Pada Fasilias Iradiasi Sisem Rabbi [11] No Posisi Flux neuron Flux neuron (n cm - s -1 )* (n cm - s -1 ) [5] 1. RS -1 4,86 x ,19 x RS- 5,10 x ,09 x RS-3 5,45 x ,97 x RS-4 5,45 x ,46 x

10 46 Tabel 3. Hasil Analisis SRM 70 pada Pengujian Sisem Rabbi Reakor. U* : Uncerainy, keidak pasian dengan ingka kepercayaan 95 % dan k= 0,8495 H c 0,0 σ = dengan c adalah fraksi konsenrasi Hasil analisis Serifika Krieria akurasi Krieria Presisi Posisi Unsur Nilai (mg/kg) U* (±) Nilai (mg/kg) U* (±) a N N a U U, Saus 100% a a N U N U ( ) % H N U σ Saus Saus akhir Sc Cr Fe Co Sb Pa Ba Rb 4,4 345, ,0 6,4 18, ,6 1, 0, ,7 1,8 1,1 76 5,3 5,9 35, ,8 5,6 0, ,7 1,1,0 0,4 0,96 3,3 8,80 1,5 6, ,8 0,8 1, ,9 3, 58, ,4 3,5, ,3 6,6 8,6 5,3 6,5 7,9 7,3,9 19, 3,0 91, ,7 9,7 6,5 3,6 13,3 RS RS RS RS RS RS RS RS Sc Cr Fe Co Sb Pa Ba Rb 5,3 354, ,8 8,8 1, ,7 1,3 3,0 411,1,4 1,3 84,5 4,5 5,9 35, ,8 5,6 0, ,7 1,1,0 0,4 0,96 3,3 8,80 0,6,7 145,0 3, 0, ,0 3,3 6, ,3 4,8 3, ,5 6,6 9,0 5,3 7,4 8, 7,7 36,7,9 3,0 91, ,7 9,65 6,45 3,63 13,3 Sc Cr Fe Co Sb Pa Ba Rb 4,3 31, ,8 4,4 0,5 44,5 131, 1, 16,7 4417,0 1, 1,3 116,3,6 5,9 35, ,8 5,6 0, ,7 1,1,0 0,4 0,96 3,3 8,80 1,6 39, ,0 1, 0,01 45,5 3,5 3, 53, ,1,5 3, 6,8 47,3 6,7 8, 5,7 8,3 8,6 7,9 6,3 18,6 3,0 91, ,7 9,7 6,5 3,6 13,3 Sc Cr Fe Co Sb Pa Ba Rb 19,1 31, ,9 10,9 15,5 30,8 73,0 1,0 13, ,6,1 0,9 5,3 7,6 5,9 35, ,8 5,6 0, ,7 1,1,0 0,4 0,96 3,3 8,80 6,8 10, ,9 5,3 5,0 166, 54,7,9 49, ,3 4,,6 10,1,7 6,6 8,4 5,6 7,3 19,9 7,4,7 1,5 3,0 91, ,7 9,65 6,45 3,63 13,3

11 ISSN Validasi Meode (Elizabeh Ranawai, dkk) Tabel 4. Hasil Pengujian Akurasi dan Presisi Meode INAA di Lab AAN-RSG dengan Beberapa NIST-SRM Unsur Hasil pengujian Nilai serifika Krieria akurasi Krieria Presisi Saus akhir N N a 1,95 U + U a Saus U U a N N a 100% U N + ( σ ) 100% H Saus NIST SRM 70 Inorganic Marine Sedimen La As Na W 74,88±,0 44,50±5, ± 549 7,7 ± 0,7 73,5±4, 45,3±1,8 6810±00 6, NIST SRM 1547 Peach Leaves Br 13, ±1 La 7,60 ± 0,6 K 5900 ± 39 As 0,08 ± 0, ±300 0,06±0,018 NIST SRM 780 Hard Rock Mine Wase W 0,70 ± 1,80 Zr 183 ±16,5 AS 53,0 ± 4,0 Na 09 ± 44,04 Sb 17 ± 11,3 Au 0,0 ±0,016 La 33,50 ±3,10 NIST SRM 711 Monana Soil K 5609±135 Ga 13 ± 1,0 Na 1408 ± 987 As 108 ± 9 Br 4,5 ± 0,4 Sb 18,9 ±1, La 40,3 ± 4,9 W,6 ± 0,3 Zr 4 ±18 NIST SRM 1573a Tomao Leaves Sb 0,070±0,01 As 0,10± 0,01 K 85 ± 875 Br 180 ±89 La,1±0, ,8 ± 3,3 10 ± , ± ± ± ,4 ± 1, ,063 ± 0,01 0,11 ± 0, ± ,3 1,38 0,8 3,4 1,5, 1, ,0 3,3 0 4,4 1,0 1 0,0 4, ,5 0,5 0,3 0,4 1, 0,007 0, , 9,5 10, , ,053 10,4 361,35 869,37 011,59 3,48 4, 0,0195 0, ,1 8 6,43 1,60 8,95 9,07 39,05 9,07 39,05 5,8 8,38 11,9 11,4 14,88 6,15 3,61 77,0 51, , , , ,47 104,5 6,51 9,53 3, ,16 47

12 Tabel 5. Daa Hasil Penimbangan SRM 70 Posisi Iradiasi RS-1 RS- RS-3 RS-4 Kode Cuplikan Bera (gr) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0573 KESIMPULAN Dari hasil pengujian dalam rangka mengeahui hubungan anara hasil validasi meode AANI dengan posisi akivasi di fasilias iradiasi yang ada di RSG-GAS dapa disimpulkan bahwa, dari lima jenis bahan acuan diperoleh dua belas unsur yang elah lolos krieria presisi dan akurasi. Adapun pengaruh posisi iradiasi erhadap hasil analisis/pengujian idak signifikan. Perbedaan hasil yang diperoleh kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan bera cuplikan, maupun fakor pencacahan, karena dari hasil pengukuran dikeahui bahwa fluks neuron pada ke-empa posisi iradiasi ersebu memiliki nilai kisaran yang hampir sama yaiu n cm - s -1. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIMOUS, Safey Analysisi Repor, Vol 1, rev.8 MPR G.A Siwabessy, BATAN. 48

13 ISSN Validasi Meode (Elizabeh Ranawai, dkk). IAEA-TECDOC-564, 1990, Pracical Aspecs of Operaing a Neuron Acivaion Analysis Laboraory, a echnical documen issued by he IAEA, Vienna. 3. SUSAN J. P, 1991, Acivaion Specromery in Chemical Analysis. Vol.119, John Wiley & Sons. 4. IAEA, 03 January, 003, Summary Repor of he Proficiency Tes for he IAEA Projec RAS//010: Qualiy Assurance and Qualiy Conrol of Nuclear Analyical Techniques, Seiberdorf. 5. AMIR H, Juni 003, Analisis Parameer f dan α sera Fakor k0 di fasilias iradiasi Reakor RSG-GAS, Jurnal Teknologi Reakor Nuklir, Tri Dasa Mega, Vol.5, No, ISSN X. 6. NIST, 004, Cerificae of Analysis Sandard Reference Maerial 70 Inorganics in Marine Sedimen, Gaihersburg, MD 0899, Cerificae Issue dae January NIST, 1994, Cerificae of Analysis Sandard Reference Maerial 1547 Peach Leaves, Gaihersburg, MD 0899, Cerificae Issue dae Feb NIST, 003, Cerificae of Analysis Sandard Reference Maerial 780 Hard Rock Mine Wase, Gaihersburg, MD 0899, Cerificae Issue dae Jan NIST, 1993, Cerificae of Analysis Sandard Reference Maerial Monana Soil, Gaihersburg, MD 0899, Cerificae Issue dae Augus NIST, 1995, Cerificae of Analysis Sandard Reference Maerial 1573a Tomao leaves, Gaihersburg, MD 0899, Cerificae Issue dae Nov. 11. SUWOTO DKK, 005, Evaluasi Fluks Neuron Thermal dan Epihermal di Fasilias Iradiasi Rabbi Sysem, Prosiding Seminar Hasil Peneliian PTRR. 49

14 JFN, Vol No. 1, Mei 008 ISSN

EVALUASI FLUKS NEUTRON TERMAL DI FASILITAS PRTF REAKTOR RSG-GAS

EVALUASI FLUKS NEUTRON TERMAL DI FASILITAS PRTF REAKTOR RSG-GAS EVALUASI FLUKS NEUTRON TERMAL DI FASILITAS PRTF REAKTOR RSG-GAS Jaka Iman, Saleh Haraman dan Edison Sihombing PRSG-BATAN, Gd.31 L.2, Kawasan Puspipek, Serpong, Tangerang, Banen, 15310, Telp.(021) 7560908,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN Sesi NGAN INI AOM A. SRUKUR INI Aom adalah bagian erkecil dari suau maeri yang masih memiliki sifa dasar maeri ersebu. Aom erdiri dari parikel-parikel subaom,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

JakaIman, Asnul S., Kawkab M., Royadi

JakaIman, Asnul S., Kawkab M., Royadi DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON TERMAL DAYA 2 MW PADA POSISI IRADIASI B-6, D-9 DAN G-7 REAKTOR RSG-GAS JakaIan, Asnul S., Kawkab M., Royadi PRSG-BATAN, Gd.31 L.2, KawasanPuspipek, Serpong, Tangerang, Banen, 15310,

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen, Henry Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidiki sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala

Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen, Henry Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidiki sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala Berdasarkan hasil peneliian W.C Rongen, Henry Becquerel pada ahun 1896 bermaksud menyelidiki sinar X, eapi secara kebeulan ia menemukan gejala keradioakifan. Pada peneliiannya ia menemukan bahwa garam-garam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

EVALUASI FLUKS NEUTRON DI ELEMEN BERILIUM B-3 DAN G-10 RSG G.A. SIWABESSY

EVALUASI FLUKS NEUTRON DI ELEMEN BERILIUM B-3 DAN G-10 RSG G.A. SIWABESSY YOGYAKARTA, NOVEMER 0 ISSN 9-0 EVALUASI FLUKS NEUTRON DI ELEMEN ERILIUM - DAN G-0 G G.A. SIWAESSY Jaka Ian, Daar Yani, Royadi, Ariyawan S.,,, PG-ATAN, Kawasan Puspipek, Gd. L., Serpong, Tangerang, anen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN REAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LIAPUNOV. Hasan, Didi Gayani, Sudjatmi, Deden *

ANALISIS KESTABILAN REAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LIAPUNOV. Hasan, Didi Gayani, Sudjatmi, Deden * ANALISIS KESTABILAN REAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LIAPUNOV Hasan, Didi Gayani, Sudjami, Deden * ABSTRAK ANALISIS KESTABILAN REAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LIAPUNOV. Telah dilakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

UJI FUNGSI FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT PNUMATIK REAKTOR RSG GAS MENGGUNAKAN BAHAN ACUAN STANDAR

UJI FUNGSI FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT PNUMATIK REAKTOR RSG GAS MENGGUNAKAN BAHAN ACUAN STANDAR UJI FUNGSI FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT PNUMATIK REAKTOR RSG GAS MENGGUNAKAN BAHAN ACUAN STANDAR Elisabeth Ratnawati, Saleh Hartaman, Kawkab Mustofa PRSG Gedung 31, Batan, Puspiptek Serpong 15313 Email

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Elisabeth Ratnawati(1), Diyah Erlina Lestari(2) dan Rachmat Triharto(3) PRSG

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, berempa di Laboraorium Perikanan Program Sudi Budidaya Perairan Fakulas Peranian Universias Lampung.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

PENGUKURAN KOEFISIEN VOID REAKTOR G. A SIWABESSY. Dewan~o Sap~oadi Pusa~ Reak~or Serba Guna ABSTRAK

PENGUKURAN KOEFISIEN VOID REAKTOR G. A SIWABESSY. Dewan~o Sap~oadi Pusa~ Reak~or Serba Guna ABSTRAK PENGUKURAN KOEFISIEN VOID REAKTOR G. A SIWABESSY S-...I!'" 1an Pi nem Dewan~o Sap~oadi Pusa~ Reak~or Serba Guna ABSTRAK PENGUJaJRAN KOEFISIEN' VOID REAKTOR SERBA GUNA G" A SIWABESSY Telah dilakukan pengukuran

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 KINETIK KIMI LJU DN MEKNISME DLM REKSI KIMI Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 03 Pendahuluan Perubahan kimia secara sederhana diulis dalam persamaan reaksi dengan koefisien seimbang Namun persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

REAKTIVITAS XENON UNTUK PENGOPERASIAN REAKTOR PADA TERAS V RSG GAS

REAKTIVITAS XENON UNTUK PENGOPERASIAN REAKTOR PADA TERAS V RSG GAS Proceedings Seminar Reakwr Nllkli,. dalam Peneliia.n SainE; don Tekrwlogi Menlljll Era Tinggal I.andas Bandllng, 8-10 Okwber 1991 PENENTUAN REAKTIVITAS XENON UNTUK PENGOPERASIAN REAKTOR PADA TERAS V RSG

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PENENTUAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK LAJU DOSIS AKTIVITAS Ar-41 PADA KOLOM TERMAL REAK- TOR KARTINI

PENENTUAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK LAJU DOSIS AKTIVITAS Ar-41 PADA KOLOM TERMAL REAK- TOR KARTINI Widaro, dkk. ISS 6-38 39 PEETUA DA AALISIS KARAKTERISTIK LAJU DOSIS AKTIVITAS Ar- PADA KOLOM TERMAL REAK- TOR KARTII Widaro, Y. Sardjono PTAPB - BATA ABSTRAK PEETUA DA AALISIS KARAKTERISTIK LAJU DOSIS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci