Sabta Arya Nugraha, Tita Talitha, Rindra Yusianto

Transkripsi

1 PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIQMA GUNA MEMAKSIMALKAN KUALITAS PRODUK WOOD FLOORING SOLID DI PT.JATI LUHUR AGUNG Sabta Arya Nugraha, Tita Talitha, Ridra Yusiato Tekik Idustri, Fakultas Tekik, Uiversitas Dia Nuswatoro Semarag Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarag, Jawa Tegah, arya_zab7@yahoo.com, rudytjahyoo.at.yahoo.com, jazuli.st.meg@gmail.com Abstrak PT. Jati Luhur Agug merupaka perusahaa yag membuat wood floorig. PT. Jati Luhur Agug serig sekali terdapat kecacata produk yag melebihi stadart yag sudah di tetuka oleh perusahaa. Rata rata kecacata produk wood floorig solid pada bula September 2014 sampai bula Agustus 2015 adalah 2.6 % da bula September 2015 sampai bula Agustus 2016 memiliki prosetase aik sebesar 2.10% da dikhawatirka aka aik pada tahu berikutya dari total produksi wood floorig solid sebesar Hal ii meujuka bahwa kecacata produk wood floorig solid masih melebihi stadar perusahaa sebesar 2 %. Tujua dari peelitia ii adalah megetahui faktor faktor apa saja yag meyebabka cacat produk dega megguaka pedekata six sigma. Lagkah kerja six sigma megguaka metode DMAIC yaitu Defie utuk megetahui jeis cacat produk wood floorig solid, Measure megumpulka data terhadap ilai DPMO dega peta pegedali proporsi, Aalyze utuk megidetifikasi sumber masalah kualitas dega diagram pareto da diagram fishboe, da Improve dega megguaka metode 5W-1H. Berdasarka aalisa pegedalia dega megguaka six sigma maka didapatka faktor-faktor yag meyebabka cacat produk yaitu mausia, mesi, material, metode, da ilai DPMO sebesar dapat diiterprestasika bahwa dari kesempata yag ada aka terdapat kemugkia bahwa proses produksi itu tidak mampu memeuhi tolerasi yag ditetapka perusahaa. Dega ilai DPMO sebesar itu maka perusahaa saat ii telah mecapai ilai sigma 3.96 (4 sigma). Kata Kuci : Kualitas, Metode Six Sigma, Wood Floorig Solid Abstract PT. Jati Luhur Agug is the compay that makes wood floorig. PT. Jati Luhur Agug ofte a defect with products that exceed the stadard that has bee specified by the compay. Average disability solid wood floorig products i the moth of September 2014 to August 2015 is 2.6% ad the moth of September 2015 util August 2016 has icreased by 2.10% percetage ad is feared to rise i the ext year of the total productio of solid wood floorig of 3,192,627.This shows that disability solid wood floorig products still exceeds the stadards of the compay amouted to 2%. The purpose of this study was to determie what factors are causig defective product usig six sigma approach. Step work six sigma usig the DMAIC method that Defie to kow the type of product defects wood floorig solid, Measure collect data o the value of DPMO to map cotrollers proportios, Aalyze to idetify the source of quality problems with Pareto diagram ad diagram fishboe, ad Improve usig 5W-1H, Based o a aalysis usig six sigma cotrol the obtaied factors that cause defective product that is huma, machie, material, method, ad DPMO value of 6935 ca be iterpreted that the 1,000,000 existig opportuities there will be a 6935 possibility that the productio process was ot able to meet the toleraces set by the compay. With the DPMO value limit, the compay has ow reached the sigma value of 3.96 (4 sigma). Keywords: Quality, Six Sigma Methods, Wood Floorig Solid

2 1. PENDAHULUAN Saat ii, berbagai perusahaa idustri sedag megalami perkembaga yag sagat pesat, terutama dalam bidag maufaktur da jasa. Oleh karea perkembaga yag sagat pesat, setiap perusahaa memiliki pesaig yag memproduksi produk yag sama dega produk yag dihasilka. Utuk mearik perhatia kosume, berbagai cara dilakuka oleh perusahaa, seperti meigkatka kualitas produk, memberi variasi produk, da produk yag dihasilka memiliki keuika, sehigga kosume merasa tertarik. Dari uraia tersebut, kosume biasaya lebih megutamaka kualitas produk yag dihasilka. Agar kualitas produk yag dihasilka lebih maksimal, diperluka suatu metode pegedalia kalitas utuk meigkatka kualitas produksi. Setiap perusahaa memiliki batas tolerasi terhadap kualitas produk yag dimiliki. Apabila kualitas produk berada di luar batas tolerasi maka perusahaa harus megedalika keadaa tersebut agar perusahaa tidak megalami kerugia. Kualitas produk tidak sesuai dega yag diharapka dapat terjadi karea kesalaha yag terjadi pada mesi, operator, maupu ligkuga kerja. Jika kesalaha terjadi pada mesi, maka harus dilakuka suatu tidaka perbaika pada mesi, begitu juga dega operator da ligkuga kerja, jika kesalaha terjadi pada bagia ii, maka perusahaa harus melakuka suatu perbaika terhadap mesi, operator, da ligkuga pekerjaa. PT Jati Luhur Agug merupaka suatu perusahaa maufaktur yag memproduksi wood floorig atau yag disebut latai kayu yag serig diguaka pada rumah, restora, da hotel utuk meambah kesa mejadi alami. produk wood floorig solid yag dihasilka di PT. Jati Luhur Agug sudah mejagkau pasar iterasioal meliputi beua Asia, Eropa, Amerika. Permitaa pasar terhadap hasil produksi perusahaa tersebut selalu tiggi di pasara, oleh karea itu, kualitas produk yag dihasilka harus dijaga agar pelagga merasa puas megguaka produk tersebut. Kualitas produksi wood floorig solid yag dihasilka di PT Jati Luhur Agug tidak luput dari kedala misalya kualitas saat melakuka proses produksi yag kurag bagus seperti adaya kayu teramplas, kayu pecah, da mulo. sehigga hasil produksi yag dihasilka tidak sesuai dega target produksi. Pegedalia kualitas terhadap tersebut harus diperhatika, hal ii karea apabila produk telah dibawa ke pasara amu masih adaya barag cacat saat proses produksi maka buyer atau pelagga aka megembalika produk tersebut ke perusahaa. Wood floorig solid dapat terjadi kerusaka pada proses produksi maupu kerusaka oleh pabrik. Hal ii sagat perlu diperhatika agar pelagga tidak kecewa megguaka produk yag dihasilka oleh perusahaaa. Utuk dapat meghasilka kualitas yag tiggi PT Jati Luhur Agug sagat memperhatika kemugkia terjadiya produk cacat, da berdasarka pada bula September 2014 sampai bula Agustus 2015 terdapat prosetase kecacata sebesar 2.06%, da pada bula September 2015 sampai bula Agustus 2016 terjadi prosetase peigkata produk cacat sebesar 2.10%. Hal iidikhawatirka terjadi peigkata pada tahu berikutya, dimaa perusahaa meetuka prosetase kerusaka sebesar 2%. Utuk itu, peeliti melakuka aalisa kualitas produksi wood floorig solid

3 dega megguaka metode Six Sigma. Utuk cara kerja Six Sigma megguaka pedekata DMAIC yaitu Defie, Measure, Aalyze, da cotrol. Tujua metode six sigma adalah utuk meigkatka kualitas agar bisa bersaig dega perusahaa - perusahaa sejeis. 2. METODOLOGI PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Six sigma merupaka sebuah metode atau tekik baru dalam hal pegedalia da peigkata produk dimaa sistem ii sagat komperehesif da fleksibel utuk mecapai, mempertahaka da memaksimalka kesuksesa suatu usaha. Dimaa metode ii megguaka beberapa tahap yaitu defie, measure, aalyze, improve, da cotrol. 1. Defie Defie merupaka lagkah pegoperasia pertama dalam peigkata kualitas berdasarka Six Sigma. Pada tahap ii peeliti melakuka idetifikasi jeis kecacata pada produk wood floorig solid yag serig terjadi da mecari peyebabya. Dari hasil peelitia diketahui ada beberapa jeis kecacata saat proses produksi wood floorig solid. Utuk memperoleh kualitas yag diharapka, perusahaa harus bisa megukur, megkaji, megedalika da meyempuraka faktor petig yag berpegaruh terhadap hasil tersebut. Setelah melakuka studi pedahulua pada PT. Jati Luhur Agug dapat diketahui jeis cacat yag serig terjadi pada produk. Tabel 1. Jeis-jeis cacat yag serig terjadi Gambar 1. Alur Peelitia

4 Tabel 2. Data Produksi da Cacat bula September agustus 2015 Tabel 3 Data Produksi da Cacat bula September agustus 2016 Berdasarka Tabel 2 da Tabel 3 data di atas ada permasalaha produk cacat. Ratarata cacat pada bula September 2014 bula Agustus 2015 memiliki ilai kecacata sebesar 2.06%, da pada bula September 2015 bula Agustus 2016 memiliki ilai kecacata meigkat sebesar 2,10%, Sedagka stadart perusahaa sebesar 2 %. Hal ii di khawatirka bisa meyebabka keaika prosetase kecacata pada tahu berikutya da memberika kerugia bagi perusahaa, maka harus melakuka perecaaa yag strategis dalam pegerjaa dega meeka produk cacat mejadi 0% dega peagaa yag tepat. 2. Measure Measure merupaka tahap pegukura yag dibagi mejadi dua tahap yaitu tahap aalisis diagram cotrol da tahap pegukura tigkat Sigma da Defect Per Millio Opportuities (DPMO). Pada tahap ii megumpulka data terhadap ilai DPMO da ilai six sigma yaitu dega cara : a. Peta Pegedali Proporsi Peta pegedali proporsi diguaka bila kita memakai ukura cacat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sampel yag diambil. Bila sampel yag diambil utuk setiap kali melakuka observasi jumlahya sama maka kita dapat megguaka peta pegedali proporsi kesalaha (p-chart) maupu bayakya kesalaha (p-chart). Cara meghitug jumlah proporsi kesalaha model dega rumus : p = x Keteraga : x : Jumlah Produk Cacat : Jumlah Cacat Peta pegedali p chart mempuyai parameter sebagai berikut : UCL = CL + 3 CL = p LCL = CL 3 Keteraga : adalah jumlah produk Tabel 4 Jumlah Ketidaksesuaia Ratarata Perbula Tahu Dari tabel 3 dihasilka total produksi sebayak pcs, da total reject pcs dari data tersebut

5 dapat dibuat p-chart dega cara berikut ii : a. Dari tabel 4 bayak ketidaksesuaia rata-rata per bula dega meghitug CL seperti rumus dibawah ii : CL = p Dimaa : p = jumlah total rusak = jumlah total produksi CL = rata-rata kerusaka produk Maka : CL = = b. Meghitug batas kedali atas atau Upper Cotrol Limit (UCL) dilakuka dega rumus : UCL = CL + 3 = jumlah produksi per bula Dari rumus diatas didapatka hasil batas kedali atas sebesar : CL = = September 2014 = ,021(1 0,021 ) = c. Meghitug batas kedali bawah atau Lower Cotrol Limit (LCL) dilakuka dega rumus : LCL = CL 3 = jumlah produksi per bula Dari rumus diatas didapatka hasil batas kedali atas sebesar : Tabel 5. Perhituga Batas Pegedalia Proporsi Bulaa Tahu Pada tabel 4.5 yag tercetak tebal yaitu data yag keluar dari batas kotrol pada bula Oktober 2014, April 2015 juli2015, Agustu 2015, September 2015, Desember 2016, Maret 2016, da Jui Gambar 1. Peta Pegedali Proporsi Bulaa CL = 0,021 = September 2014 = 0, ,021(1 0,021 ) = 0,019 Perhituga hasil pegedalia proporsi bulaa dapat dilihat ditabel berikut ii. Berdasarka dari Tabel 5 da Gambar 1 ada data yag melebihi batas kedali maka perlu adaya ormalisasi, yaitu pada bula Oktober 2014, April 2015 Juli2015, Agust 2015, September 2015, Desember 2016, Maret 2016, da Jui 2016 utuk perhitugaya :

6 p p1 p.. CL = 1.. p = jumlah total rusak = jumlah produksi = Meghitug batas kedali atas atau Upper Cotrol Limit (UCL) dilakuka dega rumus : UCL = CL + 3 = jumlah produksi per bula Dari rumus diatas didapatka hasil batas kedali atas sebesar : CL = 0,021 = Meghitug batas kedali bawah atau Lower Cotrol Limit (LCL) dilakuka dega rumus : LCL = CL 3 = jumlah produksi per bula Dari rumus diatas didapatka hasil batas kedali atas sebesar : CL = 0,021 = Tabel 6. Perhituga Batas Pegedali Proporsi Setelah di Normalisasi Gambar 2. Peta Pegedali Proporsi Bulaa Setelah Normalisasi Dari Gambar di atas, bahwa semua data masuk berada pada batas kedali kotrol. b. Meghitug Nilai DPMO da Nilai Six Sigma Tahap pegukura Six Sigma da Defect per Millio Opportuities dega lagkah sebagai berikut : 1. Meghitug Defect per Opportuities (DPO) bayakyacacat DPO = bayakyaproduksixjumlahctq DPO Bula September 2014 = = 0, x3 DPMO = 2. Meghitug Defect per Millio Opportuities (DPMO) bayakyacacat bayakyaproduksixjumlahctq x DPMO September 2015 = x = x3 3. Megkoversika perhituga ilai DPMO dega tabel six sigma sebagai berikut : Tabel 7. Perhituga Nilai DPMO dega Tabel Six Sigma

7 Hasil perhituga prosetase da frekuesi komulatif dapat dilihat pada tabel berikut ii. Tabel 8. Data Perhituga Prosetase da Frekuesi Komulatif Berdasarka data diatas dapat dibuat diagram pareto seperti gambar berikut ii : Berdasarka Tabel 7 dapat dilihat dari hasil DPMO Proses yaitu sebesar pcs yag artiya bahwa jumlah cacat yag mugki terjadi pada setiap pcs adalah sebesar pcs. Dega ilai DPMO sebesar itu maka telah mecapai sigma 3.96 (4 sigma). Arti dari ilai 4 sigma yaitu deffect per millio dimaa ilai DPMO yag didapat masih berada dalam ilai sigma tersebut. 3. Aalize Pada lagkah ketiga ii hal yag dilakuka adalah megidetifikasi sumber da akar peyebab masalah kualitas agar dapat memberika solusi utuk perbaika. a. Diagram Pareto Diagram pareto diguaka utuk meujukka masalah utama yag domia, meujukka perbadiga masig-masig persoala sebelum da sesudah perbaika, memberika iformasi secara grafis dimaa iformasi itu lebih efisie da efektif da serta mudah utuk dipahami. Berdasarka data historis perusahaa maka dapat dilihat pada jeis cacat sebayak 3 macam. Dari ke 3 jeis cacat ii dibuat diagram pareto yag berfugsi utuk megetahui jeis cacat apa yag serig mucul sehigga dapat diaalisa. Gambar 3. Diagram Pareto b. Diagram Fishboe Diagram Fishboe diguaka utuk megidetifikasi berbagai sebab potesial dari satu efek atau masalah, da megaalisis masalah tersebut. Berkaita dega pegedalia kualitas secara statistik, diagram fishboe diguaka utuk megetahui faktorfaktor yag meyebabka masalah kualitas. Faktor utama yag mempegaruhi adaya produk akhir seperti wood florrig solid pecah, teramplas maupu wood florrig solid mulo adalah karea mesi megalami kesalaha da kelalaia teaga kerja yag kurag teliti. Kemampua kerja mesi sagat diadalka utuk memproses produksi wood florrig solid. Mesi mejadi kedala utama dalam proses produksi karea mesi harus bekerja selama hampir 24 jam per hari. Ada beberapa faktor yag mempegaruhi kecacata secara umum dapat dilihat pada diagram berikut ii :

8 tidak dikeaka ispeksi secara itesif yaitu mouldig. Pegawasa yag melewatka salah satu bagia produksi aka mempegaruhi peciptaa produk berkualitas. Gambar 4. Diagram Fishboe Peyebab cacat yag terjadi akibat faktor-faktor sebagai berikut : 1. Mesi Faktor mesi memiliki kotribusi ilai sebesar 35% dalam peyebab kecacata produksi wood floorig solid. Dimaa Itesitas pegguaa mesi yag hampir tidak istirahat megakibatka mesi mejadi lelah. 2. Baha Baku Faktor baha baku memiliki kotribusi ilai sebesar 30% dalam peyebab kecacata produksi wood floorig solid. Perusahaa megambil baha baku log kayu karet yag diperoleh dari berbagai daerah yag ada di Idoesia. Pedekata baha baku harus dikerjaka maajeme perusahaa agar baha baku yag diterima dapat di jaga kualitasya. 3. Mausia Faktor mausia memiliki kotribusi ilai sebesar 25% dalam peyebab kecacata produksi wood floorig solid, dikareaka Kierja karyawa yag kurag maksimal aka berpegaruh pada peagaa seleksi baha baku, proses produksi sampai dega pegepaka produk jadi yag siap dipasarka. 4. Metode Faktor metode memiliki kotribusi ilai sebesar 10% dalam peyebab kecacata produksi wood floorig solid. Metode pegawasa kualitas pada proses produksi masih ada bagia yag 3. Improve Setelah megetahui peyebab kegagala dari masig-masig jeis cacat, peeliti aka coba megusulka tidaka-tidaka yag dapat diambil utuk megatasi kegagala tersebut sehigga diharapka perusahaa dapat megatasiya agar kegagala serupa tidak terjadi lagi di masa yag aka datag. Usula perbaika utuk masig-masig jeis cacat. Pada tahap improve ii megguaka metode 5W-1H utuk meigkatka kualitas Six Sigma. Setelah megetahui permasalaha yag ada pada PT.Jati Luhur Agug, maka perlu meyusu sebuah usula utuk memperbaiki tigkat kerusaka produk secara meyeluruh sebagai berikut: Tabel 9. Pegguaa Metode 5W-1H Utuk Memperbaiki Kecacata Produk

9 Tabel 10. Recaa Perbaika Kerja pegaraha, da melaksaaka briefig secara ruti di saat aka melakuka pekerjaa awal. Dari sisi metode memberika istruksi kerja secara tertulis, da memberika sosialisasi tetag prosedur pembuata produk wood floorig solid 4. KESIMPULAN Berdasarka hasil data, aalisa, da pembahasa dapat di ambil beberapa kesimpula sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yag meyebabka tidak tercapaiya prosetase yaitu dari sisi mausia kurag berkosetrasi karea kelelaha pada pekerja, terburu buru dalam melakuka pekerjaa, da kurag ahli karea kuragya traiig utuk karyawa baru. Dari sisi mesi yaitu kesalaha settig, mata pisau yag kurag tajam karea serig di guaka, breakdow mesi karea kuragya perawata da umur mesi yag sudah tua. Dari sisi metode yaitu kuragya koordiasi terhadap pekerja, kurag sosialisi terhadap pekerja, da tidak bekerja sesui SOP. Da dari sisi material yaitu pemiliha baha baku yag kurag baik, mutu kayu yag jelek da kayu yag sudah terdapat retaka. 2. Berdasarka hasil 5W-1H meujukka cara mempertahaka kualitas wood floorig solid agar tidak terjadi peigkata reject yaitu dari sisi mausia dega megadaka program pelatiha bagi pekerja baru maupu pekerja lama, memberika 5. DAFTAR PUSTAKA 1. Albert Lauret Satrijo, Yey Sari, Arbi Hidayat Perbaika Kualitas Proses Produksi Dega Metode Six Sigma di PT. Catur Pilar Sejahtera, Sidoarjo. 2. Assauri, Sofja Maajeme Operasi Da Produksi. Jakarta : LP FE UI 3. Boy Isma Putra Peerapa Metode Six Sigma Utuk Meuruka kecacata Produk Frypa di Cv. Corig Sidoarjo. 4. Brue Pegedalia Mutu Statistik. Jakarta : Edisi ke eam jilid I, Erlagga. 5. Gasperz, Vicet Tabel Koversi DPMO. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Total Quality Maagemet. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Lea Six Sigma. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 8. Ghiffari Ibrahim, Ambar Harsoo, Abu Bakar.2013.Aalisis Six Sigma Utuk Meguragi Jumlah Cacat ddi Stasiu Kerja Sablo CV.Miracle. 9. Guawa Idra, Hartoo Taroepratjeka, Gita Permata Liasari Usula Perbaika Kualitas Produk Milk Cup Utuk Meguragi Jumlah Cacat Megguaka Metode Six Sigma. 10. Heizer, Reder America Society For Quality. 11. Ivato, Muhamad Pegedalia Kualitas Produksi Kora

10 Megguaka Seve Tools Pada PT. Akcaya Pariwara Kabupate Kubu Raya 12. Mahwijayati,Yullicha Peerapa Metode Six Sigma Gua Memaksimalka Kualitas Plywood Pada PT. BAHANA BHUMIPHALA PERSADA. 13. Puromo, Hari, 2004, Pegatar Tekik Idustri. Yogyakarta: Peerbit Graha Ilmu. 14. Prawirosetoo, Suyadi Filosofi Baru Tetag Maajeme Mutu Terpadu Abad 21 Kiat Membagu Bisis Kompetitif. Jakarta : Bumi Akara 15. Reksohadiprodjo Maajeme Produksi Edisi 4. Yogyakarta:PBFE 16. Shaty Kusuma Dewi Miimasi Defect Produk Dega Kosep Six Sigma 17. Tatri Widarti Pegedalia Kualitas Utuk Memiimasi Produk Cacat Pada Proses Produksi Besi Beto. 18. Widhy, Wahyai, Abdul Chobir, Dey Rahmato Peerapa Metode Six Sigma Dega Kosep Dmaic Sebagai Alat Pegedali Kualitas Peerapa Metode Six Sigma Dega Kosep DMAIC Sebagai Alat Pegedali Kualitas 20. Yamit, Zulia Maajeme Kualitas Produk da Jasa. Ekoosia, Yogyakarta