RPSEP-47 PENDIDIKAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA INSANI

Transkripsi

1 RPSEP-47 PENDIDIKAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA INSANI Nadia Sri Damajani IN Baskara Rini Febriani Fakulas Ekonomi Universias Terbuka Absrak Indusri jasa perbankan syariah di Indonesia berkembang pesa selama dekade erakhir dan elah erbuki mampu berahan pada saa erjadi krisis ekonomi dimana banyak bank konvensional erguncang dan gulung ikar. Fenomena keahanan perbankan syariah erhadap krisis ekonomi di berbagai negara erhadap krisis ekonomi yang melanda dunia menunjukkan bahwa perbankan syariah erbuki mampu berahan erhadap gejolak ekonomi. Perbankan syariah dalam menjalankan fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan pembiayaan kepada masyaraka memiliki anggung jawab unuk erus meningkakan kinerjanya sebagaimana halnya perbankan konvensional. Kepercayaan masyaraka erhadap perbankan syariah elah mendorong umbuhnya jumlah kanor dan perluasan wilayah pelayanan perbankan syariah di Indonesia. Trend perumbuhan jumlah kanor bank syariah elah mendorong perminaan akan enaga kerja perbankan syariah yang sampai saa ini masih belum didukung oleh jumlah lulusan perguruan inggi program sudi perbankan syariah. Kaa kunci: Perbankan Syariah, Sumberdaya Insani Laar Belakang Krisis ekonomi yang melanda negara-negara maju berakar dari kegagalan lembagalembaga perbankan dan sisem keuangan. Krisis ersebu menjadi arena pembelajaran bagi dunia bahwa sudah bukan saanya indusri jasa keuangan memperahankan prakek-prakek bisnis yang idak beranggung jawab. Tanpa disadari, perkembangan lembaga keuangan syariah secara global meningka pesa selama sau dekade erakhir. Bahkan Indonesia diakui sebagai salah sau dianara six rapid growh markes yang memiliki poensi perumbuhan dan kondusif bagi pengembangan indusri keuangan syariah selain Qaar, Saudi Arabia, Malaysia, Uni Emiraes Arab dan Turki (World Islamic Banking Compeiiveness Repor ).

2 Perkembangan lembaga perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkaan dari ahun ke ahun. Bank Muamala Indonesia (BMI) yang resmi beroperasi pada ahun 1992 menjadi onggak bersejarah beroperasinya indusri perbankan yang berbasis syariah. Sampai dengan Juli ahun 2013, menuru Bank Indoneseia indusri perbankan syariah yang erdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Uni Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakya Syariah (BPRS) elah memiliki jaringan sebanyak kanor yang ersebar diseluruh pelosok Indonesia dengan jumlah karyawan mencapai orang, jumlah ini akan erus meningka seiring dengan pesanya perumbuhan perbankan syariah. Tabel 1. Jumlah Pekerja di Perbankan Syariah Indonesia ahun Jenis Lembaga BUS UUS BPRS Sumber: Bank Indonesia, Saisik Perbankan Syariah Juli 2013 Indusri jasa keuangan syariah elah menjadi lahan bisnis yang masih dapa erus dikembangkan yang kemudian mendorong munculnya perminaan akan enaga kerja yang memiliki penguasaan pengeahuan dan keerampilan dalam perbankan dan keuangan dengan prinsip-prinsip Syariah. Menyadari ingginya perminaan akan enaga kerja dengan kompeensi perbankan dan keuangan syariah, semenara penawaran enaga kerja dengan kompeensi ersebu masih erbaas, indusri jasa pendidikan erdorong unuk menyediakan enaga-enaga yang memiliki penguasasan pengeahuan dan keerampilan yang dimina indusri perbankan dan keuangan syariah. Unuk meliha perumbuhan poensi indusri jasa perbankan syariah di Indonesia dalam jangka panjang perlu dilakukan analisis rend berdasarkan kondisi yang elah ada. Berbagai fakor yang diperimbangkan dalam membua rend adalah perumbuhan ekonomi, ekspansi perbankan syariah, jumlah karyawan iap kanor uni usaha syariah. Dengan berbagai perimbangan ersebu diharapkan proyeksi perminaan dapa dikeahui lebih akura. Telaah Lieraur

3 Perumbuhan lembaga-lembaga keuangan berbasis syariah, ermasuk didalamnya bank syariah, ini dilandasi oleh keyakinan bahwa lembaga keuangan syariah akan membawa maslaha bagi perbaikan perkonomian dan pemeraaan kesejaheraan masyaraka. Perama, bank syariah lebih deka dengan sekor riil karena produk yang diawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senaniasa menggunakan underlying ransaksi di sekor riil sehingga dampaknya lebih nyaa dalam mendorong perumbuhan ekonomi. Kedua, idak erdapa produk-produk yang bersifa spekulaif (gharar) sehingga mempunyai daya ahan yang kua dan eruji keangguhannya dari hanaman krisis keuangan global. Secara makro, perbankan syariah dapa memberikan daya dukung erhadap ercipanya sabilias sisem keuangan dan perekonomian nasional. Keiga, sisem bagi hasil (profi-loss sharing) yang menjadi spiri dalam perbankan syariah akan membawa manfaa yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha selaku debiur maupun pihak bank selaku pengelola dana. Perkembangan perbankan syariah secara kelembagaan berawal pada ahun 1991 dengan didirikannya Bank Muamala Indonesia (BMI) yang kemudian resmi beroperasi pada ahun Indusri perbankan syariah baru berkembang pesa seelah ahun Perbankan syariah semakin mendapa perhaian seelah melewai beberapa krisis ekonomi. Krisis ekonomi perama yang dihadapi adalah krisis moneer pada ahun 1998 yang pengaruhnya sanga dirasakan di berbagai negara Asia ermasuk Indonesia. Krisis kedua adalah krisis ekonomi global ahun yang pengaruhnya hampir meraa dirasakan oleh negara-negara dunia eruama Amerika Serika. Berdasarkan hasil kajian selama dua ahun ( ) di Amman, Jordan, diemukan krisis ekonomi global memberikan dampak negaif yang lebih besar pada perbankan konvensional dibandingkan perbankan, karena pola dan falsafah yang dianu oleh perbankan Islam dalam pendekaan invesasi yang digunakan lebih bereika dan kurang berisiko dibandingkan dengan bank konvensional (Tobin,2009). Kenyaaan ini elah membuka kesempaan yang lebih baik erhadap sisem keuangan Islam umumnya dan perbankan syariah khususnya yang merupakan alernaif kepada sisem perbankan konvensional (Smolo, 2009). Halim, A (2012) menyebukan bahwa empa fakor yang secara signifikan menjadi pendorong kinerja indusri perbankan syariah, dalam penghimpunan dana dan penyaluran pembiayaan. Perama, perluasan jaringan kanor perbankan syariah yang selain mendekakan juga membua masyaraka mendapakan kemudahan akses. Kedua, gencarnya program edukasi dan sosialisasi kepada masyaraka. Keiga, meningkanya kualias layanan. Keempa adalah

4 pengesahan beberapa produk perundangan yang memberikan kepasian hukum dan meningkakan akivias pasar keuangan syariah, seperi: (i) UU No.21 ahun 2008 enang Perbankan Syariah; (ii) UU No.19 ahun 2008 enang Sura Berharga Syariah Negara (sukuk); dan (iii) UU No.42 ahun 2009 enang Amandemen Keiga UU No.8 ahun 1983 enang PPN Barang dan Jasa. Di engah harapan akan perkembangan indusri perbankan syariah yang pesa ersebu, perlu disadari masih adanya beberapa anangan yang harus diselesaikan agar perbankan syariah dapa meningkakan kualias perumbuhannya dan memperahankan akselerasinya secara berkesinambungan. Halim, A (2012) menyebukan bahwa salah sau anangan yang harus diselesaikan indusri perbankan syariah dalam jangka pendek dalam menghadapi Masyaraka Ekonomi Asean MEA 2015 salah saunya adalah pemenuhan gap sumber daya insani (SDI), bahwa ekspansi indusri perbankan syariah yang inggi ernyaa belum didukung oleh ersedianya enaga kerja aau sumberdaya insani secara memadai. Angka kesenjangan anara perminaan dan penawaran enaga kerja dalam indusri jasa perbankan syariah diperkirakan mencapai orang per ahun. Kesesenjangan ini erjadi karena masih erbaasnya lulusan perguruan inggi dalam bidang perbankan dan keuangan syariah. Berbeda halnya dengan Malaysia, adanya kebuuhan mendesak akan enaga kerja dalam indusri perbankan seempa elah mendorong lembaga-lembaga pendidikan ermasuk perguruan inggi unuk menyediakan a highly skilled Islamic finance workforce (MIFC, 2013). Perminaan enaga kerja dalam indusri jasa perbankan syariah merupakan perminaan urunan dari indusri jasa perbankan syariah menginga enaga kerja merupakan fakor produksi dalam indusri jasa perbankan syariah. Adanya peningkaan kinerja indusri jasa perbankan syariah akan mendorong peningkaan perminaan enaga kerja yang kompeen dalam bidang perbankan syariah. Tidak berlebihan jika perguruan inggi sebagai penceak enaga kerja berkeahlian unuk menyiapkan enaga kerja yang memenuhi kompeensi sesuai kebuuhan indusri perbankan syariah. Meode

5 Peneliian ini berujuan unuk menghiung rend secara non linier perumbuhan jumlah kanor kanor cabang dan jumlah karyawan pada indusri perbankan syariah di Indonesia. Hasil rend digunakan unuk meramalkan jumlah kanor dan jumlah enaga kerja yang erliba unuk 5 ahun ke depan. Dengan cara ini akan diperoleh proyeksi kebuuhan enaga kerja pada indusri perbankan syariah lebih baik. Analisis rend enaga kerja di indusri jasa perbankan syariah pada peneliian ini menggunakan meode Hodrick-Presco Filer (HP filer). Kelebihan meode ini adalah mampu menggambarkan perubahan rend dari waku ke waku secara non linier (Hodrick R.J. dan Presco E. C., 1981). Berbeda dengan meoda rend lainnya, meoda HP filer berdasarkan asumsi bahwa variabel y dapa dipisahkan menjadi komponen rend g dan komponen siklis c : y g c unuk = 1..,T. Dalam meode HP Filer, kehalusan jalur g merupakan jumlah kuadra diferen kedua. c merupakan penyimpangan dari g yang dalam jangka panjang raa-raanya mendekai 0. Dengan keenuan ersebu maka persamaan unuk menyelesaikan permasalahannya adalah: Min ( g ) T 1 T 1 c 2 T g g 1 g 1 g 2, dimana c y g. 1 2 Parameer adalah bilangan posiif yang menenukan variabilias seri komponen perumbuhan. Proyeksi jumlah enaga kerja perbankan syariah menggunakan rend non linier secara rial and error unuk memperoleh jumlah varian erkecil pada model persamaan. Peneliian ini menganalisis informasi yang bersumber dari berbagai publikasi, daa sekunder yang yang digunakan unuk keperluan analisis perminaan enaga kerja bersumber pada publikasi laporan bulanan Bank Indonesia. Pembahasan Perkembangan indusri jasa perbankan syariah di Indonesia elah menuju pada arah yang menggembirakan. Pengalaman di berbagai negara yang dilanda krisis ekonomi, menunjukkan bahwa perbankan syariah erbuki ahan erhadap berbagai goncangan. Sesuai dengan karaker

6 perbankan syariah yang cenderung beroperasi di sekor riil yang mendorong perumbuhan ekonomi, orienasi bisnis perbankan syariah menghindari bisnis yang bersifa spekulaif (gharar) sehingga ahan erhadap hanaman krisis keuangan global sera sisem bagi hasil yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha selaku debiur maupun pihak bank selaku pengelola dana. Gelia dalam indusri perbankan syariah Indonesia elah erbuki, bahwa selama periode ahun jumlah kanor Bank Umum Syariah meningka dari 401 pada haun 2007 menjadi 1882 pada ahun 2013, sedangkan jumlah kanor Uni Usaha Syariah meningka dari 196 menjadi 550 dan Bank Pembiayaan Rakya Syariah berkembang dari 185 menjadi 398. Sekalipun hingga ahun 2013 elah erjadi perkembangan pesa dalam jumlah kanor perbankan syariah, namun peningkaan jumlah kanor perbankan syariah didominasi di pulau Jawa eruama di propinsi-propinsi Jawa Timur, Jawa Bara dan Jawa Tengah. Sampai ahun 2013, layanan perbankan syariah belum mampu menjangkau beberapa propinsi seperi Jambi, Kalimanan Bara, Kalimanan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Uara, Goronalo, Sulawesi Bara, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Maluku Uara (Bank Indonesia, 2013). Jumlah pekerja pada indusri perbankan syariah pun meningka seiring dengan peningkaan jumlah kanor, jumlah pekerja BUS masih mendominasi, hal ini sesuai dengan perkembangan kinerja BUS yang lebih agresif dibandingkan UUS dan BPRS. Pada Gambar 1 nampak bahwa jumlah pekerja BUS mencapai 63%, kemudian diikui oleh pekerja UUS dan BPRS sebanyak 25% dan 12%. Gambar 1. Komposisi Jumlah pekerja pada BUS, UUS dan BPRS

7 Perumbuhan jumlah pekerja BUS dari ahun 2009 hingga 2013 memang menunjukan angka yang menakjubkan yang didorong oleh maraknya pembukaan kanor-kanor BUS, jauh di aas perumbuhan jumlah pekerja UUS, sedangkan perumbuhan BPRS yang cenderung sagnan seperi nampak pada Gambar 2 beriku ini. Gambar 2. Perumbuhan Jumlah Pekerja Perbankan Syariah Poensi perbankan syariah sebagai lembaga inermediary dalam penghimpunan dan penyaluran pembiayaan, masih erus dapa diingkakan. Dengan dukungan pemerinah melalui perauran perundangan yang mendukung pembukaan kanor-kanor perbankan syariah sera masih erbukanya peluang perbankan syariah unuk membuka kanor di berbagai wilayah Indonesia dalam rangka mendekakan dan memberikan kemudahan akses dengan kualias layanan yang prima kepada masyaraka sera edukasi dan sosialisasi perbankan syariah yang semakin gencar, niscaya kinerja indusri perbankan syariah akan erus mengalami perkembangan sebagaimana erliha pada Gambar 3.

8 Gambar 3. Proyeksi Perumbuhan Jumlah Kanor Perbankan Syariah Dampak dari pesanya perumbuhan jumlah kanor perbankan syariah akan meningkakan perminaan akan enaga kerja unuk memenuhi kebuuhan perbankan syariah sebagaimana erliha pada Gambar 4 beriku. Gambar 4. Proyeksi Perumbuhan Pekerja Perbankan Syariah

9 Terbaasnya keersediaan enaga kerja yang memiliki kompeensi yang dibuuhkan perbankan syariah masih menjadi hambaan bagi perbankan syariah dalam meningkakan jumlah pekerjanya. Dari hasil observasi penelii di beberapa bank yang berbasis syariah pada ahun 2014, diemukan bahwa perekruan enaga perbankan syariah didominasi oleh lulusan perguruan inggi dengan laar belakang pendidikan perbankan konvensional, bahkan idak jarang unuk jabaan erenu, perbankan syariah merekru lulusan perguruan inggi berbagai jurusan. Salah sau alasan bahwa perekruan idak mensyarakan penguasaan bidang perbankan syariah karena jumlah pelamar dengan laar belakang pendidikan perbankan syariah sanga erbaas dan pihak perbankan syariah mengandalkan pendidikan dan pelaihan yang naninya akan diberikan seelah bekerja (on he job raining). Dalam kondisi pasar enaga kerja kekurangan enaga-enaga yang memiliki pengeahuan dan keerampilan yang dibuuhkan oleh indusri perbankan syariah, maka menjadi ugas perguruan inggi unuk menyiapkan calon-calon pekerja dalam indusri perbankan syariah. Pendidikan dan pelaihan yang dilakukan oleh perbankan erhadap pekerjanya menunu invesasi yang sanga besar. Kesimpulan Indusri perbankan syariah menunjukan perumbuhan yang luar biasa. Trend jumlah kanor perbankan syariah meningka dengan perumbuhan yang meningka diikui oleh jumlah enaga kerja dengan arah yang sama. Proyeksi sampai ahun 2019 menunjukkan rend yang masih erus meningka. Perumbuhan perminaan enaga kerja perbankan syariah belum didukung oleh penawaran enaga kerja lulusan perguruan inggi yang memiliki kompeensi di bidang perbankan syariah. Kesenjangan dalam penyediaan enaga kerja berlaar belakang pendidikan perbankan syariah disiasai oleh indusri perbankan syariah dengan melakukan pendidikan pelaihan jangka pendek. Dalam upaya memperkua induri perbankan syariah jangka panjang maka perguruan inggi dianang unuk berparisipasi dengan menghasilkan sarjana yang memiliki kompeensi yang dibuuhkan oleh perbankan syariah. Perkembangan indusri perbankan syariah mendorong peningkaan sumberdaya insani yang erdidik. Dafar Pusaka Bank Indonesia, 2013, BI Oulook Perbankan Syariah 2014, Jakara.

10 Halim A., 2012, Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia: Tanangan dalam Menyongsong MEA 2015, Paper disampaikan pada Milad ke-8 Ikaan Ahli Ekonomi Islam, Jakara. Hodrick R. J. dan Presco E. C, 1981, Pos-War U.S. Business Cycles: An Empirical Invesigaion, Discussion Paper #451, Noerhwesern Universiy. Malaysian Inernaional Islamic Finance Cenre (MIFC), 2013, Human Capial Developmen: Susaining he Growh of Islamic Fainance, diunduh dari Smolo E., 2009, Financial Derivaives From Islamic Perpecive, Islamic Finance Bullein, April- June 2009, Issue#24. Tobin, S., 2009, Islamic Banking in he Global Financial Crisis: The Value of Banking Righly, Anhropology News, 50: World Islamic Banking Compeiiveness Repor , The Transiion Begins, diunduh dari SUSTAINING THE GROWTH OF ISLAMIC FINANCE SUSTAINING THE GROWTH OF ISLAMIC FINANCE SUSTAINING THE GROWTH OF ISLAMIC FINANCE