BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Dari jenis-jenis masalah yang ditemukan pada part dalam tiga bulan terakhir yaitu pada bulan Juni, Juli, dan Agustus ditemukan beberapa jenis defect seperti : 1. Karat pada part plating. 2. Baret 3. Penyok 4. warna tidak standard Analisa dilakukan dengan diagram pareto seperti gambar di bawah ini : Jenis cacat karat baret penyok appearance Jumlah Persentase 38% 28% 21% 13% Kumulatif Grafik 4.1 : Diagram Pareto data Defect.

2 43 Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi empat jenis cacat yang ada pada unit produksi, dan diantara keempat jenis cacat tersebut dapat dilihat pada diagram bahwa jenis cacat karat adalah paling dominan. Sehingga dalam penelitian ini, dilakukan analisa terhadap cacat yang menyebabkan karat tersebut. Dalam Proses pengumpulan data, data diambil secara acak dengan mencatat pengukuran harian yang dilakukan selama sebulan penuh yang terdiri dari 22 hari kerja dan 3 hari lembur pada hari libur pada bulan September 2007 (total 25 hari). Terdapat 25 kelompok sampel pengukuran ketebalan lapisan plating (Thickness) dengan menggunakan alat thickness tester yang tercatat dalam record quality inspection. Dalam satu kelompok sample terdapat 3 item sampel part, sample diambil secara acak dalam satu proses produksi setiap hari. seperti ditunjukandalam table pengukuran berikut ini : Contoh (Sample) Tabel 4.1 : Data Thickness untuk 25 sample Sample Thickness Contoh Sample Thickness Sample Sample Sample (Sample) Sample Sample Sumber : Quality Engineering PT. ADM Sample 3

3 Pengolahan Data Perhitungan Peta Kontrol Dalam membuat peta control diperlukan perhitungan sebagai berikut : Tabel 4.2 : Perhitungan X-Bar dan R per Kelompok Sampel. Contoh (Sample) Pengukuran Pada Unit Contoh (n = 3) X1 (μm) X2 (μm) X3 (μm) Perhitungan yang Diperlukan Jumlah Rata-rata (X-Bar) Range ( R ) Jumlah = Rata-rata = 5,13 (X-double bar) 1,08 (R-bar)

4 45 Penjelasan : Jumlah : Total penjumlahan X1 + X2 + X3 X-Bar : Rata-rata data (ΣX / n), n : Jumlah data Range : Selisih data terbesar (data terbesar data terkecil) X-Double bar : Rata-rata X-Bar (ΣX-bar / N) R-bar : Rata-rata R (Σ R-bar / N) Contoh Perhitungan Tabel, No.1 : Jumlah = X1 + X2 + X3 = = 18 Rata-rata = (X1 + X2 + X3) / 3 = 18/3 =6 Range = 7-5 = Peta Kontrol X-Bar Dalam membuat peta kontrol X-Bar digunakan rumus sebagai berikut : CL UCL LCL = X-Double bar = X-Double bar + A 2 R-Bar = X-Double bar A 2 R-Bar Data yang didapat dari Tabel 2.9 adalah : Untuk koefisien batas kontrol X-bar (A 2 ) = R-Bar = 1.08 Dari rumus diatas didapat : CL = 5.13 UCL = (1.023)(1.08) = 6.23 LCL = 5.13 (1.023)(1.08) = 4.02

5 46 Tabel 4.3 : Data Grafik X-Bar. Hari X-Bar Tingkat Mutu 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Peta X-Bar Hari Grafik 4.2 : Peta X-Bar.

6 47 Dari grafik peta X-bar diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi penyimpangan terhadap batas atas dan batas bawah. Pada batas atas terdapat empat titik penyimpangan yang terjadi pada data ke-10, ke-15, ke-18, dan ke-22, untuk batas bawah juga terjadi penyimpanga pada data ke-5, ke-14, ke-19, dan ke-23. selain itu juga terjadi pergerakan titik yang tidak beraturan Peta Kontrol R Dalam membuat peta kontrol R digunakan rumus sebagai berikut : CL = R-Bar UCL = D 4 R-Bar LCL = D 3 R-Bar Data yang didapat dari Tabel 2.9 adalah : R-Bar = 1.08 D 4 = D 3 = 0 Dari rumus diatas didapat : CL = 1.08 UCL = (2.574)(1.08) = 2.78 LCL = (0)(1.08) = 0

7 48 Tabel 4.4 : Data Grafik R. Hari Range ( R ) R-Bar 2,5 Tingkat Mutu 2 1,5 1 0, Hari Grafik 4.3 : Peta R.

8 49 Pada peta R dapat disimpulkan pula bahwa terjadi penyimpangan pada tiga titik batas bawah. Titik-titik tersebut adalah data ke-17, ke-20 dan ke-23. Dari hasil pemetaan pada X-bar dan R dapat disimpulkan bahwa terjadi masalah kualitas dengan frequensi yang cukup tinggi, sehingga harus dilakukan investigasi dilapangan untuk mengetahui penyebab masalah sesunggungnya Kapabilitas Proses Untuk mengeahui kapabilitas proses yang terjadi, digunakan rumus Cp (Indeks kapabilitas proses), yaitu : Cp = (USL LSL) 6 (R-bar/d 2 ) Diketahui : USL = 6 (standard SST maksimum yang diharapkan) LSL = 5 (standard minimum SST) R-bar = 1.08 d 2 = (koefisien simpangan) Maka didapat dengan rumus : Cp = ( 6 5 ) = 0.6 6(1,08/3,931) Karna kapabilitas prosesnya adalah 0.6 maka disimpulkan bahwa : Cp < 1 yaitu kapabilitas tidak baik. Cp dinyatakan tidak baik karna tidak memenuhi kebutuhan pasar atau standard yang diinginkan.

9 Analisis Data Guna menganalisa data, terlebih dahulu dilakukan investigasi terhadap pos yang mempengaruhi lapisan plating Investigasi Penyebab Proses yang paling mempengaruhi terbentuknya lapisan plating terdapat pada pos-pos proses berikut ini : 1. Degreasing 2. Acid Pickling 3. Electro Cleaner 4. Zinc Process 5. Chromating Dengan tingkat kesulitan masing-masing pos proses yang berbeda-beda, tingkat kesulitan dari masing-masing pos tersebut dapat dilihat dari metode pengontrolan pada parameter larutan seperti pada table berikut ini : Tabel 4.5 : Tingkat Kesulitan Pengontrolan Parameter dalam pos proses No. Pos Proses Parameter Kontrol Alat Kontrol Tingkat toleransi Nilai tingkat kesulitan (skala 100) 1 Degreasing Suhu Thermometer rendah 10 2 Acid Pickling Konsentrasi larutan PH meter rendah 10 3 Electro Cleaner Tegangan (Volt) Avometer Sedang 20 4 Zinc Process PH (konsentrasi) PH meter Sedang PH PH meter Tinggi (Konsentrasi) 5 Chromating 2. Waktu Celup Timer Sedang Temperature Heater Sedang Sumber : Quality Engineering PT. ADM

10 51 Dari nilai table diatas tapat dilihat bahwa tingkat toleransi dari parameterparameter yang ada di setiap pos produksi berbeda beda sehingga setiap pos mempunyai tingkat kesulitan proses yang berbeda-beda pula. Tingkat kesulitan pada pos proses tersebut dapat juga dilihat pada diagram pareto sebagai visualisasi nilai tingkat kesulitan berikut ini : Chromating Electro Cleaner Zinc Process Degreasing Acid Pickling Jenis pos Chromating Electro Cleaner Zinc Process Degreasing Grafik 4.4 : Diagram Pareto Data Tingkat Kesulitan pos proses Acid Pickling Tingkat kesulitan Persentase 54% 15% 15% 8% 8% Kumulatif Dari hasil investigasi pada tiap pos proses, dapat diketahhui bahwa pos proses Chromate yaitu larutan Chromate berpeluang besar dalam menyebabkan defect, dan kondisi aktual dilapangan tidak ada pengontrolan parameter pada larutan Krom (Chromating), sehingga thickness dari setiap produk berbeda-beda dan tidak terkontrol. Pengukuran parameter yang dilakukan pada saat itu adalah sebagai berikut : 1. Data temperature larutan krom (Chromating liquid) = 25 C

11 52 Standard temperature = C 2. Data PH (tingkat keasaman) Larutan krom (Chromating liquid) = 1,5 Standard PH = 1,8 2,0 3. Data waktu celup benda pada larutan krom (Chromating liquid) = 10 detik Standard waktu celup = detik Data diatas menunjukan ketidak sesuaian antara besar parameter standard yang terdapat pada spesifikasi standard material yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat material Standard Parameter Pada Larutan Chromate Parameter di bawah ini adalah parameter pada bak Krom (Chromate bath) sebagai proses inti dalam suatu proses pelapisan plating Trivalent (Cr 3+ ). Parameter yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Data temperature larutan krom (Chromating liquid) 2. Data PH (tingkat keasaman) Larutan krom (Chromating liquid) 3. Data waktu celup benda pada larutan krom (Chromating liquid) Tabel 4.6 : Standard Parameter dengan material EcoTri untuk Trivalent Chromium (Cr 3+ ) Range Parameter Standard Standard 1. Temperature 60 C (55 80 C) 2. PH 1.8 (1,8 2,0) 3. Waktu celup 60 detik (30 90 detik) Sumber : DTSH6524-G

12 53 Gambar 4.1 : Larutan Chromate didalam bak proses, dengan pengukur waktu, PH, dan temperature Percobaan Perubahan Parameter Untuk mengetahui sifat perubahan dari parameter larutan perlu dilakukan perobaan perubahan data-data parameter pada saat proses produksi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui pengaruh yang disebabkan oleh setiap perubahan parameter yang dilakukan.

13 54 Tabel 4.7 : Data Parameter Untuk Percobaan Parameter Percobaan ke- Temperature ( C) standard = 60 (55-80) PH standard = 1,8 (1,8-2,0) Time (detik) standard = 60 (30-90) Keterangan Percobaan semua parameter standard Percobaan temperatur dibawah standard Percobaan PH dibawah standard Percobaan Waktu celup dibawah standard Percobaan temperatur diatas standard Percobaan PH diatas standard Percobaan Waktu celup diatas standard Keterangan : XX = Parameter diluar standard. XX = Parameter standard. Sumber : Quality Engineering PT. ADM

14 Hasil Percobaan Perubahan Parameter Dari hasil percobaan diatas, part-part yang selesai diproses sesuai dengan ketentuan parameter pada tabel 4.5, diukur tingkat ketahanannya terhadap korosi. Pengukuran ketahanan terhadap harat dilakukan dengan SST machine hingga muncul white rust (karat putih) pada permukaan lapisan. White rust adalah jenis karat yang pertama kali muncul pada saat pengujian, white rust terjadi saat lapisan chromate mengalami korosi yang diakibatkan uap garam pada SST machine. Jika lapisan chromate telah rusak, tahap selanjutnya adalah terjadinya korosi pada lapisan Zinc yang akan mengakibatkan karat coklat. Karat coklat adalah tanda terjadinya korosi pada permukaan metal, jika hal ini dibiarkan, korosi akan segera menggerogoti seluruh permukaan plating dan tahap selanjutnya akan merusak logam. Karat Putih Karat Coklat Gambar 4.2 : Gambar Karat Putih dan Karat Merah. Sumber : Quality Engineering PT. ADM

15 56 Tabel 4.8 : Result Pengukuran SST Pada Setiap Percobaan. Percobaan ke- SST result (std : minimum = 70 jam) Judgement Percobaan 1 85 OK Percobaan 2 60 NG Percobaan 3 50 NG Percobaan 4 60 NG Percobaan 5 90 OK Percobaan 6 60 NG Percobaan 7 90 OK Sumber : Quality Engineering PT. ADM Analisa Hasil Percobaan Perubahan Parameter Setelah dilakukan pengujian dan pengambilan data, data dikelompokkan berdasarkan perubahan nilai parameter. Setelah dikelompokkan, sifat perubahan nilai parameter di analisa dengan menggunakan grafik. Pengelompokkan itu terdiri dari nilai perubahan temperature, PH, dan waktu celup (immersion time) Perubahan nilai Parameter Temperature Tabel 4.9 : Tabel Kelompok Percobaan Temperatur V.S SST temperature SST (Jam) Percobaan ( C) (std : min Keterangan ke- (std : jam) 80) suhu dibawah standard, SST dibawah standard suhu sesuai standard, SST dalam standard suhu diluar standard atas, SST dalam standard

16 57 SST temp. 5 standard SST standard Kurva SST x temp Temperature Grafik 4.5 : Pengaruh Perubahan Temperature Terhadap SST Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur larutan, maka tingkat ketahanan lapisan Chromate terhadap SST akan semakin baik. Angka Temperature aktual pada grafik menunjukan bahwa pada temperatur ±40 C sudah menghasilkan ketahanan SST selama 70 jam, dan SST akan terus meningkat seiring dengan naiknya suhu pada larutan. Pada suhu 60 C, SST menunjukkan angka 85 jam, dan terus meningkat hingga SST = 90 jam pada suhu 90 C. Pada titik suhu 90 C, grafik akan cenderung bergerak secara horizintal, fenomena ini menunjukkan bahwa, meskipun suhu ditambah, SST cenderung tidak bertambah. Hasil analisa ini menyimpulkan bahwa standard yang digunakan untuk menghasilkan lapisan optimum pada suhu 55 C - 80 C terbukti benar karena SST yang dihasilkan masuk dalam standard yaitu 70 jam. Jika pada prakteknya suhu yang digunakan melebihi 80 C, part hasil proses plating masih di dalam standard (lihat grafik), hanya saja pemakaian suhu yang tinggi akan membutuhkan energi lebih sehingga berdampak pada pemborosan energi.

17 Perubahan nilai Parameter PH Tabel 4.10 : Tabel Kelompok Percobaan PH V.S SST Percobaan ke- PH (std : 1,8-2,0) SST (Jam) (std : min 70 jam) Keterangan PH dibawah standard, SST dibawah standard standard PH min, SST dalam standard PH diatas standard, SST dibawah standard SST PH standard SST standard Kurva SST x PH PH Grafik 4.6 : Grafik Pengaruh Perubahan PH Terhadap SST Grafik diatas menunjukkan bahwa pada titik PH = 1,6 grafik menanjak naik yang artinya terjadi peningkatan level SST jika PH ditambah. Hal ini akan terus berlangsung hingga titik maksimum yaitu pada PH 1,8 dengan tingkat ketahanan SST selama 85 jam. Grafik pada range PH 1,6 hingga 1,8 menanjak naik dan akan turun secara perlahan setelah melewati PH 1,8. SST dibawah 70 jam terjadi jika PH dibawah 1,7 dan diatas 2,1. hal ini membuktikan bahwa standard PH = 1,8 2.0 adalah

18 59 standar optimum yang bisa digunakan untuk menjaga SST minimum 70 jam tercapai Perubahan nilai Parameter Immersion Time (Waktu Celup) Tabel 4.11 : Tabel Kelompok Percobaan Immertion Time V.S SST Percobaan ke- Time (std : detik) SST Keterangan Time dibawah standard, SST dibawah standard Time sesuai standard, SST dalam standard Time diluar standard atas, SST dalam standard SST time standard SST standard Kurva SST x time Time time standard SST standard Kurva SST x time Grafik 4.7 : Pengaruh Perubahan Immertion Time Terhadap SST Pengaruh waktu celup (Immersion time) terhadap SST hampir sama dengan pengaruh suhu larutan. Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin lama waktu celup benda pada larutan, maka tingkat ketahanan lapisan Chromate terhadap SST akan semakin baik. Angka waktu celup aktual pada grafik menunjukan bahwa

19 60 pada temperatur 30 C, SST test lapisan menunjukkan waktu ± 70 jam dan tingkat SST terus bertambah seiring dengan pertambahan waktu celup. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa Semakin lama benda yang diplating di celup pada larutan plating maka semakin tinggi tingkat ketahanan lapisan tersebut jika di uji dengan SST. Nilai optimum SST yang terlihat pada tabel adalah 90 jam dengan waktu celup 90 menit, jika waktu celup ditambahkan maka tidak akan terjadi penambahan thickness yang signifikan. Penambahan waktu celup tanpa hasil yang signifikan tentu mengakibatkan kerugian proses. Jadi kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah waktu celup optimum pada proses plating yaitu detik One Way / Simple ANOVA Untuk menganalisis komparasi data kuantitatif, dilakukan Uji ANOVA. Percobaan ke- Tabel 4.12 : Perhitungan ANOVA Parameter Temperature ( C) PH Time (detik) Total Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Σxi Σxi n

20 61 Langkah Perhitungan : 1. Sum of Square (SS) atau Jumlah Kuadrat (JK) Between SS = (265) 2 /5 + (9.3) 2 /5 + (250) 2 /5 (524.3) 2 /15 = Total SS = (524.3) 2 /15 = Within SS = Total SS - Between SS = = Degree of freedom (df) atau Derajat Kebebasan (db) df between = k 1 = 3 1 = 2 df within = N k = 15 3 = 12 df Total = N 1 = 15 1 = Mean Square (MS) atau Kuadrat Tengah (KT) Between MS = Between SS / df between = / 2 = Within MS = Within SS / df within = / 12 = F-Ration atau Nilai F F-Ratio = Between MS / Within MS = / = 0.46

21 62 5. Tabel Anova Sumber variasi Tabel 4:13 : Tabel ANOVA Sum of Mean df Square square F-Ratio Between (OAD) 0.46 Within Total Critical F value / Nilai F table : (untuk α = 0.05) F (numerator=2; denominator=12; 1- α=0.95) = Hasil Kesimpulan F-Ratio < F2, < 3.89 H 0 (μ temperature = μ PH = μ waktu celup ) ditolak : Terdapat perubahan SST pada perubahan Temperatur, PH, dan waktu celup.

22 Uji Kecukupan Data Untuk mengetahui apakah sample data yang diambil sudah mencukupi untuk mewakili data populasi atau tidak, maka dilakukan uji kecukupan data sebagai berikut : Rumus yang digunakan : N = (k/s N (ΣXi 2 ) (ΣXi) 2 ) ΣXi Data yang diketahui : N = 25 k = 0.05 s= 1 Pengolahan data : Tabel 4:14 : Data perhitungan dari 25 sample No. X-bar (25 sample) Xi Σxi =

23 64 Maka : ΣXi = ΣXi 2 = (ΣXi) 2 = Penggunaan Rumus : N = 0.05/1 25 ( ) (684.3) N = ~ 16 data => Kesimpulan : 25 > 16 ; N > N, maka data cukup mewakili populasi. 4.4 Investigasi Proses Zinc Plating Trivalent Chromium Menginvestigasi suatu kondisi pengendalian kualitas pada proses plating Trivalent Chromium, suatu proses diharuskan memiliki unsur quality control untuk mengontrol kualitas larutan dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Data control standard 2. Pengontrolan kandungan larutan (Impurity) 3. Pengontrolan kondisi parameter dan kesesuaian data 4. Inspection control Data Control Standard Guna melakukan pengontrolan pada suatu proses, diperlukan alat control proses sebagai berikut : 1. QCPC (Quality Control Process Chart)

24 65 QCPC adalah data perencanaan roses berjalannya suatu produk mulai dari raw material sampai inspeksi akhir proses. QCPC digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan suatu produk. 2. PIS (Part Inspection sheet) PIS adalah data yang berisi standard dimensi atau standard parameter pada setiap langkah proses. PIS berfungsi sebagai acuan standard pembuatan check sheet pada jalur produksi. 3. Check Sheet Check sheet adalah lembar isian data actual dimensi maupun parameter standard pada saat proses berlangsung. Biasanya check sheet diletakkan di dekat pos proses pengerjaan agar lebih mudah dalam menginput data hasil pengukuran. Setiap pos proses dalam suatu jalur produksi harus memiliki check sheet sebagai acuan pengerjaan dan alat kontrol proses Pengontrolan Kandungan Larutan (Impurity) Larutan yang digunakan pada bak Chromate harus selalu diganti jika kandungan dan konsentrasi pada larutan telah berubah. Dasar penggantian larutan tersebut adalah dari hasil pengecekan konsentrasi Zn, Fe, dan Cu yang disebabkan oleh proses reaksi kimia selama proses Chromating berlangsung. Caranya adalah dengan pengecekan impurity di laboratorium. Pengecekan harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui trend waktu penggantian yang optimal. Agar pengontrolan larutan chromate dapat dijalankan dengan baik, maka suatu proses harus memiliki :

25 66 1. Tim ahli kimia yang dapat mengukur konsentrasi kandungan Zn, Fe, dan Cu, sehingga dapat diketahui interval waktu penggantian larutan seharusnya dilakukan. 2. Metoda Analisis dan prosedur penggantian Pengontrolan Kondisi Parameter dan kesesuaian data Pengontrolan parameter seperti Suhu, PH, dan waktu celup didasari oleh standard pada check sheet yang digunakan saat proses. Ketentuan yang ada pada check sheet ini adalah turunan dari material data Eco Tri (Chromating material) yang diberikan oleh material maker pada saat pembelian material. Pengecekan kondisi larutan harus dilakukan untuk menjaga kesesuaian parameter terhadap spesifikasi standard proses yang ada pada check sheet. Pada interval waktu tertentu parameter yang ada pada bak Chromate harus di check dengan menggunakan alat ukur, sehingga jika terjadi ketidaksesuaian data aktual terhadap standard dapat segera ditangani dengan baik. Penanganan (countermeasure) yang dimaksud adalah : Tabel 4.15 : Countermeasure Pada Nilai Parameter diluar standard No. Parameter Alat Ukur Coutermeasure manual Coutermeasure Automatic 1 Temperature Thermometer Mengaktifkan heater manual pada saat kondisi dibawah standard hingga suhu mencapai kondisi standard. menggunakan Thermostat : Agar dapat memanaskan jika kondisi suhu dibawah standard setting dan todak aktif saat suhu sudah dalam kondisi standard setting. 2 PH PH meter Penambahan Larutan chromate pada saat PH dibawah standard hingga mencapai kondisi standard. Menggunakan Dozing Pump : Yang berfungsi mengisi larutan chromate secara otomatis pada saat PH dibawah standard hingga mencapai kondisi standard. 3 Waktu celup Timer Pencelupkan benda kerja secara manual oleh operator dengan mengacu pada pengukur waktu. Sumber : Quality Engineering PT.ADM Menggunakan Hoist dengan timer otomatis : yang berfungsi memasukkan benda kerja kedalam bak dan mengangkatnya kembali untuk di pindahkan ke bak proses selanjutnya secara otomatis.

26 Inspection Control Untuk mengetahui hasil proses pelapisan plating, maka dilakukan inspeksi terhadap lapisan plating dengan cara melakukan pengukuran Thickness dan SST (Salt Spray Test). Inspeksi terhadap produk harus dilakukan secara berkala sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan standard. Alat ukur yang digunakan adalah : Tabel 4.16 : Tabel Alat Ukur Pada Inspection Control Plating. No. Inspection items Alat Ukur 1 Thickness Thickness Tester 2 tingkat ketahanan terhadap korosi SST Machine 4.5 Materi OPAM (Operation Process Audit Matter) PLATING TRIVALENT. Dari hasil investigasi pada larutan chromating di atas, dibuat suatu ringkasan item audit dalam format audit sehingga dapat digunakan untuk semua proses plating Trivalent Chromium. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dan menjadi materi audit tersebut adalah :

27 Gambar 4.3 : Format Audit Plating Trivalent Chromium (Cr 3+ ) 68

28 Implemetntasi Materi OPAM. Materi OPAM yang telah dibuat diimplementasikan pada supplier yang melakukan proses produksi Cr 3+. Hasil implementasi materi tersebut dapat dilihat pada beberapa hasil audit terhadap beberapa perusahaan plating sebagai berikut :

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008 IMPLEMENTASI OPERATION PROCESS AUDIT MATTER (OPAM) PLATING TRIVALENT CHROMIUM DENGAN KONSEP PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Model Penyelesaian Masalah Model penyelesaian Implementasi OPAM (Operation Process Audit Matter) PLATING TRIVALENT berikut : Mulai Identifikasi Masalah Studi Pustaka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Audit Secara Umum Audit secara umum dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Audit Keuangan 2. Audit Operasional 3. Audit Ketaatan 4. Audit Investigatif 2.1.1 Audit

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Laporan Tugas Akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Citra Galvalindo SuksesMandiri berlokasi di Jl Raya Pasar Kemis Km 7.5 Kamp. Kebon Kelapa,

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS Ashar 1, Irman Amri 2*, Usran 3 1 Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Kasus tugas besar pengendalian kualitas adalah untuk menguji kualitas dan melihat seberapa besar kecacatan produksi shockbreaker yang dihasilkan oleh PT.Akri.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T L46 LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan selama melakukan observasi di PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data. 1. Produk : Cairan Rem DOT 3

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data. 1. Produk : Cairan Rem DOT 3 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum Perusahaan Pada bab ini dilakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian, baik yang berkaitan dengan data kuantitatif maupun data yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar

Lebih terperinci

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: INTAN ALIFIYAH ILMI NRP. 2406 00 063 Pembimbing: Ir. Ya umar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di PT. X yang terdapat pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Nizam Zachman Jakarta. Waktu penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengumpulan Data Tabel 4. Tabel Pengumpulan Data Jam Tgl Variabel 9: : : 4: 5: 8/8/5 Tebal Material 8 6 6 6.5 Kecepatan Potong 567 6 68 64 54 Hasil Pemotongan 4 4.333

Lebih terperinci

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08 Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur 1 Why Statistik Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 100% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 1,7 menit Cycle time

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk meningkatkan daya saing di pasar lokal dan internasional, semua industri otomotif di Indonesia berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kerangka yang memuat langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada bagian ini akan dijelaskan secara

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun 2015 Berdasarkan data produk cacat tahun 2015 yang tersaji pada bab sebelumnya, maka dibuat analisa data untuk lanjutan untuk mengetahui faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Ukuran Kinerja Di bawah ini akan digambarkan mengenai bagaimana teknik maupun urut-urutan pemecahan masalah yang dipergunakan. Pada gambar flowchart di bawah ini

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Development Product Development adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari menangkap keinginan dari pasar dan diakhiri dengan memproduksi, dan menjual produk. Tahapan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas TIN-212

Pengendalian Kualitas TIN-212 II Process Capability Analysis Pengendalian Kualitas TIN-212 Syarat-syarat pelaksanaan process capability analysis 1 Jika kita sudah mengetahui bagaimana kinerja proses kita (voice of process), tentunya

Lebih terperinci

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL Firlya Rosa. S.S.T., M.T. 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung firlya@ubb.ac.id 1 Rodiawan, S.T.,

Lebih terperinci

Pada tugas akhir ini, data yang digunakan adalah data salah satu key characteristic dari suatu produk manufaktur.

Pada tugas akhir ini, data yang digunakan adalah data salah satu key characteristic dari suatu produk manufaktur. BAB IV ANALISA DATA 3 BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Pendahuluan Dalam suatu proses produksi di industri, data yang akan diolah tidak begitu saja bisa didapatkan. Ada suatu proses sehingga data tersebut bisa didapatkan,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK Pendahuluan Kualitas / Mutu : Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg standar/spesifikasi yang telah ditentukan/ ditetapkan. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk membuat peta kontrol merupakan data pengukuran dimensi pada kabel jenis NYFGbY antara bulan April 007 sampai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Tahap Analisis (Analyse) Untuk mengetahui penyebab terjadi, Maka digunakan analisa Fish Bone diagram berdasarkan faktor material, machine, man dan method seperti gambar

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 37 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA Pada bab ini dijelaskan bagaimana menentukan besarnya energi panas yang dibawa oleh plastik, nilai total laju perpindahan panas komponen Forming Unit

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M

Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M ANALISIS KUALITAS PRODUK/JASA TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M DEFINISI KUALITAS "Kualitas" menyangkut masalah pelayanan atau produk unggulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools BAB V ANALISA HASIL 5.1 Tahap Analisa Setelah mengetahui dan menemukan banyaknya kerusakan yang ditemukan pada proses produksi, maka anggota team perbaikan yang terdiri dari Industrial Enggineering, Quality

Lebih terperinci

PETA KENDALI VARIABEL

PETA KENDALI VARIABEL PETA KENDALI VARIABEL 9 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel

Lebih terperinci

Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat

Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat Jika kita menganalisis data yang mempunyai lebih dari satu variabel, belum tentu analisis data tersebut dikategorikan analisis multivariat, bisa saja analisis

Lebih terperinci

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL 1 PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL Firlya Rosa. S. 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung firlya@ubb.ac.id 1 Rodiawan, 2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA Ir. H. Sulaeman S 1. M. Ali Kharakan 2 Lecture 1,College

Lebih terperinci

Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CARA MELAKUKAN PERHITUNGAN STATISTIK TAPI

Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CARA MELAKUKAN PERHITUNGAN STATISTIK TAPI Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CAA MELAKUKAN PEHITUNGAN STATISTIK TAPI MENGAJAKAN KONSEP STATISTIK SECAA MENDALAM, APLIKASI STATISTIK, TEMASUK TEKNIK SAMPLING DISETAI VIDEO SIMULASI, STUDI KASUS

Lebih terperinci

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA Laboratorium OSI & K FT.UNTIRTA Praktikum Pengendalian Kualitas 2014 Page 1 MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA A. Tujuan Praktikum Berikut ini adalah tujuan praktikum modul

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Tahap analisis pemecahan masalah merupakan tahap untuk menemukan root cause, memberikan ide dan melakukan perbaikan terhadap cacat yang terjadi dengan adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Tahap Pemeriksaan Peta Kontrol Mutu PSF Pemeriksaan peta kontrol mutu PSF hasil proses pengolahan bertujuan untuk mencegah berlanjutnya pengolahan PSF yang tidak memenuhi syarat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Disusun oleh: Bekti Wulan Sari 11/318052/PN/12374 LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4. Data Sampel 4.. Pengambilan dan Pemilihan Data Sampel Dari pengumpulan data yang telah dilakukan, diperoleh 20 data sampel yang telah dikelompokkan menjadi subgrup-subgrup

Lebih terperinci

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi.

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. PERTEMUAN 9-10 PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. Apa itu parameter? Parameter adalah ukuran-ukuran. Rata-rata penghasilan karyawan di kota binjai adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian kualitas merupakan taktik dan strategi perusahaan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK Pengendalian kualitas adalah suatu proses yang ditujukan untuk mempertahankan standar kualitas produk yang dijanjikan oleh perusahaan kepada konsumen serta untuk membantu mempertahankan kinerja

Lebih terperinci

Review QUIZ ( 10 menit )

Review QUIZ ( 10 menit ) Lecture 4 Control Chart for Variables - 1 1 Review QUIZ ( 10 menit ) Sebutkan pembagian penyebab variasi pada proses manufaktur? Berikan contoh? Kapan proses disebut in control dan kapan out of control?

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa

Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa Yusri Nadya 1, Wiky Sabardi 2, Dewiyana 3, Suriadi 4 1,2,3,4) Jurusan Teknik Industri, Universitas Samudra,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES ANALISIS KEMAMPUAN PROSES ì 11 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline ì ANALISIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Pareto Chart Setelah dilakukan pengumpulan data pengolahan data pada bab sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisa dan pembahasan. Analisa data atribut dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN 4.. Prosedur Penelitian. 4... Tahap Persiapan Menyiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen. Yaitu ampere meter, volt meter, function generator,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Persiapan Penelitian Dalam proses pelaksanaan penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya: a) Mempersiapkan alat dan bahan penelitian b) Mempersiapkan surat

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama 48 LAMPIRAN Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama No. ID Sapi... Selanjutnya Ke Tanggal Tanggal Kawin Pertama Jumlah Servis (Kali) Service Period Lama Kosong Selang 1 776 1 13/08/2009

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Debrina Puspita Andriani *1), Destantri Anggun Rizky 2), Unggul Setiaji 3) 1,2,3) Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MADU MERK SBA DI PT. INTI KIAT ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PETA X DAN R

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MADU MERK SBA DI PT. INTI KIAT ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PETA X DAN R ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MADU MERK SBA DI PT. INTI KIAT ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PETA X DAN R Disusun Oleh: Nama : Lina Reztyani NPM : 34411102 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : - Data Produksi Pembuatan Diagram Alir Produksi Hitung Proporsi Cacat proses

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

SPC Copyright Sentral Sistem March09 - For Trisakti University. Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur

SPC Copyright Sentral Sistem March09 - For Trisakti University. Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur Why Statistic? Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 00% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 9 detik Cycle time produksi

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengikuti diagram alir berikut. Studi literatur Sampel uji: Sampel A: AC4B + 0 wt. % Sr + 0 wt. % Ti Sampel B: AC4B + 0.02

Lebih terperinci

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 44 BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat PT. TMMIN Casting Plant dalam Memproduksi Camshaft Casting plant merupakan pabrik pengecoran logam untuk memproduksi komponen-komponen mobil Toyota.

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA

PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA Nama : DANAR WIDONARKO Npm : 21412677 Kelas : 3IC04 Jurusan : TEKNIK MESIN Pembimbing : Dr. Ir. Tri Mulyanto, MT. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #5 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #5 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN Materi #5 TIN3 DESAIN EKSPERIMEN ANOVA ANOVA pada dasarnya merupakan suatu metode yang menguraikan sumber keragaman (varian) dari suatu perbedaan rata-rata lebih dari dua populasi. Dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Adapun data yang diperoleh adalah jumlah dan jenis-jenis cacat pada proses welding hasil audit dari periode akhir September Oktober 2004. Tabel 4.1

Lebih terperinci