BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
|
|
- Siska Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound yang lama dengan parameter kualitas particle size yang selalu berada di range standar bawah memberikan kerugian terhadap perusahaan terkait dengan konsumsi listrik untuk mesin ball mill dan hasil coklat compound yang dihasilkan dalam tiap shift. Setelah langkah-langkah perbaikan melalui metode perbaikan Quality Control Circle, maka dapat diketahui pokok permasalahan yang harus diperbaiki di bagian produksi coklat compound. Berdasarkan tabel 4.5 yang ditampilkan di bab sebelumnya, data particle size coklat compound di bulan Oktober sampai Desember 2016 yaitu bahwa particle size coklat compound dengan waktu grinding 150 menit menghasilkan particle size yang selalu dirange standar bawah. Apabila dilihat dari grafik particle size dan viscositas sebelum dan sesudah improvement, parameter kualitas coklat yakni particle size dan voscositas masih berada pada standar kualitas coklat compound. Hal ini terjadi karena proses pembuatan coklat compound belum adanya evaluasi tentang prosedur urutan penuangan raw material untuk pembuatan coklat compound ke dalam mesin ball mill sehingga belum diketahui waktu yang efektif untuk melakukan grinding coklat compound dan belum ada penetapan mengenai waktu optimum grinding coklat compound untuk menghasilkan coklat yang tetap sesuai dengan standar kualitas. Dari permasalahan tersebut, maka team QCC produksi dan quality control sepakati akan melakukan perbaikan setelah melakukan brainstorming dengan diperkuat data dan fakta di lapangan. Pokok permasalahan yang harus diperbaiki adalah mengenai prosedur urutan raw material yang belum efektif dan waktu optimum grinding coklat compound. 78
2 79 Setelah dilakukan improvement, permasalahan tentang prosedur pembuatan coklat yang belum efektif dan belum adanya penetapan waktu optimum grinding coklat compound untuk menghasilkan coklat yang tetap sesuai dengan standar kualitas sudah ditanggulangi dengan baik. Jika dilihat dari peta kendali X bar Chart perolehan particle size setelah dilakukan improvement, maka didapat hasil yang masih berada dalam standar kualitas coklat compound. Selain itu, dari uji organoleptik produk jadi yang menggunakan coklat compound dengan waktu grinding 150 menit dan 120 menit didapat hasil bahwa produk jadi yang menggunakan coklat compouund yang digrinding 120 menit tidak berbeda nyata dengan produk jadi yang menggunakan coklat compound yang digrinding 150 menit. 5.2 Analisa PDCA Dalam analisa PDCA ini, akan dibandingkan apakah langkah-langkah perbaikan Quality Control Circle yang diterapkan sesuai dengan siklus Deming Plan Pada tahap ini diterapkan 4 langkah, yaitu : 1. Menetukan Pokok Permasalahan Untuk menentukan pokok masalah telah diadakan suatu diskusi (brainstorming) oleh team QCC bagian produksi coklat compound dan sebagai bahan pertimbangan atas dipilihnya permasalahan tersebut, terlebih dahulu melakukan pengamatan waktu proses pembuatan komponenkomponen untuk produk X. Pada langkah ini, tools yang digunakan adalah histogram dan diagram pareto dimana kedua alat ini saling berkaitan. Pada diagram batang ( histogram ) dapat dilihat dari perbandingan waktu proses bahwa waktu proses coklat compound merupakan waktu proses yang paling lama. Data tersebut kemudian didukung dengan menggunakan diagram pareto, dimana pada diagram pareto ditunjukkan bahwa prioritas permasalahan yang akan dibahas adalah pada proses coklat compound. Dilihat dari analisa kedua tools tersebut, maka ditentukanlah pokok
3 80 permasalahan yaitu waktu proses grinding yang memiliki waktu proses paling lama. 2. Mencari Penyebab Sebelum dilakukan improvement, penyebab masalah belum diketahui. Dengan menggunakan salah satu tools dalam penerapan Quality Control Circle yaitu diagram fish bone, dapat diketahui penyebab masalah waktu proses grinding coklat compound selama 150 menit dengan menggunakan konsep 4M+1E, yaitu material, mesin, metode, manusia, dan lingkungan. a. Material Urutan penuangan raw material ke mesin ball mill belum efektif. b. Manusia Operator menuangkan bahan baku tidak sesuai dengan prosedur c. Lingkungan Lingkungan di sekitar area produksi coklat compound tidak berpengaruh terhadap permasalahan ini. d. Mesin Suhu Jacket tidak stabil. e. Metode Diketahui penyebab dari segi metode yaitu : 1) Pencapaian kualitas coklat compound yang dihasilkan selalu berada di range standar bawah untuk parameter particle size. 2) Belum adanya pengecekan parameter kualitas coklat compound secara bertahap. 3. Analisa Penyebab Berdasarkan penyebab-penyebab yang ditemukan pada langkah mencari penyebab dengan menggunakan diagram fish bone yang berkaitan dengan pokok permasalahan sebelumnya, maka pada langkah analisa penyebab ini penyebab-penyebab tersebut akan dipersempit dan dianalisa lebih detail. Dari analisa penyebab yang dominan, maka dihasilkan hasil analisa yaitu untuk penyebab yang berasal dari faktor material adalah belum adanya evaluasi mengenai urutan penuangan bahan ke mesin ball mill yang efektif dan belum ada penetapan mengenai waktu optimum grinding coklat
4 81 compound untuk menghasilkan coklat yg tetap sesuai dengan standar kualitas. 4. Rencana Penanggulangan Agar improvement berjalan dengan baik, maka harus dibuat rencana penanggulangan terlebih dahulu berdasarkan penyebab-penyebab terjadinya masalah dengan menggunakan tabel 5W+1H. Pada rencana penanggulangan akan dibuat rencana untuk menanggulangi semua penyebab permasalahan. Rencana penangulangan yang akan dilaksanakan yaitu trial urutan bahan, menetapkan waktu optimum grinding coklat compound berdasarkan pengecekan berkala, dan membuat timer otomatis di ball mill Do 1. Melaksanakan Penanggulangan Pada tahap pelaksanaan penanggulangan ini, pekerja melaksanakan penanggulangan sesuai dengan rencana penanggulangan yang telah dibuat. Penanggulangan dilakukan oleh tim teknisi setelah team QCC melaksanakan trial dilapangan sesuai dengan rencana penanggulangan yang dibuat. Trial yang dilakukan adalah trial urutan penuangan raw material dan trial pengecekan per 30 menit dimulai dari waktu grinding 60 menit untuk menentukan waktu optimum proses grinding coklat compound. Analisa trial urutan penuangan bahan Setelah dilakukan trial urutan penuangan raw material, kemudian akan dibakukan urutan pemasukan raw material pembuatan coklat compound dilihat dari hasil parameter particle size dan viscositas yang didapat dari trial tersebut. Setelah dilakukan analisa hasil trial, maka urutan pemasukan raw material untuk pembuatan coklat compound adalah hasil trial ke-2 dengan urutan penuangan bahan sebagai berikut : Vegetable Fat Cocoa Liquor Cocoa Powder Premix Bubuk Lecithin Full Cream Flavour Gula Giling Gambar 5.1 Hasil trial ke 2 urutan penuangan bahan baku
5 82 Urutan penuangan bahan yang diambil adalah hasil trial ke-2 karena hasil pengecekan particle size adalah micron dan viscositas 8038 cps. Hasil tersebut adalah hasil yang paling baik dibanding dengan urutan existing, trial ke-1, dan trial ke-3. Pada urutan existing didapat particle size dan viscositas masing-masing micron dan 8678 cps. Apabila dibandingkan dengan hasil trial ke-2 maka untuk parameter particle size, particle size trial ke-2 lebih baik karena dengan waktu grinding 150 menit didapat particle size yang lebih halus. Sedangkan trial ke-1 menghasilkan particle size dan viscositas masing-masing micron dan 7118 cps. Pada trial ke-1 ini kualitas particle size kurang baik karena terdapat hasil yang berada di standar atas dengan waktu grinding 150 menit. Terakhir adalah trial ke-3 dengan hasil sebagai berikut micron dan 6819 cps. Hasil untuk trial ke-3 ini dapat dibilang hasil yang paling kurang baik karena dengan waktu grinding yang lama atau 150 menit masih didapat particle size yang berada di range standar atas dan viscositas yang encer. Analisa trial pengecekan parameter kualitas coklat compound per 30 menit Pada trial pengecekan berkala, digunakan beberapa tools yaitu check sheet dan scatter diagram. Check sheet digunakan untuk membantu melakukan penguumpulan data dari trial tersebut. Setelah data didapat, kemudian mencari korelasi dari variabel-variabel hasil trial yaitu antara lain viscositas, particle size dan waktu grinding. Pada scatter diagram, ditunjukkan bahwa viscositas dipengaruhi oleh particle size sehingga dapat dilihat dari scatter diagram pada gambar 4.11 bahwa kedua variabel ini memiliki korelasi negatif yang artinya semakin besar nilai particle size, maka viscositas yang dihasilkan akan semakin kecil. Kemudian setelah itu, melakukan analisa korelasi antara particle size dengan waktu grinding, dari gambar 4.12 didapat hasil bahwa particle size dipengaruhi oleh lamanya waktu grinding. Particle size dan waktu grinding memiliki korelasi negatif karena semakin lama waktu yang digunakan, maka hasil particle size akan semakin kecil. Setelah mengetahui korelasi dari variabel-variabel, kemudian dibuat grafik kendali proses seperti yang ditunjukkan pada gambar Dari grafik kendali proses dapat dianalisa bahwa pada saat proses grinding 60 menit dan 90 menit
6 83 didapat hasil particle size yang out of standar sehingga waktu grinding ini tidak efektif. Pada saat waktu grinding 120 menit dan 150 menit, didapat hasil particle size yang memenuhi standar kualitas yaitu antara micron. Perbedaan dari keduanya adalah bahwa particle size dengan waktu grinding 120 menit berada di range standar atas dan particle size dengan waktu grinding 150 menit berada di range standar bawah. Dari hasil tersebut dapat, waktu grinding 120 menit merupakan waktu grinding yang optimal karena dengan waktu proses 120 menit dapat menghasilkan kualitas coklat compound yang masih berada dalam standar kualitas Check 1. Evaluasi Hasil Evaluasi hasil particle size dan viscositas coklat compound Setelah langkah penanggulangan dilaksanakan kemudian dilakukan evaluasi hasil, dengan menganalisa hasilnya dan dibandingkan dengan data sebelumnya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, standar particle size coklat compound adalah micron dan standar viscositasnya adalah cps. Dari perbandingan sebelum dan sesudah improvement, didapat hasil analisa particle size dan viscositas coklat compound sesudah adanya QCC adalah masih berada di range standar kualitas coklat compound, hanya saja hasil dari particle size berada dirange standar atas. Untuk memastikan bahwa hasil particle size sesudah improvement berada dalam pengendalian kualitas, pada langkah ini digunakan tools peta kendali kualitas. Peta kendali yang digunakan adalah peta kendali X bar Chart. Dari peta kendali X bar Chart, dapat dianalisa bahwa hasil particle size sesudah improvement berada dalam pengendalian kualitas karena tidak ada hasil particle size yang berada di luar batas kendali. Evaluasi uji organoleptik Dari uji organoleptik yang dilakukan oleh 23 panelis didapat bahwa 7 panelis mengatakan bahwa produk dengan kode 311 sedikit menyimpang dari standar dan 16 panelis mengatakan bahwa ketiga sample memiliki kualitas yang sama
7 84 dari segi organoleptik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk jadi yang menggunakan coklat compound dengan waktu grinding 120 menit tidak berbeda nyata dengan produk jadi yang menggunakan coklat compound dengan waktu grinding 150 menit Action 1. Standarisasi Hal-hal perubahan perbaikan QCC yang dilakukan setelah melalui tahap evaluasi hasil dan berhasil dalam tindakannya, maka perlu dibuat standarisasi dari perubahan tersebut. Hal yang menjadi standarisasi pada perbaikan QCC dari pokok permasalahan yang diulas adalah dengan membuat prosedur pembuatan coklat compound berdasarkan hasil trial urutan penuangan bahan dan trial pengecekan berkala per 30 menit yang telah dilakukan dan kemudian memasang timer otomatis pada mesin ball mill dengan waktu 120 menit atau 2 jam agar waktu grinding coklat compound lebih akurat dan operator tidak lagi menggunakan jam dinding sebagai acuan waktu karena apabila menggunakan acuan jam dinding, kemungkinan waktu grinding bisa lebih atau bisa kurang. Berikut ini adalah prosedur pembuatan coklat compound sebelum dan sesudah dilakukan improvement :
8 85 Prosedur pembuatan coklat sebelum improvement PROSEDUR PEMBUATAN COKLAT COMPOUND Hidupkan panel Masukkan vegetable fat & grinding mentega hingga rata ± 2 menit Masukkan cocoa powder & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan full creamr & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan premix kecuali flavour & grinding ± 2 menit Masukkan lecithin Masukkan cocoa liquor & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan gula giling & grinding sampai homogen ± 3 menit Hidupkan tombol start untuk memulai proses grinding Grinding selama 150 menit Masukkan flavour 10 menit sebelum coklat compound matang
9 86 Prosedur pembuatan coklat sesudah improvement PROSEDUR PEMBUATAN COKLAT COMPOUND Hidupkan panel Masukkan vegetable fat & grinding mentega hingga rata ± 2 menit Masukkan cocoa liquor & grinding sampai homogen ± 1 menit Masukkan cocoa powder & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan premix kecuali flavour & grinding ± 2 menit Masukkan lecithin Masukkan full cream & grinding sampai homogen ± 2 menit Masukkan gula giling & grinding sampai homogen ± 3 menit Hidupkan tombol start untuk memulai proses grinding Grinding selama 120 menit Masukkan flavour 10 menit sebelum coklat compound matang 5.3 Analisa Saving Cost Dengan adanya improvement dengan QCC, waktu proses grinding sebelum adanya QCC adalah 150 menit dan setelah adanya QCC waktu proses grinding coklat compound menjadi 120 menit. Dengan adanya perubahan waktu proses
10 87 grinding tersebut, maka biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin kecil sehingga akan lebih hemat biaya untuk produksi coklat compound. Biaya konsumsi listrik sebelum adanya QCC Diketahui : Daya ball mill = 11 KW, 10 Ampere Dalam 1 shift dilakukan 6 kali produksi coklat cmpound. 6 kali produksi coklat compound sama dengan 15 jam dalam setiap shift. Di perusahaan menggunakan sistem 3 shift sehingga total waktu yang digunakan oleh mesin ball mill adalah 45 jam. Jumlah hari kerja sebulan = 26 hari Tarif listrik per KWh untuk industri = Rp WBP ( Waktu Beban Puncak ) jam LWBP ( Luar Waktu Beban Puncak ) jam Perhitungan tarif listrik pemakaian ball mill dalam 3 shift 45 x 11 KW = 495 KWh WBP = 495 x Rp = Rp LWBP = 0,5 x 495 x Rp = Rp Total = Rp Pemakaian per bulan: Rp x 26 = Rp Pemakaian per tahun : Rp x 12 = Rp Biaya pemakaian listrik setelah adanya QCC Daya ball mill = 11 KW, 10 Ampere Dalam 1 shift dilakukan 6 kali produksi coklat cmpound. 6 kali produksi coklat compound sama dengan 12 jam dalam setiap shift. Di perusahaan menggunakan sistem 3 shift sehingga total waktu yang digunakan oleh mesin ball mill adalah 36 jam. Tarif listrik per KWh untuk industri = Rp Jumlah hari kerja satu bulan = 26 hari WBP ( Waktu Beban Puncak ) jam LWBP ( Luar Waktu Beban Puncak ) jam
11 88 Perhitungan tarif listrik pemakaian ball mill dalam 3 shift 36 x 11 KW = 396 KWh WBP = 396 x Rp = Rp LWBP = 0,5 x 495 x Rp = Rp Total = Rp Pemakaian per bulan: Rp x 26 = Rp Pemakaian per tahun : Rp x 12 = Rp Perhitungan saving cost Saving cost per bulan = Sebelum QCC Setelah QCC = Rp Rp = Rp Saving cost per tahun = Sebelum QCC Setelah QCC = Rp Rp = Rp Analisa Keuntungan dengan Penambahan Produksi Dengan adanya improvement dengan QCC, waktu proses grinding coklat sebelum adanya QCC adalah 150 menit dan setelah adanya QCC waktu proses grinding coklat compound menjadi 120 menit. Dengan adanya perubahan waktu proses grinding tersebut, maka produksi coklat yang dihasilkan akan meningkat dan akan mempengaruhi jumlah produk jadi yang dihasilkan. Perhitungan jumlah produksi yang dihasilkan Sebelum dilakukan QCC Produksi coklat dalam 1 shift = 6 batch Hasil produk X untuk 1 batch coklat = 142 karton Jumlah produk X yang dihasilkan dalam 1 shift = 852 karton Setelah dilakukan QCC Produksi coklat dalam 1 shift = 8 batch Hasil produk X untuk 1 batch coklat = 142 karton Jumlah produk X yang dihasilkan dalam 1 shift = 1136 karton
12 89 Perhitungan keuntungan yang dihasilkan Produk setelah QCC sebelum QCC = 284 karton Harga 1 karton produk X = Rp Keuntungan yang dihasilkan dalam 1 shift = 284 x Rp = Rp Keuntungan yang dihasilkan dalam 3 shift = 3 x Rp = Rp Keuntungan yang dihasilkan dalam 1 bulan = 26 x Rp = Rp Keuntungan yang dihasilkan dalam 1 tahun = 12 x Rp = Rp
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menekan waktu proses pembuatan coklat compound yang digunakan untuk produksi produk X. Waktu pembuatan coklat compound saat ini adalah 150 menit,
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN HASIL
BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Permasalahan Yang Terjadi Sebelum perbaikan, permasalahan di bagian produksi khususnya dibagian enrobing coklat belum dapat diketahui. Jumlah reject yang banyak pasti
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
49 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tahap Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT. MYR memprodusi puluhan jenis produk makanan ringan yang sering dikonsumsi sehari-hari dari beberapa
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05
ABSTRAK PT Ateja Multi Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil, dimana produk yang dihasilkannya berupa kain untuk public transportation berdasarkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciSKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS DEFECT PADA PROSES PRODUKSI DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. HILON SURABAYA (STUDI KASUS FINISHING PRODUK MATRAS) SKRIPSI Oleh : ANDRI HERMAWAN 0532010128 JURUSAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari
Lebih terperinciANALISA PENGURANGAN DEFECT
ANALISA PENGURANGAN DEFECT PADA PROSES PRODUKSI BATERAI ABC JENIS R6 DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRY PLANT II SURABAYA SKRIPSI Oleh : ILUL
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciNama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian
PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada dasarnya bertujuan mendapatkan keuntungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pada dasarnya bertujuan mendapatkan keuntungan yang maksimal, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Tujuan ini dapat tercapai apabila perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management
BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian menurut Tujuan, Metode,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6
ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah..
ABSTRAK Usaha untuk tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh pihak CV.X agar produknya dapat bersaing di pasaran.
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya
Lebih terperinci7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016
7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap menggambarkan jalannya proses penelitian atau pemecahan masalah yang
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai
Lebih terperinci8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute
8 Step Aktivitas QCC Oleh: Toyota Indonesia Institute Jakarta, 10 Maret 2016 1 Step aktivitas QCC I. Persiapan I-1. Pembentukan Group I-2. Menentukan Nama Group III. Laporan / Persentasi II. QC Step (
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisa hasil yang telah dilakukan. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan pendekatan metode
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi 3.1.1 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. X perusahaan bergerak
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T
L46 LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan selama melakukan observasi di PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara
Lebih terperinciMATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.
MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. TEKNIK PENGENDALIAN MUTU Gugus Kendali Mutu dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu menggunakan teknik : SEVEN TOOLS.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 BAB I PENDAHULUAN... Error! Bookmark
Lebih terperinciJURNAL ANALISIS DATA dan STANDAR KUALITAS UNTUK SITUS WEB PEMERINTAHAN INDONESIA BIDANG KEPENDUDUKAN ABSTRAK
JURNAL ANALISIS DATA dan STANDAR KUALITAS UNTUK SITUS WEB PEMERINTAHAN INDONESIA BIDANG KEPENDUDUKAN 1 Cecep Budiman 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas
Lebih terperinciQCC, BEDAKAN TAHAPAN ANALISA VS ALAT ANALISA
QCC, BEDAKAN TAHAPAN ANALISA VS ALAT ANALISA Dalam beberapa kali mereview hasil penerapan QCC di perusahaan, saya melihat adanya pola permasalahan yang mirip pada beberapa perusahaan. Para QCC-er (praktisi
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari
BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Terhadap Isi Delapan Langkah PDCA Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari permasalahan yang ada, tema yang diambil adalah menurunkan produk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari
Lebih terperinciPERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)
PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kualitas Kualitas atau mutu adalah satu kata kunci yang harus terus dijaga oleh suatu industri atau perusahaan untuk dapat memberikan kepuasan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi
Lebih terperinciAnalisa Pengendalian Kualitas Fitting Part S Pada PT. Surya Toto Indonesia. Dengan Menggunakan Metode Peta Kendali P
Analisa Pengendalian Kualitas Fitting Part S11007 Pada PT. Surya Toto Indonesia Dengan Menggunakan Metode Peta Kendali P LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemasan, hingga produk jadi. Proses tersebut dilakukan di laboratorium quality
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Quality Control merupakan salah satu bagian dari perusahaan yang peranannya sangat menentukan dalam proses pengendalian mutu dan kualitas dari produk yang
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lamanya waktu perbaikan jaringan komputer dan mencari solusi perbaikannya dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam
Lebih terperinciTri Susilo Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim
APLIKASI GUGUS KENDALI MUTU (QUALITY CONTROL CIRCLE) DENGAN MENGGUNAKAN DEMING PRIZE UNTUK MENGENDALIKAN DAN MENINGKATKAN MUTU PRODUK DI KOPERASI INTAKO Tri Susilo Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Mutu ( Quality ) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Untuk tetap mempertahankan predikatnya, PT Djarum berusaha untuk selalu memberikan produk yang bermutu dan memiliki karakteristik
Lebih terperinciSumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.
Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Pemecahan Masalah
Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flow Chart Pemecahan Masalah Dalam flow chart pemecahan masalah dalam penelitian ini menggambarkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga pemecahan masalah
Lebih terperinciMATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.
MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH A. IDENTIFIKASI MASALAH Sumber data diperoleh dari : a. Data historis dari catatan-catatan
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini berjudul Analisis
Lebih terperinci3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dilakukan studi pendahuluaan terlebih dahulu. Studi pendahuluan dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data & Informasi Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dalam (Setyosari, 2010). karena penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk
Lebih terperinciHALAMAN KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR ISI Hal. HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO...... iv HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi ABSTRAKSI... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciThe use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract
The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes Abstract Quality is the most important element in today's business world competition. A company that
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kualitas (Mutu) Kualitas adalah standar mutu untuk suatu produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi yang berada dalam batas-batas toleransi yang diperbolehkan
Lebih terperinciANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG
ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah
Lebih terperinciPenurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)
Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan masalah merupakan susunan kegiatan penelitian, mulai dari dilakukannya kegiatan penelitian tersebut, perencanaan sampai
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X
ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X Nur Yulianti Hidayah 1, Desi Rahmawaty 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nur.yulianti@univpancasila.ac.id,
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening
Lebih terperinciMENANGGULANGI KELEBIHAN PEMAKAIAN COKLAT PADA PRODUKSI WAFER XX DENGAN METODE QCC DI PT.XYZ
MENANGGULANGI KELEBIHAN PEMAKAIAN COKLAT PADA PRODUKSI WAFER XX DENGAN METODE QCC DI PT.XYZ Riya Astini Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional, Malang Email : riya.asti24@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Persaingan global di bidang manufacturing otomotif yang sarat dengan tuntutan kualitas, lead time singkat dan on time delivery maka diperlukan perbaikan terus menerus dan rencana produksi
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan
Lebih terperinciABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Quality is the most important element in bussines world competition. A company can be compete and survive by always produce a very good quality product and appropriate with customer expectation.
Lebih terperinciPENERAPAN QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) UNTUK MENDORONG PENINGKATAN PROSPEK (CALON PELANGGAN) PADA PT ASCO DWIMOBILINDO CAB. PLUIT
Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2005 / 2006 PENERAPAN QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) UNTUK MENDORONG PENINGKATAN PROSPEK (CALON PELANGGAN)
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A. OBSERVASI LAPANG Ruang lingkup observasi di lapangan terfokus pada proses pengolahan chicken nugget. Observasi lapang meliputi kegiatan pengamatan proses pembuatan chicken nugget
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2014 ISSN
Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. NON VOLATIL CONTENT Untuk analisa Non Volatil Content pada Peta Control tampak tidak stabil dan ada beberapa data pengukuran yang berada diluar batas kendali. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini perkembangan jumlah perusahaan industri yang ada di Indonesia dari berbagai jenis industri mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak menentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori dan konsep 2.1.1 Pengertian pengendalian kualitas Pengendalian kualitas adalah penggunaan teknik dan kegiatan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Dalam dunia industri kualitas barang yang dihasilkan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam dunia industri kualitas barang yang dihasilkan merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan posisi perusahaan di dunia industri. Produk
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam era globalisasi perdagangan, kunci untuk meningkatkan daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era globalisasi perdagangan, kunci untuk meningkatkan daya saing suatu perusahaan adalah kualitas. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau
Lebih terperinciMETODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS KANTONG PLASTIK DENGAN METODE SEVEN STEPS MENGGUNAKAN OLD DAN NEW SEVEN TOOLS DI PT ASIA CAKRA CERIA PLASTIK SURAKARTA
PENINGKATAN KUALITAS KANTONG PLASTIK DENGAN SEVEN STEPS MENGGUNAKAN OLD DAN NEW SEVEN TOOLS DI PT ASIA CAKRA CERIA PLASTIK SURAKARTA Yoanna Francisca Erna Sugijopranoto Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun perekonomian Indonesia pada saat ini masih belum pulih, akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Walaupun perekonomian Indonesia pada saat ini masih belum pulih, akan tetapi Indonesia harus mampu memajukan dunia usahanya di berbagai sektor, termasuk
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan
Lebih terperinci