BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Surya Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai. Manajemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan orang-orang melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen Operasi merupakan salah satu fungsi penting dalam suatu perusahaan atau organisasi, selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan, dalam menghasilkan produk. Berikut pengertian Manajemen Operasi menurut beberapa ahli: Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006), Manajemen Operasi adalah kumpulan aktivitas untuk menciptakan nilai dalam suatu produk, baik yang berbentuk barang maupun jasa, dengan cara mengubah input menjadi output. 9
2 Sedangkan menurut Eddy Herjanto (2008) Manajemen operasi dan produksi dapat diartikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Dari pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Operasi adalah suatu kumpulan aktivitas yang berhubungan dengan pembuatan produk, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. 2.2 Pengertian Kualitas Mengenai arti kualitas ini dapat berbeda-beda tergantung dari rangkaian perkataan atau kalimat dimana istilah kualitas ini dipakai, dan orang yang menggunakannya. Dalam perusahaan pabrik, istilah kualitas diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang yang menyebabkan barang tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Kualitas merupakan suatu faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu produk menembus pasar, disamping faktor utama yang lain seperti harga. Produk yang berkualitas akan memiliki daya saing yang besar. Kualitas menjadi salah salah satu tolok ukur keberhasilan suatu perusahaan.kualitas tidak semata- 10
3 mata menjadi tanggung jawab bagian produksi, namun menjadi perhatian semua pihak dalam perusahaan. Berikut pengertian-pengertian dari kualitas: Menurut Goetsch dan Davis (dalam Tjiptono, 2005:10), Kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Dan menurut Lovelock (dalam Laksana, 2008:88), Kualitas adalah tingkat mutu yang diharapkan, dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas dapat diartikan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang konsumen dan produsen. Dari sudut pandang konsumen, kualitas adalah perbandingan antara harapan dan kebutuhan konsumen dengan kinerja dari suatu produk. Sedangkan dari sudut pandang produsen, kualitas adalah sejauh mana mereka telah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan perlu mendefinisikan arti kualitas bagi dirinya dalam melayani pelanggan, karyawan, pemilik saham, pasar dan masyarakat. 2.3 Pengendalian Kualitas Menurut Sofjan Assauri (2004, 210), pengendalian kualitas adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal kualitas (standar) dapat 11
4 tercermin dalam hasil akhir. Dengan kata lain pengendalian kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan Tujuan pengendalian mutu tidak hanya untuk menjaga dan meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan saja, tetapi juga untuk menjaga dan meningkatkan mutu kinerja perusahaan termasuk proses produksi agar sesuai dengan standar perusahaan. Menurut Sofjan Assauri (2004;210) secara garis besar pengawasan (pengendalian) mutu dapat dibedakan kedalam dua golongan, yakni pengawasan selama pengolahan (proses) dan pengawasan dari hasil yang telah diselesaikan. Berikut penjelasannya : a. Pengawasan selama pengolahan (proses) Pengawasan dari proses ini haruslah berurutan dan teratur dari awal hingga akhir. Apabila dimulai dengan suatu kesalahan, maka harus dibuat suatu keterangan yang diteruskan kepada pelaksana diawal untuk dilakukan penyesuaian kembali. Pengawasan pada proses ini, termasuk juga pengawasan atas bahan-bahan (material-material) yang akan digunakan untuk proses. 12
5 b. Pengawasan dari hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan mutu dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga agar barang-barang yang dihasilkan cukup baik atau paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai ke konsumen, maka diperlukan adanya pengawasan dari barang hasil akhir.adanya pengawasan seperti ini tidak dapat mengadakan perbaikan dengan segera. 2.4 Statistical Process Control Statistical Process Control (SPC) adalah sebuah teknik statistik yang digunakan secara luas untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar. Semua proses tidak pernah luput dari hasil yang bervariasi. Penyebab variasi ini saat ini dibagi menjadi penyebab yang umum dan khusus.untuk memisahkan kedua jenis penyebab tadi, saat ini telah dibuat alat yang disebut bagan kendali (control chart). 13
6 2.4.1 Pengertian Statistical Process Control Metode pengendalian proses secara statistik atau Statistical Process Control (SPC) adalah cara untuk mengolah data-data yang ada melalui metodemetode statistik dengan cara membuat batas-batas kendali dari proses yang ada, sehingga dapat memberikan gambaran tentang proses yang terjadi serta dapat memperbaiki proses agar proses berjalan baik. Cara-cara tradisional didalam melakukan pengendalian proses adalah dengan cara menginspeksi hasil-hasil produksi dan melakukan identifikasi terhadap produk-produk yang cacat, yang kemudian dilakukan rework, diperbaiki, penurunan harga jual, atau dibuang. Cara-cara ini sangat merugikan pihak perusahaan, oleh karena itu diperlukan adanya pengendalian produksi di saat proses produksi itu sedang berlangsung, yaitu dengan Statistical Process Control. Dasar dari Statistical Processs Control adalah mendeteksi adanya variasi proses dan segera melakukan tindakan antisipasi terhadap variasi proses. Variasi proses dapat diketahui dengan menggambar plot data dari proses yang ada dan apabila terdapat suatu data yang keluar atau menyimpang dari batas kendali yang dibuat, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi suatu variasi proses. 14
7 Variasi proses manufakturing dapat dibagi atas dua penyebab, yaitu penyebab umum dan khusus. Penyebab umum yaitu penyebab yang selalu ada didalam proses sepanjang waktu, yang mempengaruhi faktor-faktor produksi dan keluaran (output)proses. Penyebab khusus yaitu penyebab yang tidak selalu ada sepanjang waktu dalam proses atau tidak mempengaruhi setiap faktor produksi, tetapi timbul karena faktor-faktor khusus misalnya ketidaknormalan mesin, salah dalam set-up mesin, kondisi fisik dan psikologi operator, dan lainnya. Untuk melakukan identifikasi terhadap variasi-variasi khusus yang timbul dalam proses, maka digunakan metode Statistical Process Control. Identifikasi ini dimungkinkan jika dilakukan pengontrolan secara terusmenerus, pengumpulan data dengan cara yang benar yang dilakukan secara terus-menerus, dan memperhatikan evaluasi terhadap waktu dari perilaku proses Manfaat dari Statistical Process Control Manfaat Statistical Process Controldalam aplikasinya pada proses manufaktur adalah : a. Dapat mengurangi jumlah produk yang tidak sesuai dengan standar dengan mendeteksi adanya penyebab umum dan penyebab khusus. 15
8 b. Dapat mencegah terjadinya produksi yang tidak sesuai sejak awal dan melakukan perbaikan dengan segera. c. Perbaikan terhadap proses yang berlangsung secara terus-menerus dan pengurangan terhadap produk-produk cacat. d. Melakukan analisis terhadap timbulnya penyebab khusus sehingga dapat diambil tindakan antisipasi untuk mencegah diproduksinya produk cacat secara terus-menerus. e. Untuk mengurangi variabilitas proses yaitu untuk menjaga produk (output) yang dihasilkan, sehingga masuk dalam batas spesifikasi yang ditentukan. f. Sebagai alat ukur performance proses, mengindikasikan proses stabil, terkendali, dan memberi sinyal terhadap adanya penyebab khusus yang terjadi. g. Memberikan informasi yang relevan dalam pengendalian proses dan dalam pengambilan keputusan Langkah-Langkah Perancangan Statistical Process Control Dalam merancang Statistical Process Control, dibutuhkan langkahlangkah yang sesuai agar mendapatkan batas-batas kendali yang sesuai. Metode pengendali proses produksi yang sebenarnya dan mempunyai batas-batas kendali yang sesuai, sehingga dapat menjadi dasar dalam melaksanakan proses 16
9 pengendalian kualitas. Untuk itu perlu diperhatikan langkah-langkah dalam perancangan Statistical Process Control, yaitu : a. Mempelajari proses produksi yang akan diteliti. b. Membuat instruksi kerja dari produksi tersebut. c. Menetapkan karakteristik mutu dan pembuatan grafik pengendali yang sesuai. d. Membuat sheet pengambilan data dan menentukan ukuran subgroup, jumlah dan frekuensi pengambilan data. e. Mengambil data secara langsung dari lapangan dengan teknik pengumpulan data yang benar. f. Membuat grafik pengendali dan menganalisa data yang telah diambil. g. Membuat diagram pareto untuk mengetahui jumlah cacat kumulatif yang timbul. h. Membuat fish bone diagram. i. Menghitung indeks kemampuan proses untuk proses yang terkendali. j. Melakukan perbaikan pada batas kendali secara periodik. 2.5 Bagan Kendali (Control Chart) Proses membangun bagan kendali didasarkan pada konsep yang mana menunjukan tiga distribusi yang merupakan hasil output dari tiga hasil proses yakni, (a) berada dalam kendali statistik dan mampu memproduksi dalam batas 17
10 kendali, (b) berada dalam kendali statistik, tetapi tidak mampu memproduksi dalam batas kendali, atau (c) di luar kendali. Berikut cara membuat bagan kendali yang dapat menolong untuk mempertahankan proses dalam kendali Bagan Kendali untuk Variabel Variabel adalah karakteristik yang memiliki dimensi yang berkelanjutan dimana memiliki sejumlah kemungkinan yang tidak terbatas.contohnya adalah berat, kecepatan, panjang, atau kekuatan. Bagan kendali untuk rata-rata, x-bar dan rentangan (R), digunakan untuk mengawasi proses yang memiliki dimensi berkelanjutan tadi. Ada lima langkah yang biasanya dijalankan saat menggunakan bagan x- bar dan bagan R : 1. Kumpulkan sampel sebesar 20 hingga 25 masing-masing dengan n = 4 atau n = 5 dari sebuah proses yang stabil dan hitung rata-rata dan rentangan masing-masing. 2. Hitunglah rata-rata keseluruhan (x danr), tetapkan batas kendali yang sesuai, biasanya pada tingkat keyakinan 99,73% dan hitunglah batas kendali atas dan bawah awal. Jika proses tidak stabil, gunakan rata-rata yang diinginkan, μ, untuk menghitung batas dan bukan menggunakan x. 18
11 3. Gambarlah rata-rata dan rentangan sampel pada bagan kendali dan tentukan apakah mereka berada di luar batas yang dapat diterima. 4. Telitilah titik-titik atau pola yang mengindikasikan proses di luar kendali. Coba untuk mengenali penyebab variasi yang ada dan kemudian proses dilanjutkan. 5. Kumpulkan sampel tambahan dan jika diperlukan tetapkan kembali batas kendali dengan menggunakan data baru. Berikut penjelasan mengenai bagan kualitas untuk data variabel : a. X-bar Chart Sebuah bagan kendali kualitas untuk variabel yang memberikan indikasi di saat terjadinya perubahan kecenderungan terpusat pada sebuah proses produksi. Perubahan ini mungkin terjadi karena beberapa faktor seperti pemakaian peralatan, temperature yang meningkat secara bertahap, metode berbeda yang digunakan pada shift kedua, atau bahan baru yang lebih kuat. Bagan ini sensitif pada pergeseran rata-rata proses. Teorema batas kendali terpusat merupakan dasar teoritis untuk bagan x-bar yang menyatakan bahwa terlepas dari jenis distribusi populasi dari semua komponen atau jasa, distribusi cenderung mengikuti sebuah kurva normal di saat jumlah sampel meningkat. Jika sebuah titik dalam 19
12 bagan kendali jatuh di luar batas kendali ±3σ x, maka kita yakin 99,73% bahwa proses telah berubah. Demikianlah teori di balik bagan kendali. Untuk menetapkan batas bagan x-bar dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Batas kendali atas (upper control limit UCL )=x + z σ x Batas kendali bawah (lower control limit LCL )=x - z σ x Dimana, x = rata-rata rangkap sampel atau nilai target yang ditetapkan untuk proses z = jumlah standar deviasi ( 2 untuk tingkat keyakinan 95,45%, 3 untuk 99,73% ) σ x = standar deviasi dari rata-rata sampel = σ / n σ = standar deviasi populasi (proses) n = ukuran sampel Apabila standar deviasi proses tidak diketahui atau sulit untuk dihitung, batas kontrol biasanya dihitung berdasarkan rentangan nilai ratarata daripada menggunakan standar deviasi. Maka persamaannya menjadi : UCL x = x + A 2 R LCL x = x - A 2 R 20
13 Dimana, R = rentangan rata-rata sampel A 2 = nilai yang ditemukan pada tabel 2.1 x = rata-rata dari sampel rata-rata Tabel 2.1 Faktor-faktor untuk Menentukan Garis Tengah dan Batas Pengendali Tiga Sigma Ukuran Sampel Faktor Rata-rata, Rentangan Atas, Rentangan Bawah, N A 2 D 4 D 3 2 1,880 3, ,729 2, ,577 2, ,483 2, ,373 1,864 0, ,308 1,777 0, ,266 1,717 0, ,235 1,672 0, ,212 1,637 0, ,194 1,608 0, ,180 1,585 0,415 Sumber : Besterfield, 1998, pada Ariani, 2003 b. R Chart Bagan R merupakan sebuah bagan kendali yang menelusuri rentangan sampel yang mengindikasikan bahwa telah terjadi kelebihan atau kekurangan keseragaman penyebaran pada sebuah proses produksi. Selain 21
14 rata-rata proses, kita juga harus menaruh perhatian pada penyebaran atau rentangan proses. Walaupun rata-rata proses berada dalam kendali, mungkin tidak demikian halnya dengan penyebaran proses. Bagan ini sensitif pada perubahan standar deviasi proses. Teori di balik bagan kendali rentangan sama dengan bagan kendali rata-rata proses. Batas yang ditetapkan mengandung ±3 standar deviasi distribusi untuk rentangan rata-ratar. Persamaan berikut dapat digunakan untuk menetapkan batas kendali atas dan bawah rentangan : UCL R = D 4 R LCL R = D 3 R Dimana, UCL R = batas atas bagan kendali rentangan LCL R = batas bawah bagan kendali rentangan D 3 dan D 4 = nilai dari Tabel T Bagan Kendali untuk Atribut Bagan kendali untuk x-bar dan R tidak dapat diterapkan saat kita mengambil sampel atribut yang biasanya dikelompokkan sebagai diterima atau ditolak. Ada dua jenis bagan kendali atribut, yaitu : 22
15 a. P Chart Penggunaan bagan-p merupakan cara utama untuk mengendalikan atribut. Walaupun atribut baik atau buruk diikuti distribusi binomial, distribusi normal dapat digunakan untuk menghitung batas bagan-p saat ukuran sampel besar. Prosedur ini menyerupai pendekatan bagan x-bar yang juga merupakan dasar teorema batas kendali terpusat. berikut: Formula batas kendali atas dan bawah bagan-p adalah sebagai UCL p = p + z σ p LCL p = p - zσ p dimana, p = rata-rata bagian yang ditolak dalam sampel z = jumlah standar deviasi (z = 2 untuk batas 95,45% ; z = 3 untuk batas 99,73%) σ p = standar deviasi distribusi sampel σ p diperkirakan dengan formula : σ p = p (1 p ) n dimana n = ukuran setiap sampel 23
16 b. C Chart Bagan-C adalah sebuah bagian kendali kualitas yang digunakan untuk mengendalikan jumlah kecacatan per unit output. Distribusi kemungkinan Poisson yang mempunyai variansi sama dengan rata-ratanya, merupakan dasar bagan-c. Karena c adalah jumlah kecacatan rata-rata per unit, maka standar deviasi sama dengan c. Untuk menghitung batas kendali 99,73% untuk c, maka menggunakan rumus : UCL c = c + 3 c LCL c = c - 3 c dimana, c = c / N c = proporsi cacat c = jumlah cacat N = banyaknya pengamatan 2.6 Diagram Sebab Akibat (Fish Bone Chart) Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan bergunauntuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas danmempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapatmelihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan 24
17 mempunyaiakibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panahpanah yangberbentuk tulang ikan pada diagramfishbone tersebut. Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950oleh seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yangmenggunakan uraian grafis dari unsur-unsur proses untuk menganalisa sumber-sumberpotensial dari penyimpangan proses. Faktor-faktor penyebab utama ini dapat dikelompokkan dalam : 1. Material / bahan baku 2. Machine / mesin 3. Man / tenaga kerja 4. Method / metode 5. Environment / lingkungan Adapun kegunaan dari diagram sebab akibat adalah: 1.Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah. 2. Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk memperbaikipeningkatan kualitas. 3. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah. 4. Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut. 25
18 5. Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produkdengan keluhan konsumen. 6. Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan dilaksanakan. 7. Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan pelatihan tenaga kerja. 8. Merencanakan tindakan perbaikan. Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab akibat adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi masalah utama. 2. Menempatkan masalah utama tersebut disebelah kanan diagram. 3. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada diagram utama. 4. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada penyebab mayor. 5.Diagram telah selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk menentukan penyebab sesungguhnya. 26
19 2.7 Kemampuan Proses SPC berarti keinginan untuk menjaga proses agar tetap berada di dalam kendali. Hal ini berarti variasi ilmiah proses harus cukup kecil (sempit) untuk dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar (kualitas) yang diinginkan. Tetapi sebuah proses yang berada dalam kendali statistik, mungkin tidak menghasilkan produk atau jasa yang memenuhi toleransi mereka. Kemampuan sebuah proses untuk memenuhi spesifikasi desain yang ditetapkan oleh permintaan konsumen disebut sebagai kemampuan proses. Walaupun sebuah proses terkendali secara statistik, output proses tersebut mungkin tidak sesuai dengan spesifikasi Rasio Kemampuan Proses (C p ) Bagi sebuah proses untuk dapat dikatakan mampu, nilainya harus jatuh di antara spesifikasi atas dan bawah. Hal ini berarti kemampuan proses berada dalam ±3 standar deviasi dari rata-rata proses. Karena rentangan nilai adalah 6 standar deviasi, maka toleransi sebuah proses yang mampu, yaitu perbedaan antara spesifikasi atas dan bawah, harus lebih besar atau sama dengan 6. Rasio kemampuan proses, C p, dihitung sebagai : C p = Spesifikasi Atas Spesifikasi Bawah 6 σ 27
20 Jika C p kurang dari 1,0, maka proses menghasilkan produk atau jasa yang berada di luar toleransi yang diperbolehkan. Semakin tinggi rasio kemampuan proses, semakin besar kecenderungan proses berada dalam spesifikasi desain. Banyak perusahaan telah memilih C p = 1,33 sebagai target untuk mengurangi variabilitas proses. C p berkaitan dengan penyebaran output proses relatif terhadap toleransinya, C p tidak melihat seberapa baik rata-rata sebuah proses berada di tengah nilai target Indeks Kemampuan Proses (C pk ) Indeks kemampuan proses, C pk, menghitung perbandingan antara dimensi yang diinginkan dan yang aktual dari suatu produk atau jasa yang diproduksi. Formula C pk adalah : C pk = minimum Batas Spesifikasi Atas - X, X - Batas Spesifikasi Bawah 3σ 3σ Dimana, X = rata-rata proses σ = standar deviasi populasi proses. 28
21 Saat sebuah proses berada di tengah di antara batas spesifikasi atas dan bawah, rasio kemampuan proses akan sama dengan indeks kemampuan proses. Walaupun demikian, indeks C pk menghitung kemampuan aktual sebuah proses, baik rata-rata proses berada di tengah batas spesifikasi maupun tidak. berikut : Indeks kapabilitas proses dengan notasi C pk memiliki ketentuan sebagai Jika C pk = nilai kritis 1, berarti batas spesifikasi dan rata-rata bertepatan dengan batas + 3 σ. Jika C pk < nilai kritis 1, rata-rata proses lebih dekat pada batas toleransi menunjukkan kerusakan output dan proses tidak kapabel. Jika C pk > nilai kritis 1,daripada nilai kritis 1, maka prosesnya kapabel. 29
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung
Lebih terperinciSTATISTICAL PROCESS CONTROL
STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti
Lebih terperinciBAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses
BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan
Lebih terperinciStatistical Process Control
Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data
30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data
21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu
Lebih terperinciV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif
V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pertumbuhan industri di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala kecil dan rumah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati
1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaanperusahaan baru bermunculan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinciBAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian
BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian pada proses produksinya.
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6
ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process
70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu
Lebih terperinciSTRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL
STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciKULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL
KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan satu fungsi manajemen selain manajemen pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia yang sangat penting bagi sebuah organisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Fouad dan Mukattash (2010) yang berjudul Statistical Process
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Fouad dan Mukattash (2010) yang berjudul Statistical Process Control Tools: A Practical guide for Jordanian Industrial Organizations. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir
Lebih terperinciANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN
J u r n a l E K B I S / V o l. X IV/ N o. / e d i s i S e p t e m b e r 15 7 ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN *( Diah Ayu Novitasari Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar
Lebih terperinciANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 1 (2016), hal 1-8 ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL Awaliyah, M. Novitasari Mara, Shantika Martha INTISARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.
Lebih terperinciBAB III. Metodologi Penelitian. Penelitian akan dilakukan di PT Berkat Camarindo Lestari yang belokasi
BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di PT Berkat Camarindo Lestari yang belokasi di Kav Polri Blok E 1265 A, Jelambar Jakarta Barat.
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik
BAB I PENDAHULUAN Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolusi menjadi yang TQM (Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang saling berhubungan, yaitu sistem manajemen dansistem
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer
46 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010. Tempat penelitian dilakukan di PPP Sadeng, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang dilaksanakan selama jangka waktu tertentu dan memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana. Desain penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1
PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak
Lebih terperinciV. HASIL DA PEMBAHASA
V. HASIL DA PEMBAHASA Metode analisis kadar vitamin C pada susu bubuk yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 985.33 tentang penentuan kadar vitamin C pada susu formula
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data terbagi menjadi dua proses yakni: proses produksi/ekstrusi dan proses anodizing, data-data yang telah terkumpul merupakan data hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, di samping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh karena itu setiap perusahaan,
Lebih terperinciAnalisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC
Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil alamin, Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala. Karena atas izin-nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada setiap organisasi, ketiga fungsi tersebut adalah pemasaran, operasi, dan keuangan. Kerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Kualitas. Kualitas merupakan salah satu aktor utama yang menentukan pemilihan produk bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai apabila kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik
47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan
Lebih terperinciAPLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM PENGENDALIAN VARIABILITAS KUAT TEKAN BETON
APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM PENGENDALIAN VARIABILITAS KUAT TEKAN BETON Iwan Rustendi Email : iwan_rustendi@yahoo.com Program Studi Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method
Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Debrina Puspita Andriani *1), Destantri Anggun Rizky 2), Unggul Setiaji 3) 1,2,3) Jurusan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
30 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Studi Pendahuluan Identifikasi & Perumusan Masalah Pengumpulan Data M enentukan CTQ M enghitung Proporsi Kesalahan M enghitung Kapabilitas Sigma M embuat Peta Kendali
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga pemecahan masalah
Lebih terperincimanagement is defined as the design, operation, and improvement of the system that
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang
Lebih terperinci7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016
7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada PTP Nusantara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu manajer dalam menghadapi masalah pengambilan keputusan dan kegiatan yang diperlukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan untuk merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang
Lebih terperinci