BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun"

Transkripsi

1 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun 2015 Berdasarkan data produk cacat tahun 2015 yang tersaji pada bab sebelumnya, maka dibuat analisa data untuk lanjutan untuk mengetahui faktor mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun Tabel 5.1 Data Produk Cacat untuk Part PH031 tahun 2015 No Defect Types Kuantitas (pcs) Kuantitas Kumulatif (pcs) Persentase (%) Persentase Kumulatif (%) 1 Karat Jig front Panel tidak bisa di clamp 3 Baret

2 No Defect Types Kuantitas (pcs) Kuantitas Kumulatif (pcs) Persentase (%) Persentase Kumulatif (%) 4 Burry Panjang Minus Benjol Hole Geser Gelombang Hole tidak ada TOTAL

3 Berdasarkan Tabel 5.1 diatas dapat kita peroleh kesimpulan bahwasannya karat menjadi kasus terbesar untuk produk cacat di Tahun Diagram Pareto untuk untuk data produk cacat pada Tabel diatas dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5. 1 Diagram Pareto Produk Cacat PH 031 Tahun 2015 Berdasarkan gambar yang tersaji diatas, dapat dipastikan bahwasannya karat merupakan jenis produk cacat terbanyak selama periode tahun Untuk itu penulis, melakukan analisa mendalam untuk mengkaji faktor utama penyebab dari karat yang dihasilkan pada proses produksi part PH031 di PT. Inti Pantja Press Industri.

4 5.2 Analisa Fishbone Diagram Berdasarkan diagram pareto yang telah dibuat didapatkan kesimpulan bahwa kasus produk cacat terbanyak PH031 adalah karat pada produk. Fishbone Diagram dapat dilihat pada Gambar 5.2. Gambar 5.2 Diagram Sebab Akibat Produk Cacat PH031 Tahun 2015 Menurut Dhandapani (2004) dalam penyusunan fishbone diagram, langkah langkah yang harus dilakukan adalah : a. Identifikasi Masalah Masalah utama yang akan menjadi fokus penulis dari analisa fishbone diagram ini adalah mengetahui penyebab utama produk karat pada part PH 031. b. Melakukan brainstorming penyebab masalah Penyebab masalah dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu Man, Environment, Material, dan Method. Penulis mengambil 4 dari 6 kategori akar penyebab masalah yang biasa dipakai di bidang manufaktur (biasa

5 disebut 6M) yaitu Man, Machine, Material, Methode, Measurement, dan Environment Management. c. Mengidentifikasi penyebab utama dari hasil brainstorming tersebut Setelah terbentuk fishbone diagram, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dari hasil brainstorming tersebut untuk menentukan penyebab utama dari masalah yang terjadi. Berdasarkan hasil brainstroming yang dilakukan, berikut ini adalah Tabel yang menjabarkan ketidaksesuaian dari fishbone. Tabel 5.2 Tabel Hasil Brainstroming Untuk Analisa Fishbone Diagram No Permasalahan Kemungkinan Penyebab Analisa Upaya yang dapat dilakukan untuk Efisiensi Repair Cost Hambatan dalam pengimplementasian 1 Karat pada part PH 031 Kualitas material yang digunakan buruk Terdapatnya karat pada material yang digunakan untuk membuat part PH 031 berasal dari proses oksidasi yang terjadi pada saat proses pengiriman, dimana waktu pengiriman yang lama (2 3 bulan) dan jalur laut pun turut menjadi penyebab tejadinya karat pada material yangdigunakan. Selain material coil, penggunaan kandungan pada material cairan anti rust yang belum tepat dengan -Penggantian material coil yang digunakan -Penggantian material rust converter yang digunakan Untuk penggantian material coil yang digunakan, memerlukan keputusan jangka panjang pihak manajemen, hal tersebut karena terdapatnya kontrak perjanjian dengan pihak supplier yang sudah ditetapkan oleh Astra Group, dimana perusahaan penyuplai pun tergabung pada Astra Group. Selain itu cost and delivery pun turut mempengaruhi dalam pengambilan keputusan tersebut. Namun, untuk penggantian atau pemutakhiran cairan anti rust masih mungkin untuk dilakukan, mengingat belum maksimalnya manfaat penggunaan anti rust yang saat ini sedang

6 No Permasalahan Kemungkinan Penyebab Analisa Upaya yang dapat dilakukan untuk Efisiensi Repair Cost Hambatan dalam pengimplementasian Penyemprotan anti rust tidak sesuai metode Delivery belum sesuai FIFO penggunaannya pun turut pula mempengaruhi hasil akhir dari material. Penyemprotan cairan anti rust yang tidak sesuai dengan metode turut pula mengambil peran pada tidak maksimalnya hasil dari proses produksi. Delivery yang tidak menerepkan konsep FIFO (First In First Out) menjadikan material tersimpan lama sebelum digunakan, hal tersebut tentu saja akan mempengaruhi kualitas material, karena adanya rentan kemungkinan proses oksidasi yang terjadi. FIFO seharusnya diterpakan baik pada material mentah, work in process product hingga pada produk akhir. Pemberian training kepada para operator repair untuk memberi pemahaman pada operator. Pembuatan SOP dan pemberian punishment diperlukan untuk menegaskan dan memastikan bahwasannya kebijakan FIFO yang telah diterapkan oleh perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur. digunakan. Selain itu faktor ini pun dinilai memiliki potensial yang besar dalam pengaruhnya untuk mengurangi repair cost. Potensial cost reduction yang dinilai tidak signifikan, karena pada dasarnya perusahaan telah sering memberikan training kepada operator terkait hal tersebut. Potensial cost reduction yang dinilai tidak signifikan, karena pada dasarnya penerapan FIFO sudah diterapkan yang diperlukan oleh perusahaan saat ini adalah tanggung jawab dari karyawan, sehingga punishment dapat diberlakukan pad akaryawan yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

7 No Permasalahan Kemungkinan Penyebab Analisa Upaya yang dapat dilakukan untuk Efisiensi Repair Cost Hambatan dalam pengimplementasian Pengecekan Sampling yang tidak sesuai prosedur Kelembaban Udara Tinggi Adanya sistematika sampling yang tidak sesuai tetu saja akan mempengaruhi hasil produk, dimana penentuan jumlah sampel yang keliru dan pelaksanaan proses sampling yang tidak sesuai prosedur tentu saja akan menyebabkan tidak mewakilinya sample terhadap keseluruhan populasi. Selain hal tersebut, banyaknya jumlah sampel yang NG atau karat pun turut membuat metode sampling menjadi tidak efisien dan efektif Kelembaban udara yang tinggi tentu saja mempengaruhi proses oksidasi sehingga dapat menghasilkan karat pada part. Perbaikan metode sampling Penambahan beberapa material seperti penggunaan blower, penggantian bahan penggunaan gudang, plant untuk menstabilkan kelembaban udara untuk mengurangi Dikarenakan produk NG / karat yang dihasilkan adalah sebanyak 50% hal tersebut menjadikan proses sampling pada inspeksi menjadi tidak efektif dan efisien. Sehingga dirasa faktor ini belum menjadi fokus utama untuk cost reduction pada repair cost. Adanya tambhan biaya yang tidak sedikit turut pula menjadi alasan karena terdapatnya beberapa penggantian pada fasilitas yang telah exist di perusahaan. Selain itu, kelembaban udara yang terjadi di luar seperti pada saat proses delivery pun menjadi diluar batas kendali manusia,

8 No Permasalahan Kemungkinan Penyebab Analisa Upaya yang dapat dilakukan untuk Efisiensi Repair Cost Hambatan dalam pengimplementasian cepatnya proses oksidasi pada part. karena termasuk kedalam faktor alam. Banyaknya produk karat yang dihasilkan perusahaan tentu saja akan menghasilkan banyak proses repair, hal tersebutlah yang nantinya akan menyebakan timbulnya biaya repair. Biaya repair yang tinggi seperti yang telah dijabarkan pada Bab 1, menjadikan penulis untuk tertarik melakukan fokus pada efisiensi dari repair cost ini. Berdasarkan tabel 5.2 diatas, setelah melakukan brainstorming dengan tim dan menganalisa semua factor dari fishbone diagram, telah ditetapkan bahwasannya fokus perbaikan faktor bagaimana untuk mengatasi karat pada material coil untuk mengurangi repair cost adalah dengen penggantian material rust converter, karena pada faktor tersebut dirasa masih terdapat celah untuk melakukan efisiensi. Keterbatasan waktu dan wewenang menjadikan penulis untuk membatasi penelitian pada bagaimana cara untuk memperbaiki kualitas dari adanya perubahan dari material rust converter saja dan metode pemberian rust converter tersebut. 5.3 Upaya Efisiensi Repair Cost oleh Quality Improvement Team Continuous improvement atau perbaikan berkesinambungan telah menjadi perhatian manajemen PT Inti Pantja Press Industri. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya tim khusus di tiap seksi untuk membahas improvement yang bernama QIT

9 atau Quality Improvement Team. QIT telah terbentuk sejak tahun 2010 di PT. Inti Pantja Press Industri. QIT merupakan suatu tim yang terbentuk dengan kompoen personil dari berbagai divisi yang bergabung untuk memecahkan suatu masalah kualitas atau melakukan improvement terhadap kulitas produk dan proses di perusahaan. Sebelum adanya fous pada kasus defect product karat, belum ada QIT yang dibentuk oleh perusahaan untuk fokus terhadap masalah ini. Beberapa bentuk kontribusi tim QIT yang sudah diimplementasikan di perusahaan adalah cost reduction untuk biaya moda transportasi, peerbaikan proses produksi, perbaikan layout IRM, perbaikan proses inspeksi dan pengolahan kembali limbah scrap dan B3. Melihat akan besarnya kontribusi repair cost pada biaya produksi dan masih sangat besarnya potensi efisiensi pada repair cost untuk part PH 031 menjadikan penulis bergabung dengan tim QIT untuk melakukan imprvemnet atau peningkatan. Berikut ini adalah salah satu improvement yang terjadi pada seksi quality di PT Inti Pantja Press Industri pada bulan Februari Nama Project : Menurunkan Biaya Repair Karat Part PH 031 GU 2. Latar Belakang : PT Inti Pantja Press Industri melakukan perubahan material coil yang digunakan, dengan alasan untuk mengurangi cost. Pada awalnya PT Inti Pantja Press Industri menggunakan material SAPH 440 PO Coil atau Pickling Oil Coil atau coil yang telah dilumuri oleh cairan sejenis minyak untuk mencegah adanya oksidasi yang dapat menyebabkan karat, akan tetapi coil jenis ini memiliki harga lebih mahal, selain itu penggunaan coil jenis ini pun menimbulkan adanya aktivitas 100% repair baret pada area surface. Untuk melakukan penurunan biaya pembelian material dan repair cost, PT Inti Pantja

10 Press Industri melakukan uji coba dengan mengganti penggunaan material coil untuk satu part yakni part PH 031, yang semula menggunakan PO Coil menjadi SAPH 440 NON PO Coil, yang berarti coil yang digunakan adalah coil murni tanpa penambahan cairan sejenis minyak. Akan tetapi, sehubungan dengan proses delivery coil dari China ke Indonesia menyebabkan coil tersebut mengalami oksidasi atau karat di tepinya. Berikut ini adalah Gambar 5.3 yang berisi tentang flow process sebelumnya, saat PT Inti Pantja Press Industri masih menggunakan material SAPH 440 PO Coil. Gambar 5. 3 flow process saat PT Inti Pantja Press Industri masih menggunakan material SAPH 440 PO Coil. Gambar 5.3 menjelaskan bahwa pada saat PT Inti Pantja Press Industri menggunakan material SAPH 440 PO coil untuk part PH 031 terdapatnya 100% proses repair. Hal ini tentu saja sangat merugikan perusahaan, untuk itu PT Inti

11 Pantja Press Industri melakukan perubahan terhadap flow process pada part PH 031. Gambar 5.4 adalah flow process pada part PH 031 PT Inti Pantja Press Industri setelah menggunakan SAPH 440 NON PO coil sebelum adanya improvement. Gambar 5. 4 flow process pada part PH 031 PT Inti Pantja Press Industri setelah menggunakan SAPH 440 NON PO coil sebelum adanya improvement Karat pada coil hanya terdapat pada tepinya saja, sehingga ketika coil tersebut di potong, akan ada 50 % dari steel sheet yang karat. Berikut ini Gambar 5.5 adalah ilustrasi penjelasan nya. Gambar 5. 5 Ilustrasi Saat Coil dipotong di Coil Center Coil terlebih dahulu akan dipotong hingga menjadi lembaran atau steel sheet di coil center, setelah itu baru memasuki proses shearing atau pemotongan di PT Inti Pantja Press Industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.6.

12 Gambar 5. 6 Ilustrasi saat Steel Sheet telah memasuki proses Shearing di PT. IPPI Gambar 5.7 menjelaskan bahwa, dari hasil proses shearing di PT Inti Pantja Press Industri terdapat 50% Material OK, dan 50% Material karat. Total Luas Area Repair / pcs steel sheet = 640 mm x 20 mm = 12800mm 2. Gambar 5. 7 Area Repair Steel Sheet Karena adanya material karat tersebut, PT Inti Pantja Press Industri harus melakukan repair terhadap material karat, yang tentu saja akan menimbulkan additional cost atau biaya tambahan. Kegiatan Repair karat di PT Inti Pantja Press Industri adalah sebagai berikut: a. Sanding b. Buffing / Finishing c. Scotbrite Komponen cost per menit untuk proses repair karat : a. Man Power b. Consumable = Amplas P 60 dan Scotbrite

13 Cost per minute = Rp 5 038,- Repair di PT Inti Pantja Press Industri 1) Take time repair karat di PT Inti Pantja Press Industri = 7 menit 2) Total Cost = 7 x Rp = Rp / pcs Berdasarkan data pada Biaya produksi untuk per part dari PH 031 adalah sebesar Rp maka berikut tersaji pie chart untuk menggambarkan seberapa besarnya repair cost berpengaruh pada biaya produksi per part PH 031. Total Biaya Produksi 16% Biaya Produksi Repair Cost Gambar 5. 8 Pie Chart Biaya Produksi PH 031 Berdasarkan penjelasan dari pie chart diatas bahwasannya didapatkan informasi repair cost berkontribusi sebanyak 16% dari keseluruhan biaya produksi dari part tersebut. Jumlah yang cukup besar tersebut, harus dilakukan efisiensi agar tidak menyebabkan penurunan laba perusahaan. 4. Tujuan : Menghilangkan aktivitas repair karat PH 031 GU di PT Inti Pantja Press Industri dan menurunkan biaya repair karat. 5. Kegiatan : merubah metode repair karat PH 031 GU, yang sebelumnya mengunakan metode sanding yang dilakukan di PT Inti Pantja Press Industri,

14 kini menggunakan metode dengan mengelap part tersebut dengan chemical jenis rust converter yang dilakukan di PT Gemala Kempa Daya. Untuk mengurangi loading aktivitas yang dilakukan di PT Inti Pantja Press Industri maka aktivitas pemberian rust converter diserahkan kepada vendor. Rust Converter adalah suatu chemical dengan kandungan zinc phospate Zn (PO3) yang mempunyai reaksi kimia mematikan, mencegah karat serta melindungi logam agar tidak terkontaminasi oleh oksidasi. 6. Komponen Improvement a. Rust Converter b. Majun putih c. Sarung tangan karet Metode : a. Celupkan majun putih pada chemical rust converter b. Oleskan ke area bidang part yang karat sebanyak tiga kali. Ilustrasi proses dapat dilihat pada Gambar Counsumable and Cost Reduction a. Rust Converter Gambar 5. 9 Pemberian Rust Converter Harga rust converter = Rp / Liter - Rp 70 / ml

15 Kebutuhan rust converter Cost Rust Converter / part = 2 ml / pcs = 2 ml x Rp 70 = Rp 140 / pcs part b. Majun Putih Harga majun putih Kebutuhan majun putih = Rp / kg 1 kg = 52lembar = 1 Lembar majun putih untuk 25 pcs Cost majun putih / lembar = Rp / 52 = Rp Cost majun putih / part = Rp / 25 = Rp 11.5 / pcs c. Man Power Take Time = 20 detik Man Hour GKD = Rp /jam = Rp 9.25/detik Cost Man Power / part = Rp 9.25 x 20 detik = Rp 185 / pcs d. Total repair cost / pcs part = Rp Rp Rp 185 = Rp / pcs part 5.4 Hasil Setelah Improvement Cost a. Cost Before Improvement Repair di PT Inti Pantja Press Industri = Rp / pcs b. Cost After Improvement Repair di PT GKD = Rp / pcs c. Total reduction cost = Rp Rp = Rp / pcs

16 5.4.2 Flow Process after Improvement Setelah adanya proses improvement, maka terjadi pula perubahan flow process produksi untuk part PH 031. Dimana sebelumnya terdapat proses repair yang dilakukan di PT Inti Pantja Press Industri kini proses tersebut tidak ada dan diganti oleh proses pemberian rust converter yang dilakukan di PT Gemala Kempa Daya. Berikut ini adalah Gambar 5.10 yakni flow process setelah dilakukan improvement. Gambar Flow Process setelah Improvement Diagram Sebelum dan Setelah Improvement Berikut terlampir untuk data jumlah produk cacat PH 031 selama tahun 2015sampai dengan April 2016 dimana pada periode tersebut belum terjadi improvement dengan data pembanding yakni pada bulan Mei Juni Tabel 5. 3 Tabel Jumlah Produk Cacat Sebelum dan Setelah Improvement Tahun 2015 No Bulan Jumlah Produk Karat PH Repair Cost / Unit Total Repair Cost 031 (Rp) (Rp) 1 Jan ,266 8,957,564 2 Feb ,266 8,216,978 3 Mar ,266 7,053,200 4 Apr ,266 4,372,984 5 May 92 35,266 3,244,472 6 Jun ,266 8,816,500 7 Jul 72 35,266 2,539,152 8 Aug 50 35,266 1,763,300 9 Sep 50 35,266 1,763,300

17 Tahun 2015 No Bulan Jumlah Produk Karat PH Repair Cost / Unit Total Repair Cost 031 (Rp) (Rp) 10 Oct 44 35,266 1,551, Nov 56 35,266 1,974, Des 50 35,266 1,763,300 TOTAL REPAIR COST TAHUN ,017,350 Tahun 2016 No Bulan Jumlah Produk Karat PH Total Repair Repair Cost / Unit (Rp) 031 Cost (Rp) 1 Jan 48 35,266 1,692,768 2 Feb ,266 4,372,984 3 Mar 68 35,266 2,398,088 4 Apr 48 35,266 1,692,768 5 May ,806 6 Jun ,787 Ket : = Jan 2015 April 2016 = Sebelum Improvement = Mei 2016 Juni 2016 = Setelah Improvement Berdasarkan tabel diatas didapatkan informasi bahwasannya, improvement mulai diterapkan di perushaan sejak bulan Mei Didapatkan pula hasil bahwasannya jumlah produk cacat berkurang, namun hal tersebut bukanlah tujuan dari improvement yang dilakukan, karena tujuan improvement adalah efisiensi dari repair cost bukan pengurangan jumlah produk cacat karat, sehingga untuk lebih

18 mengetahui secara lebih signifikannya dapat kita lihat pada grafik dibawah ini lokasi pengeluaran biaya repair cost. REPAIR COST 10,000,000 9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 Ket : = before improvement = after improvement Gambar Grafik Repair Cost Januari 2015 Juni 2016 Sehubungan dengan untuk memperkuat analisa terkait hasil improvement berikut tersaji diagram Pareto setelah terjadinya improvement. Adapun data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan Gambar dibawah ini.

19 Tabel 5.4 Data Produk Cacat Part PH 031 selama bulan Mei dan Juni 2016 (Setelah Improvement) No Defect Types Kuantitas (pcs) Kuantitas Kumulatif (pcs) Persentase (%) Persentase Kumulatif (%) 1 Karat Jig front Panel tidak bisa di clamp Baret Burry Panjang Minus Benjol Hole Geser Gelombang Hole tidak ada TOTAL Data Produk Cacat Part PH 031 setelah Improvement Karat Jig front Panel tidak bisa di clamp Baret Burry Panjang Minus Benjol Hole Geser Gelombang Hole tidak ada Kuantitas (pcs) Persentase Kumulatif (%) Gambar Diagram Pareto Part PH 031 setelah Improvement Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwasannya karat masih menjadi penyebab utama produk cacat, namun sehubungan dengan fokus tujuan

20 penelitian kali ini adalah bukan untuk mengurangi jumlah produk cacat melainkan efisiensi repair cost karat, maka dapat dikatakan bahwasannya tujuan penelitian tercapai Cakupan Analisa Improvement Meliputi Aspek S, Q, C, D, E 1. S Safety : Lebih aman karena tidak ada aktivitas repair 2. Q Quality : Aplikasi rust converter pada part PH 031 terkena karat tidak mempengaruhi hasil painting. Karena painting performence dan SST (Salt Spray Test) OK. 3. C Cost : Terjadi penurunan biaya untuk proses repair part sebesar Rp D Delivery : Mempercepat delivery karena tidak ada aktivitas repair karat di PT Inti Pantja Press Industri 5. E Environment : Mengurangi dampak pencemaran lingkungan (zat karat) dan mengurangi penggunaan energi.

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lean dan Six sigma merupakan dua metodologi perbaikan yang berbeda satu sama lain dalam hal target, fokus maupun metode yang digunakan. Dalam perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Data Defect Fusstrebe Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis defect yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1 Company profil Regutered name : PT. METALSINDO PACIFIC Estabished : 20 MAY 2009 Office / Factory Addres : Jababeka Industrial estate,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 24 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam pelaksanaan penelitian dan untuk mempermudah memecahkan persoalan yang dihadapi, perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Data. Grafik 4-1 : Jumlah produksi selama periode Januari~Desember 2006.

BAB 4 Analisis Data. Grafik 4-1 : Jumlah produksi selama periode Januari~Desember 2006. BAB 4 Analisis Data 4.1. Pengumpulan data 4.1.1. Data produksi bulanan Adapun jumlah produksi selama periode tahun 2006 adalah sebagai berikut : 5000000 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA. Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk

BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA. Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk ketorolac 30 mg disini akan menganalisa kondisi yang ada di lapangan dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Fishbone & FMEA Hub Front Brake Tipe KCJS G a m b a r 4 Gambar 4-1 Fishbone hub front brake tipe KCJS Dari fishbone diatas dapat diketahui bahwa harus ada perbaikan

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data 5.1.1 Analisa Histogram Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram yang terbentuk, ada 2 jenis cacat produksi yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Tahap analisis pemecahan masalah merupakan tahap untuk menemukan root cause, memberikan ide dan melakukan perbaikan terhadap cacat yang terjadi dengan adanya perubahan

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. XST adalah perusahaan PMA yang bergerak dibidang produksi komponen elektronik konektor & terminal yang berorientasi ekspor. Agar tetap eksis menghadapi

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN KEGIATAN CIRCLE CIRCLE DIBENTUK PERIODE JUMLAH THEMA UMUR RATA-RATA JUMLAH PERTEMUAN JAM PERTEMUAN KEHADIRAN RATA-RATA

PROFIL PERUSAHAAN KEGIATAN CIRCLE CIRCLE DIBENTUK PERIODE JUMLAH THEMA UMUR RATA-RATA JUMLAH PERTEMUAN JAM PERTEMUAN KEHADIRAN RATA-RATA /2 PROFIL PERUSAHAAN KEGIATAN CIRCLE PERUSAHAAN DEPARTEMEN SEKSI FASILITATOR KETUA CIRCLE SEKRETARIS JUMLAH ANGGOTA : PT. Takagi Sari Multi Utama : Quality Control : Quality Control : Iwan Muhdi : Sokhib

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 35 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data PT.Inti Pantja Press Industri memiliki flow process dalam penangan produk ( press part ) yang berlaku untuk semua produk sebelum dikirim

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN.

BAB V PEMBAHASAN. BAB V PEMBAHASAN Untuk mempunyai daya saing perusahaan yang tinggi di pasar maka salah satu strategi perusahaan adalah dengan meningkatkan produktivitas, oleh karena itu perusahaan manufaktur ini melakukan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN EFISIENSI PROSES ANTI KARAT DI PT INTI PANTJA PRESS INDUSTRI

ANALISIS PERBAIKAN EFISIENSI PROSES ANTI KARAT DI PT INTI PANTJA PRESS INDUSTRI ANALISIS PERBAIKAN EFISIENSI PROSES ANTI KARAT DI PT INTI PANTJA PRESS INDUSTRI Oki Septavian Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Rendahnya tingkat pelayanan merupakan masalah utama

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008 IMPLEMENTASI OPERATION PROCESS AUDIT MATTER (OPAM) PLATING TRIVALENT CHROMIUM DENGAN KONSEP PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Pengendalian..., Dina, Fakultas Teknik 2016

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Pengendalian..., Dina, Fakultas Teknik 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan industri saat ini semakin kompetitif setelah dibukanya pasar bebas, untuk memenangkan kompetisi dengan industri sejenis perusahaan harus memberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC Cyrilla Indri Parwati 1) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi. berkembangnya dunia perindustrian di berbagai bidang terutama industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi. berkembangnya dunia perindustrian di berbagai bidang terutama industri 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berkembangnya dunia perindustrian di berbagai bidang terutama industri manufaktur. Hal ini berpengaruh

Lebih terperinci

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PROSES PERAWATAN MESIN POTONG VELEG RODA DUA DENGAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. ENKEI INDONESIA Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Dari jenis-jenis masalah yang ditemukan pada part dalam tiga bulan terakhir yaitu pada bulan Juni, Juli, dan Agustus ditemukan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pengamatan dan penelitian yang di lakukan di Pilot Line di Plant 2, menunjukkan data sebagaimana terlampir di bawah ini. Data tahun 2014 belum

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

Satuan (orang, Paket, pcs, dll.) Satuan Jumlah. Satuan (hari, bulan, kali, dll.) Frekuen si. (hari, bulan, kali, dll.)

Satuan (orang, Paket, pcs, dll.) Satuan Jumlah. Satuan (hari, bulan, kali, dll.) Frekuen si. (hari, bulan, kali, dll.) LAMPIRAN C Nama Organisasi:. Perjanjian Hibah: Judul Proyek: Periode Proyek: PENGELUARAN PROGRAM: Paket, pcs, Frekuen si Proyek Mitra Penerima Hibah Donor Lain TOTAL 1 Kegiatan Pengembangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN HASIL

BAB V ANALISA DATA DAN HASIL BAB V ANALISA DATA DAN HASIL 5.1 Analisis Bagan Kendali X-bar dan R Dalam analisis bagan kendali x-bar dan R ditampilkan dalam bentuk grafik dari pengukuran kekilauan pengecatan Spool pipe dan Struktur.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya dibidang industri, PT. PAKOAKUINA bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECATAN

BAB III PROSES PENGECATAN BAB III PROSES PENGECATAN 3.1 JENIS PRODUK Adapun jenis produk yang akan dicat yaitu pada bagian depan motor YAMAHA JUPITER MX (front fender), dan untuk proses pengecatan dilakukan hanya pada permukaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA 4.1 Proses Press Proses Press adalah proses pencetakan lempengan baja dengan memanfaatkan gaya tekan untuk merubah lempengan tersebut menjadi bentukan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA. Untuk mengetahui faktor faktor yang kemungkinan bisa menyebabkan tingginya. Pengoperasian. Liner SOP.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA. Untuk mengetahui faktor faktor yang kemungkinan bisa menyebabkan tingginya. Pengoperasian. Liner SOP. BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Masalah Untuk mengetahui faktor faktor yang kemungkinan bisa menyebabkan tingginya frekuensi kerusakan rubber piston, maka dilakukan analisa melalui

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Langkah pengumpulan dan pengolahan data telah selesai dilakukan dan telah disajikan dalam bab sebelumnya yaitu bab 4 (empat), maka proses selanjutnya adalah proses analisa

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan. V-21 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur di Indonesia semakin pesat, masing-masing perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing

Lebih terperinci

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17. Statistika Teknik.

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17.  Statistika Teknik. Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada Statistika Teknik Tabel dan Grafik Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 60 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Lini Produksi Kritis Pada pengolahan data tahap ini dilakukan perbandingan total kerusakan yang terjadi pada ketiga lini produksi

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jessica Juventia, Lusia P.S Hartanti Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Jessicajuventia28@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan zaman merubah cara pandang konsumen dalam memilih sebuah produk yang diinginkan. Kualitas menjadi sangat penting dalam memilih produk di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia dan era perdagangan bebas, di Indonesia juga dapat diharapkan menjadi salah satu pemain penting. Dalam perekonomian

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL NAMA : DANANG SULARSO WICAKSONO NPM : 21411710 PEMBIMBING : Ir. ARIFUDIN, MM, MSC JURUSAN : TEKNIK MESIN FAKULTAS :

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor strategis bagi kegiatan ekspor Indonesia merupakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) karena menyumbang devisa yang cukup besar dan mampu menyerap banyak

Lebih terperinci

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

STATISTIKA. Tabel dan Grafik STATISTIKA Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan jelas. Salah satu pengorganisasian data statistik adalah dengan: tabel grafik Organisasi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan data 4.1.1 Produk Gutter Complete R/L Perusahaan PT. Inti Pantja Press Industri dipercayakan untuk memproduksi sebagian produk kendaraan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Mengapa Defect tidak tertangkap pada proses pengecekan kualitas di atas

BAB V ANALISA HASIL. Mengapa Defect tidak tertangkap pada proses pengecekan kualitas di atas BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALYZE 5.1.1 Clarify Problem Mengapa Defect tidak tertangkap pada proses pengecekan kualitas di atas konveyor output mesin? Gambar proses pengecekan kualitas surface part dapat

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL PEMBAHASAN BAB V ANALISA HASIL PEMBAHASAN 5.1 Analisa Efektifitas Hasil Penerapan Line Balancing Menggunakan Methode Hegelson-Birnie Analisa efektifitas hasil dari penerapan line balancing dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008

LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008 LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008 PROSES No JENIS DEFECT JAN FEB MAR APR 1 Tidak Sempurna 5,614 5,582 5,839 6,397 2 Coating NG 1,903 2,141 1,943 2,538 3 Pinhole 892 901 289 3,548 4 Misrun (Bolong)

Lebih terperinci

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08 Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur 1 Why Statistik Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 100% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 1,7 menit Cycle time

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Tabel 5.1 Hasil Temuan Audit Internal. Summary Hasil Internal Audit No Plant/Dept. Temuan Audit NC OK Total 1 MARKETING

BAB V ANALISA HASIL. Tabel 5.1 Hasil Temuan Audit Internal. Summary Hasil Internal Audit No Plant/Dept. Temuan Audit NC OK Total 1 MARKETING BAB V ANALISA HASIL 5.. Analisa Hasil Audit Internal Dari hasil audit internal antara bulan November dan Desember 04 di dapatkan beberapa temuan ketidaksesuaian di beberapa Departement di perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang sekarang ini sedang berlangsung, menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena banyaknya perusahaan baru

Lebih terperinci

Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya

Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya By Eris Kusnadi Fishbone diagram (diagram tulang ikan karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Parameter Curah Hujan model REMO Data curah hujan dalam keluaran model REMO terdiri dari 2 jenis, yaitu curah hujan stratiform dengan kode C42 dan curah hujan konvektif dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools BAB V ANALISA HASIL 5.1 Tahap Analisa Setelah mengetahui dan menemukan banyaknya kerusakan yang ditemukan pada proses produksi, maka anggota team perbaikan yang terdiri dari Industrial Enggineering, Quality

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu dan pelayanan yang lebih baik dari pada persaingnya. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu dan pelayanan yang lebih baik dari pada persaingnya. Selain itu A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perusahaan industri yang berorientasi pada barang dagang adalah salah satu perusahaan yang berkembang di Indonesia. Setiap perusahaan tentunya akan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perusahaan dalam hal untuk meningkatkan produktivitasnya harus mempunyai sistem produksi yang baik dengan proses yang terkendali agar dapat memberikan output yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan teknologi yang terjadi dewasa ini, terutama dalam persaingan pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Asal Masalah Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di tengah persaingan, globalisasi dan pasar bebas dewasa ini tidak bisa hanya berdiam diri dan mengandalkan

Lebih terperinci

MENGANALISIS DEFECT SANDING MARK UNIT PICK UP TMC DENGAN METODE SEVEN TOOLS PT. ADM ABSTRAK

MENGANALISIS DEFECT SANDING MARK UNIT PICK UP TMC DENGAN METODE SEVEN TOOLS PT. ADM ABSTRAK JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 3 NO. 1 FEBRUARI 2016 MENGANALISIS DEFECT SANDING MARK UNIT PICK UP TMC DENGAN METODE SEVEN TOOLS PT. ADM Annisa Mulia Rani, Widodo Setiawan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis RUST PREVENTIVE OIL 05 Januari 2015 1. Pengantar RUST PREVENTIVE OIL adalah bahan kimia yang diformulasikan khusus sebagai anti karat yang bersifat mudah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 69 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data-data yang telah terkumpul merupakan data hasil produksi selama 50 hari, dan dilakukan dengan teknik observasi lapangan langsung. Data produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari maupun di bidang industri manufaktur, persediaan tidak dapat dihindari. Tanpa adanya persediaan, perusahaan manufaktur harus siap menghadapi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil dan Analisa Dari penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan, diketahui bahwa : 1. Jenis - jenis kesalahan spesifikasi produk wedding book pada PT. ABC adalah

Lebih terperinci

Jumlah Perusahaan Subsektor Komputer, Barang Elektronik dan Optik (Dalam Unit)

Jumlah Perusahaan Subsektor Komputer, Barang Elektronik dan Optik (Dalam Unit) BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini tidak dapat terlepas dari pemakaian alat-alat elektronik di sekitarnya. Alat-alat elektronik ini digunakan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I Pendahuluan I-1 I-1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan yang ketat antar industri manufaktur di bidang elektronik dan permintaan konsumen yang terus menigkat setiap tahunnya, membuat para pelaku industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah biaya yang timbul dari tata letak (Layout).Tata letak (Layout) sendiri

BAB I PENDAHULUAN. adalah biaya yang timbul dari tata letak (Layout).Tata letak (Layout) sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem manufaktur berdampak pada persaingan perusahaan yang cukup ketat. Banyak usaha yang dapat dilakukan suatu perusahaan agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012 Jan-07 Apr-07 Jul-07 Oct-07 Jan-08 Apr-08 Jul-08 Oct-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Apr-10 Jul-10 Oct-10 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012 I. TOTAL

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menghadapi pasar bebas masyarakat ekonomi Asean pada 2015, pabrikan komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi lebih kompetitif,

Lebih terperinci