BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan
|
|
- Hartono Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku, sehingga dalam menganalisa masalah akan semakin dalam, berikut ini adalah Flow chart produksi buku yang dilakukan. Sumber: PT. Ikrar Mandiriabadi Gambar 5.1 Flow Chart Produksi Buku
2 62 Setelah melihat dan memahami proses produksi dan pembagian departemen dalam perusahaan maka dilakukan pengumpulan data, perlu dicatat bahwa data berikut ini disortir dari lembar kesesuaian pada departemen quality control, angka yang ditampilkan merupakan jumlah unit cacat yang diidentifikasi penyebab kesalahannya dengan rincian penyebab per departemen dan data mingguan. Tabel 5.1. Tabel data nama departemen dan jumlah unit cacat Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Minggu Departemen Jumlah Jumlah Komputer Repro Cetak Finishing cacat produksi T O T A L Sumber: PT. Ikrar Mandiriabadi.
3 Analisa dan pengolahan data Pembuatan Peta kendali P Data yang diperoleh dari PT. Ikrar Mandiriabadi merupakan bentuk data atribut, pada umumnya data atribut hanya mempunyai nilai yang berkaitan dengan ya atau, seperti: sesuai atau sesuai, benar atau salah. Oleh karena itu digunakan peta kendali / grafik atribut, dan grafik atribut yang digunakan adalah peta kendali P. Tabel 5.2. Tabel Untuk Pembuatan Peta Kontrol P Juli Agustus September Oktober November desember januari Departemen Jumlah Jumlah Minggu Komputer Repro Cetak Finishing unit cacat produksi Proporsi CL UCL LCL ,0519 0,0511 0,0527 0, ,0513 0,0511 0,0527 0, ,0528 0,0511 0,0527 0, ,0504 0,0511 0,0527 0, ,0508 0,0511 0,0527 0, ,0534 0,0511 0,0527 0, ,0496 0,0511 0,0526 0, ,0497 0,0511 0,0526 0, ,0565 0,0511 0,0527 0, ,0499 0,0511 0,0561 0, ,0495 0,0511 0,0527 0, ,0533 0,0511 0,0527 0, ,0501 0,0511 0,0527 0, ,0498 0,0511 0,0526 0, ,0543 0,0511 0,0527 0, ,0501 0,0511 0,0526 0, ,0501 0,0511 0,0527 0, ,051 0,0511 0,0527 0, ,0513 0,0511 0,0527 0, ,0504 0,0511 0,0527 0, ,0505 0,0511 0,0527 0, ,0514 0,0511 0,0527 0, ,0508 0,0511 0,0527 0, ,0505 0,0511 0,0527 0, ,0497 0,0511 0,0527 0, ,0497 0,0511 0,0527 0, ,0515 0,0511 0,0527 0, ,0503 0,0511 0,0527 0,0495 TOTAL ,4308 Rata
4 64 Perhitungan yang akan dilakukan pada tabel diatas adalah sebagai berikut, dalam hal ini perhitungan hanya dicontohkan pada minggu pertama, untuk minggu ke dua sampai dengan minggu ke 28 perhitungan menggunakan cara yang sama hanya dengan angka yang berbeda. p-bar = Total Proporsi / Jumlah Minggu Pengamatan = / 28 = S ρ = { ρ-bar(1- ρ-bar) / n} = { ( ) / } = CL = ρ-bar = UCL = ρ-bar + З S ρ = ,00165 = 0,0527 LCL = ρ-bar - З S ρ = 0,0511-0,00165 = 0,0494 Sumber rumus: Gasperz p152 Dari tabel diatas dibuat grafik 5.2 dibawah ini untuk lebih mempermudah dalam membaca data yang disajikan.
5 65 0,057 1 P Chart of Jumlah Cacat 0,056 0,055 1 Proportion 0,054 0,053 0,052 0, UCL=0, _ P=0, ,050 0, Sample LCL=0, Tests performed with unequal sample sizes Sumber: Hasil pengolahan data Gambar 5.2 Grafik peta kontrol P Setelah dilakukan pembuatan peta kendali P, dapat dilihat pada Gambar 5.2 bahwa proses yang ada belum stabil yang ditunjukkan dengan adanya data yang out of control, yaitu data ke- 3,6,9,12,15. Data yang out of control ini disebabkan oleh variasi penyebab umum yang dapat dikendalikan, variasi penyebab umum yang bisa dikendalikan maksudnya adalah bahwa kesalahan tersebut bersifat khusus, bukan kesalahan yang biasa terjadi, jadi biasanya kesalahan ini diselesaikan secara langsung oleh petugas yang sudah ahli, penelitian ini adalah untuk menganalisa penyebab umum yang berulangkali terjadi dan memberikan usulan penyelesaian masalah tersebut.
6 66 Oleh karena itu perlu dibuat kembali peta kendali P dengan membuang datadata yang out of control. Berikut adalah revisi dari data pengamatan juli januari Tabel 5.3 Revisi Untuk Pembuatan Peta Kontrol P Departemen Minggu Komputer Repro Cetak Finishing Jumlah unit cacat Total oplah Proporsi CL UCL LCL Juli Agustus Septemb er Oktober November Desember Januari ,0519 0,0504 0,052 0, ,0513 0,0504 0,052 0, ,0504 0,0504 0,052 0, ,0508 0,0504 0,052 0, ,0496 0,0504 0,0519 0, ,0497 0,0504 0,0519 0, ,0499 0,0504 0,052 0, ,0495 0,0504 0,052 0, ,0501 0,0504 0,052 0, ,0498 0,0504 0,0519 0, ,0501 0,0504 0,0519 0, ,0501 0,0504 0,052 0, ,051 0,0504 0,052 0, ,0513 0,0504 0,052 0, ,0504 0,0504 0,052 0, ,0505 0,0504 0,052 0, ,0514 0,0504 0,052 0, ,0508 0,0504 0,052 0, ,0505 0,0504 0,052 0, ,0497 0,0504 0,0519 0, ,0497 0,0504 0,052 0, ,0515 0,0504 0,052 0, ,0503 0,0504 0,052 0,0488 TOTAL ,1603 Rata 0,0504 direvisi: Berikut adalah perhitungan yang dilakukan untuk peta kendali P yang telah
7 67 p-bar = Total Proporsi / Jumlah Minggu Pengamatan = / 23 = S ρ = { ρ-bar(1- ρ-bar) / n} = { ( ) / } = CL = ρ-bar = UCL = ρ-bar + З S ρ = ,00164 = 0,0520 LCL = ρ-bar - З S ρ = 0,0511-0,00164 = 0,0488 Sumber rumus: Gasperz p152 Berikut adalah plot data dari data pengamatan yang telah direvisi yang ditunjukkan oleh gambar 5.3
8 68 0,0525 P Chart of Jumlah Cacat 0,0520 UCL=0, ,0515 Proportion 0,0510 0,0505 0,0500 _ P=0, ,0495 0,0490 LCL=0, Sample Tests performed with unequal sample sizes Sumber: Hasil pengolahan data Gambar 5.3 Peta kontrol yang telah direvisi. Dapat dilihat pada Gambar 5.3 bahwa proses sudah terkendali dan dapat dihitung Kapabilitas Proses (Cp), yang dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan proses. Berikut adalah perhitungannya: 1. Menghitung a. a = 1 - persentase proporsi cacat = 1-5,04 = 0, x x 2
9 69 2. Mengkonversi nilai a ke dalam nilai kurva normal. Z = 1,96 3. Menghitung Kapabilitas Proses. Cp = Nilai Z 3 = 1,96 3 = 0,653 Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai Cp sebesar 0,653 yang menunjukkan bahwa proses produksi masih berada dalam kategori rendah atau kapabilitas proses dianggap mampu, sehingga proses produksi harus dirubah. Untuk dapat memperbaiki kapabilitas proses yang rendah, perlu dicari tahu penyebab terjadinya cacat pada proses yang ada, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk Pembuatan Diagram Paretto untuk mengetahui penyebab kesalahan pada proses yang ada, perlu dilakukan analisa dengan menggunakan diagram paretto untuk mengetahu departemen yang
10 70 menyumbangkan kesalahan terbanyak untuk dianalisa lebih lanjut. Tabel berikut ini menampilkan nama departemen dan jumlah kesalahan yang diakibatkannya. Tabel 5.4 Tabel ringkasan departemen dan jumlah cacat yang dihasilkan No Departemen Frekuensi 1 Komputer Repro Cetak Finishing T O T A L Sumber: PT. Ikrar Mandiriabadi Kemudian dari data diatas dibuat tabel prosentase kecacatan sebagai berikut: Tabel 5.5 Tabel untuk diagram paretto No Departemen Frekuensi Frekuensi kumulatif Persentase (%) Persentase Kumulatif (%) 1 Komputer ,94 2,94 2 Repro ,95 59,89 3 Cetak ,35 90,24 4 Finishing ,76 100
11 71 Dari data diatas dibuat diagram paretto sebagai berikut Pareto Chart of departemen Count Percent departemen Repro Cetak Finishing Other Count Percent 57,0 30,3 9,8 2,9 Cum % 57,0 87,3 97,1 100,0 0 Sumber: Hasil pengolahan data Gambar 5.4 Diagram paretto departemen Analisa diagram paretto kunci utama dalam menurunkan tingkat kesalahan dalam suatu kegiatan adalah dengan mengidentifikasi penyebab kecacatan dan memfokuskan pada penyebab terjadinya kesalahan tersebut yang paling banyak/dominan. Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa kesalahan proses paling banyak terjadi pada departemen repro dan akan dijadikan perhatian utama dalam menyelesaikan masalah karena prosentase kesalahan pada departemen repro sangat dominant dibandingkan departemen lainnya. Penyebab tingginya kesalahan pada
12 72 departemen tersebut akan dianalisa menggunakan fishbone diagram, secara umum permasalahan dalam suatu industri ada beberapa factor, antara lain factor manusia, mesin, material, dan metoda Analisa dan pengolahan data departemen repro Departemen repro adalah departemen pada PT. Ikrar Mandiriabadi yang mengerjakan persiapan sebelum cetak, oleh karena itu jira pada tahap persiapan sudah dilakukan kesalahan maka hasil cetaknya pun akan menjadi buruk pula. Dalam departemen repro ada 2 macam pekerjaan yang dilakukan, yaitu plate making dan montase. Untuk lebih jelasnya pekerjaan plate making adalah melakukan proses pembuatan plate sebagai acuan cetak, sedangkan pekerjaan montase adalah proses penyusunan atau persiapan lay out yang digunakan sebagai acuan pembuatan plate, seperti penyusunan halaman, dll. Dari analisis diatas dapat dilihat bahwa departemen repro adalah departemen yang menyumbangkan kesalahan terbesar, dan data-data yang didapatkan dari departemen repro antara lain adalah sebagai berikut: Tabel 5.6 Tabel jenis dan jumlah unit cacat pada departemen repro. Jenis Cacat Jumlah Unit Cacat Teks Terbalik Halaman Tidak Register Teks Teroksidasi Acuan Rusak T O T A L Sumber: PT. Ikrar Mandiriabadi
13 73 Dari tabel diatas presentase kecacatannya adalah sebagai berikut Tabel 5.7 Tabel untuk diagram paretto departemen Jenis cacat Frekwensi Frekwensi Persentase Persentase Kumulatif Kumulatif Teks Terbalik ,79 61,79 Halaman Tidak Register ,01 79,8 Teks Teroksidasi ,64 89,44 Acuan Rusak , Sumber: Hasil pengolahan data Dari tabel diatas kemudian dibuat diagram paretto sebagai berikut. Count Pareto Chart of jenis kesalahan Percent 0 jenis kesalahan Count Percent 61,8 18,0 10,6 9,6 Cum % 61,8 79,8 90,4 100,0 Teks Terbalik Halaman Tidak Register Acuan Rusak Teks Teroksidasi 0 Sumber: Hasil pengolahan data Gambar 5.5 diagram paretto jenis kecacatan
14 Analisa diagram paretto untuk departemen repro Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa teks terbalik lebih banyak menyebabkan kecacatan, teks terbalik adalah kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan montase, montase adalah pengaturan tata letak halaman yang akan dijadikan sebagai acuan pembuatan pleta, dari kesalahan ini sebetulnya dapat diantisipasi jika karyawan teliti dalam melaksanakan tugas-tugasnya, untuk lebih memperdalam identifikasi masalah tersebut, maka dari keterangan diatas akan dilakukan analisa lebih lanjut untuk mengetahui penyebab terdadinya kesalahan tersebut dengan menggunakan diagram sebab akibat/fishbone diagram Pembuatan diagram sebab akibat Diagram sebab akibat dibuat dengan melakukan proses observasi dan wawancara dengan pihak perusahaan. Berikut adalah gambar 5.8 yang menunjukkan diagram sebab akibat untuk kesalahan teks terbalik.
15 75 Sumber: Hasil pengamatan dan pengolahan data Gambar 5.6 Diagram sebab akibat Diagram sebab akibat diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab timbulnya kesalahan pada departemen repro, khususnya untuk kesalahan teks terbalik, teks terbalik diakibatkan karena kelalaian pada saat persiapan pembuatan acuan cetak, terutama pada proses montase, untuk mengidentifikasi kesalahan tersebut ada beberapa factor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan montase tersebut, factor tersebut antara lain: 1. Manusia
16 76 - Kondisi fisik - Skill - Ketelitian 2. Mesin - kurangnya perawatan - kotornya meja montase 3. Material - Film yang diberikan kurang jelas (dari pemesan) 4. Metoda - pemeriksaan hasil montase kurang teliti sehingga pembuatan plate menjadi salah - pemeriksaan terhadap plate yang jadi acuan cetak kurang teliti sehingga acuan cetak yang salah dapat terpakai. Diagram sebab akibat diatas dibuat berdasarkan jenis kecacatan terbanyak yang terjadi di departemen repro, yaitu teks terbalik. Teks terbalik adalah tanggungjawab bagian montase, karena montase adalah penyusunan lay out halaman yang akan menjadi acuan pembuatan plate, jika pada tahap montase kesalahan telah terjadi dan luput dari inspeksi, maka kesalahan tersebut akan mengakibatkan jumlah kesalahan yang besar, karena acuan cetak rusak, berarti hasil cetaknya pun akan rusak, sehingga kesalahan yang terlihat sepele ternyata mengakibatkan dampak yang cukup besar terhadap kualitas produk secara keseluruhan Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
17 77 Failure Mode Effect Analysis (FMEA) merupakan suatu alat bantu untuk mendefinisikan kondisi yang terjadi sekarang, apa penyebabnya, akibat yang terjadi, dan apa pengaruhnya dan apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Dalam pemberian bobot severity, occurrence, dan detection dibuat mengacu kepada tabel yang dicantumkan dalam landasan teori FMEA. Tabel 5.8 FMEA Potensial Failure Mode Teks terbalik. FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) O D S c e e c t v u e Potensial Effects Potensial Cause of e r c RPN of Failure Failure r a t i n i t c o y e n * Operator melakukan kesalahan dalam proses montase (Man) Produk ditolak dan perusahaan harus siap memberi ganti. * Film yang diberikan oleh pemesan salah (Material) Rekomendasi Melakukan pemeriksaan atas kecakapan operator Melakukan pemeriksaan ganda terhadap film sebelum digunakan * Pemeriksaan / inspeksi yang dilakukan kurang teliti (Method) Merevisi sistem inspeksi yang dilakukan pada proses produksi Sumber: Hasil pengolahan data Berdasarkan Tabel 5.8 maka dapat dibuat diagram pareto sebagai berikut,
18 Pareto Chart of Teks terbalik Count Percent Teks terbalik Man Material Method Count Percent 62,2 20,0 17,8 Cum % 62,2 82,2 100,0 0 Grafik 5.7 Diagram Pareto RPN untuk Cacat Teks terbalik Sumber : Pengolahan data Dari diagram paretto diatas dapat dilihat bahwa untuk cacat Teks terbalik potensial cause yang memiliki RPN terbesar adalah man / factor sumber daya manusia. 5.3 Analisa Sumber Daya Manusia Analisa Kinerja Karyawan. Untuk mengetahui penyebab kesalahan secara lebih jelas lagi, maka perlu dicari tahu apakah kesalahan diakibatkan oleh kemampuan karyawan yang lemah, atau kesalahan tersebut diakibatkan oleh tingkat stress karyawan yang tinggi, untuk melakukan analisa kinerja karyawan diperlukan beberapa alat antara lain:
19 79 1. Form penilaian kemampuan karyawan yang telah disiapkan berisi tentang pernyataan kemampuan karyawan. Form penilaian tersebut diisi oleh pengawas yang berwenang. 2. Kuisioner yang berisi tentang pernyataan aspek stress karyawan yang kemudian diisi oleh karyawan yang bersangkutan dengan cara memilih frekwensi dialaminya aspek stress karyawan tersebut. Sebelum menganalisa data, dilakukan uji validitas untuk mengetahui kevalidan dari pertanyaan yang diajukan. Uji validitas ini menggunakan tingkat signifikansi 5% dan sampel 25 sehingga dengan tabel r diperoleh angka kritik adalah yang disebut juga r-tabel dan hasil ini akan dibandingkan dengan R-hitung yang didapatkan dengan perhitungan dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui kevalidan dari setiap pertanyaan. Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah: - Jika r hitung > r tabel maka instrumen tersebut valid - Jika r hitung < r tabel maka instrumen tersebut valid, sehingga dapat digunakan dalam penelitian Analisa Data Penilaian kemampuan karyawan. Dari hasil pengolahan data form penilaian kemampuan karyawan yang telah disebarkan untuk diisi oleh pengawas yang berwenang di bagian repro, didapatkan hasil yang kemudian diuji kevalidan datanya dengan hasil sebagai berikut:
20 80 Tabel 5.9 data evaluasi kemampuan karyawan r hitung r tabel Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Dari 10 pernyataan kemampuan karyawan yang terdapat di dalam form penilaian yang telah diisi, ternyata hanya ada 5 pernyataan yang valid, 5 pernyataan kemampuan yang valid tersebut kemudian akan digunakan untuk analisis lebih lanjut, kriteria dan jumlah skor pada penilaian kemampuan tersebut antara lain seperti yang ada di tabel dibawah ini: Tabel 5.10 penilaian kemampuan karyawan Pernyataan kemampuan buruk buruk rata-rata baik sangat baik Kejujuran karyawan Kerjasama Keandalan Pengetahuan tentang pekerjaan Pemanfaatan waktu 6 19 Dari total jumlah angka penilaian kemampuan karyawan, kemudian diberikan skor untuk menentukan bobot maka jumlah masing-masing griteria diatas dikalikan dengan skor untuk masing masing kriteria dengan ketentuan sebagai berikut: - buruk = 1 - Buruk = 2
21 81 - Rata-rata = 3 - Baik = 4 - baik = 5 Setelah angka penilaian dikalikan dengan skor, maka dihasilkan bobot, kemudian dapat dihitung mean yang didapatkan dengan pembandingan bobot dengan nilai seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.11 Analisa penilaian kemampuan karyawan Kemampuan karyawan buruk buruk rata-rata Baik sangat baik Total Bobot Mean 3,936 Dari hasil mean tersebut kemudian dibandingkan dengan interval untuk menentukan hasil penilaian kinerja karyawan tersebut, interval tersebut adalah seperti yang ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 5.12 Tabel interval keputusan jawaban penilaian kemampuan karyawan Interval Keputusan Jawaban 0,00 1,00 buruk 1,01 2,00 Buruk 2,01 3,00 Normal 3,01 4,00 Baik 4,01 5,00 baik
22 82 Hasil mean jika dibandingkan dengan interval yang ada pada tabel diatas, yaitu mean 3,936 yang berarti kemampuan karyawan dinyatakan baik. Kemudian analisa dilanjutkan dengan melakukan analisis untuk masing masing pernyataan kemampuan karyawan tersebut. - Kejujuran karyawan Tabel 5.13 Hasil analisa kejujuran karyawan Kejujuran karyawan sangat buruk Buruk rata-rata baik sangat baik Total Bobot Mean 4,16 Dari hasil tabel diatas dimana hasil mean sebesar 4,16, dan jika dibandingkan dengan tabel interval maka didapatkan hasil bahwa kejujuran karyawan sangat baik. - Kerjasama Tabel 5.14 Hasil analisa kerjasama Kerjasama sangat buruk Buruk rata-rata baik sangat baik Total Bobot Mean 4,2
23 83 Dari hasil tabel diatas dimana hasil mean 4,2, jika dibandingkan dengan tabel interval maka didapakan hasil bahwa kemampuan kerjasama antar karyawan sangat baik. - Keandalan Tabel 5.15 Hasil analisa keandalan Keandalan sangat buruk buruk rata-rata baik sangat baik Total Bobot Mean 3,68 Dari hasil analisa diatas didapatkan mean senilai 3,68 yang berarti keandalan tinggi, artinya karyawan di deepartemen dapat diandalkan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan atau pekerja di bagian repro mampu mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik. - Pengetahuan tentang pekerjaan Tabel 5.16 Hasil analisa pengetahuan tentang pekerjaan. Pengetahuan tentang pekerjaan sangat buruk buruk rata-rata baik sangat baik Total Bobot Mean 3,88
24 84 Dari hasil analisa diatas didapatkan mean sebesar 3,88 yang jika dibandingkan dengan tabel interval jawaban berarti pengetahuan karyawan tentang pekerjaannya baik, sehingga karyawan seharusnya dapat bekerja dengan baik pula. - Pemanfaatan waktu Tabel 5.17 Hasil analisa pemanfaatan waktu pengetahuan tentang pekerjaan sangat buruk buruk rata-rata baik sangat baik Total 6 19 Bobot Mean 3,76 Dari hasil analisa pada tabel diatas didapatkan mean sebesar 3,76, jika dibandingkan dengan tabel interval jawaban maka mean tersebut berarti hasil dari analisa aspek pemanfaatan waktu baik, artinya bahwa karyawan dapat memanfaatkan waktu kerjanya dengan baik. - Kesimpulan penilaian kemampuan karyawan Setelah dilakukan analisa pada kemampuan karyawan tersebut diatas, maka dapat dibuat suatu ringkasan data mean yang dihasilkan seperti yang ditampilkan pada tabel berikut ini.
25 85 Tabel 5.18 Rekapan data mean penilaian kemampuan karyawan Aspek kinerja Mean Kejujuran karyawan 4,16 Kerjasama 4,2 Keandalan 3,68 Pengetahuan tentang pekerjaan 3,88 Pemanfaatan waktu 3,76 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengawas yang berwenang menyatakan bahwa kemampuan karyawan rata-rata baik, hal ini dapat dilihat bahwa mean yang dihasilkan dari analisa berkisar antara 3,68-4,2 yang berarti jika dibandingkan dengan table interval yaitu kinerja karyawan baik s/d sangat baik, yang menjadi pertanyaan mengapa dengan penilaian kemampuan yang baik, tetapi kesalahan pada departemen repro tetap terjadi, berarti ada penyebab yang belum terdeteksi sampai tahap penelitian analisa kemampuan karyawan ini, oleh karena itu perlu diketahui kondisi fisik dan mental karyawan yang akan dibahas dalam pembahasan berikutnya, yaitu aspek stress karyawan Analisa Aspek Stress Karyawan. Setelah melakukan penelituan dan analisis terhadap penilaian kemampuan karyawan, dan kemampuan karyawan dinyatakan baik oleh pengawas yang berwenang, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa hasil kerja karyawan tetap buruk, walaupun kemampuan karyawan baik, biasanya hasil kerja yang buruk diakibatkan oleh kinerja karyawan yang kurang baik, setelah didapatkan hasil kemampuan karyawan baik, penelitian dilanjutkan dengan analisa aspek stress karyawan, dari kuisioner yang berisi
26 86 tentan pernyataan tentang pernyataan tingkat stress karyawan yang diisi oleh karyawan sendiri dengan cara memilih frekwensi dialaminya pernyataan stress karyawan tersebut, kemudian hasil dari kuisioner tersebut diuji validitasnya, sehingga pernyataan yang dinyatakan valid dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut, hasil dari uji validitas tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 5.19 tabel uji validitas analisa aspek stress karyawan Pernyataan r hitung r tabel Validitas Ucapan yang menyenangkan 0,529 0,381 valid susah tidur 0,557 0,381 valid sesak napas karena emosi 0,392 0,381 valid perasaan cemas 0,408 0,381 valid Mudah marah 0,598 0,381 valid Merasa kehilangan waktu kerja 0,622 0,381 valid perasaan akan sesuatu yang semakin kritis 0,412 0,381 valid Dari 23 pernyataan yang disediakan pada kuisioner aspek stress karyawan ternyata hanya ada 7 pernyataan yang dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisa stress karyawan lebih lanjut, dari 7 pernyataan tersebut kemudian akan digunakan untuk analisis lebih lanjut dengan membandingkan jumlah skor dan kriterianya, kriteria dan jumlah skor pada penilaian aspek stress tersebut antara lain seperti yang ada di tabel dibawah ini:
27 87 Tabel 5.20 Tabel kriteria & skor analisa aspek stress karyawan Pernyataan rendah Rendah Normal Tinggi tinggi Ucapan yang menyenangkan susah tidur sesak napas karena emosi perasaan cemas Mudah marah Merasa kehilangan waktu kerja perasaan akan sesuatu yang semakin kritis Dari total jumlah angka penilaian aspek stress diatas, kemudian diberikan skor untuk menentukan bobot maka jumlah masing-masing griteria diatas dikalikan dengan skor untuk masing masing kriteria dengan ketentuan sebagai berikut: - tinggi = 1 - Tinggi = 2 - Normal = 3 - Rendah = 4 - rendah = 5 Setelah angka penilaian dikalikan dengan skor, maka dihasilkan bobot, kemudian dapat dihitung mean yang didapatkan dengan pembandingan bobot dengan nilai seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut ini:
28 88 Tabel 5.21 Hasil analisa aspek stress karyawan Aspek Stress karyawan tinggi Tinggi Normal Rendah Total Bobot Mean 1,89 tinggi Dari hasil mean tersebut kemudian dibandingkan dengan interval untuk menentukan hasil analisa aspek stress karyawan tersebut, interval tersebut adalah seperti yang ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 5.22 Tabel interval analisa aspek stress karyawan INTERVAL KEPUTUSAN JAWABAN 0,00 1,00 Tinggi 1,01 2,00 Tinggi 2,01 3,00 Normal 3,01 4,00 Rendah 4,01 5,00 rendah Hasil mean jika dibandingkan dengan interval yang ada pada tabel diatas, yaitu mean 1,89 yang berarti aspek stress karyawan dinyatakan tinggi, yang berarti terdapat masalah di aspek stress karyawan tersebut, dari kesimpulan tersebut maka akan dibuat analisa untuk mengetahui mengapa karyawan-karyawan tersebut mengalami stress, maka akan dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan program untuk kepuasan karyawan, karena pihak perusahaan akan menganalisa apakah karyawan mengalami
29 89 stress akibat pekerjaannya, ataukah karyawan mengalami stress akibat factor lain diluar perusahaan yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan.. Tapi sebelum melanjutkan analisa ke tahap yang disebutkan diatas, analisa aspek stress dilanjutkan dengan melakukan analisis untuk masing masing aspek stress karyawan tersebut. - Analisa aspek stress ucapan yang menyenangkan Tabel 5.23 Analisa aspek stress ucapan yang menyenangkan Aspek stress ucapan tdk menyenangkan rendah Rendah Normal Tinggi Total Bobot Mean 2,2 tinggi Dari hasil analisa pada tabel diatas didapatkan mean sebesar 2,2, jika dibandingkan dengan tabel interval jawaban maka mean tersebut berarti hasil dari analisa aspek stress ucapan menyenangkan normal, artinya bahwa karyawan pernah mengucapkan ucapan yang menyenankan, tetapi masih dalam batas toleransi/ normal.
30 90 - Analisa aspek stress susah tidur Tabel 5.24 Analisa aspek stress susah tidur Aspek stress susah tidur rendah Rendah Normal Tinggi Total Bobot Mean 2,68 tinggi Dari hasil analisa pada tabel diatas didapatkan mean sebesar 2,68, jika dibandingkan dengan tabel interval jawaban maka mean tersebut berarti hasil dari analisa aspek stress susah tidur normal, artinya bahwa karyawan pernah mengalami susah tidur, tetapi masih dalam batas toleransi/ normal. - Analisa aspek stress sesak napas karena emosi Tabel 5.25 Analisa aspek stress sesak napas karena emosi Aspek stress sesak napas karena emosi rendah Rendah Normal Tinggi Total Bobot Mean 1,56 tinggi Dari hasil analisa pada tabel diatas didapatkan mean sebesar 1,56, jika dibandingkan dengan tabel interval jawaban maka mean tersebut berarti hasil dari analisa aspek stress sesak napas karena emosi tinggi, artinya bahwa karyawan pernah mengalami sesak napas karena emosi dalam intensitas yang tinggi.
31 91 - Analisa aspek stress perasaan cemas. Tabel 5.26 Analisa aspek stress perasaan cemas Aspek stress Perasaan cemas rendah Rendah Normal Tinggi tinggi Total Bobot Mean 2,44 Dari hasil analisa pada tabel diatas didapatkan mean sebesar 2,44, jika dibandingkan dengan tabel interval jawaban maka mean tersebut berarti hasil dari analisa aspek stress perasaan cemas normal, artinya bahwa karyawan pernah mengalami perasaan cemas, tetapi dalam Batas toleransi / normal - analisa aspek stress mudah marah Tabel 5.27 Analisa aspek stress mudah marah Aspek stress mudah marah rendah Rendah Normal Tinggi tinggi Total Bobot Mean 1,72 Dari hasil analisa pada tabel diatas didapatkan mean sebesar 1,72, jika dibandingkan dengan tabel interval jawaban maka mean tersebut berarti hasil dari analisa aspek stress mudah marah tinggi, artinya bahwa karyawan pernah mengalami mudah marah, tetapi dalam intensitas yang tinggi.
32 92 - Analisa aspek stress merasa kehilangan waktu kerja Tabel 5.28 Analisa aspek stress merasa kehilangan waktu kerja Aspek stress merasa kehilangan waktu kerja rendah Rendah Normal Tinggi Total Bobot Mean 2,68 tinggi Dari hasil analisa pada tabel diatas didapatkan mean sebesar 2,68, jika dibandingkan dengan tabel interval jawaban maka mean tersebut berarti hasil dari analisa aspek stress merasa kehilangan waktu kerja normal, artinya bahwa karyawan pernah mengalami merasa kehilangan waktu kerja, tetapi dalam Batas toleransi / normal. - Analisa aspek stress perasaan akan sesuatu yang semakin kritis Tabel 5.29 Analisa aspek stress perasaan akan sesuatu yang semakin kritis Aspek stress perasaan akan sesuatu yang semakin kritis rendah Rendah Normal Tinggi Total Bobot Mean 2 tinggi Dari hasil analisa pada tabel diatas didapatkan mean sebesar 2, jika dibandingkan dengan tabel interval jawaban maka mean tersebut berarti hasil dari analisa aspek stress perasaan akan sesuatu yang semakin kritis tinggi, artinya bahwa karyawan pernah
33 93 mengalami perasaan akan sesuatu yang semakin kritis, tetapi dalam intensitas yang tinggi. - Kesimpulan dari aspek stress karyawan. Setelah dilakukan analisa pada aspek stress karyawan tersebut diatas, maka dapat dibuat suatu ringkasan data mean yang dihasilkan seperti yang ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 5.30 Rekapan data mean aspek stress Pernyataan Mean Ucapan yang menyenangkan 2,2 susah tidur 2,68 sesak napas karena emosi 1,56 perasaan cemas 2,44 mudah marah 1,72 merasa kehilangan waktu kerja 2,68 perasaan akan sesuatu yang semakin kritis 2 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa karyawan menyatakan paling sering mengalami mudah marah dan sesak napas karena emosi, dari hasil mean 1,56 untuk sesak napas karena emosi, dan mean 1,72 untuk mudah marah, jika dibandingkan dengan tabel interval diatas maka kedua aspek diatas sudah masuk kategori tingkat stress tinggi yaitu interval 1,01-2,00. Dari tingkat stress karyawan yang cukup tinggi tersebut perusahaan merasa bertanggung jawab untuk mengurangi tingkat stress tersebut, karena jika karyawan bekerja dengan tenang, maka para karyawan dapat bekerja dengan baik pula, untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan dilakukan
34 94 penelitian lanjutan yang bertujuan untuk merevisi pelaksanaan program pelatihan, motivasi, dan kompensasi. Diharapkan dengan mengetahui tingkat kepuasan karyawan terhadap program tersebut, dan juga kekurangan dari program tersebut, maka perusahaan dapat ikut membantu mengurangi tingkat stress karyawan dengan cara memperbaiki pelaksanaan program tersebut Kesimpulan analisa kinerja karyawan. Dari hasil analisis diatas didapatkan hasil bahwa kemampuan karyawan baik dengan mean 3,936, tetapi tingkat stress karyawan tinggi dengan mean 1,89. Hasil dari analisa ini adalah, sebenarnya karyawan memiliki kemampuan yang cukup baik, tetapi tingkat stress karyawan tinggi. Untuk membantu menyelesaikan tingkat stress karyawan yang tinggi tersebut rasanya sulit untuk membantu menyelesaikan tingkat stress karyawan, mungkin semua penyebab stress karyawan ditanggulangi, oleh karena itu untuk menanggulangi tingkat stress karyawan yang cukup tinggi itu, maka akan dianalisis apakah perusahaan juga mendukung karyawan untuk bekerja dengan baik, bentuk dukungan perusahaan tersebut adalah program kepuasan karyawan Analisa pelaksanaan program kepuasan karyawan. Program kepuasan karyawan adalah suatu program yang dilakukan perusahaan untuk mendukung pekerjaan klaryawan, yaitu program pelatihan, motivasi, dan kompensasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah program kepuasan karyawan sudah dijalankan secara baik oleh perusahaan, dan sudah sesuai dengan
35 95 kebutuhan karyawan, oleh karena itu akan disebarkan kuisioner yang berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan pelaksanaan program kepuasan tersebut, kemudian karyawan akan memberikan penilaian terhadap pernyataan tersebut untuk kemudian dievaluasi apa-apa saja yang kurang disukai karyawan dan kemudian diberikan usulan perbaikan untuk membantu menurunkan tingkat kecacatan produk. Responden terdiri dari karyawan departemen repro yang berjumlah 25 orang, karena jumlah karyawan pada departemen repro banyak maka kuisioner diberikan pada semua karyawan yang bekerja pada departemen repro. Pertanyaan kuesioner terdiri dari tiga variabel, yaitu : motivasi, pelatihan, dan kompensasi. Dari ketiga variabel tersebut dibagi lagi menjadi beberapa butir pertanyaan untuk mewakili indikator variabel diatas, bentuk pertanyaan tersebut mengikuti bagan sebagai berikut: Sumber: Hasil studi pustaka Gambar 5.8 bagan pelaksanaan program kepuasan karyawan
36 96 Penempatan indikator di dalam butir-butir pernyataan akan dijelaskan lebih lanjut melalui tabel dibawah ini: Tabel 5.31 variabel, indikator, dan butir pertanyaan Variable Indicator no butir pengaruh lingkungan 1,5,6 Motivasi Komunikasi 2,3 bantuan atasan 4,7,8 Penggetahuan 2,3 Pelatihan tanggung jawab 1 peningkatan kemampuan 4,5,6,7 kompensasi penilaian kinerja 1,2,3 pemberian gaji & tunjangan 4,5,6,7 Analisa Aspek SDM berikut: Setiap pernyataan memiliki lima jawaban dengan bobot masing-masing sebagai Tabel 5.32 Bobot jawaban pertanyaan JAWABAN BOBOT 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak 2 1 Setiap pertanyaan tersebut kemudian dihitung rata-ratanya masing-masing, kemudian rata-rata tersebut dibandingkan dengan interval jawaban untuk mengetahui jawaban untuk pernyataan tersebut, interval rata-rata tersebut adalah sebagai berikut:
37 97 Tabel 5.33 Tabel interval keputusan jawaban INTERVAL KEPUTUSAN JAWABAN 0,00 1,00 sangat 1,01 2,00 2,01 3,00 ragu-ragu 3,01 4,00 Setuju 4,01 5,00 sangat Sebelum menganalisa data, dilakukan uji validitas untuk mengetahui kevalidan dari pertanyaan yang diajukan. Uji validitas ini menggunakan tingkat signifikansi 5% dan sampel 25 sehingga dengan tabel r diperoleh angka kritik adalah yang disebut juga R-tabel dan hasil ini akan dibandingkan dengan R-hitung yang didapatkan dengan perhitungan dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui kevalidan dari setiap pertanyaan. Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah: - Jika r hitung > r tabel maka instrumen tersebut valid - Jika r hitung < r tabel maka instrumen tersebut valid, sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Hasil yang telah valid dapat terlihat pada tabel 5.33 dan penyajian variabel akan ditampilkan dalam bentuk seperti :
38 98 Tabel 5.34 Tabel Uji Validitas Motivasi, Pelatihan, Kompensasi Variabel Pernyataan R Tabel R hitung Validitas 1 0,381 0,3931 valid 2 0,381 0,6175 valid 3 0,381 0,7758 valid 4 0,381 0,5331 valid 5 0,381 0,8056 valid 6 0,381 0,7539 valid 7 0,381 0,4267 valid 8 0,381 0,6086 valid 1 0,381 0,4314 valid 2 0,381 0,561 valid 3 0,381 0,4135 valid 4 0,381 0,6125 valid 5 0,381 0,3986 valid 1 0,381 0,6433 valid 2 0,381 0,6181 valid 3 0,381 0,5917 valid 4 0,381 0,6055 valid 5 0,381 0,5628 valid 6 0,381 0,6328 valid Motivasi Pelatihan Kompensasi Motivasi Setelah melakukan uji validitas, maka tiap pertanyaan dari variabel motivasi akan dianalisis lebih lanjut. Rata-rata dari variabel motivasi dapat dilihat pada tabel 5.35 berikut : Tabel 5.35 Pelaksanaan Motivasi pada departemen repro PT Ikrar Mandiriabadi raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,55
39 99 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa pelaksanaan motivasi seperti pengaruh lingkungan kerja, komunikasi dengan atasan, bantuan atasan, saran yang diberikan dan wewenang dapat diterima dengan baik oleh Karyawan bagian repro. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata sebesar 3.55 yang berarti karyawan dengan pelaksanaan motivasi di bagian repro, dan berikut ini analisa untuk masing masing pertanyaan pada pelaksanaan motivasi. - Motivasi 1 : Lingkungan kerja mempengaruhi kerja Saya. Tabel 5.36 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja raguragu sangat Jumlah Total Mean 4,36 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian repro merasa lingkungan kerja, kondisi kerja mempengaruhi kinerja yang dihasilkan sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan dan keadaan pabrik yang ada pada saat ini sangat mempengaruhi peningkatan kinerja. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 4,36 yang berarti operator menyatakan sangat terhadap pernyataan Lingkungan kerja mempengaruhi kerja Saya.
40 100 - Motivasi 2 : Saya sering berkomunikasi masalah pekerjaan dengan atasan Saya. Tabel 5.37 Komunikasi Pekerjaan dengan Atasan sangat Jumlah Total Mean 3,6 Dari hasil kuesioner diketahui bahwa operator di bagian Repro dapat berkomunikasi baik dengan atasannya mengenai pekerjaan dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3,6 yang berarti operator menyatakan terhadap pernyataan Saya sering berkomunikasi masalah pekerjaan dengan atasan Saya. - Motivasi 3 : Saya merasakan dampak positif dari komunikasi Saya dengan atasan. Tabel 5.38 Dampak Positif Komunikasi dengan Atasan raguragu raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,64 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian Repro mendapatkan dampak yang positif seperti peningkatan pengetahuan kerja untuk meningkatkan kinerja dengan melakukan komunikasi yang baik dengan atasannya mengenai pekerjaan dan tanggung jawab. Sehingga dengan komunikasi ini akan dapat menghindari salah paham dalam melakukan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengolahan data berupa
41 101 rata-rata 3.64 yang berarti operator menyatakan terhadap pernyataan Saya merasakan dampak positif dari komunikasi Saya dengan atasan Saya. - Motivasi 4 : Saya mendapatkan bantuan dari atasan Saya dalam kesulitan pekerjaan. Tabel 5.39 Bantuan Atasan dalam Mengatasi Kesulitan Kerja sangat Jumlah Total Mean 3,76 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian Repro mendapatkan bantuan dari atasannya dalam mengatasi kesulitan terhadap pekerjaannya dan segala kendala dalam kinerja. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3.76 yang berarti operator menyatakan terhadap pernyataan Saya mendapatkan bantuan dari atasan Saya dalam kesulitan pekerjaan. - Motivasi 5 : Saya sering memberikan saran atau ide kepada atasan Saya. Tabel 5.40 Sumbangan Saran dan Ide raguragu raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,28 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian Repro dapat menyumbangkan saran dan ide yang dapat membantu untuk pengembangan kinerja dan
42 102 produktivitas perusahaan maupun individu. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3,28 karyawan mengatakan sangat terhadap pernyataan bahwa Saya sering memberikan saran atau ide kepada atasan Saya. - Motivasi 6 : Saya dilibatkan dalam perencanaan perusahaan. Tabel 5.41 Saya dilibatkan dalam perencanaan perusahaan. sangat Jumlah Total Mean 3,16 Dari hasil kuesioner diketahui bahwa operator di bagian repro cukup dilibatkan dalam perencanaan perusahaan untuk peningkatan produktivitas dan kinerja perusahaan. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3.16 karyawan mengatakan terhadap pernyataan bahwa Saya dilibatkan dalam perencanaan perusahaan. - Motivasi 7 : Atasan saya memberikan motivasi dan semangat dalam pekerjaan saya. Tabel 5.42 Atasan saya memberikan motivasi dan semangat dalam pekerjaan saya.. raguragu Raguragu Jumlah Total Mean 3,76
43 103 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian repro menyatakan bahwa atasan mereka cukup memberikan motivasi dan semangat kerja untuk peningkatan produktivitas dan kinerja perusahaan. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3.76 karyawan mengatakan terhadap pernyataan bahwa Atasan saya memberikan motivasi dan semangat dalam pekerjaan saya.. - Motivasi 8 : Atasan saya memberikan pengaruh terhadap peningkatan keahlian dan hasil kerja saya. Tabel 5.43 Atasan memberikan pengaruh terhadap peningkatan keahlian dan hasil kerja raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,36 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian Repro mendapatkan pengaruh yang cukup besar dari atasannya untuk dapat meningkatkan kemampuan dan hasil kerja yang lebih baik untuk peningkatan produktivitas dan kinerja perusahaan. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3.36 karyawan mengatakan terhadap pernyataan bahwa Atasan Saya memberikan pengaruh terhadap peningkatan keahlian dan hasil kerja Saya.
44 Pelatihan Setelah melakukan analisa terhadap pertanyaan pelaksanaan motivasi, maka tiap pertanyaan dari variabel pelatihan akan dianalisis lebih lanjut. Rata-rata dari variabel pelatihan dapat dilihat pada tabel 5.43 berikut : Tabel 5.44 Pelaksanaan Pelatihan pada departemen repro PT Ikrar Mandiriabadi raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,528 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa pelaksanaan pelatihan seperti pengetahuan mengenai tugas dan tanggung jawab, peningkatan kemampuan sebagai dampak dari pelatihan yang diterima, dan pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kinerja dapat diterima dengan baik oleh operator. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata sebesar 3,528 yang berarti karyawan dengan pelaksanaan pelatihan untuk operator di bagian Repro.
45 105 - Pelatihan 1 : Saya mengetahui dengan jelas tentang tugas dan tanggung jawab saya. Tabel 5.45 Pengetahuan Operator terhadap Tugas dan Tanggung jawab yang diberikan raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,92 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian Repro mengetahui tugastugas, tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepada karyawan dapat dengan mudah dimengerti. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3.92 operator mengatakan terhadap pernyataan bahwa Saya mengetahui dengan jelas tentang tugas dan tanggung jawab Saya - Pelatihan 2 : Saya mendapatkan pelatihan yang baik mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan. Tabel 5.46 Pelatihan Dilakukan dengan Baik raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,4 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian Repro mendapatkan pelatihan yang baik mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3,4 operator mengatakan
46 106 terhadap pernyataan bahwa Saya mendapatkan pelatihan yang baik mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan - Pelatihan 3 : Jenis dan bahan pelatihan sesuai dengan kebutuhan saya. Tabel 5.47 Jenis dan bahan pelatihan sesuai dengan kebutuhan saya. raguragu sangat Jumlah Total Mean 2,92 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian Repro mendapatkan pelatihan yang kurang sesuai.. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa ratarata 2,92 operator mengatakan ragu-ragu terhadap pernyataan bahwa Jenis dan bahan pelatihan sesuai dengan kebutuhan saya.. - Pelatihan 4 : Kemampuan Saya meningkat setelah mengikuti pelatihan. Tabel 5.48 Peningkatan Kemampuan Setelah Mengikuti Pelatihan raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,28 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian repro merasakan adanya peningkatan kemampuan yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3.28 operator
47 107 mengatakan terhadap pernyataan bahwa Kemampuan Saya meningkat setelah mengikuti pelatihan. - Pelatihan 5 : Pelatihan yang diberikan perlu ditingkatkan lagi. Tabel 5.49 Peningkatan Pelatihan raguragu sangat Jumlah Total Mean 4,12 Dari hasil kuesioner diketahui bahwa operator di bagian Repro merasakan bahwa pelatihan perlu ditingkatkan sebagai sarana untuk memberikan bimbingan secara tepat. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 4,12 operator mengatakan sangat terhadap pernyataan bahwa Pelatihan yang diberikan perlu ditingkatkan lagi Kompensasi Setelah melakukan analisa terhadap pertanyaan pelaksanaan pelatihan, maka tiap pertanyaan dari variabel kompensasi akan dianalisis lebih lanjut. Rata-rata dari variabel kompensasi dapat dilihat pada tabel 5.50 berikut :
48 108 Tabel 5.50 Pelaksanaan Pemberian Kompensasi sangat Jumlah Total Mean 3,00 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa pelaksanaan pemberian kompensasi seperti penilaian kinerja, pemberian gaji,tunjangan kurang dapat diterima dengan baik oleh operator. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata sebesar 3,00 yang berarti operator ragu-ragu dengan pemberian kompensasi untuk operator di bagian repro. - Kompensasi 1 : Saya dengan standar penilaian kerja di perusahaan. Tabel 5.51 Standar Penilaian Kerja di Perusahaan raguragu raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,32 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian repro mengetahui batas standar penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan dan atasannya. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3.32 operator mengatakan terhadap pernyataan bahwa Saya dengan standar penilaian kerja di perusahaan.
49 109 - Kompensasi 2 : Saya dengan penilaian atasan terhadap kinerja Saya. Tabel 5.52 Penilaian Atasan Terhadap Kinerja Tidak sangat Jumlah Total Mean 3,24 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian repro diberlakukan penilaian oleh atasannya atas pekerjaan yang dilakukan dan kemampuan kinerja yang dihasilkan. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3.24 operator mengatakan terhadap pernyataan bahwa Saya dengan penilaian atasan terhadap kinerja Saya. - Kompensasi 3 : Gaji yang diberikan perusahaan sesuai dengan pengalaman Saya. Tabel 5.53 Gaji yang Sesuai raguragu raguragu sangat Jumlah Total Mean 2,88 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian Repro mendapatkan gaji yang kurang sesuai dengan pengalaman bekerja. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 2,88 operator mengatakan ragu-ragu terhadap pernyataan bahwa Gaji yang diberikan perusahaan sesuai dengan pengalaman Saya.
50 110 - Kompensasi 4 : Kebutuhan hidup Saya tercukupi dengan gaji yang diberikan. Tabel 5.54 Kebutuhan Hidup Tercukupi sangat Jumlah Total Mean 2,88 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian repro kurang mendapatkan gaji yang dapat mencukupi kebutuhan hidup sosial sesuai dengan keinginan operator. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 2,88 operator mengatakan ragu-ragu terhadap pernyataan bahwa Kebutuhan hidup Saya tercukupi dengan gaji yang diberikan. - Kompensasi 5 : Tunjangan yang diberikan perusahaan sesuai. Tabel 5.55 Tunjangan Sesuai Kebutuhan dan Pekerjaan raguragu raguragu sangat Jumlah Total Mean 2,88 Dari hasil kuisioner diketahui bahwa operator di bagian repro kurang mendapatkan tunjangan perusahaan sesuai dengan kebutuhan operator dan pekerjaan yang dilakukannya. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 2,88 operator mengatakan ragu-ragu terhadap pernyataan bahwa Tunjangan yang diberikan perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan pekerjaan Saya.
51 111 - Kompensasi 6 : Atasan Saya memberikan penghargaan baik berupa barang atau pujian terhadap hasil kerja Saya.Saya mendapatkan penghargaan atas kerja baik Saya. Tabel 5.56 Penghargaan Atas Kerja Baik Setuju raguragu sangat Jumlah Total Mean 3,12 Dari hasil kuesioner diketahui bahwa operator di bagian repro cukup mendapatkan penghargaan berupa barang maupun pujian atas kerja baik yang dilakukan oleh operator tersebut. Hal ini tampak pada hasil pengolahan data berupa rata-rata 3,12 yang berarti operator mengatakan terhadap pernyataan bahwa Atasan Saya memberikan penghargaan baik berupa barang atau pujian terhadap hasil kerja Saya.Saya mendapatkan penghargaan atas kerja baik Saya Kesimpulan analisa program kepuasan karyawan 1. Aspek motivasi Tabel 5.57 Kesimpulan hasil analisa aspek motivasi PERNYATAAN MEAN PENILAIAN Lingkungan kerja mendukung pekerjaan saya 4,36 Saya sering berkomunikasi masalah pekerjaan dengan atasan saya 3,6 Setuju Saya merasakan dampak positif dari komunikasi dengan atasan saya 3,64 Setuju Saya mendapatkan bantuan atas kesulitan kerja dari atasan saya 3,76 Setuju Saya sering memberikan saran atau ide kepada atasan saya 3,28 Setuju Saya dilibatkan dalam perencanaan perusahaan 3,16 Setuju Atasan saya memberikan motivasi dan semangat dalam pekerjaan saya 3,76 Setuju Atasan saya memberikan pengaruh terhadap peningkatan keahlian dan hasil kerja saya 3,36 Setuju Sumber: Hasil pengolahan data
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2006/2007 Usulan Penurunan Tingkat Kecacatan Produk Berdasarkan Analisis Pengendalian
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian
Lebih terperinciKUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC
KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu
48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati
Tugas Akhir Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh: Zubdatu Zahrati 309 030 002 Pembimbing: Dra. Lucia Aridinanti, MT JURUSAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA Mochammad Damaindra, Atikha Sidhi Cahyana Program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.
Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengumpulan Data Sebelum dilakukan pengolahan data, dalam melakukan penelitian ini data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian pada PT. FEDERAL KARYATAMA dalam periode
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Flow Chart Pemecahan Masalah adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penjelasan langkah-langkah flow diagram
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : - Data Produksi Pembuatan Diagram Alir Produksi Hitung Proporsi Cacat proses
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up
1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI
ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian
Lebih terperinciBab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.
40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data di perusahaan PT. Jasa Putra Plastik dilakukan dari bulan Juli 004 sampai bulan Desember 004. Data yang diperoleh dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Flow Chart Pemecahan Masalah adalah sebagai berikut : 43 Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penjelasan langkah-langkah flow diagram
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION MEDIA ASMAJAYA DAN HARI MOEKTIWIBOWO Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008 Peningkatan kualitas untuk produk keranjang baju menggunakan SPC di PT. Surya Millinia Abadi Vicky 0800735993
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa dan Pembahasan Produksi dan Defect Produk Dari data yang diambil, diketahui bahwa defect yang terjadi pada proses filling liquid produk obat sirup penurun panas
Lebih terperinciPenurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)
Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. CITRA ABADI SEJATI yang beralamat di jalan raya Cileungsi-Jonggol Km: 2.5 kp.sawah, kecamatan Cileungsi Kabupaten
Lebih terperinci2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...
ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2014 ISSN
Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata
Lebih terperinci7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016
7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah..
ABSTRAK Usaha untuk tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh pihak CV.X agar produknya dapat bersaing di pasaran.
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG
ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui beberapa 5 tahapan, yaitu diawali dengan tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis data, serta tahap kesimpulan 3.1.
Lebih terperinciOleh : Miftakhusani
USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur
Lebih terperinciAnalisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC
Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK
Lebih terperinciPERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA
PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA Sukma Prayisno qtink_uma_sukma@yahoo.co.id (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK Pengendalian
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006
Abstrak UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI BUKU MATEMATIKA DENGAN METODE SPC DI PT. PRATASEJATI MANDIRI
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
77 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Hasil Pengumpulan Data Bagian ini merupakan tahapan dimana semua data-data hasil observasi lapangan di CV. Panca Karya Utama, dengan demikian dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv viii ix x xv
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan masalah merupakan susunan kegiatan penelitian, mulai dari dilakukannya kegiatan penelitian tersebut, perencanaan sampai
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan
Lebih terperinciOleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010
ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Untuk tetap mempertahankan predikatnya, PT Djarum berusaha untuk selalu memberikan produk yang bermutu dan memiliki karakteristik
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian START Observasi Lapangan Dilakukan pada proses printing, component making dan can making disertai dengan wawancara terhadap penanggung jawab proses
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Profil Perusahaan PT. Gelora Aksara Pratama (Erlangga Group) merupakan perusahaan percetakan yang berdiri pada tahun 1987. PT. Gelora Aksara Pratama dimulai
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN:
PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK
SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan berikut : Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.1 Mulai Studi Pendahuluan Studi
Lebih terperinciANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif Bulan Jumlah hari kerja Mean Minimum Maximum Varians November 27 5,63 20 82 205,32 Desember 27 5, 32 88 20,8 Januari 23 48,48 29 65 0,90 Diagram Batang
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijabarkan kesimpulan yang merupakan akhir dari proses penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Jenis cacat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan industri. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia usaha semakin berkembang dengan pesatnya, baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan industri. Pada perusahaan
Lebih terperinci: defect, six sigma, DMAIC,
ABSTRAK PD.Langgeng adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam part mesin seperti carbon brus. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan maka perusahaan harus memiliki keunggulan. Salah satu faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Johan Kesuma Harsa
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di CV. Abadi Jaya diambil. Tabel 4.1 Pengumpulan Data BULAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di CV. Abadi Jaya diambil dari hasil audit proses produksi periode Januari 2005-September 2005 adalah
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java
Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinci