BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori tentang subhimpunan fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Zadeh pada tahun Hal ini menginspirasi banyak peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut, baik terkait dengan teori fuzzy maupun aplikasinya pada bidang ilmu yang lain. Teori maupun aplikasi subhimpunan fuzzy ini berkembang sangat pesat. Hal tersebut didorong oleh hasil-hasil penelitian yang menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibanding dengan aplikasi yang didasarkan pada himpunan klasik. Aplikasi teknologi fuzzy dalam teknologi informasi (seperti teori persandian fuzzy) merupakan salah satu contoh aplikasi teori fuzzy yang sangat penting dan telah berkembang dengan cepat. Sebagai contoh lain aplikasi teori subhimpunan fuzzy adalah pada teori optimisasi dan statistik. Selain aplikasi subhimpunan fuzzy, teori subhimpunan fuzzy juga berkembang sangat pesat. Berkembangnya teori subhimpunan fuzzy ini sangat membantu dalam mengimbangi perkembangan aplikasi teori fuzzy pada berbagai bidang ilmu. Perkembangan secara teoritis sangat membantu dalam perluasan aplikasinya. Semakin luasnya teori fuzzy ini akan menjembatani aplikasi-aplikasi teori fuzzy pada bidang ilmu lain yang lebih luas. Terkait dengan penelitian teori subhimpunan fuzzy, Rosenfeld telah memperkenalkan konsep subgrup fuzzy dari suatu grup. Hasil penelitian ini telah menginspirasi banyak peneliti lain untuk meneliti dengan topik teori aljabar fuzzy seperti subring fuzzy, submodul fuzzy, subruang vektor fuzzy dan lain sebagainya. Semigrup merupakan struktur aljabar yang melibatkan satu operasi biner yang bersifat asosiatif. Dengan demikian semigrup merupakan struktur aljabar yang lebih general dari pada grup. Seperti halnya grup, semigrup mempunyai beberapa aplikasi. Aplikasi semigrup antara lain pada persamaan reaksi difusi, persamaan diferensial parsial, teori automata (terutama pada semigrup transformasi linear dan relasi Green). Semigrup bentuk bilinear yang dinotasikan dengan S(B) merupakan semigrup yang elemennya berupa pasangan berurutan dari transformasi linear yang merupakan pasangan adjoin terhadap bentuk bilinear. Berdasarkan elemennya, maka semigrup bentuk bilinear S(B) ini merupakan salah satu semigrup transformasi linear, sehingga 1

2 2 diharapkan ke depannya mempunyai aplikasi yang lebih baik pada bidang automata maupun yang lainnya. Begitu banyak aplikasi teori subhimpunan fuzzy pada bidang lain yang bersinggungan dengan masalah sehari-hari. Begitu banyak juga aplikasi semigrup, khususnya semigrup transformasi linear dan relasi Green. Berdasarkan kondisi tersebut, maka disertasi ini akan meneliti tentang subsemigrup bentuk bilinear fuzzy yang diharapkan dapat menjembatani antara teori subsemigrup bilinear fuzzy dan relasi green fuzzy dengan aplikasi-aplikasinya dengan hasil yang lebih baik, seperti halnya pada aplikasi teori fuzzy bidang lain. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam Subbab 1.1. Latar Belakang Masalah tersebut, maka dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Mengonstruksi definisi subsemigrup bentuk bilinear (S(B)) fuzzy. 2. Menyelidiki sifat-sifat subsemigrup bentuk bilinear (S(B)) fuzzy terkait dengan subhimpunan level juga fungsi karakteristiknya. 3. Mengonstruksi ideal utama fuzzy dari suatu semigrup. 4. Menyelidiki sifat-sifat ideal utama fuzzy dari suatu semigrup. 5. Mengonstruksi definisi relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada suatu semigrup. 6. Menyelidiki sifat-sifat relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada semigrup. 7. Menyelidiki sifat-sifat relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada semigrup bentuk bilinear S(B). 8. Menyelidiki sifat-sifat relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada himpunan semua elemen idempoten pada semigrup bentuk bilinear E(S(B)). 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah di atas maka cakupan tujuan penelitian ini secara rinci dapat dirumuskan sebagai berikut:

3 3 1. Mendefinisikan subsemigrup bentuk bilinear(s(b))fuzzy. 2. Menentukan sifat-sifat subsemigrup bentuk bilinear (S(B)) fuzzy. 3. Membangun ideal utama fuzzy dari suatu semigrup. 4. Menentukan sifat-sifat ideal utama fuzzy dari suatu semigrup. 5. Membangun definisi relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada suatu semigrup. 6. Menentukan sifat-sifat relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada suatu semigrup. 7. Menentukan sifat-sifat relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada semigrup bentuk bilinear S(B). 8. Menentukan sifat relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada himpunan semua elemen idempoten semigrup bentuk bilinear E(S(B)). 1.4 Manfaat Penelitian Dengan mengacu pada tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Telaah ini dapat menjadi salah satu acuan teoritik dalam mengkonstruksi suatu subsemigrup fuzzy tertentu ataupun pada struktur aljabar lainnya beserta penyelidikan terhadap sifat-sifatnya. 2. Selain itu telaah ini juga dapat menjadi salah satu acuan teoritik dalam membangun relasi Green fuzzy pada berbagai semigrup khusus. 1.5 Metodologi Penelitian Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian studi literatur yang bertujuan untuk mengonstruksi subsemigrup bentuk bilinear fuzzy beserta sifat-sifatnya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengonstruksi definisi relasi Green fuzzy pada semigrup bentuk bilinear. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

4 4 1. Berdasarkan definisi subgrup fuzzy yang dituliskan Kandasami [2003] dan Ajmal [1994], maupun definisi subring fuzzy pada tulisan Kandasami [2003] serta Ray dan Ali [2002], didefinisikan subsemigrup fuzzy. Selanjutnya diberikan beberapa contoh dari subsemigrup fuzzy. 2. Berdasarkan definisi ideal (kanan/kiri) fuzzy dari suatu grup yang dituliskan Kandasami [2003] dan Ajmal [1994], maupun definisi ideal(kanan/kiri) fuzzy dari suatu ring pada tulisan Kandasami [2003] serta Ray dan Ali [2002], didefinisikan ideal (kanan/kiri) fuzzy suatu semigrup beserta contoh-contohnya. 3. Berdasarkan sifat-sifat dari subgrup fuzzy, subring fuzzy dan masing-masing ideal fuzzynya, diselidiki beberapa sifat dari subsemigrup fuzzy dan ideal fuzzy semigrup dan kaitannya dengan subhimpunan level-nya. 4. Berdasarkan definisi subsemigrup fuzzy, dibangun suatu pemetaan dari semigrup hasil bagi ke interval tertutup[0,1]. Semigrup demikian yang selanjutnya disebut dengan subsemigrup hasil bagi fuzzy. 5. Untuk mendefinisikan ideal (kanan/kiri) utama fuzzy semigrup, digali beberapa sifat dan contoh-contoh tentang ideal (kanan/kiri) fuzzy semigrup. Langkah ini diambil karena literatur tentang subsemigrup fuzzy sangat terbatas dan sulit diakses. Berdasarkan definisi ideal(kanan/kiri) fuzzy ring yang diacu dari tulisan Zhang [1998], Ray dan Ali [2002] dan definisi ideal (kanan/kiri) fuzzy grup yang didefinisikan oleh Ajmal [1994], dibangun definisi ideal (kanan/kiri) fuzzy semigrup beserta contoh-contohnya. Selanjutnya diselidiki sifat-sifat ideal (kanan/kiri) fuzzy semigrup tersebut. 6. Langkah berikutnya adalah mendefinisikan ideal (kanan/kiri) utama fuzzy semigrup. Berdasarkan hasil penelitian dari Ray dan Ali [2002] serta pengertian tentang ideal (kanan/kiri) utama semigrup atas bilangan klasik, didefinisikan ideal (kanan/kiri) utama fuzzy semigrup dan contoh-contohnya. Berdasarkan definisi tersebut, dieksplorasi untuk menyelidiki sifat dari ideal (kanan/kiri) utama fuzzy semigrup. 7. Berdasarkan definisi ideal utama (kanan/kiri) fuzzy serta berdasarkan referensi terkait dengan relasi fuzzy yang ditulis oleh Mary [2011], Murali [1989], Murali [1991], didefinisikan relasi Green (kanan/kiri) fuzzy dan selanjutnya diberikan contoh-contohnya.

5 5 8. Menyelidiki sifat-sifat relasi Green (kanan/kiri)fuzzy pada semigrup. 9. Diinspirasi oleh pendefinisian subsemigrup fuzzy dan ideal fuzzy semigrup, didefinisikan subsemigrup bentuk bilinear (S(B))fuzzy, yang dilanjutkan dengan menyelidiki sifat-sifatnya. 10. Menyelidiki sifat relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada elemen-elemen idempoten semigrup bentuk bilinear (E(S(B))). 11. Menyelidiki sifat relasi ekuivalensi fuzzy pada semigrup bentuk bilinear. 12. Berdasarkan sifat relasi ekuivalensi fuzzy tersebut dan definisi relasi Green (kanan/kiri) fuzzy pada semigrup, didefinisikan generalisasi relasi Green (kanan/ kiri) fuzzy. Untuk memberikan penjelasan hubungan antara poin-poin yang dipaparkan pada metodologi penelitian tersebut, diberikan bagan metodologi penelitian yang meunjukkan urutan pengerjaan masalah-masalah dalam disertasi tersebut :

6 6 1.6 Tinjauan Pustaka Konsep dasar subhimpunan fuzzy telah diperkenalkan oleh Zadeh sejak tahun Lebih lanjut, penelitian-penelitian terkait dengan subhimpunan fuzzy dapat dilihat pada Abdukhalikov dkk [1994], Aktaş [2004], Kandasami [2003], Kim [2006], Klir dkk [1997], Mordeson dan Malik [1998], Shabir [2005] serta Zimmermann [1991]. Teori subhimpunan fuzzy mempunyai aplikasi yang luas dalam berbagai bidang, misalkan bidang ilmu komputer serta teori optimisasi dan aplikasinya dengan hasil yang diperoleh lebih baik dibandingkan jika didasarkan pada teori himpunan klasik. Hal ini terjadi disebabkan dalam teori himpunan fuzzy memungkinkan untuk memasukkan faktor-faktor yang sulit dimasukkan ke dalam model matematika atas himpunan klasik. Sebagai contoh adalah faktor psikologis. Harga minyak dunia ternyata sangat dipengaruhi oleh kondisi politis negara-negara produsen. Dalam hal ini sediaan minyak tetap dan permintaan juga tetap, akan tetapi harga minyak meningkat. Hal ini disebabkan adanya faktor psikologis kekuatiran akan berkurangnya produksi minyak. Dalam pemodelan berdasarkan himpunan klasik, hal ini sangat sulit untuk mendapatkan model yang tepat dalam arti hasil pemodelan kurang mendekati dengan realita. Oleh banyak peneliti konsep subhimpunan fuzzy telah diaplikasikan dalam struktur aljabar yang selanjutnya disebut sebagai struktur aljabar fuzzy. Sebagai contoh adalah subgrup fuzzy, subgelanggang (subring) fuzzy, modul fuzzy dan sebagainya. Teori-teori tersebut dapat dilihat secara lebih detail pada hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdukhalikov [1996], Abdukhalikov dkk [1994], Ajmal [1994], Aktaş [2004], Asaad [1991], Kandasami [2003], Kim [2006], Mordeson dan Malik [1998], Shabir [2005] dan Zimmermann [1991]. Bahkan dalam perkembangannya, struktur aljabar fuzzy juga telah dikembangkan pada struktur aljabar yang di dalamnya didefinisikan suatu urutan parsial, di antaranya terkait dengan ring terurut parsial. Hal ini dapat dilihat pada karya ilmiah hasil pemikiran dari Kehayupulu [2012] dan Mohanraj dkk, [2011]. Subgrup fuzzy α dari grup G adalah pemetaan dari grup G ke interval tertutup [0, 1], yaitu pemetaan α : G [0, 1] yang memenuhi aksioma-aksioma berikut: (a). ( x, y G) α(x.y) min {α(x), α(y)}, (b). ( x G) α(x) = α(x 1 ). Semua struktur aljabar fuzzy dikonstruksi secara analog dengan subgrup fuzzy tersebut, yaitu dimulai dengan membentuk suatu subhimpunan fuzzy yang didefinisikan sebagai pemetaan dari suatu struktur aljabar tertentu ke interval tertutup [0,1] dan memenuhi aksioma-aksioma tertentu. Pembicaraan terkait dengan struktur subgrup fuzzy terse-

7 7 but tentu saja tidak hanya berhenti pada pendefinisiannya saja, akan tetapi diselidiki beberapa sifat yang berlaku pada grup apakah berlaku pada subgrup fuzzy (walaupun tidak semua sifat). Sebagai contoh seperti yang telah dilakukan oleh Asaad [1991]. Asaad memperkenalkan konsep grup ke subgrup fuzzy beserta sifat-sifatnya terkait dengan subgrup levelnya dan grup-grup dengan subgrup-subgrup fuzzynya adalah normal, serta sifat-sifat subgrup fuzzy normal. Sedangkan Aktaş [2004] telah menyelidiki tentang relasi fuzzy dan relasi ekuivalensi fuzzy pada subgrup fuzzy, pembentukan subgrup hasil bagi fuzzy ( fuzzy quotient subgroup) beserta sifat-sifatnya. Abdukhalikov [1996] menyelidiki eksistensi basis fuzzy dari suatu subruang vektor fuzzy. Satu di antaranya berhasil diselidiki syarat bilamana suatu subruang vektor fuzzy mempunyai basis. Abdukhalikov dkk [1994] juga menyelidiki konsep dual dari suatu subruang vektor fuzzy termasuk pemetaan linear pada subruang vektor fuzzy. Homomorfisma fuzzy pada subgrup fuzzy beserta teorema-teorema yang berlaku terkait dengan homomorfisma fuzzy tersebut telah diteliti oleh Ajmal [1994]. Semigrup adalah himpunan tak kosong yang kepadanya didefinisikan suatu operasi biner yang bersifat asosiatif. Semigrup bentuk bilinear atau dinotasikan dengan S(B) merupakan semigrup khusus, yaitu suatu semigrup yang elemen-elemennya berupa pasangan berurutan yang saling adjoin relatif terhadap suatu bentuk bilinear. Misalkan X, Y ruang vektor atas lapangan K, dengan karakteristik lapangan K adalah nol. Berdasarkan ruang vektor ini dibentuk himpunan L(X) dan L(Y ), yaitu himpunan semua transformasi linear masing-masing dari X ke dirinya sendiri dan Y ke dirinya sendiri. Berdasarkan ruang vektor ini juga dapat dibentuk suatu pemetaan B : X Y K, yang linear terhadap kedua variabel. Pemetaan ini disebut bentuk bilinear. Rajendran dan Nambooripad [2000] telah menyelidiki pembentukan dan sifat-sifat dari semigrup S(B) ini. Jika diamati maka baik semigrup maupun grup adalah struktur aljabar yang hanya melibatkan satu operasi biner. Setiap grup adalah semigrup, tetapi tidak sebaliknya. Dengan demikian semigrup dapat dipandang sebagai bentuk generalisasi dari grup. Berdasarkan himpunannya, maka grup dapat dibawa ke subgrup fuzzy yang didefinisikan seperti di atas. Secara analog dalam buku yang ditulis oleh Kandasami [2003], struktur semigrup juga dapat dibawa ke subsemigrup fuzzy. Jika S adalah semigrup, maka subsemigrup fuzzy α pada S adalah suatu pemetaan α : S [0, 1] yang memenuhi aksioma untuk setiap x, y S berlaku α(x.y) min{α(x), α(y)}. Dalam penelitian ini akan diselidiki apa yang telah diperoleh dalam Rajendran dan Nambooripad [2000], Karyati dan Wahyuni [2003], Karyati [2002] dalam ver-

8 8 si fuzzy, yaitu terkait dengan semigrup bentuk bilinear fuzzy maupun ideal fuzzy maupun relasi Green fuzzy pada semigrup bentuk bilinear. 1.7 Keaslian Disertasi Disertasi ini merupakan penelitian yang didasarkan pada hasil penelitian Rajendran dan Nambooripad [2000], yang telah dikembangkan oleh Karyati [2002], Karyati dan Wahyuni [2003], juga didasarkan pada hasil penelitian Ajmal [1994], Aktaş [2004], Asaad [1991], Dib dan Hassan [1996], Kandasami [2003], Mordeson dan Malik [1998] serta Murali [1991]. Rajendran dan Nambooripad [2000] memperkenalkan semigrup bentuk bilinear beserta sifat-sifatnya dan mendefinisikan ulang serta menyelidiki sifat relasi Green pada himpunan elemen idempoten pada semigrup bentuk bilinear. Dalam perkembangannya, Rajendran mengembangkan penelitiannya terkait dengan semigrup bentuk bilinear ini, di antaranya adalah: Biordere Structure of the Bilinear Form semigroup dan Cros Connection of the Bilinear Form semigroup. Sementara itu KSS Nambooripad merupakan peneliti yang fokus pada semigrup reguler, di antaranya: subdirect product of regular semigroup dan Coextensions of pseudoinverse semigroups by rectangular bands. Berdasarkan hasil penelitian Rajendran dan Nambooripad [2000], berhasil dilengkapi bukti dan jaminan-jaminan dalam bentuk lemma, proposisi maupun teorema yang harus dipenuhi. Selain hal tersebut, juga telah diselidiki terkait dengan bentuk bilinear yang non-degenerate. Banyak penelitian struktur aljabar yang difokuskan pada konstruksi struktur aljabar dalam versi fuzzy, termasuk subsemigrup fuzzy. Berdasarkan kajian yang telah peneliti lakukan, beberapa penelitian terkait dengan subsemigrup fuzzy banyak difokuskan pada ideal subsemigrupnya, di antaranya oleh Shabir [2005]. Kandasami [2003], selain menulis tentang definisi subsemigrup fuzzy dan sifat-sifatnya terkait dengan subsemigrup levelnya, juga mengembangkan sampai pada smarandache subsemigrup fuzzy, yaitu subsemigrup fuzzy yang memuat grup fuzzy. Aktaş [2004] melakukan penelitian terkait dengan relasi fuzzy pada struktur grup yang dilakukan pada pertengahan Asaad [1991] maupun Ajmal [1994] meneliti tentang struktur grup fuzzy. Asaad [1991] baru memperkenalkan definisi subgrup fuzzy dan sifat-sifatnya sedangkan Ajmal [1994] menyelidiki tentang homomorfisma fuzzy pada subgrup fuzzy beserta teorema-teorema yang berlaku kepadanya.

9 9 Dia juga mendefinisikan tentang subgrup hasil bagi fuzzy. Murali [1989] merupakan peneliti pertama yang memberikan definisi tentang relasi fuzzy dan jenis-jenis relasi fuzzy seperti: relasi refleksif fuzzy, relasi simetris fuzzy, relasi transitif fuzzy, relasi similar fuzzy, kompatibel (kiri/kanan) fuzzy, relasi ekuivalensi fuzzy dan relasi kongruensi fuzzy pada suatu himpunan. Strutur aljabar fuzzy dikembangkan pada struktur semigrup khusus. Sebagai contoh ternary semigroup, Γ-semigroup, po-semigroup, ordered semigroup, LA-Semigroup. Dari kondisi tersebut banyak hal yang belum diselidiki terkait dengan subsemigrup fuzzy, khususnya semigrup transformasi linear relatif terhadap bentuk bilinear fuzzy atau yang selanjutnya disebut semigrup bentuk bilinear dan dinotasikan dengan S(B). Dengan demikian, penelitian ini merupakan penelitian baru di bidang struktur aljabar fuzzy.

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY Karyati 1), Dhoriva UW 2) 1) Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY Jl. Colombo No.1, Karangmalang, Yogyakarta, e-mail: yatiuny@yahoo.com

Lebih terperinci

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY Karyati 1), Dhoriva UW 2) 1) Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY Jl. Colombo No.1, Karangmalang, Yogyakarta, e-mail: yatiuny@yahoo.com

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN FUNDAMENTAL

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN FUNDAMENTAL LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN FUNDAMENTAL KARAKTERISASI SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL Karyati, S.Si, M.Si NIDN : 0022067205

Lebih terperinci

Relasi Kongruensi Fuzzy pada Grup dan Grup Hasil Bagi

Relasi Kongruensi Fuzzy pada Grup dan Grup Hasil Bagi Relasi Kongruensi Fuzzy pada rup dan rup asil Bagi Oleh K a r y a t i Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta e-mail: yatiuny@yahoo.com

Lebih terperinci

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA FUZZY RING AND ITS PROPERTIES

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA FUZZY RING AND ITS PROPERTIES J. Sains Dasar 2016 5(1) 28-39 RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA FUZZY RING AND ITS PROPERTIES Rifki Chandra Utama * dan Karyati Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta *email:

Lebih terperinci

A4 : Subsemigrup Fuzzy Karyati, Sri Wahyuni, Budi Surodjo, Setiadji

A4 : Subsemigrup Fuzzy Karyati, Sri Wahyuni, Budi Surodjo, Setiadji Subsemigrup Fuzzy Oleh 1,2 Karyati, 3 Sri Wahyuni, 4 Budi Surodjo, 5 Setiadji 1 Mahasiswa S3, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara, Yogyakarta 2 Jurusan Penddikan Matematika,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Grup Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar dari suatu ring dan modul. Definisi 2.1.1 Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta sistematika penulisan dari penyusunan skripsi

Lebih terperinci

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP Info Artikel Article History: Accepted

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika yang dikembangkan untuk menunjang pemahaman mengenai struktur bilangan. Struktur atau sistem aljabar

Lebih terperinci

Karakteristik Invarian Translasional Subhimpunan Fuzzy Relatif terhadap Homomorfisma Ring

Karakteristik Invarian Translasional Subhimpunan Fuzzy Relatif terhadap Homomorfisma Ring Karakteristik Invarian Translasional Subhimpunan Fuzzy Relati terhadap Homomorisma Ring Oleh K a r y a t i Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru

Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru Jurnal Matematika Murni dan Terapan psilon Vol. 07, No.02, Hal 20-25 KONPLEMEN IDEAL FUZZY DARI NEAR-RING Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta diakhiri dengan sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dipaparkan dasar-dasar yang akan digunakan pada bagian pembahasan dari skripsi ini. Tinjauan yang dilakukan dengan memaparkan definisi mengenai himpunan fuzzy, struktur

Lebih terperinci

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS Sebelum membahas Aljabar Max-Plus, akan diuraikan terlebih dahulu beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut dipenuhi oleh suatu Aljabar Max-Plus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aljabar abstrak merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika. Aljabar abstrak merupakan sistem matematika yang terdiri dari suatu himpunan yang dilengkapi oleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta Bahan Ajar: BAB POKOK BAHASAN I MODUL ATAS RING Direncanakan

Lebih terperinci

R-SUBGRUP NORMAL FUZZY NEAR-RING

R-SUBGRUP NORMAL FUZZY NEAR-RING R-SUBGRUP NORMAL FUZZY NEAR-RING Saman Abdurrahman Email: samunlam@gmail.com Program Studi Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRAK Dalam tulisan ini akan dibahas R-subgrup normal fuzzy

Lebih terperinci

IDEAL FUZZY NEAR-RING. Saman Abdurrahman, Na imah Hijriati, Thresye

IDEAL FUZZY NEAR-RING. Saman Abdurrahman, Na imah Hijriati, Thresye IDEAL FUZZY NEAR-RING Saman Abdurrahman, Na imah Hijriati, Thresye Program Studi Matematika Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 35, 8 Banjarbaru ABSTRAK Dalam tulisan ini akan dibahas ideal

Lebih terperinci

Produk Cartesius Semipgrup Smarandache

Produk Cartesius Semipgrup Smarandache Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember 2012. ISSN : 1693-1394 Produk Cartesius Semipgrup Smarandache Yuliyanti Dian Pratiwi Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto e-mail: dianhilal@gmail.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, serta diakhiri dengan sistematika penulisan. 1.1 Latar

Lebih terperinci

Saman Abdurrahman. Universitas Lambung Mangkurat,

Saman Abdurrahman. Universitas Lambung Mangkurat, Saman Abdurrahman Universitas Lambung Mangkurat, samunlam@gmail.com Abstrak. Dalam tulisan ini akan dibahas dua permasalahan, yaitu jumlah antara ideal fuzzy dari near-ring, dan jumlah antara ideal normal

Lebih terperinci

Semigrup Legal Dan Beberapa Sifatnya

Semigrup Legal Dan Beberapa Sifatnya Semigrup Legal Dan Beberapa Sifatnya A 19 Oleh : Soffi Widyanesti P. 1, Sri Wahyuni 2 1) Soffi Widyanesti P.,Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dyansofi@rocketmail.com

Lebih terperinci

Fahmi Ulfa Nur Hidayati dan Suryoto Program Studi Matematika Jurusan Matematika FSM UNDIP

Fahmi Ulfa Nur Hidayati dan Suryoto Program Studi Matematika Jurusan Matematika FSM UNDIP DERIVASI BCC-ALJABAR Fahmi Ulfa Nur Hidayati dan Suryoto Program Studi Matematika Jurusan Matematika FSM UNDIP Abstrak Derivasi BCC-aljabar merupakan pemetaan dari BCC-aljabar ke dirinya sendiri dengan

Lebih terperinci

Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru

Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru Jurnal Matematika Murni dan Terapan Epsilon Juni 2014 Vol. 8 No. 1 JUMLAH ANTI IDEAL FUZZY DARI NEAR-RING Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend.

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN : Dhian Arista Istikomah, S.Si, M.Sc 1. Abstrak

PROSIDING ISBN : Dhian Arista Istikomah, S.Si, M.Sc 1. Abstrak KARAKTERISASI E SEMIGRUP Dhian Arista Istikomah, S.Si, M.Sc A- Universitas PGRI Yogyakarta dhian.arista@gmail.com Abstrak Dalam suatu semigrup terdapat himpunan elemen idempoten yang menjadi latar E semigrup

Lebih terperinci

HUBUNGAN MODUL TERBANGKIT MODUL-R DAN TERBANGKIT MODUL-R [ S

HUBUNGAN MODUL TERBANGKIT MODUL-R DAN TERBANGKIT MODUL-R [ S Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 HUBUNGAN MODUL TERBANGKIT MODUL-R DAN TERBANGKIT MODUL-R [ S Budi Surodjo

Lebih terperinci

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017 PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017 Indah Emilia Wijayanti Departemen Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Himpunan 1. Pengertian Himpunan Himpunan merupakan konsep mendasar yang terdapat dalam ilmu matematika. Himpunan adalah kumpulan obyek yang didefinisikan secara jelas. Ada tiga

Lebih terperinci

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA SKRIPSI

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA SKRIPSI RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru

Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru HOMOMORFISMA DARI LEVEL SUBNEAR-RING FUZZY Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru E-mail: saman@unlam.ac.id ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275 K-ALJABAR Iswati Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl Prof H Soedarto, SH, Semarang 50275 ABSTRAK -aljabar adalah suatu struktur aljabar yang dibangun atas suatu grup sehingga sifat-sifat yang berlaku

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No. 2 Desember 2010: IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No. 2 Desember 2010: IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 35, 8 Banjarbaru ABSTRAK Penelitian ini membahas ideal near-ring yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fungsi Definisi A.1 Diberikan A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong. Suatu cara atau aturan yang memasangkan atau mengaitkan setiap elemen dari himpunan A dengan tepat

Lebih terperinci

Syarat Perlu dan Cukup Struktur Himpunan Transformasi Linear Membentuk Semigrup Reguler 1

Syarat Perlu dan Cukup Struktur Himpunan Transformasi Linear Membentuk Semigrup Reguler 1 Syarat Perlu dan Cukup Struktur Himpunan Transformasi Linear Membentuk Semigrup Reguler Karyati Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: yatiuny@yahoocom Abstrak Pada kajian

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA. Yogyakarta, 14 November Penyelenggara : FMIPA UNY

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA. Yogyakarta, 14 November Penyelenggara : FMIPA UNY ISBN : 978-602-73403-0-5 PROSIDING SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA Mengembangkan Kecakapan Abad 21 Melalui Penelitian Matematikadan Pendidikan Matematika Yogyakarta, 14 November 2015

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan penulisan penelitian diperlukan beberapa pengertian dan teori yang berkaitan dengan pembahasan. Dalam subbab ini akan diberikan beberapa teori berupa definisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring merupakan konsep yang memegang

Lebih terperinci

Prosiding ISSN:

Prosiding ISSN: KARAKTERISASI IDEAL MAKSIMAL FUZZY NEAR-RING Saman Abdurrahman Program Studi Matematika FMIPA Unlam Jl. A. Yani KM 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan, samunlam@gmail.com ABSTRAK Dalam tulisan ini dibahas

Lebih terperinci

BAB VIII HIMPUNAN BILANGAN RASIONAL

BAB VIII HIMPUNAN BILANGAN RASIONAL 8.1 Pendahuluan BAB VIII HIMPUNAN BILANGAN RASIONAL Pada sistem bilangan bulat, bentuk persamaan yang melibatkan perkalian belum tentu memiliki solusi. Keadaan ini juga ditemui pada kasus pembagian sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Himpunan fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Zadeh (1965). Himpunan fuzzy adalah suatu himpunan yang setiap anggotannya memiliki derajat keanggotaan. Derajat keanggotaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian pertama akan dibahas mengenai teori grup. 2.1 Grup Dalam struktur aljabar, himpunan

Lebih terperinci

BAB VIII HIMPUNAN BILANGAN RASIONAL

BAB VIII HIMPUNAN BILANGAN RASIONAL 8.1 Pendahuluan BAB VIII HIMPUNAN BILANGAN RASIONAL Pada sistem bilangan bulat, bentuk persamaan yang melibatkan perkalian belum tentu memiliki solusi. Keadaan ini juga ditemui pada kasus pembagian sebuah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian. II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang grup, ring, dan modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian. 2.1 Ring Sebelum didefinisikan pengertian

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS STRUKTUR ALJABAR 1 Winita Sulandari FMIPA UNS Pengantar Struktur Aljabar Sistem Matematika terdiri dari Satu atau beberapa himpunan Satu atau beberapa operasi yg bekerja pada himpunan di atas Operasi-operasi

Lebih terperinci

Penjumlahan dari Subnear-ring Fuzzy

Penjumlahan dari Subnear-ring Fuzzy Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Volume 11 No 1, April 2015, pp 1-6 Penjumlahan dari Subnear-ring Fuzzy Saman Abdurrahman Program Studi Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Lambung Mangkurat

Lebih terperinci

Semigrup S adalah himpunan tak kosong S yang kepadanya didefinisikan suatu operasi biner yang berifat asosiatif. Sub himpunan tak kosong

Semigrup S adalah himpunan tak kosong S yang kepadanya didefinisikan suatu operasi biner yang berifat asosiatif. Sub himpunan tak kosong Bab 1. Pendahuluan Semigrup S adalah himpunan tak kosong S yang kepadanya didefinisikan suatu operasi biner yang berifat asosiatif. Sub himpunan tak kosong S disebut sub semigrup jika terhadap operasi

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR 2.1 HIMPUNAN DAN FUNGSI

BAB 2 KONSEP DASAR 2.1 HIMPUNAN DAN FUNGSI BAB 2 KONSEP DASAR Pada bab 2 ini, penulis akan memperkenalkan himpunan, fungsi dan sejumlah konsep awal yang terkait dengan semigrup, dimana sebagian besar akan sangat diperlukan hingga bagian akhir dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif); II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Grup Pengkajian pertama, diulas tentang definisi Grup yang merupakan bentuk dasar dari suatu ring dan modul. Definisi 2.1.1 Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang

Lebih terperinci

SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF SEPTI MARLENA Program Studi Magister Matematika,

Lebih terperinci

URUTAN PARSIAL PADA SEMIGRUP DAN PADA KELAS- KELAS DARI SUATU SEMIGRUP

URUTAN PARSIAL PADA SEMIGRUP DAN PADA KELAS- KELAS DARI SUATU SEMIGRUP URUTAN PARSIAL PADA SEMIGRUP DAN PADA KELAS- KELAS DARI SUATU SEMIGRUP Irtrianta Pasangka 1, Drs. Y.D Sumanto, M.Si 2, Drs. Harjito, M.Kom 3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar: UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Gedung Jurusan Matematika, Yogyakarta - 55281 Bahan Ajar: BAB POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

K-ALJABAR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

K-ALJABAR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275 K-ALJABAR Iswati 1 Suryoto 2 1,2 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl Prof H Soedarto, SH, Semarang 50275 Abstract K-algebra is an algebra structure built on a group so that characters of a group will apply

Lebih terperinci

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014 IDEAL FUZZY PADA NEAR-RING Dwi Ayu Anggraini Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : dwiayuanggraini55@gmail.com Dr.Raden Sulaiman M.Si. Matematika,

Lebih terperinci

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan Pertemuan 13 PENGERTIAN RING A. Pendahuluan Target yang diharapkan dalam pertemuan ke 13 ini (pertemuan pertama tentang teori ring) adalah mahasiswa dapat : a. membedakan suatu struktur aljabar merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung proses penelitian. 2.1 Teori Grup Definisi 2.1.1 Operasi Biner Suatu operasi biner pada suatu himpunan adalah

Lebih terperinci

Semiring Pseudo-Ternary. Pseudo-Ternary Semiring

Semiring Pseudo-Ternary. Pseudo-Ternary Semiring Jurnal Matematika & Sains, Agustus 24, Vol. 9 Nomor 2 Semiring Pseudo-ernary Maxrizal dan Ari Suparwanto Mahasiswa S2 Matematika FMPA UGM, Jurusan Matematika FMPA UGM, e-mail: maxrizal@ugm.ac.id; ari_suparwanto@ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pengelompokan aljabar ring, lapangan merupakan kejadian sangat khusus dari ring karena tidak hanya memiliki invers penjumlahan tetapi juga invers perkalian

Lebih terperinci

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING Handout MK Aljabar Abstract PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING Disusun oleh : Drs. Antonius Cahya Prihandoko, M.App.Sc, Ph.D e-mail: antoniuscp.ilkom@unej.ac.id Staf Pengajar Pada Program Studi Sistem

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum Bab I. Sekilas Tentang Konsep Dasar Grup antonius cp 2 1. Tertutup, yakni jika diambil sebarang dua elemen dalam G maka hasil operasinya juga akan merupakan elemen G dan hasil tersebut adalah tunggal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ring polinomial adalah himpunan semua fungsi dari himpunan semua bilangan bulat nonnegatif ke ring R dengan elemen identitas dan dilengkapi dengan operasi penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

BAB III PERLUASAN INTEGRAL BAB III PERLUASAN INTEGRAL Pembahasan pada bab ini termuat pada ruang lingkup perluasan uniter atas suatu ring komutatif. Jika adalah suatu ring, maka yang dimaksud adalah suatu ring yang komutatif dan

Lebih terperinci

SUBGRUP FUZZY ATAS SUATU GRUP

SUBGRUP FUZZY ATAS SUATU GRUP JMP : Volume 6 Nomor, Juni 0, hal. 33 - SUBGRUP FUZZY ATAS SUATU GRUP Fatkhur Rozi, Ari Wardayani, dan Suroto Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman email : cahcilacap07@yahoo.com

Lebih terperinci

RELASI EKUIVALENSI PADA SUBGRUP FUZZY

RELASI EKUIVALENSI PADA SUBGRUP FUZZY RELASI EKUIVALENSI PADA SUBGRUP FUZZY R. Sulaiman Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jln. Ketintang, Surabaya rsulaiman2010@gmail.com ABSTRACT Without any equivalence relation on set

Lebih terperinci

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit BAB I RUANG EKTOR UMUM Dalam bab ini akan dipelajari tentang konsep ruang vektor umum, sub ruang vektor dan sifat-sifatnya. Pada pembicaraan ini, para mahasiswa dianggap sudah mengenal konsep dan sifat

Lebih terperinci

Teorema Jacobson Density

Teorema Jacobson Density Teorema Jacobson Density Budi Santoso 1, Fitriani 2, Ahmad Faisol 3 Jurusan Matematika FMIPA, Unila, Bandar Lampung, Indonesia 1,2,3 E-mail: budi.klik@gmail.com Abstrak. Misalkan adalah ring (tidak harus

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT LANJUT NEUTROSOFIK MODUL. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

SIFAT-SIFAT LANJUT NEUTROSOFIK MODUL. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275 SIFAT-SIFAT LANJUT NEUTROSOFIK MODUL 1 Suryoto, 2 Bambang Irawanto, 3 Nikken Prima Puspita 1, 2, 3 Departemen Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH,

Lebih terperinci

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX Kristi Utomo 1, Nikken Prima Puspita 2, R. Heru Tjahjana 3, Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang kristiu24@gmail.com

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SUATU IDEAL DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

KARAKTERISASI SUATU IDEAL DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 10 17 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND KARAKTERISASI SUATU IDEAL DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF ELVA SUSANTI Program Studi Magister Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

STRUKTUR SUBGRUP FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA

STRUKTUR SUBGRUP FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA LAPORAN PENELITIAN STRUKTUR SUBGRUP FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA Oleh: 1. Mushofa, S.Si 2. Karyai, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan dari skripsi

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

PROSIDING SEMINAR NASIONAL Prosiding ISSN :9 772407 749004 PROSIDING SEMINAR NASIONAL Yogyakarta, 27 Desember 2014 Tema : Revitalisasi Pendidikan Matematika Menuju AFTA 2015 Editor : Dr. Suparman, M.Si., DEA. Sugiyarto, P.hD. Dr.

Lebih terperinci

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily Rencana Perkuliahan Jurusan : Matematika Mata Kuliah : Struktur Aljabar Semester : IV (empat) Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 Pengajar : Yus Mochamad Cholily 1. Pendahuluan. Struktur Aljabar atau dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi tersebut adalah modul. Untuk membahas pengertian tentang suatu modul harus dimengerti lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ruang vektor adalah suatu grup abelian yang dilengkapi dengan operasi pergandaan skalar atas suatu lapangan. Suatu ruang vektor dapat dikawankan dengan ruang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring

IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring Jurnal Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 41 46 (2013) IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring YOHANA YUNET BAKARBESSY 1, HENRY W. M. PATTY

Lebih terperinci

HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING

HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING E-Jurnal Matematika Vol 6 (2), Mei 2017, pp 116-123 ISSN: 2303-1751 HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING Pradita Z Triwulandari 1, Kartika Sari 2, Luh Putu Ida Harini 3 1 Jurusan

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif. STRUKTUR ALJABAR SEMIGRUP Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif. Contoh 1 (Z, +) merupakan sebuah semigrup. Contoh 2 Misalkan

Lebih terperinci

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 3 (2013), hal. 183-190 DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN Fidiah Kinanti, Nilamsari Kusumastuti, Evi Noviani

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi + 5 BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Struktur Aljabar Struktur aljabar adalah salah satu mata kuliah dalam jurusan matematika yang mempelajari tentang himpunan (sets), proposisi, kuantor, relasi, fungsi, bilangan,

Lebih terperinci

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. BAB III Standard Kompetensi 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar: Mahasiswa diharapkan dapat 3.1 Menyebutkan definisi

Lebih terperinci

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan. 2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar: UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Gedung Jurusan Matematika, Yogyakarta - 55281 Bahan Ajar: BAB POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

SUB KS-SEMIGRUP FUZZY DAN ASPEK-ASPEK YANG TERKAIT. Tessa Danty Fajriyah 1, Suryoto 2, Widowati 3

SUB KS-SEMIGRUP FUZZY DAN ASPEK-ASPEK YANG TERKAIT. Tessa Danty Fajriyah 1, Suryoto 2, Widowati 3 SUB KS-SEMIGRUP FUZZY DAN ASPEK-ASPEK YANG TERKAIT Tessa Danty Fajriyah 1, Suryoto 2, Widowati 3 1,2,3 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto,SH.

Lebih terperinci

SEMI-HOMOMORFISMA BCK-ALJABAR. Deffyana Prastya A. 1 dan Suryoto 2. Program Studi Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH, Semarang, 50275

SEMI-HOMOMORFISMA BCK-ALJABAR. Deffyana Prastya A. 1 dan Suryoto 2. Program Studi Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH, Semarang, 50275 SEMI-HOMOMORFISMA BCK-ALJABAR Deffyana Prastya A. 1 dan Suryoto 2 1,2 Program Studi Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH, Semarang, 50275 Abstract. A BCK-algebra is one of the algebraic structure

Lebih terperinci

SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS PADA HIMPUNAN WORD. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS PADA HIMPUNAN WORD. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia SEMIGRUP BEBS DN MONOID BEBS PD HIMPUNN WORD Novia Yumitha Sarie, Sri Gemawati, Rolan Pane Mahasiswa Program S Matematika Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan lam Univeritas

Lebih terperinci

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Himpunan dan Fungsi Dr Rizky Rosjanuardi P PENDAHULUAN ada modul ini dibahas konsep himpunan dan fungsi Pada Kegiatan Belajar 1 dibahas konsep-konsep dasar dan sifat dari himpunan, sedangkan pada

Lebih terperinci

Antonius C. Prihandoko

Antonius C. Prihandoko Antonius C. Prihandoko Didanai oleh Proyek DIA-BERMUTU 2009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Prakata Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS MODULES AND BASES OF FREE MODULES Dian Mardiani Pendidikan Matematika, STKIP Garut Garut, Indonesia Alfid51@yahoo.com Abstrak Penelitian ini membahas beberapa

Lebih terperinci

GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA

GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA 07934028 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK Misalkan

Lebih terperinci

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar Mashuri, Kristina Wijayanti, Rahayu Budhiati Veronica, Isnarto Jurusan Matenmatika FMIPA

Lebih terperinci

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275 NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA Suryoto 1, Bambang Irawanto 2, Nikken Prima Puspita 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 5275 1 suryoto_math@undip.ac.id

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori himpunan fuzzy banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu seperti teori kontrol dan manajemen sains, pemodelan matematika dan berbagai aplikasi dalam bidang

Lebih terperinci

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian Rio Yohanes 1, Nora Hariadi 2, Kiki Ariyanti Sugeng 3 Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424, Indonesia rio.yohanes@sci.ui.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-19, Teori Representasi secara umum dipelajari sebagai bagian dari Teori Grup. Himpunan semua endomorfisma invertibel dari ruang vektor V atas

Lebih terperinci

ABSORBENT PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

ABSORBENT PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 85 92 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ABSORBENT PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF TUTUT IRLA MULTI Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN Pada bab 1 ini akan dibahas definisi kode, khususnya kode linier atas dan pencacah bobot Hammingnya. Di samping itu, akan dijelaskanan invarian, ring invarian dan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT Herry P. Suryawan 1 Geometri Ruang Hilbert Definisi 1.1 Ruang vektor kompleks V disebut ruang hasilkali dalam jika ada fungsi (.,.) : V V C sehingga untuk setiap x, y, z

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan autokomutator yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian pertama ini akan dibahas tentang teori

Lebih terperinci

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh Muhammad Kukuh, Ruang RUANG FAKTOR Oleh : Muhammad Kukuh Abstraksi Pada struktur aljabar dikenal istilah grup faktor yaitu Jika grup dan N Subgrup normal G, maka grup faktor dengan operasi Apabila G ruang

Lebih terperinci