BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Peramala.1.1. Kosep Dasar Peramala Peramala merupaka bagia dari suau proses pegambila suau kepuusa. Sebelum melakuka peramala harus dikeahui erlebih dahulu apa sebearya persoala dalam pegambila kepuusa iu. Peramala adalah pemikira erhadap suau besara, misalya permiaa erhadap sau aau beberapa produk pada periode yag aka daag. Pada hakikaya peramala haya merupaka suau perkiraa (guess), eapi dega megguaka ekik-ekik ereu, maka peramala mejadi lebih sekedar perkiraa. Peramala dapa dikaaka perkiraa yag ilmiah (educaed guess). Dalam kegiaa produksi, peramala dilakuka uuk meeuka jumlah permiaa erhadap suau produk da merupaka lagkah awal dari proses perecaaa da pegedalia produksi. Dalam peramala dieapka jeis produk apa yag diperluka (wha), jumlahya (how may), da kapa dibuuhka (whe). Tujua peramala dalam kegiaa produksi adalah uuk meredam keidakpasia, sehigga diperoleh suau perkiraa yag medekai keadaa yag sebearya. Suau perusahaa biasaya megguaka prosedur iga ahap uuk sampai pada peramala pejuala, yaiu diawali dega melakuka peramala ligkuga diikui dega peramala pejuala idusry, da diakhiri dega peramala pejuala perusahaa. Peramala ligkuga dilakuka uuk meramalka iflasi, pegaggura, igka suku buga, kecederuga kosumsi da meabug, iklim ivesasi, Uiversias Meda Area

2 belaja pemeriah, ekspor, da berbagai ukura ligkuga yag peig bagi perusahaa. Hasil akhirya adalah proyeksi Produk Nasioal Produk Bruo, yag diguaka bersama idikaor ligkuga laiya uuk meramalka pejuala idusri. Kemudia perusahaa melakuka peramala pejuala dega asumsi igka iggi pagsa ereu aka ercapai..1.. Pedefeisia Tujua Peramala Tujua peramala diliha dega waku, yaiu: 1. Jagka pedek (shor erm) Meeuka kuaias da waku dari iem dijadika produksi. Biasaya bersifa haria aaupu miggua da dieuka oleh Low Maageme.. Jagka meegah (medium erm) Meeuka kuaias da waku dari kapasias produksi. Biasaya bersifa bulaa aaupu kuaral da dieuka oleh Middle Maageme. 3. Jagka pajag (log erm) Merecaaka kuaias da waku dari fasilias produksi. Biasaya bersifa ahuaa, 5 ahu, 10 ahu, aaupu 0 ahu da dieuka oleh Top Maageme Klasifikasi Tekik Peramala Pada umumya peramala dapa dibedaka dari beberapa segi ergaug dari cara melihaya. 1. Diliha dari sifa peyusuaya. Diliha dari sifa peysuaya, ekik peramala dapa dibedaka aas dua macam yaiu: 9 Uiversias Meda Area

3 a. Peramala yag subjekif, yaiu peramala yag didasarka aas perasaa aau iuisi dari orag yag meyusuya. Dalam hal ii padaga orag yag meyusuya saga meeuka baik idakya hasil ramala ersebu. b. Peramala yag objekif, yaiu peramala yag didasarka aas daa releva pada masa lalu, dega megguaka ekik-ekik da meode-meode dalam pegaalisaaya.. Diliha dari jagka waku yag ramala yag disusu. Diliha dari jagka waku yag ramala yag disusu, peramala dibagi mejadi iga yaiu: a. Peramala jagka pedek Yaiu peramala yag dilakuka uuk peyusua hasil ramala yag jagka wakuya sau ahu kurag. Peramala ii diguaka uuk megambil kepuusa dalam hal perlu idakya lembur, pejadwala kerja, da lai-lai kepuusa corol jagka pedek. b. Peramala jagka meegah Yaiu peramala yag dilakuka uuk peyusua hasil ramala yag jagka wakuya sau higga lima ahu ke depa. Peramala ii lebih megkhususka dibadigka peramala jagka pajag, biasaya diguaka uuk meeuka alira kas, perecaaa produksi, da peeua aggara. c. Peramala jagka pajag Yaiu peramala yag dilakuka uuk peyusua ramala yag jagka wakuya lebih dari lima ahu yag aka daig. Peramala jagka pajag 10 Uiversias Meda Area

4 diguaka uuk pegambila kepuusa megeai perecaaa pasar, pegeluara biaya perusahaa, sudi kelayaka pabrik, aggara, purchase orde, perecaaa eaga kerja sera perecaaa kapasias kerja. 3. Berdasarka sifa ramala yag elah disusu, maka peramala dapa dibedaka aas dua macam, yaiu: a. Peramala kualiaif Yaiu peramala yag didasarka aas kwaliaif pada masa lalu. Hasil peramala yag saga ergaug pada orag yag meyusuya. Hal ii peig karea hasil peramala ersebu dieuka bedasarka pemikira yag bersifa iuisi, judgeme aau pedapa, da pegeahua sera pegalama dari peyusuaya. Biasaya peramala secara kwaliaif ii didasarka aau hasil peyelidika, seperi Delphi, S-curve, aalogies da peeliia beuk aau morphological research aau didasarka aas ciri-ciri ormaive seperi decisio marics aau decisios ress. b. Peramala kuaiaif Yaiu peramala yag didasarka aas daa kuaiaif pada masa lalu. Hasil peramala yag dibua saga ergaug pada meode yag diperguaka dalam peramala ersebu. Dega meode yag berbeda aka diperoleh hasil peramala yag berbeda, adapu yag perlu diperhaika dari pegguaa meode ersebu, adalah baik idakya meode yag diperguaka, saga dieuka oleh perbedaa aau peyimpaga aara hasil ramala dega keyaaa yag erjadi. Meode yag baik adalah meode yag memberika ilai-ilai perbedaa aau peyimpaga yag 11 Uiversias Meda Area

5 mugki. Peramala kuaiaif haya dapa diguaka apabila erdapa iga kodisi sebagai beriku: 1. Adaya iformasi eag keadaa yag lai.. Iformasi ersebu dapa dikuaifikasika dalam beuk daa. 3. Dapa di asumsika bahwa pola yag lalu aka berkelajua pada masa yag aka daag Meode Peramala Kuaiaif (Saisical Mehods) yaiu: Pada dasarya meode peramala kuaiaif ii dapa aas dua bagia, 1. Meode peramala yag didasarka aas pegguaa aalisa pola hubuga aar variable yag aka diperkiraka dega variable waku, yag merupaka dere waku ime series.. Meode peramala yag didasarka aas pegguaa aalisis pola hubuga aara variable yag aka diperkiraka dega variable lai yag yag mempegaruhiya, yag buka waku yag disebu meode korelasi aau sebab akiba (causal mehod). Peramala kuaiaif megguaka berbagai model maemais yag megguaka daa hisoris da aau variabel-variabel kausal uuk meramalka permiaa. Peramala kuaiaif dapa dierapka bila erdapa iga kodisi beriku: 1. Tersedia iformasi eag masa lalu.. Iformasi ersebu dapa dikuaifikasika dalam beuk daa umerik. 3. Dapa diasumsika bahwa beberapa aspek pola masa lalu aka erus berlaju di masa medaag. 1 Uiversias Meda Area

6 Tapa meliha meode yag diguaka uuk meramal, iilah delapa ahap yag umumya diikui: 1. Meeuka pegguaa peramala iu apakah ujua yag aka dicapai?. Memilih hal-hal yag aka diramalka. 3. Meeuka horiso wakuya jagka pedek, meegah, aau pajag? 4. Memilih model peramalaya. 5. Megumpulka daa yag dibuuhka uuk membua ramala. 6. Meeuka model peramala yag epa. 7. Membua ramala. 8. Meerapka hasilya. Tahap-ahap ii meampilka cara sisemais dari megawali, meracag da meerapka suau sisem peramala. Apabila sisem iu dipakai uuk meghasilka ramala secara berkala sepajag waku, daa harus secara rui dikumpulka, da perhiuga akual diguaka agar peramala bisa dilakuka secara oomais, biasaya dega kompuer. Dalam meramalka biaya-biaya yag ermasuk di dalam biaya operasi diperguaka pola red karea biaya ersebu cederug aik jika mesi/peralaa semaki ua aau semaki lama jagka waku pemakaiaya. Ada beberapa red yag diguaka di dalam peyelesaia masalah ii yaiu: A. Tred liier Beuk persamaa umum : Y = a + b Sedagka peramalaya mempuyai beuk persamaa: Y = a + b 13 Uiversias Meda Area

7 b Y ( ) Y a Y b B. Tred Ekspoesial aau Perumbuha Beuk persamaa umum : Y = ae b Sedagka peramalaya mempuyai beuk persamaa : Y = ae b b ly ( ) ly l a ly b C. Tred Logarima Y = a + b log, sedagka beuk peramalaya : Y = a + b log b log Y log log ( log ) Y a Y b log D. Tred Geomerik Beuk persamaaya : Y = a b, sedagka beuk peramalaya : Y = a b b log.logy log log ( log ) logy log a Y b log 14 Uiversias Meda Area

8 E. Tred Hiperbola a Beuk persamaa umumya adalah : Y =, b a Sedagka peramalaya : Y = b log b.logy ( ) logy log a logy log b F. Meode Time Series Adapu meode peramala yag ermasuk model Time Series adalah : 1. Meode Peghalusa (Smoohig) Meode ii diguaka uuk meguragi keidakeraura musima dari daa yag lalu, dega membua raa-raa erimbag dari sederea daa masa lalu. Keepaa dega meode ii aka erdapa pada peramala jagka pedek, sedagka uuk peramala jagka pajag kurag akura. Meode ii erdiri dari: a. Meode raa-raa bergerak (movig average) - Sigle Movig Average Merupaka peramala uuk sau periode ke depa dari periode raa-raa. Rumus yag diguaka adalah: F 1 X N 1... X N 1 X Dimaa: Xi : daa pegamaa periode i. N : jumlah dere waku yag diguaka F+1 : ilai peramala periode Uiversias Meda Area

9 - Liear Movig Avarage Dasar dari meode ii adalah pegguaa movig average kedua uuk memperoleh peyesuaia beuk pola red. - Double Movig Avarage Noasi yag diberika adalah MA (M x N), ariya M periode MA da N periode NA - Weighed Movig Average Weighed movig average adalah meode perhiuga dega cara megalika iap-iap periode dega fakor bobo da membagikaya dega hasil produk yag merupaka pejumlaha fakor bobo. Formula meode Weighed Movig Average adalah: F w A w A... w A 1 1 Dimaa: w1 : bobo yag diberika pada periode -1 w : bobo yag diberika pada periode - w : bobo yag diberika pada periode - : jumlah periode b. Meode Ekspoesial Smoohig - Sigle Ekspoesial Smoohig Pegeria dasar dari meode ii adalah: ilai ramala pada periode +1 merupaka ilai akual pada periode diambah dega peyesuaia yag berasal dari kesalaha ilai ramala yag erjadi pada periode ersebu. Secara maemais dapa diyaaka: 16 Uiversias Meda Area

10 fˆ f 1 fˆ 1 Dimaa: fˆ : perkiraka permiaa pada periode : suau ilai (0< <1) yag dieuka secara subjekif f : permiaa akual pada periode f ˆ 1 : perkiraa permiaa pada periode -1 - Double Expoesial Smoohig Formula Double Expoeial Smoohig adalah: f m a b.m. Sedagka: f ' X 1 f ' 1 1 f " 1 f" f " Dimaa: f ': sigle expoeial smoohig f ": double expoeial smoohig f ' f ' f " f ' f " f ' f " 1. Meode Proyeksi Kecederuga dega Regresi Meode ii merupaka dasar garis kecederuga uuk suau persamaa, sehigga dega dasar persamaa ersebu dapa diproyeksika hal-hal yag aka dielii pada masa yag aka daag. Beuk fugsi dari meode ii dapa berupa: 17 Uiversias Meda Area

11 1. Kosa, dega fugsi peramala (Y): Y = a, dimaa Y1 a N Dimaa : Y = ilai ambah N = jumlah periode. Liier, dega fugsi peramala: Y = a + b Dimaa : Y b a b y y 3. Kuadrais, dega fugsi peramala : Y = a + b + c Dimaa: Y b c a b c b Y Y 4 Y Y 3 4. Ekspoesial, dega fugsi peramala : Y = ae b Dimaa: 18 Uiversias Meda Area

12 l Y b l a l a l Y l Y 5. Siklis, dega fugsi peramala ˆ a bsi ccos Y Dimaa: Y a bsi c cos Y si asi bsi c si cos Y cos a cos c cos b si cos.1.4. Krieria Performace Peramala Besar kesalaha suau peramala dapa dihiug dega beberapa cara, aara lai adalah: 1. Mea Square Error (MSE) MSE m 1 f m fˆ, dimaa: f : daa akual periode fˆ : ilai ramala periode m : bayakya periode 19 Uiversias Meda Area

13 . Sadard Error of Esimae (SEE) SEE m 1 f fˆ m k, Dimaa: k = deraja kebebasa Uuk daa kosa, k = 1 Uuk daa liier, k = Uuk daa kuadrais, k = 3 Uuk daa siklis, k = 3 3. Mea Error ei i ME 1, dimaa: ei = kesalaha = bayakya periode 4. Mea Absolue Perceage Error (MAPE) MAPE m 1 m PE 5. Avarage Error (AE) AE ei 6. Mea Absolue Deviaio (MAD) MAD D F, dimaa: = periode D = permiaa pada periode F = peramala pada periode = oal periode 0 Uiversias Meda Area

14 .. Pegeria Kapasias Kapasias adalah jumlah kerja yag dapa dilakuka pada suau work ceer dapa berupa pabrik, depareme, mesi, gudag, da lai-lai yag diyaaka dalam waku mei, jam, hari, miggu, bula, aau ahu. Kapasias adalah baas kemampua dari sau ui produksi uuk meghasilka dalam suau periode ereu, biasaya diyaaka dalam hubuga ui oupu per ui waku. Pegeria iilah yag megakibaka kosep kapasias mejadi gada, karea masih dihubugka dega keberadaa fasilias yag diguaka. Kapasias merupaka igka oupu kuaias oupu dalam suau ereu, da kuaias eriggi dari oupu yag memugkika selama waku ersebu (Moore ad Hedrick, 1989:79). Meskipu demikia kapasias orgaisasi pada saa yag sama merupaka kosep diamis yag dapa diubah da dikelola. Uuk beberapa perluasa, ii dapa disesuaika uuk meemuka igka flukasi pejuala yag ercermi pada jadwal produksi iduk. Kapasias pabrik secara lagsug meujukka kemampua perusahaa dalam memeuhi permiaa kosume. Kelebiha kapasias berakiba redahya produkifias sumber daya, sedagka kekuraga kapasias berari burukya pelayaa erhadap kosume. Kapasias dipegaruhi oleh berbagai fakor. Fakor-fakor ersebu ada yag sepeuhya dapa dikedalika oleh maajeme da ada yag idak dapa dikedalika. Fakor-fakor yag dapa dikedalika oleh maajeme ialah : jumlah mesi, jumlah jam kerja, jumlah jam lembur da sebagaiya. Sedagka fakor yag idak dapa dikedalika yaiu keidakhadira karyawa, kerusaka mesi, da sebagaiya. 1 Uiversias Meda Area

15 Hubuga aara kapasias da jadwal iduk saga peig. Karea suau jadwal produksi iduk mecermika apa yag aka dihasilka orgaisasi (idak perlu apa yag aka dijual), kemampua uuk meeuka recaa ii bergaug pada kemapua uuk memperluas aau meguragi kapasias didalam waku yag lebih pajag. Berbagi defeisi eag kapasias yag elah dierima secara umum adalah sebagai beriku (hadoko, 99). 1. Kapasias Teoriis, yaiu kapasias yag dapa dimafaaka dari seluruh waku yag ersedia. Kapasias ii disebu juga sebagai kapasias poesial.. Kapasias Nomial, yaiu kapasias maksimum uuk meghasilka oupu dega memperimbagka kesulia pejadwala, perawaa mesi, kerusaka, fakor kualias da sebagaiya. Kapasias ii disebu juga kapasias efekif. 3. Kapasias Normal, yaiu igka raa-raa pegeluara (oupu) per saua waku yag dieapka sebagai sasara maajeme, supervisi da para. Operaor mesi yag dapa diguaka sebagai dasar peyusua aggara. 4. Kapasias Akual aau kapasias pegoperasia, yaiu igka raa-raa pegeluara (oupu) persaua waku selama periode lalu yag erdeka. Kapasias ii merupaka kapasias sadar dikuragi cadaga-cadaga, peudaa, igka sisa yaa da sebagaiya. 5. Kapasias Poesial yaiu dari pabrik iu sediri sesuai dega poesialpoesial kerja yag diperoleh. Kapasias ii dieuka uuk ujua pajag yag merupaka masa depa perusahaa yag diharapka. Oleh karea iu perlu diperhaika da Uiversias Meda Area

16 diperimbagka fakor-fakor yag mempegaruhi di masa yag aka daag seperi siuasi pasar, pegaruh persaiga sera red ekoomi. Permiaa uuk kapasias sebuah orgaisasi bervariasi berdasarka perubaha produk yag ersedia, seperi peigkaa da peurua kuaias produksi dari produk yag ersedia, aau mecipaka produk yag baru. Pegguaa yag erbaik dari kapasias yag ersedia dapa memeuhi pembaharua dalam Overall Equipme Effeciveess (OEE). Kapasias dapa meigka melalui pegeala ekik baru, peralaa da baha, peambaha jumlah eaga kerja aau mesi, peigkaa jumlah jam kerja, aau peyediaa fasilias produksi..3. Pegeria Kapasias Produksi Produksi dapa didefeisika sebagai suau proses pegolaha dari baha baku higga mejadi produk akhir. Produksi dieuka usaha-usaha aau idakaidaka yag aka aau perlu diambil oleh pimpia perusahaa uuk mecapai ujua perusahaa, dega memperimbagka masalah-masalah yag mugki imbul dimasa yag aka daag. Kapasias produksi adalah jumlah maksimum oupu yag dapa diproduksi aau dihasilka dalam saua waku ereu. Dalam kapasias produksi priorias uamaya adalah peeua jumlah, jeis da beuk produk yag aka diproduksi. Uuk dapa membua kapasias yag baik maka perlu diperhaika masalah ies da ekser. Masalah ier adalah masalah yag daagya dari dalam, perusahaa seperi mesi yag diguaka, eaga kerja, baha yag diguaka da sebagaiya. 3 Uiversias Meda Area

17 Pemafaaa kapasias produksi adalah pemafaaa da pegorgaisasia sebelumya megeai orag-orag, baha-baha, mesi-mesi, da peraala sera modal yag diperluka uuk memproduksi barag. Megeai jeis da beuk produk yag aka diproduksi biasaya dieuka oleh mesi-mesi da peralaa yag diguaka, sedagka jumlah produksi ergaug dari permiaa da daya serap pasar sera baha baku da kapasias yag ersedia. Memafaaka kapasias merupaka suau proses membadigka kapasias yag ersedia dega kebuuha kapasias dimasa yag aka daag. Apabila erdapa keidakseimbaga (ibalacig) dilakuka lagkah-lagkah sebagai beriku : 1. Bila kapasias yag ersedia lebih kecil daripada kapasias yag dibuuhka, maka dilakuka peambaha kapasias dega overime, peambaha shif, sub corackig aau meguragi kebuuha maser shedule.. Bila kapasias yag ersedia lebih besar daripada kapasias yag dibuuhka maka dilakuka peguraga kapasias yaiu dega meguragi jam kerja shif, meguragi shif, aau meaikka kebuuha maser schedule, melepaska order dega cepa, meguragi sub coracig. Uuk meeuka kapasias produksi opimum, erdapa berbagai macam fakor yag harus diperhaika, fakor-fakor ersebu umumya disebu sebagai fakor produksi aara lai : 1. Kapasias baha baku. Kapasias jam kerja mesi 3. Kapasias jam eaga kerja 4 Uiversias Meda Area

18 4. Kapasias modal kerja. Dari beberapa facor ersebu diusahaka uuk memperoleh kombiasi jumlah da jeis produksi yag akhirya dapa meghasilka keuuga maksimal aau beba biaya yag palig miimal. Meode Break Eve Poi (BEP) baik liear maupu o liear dapa diguaka uuk meeuka kapasias produksi opimum. BEP dapa diarika suau keadaa dimaa oal pedapaa besarya sama dega oal biaya (TR = TC) aau dapa juga dikaaka laba (reveue) p = Keseimbaga Kapasias Adalah peig dalam pemafaaa kapasias uuk memasika bahwa seiap sage (igkaa) dalam sisem produksi (producio syse) didesai sedemikia rupa sehigga idak berjala lamba dalam igka-igka yag medahului aau megikuiya. Hal ii perlu uuk memasika bahwa kapasias yag meliasi seiap sage dalam sisem produksi adalah dalam keadaa seimbag. Dapa pula dikaaka bahwa keseimbaga kapasias sebagai suau ekik uuk meeuka produk campura yag dapa dijalaka oleh suau lii perakia uuk memberika alira kerja kosise melalui lii perakia iu pada igka yag direcaaka. Lii perakia iu sediri adalah suau pedekaa yag meempaka bagia yag dibua secara bersama pada seragkaia sasiu kerja yag diguaka dalam ligkuga maufakur berulag aau dega pegeria yag lai adalah sekelompok orag da mesi yag melakuka ugas-ugas sekuesial dalam meraki suau produk. Sedagka waku megaggur adalah waku dimaa operaor aau sumber-sumber daya seperi mesi, idak meghasilka 5 Uiversias Meda Area

19 produk, perawaa, kekuraga maerial, kekuraga perawaa, aau idak dijadwalka (Gasperz, 1998). Keseimbaga kapasias adalah suau peugasa sejumlah pekerjaa ke dalam sasiu-sasiu kerja yag salig berkaia dalam sau liasa aau lii produksi. Sasiu kerja ersebu memiliki waku yag idak melebihi waku siklus da sasiu kerja. Fugsi dari keseimbaga lii adalah membua suau liasa yag seimbag. Tujua pokok dari peyeimbaga liasa adalah memiimumka waku megaggur pada liasa yag dieuka oleh operasi yag palig lamba. Maajeme idusri dalam meyelesaika masalah keseimbaga kapasias harus megeahui eag meode kerja, peralaa peralaa, mesi-mesi, da persoil yag diguaka dalam proses kerja. Daa yag diperluka adalah iformasi eag waku yag dibuuhka uuk seiap lii perakia da hubuga pedahulu. Akivias-akivias yag merupaka susua da urua dari berbagai ugas yag perlu dilakuka, maajeme idusri perlu meeapka igka produksi per hari yag disesuaika dega igka permiaa oal, kemudia membagiya ke dalam waku produkif yag ersedia per hari. Hasil ii adalah waku megaggur yag merupaka waku dari produk yag ersedia pada seiap sasiu kerja (sasiu kerja) (Puromo, 004). Hubuga aau salig keerkaia aara sau pekerjaa dega pekerjaa laiya digambarka dalam suau diagram yag disebu diagram pedahulu aau diagram pedahulua. Dalam suau perusahaa yag memiliki ipe produksi massal, yag melibaka sejumlah besar kompoe yag harus diraki, perecaaa produksi memegag peraa yag peig dalam membua pejadwala produksi eruama dalam masalah pegaura operasi-operasi aau peugasa kerja yag 6 Uiversias Meda Area

20 harus dilakuka. Keseimbaga kapasias saga peig karea aka meeuka aspek-aspek lai dalam sisem produksi dalam jagka waku yag cukup lama. Beberapa aspek yag erpegaruh aara lai biaya, keuuga, eaga kerja, peralaa, da sebagaiya. Keseimbaga kapasias ii diguaka uuk medapaka liasa perakia yag memeuhi igka produksi ereu. Demikia peyeimbaga lii harus dilakuka dega meode yag epa sehigga meghasilka keluara berupa keseimbaga kapasias yag erbaik. Tujua akhir pada keseimbaga kapasias adalah memaksimasi kecepaa di iap sasiu kerja sehigga dicapai efisiesi kerja yag iggi di iap sasiu (Sapai, 007). Tujua keseimbaga kapasias adalah uuk memperoleh suau arus produksi yag lacar dalam ragka memperoleh uilisasi yag iggi aas fasilias, eaga kerja, da peralaa melalui peyeimbaga waku kerja aar sasiu kerja, dimaa seiap eleme ugas dalam suau kegiaa produk dikelompokka sedemikia rupa dalam beberapa sasiu kerja yag elah dieuka sehigga diperoleh keseimbaga waku kerja yag baik. Permulaa muculya persoala keseimbaga kapasias berasal dari keidakseimbaga liasa produksi yag berupa adaya proses bekerja pada beberapa sasiu kerja. Persyaraa umum yag harus diguaka dalam suau keseimbaga liasa produksi adalah dega memiimumka waku megaggur (idle ime) da memiimumka pula keseimbaga waku seggag (balace delay). Sedagka ujua dari liasa produksi yag seimbag adalah sebagai beriku (Gasperz, 1998): 1. Meyeimbagka beba kerja yag dialokasika pada seiap sasiu kerja sehigga seiap sasiu kerja selesai pada waku yag seimbag da mecegah 7 Uiversias Meda Area

21 erjadiya kemacea (suau operasi yag membaasi keluara da frekuesi produksi.).. Mejaga agar peliasa perakia eap lacar da berlagsug erus meerus. 3. Meigkaka efisiesi/produkifias. Dalam sau proses keseimbaga yag baik oupu dari sage yag erdahulu merupaka ipu bagi sage berikuya, amu dalam prakekya suli uuk medesaiya karea level dasar pegoperasia yaki kapasias mesi/peralaa pada seiap sage pada umumya berbeda..5. Fakor Keloggara Keloggara diberika uuk iga hal yaiu uuk kebuuha pribadi, meghilagka rasa kelelaha (faique), da hambaa-hambaa yag ak erhidarka (uavoidable delay). Keigaya ii merupaka hal-hal yag secara yaa dibuuhka oleh pekerja. Beriku adalah uaraia masig dari keiga hal di aas: a. Keloggara uuk kebuuha pribadi Yag dimaksud dega kebuuha pribadi adalah mium sekedar uuk meghilagka haus, kekamar kecil, bercakap-cakap dega ema sekerja uuk meghilagka keegaga aau kejeuha dalam bekerja. Ii merupaka suau kebuuha yag mulak; idak bisa membiarka seseorag bekerja dega rasa dahaga, dll. Besarya keloggara yag diberika uuk kebuuha pribadi berbeda-beda, ergaug dari jeis pekerjaa yags sedag dikerjaka, karea seiap pekerjaa mempuyai karakerisik dega uua yag berbeda-beda. Peeliia perlu dilakuka uuk meeuka besarya keloggara ii sacara epa 8 Uiversias Meda Area

22 seperi dega samplig pekerjaa aaupu secara fisiologis. Berdasarka peeliia eryaa besarya keloggara dibagi aara pekerja pria dega pekerja waia: misalya pekerja pada waku ormal priamemerluka -,5 dari 5 % (persease dar Keloggara uuk meghilagka rasa FaiqueRasa Faique dapa erliha dari meuruya produksi baik jumlah maupukwalias.salah cara uuk meeuka besarya keloggara ii adalh dega melakuka pegamaa sepajag hari kerja da mecaa saa maa hasil produksi meuru,akaeapi kesulia dalam meeuka pada saa ±saa maa meuruya hasil produksidisebabka oleh imbulya rasa Faique karea masih bayak fakor lai yag dapameyebabkaya.keika rasa faique daag da pekerja harus bekerja uuk meghasilka performace ormalya,maka usaha yag dikeluarka pekerja lebih besar dari ormalda ii meambahka rasa faique.i waku ormal ) b. Keloggara uuk meghilagka rasa lelah (faique) Rasa faique dapa erliha dari meuruya produksi baik jumlah maupu kwalias. Salah sau cara uuk meeuka besarya keloggara ii adalah dega melakuka pegamaa sepajag hari kerja da mecaa saa maa hasil produksi meuru, aka eapi ada kesulia dalam meeuka pada saa-saa maa meuruya hasil produksi disebabka oleh imbulya rasa faique karea masih bayak fakor lai yag dapa meyebabkaya. Keika rasa faique daag da pekerja harus bekerja uuk meghasilka performace ormalya, maka usaha yag dikeluarka pekerja lebih besar dari ormal da ii meambahka rasa faique. 9 Uiversias Meda Area

23 c. Keloggara uuk hambaa-hambaa ak erhidarka Dalam melakuka pekerjaa, pekerja idak lepas dari berbagai hambaa. Ada hambaa yag dapa dihilagka, ada pula hambaa yag idak dapa dihidari. Hambaa aka eap ada kareaya harus diperhiugka dalam perhiuga waku baku. Ada beberapa hal yag dapa dikaegoriaka sebagai hambaa yag idak dapa dihidari, yaiu : - Meerima aau memia peujuk kepada peugas - Melakuka peyesuaia-peyesuaia mesi - Memperbaiki kemacea-kemacea sigka, seperi megaika ala poog yag paah, memasag kembali ba yag lepas, dsb. - Megasah peralaa poog - Megambil ala-ala khusus aau baha-baha khusus dari gudag - Hambaa-hambaa karea kesalaha-kesalaha pemakaia ala aaupu baha. - Mesi berhei karea maiya alira lisrik. Besarya hambaa uuk kejadia-kejadia saga bervariasi, ergaug dari suau pekerjaa ke pekerjaa yag laiya. Bayak peyebab seperi mesi, prosedur kerja, kodisi mesi, baha, dll. Salah sau cara baik yag biasa diguaka uuk meeuka besarya keloggara bagi hambaa ak erhidadarka adalah dega melakuka samplig pekerjaa..6. Rough-Cu Capaciy Plaig (RCCP) RCCP adalah pegukura yag ujuaya uuk meeuka kapasias secara kasar apakah MPS yag elah dibua dapa dipeuhi aau idak. RCCP dihiug uuk masig-masig sasiu kerja pada iap periode uuk megeahui 30 Uiversias Meda Area

24 berapa kapasias yag dibuuhka. Dimaa syara perhiugaya adalah kapasias yag dibuuhka lebih kecil aau sama dega kapasias yag ersedia. Bila hal ii idak erpeuhi maka diijau dahulu kapasias yag ersedia pada sasiu kerja ersebu yag dibaasi oleh jumlah mesi aau jumlah operaor uuk pegaggulagaya (Gaspersz, 1998). Rough cu capaciy plaig (RCCP) merupaka urua kedua dari hirearki perecaaa priorias-priorias yag berpera dalam megembagka MPS. RCCP melakuka validasi erhadap MPS yag juga meempai urua kedua dalam hierarki perecaaa priorias produksi. Gua meeapka sumber-sumber spesifik ereu khususya yag diperkiraka aka mejadi hambaa poesial (poesial boleecks) adalah cukup uuk melaksaaka MPS. Dega demikia kia dapa membau maajeme uuk melaksaaka Rough Cu Capaciy Plaig (RCCP), dega memberika iformasi eag igka produksi di masa medaag yag aka memeuhi permiaa oal iu. Pada dasarya RCCP didefeisika sebagai proses koversi da recaa produksi aau MPS ke dalam kebuuha kapasias yag berkaia dega sumbersumber daya kriis seperi : eaga kerja, mesi da peralaa, kapasias gudag, kapasilias pemasok maerial da pars, da sumber daya keuaga. RCCP adalah serupa dega Perecaaa Kebuuha Sumber Daya (Resource Requiremes Plaig = RRP), kecuali bahwa RCCP adalah lebih erperici daripada RRP dalam beberapa hal, seperi : RCCP disagresika kedalam level iem aau sku (Sockkepig ui); RCCP disagresika berdasarka periode waku haria aau miggua; da RCCP memperimbagka lebih bayak sumber daya produksi. 31 Uiversias Meda Area

25 RCCP yaiu : Pada dasarya erdapa empa lagkah yag diperluka uuk melaksaaka 1. Memperoleh iformasi eag recaa produksi dari MPS. Memperoleh iformasi eag srukur produk da waku uggu (lead imes). 3. Meeuka bill of resources. 4. Meghiug kebuuha sumber daya spesifik d membua lapora RCCP. Beriku ii aka dibahas secara sigka eag keempa lagkah ersebu diaas, lagkahya yaiu : 1. Memperoleh iformasi eag recaa produksi yag elah disusu dalam MPS. Misalka bahwa iformasi yag berkaia dega recaa produksi uuk sau bula (kaakalah dalam miggu-miggu : 3, 33, 34, da 35) adalah: kelompok produk A = 70 ui, kelompok B = 40 ui, da kelompok C = 160 ui. Tabel 1. Jadwal Produksi dari Kelompok Produk A (Iformasi dari MPS) Produk A Miggu 3 Miggu 33 Miggu 34 Miggu 35 Toal Persease Produk % Produk % Produk % Toal % Selajuya kia aka memfokuska perhaia pada kelompok A. Kaakalah b kelompok A erdiri dari iga produk assembly (produk 1, produk, da produk 3 sera berdasarka iformasi dari MPS dikeahui bahwa produk 1,, da 3 iu elah dijadwalka seperi ampak dalam Tabel diaas. 3 Uiversias Meda Area

26 . Memperoleh iformasi eag srukur produk da waku uggu (lead ime) Iformasi eag srukur produk biasaya elah dieapka pada perecaaa kebuuha sumber daya (RRP), yag berada pada level lebih iggi (level 1) dalam hierarki perecaa kapasias. Misalka bahwa iformasi yag berkaia dega srukur produk uuk p family besera waku uggu elah dieapka seperi ampak dalam gambar dibawah ii : C D Mechaical Assembly Produc 1 Assembly E F B Elekrical Assembly Produc Assembly Produ Group A Produc 3 Assembly Produ Group B Produ Group C Miggu 3 1 Sekarag Gambar. Srukur Produk da Waku Tuggu uuk Produk Family 33 Uiversias Meda Area

27 Uuk meyusu lapora RCCP eag kebuuha kapasias adalah: 1. Meghiug jam sadar (Waku siklus dibagika dega daya ampug). Megeahui igka efisiesi (Kodisi Akual) 3. Meghiug kebuuha akual - Megeahui jam sadar dibagika dega igka efisiesi 4. Meghiug kapasias ersedia - Toal jumlah jam kerja yag ersedia 5. Megeahui kekuraga/kelebiha kapasias - Kapasias ersedia dikuragi dega kapasias akual.7. Maser Producio Schedule (MPS) Jadwal iduk produksi (maser producio schedule, MPS) merupaka gambara aas periode perecaaa dari suau permiaa, ermasuk peramala, backlog, recaa suplai/peawara, persediaa akhir, sera kuaias yag dijajika ersedia (available o promise). MPS disusu berdasarka perecaaa produksi agrega da merupaka kuci peghubug dalam raai perecaaa da pegedalia produksi. MPS berkaia dega pemasara, recaa disribusi, perecaaa produksi da perecaaa kapasias (elib.uikom, 01). Jadwal produksi iduk pada dasarya (maser producio schedule = MPS) merupaka suau peryaaa eag produk akhir (ermasuk pars peggai da suku cadag) dari suau perusahaa idusri maufakur yag merecaaka memproduksi oupu berkaia dega kuaias da periode waku (Gaspersz, 004). Akifias pejadwala iduk produksi (maser producio schedullig, MPS) pada dasarya berkaia dega bagaimaa meyusu da memperbaharui jadwal 34 Uiversias Meda Area

28 produksi iduk (maser producio schedule = MPS), memproses rasaksi dari MPS, memelihara caaa MPS, megevaluasi efekifias dari MPS da memberika lapora evaluasi dalam periode waku yag eraur uuk keperlua umpa-balik da ijaua ulag. Lebih jelasya Maser Producio Schedule (MPS) adalah berfugsi sebagai : 1. Meerjemahka recaa-recaa kebuuha keseluruha secara khusus kedalam produk-produk jadi.. Megevaluasi aleraif pejadwala 3. Meghiug kebuuha baha-baha 4. Meghiug kebuuha kapasias 5. Memudahka proses iformasi 6. Memelihara priorias uama & megefekifka daya gua kapasias.7.1. Ipu Uama Jadwal Iduk Produksi Sebagai suau akivias proses, pejadwala produksi iduk (MPS) membuuhka lima ipu uama. Beriku ii adalah lima ipu uama dalam pejadwala iduk produksi (Gaspersz, 004): 1. Daa Permiaa Toal merupaka salah sau sumber daa bagi proses pejadawala produksi iduk. Daa permiaa oal berkaia dega ramala pejuala (sales fore cas) da pesaa-pesaa (orders).. Saus Iveori berkaia dega iformasi eag o-had iveory, sok yag dialokasika uuk pegguaa ereu (allocaed sock), pesaapesaa produksi da pembelia yag dikeluarka (released producio ad purchase orders), da firm plaed orders. MPS harus megeahui secara 35 Uiversias Meda Area

29 akura berapa bayak iveori yag ersedia da meeuka berapa bayak yag harus dipesa. 3. Recaa Produksi memberika sekumpula baasa kepada MPS. MPS harus mejumlahkaya uuk meigkaa igka produksi, iveori, da sumbersumber daya lai dalam recaa produksi iu. 4. Daa Perecaaa berkaia dega aura-aura eag lo-sizig yag harus diguaka, sock pegama (safey sock), da waku iggu (lead ime) dari masig-masig iem yag biasaya ersedia dalam file iduk dari iem (iem Maser file)..7.. Meode Peyusua MPS Terdapa beberapa meode yag dapa diguaka dalam peyusua jadwal iduk produksi. Meode-meode yag dapa diguaka aara lai meode eaga kerja eap, meode eaga kerja berubah, meode subkorak, da meode rasporasi. Adapu pejelasa dari keempa meode ersebu aka dibahas pada sub bagia beriku ii Meode Teaga Kerja Teap Meode eaga kerja eap ii, jumlah eaga kerja dieapka da diguaka erus idak berubah jumlahya. Saa permiaa meigka, maka dilakuka lembur. Lagkah lagkah peyelesaia uuk meeuka eaga kerja eap adalah sebagai beriku (Baroo, 00): 1. Teuka Recaa Produksi uuk periode waku ereu: Recaa produksi = Demad Iveory Awal. Teuka Kebuuha Jam orag uuk periode waku ereu: 36 Uiversias Meda Area

30 3. Teuka Kebuuha Teaga Kerja uuk periode waku ereu: Lakuka Perecaaa uuk periode waku ereu (lakuka perhiuga secara rici uuk iap periode / bula) 4. Hiug jumlah ui yag dapa diproduksi pada Regular Time: 5. Hiug jumlah ui yag erjadi diproduksi Over Time (jika diperluka): Nilai UPOT ada jika melebihi besarya kapasias (abel kapasias), maka yag dimasukka besarya ilai kapasias da uuk sisaya dimasukka ke subkorak. 6. Hiug jumlah ui yag dapa diproduksi pada Sub- korak (jika diperluka): Sub-korak ada jika ilai UPOT melebihi ilai kapasias (yag ada dalam abel kapasias), maka sisaya dapa dimasukka ke sub-korak. 7. Hiug Iveory Akhir pada iap periode: Iveory Akhir = UPRT Demmad + Iveory Awal 8. Hiug semua Ogkos yag erjadi (Toal Cos) Meode Teaga Kerja Berubah Meode eaga kerja berubah berdasarka daa hisoris maajeme dapa memperkiraka produkifias raa-raa per eaga kerja sehigga dapa meeuka jumlah eaga kerja yag diperluka uuk memeuhi arge produksi per periode. Saa igka produksi redah dapa dilakuka pelepasa eaga kerja da sebalikya, pada igka produksi iggi dapa dilakuka perekrua. Lagkah lagkah peyelesaia dalam meghiug eaga kerja berubah adalah sebagai beriku (Baroo, 00): 1. Teuka Recaa Produksi uuk periode waku ereu: Recaa produksi = Demad Iveory Awal 37 Uiversias Meda Area

31 Teuka Kebuuha Jam orag uuk periode waku ereu: 3. Teuka Kebuuha Teaga Kerja uuk periode waku ereu: 4. Lakuka Perecaaa uuk periode waku ereu (lakuka perhiuga secara rici uuk iap periode ): a. Hiug jumlah ui yag dapa diproduksi pada Regular Time: b. Hiug jumlah ui yag erjadi diproduksi Over Time (jika diperluka). Nilai UPOT ada jika melebihi besarya kapasias (abel kapasias), maka yag dimasukka besarya ilai kapasias da uuk sisaya dimasukka ke sub-korak. c. Jumlah ui yag dapa diproduksi pada Sub-korak (jika diperluka) Subkorak ada jika ilai UPOT melebihi ilai kapasias (yag ada dalam abel kapasias), maka sisaya dapa dimasukka ke sub-korak. d. Hiug Iveory Akhir pada iap periode/bula: Iveori Akhir = UPRT Demmad + Iveori Awal e. Hiug semua Ogkos yag erjadi (Toal Cos) Meode Mix Sraegy Meode Mix Sraegy adalah meode perecaaa produksi agrega yag meggabugka meode eaga kerja eap dega meode eaga kerja berubah. Meode Mix Sraegy haya meggabugka ilai-ilai yag didapa pada meode Teaga Kerja Teap da meode Teaga Kerja Berubah. Lagkah-lagkah dalam meeuka meode mix sraegy adalah dega megguaka lagkah-lagkah peyelesaia pada meode eaga kerja eap da meode eaga kerja berubah. 38 Uiversias Meda Area

32 Meode Trasporasi Meode Trasporasi merupaka meode perecaaa produksi agrega yag berfugsi uuk meeuka recaa pegirima barag dega biaya miimal. Masalah rasporasi membahas pedisribusia suau komodias dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah ujua (demad) dega ujua uuk memiimumka biaya yag erjadi dari kegiaa ersebu, karea ide dasar dari masalah rasporasi adalah memiimasi biaya oal rasporasi. Ciri dari masalah rasporasi aara lai (elib.uikom, 01): 1. Terdapa sejumlah sumber da sejumlah ujua.. Kuaias komodias sumber ujua besarya ereu. 3. Jumlah pegirima komodias sesuai kapasias sumber aau ujua. 4. Biaya yag erjadi besarya ereu Pemiliha iem-iem MPS Fakor uama lai yag perlu diperhaika dalam medesai MPS adalah pemiliha iem-iem MPS. Pemiliha iem-iem yag dijadwalka melalui MPS juga perlu medapa perhaia khusus. Pemiliha iem-iem ii peig, karea haya idak mempegaruhi bagaimaa MPS beroperasi, eapi juga mempegaruhi bagaimaa sisem perecaaa da pegedalia maufakurig secara keseluruha beroperasi. Terdapa beberapa krieria dasar yag megaur pemiliha iem-iem dalam MPS, yaiu : - Iem-iem yag dijadwalka seharusya merupaka produk akhir, kecuali ada perimbaga yag jelas meguugka uuk mejadwalka iem-iem yag lebih kecil daripada produk akhir seperi : modular or ivered plaigs bills, 39 Uiversias Meda Area

33 aau lebih besar daripada produk akhir seperi : super family, super modular, aau super plaig bills laiya. Pejadwal produk-produk akhir dalam MPS meyebabka iu mejadi sama seperi : fial assembly schedule (FAS). - Jumlah iem-iem MPS seharusya sediki, karea maajeme idak dapa membua kepuusa yag efekif erhadap MPS apabila jumlah iem MPS erlalu bayak. - Seharusya memugkika uuk meramalka permiaa dari iem-iem MPS (ke iem iu adalah made-o-order). Iem-iem yag dijadwalka harus berkaia era dega iem-iem yag dijual. - Iem-iem yag dipilih harus dimasukka dalam perhiuga kapasias produksi yag dibuuhka. - Iem-iem MPS harus memudahka dalam peerjemaha pesaa-pesaa pelagga kedalam pembuaa produk-produk yag aka dikirim. Ada dua fugsi yag diberika MPS, yaiu (1) memberika suau ipu kepada Rough Cu Capaciy Plaig (RCCP) da dega demikia memberika dasar pembuaa kepuusa eag peroleha sumber daya jagka pajag yag membuuhka waku uggu yag pajag, sera () memberika visibiliy yag lebih besar aas baha da kompoe yag mempuyai waku uggu pajag (log-lead-ime compoes ad maerials), sehigga memberika kemampua kepada fugsi pembelia uuk berhubug lebih era dega pemasok (suppliers). Apabila maajeme idusri igi megadopsi Jus-I-Time, disiilah peraa bagia pembelia uuk membia hubuga jagka pajag dega pemasokpemasok baha baku aau kompoe yag memiliki waku uggu. Dalam beuk yag lebih sederhaa. 40 Uiversias Meda Area

34 Emergecy Mix Chages Raes ad ay Chages Oly Chages Assembly Fabrikasi Procureme Visibiliy Waku uggu kumulaif (cumulaive lead ime) (3-6 bula) Today MPS Plaig Horizo Fuure Gambar 3. MPS Plaig Horizo.8. Pejadwala Produksi Iduk (MPS) da Rough Cu Capaciy Plaig (RCCP) Sebelum memulai pembahasa eag pejadwala produksi iduk (Maser Producio Schedulig = MPS) perlu dikemukaka kedua isilah eag MPS yag dalam buku ii diguaka bersamaa yaiu : (1) pejadwala produksi iduk (Maser Producio Schedulig) = da () jadwal produksi iduk (Maser Producio Schedule = MPS). Pada dasarya isilah MPS yag diguaka uuk jadwal produksi iduk (Maser Producio Schedule = MPS) merupaka hasil dari akivias pejadwala produksi iduk (Maser Producio Schedulig = MPS). Dega demikia apabila diemuka uraia dalam buku ii berkaia dega akifias proses uuk meghasilka MPS, yag dimaksudka dega MPS disii 41 Uiversias Meda Area

35 adalah produksi iduk (Maser Producio Schedule = MPS), sedagka isilah MPS uuk pejadwala produksi iduk (Maser Producio Schedulig = MPS) megacu pada akivias uuk meghasilka jadwal produksi iduk iu. Dalam beberapa buku eks yag dega Producio Plaig ad Iveory Corol serig uuk pejadwala iduk yag megacu pada akivias proses meghasilka MPS disebu sebagai Schedulig, da oupu dari akivias iu disebu sebagai Maser Producio Schedule. Bagaimaapu, karea orieasi dari buku ii uuk kalaga prakisi idusri, peulis meghidari pegguaa isilah-isilah yag erlalu bayak da bersifa eoreis. Pada dasarya jadwal produksi iduk (Maser Producio Schedule = MPS) merupaka peryaaa eag produk akhir (ermasuk pars peggai da suku cadag) dari perusahaa idusri maufakur yag merecaaka memproduksi oupu berkaia kuaas da periode waku. MPS medisagresika da megimplemeasika produksi (akivias pada level 1 dalam hierarki perecaaa priorias) diyaaka dalam agrera, jadwal produksi iduk (Maser Producio Schedule = MPS) yag merupaka proses pejadwala produksi iduk (Maser Producio Schedulig = MPS) diyaaka kofigurasi spesifik dega omoromor iem yag ada dalam iem Maser ad Bills of Maerials files. Akivias pejadwala produksi iduk (Maser Producio Schedulig = MPS or maser schedulig) pada dasarya berkaia dega bagaimaa meyusu da memperbaharui jadwal iduk (Maser Producio Schedule = MPS), memproses rasaksi dari MPS, memellihara caaa-caaa MPS, megevaluasi efekivias dari MPS, da memberika lapora evaluasi dalam periode waku yag eraur uuk keperlua umpa-balik da ijaua ulag. 4 Uiversias Meda Area

36 Pejadwala produksi iduk pada dasarya berkaia dega akivias melakuka empa fugsi uama beriku : 1. Meyediaka da memberika ipu uama kepada sisem perecaaa kebuuha maerial da kapasias (Maerial ad Capaciy Requiremes Plaig = M&CRP). M&RCP merupaka akivias perecaaa level 3 dalam hirarki perecaaa priorias da recaaa kapasias pada sisem MRP.. Mejadwalka pesaa-pesaa produksi da pembelia (Producio ad Purchase Orders) uuk iem-iem MPS. 3. Memberika ladasa uuk peeua kebuuha sumber daya da kapasias. 4. Memberika basis uuk pembuaa jaji eag peyeraha produk (Delivery Promises) kepada pelagga. Sebagai salah sau akivias proses, pejadwala produksi idul (MPS) membuuhka ipu uama seperi diujukka dalam gambar diaas. Dari gambar di aas dapa dijelaska beberapa hal beriku : - Daa permiaa oal merupaka salah sau sumber daa bagi proses pejadwala. - Produksi iduk. Daa permiaa oal berkaia dega ramala pejuala (sales forecass) da pesaa-pesaa (ohers) - Saus iveori berkaia dega iformasi eag o-head ivesory, sok yag dialokasika uuk pegguaa ereu (allocaed sock), pesaapesaa produksi da pembelia barag dikeluarka (released producio 43 Uiversias Meda Area

37 ad purchase orders), da firm plaed orders. MPS harus megeahui secara akura berapa bayak iveori yag ersedia da meeuka berapa bayak yag harus dipesa. - Recaa produksi memberika sekumpula baasa kepada MPS. MPS harus mejumlahkaya uuk meeuka igka produksi, iverori, da sumber daya dalam recaa produksi iu. - Daa perecaaa berkaia dega aura-aura eag lo-sizig yag harus diguaka, shrikage facor, sok pegama(safey sock), da waku uggu (lead ime) dari masig-masig iem yag biasaya ersedia dalam file iduk dari iem (Iem Maser File). - Iformasi dari RCCP berupa kebuuha kapasias uuk megimplemeasika MPS mejadi salah sau ipu bagi MPS. Pada dasarya RCCP da MPS merupaka akivias perecaaa yag berada pada level yag sama (level ) dala hierarki perecaaa periorias da perecaaa kapasias pada sisem MRP. RCCP meeuka kebuuha kapasias uuk megimplemeasika MPS, meguji kelayaka dari MPS, da memberika umpa-balik kepada perecaaa aau peyusu jadwal produksi iduk (Maser Scheduler) uuk megambil idaka peruaika apabila diemuka adaya keidaksesuia aura pejadwala produksi iduk da kapasias yag ersedia. Seperi yag elah dikemukaka dalam sisem MRP, Pejadwala Produksi Iduk (Maser Producio Schedulig = MPS) merupaka akivias perecaaa yag berada pada level dalam hierarki perecaaa priorias, sedagka perecaaa produksi (Producio Plaig) 44 Uiversias Meda Area

38 merupaka akivias perecaaa yag berada pada level 1 (level yag lebih iggi) dalam hierarki perecaaa priorias. Pada dasarya erdapa sejumlah perbedaa aara Recaa Produksi (Producio Pla) da Jadwal Produksi Iduk (Maser Producio Schedule = MPS) yag merupaka hasil dari kedua akivias perecaaa ersebu, seperi yag diujukka dalam gambar diaas. Rough cu Capaciy Plaig (RCCP) INPUT 1. Daa dari permiaa oal. Saus iveori 3. Recaa produksi 4. Iformasi dari RCCP PROSES Pejadwala Proses Iduk (MPS) OUTPUT Jadwal Produksi Iduk (MPS) Gambar 4. Proses Pejadwala Produksi Iduk 45 Uiversias Meda Area

39 Tabel. Perbedaa aara Recaa Produksi da MPS No. Deskripsi Recaa Produksi Jadwal Produksi Iduk (MPS) 1 Defeisi Tigka produksi Aicipaed build schedule berdasarka kelompok aau famili produk. Iem yag Tigka produksi Produk akhir aau iem spesifik direcaaka berdasarka famili aau dalam bill of maerials (BOM) kelompok produk 3. Horizo Sumber daya dega Waku uggu kumulaif perecaaa waku uggu (cumulaive lead ime) uuk erpajag (loges lead kompoe ime) 4. Baasa-baasa Kapasias peralaa da Recaa produksi, kapasias pabrik da maerial 5. Hubuga Agregasi MPS Disagregasi Recaa Produksi.9. Tugas da Taggug Jawab Peyusu Jadwal Produksi Iduk Tugas da aggug jawab profesioal dari peyusu jadwal produksi iduk (maser producio scheduler) adalah membua da perubaha-perubaha pada caaa MPS, medisagregas Recaa Produksi uuk mecipaka MPS, mejami bahwa kepuusa-kepuusa produk yag ada dalam MPS iu elah sesuai dega recaa produksi, da yag erpeig megkomuikasika hal-hal uama dalam MPS iu kepada bagia-bagia lai erkai dalam perusahaa. Seperi yag elah dikemukaka, MPS membagu jalia komuikasi dega bagia maufakurig, sehigga dalam hal ii bagia maufakurig (PPIC) yag 46 Uiversias Meda Area

40 meyusu MPS harus megkomuikasika oupuya kepada bagia-bagia lai, seperi bagia pemasara, bagia iveori aau pembelia maerial, bagia rekayasa, R&D, produksi, da lai-lai. Selajuya sebagai bagia dari proses umpa-balik secara umum, peyusu jadwal produksi iduk harus memaau perfomasi akual erhadap MPS da Recaa Produksi da hasil-hasil operasioal uuk diberika kepada maajeme pucak. Berdasarka pemaaua ii, peyusu jadwal produksi iduk yag profesioal aka mampu melakuka aalisis sebab-akiba yag memberika dampak pada MPS apabila erjadi perubaha-perubaha dalam recaa. Peyusu jadwal produksi iduk juga harus beraggug jawab uuk megumumka fial assembly schedule. Fial assembly schedule iu merupaka komime uuk dilaksaaka secara kosise, karea fial assembly schedule elah disusu berdasarka iem-iem produk akhir yag spesifik. Perusahaa idusri maufakur yag igi meerapka prakek-prakek maajer idusri profesioal seyogiaya medokumeasika ugas da aggug jawab dari perso yag erliba dalam akifias maajeme idusri iu. Berkaia dega sisem kualifikasi ISO 9000 yag elah bayak diadopsi oleh perusahaaperusahaa idusri maufakur. 47 Uiversias Meda Area

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan yang mengkaitkan berbagai

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan yang mengkaitkan berbagai BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala (orecasig) Peramala (orecasig) adalah suau kegiaa yag memperkiraka apa yag aka erjadi pada masa medaag. Peramala pejuala adalah peramala yag megkaika berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala Ramala pada dasarya merupaka dugaa aau perkiraa megeai erjadiya suau kejadia aau perisiwa di waku yag aka daag. Peramala merupaka sebuah ala bau yag peig dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN EORI 2.1 Pegeria Peramala Peramala adalah kegiaa uuk memperkiraka apa yag aka erjadi di masa yag aka daag. Sedagka ramala adalah suau siuasi aau kodisi yag diperkiraka aka erjadi pada masa

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Untuk mendapatkan jenis peramalan yang dinginkan terdapat banyak

BAB V ANALISA HASIL. Untuk mendapatkan jenis peramalan yang dinginkan terdapat banyak BB V NLIS HSIL 5.1 Ukura kurasi Hasil Peramala Uuk medapaka jeis peramala yag digika erdapa bayak parameer-parameer yag dapa diguaka. Seperi yag elah diuraika pada ladasa eori, parameer-parameer ersebu

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Uiversias Sumaera Uara BAB 2 LANDASAN TEORI Ladasa eori ii merupaka hasil dari ijaua lieraur-lieraur yag ada kaiaya dega meode-meode peramala maupu dega koeks laiya dalam peulisa Tugas Akhir ii. Adapu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Defiisi Peramala Peramala adalah proses uuk memperkiraka berapa bayak kebuuha dimasa medaag yag melipui kebuuha dalam ukura kuaias, kualias, waku da lokasi yag dibuuhka dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala Meode peramala merupaka bagia dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramala adalah dere waku. Meode ii disebu sebagai meode peramala dere waku karea memiliki kareserisik

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Metode Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Metode Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 1. Lokasi da Waku Lokasi kajia berempa uuk kelompok dilaksaaka di kelompok peeraka sapi di Bagka Tegah, Provisi Bagka Beliug, da Kelompok Peeraka Sapi di Cisarua, Bogor, Provisi Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. sampai dengan April 2008, di DAS Waeruhu, yang secara administratif terletak di

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. sampai dengan April 2008, di DAS Waeruhu, yang secara administratif terletak di 8 METODE PENELITIAN Lokasi da Waku Peeliia Peeliia ii dilaksaaka selama 3 bula, erhiug sejak bula Februari sampai dega April 2008, di DAS Waeruhu, yag secara admiisraif erleak di wilayah Kecamaa Sirimau,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam peulisa ugas akhir ii diperluka eori-eori yag medukug yag didapa dari maa kuliah yag perah dierima, da referesi-referesi sebagai baha pedukug. Uuk mecapai ujua dari peulisa

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA

STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA Widya Tekika Vol.18 No.2; Okober 2010 ISSN 1411 0660: 1-6 Absrak STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA Arie Resu Wardhai 1), Salvador Mauel Pereira 2) Perusahaa sepau da sadal House of Mr.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala ( Forecasig ) Peramala ( forecasig ) adalah kegiaa megisemasi apa yag aka erjadi pada masa yag aka daag. Peramala diperluka karea adaya perbedaa kesejaga waku

Lebih terperinci

KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Sudi kelayaka bisis pada dasarya berujua uuk meeuka kelayaka bisis berdasarka krieria ivesasi Krieria ersebu diaaraya adalah ; 1. Nilai bersih kii (Ne

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. . Pedahulua PENGUJIAN HIPOTESIS Hipoesis Saisik : peryaaa aau dugaa megeai sau aau lebih populasi. Pegujia hipoesis berhubuga dega peerimaa aau peolaka suau hipoesis. Kebeara (bear aau salahya) suau hipoesis

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 50.7 4.3770 6.7547 6.7547 4.4 48.6965 R4.7 36.3 N8 TOL 0..70 35.9497 36.3.99 50.7 94.338 6.89 3.5 6.75 7.567 36.0 6.4837 57.396 8.783 66.0384 5.337 37.006 3.568 PISAU POTONG AISI D SEPUH No Qy NAME MATERIAL

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3 Meode Pegumpula Daa 3 Jeis Daa Pada peeliia ii aka megguaka jeis daa yag bersifa kuaiaif Daa kuaiaif adalah daa yag berbeuk agka / omial Dalam peeliia ii aka megguaka daa pejuala

Lebih terperinci

BAB V METODE PENELITIAN

BAB V METODE PENELITIAN 31 BAB V METODE PENELITIAN 5.1 Lokasi da Waku Peeliia Peeliia ii dilaksaaka di Kecamaa Sukaagara, Kabupae Ciajur. Pemiliha lokasi peeliia dilakuka secara segaja (purposive samplig) dega memperimbagka aspek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Sisem Produksi Proses maufakur dapa digambarka seperi erliha dalam Gambar.., berupa keragka masuka-keluara, dimaa masukaya berupa baha baku, selajuya baha baku dikoversi (dega

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA

ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA Laar Belakag Masalah Semaki berambah pesaya pembagua dibidag kosruksi maka meyebabka meigka pula kebuuha aka meerial-maerial

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 29 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waku Peeliia Peeliia ii dilaksaaka di Kecamaa Pamijaha, Kabupae Bogor, Provisi Jawa Bara. Pemiliha lokasi peeliia dilakuka secara segaja (purposive) dega perimbaga

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI. Modul ke: 06Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI. Modul ke: 06Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 06Fakulas EKONOMI DAN BISNIS EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI Program Sudi Akuasi Idik Sodiki,SE,MBA,MM Krieria Kepuusa Ivesasi aau Pegaggara Modal o Beberapa krieria yag aka diperguaka

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Beuk da Meode Peeliia Peeliia Opimalisasi da Sraegi Pemafaaa Souher Bluefi Tua di Samudera Hidia Selaa Idoesia diarahka pada upaya uuk megugkapa suau masalah aau keadaa

Lebih terperinci

Rumus-rumus yang Digunakan

Rumus-rumus yang Digunakan Saisika Uipa Surabaya 4. Sampel Tuggal = Rumus-rumus yag Diguaka s..... Sampel berkorelasi D D N N N...... 3. Sampel Bebas a. Uuk varias sama... 3 aau x x s g... 4 b. Sampel Heeroge Guaka Uji Corha - Cox

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM PRODUKSI KAYU UNTUK PENENTUAN TOTAL PERMINTAAN (KONSUMEN)

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM PRODUKSI KAYU UNTUK PENENTUAN TOTAL PERMINTAAN (KONSUMEN) Widiyarii, Pegguaa Meode Peramala dalam. PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM PRODUKSI KAYU UNTUK PENENTUAN TOTAL PERMINTAAN (KONSUMEN) Widiyarii Program Sudi Tekik Idusri Fakulas Tekik da MIPA, Uiversias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Tijaua Pusaka Pegguaa meode peramala Forecasig elah dilakuka oleh berbagai macam peeliia dalam berbagai bidag eruama diguaka dalam memprediksi pejuala pada perusahaa Beriku dibawah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU (STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM)

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU (STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM) Jural Pelia Iformaika, Volume 16, Nomor 3, Juli 2017 IN 2301-9425 (Media Ceak) PENERAPAN METODE EXPONENTIAL MOOTHING DALAM MEMPREDIKI JUMLAH IWA BARU (TUDI KAU: MK PEMDA LUBUK PAKAM) Kuriagara Mahasiswa

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN EKSPOR INDUSTRI MEBEL DI PT.SPU JEPARA

PERAMALAN PERMINTAAN EKSPOR INDUSTRI MEBEL DI PT.SPU JEPARA PERAMALAN PERMINTAAN EKSPOR INDUSTRI MEBEL DI PT.SPU JEPARA DISUSUN OLEH : NAMA : AZIS WIDODO NIM : 41605110061 JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN ARMADA TRANSPORTASI DAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN PERGUDANGAN (STUDY KASUS PT

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN ARMADA TRANSPORTASI DAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN PERGUDANGAN (STUDY KASUS PT ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN ARMADA TRANSPORTASI DAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN PERGUDANGAN (STUDY KASUS PT. LEMINDO ABADI JAYA AREA DISTRIBUSI RIAU DARATAN) Peir Papilo 1, Ramadhail 2 Jurusa

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN PERENCNN JUMLH PRODUK MENGGUNKN METODE FUZZY MMDNI BERDSRKN PREDIKSI PERMINTN Nama Mahasiswa : Norma Edah Haryai NRP : 1207 100 031 Jurusa : Maemaika FMIP-ITS Dose Pembimbig : Drs. I G N Rai Usadha, M.Si

Lebih terperinci

MENENTUKAN PERSEDIAAN BERAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN PADA TAHUN 2012

MENENTUKAN PERSEDIAAN BERAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN PADA TAHUN 2012 MENENTUKAN PERSEDIAAN BERAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN PADA TAHUN 2012 Julia Nahar 1 1 Uiversias Padjadjara, Jala Raya Badug-Sumedag km 21,Jaiagor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Industri Peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Industri Peramalan BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ii aka dijelaska eori-eori yag medukug meode peeliia pada peulisa skripsi ii yag disebu sebagai ladasa eori. Teori yag aka dijelaska aka mecakup meode dari subjek ekik idusri

Lebih terperinci

kesimpulan yang didapat.

kesimpulan yang didapat. Bab ii merupaka bab peutup yag merupaka hasil da kesimpula dari pembahasa serta sara peulis berdasarka kesimpula yag didapat. BAB LANDASAN TEORI. Kosep Dasar Peramala Peramala adalah kegiata utuk memperkiraka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANASAN TEORI.1 Pegeria Persediaa Meuru Ragkui (000,p1) persediaa adalah suau akiva yag melipui barag-barag milik perusahaa dega maksud uuk dijual dalam suau periode usaha ereu, aau persediaa

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penduduk Kota Samarinda Dengan Menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda dan Tripel Dari Brown

Peramalan Jumlah Penduduk Kota Samarinda Dengan Menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda dan Tripel Dari Brown Jural EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Mei 06 ISSN 085-789 Peramala Jumlah Peduduk Koa Samarida Dega Megguaka Meode Pemulusa Ekspoesial Gada da Tripel Dari Brow Forecasig he Populaio of he Ciy of Samarida

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan

B A B III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan 30 B A B III METODE PENELITIAN 3. Peeapa Lokai da Waku Peeliia Objek peeliia dalam peeliia ii adalah megaalii perbadiga harga jual produk melalui pedekaa arge pricig dega co-plu pricig pada oko kue yag

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kosep Supply Chai Supply chai adalah jariga isasi-isasi yag secara bersama-sama bekerja uuk mecipaka da meghaarka suau produk ke aga pemakai akhir (ed user). Isasi-isasi ersebu

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR Bulei Ilmiah Ma.Sa. da Terapaya (Bimaser) Volume 06, No. (07), hal -0. MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR Ermawai, Helmi, Frasiskus

Lebih terperinci

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No. 1 Maret 2015, ISSN

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No. 1 Maret 2015, ISSN Jural Rekursif, Vol 3 No Mare 05, ISSN 303-0755 PERBANDINGAN KEAKURATAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DAN EPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PENJUALAN SEMEN DI PT SINAR ABADI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perecaaa Produksi 2.1.1 Pegertia Perecaaa Produksi Perecaaa produksi dapat diartika sebagai proses peetua sumber-sumber yag diperluka utuk melaksaaka operasi maufaktur da megalokasikaya

Lebih terperinci

PERAMALAN ORDER INTAKE DI PT.KSB INDONESIA

PERAMALAN ORDER INTAKE DI PT.KSB INDONESIA PERAMALAN ORDER INTAKE DI PT.KSB INDONESIA DISUSUN OLEH : NAMA : BUDIYANTO NIM : 4160511005 JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

B. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH

B. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Maa Kuliah : Kalkulus 1 Kode Maa Kuliah : MUG1A4 SKS : 4 (empa) Jeis : Maa kuliah wajib Jam pelaksaaa : Taap muka di kelas = 4 jam per peka Tuorial/ resposi Semeser / Tigka

Lebih terperinci

V. PENGUJIAN HIPOTESIS

V. PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN IPOTEI A. IPOTEI TATITIK Defiisi uau hipoesa saisik adalah suau peryaaa aau dugaa megeai sau aau lebih variabel populasi. ipoesis digologka mejadi. ipoesis ol adalah hipoesis yag dirumuska

Lebih terperinci

BAB METODOLOGI. Bab 2 Metodologi berisikan :

BAB METODOLOGI. Bab 2 Metodologi berisikan : BAB METODOLOGI Bab Meodologi berisika :.. Pegambila Sampel.. Peramala Nilai Iflasi melalui Ideks Harga Kosume Megguaka Meode ARIMA.3. Akumulasi Prese Value melalui Buga Sederhaa dalam Perhiuga Harga Barag

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tijaua Pusaka Bidag percaaa da pegawasa produksi da persediaa dalam orgaisasi-orgaisasi maufacurig da jasa berkaia dega peramala permiaa, perecaaa kapasias keseluruha orgaisasi, peeua

Lebih terperinci

Penerapan Metode Optimasi Exponential Smoothing Untuk Peramalan Debit

Penerapan Metode Optimasi Exponential Smoothing Untuk Peramalan Debit Peerapa Meode Opimasi Expoeial moohig Uuk Peramala Debi Oleh: Budi aosa, uharyao 2, Djoko Legoo 3. DT, Program Pascasarjaa Udip, Jl. Hayam Wuruk No. 5-7 emarag, (Depareme Tekik ipil Uiversias Guadarma,

Lebih terperinci

PENERAPAN UKURAN KETEPATAN NILAI RAMALAN DATA DERET WAKTU DALAM SELEKSI MODEL PERAMALAN VOLUME PENJUALAN PT SATRIAMANDIRI CITRAMULIA

PENERAPAN UKURAN KETEPATAN NILAI RAMALAN DATA DERET WAKTU DALAM SELEKSI MODEL PERAMALAN VOLUME PENJUALAN PT SATRIAMANDIRI CITRAMULIA PENERAPAN UKURAN KETEPATAN NILAI RAMALAN DATA DERET WAKTU DALAM SELEKSI MODEL PERAMALAN VOLUME PENJUALAN PT SATRIAMANDIRI CITRAMULIA Iwa Sugkawa; Ries Tri Megasari Mahemaics & Saisics Deparme, School of

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. mencakup penyusunan proposal hingga penyusunan draft skripsi dilaksanakan di

IV. METODOLOGI PENELITIAN. mencakup penyusunan proposal hingga penyusunan draft skripsi dilaksanakan di IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waku Peeliia Peeliia yag dilakuka pada Bula Jauari higga Mei 2008 yag mecakup peyusua proposal higga peyusua draf skripsi dilaksaaka di empa kecamaa di Kabupae Garu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peeliia Jeis peeliia ii merupaka peeliia kuaiaif dega megguaka meode eksperime. Desai peeliia ii megguaka ru experime desig beuk desai poses oly corol desig yaki meempaka

Lebih terperinci

BAB III PENAKSIR DERET FOURIER. Dalam statistika, penaksir adalah sebuah statistik (fungsi dari data sampel

BAB III PENAKSIR DERET FOURIER. Dalam statistika, penaksir adalah sebuah statistik (fungsi dari data sampel BAB III PENAKSIR DERET FOURIER 3. Peaksi Dalam saisika, peaksi adalah sebuah saisik (fugsi dai daa sampel obsevasi) yag diguaka uuk meaksi paamee populasi yag idak dikeahui (esimad) aau fugsi yag memeaka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

Prediksi Penjualan Sepeda Motor Merek X Di Kabupaten Dan Kotamadya Malang Dengan Metode Peramalan Hierarki

Prediksi Penjualan Sepeda Motor Merek X Di Kabupaten Dan Kotamadya Malang Dengan Metode Peramalan Hierarki JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (4) 337-35 (3-98X Pri) D-34 Sepeda Moor Merek X Di Kabupae Da Koamadya Malag Dega Meode Peramala Hierarki Rika Susai, Desri Susilaigrum, da Suharoo Jurusa Saisika,

Lebih terperinci

OPTIMASI INVENTORY COST PADA MODEL MATEMATIKA EPQ (ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY) DENGAN BACKORDER DAN VARIASI SET UP COST Rofila El Maghfiroh 4

OPTIMASI INVENTORY COST PADA MODEL MATEMATIKA EPQ (ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY) DENGAN BACKORDER DAN VARIASI SET UP COST Rofila El Maghfiroh 4 JURNAL ILMU-ILMU EKNIK - SISEM Vol. 3 No. OPIMASI INVENORY COS PAA MOEL MAEMAIKA EP (ECONOMIC PROUCION UANIY) ENGAN ACKORER AN VARIASI SE UP COS Rofila El Maghfiroh 4 Absrak: Masalah pegedalia persediaa

Lebih terperinci

Sistim Komunikasi 1. Pertemuan 5 Konversi Analog ke Digital

Sistim Komunikasi 1. Pertemuan 5 Konversi Analog ke Digital isim Komuikasi 1 Peremua 5 Koversi Aalog ke Digial Murik Alayrus Tekik Elekro Fakulas Tekik, UMB murikalayrus@yahoo.com 1 Base Ba Moulaio Paa bagia sebelum kia meapaka siyal koiyu erhaap waku, misalyasiyalm(),

Lebih terperinci

Beberapa Definisi Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Definisi L.1 (Ruang contoh dan kejadian) . Definisi L.2 (Kejadian lepas )

Beberapa Definisi Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Definisi L.1 (Ruang contoh dan kejadian) .   Definisi L.2 (Kejadian lepas ) 33 LAMPIRAN 34 35 Beberapa Defiisi Ruag Cooh Kejadia da Peluag Suau percobaa yag dapa diulag dalam kodisi yag sama, yag hasilya idak dapa diprediksi dega epa eapi kia bisa megeahui semua kemugkia hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Ruag sampel da Kejadia Defiisi Himpua semua hasil yag mugki dari suau percobaa disebu ruag sampel da diyaaka dega S Mogomery, 2004: 7. Tiap hasil dari ruag sampel disebu usur aau

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN

NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN Nomi Kelari *, Hasriai 2, Musraii 2 Mahasiswa Program S Maemaika 2 Dose Jurusa Maemaika Fakulas Maemaika da Ilmu Pegeahua

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN RATA-RATA BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR

MODEL PERAMALAN RATA-RATA BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR MODEL PERAMALAN RATA-RATA BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR Diajuka Sebagai Salah Sau Syara Uuk Memperoleh Gelar Sarjaa Sais Pada Jurusa Maemaika Oleh :

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

FORECASTING (Peramalan)

FORECASTING (Peramalan) FORECASTING (Peramala) PENDAHULUAN Forecastig adalah ramala tetag apa yag aka terjadi dimasa yag aka datag. Forecast Demad atau peramala permitaa mejadi dasar yag sagat petig dalam perecaaa suatu keputusa

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

APLIKASI PERHITUNGAN METODE PERAMALAN PRODUKSI PADA CV. X

APLIKASI PERHITUNGAN METODE PERAMALAN PRODUKSI PADA CV. X APLIKASI PERHITUNGAN METODE PERAMALAN PRODUKSI PADA CV. X Sayuti, M 1* 1 Jurusa Tekik Idustri, Fakultas Tekik, Uiversitas Malikussaleh-NAD *E-mail: Tgk_Sayuti@yahoo.co.uk ABSTRAK CV.X, merupaka perusahaa

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. masa lampau akan berlanjut ke masa depan. Hampir seluruh peramalan didasarkan. pada asumsi bahwa masa lampau akan berulang.

BAB 3 LANDASAN TEORI. masa lampau akan berlanjut ke masa depan. Hampir seluruh peramalan didasarkan. pada asumsi bahwa masa lampau akan berulang. BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramala 3.. Defiisi Peramala Peramala adalah perkiraa probabilisik aau peggambara dari ilai aau kodisi di masa depa. Asumsi yag umum dipakai dalam peramala adalah pola masa lampau

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan METODOLOGI Waku da Tempa Peeliia merupaka desk sudy dega megguaka daa sekuder da pegolaha daa dilakuka di Laboraorium Klimaologi Depareme Geofisika da Meeorologi, Fakulas Maemaika da Ilmu Pegeahua Alam,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryao Sudirham Aalisis Ragkaia Lisrik Di Kawasa Waku 3- Sudaryao Sudirham, Aalisis Ragkaia Lisrik () BAB 3 Peryaaa Siyal da Spekrum Siyal Dega mempelajari lajua eag model siyal ii, kia aka memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peeliia Jeis peeliia ii ergolog peeliia komparasioal, yaiu peeliia yag dilaksaaka uuk megeahui ada idakya perbedaa aar variabel yag sedag dielii. Jika perbedaa iu memag

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika. Oleh: AFRIANTI

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika. Oleh: AFRIANTI MODEL TIME SERIES UNTUK PERAMALAN TINGKAT PENJUALAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UNTUK UMUM (SPBU) ARIFIN ACHMAD-PEKANBARU TUGAS AKHIR Diajuka sebagai Salah Sau Syara

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pegumpula da Pegolaha Daa 4.1.1. Daa Permiaa Uuk meeuka meode peramala yag aka dilakuka maka dibuuhka daa permiaa pada periode sebelumya. Tabel 4.1 Jeis Produk No.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN IKAN SALAI PATIN SYSTEM LIQUID SMOKE

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN IKAN SALAI PATIN SYSTEM LIQUID SMOKE Jural Ilmiah Uiversias Baaghari Jambi Vol.11 No.1 Tahu 2011 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN IKAN SALAI PATIN SYSTEM LIQUID SMOKE (ASAP CAIR) (Sudi Kasus Idusri Rumah Tagga Seaig Jaya Di Desa

Lebih terperinci

MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) DALAM MERAMAL PRODUKSI KELAPA SAWIT PTPN XIII Faradhila Amry, Dadan Kusnandar, Naomi Nessyana Debataraja

MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) DALAM MERAMAL PRODUKSI KELAPA SAWIT PTPN XIII Faradhila Amry, Dadan Kusnandar, Naomi Nessyana Debataraja Bulei Ilmiah Mah. Sa. da Terapaya (Bimaser) Volume 07, No. (018), hal 77 84. MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) DALAM MERAMAL PRODUKSI KELAPA SAWIT PTPN XIII Faradhila Amry, Dada Kusadar, Naomi Nessyaa

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.8 N0. 2 Juli 2008 ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDY KASUS PD.

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.8 N0. 2 Juli 2008 ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDY KASUS PD. Jural Ilmiah Uiversitas Bataghari Jambi Vol.8 N0. 2 Juli 2008 ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDY KASUS PD. GUNUNG MAS JAMBI) PENDAHULUAN Perusahaa yag didirika pada umumya mempuyai tujua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data permitaa Dalam meramalka permitaa produk lever cable utuk kebutuha PT. Kyoda Mas Mulia sediri. data yag diambil utuk perhituga peramala permitaa yaitu dega

Lebih terperinci

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER STATISTIK CUKUP Oleh: Ramayai Rizka M (11810101003), Dey Ardiao (1181010101), Ikfi Ulyawai (1181010103), Falviaa Yulia Dewi (1181010106), Ricki Dio Rosada (11810101034), Nurma Yuia D (11810101035), Wula

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI ANUITAS JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ

PENENTUAN NILAI ANUITAS JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ Bulei Ilmiah Ma. Sa. da Terapaya (Bimaser) Volume 05, No. 2 (206), hal 79-86 PENENTUAN NILAI ANUITAS JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ Sii Faimah, Neva Sayahadewi, Shaika Marha INTISARI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan objek pada anak kelompok B TK Damhil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan objek pada anak kelompok B TK Damhil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempa da Waku Peeliia 3.1.1 Tempa Peeliia Pada peeliia ii, peelii meeapka objek pada aak kelompok B TK Damhil Kecamaa Koa elaa Koa Goroalo. Peeapa lokasi ersebu berdasarka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakag Peelitia Keadaa perekoomia yag terus berubah-ubah aka mempegaruhi tigkat pertumbuha perusahaa-perusahaa yag ada di Idoesia. Utuk itu, perusahaa yag ada di Idoesia harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

PREDIKSI PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH DENGAN ARIMA DAN BOOTSTRAP

PREDIKSI PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH DENGAN ARIMA DAN BOOTSTRAP Prosidig SPMIPA. pp. 57-6. 6 ISBN : 979.74.47. PREDIKSI PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH DENGAN ARIMA DAN BOOTSTRAP Sri Rahayu, Taro Jurusa Maemaika FMIPA UNDIP Semarag Jl. Prof. Soedaro, Kampus UNDIP Tembalag,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disini penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disini penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Peetapa Kriteria Optimasi Disii peerapa kriteria optimasi yag diguaka utuk megaalisis kebutuha pokok pada PT. Kusuma Kecaa Khatulistiwa yaitu : 1. Aalisis forecastig (peramala

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Pengendalian persediaan dapat dilakukan dalam berbagai cara, antara lain dengan

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Pengendalian persediaan dapat dilakukan dalam berbagai cara, antara lain dengan BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Klasifikasi ABC Dalam Persediaa Pegedalia persediaa dapat dilakuka dalam berbagai cara, atara lai dega megguaka aalisis ilai persediaa. Dalam aalisis ii, persediaa dibedajka

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

ALGORITMA DATA MINING

ALGORITMA DATA MINING ALGORITMA DATA MINING A. DECISION TREE. Kosep Decisio Tree Megubah daa mejadi poho kepuusa (decisio ree) da aura-aura kepuusa (rule). Sebagai cooh misalya igi membua aura yag dapa diguaka uuk meeuka apakah

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. of Portfolio Transactions (Almgren & Chriss 2000).

II LANDASAN TEORI. of Portfolio Transactions (Almgren & Chriss 2000). of Porfolio Trasaios (Almgre & Chriss 000 14 Sisemaika Peulisa Karya ilmiah ii erdiri aas eam bagia Bagia perama berupa pedahulua, erdiri aas laar belakag, ujua peulisa, meode peulisa, da sisemaika peulisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Proses Stokastik Rantai Markov

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Proses Stokastik Rantai Markov BAB II TEORI DASAR. Proses Sokasik Raai Markov Proses sokasik merupaka suau cara uuk mempelajari hubuga yag diamis dari suau ruua perisiwa aau proses yag kejadiaya bersifa idak pasi. Dalam memodelka perubaha

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Perbankan di PT. Bank Pembangunan Kalteng Palangkaraya Menggunakan Skema Galaksi

Perancangan Sistem Informasi Perbankan di PT. Bank Pembangunan Kalteng Palangkaraya Menggunakan Skema Galaksi Peracaga Sisem Iformasi Perbaka di PT. Bak Pembagua Kaleg Palagkaraya Megguaka Skema Galaksi ) Melia Pujiai, ) Krisoko Dwi Haromo, 3) Ahoy Y. M. Tumimomor Fakulas Tekologi Iformasi Uiversias Krise Saya

Lebih terperinci

INTEGRAL TAK TENTU (pecahan rasional) Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

INTEGRAL TAK TENTU (pecahan rasional) Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ INTEGRL TK TENTU pecaha rasioal gusia Pradjaigsih, M.Si. Jurusa Maemaika FMIP UNEJ agusia.fmipa@uej.ac.id DEFINISI Fugsi suku bayak derajad dega bula o egaif 0 dimaa, 0 a a a a a P Fugsi kosa dipadag sbg

Lebih terperinci