BAB 3 LANDASAN TEORI. masa lampau akan berlanjut ke masa depan. Hampir seluruh peramalan didasarkan. pada asumsi bahwa masa lampau akan berulang.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 LANDASAN TEORI. masa lampau akan berlanjut ke masa depan. Hampir seluruh peramalan didasarkan. pada asumsi bahwa masa lampau akan berulang."

Transkripsi

1 BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramala 3.. Defiisi Peramala Peramala adalah perkiraa probabilisik aau peggambara dari ilai aau kodisi di masa depa. Asumsi yag umum dipakai dalam peramala adalah pola masa lampau aka berlaju ke masa depa. Hampir seluruh peramala didasarka pada asumsi bahwa masa lampau aka berulag. Peramala (forecasig) merupaka prediksi ilai-ilai sebuah peubah kepada ilai yag dikeahui dari peubah ersebu aau peubah yag berhubuga. Meramal juga dapa didasarka pada keahlia peilaia, yag pada giliraya didasarka pada daa hisoris da pegalama. (Makridakis e al. 99, p59) 3.. Keguaa da Peraa Peramala Sebuah pepaah lama dalam duia markeig yaki idak ada yag erjadi higga seseorag mejual sesuau sesugguhya lebih epa diulis sebagai idak ada yag erjadi higga seseorag meramalka sesuau. Peramala merupaka bagia peig dalam pembuaa recaa da pegambila kepuusa karea idak aka ada recaa da kepuusa apa peramala. Peramala yag efekif saga dibuuhka uuk mecapai ujua sraegis da operasioal dari semua orgaisasi. Uuk perusahaa, peramala megedalika sisem kedali iformasi pemasara, keuaga, da produksi. Uuk sekor publik, peramala merupaka bagia yag idak erpisahka dari peracaga kebijaka

2 9 da program, baik dalam bidag kesehaa masyaraka da pedidika. Efek dari suau udag-udag aau peraura yag baru perlu diperkiraka/diramalka dahulu sebelum disahka. Beberapa keuuga yag dapa diperoleh dari peramala adalah: - Iformasi sraegis, markeig, keuaga, da operasi yag lebih baik. - Peigkaa pelayaa pelagga. - Pegalokasia sumber daya erbaas yag lebih baik. - Peigkaa efisiesi dari proses maufakur da operasi. - Produkivias yag lebih baik. - Sabilias dalam perecaaa. - Peguraga baha baku yag erbuag. - Peigkaa keuuga. - Peigkaa igka pegembalia ivesasi. Peramala juga memiliki pera dalam pegembaga basis pegeahua dari suau orgaisasi da seluruh komuias. Meode-meode peramala bersifa umum, yag berari dapa diaplikasika pada berbagai feomea berbeda seirig perjalaa waku. Meode-meode peramala merupaka peralaa yag peig bagi para peelii, baik dalam bidag permiaa produk, peigkaa kesehaa masyaraka, sisem pedidika yag lebih baik, bidag biologi, aau ilmu sosial da poliik Defiisi Dere Waku Seperi diuliska sebelumya, peramala didasarka pada daa hisoris/dere waku uuk memperoleh ilai dugaa dari suau periode ereu. Dere waku adalah seperagka hasil pegamaa koiyu yag disusu/diperoleh berdasarka

3 0 reag waku yag sama (cooh: pejuala produk iap bula, pedapaa miggua). Aalisis dere waku meyediaka ala uuk memilih model yag meggambarka dere waku ersebu da megguaka model ersebu uuk meramalka suau kejadia/ilai di masa medaag. Pemodela dere waku adalah masalah saisik, karea daa hasil pegamaa diguaka dalam prosedur kompuasi uuk megesimasi koefisie dari model yag diasumsika Pola-Pola Umum Dere Waku Keika sebuah dere waku digambarka/diplo, aka erliha suau pola-pola ereu. Pola-pola ersebu dapa dijelaska oleh bayakya kemugkia hubuga sebab-akiba. Beberapa pola dari daa dere waku adalah sebagai beriku: Pola acak, dihasilka oleh bayak pegaruh idepede yag meghasilka pola o-sisemaik da idak berulag dari beberapa ilai raaa. Gambar 3. Beuk Umum Pola Acak Pola red, peigkaa aau peurua secara umum dari dere waku yag erjadi selama beberapa periode ereu. Tred disebabka oleh perubaha jagka pajag yag erjadi di sekiar fakor-fakor yag mempegaruhi daa dere waku.

4 Gambar 3. Beuk Umum Pola Tred Pola musima, dihasilka oleh kejadia yag erjadi secara musima aau periodik (cooh: iklim, libura, kebiasaa mausia). Suau periode musim dapa erjadi ahua, bulaa, haria, da uuk beberapa akivias bahka seiap jam. Gambar 3.3 Beuk Umum Pola Musima Pola siklis, biasaya dihasilka oleh pegaruh ekspasi ekoomi da bisis da koraksi (resesi da depresi). Pegaruh siklis ii suli diramalka karea pegaruhya berulag eapi idak periodik. Pola ii masih erus dikembagka da dielii lebih laju pemodelaya sehigga dapa diperoleh hasil yag epa. Gambar 3.4 Beuk Umum Pola Siklis

5 Pola auokorelasi, ilai dari sebuah dere pada sau periode waku berhubuga dega ilai iu sediri dari peride sebelumya. Dega auokorelasi, ada suau korelasi oomais aar pegamaa dalam sebuah dere. Auokorelasi merupaka hasil dari pegaruh luar dalam skala besar da pegaruh sisemaik laiya seperi red da musima. Gambar 3.5 Beuk Umum Pola Auokorelasi 3. Meode-Meode Peramala Pola-pola ersebu diaas dapa dimodelka dega berbagai meode peramala. Beberapa klasifikasi dari meode peramala ersebu, yaki: Meode peramala uivaria, disebu juga meode dere waku, megguaka daa masa lampau da pola ieral uuk meramalka masa depa. Meode ii memodelka fugsiya berdasarka fugsi dere waku iu sediri, apa variabel luar. Meode yag ermasuk meode uivaria adalah pemulusa, pemulusa ekspoesial (expoeial smoohig), dekomposisi, aalisa dere Fourier, ARIMA (Box-Jekis), red liear, da model perumbuha o-liear. Tujua meodemeode ersebu adalah memodelka ilai-ilai masa lampau uuk memproyeksikaya ke ilai-ilai masa depa. Kosep dasar peramala uivaria adalah ilai di masa depa merupaka fugsi maemais dari ilai ilai masa lampau. Secara maemais, fugsiya dapa diulis sebagai beriku:

6 3 Nilai masa depa = f (Nilai masa lampau) Meode peramala mulivaria, disebu juga meode kausal, yaki membua proyeksi uuk masa depa dega memodelka hubuga aara sebuah dere dega deredere laiya. Sebagai cooh, peramala dari pejuala produk makaa dapa berhubuga dega pedapaa masyaraka, daya beli, pola kosumsi. Variabelvariabel luar ersebu adalah variabel bebas/idepede, sedagka variabel ilai pejuala produk makaa ersebu adalah variabel depede. Meode yag ermasuk meode mulivaria adalah regresi sederhaa, regresi bergada, ekoomerik, ekoomerik muli persamaa, dere waku mulivaria, daekikekik laiya. Secara maemais, fugsi mulivaria sederhaa dapa diulis sebagai beriku: Variabel depede = f (Variabel idepede) aau Nilai masa depa = f (Nilai masa lampau, Nilai dari variabel laiya) Meode peramala kualiaif/ekologi, disebu juga peramala berdasarka subjekivias. Meode ii didasarka pada peilaia da opii pihak luar eag red yag aka daag, rasa, da perubaha ekologi. Yag ermasuk meode ii adalah meode Delphi, peeliia pasar (marke research), kosesus pael, poho relevasi (relevace rees), aalisa skeario, da meode aalogi hisoris uuk memperkiraka masa depa. Meode kualiaif biasaya diguaka uuk membua prediksi jagka pajag keika daa masa lampau yag berhubuga haya sediki ersedia. Meode ii bergua keika haya sediki daa yag ersedia uuk melakuka meode kuaiaif.

7 4 Keika suau model peramala sudah dierima, diperluka suau keerlibaa yag erus-meerus dalam memperbaharui, merawa, da memperbaiki model ersebu agar hasil suau peramala dapa selalu efekif bagi pihak yag megguakaya. 3.. Brow s Double Expoeial Smoohig Meode ii megguaka koefisie uggal, α (alpha), yag berilai aara ol da sau, uuk operasi pemulusaya. Meode ii melakuka pegukura red dega cara meghiug perbedaa aara pemulusa uggal da gada. Lalu meambahka ilai ersebu dega ilai pemulusa uggal dega peyesuaia uuk medapaka ilai red yag sesuai. Model Brow diimplemeasika dega megguaka beberapa persamaa beriku: S ' ' = Y + ( α) S α (3...) S " ' " = S + ( α) S α (3...) a ' ' " ' " = S + ( S S ) = S S (3...3) b α = ( S α ' S " ) (3...4) F + m = a + b m (3...5) dimaa: ' S = sigle expoeial smoohig " S = double expoeial smoohig a = ilai pemulusa diakhir periode

8 5 b = peduga red diakhir periode m = reag waku peramala (forecas horizo) Persamaa beriku meujukka meode umum uuk meghiug ilai awal aau iisialisasi ilai variabel dari meode ii. S = = (3...6) ' " S Y a = Y (3...7) ( Y Y ) + ( Y4 Y3 ) b = (3...8) 3... Kelebiha Meode Brow Kelebiha meode ii adalah : Dapa memodelka red da igka dari suau dere waku. Secara perhiuga lebih efisie dibadigka dega double movig averages (raa-raa bergerak gada). Memerluka daa yag lebih sediki dibadigka dega double movig averages. Karea haya sau parameer yag diguaka, opimasi parameer mejadi sederhaa Kekuraga Meode Brow Walaupu opimasi parameerya sederhaa, model ii kehilaga fleksibiliasya karea kosaa pemulusa uuk igka da red mugki saja idak sama. Meode ii juga idak memodelka pemusima dari suau dere, sedagka bayak dere waku yag memiliki sifa musima. Model ii

9 6 dapa diguaka uuk musima jika daaya di o-musimka (deseasoalized) erlebih dahulu. 3.. Hol s Two-Parameer Tred Model Model ii megguaka koefisie pemulusa kedua, β (bea) yag sama seperiα (alpha), juga berilai aara ol da sau, uuk secara berbeda memuluska redya. Bea diguaka uuk meraa-raaka red yag ada di persamaa. Hal ii meghilagka beberapa kesalaha acak yag dapa erjadi pada red yag idak dimuluska. Model Hol s diimplemeasika dega megguaka beberapa persamaa beriku: S = α Y + ( α)( S + b ) (3...) b = ( S S ) + ( β ) b β (3...) F + m = S + b m (3...3) dimaa: α = kosaa pemulusa igka S = pemulusa diakhir periode β = kosaa pemulusa red b = red pemulusa di periode m = reag waku peramala (forecas horizo) Uuk meode ii, persamaa uuk meeuka ilai awal dari variabelya adalah sebagai beriku:

10 7 S = Y (3...4) Sedagka uuk ilai b, sama dega persamaa 3...8, yaiu: b = ( Y Y ) + ( Y4 Y3 ) 3... Kelebiha Meode Hol Meode ii memiliki kelebiha yag sama dega meode Brow. Selai iu, meode ii juga memiliki fleksibilias erhadap igka da red yag dapa dimuluska dega bobo yag berbeda Kekuraga Meode Hol Meode ii memerluka opimasi dari dua parameer sehigga pecaria uuk meemuka kombiasi ilai parameer yag erbaik mejadi lebih suli. Sebagaimaa dalam meode Brow, meode ii juga idak meyeraka pemodela uuk sifa musima dari suau dere ARIMA (AuoRegressive Iegraed Movig Average) Sesuai dega ama peemuya, yaki George Box da Gwily Jekis, model ii dikeal juga dega ama Box-Jekis. Model ii memiliki iga kompoe, yaki: auoregresi (auoregressive), iegrasi (iegraed), da raa-raa bergerak (movig average). Dalam membeuk suau model dalam meode ARIMA, ada beberapa lagkah yag diguaka, yaiu: o Ideifikasi model, megguaka grafik, saisik, da ala laiya uuk megeali suau pola da kompoe model.

11 8 o Esimasi parameer da diagosis model, meeuka koefisie dari suau fugsi yag epa da peeua apakah suau model aka diguaka jika valid da pegulaga lagkah dari ideifikasi higga diagosis jika suau model idak valid uuk medapaka suau model yag bear-bear valid. o Aplikasi, pegguaa model yag elah dierima/valid dalam proses peramala. Lagkah-lagkah dalam membeuk suau model peramala ersebu juga secara umum diguaka uuk meode-meode peramala laiya Ideifikasi Model Ideifikasi model uuk pemodela daa dere waku megguaka meode ii memerluka perhiuga da peggambara dari hasil fugsi auokorelasi (ACF) da fugsi auokorelasi parsial (PACF). Hasil perhiuga ii diperluka uuk meeuka model ARIMA yag sesuai, apakah ARIMA(p,0,0) aau AR(p), ARIMA(0,0,q) aau MA(q), ARIMA(p,0,q) aau ARMA(p,q), ARIMA(p,d,q). Sedagka uuk meeuka ada aau idakya ilai d dari suau model, dieuka oleh daa iu sediri. Jika beuk daaya sasioer, d berilai 0, sedagka jika beuk daaya idak sasioer, ilai d idak sama dega 0 (d > 0) Fugsi Auokorelasi (ACF) Korelasi merupaka hubuga aara sau variabel dega variabel laiya. Nilai korelasi diyaaka oleh koefisie yag ilaiya bervariasi aara + higga. Nilai koefisie ersebu meyaaka apa yag aka erjadi pada suau variabel jika erjadi perubaha pada variabel laiya.

12 9 Nilai koefisie yag berilai posiif meujukka hubuga aar variabel yag bersifa posiif, yaki jika sau variabel meigka ilaiya, variabel laiya juga aka meigka ilaiya. Sedagka ilai koefisie yag berilai egaif meujukka hubuga aar variabel yag bersifa egaif, yaki jika sau variabel meigka ilaiya, variabel laiya aka meuru ilaiya, da sebalikya. Bila suau koefisie berilai ol, berari aar variabel-variabel ersebu idak memiliki hubuga, yaki jika erjadi peigkaa/peurua erhadap suau variabel, variabel laiya idak aka erpegaruh oleh perubaha ilai ersebu. Koefisie auokorelasi memiliki maka yag hampir sama dega koefisie korelasi, yaki hubuga aara dua/lebih variabel. Pada korelasi, hubuga ersebu merupaka dua variabel yag berbeda pada waku yag sama, sedagka pada auokorelasi, hubuga ersebu merupaka dua variabel yag sama dalam reag waku yag berbeda. Auokorelasi dapa dihiug megguaka fugsi auokorelasi (AuoCorrelaio Fucio), ACF(k), yag dapa dioasika sebagai beriku: ACF( k) = + k = ( Y Y )( Y = _ k _ ( Y Y ) _ Y ) (3..4..) Ssecara umum, ACF diguaka uuk meliha apakah ada sifa Movig Average (MA), dari suau dere waku, yag dalam persamaa ARIMA direpreseasika oleh besara q. Besar ilai q diyaaka sebagai bayakya ilai ACF sejak lag higga lag ke-k secara beruru yag erleak di luar selag kepercayaa Z. Jika erdapa sifa MA, q pada umumya

13 0 berilai aau, saga jarag diemui suau model dega ilai q lebih dari. Nilai d, sebagai deraja pembeda (differecig) uuk meeuka sasisoer aau idakya suau dere waku, juga dieuka dari ilai ACF. Bila ada ilai-ilai ACF seelah ime lag ke-k uuk meeuka ilai q berada di luar selag kepercayaa Z, maka dere ersebu idak sasioer, sehigga ilai d idak sama dega ol (d > 0), biasaya aara aau, sedagka bila ilai-ilai ACF ersebu berada dalam selag kepercayaa Z, maka dere ersebu dapa dibilag sasioer, sehigga ilai d sama dega ol (d = 0). Selag kepercayaa Z, yag besarya dieuka oleh deraja bebas da selag kepercayaa (α ), diyaaka sebagai beriku: Z ACF( k) Z (3..4..) Gala sadar dari ACF ersebu adalah: Se ACF ( k ) ( ), dimaa merupaka bayak pegamaa dalam dere Fugsi Auokorelasi Parsial (PACF) Auokorelasi parsial diguaka uuk megukur deraja asosiasi aara Y da Y -k, keika efek dari reag/jagka waku (ime lag) dihilagka. Seperi ACF, ilai PACF juga berkisar aara + da.

14 PACF umumya diguaka uuk megideifikasi adaya aau idakya sifa AR (auoregressive), yag dioasika dega besara p. Jika erdapa sifa AR, pada umumya ilai PACF berilai aau, jarag diemuka sifa AR dega ilai p lebih besar dari. Fugsi PACF dapa diuliska sebagai beriku: ρ k = φ ρ ρ k + φ ρ k + φ3ρ k 3 + L+ φ p k p (3..4..) dimaa: k adalah ime lag, dega k =,..., p. ρ adalah ilai dari fugsi auokorelasi (ACF) φ adalah ilai dari fugsi auokorelasi parsial (PACF) Sebagai cooh, uuk medapaka ilai PACF pada ime lag, k berilai, diperoleh: ρ = φρ 0, dega 0 ρ (ilai ACF pada lag 0) selalu berilai, sehigga: φ = ρ (3..4..) Berari ilai PACF pada ime lag sama dega ilai ACF pada ime lag. Sedagka uuk memperoleh ilai PACF pada ime lag, diguaka persamaa dega k =, diperoleh: ρ = φ + φρ da ρ = φρ + φ ( ) Dega memecahka persamaa da mesubsiusika φ ya, didapaka: φ ρ ρ = ( ) ρ

15 Sedagka uuk k = 3, megguaka persamaa , aka diperoleh: ρ = φ + φ ρ + φ ρ 3 ρ = φ ρ + φ + φ ρ ρ = φ ρ + φ ρ + φ ( ) Demikia seerusya uuk ime lag selajuya. Rumus PACF ersebu dapa juga diuliska sebagai beriku dega r meyaaka ilai ACF (seperi ρ pada persamaa sebelumya) dari suau lag k : φ = r ( ) r r φ = r ( ) kj = φk, j φkkφk, k j φ ; k =,..., j=,,..., k- ( ) r k k j= = k j= φ k, j k, j r k j φ kk ; k = 3,... ( ) φ r j Uuk meeuka besar ilai p yag meyaaka deraja AR, diperluka perbadiga ilai PACF pada selag kepercayaa Z. Nilai p diyaaka dega bayakya ilai PACF sejak lag higga lag ke-k yag erleak di luar selag kepercayaa secara beruru-uru. Selag kepercayaa ersebu serupa dega persamaa : Z PACF( k) Z ( ) Gala sadar dari PACF ersebu adalah: Se PACF ( k ) (3..4..), dimaa merupaka bayak pegamaa dalam dere.

16 3 Tabel da gambar beriku merigkaska pola ACF da PACF uuk model AR da MA. Proses ACF PACF AR() Peurua secara ekspoesial; Pucak di lag, lalu uru ke ol; pada sisi posiif jika φ >0 da pucak posiif jika φ >0, erbalik pada sisi egaif jika φ <0. egaif jika φ <0. AR(p) Peurua secara ekspoesial Pucak di lag higga p, lalu uru ke aau gelombag sius yag ol. dimampaka. Pola epaya bergaug pada ada da besar φ,..., φ p MA() Pucak di lag lalu uru ke ol; Peurua secara ekspoesial; pada pucak posiif jika θ <0, egaif sisi egaif jika egaif jika θ >0 da jika egaif jika θ >0. berbalik-balik ada mulai dari sisi posiif jika θ <0. MA(q) Pucak di lag higga q, lalu Peurua secara ekspoesial aau uru ke ol. gelombag sius yag dimampaka. Pola epaya ergaug pada ada da besar θ,..., θ q. Tabel 3. Pola Umum ACF da PACF uuk Model AR da MA Sederhaa ACF Teoriis PACF Teoriis Gambar 3.6 Nilai ACF da PACF Teoriis uuk Model AR(). ACF Teoriis PACF Teoriis Gambar 3.7 Nilai ACF da PACF Teoriis uuk Model MA().

17 Noasi Backshif Model ARIMA secara umum adalah suli uuk diuliska. Model ii berhubuga dega variabel depede/bergaug pada usur reag/lag iu sediri da kesalaha reag/lag.karea iu dibuuhka pegguaa suau oasi yag meyederhaaka beuk suau persamaa, sehigga lebih sederhaa da lebih mudah bila dikerjaka secara aljabar. Sebuah oasi yag saga bergua yaki operaor backward shif, B, diyaaka sebagai beriku: BY = Y ( ) Dega kaa lai, B, diguaka pada Y, memiliki efek meggeser daa mudur sau periode. Dua aplikasi dari B erhadap Y memudurka daa dua periode sebagai beriku: B ( BY ) = B Y = Y ( ) Operaor ii memudahka uuk meggambarka proses diferesiasi. Diferesiasi perama/urua igka sau dapa diuliska sebagai beriku: Y ) ' = Y Y = Y BY = ( B Y ( ) Secara serupa, urua igka dua dapa diuliska sebagai beriku: Y " = ( Y ' = ( Y Y = ( B) = Y Y Y Y ' ) ( Y + Y = ( B + B ) Y ) Y ) Secara umum, urua igka-d dapa diuliska sebagai beriku: ( B) d Y ( )

18 Esimasi Parameer da Diagosis Model Seelah suau model diperoleh dari perhiuga pada bagia sebelumya, lagkah selajuya adalah meeuka ilai suau parameer yag meyerai model ersebu. Berbagai lagkah yag dapa dilakuka uuk megesimasi ilai parameer ersebu adalah: o Megguaka meode rial ad error, meode ii megguaka cara cobacoba dalam meeuka ilai parameerya. o Melakuka proses ierasi megguaka program uuk memperoleh hasil yag lebih akura, karea jika dilakuka perhiuga secara maual, waku yag dibuuhka saga idak sediki, sehigga program kompuer aka saga membau dalam meeuka ilai parameer yag opimal dalam waku yag relaif sigka. Seelah parameer-parameer yag diperluka didapa, lagkah selajuya adalah melakuka pemeriksaa apakah suau model cukup represeaif aau idak. Suau model dikaaka cukup represeaif jika dere dari residuya (sisaa/error/gala) erdisribusi secara bebas da acak di sekiar ol, sera jika idak ada iformasi yag dapa diguaka uuk memperbaiki suau model. Suau model dapa dibilag sesuai jika erdapa ilai ol dalam selag auokorelasi sisaaya. Selag auokorelasi sisaa diyaaka dalam persamaa beriku: r e ( k) ± SE (3..5.), dimaa sadard error (SE) didapa dega megguaka persamaa da k merupaka ime-lag, da r e merupaka ilai auokorelasi sisaa.

19 6 Cara yag lai adalah dega memeriksa kesesuaia model ersebu megguaka pegujia berdasarka SE dari koefisie auokorelasi ilai sisaa secara sekaligus. Saisik uji yag diguaka adalah Chi-Square dega saisik hiug yag diguaka adalah: k Q = ( N d) r e ( k) (3..5.) k =,dega r e merupaka fugsi auokorelasi ilai sisaa dari suau ime-lag k, d merupaka deraja pembeda, da N merupaka bayak periode waku. Berdasarka saisik hiug diaas, suau model dikaaka sesuai jika model ersebu memeuhi krieria sebagai beriku: Q χ (3..5.3) α ( k p q) Da suau model dikaaka idak sesuai jika: Q χ (3..5.4) > α ( k p q) Sehigga diperluka perhiuga ulag dari lagkah perama da ierpreasi daa yag lebih epa Aplikasi Model uuk Peramala Seelah suau model diaggap sesuai, maka proses peramala dapa dilakuka sesuai dega model ersebu dega ilai-ilai yag elah diperoleh dari proses perhiuga sebelumya uuk memperoleh ilai ramala dari periode waku yag aka diramalka.

20 Berbagai Model ARIMA Seperi sudah disebuka sebelumya, model ARIMA erdiri aas AR (AuoRegressive) da MA (Movig Average). Kedua model ersebu dapa dipasagka secara efekif mejadi model laiya yag disebu ARMA (AuoRegressive Movig Average). Teapi, model ersebu haya dapa diguaka jika daaya sasioer. Model ii dapa dikembagka uuk daa o-sasioer dega memberika deraja pembeda (d) pada dere daaya. Model dega deraja pembeda ersebu disebu model ARIMA (AuoRegressive Iegraed Movig Average), yag dikeal juga dega ama model Box-Jekis. Model ARIMA secara umum diuliska dega oasi ARIMA(p,d,q). Dimaa p merupaka deraja auoregresi (AR), d merupaka deraja pembeda/iegrasi (I), q merupaka deraja raa-raa bergerak (MA) Model AR orde sau Persamaa beriku meujukka beuk dasar model ARIMA(,0,0) aau AR(), dimaa ilai Y bergaug pada Y - da ilai koefisie auoregresi φ dibaasi aara higga +:. Y + = φ Y e (3..7..) Dega oasi backshif, persamaa ersebu dapa diuliska mejadi: ( φ B ) Y = e (3..7..)

21 Model MA orde sau Persamaa uuk model MA orde sau, dega ilai pegamaa Y bergaug pada gala e da gala periode sebelumya e -, adalah sebagai beriku: Y = e θ e (3..7..) Dega oasi backshif, persamaa ersebu dapa diuliska mejadi: Y = ( θb) e (3..7..) Model AR orde-p Secara umum, model ARIMA(p,0,0) sama dega model AR(p) da dapa diuliska persamaaya sebagai beriku: Y + = φ Y + φ Y + L + φ py p e ( ) Dega oasi backshif, persamaa ersebu dapa diuliska mejadi: ( φ ) p B φb L φ pb Y = e ( ) Model MA orde-q Secara umum, model ARIMA(0,0,q) sama dega model MA(q) da dapa diuliska persamaaya sebagai beriku: Y = e θ e θ e L θ e q q ( ) Dega oasi backshif, persamaa ersebu dapa diuliska mejadi: q Y = ( θb θ B L θ qb ) e ( )

22 Model ARMA Gabuga model AR() dega model MA(), disebu model ARMA(,) aau ARIMA(,0,). Model ARMA seharusya mampu meghasilka hasil ramala yag lebih akura daripada model AR aaupu MA secara erpisah karea model ARMA kedua model ersebu. Model ARMA(,) aau model ARIMA(,0,) dapa diuliska dalam persamaa beriku: Y = Y + e θe φ ( ) Dega oasi backshif, persamaa ersebu dapa diuliska mejadi: ( φb ) Y = ( θb) e ( ) Semeara uuk model ARMA dega orde yag lebih iggi (ARMA(p,q) aau ARIMA(p,0,q)), persamaaya mejadi: Y = φ θ Y + L + φ py p + e θe L qe q ( ) aau dega operaor backshif mejadi: p q ( φb L φ p B ) Y = ( θb L θ qb ) e ( ) Model ARIMA Jika beuk o-sasioer diambahka pada model ARMA, maka model umum uuk ARIMA(p,d,q) diperoleh. Persamaaya uuk beuk palig sederhaa ARIMA(,,), adalah:

23 30 ( φb )( B) Y = ( θb) e ( ) AR() Firs MA() Differece Sedagka beuk umumya uuk orde lebih iggi adalah: p d q ( φb φ p B )( B) Y = ( θb L θ q B ) L e ( ) Beuk umum model ARIMA(p,d,q) meghasilka variasi yag saga beragam pada pola ACF da PACF. Pada aplikasiya di duia yaa, yag serig diguaka adalah model-model dega ilai p, d, aau q berkisar aara 0,, aau. Karea dega rage ilai yag saga kecil uuk p, d, aau q, sudah dapa mecakup berbagai siuasi peramala prakis Kelebiha ARIMA Model-model yag disediaka oleh meode ii saga beragam da bervariasi, sehigga hampir semua jeis pola daa dere waku dapa ercakup dalam pemodelaya. ARIMA juga dapa dikembagka uuk ipe daa mulivaria (MARIMA/Mulivariae ARIMA) da musima (SARIMA/Seasoal ARIMA) selai daripada model AR, MA, sera ARMA da ARIMA iu sediri. Ramala yag dihasilka meode ii dapa dikembagka uuk periode-periode yag saga pedek Kekuraga ARIMA Proses pemodelaya cukup rumi, seelah perhiuga uuk variabel p, d, da q, diperluka lagi perhiuga uuk meeuka besarya parameer dari iap-

24 3 iap variabel, sehigga hasil peramala yag dihasilka dapa opimal. Proses perhiugaya memerluka keeliia da waku yag cukup lama, khususya uuk opimalisasi ilai parameerya. Uuk medapaka model peramala yag lebih akura, diperluka jumlah daa dere waku yag lebih besar. Walaupu mugki dapa disusu model ARIMA dega daa bulaa selama ahu, aka eapi hasil yag erbaik dapa dicapai, bila diguaka sekurag-kuragya daa 5 sampai dega 0 ahu, sehigga dapa diujukka dega epa adaya dere daa dega pegaruh musim yag kua. (Assauri, Sofja. 984, p59) 3.3 Pegukura Relaif Uuk megecek besar kesalaha peramala, dapa dikeahui dega meghiug selisih aara ilai asli dega ilai peramalaya, yag biasa dikeal dega ama error aau gala. Beriku ii adalah berbagai cara pegukura yag diguaka uuk megeahui besarya kesalaha yag dihasilka oleh suau model peramala: Y Y Perceage Error: PE = ( ) 00% (3.3.) Y Mea Perceage Error: PEi i= MPE = (3.3.) Mea Absolue Perceage Error: PEi i= MAPE = (3.3.3) Mea Absolue Deviaio (Mea Absolue Error): Yi Yi i= MAD = (3.3.4)

25 3 Mea Square Deviaio(Mea Square Error): Yi Yi i= MSD = (3.3.5) Persamaa yag biasa diguaka uuk megecek igka kesalaha suau peramala adalah MAPE da MSD. Semaki kecil ilai yag dihasilka oleh persamaa ersebu, semaki baik da semaki akura meode ersebu.

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala Ramala pada dasarya merupaka dugaa aau perkiraa megeai erjadiya suau kejadia aau perisiwa di waku yag aka daag. Peramala merupaka sebuah ala bau yag peig dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN EORI 2.1 Pegeria Peramala Peramala adalah kegiaa uuk memperkiraka apa yag aka erjadi di masa yag aka daag. Sedagka ramala adalah suau siuasi aau kodisi yag diperkiraka aka erjadi pada masa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan yang mengkaitkan berbagai

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan yang mengkaitkan berbagai BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala (orecasig) Peramala (orecasig) adalah suau kegiaa yag memperkiraka apa yag aka erjadi pada masa medaag. Peramala pejuala adalah peramala yag megkaika berbagai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Untuk mendapatkan jenis peramalan yang dinginkan terdapat banyak

BAB V ANALISA HASIL. Untuk mendapatkan jenis peramalan yang dinginkan terdapat banyak BB V NLIS HSIL 5.1 Ukura kurasi Hasil Peramala Uuk medapaka jeis peramala yag digika erdapa bayak parameer-parameer yag dapa diguaka. Seperi yag elah diuraika pada ladasa eori, parameer-parameer ersebu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala Meode peramala merupaka bagia dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramala adalah dere waku. Meode ii disebu sebagai meode peramala dere waku karea memiliki kareserisik

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Uiversias Sumaera Uara BAB 2 LANDASAN TEORI Ladasa eori ii merupaka hasil dari ijaua lieraur-lieraur yag ada kaiaya dega meode-meode peramala maupu dega koeks laiya dalam peulisa Tugas Akhir ii. Adapu

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA

STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA Widya Tekika Vol.18 No.2; Okober 2010 ISSN 1411 0660: 1-6 Absrak STUDI ANALISIS PERAMALAN DENGAN METODE DERET BERKALA Arie Resu Wardhai 1), Salvador Mauel Pereira 2) Perusahaa sepau da sadal House of Mr.

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. . Pedahulua PENGUJIAN HIPOTESIS Hipoesis Saisik : peryaaa aau dugaa megeai sau aau lebih populasi. Pegujia hipoesis berhubuga dega peerimaa aau peolaka suau hipoesis. Kebeara (bear aau salahya) suau hipoesis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Defiisi Peramala Peramala adalah proses uuk memperkiraka berapa bayak kebuuha dimasa medaag yag melipui kebuuha dalam ukura kuaias, kualias, waku da lokasi yag dibuuhka dalam

Lebih terperinci

KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB KRITERIA INVESTASI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Sudi kelayaka bisis pada dasarya berujua uuk meeuka kelayaka bisis berdasarka krieria ivesasi Krieria ersebu diaaraya adalah ; 1. Nilai bersih kii (Ne

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3 Meode Pegumpula Daa 3 Jeis Daa Pada peeliia ii aka megguaka jeis daa yag bersifa kuaiaif Daa kuaiaif adalah daa yag berbeuk agka / omial Dalam peeliia ii aka megguaka daa pejuala

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegeria Peramala ( Forecasig ) Peramala ( forecasig ) adalah kegiaa megisemasi apa yag aka erjadi pada masa yag aka daag. Peramala diperluka karea adaya perbedaa kesejaga waku

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penduduk Kota Samarinda Dengan Menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda dan Tripel Dari Brown

Peramalan Jumlah Penduduk Kota Samarinda Dengan Menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda dan Tripel Dari Brown Jural EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Mei 06 ISSN 085-789 Peramala Jumlah Peduduk Koa Samarida Dega Megguaka Meode Pemulusa Ekspoesial Gada da Tripel Dari Brow Forecasig he Populaio of he Ciy of Samarida

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam peulisa ugas akhir ii diperluka eori-eori yag medukug yag didapa dari maa kuliah yag perah dierima, da referesi-referesi sebagai baha pedukug. Uuk mecapai ujua dari peulisa

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN PERENCNN JUMLH PRODUK MENGGUNKN METODE FUZZY MMDNI BERDSRKN PREDIKSI PERMINTN Nama Mahasiswa : Norma Edah Haryai NRP : 1207 100 031 Jurusa : Maemaika FMIP-ITS Dose Pembimbig : Drs. I G N Rai Usadha, M.Si

Lebih terperinci

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No. 1 Maret 2015, ISSN

Jurnal Rekursif, Vol. 3 No. 1 Maret 2015, ISSN Jural Rekursif, Vol 3 No Mare 05, ISSN 303-0755 PERBANDINGAN KEAKURATAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DAN EPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PENJUALAN SEMEN DI PT SINAR ABADI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. sampai dengan April 2008, di DAS Waeruhu, yang secara administratif terletak di

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. sampai dengan April 2008, di DAS Waeruhu, yang secara administratif terletak di 8 METODE PENELITIAN Lokasi da Waku Peeliia Peeliia ii dilaksaaka selama 3 bula, erhiug sejak bula Februari sampai dega April 2008, di DAS Waeruhu, yag secara admiisraif erleak di wilayah Kecamaa Sirimau,

Lebih terperinci

MENENTUKAN PERSEDIAAN BERAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN PADA TAHUN 2012

MENENTUKAN PERSEDIAAN BERAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN PADA TAHUN 2012 MENENTUKAN PERSEDIAAN BERAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN PADA TAHUN 2012 Julia Nahar 1 1 Uiversias Padjadjara, Jala Raya Badug-Sumedag km 21,Jaiagor

Lebih terperinci

BAB METODOLOGI. Bab 2 Metodologi berisikan :

BAB METODOLOGI. Bab 2 Metodologi berisikan : BAB METODOLOGI Bab Meodologi berisika :.. Pegambila Sampel.. Peramala Nilai Iflasi melalui Ideks Harga Kosume Megguaka Meode ARIMA.3. Akumulasi Prese Value melalui Buga Sederhaa dalam Perhiuga Harga Barag

Lebih terperinci

Beberapa Definisi Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Definisi L.1 (Ruang contoh dan kejadian) . Definisi L.2 (Kejadian lepas )

Beberapa Definisi Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Definisi L.1 (Ruang contoh dan kejadian) .   Definisi L.2 (Kejadian lepas ) 33 LAMPIRAN 34 35 Beberapa Defiisi Ruag Cooh Kejadia da Peluag Suau percobaa yag dapa diulag dalam kodisi yag sama, yag hasilya idak dapa diprediksi dega epa eapi kia bisa megeahui semua kemugkia hasil

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Metode Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Metode Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 1. Lokasi da Waku Lokasi kajia berempa uuk kelompok dilaksaaka di kelompok peeraka sapi di Bagka Tegah, Provisi Bagka Beliug, da Kelompok Peeraka Sapi di Cisarua, Bogor, Provisi Jawa

Lebih terperinci

BAB V METODE PENELITIAN

BAB V METODE PENELITIAN 31 BAB V METODE PENELITIAN 5.1 Lokasi da Waku Peeliia Peeliia ii dilaksaaka di Kecamaa Sukaagara, Kabupae Ciajur. Pemiliha lokasi peeliia dilakuka secara segaja (purposive samplig) dega memperimbagka aspek

Lebih terperinci

PREDIKSI PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH DENGAN ARIMA DAN BOOTSTRAP

PREDIKSI PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH DENGAN ARIMA DAN BOOTSTRAP Prosidig SPMIPA. pp. 57-6. 6 ISBN : 979.74.47. PREDIKSI PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH DENGAN ARIMA DAN BOOTSTRAP Sri Rahayu, Taro Jurusa Maemaika FMIPA UNDIP Semarag Jl. Prof. Soedaro, Kampus UNDIP Tembalag,

Lebih terperinci

BAB III PENAKSIR DERET FOURIER. Dalam statistika, penaksir adalah sebuah statistik (fungsi dari data sampel

BAB III PENAKSIR DERET FOURIER. Dalam statistika, penaksir adalah sebuah statistik (fungsi dari data sampel BAB III PENAKSIR DERET FOURIER 3. Peaksi Dalam saisika, peaksi adalah sebuah saisik (fugsi dai daa sampel obsevasi) yag diguaka uuk meaksi paamee populasi yag idak dikeahui (esimad) aau fugsi yag memeaka

Lebih terperinci

Rumus-rumus yang Digunakan

Rumus-rumus yang Digunakan Saisika Uipa Surabaya 4. Sampel Tuggal = Rumus-rumus yag Diguaka s..... Sampel berkorelasi D D N N N...... 3. Sampel Bebas a. Uuk varias sama... 3 aau x x s g... 4 b. Sampel Heeroge Guaka Uji Corha - Cox

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU (STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM)

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU (STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM) Jural Pelia Iformaika, Volume 16, Nomor 3, Juli 2017 IN 2301-9425 (Media Ceak) PENERAPAN METODE EXPONENTIAL MOOTHING DALAM MEMPREDIKI JUMLAH IWA BARU (TUDI KAU: MK PEMDA LUBUK PAKAM) Kuriagara Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN UKURAN KETEPATAN NILAI RAMALAN DATA DERET WAKTU DALAM SELEKSI MODEL PERAMALAN VOLUME PENJUALAN PT SATRIAMANDIRI CITRAMULIA

PENERAPAN UKURAN KETEPATAN NILAI RAMALAN DATA DERET WAKTU DALAM SELEKSI MODEL PERAMALAN VOLUME PENJUALAN PT SATRIAMANDIRI CITRAMULIA PENERAPAN UKURAN KETEPATAN NILAI RAMALAN DATA DERET WAKTU DALAM SELEKSI MODEL PERAMALAN VOLUME PENJUALAN PT SATRIAMANDIRI CITRAMULIA Iwa Sugkawa; Ries Tri Megasari Mahemaics & Saisics Deparme, School of

Lebih terperinci

V. PENGUJIAN HIPOTESIS

V. PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN IPOTEI A. IPOTEI TATITIK Defiisi uau hipoesa saisik adalah suau peryaaa aau dugaa megeai sau aau lebih variabel populasi. ipoesis digologka mejadi. ipoesis ol adalah hipoesis yag dirumuska

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR Bulei Ilmiah Ma.Sa. da Terapaya (Bimaser) Volume 06, No. (07), hal -0. MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ELZAKI (MMDE) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL TAK LINEAR Ermawai, Helmi, Frasiskus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Tijaua Pusaka Pegguaa meode peramala Forecasig elah dilakuka oleh berbagai macam peeliia dalam berbagai bidag eruama diguaka dalam memprediksi pejuala pada perusahaa Beriku dibawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengantar metode ARIMA Box Jenkins dan analisis spektral.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengantar metode ARIMA Box Jenkins dan analisis spektral. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pedahulua Pada Bab II aka dijelaska pegeria pegeria da eori dasar yag diguaka sebagai ladasa pembahasa pada bab selajuya. Teori yag aka dibahas pada Bab II ii secara garis besar

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN RATA-RATA BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR

MODEL PERAMALAN RATA-RATA BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR MODEL PERAMALAN RATA-RATA BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR Diajuka Sebagai Salah Sau Syara Uuk Memperoleh Gelar Sarjaa Sais Pada Jurusa Maemaika Oleh :

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 29 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waku Peeliia Peeliia ii dilaksaaka di Kecamaa Pamijaha, Kabupae Bogor, Provisi Jawa Bara. Pemiliha lokasi peeliia dilakuka secara segaja (purposive) dega perimbaga

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika. Oleh: AFRIANTI

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika. Oleh: AFRIANTI MODEL TIME SERIES UNTUK PERAMALAN TINGKAT PENJUALAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UNTUK UMUM (SPBU) ARIFIN ACHMAD-PEKANBARU TUGAS AKHIR Diajuka sebagai Salah Sau Syara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Black dan Scholes (1973) menyatakan bahwa nilai aset mengikuti Gerak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Black dan Scholes (1973) menyatakan bahwa nilai aset mengikuti Gerak BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peeliia Terdahulu Black da Scholes (973) meyaaka bahwa ilai ase megikui Gerak Brow Geomeri, dega drif μ (ekpekasi dari reur) da volailias σ (deviasi sadar dari reur). Berawal dari

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan METODOLOGI Waku da Tempa Peeliia merupaka desk sudy dega megguaka daa sekuder da pegolaha daa dilakuka di Laboraorium Klimaologi Depareme Geofisika da Meeorologi, Fakulas Maemaika da Ilmu Pegeahua Alam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI. Modul ke: 06Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI. Modul ke: 06Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 06Fakulas EKONOMI DAN BISNIS EVALUASI UNTUK MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI Program Sudi Akuasi Idik Sodiki,SE,MBA,MM Krieria Kepuusa Ivesasi aau Pegaggara Modal o Beberapa krieria yag aka diperguaka

Lebih terperinci

MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) DALAM MERAMAL PRODUKSI KELAPA SAWIT PTPN XIII Faradhila Amry, Dadan Kusnandar, Naomi Nessyana Debataraja

MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) DALAM MERAMAL PRODUKSI KELAPA SAWIT PTPN XIII Faradhila Amry, Dadan Kusnandar, Naomi Nessyana Debataraja Bulei Ilmiah Mah. Sa. da Terapaya (Bimaser) Volume 07, No. (018), hal 77 84. MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) DALAM MERAMAL PRODUKSI KELAPA SAWIT PTPN XIII Faradhila Amry, Dada Kusadar, Naomi Nessyaa

Lebih terperinci

Prediksi Penjualan Sepeda Motor Merek X Di Kabupaten Dan Kotamadya Malang Dengan Metode Peramalan Hierarki

Prediksi Penjualan Sepeda Motor Merek X Di Kabupaten Dan Kotamadya Malang Dengan Metode Peramalan Hierarki JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (4) 337-35 (3-98X Pri) D-34 Sepeda Moor Merek X Di Kabupae Da Koamadya Malag Dega Meode Peramala Hierarki Rika Susai, Desri Susilaigrum, da Suharoo Jurusa Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 50.7 4.3770 6.7547 6.7547 4.4 48.6965 R4.7 36.3 N8 TOL 0..70 35.9497 36.3.99 50.7 94.338 6.89 3.5 6.75 7.567 36.0 6.4837 57.396 8.783 66.0384 5.337 37.006 3.568 PISAU POTONG AISI D SEPUH No Qy NAME MATERIAL

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan

B A B III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan 30 B A B III METODE PENELITIAN 3. Peeapa Lokai da Waku Peeliia Objek peeliia dalam peeliia ii adalah megaalii perbadiga harga jual produk melalui pedekaa arge pricig dega co-plu pricig pada oko kue yag

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA SAHAM SYARI AH RUPIAH EQUITY FUND PT. PRUDENTIAL LIFE INSURANCE PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR.

PERAMALAN HARGA SAHAM SYARI AH RUPIAH EQUITY FUND PT. PRUDENTIAL LIFE INSURANCE PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR. PERAMALAN HARGA SAHAM SYARI AH RUPIAH EQUITY FUND PT. PRUDENTIAL LIFE INSURANCE PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS TUGAS AKHIR Diajuka Sebagai Salah Sau Syara Uuk Memperoleh Gelar Sarjaa Sais pada

Lebih terperinci

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER STATISTIK CUKUP Oleh: Ramayai Rizka M (11810101003), Dey Ardiao (1181010101), Ikfi Ulyawai (1181010103), Falviaa Yulia Dewi (1181010106), Ricki Dio Rosada (11810101034), Nurma Yuia D (11810101035), Wula

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Proses Stokastik Rantai Markov

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Proses Stokastik Rantai Markov BAB II TEORI DASAR. Proses Sokasik Raai Markov Proses sokasik merupaka suau cara uuk mempelajari hubuga yag diamis dari suau ruua perisiwa aau proses yag kejadiaya bersifa idak pasi. Dalam memodelka perubaha

Lebih terperinci

Penerapan Metode Optimasi Exponential Smoothing Untuk Peramalan Debit

Penerapan Metode Optimasi Exponential Smoothing Untuk Peramalan Debit Peerapa Meode Opimasi Expoeial moohig Uuk Peramala Debi Oleh: Budi aosa, uharyao 2, Djoko Legoo 3. DT, Program Pascasarjaa Udip, Jl. Hayam Wuruk No. 5-7 emarag, (Depareme Tekik ipil Uiversias Guadarma,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM PRODUKSI KAYU UNTUK PENENTUAN TOTAL PERMINTAAN (KONSUMEN)

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM PRODUKSI KAYU UNTUK PENENTUAN TOTAL PERMINTAAN (KONSUMEN) Widiyarii, Pegguaa Meode Peramala dalam. PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM PRODUKSI KAYU UNTUK PENENTUAN TOTAL PERMINTAAN (KONSUMEN) Widiyarii Program Sudi Tekik Idusri Fakulas Tekik da MIPA, Uiversias

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Industri Peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Industri Peramalan BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ii aka dijelaska eori-eori yag medukug meode peeliia pada peulisa skripsi ii yag disebu sebagai ladasa eori. Teori yag aka dijelaska aka mecakup meode dari subjek ekik idusri

Lebih terperinci

MODEL ARIMA(0,1,1) UNTUK PERAMALAN JUMLAH NASABAH PADA PT. PRUDENTIAL LIFE INSURANCE KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR

MODEL ARIMA(0,1,1) UNTUK PERAMALAN JUMLAH NASABAH PADA PT. PRUDENTIAL LIFE INSURANCE KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR MODEL ARIMA(0,,) UNTUK PERAMALAN JUMLAH NASABAH PADA PT. PRUDENTIAL LIFE INSURANCE KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR Diajuka Sebagai Salah Sau Syara Uuk Memperoleh Gelar Sarjaa Sais pada Jurusa Maemaika Oleh:

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES AUTOREGRESIVE TUGAS AKHIR. Oleh:

PEMODELAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES AUTOREGRESIVE TUGAS AKHIR. Oleh: PEMODELAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES AUTOREGRESIVE TUGAS AKHIR Diajuka sebagai Salah Sau Syara uuk Memperoleh Gelar Sarjaa Sais pada Jurusa Maemaika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. of Portfolio Transactions (Almgren & Chriss 2000).

II LANDASAN TEORI. of Portfolio Transactions (Almgren & Chriss 2000). of Porfolio Trasaios (Almgre & Chriss 000 14 Sisemaika Peulisa Karya ilmiah ii erdiri aas eam bagia Bagia perama berupa pedahulua, erdiri aas laar belakag, ujua peulisa, meode peulisa, da sisemaika peulisa

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Beuk da Meode Peeliia Peeliia Opimalisasi da Sraegi Pemafaaa Souher Bluefi Tua di Samudera Hidia Selaa Idoesia diarahka pada upaya uuk megugkapa suau masalah aau keadaa

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ELZAKI

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ELZAKI Bulei Ilmiah Ma. Sa. da erapaya (Bimaser) Volume 4, No. (5), hal 7 6. PNYLSAIAN PRSAMAAN DIFRNSIAL PARSIAL LINAR DNGAN MNGGUNAKAN MOD RANSFORMASI LZAKI Noa Miari, Mariaul Kifiah, Helmi INISARI Persamaa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

ALGORITMA DATA MINING

ALGORITMA DATA MINING ALGORITMA DATA MINING A. DECISION TREE. Kosep Decisio Tree Megubah daa mejadi poho kepuusa (decisio ree) da aura-aura kepuusa (rule). Sebagai cooh misalya igi membua aura yag dapa diguaka uuk meeuka apakah

Lebih terperinci

TINGKAT PENJUALAN SEPEDA MOTOR SUZUKI PADA CV. ADI MULIA MOTOR DI RENGAT INDRAGIRI HULU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES

TINGKAT PENJUALAN SEPEDA MOTOR SUZUKI PADA CV. ADI MULIA MOTOR DI RENGAT INDRAGIRI HULU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES FORECASTING TINGKAT PENJUALAN SEPEDA MOTOR SUUKI PADA CV. ADI MULIA MOTOR DI RENGAT INDRAGIRI HULU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME SERIES AUTOREGRESSIVE TUGAS AKHIR Diajuka sebagai Salah Sau Syara uuk Memperoleh

Lebih terperinci

MODEL KOREKSI KESALAHAN DENGAN METODE BAYESIAN PADA DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA - KOTA DI PAPUA

MODEL KOREKSI KESALAHAN DENGAN METODE BAYESIAN PADA DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA - KOTA DI PAPUA Prosidig Semiar Nasioal Sais da Pedidika Sais IX, Fakulas Sais da Maemaika, UKSW Salaiga, Jui 4, Vol 5, No, ISSN :87-9 MODEL KOREKSI KESALAHAN DENGAN MEODE BAYESIAN PADA DAA RUNUN WAKU INDEKS HARGA KONSUMEN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam waktu (Hanke&Winchern, 2005: 58). Metode time series adalah metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam waktu (Hanke&Winchern, 2005: 58). Metode time series adalah metode BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Time Series Time series aau ruu wau adalah himpua observasi daa eruru dalam wau (Hae&Wicher, 005: 58). Meode ime series adalah meode peramala dega megguaa aalisa pola hubuga aara

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryao Sudirham Aalisis Ragkaia Lisrik Di Kawasa Waku 3- Sudaryao Sudirham, Aalisis Ragkaia Lisrik () BAB 3 Peryaaa Siyal da Spekrum Siyal Dega mempelajari lajua eag model siyal ii, kia aka memahami

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN

NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN NILAI AKUMULASI ANUITAS AKHIR DENGAN ASUMSI DISTRIBUSI UNIFORM UNTUK m KALI PEMBAYARAN Nomi Kelari *, Hasriai 2, Musraii 2 Mahasiswa Program S Maemaika 2 Dose Jurusa Maemaika Fakulas Maemaika da Ilmu Pegeahua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN EKSPOR INDUSTRI MEBEL DI PT.SPU JEPARA

PERAMALAN PERMINTAAN EKSPOR INDUSTRI MEBEL DI PT.SPU JEPARA PERAMALAN PERMINTAAN EKSPOR INDUSTRI MEBEL DI PT.SPU JEPARA DISUSUN OLEH : NAMA : AZIS WIDODO NIM : 41605110061 JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA

ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA ANALISIS INVESTASI PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN BIAYA Laar Belakag Masalah Semaki berambah pesaya pembagua dibidag kosruksi maka meyebabka meigka pula kebuuha aka meerial-maerial

Lebih terperinci

INTEGRAL TAK TENTU (pecahan rasional) Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

INTEGRAL TAK TENTU (pecahan rasional) Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ INTEGRL TK TENTU pecaha rasioal gusia Pradjaigsih, M.Si. Jurusa Maemaika FMIP UNEJ agusia.fmipa@uej.ac.id DEFINISI Fugsi suku bayak derajad dega bula o egaif 0 dimaa, 0 a a a a a P Fugsi kosa dipadag sbg

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kosep Supply Chai Supply chai adalah jariga isasi-isasi yag secara bersama-sama bekerja uuk mecipaka da meghaarka suau produk ke aga pemakai akhir (ed user). Isasi-isasi ersebu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Sisem Produksi Proses maufakur dapa digambarka seperi erliha dalam Gambar.., berupa keragka masuka-keluara, dimaa masukaya berupa baha baku, selajuya baha baku dikoversi (dega

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tijaua Pusaka Bidag percaaa da pegawasa produksi da persediaa dalam orgaisasi-orgaisasi maufacurig da jasa berkaia dega peramala permiaa, perecaaa kapasias keseluruha orgaisasi, peeua

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI ANUITAS JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ

PENENTUAN NILAI ANUITAS JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ Bulei Ilmiah Ma. Sa. da Terapaya (Bimaser) Volume 05, No. 2 (206), hal 79-86 PENENTUAN NILAI ANUITAS JIWA SEUMUR HIDUP MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GOMPERTZ Sii Faimah, Neva Sayahadewi, Shaika Marha INTISARI

Lebih terperinci

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE-N DENGAN KOEFISIEN KONSTANTA. Mahasiswa Program S1 Matematika 2

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE-N DENGAN KOEFISIEN KONSTANTA. Mahasiswa Program S1 Matematika 2 METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE-N DENGAN KOEFISIEN KONSTANTA Roki Nuari *, Aziskha, Edag Lily Mahasiswa Program S Maemaika Dose Jurusa Maemaika Fakulas

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA

REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA Apa yag disebut Regresi? Korelasi? Aalisa regresi da korelasi sederhaa membahas tetag keterkaita atara sebuah variabel (variabel terikat/depede) dega (sebuah) variabel lai

Lebih terperinci

PERAMALAN ORDER INTAKE DI PT.KSB INDONESIA

PERAMALAN ORDER INTAKE DI PT.KSB INDONESIA PERAMALAN ORDER INTAKE DI PT.KSB INDONESIA DISUSUN OLEH : NAMA : BUDIYANTO NIM : 4160511005 JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

B. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH

B. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Maa Kuliah : Kalkulus 1 Kode Maa Kuliah : MUG1A4 SKS : 4 (empa) Jeis : Maa kuliah wajib Jam pelaksaaa : Taap muka di kelas = 4 jam per peka Tuorial/ resposi Semeser / Tigka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Ruag sampel da Kejadia Defiisi Himpua semua hasil yag mugki dari suau percobaa disebu ruag sampel da diyaaka dega S Mogomery, 2004: 7. Tiap hasil dari ruag sampel disebu usur aau

Lebih terperinci

PREMI ASURANSI JIWA CONTINGENT DENGAN HUKUM DE MOIVRE. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

PREMI ASURANSI JIWA CONTINGENT DENGAN HUKUM DE MOIVRE. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia PREMI ASURANSI JIWA CONTINGENT DENGAN HUKUM DE MOIVRE Eli Trisiai Hasriai Rola Pae Mahasiswa Program S Maemaika Dose Jurusa Maemaika Fakulas Maemaika da Ilmu Pegeahua Alam Uierias Riau Kampus Bia Widya

Lebih terperinci

Barekeng, Juni hal Vol. 1. No. 1

Barekeng, Juni hal Vol. 1. No. 1 Barekeg, Jui 7 hal46-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variace Mulivaria Aalysis for Eperime wih Complee Radom Desig Th PENTURY Jurusa Maemaika FMIPA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Peramala.1.1. Kosep Dasar Peramala Peramala merupaka bagia dari suau proses pegambila suau kepuusa. Sebelum melakuka peramala harus dikeahui erlebih dahulu apa sebearya persoala

Lebih terperinci

PERAMALAN KURSIDRTERHADAP USDMENGGUNAKAN DOUBLE MOVING AVERAGES DAN DOUBLEEXPONENTIAL SMOOTHING.

PERAMALAN KURSIDRTERHADAP USDMENGGUNAKAN DOUBLE MOVING AVERAGES DAN DOUBLEEXPONENTIAL SMOOTHING. PERAMALAN KURSIDRERHADAP USDMENGGUNAKAN DOUBLE MOVING AVERAGES DAN DOUBLEEXPONENIAL SMOOHING. Padrul Jaa 1), Rokhimi 2), Ismi Ratri Prihatiigsih 3) 1,2,3 PedidikaMatematika, Uiversitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya 5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

FORECASTING (Peramalan)

FORECASTING (Peramalan) FORECASTING (Peramala) PENDAHULUAN Forecastig adalah ramala tetag apa yag aka terjadi dimasa yag aka datag. Forecast Demad atau peramala permitaa mejadi dasar yag sagat petig dalam perecaaa suatu keputusa

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. mencakup penyusunan proposal hingga penyusunan draft skripsi dilaksanakan di

IV. METODOLOGI PENELITIAN. mencakup penyusunan proposal hingga penyusunan draft skripsi dilaksanakan di IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waku Peeliia Peeliia yag dilakuka pada Bula Jauari higga Mei 2008 yag mecakup peyusua proposal higga peyusua draf skripsi dilaksaaka di empa kecamaa di Kabupae Garu,

Lebih terperinci

BAGIAN 2 TOPIK 5. andhysetiawan

BAGIAN 2 TOPIK 5. andhysetiawan BAGIAN OIK 5 adhyseiawa Isi Maeri Modulasi Aliudo AM Modulasi Frekuesi FM adhyseiawa MODULASI AMLIUDO DAN MODULASI ANGULAR SUDU Modulasi roses erubaha karakerisik aau besara gelobag ebawa, euru ola gelobag

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kurs, dan Harga Minyak Dunia dengan Pendekatan Vector Autoregressive

Pemodelan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kurs, dan Harga Minyak Dunia dengan Pendekatan Vector Autoregressive JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sep. 0) ISSN: 30-98X D-87 Pemodela Ideks Harga Saham Gabuga (IHSG), Kurs, da Harga Miyak Duia dega Pedekaa Vecor Auoregressive Dimas Okky.S da Seiawa Jurusa Saisika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peeliia Jeis peeliia ii merupaka peeliia kuaiaif dega megguaka meode eksperime. Desai peeliia ii megguaka ru experime desig beuk desai poses oly corol desig yaki meempaka

Lebih terperinci

kesimpulan yang didapat.

kesimpulan yang didapat. Bab ii merupaka bab peutup yag merupaka hasil da kesimpula dari pembahasa serta sara peulis berdasarka kesimpula yag didapat. BAB LANDASAN TEORI. Kosep Dasar Peramala Peramala adalah kegiata utuk memperkiraka

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Pada bab ii aka dibahas megeai eori-eori dasar yag berhubuga dega ivesasi, persamaa diferesial sokasik da simulasi yag mejadi ladasa berpikir uuk mempermudah dalam pembahasa pada bab

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci