BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Setelah merancang metodologi penelitian maka tahapan penelitian selanjutnya adalah tahap pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini akan disampaikan proses dan hasil penyebaran kuesioner, deskripsi statistik dari uji validitas dan reliabilitas indikator, uji reliabilitas konstruk/model pengukuran, uji goodness of fit, uji model struktural dan uji hipotetik serta analisis deskriptif statistik. 4.1 Pengumpulan Data Data penelitian ini adalah data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Responden dari kuesioner adalah para karyawan dengan level manajemen superintendent ke atas. Penyebaran kuesioner ini bersifat sampling. Berikut ini adalah data deskriptif mengenai lokasi penyebaran kuesioner, jumlah kuesioner yang disebar dan yang berhasil dikumpulkan kembali. Tabel 4.1 Data penyebaran kuesioner No. Nama Divisi/Sudit Jumlah Jumlah kuesioner Kuesioner yang kembali 1. P2M Pusdiklat Perencanaan (HSM) Pabrik besi spons Perawatan pabrik besi spons 8-6. SSP SSP Pengerolan BLP Perawatan pabrik baja lembaran panas 10. Pabrik baja lembaran dingin Pabrik billet baja Pabrik batang kawat

2 13. Utility Penunjang perawatan pabrik Perawatan lapangan dan 6 4 perbengkelan 16. K3LH Teknik industri Pengendalian kualitas Perencanaan produksi Penanganan hasil produksi Logistik Akuntansi Manajemen bisnis AP dan bidang 6 6 jasa 24. Satuan pengawasan internal (SPI) Teknologi informasi Sumber daya manusia Umum Sekber dan humas 5 3 Jumlah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi di dalam pengisian kuesioner baru mencapai 53 %. Kuesioner yang terkumpul semuanya diikutsertakan di dalam pengolahan data. Berdasarkan Hair (1998) di dalam Kusnendi (2008), tidak ada kriteria khusus yang menentukan jumlah sampel tetapi jumlah sampel minimum yang direkomendasikan dapat melakukan estimasi pada SEM adalah 100 sampai 200. Oleh karena itu, jumlah kuesioner yang terkumpul sudah bisa diolah dengan menggunakan SEM. Semua kuesioner yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan software Lisrel Uji Validitas dan Reliabilitas Indikator Model Pengukuran Uji validitas dan reliabilitas merupakan bagian dari uji model pengukuran. Model pengukuran merupakan model yang menunjukkan hubungan antara variabel 80

3 laten dan variabel manifest/teramati. Dalam penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode confirmatory factor analysis (CFA). Metode CFA sendiri dipergunakan untuk menguji (1). Apakah indikatorindikator yang dikonsepsikan secara unidimensional, tepat, dan konsisten dapat menjelaskan kosntruk yang diteliti dan (2). indikator-indikator apa yang dominan membentuk konstruk yang diteliti. Model yang divalidasi dalam penelitian ini memiliki 9 variabel laten atau konstruk atau model pengukuran. Bentuk umum dari persamaan model pengukuran dirumuskan dengan format sebagai berikut (Schumacker & Lomax, 1996; Long, 1983 di dalam Kusnendi, 2008) : Indikator Ci = Variabel Laten + Kesalahan Pengukuran atau = λ i Variabel Laten + e i Dimana λ (lambda) adalah koefisien muatan faktor atau koefisien bobot faktor (factor loadings) dan e i adalah kesalahan pengukuran (measurement error). Koefisien bobot faktor pada dasarnya adalah keeratan hubungan atau korelasi antara indikator dengan variabel latennya. C i dikatakan valid jika λ 0.50 dan t 1.96 (Igbaria, 1997 di dalam Wijayanto, 2007). Jika nilai C i tidak memenuhi syarat maka indikator C i tersebut dikeluarkan dari model pengukuran, setelah itu dilakukan perhitungan CFA ulang. Dalam uji CFA ini juga dapat diketahui tingkat kesesuaian model pengukuran, dengan cara melihat pada indikator GOF (indikator absolut) yaitu chi-square, p-value dan RMSEA (lihat tabel 2.1). Berikut ini hasil pengolahan uji validitas dan reliabilitas untuk kesembilan variabel laten : a. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten top management commitment Berikut ini adalah gambar (4.1. dan 4.2.) hasil dari pengolahan data Lisrel 8.7 : 81

4 Gambar 4.1. Model pengukuran Laten1 (standardized solution) Gambar 4.2. Model pengukuran Laten1 (t-value) 82

5 Nilai nilai statistik yang ada di dalam path diagram (gambar 4.1 dan gambar 4.2) akan ditabulasikan pada tabel di bawah ini : Tabel 4.2. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten top management commitment No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C C C Semua variabel mempunyai nilai λ 0.50 dan t-value 1.96 sehingga bisa dikatakan semua variabel tersebut valid. Sedangkan nilai t dari variabel manifest C1 sebesar 8.64 artinya nilai paramater tersebut adalah signifikan secara statistik (tidak sama dengan nol). Jika dicermati dari nilai GOF (indikator absolut), model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik. b. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten methodologi Berikut ini adalah gambar (4.3. dan 4.4.) hasil dari pengolahan data Lisrel 8.7 : Gambar 4.3 Model pengukuran awal Laten2 (standardized solution) 83

6 Gambar 4.4 Model pengukuran awal Laten2 (t-value) Berikut ini disajikan tabulasi data statistik hasil uji confirmatory factor analysis (gambar 4.3 dan gambar 4.4) : Tabel 4.3. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten methodologi No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C C C * Variabel C10 mempunyai nilai λ 0.50 sehingga harus dikeluarkan dari model pengukuran dan dilakukan perhitungan CFA ulang. Hasil perhitungan ulang dapat dilihat pada tabel Jika dicermati dari nilai GOF (indikator absolut), model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik. c. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten struktur organisasi Berikut ini adalah gambar (4.5 dan 4.6) hasil dari pengolahan data Lisrel 8.7 : 84

7 Gambar 4.5 Model Pengukuran Laten3 (standardized solution) Gambar 4.6 Model Pengukuran Laten3 (t-value) Berikut ini disajikan tabulasi data statistik hasil uji confirmatory factor analysis (gambar 4.5 dan gambar 4.6) Tabel 4.4. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten struktur organisasi No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C

8 3. C C Semua variabel mempunyai nilai λ 0.50 dan t-value 1.96 sehingga bisa dikatakan variabel tersebut valid. Namun, indikator GOF (berjenis absolut) menunjukkan bahwa model pengukuran ini kurang baik. d. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten infrastruktur teknologi Berikut ini adalah gambar (4.7. dan 4.8) hasil dari pengolahan data Lisrel 8.7 : Gambar 4.7 Model Pengukuran Awal Laten4 (standardized solution) 86

9 Gambar 4.8 Model Pengukuran Awal Laten4 (t-value) Berikut ini disajikan tabulasi tentang data statistik hasil uji confirmatory factor analysis (gambar 4.7 dan gambar 4.8) : Tabel 4.5. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten infrastruktur teknologi No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C C C C C C C C *

10 Variabel C24 mempunyai nilai λ 0.50 sehingga variabel C24 harus dikeluarkan dari model pengukuran dan selanjutnya dilakukan perhitungan CFA ulang. Hasil perhitungan ulang dapat dilihat pada tabel Jika dilihat nilai indikator GOF (berjenis absolut), model pengukuran ini memiliki nilai indikator GOF yang baik. e. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten budaya perusahaan Berikut ini merupakan gambar 4.9. dan hasil dari uji confirmatory factor analysis : Gambar 4.9. Model Pengukuran Awal Laten5 (standardized solution) 88

11 Gambar Model Pengukuran Awal Laten5 (t-value) Berikut ini disajikan tabulasi tentang data statistik uji confirmatory factor analysis (gambar 4.9 dan gambar 4.10) : Tabel Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten budaya perusahaan No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C C C C * C * C * Variabel C30, C31 dan C32 mempunyai nilai λ 0.50 sehingga harus dikeluarkan dari model pengukuran dan selanjutnya dilakukan perhitungan ulang CFA. Hasil perhitungan ulang dapat dilihat pada tabel Jika dilihat indikator 89

12 GOF (berjenis absolut) maka model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang kurang baik. f. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten motivasi dan reward Berikut ini merupakan gambar (4.11 dan 4.12) hasil dari uji confirmatory factor analysis : Gambar Model Pengukuran Laten6 (standardized solution) Gambar Model Pengukuran Laten6 (t-value) Berikut ini disajikan tabulasi data statistik dari hasil uji confirmatory factor analysis (gambar 4.11 dan gambar 4.12) : 90

13 Tabel 4.7. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten motivasi dan reward No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C C Semua variabel mempunyai nilai λ 0.50 dan t-value 1.96 sehingga semua variabel dinyatakan valid. Jika dilihat dari indikator GOF (berjenis absolut), model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik. g. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten staff defection (keluarnya karyawan dari perusahaan) Berikut ini merupakan gambar (4.13 dan 4.14) hasil dari confirmatory factor analysis : Gambar Model Pengukuran Awal Laten7 (standardized solution) 91

14 Gambar Model Pengukuran Awal Laten7 (t-values) Berikut ini disajikan tabel tentang data statistik dari uji confirmatory factor analysis (gambar dan gambar 4.14) : Tabel 4.8. Uji validitas dan reliabililitas untuk variabel laten staff defection (keluarnya karyawan dari perusahaan) No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C * C C C Variabel C37 memiliki nilai 0.50 sehingga harus dikeluarkan dari model pengukuran dan dilakukan perhitungan CFA ulang. Hasil perhitungan ulang dapat dilihat pada tabel Jika dilihat indikator GOF, model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik. h. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten staff retirement (staff mengajukan pensiun dini dari perusahaan) Berikut ini adalah gambar (4.15. dan 4.16.) hasil dari confirmatory factor analysis : 92

15 Gambar Model Pengukuran Awal Laten8 (standardized solution) Gambar Model Pengukuran Awal Laten8 (t-value) Berikut ini akan disajikan tabulasi tentang data statistik dari analysis factor analysis (gambar 4.15 dan gambar 4.16): Tabel 4.9. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten staff retirement (staff mengajukan pensiun dini dari perusahaan). No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C * C

16 3. C C Variabel C41 mempunyai nilai λ 0.50 sehingga harus dikeluarkan dari model pengukuran dan selanjutnya dilakukan perhitungan CFA ulang. Hasil perhitungan ulang dapat dilihat pada tabel Jika dilihat pada indikator GOF (berjenis absolut), model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik. i. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten rasa memiliki terhadap persoalan perusahaan (ownership of problem) Berikut ini merupakan gambar (4.17 dan 4.18) hasil dari confirmatory factor analysis : Gambar Model Pengukuran Laten9 (standardized solution) Gambar Model Pengukuran Laten9 (t-value) 94

17 Berikut ini disajikan tabulasi tentang data statistik dari confirmatory factor analysis (gambar 4.17 dan gambar 4.18): Tabel Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten rasa memiliki terhadap persoalan perusahaan (ownership of problem) No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C Semua variabel mempunyai nilai λ 0.50 dan t-value 1.96 sehingga bisa dikatakan bahwa semua variabel adalah valid. Jika dilihat pada indikator GOF (berjenis absolut) maka model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Setelah melakukan analisa validitas dan reliabilitas model pengukuran satu persatu, maka berikutnya menganalisa hubungan antar model pengukuran. Analisa hubungan antar model pengukuran ini dilakukan dengan cara menambahkan persamaan struktural ke dalam model CFA atau menghubungkan antar model pengukuran (gambar 4.1. sampai 4.18) sehingga tersusun model struktural. Hasil analisa model struktural awal dengan Lisrel 8.7 dapat dilihat pada gambar 4.19 dan gambar 4.20 : 95

18 Gambar Diagram jalur model awal dengan nilai yang telah distandarisasi (λ) 96

19 Gambar Diagram jalur model awal dengan nilai yang telah distandarisasi (t value) 97

20 Berikut ini hasil perhitungan ulang uji CFA atas model pengukuran yang telah terbebas dari variabel manifest yang tidak memenuhi syarat valid. a. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten top management commitment Model pengukuran Laten1 tidak dilakukan perhitungan ulang CFA sehingga nilai parameter model sama dengan model pengukuran Laten1 sebelumnya (sesuai tabel 4.2.) b. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten methodology Berikut ini merupakan gambar (4.20 dan 4.21) hasil perhitungan ulang CFA : Gambar Model pengukuran modifikasi Laten2 (t-value) Gambar Model pengukuran modifikasi Laten2 (standardized solution) 98

21 Berikut ini disajikan tabulasi data statitik hasil perhitungan ulang CFA (gambar 4.20 dan gambar 4.21) : Tabel Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten methodology No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C C Semua variabel mempunyai nilai λ 0.50 dan nilai t 1.96 sehingga bisa dikatakan variabel tersebut valid. Jika dilihat pada indikator GOF (absolut), maka model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik. c. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten struktur organisasi Model pengukuran Laten3 tidak dilakukan perhitungan ulang CFA sehingga nilai parameter model sama dengan model sebelumnya (sesuai tabel 4.4.) d. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten infrastruktur teknologi. Berikut ini merupakan gambar (4.23 dan 4.24) hasil dari perhitungan ulang CFA : 99

22 Gambar Model pengukuran modifikasi Laten4 (standardized solution) Gambar Model pengukuran modifikasi model Laten4 (t-value) 100

23 Berikut ini disajikan tabulasi data statistik hasil perhitungan ulang CFA (gambar 4.23 dan gambar 4.24) Tabel Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten infrastruktur teknologi No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C C C C C C C Semua variabel mempunyai nilai λ 0.50 dan nilai t 1.96 sehingga bisa dikatakan variabel tersebut valid. Jika dilihat pada indikator GOF (absolut) maka model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik. e. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten budaya perusahaan Berikut ini merupakan gambar (4.25 dan 4.26) hasil dari perhitungan CFA : Gambar Model pengukuran modifikasi Laten5 (standardized solution) 101

24 Gambar Model pengukuran modifikasi Laten5 (t-value) Berikut ini disajikan tabulasi data statistik hasil perhitungan ulang CFA (gambar 4.25 dan gambar 4.26) : Tabel Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten budaya perusahaan No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C C C Semua variabel mempunyai nilai λ 0.50 dan nilai t 1.96 sehingga bisa dikatakan variabel tersebut valid. Jika dilihat pada indikator GOF (absolut), maka model pengukuran ini masih memiliki tingkat kesesuaian yang kurang baik. f. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten motivasi dan reward Model pengukuran Laten6 tidak dilakukan perhitungan ulang CFA sehingga nilai parameter model sama dengan model pengukuran Laten6 sebelumnya (sesuai tabel 4.7.) g. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten staff defection (keluarnya karyawan dari perusahaan) Berikut ini merupakan gambar (4.27 dan 4.28) hasil perhitungan ulang CFA : 102

25 Gambar Model pengukuran modifikasi Laten7 (standardized solution) Gambar Model pengukuran modifikasi Laten7 (t-value) Berikut ini disajikan tabulasi data statistik hasil pengujian ulang CFA (gambar 4.27 dan gambar 4.28) : Tabel 4.14 Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten staff defection (keluarnya karyawan dari perusahaan) No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C

26 Semua variabel mempunyai nilai λ 0.50 dan nilai t 1.96 sehingga bisa dikatakan variabel tersebut valid. Jika dilihat pada indikator GOF (absolut), maka model pengukuran ini mempunyai tingkat kesesuaian yang baik. h. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten staff retirement (staff mengajukan pensiun dini dari perusahaan). Berikut ini merupakan gambar (4.29 dan 4.30) hasil dari pengujian ulang CFA : Gambar Model pengukuran modifikasi Laten7 (standardized solution) Gambar Model pengukuran modifikasi Laten8 (t-value) 104

27 Berikut ini disajikan tabulasi data statistik hasil pengujian ulang CFA (gambar 4.29 dan gambar 4.30) : Tabel Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten staff retirement (staff mengajukan pensiun dini dari perusahaan). No. Variabel Manifest Bobot faktor (λ) Variansi kesalahan Nilai t 1. C C C Semua variabel mempunyai nilai λ 0.50 dan nilai t 1.96 sehingga bisa dikatakan variabel tersebut valid. Jika dilihat pada indikator GOF (absolut), maka model pengukuran ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik terhadap sistem nyata. i. Uji validitas dan reliabilitas untuk variabel laten rasa memiliki terhadap persoalan perusahaan Model pengukuran Laten9 tidak dilakukan perhitungan ulang CFA sehingga nilai parameter model sama dengan model pengukuran Laten9 sebelumnya (sesuai tabel 4.10.) Setelah melakukan analisa ulang validitas dan reliabilitas model pengukuran satu persatu, maka berikutnya menganalisa kembali hubungan antar model pengukuran. Analisa kembali hubungan antar model pengukuran ini dilakukan dengan cara menambahkan persamaan struktural ke dalam model CFA atau menghubungkan antar model pengukuran yang telah dimodifikasi dan model pengukuran yang tidak perlu dimodifikasi, sehingga tersusun model struktural. Hasil analisa model struktural modifikasi dengan Lisrel 8.7 dapat dilihat pada gambar 4.31 dan gambar 4.32 : 105

28 Gambar Diagram jalur model modifikasi dengan nilai yang telah distandarisasi (λ) 106

29 Gambar Diagram jalur model modifikasi dengan nilai yang telah distandarisasi (t value) 107

30 4.3 Analisis data statistik uji validitas dan reliabilitas Berdasar uji validitas dan reliabilitas pada model pengukuran SEM maka dapat diketahui bahwa ada 39 indikator (variabel manifest) yang dinyatakan valid dan reliable dan 8 indikator (variabel manifest) yang dinyatakan tidak valid. Walaupun dinyatakan valid, nilai validitas dari 39 indikator (variabel manifest) hanya sedikit diatas syarat minimal dinyatakan valid yaitu skor validitasnya berkisar antara tapi jika dirata-ratakan maka akan berkisar (sedikit diatas nilai syarat minimal). Hal ini berarti variabel manifest tersebut belum terlalu kuat dinilai oleh responden dan memang juga karena implementasi manajemen pengetahuan yang masih dalam tahap awal. Berikut ini adalah kesedelapan variabel manifest yang tidak valid : 1. Perusahaan memiliki prosedur untuk menuangkan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan ke dalam bentuk tulisan (dengan nilai λ : ). Analisis : Menurut data primer sebenarnya perusahaan memiliki prosedur menuangkan pengetahuan karyawan ke dalam bentuk tulisan, hanya saja, ada kemungkinan tidak tersosialisasi dengan baik. Namun di lain pihak, ada suatu kasus, dimana ada seorang karyawan yang mumpuni di bidang teknologi baja (lulusan Jerman) yang akan segera pensiun tapi belum membagi pengetahuannya kepada yang lain baik dalam bentuk tulisan maupun lisan (tapi sekarang sedang proses sharing). Ada kemungkinan, masih banyak kasus yang mirip dengan kasus tersebut. 2. Media KM online telah dilengkapi sistem pengaman sehingga tidak sembarang pengetahuan dapat diakses dengan mudah (dengan nilai λ : ). Analisis : pada saat dilakukan obeservasi memang didapatkan informasi bahwa ada seseorang (di luar perusahaan) yang bisa dengan mudah mengcopy materi pengetahuan yang ada di dalam KM online. Informasi ini menunjukkan bahwa memang pada saat itu (saat informasi diterima), KM online tidak dilengkapi sistem pengaman dengan baik. 3. Para karyawan merasa bahwa pengetahuan bukanlah alat untuk meraih kekuasaan /pengaruh sehingga harus disimpan dan dimiliki oleh diri mereka sendiri (dengan nilai λ : ). Analisis : menurut wawancara yang dilakukan, memang pada masa lalu, ada raja-raja kecil di perusahaan yang 108

31 memiliki pengetahuan (lebih dibanding yang lain) dan sulit membagi pengetahuan kepada yang lain. 4. Para karyawan memandang bahwa pengetahuan adalah sumber daya yang penting untuk bersaing dengan perusahaan lain ((dengan nilai λ : ). Analisis : skor variabel ini dengan nilai λ : cukup mengejutkan hanya saja pada saat wawancara pernah didapatkan informasi bahwa terkadang para karyawan terprovokasi untuk menceritakan teknologi dan situasi perusahaan kepada orang lain (terutama kepada para instruktur/konsultan perusahaan) 5. Para karyawan merasa terbuka untuk menerima budaya dan pengetahuan baru (dengan nilai λ : ). Analisis : pada saat wawancara didapatkan informasi bahwa walaupun telah ada launching program implementasi manajemen pengetahuan pada sekitar tahun 2008 awal, tapi sampai saat ini masih sedikit dari para karyawan yang mengakses KM Online (jika ini yang menjadi ukuran keberhasilan implementasi KM) dan banyak dari karyawan yang tidak mengetahui arah dan subtansi manajemen pengetahuan. 6. Pemberian motivasi dan insentif akan meningkatkan komitmen dan kinerja karyawan di dalam melakukan aktivitas manajemen pengetahuan (dengan nilai λ : ). Analisis : sebenarnya, menurut informasi yang diperoleh, perusahaan memiliki kebijakan insentif bagi karyawan yang mampu menyusun karya tulis terkait dengan proses bisnis di unit kerjanya. Ada kemungkinan, insentif itu hanya mendorong orang untuk melakukan penyusunan tulisan karya tulis saja, tetapi belum mendorong orang untuk melakukan sharing pengetahuan secara aktif dan lisan. Kemungkinan yang lain adalah karya tulis yang disusun tidak sampai pada tahap implementasi, ini terbukti dengan adanya kasus dimana karya tulis yang serupa muncul lagi pada beberapa tahun kemudian. 7. Ada karyawan yang keluar dari perusahaan karena merasa pengetahuan yang dimilikinya kurang dihargai secara semestinya (dengan nilai λ : ). Analisis : menurut wawancara yang dilakukan, perusahaan memang mempunyai kebijakan pemberian insentif sebagaimana point 4 diatas namun memang ada kasus (tidak banya) dimana karyawan yang telah disekolahkan 109

32 oleh perusahaan (S3 di luar negeri) tetapi akhirnya memutuskan untuk pindah kerja. 8. Ada karyawan yang pensiun dini dari perusahaan karena merasa pengetahuan yang dimilikinya kurang dihargai secara semestinya (dengan nilai λ : ). Analisis : point 6 ini mirip dengan point 5 diatas hanya saja belum pernah didapatkan informasi lewat wawancana mengenai karyawan yang mengajukan pensiun dini dari perusahaan. Informasi yang didapatkan hanya sebatas bahwa perusahaan memiliki kebijakan masa kerja minimal untuk seseorang bisa mengajukan pensiun dini (kira-kira 46 tahun) namun pencairang pensiun baru akan dilakukan pada usia kira-kira 56 tahun. Oleh karena itu, dalam masa tunggu 10 tahun tersebut, karyawan yang mengajukan pensiun dini tersebut harus mencari pendapatan yang lain. 4.4 Uji Kecocokan Keseluruhan Model Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan tabulasi dan rekapitulasi. Data yang terkomputerisasi selanjutnya diolah dengan menggunakan software Lisrel 8.7. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil awal analisis SEM secara keseluruhan model dari data yang terkumpul. Tabel Hasil uji kecocokan keseluruhan model (model awal) No. Ukuran GOF Target Tingkat Kecocokan Hasil Estimasi Tingkat Kecocokan 1. Chi Square Nilai yang kecil Kurang baik P P RMSEA RMSEA Baik 3. NFI NFI Kurang baik 4. NNFI NNFI Baik 5. CFI CFI Baik 6. GFI GFI Kurang baik 7. AGFI AGFI Kurang baik Tabel diatas merupakan goodness of fit (GOF) dari model original. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model kurang menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik. Untuk meningkatkan GOF, maka dilakukan cara sebagaimana yang telah dilakukan pada bagian sub bab 4.2., yaitu mengeluarkan variabel manifest yang 110

33 memiliki nilai λ (lamda-nya) < variabel manifest yang dibuang tersebut merupakan variabel yang tidak merefleksikan secara signifikan variabel latennya. Selain dengan menghilangkan variabel manifest yang tidak memenuhi syarat, perbaikan model dilakukan juga dengan menambahkan error covariance. Berikut ini adalah table 4.21 yang menunjukkan hasil analisa modifikasi SEM setelah menghilangkan variabel yang manifest yang tidak memenuhi syarat nilai λ. Tabel Hasil uji kecocokan keseluruhan model (modifikasi) No. Ukuran GOF Target Tingkat Kecocokan Hasil Estimasi Tingkat Kecocokan 1. Chi Square Nilai yang kecil Kurang baik P P RMSEA RMSEA Baik P (close fit) P NFI NFI Kurang baik 4. NNFI NNFI Baik 5. CFI CFI Baik 6. GFI GFI Kurang baik 7. AGFI AGFI Kurang baik Untuk melihat sejauh mana pengaruh perbaikan yang terjadi setelah dilakukan modifikasi model, maka berikut ini akan ditunjukkan tabel yang memperbandingkan GOF model awal dan model modifikasi. Tabel Perbandingan hasil uji kecocokan keseluruhan model No. Ukuran GOF Target Tingkat Model Awal Model Modifikasi Kecocokan 1. Chi Square P Nilai yang kecil P RMSEA RMSEA P (close fit) P NFI NFI NNFI NNFI CFI CFI GFI GFI AGFI AGFI Tabel diatas berisi indikator goodness of fit yang memberikan penilaian atas kesesuaian model dengan situasi nyata. Berdasarkan nilai uji GOF diatas maka tingkat kesesuaian model secara keseluruhan dapat diprediksi. Namun demikian, 111

34 untuk menyimpulkan tingkat kesesuaiannya tidak bisa langsung dilakukan karena dalam skor GOG tersebut ada sebagian indikator GOF yang masuk persyaratan fit (RMSEA, NNFI, CFI) tapi juga ada sebagian indikator yang tidak masuk kategori fit (chisquare, NFI, GFI dan AGFI). Oleh karena itu, cara menyimpulkannya akan dilakukan secara terperinci dengan mempertimbangkan nilai GOF yang ada. Pada tabel diatas terlihat bahwa skor chi square mengalami perbaikan/penurunan pada model SEM yang dimodifikasi. Skor chi square ini perlu diperhatikan karena menggambarkan kesesuaian model dengan system nyatanya. Model modifikasi diperoleh dengan cara melakukan perbaikan terhadap model awal, cara perbaikannya yaitu dengan menambahkan error covariance antar variabel manifest. Penambahan error covariance ini didasarkan pada saran yang diberikan oleh software Lisre 8.7. Secara teoritik ada 2 cara untuk memperbaiki model yaitu : a. Menambahkan path/lintasan diantara variabel teramati/manifest dengan variabel laten lainnya. Jika cara ini dilakukan, maka akan menyebabkan model penelitian ini mengalami perubahan yang cukup banyak dan tidak sesuai dengan subtansi/teori. Oleh karenanya, penelitian ini tidak melakukan saran ini b. Menambahkan error covariance diantara 2 buah error covariance. Penelitian ini menggunakan cara ini karena tidak akan menyebabkan perubahan model yang cukup signifikan dari segi teori dan substansi. Kedua cara tersebut, jika dilakukan akan menurunkan nilai chi square, yang berarti peningkatan kecocokan keseluruhan model. Setelah dilakukan perbaikan, maka skor chi square mengalami penurunan sebesar 773. Walaupun sudah dilakukan perbaikan tapi nilai chi square masih tergolong sangat besar ( dengan nilai p = 0.00), ini berarti model teoritis kurang sesuai dengan situasi nyata (yang didasarkan pada pengumpulan sampel). Sebenarnya, skor chi square yang dikehendaki adalah yang rendah, semakin rendah nilai skor chi square maka model semakin mendekati system nyata. Namun demikian, skor chi square ini sangat sensitive terhadap jumlah sample. Penggunaan skor chi square untuk menguji model secara keseluruhan akan cenderung menolak model (Joreskog dan Sorbom, 1996; Hair, et.al., 1998; Ghozali, 1994 di dalam Kusnendi (2008). Oleh karena itu, akan dicermati juga indikator GOF yang lainnya. 112

35 Selain mengechek skor chi square, tingkat kesesuaian model dapat dilihat pada nilai CFI (Comparative Fit Index) dan RMSEA. (Root Mean Square of Approximation). Model SEM modifikasi menghasilkan skor CFI , ini berarti model dinyatakan good fit (CFI dikatakan good fit jika CFI 0.90), sedangkan skor RMSEA sebesar , ini berarti model dinyatakan good fit (RMSEA dikatakan good fit jika RMSEA 0.80) Berdasar pada ketiga jenis ukuran GOF diatas maka bisa diambil analisis bahwa sebenarnya model tersebut sesuai dengan sistem nyata namun berada dalam ambang batas/ambang minimal kesesuaian (skor CFI dan RMSEA diterima namun hanya selisih sedikit dari skor minimal penerimaan kesesuaian). 4.5 Uji reliabilitas konstruk model struktural variabel penelitian. Uji reliabilitas ini dilakukan setelah menganalisa hasil GOF dari model SEM secara keseluruhan. Konstruk model pengukuran dianggap reliabel jika mempunyai nilai construct reliability sebesar 0.70 (Hair, 1998 di dalam Kusnendi, 2008). Model pengukuran yang diuji reliabilitasnya adalah model pengukuran yang merupakan bagian dari model SEM yang telah dimodifikasi. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus (Fornel & Larker, 1981 di dalam Kusnendi, 2008) : Construct Reliability = 2 ( s tan darloading) 2 ( s tan darloading) + e j Tabel Uji reliabilitas konstruk/ variabel penelitian No. Variabel Laten CR Kesimpulan Reliabilitas 1. Laten1 (top management commitment) 0.83 reliable 2. Laten2 (methodologi) 0.81 reliable 3. Laten3 (struktur organisasi) 0.74 reliable 4. Laten4 (infrastruktur teknologi) 0.89 reliable 5. Laten5 (budaya organisasi) 0.78 reliable 6. Laten6 (motivasi dan reward) 0.71 reliable 7. Laten7 (staff deflection) 0.80 reliable 8. Laten8 (staff retirement) 0.81 reliable 9. Laten9 (ownership problem) 0.74 reliable 113

36 Dalam tabel diatas, bisa disimpulkan bahwa secara komposit indikatorindikator atau variabel-variabel manifest yang terdapat pada model pengukuran memiliki konsistensi internal yang memadai dalam mengukur variabel laten/konstruk yang diukur karena masing-masing variabel laten memiliki nilai CR 0,70 (Hair, et.al, 1998 di dalam Kusnendi, 2008). Namun demikian, untuk masing-masing memiliki tingkat nilai CR yang berbeda. Variabel laten3, laten6, dan laten9 memiliki tingkat CR yang minimal (nilainya sedikit diatas nilai syarat minimal). Kejadian rendahnya nilai tingkat CR sangat wajar, karena penelitian ini tidak membedakan antara karyawan yang berada di lingkungan pabrik (misal karyawan di pabrik besi spons) dengan karyawan di lingkungan perkantoran (misal karyawan di Pusdiklat). Perbedaan lingkungan tersebut mengakibatkan perbedaan persepsi dan pemahaman mengenai manajemen pengetahuan. 4.6 Analisa Model Struktural Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap uji validasi dan reliabilitas dari model pengukuran. Di dalam SEM dikenal dua model yaitu model pengukuran dan model struktural. Model pengukuran adalah model yang menunjukkan hubungan antara variabel laten dan variabel manifest, sedangkan model struktural adalah model yang menunjukkan hubungan antar variabel manifest. Tabel Uji nilai t dan koefisien jalur dari persamaan struktural : No. Path/Jalur From To Koefisien jalur R 2 Nilai t ( t 1.96) atau t -1.96) Kesimpulan 1. Laten1 Laten signifikan 2. Laten1 Laten signifikan 3. Laten2 Laten signifikan Laten3 Laten signifikan 5. Laten4 Laten signifikan 6. Laten5 Laten signifikan 7. Laten6 Laten signifikan 8. Laten6 Laten signifikan 9. Laten7 Laten tidak signifikan 114

37 10. Laten8 Laten Signifikan Keterangan :Laten1 = top management commitment, Laten2 = methodology, Laten3 = struktur organisasi, Laten4 = infrastruktur teknologi, Laten5 = budaya organisasi, Laten6 = motivasi dan reward, Laten7 = staff deflection, Laten8 = staff retirement, Laten9 = ownership problem. Pada tabel 4.20 diatas ditunjukkan nilai t dari hubungan struktural untuk masing-masing pasangan variabel laten. Hubungan tersebut pada dasarnya adalah sebuah pernyataan hipotetik. Oleh karena itu, berdasarkan nilai yang ada di dalam tabel diatas maka pernyataan hipotetik dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten1 ke variabel laten2 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang pertama yaitu : Adanya komitmen manajemen puncak akan mempunyai hubungan yang positif terhadap adanya methodology. Berdasarkan analisis t hitung pada tabel diatas dimana hubungan antara var laten1 ke variabel laten2 memiliki nilai t (6.22) 1.96, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis kesatu (H1) adalah terbukti : Hipotesis 1 : Adanya komitmen manajemen puncak akan mempunyai hubungan yang positif terhadap adanya methodology Dengan telah terbuktinya hipotesis ke satu maka berarti hubungan top commitmen management dengan methodology yang ada dalam model penelitian ini juga terbukti. Selain itu, berdasarkan nilai koefisien jalur, maka bisa disimpulkan bahwa adanya methodology yang bagus dan komprehensif dipengaruhi sebesar 0,66 atau 44 % positif oleh tingkat komitmen manajemen puncak kepada implementasi manajemen pengetahuan. Sisanya sebesar 56 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. b. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten1 ke variabel laten3 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang kedua yaitu : Adanya komitmen manajemen puncak akan mempunyai hubungan yang positif terhadap adanya struktur organisasi. Berdasarkan analisis t hitung pada tabel diatas dimana hubungan antara var laten1 ke variabel laten3 memiliki nilai t (5.15) 1.96, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis kedua (H2) adalah terbukti : 115

38 Hipotesis 2 : Adanya komitmen manajemen puncak akan mempunyai hubungan yang positif terhadap adanya struktur organisasi Dengan telah terbuktinya hipotesis ke dua maka berarti hubungan top commitmen management dengan struktur organisasi yang ada dalam model penelitian ini juga terbukti. Selain itu, berdasarkan nilai koefisien jalur, maka bisa disimpulkan bahwa adanya struktur organisasi yang mendukung implementasi manajemen pengetahuan dipengaruhi sebesar 0,74 atau 55 % positif oleh tingkat komitmen manajemen puncak kepada implementasi manajemen pengetahuan. Sisanya sebesar 45 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. c. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten2 ke variabel laten4 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang ketiga yaitu : Adanya methodology akan mempunyai hubungan yang positif terhadap infrastruktur teknologi. Berdasarkan analisis t hitung pada tabel diatas dimana hubungan antara var laten2 ke variabel laten3 memiliki nilai t (4.73) 1.96, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis ketiga (H3) adalah terbukti : Hipotesis 3 : Adanya methodology akan mempunyai hubungan yang positif terhadap infrastruktur teknologi Dengan telah terbuktinya hipotesis ke tiga maka berarti hubungan antara methodology dengan infrastruktur teknologi yang ada dalam model penelitian ini juga terbukti. d. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten3 ke variabel laten4 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang keempat yaitu : Adanya struktur organisasi akan mempunyai hubungan yang positif terhadap adanya infrastruktur teknologi. Berdasarkan analisis t hitung pada tabel diatas dimana hubungan antara var laten3 ke variabel laten4 memiliki nilai t (3.68) 1.96, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis keempat (H4) adalah terbukti : Hipotesis 4 : Adanya struktur organisasi akan mempunyai hubungan yang positif terhadap adanya infrastruktur teknologi 116

39 Dengan telah terbuktinya hipotesis ke empat maka berarti hubungan antara struktur organisasi dengan infrastruktur teknologi yang ada dalam model penelitian ini juga terbukti. Selain itu, berdasarkan nilai koefisien jalur, maka bisa disimpulkan bahwa adanya infrastruktur teknologi yang mendukung implementasi manajemen pengetahuan dipengaruhi sebesar 0,56 atau 31,4 % positif oleh adanya methodologi yang mendukung implementasi manajemen pengetahuan atau dipengaruhi sebesar 0,46 atau 21,2 % positif oleh adanya struktur organisasi yang mendukung implementasi manajemen pengetahuan. Secara bersama, sebesar 78 % tinggi rendahnya dukungan infrastruktur teknologi terhadap implementasi manajemen pengetahuan dipengaruhi oleh adnaya methodologi dan struktur organisasi manajemen pengetahuan. Sisanya sebesar 12 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teridentifikasi di dalam model penelitian ini. e. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten4 ke variabel laten5 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang kelima yaitu : Adanya infrastruktur teknologi akan mempunyai hubungan yang positif terhadap adanya budaya perusahaan. Berdasarkan analisis t hitung pada tabel diatas dimana hubungan antara var laten4 ke variabel laten5 memiliki nilai t (5.92) 1.96, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis kelima (H5) adalah terbukti : Hipotesis 5 : Adanya infrastruktur teknologi akan mempunyai hubungan yang positif terhadap adanya budaya perusahaan Dengan telah terbuktinya hipotesis ke lima maka berarti hubungan antara infrastruktur teknologi dengan budaya perusahaan yang ada dalam model penelitian ini juga terbukti. Selain itu, berdasarkan nilai koefisien jalur, maka bisa disimpulkan bahwa adanya budaya perusahaan yang mendukung implementasi manajemen pengetahuan dipengaruhi sebesar 0,86 atau 74 % positif oleh dukungan infrastruktur manajemen pengetahuan. Sisanya sebesar 26 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. f. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten5 ke variabel laten6 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang keenam yaitu : Adanya budaya perusahaan akan mempunyai hubungan yang positif 117

40 terhadap adanya pemberian motivasi dan reward. Berdasarkan analisis t hitung pada tabel diatas dimana hubungan antara var laten5 ke variabel laten6 memiliki nilai t (5.57) 1.96, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis keenam (H6) adalah terbukti : Hipotesis 6 : Adanya budaya perusahaan akan mempunyai hubungan yang positif terhadap adanya pemberian motivasi dan reward Dengan telah terbuktinya hipotesis ke enam maka berarti hubungan antara budaya perusahaan dengan pemberian motivasi dan reward yang ada dalam model penelitian ini juga terbukti. Selain itu, berdasarkan nilai koefisien jalur, maka bisa disimpulkan bahwa sistem pemberian motivasi dan reward yang mendukung implementasi manajemen pengetahuan dipengaruhi sebesar 0,92 atau 84 % positif oleh budaya perusahaan yang mendukung implementasi manajemen pengetahuan. Sisanya sebesar 16 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. g. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten6 ke variabel laten7 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang ketujuh yaitu : Adanya pemberian motivasi dan reward akan mempunyai hubungan yang negatif terhadap staff defection. Berdasarkan analisis t hitung pada tabel diatas dimana hubungan antara var laten6 ke variabel laten7 memiliki nilai t (-2.46) , sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis ketujuh (H7) adalah terbukti : Hipotesis 7 : Adanya pemberian motivasi dan reward akan mempunyai hubungan yang negatif terhadap staff defection Selain itu, berdasarkan nilai koefisien jalur, maka bisa disimpulkan bahwa adanya staff defection dipengaruhi sebesar -0,28 atau 7,9 % negatif oleh adanya pemberian motivasi dan reward. Sisanya sebesar 92,1 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. h. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten6 ke variabel laten8 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang kedelapan yaitu : Adanya pemberian motivasi dan reward akan mempunyai hubungan yang negatif terhadap adanya staff retirement. Berdasarkan analisis t hitung, dimana hubungan antara var laten6 ke variabel laten8 memiliki nilai t (-2.99) 118

41 -1.96, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis kedelapan (H8) adalah terbukti : Hipotesis 8 : Adanya pemberian motivasi dan reward akan mempunyai hubungan yang negatif terhadap adanya staff retirement. Selain itu, berdasarkan nilai koefisien jalur, maka bisa disimpulkan bahwa adanya staff retirement dipengaruhi sebesar -0,35 atau 12 % negatif oleh adanya pemberian motivasi dan reward. Sisanya sebesar 88 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. i. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten7 ke variabel laten9 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang kesembilan : Adanya staff defection akan mempunyai hubungan yang negatif terhadap adanya ownership of problem (rasa memiliki terhadap persoalan perusahaan). Berdasarkan analisis t hitung, dimana hubungan antara var laten7 ke variabel laten8 memiliki nilai t (-0.49) -1.96, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis ke-9 (H9) adalah tidak terbukti : Hipotesis 9 : Adanya staff defection akan mempunyai hubungan yang negatif terhadap adanya ownership of problem j. Jalur yang menghubungkan antara variabel laten8 ke variabel laten9 merupakan jalur yang merupakan bentuk pernyataan hipotetik dari hipotesis yang kesembilan : Adanya staff retirement akan mempunyai hubungan yang negatif terhadap adanya ownership of problem (rasa memiliki terhadap persoalan perusahaan). Berdasarkan analisis t hitung pada tabel diatas dimana hubungan antara var laten8 ke variabel laten9 memiliki nilai t (-2.51) -1.96, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis kesepuluh (H10) adalah terbukti : Hipotesis 10 : Adanya staff retirement akan mempunyai hubungan yang secara negatif terhadap adanya ownership of problem (rasa memiliki terhadap persoalan perusahaan) Selain itu, berdasarkan nilai koefisien jalur, maka bisa disimpulkan bahwa adanya ownership of problem dipengaruhi sebesar -0,050 atau 0,25 % negative oleh adanya staff defection atau dipengaruhi sebesar -0,29 atau 8,41% negatif oleh adanya staff retirement. Secara bersama, sebesar 8,9 % tinggi rendahnya dukungan rasa ownership of problem dipengaruhi oleh adanya staff retirement dan staff defection. 119

42 Sisanya sebesar 91,9 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teridentifikasi di dalam model penelitian ini. Bab IV ini akan ditutup dengan memberikan ringkasan hasil-hasil pengolahan data yang telah diuraikan diatas. Ringkasan akan ditunjukkan pada tabel 4.21 (di halaman berikutnya). 120

43 Tabel 4.21 Ringkasan validitas dan reliablitas indikator variabel laten No Dimensi (Variabel Laten) Lack of Top Management Commitment Lack of Methodology Keterangan Kode Indikator (Variabel Manifest) Kode Reliabilitas Validitas (CR 0.70) (λ 0.50) Manajemen puncak mempunyai kebijakan dan orientasi yang jelas λ: 0.70 C1 tentang proses implementasi KM Manajemen puncak mempunyai kebijakan yang dapat merangsang λ : 0.73 C2 para karyawan untuk saling melakukan sharing pengetahuan Manajemen puncak mempunyai visi tentang jenis pengetahuan λ : 0.73 C3 Laten1 yang akan dikelola dan diciptakan di dalam organisasi CR : 0.83 Manajemen puncak mempunyai kebijakan supaya semua jenis λ : 0.64 pengetahuan baik tacit maupun explicit dapat didokumentasikan C4 dengan baik Manajemen puncak mempunyai kebijakan untuk mengoptimalkan Λ : 0.73 C5 seluruh potensi pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan Perusahaan memiliki prosedur untuk meningkatkan value/nilai λ : 0.74 Laten2 C6 CR : 0.81 dari suatu pengetahuan yang telah dimiliki oleh perusahaan Perusahaan memliki prosedur untuk melakukan evaluasi dan λ : 0.82 C7 pengukuran kinerja implementasi manajemen pengetahuan 121

44 Perusahaan memiliki prosedur untuk mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan di suatu unit kerja tertentu C8 λ : 0.65 Perusahaan memiliki prosedur untuk mengevaluasi tingkat partisipasi keterlibatan karyawsan di dalam proses implementasi manajemen pengetahuan C9 λ : 0.66 Perusahaan memiliki prosedur untuk menuangkan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan ke dalam bentuk tulisan C10 Tidak Valid Perusahaan telah menetapkan spesifikasi, deskripsi tugas dan tim pelaksana terkait dengan manajemen pengetahuan C11 λ : Lack of organization structure Laten3 Manajemen pengetahuan ditangani oleh divisi/unit kerja tertentu sehingga KM mampu dikelola secara mandiri dan profesional Anggota tim implementasi KM terdiri dari para karyawan yang berdedikasi dan berpengetahuan tinggi C12 C13 CR : 0.74 λ : 0.55 λ : 0.53 Anggota tim implementasi KM berasal dari lintas unit kerja C14 λ : Lack Of Infrastructure Laten4 Media KM online dapat diakses dengan cepat dan jarang downtime C15 CR : 0.89 λ : 0.65 Technology Media KM Online menyediakan fasilitas untuk melakukan pencarian baik informasi/pengetahuan maupun orang/pakar. C16 λ :

45 Media KM online sangat mudah digunakan dan user friendly Para karyawan merasa puas karena media KM online menyediakan informasi/pengetahuan yang terkait dengan proses bisnis/tugas mereka Media KM online menyediakan informasi/pengetahuan yang mendukung pengambilan keputusan Media KM online menyediakan informasi/pengetahuan yang merangsang munculnya pengetahuan baru dan gagasan inovatif Media KM online menyediakan informasi dan pengetahuan secara lengkap, actual/uptodate dan terklasifikasi Media KM online telah memudahkan para karyawan untuk melakukan sharing pengetahuan Para karyawan sering menggunakan informasi/pengetahuan yang ada di media KM online untuk membantu tugas-tugas kerja mereka Media KM online telah dilengkapi system pengaman/security sehingga tidak sembarang pengetahuan dapat diakses dengan mudah C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 λ : 0.63 λ : 0.81 λ : 0.70 λ : 0.66 λ : 0.78 λ : 0.68 λ : 0.62 Tidak Valid 123

46 Aktivitas melakukan sharing pengetahuan telah menjadi budaya di perusahaan C25 λ : 0.87 Perusahaan memiliki berbagai media pertemuan untuk melakukan sharing pengetahuan secara tatap muka C26 λ : 0.65 Aktivitas menuangkan pengetahuan yang bersifat tacit ke dalam bentuk tulisan telah menjadi budaya perusahaan C27 λ : Lack of organizational culture Laten5 Antar para karyawan terjalin sikap saling percaya sehingga memudahkan proses sharing pengetahan Para karyawan merasa bahwa pengetahuan adalah tidak sematamata milik individu karyawan tetapi pengetahuan adalah asset yang dimiliki oleh perusahaan C28 C29 CR : 0.78 Λ : 54 λ : 0.51 Para karyawan merasa bahwa pengetahuan bukanlah alat untuk meraih kekuasaaan/pengaruh sehingga harus disimpan dan dimiliki oleh diri mereka sendiri C30 Tidak Valid Para karyawan memandang bahwa pengetahuan adalah sumber daya yang penting untuk bersaing dengan perusahaan yang lain C31 Tidak Valid Para karyawan merasa terbuka untuk menerima budaya dan pengetahuan yang baru C32 Tidak Valid 6 Lack of Motivation Laten6 Pemberian insentif disesuaikan dengan intensitas dan kualitas C33 CR : 0.71 λ : 0.57 pengetahuan yang telah disharing oleh karyawan yang 124

47 bersangkutan kepada rekan kerja yang lain Pemberian motivasi dan insentif akan meningkatkan komitmen dan kinerja karyawan di dalam melakukan aktivitas manajemen pengetahuan C34 λ : 0.52 and Reward Para karyawan mendapatkan coaching untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dari pihak manajemen (general manajer,/manajer/superintendent dll) C35 λ : 0.68 Perusahaan mengadakan training/pelatihan secara rutin untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan melakukan sharing pengetahuan C36 λ : 0.70 Ada karyawan yang luar dari perusahaan karena merasa pengetahuan yang dimilikinya kurang dihargai secara semestinya C37 Tidak Valid 7. Staff Defection Laten7 Perusahaan kehilangan asset pengetahuan karena karyawan yang keluar belum melakukan sharing pengetahuan terlebih dahulu Proses bisnis perusahaan menjadi terganggu karena adanya karyawan berpengetahuan tinggi yang memutuskan keluar dari perusahaan C38 C39 CR : 0.80 λ : 0.72 Λ : 0.62 Perusahaan kehilangan asset pengetahuan karena karyawan yang keluar, belum menuliskan pengetahuan yang dimilikinya terlebih C40 λ :

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tahapan terpenting di dalam penelitian adalah tahap analisa dan pembahasan. Tujuan utama dari analisa dan pembahasan adalah menganalisa sejauh mana model yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi Lapangan Observasi lapangan yang peneliti lakukan adalah dengan mendistribusikan 385 kuesioner kepada pengendara sepeda motor di gedung UOB Plaza. Setiap

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh sikap konsumen dan citra merek terhadap minat beli telepon seluler lumia. Subjek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh kepribadian, komunikasi, dan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1. Hasil Observasi Lapangan Kuesioner diberikan pada karyawan yang bekerja pada rumah sakit, yang dalam kasus ini adalah suster. Dengan jumlah soal untuk karyawan sebanyak 41

Lebih terperinci

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Distribusi Responden Berdasarkan Usia V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS DESKRIPTIF 5.1.1 Deskriptif Responden Distribusi Responden Berdasarkan Usia 1% 15% 19% 15-24 25-30 31-44 45-65 65% Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Distribusi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 103 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei Dari 25 kantor LPND sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2005, No. 81 Tahun 2006, No. 08 Tahun 2008, dan No. 09 Tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dimulai dari validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dan model teoritis, uji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah perokok dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, baik dikalangan laki-laki maupun perempuan. Meskipun regulasi pengendalian masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

Confirmatory Factor Analysis

Confirmatory Factor Analysis Teknik Analisis Validitas Konstruk dan Reliabilitas instrument Test dan Non Test Dengan Software LISREL Akbar iskandar Teknik informatika, STMIK AKBA, Sulawesi selatan, Indonesia Email : akbar.iskandar06@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN Putiri Bhuana Katili 1),Mutia Adha 2) Jurusan Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Survei Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan hotel bintang tiga di wilayah kota Cirebon. Ukuran sampel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap attitude toward SNA, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

59

59 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pendahuluan Tahapan pada bab ini adalah analisa hasil penelitian dengan cara mengolah data-data yang didapatkan sebelumnya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa teori yang terkait dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Systems Engineering (SE) Structural Equation Modeling (SEM) Fuzzy Serqual (Service Quality) Seperti yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan deskripsi dan analisis hasil penelitian yang diperoleh melalui pengukuran dan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang telah ditetapkan terlebih

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Universitas Mercu Buana sebagai suatu PTS mempunyai kebijakan dan cara tersendiri dalam memotivasi karyawannya untuk dapat bekerja dengan penuh kesenangan dan dapat bekerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 1,2 Universitas Kader Bangsa, Jl. Mayjen. H. Moh. Ryacudu No.88, 8 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang,

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan di bagian pendahuluan, maka metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut. MULAI PERUMUSAN

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Pendahuluan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan metode survey, penulis menyebarkan sebanyak 110 kuesioner yang dilakukan dengan cara membagi secara langsung ke responden.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali terletak di jalan Niti Mandala Renon Denpasar dengan perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang menawarkan martabak dengan berbagai pilihan rasa. Setiap daerah memiliki namanama khas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Zalora.co.id Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada akhir 2011 oleh Rocket Internet GmbH, yang mencakup grup retail fashion

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting untuk melaksanakan kegiatan. Mereka memberi pengaruh besar terhadap kondisi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah perantara pemasaran (stockist) PT. Propan Raya yang memasarkan produk cat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian digilib.uns.ac.id 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar 20

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar 20 60 BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jatim Park 1 merupakan sebuah tempat rekreasi dan taman belajar yang berada di Kota Batu Malang - Jawa Timur. Tempat wisata ini berada sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Kecocokan Pada analisis hasil, bagian utama yang dibahas adalah mengenai tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran serta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian konklusif yang bertujuan untuk memverifikasi hipotesis yang diajukan dan untuk menguji beberapa korelasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian.

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian. BAB II LAPORAN PENELITIAN Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian. A. Deskripsi Data Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. YCH Indonesia adalah salah satu perusahaan distributor yang hampir 90% mendistribusikan produk susu dari perusahaan Frisian Flag Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu BAB III METODA PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metodologi merupakan pengetahuan atau uraian mengenai metode. Metode itu sendiri merupakan cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. food & beverages. J.CO didirikan oleh Jhony Andrean yang sebelumnya terkenal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. food & beverages. J.CO didirikan oleh Jhony Andrean yang sebelumnya terkenal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum J.CO Donuts And Coffee J.CO Donuts And Coffee merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang food & beverages. J.CO didirikan oleh Jhony Andrean yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yaitu berdasar penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang disebar karyawan berbagai hotel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah responden sebanyak 150 orang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah responden sebanyak 150 orang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 57 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Data mengenai karakteristik responden dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dari responden yang bekerja di PT JobsDB Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Forever 21 merupakan retail fashion yang menyediakan produk-produk pakaian, aksesoris, perlengkapan kecantikan baik untuk wanita maupun pria.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y yang bersifat kausal.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT Pos Indonesia (Persero) Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan Pesatnya kemajuan ekonomi global telah mengundang produsen baru untuk turut ambil bagian dalam kancah perekonomian, sekaligus menjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam suatu organisasi atau perusahaan, faktor sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasiuntuk mencapai berbagai

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah pelanggan yang mendapat layanan penjualan dan layanan purna jual di Ford Jakarta Selatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dalam bab ini dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu (1) mendeskripsikan keterampilan belajar dan lima disiplin organisasi pembelajar yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV Opal Transport. B. Populasi

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-Test Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu sebelum menyebarkan kuesioner yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pengetahuan adalah istilah manajemen yang terbaru dan ditujukan untuk melakukan pengembangan proses kerja dan penciptaan nilai bagi operasi perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) UNTUK ANALISA PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR (STUDI KASUS PT. FERRO SIDOARJO) Sonny Faizal 1) dan Indung Sudarso

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Seperti yang dikemukakan pada pendahuluan bahwa yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruk soal- soal ujian nasional mata pelajaran bahasa indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran Konseptual

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir 3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Visi dan misi sangat penting dan hal pertama yang harus di tentukan ketika membentuk sebuah perusahaan atau suatu bisnis.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI KENDARAAN TOYOTA YARIS DI KOTA SURABAYA

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI KENDARAAN TOYOTA YARIS DI KOTA SURABAYA ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI KENDARAAN TOYOTA YARIS DI KOTA SURABAYA Oleh : Ardhika Suryana P NRP : 907 20 34 Magister Manajemen Teknologi Manajemen Industri Latar Belakang 300000

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI YANG BERDAMPAK PADA KEPUASAN PELAYANAN DIKLAT DI PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN (PPMKP) CIAWI BOGOR Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Umum Fakultas Ekonomi UMY didirikan pada tanggal 24 Rabi ul Akhir 1401 H, bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1981 M. Pada

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden dalam penelitian ini yaitu sales engineer PT.Omron Electronics yang berada di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Medan. Pola pencarian responden dilakukan

Lebih terperinci