BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
|
|
- Hamdani Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau mempunyai luas wilayah ,90 km 2 dengan batas-batasnya adalah: - Sebelah Utara : Kabupaten Nunukan - Sebelah Timur : Kabupaten Tana Tidung dan Bulungan - Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Barat - Sebelah Barat : Negara Bagian Sarawak, Malaysia Serawak Malaysia Timur Kab. Nunukan Kab. Malinau Kota Tarakan Kab. Bulungan Kab. Kutai Barat Samarinda Balikpapan Gambar 6. Peta Kabupaten Malinau
2 32 Kabupaten Malinau saat ini terdiri dari 12 kecamatan dan 109 desa, dengan 4 kecamatan berada di wilayah perbatasan Republik Indonesia dengan Malaysia. Alat transportasi untuk menjangkau kecamatan dan desa-desa yang ada di pedalaman hanya dapat dilakukan melalui jalur sungai maupun jalur udara, dengan jadwal yang tidak tetap tergantung dari kondisi cuaca. 4.1 Demografi/Kependudukan dan Ketenagakerjaan Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Malinau dari tahun 2000 sampai tahun 2010 sangat pesat. Fenomena tersebut muncul karena Kabupaten Malinau merupakan kabupaten muda dan memiliki banyak peluang kegiatan ekonomi. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Malinau hanya sebesar jiwa dengan jumlah laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Jumlah keluarga pada tahun 2000 hanya sebanyak KK dengan kepadatan penduduk berkisar 0,86 jiwa/km 2. Namun pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Malinau sudah berkembang pesat menjadi jiwa dengan jumlah keluarga sebanyak KK. Akan tetapi tidak setiap tahun jumlah penduduk Kabupaten Malinau mengalami peningkatan. Penduduk Kabupaten Malinau pada tahun 2005, 2007, dan 2010 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan adanya penghentian sementara proses produksi batubara dan adanya eksodus tenaga kerja musiman ke daerah lain.
3 33 Tabel 1. Jumlah penduduk Kabupaten Malinau dan pertumbuhannya tahun Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan (persen) , , , , , , , , , ,73 Sumber : Malinau Dalam Angka 2003 dan 2011, diolah. Persebaran penduduk antar kecamatan di Kabupaten Malinau belum merata. Sebagian besar penduduk (46,69 persen) tinggal di kecamatan sekitar ibukota kabupaten, yaitu Kecamatan Malinau dan Kecamatan Malinau Utara, sedangkan kecamatan yang berada di pedalaman dan perbatasan jumlah penduduknya hanya sekitar jiwa. Sumber : Malinau Dalam Angka 2011, diolah. Gambar 7. Komposisi penduduk per kecamatan
4 34 Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja di Kabupaten Malinau sebanyak jiwa. Jumlah pekerja yang paling banyak berada di subsektor pertanian tanaman padi dan palawija yaitu sebanyak orang atau sebesar 38,32 persen. Sedangkan jumlah keseluruhan tenaga kerja di sektor pertanian sebanyak orang. Sektor jasa merupakan sektor yang memiliki jumlah tenaga kerja terbesar kedua yaitu sebanyak orang atau sebesar 25,32 persen. Tabel 2. Jumlah tenaga kerja per sektor tahun 2010 Sektor Jumlah Tenaga Kerja Persentase Pertanian ,63 Pertambangan dan Penggalian ,18 Industri Pengolahan 511 1,91 Listrik, Gas dan Air Minum 27 0,10 Bangunan ,64 Perdagangan, Hotel dan Restoran ,30 Pengangkutan dan Komunikasi 704 2,64 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 72 0,27 Jasa ,32 Sumber : BPS Pendidikan dan Kesehatan Kemajuan suatu wilayah dapat dilihat dari seberapa banyak pemerintah meyediakan sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Kedua sektor ini saling berhubungan karena terkait dengan kesejahteraan seseorang. Pada tahun 2000 jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Malinau hanya sebanyak 96 unit sekolah yang terdiri dari 4 unit TK, 76 unit SD, 11 unit SMP, dan 4 unit SMU. Pada tahun 2010 keadaan ini telah mengalami perubahan yaitu menjadi 17 unit TK, 87 unit SD, 25 unit SMP, 13 unit SMU, 4 unit SMK, dan 1 unit
5 35 perguruan tinggi. Pesatnya perkembangan jumlah sekolah diikuti pula dengan adanya peningkatan mutu dan kualitas bangunan sekolah itu sendiri, dimana saat ini sekolah-sekolah di kecamatan perbatasan dan pedalaman sudah berkonstruksi beton. Sumber : Malinau Dalam Angka 2003 dan 2011, diolah Gambar 8. Perkembangan jumlah sekolah tahun Komitmen Pemerintah Kabupaten Malinau untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusianya tidak hanya ditujukan di sektor pendidikan tetapi sektor kesehatan juga mendapat perhatian yang serius. Pada tahun 2000 hanya terdapat tenaga kesehatan sebanyak 96 orang, kemudian pada tahun 2010 sudah berkembang menjadi 408 orang. Jumlah fasilitas kesehatan juga mengalami perkembangan. Kondisi awal pada tahun 2000 belum terdapat rumah sakit dan hanya terdapat 5 unit puskesmas, 29 unit puskesmas pembantu, dan 77 unit posyandu, sedangkan pada tahun 2010 fasilitas kesehatan yang tersedia meliputi 1 unit rumah sakit, 14 unit puskesmas, 46 unit puskesmas pembantu, dan 100 unit posyandu.
6 36 Sumber : Malinau Dalam Angka 2003 dan 2011, diolah. Gambar 9. Perkembangan jumlah sarana kesehatan tahun Produk Domestik Regional Bruto Salah satu indikator ekonomi makro untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha. PDRB merupakan jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di suatu daerah dalam satu tahun terakhir. PDRB dibagi menjadi PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tersebut, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar (dalam hal ini tahun 2000). PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
7 37 Pada tahun 2000 besaran PDRB Kabupaten Malinau baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan adalah sama yaitu sebesar 335,682 milyar rupiah. Nilai PDRB ini mengalami peningkatan pada tahun 2010, dimana nilai PDRB atas dasar harga konstan sebesar 693,924 milyar rupiah dan nilai PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 2,122 trilyun rupiah seperti terlihat dalam Tabel 3. Perkembangan nilai PDRB yang pesat dari tahun 2000 ke tahun 2010 menunjukkan kegiatan pembangunan yang tinggi oleh Pemerintah Kabupaten Malinau. Tabel 3. PDRB atas dasar harga konstan dan berlaku tahun Tahun PDRB atas dasar harga PDRB atas dasar harga konstan (juta rupiah) berlaku (juta rupiah) *) Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. 4.4 Pertumbuhan Ekonomi Ketertinggalan Kabupaten Malinau dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya menjadikan Kabupaten Malinau terus mengejar ketertinggalannya. Semangat kerja keras tersebut tercermin dari nilai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di tiap tahunnya, kecuali tahun 2004, 2005, dan 2006 yang mengalami
8 38 pertumbuhan dibawah 5 persen. Hal tersebut dikarenakan adanya penurunan produksi tanaman pangan dan beberapa perusahaan pertambangan menghentikan sementara kegiatan operasionalnya. Tetapi pada tahun berikutnya, Kabupaten Malinau mengalami pertumbuhan ekonomi yang fantastis dan puncaknya pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 13,90 persen. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah Gambar 10. Pertumbuhan ekonomi tahun Pertumbuhan ekonomi tersebut adalah kontribusi dari sektor-sektor ekonomi yang terdapat di Kabupaten Malinau. Berikut adalah tinjauan pertumbuhan tiap sektor dari tahun a. Sektor Pertanian Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Sektor pertanian merupakan salah satu penopang utama perekonomian Kabupaten Malinau, akan tetapi dalam pertumbuhannya berfluktuasi. Sektor pertanian pada
9 39 tahun 2000 mengalami pertumbuhan sebesar 4,21 persen, dan tahun 2003 pertumbuhannya -0,55 persen. Kemudian mengalami pertumbuhan positif tahun 2007 dan Puncak penurunan pertumbuhan terbesar adalah tahun 2009 yaitu sebesar -19,81 persen. Penurunan pertumbuhan sektor pertanian ini terutama berasal dari subsektor kehutanan, dimana pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar -25,30 persen. Fenomena tersebut disebabkan oleh penetapan Kabupaten Malinau sebagai kabupaten konservasi, sehingga kelestarian hutan lebih diutamakan dibandingkan dengan pembangunan. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 11. Pertumbuhan sektor pertanian tahun b. Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Malinau merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Timur yang tidak memiliki pertambangan minyak bumi dan gas. Andalan utama di sektor pertambangan dan penggalian ini adalah pertambangan non migas, yaitu
10 40 batubara. Pertambangan batubara sudah ada sejak Kabupaten Malinau masih tergabung dengan kabupaten induk. Pada tahun 2000 sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan sebesar 28,99 persen. Berturut-turut sampai tahun 2002 masih mengalami pertumbuhan yang positif. Namun pada tahun 2003 sampai tahun 2006 pertumbuhannya negatif dan pertumbuhan terendah di tahun 2006 yaitu -81,62 persen. Pertumbuhan yang negatif ini seiring dengan menurunnya pertumbuhan subsektor pertambangan tanpa migas yaitu batubara. Pada tahun 2007 sampai 2010 pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian kembali positif. Bahkan pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu 300,91 persen. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 12. Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian tahun
11 41 c. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan terdiri dari subsektor industri migas dan industri nonmigas. Di Kabupaten Malinau hanya terdapat industri nonmigas, dikarenakan tidak terdapat pertambangan minyak dan gas. Sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 pertumbuhan sektor industri pengolahan ini fluktuatif yaitu antara 3-30 persen. Pada tahun 2000 pertumbuhan sektor industri pengolahan sebesar 30,13 persen, tetapi tahun 2004 dan 2005 terjadi perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 3,43 persen dan 3,19 persen. Periode tahun 2008 sampai 2010 pertumbuhan sektor ini hanya berkisar antara 7-10 persen. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 13. Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun d. Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum Sektor listrik, gas, dan air minum merupakan sektor yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Di Kabupaten Malinau untuk sektor ini hanya terdapat dua
12 42 subsektor yaitu listrik dan air minum. Sebagaimana umumnya daerah pemekaran baru, pada awal terbentuknya mengalami permasalahan listrik dan air minum dikarenakan lama waktu beroperasinya yang kurang maupun produksinya yang tidak memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air minum pada tahun 2000 sebesar -26,85 persen. Pada tahun 2001 sektor listrik dan air minum menjadi perhatian utama pemerintah. Hal tersebut berdampak positif dengan terjadinya pertumbuhan yang tinggi di sektor listrik, gas, dan air minum ini yaitu sebesar 63,81 persen. Pada periode tahun pertumbuhannya tidak terlalu tinggi karena berbagai infrastruktur dasar sudah terpasang. Jadi tiap tahun hanya terdapat beberapa penambahan yang tidak terlalu besar dan terakhir pada tahun 2010 pertumbuhan sektor ini hanya sebesar 12,53 persen. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 14. Pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air minum tahun
13 43 e. Sektor Bangunan Sektor bangunan mencakup kegiatan konstruksi di wilayah domestik di suatu daerah yang dilakukan baik oleh kontraktor umum maupun kontraktor khusus. Pada tahun 2001 sampai 2003 Pemerintah Kabupaten Malinau sangat gencar membangun infrastruktur, baik jalan, jembatan, gedung pemerintahan maupun gedung-gedung lainnya. Pertumbuhan sektor bangunan pada tahun 2001 sebesar 225,34 persen, pada tahun 2002 sebesar 247,49 persen, dan pada tahun 2003 sebesar 105,27 persen. Pada periode berikutnya, yaitu tahun 2004 sampai 2006 kegiatan pembangunan infrastruktur mulai menurun, seiring dengan sudah tersedianya beberapa fasilitas umum. Pada periode tahun 2007 sampai dengan 2010 pertumbuhan sektor bangunan semakin mengecil yaitu hanya berkisar diantara 6-11 persen. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 15. Pertumbuhan sektor bangunan tahun
14 44 f. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Perkembangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran di Kabupaten Malinau tidak terlalu tinggi. Pertumbuhan yang tinggi hanya terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 23,92 persen dengan subsektor perdagangan menjadi subsektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 26,30 persen. Subsektor hotel mengalami pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2003 yaitu sebesar 63,20 persen, sedangkan subsektor restoran pertumbuhan tertinggi juga pada tahun 2003 yaitu sebesar 38,04 persen. Pada periode setelah tahun 2003 pertumbuhan sektor ini relatif kecil, yaitu dibawah 10 persen, bahkan pada tahun 2008 pertumbuhannya hanya sebesar 1,58 persen. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 16. Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran tahun
15 45 g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi terdiri dari subsektor pengangkutan dan komunikasi. Subsektor pengangkutan terdiri dari angkutan darat, angkutan sungai dan penyeberangan, angkutan laut, angkutan udara, dan jasa penunjang angkutan. Sedangkan subsektor komunikasi terdiri dari pos dan komunikasi serta jasa penunjang komunikasi. Untuk subsektor pengangkutan, yang berperan besar adalah angkutan udara, karena untuk menjangkau wilayah pedalaman dan perbatasan sangat tergantung kepada moda angkutan ini. Pertumbuhan tertinggi angkutan udara terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 729,34 persen. Subsektor pengangkutan mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2002 sebesar 43,56 persen, sedangkan subsektor komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2001 sebesar 149,78 persen. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 17. Pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi tahun
16 46 h. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan terdiri dari subsektor bank, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan. Pada tahun 2001 sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,25 persen dimana subsektor jasa perusahaan menjadi subsektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 33,33 persen. Pertumbuhan tertinggi sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan terjadi pada tahun 2005 yaitu 175,32 persen dengan subsektor bank merupakan subsektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 566,36 persen. Pada periode 4 tahun terakhir, pertumbuhan sektor ini termasuk rendah, yaitu berkisar diantara 5-10 persen. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 18. Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tahun
17 47 i. Sektor Jasa Sektor jasa terdiri dari subsektor pemerintahan umum dan swasta. Subsektor swasta terdiri dari jasa hiburan dan rekreasi, jasa sosial kemasyarakatan, dan jasa perorangan dan rumah tangga. Pada tahun 2000 sektor jasa mengalami pertumbuhan yang tinggi yaitu 151,91 persen karena pada tahun tersebut terjadi penerimaan pegawai negeri sipil dalam jumlah yang besar dengan terbentuknya pemerintahan yang baru. Pada tahun 2002 sampai dengan 2010 pertumbuhan sektor jasa relatif kecil yaitu berkisar antara 4-10 persen, kecuali pada tahun 2006 sebesar 17,85 persen. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 19. Pertumbuhan sektor jasa tahun Secara umum sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang cenderung negatif dan terus turun dari waktu ke waktu, sedangkan sektor yang relatif stabil pertumbuhannya adalah sektor listrik, gas, dan air minum. Pertumbuhan tiap sektor ini menggambarkan bagaimana besaran nilai tambah setiap sektor per
18 48 tahunnya, apabila nilai tambah sektor tersebut menurun, maka pertumbuhannya juga akan kecil bahkan bisa negatif. 4.5 Struktur Ekonomi Struktur ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peranan sektorsektor ekonomi tersebut dalam menciptakan nilai tambah. Makin besar nilai tambahnya maka semakin besar peranannya dalam perekonomian wilayah tersebut. Peranan sektor ekonomi Kabupaten Malinau pada tahun 2010 yang terbesar adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu 35,83 persen dengan jumlah nilai tambahnya sebesar 760,386 milyar rupiah dan porsi terbesar berada pada pertambangan non migas yaitu 32,23 persen. Sektor terbesar kedua adalah sektor jasa yaitu 19,45 persen, diikuti oleh sektor pertanian ditempat ketiga dengan kontribusi sebesar 18,02 persen. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi pergeseran struktur ekonomi Kabupaten Malinau. Pada tahun 2000 sampai dengan 2008 sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar. Tetapi besaran kontribusi ini semakin menurun setiap tahunnya dan akhirnya tergeser oleh sektor pertambangan dan penggalian sejak tahun Pada tahun 2000, sektor pertanian sangat dominan dalam perekonomian Kabupaten Malinau dimana kontribusinya sebesar 72,58 persen kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sebesar 13,59 persen dan sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 8,80 persen.
19 49 Pada tahun 2003 dan 2004 peranan sektor pertambangan dan penggalian tergeser oleh sektor jasa dengan kontribusi sebesar 10,68 persen dan 10,01 persen. Sektor pertambangan dan penggalian sendiri memberikan kontribusi sebesar 9,60 persen pada tahun 2003 dan 7,58 persen pada tahun Pada tahun 2005 terjadi perubahan struktur ekonomi Kabupaten Malinau. Sektor bangunan menjadi penyumbang ekonomi nomor tiga dengan kontribusi sebesar 12,05 persen dan sektor jasa menjadi nomor empat dengan kontribusi sebesar 12,01 persen sedangkan sektor pertambangan dan penggalian hanya memberikan kontribusi sebesar 6,43 persen. Pada tahun 2006 sektor pertanian tetap menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi sebesar 42,71 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 18,14 persen dan sektor jasa sebesar 17,46 persen. Sektor bangunan memberikan kontribusinya sebesar 15,96 persen, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian hanya memberikan kontribusi sebesar 2,32 persen. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2006 ini merupakan yang terkecil sejak Kabupaten Malinau berdiri. Pada tahun 2007 dan 2008, sektor yang dominan masih sektor pertanian, namun besarannya semakin menurun. Pada tahun 2007 sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 39,59 persen dan pada 2008 sebesar 30,40 persen. Di urutan kedua terjadi perubahan, sektor jasa memberikan kontribusi terbesar kedua setelah sektor pertanian sebesar 20,08 persen dan 21,75 persen. Di tempat ketiga adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sebesar 17,23 persen dan 15,03 persen. Sektor bangunan memberikan kontribusi sebesar
20 50 15,70 persen pada 2007 dan 14,83 persen pada Sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2008 mulai memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Kabupaten Malinau yaitu 14,85 persen, sedangkan pada tahun 2007 hanya memberikan kontribusi sebesar 4,07 persen. Pada tahun 2009 dan 2010 struktur ekonomi Kabupaten Malinau mengalami perubahan yang drastis. Sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan terbesar yaitu 27,58 persen pada 2009 dan 35,83 persen pada Penyumbang terbesar kedua adalah sektor jasa dengan kontribusi sebesar 21,61 persen pada 2009 dan 19,45 persen pada Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar ketiga dengan kontribusi pada tahun 2009 sebesar 20,48 persen dan pada tahun 2010 sebesar 18,02 persen. Perubahan struktur ekonomi tersebut disebabkan turunnya kontribusi subsektor kehutanan terhadap perekonomian Kabupaten Malinau sedangkan produksi subsektor pertambangan nonmigas yaitu batubara, mengalami kenaikan yang tinggi sejak tahun Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2010, diolah. Gambar 20. Struktur ekonomi tahun 2010
21 51 Secara umum pergerakan sektor pertanian dalam struktur ekonomi Kabupaten Malinau cenderung bergerak turun. Sedangkan pergerakan sektor jasa cenderung naik. Sektor pertambangan dan penggalian fluktuatif, karena sangat tergantung dengan kebijakan di pertambangan nonmigas. Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2003, 2006 dan 2010, diolah. Gambar 21. Perkembangan struktur ekonomi tahun Pendapatan per Kapita Pendapatan per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses produksi. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Besaran pendapatan per kapita dapat dijadikan salah satu ukuran tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah, namun tidak dapat mencerminkan kesejahteraan yang sesungguhnya karena nilai pendapatan per kapita hanya diperoleh berdasarkan PDRB dikurangi dengan penyusutan, pajak tak langsung dan pendapatan neto dari luar daerah. Tetapi karena keterbatasan data maka
22 52 pendapatan neto dari luar daerah belum dapat dihitung. Sementara diduga pendapatan yang keluar dari Kabupaten Malinau sangat besar (BPS Kabupaten Malinau, 2011). Pada tahun 2000 pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Malinau sebesar Rp Pada tahun 2006 besaran pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Malinau sebesar Rp dan pada tahun 2010 menjadi Rp Besarnya pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Malinau ini terutama dikarenakan besarnya PDRB Kabupaten Malinau, sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Malinau masih sedikit. Tabel 4. Pendapatan per kapita Kabupaten Malinau tahun Tahun Pendapatan per kapita (Rp) *) Sumber : PDRB Kabupaten Malinau 2010
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciTabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81
TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Lebih terperinciPertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang
BAB III TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BERAU 3.1. Tinjauan Umum Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau Dalam mencari sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Malinau akan digunakan indeks komposit dari nilai indeks hasil analisis-analisis
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciBAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012
BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /
BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciBAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013
BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH
Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011
No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang
IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun sebesar 5,93 persen Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 1,19
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20
No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No 41/11/64/Th. XV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Agustus 2012 tercatat sebanyak 1.777.381
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
Lebih terperinciSumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah
48 V. DUKUNGAN ANGGARAN DALAM OPTIMALISASI KINERJA PEMBANGUNAN BERBASIS SEKTOR UNGGULAN 5.1. Unggulan Kota Tarakan 5.1.1. Struktur Total Output Output merupakan nilai produksi barang maupun jasa yang dihasilkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
No.11/02/63/Th XVII, 5 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2012 tumbuh sebesar 5,73 persen, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013
BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO
BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO 1. PERKEMBANGAN KABUPATEN BUNGO merupakan penghitungan atas nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Data
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011
No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.24/05/33/Th.IV, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2010 PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2010 meningkat sebesar 6,5 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinci10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )
10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha memberikan gambaran tentang nilai tambah yang dibentuk dalam suatu daerah sebagai akibat dari adanya
Lebih terperinciProduk Domestik Regional Bruto
Tabel 9.1 : PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 2010 (Rp. 000) 1. PERTANIAN 193.934.273 226.878.977 250.222.051 272176842 a. Tanaman bahan makanan 104.047.799 121.733.346 134.387.261
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011
No.43/08/33/Th.V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2011 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan triwulan I tahun 2011 (q-to-q).
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen
No. 26/05/75/Th. VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen PDRB Gorontalo pada triwulan I tahun 2012 naik sebesar 3,84 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciBPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 11/02/73/Th. VIII, 5 Februari 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN IV 2013 BERKONTRAKSI SEBESAR 3,99 PERSEN Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan IV tahun
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL
No. 014/05/63,Th XII, 15 Mei 2009 PERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi triw I-2009 terhadap triw IV-2008 (q to q) = - 7,72 %. Pertumbuhan ekonomi triw I-2009
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 23/05/61/Th. XIII, 10 Mei 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I TAHUN 2010 Kinerja perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 dibandingkan triwulan IV-2009,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014
No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008
No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009
No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 08/08/Th.IV, 3 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN Ekonomi Kabupaten Ngada pada tahun 2011 tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. Analisis regresi memberikan keleluasaan untuk menyusun model hubungan atau pengaruh
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 26/05/61/Th. XV, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I-2012 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TUMBUH 6,0 PERSEN Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013
No. 027/05/63/Th XVII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan 1-2013 dibandingkan triwulan 1- (yoy) tumbuh sebesar 5,56 persen, dengan
Lebih terperinciPEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM
PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1997 pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
No. 52/ V / 15 Nopember 2002 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA INDONESIA TRIWULAN III TAHUN 2002 TUMBUH 2,39 PERSEN Indonesia pada triwulan III tahun 2002 meningkat sebesar 2,39 persen terhadap triwulan II
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 No. 01/07/1221/Th. V, 8 Juli 2013 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk
Lebih terperinciA. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk
Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN
No. 026/08/63/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2009 terhadap triwulan I-2009 (q to q) mencapai angka 16,68 persen. Pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.145/11/21/Th.IV, 10 November 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009 PDRB KEPRI TRIWULAN III TAHUN 2009 TUMBUH 1,90 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011
No. 059/11/63/Th.XV, 7 November 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011 Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 triwulan II-2011 (q-to-q) mencapai angka 8,13 persen. Pertumbuhan tertinggi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 38/08/14/Th.XIV, 2 Agustus 2013 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan II Tahun 2013 mencapai 2,68 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan II tahun 2013, yang diukur dari
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah
5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013
BPS PROVINSI LAMPUNG No.06/02/18/Th.XIV, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,97 PERSEN SELAMA TAHUN 2013 Sebagai dasar perencanaan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciII. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional
II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 27/05/61/Th. XVII, 5 Mei PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I- EKONOMI KALIMANTAN BARAT TUMBUH 4,69 PERSEN Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 08/02/34/Th. XI, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun
Lebih terperinciPendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.I, 15 Nopember 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2007 TUMBUH 0,7 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada
Lebih terperinciKINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 46/08/73/Th. VIII, 5 Agustus 2014 KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014 Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II tahun 2014 yang dihitung berdasarkan
Lebih terperinciNo.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014
No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011
No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia
Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 Rata rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser kembali menembus angka dua digit sejak tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE
KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.51/11/12/Th.VII, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan III-2012 secara triwulanan (q-to-q)
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011
No. 06/05/62/Th.V, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011 PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2011 dibanding Triwulan yang sama tahun 2010 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013
No. 06/11/62/Th.VII, 6 Nopember 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan III-2013 terhadap triwulan II-2013 (Q to Q) secara siklikal mengalami
Lebih terperinciINDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL
III. EKONOMI MAKRO KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013 Pembangunan ekonomi merupakan suatu hal mendasar suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi itu sendiri pada dasarnya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 21/05/14/Th.XII, 5 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan I Tahun mencapai 7,51 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
No. 27 / VIII / 16 Mei 2005 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PDB INDONESIA TRIWULAN I TAHUN 2005 TUMBUH 2,84 PERSEN PDB Indonesia pada triwulan I tahun 2005 meningkat sebesar 2,84 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008
BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-
Lebih terperinciBPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN
BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012
No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No. 47/08/72/Thn XVII, 05 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06/05/33/Th.III, 15 Mei 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2009 PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN I TH 2009 TUMBUH 5,5 PERSEN PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun
Lebih terperinciV. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010
65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.II, 17 Nopember 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2008 TUMBUH 1,1 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013
No. 45/08/72/Th. XVI, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013
No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013 Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2013 mencapai Rp 11.972,60 miliar, sedangkan menurut harga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014
No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan
Lebih terperinci