BAB II LANDASAN TEORI. pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan"

Transkripsi

1 8 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertan Manajemen Pengertan manajemen menurut Oey Lang Lee dkutp M. Abdul Muhky dan Imam (2007:50-51) Manajemen adalah koordnas semua sumber daya melalau proses perencanaan, pengorgansasan, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapa tujuan yang telah dtetapkan terlebh dahulu". Menurut Malayu S.P. Hasbuan (2007; 20-21) manajemen dartkan: "Pada dasarnya kemampuan manusa tu terbatas, sedangkan kebutuhannya tdak terbatas. Untuk memenuh kebutuhan yang tdak terbatas dengan kemampuan yang terbatas dalam melakukan pekerjaan mendorong manusa membag pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagan kerja, tugas dan tanggung jawab tu maka terbentuklah kerjasama dalam suatu organsas. Dalam organsas tu maka pekerjaan yang berat dan sult dapat dselesakan dengan bak dan tujuan yang dngnkan dapat tercapa. Proses untuk mencap tujuan tersebut adalah dengan manajemen." Sedangkan pengertan manajemen menurut Andrew F. Skula dalam buku Manajemen Dasar, Pengertan dan Masalah oleh Drs. H. Malayu S.P. Hasbuan (2007:3) yatu: Management n general refer to plannng, organzng, controllng, staffng, motvatng, communcatng, and decson makng actvtes performed by any organzaton n order to coordnate\the vared resources

2 9 of the enterprses so as to brng an effcent creaton of some products or servces. Artnya: Pada umumnya manajemen adalah semua aktvtas yang berkatan dengan perencanaan, pengorgansasan, pengendalan, penempatan, pengarahan, pemotvasoan, komunkas dan pengemblan keputusan yang dlakukan oleh setap organsas dengan tujuan mengkoordnaskan secara optmal berbaga sumber daya yang dmlk oleh perusahaan dalam usahanya untuk menghaslkan sutu produk atau jasa. 1. Peranan dan Unsur - Unsur Manajemen Manajemen merupakan alat yang sangat pentng untuk mencapa tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasl guna unsur-unsur manajemen dapat dtngkatkan. Menurut H. Malayu Hasbuan (2009;20) unsur manajemen adalah: a. Man, sebaga sumber daya manusa b. Money, modal/dana dalam menjalankan usaha c. Methode, cara/strateg yang dgunakan untuk mencapa tujuan perusahaan d. Machnes, alat bantu untuk pencapaan tujuan e. Materals, bahan baku yang dgunakan untuk kegatan perusahaan untuk mencapa tujuan, f. Market, konsumen yang membutuhkan hasl perusahaan.

3 10 2. Fungs-Fungs Manajemen Menurut M. Abdul Mukhy dan Iman (2007:21) fungs - fungs manajemen adalah sebaga berkut: a. Plannng, penentuan serangkaan tndakan dan kegatan untuk mencapa hasl yang dharapkan b. Organzng, pengelompokan kegatan c. Actuatng, usaha untuk mengarahkan karyawan untuk melaksanakan tugas - tugas yang esensal, d. Controllng, pengawasan penerapan cara dan peralatan agar rencana sesua dengan hasl yang dcapa. B. Art Stud Kelayakan Stud kelayakan dewasa n sudah banyak dkenal oleh masyarakat umum khususnya yang bergerak dalam bdang usaha. Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang ada pada kegatan usaha telah menuntut penlaan yang cermat dan menyeluruh mengena peluang/kesempatan tersebut apakah memlk prospek kedepan yang bak atau memberkan manfaat (benft) jka d usahakan. Kegatan-kegatan dalam rangka menla, menlt sejauh mana dampak yang akan dhaslkan atas suatu nvestas nlah yang dnamakan stud kelayakan.

4 11 Menurut Drs. H. M. Yacob Ibrahm, MM, dalam bukunya Sud Kelayakan Bsns (2009:1) menyatakan: Stud kelayakan atau yang lebh dkenal dengan feasblty study merupakan bahan pertmbangan dalam mengambl suatu keputusan, apakah menerma atau menolak dar suatu gagasan usaha/proyek yang drencanakan. Pengertan layak dsn lebh kepada penlaan terhadap manfaat yang dapat dterma bak dar ss fnancal beneft maupun dalam art socal beneft. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam art socal beneft tdak selalu menggambarkan layak dalam pengertan fnancal beneft, dmana hal n semua dkembalkan kepada tujuan dlaksanakananya usaha n. 1. Socal beneft Menurut Drs. H.M. Yacob Ibrahm, MM, (2009:2) yang dmaksud dengan proyek yang bernla socal beneft adalah proyek-proyek yang beneftnya d htung/dnla dar seg manfaat yang dberkan proyek terhadap perkembangan perekonoman masyarakat secara keseluruhan. Artnya, usaha atau gagasan dmaksudkan untuk memberkan perubahanperubahan yang sgnfkan terhadap kemaslahatan hdup orang banyak. Basanya proyek-proyek n penyelengaranya adalah pemerntah atau organsas non proft orented. Contoh dar proyek-proyek n sepert pembuatan jembatan, jalan, rumah sakt, tempat hburan, sekolah dan lan-lan.

5 12 2. Fnancal beneft Menurut Drs. H.M. Yacob Ibrahm, MM. (2009:2) yang dmaksud dengan proyek bernla fnancal beneft pada umumnya proyek-proyek yang dlaksanakan oleh pengusaha secara ndvdu yang menanamkan sejumlah modal ddalam proyek atau yang berkepentngan langsung dalam proyek. Sasaran atau tujuan yang hendak dcapa dalam analss fnancal adalah hasl dar modal saham (equty captal) yang dtanam dalam usaha/proyek tersebut. Contoh dar usaha n antara lan mendrkan perusahaan, pembukaan usaha perkebunan, perluasan pabrk, nvestas atas mesn-mesn baru dan sebaganya. Berdasarkan uraan datas kegatan usaha/proyek yang lebh mengutamakan nla socal beneft dar pada fnancal beneft serng dsebut juga dengan analss evaluas proyek, sedangkan kegatan usaha/proyek yang mengutamakan fnancal beneft dar pada socal beneft serng dsebut juga dengan analss stud kelayakan bsns. C. Peranan Sud Kelayakan 1. Bag phak perbankan/lembaga keuangan (nvestor/lembaga keuangan) Jka kta lhat dar ss perbankan dan lembaga keuangan lannya, peranan stud kelayakan menjad sangat pentng dalam rangka mengadakan penlaan terhadap gagasan usaha/proyek yang mempunya

6 13 sumber dana dar lembaga lembaga tersebut. Dengan dketahunya stud kelayakan dalam berbaga kegatan usaha/proyek, dapat dketahu sampa seberapa jauh gagasan usaha yang dlaksanakan dapat atau mampu memenuh segala kewaban-kewajbannya serta prospek usaha tersebut dmasa yang akan datang. Berdasarkan pada hasl penlaan n pula, phak perbankan akan memberkan penlan menyetuju atau tdak terhadap pengajuan kredt dar usaha/ proyek yang dusulkan. Perlu dketahu juga, bahwa penentuan kredt bukan saja karena stud kelayakan bsns tetap juga tergantung dar jamnan kredt, koneks atau hubungan antara phak pengusaha dengan phak perbankan. 2. Bag penanam modal (nvestor) Stud kelayakan bag penanam modal atau nsvestor adalah merupakan gambaran tentang usaha/proyek yang dkerjakan dan melalu stud kelayakan n penanam modal dapat mengetahu prospek perusahaan dan kemungknan-kemungknan keuntungan yang dterma. Dengan stud n mereka mengetahu jamnan keselamatan atas modal yang d tanam dan berdasarkan stud n juga mereka akan mengambl keputusan (decson makng) terhadap penanaman nvestas.

7 14 3. Bag Manajemen Stud kelayakan selan memlk manfaat bag phak luar, juga sangat bermanfaat bag manajemen perusahaan untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas atas gagasan usaha atau proyek yang akan dlaksanakan. Rencana bsns yang dsusun dengan bak dan cermat akan sangat membantu manajemen dalam mengambl keputusan, karena manajemen mempunya gambaran yang jelas mengena strateg, targetng, dan postonng bsns. Stud kelayakan memberkan gambaran yang jelas tentang semua aspek yang dperlukan bag perusahaan sepert aspek tekns dan teknologs, aspek pemasaran atau marketng, aspek organsas dan manajemen aspek ekonom dan keuangan dan aspek lngkungan. 4. Bag masyarakat Manfaat yang dapat dambl bag masyarakat lebh kepada stud kelayakan yang bersfat socal beneft, dmana dampak yang drasakan lebh kepada proyek-proyek pembangunan yang sfatnya skala besar. Namun tdak jarang proyek-proyek tersebut mengalam hambatan dan kegagalan karena lebh banyak ddasar pada pertmbangan polts. Berttk tolak pada permasalahan datas, peranan stud kelayakan dan analss proyek terasa lebh pentng bag pembangunan nasonal untuk mengadakan persapan dan penlaan terhadap proyek-proyek yang akan

8 15 dlaksanakan. Pelaksanaan proyek adalah penjabaran dar rencana pembangunan yang telah d tetapkan agar menjad kenyataan, karenanya kegagalan proyek yang dkerjakan dalam perencanaan pembangunan adalah kegagalan dalam tujuan pembangunan yang d rencanakan. D. Aspek Stud Kelayakan Untuk mendapatkan gambaran secara jelas mengena stud kelayakan, perlu kranya kta paham mengena aspek-aspek yang ada d dalam stud kelayakan. Menurut Drs. H.M. Yacob Ibrahm, MM. stud kelayakan yang bak harus mencakup aspek-aspek pasar dan pemasaran, aspek tekns dan teknologs, aspek organsas dan manajemen dan aspek eknom dan keuangan. 1. Aspek pasar dan pemasaran Aspek pasar dan pemasaran adalah nt dar penyusunan stud kelayakan. Kendatpun secara tekns telah menunjukkan hasl yang feasble untuk dlaksanakan, tetap tdak ada artnya apabla tdak dbareng dengan adanya pemasaran dar produk yang dhaslkan. Oleh karena tu, dalam membcarakan aspek pemasaran harus benar-benar d urakan secara bak dan realsts bak mengunakan data masa lalu atau hstorcal base maupun prospek usaha untuk masa yang akan datang, serta melhat bermacam-macam peluang dan kendala yang mungkn dakan dhadap. Permntaan pasar dar produk yang dhaslkan merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produks, jumlah produks tu sendr

9 16 merupakan dasar alam merencanakan pembelan bahan baku, jumlah tenaga kerja yang dperlukan, serta fasltas lannya yang dbutuhkan. Dalam aspek pasar dan pemasaran, sekurang-kurangnya harus melngkup peluang pasar, perkembangan pasar, penentapan harga pasar dan langkah-langkah yang perlu dlakukan dsampng kebjakan atau strateg pemasaran yang akan dterapkan. Untuk pembahasan dalam peluang pasar perlu dsajkan angka-angka permntaan dan penawaran d daerah pemasaran dar produk yang dhaslkan masa lalu (trend perkembangan permntaan) dan membuat perkraan perkembangan permntaan terhadap produk yang drencanakan d masa yang akan datang. Selan tu, perlu kranya d urakan mengena kendala-kendala yang dhadap dalam pemasaran, sepert pesang, kekuatan dan kelemahannya, serta mengurakan keunggulan-keunggulan usaha yang drencanakan. Penentuan market sapace (peluang pasar) dan market share (peluang yang dapat dmanfaatkan) merupakan penentuan pangsa pasar yang ddasarkan pada proyeks permntaan dan penawaran. 2. Aspek tekns dan teknologs Faktor-faktor yang perlu durakan adalah menyangkut lokas usaha yang drencanakan, sumber bahan baku, jens teknolog yang akan dgunakan, kapastas produks, jens dan jumlah nvestas yang dperlukan dsampng membuat rencana produks selama umur ekonoms usaha. Apabla jens usaha yang akan dsusun adalah bdang usaha produks atau

10 17 kegatan yang melakukan pengolahan, faktor utama yang perlu dmuat dalam aspek tekns produks adalah lokas usaha/pabrk yang akan dkembangkan. Faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatan dan memerlukan penjelasan antara lan dlhat dar seg bahan baku, keadaan pasar, penyedaan tenaga kerja, transportas dan fasltas tenaga lstrk, serta penanganan lmbah bla dperlukan. Dsampng tu perlu juga dpaparkan kemungknan untuk mengadakan ekspans dmasa yang akan datang, bak dlhat dar kemungknan tersedanya areal serta lngkungan maupun stuas dan konds dmana usaha tersebut d tetapkan. Pemlhan terhadap jens teknolog yang dgunakan juga perlu djelaskan, bak mengena jens, jumlah, dan ukuran bla dperlukan serta alasan-alasan dalam pemlhan dkatkan dengan masalah yang dhadap dsampng nvestas lan. 3. Aspek organsas dan manajemen Dalam aspek organsas dan manajemen lebh mentk beratkan pada bentuk kegatan dana cara pengelolaan dar gagasan usaha yang drencanakan secara efsen. Apabla bentuk dan sstem pengelolaan telah dtentukan secara tekns (jens pekerjaan yang dperlukan) dan berdasarkan pada kegatan usaha, dsusun bentuk struktur organsas yang cocok dan sesua untuk menjalankan kegatan tersebut.

11 18 4. Aspek ekonom dan keuangan Dalam aspek n yang dnla menyangkut perkraan baya nvestas, perkraan baya operasonal dan pemelharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembayaan, perkraan pendapatan, perhtungan krtera nvestas. Selan tu, dalam aspek n menyangkut perhtungan break even pont serta pay back perod, proyeks laba/rug, proyeks alran kas dan dampak proyek terhadap perekonoman masyarakat secara menyeluruh (economc value added). Aspek ekonom dan keuangan n memgang peran yang sangat pentng dalam penentuan keputusan bak bag nvestor, perbankan maupun bag manajemen perusahaan apakah usaha atau proyek n layak dlaksanakan (feasble) atau tdak. a. Perkraan nvestas Perkraan n mencakup jumlah dan jens nvestas apa saja yang dperlukan dalam rencana kegatan usaha yang akan d kerjakan, bak mengena jumlah dan jensnya maupun harga dar masng-masng nvestas dan dbentuk dalam sebuah table. Harga dar masng-masng nvestas sedapat mungkn harus sesua dengan harga pasar atau harga pada saat pengadaan nvestas sehngga memperkecl penympangan dalam perhtungan. b. Baya operas dan pemelharaan Baya operas dan pemelharaan terdr dar baya tetap (fxed cost) dan baya tdak tetap (varable cost). Perhtungan baya n

12 19 harus dsusun dan dhtung sedemkan rupa sehngga tdak ada unsur baya yang tertnggal. Hal n sangat perlu karena keadaan n akan mempengaruh perhtungan analss krtera nvestas yang dgunakan sebaga ndcator dalam menentukan feasble tdaknya rencana usaha. Dsampng perhtungan tersebut, penentuan unsur baya yang dhtung dar semua unsur baya berhubungan dengan perhtungan harga pokok produks yang akan dgunakan dalam menentukan harga jual dar produk yang dhaslkan. Baya tetap terdr dar gaj karyawan tetap, bunga bank, pengembalan pokok pnjaman, penyusutan, asurans dan baya tetap lannya yang harus dtentukan besarannya setap tahun selama umur ekonoms dar usaha. Demkan juga halnya dengan baya tdak tetap (varable cost) yang dperlukan untuk membaya proses produks, dmana besar keclnya baya n tergantung dar besar keclnya volume produks. Dalam hal n perlu dklasfkaskan baya-baya apa saja yang ternasuk kedalam baya tdak tetap. Baya varable terdr dar baya upah tenaga kerja langsung, baya bahan bakar, baya pengangkutan, sewa gedung, dan lan sebaganya. c. Sumber pembayaan Sumber pembayaan, bak baya nvestas maupun modal kerja harus drencanakan secara jelas dan terpernc. Hal n erat

13 20 katannya dengan proyeks arus kas perusahaan dalam menla layak atau tdaknya usaha dlaksanakan Komposs sumber pembayaan atau modal harus dapat dtentukan secara jelas, berapa persen modal yang berasal dar pengusaha/nvestor maupun saham dan berapa persen pula yang berasal dar pnjaman luar (kredt). Bla pendanaan yang dharapkan sebagan dar pnjaman (kredt) juga harus jelas berapa jumlah dan syarat-syarat apa yang dperlukan atau harus dpenuh serta cara pengembalan pnjaman, tngkat bunga, jangka waktu pnjaman dan syarat-syarat lan yang berhubungan dengan pnjaman. Hal n sangat dperlukan karena berkatan erat dengan kemampuan perusahaan dalam melaksanakan usaha tersebut. d. Perkraan pendapatan Perkraan pendapatan atau beneft yang dterma dar usaha yang akan dkembangkan juga harus dapat d perkrakan secara benar sehngga keputusan yang dambl benar-benar dapat dpertanggung jawabkan. Perkraan beneft dalama bentuk fnancal statements drencanakan sesua dengan rencana produks dan rencana penjualan. Bentuk penermaan dapat dgolongkan atas 2 bagan, yatu penermaan yang berasal dar hasl penjualan barangbarang yang dp roses dan penermaan yang berasal dar luar barang-barang yang d proses.

14 21 e. Analss krtera nvestas Analss krtera yang dmaksud dsn adalah mengadakan perhtungan mengena feasble atau tdaknya usaha yang akan dkembangkan dlhat dar ss krtera nvestas. Analss n sangat dperlukan terutama untuk usaha yang drencanakan dalam bentuk jens kegatan produks. Perhtungan-perhtungan dalam analss nvestas yang umum dgunakan antara lan: 1. Net Present Value (NPV) dar proyeks arus masuk dan keluar 2. Internal Rate of Return (IRR) 3. Beneft Cost Rato (BCR) 4. Proftablty Rato (PR) 5. Break Even Pont (BEP) 6. Pay Back Perod (PBP) Selan tu faktor-faktor yang perlu dperhatkan antara lan perkraan nvestas, modal kerja, baya operas dan pemelharaan, serta perkraan pendapatan. o Net Present Value Net present value (NPV) adalah krtera nvestas yang banyak dgunakan dalam mengukur kelayakan terhadap suatu usaha atau proyek. Perhtungan net present value merupakan net cash flow yang telah d dskonkan dengan menggunakan tngkat suku bunga bank yang berlaku yang djadkan sebaga dskon faktor (Dscount

15 22 Factor). Dasar pemkran untuk metode NPV n cukup sederhana. Nla NPV sebesar nol (0) menunjukkan bahwa arus kas proyek tersebut past memada untuk membayar kembal modal yang telah dnvestaskan dan untuk menghaslkan tngkat pengembalan yang dmnta atas modal tersebut. Jka suatu proyek menghaslkan NPV postf, maka proyek tersebut menghaslkan kas yang lebh banyak darpada yang dbutuhkan untuk melayan utangnya dan untuk memberkan pengembalan yang dmnta kepada para pemegang saham, dmana kelebhan kas n akan dkumpulkan untuk membayarkan kembal kepada para pemegang saham. Kebalkannya, jka nla NPV sama dengan negatve maka proyek tersebut tdak menghaslkan proft yang bak atau non-profted dan untuk tu para pemegang saham tdak dsarankan untuk menanamkan modalnya pada proyek tersebut. Secara sngkat formula untuk net present value adalah sebaga berkut: n n NPV = -CF 0 + NCFt (1 + ). (1) = 1 Atau; t n NCFt NPV = -CF (2) n = 1 (1 + ) Atau; t

16 23 1 NPV = -CF 0 + NCF 1 (1 + ) + NCF 2 2 (1 + ) +.(3) Dmana: NCF = Net Cash Flow tahun ke t CF 0 n = Intal nvestment / nvestas awal = Dscount factor = Tahun (waktu) Apabla hasl perhtungan NPV > dar nol (0), maka dkatakan usaha tersebut feasble (go) untuk dlaksanakan. Hasl perhtungan NPV = nol (0) n berart usaha tersebut berada dalam keadaan break event pont (BEP) dmana TR=TC dalam bentuk present value. Sedangkan jka nla NPV < dar nol (0) berart usaha tdak layak untuk dlaksanakan. o Internal Rate of Return (IRR) Ukuran kedua dar perhtungan krtera nvestas adalah IRR. IRR adalah suatu tngkat nterest rate yang menghaslkan net present value (NPV) sama dengan nol atau tngkat dskonto yang memaksa PV dar arus kas masuk pada suatu proyek menjad sama dengan PV bayanya. Dalam analss n nla IRR dapat djadkan sebaga suatu kretera untuk menunjukkan sejauh mana nla IRR n berbeda dar MARR (expected mnmum attractve rate of return)

17 24 oleh nvestor. Dengan demkan apabla hasl perhtungan IRR lebh besar dar bunga bank yang berlaku, maka usaha tersebut dapat dkatakan feasble, bla sama dengan nla bunga bank yang berlaku berart pulang pokok dan dbawah nla bunga bank dkatakan tdak feasble. Untuk menentukan besarnya nla IRR harus d htung nla NPV 1 dan NPV 2 dengan cara coba-coba atau tral. Apabla nla NPV 1 telah menunjukkan angka postf maka dscount factor yang kedua harus lebh besar dar tngkat bunga bank dan sebalknya apabla NPV 1 menunjukkan angka negatf, maka dscount factor yang kedua berada dbawah tngkat bunga bank atau dscount factor. Angka IRR berada dantara NPV postf dan negatf yatu pada NPV = 0. Formula untuk IRR dapat drumuskan sebaga berkut: IRR = NPV + x ( ) ( NPV1 NPV2).(1) Dmana: 1 = tngkat dscount rate yang meng haslkan NPV 1 (postf) 2 = tngkat dscount rate yang meng haslkan NPV 2 (negatf)

18 25 Gafk 2.1 Hubungan antara IRR dengan NPV o Beneft Cost Rato (BCR) Beneft Coat Rato (BCR) adalah salah satu kretera nvestas dengan membandngkan antara beneft kotor yang telah d dscountkan dengan total cost secara keseluruhan yang telah d dscount. Raso n menunjukkan besarnya tngkat keuntungan kotor yang dhaslkan dbandngkan dengan baya yang dkeluarkan yang d dskontokan. Formula untuk Beneft Cost Rato n antara lan sebaga berkut; Benef Cost Rato = Dmana: n = 1 n = 1 B C ( 1+ ) ( 1+ ) n n (1) B C = Beneft yang d dskontokan = Cost yang d dskotokan

19 26 n = dsount factor = tahun ke n Apabla; BCR > 1 BCR < 1 BCR = feasble (go) tdak feasble (no go) break even o Proftablty Rato (raso margn laba atas nvestas) Proftablty rato merupakan suatu raso perbandngan antara laba bersh yang dhaslkan dbandng dengan jumlah nvestas awal yang telah dkeluarkan perusahaan. Formula PR sebaga berkut: Proftablty Rato = Lababersh Investasawal (1) Dmana: Ukuran yang dgunakan dalam hasl PR sama dengan raso sebelumnya, apabla: PR > layak PR < tdak layak PR = break even

20 27 o Break Even Pont dan Payback Perod Break even pont atau yang lebh dkenal dengan ttk mpas adalah suatu tngkat produks dmana total revenue sama dengan total cost (TR=TC). Menurut Drs. H.M. Yacob Ibrahm, MM. BEP dapat dlhat atau dnla dar tga seg yakn seg jumlah produks, lamanya waktu pengembalan baya dan jumlah baya yang dkeluarkan. Dlhat dar seg jumlah produks dmaksudkan untuk mengetahu tngkat atau jumlah produks yang dhaslkan dapat menghaslkan proft bag perusahaan. Sedangkan dar ss waktu dmaksudkan untuk dapat mengetahu berapa lama usaha yang drencanakan dapat menutup segala baya yang dkeluarkan. Ukuran n sangat pentng untuk dketahu, karena terlalu lama waktu mengembalkan. Pay Back Perod (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadnya arus penermaan (cash nflow) secara kumulatf sama dengan jumlah nvestas dalam bentuk present value. PBP dgunakan untuk mengetahu berapa lama usaha yang dkerjakan baru dapat mengembalkan nvestas. Semakn cepat dalam pengembalan baya nvestas, semakn bak usaha tersebut djalankan karena semakn lancar perputaran modal. Terlambatnya pengebalan nvestas dar usaha yang

21 28 dlaksanakan dapat menyebabkan kerugan bag perusahaan karena asset lama, kendat dar ss tekns dan seg ekonoms kurang menguntungkan lag karena adanya perusahaan sejens telah menggunaka asset baru dengan teknolog baru yang bsa menyebabkan harga pokok bertambah rendah dan kualtas bertambah tngg. Formulas dar pay back perod sebaga berkut: PBP = Dmana: PBP T P 1 n CF0 - t NCF (1 + ) + t NCF (1 + ) = Pay Back Perod t... (1) T p 1 = Tahun sebelum terdapat PBP CF 0 NCF n = Jumlah nvestas awal = Jumlah beneft yang telah d dscountkan = dscount factor = tahun ke n o Break Even Pont (BEP) Break Even Pont adalah ttk pulang pokok dmana total revenue = total cost. D lhat dar jangka waktu pelaksanaan usaha, terjadnya TR=TC tergantung pada lama arus penermaan sebuah

22 29 usaha dapat menutup segala baya operas dan pemelharaan beserta baya modal lannya. Dlhat dar kemampuan pmpnan perusahaan, karena lamanya untuk mencapa ttk pulang pokok, pengembangan usaha tdak feasble karena pengusaha tdak mampu dalam menutup segala baya dalam waktu relatf lama. Sebalknya bag perusahaan yang mempunya dana/modal dalam jumlah yang relatve besar, kendatpun dalam waktu yang relatf lama baru mencapa ttk ulang pokok, tetap usahanya feasble dalam jangka panjang, mungkn pemlhan usaha/proyek merupakan salah satu plhan yang tepat dalam penanaman nvestas. Formula yang dgunakan sebaga berkut: BEP dapat dhtung menggunakan rumus regres lner, sebaga berkut: Yc = a + bx Dmana: Yc a b x = Total baya = Baya tetap / Fxed cost = Baya tdak tetap / varable cost per unt = Nla penjualan

23 30 Hubungan dalam PBP dan BEP dapat kta lhat dalam grafk sebag berkut: Grafk. 2.2 Hubungan PBP dan BEP Q TR BEP TC PBP t o Proyeks laba rug dan alran kas Proyeks laba rug dan alran kas dbentuk dalam jangka waktu tertentu untuk melhat prospek keuangan dar usaha yang drencanakan. Dengan adanya proyeks laba rug dan alran kas kta dapat mengetahu poss keuangan dmasa yang akan datang, dsampng tu dapat dgunakan sebaga pedoman/ndcator bag pengusaha dalam menjalankan usaha. o Peramalan (Forecastng) Forecasetng atau peramalan adalah suatu metode atau teknk untuk mempredks keadaan dmasa yang akan datang atau masa depan yang dgunakan untuk tujuan perencanaan. Forecasetng n

24 31 melput peramalan atas permntaan yang dlakukan terhadap permntaan yang dlakukan dalam suatu perencanaan kapastas yang memlk peranan yang sangat pentng dalam membantu manajer dalam menentukan keputusan mengena kapan, bagamana dan seberapa besar kapastas harus d tambah. Dalam stud kelayakan, forecastng memegang peranan yang pentng dalam katannya dengan berapa besar atau cakupan yang akan dlaksanakan. Ada dua jens forecastng yang basa dlakukan yatu (Krajewsk & Rtzman 1999:497) metode kualtatf berupa judgment methode dan casual methode dan tme seres analyss. Pada judgment methode, peramalan lebh dtekankan pada pengalaman, pendapat para manajer dan eksekutf dalam organsas dbantu dengan melakukan survey konsumen. Sedangkan pada metode hstorcal atau ddasarkan pada data hstory yang ada dmana hasl yang d peroleh merupakan peramalan atas rencana masa yang akan datang.

25 32 E. Metode Pengukuran dan Peramalan 1. Trend Trend adalah salah satu peralatan statstc yang dapat dgunakan untuk memperkrakan keadaan dmasa yang akan datang berdasarkan pada data masa lalu. Kejadan pada masa akan datang sebenarnya tdak jauh berbeda dengn kejadan masa lalu, hanya saja dalam hal n perlu adanya penyesuaan dengan berbaga ndependent varable maupun berbaga ndependent lannya. Secara sedehana trend n dapat drumuskan sebaga berkut: Y c = a + b Dmana: ( x) Y c a,b x = nla yang dperkrakan = nla konstanta dan koefsen dalam sebuah persamaan trend = serangkaan tahun yang dhtung 2. Non-Lnear Trend nonlnear adalah trend yang mempunya persamaan berbentuk fungs kuadrat dengan bentuk grafk sepert parabola. Apabla perkembangan data pada mulanya mengalam perkembangan yang relatve besar dan pada suatu masa laju perumbuhan rata-rata per tahun bertambah lama bertambah kecl, bak sebaga akbat jenuhnya kegatan maupun dsebabkan perubahan faktor-faktor lannya, maka perkraan laju

26 33 pertumbuhan pada masa yang akan datang dapat dgambarkan menggunakan nonlnear n. Secara sederhana persamaan nonlnear dapat d rumuskan sebaga berkut: Y c = a + bx + cx 2 Dmana untuk menghtung parameter a, b dan c dgunakan persamaan normal sebaga berkut: 2 ( Y ) = na + ba ( X ) c ( X ) ( X Y ) = a ( X ) + b ( X ) c ( X ) ( X Y ) = a ( X ) + b ( X ) + c ( X ) 3. Analss regres dan korelas Proyeks/perkraan dengan menggunakan analss regres menjelaskan hubungan antara suatu varabel dengan varabel lannya. Adakalanya dalam menyusun stud kelayakan dengan menggunakan regres haslnya lebh representatve darpada menggunakan trend, dan adakalanya trend lebh bak dar regres dalam menla atau menafsr dar nla sesuatu varabel dmasa yang akan datang. Dalam analss regres, adakalanya nak turunnya dependent varable dpengaruh oleh beberapa ndependent varable. Secara sederhana formula untuk regres n dapat dgambarkan sebaga berrkut:

27 34 Y = a + b(x) Dmana: Y a b x = Perkraan baya produks = Konstanta = Koefsen regres = Independent varable Untuk parameter a dan b: b n = 1 = n = 1 X Y X 2 n =1 a = = b( X ) n Y F. Kerangka Pemkran Pada prnspnya perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba atau kentungan yang maksmal. Salah satu cara yang dtempuh adalah dengan menngkatkan kapastas produks. Produks yang optmal dapat dlakukan dengan merencakan kegatan produks sebak mungkn. Dalam upaya perusahaan untuk menakan kapastas produks adalah dengan melakukan nvestas atas pabrk baru. Investas n menjad salah satu upaya yang dapat dtempuh perusahaan dsampng usaha lan. Namun dmasa sepert n pengamblan keputusan atas suatu nvestas memerlukan penlaan atau analsa secara telt dan cermat. Keputusan atas nvestas n dapat kta perkrakan

28 35 dengan melakukan analsa terhadap proyeks laporan keuangan yang akan terjad untuk masa yang akan datang. Analsa yang dapat basa dgunakan untuk menla layak atau tdaknya suatu nvestas yang akan dlakukan antara lan dengan menghtung NPV (Net present Value), IRR (Intenal Rate of Return), Pay Back Perod, Proftablty rato, Beneft Cost Rato, dan sebaganya. Untuk lebh jelas dapat kta lhat dar bagan kerangka pemkran berkut. Gambar 2-3 Kerangka Pemkran Bagan kerangka pemkran

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEWA (RUSUNAWA) (Stud Kasus pelaksanaan proyek pembangunan Rusunawa Mahasswa UNS, Surakarta) Feasblty Study of Investment of Rusunawa Constructon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian SIFAT-SIFAT ANALISIS REGRESI PowerPont Sldes by Yana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 2007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Hal-hal yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 II TINJUN PUSTK 2.1 Manaemen Proyek 2.1.1 Pengertan Manaemen Proyek Sebelum mengemukakan apa art dar Manaemen Proyek, terlebh dahulu akan mengetahu art dar Manaemen dan Proyek tu. Menurut Hamng dan Nurnaamuddn

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci