BAB 1 LANDASAN TEORI. 2.1 Structural Equation Model (SEM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 LANDASAN TEORI. 2.1 Structural Equation Model (SEM)"

Transkripsi

1 6 BAB 1 LANDASAN TEORI 2.1 Structural Equation Model (SEM) Menurut Ferdinand (2000), SEM sangat tepat digunakan untuk merancang penelitian manajemen serta menjawab pertanyaan yang bersifat regresif dan dimensional dalam waktu yang bersamaan. Regresif artinya pengujian hubungan antar konstruk, sedang dimensional berarti pengujian dimensi-dimensi yang terdapat dalam konstruk. Demikian juga Solimun (2002) mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis regresi) Konsep Structural Equation Model (SEM) Karakteristik SEM akan diuraikan kedalam komponen-komponen model SEM yang terdiri dari: 1. Dua jenis variabel yaitu variabel laten dan variabel teramati, 2. Dua jenis model yaitu model struktural dan model pengukuran 3. Dua jenis kesalahan yaitu kesalahan struktural dan kesalahan pengukuran. Dalam penyampaian tentang konsep dasar SEM dapat tersampaikan dengan baik, maka digunakan diagram lintasan atau path diagram sebagai sarana komunikasi. Diagram lintasan dapat menggambarkan atau menspesifikasikan model SEM dengan lebih jelas dan mudah dibandingkan dengan model matematik SEM. Selain itu, diagram lintasan sebuah model dapat membantu mempermudah konversi model tersebut ke dalam perintah atau sintak dari SEM software. Demikian juga diagram lintasan sebuah model digambar secara benar dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan, maka dapat diturunkan model matematik dari model tersebut (Hoyle,1995,Wijanto, 2008).

2 7 1. Variabel Variabel laten merupakan konsep abstrak. Variabel laten ini hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati. SEM mempunyai 2 jenis variabel laten, yaitu eksogen dan endogen. Variabel eksogen selalu muncul sebagai variabel bebas pada semua persamaan yang ada dalam model. Sedangkan variabel endogen merupakan variabel terkait pada paling sedikit satu persamaan dalam model, meskipun di semua persamaan sisanya variabel tersebut adalah variabel bebas. Notasi matematik dari variabel laten eksogen adalah huruf Yunani ( ksi ) dan variabel laten endogen ditandai dengan huruf Yunani ( eta ). Simbol dari variabel laten adalah lingkaran atau elips (Wijanto, 2008). Eksogen () Endogen () Sumber: (Wijanto, 2008) Gambar 2.1 Variabel Laten Eksogen dan Endogen Variabel teramati (observed variable) atau variabel terukur (measured variable) adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator. Variabel teramati merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Pada metode survei dengan menggunakan kuisioner, setiap pertanyaan pada kuisioner mewakili sebuah variabel teramati. Simbol dalam lintasan dari variabel teramati adalah bujur sangkar atau kotak atau empat persegi panjang (Wijanto, 2008). 2. Model Model struktural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara variabel-variabel laten. Hubungan-hubungan ini umumnya linier,

3 8 meskipun perluasan SEM memungkinkan untuk mengikutsertakan hubungan tidak linier, yaitu sebuah hubungan antara variabel laten serupa dengan sebuah persamaan regresi linier diantara variabel-variabel laten tersebut. Beberapa persamaan regresi linier tersebut membentuk sebuah persamaan simultan variabel-variabel laten (Wijanto, 2008). Dalam SEM, setiap variabel laten biasanya mempunyai beberapa ukuran atau variabel teramati atau indikator. Pengguna SEM paling sering menghubungkan variabel laten dengan variabel-variabel teramati melalui model pengukuran yang berbentuk analisis faktor. Dalam model ini, setiap variabel laten dimodelkan sebagai sebuah faktor yang mendasari variabelvariabel teramati yang terkait (Wijanto, 2008). 3. Kesalahan Pada umumnya pengguna SEM tidak berharap bahwa variabel bebas dapat memprediksi secara sempurna variabel terkait, sehingga dalam suatu model biasanya ditambahkan komponen kesalahan struktural. Untuk memperoleh estimasi parameter yang konsisten, kesalahan struktural ini diasumsikan tidak berkorelasi dengan variabel-variabel eksogen dari model. Meskipun demikian dapat berkorelasi dengan kesalahan struktural yang lain (Wijanto, 2008). Dalam SEM indikator atau variabel teramati tidak dapat sempurna mengukur variabel laten terkait.untuk memodelkan ketidaksempurnaan ini, dilakukan penambahan komponen yang mewakili kesalahan pengukuran kedalam SEM. Kesalahan pengukuran boleh berkorelasi satu sama lain, meskipun demikian secara default mereka tidak berkorelasi satu sama lain (Wijanto, 2008) Uji Goodness Of Fit dalam Lisrel Uji kecocokan dan batasan-batasan nilai yang menunjukkan tingkat kecocokan yang baik (good fit) untuk setiap Goodness of Fit dapat dilihat dalam tabel berikut.

4 9 Tabel 2.1 Perbandingan Ukuran Goodness Of Fit Ukuran Goodnes Of Fit Absolute Fit Measures Statistic Chi-square ( χ 2 ) Non-Centrality Perameter (NCP) Scaled NCP (SNCP) Goodnes-of-Fit Index (GFI) Root Mean Square Residual (RMR) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Expected Cross-Validation Index (ECVI) Sumber: (Wijayanto, 2008, hal. 60) Tingkat Kecocokan yang bisa diterima Mengikuti uji statistik yang berkaitan dengan persyaratan signifikan Dinyatakan dalam bentuk spesifikasi ulang dari Chi-square. Penilaian didasarkan atas perbandingan dengan model lain. Semakin kecil semakin baik. NCP yang dinyatakan dalam bentuk ratarata perbedaan setiap observasi dalam rangka perbandingan antar model. Semakin kecil semakin baik. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. GFI 0.9 adalah good-fit, sedang 0.80 GFI 0.90 adalah marginal fit. Residual rata-rata antara metrik (korelasi atau kovarian) teramati dan hasil estimasi. Standardized RMR 0.05 adalah good fit. Rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan terjadi dalam populasi dan bukan dalam sample. RMSEA 0.05 adalah close fit. Digunakan untuk perbandingan antar model. Semakin kecil semakin baik. Pada model tunggal, nilai ECVI dari model yang mendekati nilai saturated ECVI menunjukkan good fit.

5 10 Tabel 2.1 Perbandingan Ukuran Goodness Of Fit (lanjutan) Ukuran Goodnes Of Fit Tingkat Kecocokan yang bisa diterima Incremental Fit Measures Tucker-Lewis Index atau Non-Normed Fit Index (TLI atau NNFI) Normed Fix Index (NFI) Adjust Goodness of Fit Index (AGFI) Relative Fit Index (RFI) Incremental Fit Index (IFI) Comparative Fit Index Sumber: (Wijayanto, 2008, hal. 60) Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. TLI 0.9 adalah good-fit, sedang 0.8 TLI 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. NFI 0.9 adalah good-fit, sedang 0.8 NFI 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. AGFI 0.9 adalah good-fit, sedang 0.8 AGFI 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. RFI 0.9 adalah good-fit, sedang 0.8 RFI 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. RFI 0.9 adalah good-fit, sedang 0.8 RFI 0.90 adalah marginal fit. Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik. RFI 0.9 adalah good-fit, sedang 0.8 RFI 0.90 adalah marginal fit.

6 11 Tabel 2.1 Perbandingan Ukuran Goodness Of Fit (lanjutan) Ukuran Goodnes Of Fit Tingkat Kecocokan yang bisa diterima Parsimonious Fit Measures Parsimonious Goodness of Fit (PGFI) Normed Chi-square Parsimonious Normed Fit Index (PNFI) Akaike Information Criterion (AIC) Consistent Akaike Information Criterion (CAIC) Other GOFI Critical N Spesifikasi ulang dari GFI, dimana nilai lebih tinggi menunjukkan parsimoni yang lebih besar. Ukuran ini digunakan untuk perbandingan diantara model-model. Rasio antara Chi-square dibagi degree of freedom. Nilai yang disarankan: batas bawah: 1.0, batas atas: 2.0 atau 3.0 dan yang lebih longgar 5.0 Nilai tinggi menunjukkan kecocokan lebih baik; digunakan untuk perbandingan antar model alternatif Nilai positif lebih kecil menunjukkan parsimoni lebih baik; digunakan untuk perbandingan antar model. Pada model tungga, nilai AIC dari model yang mendekati nilai saturated AIC menunjukkan good fit. Nilai positif lebih kecil menunjukkan parsimoni lebih baik; digunakan untuk perbandinganantar model. Pada model tunggal, nilai CAIC dari model yang mendekati nilai saturated CAIC menunjukkan good fit. CN 200 menunjukkan ukuran sample mencukupi untuk digunakan mengestimasi model. Kecocokan yang memuaskan atau baik. Sumber: (Wijayanto, 2008, hal. 60) 2.2 Stres Kerja Stres merupakan suatu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stres (stresor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stres, menurut Dr. Hans Selye. Stres kerja merupakan situasi yang mayoritas ada pada seseorang yang sedang bekerja dalam sebuah organisasi. Penelitian mengenai

7 12 stres di Amerika membuktikan bahwa karyawan yang mengalami jatuh sakit mayoritas diakibatkan oleh stres kerja, dengan keadaan yang dialami oleh karyawan tersebut, maka secara langsung akan mempengaruhi produktivitasnya dalam bekerja. The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) menyimpulkan bahwa kondisi kerja seorang karyawan sangat berpengaruh dalam hal menyebabkan stres kerja yang dialaminya. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa stres kerja tidak hanya disebabkan oleh jenis pekerjaannya, akan tetapi salah satunya juga disebabkan oleh lingkungan kerja dan jam kerja (Woolston, 2009, Rumeser&Tambuwun, 2011). Definisi lain mengenai stres kerja juga mengkaitkan individu dengan lingkungan tempat kerjanya. Brousseau & Prince mengartikan stres kerja sebagai suatu keadaan psikologis karyawan yang tidak menyenangkan untuk bekerja, karena karyawan merasa terancam di lingkungan kerjanya (Purwono, 2006, Rumeser&Tambuwun, 2011). Menurut pendapat Arsenault & Dolan bahwa stres kerja merupakan kondisi psikologis yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan karena karyawan merasa terancam, hal ini menunjukkan ketidaksesuaian antara individu dengan tuntutan pekerjaan (Purwono, 2006, Rumeser&Tambuwun, 2011). Stres dapat ditimbulkan dari tidak/kurang adanya kecocokan antara orang (seperti kepribadian, bakal, kecakapan) dan lingkungan nyaman yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara spesifik (Fincham & Rhodes, 1988, Munandar, 2006) Punishment Punishment merupakan konsekuensi yang tidak diinginkan atau tidak menyenangkan bagi sebuah individu yang dimunculkan sebagai akibat dari suatu perilaku (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2006). Dewasa ini hal ini sering dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk strategi manajerial. Bentuk punishment/hukuman yang berhubungan dengan pekerjaan seperti adanya kritik dari pemimpin, maupun adanya penurunan jabatan kepada karyawan/anak

8 13 buahnya. Punishment merupakan sebuah tindakan yang sangat kontroversial, tetapi jika dilakukan secara benar punishment bisa merupakan metode yang sangat efektif. Pimpinan dalam sebuah organisasi juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas pekerjaan bagi seorang individu, karena dengan tingkat kewenangan dan kekuasaan yang dimilikinya, sering kali seorang individu menilai pimpinan memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan aspek-aspek penting lain dalam pekerjaan. Dengan tingkat kewenangan yang dimilikinya itu, baik dalam hal pemberian penghargaan (reward) kepada seorang individu yang memiliki kinerja yang baik maupun dalam hal pemberian hukuman (punishment) kepada seorang individu yang dinilai tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dengan demikian hukuman (punishment) yang diberikan oleh pimpinan itulah yang dapat dipandang sebagai sumber stres kerja bagi seorang individu. Sebaiknya dalam penggunaan punishment/hukuman perlu ada kebijakan yang tepat. Sebelum membuat keputusan sebaiknya dipertimbangkan dengan cermat dan objektif dari semua aspek dan relevan (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2006) Shift Work Pada umumnya jumlah jam kerja dalam seminggu di Indonesia yaitu 40 jam. Yang dibagi menjadi 6 hari dan tiap hari jumlah jam kerja yaitu 8 jam. Penelitian yang dilakukan oleh Schultz (1982) menyatakan bahwa dari 40 jam per minggu kerja seorang pekerja aktualnya hanya menggunakan jam kerjannya kurang dari 40 jam per minggu. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan antar jumlah jam kerja nominal (peraturan perusahaan) dengan jumlah jam aktual (kenyataan yang dijalankan) (Arnold, 2005). Dewasa ini jam kerja bukan hanya 40 jam per minggu,tetapi juga terdapat jam kerja yang lebih sedikit. Terlihat dari beberapa tahun yang lalu bahwa adanya peningkatan dari tenaga kerja untuk bekerja separo dari waktu tetap yaitu bekerja kurang dari 20 jam per minggu (Arnold, 2005).

9 14 Menurut Schultz (1982) bahwa bekerja dengan separo jam kerja menarik bagi orang seperti yang bertanggung jawab atas urusan rumah tangga agar bisa mengkombinasi antara karir dan keluarga atau orang-orang yang tidak bersedia untuk bekerja selama 40 jam kerja per minggu dikantor maupun pabrik. Biasanya orang-orang yang termasuk kelompok ini adalah para pekerja muda yang menyukai gaya hidup yang lentur, yang memungkinkan dengan bekerja paro waktu. Biasanya mereka memberikan tekanan besar kepada penggunaan waktu luang (diluar jam kerja) yang memberikan makna yang lebih besar kepada mereka (Arnold, 2005). Selain variasi dari jam kerja (40 jam per minggu dan 20 jam per minggu), terdapat faktor lain yang mempengaruhi stres kerja yaitu jam kerja yang lama dan jam kerja yang terlalu overload. Menurut Sparks, et al. bahwa jam kerja yang terus-menerus akan merusak kesehatan fisik dan psikologikal orang tersebut (Arnold, 2005). Kemudian jam kerja yang terlalu overload terdapat 2 jenis antara lain kuantitatif dan kualitatif. Overload kuantitatif yaitu pekerjaan yang terlalu banyak untuk diselesaikan, kemudian overload kualitatif yaitu mengacu dari sulitnya pekerjaan yang dilakukan Person-Environment Fit (P E Fit) Person-Environment Fit diperkenalkan pada tahun 1935 oleh Lewin dengan cara melihat perilaku sebagai fungsi yang terjadi pada individu dengan lingkungannya (Higgin & Judge, 2004, Ho, 2011) Kemudian Nelson dan Simmons (2003) menyatakan dimana P-E fit kesesuaian antara tuntutan di tempat kerja dengan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu. Selain itu ada yang menyatakan bahwa P-E fit adalah kesesuaian aspek-aspek penting antara individu dengan organisasinya, seperti nilai-nilai yang dianut, kompetensi individu dengan organisasinya dan kebutuhan individu dengan kompensasi yang diberikan oleh organisasinya seperti gaji, tunjangan dan pelatihan (Cable dan Derue, 2002, Ho, 2011).

10 15 Sehingga dapat disimpulkan bahwa P-E fit merupakan kesesuaian antara apa yang dimiliki oleh setiap individu dengan yang dibutuhkan oleh organisasinya dan kesesuaian antara kebutuhan dari setiap individu dengan halhal yang diberikan oleh organisasinya. 1. Person - Organization Fit (P-O Fit) P-O Fit merupakan kecocokan antara individu dengan organisasinya apabila diantara keduanya bisa memberikan apa yang dibutuhkan dari masing-masingnya. Dan memiliki pemikiran yang sejalan seperti nilai-nilai yang dianut (Kristof, 1996, Ho, 2011) 2. Person - Job Fit (P-J Fit) Teori kesesuaian kepribadian-pekerjaan (Person Job Fit) adalah milik dari John Holland, teori ini didasarkan dari kesesuaian sipekerja dengan pekerjaanya. Holland melakukan penelitian dan penelitian tersebut menunjukan bahwa ketika kepribadian dan pekerjaan sangat cocok, kepuasan dalam diri meningkat. Seperti contohnya orang yang realistis berada dalam situasi yang realistis lebih sesuai dari pada orang yang realistis berada dalam situasi yang konvensional (Robbins & Judge, 2008). P-J Fit diartikan sebagai cocoknya kemampuan dari individu dengan tuntutan dari sebuah pekerjaan (Edwards, 1991, Ho, 2011). 3. Needs - Supply Fit (N-S Fit) Dalam penelitian Cable dan DeRue (2002) mendefinisikan Needs- Supply Fit sebagai keserasian antara kebutuhan individu dengan imbalan yang diterima dari organisasi berdasarkan pelayanan dan kontribusinya terhadap pekerjaan, seperti pelatihan, upah dan tunjangan. 2.3 Fasilitas manajemen Persepsi terhadap dukungan (perceived support) dalam tempat kerja mempunyai peranan penting dalam segala aspek prilaku organisasional seperti kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Persepsi terhadap dukungan juga diyakini dapat mempengaruhi keinginan untuk keluar dari organisasi maupun keberhasilan organisasi tersebut. Persepsi terhadap dukungan meliputi persepsi

11 16 terhadap dukungan organisasi (perceived organizational support) dan persepsi terhadap dukungan penyelia (perceived supervisor support) (Eisenberger, Armeli, Rexwinkel, Lynch, & Rhoades, 2001) Training Focus Climate Menurut Wexley & Yukl (1976): Training dan pengembangan adalah usaha usaha yang berencarna yang diselenggarakan agar dicapai penguasaan akan ketrampilan, pengetahuan dan sikap-sikap yang relevan bagi karyawan/suatu individu dalam organisasi. Selain itu buku lain menyatakan bahwa training merupakan salah satu aktivitas yang besar dari sebuah organisasi. Training adalah kegiatan yang penting bagi karyawan baru dan karyawan yang sudah berpengalaman. Bagi karyawan baru untuk tau apa pekerjan yang akan dilakukan dan untuk karyawan lama untuk belajar dan menjaga kinerja dan meningkatkan kinerjanya (Spector, 2008) Managerial Task Support Climate Karyawan juga seringkali mengembangkan impresinya terhadap pemimpin sehingga mereka juga mendapat dukungan dari pemimpinnya, atau sering disebut juga dengan persepsi terhadap dukungan penyelia atau PDP (perceived supervisor support atau PSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDP dapat berpengaruh secara signifikan pada perasaan karyawan terhadap pekerjaan dan komitmennya terhadap organisasi. PDP juga berdampak positif pada kepuasan kerja (Griffin, patterson, & West, 2001) dan dapat mempengaruhi komitmen organisasional (Eisenberger, Armeli, Rexwinkel, Lynch, & Rhoades, 2001). Karyawan menginterpretasikan dukungan yang diberikan pimpinan sebagai paparan komitmen pimpinan pada karyawan yang dapat mendorong komitmen karyawan pada organisasi.

12 Wellbeing Wellbeing memiliki konsep pemahaman yang berbeda dengan kesejahteraan, karena kesejahteraan ini hanya menggambarkan dari sisi ekonomi pendapatan dari setiap individu saja (Van Praag & Frijters, 1999), sebagai contoh seorang individu yang memiliki pendapatan tinggi dari hasil kerjanya, maka dapat dikatakan hidupnya akan sejahtera, tentu saja dengan pendapatan yang tinggi, seorang individu dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membeli barang-barang serta jasa yang diinginkannya, sehingga tercapailah kesejahteraan hidup. Sementara itu wellbeing lebih menunjukkan kualitas hidup seorang individu secara menyeluruh, seperti misalnya seorang individu yang memiliki kesehatan yang baik, status pekerjaan yang baik, dan hubungan yang baik dengan keluarga atau teman (Dasgupta, 2001,Van Praag & Frijters, 1999). Seorang individu dapat dikatakan memiliki wellbeing adalah apabila seorang individu memiliki kondisi yang dapat memuaskan berbagai macam aspek penting di dalam hidupnya (Kahnemann, 1999), dan rasa puas yang dimilikinya itu tidak hanya dirasakan dalam kurun waktu yang singkat atau sesaat saja akan tetapi dirasakan dalam kurun waktu yang cukup panjang. Grebner et al. (2005) mengukur wellbeing dengan berdasarkan tiga indikator tipe wellbeing, yaitu wellbeing secara umum, wellbeing di tempat kerja, dan spillover. Dalam penelitian tersebut, wellbeing secara umum menggambarkan kepuasan yang dirasakan seorang individu sebagai hasil evaluasinya terhadap kesehatan diri secara umum, wellbeing di tempat kerja menggambarkan kepuasan yang dirasakan seorang individu terhadap pekerjaan yang dimiliki sehingga tidak ingin keluar dari pekerjaan, dan spillover menggambarkan kepuasan yang dirasakan seorang individu dalam menikmati waktu senggang yang dimiliknya karena mampu melepaskan diri secara psikologis dari persoalan di tempat kerja setelah pulang dari bekerja.

13 Kepuasan Pelanggan Telah diketahui bahwa terdapat hubungan antara kepuasan pelanggan dengan kepuasan kerja (Harter, Schmidt, & Hayes, 2002). Jika kepuasan kerja yang dialami oleh karyawan tinggi, maka akan menghasilkan kinerja yang baik sehingga berdampak pada kepuasan pelanggan. Banyak penelitian beberapa tahun terakhir tentang penyebab kualitas layanan dan kepuasan pelanggan. Zeithaml dan Bitner (2000), misalnya, menemukan bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan, kualitas produk, harga, faktor personal dan situasional. Anderson dan Suillivan (1993) menunjukkan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan dapat diukur berdasarkan perbedaan antara harapan pelanggan sebelum membeli dan setelah merasakan kinerja dari produk yang dibeli atau jasa (Lin, 2007). Dalam penelitiannya, Wangenheim menyatakan bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh service quality, price satisfaction dan quality of assortment (Natemayer, Boles, Mckee, & Mc Murrian, 1997). Karena penelitian ini difokuskan hanya pada pelayanan dalam sektor jasa, sehingga penelitian ini mengadaptasi penggunaan item test service quality dari penelitian Wangenheim.

BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir 20 3.2 Langkah-langkah Penelitian 1. Studi Pustaka Membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian dan keilmuan teknik

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum yang menjadi subyek penelitian, analisis model SEM,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-Test Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu sebelum menyebarkan kuesioner yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan gabungan antara penelitian explanatory dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode penelitian explanatory digunakan karena

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Kecocokan Pada analisis hasil, bagian utama yang dibahas adalah mengenai tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran serta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1. Hasil Observasi Lapangan Kuesioner diberikan pada karyawan yang bekerja pada rumah sakit, yang dalam kasus ini adalah suster. Dengan jumlah soal untuk karyawan sebanyak 41

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 103 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei Dari 25 kantor LPND sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2005, No. 81 Tahun 2006, No. 08 Tahun 2008, dan No. 09 Tahun 2008,

Lebih terperinci

Hasil Model Awal Model Persamaan Struktural untuk Pengaruh Sertifikasi terhadap Kinerja dan Kompetensi

Hasil Model Awal Model Persamaan Struktural untuk Pengaruh Sertifikasi terhadap Kinerja dan Kompetensi Lampiran 1: Hasil Model Awal Model Persamaan Struktural untuk Pengaruh Sertifikasi terhadap Kinerja dan Kompetensi Raw Data from file 'F:\pa_mughni\PRE.psf' Sample Size = 72 Latent Variables S KI KO Relationships

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER Kepada : Yth. Responden Dengan hormat, Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Saya mahasiswi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA. I. Data Responden Usia :

PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA. I. Data Responden Usia : PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA Saya mohon kesediaan Anda untuk berkenan mengisi kuesioner berikut ini mengenai diskon harga, niat beli,

Lebih terperinci

UJIAN FINAL MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Dosen Pengampu : Prof. Dr. Badrun Kartowagiran

UJIAN FINAL MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Dosen Pengampu : Prof. Dr. Badrun Kartowagiran UJIAN FINAL MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Dosen Pengampu : Prof. Dr. Badrun Kartowagiran Nama : Andi Ulfa Tenri Pada Nim : 11701261007 1. Paradigma hubungan antara variabel : Penelitian ini menggunakan data

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Objek Penelitian Demografi data dari objek penelitian dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 4.1, yaitu berisi data mengenai umur mahasiswa, jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian

Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian 97 Lampiran 1: Tabel Operasional Variabel Penelitian No. Variabel Deskripsi Variabel Jenis Pengukuran 1. Gaya Kepemimpinan a. Gaya Kepemimpinan Transformasional a. Gaya Kepemimpinan Transaksional 1. Atasan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Berilah tanda (X) pada satu pilihan yang sesuai dengan jawaban anda. 1. Jenis Kelamin: : a. Laki laki b.

KUESIONER PENELITIAN. Berilah tanda (X) pada satu pilihan yang sesuai dengan jawaban anda. 1. Jenis Kelamin: : a. Laki laki b. 96 A. Karakteristik Responden KUESIONER PENELITIAN Berilah tanda (X) pada satu pilihan yang sesuai dengan jawaban anda 1. Jenis Kelamin: : a. Laki laki b. Perempuan 2. Status : a. Menikah b. Belum Menikah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

Tutorial LISREL teorionline

Tutorial LISREL teorionline CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS BY HENDRY Phone : 0856-9752-3260 Email : openstatistik@yahoo.co,id Blog : http://teorionline.wordpress.com/ Seperti dijelaskan sebelumnya, CFA ditujukan untuk menguji validitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Survei Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan hotel bintang tiga di wilayah kota Cirebon. Ukuran sampel yang digunakan

Lebih terperinci

With AMOS Application

With AMOS Application ASUMSI DAN PERSYARATAN PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Asumsi dan persyaratan penting saat menggunakan SEM 1. Sample Size 2. Normalitas Data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang ditinjau dari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi.

Lebih terperinci

Kepada Yth, Bapak/Ibu Pegawai Panin Bank Cabang Utama Palmerah Di Jakarta

Kepada Yth, Bapak/Ibu Pegawai Panin Bank Cabang Utama Palmerah Di Jakarta Jakarta, Mei 2008 Kepada Yth, Bapak/Ibu Pegawai Panin Bank Cabang Utama Palmerah Di Jakarta Dengan hormat, Berikut ini saya sampaikan kuesioner yang terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu kepemimpinan, motivasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: HASIL OLAHAN DATA EKONOMETRIKA

LAMPIRAN 1: HASIL OLAHAN DATA EKONOMETRIKA 196 LAMPIRAN 1: HASIL OLAHAN DATA EKONOMETRIKA Pengaruh Konversi Lahan, PDRB Sektor Pertanian dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kebercukupan Beras Kawasan I. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas One-Sample

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan di bagian pendahuluan, maka metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut. MULAI PERUMUSAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Data Responden Untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden. Peneliti menggunakan tabel distribusi frekwensi untuk menunjukkan data responden yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

IDENTITAS RESPONDEN. 2. Umur < 30 Tahun Tahun Tahun > 50 Tahun. 3. Masa Kerja 3-8 Tahun Tahun 9-14 Tahun >20 Tahun

IDENTITAS RESPONDEN. 2. Umur < 30 Tahun Tahun Tahun > 50 Tahun. 3. Masa Kerja 3-8 Tahun Tahun 9-14 Tahun >20 Tahun 89 IDENTITAS RESPONDEN 1. Jenis Kelamin Pria Wanita 2. Umur < 30 Tahun 41-50 Tahun 21-40 Tahun > 50 Tahun 3. Masa Kerja 3-8 Tahun 15-20 Tahun 9-14 Tahun >20 Tahun Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah setiap

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian Dengan Hormat, Saya mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, bermaksud mengadakan penelitian guna memenuhi tugas akhir

Lebih terperinci

BAB 1 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 SIMPULAN DAN SARAN 47 BAB 1 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Punishment yang tinggi yang dirasakan oleh karyawan berpengaruh langsung secara signifikan terhadap tingginya fasilitas manajemen yang diberikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL MELALUI STRES PERAN PT.COCA-COLA BOTTLING INDONESIA JAWA TIMUR DI RUNGKUT SURABAYA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL MELALUI STRES PERAN PT.COCA-COLA BOTTLING INDONESIA JAWA TIMUR DI RUNGKUT SURABAYA 78 LAMPIRAN A KUISIONER PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL MELALUI STRES PERAN PT.COCA-COLA BOTTLING INDONESIA JAWA TIMUR DI RUNGKUT SURABAYA Yth. Bapak/ Ibu / Saudara / Saudari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

No. Responden:... (diisi peneliti)

No. Responden:... (diisi peneliti) Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MUSIK DAN PENCAHAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN YANG DIMODERASI EMOSI PADA CHARLES & KEITH GALAXY MALL SURABAYA No. Responden:... (diisi peneliti) Responden yang

Lebih terperinci

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 0 (017), hal 113 10. PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Matius Robi, Dadan Kusnandar, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

Lampiram 1. Hasil Pengujian Normalitas Data Test of Univariate Normality for Continuous Variables. Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis

Lampiram 1. Hasil Pengujian Normalitas Data Test of Univariate Normality for Continuous Variables. Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis Lampiram 1. Hasil Pengujian Normalitas Data Test of Univariate Normality for Continuous Variables Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis Variable Z-Score P-Value Z-Score P-Value Chi- Square P-Value X11-5.284

Lebih terperinci

PENGANTAR. Yogyakarta, Penulis, Prof. Dr. H. Siswoyo Haryono, MM, MPd. NIDN : /NIRA :

PENGANTAR. Yogyakarta, Penulis, Prof. Dr. H. Siswoyo Haryono, MM, MPd. NIDN : /NIRA : PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah swt, bahwa akhirnya modul atau hand out yang sederhana ini dapat hadir di hadapan pembaca. Buku tersebut merupakan hasil kompilasi dari materi mengajar Metodologi

Lebih terperinci

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun 72 KUESIONER Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan anda : I. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan Nama Responden: Tujuan Kuesioner Penelitian Kuesioner ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Contoh: Saya merasa jenuh bila bekerja sendirian

Kata Pengantar. Contoh: Saya merasa jenuh bila bekerja sendirian Kata Pengantar Selamat datang di Survei Opini Pekerja yang terkait dengan penilaian kinerja di PERUSAHAAN. survei ini dilakukan untuk mengumpulkan data opini pekerja sebagai bentuk partisipasi pekerja

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Kuesioner Faktor-Faktor Pendorong Konsumen Melakukan Impulsive Buying pada Toko-Toko Ritel Fashion di Indonesia.

LAMPIRAN 1 Kuesioner Faktor-Faktor Pendorong Konsumen Melakukan Impulsive Buying pada Toko-Toko Ritel Fashion di Indonesia. 99 LAMPIRAN 1 Kuesioner Faktor-Faktor Pendorong Konsumen Melakukan Impulsive Buying pada Toko-Toko Ritel Fashion di Indonesia Nomor : Tanggal : Responden Yth, Saya adalah Emir Zakiar, mahasiswa program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. Hormat saya, Selvia Indrawati. 1. Karakteristik responden. 1. Usia saya saat ini :

Lampiran 1 Kuesioner. Hormat saya, Selvia Indrawati. 1. Karakteristik responden. 1. Usia saya saat ini : 68 Lampiran 1 Kuesioner Kami mohon kesediaan bapak/ibu untuk berkenan mengisi kuesioner berikut ini dengan judul Pengaruh Brand Affect, Brand Quality, Brand Trust Terhadap Consumer s Brand extention Attitude

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng LAMPIRAN 118 Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kepuasan dan Loyalitas Pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng No Variabel Indikator Notasi Hasil Uji Validitas Ketarangan r hitung r tabel Valid

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kemiskinan mempunyai indikator dan faktor penyebab. Mereka adalah sebagian warga miskin kota Depok. Pemerintah Depok menggolongkan mereka ke dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010).

Lebih terperinci

V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. PROFIL RESPONDEN Kuesioner yang berjumlah 53 pertanyaan dibagikan kepada 70 responden dari Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jakarta PT. Sinar Sosro. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian, mencakup uraian tentang gambaran umum dari setiap variabel penelitian yang terdiri dari: Kinerja Pegawai (Y), Budaya

Lebih terperinci

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Distribusi Responden Berdasarkan Usia V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS DESKRIPTIF 5.1.1 Deskriptif Responden Distribusi Responden Berdasarkan Usia 1% 15% 19% 15-24 25-30 31-44 45-65 65% Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah karyawan Lanang Barbershop yang beroperasi di wilayah Jakarta Tangerang atau seluruh kios.penelitian ini diteliti dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Obyek Penelitian Waktu yang saya lakukan dimulai bulan April 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. Obyek penelitian dalam penyusunan ini adalah Pengaruh Motivasi dan

Lebih terperinci

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Profil Responden Penelitian Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 20 buah. Pada saat pengembalian hanya kembali 3 kuesioner, dimana terdapat 4 kuesioner

Lebih terperinci

Mohon berikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih :

Mohon berikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih : Lampiran 1 Kuesioner :(Lanjutan) PETUNJUK : Mohon berikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih : Jenis Kelamin Umur : ( ) Pria ( ) 17-24 ( ) Wanita ( ) 25-34 ( ) 35-49 ( ) 50-64 ( ) 65 tahun keatas Pendidikan

Lebih terperinci

UJIAN MID-SEMESTER SEM PATH-ANALYSIS. nonton TV, dan nilai merupakan variabel endogen. Penerapan analisis jalur. X dan belajar X

UJIAN MID-SEMESTER SEM PATH-ANALYSIS. nonton TV, dan nilai merupakan variabel endogen. Penerapan analisis jalur. X dan belajar X UJIAN MID-SEMESTER SEM PATH-ANALYSIS 1. Paradigma hubungan antara variabel : Pada penelitian ini menggunakan data set yang berisi empat variabel yaitu Sadar Ujian Nasional () sebagai variabel eksogen,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

Kuisioner Strategi Bersaing dan Customer Relationship Management terhadap. Loyalitas Pelanggan

Kuisioner Strategi Bersaing dan Customer Relationship Management terhadap. Loyalitas Pelanggan L1 Kuisioner Strategi Bersaing dan Customer Relationship Management terhadap Loyalitas Pelanggan Petunjuk Pengisisan: 1. Isilah identitas dengan benar pada kolom yang disediakan 2. Isilah semua nomor dalam

Lebih terperinci

c) Usia: 1. Usia tahun 3. Usia tahun 2. Usia tahun

c) Usia: 1. Usia tahun 3. Usia tahun 2. Usia tahun Lampiran 1 Kuesioner Responden yang terhormat, Perkenankanlah saya, mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, mohon bantuan Anda untuk meluangkan waktu mengisi/menjawab

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin

BAB III METODE PENELITIAN. yang relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu kesatuan dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail dari suatu penelitian. Tujuan memahami desain penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

59

59 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pendahuluan Tahapan pada bab ini adalah analisa hasil penelitian dengan cara mengolah data-data yang didapatkan sebelumnya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah pelanggan Cafe Indomie Abang Adek yang diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Beberapa teori yang terkait dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Systems Engineering (SE) Structural Equation Modeling (SEM) Fuzzy Serqual (Service Quality) Seperti yang telah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan

Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan Lampiran 1. Lembar kuesioner penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja terhadap Promosi Jabatan Karyawan PT X Bogor Terima kasih atas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah masyarakat DKI Jakarta. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADIMINISTRASI PROGRAM PASCA SARJANA KUESIONER PENELITIAN Program Studi Ilmu Administrasi Kekhususan Administrasi dan Pengembangan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo Baru, Sukoharjo.Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Penelitian survey adalah

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan beberapa studi literatur pada bab sebelumnya, bahwa setiap organisasi dalam mempertahankan posisi bersaingnya memerlukan faktor pembeda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Deskripsi Data merupakan ringkasan jawaban yang diberikan responden terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi Lapangan Observasi lapangan yang peneliti lakukan adalah dengan mendistribusikan 385 kuesioner kepada pengendara sepeda motor di gedung UOB Plaza. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini adalah RSUD Praya. 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PRODUK ORGANIK DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PRODUK ORGANIK DI SUMATERA UTARA 230 Lampiran : 1 Kuesioner Kuesioner ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PRODUK ORGANIK DI SUMATERA UTARA 231 Kepada Bapak/Ibu Responden Penyelidikan di Tempat Kuesioner Penelitian Assalamualaikum., Bersama ini

Lebih terperinci

2. Apa tingkat pendidikan tertinggi anda? A. Dibawah SMA B. Lulusan SMA C. Diatas SMA

2. Apa tingkat pendidikan tertinggi anda? A. Dibawah SMA B. Lulusan SMA C. Diatas SMA Kepada Yth : Bapak / Ibu / Saudara di tempat Saya Mahasiswa Fakultas Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya bernama Febrian Goeyanto (3103008375) dalam rangka melakukan penelitian

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)

STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) Definisi SEM The Structural Equation Modelling (SEM) is a family of statistical models that seek to explain the relationships among multiple variables (Arbuckle, 1997).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Pendahuluan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan metode survey, penulis menyebarkan sebanyak 110 kuesioner yang dilakukan dengan cara membagi secara langsung ke responden.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian 84 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian No. Responden :.. KUESIONER PENELITIAN Selamat pagi/siang/sore, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas partisipasi saudara dalam membantu mengisi kuisioner ini dengan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

II. Bagian ini menyatakan daftar pertanyaan kepada responden.

II. Bagian ini menyatakan daftar pertanyaan kepada responden. Lampiran KUISIONER PENELITIAN Responden yth, Bersama segala kesibukan Bapak/Ibu/Saudara(i), perkenankan saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk mengisi kuesioner ini. Adapun penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berfokus pada pengujian Privacy Concerns, Entertaiment dan Peer

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berfokus pada pengujian Privacy Concerns, Entertaiment dan Peer BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian penyusunan skripsi ini adalah pengguna situs jejaring sosial terutama pada mahasiswa aktif di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dimana penelitian ini

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dimana penelitian ini BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis/ Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dimana penelitian ini merupakanpenelitianuntuk mengujihipotesistentang pengaruhantarvariableyang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci