MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
|
|
- Leony Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2 Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan Pemilihan Produk Profil Jepang 5 II. Potensi Pasar Jepang Impor Produk Gum Rosin Jepang - Dunia Potensi Pasar Produk Gum Rosin Jepang - Dunia Kebijakan Impor Produk Gum Rosin di Jepang Saluran Distribusi Produk Gum Rosin di Jepang Permintaan Pasar Produk Gum Rosin di Jepang Persyaratan Impor Produk Gum Rosin di Jepang Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Produk Gum Rosin di Jepang 16 III. Peluang dan Strategi Peluang Strategi Rekomendasi Strategis 22 IV. Informasi Penting 24 Daftar Importir Produk Gum Rosin di Jepang 27 Referensi 29 1
3 Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief Produk Gum Rosin" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar produk gum rosin di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang telah disampaikan sebelumnya. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi terkait kondisi terbaru pasar produk gum rosin di Jepang, dimana tingkat persaingan di Jepang dengan negara pemasok utama lainnya, seperti China, Vietnam, serta negara-negara lainnya menjadi semakin kompetitif. Laporan ini juga mencoba memberikan rekomendasi hal-hal yang perlu dilakukan agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan meningkatkan ekspor produk gum rosin ini ke Jepang. Semoga laporan market brief produk gum rosin ini dapat bermanfaat bagi pengusaha, asosiasi terkait, serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan terkait ekspor produk gum rosin ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume ekspor Indonesia ke pasar global pada umumnya dan ke pasar Jepang pada khususnya. Tokyo, Mei
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemilihan Produk Produk gum rosin, atau yang dikenal juga di Indonesia dengan sebutan gondorukem, merupakan produk yang digunakan dalam produksi berbagai macam produk, seperti bahan perekat, tinta, dan sebagainya. Produk gum rosin cukup dikenal di kalangan masyarakat Jepang yang mencintai olahraga baseball, karena produk gum rosin digunakan dalam pembuatan produk rosin pack atau rosin bag, yaitu produk yang digunakan oleh para pemain baseball untuk memperkuat pegangan pada bola maupun tongkat pemukul bola, sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1. Di Jepang, cukup banyak paten tentang produk yang menggunakan produk gum rosin sebagai salah satu bahan campuran. Gambar 1.1 Produk rosin pack dan rosin bag di Jepang 3
5 Dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia, produk gum rosin menggunakan kode HS Gambar 1.2 menunjukkan besar market impor produk HS Rosin di Jepang dalam 5 tahun belakangan ini. Market impor produk gum rosin di Jepang pada tahun 2015 mencapai nilai US$ 84,9 juta. Jepang tercatat mengimpor dari Indonesia sebesar US$ 10,2 juta pada tahun Gambar 1.2 Market impor produk gum rosin di Jepang (dalam juta USD) Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor produk gum rosin. Sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1, lima negara tujuan utama ekspor produk HS Rosin Jepang adalah Belanda (30,5%), Belgia (18,7%), Indonesia (10,9%), Amerika Serikat (8,2%), dan China (7,8%). Total ekspor Jepang untuk produk HS ini pada tahun 2015 tercatat sebesar US$ 4,3 juta, atau meningkat 82% dibanding tahun sebelumnya. 4
6 Tabel 1.1 Ekspor HS Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2015 (%) WORLD 3,437 2,791 2,340 2,378 4, Belanda , Belgia Indonesia Amerika Serikat China Sumber: ITC (diolah) 1.2 Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China. Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen. Parlemen di Jepang terdiri dari dua majelis: Majelis Rendah Jepang (House of Representatives) dan Majelis Tinggi Jepang (House of Councillors). Saat ini pemerintahan Jepang dikuasai oleh koalisi partai LDP dan Komeito. Gambar 1.3 menunjukkan peta negara Jepang. Menurut Geospatial 2 Information Authority of Japan, luas negara Jepang adalah sebesar km. Jepang memiliki pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. 5
7 Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang. Menurut data estimasi Statistics Bureau tanggal 1 Januari 2016, Jepang memiliki penduduk sejumlah 126,82 juta. Bank sentral di Jepang adalah Bank of Japan. Jumlah bank yang mendapatkan izin usaha dari Financial Service Agency, Jepang ada 197 bank, dan 56 bank di antaranya adalah bank negara asing. Jepang memiliki mata uang Yen ( ). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Pada tahun 2012, konsumsi energi di Jepang diperkirakan mencapai toe (tonne of oil equivalent), namun rasio swasembada energi di Jepang pada tahun 2012 tercatat hanya sebesar 6.0%, sehingga Jepang sangat bergantung pada impor bahan bakar dari luar negeri. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, yang mengindikasikan bahwa Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. Jepang memiliki 82 bandara untuk penerbangan domestik, dan 32 di antaranya juga berfungsi sebagai bandara untuk penerbangan internasional. Jepang memiliki 994 pelabuhan, dengan pelabuhan Nagoya sebagai pelabuhan internasional terbesar. 6
8 Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang baik. Berdasarkan data 1 April 2012, total panjang jalan darat yang dapat dilalui kendaraan di Jepang adalah ,4 km. Untuk transportasi darat, kereta juga memegang peran yang sangat penting bagi Jepang. Menurut data 31 Maret 2009, total panjang rel di seluruh Jepang adalah ,4 km, 2.369,7 km di antaranya khusus untuk shinkansen. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun. 7
9 Gambar 1.3 Peta Negara Jepang 8
10 BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1 Impor Produk Gum Rosin Jepang - Dunia Jepang merupakan negara pengimpor produk gum rosin dari berbagai negara di dunia. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, lima negara utama pengekspor produk HS Rosin ke Jepang pada tahun 2015 adalah China (71.9%), Indonesia (12%), Vietnam (10,9%), Brasil (3,8%), dan Amerika Serikat (1%). Total impor Jepang tahun 2015 untuk produk HS adalah sebesar US$ 84,9 juta, atau turun 20,1% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.1 Impor HS Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Eksportir Pangsa PERUB (%) 2015 (%) WORLD 141,860 69,254 87, ,248 84, China 135,835 64,852 84,141 92,433 61, Indonesia 1,472 1,145 1,024 1,877 10, Vietnam 2,789 1,680 1,119 7,906 9, Brasil ,444 3, Amerika Serikat Sumber: ITC (diolah) Hanya Indonesia dan Vietnam yang merupakan negara-negara pengekspor produk HS ke Jepang dari kawasan ASEAN. Gambar 2.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia berada di urutan pertama mengalahkan Vietnam. 9
11 Gambar 2.1 Negara-Negara Pengekspor Terbesar ke Jepang dari Kawasan ASEAN untuk Produk Gum Rosin (dalam juta USD) 2.2 Potensi Pasar Produk Gum Rosin Jepang - Dunia Gambar 2.2 menunjukkan pangsa pasar eksportir, khususnya lima negara eksportir utama produk gum rosin ke Jepang pada tahun Lima negara eksportir utama produk gum rosin ke Jepang adalah China (71.9%), Indonesia (12%), Vietnam (10,9%), Brasil (3,8%), dan Amerika Serikat (1%). Tabel 2.2 memperlihatkan potensi ekspor Indonesia untuk produk gum rosin pada tahun Dengan kapasitas ekspor produk gum rosin Indonesia ke dunia sebesar US$ 107,5 juta dan nilai impor Jepang dari dunia sebesar US$ 106,188 juta, maka terlihat bahwa Indonesia masih memiliki potensi sebesar US$ 104,4 juta untuk mengekspor produk gum rosin ke Jepang pada tahun
12 Brasil (3,8%) Vietnam (10,9%) Amerika Serikat (1%) Others (0,4%) Indonesia (12%) China (71,9%) Gambar 2.2 Pangsa Pasar Eksportir Produk Gum Rosin ke Jepang Tahun 2015 Tabel 2.2 Potensi Ekspor Produk Gum Rosin Indonesia ke Jepang tahun 2014 (dalam ribu US$) HS code Impor Jpn dr Ina Ekspor Ina ke Dunia Impor Jpn dr Dunia Potensi Perdagangan Ina , , , ,416 Secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar untuk produk gum rosin di Jepang masih sangat terbuka. 2.3 Kebijakan Impor Produk Gum Rosin di Jepang Untuk impor produk gum rosin, regulasi yang berlaku di Jepang adalah sebagai berikut. 11
13 (1) Custom Law. Jepang tidak mengenakan tarif bea masuk untuk produk HS Rosin. Importir hanya perlu membayar pajak konsumsi sebesar 8% dari harga C&F untuk produk HS yang diimpor dari luar negeri. (2) Chemical Substance Control Law. Produk gum rosin pada dasarnya tidak dikenakan aturan ini, namun pihak eksportir sebaiknya menyertakan Safety Data Sheet (SDS) pada saat mengekspor produk gum rosin ke Jepang. 2.4 Saluran Distribusi Produk Gum Rosin di Jepang Gambar 2.3 mendeskripsikan alur distribusi produk gum rosin dari produsen, lalu diekspor dan sampai ke tangan konsumen. Di Jepang, produk gum rosin digunakan sebagai bahan campuran dalam produksi produk di berbagai macam industri, sehingga seringkali konsumen dari produk gum rosin adalah pihak perusahaan. Produk gum rosin dapat dibeli oleh konsumen perorangan melalui internet. Gambar 2.4 menunjukkan contoh produk gum rosin dari China dengan X grade, yang dijual melalui internet seharga dengan berat 500 gram. Gambar 2.5 menunjukkan contoh produk gum rosin dari Jepang yang dijual melalui internet seharga dengan berat 1 kg. Target penjualan produk ini adalah penari balet yang menggunakan produk gum rosin di ujung sepatu balet agar sepatu balet tersebut tidak licin. 12
14 Manufacturers Exporters Importers Local Manufacturers Retailers, Mass Merchandisers Consumers Gambar 2.3 Saluran Distribusi Produk Gum Rosin dari Luar Negeri Gambar 2.4 Produk Gum Rosin dari China 13
15 Gambar 2.5 Produk Gum Rosin dari Jepang 2.5 Permintaan Pasar Produk Gum Rosin di Jepang Gambar 2.6 menunjukkan besar volume impor produk HS Rosin Jepang dari dunia dan Indonesia dalam 5 tahun belakangan ini. Besar volume impor produk HS Jepang dari dunia pada tahun 2015 tercatat sebesar 41,5 ribu ton, atau mengalami penurunan sebesar 3,9% dibanding tahun sebelumnya. Namun, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.6, tidak terjadi perubahan volume impor yang drastis dalam 4 tahun belakangan ini, sehingga dapat dikatakan permintaan pasar di Jepang untuk produk gum rosin cukup stabil sejak tahun Di sisi lain, besar volume impor produk HS Jepang dari Indonesia tercatat sebesar ton, atau mengalami peningkatan sebesar 609,3% dibanding tahun Hal ini mengindikasikan permintaan pasar produk gum rosin di Jepang untuk produk dari Indonesia semakin besar. 14
16 Gambar 2.6 Volume Impor Produk Gum Rosin Jepang dari Dunia dan Indonesia Periode (dalam kg) 2.6 Persyaratan Impor Produk Gum Rosin di Jepang Produk gum rosin dari masing-masing negara memiliki kadar kandungan yang berbeda. Sebagai contoh, produk gum rosin dari China umumnya memiliki kandungan abietic acid yang lebih tinggi dibanding produk gum rosin dari negara lain. Produk dari Amerika Serikat dan Brasil memiliki kandungan isopimaric acid yang lebih tinggi dibanding produk dari China. Produk dari Vietnam umumnya memiliki kandungan agathendicarboxylic acid sebesar 7-11%, dan produk dari Sumatra memiliki kandungan yang mirip dengan produk dari Vietnam. Bila melihat semakin bertambahnya nilai ekspor Indonesia ke Jepang dalam 5 tahun belakangan ini, dapat diperkirakan bahwa kadar kandungan produk gum rosin di Indonesia dapat diterima di pasar Jepang. 15
17 Selain itu, produk gum rosin dapat dikategorikan berdasarkan kualitas warna. X grade (slightly yellow) dilihat sebagai kualitas warna terbaik, yang disusul oleh WW grade (pale yellow), WG grade (yellow), N grade (deep yellow), M grade (yellow brown), dan K grade (yellow red). Beberapa importir di Jepang menekankan bahwa pihaknya hanya mengimpor produk gum rosin dengan X grade, namun WW grade juga memiliki pasar di Jepang. 2.7 Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Produk Gum Rosin ke Jepang Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor produk gum rosin ke Jepang adalah sebagai berikut. (a) Pemasaran dan promosi. Pengusaha-pengusaha produk gum rosin perlu terus aktif untuk ikut dalam pameran dagang di Jepang sehingga keberadaan mereka dapat lebih dikenal oleh pengusaha-pengusaha Jepang. (b) Sedikitnya produsen produk gum rosin di Indonesia. Saat ini produsen produk gum rosin utama di Indonesia hanyalah Perum Perhutani. Pihak Perum Perhutani sendiri pada bulan Maret yang lalu telah menyatakan akan mengurangi volume ekspor untuk menjaga harga produk. Kebijakan untuk mendorong pihak swasta untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan produksi produk gum rosin perlu dipertimbangkan. (c) Peningkatan upah buruh di Indonesia. Peningkatan upah buruh di Indonesia akan menaikkan nilai harga produk gum rosin buatan Indonesia yang mengakibatkan turunnya daya saing harga dengan negara pesaing lainnya. 16
18 (d) Meningkatnya demand dalam negeri. Produk gum rosin dibutuhkan oleh industri batik, dan juga banyak industri lainnya di Indonesia. Semakin besarnya demand lokal di Indonesia terhadap produk gum rosin tentunya akan menjadi penghambat peningkatkan ekspor ke luar negeri bila tidak diiringi dengan peningkatan kapasitas produksi secara keseluruhan. (e) Reputasi pesaing. China merupakan negara produsen produk gum rosin terbesar di dunia. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2, reputasi produk China yang memegang 71,9% pangsa pasar impor produk HS di Jepang sulit ditandingi oleh negara lain. Beberapa perusahaan di Jepang menggunakan produk gum rosin dari China sebagai standar untuk mempertimbangkan produk gum rosin dari negara lain. Reputasi produk China ini dapat menghambat peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang. (f) Produk buatan Jepang. Jepang juga merupakan negara produsen produk gum rosin. Gambar 2.7 menunjukkan produk rosin bag yang menggunakan produk gum rosin lokal sebagai bahan materi. Produk ini dijual di internet dengan harga 486. Keberadaan produk lokal ini dapat menghambat peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang. (g) Kendala bahasa/komunikasi. Kendala bahasa/komunikasi antara produsen/pengusaha produk gum rosin di Indonesia dengan pihak importir Jepang dapat menghambat proses transaksi. 17
19 Gambar 2.7 Produk Rosin Bag Buatan Jepang 18
20 BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1 Peluang a. Bentuk Kerjasama Dengan hubungan bilateral yang terbina baik antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengundang lebih banyak investor dari Jepang untuk mengembangkan produk gum rosin di Indonesia. b. Potensi Perdagangan Indonesia Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.2, Indonesia memiliki kapasitas ekspor produk gum rosin sebesar US$ 107,5 juta pada tahun 2014, dan memiliki potensi sebesar US$ 104,4 juta untuk mengekspor produk gum rosin ke Jepang pada tahun c. Menurunnya impor produk dari China Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, impor produk gum rosin dari China pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 34% dibanding tahun Kondisi ini perlu dilihat sebagai momentum yang baik bagi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar di Jepang. d. Reputasi produk Indonesia di Jepang Indonesia merupakan negara produsen produk gum rosin ketiga terbesar di dunia setelah China dan Brasil, atau terbesar untuk kawasan ASEAN. 19
21 Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, impor produk gum rosin dari Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 444% dibanding tahun Pada tahun 2015, Indonesia juga telah berhasil merebut posisi Vietnam sebagai negara pengekspor produk gum rosin ke Jepang terbesar di kawasan ASEAN. Hal ini mengindikasikan bahwa produk Indonesia dapat diterima di pasar Jepang. 3.2 Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi dunia usaha Indonesia untuk dapat meningkatkan pangsa pasar untuk produk gum rosin di Jepang. a. Mendorong pihak swasta menjadi produsen produk gum rosin di Indonesia. Kebijakan untuk mendorong pihak swasta untuk ikut memproduksi produk gum rosin perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas produksi produk gum rosin Indonesia secara keseluruhan. b. Berpartisipasi dalam pameran dagang di Jepang. Pameran-pameran yang terkait produk gum rosin dilaksanakan setiap tahunnya di Jepang. Para pengusaha produk gum rosin di Indonesia kiranya dapat proaktif untuk berpartisipasi mengikuti pameran sehingga keberadaan perusahaan mereka dapat dikenal di Jepang. 20
22 c. Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Jepang. Para pengusaha produk gum rosin di Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang luar negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi pameran dan perkembangan terkait produk gum rosin ini, maupun untuk bantuan prasarana kerjasama dengan pihak Jepang. d. Membina terus hubungan baik dengan pembeli dari Jepang. Bila telah berhasil bertransaksi dengan importir Jepang, pengusaha produk gum rosin di Indonesia harus berusaha untuk terus menjaga kualitas produk sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan importir Jepang tersebut. e. Membuka diri terhadap investor Jepang. Pengusaha produk gum rosin di Indonesia perlu berani untuk membuka diri kepada investor Jepang. Keberadaan investor Jepang juga akan membantu pemasaran produk gum rosin ke negeri Jepang itu sendiri. f. Kerjasama dengan peneliti tanaman pinus. Perlu terus diupayakan penelitian untuk pengembangan teknik budidaya tanaman pinus, serta pengembangan bibit tanaman pinus baru, agar Indonesia dapat memiliki kapasitas produksi dan kualitas produk gum rosin yang lebih tinggi. Pemerintah diharapkan dapat berperan memfasilitasi pelaksanaan penelitian di bidang terkait. Selain itu, seluruh pihak terkait di Indonesia perlu berani untuk membuka diri bekerja sama dengan peneliti dari luar negeri di bidang ini. 21
23 g. Kerjasama dengan peneliti produk yang menggunakan produk gum rosin. Penelitian dan pengembangan produk-produk baru yang menggunakan produk gum rosin sebagai bahan materi akan meningkatkan demand pasar terhadap produk gum rosin. Dari beberapa dokumen paten, terlihat bahwa seringkali para peneliti membedakan hasil percobaan berdasarkan asal produk gum rosin tersebut, mengingat adanya perbedaan kadar kandungan antara produk gum rosin dari suatu negara dengan produk gum rosin dari negara lain. Karena itu, perlu sekali mendorong penelitian dan pengembangan produk-produk baru yang hanya menggunakan produk gum rosin dari Indonesia sebagai bahan campuran. 3.3 Rekomendasi Strategis Berikut adalah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan strategi yang disampaikan di atas. a. Penataan aturan main yang jelas bagi pihak swasta dan investor asing. Mengingat produk gum rosin merupakan salah satu produk hasil hutan, sangatlah perlu untuk mengadakan penataan aturan main yang jelas bagi pihak swasta dan investor asing agar dapat melakukan pengelolaan lahan untuk budidaya tanaman pinus yang efektif, pelaksanaan produksi yang tidak merusak lingkungan, dan sebagainya. b. Bimbingan dan penyuluhan. Pengadaan bimbingan dan penyuluhan perlu diadakan sehingga produsen swasta dan pengusaha dapat mengikuti aturan main yang ada, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya. 22
24 c. Penyediaan bantuan modal. Pemberian modal kepada produsen swasta dan pengusaha terkait produk gum rosin akan membantu pihak UKM ikut dalam produksi produk gum rosin. Pemerintah perlu mengusahakan pemberian bantuan modal dengan bunga rendah, dan juga penyediaan fasilitas dan peralatan dengan biaya sewa yang rendah. d. Pengadaan seminar investasi di Indonesia untuk kalangan industri terkait produk gum rosin Jepang. Pengadaan seminar investasi di Indonesia perlu dilaksanakan, terutama untuk mempertemukan pengusaha-pengusaha dari Indonesia yang berpotensi untuk menjadi partner bagi perusahaan-perusahaan Jepang. e. Pelaksanaan riset di bidang terkait. Kerjasama antara pemerintah, industri, dan akademis dalam pelaksanaan riset di bidang terkait akan menunjang perkembangan produk gum rosin Indonesia. Pemerintah dapat mengambil peran sebagai koordinator pelaksanaan riset di bidang terkait, selain juga dalam hal pendanaan. Pihak akademis perlu didorong untuk aktif melakukan penelitian di bidang terkait, dengan pendanaan baik dari pemerintah maupun pihak industri. Pihak industri terkait perlu diajak untuk melihat penyediaan dana riset perlu dilihat sebagai bentuk investasi jangka menengah/panjang. 23
25 BAB IV INFORMASI PENTING 1 Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 2 Asosiasi Terkait Produk Gum Rosin di Jepang Association of Japan Sporting Goods Industries F, Kanda-ogawamachi, Chiyoda-ku, Tokyo, Japan Website: Japan Chemical Industry Association Sumitomo Rokko Bldg , Shinkawa, Chuo-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: Japan Forest Technology Association 7, Rokuban-cho, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: Japan Overseas Forestry Consultants Association , Hongo, Bunkyo-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 24
26 Japan Paper Association , Ginza, Chuo-ku, Tokyo , Japan Phone: Website: The Society of Rubber Science and Technology Japan Tobu Bldg, 1F , Motoakasaka, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 3 Daftar Pameran Terkait Produk Gum Rosin di Jepang JOINTEC Website: n-plus.biz Phone: SPORTEC Website: Phone: SURTECH Website: Phone: Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: info@kbritokyo.com Website: kbritokyo.jp 25
27 KJRI Osaka Konsul Jendral: Bpk. Wisnu Edi Pratignyo Resona Senba Building 6 th Floor , Minami Senba, Chuo-ku, Osaka , Japan Phone: Fax: kjri-osaka@indonesia-osaka.org Website: ITPC Osaka Kepala: Ibu Hotmida Purba Wakil Kepala: Bpk. Adhi K. Yudha Halim Matsushita IMP Building 2 nd Floor 1-3-7, Shiromi, Chuo-ku, Osaka , Japan Phone: Fax: Website: 26
28 Daftar Importir Produk Gum Rosin di Jepang 1. Arakawa Chemical Industries, Ltd , Hiranomachi, Chuo-ku, Osaka-shi, Osaka , Japan Phone: Fax: Websie: 2. Harima Chemical Group, Inc , Nihonbashi, Chuo-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 3. Hitachi Chemical Co., Ltd. GranTokyo South Tower 1-9-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 4. Marubeni Plax, Co., Ltd. Koraku Mori Bldg. 9F , Koraku, Bunkyo-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 5. Morimura Bros., Inc. Toranomon Towers Office , Toranomon, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 27
29 6. Nihon Linoxin, Co., Ltd , Commore Shiotsu, Uenohara-shi, Yamanashi , Japan Phone/Fax: Website: 7. Seiko PMC Corporation Wakamatsu Bldg. 8F 3-3-6, Nihonbashi Honcho, Chuo-ku, Tokyo , Japan Phone: Website: www. seikopmc.co.jp 8. Telmax, Co., Ltd , Kaguracho, Nagata-ku, Kobe-shi, Hyogo , Japan Phone: Fax: Website: 9. Yamakei Sangyo Co., Ltd , Hiranomachi, Chuo-ku, Osaka-shi, Osaka , Japan Phone: Fax: Website: Yasuhara Chemical Co., Ltd. 1080, Takagi-cho, Fuchu-shi, Hiroshima , Japan Phone: Fax: Website: 28
30 REFERENSI International Trade Center. Japan Customs, Mei 2016, Statistics Japan. Trade Statistics of Japan. World Tariff. 29
MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 6 MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 3 MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 0603 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo
214 7 MARKET BRIEF: HS 63 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 7/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo
2013 7 MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2
Lebih terperinciMARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2014 12 MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Sektor 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2014 10 MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 6 II.
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo
213 4 MARKET BRIEF: HS 271 COAL Atase Perdagangan Tokyo [HS 271 Coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal] [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo
2015 2 MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 4 MARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil
Lebih terperinciMARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
214 8 MARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 11
Lebih terperinciMARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
213 11 MARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 11/213] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I.
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2013 10 MARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk
Lebih terperinciMARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
213 2 MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo [HS 714 Manioc, arrowroot, salep, Jerusalem artichokes, sweet potatoes and similar roots and tubers with high starch or inulin content,
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo
2016 2 MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 3 I. Pendahuluan 4
Lebih terperinciMARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2013 8 MARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2 Profil
Lebih terperinciMarket Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg
Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...
Lebih terperinciMARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 1 MARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil
Lebih terperinciMARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
214 9 MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 529, Higashi Gotanda, Shinagawaku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciMarket Brief. Cengkeh di Jerman
Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi
Lebih terperinciMarket Brief. Beras di Jerman
Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa
Lebih terperinciMarket Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I
Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2
Lebih terperinciMarket Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman
Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...
Lebih terperinci2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA
2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk
Lebih terperinciMARKET BRIEF: MEDICAL EQUIPMENTS Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
213 9 MARKET BRIEF: MEDICAL EQUIPMENTS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Korea Selatan Selatan 1. Total perdagangan Korea Selatan Selatan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Harga Minyak Bumi Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi dunia. Oleh karenanya harga minyak bumi merupakan salah satu faktor penentu kinerja ekonomi global.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas daerah perairan seluas 5.800.000 km2, dimana angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah perairan tersebut wajar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2013, neraca perdagangan Thailand
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK KERTAS Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2015 7 MARKET BRIEF: PRODUK KERTAS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain
Lebih terperinciV. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.
54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinci2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA
2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.
Lebih terperinciEkspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia
SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelumas Pertamina adalah produk pelumas yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan (subsidiary)
Lebih terperinciITPC Osaka, 2014 WIG. HS Code : 6704
ITPC Osaka, 2014 WIG HS Code : 6704 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi Pasar Jepang...
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah
17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014
111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 59/11/61/Th. XVII, 3 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$56,42 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciMarket Brief ITPC Osaka HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS dan (Produk Kertas)
Market Brief ITPC Osaka 2014 HS 3923 (Produk Plastik) HS 4819 (Produk Pembungkus Makanan) HS 4820.20 dan 4820.10 (Produk Kertas) DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 1. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan
Lebih terperinciMARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE
MARKET BRIEF ITPC OSAKA 2015 ROTAN FURNITURE DAFTAR ISI Executive Summary. 3 1. Potensi Pasar Jepang.. 4 1.1. Tren yang Sedang Berkembang.. 4 1.2. Rotan Furniture di Jepang 5 1.3. Ekspor-Impor Rotan Furniture
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN INDO LEATHER AND FOOTWEAR 2015 (ILF 2015) JAKARTA, 7 MEI 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN INDO LEATHER AND FOOTWEAR 2015 (ILF 2015) JAKARTA, 7 MEI 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua Yth. Sdr. Menteri Perdagangan Yth.
Lebih terperinciLAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN
LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN ITPC BUSAN MARET 2014 Daftar Isi Hal 1. Pendahuluan...... 3 1.1 Gambaran Umum Sektor Perikanan Korea Selatan...... 3 1.2 Jumlah Konsumsi Seafood
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2013
da BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 49/09/61/Th. XVI, 2 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$140,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai sekitar 104.000 km serta memiliki 17.504 pulau. Wilayah laut Indonesia membentang luas
Lebih terperinciMuslim M. Amin Sama halnya dengan kakao, Indonesia juga dikenal sebagai produsen kopi terbesar ketiga dunia setelah...
Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndonesia dikenal sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Untuk lingkup Asia, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2011
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 07/02/61/Th. XV, 1 Februari 2012 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ember mengalami penurunan sebesar 36,49 persen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China 1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok / RR China dengan Dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia, karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2013
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 41/08/61/Th. XV, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$107,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juni 2013, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 26/05/61/Th. XVIII, 4 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$48,87 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai daya saing ekspor komoditas kopi di Indonesia dan faktor-faktor pendorong dan penghambatnya, maka dapat
Lebih terperinciV. HASIL DAN ANALISIS
53 V. HASIL DAN ANALISIS 5.1. Analisis Regresi Data Panel Statis Tabel 8 menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel statis pada persamaan (1). Koefisien estimasi yang disajikan merupakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN NEGARA MAJU DAN
PENGEMBANGAN NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG www.bimbinganalumniui.com 1. Indikator penggolongan negara-negara dikategorikan sebagai negara maju atau berkembang berbeda-beda karena... (1) Dasar kualifikasi
Lebih terperinciPembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013
Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013 Indonesia memiliki potensi sapi potong yang cukup besar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sensus Pertanian
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT UMUM ANGGOTA (RUA) IX ASOSIASI EKSPORTIR DAN INDUSTRI KOPI INDONESIA (AEKI) Jakarta, 10 Maret 2016 Yth. Saudara Ketua Umum dan Pengurus Asosiasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciDETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan suatu indikator penentu kemajuan suatu Negara. Peningkatan pembangunan dan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciRp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri
Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China 1. Total nilai perdagangan RR China dengan Dunia pada periode Januari-Juli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di
Lebih terperinciITPC Osaka, Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08
ITPC Osaka, 2014 Bulu Babi (Uni) HS Code 03.08 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 3 Peta Jepang... 4 I. Pendahuluan... 5 1. Pemilihan Negara... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang... 6 II. Potensi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015
Lebih terperinciVI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia
VI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA 6.1. Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia Permintaan terhadap karet alam dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat
Lebih terperinciV. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN
143 V. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN 1989-2008 Tujuan penelitian pertama yaitu mengetahui posisi daya saing Indonesia dan Thailand dalam mengekspor udang ketiga pasar utama akan dilakukan menggunakan
Lebih terperinciTargetkan Investasi 12,5 Triliun, Kemenperin Gencar Jaring Investor di KEK Palu
by a KOPI, Sulawesi Tengah Kementerian Perindustrian terus mendorong masuknya investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah. Saat ini terdapat 14 investor yang sudah berminat menanamkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : AGUSTUS 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : AGUSTUS 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Jatuhnya harga minyak, yang melebihi setengah dari puncak harga sebelumnya, belum menghantam
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN
ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN Agar pangsa pasar susu yang dihasilkan peternak domestik dapat ditingkatkan maka masalah-masalah di atas perlu ditanggulangi dengan baik. Revolusi putih harus dilaksanakan sejak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2014
111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. No. 07/02/61/Th. XVIII, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$47,53 JUTA Nilai
Lebih terperinci