MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]"

Transkripsi

1 MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

2 Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan Pemilihan Produk Profil Jepang 6 II. Potensi Pasar Jepang Impor Komoditi Kopi Jepang - Dunia Potensi Pasar Komoditi Kopi Jepang - Dunia Kebijakan Impor Komoditi Kopi di Jepang Saluran Distribusi Komoditi Kopi di Jepang Permintaan Pasar Komoditi Kopi di Jepang Persyaratan Impor Komoditi Kopi di Jepang Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Komoditi Kopi ke Jepang 18 III. Peluang dan Strategi Peluang Strategi Rekomendasi Strategis 25 IV. Informasi Penting 27 Daftar Importir Komoditi Kopi di Jepang 30 Referensi 33 Lampiran I. Tarif Bea Masuk Komoditi Kopi dari Indonesia 34 1

3 Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief Kopi" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar komoditi kopi di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang telah disampaikan sebelumnya. Urgensi laporan ini dibuat adalah karena adanya dinamika perkembangan pasar dimana tingkat persaingan dengan negara pemasok utama lainnya, yaitu Brasil, Kolombia, Vietnam, dan Guatemala, serta negara-negara ASEAN lainnya menjadi semakin kompetitif. Oleh karena itu, agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan mengatur strategi bagi peningkatan ekspor komoditi kopi ini, maka diperlukan informasi terkini terkait kondisi terbaru pasar komoditi kopi yang potensial bagi peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang ini. Semoga laporan market brief komoditi kopi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama pengusaha eksportir pemula, eksportir, asosiasi, peneliti serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan terkait ekspor komoditi kopi ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor Indonesia ke pasar dunia khususnya ke pasar Jepang. Tokyo, Oktober

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemilihan Produk Komoditi kopi memiliki market yang besar di Jepang, karena Jepang merupakan negara pengkonsumsi kopi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil. Gambar 1.1 menunjukkan besar market impor komoditi kopi di Jepang. Market impor komoditi kopi di Jepang pada tahun 2013 adalah sebesar US$ 1,76 milyar. Gambar 1.1 Market Impor Komoditi Kopi di Jepang (dalam Milyar USD) 3

5 Tabel 1.1 menunjukkan HS code dari komoditi kopi yang menjadi cakupan Market Brief ini. Definisi yang tercantum dalam Tabel 1.1 adalah definisi yang tercantum dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Untuk komoditi kopi yang tercantum dalam Tabel 1.1 ini, Jepang tercatat mengimpor dari Indonesia sebesar US$ 120,87 juta pada tahun Tabel 1.1 Komoditi Kopi yang Menjadi Cakupan Market Brief ini HS Code Deskripsi Description Kopi, digongseng atau dihilangkan Coffee, whether or not roasted or 0901 kafeinnya maupun tidak; sekam dan kulit decaffeinated; coffee husks and kopi; pengganti kopi mengandung kopi skins; coffee substitutes containing dengan perbanding berapapun coffee in any proportion Ekstrak, esens dan konsentrat Extracts, essences and concentrates Olahan dengan dasar ekstrak, esens atau konsentrat atau olahan dengan dasar kopi Preparations with a basis of extracts, essences or concentrates or with a basis of coffee Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor komoditi kopi ke berbagai negara di dunia. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.2, lima negara tujuan ekspor komoditi HS 0901 Coffee Jepang adalah Korea Selatan (40,9%), Taiwan (23,1%), Rusia (12%), Hongkong (9,8%), dan China (5,6%). Indonesia (0,1%) berada di urutan ke-13. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 2013 untuk komoditi HS 0901 ini adalah sebesar US$ 8,41 juta, atau menurun 4,2% dibanding tahun sebelumnya. 4

6 Tabel 1.2 Ekspor HS 0901 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Korea Selatan Taiwan Rusia Hongkong China Indonesia Sumber: ITC (diolah) Pangsa (%) ,9 23,1 12 9,8 5,6 0,1 PERUB (%) ,2-22,1 40, ,5-36,4 - Lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS Coffee extracts, essenses, concentrates Jepang adalah Yunani (22%), Taiwan (12,6%), Hongkong (12,2%), Amerika Serikat (11,3%), dan Kanada (10,3%). Indonesia tidak tercatat sebagai negara tujuan ekspor Jepang untuk HS ini pada tahun Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.3, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2013 untuk komoditi HS ini adalah sebesar US$ 33,09 juta, atau meningkat 18,7% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.3 Ekspor HS Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Yunani Taiwan Hongkong Amerika Serikat Kanada Indonesia Pangsa (%) ,6 12,2 11,3 10,3 0 PERUB (%) , ,5 10,

7 Sumber: ITC (diolah) Lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS Coffee preparations based on extract/essence/conc. Jepang adalah Taiwan (49,9%), Amerika Serikat (25,3%), Hongkong (18,3%), Korea Selatan (3,3%), dan Rusia (1,4%). Indonesia tidak tercatat sebagai negara tujuan ekspor Jepang untuk HS ini pada tahun Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.4, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2013 untuk komoditi HS ini adalah sebesar US$ 2,51 juta, atau meningkat 41,3% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.4 Ekspor HS Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Taiwan Amerika Serikat Hongkong Korea Selatan Rusia Indonesia Sumber: ITC (diolah) Pangsa (%) ,9 25,3 18,3 3,3 1,4 0 PERUB (%) , , , Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China. 6

8 Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen. Parlemen di Jepang terdiri dari dua majelis: Majelis Rendah Jepang (House of Representatives) dan Majelis Tinggi Jepang (House of Councillors). Saat ini pemerintahan Jepang dikuasai oleh koalisi partai LDP dan Komeito. Gambar 1.2 menunjukkan peta negara Jepang. Menurut Geospatial Information Authority of Japan, luas negara Jepang yang berpenduduk 127,09 juta (menurut data estimasi Statistics Bureau bulan Mei 2014) ini adalah sebesar km. Jepang memiliki pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang. Bank sentral di Jepang adalah Bank of Japan. Jumlah bank yang mendapatkan izin usaha dari Financial Service Agency, Jepang ada 197 bank, dan 56 bank di antaranya adalah bank negara asing. Jepang memiliki mata uang Yen ( ). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, sehingga Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. 7

9 Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang baik. Berdasarkan data 1 April 2011, total panjang jalan darat yang dapat dilalui kendaraan di Jepang adalah ,2 km. Untuk transportasi darat, kereta juga memegang peran yang sangat penting. Menurut data 31 Maret 2009, total panjang rel di seluruh Jepang adalah ,4 km, 2.369,7 km di antaranya khusus untuk shinkansen. Jepang memiliki 82 bandara untuk penerbangan domestik, dan 32 di antaranya juga berfungsi sebagai bandara untuk penerbangan internasional. Jepang memiliki 994 pelabuhan, dengan pelabuhan Nagoya sebagai pelabuhan internasional terbesar. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun. 8

10 Gambar 1.2 Peta Negara Jepang 9

11 BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1 Impor Komoditi Kopi Jepang - Dunia Jepang merupakan negara pengimpor komoditi kopi dari berbagai negara di dunia. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1 lima negara utama pengekspor komoditi HS 0901 Coffee ke Jepang adalah Brasil (34,6%), Kolombia (14,7%), Vietnam (10,7%), Guatemala (9,2%), dan Indonesia (7,4%). Total impor Jepang tahun 2013 untuk komoditi HS 0901 adalah sebesar US$ 1,586 milyar, atau menurun 6,7% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.1 Impor HS 0901 Jepang dari Dunia Periode (dalam juta US$) Rank Importir WORLD 1.152, , , , Brasil 302,35 381,49 618,68 578,65 548,58 2 Kolombia 259,29 357,42 425,07 254,6 232,45 3 Vietnam 98,49 90,62 135,49 173,39 170,13 4 Guatemala 111,32 139,4 222,87 156,71 145,65 5 Indonesia 107,01 124,85 188,62 145,17 117,45 ASEAN 11 Laos 3,24 5,66 28,34 34,03 20,43 36 Thailand 0,1 0,14 0,18 0,34 0,34 44 Myanmar 0, ,01 0,09 54 Filipina 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01 - Malaysia 0, , Singapura 0 0, Sumber: ITC (diolah) Pangsa (%) ,6 14,7 10,7 9,2 7,4 1,3 0,02 0,01 0, PERUB (%) ,7-5,2-8,7-1,9-7,1-19, , ,

12 Dari Tabel 2.2 dapat terlihat bahwa lima negara utama pengekspor komoditi HS Coffee extracts, essenses, concentrates ke Jepang adalah Brasil (39%), Kolombia (12,2%), Malaysia (8,6%), Belanda (6,6%), dan Jerman (5,1%). Indonesia (2,1%) berada di urutan ke-11, atau urutan ke-3 untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2013 untuk komoditi HS adalah sebesar US$ 153,996 juta, atau meningkat 3,2% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.2 Impor HS Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Brasil Kolombia Malaysia Belanda Jerman ASEAN 11 Indonesia Singapura Thailand Sumber: ITC (diolah) Pangsa (%) ,2 8,6 6,6 5,1 2,1 0 0 PERUB (%) ,2-9,2-0,1 17,3 4,9 18-6, Lima negara utama pengekspor komoditi HS Coffee preparations based on extract/essence/conc. ke Jepang adalah Korea Selatan (90,3%), Malaysia (3,3%), Singapura (1,6%), Amerika Serikat (1,3%), dan Vietnam (1,2%). Indonesia (0,7%) berada di urutan ke-6, atau urutan ke-4 untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2013 untuk komoditi HS adalah sebesar US$ 24,919 juta, atau meningkat 67,9% dibanding tahun sebelumnya. 11

13 Tabel 2.3 Impor HS Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Korea Selatan Malaysia Singapura Amerika Serikat Vietnam ASEAN Indonesia Thailand Laos Sumber: ITC (diolah) [Market Brief Atdag Tokyo 10/2014] Pangsa (%) ,3 3,3 1,6 1,3 1,2 0,7 0,1 0 PERUB (%) ,9 122,3 40, ,1 190,3 3,4 833,3-100 Gambar 2.1 menunjukkan lima negara pengekspor terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk seluruh komoditi kopi. Indonesia berada di urutan ke-2 di antara negara anggota ASEAN lainnya. juta USD Gambar 2.1 Lima Negara Pengekspor Terbesar ke Jepang dari Kawasan ASEAN untuk Komoditi Kopi 12

14 2.2 Potensi Pasar Komoditi Kopi Jepang - Dunia Dilihat dari perbandingan nilai ekspor dan impor Jepang, dapat terlihat perbedaan yang sangat besar yang menunjukkan bahwa Jepang memiliki potensi pasar impor yang sangat besar. Gambar 2.2 menunjukkan pangsa pasar eksportir, khususnya lima negara eksportir utama komoditi kopi ke Jepang pada tahun Lima negara eksportir utama komoditi kopi ke Jepang adalah Brasil (34,5%), Kolombia (14,2%), Vietnam (10,1%), Guatemala (8,3%), dan Indonesia (6,8%). Others (26,1%) Brasil (34,5%) Indonesia (6,8%) Guatemala (8,3%) Kolombia (14,2%) Vietnam (10,1%) Gambar 2.2 Pangsa Pasar Eksportir Komoditi Kopi ke Jepang Tahun

15 Tabel 2.4 memperlihatkan potensi ekspor Indonesia untuk komoditi kopi pada tahun Dengan kapasitas ekspor komoditi kopi Indonesia ke dunia sebesar US$ 1,468 milyar dan nilai impor Jepang dari dunia sebesar US$ 1,76 milyar, maka terlihat bahwa Indonesia masih memiliki potensi sebesar US$ 1,23 milyar untuk mengekspor komoditi kopi ke Jepang pada tahun Secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar untuk komoditi kopi di Jepang masih sangat terbuka. Tabel 2.4 Potensi Ekspor Komoditi Kopi Indonesia ke Jepang tahun 2013 (dalam ribu US$) HS code Impor Jpn dr Ina Ekspor Ina ke Dunia Impor Jpn dr Dunia Potensi Perdagangan Ina Kebijakan Impor Komoditi Kopi di Jepang berikut. Untuk impor komoditi kopi, regulasi yang berlaku di Jepang adalah sebagai (1) Custom Law. Tarif bea masuk yang berlaku untuk komoditi kopi dari Indonesia tercantum pada Lampiran I. Beberapa kode HS untuk komoditi kopi dari Indonesia sudah menjadi bebas tarif bea masuk berkat adanya perjanjian ekonomi bilateral Indonesia dan Jepang (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)). Pengekspor perlu melampirkan certificate of origin dengan format IJEPA yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 14

16 (2) Plant Protection Act. Berdasarkan Plant Protection Act, komoditi kopi yang berupa green beans harus disertai dengan Phytosanitary Certificate dengan format yang sesuai dengan ketetapan International Plant Protection Convention dari negara asal yang menyatakan bahwa produk impor tersebut tidak mengandung bakteri penyakit dan hama. Bila pihak karantina Jepang menemukan adanya bakteri penyakit atau hama pada produk impor, maka pengimpor bertanggung-jawab untuk membersihkan produk dari bakteri peyakit atau hama, atau memusnahkan produk tersebut. Selain itu, tidak boleh ada tanah yang melekat pada produk kopi green beans ini. (3) Food Sanitation Act. Berdasarkan Food Sanitation Act, produk impor harus memenuhi aturan batas standar residu komponen kimia sebagaimana tercantum dalam Positive List yang ditetapkan oleh Ministry of Health, Labour and Welfare di Jepang. Positive List ini dapat dilihat pada database milik The Japan Food Chemical Research Foundation. Selain itu, untuk agricultural chemicals yang tidak tercantum dalam Positive List, aturan yang berlaku adalah batas kandungan sampai dengan 0,01 ppm. Selain itu, bila produk menggunakan food additive, perlu dipastikan bahwa produk tersebut tidak menggunakan food additive yang dilarang di Jepang. Selain itu produk instant coffee dimasukkan dalam kategori powder refreshing beverage yang memiliki peraturan tentang proses produksi, standar komponen, standar penyimpanan, bahkan aturan mengenai kemasan. Importir perlu menyerahkan dokumen tentang bahan materi produk,dan proses produksi. Ada kalanya pihak karantina juga meminta certificate of sanitation dan certificate of analysis. 15

17 2.4 Saluran Distribusi Komoditi Kopi di Jepang Gambar 2.3 mendeskripsikan alur distribusi komoditi kopi dari produsen, lalu diekspor dan sampai kepada konsumen. Komoditi kopi yang diimpor oleh importir memiliki berbagai jalur distribusi, tergantung pada jenis produk yang diimpor. Untuk produk roasted coffee atau instant coffee, importir dapat langsung menjual kepada konsumen. Namun untuk produk green beans, umumnya importir akan mendistribusikan produk impor kepada wholesalers dimana kemudian produk impor akan didistribusikan kepada mass retailers, coffee roasters dan sebagainya. Farmers Local Brokers Food Product Manufactures Exporters Importers Wholesalers Local Manufacturers Roasters, Mass Retailers, Restaurants, Coffee Shops Consumers Gambar 2.3 Saluran Distribusi Komoditi Kopi dari Luar Negeri 16

18 2.5 Permintaan Pasar Komoditi Kopi di Jepang Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 2.5, komoditi kopi di Jepang yang memiliki demand terbesar adalah produk green beans (HS code: ), yang mencapai volume sebesar ton pada tahun 2013, atau meningkat 20% dibanding tahun sebelumnya. Volume sebesar ton ini merupakan rekor terbesar dalam sejarah Jepang. Selain itu, dari Tabel 2.5 dapat terlihat adanya peningkatan volume impor untuk produk instant coffee dalam 5 tahun belakangan ini, yang mengindikasikan adanya peningkatan demand untuk produk ini. Tabel 2.5 Volume Impor Komoditi Kopi Jepang dari Dunia Periode (dalam ton) Jenis Green Beans Green Beans (decaffeinated) Roasted Beans Roasted Beans (decaffeinated) Instant Coffee Coffee Extracts, Preparations (with sugar) Coffee Extracts, Preparations (without sugar) Sumber: All Japan Coffee Association (diolah) 17

19 2.6 Persyaratan Impor Komoditi Kopi di Jepang Untuk produk kopi yang sudah diproses, seperti roasted beans atau instant coffee, importir komoditi kopi di Jepang umumnya mensyaratkan tempat atau pabrik pengolahan kopi memiliki sertifikasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point). Selain itu, eksportir harus dapat memenuhi permintaan spesifikasi yang diminta oleh pihak importir. Sementara untuk green beans, eksportir harus dapat memenuhi permintaan grade dan ukuran yang diminta oleh importir Jepang. Umumnya importir Jepang sudah mengetahui standar mutu yang digunakan di Indonesia. Standar mutu yang diminta oleh pihak importir akan berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan pasar yang ditargetkan oleh pihak importir. Sementara itu, perusahaanperusahaan besar umumnya akan melakukan pengecekan langsung ke perkebunan. 2.7 Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Komoditi Kopi ke Jepang Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor komoditi kopi ke Jepang adalah sebagai berikut. (a) Jarak. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses pengiriman dari Indonesia lebih memakan waktu dan biaya bila dibandingkan dengan pengiriman dari negara pesaing seperti Vietnam, Korea Selatan, dan sebagainya. (b) Pemasaran dan promosi. Pengusaha-pengusaha komoditi kopi perlu terus aktif untuk ikut dalam pameran dagang di Jepang sehingga keberadaan mereka dapat lebih dikenal oleh pengusaha-pengusaha Jepang. 18

20 (c) Meningkatnya demand dalam negeri. Semakin besarnya demand lokal di Indonesia terhadap komoditi kopi ini tentunya akan menjadi penghambat peningkatan ekspor ke luar negeri bila tidak diiringi dengan peningkatan kapasitas produksi secara keseluruhan. (d) Reputasi pesaing. Reputasi Brasil sebagai pemegang 34,5% market share untuk komoditi kopi ini, sangat sulit untuk ditandingi oleh negara lain. Di sisi lain, reputasi Vietnam juga semakin meningkat, dan sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1, Vietnam telah menjadi eksportir terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk komoditi kopi ini sejak tahun Indonesia turun ke peringkat kedua sejak tahun 2012 itu. Menguatnya posisi komoditi kopi Vietnam di Jepang ini dapat menjadi penghalang bagi peningkatan nilai ekspor komoditi kopi Indonesia ke Jepang. (e) Keikut-sertaan Jepang dalam Trans-Pacific Strategic Economic Partnership (TPP). Saat ini Jepang sedang melakukan perundingan untuk ikut serta dalam TPP. Keikut-sertaan Jepang akan memberikan keuntungan bagi negara-negara pesaing seperti Vietnam, dan sebagainya yang tergabung dalam TPP ini. (f) Kendala bahasa/komunikasi. Ada kendala bahasa/komunikasi antara produsen/pengusaha komoditi kopi di Indonesia dengan konsumer di Jepang karena keterbatasan pihak Jepang dalam penggunaan bahasa Inggris, dan hal ini dapat menghambat proses transaksi. 19

21 (g) Melemahnya mata uang Yen terhadap USD. Kurs mata uang pada bulan September 2014 adalah 107,09 JPY/USD, sementara pada bulan yang sama tahun sebelumnya adalah 99,24 JPY/USD. Melemahnya mata uang Yen terhadap USD akan menaikkan harga komoditi kopi tersebut ketika dijual di pasar Jepang. (h) Naiknya pajak konsumsi. Kenaikan pajak konsumsi di Jepang pada bulan April 2014 yang lalu dari 5% menjadi 8% memberikan dampak negatif terhadap daya beli masyarakat Jepang. Nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga pada bulan April-September 2014 lebih kecil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. (i) Skala impor. Untuk menekan biaya, impor green beans perlu dilakukan dalam volume besar, karena biaya karantina dan sebagainya yang tidak murah. Diperkirakan volume ideal untuk sekali impor adalah sebesar 90 ton. Hal ini tentunya menghambat importir kecil untuk menjadi importir green beans. (j) Harga. Produk roasted beans dari Indonesia masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 10%. Sementara itu produk kopi yang mengandung gula dikenakan tarif bea masuk sebesar 15%. Hal ini mengurangi daya saing produk roasted beans dan produk kopi instan yang mengandung gula dari Indonesia dengan produk yang diproduksi di dalam negeri Jepang. 20

22 BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1 Peluang a. Bentuk Kerjasama Dengan hubungan bilateral yang terbina baik antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengundang lebih banyak investor dari Jepang untuk mengembangkan komoditi kopi di Indonesia. b. Tarif bea masuk Melalui perjanjian kerjasama ekonomi dengan Jepang dalam kerangka IJEPA, beberapa komoditi kopi dari Indonesia telah menjadi bebas tarif bea masuk. Sebagai contoh, untuk komoditi HS (Instant Coffee), produk impor dari Indonesia saat ini sudah bebas tarif bea masuk. Untuk komoditi HS ini, Brasil, Kolombia, dan banyak negara pesaing lainnya dikenakan tarif bea masuk sebesar 8,8%. Lebih rendahnya nilai tarif bea masuk memberi peluang yang lebih baik bagi Indonesia. c. Kapasitas produksi kopi Indonesia Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1, produksi kopi (green beans) di Indonesia hampir mencapai ton per tahun. Dengan kapasitas produksi yang besar, Indonesia memiliki peluang yang baik untuk meningkatkan ekspor ke Jepang. 21

23 Gambar 3.1 Kapasitas Produksi Komoditi Kopi (Green Beans) di Indonesia (dalam ribu ton) d. Reputasi produk Indonesia Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 6,8% dan merupakan negara pengekspor kelima terbesar ke Jepang untuk komoditi kopi ini. Kopi Toraja sangat dikenal oleh masyarakat Jepang. Selain itu, semakin banyak orang Jepang yang mengenal kopi luwak sebagai salah satu kopi termahal di dunia. Gambar 3.2 menunjukkan contoh produk ice coffee produksi Jepang yang menggunakan kopi luwak dari Indonesia. Produk dengan volume 500 ml ini dijual dengan range harga JPY JPY per botol. Hal ini mengindikasikan bahwa komoditi kopi dari Indonesia dapat diterima dengan baik oleh market Jepang. 22

24 Gambar 3.2 Contoh Produk Kopi Luwak di Jepang e. Gagal panen di negara pesaing Tahun ini produksi kopi di Brasil menurun akibat musim kering yang berkepanjang. Selain itu, Jamaika yang terkenal dengan produk kopi Blue Mountain juga mengalami penurunan jumlah produksi. Gagal panen di negara pesaing merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar di Jepang. 3.2 Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi dunia usaha Indonesia untuk dapat meningkatkan pangsa pasar untuk komoditi kopi di Jepang. 23

25 a. Berpartisipasi dalam pameran dagang di Jepang. Pameran-pameran yang terkait komoditi kopi dilaksanakan setiap tahunnya di Jepang. Para pengusaha komoditi kopi di Indonesia kiranya dapat proaktif untuk berpartisipasi mengikuti pameran sehingga keberadaan perusahaan mereka dapat dikenal di Jepang. b. Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Jepang. Para pengusaha komoditi kopi di Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang luar negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi pameran dan perkembangan terkait komoditi kopi ini, maupun untuk bantuan prasarana kerjasama dengan pihak Jepang. c. Konsentrasi produk. Dari Tabel 2.5 dapat terlihat bahwa demand terbesar untuk komoditi kopi adalah untuk produk green beans. Investasi untuk produksi dan promosi untuk produk green beans perlu diprioritaskan. Dilihat dari volume ideal untuk impor yaitu sebesar 90 ton, maka pengusaha perlu dapat menjamin kualitas dan kuantitas yang tidak sedikit setiap kali ekspor. Dari Tabel 2.5 juga dapat terlihat bahwa demand untuk produk instant coffee juga semakin besar. Upaya untuk mempelajari spesifikasi instant coffee yang diminati oleh pasar Jepang perlu dilakukan lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan dengan membina kerjasama dengan perusahaan-perusahaan Jepang yang memproduksi instant coffee. Sementara itu, promosi untuk produk kopi luwak perlu terus dilakukan agar masyarakat Jepang lebih dapat mengapresiasi nilai dari produk kopi luwak ini. 24

26 d. Membina terus hubungan baik dengan pembeli dari Jepang. Bila telah berhasil bertransaksi dengan importir Jepang, pengusaha komoditi kopi di Indonesia harus berusaha untuk terus menjaga kualitas produk sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan importir Jepang tersebut. e. Meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik. Pasar produk organik di Jepang semakin meningkat. Hal ini perlu diresponi dengan meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik sehingga hasil produk dapat memiliki sertifikasi sebagai produk organik. f. Meningkatkan produktifitas kopi yang memiliki nilai tinggi. Specialty coffee diminati oleh pasar Jepang. Kapasitas produksi kopi dengan grade tinggi ini perlu ditingkatkan. g. Mengusahakan pembebasan/penurunan tarif bea masuk. Untuk meningkatkan daya saing produk roasted bean atau produk kopi instan yang mengandung gula, pemerintah Indonesia perlu mengadakan negosiasi dengan pemerintah Jepang untuk mendapatkan pembebasan/penurunan tarif bea masuk. 3.3 Rekomendasi Strategis Berikut adalah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan strategi yang disampaikan di atas. 25

27 a. Bimbingan dan penyuluhan. Pengadaan bimbingan dan penyuluhan perlu diadakan sehingga pengusaha/petani dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya. Selain itu untuk meningkatkan produksi kopi dengan nilai tinggi, perlu disertai dengan pembinaan cupper yang berkualitas. Perlu juga dipikirkan agar Indonesia memiliki lebih banyak lagi Q-grader yang merupakan kualifikasi cupper yang diakui oleh dunia internasional. b. Penyediaan bantuan modal. Pemberian bantuan modal kepada petani, serta pengusaha akan membantu peningkatan produksi komoditi kopi. Pemerintah perlu mengusahakan pemberian bantuan modal dengan bunga rendah, dan juga penyediaan fasilitas dan peralatan dengan biaya sewa yang rendah. c. Bantuan promosi. Pelaksanaan promosi komoditi kopi Indonesia di Jepang perlu dilaksanakan terus-menerus. Para pengusaha komoditi kopi di Indonesia perlu didorong dan difasilitasi untuk terus ikut dalam pameran dagang di Jepang. Promosi secara visualisasi, seperti dengan menggunakan film dokumenter mengenai perkebunan kopi di Indonesia, edukasi mengenai karakteristik kopi yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia, akan menjadi alat promosi yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan ekspor komoditi kopi Indonesia ke Jepang. d. Menciptakan sistem yang dapat menjamin keaslian produk kopi luwak. Sulitnya untuk melacak keaslian kopi luwak menjadi satu kendala yang menghambat promosi produk ini di Jepang. Sistem yang dapat menjamin keaslian produk kopi luwak perlu dipayungi oleh institusi pemerintah, dan dapat juga melibatkan organisasi asing yang lebih netral. 26

28 BAB IV INFORMASI PENTING 1 Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 2 Asosiasi Terkait Komoditi Kopi di Jepang All Japan Coffee Association 6-2, Nihonbashi-Hakozaki-cho, Chuo-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: coffee.ajca.or.jp All Japan Coffee Roasters Association , Nishi Shinbashi, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: Specialty Coffee Association of Japan , Shinbashi, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: The Japan Instant Coffee Association Tokyo Opera City 40F , Nishi Shinjuku, Shinjuku-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: coffee.ajca.or.jp/instant/ 27

29 3 Daftar Pameran Terkait Komoditi Kopi di Jepang FOODEX Website: www3.jma.or.jp/foodex Phone: SCAJ World Specialty Coffee Conference and Exhibition Website: Phone: Supermarket Trade Show Website: Phone: The World Food and Beverage Great Expo Website: Phone: Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: info@kbritokyo.com Website: kbritokyo.jp KJRI Osaka Konsul Jendral: Bpk. Wisnu Edi Pratignyo Resona Senba Building 6 th Floor , Minami Senba, Chuo-ku, Osaka , Japan Phone: Fax: kjri-osaka@indonesia-osaka.org Website: 28

30 ITPC Osaka Kepala: Ibu Rosiana Christina Frederick Wakil Kepala: Bpk. Eko Priyantoro Matsushita IMP Bld. 2F 1-3-7, Shiromi, Chuo-ku, Osaka , Japan Phone: Fax: Website: 29

31 Daftar Importir Komoditi Kopi di Jepang 1. Cerrad Coffee & Company Ltd , Shiba-Daimon, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 2. Itochu Corporation 2-5-1, Kita Aoyama, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Website: Itochu Corporation (Jakarta) The Plaza Office Tower Lantai 26 Jl. M.H Thamrin Kav Jakarta 10350, Indonesia Phone : Fax : Kanematsu Corporation Seavance N Hall, Shibaura, Minato-ku Tokyo , Japan Phone : Website: Kanematsu Corporation (Jakarta) Gedung Mugi Griya, Jl. M. T Haryono Kav 10 Jakarta 12810, Indonesia Phone : /76 Fax : Key Coffee Inc , Nishi Shinbashi, Minato-ku, Tokyo Phone: Fax: Website: 30

32 5. Marubeni Corporation 1-4-2, Ohtemachi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Website: Marubeni Corporation (Jakarta) Sinarmas-Land Plaza, Tower 2, Lantai 11 Jl. M.H Thamrin Kav 51, Jakarta Indonesia Phone : Fax : Mitsubishi Corporation Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone : Website: Mitsubishi Corporation (Jakarta) Sentral Senayan II, Jl. Asia Afrika No. 8 Lantai Jakarta 10270, Indonesia Phone : /5 Fax : Mitsui & Co.,Ltd , Otemachi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 8. S.Ishimitsu & Co., Ltd. 4-40, Iwaya, Minami-machi, Nada-ku, Kobe , Japan Phone: Fax: Website: 31

33 9. Sojitz Foods Corporation Akasaka 2-14 Plaza Building 3F-5F, , Akasaka, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: Sumitomo Corporation Harumi Island, Triton Square Office Tower Y Harumi, Chuo-ku Tokyo , Japan Phone : Website: Sumitomo Corporation (Jakarta) Gedung Summitmas I Lantai 12 Jl. Jend Sudirman Kav Jakarta 12190, Indonesia Phone : Fax : UCC Ueshima Coffee Co., Ltd , Shinbashi, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: Wataru & Co., Ltd , Nishi-Shinbashi, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 32

34 REFERENSI Badan Pusat Statistik Indonesia. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun International Trade Center. Japan Customs, Oktober 2014, JETRO, Handbook for Agricultural and Fishery Products Import Regulations 2009, published on February 2010 by Japan External Trade Organization The Japan Food Chemical Research Foundation. Trade Statistics of Japan. World Tariff. 33

35 Lampiran I. Tarif Bea Masuk Komoditi Kopi dari Indonesia [Market Brief Atdag Tokyo 10/2014] HS Number Description Tariff Note COFFEE, WHETHER OR NOT ROASTED OR DECAFFEINATED; 0901 COFFEE HUSKS AND SKINS; COFFEE SUBSTITUTES CONTAINING COFFEE IN ANY PROPORTION: - Coffee, not roasted: Not decaffeinated free Decaffeinated free - Coffee, roasted: Not decaffeinated 10% IJEPA R Decaffeinated 10% IJEPA R1 - Other: Coffee husks and skins free Coffee substitutes containing coffee free IJEPA A EXTRACTS, ESSENCES AND CONCENTRATES, OF COFFEE, TEA OR MATE AND PREPARATIONS WITH A BASIS OF THESE 2101 PRODUCTS OR WITH A BASIS OF COFFEE, TEA OR MATE; ROASTED CHICORY AND OTHER ROASTED COFFEE SUBSTITUTES, AND EXTRACTS, ESSENCES AND CONCENTRATES THEREOF: - Extracts, essenses and concentrates, of coffee, and preparations with a basis of these extracts, essences or concentrates or with a basis of coffee: - - Extracts, essences and concentrates: Containing added sugar 15% IJEPA X Other: Instant coffee free IJEPA B Other free IJEPA B Preparations with a basis of extracts, essences and concentrates or with a basis of coffee: Preparations with a basis of extracts, essences and concentrates: Containing added sugar 15% Other Instant coffee 1,1% IJEPA B Other free IJEPA B Preparations with a basis of coffee: Not less than 30% of natural milk constituents by weight, in a dry state Less than 30% of a milkfat by weight For the Pooled Quota of other milk preparations 25% Other 29,8% JPY/kg Other: For the Pooled Quota of other milk preparations 25% Other 29,8% JPY/kg Other: Containing added sugar: Containing less than 50% by weight of sucrose: Goods of which the largest single ingredient by weight is sugar 28% Other 19,6% Other 29,8% Other 5,5% IJEPA B10 34

MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo 2015 2 MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 6 MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo 2013 7 MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 5 MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 5

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 0603 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 0603 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo 214 7 MARKET BRIEF: HS 63 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 7/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 3 MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo 213 4 MARKET BRIEF: HS 271 COAL Atase Perdagangan Tokyo [HS 271 Coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal] [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 213 2 MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo [HS 714 Manioc, arrowroot, salep, Jerusalem artichokes, sweet potatoes and similar roots and tubers with high starch or inulin content,

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2014 12 MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Sektor 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 214 9 MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 529, Higashi Gotanda, Shinagawaku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 214 8 MARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 11

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 213 11 MARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 11/213] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I.

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 4 MARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2013 10 MARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo 2016 2 MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 3 I. Pendahuluan 4

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2016 1 MARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil

Lebih terperinci

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Market Brief. Cengkeh di Jerman Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2013 8 MARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2 Profil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China 1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok / RR China dengan Dunia

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: MAKANAN OLAHAN Atase Perdagangan Tokyo

MARKET BRIEF: MAKANAN OLAHAN Atase Perdagangan Tokyo 2015 3 MARKET BRIEF: MAKANAN OLAHAN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT UMUM ANGGOTA (RUA) IX ASOSIASI EKSPORTIR DAN INDUSTRI KOPI INDONESIA (AEKI) Jakarta, 10 Maret 2016 Yth. Saudara Ketua Umum dan Pengurus Asosiasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Korea Selatan Selatan 1. Total perdagangan Korea Selatan Selatan dengan

Lebih terperinci

T R A D E. Grafik 7.1/Figure 7.1. Volume Impor 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, ,247 3,507 3,067 2,627 1,747

T R A D E. Grafik 7.1/Figure 7.1. Volume Impor 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, ,247 3,507 3,067 2,627 1,747 Trade T R A D E Grafik 7.1/Figure 7.1 Volume Ekspor dan Impor Menurut Pelabuhan di Jawa Barat Volume of Imports by Port in Jawa Barat (Ton/Tons) 2006 20100 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 000 4,247

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN

LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN ITPC BUSAN MARET 2014 Daftar Isi Hal 1. Pendahuluan...... 3 1.1 Gambaran Umum Sektor Perikanan Korea Selatan...... 3 1.2 Jumlah Konsumsi Seafood

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27/M-DAG/PER/7/2008

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27/M-DAG/PER/7/2008 PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27/M-DAG/PER/7/2008 TENTANG KETENTUAN EKSPOR KOPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Agustus 2015 tercatat

Lebih terperinci

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Maret 2014 tercatat

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: PRODUK KERTAS Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: PRODUK KERTAS Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2015 7 MARKET BRIEF: PRODUK KERTAS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12. 54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 41/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG KETENTUAN EKSPOR KOPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 41/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG KETENTUAN EKSPOR KOPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 41/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG KETENTUAN EKSPOR KOPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juni 2013, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Italia 1. Total perdagangan Italia dengan Dunia pada periode Januari-Maret 2014 sebesar

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China 1. Total nilai perdagangan RR China dengan Dunia pada periode Januari-Juli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas daerah perairan seluas 5.800.000 km2, dimana angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah perairan tersebut wajar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai daya saing ekspor komoditas kopi di Indonesia dan faktor-faktor pendorong dan penghambatnya, maka dapat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 56/12/61/Th. XIII, 1 Desember Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ober mengalami peningkatan sebesar 65,94 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Juli 2013 Halaman : 174 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 67/12/61/Th. XIX, 1 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$84,85 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA AMERIKA SERIKAT PERIODE : JANUARI APRIL A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Amerika Serikat

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA AMERIKA SERIKAT PERIODE : JANUARI APRIL A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Amerika Serikat PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA AMERIKA SERIKAT PERIODE : JANUARI APRIL 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Amerika Serikat 1. Total perdagangan barang Amerika Serikat dengan Dunia pada

Lebih terperinci

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan Iin Solihin 1, Sugeng Hari Wisudo 1, Joko Susanto 2 1 Departemen

Lebih terperinci

PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR Other Coal (whether or not pulverised but not agglomerated) HS CODE 2017:

PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR Other Coal (whether or not pulverised but not agglomerated) HS CODE 2017: 2017 LAPORAN DATA PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR Other Coal (whether or not pulverised but not agglomerated) HS CODE 2017: 27011900 DAFTAR ISI BAB I. PANGSA PASAR PEMBELI BATUBARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 25/06/31/Th. XVIII, 1 Juni NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN APRIL MENCAPAI 988,78 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 26/06/61/Th. XIII, 1 Juni Ekspor Kalimantan Barat pada bulan April mengalami penurunan sebesar 5,36 persen dibanding

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 59/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 59/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 59/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG KETENTUAN PENERBITAN SURAT KETERANGAN ASAL (CERTIFICATE OF ORIGIN) UNTUK BARANG EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China 1. Total nilai perdagangan RR China dengan Dunia pada periode Januari-Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

LAPORAN DATA. PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR BITUMINOUS coal - NON COKING COAL (HS CODE 2017: )

LAPORAN DATA. PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR BITUMINOUS coal - NON COKING COAL (HS CODE 2017: ) 2017 LAPORAN DATA PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR BITUMINOUS coal - NON COKING COAL (HS CODE 2017: 27011290) DAFTAR ISI PANGSA PASAR PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR 1 Grafik

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu ingin menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui usahausahanya dalam membangun perekonomian.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JULI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis 1. Total perdagangan Perancis periode Januari-Juli 2015 tercatat 573,45

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 53/07/61/Th. XIX, 1 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$36,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 26/05/61/Th. XVIII, 4 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$48,87 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 18/05/31/Th. XVIII, 2 Mei NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 943,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 18/04/61/Th. XX, 3 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$79,38 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 06/02/31/Th. XIX, 1 Februari 2017 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN DESEMBER MENCAPAI 715,18 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA BAB I KONSUMSI BATUBARA DUNIA Grafik 1.1. Pertumbuhan Konsumsi Batubara Dunia, 1980 2017 Grafik 1.2. Pertumbuhan Konsumsi dan Impor Batubara China,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 47/10/31/Th.XIX, 2 Oktober EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS NAIK 20,05 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 14/03/31/Th. XV, 1 Maret 2013 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui

Lebih terperinci

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci