I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
|
|
- Fanny Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan pertumbuhan ekonomi negara di dunia periode China, Hongkong, Singapura dan Vietnam mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) Negara Dunia 4,1 3,6 4, 3,9 1,5 Amerika Serikat 3,6 3,1 2,7 1,9, Uni Eropa 2,5 2, 3,2 2,9,6 Asia Timur 6,5 6,1 6,7 7, 3,2 China 1,1 11,3 12,7 14,2 9,6 Japan 2,7 1,9 2, 2,4-1,2 Hong Kong 8,5 7,1 7, 6,4 2,2 Korea Selatan 4,6 4, 5,2 5,1 2,3 ASEAN 7, 7,1 6,5 7, 4,2 Indonesia 5, 5,7 5,5 6,3 6, Malaysia 6,8 5,3 5,8 6,5 4,7 Philippines 6,4 5, 5,3 7, 3,7 Singapore 9,6 13,3 8,6 8,5 1,8 Thailand 6,3 4,6 5,1 4,9 2,5 Vietnam 7,8 8,4 8,2 8,5 6,3 Sumber : World Development Indicator, 21 Perekonomian dunia selama periode berada pada fase ekspansi dengan tingkat rata-rata pertumbuhan sebesar 3,43%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi periode tersebut di atas tingkat rata-rata pada periode sebelumnya (2 24) yang hanya mencapai 2,92%. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh pertumbuhan pada negara-negara berkembang, khususnya negaranegara di kawasan Asia dengan rata-rata pertumbuhan 5,55 %. Pertumbuhan ekonomi global merupakan salah satu pendorong munculnya integrasi ekonomi di setiap kawasan. Negara-negara ASEAN (Association of Southeast Asia Nations) membentuk suatu kawasan kerjasama yang besar seperti Eropa dengan European Union dan Amerika dengan NAFTA. Tujuan
2 2 dibentuknya integrasi ekonomi pada dasarnya adalah meningkatkan kesejahteraan setiap negara anggota. Demikian juga tujuan didirikannya ASEAN yaitu meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan sosial budaya antar negara di kawasan Asia Tenggara. Inti pokok dari kerjasama ekonomi antar negara ASEAN adalah peningkatan lalu lintas perdagangan antar negara anggota ASEAN dengan memberikan perhatian khusus kepada peningkatan kerjasama regional. Upaya tersebut ditunjukkan melalui penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Informal ketiga ASEAN di Manila, pada tanggal November KTT tersebut menghasilkan Joint Statement on Cooperation in East Asia sebagai wujud komitmen ASEAN dalam mengembangkan kerjasama perdagangan. Lebih jauh komitmen ini mengarah pada upaya pembentukan integrasi ekonomi ASEAN. Ide penyatuan negara-negara ASEAN ini akhirnya terwujud dengan ditandatanganinya Bali Concorde II pada tanggal 7 Oktober 23, yang menyepakati terbentuknya ASEAN Community pada tahun 22. Selain berupaya mewujudkan integrasi ekonomi antar negara ASEAN, dilakukan juga kerjasama perdagangan dengan negara-negara di luar ASEAN. Kerjasama perdagangan dengan negara-negara di kawasan Asia Timur dipandang strategis karena kawasan Asia Timur dengan jumlah penduduk sekitar 3 miliar dan letak geografis yang berdekatan merupakan pasar yang potensial. Total nilai ekspor dan impor dari negara-negara ASEAN ke Asia Timur selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, kecuali tahun 29 karena dampak krisis global yang terjadi di Amerika. Total nilai ekspor selalu lebih tinggi daripada total nilai impor. Pencapaian tertinggi terjadi pada tahun 28. Total ekspor dari negaranegara ASEAN ke Asia Timur mencapai 289,3 milyar USD sedangkan total impor dari negara-negara Asia Timur ke ASEAN mencapai 25,7 milyar USD. Gambar 1 menunjukkan total nilai ekspor dan impor dari negara-negara ASEAN ke Asia Timur periode dalam milyar USD. Total nilai ekspor dan impor tersebut merupakan total nilai ekspor dan impor seluruh komoditi 2 digit kode HS 1996 dari negara-negara ASEAN terhadap Asia Timur.
3 3 Milyar USD Tahun ekspor impor Gambar 1. Sumber : COMTRADE, 21 Total Nilai Ekspor dan Impor Negara-negara ASEAN terhadap Asia Timur Periode (Milyar USD) Terbukanya kerjasama perdagangan yang lebih luas pada negara-negara ASEAN dan Asia Timur semakin menunjukkan luasnya pasar antar negara ASEAN dan Asia Timur. Kerjasama perdagangan akan memberikan keuntungan sekaligus tantangan bagi setiap negara, juga menimbulkan persaingan global yang semakin ketat. Globalisasi membuat pasar antar negara menjadi semakin luas. Negara yang memiliki keunggulan kompetitif semakin dapat memperkaya negaranya dan meningkatkan nilai tukar perdagangannya. 1.2 Perumusan Masalah Salah satu indikator perkembangan perdagangan internasional suatu negara adalah nilai ekspor dan impornya. Kemampuan mengekspor dan sebaliknya yang dilakukan oleh suatu negara akan menentukan nilai tukar perdagangan (term of trade) negara tersebut terhadap negara lainnya. Nilai tukar perdagangan menggambarkan kesejahteraan suatu negara dari perspektif perdagangan internasional. Jika nilai tukar perdagangan meningkat maka hal tersebut mengindikasikan peningkatan posisi perdagangan negara tersebut melalui kemampuan mengekspor dibandingkan dengan impornya. Nilai tukar perdagangan memengaruhi pendapatan riil suatu negara dari sisi perdagangan internasional. Gambar 2 menunjukkan perbandingan nilai tukar perdagangan
4 4 berdasarkan net barter terms of trade, yaitu rasio indeks nilai ekspor terhadap indeks nilai impor (indeks dengan tahun dasar 2) dikalikan seratus, untuk negara-negara ASEAN dan Asia Timur tahun Sumber : World Development Indicators, 21 Gambar 2. Nilai Tukar Perdagangan Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 29 (%, tahun dasar 2) Negara dengan nilai tukar perdagangan yang tinggi adalah China, Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Thailand. Melalui kebijakan peningkatan ekspor, negara-negara tersebut secara signifikan berhasil meningkatkan nilai ekspornya. Nilai tukar perdagangan yang rendah dialami oleh Jepang, Indonesia dan Philipina. Rendahnya nilai tukar perdagangan Jepang disebabkan rendahnya indeks nilai ekspor. Nilai ekspor Jepang rendah karena Jepang juga mendirikan pusat industrinya di negara-negara yang menjadi pasar produknya, selain di negara Jepang sendiri, sehingga untuk memasarkan produknya Jepang tidak perlu melakukan ekspor. Indonesia dan Philipina mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah karena indeks nilai impornya lebih tinggi daripada indeks nilai ekspornya. Tinggi rendahnya nilai tukar perdagangan dipengaruhi oleh nilai ekspor dan nilai impor suatu negara terhadap negara lainnya, sehingga faktorfaktor yang memengaruhi ekspor maupun impor juga akan memengaruhi nilai tukar perdagangan.
5 5 Merujuk pada penelitian Shepherd dan Wilson (28) mengenai fasilitas perdagangan di negara-negara ASEAN yang menyatakan bahwa arus perdagangan di Asia Tenggara sensitif dipengaruhi oleh sektor infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi, maka diduga keterkaitan faktor-faktor tersebut terhadap arus perdagangan akan memengaruhi nilai perdagangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Dalam penelitian tersebut, infrastruktur didekati dengan kualitas infrastruktur pelabuhan, kualitas infrastruktur bandar udara dan juga kualitas penyediaan jasa internet. Karena arus perdagangan berkaitan erat dengan pelaksanaan ekspor dan impor, pendekatan melalui beberapa faktor yang berkaitan dengan pelaksanaan ekspor dan impor, seperti waktu ekspor/impor, biaya ekspor/impor per kontainer, dan lain sebagainya merupakan faktor yang diteliti. Infrastruktur transportasi memegang peranan yang penting dan strategis dalam menggerakkan roda perdagangan di suatu negara, baik perdagangan lokal maupun perdagangan internasional. Biaya distribusi barang memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam total biaya produksi. Kondisi infrastruktur transportasi juga merupakan daya tarik tersendiri bagi investor, yang pada akhirnya akan memengaruhi perekonomian secara luas. Penelitian yang dilakukan oleh Albarran et al, (29) menyatakan bahwa investasi di bidang infrastruktur transportasi dapat menurunkan biaya transportasi terutama untuk perusahaan yang melakukan ekspor di Spanyol. Pada akhirnya, penurunan biaya transportasi membantu perusahaan kecil dan menengah untuk masuk ke dalam pasar ekspor. Studi ini menggunakan variabel indeks kualitas infrastruktur transportasi sebagai pendekatan untuk variabel infrastruktur transportasi. Gambar 3 menggambarkan hubungan antara indeks kualitas infrastruktur transportasi dengan nilai tukar perdagangan di negara yang diteliti tahun 29. Indonesia, Philipina dan Vietnam dengan indeks kualitas infrastruktur transportasi rendah cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah. Hongkong, Malaysia dan Singapura dengan indeks kualitas infrastruktur transportasi tinggi cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang tinggi. Terdapat hubungan yang positif antara indeks kualitas infrastruktur transportasi dengan nilai tukar perdagangan.
6 Indeks Nilai Tukar Perdagangan Indeks Kualitas Infrastruktur Transportasi Sumber : World Development Indicators, 21 Gambar 3. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Indeks Kualitas Infrastruktur Transportasi Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun Hari Nilai Tukar Perdagangan (%) waktu Ekspor Sumber : World Development Indicators, 21 Gambar 4. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Waktu Ekspor Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 29 Kondisi infrastruktur transportasi akan memengaruhi waktu ekspor/impor dan pada akhirnya memengaruhi biaya ekspor/impor. Gambar 4 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan waktu ekspor. Hongkong, Korea Selatan dan Singapura dengan waktu ekspor rendah cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang tinggi. Indonesia, Philipina dan Vietnam dengan waktu
7 7 ekspor yang lama cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah. Terdapat hubungan yang negatif antara waktu ekspor dengan nilai tukar perdagangan USD Nilai Tukar Perdagangan (%) Biaya Ekspor (USD) Sumber : World Development Indicators, 21 Gambar 5. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Biaya Ekspor Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 29 Gambar 5 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan biaya ekspor. China, Malaysia dan Singapura dengan biaya ekspor rendah cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yaang tinggi. Indonesia dan Philipina dengan biaya ekspor yang tinggi cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah. Terdapat hubungan yang negatif antara nilai tukar perdagangan dengan biaya ekspor. Gambar 6 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan biaya impor. Malaysia dan Singapura dengan biaya impor rendah cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yaang tinggi. Indonesia dan Philipina dengan biaya impor yang tinggi cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah. Terdapat hubungan yang negatif antara nilai tukar perdagangan dengan biaya impor.
8 USD Nilai Tukar Perdagangan (%) Biaya Impor (USD) Sumber : World Development Indicators, 21 Gambar 6. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Biaya Impor Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 29 Teknologi informasi komunikasi mempunyai peran yang penting terhadap perekonomian. Aplikasi teknologi informasi komunikasi sangat berperan dalam proses penciptaan produk/jasa, aplikasi properti, forwarding, penggudangan, sistem operasi, basis data, network management, sistem akuntansi, penggajian dan keuangan. Teknologi informasi komunikasi merupakan alat bantu untuk memenangkan persaingan bisnis, efisiensi dan pendorong multiplier efek pertumbuhan ekonomi suatu negara. Penelitian yang dilakukan oleh Vemuri dan Siddiqi (29) menggunakan data perdagangan 64 negara menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari infrastruktur teknologi informasi komunikasi dan ketersediaan internet untuk transaksi komersial pada volume perdagangan internasional. Penelitian yang dilakukan oleh Chung et al, (21) menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi komunikasi digital memiliki efek positif yang signifikan dalam perdagangan sayur dan buah di antara negara anggota APEC yang pada akhirnya meningkatkan nilai perdagangan produk sayur dan buah. Studi ini menggunakan variabel indeks pengguna internet dan ekspor/impor barang teknologi informasi komunikasi sebagai pendekatan untuk variabel teknologi informasi komunikasi. Penggunaan teknologi informasi komunikasi termasuk internet sudah sedemikian luas dan berpengaruh terhadap
9 9 hampir semua aspek kehidupan. Negara yang mampu mengekspor barang teknologi informasi komunikasi mengindikasikan bahwa negara tersebut mampu memenuhi kebutuhan barang teknologi informasi komunikasi dalam negeri dan penguasaan teknologi secara umum, tidak hanya sebagai pemakai produk teknologi. Penguasaan teknologi dapat meningkatkan kinerja perekonomian suatu negara dan pada akhirnya dapat memengaruhi nilai tukar perdagangan negara tersebut. Gambar 7 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan pengguna internet. Terdapat hubungan positif antara nilai tukar perdagangan dengan pengguna internet. Indonesia dan Philipina dengan pengguna internet yang rendah mempunyai nilai tukar perdagangan yang cenderung rendah. Singapura dan Korea Selatan dengan pengguna internet yang tinggi mempunyai nilai tukar perdagangan yang cenderung tinggi Nilai Tukar Perdagangan (%) Pengguna Internet Sumber : World Development Indicators, 21 Gambar 7. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Pengguna Internet Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 29 Penggunaan internet mengharuskan ketersediaan perangkat pendukung internet yang memadai di negara tersebut. Jika ketersediaan barang teknologi informasi komunikasi sudah cukup, maka negara tersebut akan melakukan ekspor.
10 Nilai Tukar Perdagangan (%) Ekspor Barang Teknologi Informasi Komunikasi (%) Sumber : World Development Indicators, 21 Gambar 8. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Ekspor Barang Teknologi Informasi Komunikasi Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 29 Gambar 8 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi. Singapura, Hongkong, Malaysia dan China dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi tinggi mempunyai nilai tukar perdagangan yang relatif tinggi. Indonesia dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi rendah mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah. Philipina dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi tinggi tetapi mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah, hal ini disebabkan karena secara total ekspor Philipina lebih rendah dibandingkan impornya. Secara umum terdapat hubungan yang positif antara nilai tukar perdagangan dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi. Hasil kajian empiris di atas secara umum menunjukkan pentingnya peran infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi dalam meningkatkan arus perdagangan internasional yang selanjutnya memengaruhi nilai tukar perdagangan suatu negara dalam perdagangan internasional. Dengan terbukanya perdagangan di kawasan ASEAN, tentu akan berdampak pada kinerja perdagangan masing-masing negara. Dalam kondisi demikian, pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan antar negara ASEAN dan Asia Timur menjadi penting untuk diidentifikasi.
11 11 Berdasarkan uraian dan beberapa hasil penelitian di atas, studi mengenai faktor-faktor yang dapat mendorong peningkatan nilai tukar perdagangan (kinerja perdagangan) menjadi penting dilakukan. Penelitian yang mengaitkan antara infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi dengan kinerja perdagangan internasional diperlukan untuk mengetahui perannya terhadap nilai tukar perdagangan suatu negara. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, penelitan ini akan meneliti pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap kinerja perdagangan internasional. Penelitian ini akan difokuskan pada pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur. Beberapa permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi infrastruktur transportasi dan teknologi komunikasi informasi serta nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur? 2. Bagaimana pengaruh infrastruktur transportasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur? 3. Bagaimana pengaruh teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur? 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis perkembangan infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi dan nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur. 2. Menganalisis pengaruh infrastruktur transportasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur. 3. Menganalisis pengaruh teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur.
12 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur. Selain itu, temuan yang didapat diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Indonesia dalam memodelkan skenario pengembangan infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi serta kebijakan perdagangan internasional. Lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat pula digunakan oleh kalangan swasta dalam rangka menghadapi persaingan perdagangan internasional yang semakin ketat. 1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dibatasi pada studi kasus infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi serta kaitannya dengan nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur. Negara-negara ASEAN yang diteliti adalah Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Singapura dan Vietnam. Sedangkan negara-negara Asia Timur yang diteliti adalah China, Jepang, Hongkong dan Korea Selatan. Idealnya semua negara-negara di kawasan ASEAN dan Asia Timur masuk dalam cakupan penelitian. Karena keterbatasan ketersediaan data menyebabkan tidak semua negara-negara di kawasan ASEAN dan Asia Timur masuk dalam cakupan penelitian. Total nilai eksport dan impor enam negara ASEAN ke empat negara Asia Timur yang diteliti selalu mengalami peningkatan dalam periode Variabel yang digunakan dikelompokkan menjadi dua variabel, 1) infrastruktur transportasi dan 2) teknologi informasi komunikasi. Variabel infrastruktur transportasi meliputi: indeks kualitas infrastruktur transportasi, biaya ekspor per kontainer, biaya impor per kontainer, waktu ekspor dan waktu impor. Sedangkan variabel teknologi informasi komunikasi yang digunakan terdiri atas pengguna internet, ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan impor barang teknologi informasi komunikasi. Sumber utama data pada penelitian ini berasal dari COMTRADE, World Development Indicator, Global Competitiveness Report, dan Doing Business World Bank. Mengingat ketersediaan data, maka data yang digunakan dalam
13 13 penelitian ini merupakan data tahunan. Adapun periode penelitian antara tahun 26 sampai dengan 29. Periode ini dipilih untuk menghindari imbas krisis tahun 1998 dan juga karena masalah ketersediaan data. Untuk memenuhi syarat analisis dan upaya menjawab tujuan penelitian, maka kombinasi series data tahunan pada negara-negara ASEAN dan Asia Timur (cross section) dibangun menjadi data panel.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara, karena pasar modal merupakan lembaga intermediasi dana dari pihak yang kelebihan dana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP NILAI TUKAR PERDAGANGAN DI ASEAN DAN ASIA TIMUR.
ANALISIS DAMPAK INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP NILAI TUKAR PERDAGANGAN DI ASEAN DAN ASIA TIMUR Mimik Nurjanti 1, Dedi Budiman Hakim 2, dan Sri Mulatsih 2 1 Staf
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi
Lebih terperinciDaya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia
Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dampak globalisasi di bidang ekonomi memungkinkan adanya hubungan saling terkait dan saling memengaruhi antara pasar modal di dunia. Dampak globalisasi di bidang ekonomi diikuti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara
ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan komunikasi dari suatu negara ke negara lainnya. Dengan adanya globalisasi batasan geografis antar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki awal abad 21 dunia ditandai dengan terjadinya proses integrasi ekonomi di berbagai belahan dunia. Proses integrasi ini penting dilakukan masing-masing kawasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian
1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciSATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA
RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah
17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap
Lebih terperinciMateri Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan karunia- Nya, dapat menyelesaikan Executive Summary Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep daya saing daerah berkembang dari konsep daya saing yang digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak mewarnai pengembangan dan aplikasi
Lebih terperinciBAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.
BAB VI. KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai aliran perdagangan dan investasi pada kawasan integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Integrasi ekonomi memberi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan perekonomian dunia telah mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1) mulai bergesernya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong negara-negara di dunia untuk memperluas ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya keterbukaan, baik keterbukaan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 06/02/31/Th. XIX, 1 Februari 2017 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN DESEMBER MENCAPAI 715,18 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dan kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan, iklim investasi, infrastruktur,
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 33/07/31/Th.XIX, 3 Juli EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan mencapai 4.536,64 juta dollar Amerika. Nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 14/03/31/Th. XV, 1 Maret 2013 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Integrasi ekonomi, Sesuai dengan tujuan pembentukannya, yaitu untuk menurunkan hambatan perdagangan dan berbagai macam hambatan lainnya diantara satu negara dengan
Lebih terperinciV. HASIL DAN ANALISIS
53 V. HASIL DAN ANALISIS 5.1. Analisis Regresi Data Panel Statis Tabel 8 menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel statis pada persamaan (1). Koefisien estimasi yang disajikan merupakan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 02/01/31/Th.XVI, 2 Januari 2014 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN NOVEMBER 2013 MENCAPAI 921,44 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting terutama terkait dengan arus permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan indikator
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 06/02/31/Th. XVI, 3 Februari 2014 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN DESEMBER 2013 MENCAPAI 953,15 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka tiga faktor Ukuran ekonomi, Cina sebagai pusat perdagangan dunia, dan pengaruh permintaan domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang melanda dunia, perekonomian dunia mengalami berbagai penurunan ekspor non migas. Beberapa negara di dunia membatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks bursa saham yang terdapat di beberapa negara yang berada di kawasan ASEAN, yaitu negara
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 47/10/31/Th.XIX, 2 Oktober EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS NAIK 20,05 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 maka ada beberapa kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya: (1)
Lebih terperinciKESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013
KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 38/08/31/Th.XIX, 1 Agustus EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JUNI TURUN 21,69 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah tumbuh dengan pesat dan memainkan peranan penting dan strategis dalam perekonomian global. Meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun 1997 1998 bermula di Thailand, menyebar ke hampir seluruh ASEAN dan turut dirasakan juga oleh Korea Selatan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 53/12/31/Th. XIV, 3 Desember 2012 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H
ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H14104016 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar ekonomi dunia yang semakin terbuka di era globalisasi sekarang ini menuntut para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam rangka memenangkan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 35/10/31/Th. XI, 1 Oktober NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JULI SEBESAR 641,62 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini tatanan ekonomi dunia berubah. Seiring dengan perkembangan zaman, ekonomi dunia tidak lagi didominasi oleh kawasan Eropa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw (2003), pendapatan nasional yang
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 42/09/31/Th.XIX, 4 September EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JULI NAIK 17,74 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, hampir semua negara menaruh perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, hampir semua negara menaruh perhatian lebih terhadap pasar modal karena memiliki peranan penting pada perkembangan suatu negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing ekonomi menunjukkan kemampuan suatu wilayah menciptakan nilai tambah untuk mencapai kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta No. 30/06/31/Th.XIX, 2 Juni EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan April mencapai 3.830,69 juta dollar Amerika, turun 10,45 persen dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan
Lebih terperinciDAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG
DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara
Lebih terperinciBAB 7 PERDAGANGAN BEBAS
BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian ASEAN Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu aset tertentu dan dalam jangka waktu tertentu yang akan memberikan imbal hasil di masa yang akan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 54/12/31/Th. XVIII, 1 Desember NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER MENCAPAI 1.055,64 JUTA DOLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN SARAN
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN I Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap berbagai data dan informasi yang dikumpulkan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pangsa TSR Indonesia
Lebih terperinciEfektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang
PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari 2001 telah memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah untuk merencanakan dan melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu negara dalam membangun perekonomian negaranya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai tukar merupakan salah satu alat untuk kebijakan ekonomi bagi sebuah negara. Nilai tukar adalah salah satu indikator ekonomi yang sangat dibutuhkan khususnya sebagai
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 20/04/31/Th. XIX, 17 April NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET NAIK 11,42 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui DKI
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/06/31/Th. XI, 01 Juni EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET SEBESAR 696,56 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 50/11/31/Th.XIX, 1 November EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan tember mencapai 4.479,47 juta dollar Amerika. Nilai ekspor produk-produk
Lebih terperinci