MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
|
|
- Ari Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 214 9 MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 529, Higashi Gotanda, Shinagawaku, Tokyo]
2 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan Pemilihan Produk Profil Jepang 1 II. Potensi Pasar Jepang Impor Komoditi Udang Jepang Dunia Potensi Pasar Komoditi Udang Jepang Dunia Kebijakan Impor Komoditi Udang di Jepang Saluran Distribusi Komoditi Udang di Jepang Permintaan Pasar Komoditi Udang di Jepang Persyaratan Impor Komoditi Udang di Jepang Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Komoditi Udang ke Jepang 29 III. Peluang dan Strategi Peluang Strategi Rekomendasi Strategis 35 IV. Informasi Penting 37 Daftar Importir Komoditi Udang di Jepang 39 Referensi 42 Lampiran I. Tarif Bea Masuk Komoditi Udang dari Indonesia 43 1
3 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief Udang" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar komoditi udang di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang telah disampaikan sebelumnya. Di tengah dinamika perkembangan pasar dimana tingkat persaingan dengan negara pemasok utama lainnya, yaitu Vietnam, Thailand, India, dan China, serta negaranegara ASEAN lainnya menjadi semakin kompetitif, informasi terkini terkait kondisi terbaru pasar komoditi udang di pasar tujuan ekspor khususnya Jepang sangatlah dibutuhkan agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan mengatur strategi bagi peningkatan ekspor komoditi udang ini. Semoga laporan market brief komoditi udang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama pengusaha eksportir pemula, eksportir, asosiasi serta peneliti serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan terkait ekspor komoditi udang ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor Indonesia ke pasar dunia dan khususnya ke pasar Jepang. Tokyo, September 214 2
4 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemilihan Produk Komoditi udang memiliki market yang cukup besar di Jepang. Gambar 1.1 menunjukkan besar market impor komoditi udang di Jepang. Market impor komoditi udang di Jepang pada tahun 213 adalah sebesar US$ 2,84 milyar. Tabel 1.1 menunjukkan HS code dari komoditi udang yang menjadi cakupan Market Brief ini. Definisi yang tercantum dalam Tabel 1.1 adalah definisi yang tercantum dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 212. Untuk komoditi udang yang dipilih dan tercantum dalam Tabel 1.1 ini, Jepang tercatat mengimpor dari Indonesia sebesar US$ 477,56 juta pada tahun 213. Gambar 1.1 Market Impor Komoditi Udang di Jepang (dalam Milyar USD) 3
5 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Tabel 1.1 Komoditi Udang yang menjadi cakupan Market Brief ini HS Code Deskripsi Description Lobster karang dan udang laut besar Rock lobster and other sea crawfish lainnya (Palinurus spp., Panulirus (Palinurus spp., Panulirus spp., spp.,jasus spp. ) Jasus spp. ) Lobster (Homarus spp. ) Lobster (Homarus spp. ) Udang kecil dan udang biasa lainnya Other shrimps and prawns Lainlain, termasuk tepung, tepung kasar dan pellet dari udangudangan, layak untuk dikonsumsi manusia Other, including flours, meals and pellets of crustaceans, fit for human consumption Lobster karang dan udang laut besar Rock lobster and other sea crawfish lainnya (Palinurus spp., Panulirus spp., (Palinurus spp., Panulirus spp., Jasus spp ) Jasus spp. ) Udang kecil dan udang biasa lainnya Other shrimps and prawns Lainlain, termasuk tepung, tepung kasar dan pellet dari udangudangan, layak untuk dikonsumsi manusia Other, including flours, meals and pellets of crustaceans, fit for human consumption Krustasea, moluska dan invertebrata air Crustaceans, molluscs and other lainnya, diolah atau diawetkan: Udang aquatic invertebrates, prepared or kecil dan udang biasa: Tidak dalam preserved: Shrimps and prawns: Not kemasan kedap udara in airtight container Crustaceans, molluscs and other Krustasea, moluska dan invertebrata air aquatic invertebrates, prepared or lainnya, diolah atau diawetkan: Udang preserved: Shrimps and prawns: kecil dan udang biasa: Lainlain Other 4
6 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor komoditi udang ke berbagai negara di dunia. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.2, negaranegara tujuan ekspor komoditi HS 3611 Rock lobster & oth sea crawfish, frozen in shell/not, inlc boild in shell Jepang adalah Singapura (74,2%), dan Thailand (25,8%). Indonesia tidak tercatat sebagai tujuan ekspor Jepang untuk komoditi HS 3611 ini. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 213 untuk komoditi HS 3611 ini adalah sebesar US$ 31 ribu, atau menurun 13,9% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.2 Ekspor HS 3611 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Singapura Thailand 3 8 Korea Selatan 5 Kep.TerluarKecil AS Hongkong Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,2 25,8 PERUB ,9 187,5 1 Dari Tabel 1.3 dapat terlihat bahwa Jepang tidak mengekspor HS 3612 Lobster nes, frozen, in shell or not, including boiled in shell pada tahun 213. Lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS 3617 Other frozen shrimps and prawns Jepang adalah Vietnam (29,6%), Hongkong (22,8%), Indonesia (1,9%), China (7,3%), dan Taiwan (5,9%). Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.4, total ekspor Jepang ke dunia tahun 213 untuk komoditi HS 3617 ini adalah sebesar US$ 3,42 juta, atau meningkat 49,9% dibanding tahun 5
7 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] sebelumnya. Tabel 1.3 Ekspor HS 3612 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Hongkong Selandia Baru Amerika Serikat Sumber: ITC (diolah) Tabel 1.4 Ekspor HS 3617 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Vietnam Hongkong Indonesia China Taiwan Sumber: ITC (diolah) Pangsa 213 Pangsa ,6 22,8 1,9 7,3 5,9 PERUB PERUB ,9 366,4 21,2 63,8 55,1 Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.5, negaranegara tujuan ekspor komoditi HS 3619 Crustaceans nes, frozen, in shell or not including boiled in shell Jepang adalah Taiwan (42,3%), Korea Selatan (24%), Australia (22,4%), Hongkong (5,1%), dan Thailand (4,1%). Indonesia tidak tercatat sebagai tujuan ekspor Jepang untuk komoditi HS 3619 ini. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 213 untuk komoditi HS 3619 ini adalah sebesar US$ 196 ribu, atau menurun 44,6% dibanding tahun sebelumnya. 6
8 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Tabel 1.5 Ekspor HS 3619 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Taiwan Korea Selatan Australia Hongkong Thailand 4 8 Sumber: ITC (diolah) Pangsa , ,4 5,1 4,1 PERUB ,6 14,4 62,1 12 Dari Tabel 1.6 dapat terlihat bahwa negaranegara tujuan utama ekspor komoditi HS 3621 Rock lobster & oth sea crawfish not fz, in shell/not, incl boild in shell Jepang adalah Taiwan (68,75%), Korea Selatan (28,75%), dan Amerika Serikat (12,5%). Indonesia tidak tercatat sebagai tujuan ekspor Jepang untuk komoditi HS 3621 ini. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 213 untuk komoditi HS 3621 ini adalah sebesar US$ 16 ribu. Tabel 1.6 Ekspor HS 3621Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Taiwan 11 2 Korea Selatan 3 3 Amerika Serikat 2 Uni Emirat Arab 3 Hongkong 46 Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,75 28,75 12,5 PERUB
9 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Dari Tabel 1.7 dapat terlihat bahwa lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS 3627 Other shrimps and prawns not frozen Jepang adalah Hongkong (89,6%), Indonesia (3,4%), Singapura (2,6%), Makao (1,6%), dan Amerika Serikat (1,5%). Total ekspor Jepang ke dunia tahun 213 untuk komoditi HS 3627 ini adalah sebesar US$ 732 ribu, atau meningkat 136,1% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.7 Ekspor HS 3627 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Hongkong Indonesia Singapura Makao 12 5 Amerika Serikat 7 11 Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,6 3,4 2,6 1,6 1,5 PERUB ,1 123, ,7 57,1 Dari Tabel 1.8 dapat terlihat bahwa lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS 3629 Crustaceans nes, not frozen, in shell or not, including boiled in shell Jepang adalah Singapura (3,9%), Korea Selatan (3,3%), Indonesia (25,7%), Amerika Serikat (4,6%), dan Hongkong (3,9%). Total ekspor Jepang ke dunia tahun 213 untuk komoditi HS 3629 ini adalah sebesar US$ 152 ribu, atau meningkat 15,1% dibanding tahun sebelumnya. 8
10 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Tabel 1.8 Ekspor HS 3629 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Singapura Korea Selatan Indonesia 39 4 Amerika Serikat Hongkong Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,9 3,3 25,7 4,6 3,9 PERUB , ,3 133,3 Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.9, lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS Prepared or preserved shrimps and prawns: Not in airtight container Jepang adalah Amerika Serikat (39,8%), Taiwan (34,2%), Hongkong (18%), Singapura (5%), dan Malaysia (1,6%). Indonesia tidak tercatat sebagai tujuan ekspor Jepang untuk komoditi HS ini pada tahun 213. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 213 untuk komoditi HS ini adalah sebesar US$ 322 ribu, atau menurun 54,8% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.9 Ekspor HS Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Amerika Serikat Taiwan Hongkong Singapura Malaysia 37 5 Indonesia 26 Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,8 34, ,6 PERUB ,8 9,9 54,5 19, ,5 1 9
11 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1, lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS Prepared or preserved shrimps and prawns: in airtight container Jepang adalah Hongkong (26,6%), Malaysia (22,3%), Amerika Serikat (19,2%), Taiwan (13,3%), dan Singapura (11,8%). Indonesia tidak tercatat sebagai tujuan ekspor Jepang untuk komoditi HS ini. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 213 untuk komoditi HS ini adalah sebesar US$ 271 ribu, atau meningkat 3,9% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.9 Ekspor HS Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Hongkong Malaysia Amerika Serikat Taiwan Singapura Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,6 22,3 19,2 13,3 11,8 PERUB ,9 28,6 335,7 136,4 61,3 52,4 1.2 Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke3 setelah Amerika Serikat dan China. 1
12 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen. Parlemen di Jepang terdiri dari dua majelis: Majelis Rendah Jepang (House of Representatives) dan Majelis Tinggi Jepang (House of Councillors). Saat ini pemerintahan Jepang dikuasai oleh koalisi partai LDP dan Komeito. Gambar 1.2 menunjukkan peta negara Jepang. Menurut Geospatial Information Authority of Japan, luas negara Jepang yang berpenduduk 127,9 juta (menurut data estimasi Statistics Bureau bulan Mei 214) ini adalah sebesar km. Jepang memiliki 6.8 pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batasbatas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang. Bank sentral di Jepang adalah Bank of Japan. Jumlah bank yang mendapatkan izin usaha dari Financial Service Agency, Jepang ada 197 bank, dan 56 bank di antaranya adalah bank negara asing. Jepang memiliki mata uang Yen ( ). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 4%, sehingga Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. 11
13 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang baik. Berdasarkan data 1 April 211, total panjang jalan darat yang dapat dilalui kendaraan di Jepang adalah ,2 km. Untuk transportasi darat, kereta juga memegang peran yang sangat penting. Menurut data 31 Maret 29, total panjang rel di seluruh Jepang adalah ,4 km, 2.369,7 km di antaranya khusus untuk shinkansen. Jepang memiliki 82 bandara untuk penerbangan domestik, dan 32 di antaranya juga berfungsi sebagai bandara untuk penerbangan internasional. Jepang memiliki 994 pelabuhan, dengan pelabuhan Nagoya sebagai pelabuhan internasional terbesar. Kotakota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun. 12
14 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Gambar 1.2 Peta Negara Jepang 13
15 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1 Impor Komoditi Udang Jepang Dunia Jepang merupakan negara pengimpor komoditi udang dari berbagai negara di dunia. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1 lima negara utama pengekspor komoditi HS 3611 Rock lobster & oth sea crawfish, frozen in shell/not, inlc boild in shell ke Jepang adalah Perancis (17,3%), Kuba (11,1%), Namibia (1%), Australia (9,8%), dan Afrika Selatan (9,5%). Indonesia (6,4%) berada pada urutan ke9 atau urutan pertama untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 213 untuk komoditi HS 3611 adalah sebesar US$ 48,578 juta, atau menurun 11,5% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.1 Impor HS 3611 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Perancis Kuba Namibia Australia Afrika Selatan ASEAN 9 Indonesia Filipina Myanmar 6 14 Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,3 11,1 1 9,8 9,5 6,4 3,6 PERUB ,5 12,1 22,1 32,8 4,1 2,3 17,4 1 14
16 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Dari Tabel 2.2 dapat terlihat bahwa negaranegara utama pengekspor komoditi HS 3612 Lobster nes, frozen, in shell or not, including boiled in shell ke Jepang adalah Kanada (95,4%), Amerika Serikat (2,4%), dan Perancis (2,2%). Indonesia tidak tercatat mengekspor komoditi HS 3612 ke Jepang pada tahun 213. Total impor Jepang tahun 213 untuk komoditi HS 3612 adalah sebesar US$ 22,5 juta, atau meningkat 8,2% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.2 Impor HS 3612 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Kanada Amerika Serikat Perancis ASEAN Myanmar 7 Indonesia Filipina 65 Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,4 2,4 2,2 PERUB ,2 4, ,5 666,7 1 15
17 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Lima negara utama pengekspor komoditi HS 3617 Other frozen shrimps and prawns ke Jepang adalah Vietnam (22,2%), Indonesia (21,1%), India (17,2%), Thailand (11%), dan China (7,5%). Kode HS 3617 ini baru digunakan sejak tahun 212. Data yang digunakan pada Tabel 2.3 untuk tahun adalah berasal dari HS 3613 yang tidak digunakan lagi sejak tahun 212. Total impor Jepang tahun 213 untuk komoditi HS 3617 adalah sebesar US$ 1,95 milyar, atau meningkat 2,3% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.3 Impor HS 3617 (dan HS3613) Jepang dari Dunia Periode (dalam juta US$) Rank Importir WORLD Vietnam Indonesia India Thailand China ASEAN Myanmar Malaysia Filipina Brunei Darusalam Kamboja ,96 329,27 195,9 241,54 15,23 5,3 34,81 38,65, ,5 49,4 347,51 264,85 3,84 11,6 46,2 52,87 4,58, ,7 399,88 381,93 315,7 352,19 149,54 52,98 76,79 41,1 1, ,3 397,17 376,19 255,31 338,96 144,36 59,4 63,19 34,81, ,8 434,2 412,39 335,41 215,63 146,23 65,3 47,73 33,63,2 Pangsa ,2 21,1 17,2 11 7,5 3,3 2,4 1,7,1 PERUB ,3 9,3 9,6 31,4 36,4 1,3 1,1 24,5 3,4 1 Sumber: ITC (diolah) 16
18 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Lima negara utama pengekspor komoditi HS 3619 Crustaceans nes, frozen, in shell or not including boiled in shell adalah Selandia Baru (51,9%), China (35,2%), Korea Selatan (3,1%), Australia (3%), dan Indonesia (2,8%). Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 2.4, total impor Jepang tahun 213 untuk komoditi HS 3619 adalah sebesar US$ 11,4 juta, atau menurun 1% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.4 Impor HS 3619 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Selandia Baru China Korea Selatan Australia Indonesia ASEAN Myanmar Vietnam Malaysia Filipina Thailand Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,9 35,2 3,1 3 2,8,6,1 PERUB ,9 17,2 82, ,3 43,
19 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Dari Tabel 2.5 dapat terlihat bahwa lima negara utama pengekspor komoditi HS 3621 Rock lobster & oth sea crawfish not fz, in shell/not, incl boild in shell ke Jepang adalah Australia (57,1%), Afrika Selatan (38,5%), Taiwan (2,4%), Selandia Baru (1,9%), dan Inggris (,1%). Indonesia tidak tercatat mengekspor komoditi HS 3621 sejak tahun 212. Total impor Jepang tahun 213 untuk komoditi HS 3621 adalah sebesar US$ 11,3 juta, atau menurun 33% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.5 Impor HS 3621 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Australia Afrika Selatan Taiwan Selandia Baru Inggris ASEAN Myanmar Indonesia Malaysia Filipina Singapura Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,1 38,5 2,4 1,9,1 PERUB ,2 3,5 26,3 6,
20 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Lima negara utama pengekspor komoditi HS 3627 Other shrimps and prawns not frozen adalah China (44,9%), Taiwan (37%), Vietnam (11,3%), Filipina (3%), dan Korea Selatan (1,8%). Indonesia (,3%) berada di urutan ke8 atau urutan ke4 untuk kawasan ASEAN. Kode HS 3627 ini baru digunakan sejak tahun 212. Data yang digunakan pada Tabel 2.6 untuk tahun adalah berasal dari HS 3623 yang tidak digunakan lagi sejak tahun 212. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 2.6, total impor Jepang tahun 213 untuk komoditi HS 3627 adalah sebesar US$ 23,51 juta, atau menurun 22,6% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.6 Impor HS 3627 (dan HS 3623) Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD China Taiwan Vietnam Filipina Korea Selatan ASEAN Thailand Indonesia Singapura Pangsa , ,3 3 1,8,9,3,1 PERUB ,6 31,1 13,8 45,4 57,8 5,1 66,9 78,7 77,8 Sumber: ITC (diolah) 19
21 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Negaranegara utama pengekspor komoditi HS 3629 Crustaceans nes, not frozen, in shell or not, including boiled in shell adalah China (55,9%), Vietnam (35,9%), Amerika Serikat (7,1%), dan Kanada (1%). Indonesia tidak tercatat mengekpor komoditi HS 3629 ke Jepang sejak tahun 21. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 2.7, total impor Jepang tahun 213 untuk komoditi HS 3629 adalah sebesar US$ 295 ribu, atau menurun 32,3% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.7 Impor HS 3629 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD China Vietnam Amerika Serikat Kanada ASEAN Indonesia Thailand Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,9 35,9 7,1 1 PERUB ,3 46,9 12,
22 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Lima negara utama pengekspor komoditi HS Prepared or preserved shrimps and prawns: Not in airtight container adalah Thailand (52,3%), Vietnam (27%), China (9,7%), Indonesia (8%), dan India (,9%). Kode HS ini baru digunakan sejak tahun 212. Kode HS 1652 yang digunakan sampai dengan tahun 211 merupakan gabungan kode HS dan HS 16529, sehingga data kode HS 1652 tidak dimuat di Tabel 2.8. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 2.8, total impor Jepang tahun 213 untuk komoditi HS adalah sebesar US$ 772,3 juta, atau menurun 4,2% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.8 Impor HS Jepang dari Dunia Periode (dalam juta US$) Rank Importir WORLD Thailand Vietnam China Indonesia India ASEAN Myanmar Malaysia Filipina Singapura Sumber: ITC (diolah) 86,54 469,15 17,48 86,11 6,18 8,13 2,52,6,27,1 772,3 43,79 28,46 74,65 61,65 7,26 3,65 1,97,13,1 Pangsa ,3 27 9,7 8,9,5,2,2, PERUB ,2 13,9 22,3 13,3 2,4 1,7 44,8 228,3 51,8 21
23 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Lima negara utama pengekspor komoditi HS Prepared or preserved shrimps and prawns: in airtight container adalah Thailand (49,2%), Taiwan (29,4%), Indonesia (8%), Filipina (7,5%), dan Perancis (3,7%). Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 2.9, total impor Jepang tahun 213 untuk komoditi HS adalah sebesar US$ 187 ribu, atau menurun 88,2% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.9 Impor HS Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir WORLD Thailand Taiwan Indonesia Filipina Perancis ASEAN Vietnam Sumber: ITC (diolah) Pangsa ,2 29,4 8 7,5 3,7 2,1 PERUB ,2 92,1 46,6 31,8 41, ,5 Gambar 2.1 menunjukkan lima negara pengekspor terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk seluruh komoditi udang. Indonesia berada di urutan ke3 di antara negara anggota ASEAN lainnya. 22
24 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] juta USD Gambar 2.1 Lima negara pengekspor terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk komoditi udang 2.2 Potensi Pasar Komoditi Udang Jepang Dunia Dilihat dari perbandingan nilai ekspor dan impor Jepang, dapat terlihat perbedaan yang sangat besar yang menunjukkan bahwa Jepang memiliki potensi pasar impor yang sangat besar. Gambar 2.2 menunjukkan pangsa pasar eksportir, khususnya lima negara eksportir utama komoditi udang ke Jepang pada tahun 213. Lima negara eksportir utama komoditi udang ke Jepang adalah Vietnam (22,7%), Thailand (21,8%), Indonesia (16,8%), India (12,2%), dan China (8,3%). 23
25 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Others (18,2%) Vietnam (22,7%) China (8,3%) India (12,2%) Thailand (21,8%) Indonesia (16,8%) Gambar 2.2 Pangsa Pasar Eksportir Komoditi Udang ke Jepang Tahun 213 Tabel 2.1 memperlihatkan potensi ekspor Indonesia untuk komoditi udang pada tahun 213. Dengan kapasitas ekspor komoditi udang Indonesia ke dunia sebesar US$ 1,56 milyar dan nilai impor Jepang dari dunia sebesar US$ 2,84 milyar, maka terlihat bahwa Indonesia masih memiliki potensi sebesar US$ 1,4 milyar untuk mengekspor komoditi udang ke Jepang pada tahun 213. Secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar untuk komoditi udang di Jepang masih sangat terbuka. 24
26 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Tabel 2.1 Potensi Ekspor Komoditi Udang Indonesia ke Jepang tahun 213 HS code Impor Jpn dr Ina , Ekspor Ina ke Dunia Impor Jpn dr Dunia Potensi Perdagangan Ina Kebijakan Impor Komoditi Udang di Jepang Untuk impor komoditi udang, regulasi yang berlaku di Jepang adalah sebagai berikut. (1) Custom Law. Tarif bea masuk yang berlaku untuk komoditi udang dari Indonesia tercantum pada Lampiran I. Cukup banyak kode HS untuk komoditi udang dari Indonesia yang sudah menjadi bebas tarif bea masuk berkat adanya perjanjian ekonomi bilateral Indonesia dan Jepang (Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)). Pengekspor perlu melampirkan certificate of origin dengan format IJEPA yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 25
27 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] (2) Food Sanitation Act. Berdasarkan Food Sanitation Act, importir harus melaporkan produk impornya kepada pihak karantina. Sejak tahun 211, makanan laut menjadi salah satu produk yang harus menjalani compulsory testing, dimana produk impor tidak boleh mengandung komponen kimia melebihi batas standar residu komponen kimia yang ditetapkan oleh Ministry of Health, Labour and Welfare di Jepang. Sebagai contoh, produk tidak boleh mengandung fenitrothion sebanyak,2 ppm, atau oxolinic acid dan acetochlor sebanyak,1 ppm, serta sama sekali tidak boleh mengandung triazophos, nitrofurans dan chloramphenicol. List komponen kimia ini dapat dilihat pada database milik The Japan Food Chemical Research Foundation. 2.4 Saluran Distribusi Komoditi Udang di Jepang Gambar 2.3 mendeskripsikan alur distribusi komoditi udang dari produsen, lalu diekspor dan sampai kepada konsumen. Komoditi udang yang diimpor oleh importir didistribusikan kepada wholesalers di Central Wholesale Market dimana kemudian produk impor akan didistribusikan kepada wholesalers lain maupun kepada mass retailers dan sebagainya. Importir juga dapat mendistribusikan produk impor langsung kepada wholesalers biasa atau kepada perusahaan pengolah udang (industri). Komoditi udang sampai kepada konsumen melalui tokotoko, supermarket, restoran, dan sebagainya. 26
28 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Fishermen, Aquafarmers Local Brokers Food Product Manufactures Exporters Importers Wholesalers (Central Wholesale Market) Wholesalers Local Manufacturers Retailers, Mass Retailers, Restaurants Consumers Gambar 2.3 Saluran distribusi komoditi udang dari luar negeri 2.5 Permintaan Pasar Komoditi Udang di Jepang Volume permintaan pasar komoditi udang di Jepang pada tahun 213 adalah sebesar ,93 ton, atau turun 5,6% dibanding tahun sebelumnya. Dari Tabel 2.11 dapat terlihat bahwa komoditi udang yang memiliki demand terbesar adalah HS 3617 Other frozen shrimps and prawns dengan volume sebesar ,61 ton, atau turun 6% dibanding tahun sebelumnya. Komoditi HS Prepared or preserved shrimps and prawns: Not in airtight container menempati urutan kedua dengan volume sebesar 72.42,98 ton, atau turun 6,6% dibanding tahun sebelumnya. Permintaan pasar untuk komoditi HS 3617 dan HS mencakup 97% dari keseluruhan volume permintaan yang ada. 27
29 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Tabel 2.11 Volume Impor Komoditi Udang Jepang dari Dunia Periode (dalam ton) HS code ,7 2.21, , , , ,9 767,19 711, ,41 (3613) , , , , , , , ,8 727, , ,3 435,73 338,68 36,83 228,51 (3623) 3.18, , , , ,65 23,13 193,24 91,6 136,26 (1652) , , , , , ,63 29,9 Sumber: Trade Statistics of Japan (diolah) 2.6 Persyaratan Impor Komoditi Udang di Jepang Untuk komoditi udang olahan dengan kode HS dan HS 16529, Importir komoditi udang di Jepang umumnya mensyaratkan tempat atau pabrik pengolahan udang memiliki sertifikasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point). Selain itu, eksportir harus dapat memenuhi permintaan ukuran yang diminta oleh importir Jepang. Importir Jepang menggunakan standar ukuran produk sebagaimana yang berlaku secara internasional. Tabel 2.12 menunjukkan contoh standar ukuran untuk frozen shrimp yang digunakan oleh perusahaan di Jepang. Bila importir meminta ukuran 8/12, berarti dalam 1 pound (453,6 gram) ada 812 ekor udang, dengan berat per ekor yang tidak terlalu berbeda. 28
30 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Tabel 2.12 Contoh Standar Ukuran Udang Size 1,8 kg Average Weight Shrimp count (number) Average Number of Shrimp per Shrimp (gram) 8/ / / / / / / / / / Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Komoditi Udang ke Jepang Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor komoditi udang ke Jepang adalah sebagai berikut. (a) Jarak. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses pengiriman dari Indonesia lebih memakan waktu dan biaya bila dibandingkan dengan pengiriman dari negara pesaing seperti Vietnam, Thailand, dan sebagainya. (b) Pemasaran dan promosi. Pengusahapengusaha komoditi udang perlu terus aktif untuk ikut dalam pameran dagang di Jepang sehingga keberadaan mereka dapat lebih dikenal oleh pengusahapengusaha Jepang. (c) Meningkatnya demand dalam negeri. Semakin besarnya demand lokal di Indonesia terhadap komoditi udang ini tentunya akan menjadi penghambat peningkatan ekspor ke luar negeri bila tidak diiringi dengan peningkatan kapasitas produksi secara keseluruhan. 29
31 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] (d) Reputasi pesaing. Vietnam dan Thailand memegang lebih dari 4% market share untuk komoditi udang ini. Pada tahun 213, Vietnam mengambil alih posisi Thailand sebagai negara pengekspor komoditi udang terbesar ke Jepang. Pada bulan Oktober 213, Mitsui Bussan, salah satu perusahaan general trading raksasa di Jepang mengumumkan bahwa pihaknya telah membeli 31% saham perusahaan pengolah udang di Vietnam, Minh Phu Hau Giang Seafood Processing LLC. Dengan adanya investasi dari Jepang ke Vietnam ini, tentunya akan memperkuat nilai ekspor Vietnam ke Jepang. (e) Keikutsertaan Jepang dalam TransPacific Strategic Economic Partnership (TPP). Saat ini Jepang sedang melakukan perundingan untuk ikut serta dalam TPP. Keikutsertaan Jepang akan memberikan keuntungan bagi negaranegara pesaing seperti Vietnam, dan sebagainya yang tergabung dalam TPP ini. (f) Kendala bahasa/komunikasi. Ada kendala bahasa/komunikasi antara produsen/pengusaha komoditi udang di Indonesia dengan konsumer di Jepang karena keterbatasan pihak Jepang dalam penggunaan bahasa Inggris, dan hal ini dapat menghambat proses transaksi. (g) Melemahnya mata uang Yen terhadap USD. Kurs mata uang pada bulan Agustus 214 adalah 12,96 JPY/USD, sementara pada bulan yang sama tahun sebelumnya adalah 97,87 JPY/USD. Melemahnya mata uang Yen terhadap USD akan menaikkan harga komoditi udang tersebut ketika dijual di pasar Jepang. 3
32 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] (h) Naiknya pajak konsumsi. Kenaikan pajak konsumsi di Jepang pada bulan April 214 yang lalu dari 5% menjadi 8% memberikan dampak negatif terhadap daya beli masyarakat Jepang. Nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga pada bulan AprilAgustus 214 lebih kecil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 31
33 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1 Peluang a. Bentuk Kerjasama Dengan hubungan bilateral yang terbina baik antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengundang lebih banyak investor dari Jepang untuk mengembangkan komoditi udang di Indonesia. b. Tarif bea masuk Melalui perjanjian kerjasama ekonomi dengan Jepang dalam kerangka IJEPA, beberapa komoditi udang dari Indonesia telah menjadi bebas tarif bea masuk. Sebagai contoh, untuk komoditi HS (Other frozen shrimps and prawns: smoked), produk impor dari Indonesia saat ini sudah bebas tarif bea masuk. Untuk komoditi HS ini, India sebagai negara pesaing, dikenakan tarif bea masuk sebesar 2%. Sedangkan China, dikenakan tarif bea masuk 3,2%. Lebih rendahnya nilai tarif bea masuk memberi peluang yang lebih baik bagi Indonesia. c. Hubungan bilateral Jepang dengan negara pesaing Sejak tahun 212, hubungan bilateral Jepang dengan China tidaklah baik. Kondisi ini sedikit banyak menimbulkan keengganan dari perusahaanperusahaan Jepang untuk bertransaksi dengan China. Kondisi ini merupakan momentum yang baik bagi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar di Jepang 32
34 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] d. Reputasi produk Indonesia Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 16,8% dan merupakan negara pengekspor ketiga terbesar ke Jepang untuk komoditi udang ini. Untuk komoditi HS 3617 Other frozen shrimps and prawns yang memiliki volume permintaan pasar yang sangat besar, Indonesia merupakan negara pengekspor kedua terbesar ke Jepang. Hal ini mengindikasikan bahwa komoditi udang dari Indonesia dapat diterima dengan baik oleh market Jepang. 3.2 Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluangpeluang yang tertera di atas, halhal berikut direkomendasikan bagi dunia usaha Indonesia untuk dapat meningkatkan pangsa pasar untuk komoditi udang di Jepang. a. Berpartisipasi dalam pameran dagang di Jepang. Pameranpameran yang terkait komoditi udang dilaksanakan setiap tahunnya di Jepang. Para pengusaha komoditi udang di Indonesia kiranya dapat proaktif untuk berpartisipasi mengikuti pameran sehingga keberadaan perusahaan mereka dapat dikenal di Jepang. b. Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Jepang. Para pengusaha komoditi udang di Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang luar negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi pameran dan perkembangan terkait komoditi udang ini, maupun untuk bantuan prasarana kerjasama dengan pihak Jepang. 33
35 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] c. Membuka diri terhadap investor Jepang. Pengusaha/nelayan komoditi udang di Indonesia perlu berani untuk membuka diri kepada investor Jepang. Tentunya perlu berhatihati dan tidak sembarangan menekan kontrak perjanjian. Investor Jepang yang baik akan membantu transfer teknologi penangkapan, pembudidayaan serta pengolahan komoditi udang. Hal ini akan membantu peningkatan kualitas dan kuantitas produksi komoditi udang di Indonesia. Keberadaan investor Jepang juga akan membantu pemasaran komoditi udang ke negeri Jepang itu sendiri. d. Membina terus hubungan baik dengan pembeli dari Jepang. Bila telah berhasil bertransaksi dengan importir Jepang, pengusaha komoditi udang di Indonesia harus berusaha untuk terus menjaga kualitas produk sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan importir Jepang tersebut. e. Konsentrasi produk. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.11, permintaan pasar untuk komoditi HS 3617 dan HS mencakup 97% dari keseluruhan volume permintaan yang ada. Investasi untuk produksi dan promosi untuk komoditi HS 3617 dan HS perlu diprioritaskan. f. Membina kerjasama dengan peneliti komoditi udang. Perlu terus diupayakan penelitian yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditi udang di Indonesia. Penelitian perlu dilakukan untuk meningkatkan teknologi pembudidayaan, teknologi pengolahan, serta teknologi penangkapan. Proyek penelitian tentunya memerlukan waktu, tenaga, dan dana, sehingga peran pemerintah terutama dalam pendanaan sangatlah penting. Program riset kerjasama dengan luar negeri perlu didukung oleh pemerintah. 34
36 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] g. Pengawasan penangkapan udang yang lebih ketat. Pemerintah Indonesia perlu lebih ketat lagi mengawasi perairan Indonesia sehingga mengurangi masuknya kapalkapal asing yang melakukan penangkapan udang secara ilegal. Armada kapal pengawas perairan di Indonesia masih sangat kurang dibanding dengan luasnya perairan Indonesia. 3.3 Rekomendasi Strategis Berikut adalah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan strategi yang disampaikan di atas. a. Menciptakan kondisi yang memudahkan masuknya investor asing. Penyediaan informasi tentang produsen komoditi udang di Indonesia yang terbuka untuk kerjasama dengan investor asing perlu dapat diakses oleh pihak investor asing. Perlu juga diadakan seminar mengenai proses pengurusan perizinan dan sebagainya untuk penanaman modal asing sehingga dapat menolong investor asing untuk mengerti persyaratan dan prosedur yang ada, yang perlu diiringi dengan penyediaan pelayanan terpadu untuk pengurusan perizinan ini untuk mempermudah pelaksanaannya. b. Penyediaan bantuan modal. Pemberian bantuan modal kepada nelayan, serta pengusaha akan membantu peningkatan produksi komoditi udang. Pemerintah perlu mengusahakan pemberian bantuan modal dengan bunga rendah, dan juga penyediaan fasilitas dan peralatan dengan biaya sewa yang rendah. 35
37 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] c. Bimbingan dan penyuluhan. Pengadaan bimbingan dan penyuluhan perlu diadakan sehingga pengusaha/nelayan dapat menggunakan teknologi terbaru untuk meningkatkan produksi komoditi udang ini. Pembudidaya udang perlu mendapat dukungan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya. Pengusaha pengolah udang yang belum memiliki sertifikasi HACCP perlu dibimbing untuk dapat memperoleh sertifikasi ini. Pemerintah perlu membantu pendanaan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan ini. d. Bantuan promosi. Pelaksanaan promosi komoditi udang Indonesia di Jepang perlu dilaksanakan terusmenerus. Para pengusaha komoditi udang di Indonesia perlu didorong dan difasilitasi untuk terus ikut dalam pameran dagang di Jepang. Penyediaan informasi dengan menyediakan situs berbahasa Jepang seputar komoditi udang dapat menjadi wadah yang baik untuk promosi ini. Promosi secara visualisasi, seperti dengan menggunakan film dokumenter mengenai pelaksanaan budidaya udang di Indonesia juga dapat menjadi alat promosi yang akan memberikan kontribusi untuk peningkatan ekspor komoditi udang Indonesia ke Jepang. 36
38 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] BAB IV INFORMASI PENTING 1 Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 322, Marunouchi, Chiyodaku, Tokyo 15, Japan Phone: Fax: Website: 2 Asosiasi Terkait Komoditi Udang di Jepang Japan Fisheries Association Sankaido Bldg. 1913, Akasaka, Minatoku, Tokyo, Japan Phone/Fax: Website: Zensui Kakōren 3545F, Nihonbashi Ningyoucho, Chuoku, Tokyo1313, Japan Phone: Fax: Website: 3 Daftar Pameran Terkait Komoditi Udang di Jepang FOODEX Website: www3.jma.or.jp/foodex Phone: Japan International Seafood & Technology Expo Website: Phone: Supermarket Trade Show Website: Phone:
39 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] The World Food and Beverage Great Expo Website: Phone: Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 529, Higashi Gotanda, Shinagawaku, Tokyo 14122, Japan Phone: Fax: info@kbritokyo.com Website: kbritokyo.jp KJRI Osaka Kuasa Usaha Ad Interim: Bpk. Bambang Soegianto Resona Senba Building 6 th Floor 4421, Minami Senba, Chuoku, Osaka 54281, Japan Phone: Fax: kjriosaka@indonesiaosaka.org Website: ITPC Osaka Kepala: Ibu Rosiana Christina Frederick Wakil Kepala: Bpk. Eko Priyantoro Matsushita IMP Bld. 2F 137, Shiromi, Chuoku, Osaka54632, Japan Phone: Fax: Website: 38
40 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Daftar Importir Komoditi Udang di Jepang 1. CGC Japan Co., Ltd 2114, Okubo, Shinjukuku, Tokyo , Japan Website: 2. Eiger Co., Ltd. Nippon Life INsurance Company HigashiYaesu Bldg. 6F 261, Hatchobori, Chuoku, Tokyo1432, Japan Phone: Fax: Website: 3. Itochu Corporation 251, Kita Aoyama, Minatoku, Tokyo17877, Japan Phone: Website: Itochu Corporation (Jakarta) The Plaza Office Tower Lantai 26 Jl. M.H Thamrin Kav 283 Jakarta 135, Indonesia Phone : Fax : Kohyo Co., Ltd. 5419, Shinsho, Yokkaichi, Mie5164, Japan Phone: Fax: Website: 5. Kyokuyo Co., Ltd. 353, Akasaka, Minatoku, Tokyo1752, Japan Phone: Fax: Website: 39
41 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] 6. Mar Co., Ltd. No.29 Kowa Bldf. Annex 7F 21124, Tsukiji, Chuoku, Tokyo1445, Japan Phone: Fax: Website: 7. Maruha Nichiro Holdings, Inc. 322, Toyosu, Kotoku, Tokyo, Japan Website: 8. Marubeni Corporation 142, Ohtemachi, Chiyodaku, Tokyo1888, Japan Phone: Website: Marubeni Corporation (Jakarta) SinarmasLand Plaza, Tower 2, Lantai 11 Jl. M.H Thamrin Kav 51, Jakarta 135 Indonesia Phone : Fax : Matsuda Sangyo Co., Ltd. Shinjuku Nomura Bldg 6F 1262, NishiShinjuku, Shinjukuku, Tokyo163558, Japan Phone: Website: 1. Merry Time Foods Co., Ltd. 2162F, Ginza, Chuoku, Tokyo1461, Japan Phone: Fax: Website: Mitsui & Co.,Ltd. 121, Otemachi, Chiyodaku, Tokyo14, Japan Phone: Fax: Website: 4
42 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] 12. Sojitz Corporation 211, Uchisaiwaicho, Chiyodaku, Tokyo18691, Japan Phone: Fax: Website: Toho Bussan Kaisha Ltd. Shiba Park Bldg 241, Shibakoen, Minatoku, Tokyo158547, Japan Phone: Fax: Website: Toyo Reizo Co., Ltd F, Eitai, Kotoku, Tokyo13534, Japan Phone: Fax: Website: 41
43 REFERENSI [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun 212. International Trade Center. Japan Customs, September 214, Japan Fisheries Agency. JETRO. The Japan Food Chemical Research Foundation. Trade Statistics of Japan. World Tariff. 42
44 Lampiran I. Tarif Bea Masuk Komoditi Udang dari Indonesia [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] HS Number Description Tariff Note 36 CRUSTACEANS, WHETHER IN SHELL OR NOT, LIVE, FRESH, CHILLED, FROZEN, DRIED, SALTED OR IN BRINE; SMOKED CRUSTACEANS, WHETHER IN SHELL OR NOT, WHETHER OR NOT COOKED BEFORE OR DURING THE SMOKING PROCESS; CRUSTACEANS, IN SHELL, COOKED BY STEAMING OR BY BOILING IN WATER, WHETHER OR NOT CHILLED, FROZEN, DRIED, SALTED OR IN BRINE; FLOURS, MEALS AND PELLETS OF CRUSTACEANS, FIT FOR HUMAN CONSUMPTION: Frozen: Rock lobster and other sea crawfish (Palinurus spp., Panulirus spp., Jasus spp.): Smoked 3,2% GSP Other free IJEPA B7 Lobsters (Homarus spp.): Smoked 3,2% GSP Other free IJEPA B7 Other shrimps and prawns: Smoked free IJEPA B Other free IJEPA B7 Other, including flours, meals and pellets of crustaceans, fit for human consumption: Ebi: Smoked 3,2% GSP Other free IJEPA B7 Other: Smoked,9% IJEPA B Other,9% IJEPA B7 Not frozen: Rock lobster and other sea crawfish (Palinurus spp., Panulirus spp., Jasus spp.): Live, fresh or chilled free IJEPA B Smoked 3,2% GSP Other free IJEPA B7 Other shrimps and prawns: Live, fresh or chilled: Live: For fish culture or releasing in the sea (Penaeidae spp.) free IJEPA B Other free IJEPA B Other free IJEPA B Smoked free IJEPA B Other free IJEPA B7 Other (including flours, meals and pellets of crustaceans, fit for human consumption): Live, fresh or chilled: Ebi free IJEPA B Other,9% IJEPA B7 Smoked: Ebi 3,2% GSP Other,9% IJEPA B7 Other Ebi free IJEPA B Other 1,3% IJEPA B7 43
45 [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] HS Number Description Tariff Note 165 CRUSTACEANS, MOLLUSKS AND OTHER AQUATIC INVERTEBRATES, PREPARED OR PRESERVED: Shrimps and prawns: Not in airtight container: Simply boiled in water or in brine; chilled, frozen, salted, in brine or dried, after simply boiled in water or in brine: Simply boiled in water or in brine; chilled or frozen after simply boiled in water or in brine free IJEPA A Other free IJEPA A Other: Containing rice 5,3% Other free IJEPA A Other: Simply boiled in water or in brine; chilled, frozen, salted, in brine or dried. After simply boiled in water or in brine: Simply boiled in water or in brine; chilled or frozen after simply boiled in water or in brine free IJEPA A Other free IJEPA A Other: Containing rice 5,3% Other free IJEPA A 44
MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 6 MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2014 10 MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 6 II.
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo
2013 7 MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo
213 4 MARKET BRIEF: HS 271 COAL Atase Perdagangan Tokyo [HS 271 Coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal] [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 0603 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo
214 7 MARKET BRIEF: HS 63 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 7/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan
Lebih terperinciMARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 5 MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 5
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 3 MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo
2015 2 MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
213 2 MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo [HS 714 Manioc, arrowroot, salep, Jerusalem artichokes, sweet potatoes and similar roots and tubers with high starch or inulin content,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciMARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2014 12 MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Sektor 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciMARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
214 8 MARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 11
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Dengan menggunakan data dari SITC Rev. 3 UN-COMTRADE tiga digit
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis keunggulan komparatif produk perikanan Indonesia, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Dengan menggunakan data dari SITC Rev. 3 UN-COMTRADE
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA
V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan
Lebih terperinciMARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
213 11 MARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 11/213] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia
Lebih terperinciMarket Brief. Beras di Jerman
Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus
Lebih terperinciLAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN
LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN ITPC BUSAN MARET 2014 Daftar Isi Hal 1. Pendahuluan...... 3 1.1 Gambaran Umum Sektor Perikanan Korea Selatan...... 3 1.2 Jumlah Konsumsi Seafood
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara
Lebih terperinciMARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 4 MARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah
17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo
2016 2 MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 3 I. Pendahuluan 4
Lebih terperinciLAPORAN DATA. PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR BITUMINOUS coal - NON COKING COAL (HS CODE 2017: )
2017 LAPORAN DATA PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR BITUMINOUS coal - NON COKING COAL (HS CODE 2017: 27011290) DAFTAR ISI PANGSA PASAR PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR 1 Grafik
Lebih terperinciPERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR Other Coal (whether or not pulverised but not agglomerated) HS CODE 2017:
2017 LAPORAN DATA PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR Other Coal (whether or not pulverised but not agglomerated) HS CODE 2017: 27011900 DAFTAR ISI BAB I. PANGSA PASAR PEMBELI BATUBARA
Lebih terperinciMARKET BRIEF UDANG ITPC BUSAN
MARKET BRIEF UDANG ITPC BUSAN APRIL 2015 KATA PENGANTAR Market brief ini bertujuan memberikan informasi kepada para pelaku usaha atau exporter Indonesia secara rinci dan detail untuk mengetahui pasar pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Maret 2014 tercatat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China 1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok / RR China dengan Dunia
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2013 10 MARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 56/12/61/Th. XIII, 1 Desember Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ober mengalami peningkatan sebesar 65,94 persen
Lebih terperinciLAPORAN DATA PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR BITUMINOUS COAL - COKING COAL (HS CODE 2017: )
2017 LAPORAN DATA PERUSAHAAN PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR BITUMINOUS COAL - COKING COAL (HS CODE 2017: 27011210) DAFTAR ISI PANGSA PASAR PEMBELI BATUBARA INDONESIA DI PASAR EKSPOR 1 Grafik
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 42/08/61/Th. XIX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juni 2013, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 25/06/31/Th. XVIII, 1 Juni NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN APRIL MENCAPAI 988,78 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA BAB I KONSUMSI BATUBARA DUNIA Grafik 1.1. Pertumbuhan Konsumsi Batubara Dunia, 1980 2017 Grafik 1.2. Pertumbuhan Konsumsi dan Impor Batubara China,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 18/04/61/Th. XX, 3 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$79,38 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2013, neraca perdagangan Thailand
Lebih terperinciMarket Brief. Cengkeh di Jerman
Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi
Lebih terperinciSistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan Iin Solihin 1, Sugeng Hari Wisudo 1, Joko Susanto 2 1 Departemen
Lebih terperinciMarket Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I
Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2015, neraca perdagangan Thailand
Lebih terperinciMARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 1 MARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil
Lebih terperinciMarket Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg
Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 18/05/31/Th. XVIII, 2 Mei NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 943,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciMarket Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman
Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK KERTAS Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2015 7 MARKET BRIEF: PRODUK KERTAS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 67/12/61/Th. XIX, 1 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$84,85 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 31/06/61/Th. XX, 2 Juni A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR APRIL MENCAPAI US$99,57 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciBAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.
BAB VI. KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai aliran perdagangan dan investasi pada kawasan integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Integrasi ekonomi memberi
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 53/12/31/Th. XIV, 3 Desember 2012 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 41/08/61/Th. XX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,22 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciMARKET BRIEF: MAKANAN OLAHAN Atase Perdagangan Tokyo
2015 3 MARKET BRIEF: MAKANAN OLAHAN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinci2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA
2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Korea Selatan 1. Total perdagangan Korea Selatan dengan Dunia pada periode
Lebih terperinciPELUANG PASAR PRODUK CRUSTACEANS (HS 0306) DI ITALIA
Oktober 2016 MARKET BRIEF PELUANG PASAR PRODUK CRUSTACEANS (HS 0306) DI ITALIA ATASE PERDAGANGAN KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA Alamat: Via Campania, 55, 00187 Roma, Italia Telp: +39 06 420 0911 DAFTAR
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 14/03/31/Th. XV, 1 Maret 2013 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 50/09/61/Th. XIX, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$29,00 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciT R A D E. Grafik 7.1/Figure 7.1. Volume Impor 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, ,247 3,507 3,067 2,627 1,747
Trade T R A D E Grafik 7.1/Figure 7.1 Volume Ekspor dan Impor Menurut Pelabuhan di Jawa Barat Volume of Imports by Port in Jawa Barat (Ton/Tons) 2006 20100 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 000 4,247
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014
111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 59/11/61/Th. XVII, 3 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$56,42 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 26/06/61/Th. XIII, 1 Juni Ekspor Kalimantan Barat pada bulan April mengalami penurunan sebesar 5,36 persen dibanding
Lebih terperinciCara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp
www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Juli 2013 Halaman : 174 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER No. 02/01/61/Th. XIX, 4 Januari 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$25,38 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciMARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2013 8 MARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2 Profil
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2013
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 41/08/61/Th. XV, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$107,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 35/07/61/Th. XX, 3 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR MEI MENCAPAI US$51,20 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang
Lebih terperinciKomisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2013 TENTANG
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PELEBURAN BADAN USAHA MITSUI-SOKO AIR CARGO Inc DENGAN
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 06/02/31/Th. XIX, 1 Februari 2017 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN DESEMBER MENCAPAI 715,18 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 53/07/61/Th. XIX, 1 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$36,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas daerah perairan seluas 5.800.000 km2, dimana angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah perairan tersebut wajar
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara maritim, dua pertiga wilayahnya merupakan lautan dan luas perairan lautnya mencapai 5.8 juta km 2 termasuk Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Neraca perdagangan komoditi perikanan menunjukkan surplus. pada tahun Sedangkan, nilai komoditi ekspor hasil perikanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi salah satu sektor yang menjadi perhatian utama bagi pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari adanya dukungan kebijakan fiskal maupun non-fiskal.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - SEPTEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - SEPTEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India 1. Total nilai perdagangan India dengan Dunia pada periode Januari-September
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA AGUSTUS 2015
No. 02/10/Th. VI, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA AGUSTUS 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Agustus 2015 tercatat US$ 11,48 juta atau mengalami penurunan sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Agustus 2015 tercatat
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 54/12/31/Th. XVIII, 1 Desember NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER MENCAPAI 1.055,64 JUTA DOLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER No. 02/01/61/Th. XX, 3 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$72,12 JUTA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 43/08/61/Th. XVIII, 3 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MENCAPAI US$53,35 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan
Lebih terperinciKINERJA DAYA SAING PRODUK PERIKANAN INDONESIA DI PASAR GLOBAL. The Competitiveness of Indonesia s Fishery Products in the Global Market
KINERJA DAYA SAING PRODUK PERIKANAN INDONESIA DI PASAR GLOBAL The Competitiveness of Indonesia s Fishery Products in the Global Market Deasi Natalia 1, Nurozy 2 1 Pegawai pada Pusat Data dan Informasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 07/02/61/Th. XIX, 1 Februari 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$ 42,54 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Tengah No. 54/09/72/Th.XX, 15 September 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGAH Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Tengah Selama Agustus 2017, Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 52/09/61/Th. XVIII, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$45,65 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 22/05/61/Th. XX, 2 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR MARET MENCAPAI US$97,79 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laut menutupi lebih dari dua pertiga atau tujuh puluh persen permukaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laut menutupi lebih dari dua pertiga atau tujuh puluh persen permukaan bumi. Luas keseluruhan wilayah laut yang menutupi bumi adalah 361.000.000 km persegi,
Lebih terperinciMARKET BRIEF UDANG. Water shrimps and Prawns HS
MARKET BRIEF UDANG Water shrimps and Prawns HS.030616 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME
Lebih terperinciKinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme
Lebih terperinci