MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo
|
|
- Iwan Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MARKET BRIEF: PRODUK KAKAO Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2 Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan Pemilihan Produk Profil Jepang 8 II. Potensi Pasar Jepang Impor Produk Kakao Jepang - Dunia Potensi Pasar Produk Kakao Jepang - Dunia Kebijakan Impor Produk Kakao di Jepang Saluran Distribusi Produk Kakao di Jepang Permintaan Pasar Produk Kakao di Jepang Persyaratan Impor Produk Kakao di Jepang Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Produk Kakao ke Jepang 20 III. Peluang dan Strategi Peluang Strategi Rekomendasi Strategis 27 IV. Informasi Penting 28 Daftar Importir Produk Kakao di Jepang 31 Referensi 33 Lampiran I. Tarif Bea Masuk Produk Kakao dari Indonesia 34 1
3 Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief Produk Kakao" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar produk kakao di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang telah disampaikan sebelumnya. Urgensi laporan ini dibuat adalah karena adanya dinamika perkembangan pasar dimana tingkat persaingan dengan negara pemasok utama lainnya, yaitu Singapura, Malaysia, Ghana, Republik Pantai Gading, serta negara-negara ASEAN lainnya menjadi semakin kompetitif. Oleh karena itu, agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan mengatur strategi bagi peningkatan ekspor produk kakao ini, maka diperlukan informasi terkini terkait kondisi terbaru pasar produk kakao yang potensial bagi peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang ini. Semoga laporan market brief produk kakao ini dapat bermanfaat bagi pengusaha, asosiasi terkait, serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan terkait ekspor produk kakao ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume ekspor Indonesia ke pasar global pada umumnya dan ke pasar Jepang pada khususnya. Tokyo, Pebruari
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemilihan Produk Produk kakao memiliki market yang besar di Jepang. Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.1, besar market produk kakao di Jepang pada tahun 2013 adalah 366,236 milyar JPY. Jepang bukanlah negara produsen biji kakao sehingga suplai biji kakao bergantung sepenuhnya pada impor dari luar negeri. Gambar 1.2 menunjukkan besar market impor produk kakao di Jepang. Market impor produk kakao di Jepang pada tahun 2014 adalah sebesar US$ 1,047 milyar. 0,22 milyar JPY 9,6 milyar JPY 2,56 milyar JPY 7,5 milyar JPY 34 milyar JPY 310,267 milyar JPY 366,236 milyar JPY Gambar 1.1 Market Produk Kakao di Jepang Tahun 2013 Sumber: Chocolate & Cocoa Association of Japan (diolah) 3
5 Gambar 1.2 Market Impor Produk Kakao di Jepang (dalam Juta USD) Tabel 1.1 menunjukkan HS code dari produk kakao yang menjadi cakupan Market Brief ini. Definisi yang tercantum dalam Tabel 1.1 adalah definisi yang tercantum dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Untuk produk kakao yang tercantum dalam Tabel 1.1 ini, Jepang tercatat mengimpor dari Indonesia sebesar US$ 41,017 juta pada tahun Tabel 1.1 Produk Kakao yang Menjadi Cakupan Market Brief ini HS Code Deskripsi Description 1801 Biji kakao, utuh atau pecah, mentah atau Cocoa beans, whole or broken, raw digongseng. or roasted 1803 Pasta kakao, dihilangkan lemaknya Cocoa paste, whether or not maupun tidak. defatted Mentega, lemak dan minyak kakao. Cocoa butter, fat and oil Bubuk kakao, tidak mengandung Cocoa powder, not containing added tambahan gula atau bahan pemanis sugar or other sweetening matter. lainnya Coklat dan olahan makanan lainnya Chocolate and other food mengandung kakao. preparations containing cocoa. 4
6 Walaupun bukan sebagai negara produsen biji kakao, Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor produk kakao ke berbagai negara di dunia. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.2, negara-negara tujuan ekspor produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted Jepang adalah Estonia (57%), Indonesia (32%), dan Taiwan (11%). Total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1801 ini adalah sebesar US$ 239 ribu, atau meningkat 88,2% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.2 Ekspor HS 1801 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD Estonia Indonesia Taiwan Sumber: ITC (diolah) Negara-negara tujuan utama ekspor produk HS 1803 Cocoa paste, whether or not defatted Jepang adalah Thailand (55%), Singapura (33%), China (6%), dan Korea Selatan (6%). Indonesia tidak tercatat sebagai negara tujuan ekspor Jepang untuk HS 1803 ini. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.3, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1803 ini adalah sebesar US$ 1,857 juta, atau menurun 16,9% dibanding tahun sebelumnya. 5
7 Tabel 1.3 Ekspor HS 1803 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD 1,279 3,859 2,385 2,234 1, Thailand , Singapura 374 1, China Korea Selatan 364 1,894 1,809 1, Sumber: ITC (diolah) Negara tujuan utama ekspor produk HS 1804 Cocoa butter, fat and oil Jepang pada tahun 2014 hanyalah Indonesia dengan nilai US$ 35 ribu. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.4, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1804 ini menurun 79,5% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.4 Ekspor HS 1804 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD Indonesia Sumber: ITC (diolah) Lima negara tujuan utama ekspor produk HS 1805 Cocoa powder, without added sugar Jepang adalah Jerman (73,6%), Rusia (17%), Singapura (7,1%), Hongkong (1,7%), dan Taiwan (0,5%). Indonesia tidak tercatat sebagai negara tujuan ekspor Jepang untuk HS 1805 ini. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.5, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1805 ini adalah sebesar US$ 884 ribu, atau menurun 31,5% dibanding tahun sebelumnya. 6
8 Tabel 1.5 Ekspor HS 1805 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD 2,652 1,664 1,424 1, Jerman 2, Rusia Singapura Hongkong Taiwan Sumber: ITC (diolah) Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.6, negara-negara tujuan ekspor produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa Jepang adalah Hongkong (31,1%), Taiwan (26,2%), Singapura (8,5%), Amerika Serikat (7,2%), dan Korea Selatan (5,7%). Indonesia (0,5%) berada di urutan ke-15. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 2014 untuk produk HS 1806 ini adalah sebesar US$ 71,42 juta, atau meningkat 26,9% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.6 Ekspor HS 1806 Jepang ke Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD 53,570 55,529 61,703 56,302 71, Hongkong 18,099 21,569 21,303 21,184 22, Taiwan 12,410 12,901 12,266 11,506 18, Singapura 4,581 6,013 6,020 5,082 6, Amerika Serikat 3,200 3,015 3,537 3,946 5, Korea Selatan 4,322 2,798 3,197 2,654 4, Indonesia Sumber: ITC (diolah) 7
9 1.2 Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China. Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen. Parlemen di Jepang terdiri dari dua majelis: Majelis Rendah Jepang (House of Representatives) dan Majelis Tinggi Jepang (House of Councillors). Saat ini pemerintahan Jepang dikuasai oleh koalisi partai LDP dan Komeito. Gambar 1.3 menunjukkan peta negara Jepang. Menurut Geospatial Information Authority of Japan, luas negara Jepang yang berpenduduk 127,07 juta (menurut data estimasi Statistics Bureau tanggal 1 Desember 2014) ini 2 adalah sebesar km. Jepang memiliki pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang. 8
10 Bank sentral di Jepang adalah Bank of Japan. Jumlah bank yang mendapatkan izin usaha dari Financial Service Agency, Jepang ada 197 bank, dan 56 bank di antaranya adalah bank negara asing. Jepang memiliki mata uang Yen ( ). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, sehingga Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang baik. Berdasarkan data 1 April 2011, total panjang jalan darat yang dapat dilalui kendaraan di Jepang adalah ,2 km. Untuk transportasi darat, kereta juga memegang peran yang sangat penting. Menurut data 31 Maret 2009, total panjang rel di seluruh Jepang adalah ,4 km, 2.369,7 km di antaranya khusus untuk shinkansen. Jepang memiliki 82 bandara untuk penerbangan domestik, dan 32 di antaranya juga berfungsi sebagai bandara untuk penerbangan internasional. Jepang memiliki 994 pelabuhan, dengan pelabuhan Nagoya sebagai pelabuhan internasional terbesar. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun. 9
11 Gambar 1.3 Peta Negara Jepang 10
12 BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1 Impor Produk Kakao Jepang - Dunia Jepang merupakan negara pengimpor produk kakao dari berbagai negara di dunia. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1 lima negara utama pengekspor produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted ke Jepang adalah Ghana (71,3%), Ekuador (8,5%), Venezuela (7,1%), Republik Pantai Gading (6,7%), dan Republik Dominika (1,9%). Indonesia (0,7%) berada di urutan ke-9 atau urutan pertama untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1801 adalah sebesar US$ 101,75 juta, atau menurun 6,7% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.1 Impor HS 1801 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD 166, , , , , Ghana 129, , ,813 84,545 72, Ekuador 11,931 12,199 11,282 9,461 8, Venezuela 13,785 12,492 18,587 5,360 7, Rep. Pantai Gading 5,363 3,298 3,993 4,678 6, Rep. Dominika 805 3,693 4,622 1,898 1, ASEAN 9 Indonesia 1, Vietnam Thailand Sumber: ITC (diolah) 11
13 Dari Tabel 2.2 dapat terlihat bahwa lima negara utama pengekspor produk HS 1803 Cocoa paste, whether or not defatted ke Jepang adalah Ghana (37,5%), Malaysia (26,8%), Ekuador (11,2%), Republik Pantai Gading (8,6%), dan Belanda (5,7%). Indonesia (2,6%) berada di urutan ke-8, atau urutan ke-3 untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1803 adalah sebesar US$ 43,96 juta, atau meningkat 31,6% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.2 Impor HS 1803 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD 30,835 47,640 39,631 33,412 43, Ghana 4,155 6,202 8,593 9,116 16, Malaysia 12,596 18,497 15,862 9,209 11, Ekuador 3,331 7,624 3,884 3,958 4, Rep. Pantai Gading 1, ,025 1,300 3, Belanda 1,516 2,957 2,291 1,537 2, ASEAN 6 Singapura 4,398 5,020 2,457 2,121 1, Indonesia 754 2,061 1,784 1,849 1, Vietnam Sumber: ITC (diolah) Lima negara utama pengekspor produk HS 1804 Cocoa butter, fat and oil ke Jepang adalah Malaysia (46,3%), Indonesia (19,4%), Belanda (18,7%), Singapura (5,9%), dan Republik Pantai Gading (4%). Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1804 adalah sebesar US$ 196,75 juta, atau meningkat 89,6% dibanding tahun sebelumnya. 12
14 Tabel 2.3 Impor HS 1804 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD 118,569 91,185 84, , , Malaysia 64,362 48,056 41,664 49,541 91, Indonesia 7,581 9,076 9,793 25,772 38, Belanda 22,416 13,408 12,239 13,908 36, Singapura 7,897 10,593 7,567 7,004 11, Rep. Pantai Gading 6,915 1,370 7,581 3,966 7, ASEAN 9 Thailand , Vietnam Sumber: ITC (diolah) Dari Tabel 2.4 dapat terlihat bahwa lima negara utama pengekspor produk HS 1805 Cocoa powder, without added sugar ke Jepang adalah Belanda (44,2%), Malaysia (28,1%), Thailand (8,7%), Singapura (8,3%), dan Amerika Serikat (2,4%). Indonesia (1,1%) berada di urutan ke-8, atau urutan ke-4 untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1805 adalah sebesar US$ 56,05 juta, atau menurun 19,2% dibanding tahun sebelumnya. Lima negara utama pengekspor produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa ke Jepang adalah Singapura (33,3%), Belgia (11,8%), Amerika Serikat (8,6%), Perancis (8,3%), dan Australia (6%). Indonesia (0,05%) berada di urutan ke-30 atau urutan ke-5 di kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2014 untuk produk HS 1806 adalah sebesar US$ 648,33 juta, atau meningkat 5,4% dibanding tahun sebelumnya. 13
15 Tabel 2.4 Impor HS 1805 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD 80,998 98,326 99,851 69,329 56, Belanda 36,970 44,894 43,113 31,891 24, Malaysia 17,737 26,769 29,556 19,539 15, Thailand 10,525 8,654 10,079 5,483 4, Singapura 8,504 8,697 9,457 5,609 4, Amerika Serikat 2,688 2,973 1,431 1,369 1, ASEAN 8 Indonesia Sumber: ITC (diolah) Tabel 2.5 Impor HS 1806 Jepang dari Dunia Periode (dalam ribu US$) Rank Importir Pangsa PERUB (%) 2014 (%) WORLD 511, , , , , Singapura 194, , , , , Belgia 51,098 63,484 65,995 75,672 76, Amerika Serikat 47,724 51,798 64,758 66,091 55, Perancis 37,653 46,992 52,240 53,907 54, Australia 39,427 40,674 39,580 37,392 38, ASEAN 9 Malaysia 19,230 23,154 27,009 25,367 21, Thailand 109 1,340 7,992 10,050 12, Vietnam 1, , Indonesia Filipina Sumber: ITC (diolah) 14
16 Gambar 2.1 menunjukkan lima negara pengekspor terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk seluruh produk kakao. Indonesia berada di urutan ke-3 di antara negara anggota ASEAN lainnya. juta USD Gambar 2.1 Lima Negara Pengekspor Terbesar ke Jepang dari Kawasan ASEAN untuk Produk Kakao 2.2 Potensi Pasar Produk Kakao Jepang - Dunia Dilihat dari perbandingan nilai ekspor dan impor Jepang, dapat terlihat perbedaan yang sangat besar yang menunjukkan bahwa Jepang memiliki potensi pasar impor yang sangat besar. Gambar 2.2 menunjukkan pangsa pasar eksportir, khususnya lima negara eksportir utama produk kakao ke Jepang pada tahun Lima negara eksportir utama produk kakao ke Jepang adalah Singapura (22,3%), Malaysia (13,4%), Ghana (8,6%), Belgia (7,4%), dan Belanda (6,9%). 15
17 Singapura (22,3%) Others (41,4%) Malaysia (13,4%) Belanda (6,9%) Belgia (7,4%) Ghana (8,6%) Gambar 2.2 Pangsa Pasar Eksportir Produk Kakao ke Jepang Tahun 2014 Tabel 2.6 memperlihatkan potensi ekspor Indonesia untuk produk kakao pada tahun Dengan kapasitas ekspor produk kakao Indonesia ke dunia sebesar US$ 1,15 milyar dan nilai impor Jepang dari dunia sebesar US$ 930,48 juta, maka terlihat bahwa Indonesia masih memiliki potensi sebesar US$ 334,56 juta untuk mengekspor produk kakao ke Jepang pada tahun Tabel 2.6 Potensi Ekspor Produk Kakao Indonesia ke Jepang tahun 2013 (dalam ribu US$) HS code Impor Jpn dr Ina 548 1,849 25, Ekspor Ina ke Dunia 446, , , ,445 47,963 Impor Jpn dr Dunia 109,113 33, ,790 69, ,834 Potensi Perdagangan Ina 108,565 31,563 78,018 68,816 47,597 16
18 Secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar untuk produk kakao di Jepang masih sangat terbuka. 2.3 Kebijakan Impor Produk Kakao di Jepang Untuk impor produk kakao, regulasi yang berlaku di Jepang adalah : (1) Custom Law. Tarif bea masuk yang berlaku untuk produk kakao dari Indonesia tercantum pada Lampiran I. Beberapa kode HS untuk produk kakao dari Indonesia sudah atau akan menjadi bebas tarif bea masuk berkat adanya perjanjian ekonomi bilateral Indonesia dan Jepang (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)). Untuk produk-produk dengan kode HS tersebut, pengekspor perlu melampirkan certificate of origin dengan format IJEPA yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Produk kakao yang memiliki kandungan gula atau susu, umumnya memiliki tarif bea masuk di atas 20%. (2) Plant Protection Act. Berdasarkan Plant Protection Act, produk kakao yang berupa raw cocoa beans harus disertai dengan Phytosanitary Certificate dengan format yang sesuai dengan ketetapan International Plant Protection Convention dari negara asal yang menyatakan bahwa produk impor tersebut tidak mengandung bakteri penyakit dan hama. Bila pihak karantina Jepang menemukan adanya bakteri penyakit atau hama pada produk impor, maka pengimpor bertanggung-jawab untuk membersihkan produk dari bakteri peyakit atau hama, atau memusnahkan produk tersebut. Selain itu, tidak boleh ada tanah yang melekat pada produk raw cocoa beans ini. 17
19 (3) Food Sanitation Act. Berdasarkan Food Sanitation Act, produk impor harus memenuhi aturan batas standar residu komponen kimia sebagaimana tercantum dalam Positive List yang ditetapkan oleh Ministry of Health, Labour and Welfare di Jepang. Positive List ini dapat dilihat pada database milik The Japan Food Chemical Research Foundation. Selain itu, untuk agricultural chemicals yang tidak tercantum dalam Positive List, aturan yang berlaku adalah batas kandungan sampai dengan 0,01 ppm. Selain itu, bila produk menggunakan food additive, perlu dipastikan bahwa produk tersebut tidak menggunakan food additive yang dilarang di Jepang. Untuk produk kakao selain biji kakao, importir perlu menyerahkan dokumen tentang bahan materi produk dan proses produksi. Ada kalanya pihak karantina juga meminta certificate of sanitation dan certificate of analysis. 2.4 Saluran Distribusi Produk Kakao di Jepang Gambar 2.3 mendeskripsikan alur distribusi produk kakao dari produsen, lalu diekspor dan sampai kepada konsumen. Produk kakao yang diimpor oleh importir memiliki berbagai jalur distribusi, tergantung pada jenis produk yang diimpor. Untuk produk biji kakao, umumnya importir besar mengimpor produk dalam jumlah besar dan kemudian mendistribusikan produk biji kakao ke wholesaler atau ke perusahaan-perusahaan produsen produk kakao. Namun tidak sedikit produsen-produsen produk kakao di Jepang yang juga langsung mengimpor biji kakao dari luar negeri. Produk kakao didistribusikan ke konsumen baik melalui toko-toko yang khusus menjual produk kakao, maupun melalui department store, dan sebagainya. 18
20 Farmers Local Brokers Cocoa Product Manufactures Exporters Importers Wholesalers Local Cocoa Product Manufacturers Cocoa Product Retailers, Mass Retailers, Restaurants, etc. Consumers Gambar 2.3 Saluran Distribusi Produk Kakao dari Luar Negeri 2.5 Permintaan Pasar Produk Kakao di Jepang Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 2.7, produk kakao di Jepang yang memiliki demand terbesar adalah produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa, yang mencapai volume sebesar ,7 ton pada tahun 2014, atau meningkat 1,75% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, dari Tabel 2.7, dapat terlihat bahwa besar market impor untuk produk HS 1803 Cocoa paste, whether or not defatted dan HS 1804 Cocoa butter, fat and oil mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2014 dibanding dengan tahun 2010, yaitu 68,7% untuk produk HS 1803 dan 41,2% untuk produk HS Namun di sisi lain, besar market produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted terlihat mengalami penyusutan sejak tahun
21 Tabel 2.7 Volume Impor Produk Kakao Jepang dari Dunia Periode (dalam ton) HS Code , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 Sumber: Japan Customs (diolah) 2.6 Persyaratan Impor Produk Kakao di Jepang Untuk produk kakao yang sudah diproses, seperti chocolate product dan sebagainya, importir produk kakao di Jepang umumnya mensyaratkan tempat atau pabrik pengolahan produk kakao memiliki sertifikasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point). Selain itu, eksportir harus dapat memenuhi permintaan spesifikasi dan volume yang diminta oleh pihak importir. Sementara untuk biji kakao, eksportir harus dapat memenuhi permintaan grade yang diminta oleh importir Jepang. Standar mutu yang diminta oleh pihak importir akan berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan pasar yang ditargetkan oleh pihak importir. Sementara itu, perusahaan-perusahaan importir besar umumnya akan melakukan pengecekan langsung ke perkebunan. 2.7 Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Produk Kakao ke Jepang Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor produk kakao ke Jepang adalah sebagai berikut. 20
22 (a) Pemasaran dan promosi. Pengusaha-pengusaha produk kakao perlu terus aktif untuk ikut dalam pameran dagang di Jepang sehingga keberadaan mereka dapat lebih dikenal oleh pengusaha-pengusaha Jepang. (b) Reputasi pesaing. Untuk produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted, dilihat dari nilai impor, produk Ghana menguasai 71,3% market di Jepang, sementara dilihat dari volume impor, produk Ghana mencapai 74,1% dari total volume impor HS 1801 Jepang. (c) Keikut-sertaan Jepang dalam Trans-Pacific Strategic Economic Partnership (TPP). Saat ini Jepang sedang melakukan perundingan untuk ikut serta dalam TPP. Keikut-sertaan Jepang akan memberikan keuntungan bagi negara-negara pesaing seperti Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang tergabung dalam TPP ini, terutama untuk produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa yang umumnya masih diproteksi oleh pemerintah Jepang dengan tarif bea masuk yang tidak rendah. (d) Kendala bahasa/komunikasi. Ada kendala bahasa/komunikasi antara produsen/pengusaha produk kakao di Indonesia dengan konsumer di Jepang karena keterbatasan pihak Jepang dalam penggunaan bahasa Inggris, dan hal ini dapat menghambat proses transaksi. (e) Melemahnya mata uang Yen terhadap USD. Kurs mata uang pada bulan Januari 2015 adalah 118,24 JPY/USD, sementara pada bulan yang sama tahun sebelumnya adalah 103,93 JPY/USD. Melemahnya mata uang Yen terhadap USD akan menaikkan harga produk kakao tersebut ketika dijual di pasar Jepang. 21
23 (f) Naiknya pajak konsumsi. Kenaikan pajak konsumsi di Jepang pada bulan April 2014 yang lalu dari 5% menjadi 8% memberikan dampak negatif terhadap daya beli masyarakat Jepang. Nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga pada bulan April-Desember 2014 lebih kecil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. (g) Harga. Untuk produk HS 1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted, harga rata-rata produk dari Indonesia seharga US$ 7,68/kg, sementara produk dari Ghana hanya seharga US$ 3,08/kg. Perbedaan harga untuk produk HS 1801 yang hampir mencapai 250% ini tentunya menjadi penghambat peningkatan nilai ekspor produk HS 1801 Indonesia ke Jepang.. 22
24 BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1 Peluang a. Bentuk Kerjasama Dengan hubungan bilateral yang terbina baik antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengundang lebih banyak investor dari Jepang untuk mengembangkan produk kakao di Indonesia. b. Tarif bea masuk Melalui perjanjian kerjasama ekonomi dengan Jepang dalam kerangka IJEPA, beberapa produk kakao dari Indonesia telah menjadi bebas tarif bea masuk. Sebagai contoh, untuk produk HS Cocoa paste: wholly or partly defatted dari Indonesia akan menjadi bebas tarif bea masuk pada tahun 2015 ini. Untuk produk HS ini, produk dari Ekuador, Ghana, dan Republik Pantai Gading dikenakan tarif bea masuk sebesar 7%. Lebih rendahnya nilai tarif bea masuk memberi peluang yang lebih baik bagi Indonesia. c. Kapasitas produksi kakao Indonesia Indonesia merupakan negara produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia setelah Republik Pantai Gading dan Ghana. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1, produksi biji kakao di Indonesia mencapai di atas ton per tahun. Dengan kapasitas produksi yang besar, Indonesia memiliki peluang yang baik untuk meningkatkan ekspor ke Jepang. 23
25 Gambar 3.1 Kapasitas Produksi Biji Kakao Tiga Produsen Terbesar Dunia (dalam ribu ton) d. Reputasi produk Indonesia Untuk produk HS 1804 Cocoa butter, fat and oil, Indonesia terus mengalami peningkatan nilai ekspor ke Jepang dalam 5 tahun belakangan ini. Pada tahun 2010, Indonesia berada di urutan ke-4 di bawah Malaysia, Belanda, dan Singapura. Namun pada tahun 2014, Indonesia merupakan negara pengekspor ke Jepang terbesar kedua dengan market share sebesar 19,4%. Hal ini menunjukkan bahwa produk HS 1804 dari Indonesia dapat diterima oleh market Jepang. e. Kondisi negara pesaing Penyakit virus Ebola yang melanda wilayah Afrika Barat dikhawatirkan akan menyebar ke Ghana dan Republik Pantai Gading. Kekhawatiran ini sempat menaikkan harga kakao di pasar internasional pada akhir tahun 2014, karena bila wabah virus Ebola melanda kedua negara tersebut dapat dipastikan para pekerja di perkebunan kakao akan mengungsi ke luar negeri, sehingga akan membawa dampak negatif terhadap produksi dan ekspor kakao dari kedua negara tersebut. 24
26 3.2 Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi dunia usaha Indonesia untuk dapat meningkatkan pangsa pasar untuk produk kakao di Jepang. a. Berpartisipasi dalam pameran dagang di Jepang. Pameran-pameran yang terkait produk kakao dilaksanakan setiap tahunnya di Jepang. Para pengusaha produk kakao di Indonesia kiranya dapat proaktif untuk berpartisipasi mengikuti pameran sehingga keberadaan perusahaan mereka dapat dikenal di Jepang. b. Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Jepang. Para pengusaha produk kakao di Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang luar negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi pameran dan perkembangan terkait produk kakao ini, maupun untuk bantuan prasarana kerjasama dengan pihak Jepang. c. Konsentrasi pengembangan dan promosi produk. Peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Jepang untuk produk HS 1804 Cocoa butter, fat and oil perlu terus diusahakan. Selain itu, Indonesia perlu mengupayakan peningkatan market share untuk produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa yang memiliki market impor terbesar untuk produk kakao di Jepang. Pada tahun 2014, Indonesia hanya memiliki market share sebesar 0,05% untuk produk HS 1806 ini, dibandingkan Singapura yang memiliki market share sebesar 33,3%. 25
27 d. Membina terus hubungan baik dengan pembeli dari Jepang. Bila telah berhasil bertransaksi dengan importir Jepang, pengusaha produk kakao di Indonesia harus berusaha untuk terus menjaga kualitas produk sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan importir Jepang tersebut. e. Proaktif untuk mengajak investor Jepang masuk ke Indonesia. Pengusaha-pengusaha di Indonesia perlu mendekati investor Jepang untuk mendirikan perusahaan bersama, baik untuk pengembangan perkebunan kakao, maupun untuk pengembangan produk kakao. Perlu diupayakan untuk mengajak investor membantu pengembangan produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa di Indonesia. Keberadaan investor Jepang juga akan membantu pemasaran produk kakao ke negeri Jepang itu sendiri. f. Meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik. Pasar produk organik di Jepang semakin meningkat. Hal ini perlu diresponi dengan meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik sehingga hasil produk dapat memiliki sertifikasi sebagai produk organik. g. Mengusahakan pembebasan/penurunan tarif bea masuk. Untuk meningkatkan daya saing produk HS 1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa, pemerintah Indonesia perlu mengadakan negosiasi dengan pemerintah Jepang untuk mendapatkan pembebasan/penurunan tarif bea masuk. 26
28 3.3 Rekomendasi Strategis Berikut adalah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan strategi yang disampaikan di atas. a. Bimbingan dan penyuluhan. Pengadaan bimbingan dan penyuluhan perlu terus diadakan sehingga pengusaha/petani dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya. b. Penyediaan bantuan modal. Pemberian bantuan modal kepada petani, serta pengusaha akan membantu peningkatan produksi produk kakao. Pemerintah perlu mengusahakan pemberian bantuan modal dengan bunga rendah, dan juga penyediaan fasilitas dan peralatan dengan biaya sewa yang rendah. c. Bantuan promosi. Pelaksanaan promosi produk kakao Indonesia di Jepang perlu dilaksanakan terus-menerus. Para pengusaha produk kakao di Indonesia perlu didorong dan difasilitasi untuk terus ikut dalam pameran dagang di Jepang. d. Penataan birokrasi untuk investasi asing. Prosedur yang jelas, pelayanan yang terpadu diperlukan agar pihak asing mudah melakukan ekspansi dan investasi di Indonesia. 27
29 BAB IV INFORMASI PENTING 1 Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 2 Asosiasi Terkait Produk Kakao di Jepang Chocolate & Cocoa Association of Japan 6-9-5, Shinbashi, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: Japan Biscuit Association F, Shinbashi, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: Japan Chocolate Industrial Cooperation , Higashi Sakashita, Itabashi-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: The Federation of Japan Confectionery Associations , Ikejiri, Setagaya-ku, Tokyo , Japan Phone: Website: 28
30 3 Daftar Pameran Terkait Produk Kakao di Jepang Chocolate Exhibition Website: chocolate-osaka.com Phone: FOODEX Website: www3.jma.or.jp/foodex Phone: Supermarket Trade Show Website: Phone: The World Food and Beverage Great Expo Website: Phone: Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: info@kbritokyo.com Website: kbritokyo.jp KJRI Osaka Konsul Jendral: Bpk. Wisnu Edi Pratignyo Resona Senba Building 6 th Floor , Minami Senba, Chuo-ku, Osaka , Japan Phone: Fax: kjri-osaka@indonesia-osaka.org Website: 29
31 ITPC Osaka Kepala: Ibu Hotmida Purba Wakil Kepala: Bpk. Adhi K. Yudha Halim Matsushita IMP Building 2 Floor Shiromi, Chuo-ku, Osaka Japan Phone: Fax: Website: 30
32 Daftar Importir Produk Kakao di Jepang 1. Cargill Japan Co., Ltd , Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo, Japan Phone: Fax: Website: 2. Contifera Co., Ltd F, Toranomon, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 3. Daito Cacao Co., Ltd , Shimo-Meguro, Meguro-ku, Tokyo , Japan Phone: Website: 4. Dari K Co., Ltd. 22-1F, Imashinzaike Nishi-cho, Nakagyo-ku, Kyoto , Japan Phone: Website: 5. Imanaka Ltd , Doshoumachi, Chuo-ku, Osaka-shi, Osaka , Japan Phone: Fax: Website: 6. Itochu Corporation 2-5-1, Kita Aoyama, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Website: 31
33 Itochu Corporation (Jakarta) The Plaza Office Tower Lantai 26 Jl. M.H Thamrin Kav Jakarta 10350, Indonesia Phone : Fax : Meiji Co., Ltd , Shin-suna, Koto-ku, Tokyo , Japan Phone : Website: 8. Mitsubishi Corporation Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone : Website: Mitsubishi Corporation (Jakarta) Sentral Senayan II, Jl. Asia Afrika No. 8 Lantai Jakarta 10270, Indonesia Phone : /5 Fax : Mitsui & Co.,Ltd , Otemachi, Chiyoda-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: Sun-Eight Trading Co.,Ltd F, Minami Aoyama, Minato-ku, Tokyo , Japan Phone: Fax: Website: 32
34 REFERENSI Badan Pusat Statistik Indonesia. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun International Trade Center. Japan Customs, Pebruari 2015, JETRO, Handbook for Agricultural and Fishery Products Import Regulations 2009, published on February 2010 by Japan External Trade Organization The Japan Food Chemical Research Foundation. Trade Statistics of Japan. World Tariff. 33
35 Lampiran I. Tarif Bea Masuk Produk Kakao dari Indonesia HS Number Description Tariff Note 1801 COCOA BEANS, WHOLE OR BROKEN, RAW OR ROASTED Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted free 1803 COCOA PASTE, WHETHER OR NOT DEFATTED Not defatted free IJEPA B Wholly or partially defatted 0,9% IJEPA B COCOA BUTTER, FAT AND OIL Cocoa butter, fat and oil free COCOA POWDER, NOT CONTAINING ADDED SUGAR OR OTHER SWEETENING MATTER - Cocoa powder, not containing added sugar or other sweetening matter 1,3% IJEPA B CHOCOLATE AND OTHER FOOD PREPARATIONS CONTAINING COCOA: - Cocoa powder, containing added sugar or other sweetening matter: Containing added sugar 29,8% IJEPA X Other 12,5% IJEPA X - Other preparations in blocks or slabs weighing more than 2 kg or in liquid, paste, powder, granular or other bulk form in containers or immediate packings, of a content exceeding 2 kg: - - Food preparations of goods of heading 0401 to 0404 containing cocoa powder in a proportion by weight of less than 10%: Containing not less than 30% of natural milk constituents by weight, calculated on the dry matter, excluding pressurized containers: For "the Pooled Quota" for other milk products 21% IJEPA X Other 23,8%+679JPY/kg IJEPA X Other: Containing added sugar 23,8% IJEPA X Other 21,3% IJEPA X - - Other: Containing added sugar: Chewing gum and other sugar confectionery; preparations in blocks, slabs, bars and paste: Chewing gum and other sugar confectionery; foods, the largest single ingredient of which is sugar by weight 29,8% IJEPA X Other 29,8% IJEPA X Other 28% IJEPA X Other: For the quantity (quota) stipulated on food preparations containing cocoa for manufacture of chocolate by a Cabinet Order, on the basis of the quantity of demand of powdered milk and such food preparations for the manufacture of chocolate in the coming fiscal free year (April- March), and also in consideration of other relevant conditions Other 12,5% IJEPA X - Other, in blocks, slabs or bars: Filled 10% IJEPA X - - Not filled: Chocolate confectionery 10% IJEPA X Other: Containing added sugar: Chewing gum and other sugar confectionery; foods, the largest single ingredient of which is sugar by weight 29,8% IJEPA X Other 29,8% IJEPA X Other 12,5% IJEPA X - Other: Chocolate confectionery 10% IJEPA X 34
36 - - Other: Food preparations of goods of heading 0401 to 0404, containing cocoa powder in a proportion by weight of less than 10%: Containing not less than 30% of natural milk constituents by weight, calculated on the dry matter, excluding whipped cream in pressurized containers: For "the Pooled Quota" for other milk products 21% IJEPA X Other 23,8%+679JPY/kg IJEPA X Other: Containing added sugar 23,8% IJEPA X Other 21,3% IJEPA X Other: Containing added sugar: Chewing gum and other sugar confectionery; foods, the largest single ingredient of which is sugar by weight 29,8% IJEPA X Other 29,8% IJEPA X Other 12,5% IJEPA X 35
MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2014 10 MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 6 II.
Lebih terperinciMARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 6 MARKET BRIEF: STEARIC ACID Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo
2013 7 MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2
Lebih terperinciMARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 5 MARKET BRIEF: GUM ROSIN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 5
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 3 MARKET BRIEF: PRODUK ROTAN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 0603 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo
214 7 MARKET BRIEF: HS 63 FLOWERS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 7/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 2701 COAL Atase Perdagangan Tokyo
213 4 MARKET BRIEF: HS 271 COAL Atase Perdagangan Tokyo [HS 271 Coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal] [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market
Lebih terperinciMARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2014 12 MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Sektor 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
213 2 MARKET BRIEF: Ubi Kayu, Ubi Jalar & Talas Atase Perdagangan Tokyo [HS 714 Manioc, arrowroot, salep, Jerusalem artichokes, sweet potatoes and similar roots and tubers with high starch or inulin content,
Lebih terperinciMARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
213 11 MARKET BRIEF: STATIONERY NON-PAPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 11/213] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I.
Lebih terperinciMARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
214 8 MARKET BRIEF: FURNITURE Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang 11
Lebih terperinciMARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 4 MARKET BRIEF: E-COMMERCE DI JEPANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo
2016 2 MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 3 I. Pendahuluan 4
Lebih terperinciMARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
214 9 MARKET BRIEF: UDANG Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 529, Higashi Gotanda, Shinagawaku, Tokyo] [Market Brief Atdag Tokyo 9/214] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk
Lebih terperinciMarket Brief. Beras di Jerman
Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa
Lebih terperinciMarket Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I
Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2
Lebih terperinciMarket Brief. Cengkeh di Jerman
Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi
Lebih terperinciMARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2013 10 MARKET BRIEF: HS 3301 ESSENTIAL OIL Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk
Lebih terperinciMarket Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg
Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara
Lebih terperinciMARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2016 1 MARKET BRIEF: COPPER & PRODUK COPPER Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah
17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih menjadi salah satu primadona Indonesia untuk jenis ekspor non-migas. Indonesia tidak bisa menggantungkan ekspornya kepada sektor migas saja sebab
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI MEI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR Tiongkok / RR China 1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok / RR China dengan Dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut
Lebih terperinciMARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2013 8 MARKET BRIEF: SEPATU Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2 Profil
Lebih terperinciT R A D E. Grafik 7.1/Figure 7.1. Volume Impor 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, ,247 3,507 3,067 2,627 1,747
Trade T R A D E Grafik 7.1/Figure 7.1 Volume Ekspor dan Impor Menurut Pelabuhan di Jawa Barat Volume of Imports by Port in Jawa Barat (Ton/Tons) 2006 20100 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 000 4,247
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perkebunan merupakan usaha yang berperan penting bagi perekonomian nasional, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani, sumber
Lebih terperinciMARKET BRIEF: MAKANAN OLAHAN Atase Perdagangan Tokyo
2015 3 MARKET BRIEF: MAKANAN OLAHAN Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciMarket Intelligence Biji Kakao dan Produk dari Biji Kakao (HS 1801)
Market Intelligence Biji Kakao dan Produk dari Biji Kakao (HS 1801) ITPC Osaka - 2015 Daftar Isi Daftar Isi 1 Kata Pengantar 3 BAB I. PENDAHULUAN. 4 1. Profil Jepang.. 4 2. Geografi..... 4 3. Pemerintahan.
Lebih terperinciMarket Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman
Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 26/05/61/Th. XVIII, 4 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$48,87 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciLAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN
LAPORAN MARKET BRIEF UDANG DAN KEPITING di KOREA SELATAN ITPC BUSAN MARET 2014 Daftar Isi Hal 1. Pendahuluan...... 3 1.1 Gambaran Umum Sektor Perikanan Korea Selatan...... 3 1.2 Jumlah Konsumsi Seafood
Lebih terperinciMARKET BRIEF: PRODUK KERTAS Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
2015 7 MARKET BRIEF: PRODUK KERTAS Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Produk 3 1.2 Profil Jepang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciBAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO. Jakarta, 18 September 2013
BAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO Jakarta, 18 September 2013 Kebijakan Tata Niaga Komoditi MEKANISME PASAR Harga dan ketersediaan barang tergantungpadasupply-demand
Lebih terperinciMuslim M. Amin Sama halnya dengan kakao, Indonesia juga dikenal sebagai produsen kopi terbesar ketiga dunia setelah...
Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndonesia dikenal sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Untuk lingkup Asia, Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014
111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 59/11/61/Th. XVII, 3 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$56,42 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER No. 02/01/61/Th. XIX, 4 Januari 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$25,38 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 26/06/61/Th. XIII, 1 Juni Ekspor Kalimantan Barat pada bulan April mengalami penurunan sebesar 5,36 persen dibanding
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 18/04/61/Th. XX, 3 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$79,38 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan berada di sekitar garis khatulistiwa, sehingga memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER No. 60/11/61/Th. XVIII, 2 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$45,13 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 67/12/61/Th. XIX, 1 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$84,85 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2011
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 07/02/61/Th. XV, 1 Februari 2012 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ember mengalami penurunan sebesar 36,49 persen
Lebih terperinciCara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp
www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Juli 2013 Halaman : 174 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 07/02/61/Th. XIX, 1 Februari 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$ 42,54 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 43/08/61/Th. XVIII, 3 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MENCAPAI US$53,35 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2013
da BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 49/09/61/Th. XVI, 2 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$140,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas daerah perairan seluas 5.800.000 km2, dimana angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah perairan tersebut wajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan
Lebih terperinciV. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.
V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan
Lebih terperinciMARKET BRIEF PRODUK COCOA BUTTER, FAT AND OIL (HS ) DI SINGAPURA
MARKET BRIEF PRODUK COCOA BUTTER, FAT AND OIL (HS 180400) DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA 2015 1 DAFTAR ISI Sampul 1 Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Tabel 2 4 5 6
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 56/11/72/Th. XV, 01 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH SEPTEMBER EKSPOR SENILAI US$ 32,12 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan us
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN SELATAN PERIODE : JANUARI OKTOBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Korea Selatan Selatan 1. Total perdagangan Korea Selatan Selatan dengan
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 25/06/31/Th. XVIII, 1 Juni NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN APRIL MENCAPAI 988,78 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 53/07/61/Th. XIX, 1 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$36,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk
114 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk perekonomian bagi masyarakat Indonesia. Salah satu sektor agroindustri yang cendrung berkembang
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 14/03/31/Th. XV, 1 Maret 2013 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 20/05/61/Th. XIII, 3 Mei Ekspor Kalimantan Barat pada bulan et mengalami peningkatan sebesar 14,48 persen dibanding
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2013
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 41/08/61/Th. XV, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$107,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. dengan berkat dan rahmat-nya, kami dapat melaksanakan penulisan. Market Brief perdagangan produk manisan dan gula-gula di Hungaria.
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan YME, karena hanya dengan berkat dan rahmat-nya, kami dapat melaksanakan penulisan Market Brief perdagangan produk manisan dan gula-gula di Hungaria.
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR ANALISIS PEMBEBASAN BEA MASUK BIJI KAKAO
LAPORAN AKHIR ANALISIS PEMBEBASAN BEA MASUK BIJI KAKAO PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinci... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri GULA di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)
Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com J ika industri gula dalam negeri tidak segera dibenahi, bisa saja Indonesia akan menjadi importir gula mentah terbesar di dunia
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam yang dapat diandalkan salah
Lebih terperinciKinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 56/12/61/Th. XIII, 1 Desember Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ober mengalami peningkatan sebesar 65,94 persen
Lebih terperinciPerdagangan Indonesia
Tinjauan Terkini Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 6, Agustus 2010 Perdagangan Indonesia Volume 6, Agustus 2010 Daftar Isi Tinjauan Umum Hingga Juni 2010 Beberapa Produk Yang Mengalami Peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China 1. Total nilai perdagangan RR China dengan Dunia pada periode Januari-Juli
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010 No. 11/03/61/Th. XIII, 1 Maret 2010 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,15
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER No. 59/11/61/Th. XIX, 1 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$77,48 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelumas Pertamina adalah produk pelumas yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan (subsidiary)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat
Lebih terperinciV. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.
54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA
V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar
Lebih terperinciEKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 18/05/31/Th. XVIII, 2 Mei NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 943,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2015 No. 15/2/61/Th. XVIII, 16 Februari 2015 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2015 MENCAPAI US$39,66 JUTA Nilai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - INDIA BULAN : JANUARI 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - INDIA BULAN : JANUARI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India 1. Total nilai perdagangan India dengan Dunia pada bulan Januari 2014 mencapai US$ 62,48
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 50/09/61/Th. XIX, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$29,00 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciMarket Brief. ITPC Osaka
2012 Market Brief ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7 II. Potensi Pasar Jepang 10 1. Ekspor Impor Cocoa
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 31/06/61/Th. XX, 2 Juni A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR APRIL MENCAPAI US$99,57 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2014
111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. No. 07/02/61/Th. XVIII, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$47,53 JUTA Nilai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 42/08/61/Th. XIX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 22/04/61/Th. XVIII, 1 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$34,77 JUTA Nilai ekspor Kalimantan
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.
BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut
Lebih terperinci