Pengaturan Suhu Ruangan Berbasis PID Menggunakan Mikrokontroler AT89S51

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaturan Suhu Ruangan Berbasis PID Menggunakan Mikrokontroler AT89S51"

Transkripsi

1 Pengaturan Suhu Ruangan Berbasis PID Menggunaan Miroontroler AT89S51 Edward Teguh Hartono 1, Trias Andromeda,ST. MT. 2, Sumardi,ST. MT. 2 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstra Metode endali Proporsional-Integral-Derivative (PID) merupaan sebuah metode endali yang banya diterapan di bidang industri sampai saat ini. Kontroler ini memilii parameter-parameter pengontrol, yaitu onstanta proporsional (Kp), onstanta integral (Ki), dan onstanta turunan (Kd). Salah satu metode penalaan endali PID yang dienal adalah metode Ziegler-Nichols. Metode ini dapat digunaan pada plant yang memilii watu mati dan watu tunda pada respon alang terbuanya. Sedangan untu plant yang tida memilii watu mati maupun watu tunda pada respon alang terbuanya, metode trial and error merupaan metode yang paling coco untu metode penalaannya. Pada tugas ahir ini digunaan endali PID secara digital, sehingga miroontroler AT89S51 digunaan untu melauan pengendalian tersebut. Selain itu, miroontroler juga melauan perhitungan untu PWM (Pulse Width Modulation) yang aan digunaan untu mengatur ecepatan ipas angin sebagai atuatornya. Pada sistem ini berlangsung dua tahap pada apliasinya, yaitu tahap memasuan data untu menentuan parameter-parameter endali yang henda digunaan dan tahap pengendalian yang dilauan dengan menerapan parameter-parameter yang telah didapatan. Kedua tahap tersebut diterapan dalam sebuah modul yang menggunaan miroontroler AT89S51. Kata unci : Kendali PID, Miroontroler AT89S51 I. PENDAHULUAN Latar Belaang Metode endali secara umum dapat digolongan menjadi dua macam, yaitu endali secara analog dan endali secara digital. Masing-masing endali tersebut masih dapat digolongan menjadi dua macam lagi, yaitu endali alang terbua dan endali alang tertutup. Untu Tugas Ahir ini, miroontroler AT89S51 dipilih sebagai endali digital, arena eluarga miroontroler ini sudah banya digunaan dalam dunia industri. Sedangan metode endali yang digunaan adalah endali alang tertutup dengan menggunaan metode Proporsional, Integral, Derivatif, maupun perpaduan di antara etiganya. Kipas angin digunaan sebagai pendingin (atuator) dalam sistem pengaturan suhu ini, dan ecepatan putar ipas angin ini diendalian oleh miroontroler dengan menggunaan Pulse Width Modulation (PWM). Miroontroler ini digunaan sebagai pengendali (PID) dan PWM secara digital dalam sistem ini. Tujuan Tujuan yang henda dicapai adalah membuat prototipe sistem pengaturan suhu ruangan dengan menggunaan motor DC sebagai ipas angin endali berbasis Proporsional, Integral, Derivatif, maupun perpaduan di antara etiganya secara digital dengan miroontroler AT89S51. Batasan Masalah Permasalahan yang dibahas terbatas pada beberapa pembatasan masalah beriut ini. 1. Suhu ruangan dibatasi pada isaran 28 0 C-50 0 C. 2. Suhu di luar ruangan diasumsian lebih rendah daripada di dalam ruangan. 3. Miroontroler yang digunaan adalah AT89S Plant yang diendalian adalah plant pengaturan suhu udara dengan PWM driver Proses yang dapat dilauan oleh sistem hanyalah proses pendinginan oleh motor DC dan suhu plant dianggap merata di daerah yang diatur suhunya. 6. Proses pemanasan dilauan secara onstan oleh lampu pijar 40W. 7. Suhu yang dijadian referensi untu perhitungan adalah suhu hasil pembacaan dari sensor suhu LM35 tanpa alibrasi dengan peralatan penguur suhu standar. 8. Jangauan pengaturan suhu udara adalah 30 o C sampai dengan 40 o C dengan enaian sebesar 1 o C, sedangan jangauan penguuran suhu adalah 0 o C sampai dengan 78 o C. 9. Pengendali PID diterapan menggunaan miroontroler AT89S Metode penalaan PID yang digunaan adalah metode trial and error. II. DASAR TEORI Sistem Kendali PID Pengendali PID adalah suatu sistem pengendali yang merupaan gabungan antara pengendali proporsional, integral, dan turunan (derivative). Dalam watu ontinyu, sinyal eluaran pengendali PID dapat dirumusan sebagai beriut. t de t u( t) K pe t K i e t dt K d...(1) dt dengan: 0 u(t) = sinyal eluaran pengendali PID K p = onstanta proporsional K i = onstanta integral K d = onstanta turunan e(t) = sinyal esalahan Karena teni ini sudah terbuti begitu berguna untu ontrol watu ontinyu, maa diinginan untu diembangan algoritma ontrol digital yang memilii

2 arater serupa dengan sema watu ontinyu. Integral aan dihitung dengan integrasi trapezoidal dan derivatif dengan persamaan beda arah bali. Dengan menggunaan integrasi trapezoidal dan derivatif dengan persamaan beda arah bali, persamaan sinyal ontrol pada persamaan (1) dapat ditulisan seperti pada Persamaan (2) Kd u Ke p KT i e0 e 1 e1 e 2... e 1 e e e...(2) T Sedangan algoritma untu (-1) adalah seperti pada Persamaan (3) Kd u Ke p KT i e e e e e e...(3) T Pengurangan dari Persamaan (2) dan (3) menghasilan Persamaan (4). KT i Kd u u K e e e e e e e...(4) 1 p T Atau menggabungan watu cupli yang sama menghasilan Persamaan (5). KT K KT 2K K i d i d d u u 1 K p e Kp e 1 e 2... (5) 2 T 2 T T 2.2 Penalaan Pengendali PID Penalaan pengendali PID pada dasarnya adalah mencari nilai onstanta-onstanta K p, K i, dan K d. Ada beberapa metode penalaan yang dapat digunaan, seperti metode Ziegler-Nichols. Metode ini merupaan metode penalaan yang paling sering digunaan. Sedangan metode lain yang dapat digunaan adalah metode trial and error, di mana nilai K p, K i, dan K d didapat dari hasil coba-coba. a 0,63 L T Time Gambar 1 Kurva tanggapan berbentu S Metode Ziegler-Nichols didasaran pada respon plant terhadap masuan tangga (step) dalam alang terbua. Dari urva tanggapan terhadap masuan tangga yang diperoleh seperti pada Gambar 1, plant tersebut dapat dianalisa. Jia ditari garis singgung pada titi peralihan urva S dan melanjutannya sampai memotong garis ondisi tuna, maa aan diperoleh parameter watu tunda L dan onstanta watu T. Parameter-parameter yang didapat dari urva reasi digunaan untu menentuan parameter-parameter pengendali PID berdasaran tetapan-tetapan empiris Zielger-Nichols. Rumus-rumus untu mencari parameter pengendali menggunaan metode urva reasi ditabelan pada Tabel 1. Tabel 1 Rumus parameter PID dengan penalaan Ziegler- Nichols Pengendali Kp Ti Td P PI PID 1 a - - 0,9 a 3L - 1,2 a 2L L Miroontroler AT89S51 AT89S51 merupaan sebuah miroontroler yang mengonsumsi daya rendah dengan CMOS 8 bit serta memilii memori flash internal sebesar 4 Kbyte. Perangat eras ini juga ompatibel dengan pin-pin eluaran dan instrusi-instrusi standar industri 80C51. Flash internal memunginan memori program diprogram ulang dalam sebuah sistem rangaian atau dengan sebuah memori pemrogram non volatile onvensional. 2.4 Penampil Kristal Cair (LCD) Penampil Kristal Cair atau Liquid Crystal Display (LCD) adalah peralatan yang terdiri dari ristal cair dan chip memori pengolah tampilan untu menampilan arater. LCD yang digunaan adalah M1632 yang mampu menampilan data sebanya 16 arater dalam 2 baris, seperti yang ditunjuan pada Gambar 2. Gambar 2 LCD M1632 tampa atas. III. PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangat Keras Perangat eras dirancang seperti pada Gambar 3. Miroontroler digunaan untu menghitung selisih antara suhu referensi dengan suhu eadaan nyata. Selain itu miroontroler juga digunaan sebagai pengendali PID digital dan pemodulasi lebar pulsa (PWM / Pulse Width Modulation) untu tegangan masuan motor DC. Miroontroler juga dihubungan dengan LCD dan sebuah eypad 12 tombol. LCD digunaan sebagai penampil data yang dimasuan dan pemantau suhu eadaan nyata. Sedangan eypad 12 tombol yang terhubung e miroontroler berfungsi dalam proses input data e dalam miroontroler. LCD Miro ontroler KEYPAD ADC 0804 Driver Pengond isi Sinyal I Sensor Suhu (LM 35) (Motor DC) Pemanas 2 Gambar 3 Diagram blo perangat eras pengaturan suhu udara.

3 Data yang masu e dalam miroontroler berupa data digital, sehingga diperluan pengubah sinyal analog yang berasal dari sensor suhu menjadi sinyal digital. Pengubah sinyal analog e bentu digital yang digunaan adalah ADC Sinyal analog yang menjadi masuan ADC 0804 telah diperuat oleh pengondisi sinyal arena tegangan analog yang dihasilan oleh sensor suhu LM35 cuup ecil, sedangan tegangan yang diperluan oleh ADC 0804 adalah tegangan dalam jangauan 0 sampai dengan 5 volt. Sedangan tegangan masuan e motor DC diperoleh dari supply 12 V yang diendalian oleh PWM digital dari miroontroler Miroontroler AT89S51 Rangaian sistem minimum miroontroler AT89S51 dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 5 Sema plant pengatur suhu dengan PWM driver Penampil Kristal Cair (LCD) M1632 LCD M1632 dipilih sebagai alat untu pengamatan visual. Rangaian untu mengoperasian LCD ditunjuan pada Gambar Ω 30p 30p Gambar 6 Rangaian LCD M1632. Mode erja yang digunaan adalah mode 4 bit, sehingga bus data yang digunaan hanyalah DB4 - DB7. DB4 - DB7 dari LCD M1632 dihubungan langsung dengan P1.4 P1.7 miroontroler. Kendali erja LCD dilauan oleh P1.0 untu pin RS (ai 4), P1.1 untu pin R / W (ai 5), dan P1.2 untu pin E (ai 6) pada LCD. Gambar 4 Sistem minimum miroontroler AT89S51. Pada perancangan sistem pengaturan ini, port 0 digunaan untu scanning eypad, port 1 digunaan sebagai port pengiriman data e LCD, dan port 3 digunaan sebagai pembaca data dari ADC Port 2 digunaan untu beberapa eperluan, yaitu untu pengendali perintah e ADC (menggunaan pin p2.2, p2.6 dan p2.7), dan untu PWM (menggunaan pin 2.4). Gambar 4 juga menunjuan adanya sebuah tombol yang dihubungan dengan miroontroler. Tombol tersebut digunaan untu reset miroontroler. Setelah tombol reset diatifan, semua pin masuan dan eluaran aan diberi logia Driver PWM Dalam tugas ahir ini digunaan PWM digital. Sedangan driver PWM digunaan untu menghubungan pin 25 miroontroler (yang digunaan sebagai eluaran PWM dari miroontroler) dengan ipas angin (yang membutuhan tegangan 12 volt) sehingga ecepatan putar ipas angin sebagai pendingin dapat diendalian. Sema dari driver PWM ini ditunjuan pada Gambar Perancangan Perangat Luna Pengontrolan dengan miroontroler menggunaan bahasa assembler sebagai perangat lunanya. Pada awal program ditawaran untu memilih pengendalian dengan menggunaan nilai Kp, Ki, Kd, suhu referensi, dan suhu awal yang telah ditetapan di dalam program atau henda memasuan nilai-nilai tersebut sendiri. Jia henda memasuan nilai-nilai tersebut sendiri, maa nilai Kp, Ki, Kd, suhu referensi, dan suhu awal yang diehendai dapat dimasuan e dalam miroontroler melalui eypad 12 tombol. Setelah pemberian nilai Kp, Ki, Kd, suhu referensi, dan suhu awal selesai, maa miroontroler aan melauan pencuplian nilai suhu real melalui ADC, lalu menghitung nilai suhu eadaan nyata. Setelah itu, miroontroler aan memerisa apaah suhu eadaan nyata sudah mencapai suhu awal atau belum. Jia sudah, baru miroontroler aan melauan proses perhitungan selanjutnya, yaitu mendapatan nilai e, e -1, e -2, u -1, dan emudian menghitung sinyal endali u. Setelah didapat sinyal endali u, miroontroler aan melauan onversi untu mengubah nilai sinyal endali u sehingga diperoleh nilai yang dapat digunaan sebagai masuan untu PWM driver. Perhitungan serta pengendalian ini aan terus menerus dilauan oleh miroontroler secara berulang-ulang. Diagram alir program utama secara umum dapat dilihat pada Gambar 7. 3

4 Sub-rutin timer 1 Sub-rutin timer 0 Gambar 8 Diagram alir sub rutin interupsi timer 0. Gambar 7 Diagram alir program utama secara umum Perancangan Program PWM Pada program ini digunaan dua buah interupsi untu menjadi PWM digital, yaitu interupsi timer 0 dan interupsi timer 1. Timer 0 diberi nilai 30 milideti, yaitu nilai untu satu periode PWM. Sedangan timer 1 diberi nilai lebar pulsa ON untu PWM yang telah diperoleh melalui pengonversian nilai u. Jadi, timer 0 aan memberian interupsi setiap 30ms. Setelah interupsi dari timer 0 diberian, miroontroler aan menjalanan sub rutin interupsi timer 0, yaitu menonatifan timer 0, memberian logia high untu PWM, mengatifan timer 1, mengisi embali timer 0 dengan nilai 30 milideti, dan mengatifan embali timer 0. Setelah itu miroontroler aan embali menjalanan program utama. Diagram alir sub rutin interupsi timer 0 dapat dilihat pada Gambar 8. Program asembler untu sub-rutin interupsi timer 0 adalah sebagai beriut. org 0Bh ; vetor interupsi timer 0 CLR TR0 ; menonatifan timer 0 SETB PWM ; memberian logia high pada PWM ACALL Timer1 ; memanggil sub rutin timer 1 ACALL Timer0 ; memanggil sub rutin timer 0 RETi ; eluar dari sub-rutin interupsi ; dan embali e program utama Sedangan penjelasan untu sub-rutin timer 0 dan timer 1 adalah sebagai beriut. Timer1: MOV Th1,78h MOV Tl1,77h ; isi timer 1 dengan lama watu ; ON untu PWM (ambil nilai dari alamat 77h dan 78h SETB Tr1 ; atifan timer 1 RET ; embali dari sub-rutin timer 1 Timer0: MOV Th0,#HIGH TIGAPLHMS ; isi timer dg MOV Tl0,#LOW TIGAPLHMS ; lama periode PWM,yaitu 30 milideti. SETB Tr0 ; atifan timer 0 RET ; embali dari sub-rutin timer 0 Timer 1 diisi dengan lama watu tegangan high diberian, yaitu nilai lebar pulsa ON untu PWM. Untu lebih jelasnya dapat dilihat embali pada gambar 13. Jadi, timer 1 aan menentuan lebar pulsa ON pada PWM. Setelah interupsi dari timer 1 diberian, miroontroler aan menjalanan sub rutin interupsi timer 1, yaitu menonatifan timer 1 dan memberian logia low untu PWM. Setelah itu miroontroler aan embali menjalanan program utama. Diagram alir sub rutin interupsi timer 1 dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Diagram alir sub rutin interupsi timer 1. 4

5 Program asembler untu sub-rutin interupsi timer 1 adalah sebagai beriut. org 1Bh ; vetor interupsi timer 1 CLR TR1 ; menonatifan timer 1 CLR PWM ; memberian logia low pada PWM RETi ; eluar dari sub-rutin interupsi ;dan embali e program utama Perancangan Program PID Pada sub-bab ini aan dibahas bagian program asembler yang berfungsi melauan perhitungan untu mendapatan nilai U dari hasil endali PID. Bagian program tersebut dan penjelasannya adalah sebagai beriut. ;################################### ;## MENGHITUNG (...) x e-2 #### ;################################### EK_2: MOV A,32H ; A = Kd MOV B,34H ; B = T DIV AB MOV 51H,A ; 51H = Kd/T MOV 52H,B ; 52H = sisa Kd/T MOV 62H,A ; 62H = Kd/T ;##### MENGHITUNG (...) x e ###### MOV A,31H ; A = Ki MOV 50H,A ; 50H = KiT/2 ADD A,30H ; A = KiT/2 + Kp ADD A,51H ; A = KiT/2 + Kp + Kd/T MOV 60H,A ; 60H=( KiT/2 + Kp + Kd/T ) ;#### MENGHITUNG (...) x e-1 ##### MOV A,50H ; A = KiT/2 SUBB A,30H ; A = KiT/2 - Kp JC NEGATIF_1 SUBB A,32H ; A = KiT/2 - Kp - Kd JC NEGATIF_2 MOV 61H,A ;61H=(KiT/2 - Kp - 2Kd/T) SJMP RUTIN1 NEGATIF_1: CPL A INC A SETB 00H ; 61h bernilai negatif ADD A,32H MOV 61H,A ; 61H=(KiT/2-Kp-2Kd/T) SJMP RUTIN1 NEGATIF_2: CPL A INC A SETB 00H MOV 61H,A ; 61H=(KiT/2-Kp-2Kd/T) SJMP RUTIN1 ### ;#MENGALIKAN KONSTANTA DG e,e-1,e-2 ### ### RUTIN1: MOV A,60H MOV B,44H MUL AB MOV 6Ah,A ; 6Ah=e x(kit/2+kp+kd/t) ; low byte MOV 6Bh,B ; high byte MOV A,61H MOV B,45H MUL AB MOV 6Ch,A ;6Ch=e-1 x(kit/2-kp-2kd/t) ;low byte MOV 6Dh,B ;high byte MOV A,62H 5 MOV B,46H MUL AB MOV 6Eh,A ; 6Eh = e-2 x (Kd/T) ; low byte MOV 6Fh,B ; high byte #### ;#### JUMLAHKAN HASIL PERHITUNGANNYA #### #### MOV R0,6Ah MOV R1,6Bh MOV R2,6Eh MOV R3,6Fh MOV C,01h MOV 06h,C MOV C,03h ACALL TOTAL ; R1R0 + R3R2 MOV R0,06h MOV R1,07h MOV R2,42h MOV R3,43h MOV C,08h MOV 06h,C MOV C,05h ACALL TOTAL ; R1R0 + R3R2 JB 00h,UUU MOV C,02h UUUU: MOV C,08h MOV 06h,C MOV R0,06h MOV R1,07h MOV R2,6Ch MOV R3,6Dh ACALL TOTAL ; R1R0 + R3R2 MOV 40H,R6 ; 40H diisi U low byte MOV 41H,R7 ; 41H diisi U high byte MOV C,08h MOV 04h,C UUU: MOV C,02h CPL C SJMP UUUU IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian Kalang Terbua Pengujian alang terbua dilauan untu melauan penalaan PID dengan metode Ziegler-Nichols. Pada pengujian ini, plant diberi masuan berupa tegangan 6 volt yang diberian e ipas. Tanggapan plant tersebut ditunjuan pada Gambar 10. Suhu Plant (derajat Celcius) Gambar 10 Tanggapan plant suhu untu alang terbua.

6 Tanggapan plant suhu menunjuan bahwa pada plant ini tida ada watu tunda (delay time), arena setelah plant dijalanan suhu aan langsung menurun dengan cepat. Dengan demiian metode Ziegler-Nichols untu penalaan PID tida dapat diterapan untu plant ini. Sehingga untu plant ini digunaan metode trial and error untu mendapatan nilai Kp, Ki, dan Kd yang terbai. Pengujian ini menghasilan tanggapan plant yang berisar antara 36 o C 37 o C. Hal ini disebaban suhu lingungan yang berpengaruh besar pada sistem plant pengaturan suhu. Pengujian Penalaan PID dengan Trial and Error Pengendalian PID pada pengujian ini dilauan dengan menggunaan nilai parameter-parameter secara trial and error, sehingga didapat nilai parameter yang menghasilan pengendalian yang paling optimal. Pengujian ini dilauan untu mengetahui unju erja pengendali PID dengan parameter-parameter tersebut, terhadap nilai referensi suhu yang diberian, yaitu sebesar 34 0 C Pengujian dengan Variasi Nilai Kp Dari tanggapan suhu plant pemanas udara dengan variasi nilai Kp = 80, 90, 99, dan nilai Ki dan Kd yang tetap (Ki = 99, Kd = 60) dapat dietahui beberapa arateristi sistem plant. Karateristi sistem ditabelan dalam Tabel 2. Tabel 2 Karateristi tanggapan sistem (Suhu Awal = 42 0 C, Suhu Referensi = 34 0 C). Kp Ki Kd t r t p t s Mp ( dt ) ( dt ) ( dt ) ( % ) , , ,5 Pengujian pengendalian PID dilauan pada tiga nilai Kp yang berbeda dengan suhu awal dan suhu referensi yang sama. Sesuai dengan nilai referensi yang diberian terhadap suhu awal sistem, didapatan arateristi watu tanggapan sistem yang semain cepat untu nilai Kp yang semain besar. Demiian pula, watu penetapan dan watu punca pun semain cepat untu Kp yang semain besar. Tanggapan sistem mencapai estabilan pada suhu diarenaan error didetesi dengan sala minimum 1 0 C Pengujian dengan Variasi Nilai Ki Dari tanggapan suhu plant pemanas udara dengan variasi nilai Ki = 80,90,99, dan nilai Kp dan Kd yang tetap (Kp = 99, Kd = 60) dapat dietahui beberapa arateristi sistem plant pemanas. Karateristi sistem ditabelan dalam Tabel 3. Tabel 3 Karateristi tanggapan sistem (Suhu Awal = 42 0 C, Suhu Referensi = 34 0 C). Ki Kp Kd t r t p t s Mp (dt) (dt) (dt) ( % ) , , ,5 Pengujian pengendalian PID dilauan pada tiga nilai Ki yang berbeda dengan suhu awal dan suhu referensi yang sama. Sesuai dengan nilai referensi yang diberian terhadap suhu awal sistem, didapatan arateristi watu tanggapan sistem yang semain cepat untu nilai Ki yang semain besar. Demiian pula, watu penetapan dan watu punca pun semain cepat untu Ki yang semain besar. Tanggapan sistem mencapai estabilan pada suhu diarenaan error didetesi dengan sala minimum 1 0 C Pengujian dengan Variasi Nilai Kd Dari tanggapan suhu plant pemanas udara dengan variasi nilai Kd = 60,70,80, dan nilai Kp dan Ki yang tetap (Kp=99, Ki=99) dapat dietahui beberapa arateristi sistem plant pemanas. Karateristi sistem ditabelan dalam Tabel 4. Tabel 4 Karateristi tanggapan sistem (Suhu Awal = 42 0 C, Suhu Referensi = 34 0 C). t Kd Kp Ki r t p t s Mp (dt) (dt) (dt) ( % ) , , ,5 Pengujian pengendalian PID dilauan pada tiga nilai Kd yang berbeda dengan suhu awal dan suhu referensi yang sama. Sesuai dengan nilai referensi yang diberian terhadap suhu awal sistem, didapatan arateristi watu tanggapan sistem yang semain lambat untu nilai Kd yang semain besar. Ini disebaban sifat dari Kd yang meredam sistem dengan mengurangi aslerasi sinyal endali. Watu penetapan dan watu punca pun aan semain lambat untu Kd yang semain besar. Tanggapan sistem mencapai estabilan pada suhu diarenaan error didetesi dengan sala minimum 1 0 C. 4.3 Pengujian Pengendalian PID Pengendalian PID pada pengujian ini dilauan dengan menerapan parameter-parameter yang didapat dari pengujian penalaan. Pengujian ini dilauan untu mengetahui unju erja pengendali PID dengan parameter-parameter tersebut, terhadap perubahan nilai referensi suhu yang diberian. Dari tanggapan suhu plant pemanas udara dengan nilai referensi sebesar 34 o C, 35 o C, dan 36 o C dapat dietahui beberapa arateristi sistem plant pemanas. Karateristi sistem ditabelan dalam Tabel 5. Tabel 5 Karateristi tanggapan sistem. Suhu Referensi t ( o awal r t p C ) ( o (dt) (dt) C ) t s (dt) Mp ( % ) , , ,33 Pengujian pengendalian PID dilauan pada tiga nilai referensi yang berbeda dengan suhu awal yang sama. Sesuai dengan nilai referensi yang diberian terhadap suhu awal sistem, didapatan arateristi watu tanggapan sistem yang semain lama untu nilai 6

7 referensi yang semain ecil (semain besar selisihnya dari nilai awal). Lewatan masimum yang terjadi untu etiga tanggapan sistem terlihat sangat besar, terutama untu tanggapan dengan nilai referensi sebesar 36 o C. Persentase lewatan masimum yang cuup besar ini terjadi aibat besarnya onstanta proporsional yang diberian pada pengendali. Besarnya nilai onstanta proporsional membuat sinyal endali yang diberian epada pemanas mempunyai nilai masimum selama tanggapan peralihan sistem, bahan sampai beberapa saat setelah melewati suhu referensi. Lonjaan masimum untu referensi 34 o C terlihat ecil bila dibandingan dengan dua referensi lainnya. Hal ini dapat terjadi arena terbatasnya emampuan ipas untu mendinginan sistem. Terbatasnya emampuan pendinginan sistem ini disebaban arena suhu referensi semain mendeati suhu lingungan di luar plant, sehingga untu menurunan suhu dibutuhan watu yang semain lama. Kecepatan respon sistem ini sangat dipengaruhi oleh ondisi lingungan di luar plant. Ini disebaban arena ipas pendingin mengambil udara dari luar sistem untu mendinginan sistem, sehingga semain tinggi suhu di luar sistem maa aan semain lama pula proses penurunan suhu pada sistem ini. Dari grafi tanggapan plant suhu terlihat bahwa emampuan ipas untu menurunan suhu mulai berurang setelah melewati suhu seitar 35 o C. Peranan onstanta turunan urang terasa pada plant ini. Ini diarenaan arateristi plant yang memilii respon yang lambat, sehingga dengan adanya pemberian onstanta turunan justru aan semain memperlambat respon sistem, arena sifat onstanta turunan yang meredam sistem dengan mengurangi aslerasi sinyal endali. Tanggapan sistem mencapai estabilan pada suhu diarenaan error didetesi dengan sala minimum 1 0 C. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasaran hasil pengujian dan analisa yang telah dilauan, didapatan beberapa esimpulan sebagai beriut. 1. Penalaan PID dengan Metode Ziegler-Nichols hanya dapat diterapan pada plant yang memilii watu tunda dan watu mati. Sehingga untu plant yang tida memilii watu tunda dan watu mati, penalaan PID dapat dilauan dengan menggunaan metode trial and error, walaupun metode ini membutuhan watu yang cuup lama. 2. Dengan menggunaan Kp = 99, watu nai (Tr) sistem menjadi lebih cepat 6 deti daripada Kp = 90 dan lebih cepat 13 deti daripada Kp = Dengan menggunaan Ki = 99, watu nai (Tr) sistem menjadi lebih cepat 5 deti daripada Ki = 90 dan lebih cepat 8 deti daripada Ki = Untu plant pengaturan suhu ini, peranan onstanta derivatif urang terasa menguntungan arena sifat dari plant yang memilii respon yang lambat. 5. Dengan menggunaan Kd = 80, watu nai (Tr) sistem menjadi lebih lambat 10 deti daripada Kd = 70 dan lebih lambat 14 deti daripada Kd = Saran 1. Untu mendapatan respon pendinginan yang lebih cepat, plant dapat diletaan di dalam ruangan yang memilii suhu yang cuup rendah. 2. Untu mendapatan pengaturan suhu yang lebih aurat, resolusi suhu plant yang diamati dapat dibuat lebih ecil. DAFTAR PUSTAKA (1) Astrom, Karl Johan and Bjorn Wittenmar, Adaptive Control, Addison-Wesley Publishing Company, Inc., (2) Ercegovac, Milos D. and Tomas Lang, Digital Systems and Hardware/Firmware Algorithms, University of California, Los Angeles, (3) Jacquot, Raymond G., Modern Digital Control System, Marcel Deer, Inc., New Yor, (4) Ogata, Katsuhio, Teni Kontrol Otomati, Jilid 1, Jaarta : Erlangga, (5) Putra, Afgianto Eo, Belajar Miroontroller AT89C51/52/55, Edisi Pertama, Yogyaarta : Gava Media, (6)..., (7)..., (8)..., (9)..., Pembimbing I, BIOGRAFI Edward Teguh H-(L2F001591) Tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni Universitas Diponegoro Semarang seja tahun Saat ini sedang menyelesaian pendidian S-1 pada jurusan yang sama dengan onsentrasi ontrol. steve_3dward@hotmail.com Mengetahui, Pembimbing II, Sumardi, ST. MT. Trias A, ST.MT. NIP NIP

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR) Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Wahyudi, Sorihi, dan Iwan Setiawan. Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Diponegoro Semarang e-mail : wahyuditinom@yahoo.com.

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining

Lebih terperinci

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

Pendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,

Lebih terperinci

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut

Lebih terperinci

KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi

KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA Thiang, Resmana, Wahyudi Jurusan Teni Eletro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalanerto 121-131 Surabaya Email : thiang@petra.ac.id,

Lebih terperinci

Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi

Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t

Lebih terperinci

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming

Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan

Lebih terperinci

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN PENGENDALIAN TEMPERATUR PANEL LINE D-10 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA MESIN CARTONING DAN WRAPPING PT. UNILEVER RUNGKUT-SURABAYA Laras dwi Kawuri 1, Sumardi,

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Makalah Seminar Tugas Akhir RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Heru Triwibowo [1], Iwan Setiawan [2], Budi Setiyono

Lebih terperinci

PROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING

PROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING Konferensi asional Sistem dan Informatia 28; Bali, ovember 15, 28 KS&I8-44 PROGRAM SIMULASI UTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS IFIITE IMPULSE RESPOSE UTUK MEDIA PEMBELAJARA DIGITAL SIGAL PROCESSIG Damar Widjaja

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Feedforward Bacpropagation Sorihi *, Wahyudi **, Iwan Setiawan ** Abstra - Jaringan syaraf bacpropagation merupaan aringan syaraf yang telah

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012 KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT

ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009

Model Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009 Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan

Lebih terperinci

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( ) PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

Disain dan Implementasi Kontrol PID Model Reference Adaptive Control untuk Automatic Safe Landing Pada Pesawat UAV Quadcopter

Disain dan Implementasi Kontrol PID Model Reference Adaptive Control untuk Automatic Safe Landing Pada Pesawat UAV Quadcopter JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () 6 Disain dan Implementasi Kontrol PID Model Reference Adaptive Control untu Automatic Safe Landing Pada Pesawat UAV Quadcopter Teddy Sudewo, Ea Isandar, dan Katju Astrowulan

Lebih terperinci

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA Hendrik Albert Schweidzer Timisela Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, 081322194212 Email: has_timisela@linuxmail.org Jurusan

Lebih terperinci

II. PERANCANGAN SISTEM

II. PERANCANGAN SISTEM Sistem Pengaturan Intensitas Cahaya Dengan Perekayasaan Kondisi Lingkungan Pada Rumah Kaca Alfido, Ir. Purwanto, MT., M.Aziz muslim, ST., MT.,Ph.D. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono

Lebih terperinci

KONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION

KONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 29; Bali, November 14, 29 KONTROL MOTOR PID DENGAN KOEFISIEN ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULTANEOUS PERTURBATION Sofyan Tan, Lie Hian Universitas Pelita Harapan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON Maalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numeri yang dibimbing oleh Dr. Nur Shofianah Disusun oleh: M. Adib Jauhari Dwi Putra 146090400111001

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium

Lebih terperinci

MODUL V PENCACAH BINER ASINKRON (SYNCHRONOUS BINARY COUNTER)

MODUL V PENCACAH BINER ASINKRON (SYNCHRONOUS BINARY COUNTER) MOUL V PENH INE SINON (SYNHONOUS INY OUNTE) I. Tujuan instrusional husus 1. Membuat rangaian dan mengamati cara erja suatu pencacah iner (inary counter). 2. Menghitung freuensi output pencacah iner. 3.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perbandingan Unjuk Kerja Kontroller PID Metode Pertama Ziegler-Nichols dan CMAC (Cerrebellar Model Articulation Controller) pada Pengendalian Plant Suhu Deni Juharsyah 1, Iwan Setiawan,ST. MT. 2, Wahyudi,ST.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU

PERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah

Lebih terperinci

Pemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai

Pemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran

Lebih terperinci

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas

Lebih terperinci

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM

MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract

Lebih terperinci

BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY)

BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) 7.1 Pendahuluan. Rele jara merespon terhadap banya inputsebagai fungsi dari rangaian listri yang panjang (jauh) antara loasi rele dengan titi gangguan. Karena impedansi

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Seminar Tugas Akhir APLIKASI KENDALI MENGGUNAKAN SKEMA GAIN SCHEDULING UNTUK PENGENDALIAN SUHU CAIRAN PADA PLANT ELECTRIC WATER HEATER Ahmad Shafi Mukhaitir [1], Iwan Setiawan, S.T., M.T. [2],

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Jurnal Teni dan Ilmu Komputer ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS AN ANALYSIS OF THE VARIATION PARAMETERS OF THE ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Lebih terperinci

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network

Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listri Penyulang Renon Menggunaan Metode Artificial Neural Networ I Gede Dyana Arana Jurusan Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Udayana Denpasar, Bali,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEMANAS BEARING MENGGUNAKAN KONTROL PI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN SISTEM PEMANAS BEARING MENGGUNAKAN KONTROL PI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 PERANCANGAN SISTEM PEMANAS BEARING MENGGUNAKAN KONTROL PI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Sigit Purwanto. 1, Sumardi, ST. MT. 2, Iwan Setiawan, ST. MT. 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Faultas Teni Informatia, Institut Tenologi Telom Jl. Teleomuniasi No.1 Bandung 40286 Telp. (022) 7564108

Lebih terperinci

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER

ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER Oleh: Supardi SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN ILMU FISIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 PENDAHULUAN Liquid Crystal elastomer (LCE

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN116 DC Motor Speed Control using PID Oleh: Tim IE, Yosef S. Tobing, dan Welly Purnomo (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Sistem kontrol dengan metode PID (Proportional Integral

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi: Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan

Lebih terperinci

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan

Penentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN 4.1 Prinsip Kerja Rangkaian Rangkaian ini bekerja berdasarkan dua buah sensor yang di pasang secara berdampingan, dengan memanfaatkan Phototransistor sebagai

Lebih terperinci

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN

KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi

Lebih terperinci

KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR. Luqman Buchori, Setia Budi Sasongko *)

KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR. Luqman Buchori, Setia Budi Sasongko *) KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR Luqman Buchori, Setia Budi Sasongo *) Abstract Biodiesel were produced by trans-etherification of castor oil with alcohol in the presence of NaOH catalyst.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem

Lebih terperinci

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa 187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

BAB III MODEL KANAL WIRELESS

BAB III MODEL KANAL WIRELESS BAB III MODEL KANAL WIRELESS Pemahaman mengenai anal wireless merupaan bagian poo dari pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara eseluruhan, seperti pada sistem

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN SISTEM

IV. PERANCANGAN SISTEM SISTEM PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR PADA MESIN PEMUTAR GERABAH MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DEFERENSIAL (PID) BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh: Pribadhi Hidayat Sastro. NIM 8163373 Jurusan

Lebih terperinci

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI

ISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI 2009 25 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDIAGNOSA JENIS PENYAKIT KANDUNGAN Bambang Yuwono Jurusan Teni Informatia UPN Veteran

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

Pengembangan Sensor Koil Datar 3-D untuk Deteksi Gempa Dini di Wilayah Lombok

Pengembangan Sensor Koil Datar 3-D untuk Deteksi Gempa Dini di Wilayah Lombok 84 JNTETI, Vol. 6, No. 1, Februari 17 Pengembangan Sensor Koil Datar 3-D untu Detesi Gempa Dini di Wilayah Lombo Islahudin 1, Muhammad Nizaar Abstract In this study, a flat coil application as a threedimensional

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna aktif Detection

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna aktif Detection Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna atif Detection CDMA dengan Modulasi Quadrature Phase Shift Keying Berbasis Perangat Luna Saretta Nathaniatasha

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN POLA GEOMETRI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Muhamad Tonovan *, Achmad Hidayatno **, R. Rizal Isnanto ** Abstra - Pengenalan waah adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE SCHNABEL

BAB III METODE SCHNABEL BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,

Lebih terperinci

PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION

PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION TUJUAN: 1. Memahami prinsip dasar PWM 2. Memahami rangkaian Driver Motor DC 3. Memahami pemrograman assembly untuk pengaturan PWM Konsep Dasar PWM Salah satu cara yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA Seminar Nasional Informatia 2009 (semnasif 2009) ISSN: 1979-2328 UPN Veteran Yogyaarta, 23 Mei 2009 IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN DAN MONITORING MOTOR SINKRON TIGA FASA ( HARDWARE ) Ir. Gigih Prabowo, MT. 1, Ir. Era Purwanto,M.Eng. 2, Arif Darmawan 3 1 Dosen Jurusan Teni Eletro Industri 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti

Lebih terperinci

TEORI KINETIKA REAKSI KIMIA

TEORI KINETIKA REAKSI KIMIA TORI KINTIK RKSI KII da (dua) pendeatan teoreti untu menjelasan ecepatan reasi, yaitu: () Teori tumbuan (collision theory) () Teori eadaan transisi (transition-state theory) atau teori omples atif atau

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 2008; Bali, November 5, 2008 PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Wahyudi Setiawan

Lebih terperinci

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.

PELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman. JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA CMAC DENGAN KONTROLLER PID METODE PERTAMA ZIEGLER-NICHOLS PADA PENGENDALIAN PLANT SUHU. Wahyudi 1 ABSTRACT

PERBANDINGAN KINERJA CMAC DENGAN KONTROLLER PID METODE PERTAMA ZIEGLER-NICHOLS PADA PENGENDALIAN PLANT SUHU. Wahyudi 1 ABSTRACT PERBANDINGAN KINERJA CMAC DENGAN KONTROLLER PID METODE PERTAMA ZIEGLER-NICHOLS PADA PENGENDALIAN PLANT SUHU Wahyudi 1 ABSTRACT The 1 st Ziegler-Nichols method usually used in industrial workplace doesn

Lebih terperinci

KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF (PID) UNTUK MOTOR DC MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF (PID) UNTUK MOTOR DC MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF (PID) UNTUK MOTOR DC MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Erwin Susanto Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi Telkom Bandung Email: ews@ittelkom.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Apliasi Pada tahap implementasi ini merupaan penerapan apliasi dari hasil perancangan sistem yang ada untu mencapai suatu tujuan yang diinginan. Implementasimelasanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. Halaman Motto. Kata Pengantar.

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. Halaman Motto. Kata Pengantar. DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan Pembimbing Lembar Pengesahan Penguji Halaman Persembahan Halaman Motto Kata Pengantar Abstraksi Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel i ii iii iv v vi ix x xiv

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MULTIMEDIA UNTUK PENGENALAN BAHASA ISYARAT BAGI ANAK TUNARUNGU BERBASIS ANDROID

PERANCANGAN APLIKASI MULTIMEDIA UNTUK PENGENALAN BAHASA ISYARAT BAGI ANAK TUNARUNGU BERBASIS ANDROID 170 Jurnal Sistem dan Tenologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 170 PERANCANGAN APLIKASI MULTIMEDIA UNTUK PENGENALAN BAHASA ISYARAT BAGI ANAK TUNARUNGU BERBASIS ANDROID Alfian Irdandi 1, Helfi

Lebih terperinci

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Andhyka Vireza, M. Aziz Muslim, Goegoes Dwi N. 1 Abstrak Kontroler PID akan berjalan dengan baik jika mendapatkan tuning

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Watu Penelitian Penelitian ini dilauan di Jurusan Matematia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Watu penelitian dilauan selama semester

Lebih terperinci

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU

MODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB

PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB PENGENALAN POLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION MENGGUNAKAN MATLAB Wirda Ayu Utari Universitas Gunadarma utari.hiaru@gmail.com ABSTRAK Program pengenalan pola ini merupaan program yang dibuat

Lebih terperinci