KIMIA ANORGANIK (Kode : D-15) PERPINDAHAN MASSA OKSIGEN DARI UDARA KE AIR SUNGAI DAN BIODEGRADASI ZAT ORGANIK DALAM AIR SUNGAI
|
|
- Liani Yulia Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MKH PEDMPI KIMI ORIK (Kode : D-5) IS : PERPIDH MSS OKSIE DRI UDR KE IR SUI D IODERDSI ZT ORIK DM IR SUI Maria Enda Prasadja Program Studi Teni Kimia, Faultas Teni, Universitas Setia udi, Suraarta, Indonesia (enda_usb@yaoo.om) Jl. etjen Sutoyo, Suraarta 5727, Telp. : , Fax : , info@setiabudi.a.id bstra Pada pembuangan limba organi e dalam sungai aan mengalami deomposisi dengan menggunaan osigen dari udara yang terlarut dalam air, seingga terjadi perpindaan massa osigen dari udara e air sungai yang diiuti dengan reasi imia. Penelitian ini bertujuan menyusun persamaan empiris untu meramal arga oefisien perpindaan massa osigen dari udara e air sungai. Penelitian dilauan dengan mengaliran air sungai e dalam suatu model sungai yang berupa saluran air terbua. Dilauan pada variasi eepatan antara,2393 ml deti - sampai,994 ml deti - dan variasi edalaman sungai antara, m sampai,4 m. Kadar osigen yang terlarut diuur dengan Dissolved Oxygen Meter dan adar baan organi dietaui dengan analisa emial Oxygen Demand. Dari asil penelitian diperole tetapan reasi rerata sebesar 2,7.0-6 deti - dan oefisien perpindaan massa osigen berisar antara 6,4.0-8 m deti - sampai,6.0-7 m deti -. Hubungan antar elompo ta berdimensi untu oefisien perpindaan massa osigen dengan peuba peuba operasinya dinyataan S 2,6.0-5 ( Re ),922 dengan isaran ilangan Reynolds antara.236,76 sampai.989,9 dan besar esalaan rerata 0,2857%. Kata uni : Transfer Massa, Osigen, aan Organi PEDHUU Perembangan tenologi yang begitu pesat dan terus berlanjut serta meningatnya urbanisasi yang diaibatan ole pembangunan yang dilauan ole negara - negara berembang pada dewasa ini menyebaban ebutuan teradap perlindungan dan pemeliaraan lingungan idup yang seat dan aman perlu mendapat peratian yang main besar. Pembangunan industri diarapan dapat meningatan esejateraan bagi masyaraat. amun bila dalam perumusan ebijasanaan pembangunan industri tida memasuan unsur - unsur pertimbangan yang berorientasi pada lingungan, maa tiga unsur poo dalam eosistem, yaitu air, udara dan tana, aan mengalami penurunan ualitas yang substansial sebagai aibat penemaran ole baan sisa buangan atau limba. Sisa buangan atau limba dapat berupa gas dan debu, airan atau padatan. imba tida anya berasal dari industri tetapi juga dari ruma tangga, pelayanan umum (seperti ruma sait, perantoran, pertooan dsb., dari ativitas pertanian, transportasi, dll. [2]. Pembuangan limba organi, seperti sampa ota dan limba industri e dalam suatu aliran alami (sungai), menjadi masala yang sangat penting. Deomposisi baan organi dalam badan air ole bateri aerob untu proses metabolisme menggunaan osigen yang terlarut Seminar asional Kimia dan Pendidian Kimia III (S-KPK III)..486
2 dalam air. dapun reasi umum yang mungin berlangsung sangat omples, yang disederanaan dalam persamaan reasi sebagai beriut : miroba x H y O z + O 2 O 2 + H 2 O + dll. enzim Jadi dalam al ini, baan organi ( x H y O z ) bereasi dengan osigen terlarut dalam air. ila adar osigen terlarut dalam air lebi renda dari adar jenunya, maa aan terjadi perpindaan osigen dari udara e air. Ole arena itu, dalam proses biodegradasi baan organi dalam sungai, terjadi dua proses simultan, yaitu reasi imia dan perpindaan massa dari udara e air. ila adar baan organi dalam air sangat tinggi, maa eepatan reasi imia aan sangat besar, seingga eepatan pemaaian osigen aan lebi tinggi dari eepatan perpindaan osigen dari udara. ibatnya adar osigen terlarut dalam air aan turun dan berarti ualitas airnya menurun. Studi lingungan di Indonesia seja air dasawarsa ini banya dilauan. ai studi, penelitian, disusi dan seminar yang beraitan dengan upaya pananganan lingungan berdasaran pengamatan, lebi banya masi bersifat ualitatif. Sedangan studi uantitatif yang diperluan untu menentuan apaa suatu baan itu membaayaan atau tida masi urang. esaran uantitatif, misalnya jenis, onsentrasi, sifat fisi dan imia, eepatan perpindaan, dan watu penemaran sangat diperluan untu evaluasi dan pengambilan eputusan. Pada proses biodegradasi baan organi pada sungai, jia adar osigen terlarut dalam air sungai turun menapai arga di bawa suatu batas tertentu, maa miroba aan mati. Hal ini perlu diega, antara lain dengan pembatasan jumla buangan limba baan organi e sungai, atau dengan aerasi sungai tersebut [4]. Ole arena itu, disripsi uantitatif proses biodegradasi baan organi dalam sungai diperluan. Dalam al ini suatu model matemati aan sangat membantu dalam menentuan parameter yang diari seara uantitatif [3]. Proses perpindaan baan imia dalam eadaan sesunggunya adala sangat omples. Untu memaami perilau suatu sistem maa dibuat suatu model yang disederanaan []. Penelitian ini bertujuan menyusun persamaan empiris untu meramal arga oefisien perpindaan massa osigen dari udara e air sungai, berdasar data perobaan laboratorium untu berbagai nilai peuba. Taanan teradap perpindaan massa antarfase anya terdapat di dalam edua lapisan fase, tetapi tida terdapat pada antar permuaan edua fase. Sedangan onsentrasi - onsentrasi pada antar permuaan p i dan i merupaan onsentrasi eseimbangan. Keepatan perpindaan massa ( ) dalam masing - masing fase adala sebagai beriut : (p - p i ) ( i - ) () Dp D (2) Persamaan () dapat juga ditulisan beriut : p - p - i i - (3) sebagai Jadi bila oefisien perpindaan dan dietaui, maa onsentrasi - onsentrasi pada antar mua p i dan i dapat ditentuan seara grafis, atau seara analitis apabila dietaui persamaan urva esetimbangannya, p i f ( i ) (4) Pada umumnya tidala mungin menguur onsentrasi - onsentrasi pada antar permuaan edua fase. Seingga lebi sesuai menggunaan oefisien eseluruan yang berdasaran gaya pendorong eseluruan antara omposisi edua fase, p dan. Seminar asional Kimia dan Pendidian Kimia III (S-KPK III)..487
3 Untu H (tetapan Henry) berlau persamaan : p i H i + b (5) p H * + b (6) Jia p * adala onsentrasi dalam fase gas yang beresetimbangan dengan onsentrasi dalam fase air, maa berlau persamaan : p * H + b (7) Selanjutnya perpindaan massa antar fase dapat ditulis : K (p - ) (8) Persamaan (8) mempunyai satuan onsentrasi yang tida onsisten, dan perlu diuba menjadi : K (p - p *) K Dp o (9) dengan K adala oefisien perpindaan massa eseluruan fase gas, di dalamnya suda teraup taanan bai dalam fase air dan fase gas. Dalam enyataannya p * itu tida ada. ila * adala onsentrasi dalam fase air dan jia seandainya beresetimbangan dengan onsentrasi dalam fase gas p, maa dapat ditulis dengan ara yang sama : K ( * - ) K D o (0) dengan K adala oefisien perpindaan massa eseluruan fase air, di dalamnya suda teraup taanan bai fase air maupun fase gas. Hubungan antara oefisien perpindaan massa eseluruan dengan oefisien perpindaan massa individual dapat diari dengan jalan Dari persamaan (9) : K p - p * p - pi pi - p * + () Persamaan (5) dan (7) dimasuan e persamaan (), maa diperole persamaan K p - p i Dari persamaan (), H( i - ) + (2) p - p (3) i - (4) i Persamaan (3) dan (4) dimasuan e persamaan (2), maa diperole persamaan H + (5) K Sama dengan ara di atas, dari persamaan (0) : K *- *- i + i - (6) Persamaan (5) dan (6) dimasuan e persamaan (6), maa diperole persamaan K p - p H i + i - (7) Persamaan (3) dan (4) dimasuan e persamaan (7), maa diperole persamaan + (8) K H Persamaan (5) dan (8) menunjuan bawa besarnya taanan relatif masing - masing fase tergantung pada elarutan gas yang ditunjuan ole H. Untu gas yang sangat muda larut, misalnya H 3 dalam air, maa arga H sangat eil. Seingga dari persamaan (5) dapat disimpulan», seingga dapat K ditulisan K» (9) Dalam al ini taanan teradap perpindaan massa sebagian besar terleta dalam fase gas, dan untu sistem semaam ini diataan fase gas memegang peranan. Untu gas yang suar larut, misalnya osigen dalam air, maa arga H sangat besar. Dari persamaan (8) dapat disimpulan Seminar asional Kimia dan Pendidian Kimia III (S-KPK III)..488
4 », seingga dapat ditulisan K K» (20) Dalam al ini taanan teradap perpindaan massa sebagian besar terdapat dalam fase air, dan untu sistem semaam ini diataan fase air memegang peranan [5]. Pada aliran air sungai sederana yang mengandung osigen () dan baan organi (), maa eepatan reasi imianya dengan bantuan miroba uup omples, namun biasanya diasumsian sebagai bentu yang sangat sederana, yaitu : r b + a (2) Dalam al ini r r. Keepatan perpindaan massa osigen dari udara e air ditunjuan ole persamaan sebagai beriut ; K ( * - ) (22) Persamaan (20) dimasuan e persamaan (22), maa diperole persamaan ( * - ) (23) [4] Persamaan neraa baan untu baan organi adala Rate of input - rate of output - rate of reation rate of aumulation [ ] [ ]-[ Dzr ] 0 z z+dz Dz - z+ Dz - z r - Jia diambil lim Dx 0, maa diperole : d dz r - (24) Persamaan neraa baan untu osigen adala Rate of input - rate of output - rate of reation rate of aumulation [ Dz ( *- )]-[ ]-[ Dzr ] 0 z+ z+ Dz z+dz Dz - z ( - ) diambil lim Dz 0, maa diperole : d dz r * - Jia r ( *- ) - (25) v (26) di mana, debit air, v eepatan aliran air, lebar model sungai, edalaman model sungai. Hubungan antara oefisien perpindaan massa dan variabel - variabel yang berpengaru pada perobaan ini adala f (v,,, D O2, r, m ) (27) Dengan analisis dimensi, variabel - variabel dapat dielompoan dalam bentu elompo ta berdimensi r v K m a (28) Kelompo ta berdimensi / D O2 merupaan elompo ilangan Serwood (S) dan r v m merupaan elompo ilangan Reynolds (Re). Kondisi dijaga pada suu yang tetap, seingga variabel D O2 (diffusivitas moleuler O 2 ), r (densitas air) dan m (visositas air) tetap, maa persamaan (28) dapat ditulis S K ( Re ) a (29) PROSEDUR PERO Penelitian yang dilauan terdiri atas :. Penelitian dengan perobaan di laboratorium Perobaan di laboratorium dimasudan untu mendapatan data onsentrasi osigen ( ) dan onsentrasi baan organi eseluruan ( ) (dinyataan dalam OD) pada berbagai posisi. Dari data tersebut dan dengan bantuan model matematis yang diajuan maa dapat Seminar asional Kimia dan Pendidian Kimia III (S-KPK III)..489
5 diitung arga a, b dan. Peuba - peuba operasi yang dilauan dalam penelitian ini adala ilangan Re dan perbandingan antara edalaman dengan lebar sungai. 2. Penelitian dengan simulasi omputer erdasaran model matemati yang tela tersusun, dan diselesaian seara numeris dengan bantuan omputer, dapat dilauan peritungan simulasi seingga dapat dietaui arga dan sebagai fungsi jara pada eadaan steady state, untu arga a, b dan tertentu. Harga dan yang sesuai dengan data perobaan aan diperole dengan ara menguba - uba arga a, b dan. Harga a, b dan yang dipili adala yang memberian jumla uadrat selisi tereil ( SSE Sum of Squares of Error ) antara dan asil simulasi dengan asil perobaan yang tereil. Dengan ara ini, sealigus nilai a, b dan dapat ditentuan. 3. Penyusunan persamaan empiris untu Setela nilai - nilai pada sejumla variasi nilai peuba dapat diperole, maa diari persamaan empiris ubungan dengan peuba - peubanya, dinyataan dalam persamaan ubungan antar elompo ta berdimensi seperti pada persamaan (29). aan bau berupa air sungai yang diambil dari Sungai ode dan limba pabri ulit dari P.T. udi Mamur Jaya Murni Yogyaarta. Rangaian alat yang digunaan dalam penelitian ini adala model sungai yang berupa saluran air yang terbua. ampuran air sungai dan limba dialiran e saluran air dengan eepatan tertentu yang sebelumnya suda diambil sediit untu dianalisis adar osigennya dan adar baan organinya. Dibiaran air mengalir sampai abis dan ditampung di tangi penampung setela aliran. Kemudian air dipindaan e tangi penampung awal untu dialiran lagi seperti semula. Demiian langa tersebut diulang beberapa ali sesuai dengan renana. Setela air mengalir selama beberapa ali, emudian diambil sediit sampel pada tangi penampung setela aliran untu dianalisis adar osigennya dan adar baan organinya. anga - langa tersebut diulang lagi sampai pengambilan sampel beberapa ali. Kadar osigen yang terlarut ( ) diuur dengan Dissolved Oxygen Meter dan adar baan organi eseluruan ( ) dietaui dengan melauan analisis OD (emial Oxygen Demand). HSI D PEMHS Penelitian ini dilauan meliputi pengaru eepatan aliran air dan edalaman pada model aliran air sungai. erdasaran asil penelitian dan simulasi diperole arga b berisar antara 9,2.0-7 sampai 3,8.0-6 deti -, dan arga berisar antara sampai,4.0-7 m/deti, sedangan arga a tida berpengaru. Pada peritungan ini diambil arga a sebesar.0 5 yang arganya mendeati arga onsentrasi baan organi. Dan asil peritungannya ditunjuan pada tabel dan tabel 2. Dalam al ini arga b teoritis tetap, dan data asil itungan juga menunjuan bawa variasi nilai b tida begitu besar. Untu itu diambil arga b rerata sebesar 2,7.0-6 deti -. Selanjutnya dilauan reoptimasi arga dengan minimasi satu variabel, dan memberian arga sebesar 6,4.0-8 sampai,6.0-7 m/deti. Hasil peritungan penentuan arga dan oefisien reaerasi ( /) dengan berbagai arga Re ditunjuan pada tabel 3, demiian juga untu peuba (/) ditunjuan pada tabel 4. Penentuan Persamaan Hubungan antara dengan Peuba-peuba Operasi. Peuba ilangan Re Seminar asional Kimia dan Pendidian Kimia III (S-KPK III)..490
6 Penelitian ini dilauan pada berbagai arga ilangan Re pada isaran arga antara.236,76 sampai.989,9 dan al ini dilauan dengan menguba eepatan aliran air pada edalaman yang tetap yaitu 0,0 m atau 0,6875. erdasaran persamaan (29) dan dilauan manipulasi, maa diasilan persamaan : S X ( Re ) a di mana X K Dari asil peritungan regresi linier diperole arga slope,922, jadi arga a, Peuba perbandingan antara dan atau Penelitian ini dilauan pada berbagai arga (/) pada isaran arga antara 0,625 sampai 0,875 dan al ini dilauan pada ilangan Re yang tetap yaitu.672,66. erdasaran persamaan (29) dan dilauan manipulasi, maa diasilan persamaan : S ( Re ) -a K Dari asil peritungan regresi linier diperole arga slope 0,97 jadi arga 0,97 dan interept ln K -33,58 seingga K 2, Dalam al ini, dari persamaan (29) diganti dengan, maa diperole : D O2 rv K m p q (30) Untu memperole persamaan empiris pada persamaan (30) adala Dari persamaan (29), rv K DO2 m jadi p a,922 D O2 a rv K m q a + 0,97, ,0005» 0 a a -a -a+ Dari asil peritungan di atas, airnya diperole persamaan empiris antara dengan peuba-peuba operasi berbentu : S 2,6.0-5 ( Re ),922 dengan esalaan rerata 0,2857%. Jia asil penelitian ini dibandingan dengan asil penelitian peneliti terdaulu yang ditunjuan dalam bentu oefisien reaerasi ( /) (tabel 5), maa arga oefisien reaerasi penelitian ini berisar antara 0,5 sampai,26 ari -, yang berarti arganya tida jau menyimpang dari data penelitian sebelumnya. KESIMPU erdasaran penelitian yang tela dilauan, maa dapat diambil esimpulan. Model matemati yang diajuan dapat dipaai untu menerangan peristiwa perpindaan massa osigen dari udara e model aliran air. 2. Pada peristiwa perpindaan massa ini diperole arga b antara 9,2.0-7 sampai 3,8.0-6 deti - dan arga antara sampai,4.0-7 m/deti. Hasil reoptimasi dengan b rerata sebesar 2,7.0-6 deti - diperole arga antara 6, sampai, m/deti. Hal ini berarti pada peristiwa perpindaan massa osigen dari udara e air limba pabri ulit P.T. udi Mamur Jaya Murni Yogyaarta ini mengaibatan peristiwa reasi imia dan perpindaan massa. 3. Hubungan antar elompo ta berdemensi untu dengan peuba-peuba operasinya Seminar asional Kimia dan Pendidian Kimia III (S-KPK III)..49
7 dapat ditulisan dalam persamaan sebagai beriut : S 2,6.0-5 ( Re ),922 dengan isaran ilangan Re antara 236,76 sampai 989,9 dan besar esalaan rerata 0,2857%. [5] Treybal, R., E.. Mass Transfer Operations. 2 nd ed. Mraw - Hill. 98 p Diperole arga oefisien reaerasi berisar antara 0,5 sampai,26 ari - yang berarti tida jau menyimpang dari data penelitian sebelumnya. UP TERIM KSIH Puji syuur penulis panjatan e adirat Tuan Yang Maa Esa atas segala arunia dan ramat ya seingga penulis dapat menyelesaian maala penelitian ini. Penulis uapan terima asi epada yang terormat apa Ir. Wayudi udi Sediawan, SU, P. D. dan apa Ir. Panut Mulyono, M. Eng., D. Eng. yang tela memberian saran - saran dalam penelitian ini. Semoga Tuan Yang Maa Esa berenan melimpaan ramat epada semua pia yang tela membantu demi terselesainya penelitian ini. DFTR RUJUK [] endiyasa, I., M.. Transport Fase Udara - ir. Yogyaarta : Pusat ntar Universitas, Universitas adja Mada al. [2] Martopo, S.. Masala ingungan Hidup dan Pembangunan erlanjut erwawasan ingungan. Yogyaarta : Pusat ntar Universitas, Universitas adja Mada. 992 [3] Muraman,. Pentingnya Pembaasan Kuantitatif dalam Studi ingungan. Yogyaarta : Pusat ntar Universitas, Universitas adja Mada al., 6 [4]Tibodeaux,.,J. emodynamis Environmental Movement of emial in ir, Water, and Soil. ondon : Jon Wiley and Song In p Seminar asional Kimia dan Pendidian Kimia III (S-KPK III)..492
8 MPIR Tabel. Hasil peritungan arga β dan pada berbagai arga bilangan Re ( 0,0 m, 0,6 m) pada suu 28 o β o. Re (deti - ) (m/deti).236,76 2,30, ,34 2,60, ,8 3,80, ,60, ,23 2,50, ,9 0,99 0,83 Tabel 2. Hasil peritungan arga β dan pada berbagai edalaman (Re.672,66, 0,6 m) pada suu 28 o β o. (m) (deti - ) (m/deti) 0,0 0,92 0,70 2 0,02,0 0,76 3 0,03 2,50,30 4 0,04,40,0 Tabel 4. Hasil peritungan arga dan oefisien reaerasi pada berbagai edalaman(β 2,7.0-6 deti -, Re.672,66) pada suu 28 o.0 7 / o. (m) (m/deti) (ari - ) 0,0,2,04 2 0,02,4,0 3 0,03,6,06 4 0,04,6 0,99 Tabel 5. Data oefisien reaerasi pada beberapa sungai [4] Suu / o. ama sungai ( o ) (ari - ) El 2,0, 2 larion 3,0 6,00 3 Tennessee 23,0 3,03 4 Illinois 27,0 0,62 5 San ay Diego 20,0 0, 6 Oio 24,5 0,44 Tabel 3. Hasil peritungan arga dan oefisien reaerasi pada berbagai arga bilangan Re (β 2,7.0-6 deti -, 0,0 m) pada suu 28 o.0 7 / o. Re (m/deti) (ari - ).236,76 0,64 0, ,34 0,72 0, ,8,20 0, ,30, ,23,40, ,9,60,26 Seminar asional Kimia dan Pendidian Kimia III (S-KPK III).. 493
BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel
BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3.1 Pengertian Analisis Disriminan Analisis disriminan merupaan sala satu metode yang digunaan dalam analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana ubungan antar variabel
Lebih terperinciMODUL 2.04 Perpindahan Panas Secara Konveksi
MODUL 2.04 Perpindaan Panas Seara Konvesi I. Pendauluan Perpindaan panas adala sala satu fator yang sangat menentuan operasional suatu pabri Kimia. Penyelesaian soal-soal perpindaan alor seara uantitatif
Lebih terperinciSKEMA AKAR KUADRAT DALAM UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK MENDETEKSI KERAK PADA ALAT PENUKAR PANAS
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidian dan Penerapan MIPA, Faultas MIPA, Universitas Negeri Yogyaarta, 4 Mei 2 SKEMA AKAR KUADRA DALAM UNSCENED KALMAN FILER UNUK MENDEEKSI KERAK PADA ALA PENUKAR
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU
MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,
Lebih terperinciUniversitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia * Abstrak
POSITRON, Vol. VII, No. (7), Hal. 4 47 ISSN: 3-497 (print) ISSN: 549-936X (online) Model Sederana Gera Osilator dengan Massa Berua Teradap Watu Menggunaan Metode Runge Kutta Yulia Acu a, Boni Palanop Lapanporo
Lebih terperinci- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)
PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial biasanya digunaan untu pemodelan matematia dalam sains dan reayasa. Seringali tida terdapat selesaian analiti seingga diperluan ampiran
Lebih terperinciVI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice)
VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) 6.. UMUM Tujuan: Mengetahui proporsi pengaloasian perjalanan e berbagai moda transportasi. Ada dua emunginan situasi yang dihadapi dalam meramal pemilihan moda:
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi
Lebih terperinciKurikulum 2013 Kelas 11 Kimia
Kuriulum 03 Kelas Kimia Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARKIM0UAS Version : 06-05 halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - = 0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus dienceran sampai 500 ml
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia
K3 Revisi Antiremed Kelas Kimia Persiapan Penilaian Ahir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK3ARKIM0PAS Version : 06- halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - =0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciPENAKSIR YANG EFISIEN DARI KOMBINASI PENAKSIR RASIO-PRODUK UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK BERSTRATA. Mahasiswa Program S1 Matematika
PEAKIR AG EFIIE DARI KOMIAI PEAKIR RAIO-PRODUK UTUK RATA-RATA POPUAI PADA AMPIG ACAK ERTRATA tevani amosir * Arisman Adnan Haposan irait Maasisa Program Matematia Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciTEORI KINETIKA REAKSI KIMIA
TORI KINTIK RKSI KII da (dua) pendeatan teoreti untu menjelasan ecepatan reasi, yaitu: () Teori tumbuan (collision theory) () Teori eadaan transisi (transition-state theory) atau teori omples atif atau
Lebih terperinciFORMULA PIPA RESAPAN AIR HUJAN PADA TANAH BERPASIR (MEMPERCEPAT DAYA RESAP TANAH DENGAN TEKANAN KOLOM AIR)
Seminar Nasional Teni Sumber Daya ir KONSERVSI SUMBER DY IR FORMUL PIP RESPN IR HUJN PD TNH BERPSIR (MEMPERCEPT DY RESP TNH DENGN TEKNN KOLOM IR) Edy Sriyono Proram Studi Teni Sipil, Universitas Janabadra
Lebih terperinciKINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR. Luqman Buchori, Setia Budi Sasongko *)
KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR Luqman Buchori, Setia Budi Sasongo *) Abstract Biodiesel were produced by trans-etherification of castor oil with alcohol in the presence of NaOH catalyst.
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak
KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinciREMBESAN AIR DALAM TANAH. Bagian 2 Dosen Pengampu: RUNI ASMARANTO, ST., MT
REMBESAN AIR DALAM TANA Bagian Dosen Pengampu: RUNI ASMARANTO, ST., MT Email : runi_asmaranto@ub.ac.id REMBESAN PADA TANA BERLAPIS. Aliran air sejajar dengan Lapisan Tana Liat setsa aliran air di dalam
Lebih terperinciPerancangan Antena Microstrip Rectangular Patch Array 4 Elemen Untuk Aplikasi LTE
Perancangan Antena Microstrip Rectangular Patc Array 4 Elemen Untu Apliasi LTE M. Reza Syaputra, Syarial, Muammad Iramsya # Jurusan Teni Eletro dan Komputer, Faultas Teni, Universitas Syia Kuala Jl. Tg.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.
Lebih terperinciMODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM
MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract
Lebih terperinciKata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan
Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro
Lebih terperinci001 Persamaan diferensial persamaan diferensial biasa persamaan diferensial parsial Ilustrasi (1) (2) (3) (1) (2)
00 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adala suatu persamaan yang mengaitan fungsi dan turunan atau diferensialnya Untu fungsi satu peuba pada persamaannya terlibat turunan biasa, seingga disebut
Lebih terperinciPermeabilitas dan Rembesan
Permeabiitas dan Rembesan Meania Tana I Norma Puspita, ST.MT Airan Air Daam Tana Saa satu sumber utama air ini adaa air ujan yang meresap e daam tana ewat ruang pori diantara butiran tananya. Air biasanya
Lebih terperinciEstimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,
Lebih terperinciPENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT
Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen
Lebih terperinciSTUDI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG KALI SURABAYA SEGMEN GUNUNGSARI JAGIR DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING STUDY OF CARRYING CAPACITY AND ASSIMILATIVE
STUDI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG KALI SURABAYA SEGMEN GUNUNGSARI JAGIR DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING STUDY OF CARRYING CAPACITY AND ASSIMILATIVE CAPACITY OF SURABAYA RIVER AT GUNUNGSARI JAGIR SEGMENT
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciKoko Martono FMIPA - ITB
Koo Martono FMIPA - ITB 7 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adala suatu persamaan yang mengaitan fungsi dan turunan atau diferensialnya Untu fungsi satu peuba pada persamaannya terlibat turunan
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR SELEKTIFITAS PENISILIN G TERHADAP FENILASETAT SECARA EKSTRAKSI MEMBRAN CAIR EMULSI DENGAN MENGGUNAKAN CARRIER DIOKTILAMIN
PENENTUAN FAKTOR SELEKTIFITAS PENISILIN G TERHADAP FENILASETAT SECARA EKSTRAKSI MEMBRAN CAIR EMULSI DENGAN MENGGUNAKAN CARRIER DIOKTILAMIN Imam Santoso, Tritiyatma Hadinugraha Ningsih urusan Kimia, Faultas
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciPENAKSIR RASIO-PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK BERSTRATA
PENAIR RAIO-PRODU EPONENIAL YANG EFIIEN UNTU RATA-RATA POPULAI PADA AMPLING ACA BERTRATA Dess Nuralita 1*, Ruam Efendi, Haposan irait 1 Maasiswa Program 1 Matematia Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciBAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI
BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Watu : 1x 3x 50 Menit Pertemuan : 7 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciPERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU
PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah
Lebih terperinciSIMULASI PEMANFAATAN PANAS BUANG CHILLER UNTUK KEBUTUHAN AIR PANAS DI PERHOTELAN
SIMULASI PEMANFAAAN PANAS BUANG CHILLER UNUK KEBUUHAN AIR PANAS DI PERHOELAN Ramat Iman Mainil (1), Afdal Kurniawan Mainil (2) (1) Peneliti Balai Besar Kerami Kementean Pendustan RI, (2) Staf Pengajar
Lebih terperinciANALISA ALIRAN DAYA DENGAN METODE INJEKSI ARUS PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV
ANALISA ALIRAN DAA DENGAN METODE INJEKSI ARUS PADA SISTEM DISTRIBUSI 0 K IBG Manuaba 1, Kade Amerta asa 1 Staff pengajar Teni Eletro Faultas Teni Universitas Udayana Kampus Buit Jimbaran, Bali, 80361 Staff
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.
Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari
Lebih terperinciTanggapan Waktu Alih Orde Tinggi
Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t
Lebih terperinciIII DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT
III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT 3.1 Studi Literatur tentang Pengelolaan Sampah di Beberapa Kota di Dunia Kaian ilmiah dengan metode riset operasi tentang masalah
Lebih terperinciPenempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming
JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH REMBESAN DAN TEORI JARINGAN MODUL 4. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH MODUL 4 REMBESAN DAN TEORI JARINGAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 154 PENDAHULUAN Konsep pemaaian oefisien permeabilitas untu
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus
Jurnal Teni Industri, Vol.1, No., Juni 013, pp.96-101 ISSN 30-495X Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Apriyani 1, Shanti Kirana Anggaraeni,
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciPenentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan
Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Variabel Variabel ialah sesuatu yang nilainya berubah-ubah menurut watu atau berbeda menurut elemen/tempat. Umumnya nilai arateristi merupaan variabel dan diberi simbol huruf X.
Lebih terperinciBAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas
Lebih terperinciADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoko Sumaryono ABSTRACT
Jurnal Teni Eletro Vol. 3 No.1 Januari - Juni 1 6 ADAPTIVE NOISE CANCELING MENGGUNAKAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) Anita Nardiana, SariSujoo Sumaryono ABSTRACT Noise is inevitable in communication
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Sistem struktur yang mengalami problem dinamik mempunyai perbedaan
BAB II TEORI DASAR II. Umum Sistem strutur yang mengalami problem dinami mempunyai perbedaan yang signifian terhadap problem stati. Yaitu sistem strutur pembebanan dinami memerluan sejumlah oordinat bebas
Lebih terperinciPENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL
PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL A. PENDEKATAN PRODUKSI (PRODUCTION APPROACH) Menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menggunaan pendeatan produsi didasaran atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK
HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL Afifah *), Indri Subeti **) *) Mahasiswa Abid Unisa **)Dosen Abid Unisa ABSTRAK
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii
Lebih terperinciPENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR
PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR Ngarap Im Mani 1) dan Lim Widya Sanjaya ), 1) & ) Jurs. Matematia Binus University PENGANTAR Perancangan percobaan adalah suatu
Lebih terperinciDESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL
DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k
Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD
JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 17, hal. 13-11 ISSN 85-1456 IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR Gumgum Darmawan Statistia FMIPA UNPAD gumgum@unpad.ac.id Budhi Handoo Statistia
Lebih terperinciSIMULASI FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI SUDUT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE
SIMULASI FILR KALMAN UNUK SIMASI SUDU DNGAN MNGGUNAKAN SNSOR GYROSCOP Wahyudi *), Adhi Susanto **), Sasongo Pramono **), Wahyu Widada ***) Abstact he Kalman filter is a recursive solution to the process
Lebih terperinciANALISIS LOGISTIK KELAS LATEN. (Pengelompokan Prestasi Matematika Siswa Indonesia Berdasarkan Hasil Survey TIMSS) RISWAN
ANALISIS LOGISTIK KELAS LATEN (Pengelompoan Prestasi Matematia Siswa Indonesia Berdasaran Hasil Survey TIMSS) RISWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciUJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure
8/9/01 UJI TUKEY UJI DUNCAN UJI BARTLETT UJI COCHRAN UJI DUNNET Elty Sarvia, ST., MT. Faultas Teni Jurusan Teni Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung Macam Metode Post Hoc Analysis The Fisher
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciMAT. 12. Barisan dan Deret
MAT.. Barisan dan Deret i Kode MAT. Barisan dan Deret U, U, U3,..., Un,... Un a + (n-)b U + U +..., Un +... n?? Sn? BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Diagram Voronoi Penggunaan diagram voronoi, sebelum orang tau apa itu diagram voronoi, suda dapat dietemuan pada taun 16 ole Descartes. Diriclet menggunaan diagram voronoi dimensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009)
Lebih terperinciMENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL
MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL Sarta Meliana 1, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan
Lebih terperinci